desi indriyani kartul
Post on 21-Feb-2016
291 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LEMBAR PENGESAHAN
Jakarta, 2 November 2015
Karya Tulis ini telah disetujui dan disahkan oleh :
Ketua Jurusan Pembimbing Materi
Suli Winarni, S.Pd Romli, S.Pd
Kepala SMK SATRIA Koordinator Karya Tulis
Drs. H Nurhadi, MM Hairudin, S.Pd
i
DAFTAR ISI
COVER JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penulisan 2
1.4. Pembatasan Masalah 3
1.5. Metode Pengumpulan Data 3
1.6. Sistematika Penulisan 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Kearsipan 5
2.2. Sistem Kearsipan 6
2.3. Tujuan Kearsipan 7
iv
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Instansi Pemerintah 8
3.1.1. Sejarah Singkat 8
3.1.2. Visi dan Misi 9
3.2. Tinjauan Teoritis 10
3.3. Tinjauan Praktis 11
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan 14
4.2. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Candi Borobudur
B. Candi Prambanan
C. Pabrik Gula Madukismo
v
SISTEM KEARSIPAN DI SEKRETARIAT JENDRAL
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
Karya Tulis ini dibuat sebagai persyaratan akhir kegiatan PSG
dan Karya Wisata Jogjakarta
Disusun oleh :
KELOMPOK : 7 (Tujuh)
Nama : Desi Indriyani
Nomor Induk Siswa : 11581
Program Keahlian : Administrasi Perkantoran
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SATRIA
SMK SATRIA
Kelompok Bisnis dan Manajemen
Status Terakreditasi “A”
Jalan Raya Srengseng No.26A Kembangan
Jakarta Barat 11630
Telpon (021) 5856405/(021) 5847270
Tahun Pelajaran 2015/2016
C. Pabrik Gula Madukismo
Nama Perusahaan : PG/PS Madukismo
Alamat : Bantul-Yogyakarta
Produk Utama : Gula Pasir
Produk Sampingan : Alkohol/Spirtus
Sebuah bangunan besar berusia tua dengan halaman tua, mesin-
mesin kuno serta rel-rel kereta yang menjadi jalan kereta pengangkut
tebu akan menyapa dan menguatkan kesan itu. Pengunjung bisa
merasakan nuansa perjalanan dengan kereta seperti kembali pada masa
lampau ketika berada didalam gerbong yang ditarik oleh lokomotif tua
bermesin diesel buatan Jerman. Kereta tersebut akan mengantar menuju
areal pabrik melewati rel-rel tua dan perkebuan yang ada didekat pabrik.
Setelah turun dari kereta pengunjung dapat langsung menuju lokasi
Pabrik Gula Madukismo. Pada bulan-bulan tertentu pengunjung dapat
langsung melihat produksi gula melewati tahap pemerahan nira untuk
mendapatkan sari gula, pemurnian nira dengan sulfitasi, penguapan nira,
kristalisasi, puteran gula, dan pengemasan. Sambil mencermati proses
produksinya, pengunjung juga bisa melihat mesin-mesin tua yang
menjadi alat produksi di pabrik ini. Keluar dari lokasi produk gula dapat
ditemui Pabrik Spirtus Madukismo yang terletak tepat disebelah barat
pabrik gula, Di pabrik yang berdiri sama dengan tahun berdirinya pabrik
gula ini, pengunjung juga bisa melihat seluruh proses produksi spirtus
yang meliputi tahap pengeceran bahan baku, peraggian atau fermentasi
dan penyulingan. Spirtus dan Produk Alcohol lainnya yang dihasilkan
oleh pabrik ini diolah dari tetes tebu, hasil samping produksi gula.
Berdirinya perusahaan Madukismo Yogyakarta PT Madu Baru yang
terletak di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Spirtus yang terkenal dikalangan masyarakat luas dengan sebutan Pabrik
Gula Madukismo dengan potensi peluang pengembangan usaha yang
potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi
agro industri yang berbasis tebu dan dikelola secara profesional dan
inovatif untuk menghadapi persaingan bebas di era globalisasi yang
cenderung mengeksploitasi tanah dan tenaga kerja industri perkebunan
tebu juga digambarkan sebagai struktur Hierarki dan represif yang
sengaja diciptakan oleh pengusaha perkebunan.
Pabrik Gula Madukismo adalah satu-satunya pabrik gula dan
alcohol/spirtus di Provinsi DIY. Pabrik ini mengemban tugas untuk
mengsukseskan program pengadaan pangan nasional, khususnya gula
pasir. Pabrik gula dan alcohol/spirtus Madukismo terletak di Kelurahan
Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Perusahaan ini merupakan bentuk dari Perseroan
Terbatas (PT), yang berdiri tanggal 14 Juni 1955, dan diberi nama PT
Madu Baru yang kemudian dibagi menjadi dua pabrik yaitu Pabrik Gula
(PG Madukismo) dan Pabrik Alcohol/Spirtus (PS Madu Kismo).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, penulis mengambil
beberapa kesimpulan, antara lain :
Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) sangat bermanfaat
bagi siswa-siswi SMK SATRIA. Dengan adanya Kegiatan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) dapat menambah dan mengembangkan potensi
ilmu bagi masing-masing siswa-siswi.
Prakerin dapat melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap
mental, etika yang baik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar.
Prakerin dapat melahirkan calon tenaga kerja yang profesional.
DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI adalah lembaga tinggi
negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya dipilih
melalui pemilihan umum dan perwakilan setiap provinsi.
Kearsipan adalah proses kegiatan atau proses pengaturan dan
penyimpanan arsip dengan menggunakan sistem tertentu, sehingga
apabila arsip tersebut diperlukan maka dapat ditemukan kembali secara
tepat dan waktu yang singkat.
14
Filling Sistem Nomor adalah sistem kearsipan yang dalam
penyimpanan dan penyusunan surat/warkat digunakan nomor secara
berurutan mulai nomor terkecil hingga nomor terbesar.
Filling Sistem Nomor Terminal Digit adalah sistem penyimpanan
berdasarkan pada nomor urut dalam buku arsip.
1.1. Saran
Penulis memberikan sedikit saran untuk kemajuan bagi semua pihak,
antara lain :
Bagi Perusahaan
Perusahaan diharapkan harus bisa memberikan pelayanan yang
baik dalam kegiatan prakerin, fasilitas yang lengkap dan mengajarkan
siswa prakerin menggunakan alat-alat kantor terlebih dahulu seperti
komputer, dan mesin-mesin lainnya.
Bagi Sekolah
Dengan adanya prakerin ini diharapkan terjadi hubungan kerja
sama yang baik antara pihak sekolah dengan tempat prakerin.
Pihak sekolah harus bisa memperhatikan siswa-siswi nya apabila
sedang melaksanakan prakerin,
Pihak sekolah harus bisa memberikan pelajaran yang terbaik
terutama di pengajaran produktif.
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Instansi Pemerintah (DEWAN
PERWAKILAN DAERAH RI)
3.1.1 Sejarah Singkat DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI
DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI (DPD RI) didirikan pada
tanggal 1 Oktober 2004. Sejalan dengan tuntutan demokrasi guna
memenuhi rasa keadilan masyarakat didaerah, memperluas serta
meningkatkan semangat dan kapasitas partisipasi daerah dalam
kehidupan nasional, serta untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik
Indonesia, maka dalam rangka pembaharuan konstitusi, MPR RI
membentuk sebuah lembaga perwakilan baru, yakni DEWAN
PERWAKILAN DAERAH RI (DPD RI). Pembentukan DPD RI ini
dilakukan melalui perubahan ketiga Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) pada bulan November
2001.
Sejak perubahan itu, maka sistem perwakilan dan parlemen di
Indonesia berubah dari sistem unikameral menjadi sistem bikameral.
Perubahan tersebut tidak terjadi seketika, tetapi melalui tahap
pembahasan yang cukup panjang baik di masyarakat maupun di MPR RI,
khususnya di Panitia Ad Hoc I. Proses perubahan di MPR RI selain
memperhatikan tuntutan politik dan pandangan-pandangan yang
berkembang bersama reformasi, juga melibatkan pembahasan yang
bersifat akademis, dengan mempelajari sistem pemerintahan yang
8
berlaku di negara-negara lain khususnya di negara yang menganut paham
demokrasi.
Dalam proses pembahasan tersebut, berkembang kuat pandangan
tentang perlu adanya lembaga yang dapat mewakili kepentingan-
kepentingan daerah, serta untuk menjaga keseimbangan antar daerah,
secara adil dan serasi. Gagasan dasar pembentukan DPD RI adalah
keinginan untuk lebih mengakomodasi aspirasi daerah dan sekaligus
memberi peran yang lebih besar kepada daerah dalam proses
pengambilan keputusan politik untuk hal-hal terutama yang berkaitan
langsung dengan kepentingan daerah. Keinginan tersebut berangkat dari
indikasi yang nyata bahwa pengambilan keputusan yang bersifat
sentralistik pada masa lalu ternyata telah mengakibatkan ketimpangan
dan rasa ketidak adilan, dan diantaranya juga memberi indikasi ancaman
keutuhan wilayah negara dan persatuan nasional. Keberadaan unsur
Utusan Daerah dalam keanggotaan MPR RI selama ini (sebelum
dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar 1945) dianggap
tidak memadai untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.
3.1.1 Visi dan Misi DPD RI
Visi
Menjadikan DPD RI sebagai lembaga perwakilan yang mampu
secara optimal dan akuntabel memperjuangkan aspirasi daerah untuk
mewujudkan tujuan nasional demi kepentingan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Misi
Memperkuat kewenangan DPD RI, melalui amandemen UUD 1945.
9
3.2. Tinjauan Teoritis
Filling sistem nomor adalah sistem kearsipan yang dalam
penyimpanan dan penyusunan surat/warkat digunakan nomor secara
berurutan mulai nomor terkecil sampai nomor terbesar.
Kebaikan dalam filling sistem nomor :
Penyimpanan menjadi lebih teliti, cermat, dan teratur.
Penyimpanan dapat lebih cepat dan tepat.
Dapat digunakan dalam segala macam surat/warkat/dokumen.
Nomor map atau dokumen dapat diperluas tanpa batas.
Kelemahan dalam filling sistem nomor :
Lebih banyak waktu untuk mengindeks.
Banyaknya map untuk menyimpan surat-surat yang beraneka
ragam dapat menimbulkan kesulitan.
Perlu ruangan yang luas dan peralatan yang memadai untuk
penyimpanan arsip yang banyak.
Adapun dua macam filling sistem nomor, yaitu filling sistem nomor
Dewey dan filling sistem nomor Terminal Digit.
1. Filling Sistem Nomor Dewey
Filling Sistem Nomor Dewey diciptakan oleh Melvile Dewey. Sistem ini
disebut juga dengan desimal, dengan menggunakan notasi angka 0-9.
2. Filling Sistem Nomor Terminal Digit
Sistem penyimpanan berdasarkan nomor urut dalam buku arsip.
Perlengkapan yang digunakan :
Filling Cabinet
10
Guide (setiap laci 10 guide)
Folder (setiap guide 10 folder)
3.3. Tinjauan Praktis
Di DPD RI Sistem Kearsipan yang digunakan adalah sistem
kearsipan Filling Sistem Nomor Terminal Digit. Dimana saya diberi
tugas untuk mengelompokkan arsip berdasarkan nomor terkecil hingga
terbesar, kemudian disimpan dalam satu tempat dengan rapi dan jika
suatu saat diperlukan kembali akan mudah untuk menemukannya
kembali.
Adapun yang dilakukan dalam Pelatihan Sistem Ganda (PSG) di
kantor DPD RI dengan menggunakan Filling Sistem Terminal Digit
dengan peralatan yang dipakai yaitu :
Filling Cabinet
11
Guide
Folder
12
Prosedur atau Tata Cara penyimpanan dan penemuan kembali
Prosedur penyimpanan melakukan urutan nomor terkecil hingga
terbesar, berdasarkan kode folder yang ada, surat-surat dimasukkan
didalam folder.
Prosedur Penemuan kembali mengetahui terlebih dahulu nomor
tersebut, mencari folder didalam lemari berlaci, lihat nomor didalam
surat tersebut, berdasarkan nomor urut.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kearsipan
Terdapat beberapa pengertian kearsipan dari para ahli sebagai
berikut :
Kamus administrasi : kearsipan adalah segenap rangkaian
perbuatan penyelenggaraan kearsipan sejak saat dimulainya
pengumpulan warkat sampai dengan penyingkirannya.
R. Soebroto : kearsipan adalah aktivitas penerimaan, pencatatan,
penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan, penyusutan, dan
pemusnahan arsip.
Drs. Ig. Wursanto : kearsipan adalah proses kegiatan pengurusan
atau pengaturan arsip dengan mempergunakan suatu sistem tertentu
sehingga arsip-arsip dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat
apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Menurut 3 ahli : Mulyono, Muhsin, dan Marimin : kearsipan
adalah tata cara pengurusan penyimpanan warkat menurut aturan dan
procedure yang berlaku dengan mengingat 3 unsur pokok yang
meliputi : penyimpanan, penempatan, dan penemuan kembali.
Dengan demikian, dari beberapa pengertian kearsipan diatas dapat
disimpulkan :
Kearsipan adalah suatu proses kegiatan atau proses pengaturan dan
penyimpanan arsip dengan menggunakan sistem tertentu, sehingga
apabila arsip tersebut diperlukan maka dapat ditemukan kembali secara
tepat dan waktu yang singkat.
5
5
2.2 Sistem Kearsipan
Sistem kearsipan adalah suatu rangkaian kerja yang teratur yang
dapat dijadikan pedoman untuk penyimpanan arsip sehingga saat
diperlukan dapat ditemukan kembali secara cepat dan tepat.
Adapun sistem penyimpanan arsip, dapat dibedakan dalam 5 macam
sebagai berikut :
1. Sistem Abjad (alphabetic system)
Sistem Abjad adalah sistem penyimpanan atau penataan berkas/arsip
berdasarkan urutan abjad, disusun mulai A sampai dengan Z.
2. Sistem Masalah (subject filling system)
Sistem Masalah adalah sistem penyimpanan atau penataan berkas/arsip
berdasarkan pokok permasalahan dalam surat atau dokumen yang
bertalian.
3. Sistem Wilayah (geographic filling system)
Sistem Wilayah adalah sistem penyimpanan atau penataan berkas/arsip
berdasarkan letak wilayah dengan berpedoman pada daerah/kota/dengan
alamat surat.
4. Sistem Tanggal (chronological filling system)
Sistem Tanggal adalah sistem penyimpanan atau penataan berkas/arsip
berdasarkan urutan waktu atau kronologis dari tanggal, bulan, dan tahun
penerimaan pencatatan surat/dokumen.
5. Sistem Nomor (numeric filling system)
Sistem Nomor adalah sistem penyimpanan atau penataan berkas/arsip
berdasarkan nomor.
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktek Kerja Industri merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan didunia kerja dalam upaya pendekatan
ataupun untuk meningkatkan mutu siswa-siswi Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan kemampuan siswa sesuai bidangnya dan juga
menambah bekal untuk masa-masa mendatang guna memasuki dunia
kerja yang semakin banyak serta ketat dalam persaingan seperti dimasa
sekarang ini.
Adapun alasan saya memilih judul tentang Sistem Kearsipan pada
DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI adalah :
Karena di dalam suatu kantor atau organisasi peranan Sistem
Kearsipan sangat penting dan sangat dibutuhkan.
Kearsipan mempunyai peranan sebagai “sumber informasi” dan
“sebagai alat pengawasan”
Dalam mencapai tujuan suatu kantor atau organisasi menjadikan
peranan Sistem Kearsipan kedalam suatu fungsi tertentu untuk
mengendalikan, menggerakan, mengembangkan dan mengarahkan
suatu kantor atau organisasi dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk merealisasikan tujuan.
1
1.2. Perumusan Masalah
Penyusunan Karya Tulis ini merupakan dari kegiatan akhir pada Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) ketika melaksanakan Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) di DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI. Pada dasarnya
Sistem Kearsipan mempunyai peranan yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan oleh setiap kantor yang perlu dikelola dengan baik dan benar
sehingga saat diperlukan dapat ditemukan dengan cepat dan tepat
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dari Penulisan Karya Tulis ini adalah sebagai
berikut :
Untuk menerapkan ilmu yang didapat penulis selama belajar di
SMK SATRIA.
Untuk meningkatkan wawasan penulis dalam bidang administrasi
perkantoran khususnya Sistem Kearsipan yang diterapkan oleh
DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI.
Untuk menerapkan ilmu yang didapat penulis selama di DEWAN
PERWAKILAN DAERAH RI.
Meningkatkan kreativitas siswa/siswi dalam penulisan yang
bersifat objektif dan ilmiah.
Untuk mengetahui Sistem Kearsipan DEWAN PERWAKILAN
DAERAH RI.
2
1.4. Pembatasan Masalah
Mengingat permasalahan pada sistem kearsipan sangat luas kami
hanya membatasi. Pada Filling Sistem Nomor di kantor DEWAN
PERWAKILAN DAERAH RI.
1.5. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data untuk karya tulis ini penulis
menggunakan beberapa cara sebagai langkah utama untuk pendekatan
terhadap masalah penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :
Metode Liferatur
Yaitu cara pengumpulan data dengan mengambil data dari buku-buku
atau catatan-catatan yang berhubungan dengan teknik yang digunakan
sebagai bahan data.
Metode Observasi atau Pengamatan Langsung
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara pengamatan secara lagsung
pada proses kegiatan yang dijadikan data.
Browsing Internet
Yaitu dengan cara ini penulis dapat mengetahui lebih luas arti kata
kearsipan yang ada di kantor bagian tata ruang dan lingkungan hidup.
3
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
kuasaNya yang telah memberikan kemampuan dan kesempatan pada
kami untuk menyusun dan menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini kami buat dengan judul “Sistem Kearsipan Di
Sekretariat Jendral DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK
INDONESIA”. Kami sangat menyadari bahwa karya tulis ini tidak luput
dari kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari sempurna baik
mengenai materi maupun teknik penulisan, hal ini disebabkan
keterbatasan waktu, kemampuan, pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki, serta keterbatasan dalam memperoleh data dan informasi.
Disamping itu penyusunan karya tulis ini tidak akan berhasil tanpa
adanya bantuan dari semua pihak. Maka pada kesempatan ini kami tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan karya tulis
ini, khususnya kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan izin, dorongan, semangat serta
doa untuk melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di
DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI.
2. Kepada Kepala SMK SATRIA Bapak Drs. H Nurhadi, MM.
3. Bapak Hairudin, S.Pd. selaku koordinator karya tulis.
4. Bapak Romli, S.Pd. selaku pembimbing materi yang membantu
pembuatan karya tulis ini.
ii
5. Bapak dan Ibu guru SMK SATRIA yang telah ikut serta dalam
membantu baik secara moral maupun material.
6. Teman-teman yang telah memberikan bantuan baik tenaga maupun
pikiran, sehingga terselesaikannya pembuatan karya tulis ini.
. Dengan demikian, untuk kesempatan karya tulis ini mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga bermanfaat di masa
yang akan datang. Amin.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 2 November 2015
Penyusun
iii
DAFTAR PUSTAKA
Dari internet :
www.google.com
www.wikipedia.com
Profile DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI
Dari buku :
Judul Buku : Sistem Kearsipan
Pengarang : Dewi anggrawati
B. Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks
candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi.
Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu
Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan
Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli
kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahas Sanskerta yang bermakna
‘Rumah Siwa’), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini
bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menunjukkan
bahwa candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di Kecamatan Prambanan, Sleman dan
Kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 km timur laut
Yogyakarta, 50 km barat daya Surakarta dan 120 km selatan Semarang,
persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Letaknya sangat unik. Candi Prambanan terletak di wilayah
administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu
masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa
Tlogo, Prambanan, Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi
Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia
Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai
dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi
utama memiliki ketinggian mencapai 47 m menjulang di tengah
kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi
termegah di Asia Tenggara. Candi Prambanan menjadi daya tarik
kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang
pernah dibangun di Jawa Kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini
dimulai oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur
dan juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa
sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini
untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini
terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing,
yaitu Wangsa Sanjaya penganut Hindu dan Wangsa Syailendra penganut
Buddha. Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa
Hinduisme aliran Siwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan,
setelah sebelumnya Wangsa Syailendra cenderung lebih mendukung
Buddha aliran Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang
beralih fokus dukungan keagamaannya, dari Buddha Mahayana ke
pemujaan terhadap Siwa.
A. Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di
Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah
kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah
barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi
berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha
Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan Wangsa
Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,
sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
Monumen ini tediri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang
diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi
dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.
Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di
dunia. Stupa utama terbesar terletak di tengah sekaligus memahkotai
bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang
yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam
posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra
mudra (memutar roda dharma).
2.3. Tujuan Kearsipan
Untuk menjamin keselamatan dokumen/warkat sebagai bahan
pertanggung jawaban.
Dapat menyimpan warkat dengan sistem tertentu secara sistematis
dan efisien
Untuk mempermudah menemukan warkat dengan cepat dan tepat
saat diperlukan.
Dapat menjaga dan memelihara kelestarian dan kerahasiaan arsip.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu, tempat, biaya dalam
pengelolaan arsip.
7
1.6 Sistematika Penulisan
Sebagai Karya Tulis yang diharapkan dapat mendekati sifat ilmiah, maka
Karya Tulis ini terdiri dari beberapa Bab dan dibahas sedemikian rupa
agar memudahkan pembaca untuk mengetahui isinya.
Adapun Sistematika Penulisan Karya Tulis ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis membuat laporan mengenai Latar Belakang,
Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Pembatasan Masalah, Metode
Pengumpulan Data dan Sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Pengertian Kearsipan, Sistem
Kearsipan dan Tujuam Kearsipan.
BAB III PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang Tinjauan Umum Instansi Pemerintah yaitu
Sejarah Singkat DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI (DPD RI) serta
Visi dan Misi DPD RI, Tinjauan Teoritis dan Tinjauan Praktis.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran.
4
top related