bab iv hasil dan pembahasan 4.1 deskripsi tempat … · sains psikologi, kemudian surat ijin...
Post on 30-Oct-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
64
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai deskripsi tempat penelitian,
karakteristik responden, prosedur penelitian, hasil seleksi aitem dan
reliabilitas alat ukur, hasil pengukuran peubah penelitian, hasil uji asumsi
klasik dan uji hipotesis serta pembahasan hasil penelitian.
4.1 Deskripsi Tempat Penelitian
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana adalah suatu
lembaga pendidikan di Indonesia. Fakultas Psikologi UKSW berdiri sejak
tanggal 23 Juni 1999 ini berdiri dengan Surat Keputusan
304/DIKTI/Kep./1999, yang pada waktu itu ditandatangani oleh Satryo
Soemantri Brodjonegoro. Fakultas Psikologi UKSW terakreditasi B
(029/BAN-PT/Ak-XI/S1/XI/2008). Dekan pertama sekaligus perintis
berdirinya Fakultas ini adalah Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA., yang saat ini
menjadi salah satu dosen di bidang Psikologi Industri dan Organisasi di
Program Studi Psikologi (S1) dan Program Studi Magister Sains Psikologi
(S2). Sekarang ini Dekan Fakultas Psikologi UKSW dijabat Dr. Christiana
Hari Soetjiningsih M.S. Fakultas Psikologi UKSW memiliki misi:
1. Mengembangkan psikologi yang mengintegrasikan tubuh (body), jiwa
(mind) dan spriritual secara teoritis maupun praktis.
2. Berkomitmen untuk menciptakan atmosfer pembelajaran berbasis
penelitian, dengan berpusat pada mahasiswa, serta mengembangkan
bidang layanan psikologis (diantaranya bimbingan dan konseling
individu dan kelompok, bimbingan belajar, sosial pskologis, karier, jasa
psikotes dan tes kepribadian, persipan memasuki dunia kerja kepada
civitas akademika, masyarakat, dan gereja.
65
4.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahsiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW. Merujuk pada data yang diperoleh keseluruhan
mahasiswa tingkat akhir berjumlah 157 mahasiswa, berikut dipaparkan
karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin.
4.2.1 Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Karakteristik mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW,
Kota Salatiga berdasarkan usia dan jenis kelamin disajikan dalam Tabel
4.1.
Tabel 4.1 Jumlah dan Persentase Mahasiswa
berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
No. Interval Usia Mahasiswa Mahasiswi Total
1. 28-31 tahun 2 (3%) 2 (2%) 4 (2,6%) 2. 24-27 tahun 8 (14%) 14 (14%) 22 (14%) 3. 19-23 tahun 49 (83%) 82 (84%) 131 (83,4%)
Total 59(100%) 98 (100%) 157 (100%)
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 157 mahasiswa baik yang
laki-laki ataupun perempuan mayoritas berada pada interval usia 19-23
tahun dan jumlah mahasiswi lebih besar dari jumlah mahasiswa.
4.3 Prosedur Penelitian
4.3.1 Pengambilan Data Awal
Sebagai tahap awal, penulis mengumpulkan informasi langsung di
Fakultas Psikologi UKSW pada bulan Oktober sampai bulan Novembar
2016. Dari beberapa sumber informasi dan hasil pengamatan, penulis
menemukan fenomena dan informasi berupa data mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW yang berhubungan dengan permasalahan
kecemasan menghadapi wawancara kerja.
66
4.3.2 Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian ini dimulai dari penulis mengurus persyaratan
administrasi berupa ijin penelitian dari program Pasca Sarjana Magister
Sains Psikologi, kemudian surat ijin tersebut diberikan ke Dekan Fakultas
Psikologi untuk meminta ijin penelitian, dan dibuatlah balasan surat ijin
penelitian dari pihak S1 sebagai tempat penulis di dalam melakukan
penelitian. Sebelum penelitian perlu diadakan uji coba skala psikologi. Uji
coba skala psikologi ini dilakukan penulis dengan cara menyebarkan skala
psikologi saat calon winisuda Fakultas Psikologi melakukan gladi bersih
pra wisuda di Balairung Utama tanggal 21 oktober 2016 pukul 14.00 WIB,
penulis memeroleh 40 orang, sedangkan sisa lainnya penulis peroleh
dengan cara bertemu satu persatu dengan para calon winisuda Fakultas
Psikologi dan memperoleh 10 orang, sehingga total sampel yang
digunakan penulis sejumlah 50 orang. Kendala saat uji coba dari
pengambilan data sampel yang penulis lakukan di antaranya penulis
mengalami kesulitan dalam menghubungi sampel yang lain serta terdapat
beberapa kuesioner yang tidak dikembalikan.
4.3.3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah penulis terlebih dahulu
melakukan persipaan penelitian. Persiapan penelitian dimulai dari meminta
ijin kepada pihak-pihak yang bersangkutan, melakukan try out dengan
menyebarkan kuesioner ketika mahasiswa sedang gladi bersih pra wisuda.
Dilanjutkan dengan pengolahan data hasil try out dan didapat beberapa
aitem pertanyaan yang gugur, sehingga penulis memerbaiki aitem yang
gugur tersebut dengan alasan aitem yang digunakan masih memenuhi
prasrarat aitem yang baik karena aitem yang gugur masih di bawah 25%,
setelah perbaikan aitem kemudian penulis melanjutkan dengan melakukan
penelitian.
Pelaksanaan penelitian dilakukan penulis pada tanggal 10 November
hingga tanggal 25 November 2016. Skala Kecemasan menghadapi
67
wawancara kerja, Kesiapan Kerja dan Konsep Diri dibagikan kepada
mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW. Dalam proses ini,
penulis membagikan skala psikologi untuk mahasiswa tingkat akhir
sejumlah 157 orang saat diadakan program training dan pengembangan
bagi mahasiswa tingkat akhir yang akan magang kerja. Data lain penulis
peroleh dari mahasiswa yang sedang menunggu dosen untuk bimbingan
skripsi, kemudiaan saat mahasiswa mengerjakan skripsinya di
perpustakaan, saat mahasiswa mengurus yudisium (tunggu wisuda) dan
saat mahasiswa mengikuti job fair di UKSW. Kendala saat penelitian dari
pengambilan data sampel yang penulis lakukan diantaranya penulis
mengalami kesulitan untuk menemukan sampel karena banyak mahasiswa
tingkat akhir yang sedang skripsi tidak melakukan registrasi ulang, selain
itu terdapat beberapa kuesioner yang telah diberikan tidak dikembalikan.
4.4 Hasil Seleksi Aitem dan Reliabilitas
4.4.1 Seleksi Aitem
Seleksi aitem dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Pengujian
validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik corrected item-
total correlation untuk setiap aitem. Hasil seleksi aitem skala kecemasan
menghadapi wawancara kerja diperoleh 30 aitem yang memiliki korelasi ≥
0,30 dengan rentang nilai bergerak dari 0,369-0,637. Hasil seleksi aitem
skala kesiapan kerja diperoleh 40 aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30
dengan rentang nilai bergerak dari 0,301-0,614. Sementara itu hasil seleksi
aitem konsep diri diperoleh 50 aitem yang memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan
rentang nilai bergerak dari 0,325-0,689. Oleh karena keseluruhan aitem
dari masing-masing skala telah dinyatakan memenuhi syarat, maka skala
dapat digunakan sebagai skala penelitian.
68
4.4.2 Uji Reliabilitas
4.4.2.1 Skala Kecemasan Menghadapi Wawancara Kerja (KW)
Uji reliabilitas skala kecemasan menghadapi wawancara kerja
dilakukan dengan SPSS 16.0. Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem
pada proses uji coba (tryout) maka didapatkan koefisien reliabilitas sebesar
0,882 dengan jumlah subjek sebanyak 50 orang dan jumlah aitem 30,
aitem valid berjumlah 28 dan aitem yang < 0,30 dinyatakan gugur terdapat
2 aitem yang gugur yakni nomor 4 dan 23. Sementara itu pada penelitian
didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,920 dengan jumlah subjek
sebanyak 157 orang dan jumlah aitem 30, semua aitem memiliki nilai
>0,30 sehingga semua aitem dinyatakan valid.
Gambaran Uji Reliabilitas Kecemasan menghadapi Wawancara
Kerja (KW) disajikan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Uji Reliabilitas Kecemasan Menghadapi Wawancara Kerja (KW)
No Dimensi Try out
Total Penelitian
Total F UF F UF
1 Komunikasi 1,2,3, 5 4*,6 5 1,2,3, 5 4,6 6
2 Penampilan
Diri
7,8,9,
11,12
10 6 7,8,9,
11,12
10 6
3 Sosial 13,14,
15,16,
17,18
- 6 13,14,
15,16,
17,18
- 6
4 Kinerja 19,20,
21,22,
23*,24
- 5 19,20,
21,22,
23*,24
- 6
5 Perilaku 25,26,
27,28,
29,30
- 6 25,26,
27,28,
29,30
- 6
Total 26 2 28 27 3 30 Keterangan : (*) aitem gugur, F= Favourable; UF= Unfavourable
Keterangan ini juga berlaku untuk tabel 4.3 dan 4.4
69
4.4.2.2 Skala Kesiapan Kerja (KK)
Uji reliabilitas skala kesiapan kerja dilakukan dengan SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba (tryout)
maka didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,898 dengan jumlah subjek
sebanyak 50 orang dan jumlah aitem 40, aitem valid berjumlah 35 dan
aitem yang < 0,30 dinyatakan gugur terdapat 5 aitem yang gugur yakni
nomor 8, 15, 16, 19 dan 20. Sementara itu pada penelitian didapatkan
koefisien reliabilitas sebesar 0,913 dengan jumlah subjek sebanyak 157
orang dan jumlah aitem 40, semua aitem memiliki nilai >0,30 sehingga
semua aitem dinyatakan valid.
Gambaran Uji Reliabilitas Kesiapan Kerja (KK) disajikan dalam Tabel 4.3
Tabel 4.3
Uji Reliabilitas Kesiapan Kerja (KK)
No Aspek Try out
Total Penelitian
Total F UF F UF
1 Tanggung
Jawab
1 ,7
19*, 29
18,
28,
38
6 1 ,7,19, 29 18,
28,
38
7
2 Flesibilitas 17,27,
37,39
2,4,
20*
6 17,27,
37,39
2,4,
20
7
3 Ketrampilan 3,9,21 8*,
16*,
30,
36
5 3,9,21 8,16,
30,
36
7
4 Komunikasi 15*,
31, 35
10,
22,
26
5 15, 31, 35 10,
22,
26
6
5 Pandangan
Diri
5,11,23
25
14,
32,
34,
40
8 5,11,2325 14,3
2,34,
40
8
6 Kebersihan
diri dan
Keselamata
n
13,33 6,12,
24
5 13,33 6,12,
24
5
Total 18 17 35 20 20 40
70
4.4.2.3 Skala Konsep Diri (KD)
Uji reliabilitas skala konsep diri dilakukan dengan SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba (tryout)
maka didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,937 dengan jumlah subjek
sebanyak 50 orang dan jumlah aitem 50, aitem valid berjumlah 38 dan
aitem yang < 0,30 dinyatakan gugur terdapat 12 aitem yang gugur yakni
nomor 1, 5, 8, 15, 16, 18, 24, 33, 37, 43, 49 dan 50. Sementara itu pada
penelitian didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,951 dengan jumlah
subjek sebanyak 157 orang dan jumlah aitem 50, semua aitem memiliki
nilai >0,30 sehingga semua aitem dinyatakan valid.
Gambaran Uji Reliabilitas Konsep Diri (KD) disajikan dalam Tabel
4.4.
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas Konsep Diri (KD)
No Aspek Try out
Total Penelitian
Total F UF F UF
1 Diri
Identitas
1*,4,5*,
8*,13
37* 2 1,4,5,8,13 37 6
2 Diri
Pelaku
42 15*,
40,
43*,
46
3 42 15,
40,
43,
46
5
3 Diri
Penilaian
2,25 3,26 4 2,25 3,26 4
4 Diri Fisik 18*,19,
33*,36
20 3 18,19,
33,36
20 5
5 Diri Etik
Moral
21,22,
38
6,23 5 21,22,
38
6,23 5
6 Diri
Pribadi
7,24*,
39,41,
44
9,12 5 7,24,39,4
1,44
9,12 7
7 Diri
Keluarga
10,11,
27,28,
45
29 5 10,11,
27,28,
45
29 6
71
Tabel 4.4 (Lanjutan)
No Aspek Try out
Total Penelitian
Total F UF F UF
8 Diri
Sosial
14,30,
31,47,
48
32,
49*
6 14,30,
31,47,
48
32,
49
7
9 Diri
Akademik
/ Kerja
16*,17,
34
35,
50*
3 16,17,
34
35,
50
5
Total 26 12 38 33 17 50
4.5 Deskripsi Hasil Pengukuran Peubah Penelitian
Peubah Kecemasan menghadapi Wawancara Kerja (KW), kesiapan
kerja (KK) dan Konsep Diri (KD) dideskripsikan dalam bentuk tabulasi
yaitu penyajian data yang sudah diklasifikasikan atau dikategorikan ke
dalam bentuk tabel.
4.5.1 Peubah Kecemasan Menghadapi Wawancara Kerja (KW)
Mengukur kategori skor dan menentukan interval peubah
Kecemasan menghadapi Wawancara Kerja menggunakan skala
Kecemasan menghadapi Wawancara Kerja yang terdiri dari 30 aitem
dengan skor empiris diperoleh bergerak dari yang terendah 49 hingga yang
tertinggi 108. Dalam menentukan tinggi rendahnya peubah Kecemasan
menghadapi Wawancara Kerja digunakan lima kategori yakni sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Gambaran tinggi rendah Kecemasan menghadapi Wawancara Kerja
(KW) disajikan dalam Tabel 4.5.
72
Tabel 4.5
Distribusi Frekwensi Peubah Kecemasan menghadapi Wawancara
Kerja (KW)
Kategori Interval Laki-laki Perempuan
Frek % Frek %
Sangat Tinggi 97≤ x ≤108 6 10,2% 9 9,2%
Tinggi 85≤ x ≤96 19 32,2% 31 31,6%
Sedang 73≤ x ≤ 84 23 39% 36 36,7%
Rendah 61≤ x ≤ 72 11 18,6% 17 17,3%
Sangat Rendah 49 ≤ x ≤ 60 0 0% 5 5,1%
Total
Rataan
59
82,57
98
82,97
SD 10,34 11,45
Min 49 49
Maks 96 108
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa sebagian besar responden
memiliki KW yang berada dalam kategori sedang yaitu laki-laki sebanyak
23 responden (39%) dengan nilai rataan = 82,57 dan perempuan sebanyak
36 responden (36,7%) dengan nilai rataan = 82,97.
4.5.2 Peubah Kesiapan Kerja (KK)
Mengukur kategori skor dan menentukan interval peubah kesiapan
kerja menggunakan skala Kesiapan kerja yang terdiri dari 40 aitem dengan
skor empiris diperoleh bergerak dari yang terendah 97 hingga yang
tertinggi 156. Dalam menentukan tinggi rendahnya peubah Kesiapan Kerja
digunakan lima kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah.
Gambaran tinggi rendah Kesiapan kerja (KK) disajikan dalam Tabel
4.6.
73
Tabel 4.6
Distribusi Frekwensi Peubah Kesiapan Kerja (KK)
Kategori Interval Laki-laki Perempuan
Frek % Frek %
Sangat Tinggi 145≤ x ≤ 156 8 13,6% 16 16,3%
Tinggi 133≤ x ≤ 144 21 35,6% 30 30,6%
Sedang 121≤ x ≤ 132 22 37,3% 39 39,7%
Rendah 109≤ x ≤ 120 7 11,9% 8 8,1%
Sangat Rendah 97≤ x ≤ 108 1 1,7% 5 5,1%
Total
Rataan
59
132,19
98
126,97
SD 10,63 11,33
Min 99 97
Maks 146 156
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa sebagian besar responden
memiliki KK yang berada dalam kategori sedang yaitu laki-laki sebanyak
22 responden (37,3%) dengan nilai rataan = 132,19 dan perempuan
sebanyak 39 responden (39,7%) dengan nilai rataan = 126,97.
4.5.3 Peubah Konsep Diri (KD)
Mengukur kategori skor dan menentukan interval peubah Konsep
Diri menggunakan skala Konsep Diri yang terdiri dari 50 aitem dengan
skor empiris diperoleh bergerak dari yang terendah 83 hingga yang
tertinggi 197. Dalam menentukan tinggi rendahnya peubah Konsep Diri
digunakan lima kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah.
Gambaran tinggi rendah Konsep Diri (KD) disajikan dalam Tabel
4.7.
74
Tabel 4.7
Distribusi Frekwensi Peubah Konsep Diri (KD)
Kategori Interval Laki-laki Perempuan
Frek % Frek %
Sangat Tinggi 175≤ x ≤ 197 9 15,3% 0 0%
Tinggi 152≤ x ≤ 174 26 44,1% 1 1%
Sedang 129≤ x ≤ 151 19 32,2% 58 59,2%
Rendah 106≤ x ≤ 128 5 8,5% 33 33,7%
Sangat Rendah 83≤ x ≤ 105 0 0% 6 6,1%
Total
Rataan
59
153,64
98
129,67
SD 17,72 14,19
Min 83 126
Maks 160 197
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa responden laki-laki memiliki
KD yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 26 responden (44,1%)
dengan nilai rataan = 153,64 dan perempuan memiliki KD yang berada
dalam kategori sedang sebanyak 58 responden (59,2%) dengan nilai rataan
= 129,67.
4.6 Hasil Uji Asumsi Klasik
4.6.1 Uji Normalitas
Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi skor masing-
masing peubah, maka dilakukan uji normalitas data melalui uji
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 16.0 Melalui uji tersebut dapat
diketahui apakah suatu populasi berdistribusi normal atau tidak. Suatu
populasi dikatakan memiliki distribusi normal apabila nilai-p pada uji
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05.
Gambaran Uji Kolmogorov-Smirnov peubah gayut mahasiswa dan
mahasiswi tingkat akhirdisajikan dalam Tabel 4.8.
75
Tabel 4.8 Uji Kolmogorov-Smirnov Contoh Tunggal
Mahasiswa dan mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Residual untuk kecemasan menghadapi wawancara kerja mahasiswa tingkat akhir
Mahasiswa Mahasiswi N 59 98 Parameter Normal Rerata 0,0000000 0,0000000 Simpangan Baku 8,83549539 10,41175894 Baku
Perbedaan Paling Ekstrim
Absolut 0,087 0,070 Positif 0,087 0,070 Negatif -0,059 -0,043
Kolmogorov-Smirnov Z 0,665 0,691 Asymp. Sign. (2-tailed) 0,768 0,726 a. Uji sebaran adalah Normal.
Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
untuk peubah gayut mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW
sebesar 0,665 dengan signifikansi sebesar 0,768 (p>0,05) dan mahasiswi
tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW sebesar 0,691 dengan signifikansi
sebesar 0,726 (p>0,05), maka disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan
normal.
4.6.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah tak gayut. Sebab jika
terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pengujian akan
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance≥ 0,10 dan VIF ≤10
(Ghosali, 2009).
Gambaran Uji Multikolinearitas peubah gayut mahasiswa tingkat
akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.9.
76
Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi
UKSW
Koefisiena
Model Koefisien Tak
Terbakukan
Koefisien
Terbakukan
t Sig Statistik
Kolinieritas
B Kesalahan
Baku
Beta Toleransi VIF
1 (Konstanta) 142,351 15,175 9,381 0,000
KK -0,425 0,112 -0,437 -3,808 0,000 0,990 1,01
0
KD -0,141 0,067 -0,242 -2,108 0,040 0,990 1,01
0
a. Peubah Gayut: KW
Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat hasil uji multikolinieritas kedua
peubah tak gayut untuk mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW yang digunakan memiliki nilai toleransi 0,990>0,10 dan nilai VIF
1,010<10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
multikolinieritas pada peubah yang digunakan.
Gambaran Uji Multikolinieritas peubah gayut mahasiswi tingkat
akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi
UKSW
Koefisiena
Model Koefisien Tak
Terbakukan
Koefisien
Terbakukan
t Sig Statistik
Kolinieritas
B Kesalahan
Baku
Beta Toleransi VIF
1 (Konstanta) 115,785 11,914 9,719 0,000
KK -0,592 0,157 -0,590 -3,763 0,000 0,354 2,825
KD 0,201 0,126 0,249 1,587 0,116 0,354 2,825
a. Peubah Gayut: KW
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat hasil uji multikolinieritas kedua
peubah tak gayut untuk mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW
yang digunakan memiliki nilai toleransi 0,354>0,10 dan nilai VIF
77
2,825<10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
multikolinieritas pada peubah yang digunakan.
4.6.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pangamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan residual satu ke
pangamatan yang lain tetap maka terjadi masalah heteroskedastisitas yaitu
homokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas yaitu melihat diagram pencar (nilai prediksi dependen
ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada grafik diagram
pencar (scatter plot) menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol
pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso,
2000).
Gambaran diagram pencar peubah gayut untuk mahasiswa tingkat
akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Gambar 4.1.
Peubah Gayut : KW
Regresi Nilai Taksiran Terbakukan
Gambar 4.1 R
Regresi Nilai Taksiran Terbakukan
Gambar 4.1
Diagram Pencar Uji Heteroskedastisitas Mahasiswa Tingkat Akhir
Fakultas Psikologi UKSW
Reg
resi
Nil
ai R
esi
du
al
Ter
stu
den
tisa
si
78
Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik terpencar dengan
tidak membentuk pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik
tersebut menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas sehingga model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi KW mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW berdasarkan KK mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW dan KD mahasiswa tingkat akhir Fakultas
Psikologi UKSW.
Gambaran diagram pencar peubah gayut untuk mahasiswi tingkat
akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Gambar 4.2
Peubah Gayut: KW
Regresi Nilai Taksiran Terbakukan
Gambar 4.2
Diagram Pencar Uji Heteroskedastisitas Mahasiswi Tingkat Akhir
Fakultas Psikologi UKSW
Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik terpencar dengan
tidak membentuk pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik
tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas sehingga model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi KW mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW berdasarkan KK mahasiswi tingkat akhir
Reg
resi
Nil
ai R
esi
du
al
Ter
stu
den
tisa
si
79
Fakultas Psikologi UKSW dan KD mahasiswi tingkat akhir Fakultas
Psikologi UKSW.
4.6.4 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan linier antar
peubah. Gambaran Uji Linieritas Kecemasan menghadapi Wawancara
Kerja (KW) dengan Kesiapan Kerja (KK) mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Daftar Sidik Ragam Uji Linieritas
KK dengan KW MahasiswaTingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
db JK KT F Sig.
KK*
KW
Antar
Kelompo
k
(Gabungan) (32) (4.623,194)
Linieritas 1 1.317,539 1.317,539 21,661 0,000
Simpangan
Linieritas
31 3.305,655 106,634 1,753 0,074
Dalam Kelompok 26 1.581,450 60,825
Total 58 6.204,644
Keterangan: KW= Kecemasan menghadapi Wawancara Kerja; KK = Kesiapan Kerja;
db = derajat bebas; JK = Jumlah Kuadrat; KT = Kuadrat Tengah.
Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 4.12.
Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai F= 21,661 dengan
signifikansi 0,000 (p<0,05) dan nilai F beda 1,753 dengan signifikansi =
0,074 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Kesiapan Kerja (KK)
mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW dan Kecemasan
menghadapi wawancara kerja (KW) mahasiswa tingkat akhir Fakultas
Psikologi UKSW berhubungan Linier.
Gambaran Uji Linieritas KK dengan KW mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW dalam Tabel 4.12.
80
Tabel 4.12 Daftar Sidik Ragam Uji Linieritas
KK dengan KW Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
db JK KT F Sig.
KK*
KW
Antar
Kelompok
(Gabungan) (41) (7.151,183)
Linieritas 1 1.934,911 1.934,911 19,426 0,000
Simpangan
Linieritas
40 5.216,271 130,407 1,309 0,174
Dalam Kelompok 56 5.577,879 99,605
Total 97 99,605
Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa nilai F= 19,426 dengan
signifikansi 0,000 (p<0,05) dan nilai F beda 1,309 dengan signifikansi
0,174 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Kesiapan Kerja (KK)
mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW dan Kecemasan
menghadapi wawancara kerja (KW) mahasiswi tingkat akhir Fakultas
Psikologi UKSW berhubungan Linier.
Gambaran Uji Linieritas KD dengan KW mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Daftar Sidik Ragam Uji Linieritas
KD dengan KW Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
db JK KT F
hitung
F
Tabel
KD*K
W
Antar
Kelompok
(Gabungan) (37) (3.887,561)
Linieritas 1 504,612 504,612 4,573 4,116
Simpangan
Linieritas
36 3.382,949 93,971 0,852 1,98
Dalam Kelompok 21 2.317,083 110,337
Total 58 6.204,644
Keterangan: KW= Kecemasan menghadapi Wawancara Kerja; KD = Konsep Diri
db = derajat bebas; JK = Jumlah Kuadrat; KT = Kuadrat Tengah.
Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 4.14.
Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa nilai F hitung = 4,573 dengan
F Tabel 4,116 (p>0,05) dan nilai F beda 0,852 dengan F Tabel 1,98
(p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Konsep Diri (KD) mahasiswa
tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW dan Kecemasan menghadapi
81
wawancara kerja (KW) mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW berhubungan Linier.
Gambaran Uji Linieritas KD dengan KW mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Daftar Sidik Ragam Uji Linieritas
KD dengan KW Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
db JK KT F
hitung
F
Tabel
KD*
KW
Antar
Kelompok
(Gabungan) (41) (5.646,061)
Linieritas 1 646,167 646,167 5,109 4,08
Simpangan
Linieritas
40 4.999,894 124,997 0,988 1,63
Dalam Kelompok 56 7.083,000 126,482
Total 97 12.729,061
Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai F hitung = 5,109 dengan
F Tabel 4,08 (p>0,05) dan F beda 0,988 dengan F Tabel 1,63 (p>0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa Konsep Diri (KD) mahasiswi tingkat
akhir Fakultas Psikologi UKSW dan Kecemasan menghadapi wawancara
kerja (KW) mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW
berhubungan Linier.
4.7 Uji Hipotesis
Hipotesis pertama, Kesiapan Kerja dan Konsep Diri berpengaruh
secara simultan terhadap Kecemasan menghadapi Wawancara Kerja pada
mahasiswa dan mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW. Hasil
dari ada tidaknya pengaruh antar ketiga peubah tersebut dapat dilakukan
dengan cara:
82
4.7.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F) Mahasiswa dan Mahasiswi
Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Hasil uji statistik secara simultan (Uji F) untuk peubah X1 (KK)
dan X2 (KD) terhadap Y (KW) mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW disajikan dalam Tabel 4.15
Tabel 4.15 Daftar Sidik Ragam Uji Regresi Berganda
Signifikansi Nilai F Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Model Db JK KT F Sig.
1 Regresi 2 1.676,817 838,409 10,369 0,000a
Sisa 56 4.527,827 80,854 Total 58 3.730,984
a. Prediktor: (Konstanta), KD, KK b. Peubah Gayut: KW
Keterangan: KW = Kecemasan menghadapi Wawancara Kerja; KK = Kesiapan Kerja;
KD= Konsep Diri db = derajat bebas; JK = Jumlah Kuadrat; KT = Kuadrat
Tengah. Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 4.16.
Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat bahwa KK dan KD secara simultan
berpengaruh terhadap KW mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar 10,369 dengan
tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05). Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh KK dan KD terhadap KW
mahasiswa tingkat akhir dapat diterima (Ha diterima).
Gambaran uji signifikan (Uji F) untuk peubah X1 (KK) dan X2 (KD)
terhadap Y (KW) mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW
disajikan dalam Tabel 4.16.
83
Tabel 4.16 Daftar Sidik Ragam Uji Regresi Berganda
Signifikansi Nilai F Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Model db JK KT F Sig. 1 Regresi 2 2.213,803 1.106,901 10,000 0,000
a
Sisa 95 10.515,258 110,687 Total 97 12.729,061
a. Prediktor: (Konstanta), KD, KK b. Peubah Gayut: KW
Berdasarkan Tabel 4.16 terlihat bahwa KK dan KD secara simultan
berpengaruh terhadap KW mahasiswi tingkat akhir Fakultasi Psikologi
UKSW. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar 10,000 dengan
tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05). Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh KK dan KD terhadap KW
mahasiswi tingakat akhir dapat diterima (Ha diterima).
4.7.2 Uji Signifikan Parameter Individual/Parsial (Uji t)
Uji t dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari
KK dan KD terhadap KW mahasiswa dan mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW.
Gambaran Uji Signifikansi Parsial (uji t) mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi
Nilai t Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Koefisiena
Model Koefisien Tak Terbakukan
Koefisien Terbakukan
t Sig.
B Kesalahan Baku
Beta
1 (Konstanta) 142,351 15,175 9,381 0,000 KK -0,425 0,112 -0,437 -3,808 0,000 KD -0,141 0,67 -0,242 -2,108 0,040
a. Peubah Gayut: KW
84
Berdasarkan Tabel 4.17 terlihat bahwa KK dan KD berpengaruh
secara parsial terhadap KW mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t hitung KK sebesar -3,808
dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) serta nilai t hitung KD sebesar -
2,108 dengan nilai signifikansi 0,040 (p<0,05).
Lebih lanjut berdasarkan Tabel 4.17 di atas dapat disusun persamaan
regresi linier sebagai berikut:
Y = 142,35 - 0,425 X1 - 0,141 X2
Interpretasi dari persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 142,35 menyatakan bahwa jika peubah tak gayut
dalam hal ini (KK terhadap KD) dianggap konstan, maka nilai
peubah KW mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW
142,35.
2. Koefisien regresi KK sebesar -0,425 dengan signifikansi 0,000
memberikan pemahaman bahwa setiap penurunan satu satuan KK
berdampak terjadi peningkatan terhadap KW sebesar 0,425 satuan
juga.
3. Koefisien regresi KD sebesar -0,141 dengan signifikansi 0,040
memberikan pemahaman bahwa setiap penurunan satu satuan atau
satu tingkatan KD berdampak terjadi peningkatan terhadap KW
sebesar 0,141 satuan juga.
Gambaran uji signifikansi parsial (uji t) mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.18.
85
Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi
Nilai t Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Koefisiena
Model Koefisien Tak Terbakukan
Koefisien Terbakukan
t Sig.
B Kesalahan Baku
Beta
1 (Konstanta) 115,785 11,914 9,719 0,000 KK -0,592 0,157 -0,590 -3,763 0,000 KD 0,201 0,126 0,249 1,587 0,116
a. Peubah Gayut: KW
Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa KK berpengaruh secara
parsial terhadap KW mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW.
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t hitung KK sebesar -3,763 dengan
nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Sedangkan KD tidak berpengaruh secara
parsial terhadap KW mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW.
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t hitung KD sebesar 1,587 dengan nilai
signifikansi 0,116 (p>0,05).
Lebih lanjut berdasarkan Tabel 4.18 di atas dapat disusun persamaan
regresi linier sebagai berikut:
Y = 115,785 - 0,592 X1
Interpretasi dari persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 115,785 menyatakan bahwa jika peubah tak gayut
dalam hal ini (KK terhadap KD) dianggap konstan, maka nilai peubah
KW mahasiswa tingkat akhir perempuan sebesar 115,785.
2. Koefisien regresi KK sebesar -0,592 dengan signifikansi 0,000
memberikan pemahaman bahwa setiap penurunan satu satuan KK
berdampak terjadi peningkatan terhadap KW sebesar 0,592 satuan
juga.
4.7.3 Koefisien Determinasi (R kuadrat)
Analisis koefisien determinasi (R kuadrat) dilakukan dengan maksud
untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau kontribusi dari peubah
86
KK dan KD secara simultan terhadap KW mahasiswa dan mahasiswi
tingakat akhir Fakultas Psikologi UKSW.
Gambaran nilai koefisien determinasi (R kuadrat) mahasiswa tingkat
akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Hasil Koefisien Determinasi
Ringkasan Model Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Model R R Kuadrat R Kuadrat
Terkorelasi Kesalahan Tafsiran
1 0,520a 0,270 0,244 8,992
a. Prediktor: (Konstanta), KK, KD b. Peubah Gayut: KW
Berdasarkan Tabel 4.19 terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (R)
adalah sebesar 0,520 yang berarti terdapat korelasi secara simultan antara
KK dan KD terhadap KW. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar
0,270 yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi pengaruh KK dan
KD terhadap KW mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW
adalah sebesar 27% sedangkan sisanya sebesar 73% dipengaruhi peubah
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Gambaran nilai koefisien determinasi (R kuadrat) mahasiswi
tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.20.
Tabel 4.20
Hasil Koefisien Determinasi Ringkasan Model Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi
UKSW
Model R R Kuadrat R Kuadrat Terkorelasi
Kesalahan Tafsiran
1 0,417a 0,174 0,157 10,521
a. Prediktor: (Konstanta), KK, KD b. Peubah Gayut: KW
Berdasarkan Tabel 4.20 terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (R)
adalah sebesar 0,417 yang berarti terdapat korelasi secara simultan antara
87
KK dan KD terhadap KW. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar
0,174 yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi pengaruh KK dan
KD terhadap KW mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW
adalah sebesar 17,4% sedangkan sisanya sebesar 82,6% dipengaruhi
peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.7.4 Uji Signifikan Simultan (Korelasi)
Gambaran uji signifikan (Uji Korelasi) untuk peubah X1 (KK) dan
X2 (KD) terhadap Y (KW) mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW disajikan dalam Tabel 4.21
Tabel 4.21
Hasil Sinifikan Simultan Korelasi Ringkasan Model Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi
UKSW
KW KK KD
KW Pearson Correlation 1 -0,461**
-0,285*
Sig. (2-tailed) .000 0,029
N 59 59 59 KK Pearson Correlation -0,461
** 1 0,099
Sig. (2-tailed) .000 0,455 N 59 59 59
KD Pearson Correlation -0,285* 0,099 1
Sig. (2-tailed) 0,029 0,455 N 59 59 59
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan Tabel 4.21 terlihat bahwa KK dan KD secara simultan
berhubungan negatif dengan KW mahasiswa tingkat akhir Fakultas
Psikologi UKSW. Hubungan negatif signifikan artinya hubungan yang
berlawanan arah apabila Y (KW) tinggi maka peubah X1 (KK) dan X2
(KD) rendah, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai
KW dengan KK sebesar -0,461 dan KW dengan KD sebesar -0,285 yang
artinya terdapat hubungan antara KK dan KD dengan KW mahasiswa
tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW.
88
Gambaran uji signifikan (Uji Korelasi) untuk peubah X1 (KK) dan
X2 (KD) terhadap Y (KW) mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW disajikan dalam Tabel 4.22.
Tabel 4.22 Hasil Sinifikan Simultan Korelasi
Ringkasan Model Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
KW KK KD
KW Pearson Correlation 1 -0,390**
-0,225*
Sig. (2-tailed) .000 0,026
N 98 98 98
KK Pearson Correlation -0,390**
1 0,804**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 98 98 98
KD Pearson Correlation -0,225* 0,804
** 1
Sig. (2-tailed) 0,026 .000
N 98 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan Tabel 4.22 terlihat bahwa KK dan KD secara simultan
berhubungan negatif dengan KW mahasiswi tingkat akhir Fakultas
Psikologi UKSW. Hubungan negatif signifikan artinya hubungan yang
berlawanan arah apabila Y (KW) tinggi maka peubah X1 (KK) dan X2
(KD) rendah, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai
KW dengan KK sebesar -0,390 dan KW dengan KD sebesar -0,225 yang
artinya terdapat hubungan antara KK adan KD dengan KW mahasiswi
tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW.
4.7.4 Sumbangan Efektif
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan efektif dari masing-masing peubah tak gayut. Untuk
mengetahui sumbangan masing-masing peubah tak gayut terhadap peubah
gayut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
89
SE X1= nilai β x koefisien korelasi X1Y x 100%
SE X2= nilai β x koefisien korelasi X2 Y x 100%
Nilai yang digunakan dalam perhitungan adalah nilai yang sudah
standardisasi untuk dapat membandingkan besarnya pengaruh dari peubah
tak gayut terhadap peubah gayut.
Gambaran sumbangan efektif masing-masing peubah tak gayut
mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel
4.23.
Tabel 4.23 Sumbangan Efektif KK dan KD
terhadap KW Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Peubah Sumbangan Efektif
Kesiapan Kerja 20,10% Konsep Diri 6,89%
Total 26,99%
Berdasarkan Tabel 4.23 terlihat bahwa kesiapan kerja memberikan
pengaruh signifikan sebesar 20,10% (β= -0,437) sedangkan konsep diri
memberikan pengaruh signifikan sebesar 6,89% (β= -0,242). Hasil ini
menunjukkan bahwa sumbangan peubah kesiapan kerja lebih besar
terhadap kecemasan menghadapi wawancara kerja dibandingkan pengaruh
konsep diri terhadap kecemasan menghadapi wawancara kerja mahasiswa
tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW. Total sumbangan efektif dari
kedua peubah tak gayut yaitu kesiapan kerja dan konsep diri adalah
sebesar 26,99%. Dengan demikian total sumbangan efektif dari peubah
lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini adalah sebesar 73,01%.
Gambaran sumbangan efektif masing-masing peubah tak gayut
mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel
4.24.
90
Tabel 4.24 Sumbangan Efektif KK dan KD
terhadap KW Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Peubah Sumbangan Efektif
Kesiapan Kerja 23,01% Konsep Diri 5,60%
Total 28,61%
Berdasarkan Tabel 4.24 terlihat bahwa kesiapan kerja memberikan
pengaruh signifikan sebesar 23,01% (β= -0,590) sedangkan konsep diri
memberikan pengaruh signifikan sebesar 5,60% (β= 0,249). Hasil ini
menunjukkan bahwa sumbangan peubah kesiapan kerja lebih besar
terhadap kecemasan menghadapi wawancara kerja dibandingkan pengaruh
konsep diri terhadap kecemasan menghadapi wawancara kerja. Total
sumbangan efektif dari kedua peubah tak gayut yaitu kesiapan kerja dan
konsep diri adalah sebesar 28,61%. Dengan demikian total sumbangan
efektif dari peubah lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini adalah
sebesar 71,39%.
4.7.5 Sumbangan Efektif Masing-masing Aspek
Sumbangan efektif masing-masing aspek digunakan untuk
mengetahui seberapa besar sumbangan efektif aspek dari masing-masing
peubah tak gayut.
Gambaran aspek sumbangan efektif KK terhadap KW mahasiswa
tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.25.
91
Tabel 4.25 Aspek Sumbangan Efektif KK terhadap KW
Mahasiwa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Aspek Sumbangan Efektif
Tanggung Jawab 6,9% Fleksibilitas 13,4% Ketrampilan 27,7% Komunikasi 16,9%
Pandangan diri Kebersihan diri dan
Keselamatan
23,6% 6,2%
Total 94,7%
Berdasarkan Tabel 4.25 terlihat bahwa sumbangan efektif terbesar
adalah aspek ketrampilan sebesar 27,7%, aspek pandangan diri sebesar
23,6%, aspek komunikasi sebesar 16,9% dan aspek fleksibilitas sebesar
13,4%.
Gambaran aspek sumbangan efektif KD terhadap KW mahasiswa
tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.26.
Tabel 4.26 Aspek Sumbangan Efektif KD terhadap KW
Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Aspek Sumbangan Efektif
Identitas 3,8% Pelaku 7,3%
Penilaian Fisik Moral Pribadi
Keluarga Sosial
Akademik/Kerja
2,2% 4,5% 5,2% 7,4% 8,4% 3,9% 3,7%
Total 46,4%
Berdasarkan Tabel 4.26 terlihat bahwa sumbangan efektif terbesar
adalah aspek keluarga sebesar 8,4%, aspek pribadi sebesar 7,4% dan
aspek pelaku 7,3%.
92
Gambaran aspek sumbangan efektif KK terhadap KW mahasiswi
tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW disajikan dalam Tabel 4.27.
Tabel 4.27 Aspek Sumbangan Efektif KK terhadap KW
Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Dimensi Sumbangan Efektif
Tanggung Jawab 18,1% Fleksibilitas 21,4% Ketrampilan 26,6% Komunikasi 9,6%
Pandangan diri Kebersihan diri dan
Keselamatan
22,4% 10,9%
Total 109%
Berdasarkan Tabel 4.27 terlihat bahwa sumbangan efektif terbesar
adalah aspek ketrampilan sebesar 26,6%, aspek pandangan diri sebesar
22,4%, aspek fleksibiltas 21,4%, tanggung jawab 18,1% dan kebersihan
diri dan keselamatan 10,9%.
4.7.6 Uji Beda t-test (Uji t contoh Independen)
Hipotesis kedua, tidak ada perbedaan signifikan Kecemasan
menghadapi wawancara kerja ditinjau dari Jenis Kelamin. Gambaran
statistik deskriptif data Kecemasan menghadapi wawancara kerja pada
Jenis Kelamin disajikan dalam Tabel 4.28.
Tabel 4.28 Statistik Deskriptif
Data Kecemasan Menghadapi Wawancara Kerja Pada Jenis Kelamin
Statistik Grup
Jenis Kelamin
N Rataan Simpangan Baku
Kesalahan Baku Taksiran
KW 1 = Laki-laki 59 73,46 10,343 1,347 2 = Perempuan 98 75,78 11,455 1,157
Gambaran hasil signifikansi uji perbedaan data kecemasan
menghadapi wawancara kerja disajikan dalam Tabel 4.29.
93
Tabel 4.29 Hasil Signifikansi Uji Perbedaan
Data Kecemasan Menghadapi Wawancara Kerja
Sampel Peubah Bebas
Uji Levene untuk Kesetaraan Ragam
Uji t untuk Kesetaraan Rataan
F Sig. t db Sig. (2-tailed)
KW Diasumsikan Ragam Sama
0,965 0,327 -1,273 155 0,205
Diasumsikan Ragam Berbeda
-1,306 132,191 0,194
Berdasarkan Tabel 4.29 terlihat bahwa hasil uji contoh independen
diperoleh nilai t= -1,273< 1,982 atau (p>0,05) dengan signifikansi sebesar
0,327>0,05. Artinya tidak ada perbedaan signifikan Kecemasan
menghadapi wawancara kerja ditinjau dari Jenis Kelamin, sehingga Ha
ditolak.
4.7.7 Uji Beda Anova (One way- Anova)
Hipotesis ketiga, tidak ada perbedaan signifikan Kecemasan
menghadapi wawancara kerja ditinjau dari Usia. Gambaran statistik
deskriptif data Kecemasan menghadapi wawancara kerja pada Usia
disajikan dalam Tabel 4.30.
Tabel 4.30 Hasil Signifikansi Uji Anova
Data Kecemasan Menghadapi Wawancara Kerja
db JK KT F Sig.
KW Antar
Kelompok
(Gabungan) 2 467,483 233,742 1,929 0,149
Dalam Kelompok 154 18.664,083 121,195
Total 156 19.131,567
Berdasarkan Tabel 4.30 terlihat bahwa hasil uji Anova satu arah
diperoleh nilai F= 1,929 dengan signifikansi sebesar 0,149 > 0,05 Artinya
94
tidak ada perbedaan signifikan Kecemasan menghadapi wawancara kerja
ditinjau dari Usia, sehingga Ha ditolak.
4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Gambaran ringkasan hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel
4.31.
Tabel 4.31
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Mahasiswi Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW
Y = 142,35˗ 0,425 X1- 0,141 X2 Y = 115,785 -0,592 X1
R = 0,520 R = 0,417
R2 = 0,270 (27%) R
2 = 0,174 (17,4%)
Sumbangan Efektif KK =20,10% KD = 6,89%
Sumbangan Efektif KK = 23,01% KD = 5,60%
Aspek KK 1. Tanggung Jawab (6,9%)
2. Fleksibilitas (13,4%)
3. Ketrampilan (27,7%)
4. Komunikasi (16,9%)
5. Pandangan Diri (23,6%)
6. Kebersihan diri dan
Keselamatan (6,2%)
AspekKK 1. Tanggung Jawab (18,1%)
2. Fleksibilitas (21,4%)
3. Ketrampilan (26,6%)
4. Komunikasi (9,6%)
5. Pandangan Diri (22,4%)
6. Kebersihan diri dan
Keselamatan (10,9%)
AspekKD 1. Identitas (3,8%)
2. Pelaku (7,3%)
3. Penilaian(2,2%)
4. Fisik (4,5%)
5. Moral etik (5,2%)
6. Pribadi (7,4%)
7. Keluarga (8,4%)
8. Sosial (3,9%)
9. Akademik/Kerja (3,7%)
95
4.9 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi
berganda, uji sidik ragam, uji t dan uji anova, maka pembahasan hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
4.9.1 Kesiapan Kerja dan Konsep Diri Secara Simultan
Berpengaruh Terhadap Kecemasan Menghadapi Wawancara
Kerja Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi
UKSW.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Kesiapan Kerja (KK) dan
Konsep Diri (KD) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Kecemasan menghadapi wawancara kerja (KW) mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW. Hasil uji statistik menunjukkan nilai Fhitung =
10,369 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05) dan koefisien
determinasi (R2)= 0,270. Peubah KK dan KD berpengaruh sebesar 27%
terhadap KW, sedangkan 73% sisanya dipengaruhi oleh peubah lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan kata lain, ada beberapa
kemungkinan yang menyebabkan KK dan KD secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap KW mahasiswa tingkat akhir Fakultas
Psikologi UKSW. Ada kemungkinan, ketika mahasiswa tingkat akhir
menganggap bahwa diri mereka telah memiliki penguasaan ilmu yang
sesuai dengan kompetensinya, maka membuat mereka siap untuk
melakukan kompentensi dalam wawancara kerja, dan di dukung oleh
konsep diri yang positif sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan
dalam menghadapi wawancara kerja. Hal ini sejalan dengan pendapat Pool
& Sewell (2007) yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki
kesiapan kerja akan memiliki perencanaan tentang masa depan dan
memiliki konsep diri yang baik sehingga mampu menyikapi suatu keadaan
dengan respon yang positif seperti meningkatkan ketrampilan dan
pemahaman saat menghadapi wawancara kerja serta mampu mengontrol
perasaan cemas yang dirasakan.
96
Telaah lebih lanjut, pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW diperoleh sumbangan efektif kesiapan kerja sebesar 20,10% dan
konsep diri sebesar 6,89%. Empat aspek yang berkontribusi dari peubah
kesiapan kerja adalah ketrampilan (27,7%), pandangan diri (23,6%),
komunikasi (16,9%), dan fleksibilitas (13,4%). Ada kemungkinan yang
menyebabkan aspek keterampilan dan pandangan diri berkontribusi
terhadap kecemasan menghadapi wawancara kerja mahasiswa tingkat
akhir laki-laki. Kemungkinan pertama, Mahasiswa tingkat akhir
dinyatakan memiliki kesiapan kerja karena telah menguasai segala hal
yang diperlukan sesuai dengan persyaratan kerja yang harus dimiliki. Hal
tersebut sesuai dengan yang diungkapkan menurut Pool dan Sewell (2007),
untuk memiliki kesiapan kerja yang tinggi diperlukan beberapa hal yaitu
ketrampilan dan keahlian sesuai dengan bidangnya, wawasan yang luas,
pemahaman dalam berpikir, dan pandangan diri yang membuat seseorang
dapat memilih dan merasa nyaman sehingga dapat meraih sukses.
Kemungkinan Kedua, sebagian besar mahasiswa tingkat akhir
mempunyai pandangan bahwa keterampilan dalam berkomunikasi
membuat mereka dapat menghadapi kecemasan ketika wawancara kerja,
seperti terlihat bahwa mahasiswa cukup luwes dalam bergaul, cepat
menyesuaikan diri, dan mampu beradaptasi. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian disertasi dari Raftopoulus (2006) dimana mahasiswa yang siap
kerja akan memiliki komunikasi yang efektif sehingga mudah di dalam
penyesuian diri dan mampu menerima segala perubahan yang terjadi.
Dijelaskan lebih lanjut apabila mahasiswa telah siap kerja maka mereka
mampu mengatasi segala kekhawatiran, rasa panik dan rasa cemas dalam
menghadapi segala perubahan yang mungkin muncul saat masuk di dunia
pekerjaan.
Untuk aspek konsep diri yang berkontribusi terhadap kecemasan
menghadapi wawancara kerja mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW
adalah keluarga (8,4%), pribadi (7,4%) dan pelaku (7,3%) Ada
kemungkinan yang menyebabkan aspek keluarga, pribadi dan pelaku
berkontribusi terhadap kecemasan menghadapi wawancara kerja pada
97
mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Kemungkinan pertama, Sebagian
besar mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW menganggap
bahwa keluarga sangat berperan penting di dalam memberikan dorongan
kepada para mahasiswa untuk lolos seleksi wawancara kerja dan
mendapatkan pekerjaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Berzonsky
(1987) yang mengatakan bahwa peran keluarga memberikan efek yang
besar terhadap perilaku seseorang yang sedang wawancara kerja. Peran
keluarga dapat diperoleh dari orang tua dan lingkungan sosial. Khusus
peran orang tua, interaksi anak dan orang tua sejak dini hingga selesai
sekolah seharusnya menjadi masa persiapan bagi anak-anak mencapai
kematangan karier. Orang tua (keluarga) mendampingi anak-anak dalam
aktivitas yang spontan, alamiah dan tidak terprogram. Individu mengenal
konsep pekerjaan dalam interaksi mereka sejak masa kanak-kanak bersama
orang tua yang kemudian membentuk konsep diri karier. Anak
mengembangkan konsep diri karier melalui pengamatan dan identifikasi
berkelanjutan terhadap aktivitas karier orang tua mereka. Kemungkinan
kedua, sebagian besar mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW
menganggap bahwa dengan memiliki konsep diri yang positif akan
menunjukkan keyakinan bahwa mereka mampu menghadapi kecemasan
dalam wawancara kerja. Individu yang memiliki keyakinan diri yang
tinggi akan memiliki persepsi positif terhadap diri sendiri termasuk dalam
hal pribadi. Konsep diri merupakan variabel yang akan ikut menentukan
bagaimana individu menerima, merasakan dan merespon diri dan
lingkungannya. Bila individu menilai diri pribadinya kurang baik maka
individu akan menganggap remeh dan membayangkan kegagalan dirinya,
sedangkan bila individu menilai diri pribadinya baik atau positif maka
individu akan bersikap optimis terhadap usahanya dalam mengatasi
kesulitan dalam hal ini kesulitan menghadapi wawancara kerja ketika
memasuki dunia kerja. Individu dengan konsep diri positif akan
meletakkan kegagalan dalam wawancara kerja bukan sebagai akhir suatu
usaha (mencari pekerjaan) melainkan lebih menjadikannya sebagai
98
pelajaran berharga untuk melangkah ke depan (Fuhrmann, dalam
Pamungkas, 2007).
4.9.2 Kesiapan Kerja Berpengaruh Terhadap Kecemasan
Menghadapi Wawancara Kerja Pada Mahasiswi Tingkat
Akhir Fakultas Psikologi UKSW.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa hanya Kesiapan Keja(KK)
yang berpengaruh terhadap Kecemasan menghadapi wawancara kerja
(KW) mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi UKSW. Hasil uji
statistik menunjukkan nilai Fhitung= 10,000 dengan tingkat signifikansi
0,000 (p<0,05) dan koefisien determinasi (R2) = 0,174, artinya hanya
peubah Kesiapan Kerja yang berpengaruh sebesar 23,01% terhadap
Kecemasan menghadapi wawancara kerja, sedangkan 82,6% sisanya
dipengaruhi oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Dengan kata lain, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hanya
kesiapan kerja saja yang berpengaruh signifikan terhadap kecemasan
menghadapi wawancara kerja mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW. Kemungkinan Pertama, Sebagian besar mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi UKSW telah memahami bahwa mereka berada dalam
masa dewasa awal. Suatu hal yang paling diakui sebagai tanda memasuki
dewasa awal adalah ketika seseorang memeroleh pekerjaannya. Ketika
seseorang memasuki sebuah pekerjaan mereka akan melalui tes seleksi
wawancara kerja hal ini yang memunculkan rasa cemas dalam diri mereka,
rasa cemas yang muncul karena mereka akan dihadapkan pada masalah
dan kondisi yang tidak mereka antisipasi sebelumnya (Santrock, 2012).
Seseorang yang memiliki kesiapan kerja tidak akan mengalami kesulitan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya dan
khususnya dengan lingkungan saat wawancara kerja (Kartono, 1985). Hal
ini sejalan dengan peryataan dari Erickson (1989) bahwa yang paling
menentukan dalam masa dewasa awal apabila orang tersebut bisa menjadi
produktif dan berguna dalam kehidupannya atau tidak. Jika dia
mempunyai sesuatu (penguasaan pengetahuan dan ketrampilan) yang dia
99
bisa lakukan dan berguna, dia akan merasa hidupnya berarti. Jika tidak
maka akan muncul perasaan cemas dalam hidup. Kemungkinan kedua,
sebagian besar mahasiswi Fakultas Psikologi UKSW tidak menganggap
konsep diri suatu yang penting untuk dikembangkan. Mahasiswi merasa
memiliki konsep diri yang negatif. Tingkah laku yang ditunjukkan pada
mahasiswi yang memiliki konsep diri negatif seperti kurang sanggup
menerima dirinya dengan baik dan memiliki penghargaan diri yang
rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Burns (1993) bahwa perilaku
yang ditampilkan individu akan sesuai dengan cara individu tersebut
memandang dirinya. Individu yang memiliki konsep diri negatif maka
akan menunjukkan perilaku negatif pula.
Telaah lebih lanjut, pada mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi
UKSW diperoleh sumbangan efektif kesiapan kerja sebesar 23,01% dan
konsep diri sebesar 5,60%. Lima aspek yang berkontribusi dari peubah
kesiapan kerja adalah ketrampilan (26,6%), pandangan diri (22,4%),
fleksibilitas (21,4%), tanggung jawab (18,1%) serta kebersihan diri dan
keselamatan (10,9% ). Kemungkinan Pertama, Sebagian besar
Mahasiswi semester akhir Fakultas Psikologi USKW merupakan calon
lulusan yang kemudian akan melanjutkan ke dunia kerja. Mahasiswi yang
telah siap kerja akan dapat menyesuaikan diri terhadap budaya kerja baru,
mengetahui ketrampilan yang dimiliki termasuk dalam hal kemampuan
yang baik saat di wawancara kerja, mengetahui dengan benar apa yang
diinginkan, dan kapasitas untuk mempelajari sesuatu yang baru. Hal ini
sejalan dengan pendapat Ward & Riddle (2004) bahwa individu yang
dapat berbaur dengan orang lain, memiliki fleksibilitas untuk menghadapi
wawancara keja, memiliki keahlian, mengerti apa yang menjadi harapan
hidup, mengerti apa yang menjadi harapan orang lain dan pekerjaan akan
membuat individu merasa nyaman, tidak khawatir saat diwawancara kerja
untuk sebuah pekerjaan sehingga mampu mengambil keputusan serta
bertanggung jawab. Tanggung jawab yang dimiliki mendukung
terbentuknya kesiapan kerja pada diri individu. Kesiapan kerja yang
100
dimiliki individu dapat menghasilkan kinerja yang baik dalam pekerjaan
dan menurukan tingkat kecemasan.
Berdasarkan hasil penelitian ini di dapat bahwa mahasiswi lebih
memiliki tanggung jawab dan fleksibilitas dari pada mahasiswa. Ada
kemungkinan yang menyebabkan mahasiswi lebih memiliki tanggung
jawab dari pada mahasiswa. Hal ini di sebabkan dalam masa pertumbuhan
telah di bekali tanggung jawab karena kelak akan menjadi ibu bagi anak-
anak nya. Hal ini sesuai dengan pendapat Havighurst (dalam Monks,
Knoers & Haditono, 2001) bahwa tugas-tugas perkembangan dewasa
muda, diantaranya: Memilih teman bergaul, belajar hidup bersama dengan
suami istri, mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga, mengelola
rumah tangga dan mulai bekerja dalam suatu jabatan. Selain itu seseorang
yang telah memasuki usia dewasa awal harus memiliki kemampuan
didalam bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil terutama
dalam hal pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab dalam masyarakat.
Mahasiswi tampak lebih luwes dalam bergaul dari pada mahasiswa.
Mahasiswi mampu bersosialisasi dengan baik, dan dapat beradaptasi
dengan cepat terlihat mahasiswi memiliki kemampuan yang baik di dalam
penyesuaian dirinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Monks (2001)
bahwa seseorang yang percaya diri, kreatif, bertindak kritis, mampu
menerima realitas hidup akan memiliki kemampuan di dalam mengatasi
kesulitan sehingga secara tidak langsung mahasiswi terbentuk menjadi
pribadi yang fleksibel.
Sementara itu dari segi komunikasi mahasiswa lebih baik dari
mahasiswi. Ada kemungkinan mahasiswa dituntut untuk mejadi
pemimpin di suatu masyarakat. Oleh karena itu laki-laki cenderung
memiliki kemampaun dalam mendominasi bahasa dari pada perempuan.
Laki-laki diilihat dari otoritas isi pembicaraannya. Gaya keakuan yang
diutarakan laki-laki menonjol sehingga suprioritas terlihat dari isi
pembicaraan laki-laki. Selain itu mahasiswa laki-laki lebih menunjukkan
keberanian untuk mengayomi dan melindungi. Laki-laki cenderung
101
berbicara mengenai topik-topik yang berhubungan dengan kegiatan fisik.
Di sisi lain laki-laki juga diperuntukkan untuk menunujukkan status sosial
dimasyarakat, peduli dan bersosialisasi untuk pertemananan dan
persahabatan. Maka dari itu laki-laki cenderung lebih memiliki
komunikasi yang baik dari pada perempuan karena tuntutan tinggi dari
masyarakat yang mengharuskannya memiliki kemampuan akan
komunikasi interpersonal yang baik (Yuliani, 2013).
4.9.3 Kecemasan Menghadapi Wawancara Kerja Antar Jenis
Kelamin Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi
UKSW Tidak Berbeda.
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan nilai t= -1,273< 1,982
atau (p>0,05) dengan signifikansi sebesar 0,327>0,05, sehingga tidak ada
perbedaan Kecemasan menghadapi wawancara kerja (KW) antara
mahasiswa dan mahasiswi tingkat akhir di Fakultas Psikologi Universitas
Kristen Satya Wacana.
Ada kemungkinan, mahasiswa dan mahasiswi memiliki pandangan
yang sama bahwa mereka memiliki komunikasi baik sebagai modal dalam
menghadapi wawancara kerja, sehingga menurunkan rasa cemas pada diri
mahasiswa. Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Bagerter & Corvalan
(2014) bahwa tidak adanya perbedaaan yang signifikan antar jenis kelamin
terhadap kecemasan mahasiswa saat seleksi wawancara kerja, Penelitian
lain juga menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan
antara kecemasan saat menghadapi wawancara kerja pada mahasiswa laki-
laki dan perempuan di budapest Hungaria (Orsolya ,2016), dengan
komunikasi yang baik membuat mahasiswa merasa memiliki kemampuan
dalam menjawab pertanyaan yang diajukan pewawancara kerja.
102
4.9.4 Kecemasan Menghadapi Wawancara Kerja Antar Usia Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi UKSW Tidak
Berbeda.
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan nilai F= 1,929 dengan
signifikansi sebesar 0,149 > 0,05, sehingga tidak ada perbedaan
Kecemasan menghadapi wawancara kerja (KW) antara mahasiswa dan
mahasiswi tingkat akhir ditinjau dari Usia di Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Satya Wacana.
Ada kemungkinan, mahasiswa dalam rentang usia dewasa awal
telah mempersiapkan dirinya untuk memasuki tahap pemilihan karier.
Pada tahap ini mahasiswa mencari lebih lanjut keputusan mengenai
pekerjaan dengan cara secara intensif mulai mencari pengetahuan dan
pemahaman mengenai pekerjaan, mengikuti pelatihan kerja dan
pengembangan diri, mempersempit pilihan pekerjaan dan mempercayakan
diri mereka pada pekerjaan tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian dari
Latham, Saari, Pursell, & Campion (1980) yang menunujukkan tidak
adanya perbedaan Kecemasan saat wawancara kerja pada mahasiswa usia
dewasa awal, hal ini dikarenakan mahasiswa menganggap seleksi
wawancara kerja merupakan suatu yang harus dilewati sebelum
memperoleh pekerjaan sehingga seseorang yang telah memiliki cukup
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang baik tidak akan merasa
cemas saat hadapi wawancara kerja.
4.9.5 Kekuataan dan Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka dapat
diketahui kekuatan, kebaruan dan keterbatasan penelitian. Kekuatan
penelitian ini adalah telah berhasil membuktikan secara parsial bahwa
skala psikologi yang digunakan tepat di dalam mengukur hipotesis yang
diajukan penulis. Kebaharuan penelitian ini berupa jumlah sampel yang
relatif cukup banyak dan bervariasi. Walaupun penelitian memiliki
kekuatan dan kebaruan namun penelitian ini masih terdapat keterbatasan.
103
Keterbatasan penelitian ini berupa data demografi seperti usia, jenis
kelamin yang masih belum banyak dibahas, begitu pula data penelitian
sebelumnya secara simultan juga belum banyak dibahas oleh penelitian ini.
top related