perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/peningkatan... · method of 4th grade students of sdn biting...
Post on 26-Mar-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI
DENGAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES PADA SISWA
KELAS IV SDN 03 BITING PURWANTORO WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
DEWI KRISTYOWENING
K7108113
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Dewi Kristyowening
NIM : K7108113
Jurusan/Program Studi :IP/ PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS NARASI DENGAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES
PADA SISWA KELAS IV SDN 03 BITING PURWANTORO WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Dewi Kristyowening
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI
DENGAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES PADA SISWA
KELAS IV SDN 03 BITING PURWANTORO WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
DEWI KRISTYOWENING
K7108113
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I
Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd
NIP 19560121 198203 2 003
Surakarta, Juni 2012
Pembimbing II
Drs. Tri Budiharto, M. Pd
NIP 19591221 198803 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 11 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd 1. …………..
Sekretaris : Drs. Chumdari, M.Pd 2. …………...
Anggota I : Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd 3. …………..
Anggota II : Drs. Tri Budiharto, M.Pd 4. ……………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si
NIP 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Dewi Kristyowening. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULISNARASI DENGAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES PADA SISWAKELAS IV SDN 03 BITING PURWANTORO WONOGIRI TAHUNPELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasidengan metode examples nonexamples pada siswa kelas IV SDN 03 BitingPurwantoro Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 03 Biting PurwantoroWonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa yang diteliti adalah 20 siswa,terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sedangkan objeknya adalahketerampilan menulis narasi oleh siswa. Bentuk penelitian ini adalah PenelitianTindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiridari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, danrefleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,tes, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data dantrianggulasi metode. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakanadalah teknik analisis interaktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahap prasiklus nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa yaitu 63,5 dengan prosentase klasikalsebesar 40% atau sebanyak 8 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata keterampilanmenulis narasi siswa mengalami peningkatan yaitu 71 dengan prosentaseketuntasan klasikal sebesar 75% atau sebanyak 15 siswa. Sedangkan pada siklus IInilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa mengalami peningkatan kembalimenjadi 80,3 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 95% atau sebanyak19 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan ketuntasan klasikaldari tindakan pra siklus ke tindakan siklus I sebesar 35%, peningkatan ketuntasanklasikal dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II sebesar 20%, dan peningkatanketuntasan klasikal dari tindakan pra siklus ke tindakan siklus II sebesar 55%.
Hasil penelitian tersebut menunjukkkan bahwa pembelajaran denganpenerapan metode examples nonexamples dapat meningkatkan keterampilanmenulis narasi pada siswa kelas IV SDN 03 Biting Purwantoro Wonogiri tahunpelajaran 2011/2012.
Kata kunci : menulis narasi, examples nonexamples
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Dewi Kristyowening. IMPROVING NARRATIVE WRITING SKILLSWITH EXAMPLES NONEXAMPLES METHOD OF 4th GRADESTUDENTS OF SDN BITING PURWANTORO WONOGIRI IN THEACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Teacher Training andEducation Faculty Sebelas Maret University Surakarta 2012.
This research aims to improve narrative skills with examples nonexamplesmethod of 4th grade students of SDN Biting Purwantoro Wonogiri in the academicyear of 2011/2012.
The subject in this research is the 4th grade students of SDN BitingPurwantoro Wonogiri in the academic year of 2011/2012. There were 20 studentsconsisting 13 male students and 7 female students. While the object is narrativewriting skill by students. The research’s form is Classroom Action Research(CAR) that carried out in two cycle. Each cycle consist of four step, that isPlanning, implementation/action, observation, and reflection. The data collecttechnique used is interview, observation, test and documentation. The datavalidity used is triangulation of the data and triangulation methods. In this study,the data collect technique used is the interactive analysis technique.
The result of this research, it is known that in the pre-cycle step theaverage value of narrative writing skill of the students is 63,5, with the classicalpercentage of 40% or as many as 8 students. In the 1st cycle the average value ofnarrative writing skill of the student was improved that is 71 with the percentagewhich is the classical completeness of 75% or as many as 15 students. Whereas inthe 2nd cycle the average value of narrative writing skill of the students improvedbecome 80,3 with the percentage classical completeness of 95% or as many as 19students. It is prove that there is a improve classical completeness by the action ofpre-cycle to the action of 1st action cycle of 35 %, the improving classical fromthe action 1st cycle to the 2nd cycle is 20%, and the improving classicalcompleteness from the pre-cycle action to the 2nd action is 55%.
The result of this research indicating that learning through the applicationof examples nonexamples method can improve the narrative writing skill of 4th
grade students of SDN Biting Purwantoro Wonogiri of the academic year of2011/2012.
Key Word : narrative writing, examples nonexamples
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang
tidak mungkin, kita akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin kita
capai.
(Mario Teguh)
Jangan pernah putus asa, karena sekali putus asa akan menjadi kebiasaan.
(Dewi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
“Ayah dan Ibu”
Doamu yang tulus, kasih sayangmu yang tak terkira selalu membimbingku dalam
mengarungi hidup ini.Semangatmu yang slalu menuntunku untuk mencapai cita-
citaku. Senyum dan tak akan pernah ada tangis yang akan slalu ku persembakan
padamu.
“Tommy dan Diteng”
Terima kasih atas doa, kerja keras tanpa henti, kasih sayang yang tulus.
Semua membuatku semangat untuk menghadapi semua ini.
“Teman Kos”
Untuk persaudaraan yang terjalin selama ini, yang selalu membuat hidupku lebih
berwarna.
“Teman-teman Mahasiswa S1 PGSD”
Atas kebersamaan, persahabatan, dan cinta kasih yang tulus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS NARASI DENGAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES
PADA SISWA KELAS IV SDN 03 BITING PURWANTORO WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian
dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd, selaku Pembimbing I, yang selalu
memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Tri Budiharto, M.Pd, selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Keluarga besar SD Negeri 03 Biting, Purwantoro, Wonogiri yang telah
membantu dan menyediakan tempat untuk melaksanakan penelitian.
7. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
memberikan semangat dan motivasi.
8. Mahasiswa PGSD semester VIII, yang telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... ix
KATA PENGANTAR......................................................................... x
DAFTAR ISI....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ....................................................... 6
1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi .................. 6
a. Pengertian Keterampilan ................................ 6
b. Pengertian Menulis ........................................ 7
c. Ragam Menulis .............................................. 10
d. Tujuan Menulis .............................................. 15
e. Pengertian Menulis Narasi .............................. 17
f. Pengertian Keterampilan Menulis Narasi ........ 18
g. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi .......... 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Hakikat Metode Examples Nonexamples ............. 22
a. Pengertian Metode ......................................... 22
b. Penegetian Metode Examples Nonexamples ... 23
B. Penelitian yang Relevan .............................................. 25
C. Kerangka Berpikir ....................................................... 27
D. Hipotesis Tindakan...................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 29
1. Tempat Penelitian ............................................... 29
2. Waktu Penelitian ................................................ 30
B. Subjek Penelitian ....................................................... 30
C. Bentuk dan Strategi Penelitian.................................... 30
D. Sumber Data .............................................................. 31
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 31
F. Validitas Data ............................................................ 32
G. Analisis Data ............................................................. 33
H. Indikator Kinerja ....................................................... 34
I. Prosedur Penelitian .................................................... 35
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) ............................ 41
1. Hasil Wawancara dengan Guru ........................... 41
2. Pengamatan Proses Pembelajaran di Kelas .......... 42
B. Pelaksanaan Tindakan (Siklus) ................................... 44
1. Siklus I ............................................................... 44
2. Siklus II .............................................................. 55
C. Hasil Penelitian .......................................................... 65
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................... ` 70
1. Prasiklus ............................................................... 70
2. Siklus I ................................................................. 71
3. Siklus II ................................................................ 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................ 75
B. Implikasi .................................................................... 75
C. Saran .......................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 78
LAMPIRAN ........................................................................................ 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Berfikir...................................................................... 28
2. Skema Analisis Data ............................................................................ 34
3. Skema Prosedur Penelitian.................................................................... 40
4. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV
SDN 03 Biting pada Kondisi Awal (Prasiklus)...................................... 43
5. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV
SDN 03 Biting pada siklus I................................................................. 54
6. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV
SDN 03 Biting pada siklus II .............................................................. 64
7. Grafik Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran
pada Siklus I, dan Siklus II ................................................................... 66
8. Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV
SDN 03 Biting pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ......................... 68
9. Grafik Rata-rata Nilai Siswa Kelas IV SDN 03 Biting Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II ........................................................................... 69
10. Grafik Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa kelas IV SDN 03
Biting Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ..................................................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Aspek yang Dinilai pada Proses Keterampilan Menulis ....................... 20
2. Aspek yang Dinilai pada Hasil Keterampilan Menulis ......................... 22
3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV
SDN 03 Biting pada Kondisi Awal (Prasiklus)...................................... 43
4. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV
SDN 03 Biting pada Siklus I................................................................. 53
5. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV
SDN 03 Biting pada Siklus II ............................................................... 63
6. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran pada Siklus I
dan Siklus II ........................................................................................ 66
7. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV
SDN 03 Biting pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .......................... 67
8. Rata-rata Nilai Bilangan Romawi Siswa Kelas IV SDN 03 Biting
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................................................... 68
9. Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IV SDN 03 Biting
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rinian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ...................................... 80
2. Hasil Wawancara Sebelum Diterapkan Metode Examples
Nonexamples .................................................................................. 81
3. Daftar Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03
Biting Purwantoro Wonogiri .......................................................... 83
4. Silabus Pembelajaran Siklus I ......................................................... 84
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................................. 87
6. Kisi–kisi Soal Menulis Narasi Siklus I ........................................... 97
7. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I ................................................. 99
8. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ............................................... 101
9. Kunci Jawaban Siklus I................................................................... 103
10. Kriteria Penilaian Siklus I ............................................................... 105
11. Lembar Penilaian Siklus I .............................................................. 107
12. Media Pembelajaran Siklus I .......................................................... 109
13. Silabus Pembelajaran Siklus II........................................................ 112
14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................. 115
15. Kisi-kisi Soal Menulis Narasi Siklus II ........................................... 126
16. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ............................................... 128
17. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II ............................................... 130
18. Kunci Jawaban Siklus II ................................................................. 132
19. Lembar Penilaian Siklus II ............................................................. 134
20. Lembar Penilaian Siklus II ............................................................. 136
21. Media Pembelajaran Siklus II ........................................................ 138
22. Pendoman Observasi Proses Menulis Siswa ................................... 141
23. Hasil Observasi Proses Menulis Siswa Siklus I ............................... 143
24. Hasil Observasi Proses Menulis Siswa Siklus II.............................. 145
25. Penjelasan Deskriptor Observasi RPP Guru .................................... 147
26. Penilaian RPP Guru Siklus I .......................................................... 151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
27. Penilaian RPP Guru Siklus II ......................................................... 153
28. Penjelasan Deskriptor Observasi Kinerja Guru .............................. 155
29. Penilaian Kinerja Guru Siklus I....................................................... 160
30. Penilaian Kinerja Guru Siklus II ..................................................... 162
31. Daftar Nilai Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03 Biting
Siklus I .......................................................................................... 164
32. Daftar Nilai Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03 Biting
Siklus II .......................................................................................... 165
33. Pendoman Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan
Metode Examples Nonexamples...................................................... 166
34. Dokumentasi .................................................................................. 168
35. Hasil Karya Siswa Siklus I ............................................................. 177
36. Hasil Karya Siswa Siklus II ........................................................... 181
37. Perijinan Penelitian ........................................................................ 185
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pengajaran keterampilan menulis sangat ditentukan oleh
pengajaran menulis itu sendiri, yaitu proses bagaimana guru mengajar yang
mampu memberikan pengalaman belajar yang berguna dan dihayati oleh siswa.
Proses pengajaran yang baik dan berkualitas akan menghasilkan produk hasil
belajar yang baik pula, sebaliknya proses pengajaran yang kurang baik akan
mempengaruhi produk hasil belajar itu.
Sebagaimana dipahami bersama bahwa menulis merupakan salah satu
aspek keterampilan bahasa yang bersifat produktif dan ekspresif. Keterampilan ini
dapat dicapai dengan banyak pelatihan dan bimbingan yang intensif karena
sifatnya yang bukan teoretis. Oleh karena itu, peranan guru sangat menentukan.
Guru harus memiliki keterampilan menulis yang baik, di samping juga harus
mampu mengajarkannya.
Guru Sekolah Dasar harus benar-benar memahami hakikat pengajaran
menulis di Sekolah Dasar. Kemudian harus mampu merencanakan proses belajar
mengajar yang efektif sesuai dengan kompetensi dasar (KD). Metode mengajar,
media pembelajaran dan strategi belajar mengajar yang dipilih harus dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tujuan pengajaran menulis
tentulah mengharapkan siswa Sekolah Dasar memiliki kemampuan atau
kemahiran menulis. Oleh karena itu, peranan pelatihan dan bimbingan yang
intensif sangat dituntut. Apalagi mengingat pembelajaran keterampilan menulis di
Sekolah Dasar merupakan dasar untuk menulis di sekolah lanjutan. Kalau
dasarnya sudah kuat dan kokoh, tentu pengembangan teknik tulisan
bagaimanapun yang akan dikembangkan tidak menjadi masalah lagi.
Selain dipengaruhi beberapa hal tersebut, tujuan pengajaran menulis di
sekolah banyak bergantung pula pada kreativitas seorang guru. Oleh sebab itu,
guru harus membekali dirinya dengan kemampuan menulis. Guru pun dituntut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mampu memilih metode mengajar, media pembelajaran, dan strategi belajar
mengajar yang sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Di samping
itu, seperti sudah diutarakan sebelumnya, keterampilan menulis hanya dapat
dicapai dengan berlatih. Pelatihan yang intensif dan bimbingan yang terarah,
tentulah akan menggiring siswa memiliki keterampilan menulis sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini hendaknya setiap guru menyadari bahwa
pelajaran menulis tidak ditekankan pada pengetahuan kebahasaan tetapi
bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut.
Berdasarkan paparan di atas, tampaknya pengajaran menulis di Sekolah
Dasar pada umumnya, termasuk Sekolah Dasar Negeri 03 Biting Purwantoro
Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Artinya, pembelajaran menulis berlangsung apa adanya, tidak ada bimbingan
intensif dan pelatihan yang cukup dari guru. Bahkan pembelajarannya masih
berorientasi pada aspek pengetahuan tentang kebahasaan. Kemampuan guru
dalam mengajar menulis tidak dibarengi dengan pemilihan metode mengajar,
media pembelajaran, dan strategi mangajar yang tepat sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Akibatnya, siswa tidak terangsang dan bergairah dalam mengikuti
proses pengajaran sehingga prestasi menulisnya pun tidak baik. Terbukti pada
Sekolah Dasar Negeri 03 Biting Purwantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012
khususnya kelas IV ditemukan ada 12 siswa dari 20 siswa atau 60% siswa tidak
tuntas dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 65 dan yang tuntas KKM hanya 8
siswa atau 40% dari 20 siswa (lampiran 3 hal. 83). Hal ini disadari karena guru
kurang kreatif dan tidak mempunyai bekal yang cukup untuk melatih siswa
menulis dengan efektif. Guru juga kurang memahami arti penting dari kegiatan
menulis dalam kehidupan sehari-hari.
Menyadari permasalahan yang muncul sebagaimana yang diuraikan di
atas, adapun solusi yang dapat digunakan adalah mengubah model pembelajaran
yang digunakan sebelumnya dengan model pembelajaran yang inovatif sehingga
anak terdorong untuk mengetahui hal-hal yang baru serta dapat mengembangkan
kosakata. Untuk itu, dapat dilaksanaan proses pembelajaran bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar Negeri 03 Biting Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
apakah telah berlangsung sebagaimana yang diharapkan, terutama dalam rangka
meningkatkan keterampilan menulis siswa. Penelitian ini menggunakan metode
examples nonexamples untuk solusi pada permasalahan menulis yang terjadi di
Sekolah Dasar Negeri 03 Biting Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri
khususnya dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi. Metode examples
nonexamples menggunakan media gambar yang disusun secara berurutan,
sehingga siswa terbantu dengan adanya gambar tersebut. Gambar tersebut juga
menginspirasi siswa untuk mengembangkan kosa kata lebih banyak. Selain itu
metode examples nonexamples menggunakan gambar seri sebagai contoh untuk
siswa mengembangkan paragraf narasi. Sesuai dengan keinginan itu, penelitian
ini diberi judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Metode
Examples Nonexamples pada Siswa Kelas IV SDN 03 Biting Purwantoro
Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu :
1. Apakah penggunaan metode examples nonexamples dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV
SDN 03 Biting Purwantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Apakah penggunaan metode examples nonexamples dapat meningkatkan
kualitas hasil keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 03 Biting
Purwantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis
narasi dengan metode examples nonexamples pada siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 03 Biting Purwantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi
dengan metode examples nonexamples pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 03 Biting Purwantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah:
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai masukan bagi pengelola pendidikan untuk menerapkan metode
examples nonexamples dalam pembelajaran menulis sebagai alternatif
pembelajaran bahasa Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran.
b. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan menerapkan
metode examples nonexamples pada materi pokok yang lain dalam bahasa
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
1) Mengembangkan daya imajinasi siswa terhadap hal-hal yang
dilihatnya untuk dituangkan dalam sebuah tulisan.
2) Mengembangkan kreativitas menulis siswa dalam mengembangkan
suatu kalimat.
3) Mengembangkan fungsi otak kanan yang berisi semangat, spontanitas,
emosi, warna, imajinasi, gairah, dan kegembiraan.
4) Mengembangkan daya konsentrasi siswa dalam proses belajar
mengajar.
5) Menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam mengekspresikan tulisan
atau karyanya.
b. Manfaat Bagi Guru
1) Memberikan alternatif penggunaan metode examples nonexamples
bagi guru dalam mengajarkan materi menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2) Menambah wawasan baru bagi guru untuk mengembangkan setiap
pembelajaran dengan metode yang sesuai.
3) Menambah semangat guru dalam mengajar sehingga tidak
menumbuhkan rasa bosan siswa.
c. Manfaat Bagi Sekolah
1) Terciptanya situasi belajar yang kreatif dan menyenangkan di sekolah.
2) Sekolah semakin bermutu dan disenangi masyarakat.
3) Terciptanya persaingan yang sehat dalam menulis, dalam mengisi
majalah dinding, sehingga majalah dinding semakin semarak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis Narasi
a. Pengertian Keterampilan
Satria dalam (http://id.shvoong.com/business-management/human-
resources/2197108-pengertian-keterampilan-dan-jenisnya/) mengemukakan
bahwa, keterampilan (skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu
pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar
(basic ability). Sejalan dengan pengertian di atas, Gordon (1994), “pengertian
keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara
mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada aktivitas
psikomotor” (hlm. 55).
Nadler (1986), menyatakan bahwa “keterampilan (skill) adalah
kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari
aktivitas” (hlm. 73).
Sejalan dengan pendapat Nadler, Dunnette (1976), berpendapat
bahwa “pengertian keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk
melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil
training dan pengalaman yang didapat” (hlm. 33).
Iverson (2001), mengatakan bahwa “selain training yang diperlukan
untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan juga membutuhkan
kemampuan dasar (basic ability) untuk melakukan pekerjaan secara mudah
dan tepat” (hlm. 133).
Robbins (2000), berpendapat bahwa pada dasarnya keterampilan
dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1. Basic literacy skillKeahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajibdimiliki oleh kebanyakan orang, seperti membaca, menulis danmendengar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Technical skillKeahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembanganteknik yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat, mengoperasikankomputer.
3. Interpersonal skillKeahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secaraefektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekankerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secarajelas dan bekerja dalam satu tim.
4. Problem solvingMenyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menajamkanlogika, beragumentasi dan penyelesaian masalah serta kemampuanuntuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternatif danmenganalisa serta memilih penyelesaian yang baik. (hlm. 494-495).
Soemarjadi, Muzni Ramanto, dan Wikdati Zahri (2001) berpendapat
bahwa ”kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan” (hlm. 2).
Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan
dengan cepat dan benar. Ruang lingkup keterampilan cukup luas meliputi
kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan
sebagainya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan suatu tugas
secara mudah, tepat dan cermat.
b. Pengertian Menulis
Penggunaan istilah menulis dan mengarang merupakan dua hal yang
dianggap sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan berbeda oleh sebagian
ahli lainnya. St. Y. Slamet (2007), mengatakan bahwa kedua istilah tersebut
penggunaannya dipandang bersinonim. Oleh karena itu, keduanya dapat
saling menggantikan. Sejalan dengan hal itu, maka tulisan sebagai hasil
menulis berpadanan dengan karangan sebagai hasil mengarang” (hlm. 96).
Menulis dapat didefinisikan sebagai kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya
(Suparno dan M. Yunus, 2003:3). Pesan adalah isi atau muatan yang
terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau
lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang
terlibat: penulis sebagai penyampai pesan, isi tulisan, saluran atau media
berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
McCrimmon (1976), mengungkapkan bahwa “menulis merupakan
kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-
hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca
dapat memahaminya dengan mudah dan jelas” (hlm. 2). Senada dengan
pendapat di atas, Mary S. Lawrence (1972), menyatakan bahwa “menulis
adalah mengkomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis” (hml. 1).
Sejalan pendapat di atas, Agus Budi (2011), berpendapat bahwa
“menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut” (hlm. 58). Gambar
atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna, tetapi tidak
menggambarkan kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian
dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Prinsip utama dari tulisan adalah
sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Penulis yang handal adalah
penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi harus
diperhatikan dan dimanfaatkan. Situasi yang dimanfaatkan meliputi: maksud
dan tujuan penulis, pembaca, waktu atau keadaan.
Hal yang perlu diperhatikan para penulis:
a) Berapa usia pembaca?
b) Jenis kelamin pembaca?
c) Dimana tempat tinggal pembaca?
d) Apa latar belakang pendidikan pembaca?
e) Minat sosial pembaca?
f) Bagaimana keyakinan pembaca?
g) Apa agama pembaca?
h) Apa minat budaya pembaca?
i) Apa pekerjaan pembaca?
j) Apa kegemaran pembaca?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
k) Apa yang belum jelas dari pembaca?
Menulis bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja,
melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan
pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis
bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari,
tetapi justru dikuasai.
Belajar menulis yang baik memerlukan suatu metode. Salah satu
metode yang dapat dipakai untuk itu adalah dengan latihan yang lama dan
terus menerus. Latihan ini dapat efektif jika mengacu pada pengetahuan
mengenai teknik dan prinsip penulisan yang bagus (Martin Peterson, 2000:1).
Kualitas dari suatu teks tulisan sangat tergantung pada banyaknya waktu yang
dipakai untuk menulis sebuah esai dari seseorang membutuhkan waktu tidak
kurang dari satu bulan.
Paul J. Silvia dalam The International Journal of A Practical Guide
to Productive Academic Writing (2007) menyebutkan:
“Writing productively does not require innate skills or special traits butspecific tactics and actions. Drawing examples from his own field ofpsychology, he shows readers how to overcome motivationalroadblocks and become prolific without sacrificing evenings, weekends,and vacations. After describibg strategies for writing productively, theauthor gives detailed advice from the trenches on how to write, submit,revise, and resubmit articles; how to improve writing quality; and howto write and publish academic work.”
Menulis secara produktif tidak membutuhkan kemampuan yang halus atau
cirri-ciri khusus melainkan pelaksanaan dan taktik yang spesifik.
Menggambarkan contoh-contoh dari wilayah kejiwaannya sendiri, dia
menunjukkan pembaca bagaimana untuk mengatasi rintangan-rintangan
motivasi dan menjadi produktif tanpa mengorbankan petang, akhir minggu,
liburan. Setelah mendeskripsikan strategi dalam menulis secara produktif,
penulis memberikan saran yang produktif dengan suatu batasan bagaimana
untuk menulis, mengirim, merevisi, dan kembali mengirim artikel; bagaimana
untuk meningkatkan kualitas menulis dan bagaimana untuk menulis dan
mempublikasikan kerja akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Menulis pada hakikatnya ialah melukiskan lambang-lambang grafis
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang untuk dibaca
orang lain yang dapat memahami bahasa dan lambang-lambang grafis
tersebut (H. G. Tarigan, 1983:21). Pengabadian bahasa dengan lambang-
lambang grafis tersebut merupakan penuangan pikiran melalui bahasa tulis
untuk dibaca atau dimengerti orang lain. Menulis bukan sekedar melukiskan
lambang-lambang grafis melainkan menuangkan buah pikiran ke dalam
bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan
jelas, sehingga pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca
secara berhasil. Oleh karenanya disamping harus menguasai topik dan
permasalahan yang akan ditulis, penulis dituntut menguasai komponen
lainnya, seperti grafologi, struktur, kosakata, kelancaran, dan sebagainya.
Joyce Tyldesley dalam The International Journal of Code Breaker’s
Secret Diary, and the Scripta (2010) menyebutkan:
Writing, though not obligatory, is a difining marker of civilization.Without writing, there can be no accumulation of knowledge, nohistorical record, no science (though simple technology may exist), andof course no books, newspapers, emails or World Wide Web.
Menulis, walaupun tidak wajib, adalah sebuah batasan tanda dari peradaban.
Tanpa menulis, peradaban dapat menjadi tidak ada pertambahan pengetahuan,
tidak ada rekaman sejarah, tidak ada ilmu pengetahuan (walaupun teknologi
sederhana mungkin berkembang), dan tentu saja tidak ada buku, Koran, email
atau World Wide Web.
Beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah suatu kegiatan untuk menggali ide-ide atau mengungkapkan ide
dengan menggunakan lambang-lambang grafis untuk menggambarkan ide
tersebut yang dapat dipahami oleh orang lain. Menulis bukan merupakan
kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai dan
dilatih.
c. Ragam Menulis
Ahmad. R (2001), mengatakan bahwa “menulis dapat dipandang
sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel. Seperti halnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perkembangan membaca, perkembangan anak dalam menulis juga terjadi
perlahan-lahan” (hml. 74). Dalam tahap ini anak perlu mendapat bimbingan
dalam memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan.
Combs (1996), mengemukakan bahwa perkembangan menulis mengikuti
prinsip-prinsip berikut.
a) Prinsip keterulangan (recurring principle)Anak menyadari bahwa dalam suatu kata bentuk yang sama terjadiberulang-ulang. Mereka memperagakannya dengan cara menggunakansuatu bentuk secara berulang-ulang.
b) Prinsip generative (generative principle)Anak menyadari bentuk-bentuk tulisan secara lebih rinci,menggunakan beberapa huruf dalam kombinasi dan pola yangberagam.
c) Konsep tanda (sign concept)Anak memahami makna tanda-tanda dalam bahasa tulis. Untukmempermudah kegiatan komunikasi, orang dewasa perlumenghubungkan benda tertentu dengan kata yang mewakilinya.
d) Fleksibilitas (flexibility)Anak menyadari bahwa suatu tanda yang fleksibel dapat menjaditanda yang lain. Dengan menambahkan tanda-tanda tertentu, huruf Idapat berubah menjadi huruf T, E, F, dan seterusnya.
e) Arah tanda (directionality)Anak menyadari bahwa tulisan bersifat linier, bergerak dari satu hurufke huruf yang lain sampai membentuk suatu kata, dari arah kirimenuju ke arah kanan, bergerak dari garis satu menuju baris yang lain.
Temple dkk (1988), mengidentifikasi adanya 4 tahap perkembangan
tulisan yang dialami anak, yaitu: prafonemik, fonemik tahap awal, nama-
huruf, transisi, dan menguasai (hlm. 99).
Tahap prafonemik anak sudah mengenali bentuk dan ukuran huruf,
tetapi dia belum dapat menggabungkan huruf untuk menulis kata. Dia belum
menguasai prinsip-prinsip fonetik, yakni huruf mewakili bunyi-bunyi yang
membentuk kata. Bimbingan perlu diberikan pada anak yang berada dalam
tahap prafenomikdapat berupa: bacakan dengan keras kata-kata yang dekat
dengan dunia anak, bacakan judul atau label yang dekat dengan dunia anak,
berikan contoh penulisan huruf dan jelaskan bentuk dan ukurannya.
Tahap fonemik awal anak sudah mulai mengenali prinsip-prinsip
fonetik, tahu cara kerja tulisan, tetapi keterampilan mengoperasikan prinsip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
fonetik masih sangat terbatas. Akibat dari terbatasnya keterampilan ini, anak
sering kali menuliskan kata dengan satu atau dua huruf saja. Bimbingan yang
dapat diberikan pada anak yang berada pada tahap fonemik tahap awal
adalah: ajaklah anak memasuki dunia tulis (misalnya dengan
memperkenalkan barang-barang cetak yang diminati anak). Kegiatan
bimbingan difokuskan pada memantapkan konsep kata dalam diri anak.
Teknik yang ditempuh: membacakan buku yang sangat dekat dengan dunia
anak, fokuskan pada kata-kata tertentu, beri kesempatan pada anak untuk
menuliskan apa saja yang dapat ditulis. Yakinkan bahwa anak dapat menulis,
hindarkan anak dari rasa takut membuat kesalahan dalam menulis.
Tahap nama-huruf (menguasai huruf) anak mulai dapat menerapkan
prinsip fonetik. Dia sudah dapat menggunakan huruf-huruf untuk mewakili
bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata. Tulisan yang dihasilkan seringkali
belum dapat dibaca, termasuk oleh anak itu sendiri. Bimbingan yang dapat
diberikan pada anak yang berada dalam tahap nama-huruf adalah: latihan
penulisan kata/kelompok kata serta cara mengucapkannya, menunjukkan
contoh penulisan kata yang tidak tepat dengan memanfaatkan kamus,
mencatat kata-kata yang sering dijumpai dalam kegiatan membaca.
Tahap transisi, penguasaan anak terhadap system tatatulis semakin
lengkap. Meskipun belum konsisten, dia sudah dapat menggunakan ejaan dan
tanda baca dalam menulis, khususnya pemberian spasi antarkata. Bimbingan
untuk anak yang berada dalam tahap transisi difokuskan pada penguasaan
pola dan system tatatulis. Kegiatan bimbingan dapat berupa: memperkenalkan
aturan tatatulis, cara mengucapkan kata, cara menulis, dan maknanya dalam
konteks, menelaah kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan oleh
temannya. Dan tahap terakhir adalah anak sudah dapat menerapkan dengan
baik semua sistem tatatulis.
Weaver (1990), mengatakan secara padat di dalam proses penulisan
terdiri atas lima tahap, yaitu: (1) persiapan penulisan (rehearsing), (2)
pembuatan draft (drafting), (3) perevisian (revising), (4) pengeditan (editing),
(5) pemublikasian (publishing) (hlm. 179). Senada pendapat tersebut, Murray
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dalam Tompkins dan Hoskisson (1995), ada lima tahap atau kegiatan yang
dilakukan pada proses penulisan, yaitu:
(1) prapenulisan (prewriting), (2) pembuatan draft (drafting), (3) perevisian
(revising), (4) pengeditan (editing), dan (5) pemublikasian
(publishing/sharing) (hlm. 88).
(1) Prapenulisan (Prewriting)
Prapenulisan merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini
merupakan langkah awal dalam menulis yang mencakup kegiatan (1)
menentukan dan membatasi topik tulisan, (2) merumuskan tujuan,
menentukan bentuk tulisan, dan menentukan pembaca yang akan
ditujunya, (3) memilih bahan, serta (4) menentukan generalisasi dan cara-
cara mengorganisasi ide untuk tulisannya. Tahap ini merupakan tahap
yang amat penting dalam kegiatan menulis. Oleh karena itu, pada tahap
pramenulis kadang diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya
respon yang berupa idea tau gagasan. Kegiatan ini dapat dilakukan
melalui berbagai aktivitas, misalnya membaca buku, surat kabar, majalah
dan sejenisnya, menyimak warta berita, pidato khotbah, diskusi, seminar,
dan sebagainya.
Penentuan tujuan erat erat kaitannya dengan pemilihan bentuk
karangan. Karangan yang bertujuan menjelaskan menjelaskan sesuatu
dalam bentuk karangan eksposisi; karangan yang bertujuan
membuktikan, meyakinkan dan membujuk dapat disusun dalam bentuk
argumentasi dan persuasi. Karangan yang bertujuan melikiskan sesuatu
disusun dalam bentuk karangan deskripsi. Di samping itu, seseorang
penulis dapat memilih bentuk prosa, puisi, atau drama untuk
mengomunikasikan gagasannya.
Pengembangan ide ke dalam kerangka karangan dapat
menggunakan berbagai pola pengembangan. Secara umum, kerangka
terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, permasalahan, dan penutup.
(2) Pembuatan Draft (Drafting)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dalam orientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa, tahap
menulis ini dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam tulisan sehingga
menjadi sebuah wacana sementara (draft). Pada tahap ini diperlukan
berbagai pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan
kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata, gaya bahasa, pembentukan
kalimat, sedangkan teknik penulisan untuk penyusunan paragraf dengan
penyusunan kerangka secara utuh.
Karena fungsinya hanya sebagai sebuah tulisan sementara, guru
tidak selayaknya memberi nilai, baik pada aspek isi maupun
kebahasaannya, untuk menentukan tingkat kemampuan menulis siswa.
Akan tetapi, jika guru bermaksud melihat tulisan itu, hendaknya
ditujukan pada organisasi isinya.
(3) Perevisian (Revising)
Tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan
karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur
karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok
dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu,
aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda
baca. Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan
apabila judul yang telah ditentukan dirasakan kurang tepat.
Apabila revisi dilakukan penulis sendiri, diperlukan tenggang
waktu antara penyelesaian dengan pelaksaan revisi. Dengan demikian
saat membaca kembali tulisannya, penulis telah memiliki perspektif yang
segar dan ia dapat menempatkan dirinya sebagai pembaca, bukan sebagai
penulis, sehingga dapat menangkap apa-apa yang mereka inginkan untuk
ditulis. Pada saat melakukan revisi, penulis dapat mengganti, menambah,
memindahkan, dan menghilangkan bagian-bagian kalimat tertentu yang
dipandang bermasalah.
(4) Pengeditan (Editing)
Hasil tulisan/karangan perlu dilakukannya pengeditan
(penyuntingan). Hal ini berarti penulis sudah hampir menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sebuah bentuk tulisan final. Jika pada bagian sebelumnya perbaikan
diutamakan pada segi isi, maka pada bagian ini perhatian difokuskan
pada aspek mekanis bahasa sehingga penulis dapat memperbaiki
tulisannya dengan membetulkan kesalahan penulisan kata maupun
kesalahan mekanis lainnya. Adapun tujuan kegiatan penyuntingan adalah
membuat tulisan dapat dibaca secara optimal oleh pembacanya. Jika
sebuah tulisan tidak dapat dibaca berarti penulisan telah melakukan hal
yang sia-sia karena ungkapan perasaannya tidak dibaca orang.
(5) Pemublikasian (Publishing/Sharing)
Publikasi mempunyai dua arti. Pengertian pertama, publikasi
berarti menyampaikan karangan kepada public dalam bentuk cetakan,
sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk noncetakan.
Penyampaian noncetakan dapat dilakukan dengan pementasan,
penceritaan, peragaan, pembacaan di depan kelas. Karangan berbentuk
cerita anak-anak, misalnya, dapat disampaikan melalui majalah, atau
dapat juga disampaiakan secara lisan.
Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
penulis akademik meliputi tahap-tahap berikut ( 1 ) tahap prapenulisan (
2 ) tahap penulisan, ( 3 ) tahap revisi, ( 4 ) tahap pengedit, dan ( 5 ) tahap
publikasi. Dalam tahap pra penulisan ditentukan topik apa yang akan
ditulis berupa menentukan bahan, dan pembuat kerangka karangan.
Dalam proses penulisan, dikembangkan gagasan-gagasan menjadi
karangan utuh dengan menggunakan wahan bahasa yang meliputi
kosakata, tata bahasa, ejaan, dan tanda baca.
d. Tujuan Menulis
Agus Budi (2011), mengungkapkan bahwa “tulisan bertujuan
memberitahu atau mengajar disebut wacana informatif. Tulisan yang
bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif.
Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau membahagiakan disebut
wacana kesastraan, tulisan literer. Sedangkan tulisan yang bertujuan untuk
mengekspresikan perasaan dan emosi disebut wacana ekspresif” (hlm. 59).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Hugo Hartig (Tarigan, 1982), menyatakan tujuan dari tulisan adalah
sebagai berikut :
a) Tujuan penugasan (assignment purpose), b) Tujuan altruistik(altruistic purpose), c) Tujuan persuasif (persuasive purpose), d)Tujuan informasional (informational purpose), e) Tujuan pernyataandiri (self-expressive purpose), f) Tujuan kreatif (creative purpose), g)Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose) (hlm. 24).
a) Tujuan penugasan (assignment purpose)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak memiliki tujuan sama sekali.
Penulis menulis karena ditugasi, bukan atas kemauan sendiri.
Misalnya: siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekertaris yang
ditugasi membuat laporan, notulen rapat.
b) Tujuan altruistik (altruistic purpose)
Tujuan penulisan yang menyenangkan para pembaca, menjauhi kedukaan
pembaca, ingin menolong membaca memahami menghargai perasaan.
Tujuan ini kunci keterbacaan suatu tulisan.
c) Tujuan persuasif (persuasive purpose)
Tujuan meyakinkan pembaca terhadap kebenaran yang diutarakan.
d) Tujuan informasional (informational purpose)
Tujuan tulisan memberikan informasi atau keterangan kepada pembaca.
e) Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
penulis kepada pembaca.
f) Tujuan kreatif (creative purpose)
Tujuan yang berhubungan dengan keinginan kreatif, melibatkan diri
penulis dengan norma artistic (seni ideal). Nilai artistic dan kesenian
dituju oleh tulisan ini.
g) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)
Penulis menghadapi masalah yang harus diselesaikan, tulisan ini dibuat
melalui penelitian, kedalaman pikiran, dan simpulan sebagai solusi
masalah yang dihadapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Klasifikasi bentuk tulisan menurut Morris dalam buku Pembelajaran
Bahasa Indonesia oleh Agus Budi sebagai berikut:
(1) Eksposisi yang mencakup 6 metode analisis: klasifikasi, definisi,
eksemplikasi, sebab dan akibat, komparasi dan kontras, dan proses.
(2) Argumen yang meliputi argumen formal (deduksi dan induksi),
persuasi informal.
(3) Deskripsi yang meliputi deskripsi ekspositori dan artistik/literer.
(4) Narasi yang meliputi narasi informative dan artistik/literer.
e. Pengertian Menulis Narasi
St. Y. Slamet (2008), berpendapat bahwa “narasi (penceritaan atau
pengisahan) adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya
suatu hal” (hlm. 103).
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada
pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian,
tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur
itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita
yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur
(http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan).
Sejalan dengan pendapat di atas, Sabarti (1991) “narasi merupakan
suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami
sendiri peristiwa itu. Oleh karena itu, unsur yang paling penting dalam sebuah
narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu
rangkaian waktu” (hlm. 127). Apa yang telah terjadi tidak lain adalah tindak-
tanduk yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu
rangkaian waktu atau dengan kata lain mengisahkan suatu kehidupan yang
dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Jadi, narasi adalah suatu bentuk
wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalani dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalah suatu kesatuan
waktu. Atau suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan
jelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Gorys Keraf
(1983) mengemukakan narasi berusaha menjawab pertanyaan, “Apa yang
telah terjadi?”.
Adapun ciri-ciri karangan narasi menurut Gorys Keraf (2000) dalam
(http://wikipedia/2010/03/narasi.html) yaitu sebagai berikut:
(1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan
(2) Dirangkai dalam urutan waktu
(3) Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
(4) Ada konfliks (hlm. 136).
Kemudian lebih lengkap lagi ciri-ciri narasi yang diungkapkan oleh
Atar Semi (2003) dalam (http://wikipedia/2010/03/narasi.html) yaitu
sebagai berikut:
(1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.(2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang
benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi ataugabungan keduanya.
(3) Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidakmenarik.
(4) Memiliki nilai estetika.(5) Menekankan susunan secara kronologis. (hlm. 31).
Beberapa paparan di atas akan disimpulkan bahwa menulis narasi
adalah suatu karangan yang menceritakan suatu peristiwa dengan
mengutamakan plot atau alur, fase, langkah atau terjadinya suatu hal.
f. Pengertian Keterampilan Menulis Narasi
Keterampilan menulis narasi adalah kemampuan untuk
mengungkapkan segala pikiran dan imajinasi ke dalam tulisan yang ditulis
secara kronologis terutama harus memperhatikan unsur waktu. Keterampilan
menulis narasi bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu
dipelajari, tetapi justru dikuasai.
Sejalan dengan pengertian di atas, keterampilan menulis narasi
adalah kecakapan dalam kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
menggunakan bahasa tulis yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa
berdasarkan plot atau alur. Secara garis besar, keterampilan menulis narasi
harus mengutamakan plot atau alur, fase, langkah atau urutan kejadian suatu
hal.
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menulis narasi dapat diartikan merupakan suatu kemampuan pengungkapan
ide, perasaan, pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis secara
kronologis yang memperhatikan unsur waktu dengan efektif dan efisien.
g. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi
Ahmad Rofi’uddin (2001) mengungkapkan bahwa secara
konvensional, penilaian karangan (yang menggunakan bentuk tes subjektif)
dapat dilakukan secara holistik atau per aspek (hlm. 190). Penilaian holistik
yang dimaksud berupa penilaian karangan yang dilakukan secara utuh, tanpa
melihat bagian-bagiannya. Teknik penilaian holistik ini lebih bersifat impresif
(berdasarkan kesan penilai). Penilaian per aspek dilakukan dengan cara
menilai bagian-bagian karangan, misalnya: struktur tatabahasa yang
digunakan, pemilihan diksi, penggunaan tanda baca dan ejaan, organisasi ide,
gaya penulisan, serta kekuatan argumentasi yang disajikan. Hasil akhir
penilaian merupakan gabungan dari hasil penilaian per aspek.
Selain penilaian pada hasil keterampilan menulis, ada pula penilaian
yang dilakukan guru pada saat proses pembelajaran keterampilan menulis.
Aspek yang dinilai pada saat proses keterampilan menulis berlangsung antara
lain minat, keaktifan, kerja sama, dan kesungguhan. Penilaian keterampilan
menulis pada penelitian ini yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1. Penilaian Proses Keterampilan Menulis
Tabel 1. Aspek yang dinilai pada proses keterampilan menulis
No Uraian TindakanSkor
1 2 3 4
1 Perhatian siswa terhadap pembelajaran yang
disampaikan guru.
2 Kemauan untuk menerima pelajaran.
3 Keterlibat siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4 Keaktifan siswa dalam memanfaatkan media yang
digunakan.
5 Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat.
6 Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran.
7 Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu
maupun kelompok.
8 Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran.
9 Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran.
10 Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi.
Total skor
Rata-rata Skor (jumlah skor : 10)
Keterangan:
Diisi dengan tanda ceklis (√)
4 (Sangat sekali) : Jika semua indikator dilaksanakan
3 (Baik) : Jika hanya dua indikator dilaksanakan
2 (Cukup) : Jika hanya satu indikator dilaksanakan
1 (Kurang) : Jika tidak satupun indikator dilaksanakan
1. Perhatian siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan
guru
a. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh.
b. Menunjukkan antusias dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Menunjukkan rasa senang
2. Kemauan untuk menerima pelajaran
a. Mendengarkan penjelasan guru.
b. Mengerjakan tugas kelompok.
c. Mengerjakan tugas individu.
3. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
a. Berani menyatakan pendapat
b. Memanfaatkan media pembelajaran
c. Berani mengajukan pendapat
4. Keaktifan siswa dalam memanfaatkan media yang
digunakan
a. Paham cara penggunaan media
b. Menggunakan media dengan benar
c. Dapat menyelesaikan soal dengan benar
5. Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
a. Mengacungkan jari
b. Mengajukan pertanyaan dengan sopan
c. Bertanya tentang materi yang kurang jelas
6. Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran
a. Memberi bantuan pada teman
b. Menghargai pendapat teman
c. Menunjukkan kekompakan
7. Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu maupun
kelompok
a. Siswa tenang dalam mengerjakan tugas
b. Tidak menganggu teman/kelompok lain
c. Kerjasama teman satu kelompok
8. Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran
a. Aktif dalam kerja kelompok
b. Mampu mengerjakan soal evaluasi
c. Mampu membuat kesimpulan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
9. Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran
a. Menjawab pertanyaan guru dengan tepat
b. Membuat catatan tentang pelajaran yang dilaksanakan
c. Secara bersama-sama siswa mampu menyimpulkan pembelajaran
10. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi
a. Tenang dalam mengerjakan soal evaluasi
b. Tidak bertanya pada teman saat tes evaluasi
c. Mengerjakan soal dengan cepat dan tepat
2. Penilaian Hasil Keterampilan Menulis
Tabel 2. Aspek yang dinilai pada hasil keterampilan menulis
2. Hakikat Metode Examples Non-Examples
a. Pengertian Metode
Syaiful Bahri Djamarah (1991) mengungkapkan bahwa, “metode
adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”
(hlm. 72). Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya
bila tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan dan
dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.
No Aspek yang dinilai Skor Maksimal
1 Isi gagasan yang dikemukakan 30
2 Organisasi isi 25
3 Struktur tatabahasa 20
4 Gaya dan bentuk tulisan 15
5 Ejaan dan tanda baca 10
Jumlah 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Ananda Santoso dan A.R. Al Hanif (2001), mengungkapkan bahwa
yang dimaksud dengan “metode adalah cara yang telah terpikir baik-baik dan
teratur untuk mencapai maksud tertentu (dalam ilmu pengetahuan dan
sebagainya)” (hlm. 254).
Guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode dalam
kegiatan belajar mengajar, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang
bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan, tetapi menarik
perhatian siswa. Oleh karena itu, kompetensi guru diperlukan dalam
pemilihan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
T. Raka Joni (1993) berpendapat bahwa, metode sebagai cara kerja
yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode dapat diartikan sebagai cara/jalan menyajikan/melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Wina Sanjaya (2009:.. )
mengemukakan bahwa metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang
telah ditetapkan.
Dengan demikian metode dapat diartikan cara yang digunakan untuk
melaksanakan strategi atau suatu pekerjaan agar mencapai tujuan tertentu.
b. Pengertian Metode Examples Nonexamples
Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak
konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga
dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Arief Luqman pada
(http://nadhirin.blogspot.com/2010/05/metode-example-and-nonexample-
contoh.html) mengatakan bahwa example nonexample adalah taktik yang
dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan
untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang
terdiri dari example nonexample dari suatu definisi konsep yang ada, dan
meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep
yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan
gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi.
Metode example nonexample dianggap perlu dilakukan karena suatu
definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari
segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian
siswa terhadap example nonexample diharapkan akan dapat mendorong siswa
untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Langakah-langkah Penerapan Metode Examples Nonexamples
Mulyadi (2011:133) berpendapat bahwa langkah-langkah penerapan
metode examples nonexamples adalah sebagai berikut.
(1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(2) Guru menempelkan gambar di papan, atau ditayangkan melalui OHP.
(3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.
(4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
(5) Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
(6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
(7) Kesimpulan.
Guru dapat mengembangkan atau merekayasa langkah-langkah
tersebut menjadi lebih bervariatif menuju tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
(1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
(2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
(3) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi.
(4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
(5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(6) Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep
atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
(7) Kesimpulan atau rangkuman.
Sedangkan Tennyson dan Pork (1980:59) mengatakan bahwa
kerangka konsep metode examples nonexamples antara lain :
(1) Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non-contoh yang
menjelaskan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari
konsep baru. Menyajikan itu dalam satu waktu dan meminta siswa untuk
memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut.
Selama siswa memikirkan tentang tiap examples nonexamples tersebut,
tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu berbeda.
(2) Menyiapkan examples nonexamples tambahan, mengenai konsep yang
lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah
dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.
(3) Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan
konsep examples nonexamples mereka. Setelah itu meminta setiap
pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya
secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.
(4) Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan
konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah
didapat dari examples nonexamples.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Surani (2010) yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri pada
Siswa Kelas III SD Negeri Kartasura 02 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan terhadap proses dan hasil belajar
keterampilan menulis narasi dengan media gambar seri. Hal ini ditunjukkan
dengan kenaikan nilai di atas KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. KKM
yang telah ditentukan adalah 65 dan pada siklus I pertemuan pertama siswa yang
mendapat nilai di atas KKM sebanyak 18 siswa dari 37 siswa dengan prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
sebesar 48,64%. Sedangkan pada siklus I pertemuan kedua yang mendapat nilai
diatas KKM adalah 29 siswa dengan prosentase 72,97% dari 37 siswa. Pada siklus
II pertemuan pertama ada 34 siswa yang mendapat nilai di atas KKM dan 91,89%
prosentase dari 37 siswa. Siklus II pertemuan kedua diperoleh 36 siswa mendapat
nilai di atas KKM dengan prosentase sebesar 97,29%.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sri Surani dengan penelitian
ini adalah terletak pada objek yang diteliti. Objek yang diteliti oleh Sri Surani
adalah peningkatan keterampilan menulis narasi, begitu pula dengan objek
penelitian ini yaitu peningkatan keterampilan menulis narasi.
Penelitian ini dan yang dilakukan oleh sri Surani juga memiliki
perbedaan yaitu terletak pada variabel X. Variabel X yang diteliti oleh Sri Surani
adalah dengan menggunakan media gambar seri sedangkan variabel X penelitian
ini adalah dengan metode examples nonexamples.
Penelitian yang dilakukan oleh Ariska Pujianti (2010) yang diberi judul
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Model Contexstual Teaching
and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SD Negeri III Gedong Ngadirojo
Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Dengan nilai KKM yang telah ditentukan
adalah 67, pada siklus I yang mendapat nilai di atas KKM adalah 9 siswa dengan
prosentase 64% dari 14 siswa. Sedangkan pada siklus II terdapat 12 siswa yang
mendapat nilai di atas KKM dengan prosentase 86%.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ariska Pujianti dengan
penelitian ini adalah pada variabel Y, yaitu peningkatan keterampilan menulis
narasi. Penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Ariska Pujianti juga terdapat
perbedaan, perbedaan itu terletak pada model pembelajaran yang dilakukan.
Ariska Pujianti meneliti dengan mkenggunakan model pembelajaran Contexstual
Teaching and Learning (CTL) sedangkan penelitian ini menggunakan model
pembelajaran Kooperative tipe examples nonexamples. Selain perbedaan yang
telah dijelaskan di atas, ada pula perbedaan lain antara penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ariska Pujianti yaitu pada subjek yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan kelas IV sebagai subjek penelitian, sedangkan Ariska
Pujianti menggunakan kelas V sebagai subjek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis narasi pada siswa Sekolah Dasar perlu
ditingkatkan. Siswa cenderung belum bisa menuangkan segala imajinasi dan
kreativitas yang ada dalam pikirannya ke dalam sebuah tulisan. Penyebab lain
rendahnya nilai menulis narasi adalah kosakata yang dimiliki siswa belum
berkembang serta kemampuan guru dalam mengajarkan menulis narasi tidak
dibarengi dengan pemilihan metode yang tepat dan penggunaan media
pembelajaran. Menulis bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja,
melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu dan pengalaman
hidup seseorang dengan bahasa tulis.
Bertolak dari permasalahan tersebut, guru sebagai fasilitator para siswa
dituntut untuk bisa merangsang imajinasi dan kekreativitasan siswa. Salah satunya
adalah dengan menggunakan metode examples nonexamples pada pembelajaran
menulis narasi. Sebelum guru menggunakan metode examples nonexamples, serta
kebiasaan guru hanya memberi tugas menulis, memberi judul atau tema saja,dan
tidak memberi umpan balik terhadap tulisan siswa, hasil belajar menulis narasi
siswa rendah. Pembelajaran dengan metode examples nonexamples akan
dilaksanakan dalam II siklus.
Pada siklus I diberikan tugas mengarang, siswa menentukan tema tanpa
menyusun kerangka karangan, siklus II siswa menentukan tema dan kerangka
karangan baru memgembangkan paragraf. Diharapkan pada kondisi akhir dapat
meningkatkan proses pembelajaran dan hasil keterampilan menulis narasi dengan
metode examples nonexamples. Peningkatan ini akan ditandai dengan target akhir
sebanyak 80% dari jumlah siswa kelas IV yang ada mendapatkan nilai di atas
KKM yang telah ditetapkan atau batas ketuntasan dalam pembelajaran
keterampilan berbicara.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada
gambar sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka
berpikir yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas sebagai berikut:
1. Penggunaan metode examples nonexamples dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN
03 Biting Purwantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Penggunaan metode examples nonexamples dapat meningkatkan kualitas
hasil keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 03 Biting
Purwantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.
KondisiAwal
Tindakan
KondisiAkhir
Guru masih menggunakanmetode konvensional danbelum menerapkan metodeexamples nonexamplespada pembelajaranketerampilan menulisnarasi.
Guru menerapkanmetode examplesnonexamples padapembelajaranketerampilan menulisnarasi.
Dengan metode examples non-examples dapat meningkatkanproses pembelajaran dan hasilketerampilan menulis narasipada siswa kelas IV SDN 03Biting Purwantoro Wonogiri.
Proses pembelajarandan hasil keterampilanmenulis narasi siswamasih rendah
Siklus I prosespembelajaran dan hasilketerampilan menulisnarasi meningkat 70%
Siklus II prosespembelajaran dan hasilketerampilan menulisnarasi meningkat 80%
Proses dan hasilpembelajaranketerampilan menulisnarasi dari rendahmenjadi tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan yang dilakukan kali ini adalah penelitian
tindakan berbasis kelas (PTK) yang dimaksudkan untuk memecahkan
masalah pengajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis di
Sekolah Dasar Negeri 03 Biting Kecamatan Purwantoro Kabupaten
Wonogiri. Sebagaimana dikemukakan pada uraian di depan, masalah yang
dihadapi adalah kesulitan siswa dalam menulis dan kesulitan guru untuk
menerapkan pengajaran bahasa Indonesia yang mampu meningkatkan
keterampilan menulis siswa secara efektif.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03
Biting Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri, didasarkan pada
pertimbangan hasil nilai kelas tersebut mempunyai rata-rata ulangan harian
rendah dalam materi menulis. Di samping itu daya tangkap menerima
pelajaran belum begitu tinggi, sifat malu-malunya masih muncul. Karena itu
dalam kondisi demikian mereka diperkirakan masih mengalami banyak
kesulitan dalam belajarnya, khususnya pembelajaran menulis dalam
pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar.
Penelitian berbasis kelas ini dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah, menetapkan masalah, menyusun rencana tindakan, melaksanakan
tindakan, melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi. Dengan demikian,
penelitian pengamatan ini bersifat kolaboratif karena melibatkan guru, siswa,
dan peneliti. Keterlibatan guru dalam kegiatan penelitian tindakan tersebut
dapat memperluas perannya. Guru tidak hanya menerima dan melakukan
tugas profesinya, tetapi juga aktif dalam proses peningkatan kualitas diri
dengan melakukan introspeksi atas Proses Belajar Mengajar (PBM) yang
telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama lima bulan, yaitu dari bulan Februari
sampai bulan Juni 2012. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena
Kompetensi Dasar (KD) menulis masuk materi program semester II. Rincian
penelitian yang akan dilaksanakan adalah tertera seperti tabel lampiran 1.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan ini adalah siswa Sekolah Dasar Negeri
03 Biting, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/ 2012
dengan jumlah 20 siswa. Terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Jika dilihat dari latar belakang mata pencaharian orang tua terdiri dari 2 orang
sebagai wiraswasta, 6 orang sebagai pedagang, dan 12 orang petani.
Sedang ditinjau dari latar belakang pendidikan orang tua terdiri dari 7
orang lulusan Sekolah Dasar, 10 orang lulusan Sekolah Menengah Pertama, dan 3
orang lulusan Sekolah Menengah Atas.
C. Bentuk dan Stategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena
data yang diperoleh berupa data langsung tercatat dari kegiatan dilapangan.
Sedangkan bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi
tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu
sekolah. Setiap siklus ditempuh dengan dua kali pertemuan melalui empat
fase (Arikunto 2009:20) seperti berikut:
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Pengamatan
d. Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
D. Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali
dari berbagai macam sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder. Adapun sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
antara lain:
1. Sumber data primer diantaranya informasi data dari nara sumber yaitu guru
kelas IV dan siswa kelas IV SD Negeri 03 Biting Purwantoro Wonogiri yang
berupa hasil wawancara dengan siswa, hasil pengamatan pelaksanaan
pembelajaran dengan metode examples nonexamples, dan nilai hasil belajar
siswa sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
2. Sumber data sekunder diantaranya arsip nilai hasil belajar sebelum
dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, RPP, dan Silabus.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi yang dilakukan untuk memantau proses dan dampak
pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar
lebih efektif dan efisian. Pada penelitian ini, observasi dipusatkan pada
keaktifan, minat, kerja sama dan kesungguhan siswa dalam proses
pembelajaran dengan metode examples nonexample. Dalam kegiatan
observasi diharapkan gejala-gejala ketidakberhasilan rencana dapat diketahui
sedini mungkin untuk melakukan modifikasi rencana tindakan sebelum
dilaksanakan. Kegiatan observasi juga dapat diteruskan sebagai evaluasi
untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi secara cermat
guna mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya. Lembar pengamatan
terlampir.
2. Wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Hasil wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
proses pembelajaran keterampilan menulis sebelum menggunakan metode
examples nonexamples. Panduan wawancara terlampir.
3. Tes
Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu,
berwujud peryataan atau tugas yang harus diselesaikan oleh siswa, sehingga
akan diketahui kuantitas dan kualitas sesuatu setelah dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan. Soal tes terlampir.
4. Dokumentasi
Dokumen resmi untuk menjaring data awal berupa silabus dan daftar
nilai siswa kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan menulis
karangan sebelum tindakan. Sedangkan dokumen yang digunakan untuk
mengetahui perkembangan anak selama proses pembelajaran pada waktu
tindakan berupa RPP, foto dan video pembelajaran dan nilai hasil belajar
siswa tentang menulis narasi dengan menggunakan metode examples
nonexamples.
F. Validitas Data
Suharsimi Arikunto (2010:12) berpendapat bahwa di dalam penelitian
diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang
dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti.
Di dalam penelitian untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan
triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:
1. Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu
dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi
koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Data yang
dikumpulkan adalah hasil wawancara dengan guru, dan hasil observasi
terhadap guru dan siswa, hasil belajar sebelum tindakan, dan hasil belajar
pada siklus I dan siklus II yang bersumber dari guru kelas IV dan siswa kelas
IV SD Negeri 03 Biting Purwantoro Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Triangulasi metode yaitu seseorang peneliti dengan mengumpulkan data
sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda.
Triangualasi metode ini bisa menggunakan metode pengumpulan data yang
berupa observasi kemudian dilakukan wawancara yang mendalam dari
informan yang sama dan hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis
dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data
yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda
tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih
kuat validitasnya.
G. Analisis Data
Dalam suatu penelitian analisis data merupakan bagian proses penelitian
yang sangat penting karena dengan analisa data yang ada nampak manfaatnya
terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir
penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif interaktif. Tahapan dalam teknik analisis deskriptif interaktif
ada tiga komponen yaitu:
1. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melaui seleksi
data mentah menjadi informan yang bermakna. Data yang diseleksi untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah sebelum tindakan, hasil wawancara
dengan guru, hasil observasi terhadap guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, dan hasil belajar siswa setelah siklus I dan siklus II.
2. Sajian data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk
paparan naratif, representasi format matriks, representasi grafis, dan
sebagainya.
3. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah
terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan
padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif divisualisasikan pada
gambar sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 2. Analisis Data
H. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran
keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 03 Biting Purwantoro
Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif metode Examples Nonexamples. Meningkatnya kualitas proses
pembelajaran dapat dikatakan berhasil ababila pada aspek minat, perhatian,
partisipasi, dan kerjasama siswa mencapai 80% ketuntasan klasikal. Cara
mengukur ketercapaian kualitas proses pembelajaran adalah dengan mengamati
siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi penilaian
proses (sikap siswa). Selain itu keberhasilan proses pembelajaran ditunjukkan
dengan terjadinya respon positif dari semua pihak, seperti kegiatan pembelajaran
lebih bermakna, dan terjadi respon positif dari siswa, seperti siswa lebih senang
dan lebih mudah memahami pembelajaran menulis selaian itu siswa dapat lebih
aktif dalam bertanya dan dapat mengembangkan imajinasinya dan menuangkan
dalam bentuk tulisan. Meningkatnya kualitas hasil menulis narasi siswa
ditunjukkan dengan meningkatnya prosentasi perolehan nilai pada rentang nilai
yang lebih tinggi dan menurunnya prosentasi perolehan nilai pada rentang nilai
yang lebih rendah. Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila pada
PengumpulanData
PenyajianData
PenarikanKesimpulan
ReduksiData
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
siklus I tercapai 70% siswa memperoleh nilai ≥ 65 atau sebanyak 14 siswa dari 20
siswa kelas IV. Dan pada siklus II tercapai 80% siswa atau 16 siswa dari 20 siswa
yang memperoleh nilai ≥ 65. Nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah
adalah 65.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam
kelas atau biasa disebut Classroom Action Research yang bertujuan memecahkan
masalah-masalah dalam pembelajaran di kelas, khususnya materi pada
pembelajaran praktik menulis narasi.
Dalam penelitian ini pelaksanaan pembelajaran materi pokok menulis
narasi menggunakan metode examples nonexamples sebagai sarana pembelajaran
diberikan tugas menulis dengan media berupa gambar-gambar yang disusun
secara berurutan.
Sebelum melakukan penelitian, dipersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, antara lain :
1. Menyusun rencana pembelajaran menulis narasi dengan metode examples
nonexamples untuk masing-masing siklus. Rancangan ini disempurnakan
kembali pada awal siklus II. Setelah mendapat umpan balik, analisis, dan
refleksi siklus I.
2. Menyusun media pembelajaran gambar yang akan digunakan untuk
kelancaran pelaksanaan penelitian tindakan.
Gambar-gambar tersebut disusun dengan mengacu pada pembelajaran menulis
narasi. Siswa mengurutkan gambar-gambar dengan benar dan digunakan
sebagai bahan untuk menulis narasi sesuai dengan tugas setiap siklus.
3. Membuat instrumen sebagai alat pengumpulan data berupa soal tugas menulis
narasi dan lembar pengamatan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penalitian ini bersifat reflektif. Tindakan dengan pola pengkajian ”siklus atau
berdaur ulang”. Langkah-langkah ini berlangsung secara berulang-ulang
terdiri atas 4 tahapan yaitu:
1. Perencanaan (planning)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Pelaksanaan (acting)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting)
Penelitian ini dilaksanakan dalam II siklus, dengan rincian sebagai
berikut. Siklus I tugas menulis, menyusun kalimat berdasarkan strukturnya,
mengembangkan kalimat, menyusun paragraf. Pada siklus II, kelemahan yang
terjadi pada siklus I diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II.
Siklus I
1. Tahap perencanaan (planning 1)
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:
a. Merancang rencana pembelajaran dengan metode examples nonexamples.
b. Membuat pedoman penskoran untuk nilai hasil tugas individu akhir siklus.
c. Mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar- gambar yang
berurutan sebagai contoh untuk pengembangan menulis narasi bagi siswa.
d. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk kegiatan siklus I.
e. Mempersiapkan soal tes menulis narasi untuk akhir siklus I.
2. Tahap Tindakan ( acting 1)
Tahap tindakan (acting 1), akan dilaksanakan proses pembelajaran dengan
metode examples nonexamples, dengan urutan sebagai berikut:
a. Memulai pembelajaran dengan tanya jawab dengan siswa mengenai
pengertian narasi.
b. Menyampaikan materi pembelajaran menulis sejelas-jelasnya kepada
siswa untuk merangsang siswa terhadap materi tersebut guru sebagai
peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati gambar
yang telah disediakan guru. Pada tahap ini siswa sudah diberi kebebasan
untuk mengungkapkan ide. Kemudian guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan tugas menulis dengan menyusun struktur
kalimat dari setiap gambar yang telah disusun secara urut oleh siswa,
kemudian setiap kalimat disusun menjadi sebuah paragraf dengan
mengamati gambar dan menerapkan komponen penyusun narasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Guru memberikan umpan balik dari hasil tulisan siswa tentang kelemahan
dan keberhasilannya.
c. Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran
menulis yang telah dilakukan siswa. Guru memberikan tindak lanjut
dengan memberikan tugas PR menulis narasi.
3. Tahap Pengamatan (observing 1)
Tahap pengamatan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan pengamatan terhadap pertanyaan siswa tentang kesulitan atau
kekurang pahaman materi yang disampaikan guru.
b. Melakukan pengamatan terhadap kerja siswa dengan cara mendekati
siswa secara individu pada saat diberikan kesempatan menulis narasi.
Dari pengamatan ini akan diperoleh data beberapa siswa yang masih
memperoleh kesulitan menulis narasi terutama mengenai pengaturan isi,
susunan, struktur kalimat, kosakata, tanda baca, ejaan, dan susunan huruf.
Dari pengamatan ini pula guru dapat melakukan perbaikan terhadap
penyampaian materi yang telah dilakukan, apa yang seharusnya diperbaiki
dalam menerapkan metode examples nonexamples untuk pembelajaran
selanjutnya dan secara keseluruhan memperbaiki kelemahan yang terjadi
dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung.
4. Tahap Refleksi (reflecting 1)
Tahap refleksi (reflecting1) dilakukan analisis terhadap proses pelaksanaan
pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai siswa pada siklus I tentang
menulis narasi dengan metode examples nonexamples. Pada tahap ini
didiskusikan juga dengan guru kelas IV (kolaborator) untuk membantu
menemukan permasalahan pembelajaran yang akan digunakan sebagai dasar
untuk perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya.
Siklus II
1. Tahap perencanaan (planning 2)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
a. Merancang rencana pembelajaran dengan metode examples nonexamples
dengan melakukan perbaikan berdasarkan umpan balik yang didapat dari
rancangan pembelajaran pada siklus I dengan memperbaiki kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada siklus I.
b. Membuat pedoman penskoran untuk menilai hasil tugas individu akhir
pada siklus II.
c. Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar-gambar sebagai contoh
untuk pengembangan siswa menulis narasi.
d. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk kegiatan siklus II.
e. Mempersiapkan soal tes menulis narasi untuk akhir siklus II.
2. Tahap Pelaksanaan (acting 2)
Tahap pelaksanaan tindakan (acting 2), dilaksanakan proses pembelajaran
dengan metode examples nonexamples, berdasarkan rancangan pembelajaran
yang telah mendapatkan perbaikan dengan urutan sebagai berikut:
a. Memulai pembelajaran dengan menanyakan kesulitan yang ditemui pada
siklus I.
c. Menyampaikan materi pembelajaran tentang penyusunan narasi sesuai
dengan komponennya dengan lebih jelas.
d. Siswa menulis kalimat dari setiap gambar dan mengembangkan kalimat
dengan mengamati gambar kemudian menyusunnya dalam sebuah
paragraf narasi dengan menerapkan komponen penyusun narasi.
e. Guru mengulas atau membahas pekerjaan siswa yang terbaik dan yang
paling banyak terjadi kesalahan dengan memberikan masukan pada siswa.
3. Tahap Pengamatan (observing 2)
Tahap pengamatan (observing 2), dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan pengamatan terhadap pertanyaan siswa tentang
kekurangpahaman materi menulis yang disampaikan guru, pengamatan
lebih seksama terhadap pertanyaan siswa yang masih kesulitan dalam
mengembangkan karangan narasi.
b. Melakukan pengamatan terhadap kerja siswa dengan mendekati siswa
secara individu pada saat siswa diberi tugas mengembangkan kalimat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pengamatan lebih diarahkan kepada siswa yang paling banyak melakukan
kesalahan dan tidak berani berkonsultasi menanyakan kesulitannya yang
sedang dialaminya. Siswa dibimbing secara intensif tentang kesulitan
yang sedang dialaminya. Pengamatan juga dilakukan untuk mengamati
siswa yang benar-benar telah menguasai materi menulis narasi.
4. Tahap Refleksi (reflecting 2)
Tahap refleksi (reflecting 2), dilakukan analisis terhadap pelaksanaan
pembelajaran siklus II dan hasil belajar berupa nilai siswa pada tes siklus II
dengan menggunakan contoh gambar-gambar yang disusun secara urut. Pada
tahap ini didiskusi kembali dengan guru kelas IV (kolaborator) tentang
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilalui dan hasil belajar yang dicapai
siswa pada siklus II. Hasil refleksi ini digunakan untuk mengetahui
keberhasilan dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan.
Hasil yang telah didapat dari siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan
apakah dengan metode examples nonexamples dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi
sesuai yang telah diungkapkan pada rumusan masalah.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada
gambar sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 3. Prosedur Penelitian
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2008: 74)
Refleksi
Perencanaan
PelaksanaanSIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini dikemukakan tentang: (A) Deskripsi kondisi awal
(prasiklus), (B) Pelaksanaan tindakan (siklus), (C) Hasil penelitian, dan (D)
Pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilakukan dalam 2 siklus dengan
empat tahap dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
A. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)
Pengamatan kondisi awal (prasiklus) dilakukan untuk mengetahui
keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses
penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan
guru serta pengamatan proses pembelajaran menulis paragraf deskriptif di kelas.
1. Hasil Wawancara dengan Guru
Wawancara dengan guru dilakukan pada hari Sabtu, 07 April 2012.
Peneliti sebagai pewawancara sedangkan bapak Panar, A. Ma (guru kelas IV)
sebagai narasumber. Wawancara terhadap guru kelas IV dilakukan secara
terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara sudah disusun kemudian hasil
wawancara ditulis secara ringkas pada kolom jawaban (lampiran 2). Setting
wawancara bertempat di ruang kelas IV pada waktu istirahat pukul 08.30 WIB.
Hal yang ditanyakan kepada guru yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran dan
hasil keterampilan menulis narasi siswa yang pernah diterapkan oleh guru pada
waktu sebelumnya. Pada bagian ini dijelaskan hasil wawancara kepada guru dan
sebagai deskripsinya dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil wawancara tersebut
diindikasikan bahwa terjadi permasalahan dalam pembelajaran menulis narasi
pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Biting. Menurut guru, pembelajaran menulis
narasi masih sulit untuk dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat
siswa terhadap pelajaran menulis dan kurangnya penerapan mengenai metode
inovatif tentang pembelajaran menulis narasi, sehingga berakibat pada rendahnya
keterampilan menulis narasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Pengamatan Proses Pembelajaran di Kelas
Pengamatan awal (prasiklus) proses pembelajaran menulis narasi di kelas
IV dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 April 2012 pukul 09.30 WIB sampai selesai.
Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas IV (Bapak Panar, A.Ma)
bertindak sebagai guru atau pengajar. Dalam penelitian ini diamati Rencana
Pelaksanaan Pembelajaaran (RPP) yang digunakan guru dan proses pembelajaran
keterampilan menulis narasi yang sedang berlangsung. Proses pembelajaran
diamati dari posisi tempat duduk paling belakang. Sedangkan, untuk pengamatan
terhadap RPP yang digunakan guru dan proses pembelajaran dilakukan secara
menyeluruh tanpa lembar pengamatan khusus.
Sebagai gambaran awal hasil pengamatan yaitu kegiatan proses
pembelajaran keterampilan menulis narasi di kelas IV masih banyak terdapat
kekurangan, antara lain: (1) guru menggunakan RPP yang sudah ada (lama)
tanpa adanya inovasi RPP sesuai saat ini yakni belum ada eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi yang tesusun jelas. (2) Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran
karena guru menggunakan metode yang konvensional dalam pembelajaran.
Metode konvensional yang dipakai guru adalah ceramah. Siswa cenderung pasif
di dalam pembelajaran dan kurang tertarik dengan pembelajaran dari guru
kelas. Materi yang disampaikan guru terlihat sangat menjenuhkan siswa,
akibatnya selama pembelajaran menulis narasi terdapat beberapa siswa yang
tidak memperhatikan. (3) Posisi guru saat mengajar lebih banyak di depan dan
kurang memberikan perhatian kepada siswa yang duduk paling belakang. (4)
Proses pembelajaran keterampilan menulis narasi kurang efektif dan efisien yang
masih bersifat individu seperti pada umumnya. Padahal dalam kenyataannya
penerapan pembelajaran keterampilan menulis narasi memerlukan banyak latihan.
Berdasarkan observasi awal hasil penilaian keterampilan menulis narasi
siswa, pengambilan nilai prasiklus oleh guru dilakukan dengan tes menulis. Siswa
diminta untuk menulis sebuah narasi. Secara detail data nilai keterampilan
menulis narasi siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada lampiran 3. Data
penilaian keterampilan menulis narasi siswa prasiklus dapat dikelompokkan
dalam tabel 3 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN03 Biting pada Kondisi Awal (Prasiklus)
NoInterval
NilaiFrekuensi
(fi)Nilai
Tengah (xi)fi.xi
Prosentase(%)
Ket.
1 46-53 2 49,5 99 10 BT2 54-61 8 57,5 460 40 BT3 62-69 5 65,5 327,5 25 BT/T4 70-77 3 73,5 220,5 15 T5 78-85 2 81,5 163 10 T
Jumlah 20 1270 100Nilai rata-rata = 1270 : 20 = 63,5
Ketuntasan klasikal = ( 8 : 20) x 100 % = 40 %Nilai Di bawah KKM = (12 : 20) x 100% = 60 %
Nilai Tertinggi = 83Nilai Terendah = 46
Data penilaian pembelajaran keterampilan menulis narasi pada tabel 3
sebelum diadakan tindakan pada siswa kelas IV SDN 03 Biting tersebut dapat
disajikan dalam grafik pada gambar 4 dibawah ini :
Gambar 4. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03Biting pada Kondisi Awal (Prasiklus)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
46-53
frek
uens
i
43
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN03 Biting pada Kondisi Awal (Prasiklus)
NoInterval
NilaiFrekuensi
(fi)Nilai
Tengah (xi)fi.xi
Prosentase(%)
Ket.
1 46-53 2 49,5 99 10 BT2 54-61 8 57,5 460 40 BT3 62-69 5 65,5 327,5 25 BT/T4 70-77 3 73,5 220,5 15 T5 78-85 2 81,5 163 10 T
Jumlah 20 1270 100Nilai rata-rata = 1270 : 20 = 63,5
Ketuntasan klasikal = ( 8 : 20) x 100 % = 40 %Nilai Di bawah KKM = (12 : 20) x 100% = 60 %
Nilai Tertinggi = 83Nilai Terendah = 46
Data penilaian pembelajaran keterampilan menulis narasi pada tabel 3
sebelum diadakan tindakan pada siswa kelas IV SDN 03 Biting tersebut dapat
disajikan dalam grafik pada gambar 4 dibawah ini :
Gambar 4. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03Biting pada Kondisi Awal (Prasiklus)
46-53 54-61 62-69 70-77 78-85
Interval nilai
43
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN03 Biting pada Kondisi Awal (Prasiklus)
NoInterval
NilaiFrekuensi
(fi)Nilai
Tengah (xi)fi.xi
Prosentase(%)
Ket.
1 46-53 2 49,5 99 10 BT2 54-61 8 57,5 460 40 BT3 62-69 5 65,5 327,5 25 BT/T4 70-77 3 73,5 220,5 15 T5 78-85 2 81,5 163 10 T
Jumlah 20 1270 100Nilai rata-rata = 1270 : 20 = 63,5
Ketuntasan klasikal = ( 8 : 20) x 100 % = 40 %Nilai Di bawah KKM = (12 : 20) x 100% = 60 %
Nilai Tertinggi = 83Nilai Terendah = 46
Data penilaian pembelajaran keterampilan menulis narasi pada tabel 3
sebelum diadakan tindakan pada siswa kelas IV SDN 03 Biting tersebut dapat
disajikan dalam grafik pada gambar 4 dibawah ini :
Gambar 4. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03Biting pada Kondisi Awal (Prasiklus)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Nilai keterampilan menulis prasiklus pada tabel 4 dan gambar 4 di atas
menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval 46-53 sebanyak 2
siswa (10%), interval nilai 54-61 terdapat 8 siswa (40%), interval nilai 62-69
sejumlah 5 siswa (25%), terdapat 3 siswa (15%) mendapat nilai dalam interval 70-
77. Kelas 78-85 sebanyak 2 siswa (10%). Nilai rata-rata kelas adalah 63,5 dengan
ketuntasan klasikal sebanyak 8 siswa (40%) dari jumlah siswa. Hasil ini
menunjukkan kualitas hasil keterampilan menulis narasi siswa pada kondisi awal
masih rendah sehingga perlu diupayakan peningkatan.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya dicari solusi
permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan
menulis narasi, sehingga dicapailah kesepakatan bahwa akan dilakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan
Metode Examples Nonexamples pada Siswa Kelas IV SDN 03 Biting Purwantoro
Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012”. Penerapan tindakan ini difokuskan pada
peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis
siswa dengan metode examples nonexamples.
B. Pelaksanaan Tindakan (Siklus)
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa,
17 April 2012 (pertemuan 1) dan Kamis, 19 April 2012 (pertemuan 2). Tahapan-
tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian siklus I ini untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan
bahwa target yang akan dicapai adalah meningkatnya kualitas proses
pembelajaran dan sebesar 80 % siswa tuntas dari hasil tes keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
menulis narasi. Tahap-tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan
silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas IV semester
II tahun 2007 materi keterampilan menulis narasi. Perencanaan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dirancang dengan 2 kali
pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2x35 menit, sehingga
dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35 menit. Rancangan
pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan: identitas
RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber dan media
pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran 5.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas IV yang biasa
digunakan setiap hari. Ketika pembelajaran berlangsung, tempat duduk
atau kursi diatur dengan rapi sehingga mereka dapat melakukan
pembelajaran dengan baik.
b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang kata,
meyusun kalimat. Sebagai hasilnya adalah siswa dapat membuat
kalimat dari gambar yang tersedia. Sedangkan materi pada pertemuan
II mempelajari tentang narasi dan hal-hal yang harus diperhatikan
ketika menulis narasi. Materi pembelajaran terdapat pada RPP siklus I
lampiran 5.
c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah media gambar seri yang disusun secara urut. Media
pembelajaran berupa gambar seri pada siklus I adalah gambar seri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
yang menunjukkan anak yang memancing sampai ikannya diolah dan
dimakan bersama keluarga. Media pembelajaran yang digunakan dapat
dilihat pada lampiran 12.
3) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, dan Pelaksanaan Pembelajaran
Guru.
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan
hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan.
Lembar observasi RPP dibuat untuk menilai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran peneliti oleh guru kelas IV. RPP merupakan kerangka
prosedural yang sangat penting dalam perancanaan pembelajaran sehingga
perlu dibuat penilaian. Sedangkan lembar observasi yang dibuat untuk
guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan, dan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Lembar observasi ini dapat dilihat
pada lampiran 26 dan 28.
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa
penilaian tes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes keterampilan menulis
narasi sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Lembar penilaian
tes keterampian menulis narasi terdapat pada lampiran 20 dan rubrik
penilaian tes keterampilan keterampilan menulis narasi terdapat pada
lampiran 19.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 17 April 2012 dan pertemuan kedua
pada hari Kamis, 19 April 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di
ruang kelas IV SDN 03 Biting.
Pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai guru atau
pengajar proses kegiatan pembelajaran keterampilan menulis narasi dengan
metode examples nonexamples, sedangkan guru kelas IV (bapak Panar, A. Ma)
melakukan observasi atau pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan dan mengamati
jalannya pembelajaran keterampilan menulis narasi di dalam kelas.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
Pertemuan pertama yang diajarkan kepada siswa kelas IV terlebih
dahulu adalah mengenai materi dasar dalam menulis meliputi: penjelasan kata,
kalimat, cara membuat kalimat dari gambar yang sudah tersedia, dan menulis
kalimat yang benar berdasarkan struktur kalimat.
Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan
yang guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai
tindakan preventif (pencegahan) terhadap penghambat jalannya proses
pembelajaran. Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan
diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih mengenal dan mengetahui
jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan
pertama, siswa masuk semua sesuai jumlah siswa kelas IV yaitu ada 20 siswa.
Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara
singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula
hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama
yaitu siswa mampu menulis kalimat dengan benar dan siswa mampu menyusun
struktur kalimat dengan benar. Setelah itu, guru memberikan apersepsi sebagai
upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, serta meningkatkan kesiapan
siswa terkait materi pembelajaran. Apersepsi diberikan dengan menyanyikan
salah satu lagu nasional yaitu “Garuda Pancasila” sebagai penyemangat siswa.
Apersepsi yang kedua dengan cara tanya jawab seputar kegiatan siswa ketika
istirahat. Misalnya, “Apa yang Lanur lakukan ketika istirahat?”.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi
waktu sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran
terdapat tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada
dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seperti berikut :
- Anak-anak…. siapa yang pernah menulis ? Kapan ?
- Apa saja yang pernah anak-anak tulis ?
Siswa selanjutnya ditanya tentang pengertian kata, kalimat. Tindakan
selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik
dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa
menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan menulis
serta metode yang digunakan, yaitu cara menyusun struktur kalimat
berdasarkan gambar, dan nantinya mampu dikembangkan lebih lanjut. Secara
ringkas, isi materi pada pertemuan pertama dapat dilihat pada bagian RPP
Siklus I lampiran 5. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media
gambar seri seorang anak memancing sampai ikan diolah dan dimakan
bersama. Media ini berfungsi untuk membantu siswa dalam membuat kalimat.
Setelah diperlihatkan kepada siswa, siswa disuruh maju ke depan dan menulis
kalimat dari masing-masing gambar. Guru menjelaskan dengan memberikan
contoh di papan tulis mengenai menulis kalimat secara jelas. Guru menanyakan
kesulitan dan kejelasan dari materi yang sudah dijelaskan.
Selanjutnya, guru membagi jumlah siswa ke dalam 2 kelompok besar
secara acak dari 20 siswa. Guru membagikan lembar kerja kepada masing-
masing kelompok dengan bagian yang berbeda tetapi berkaitan. Siswa diminta
untuk menyusun kalimat gambar yang sudah dibagikan, caranya seperti yang
sudah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Setelah selesai membuat kalimat siswa
mengembangkan menjadi paragraf dari masing-masing gambar dan
menyusunnya menjadi sebuah narasi.
Kegiatan inti pada konfirmasi, beberapa siswa membacakan hasil
tulisannya ke depan kelas kemudian guru memberian reward (penguatan)
kepada siswa. Kemudisn siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan
kesulitan yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil belajar siswa
dalam menyusun kalimat. Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan
berpartisipasi aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk mempelajari aspek-
aspek menulis narasi. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
Guru juga menyampaian pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi
untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru
menutup proses pembelajaran dengan salam.
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan cara
examples nonexamples dari pertemuan I. Tujuan utama pembelajaran yang
akan dicapai pada pertemuan II ini yaitu siswa mampu menulis narasi dengan
benar.
Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 10
menit. Kegiatan awal yang guru (peneliti) lakukan tidak berbeda jauh dari
pertemuan I karena dimulai awal masuk sekolah (jam pertama) yakni membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan mengkondisikan
kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan) terhadap penghambat jalannya
proses pembelajaran. Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua
kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih memahami dan
mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu.
Jumlah siswa yang hadir lengkap ada 20 siswa. Guru juga menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa secara singkat dan jelas sehingga anak
akan memiliki gambaran arah yang jelas pula hal yang akan dipelajarinya.
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa mampu menulis narasi
dengan benar. Setelah itu, guru memberikan apersepsi sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa. Apersepsi diberikan dengan tanya jawab
seputar pembelajaran yang telah dipelajari.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi
waktu sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran
terdapat tiga (3) bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru
mengadakan tanya jawab dengan siswa seperti berikut :
- Anak-anak siapa yang tahu apa itu narasi?
Siswa memberikan umpan balik berupa jawaban dari pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Untuk memperdalam kegiatan berpikir, siswa diberikan
pertanyaan dengan memancing jawaban siswa.
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan proses
kerjasama dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan
elaborasi siswa kerjasama antara siswa dan guru amat penting.
Siswa dibagi kedalam dua kelompok besar, lalu guru memberikan
gambar seri yang berbeda antara kelompok A dan B. Guru menyampaikan
petunjuk kerja pada siswa. Lalu siswa mulai mengerjakan sesuai petunjuk dari
guru. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan.
Kegiatan konfirmasi yang dilakukan tidak jauh berbeda dari
pertemuan pertama yaitu siswa membacakan hasil pekerjaannya ke depan
kelas. Kemudian guru memberikan penguatan pada siswa.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Siswa diberikan tugas rumah untuk belajar menulis narasi agar
semakin terbiasa sehingga hasil tulisannya akan lebih baik lagi. Hal ini
merupakan tindak lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaikan pesan-
pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar, hidup rukun,
membantu orang tua, dan bersikap yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru
menutup proses pembelajaran dengan salam.
c. Observasi
Tahap observasi siklus I pada hari Selasa dan Kamis, 17-19 April
2012 yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas
IV terhadap RPP, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru ketika
mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan metode examples nonexamples.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Kegiatan pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah
dipersiapkan.
Pengamatan difokuskan pada dua aspek yaitu: (1) RPP yang dijadikan
pedoman mengajar guru (peneliti), dan (2) hasil penilaian tes keterampilan
menulis narasi dengan metode examples nonexamples oleh siswa. Dalam
pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan
proses pembelajaran. Sementara guru kelas IV sebagai pengamat dengan duduk
di tempat paling belakang agar bisa mengamati dan menilai proses
pembelajaran.
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata pelajaran
Bahasa Indonesia tentang keterampilan menulis narasi siswa dengan metode
examples nonexamples sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengajar sangat penting karena sebagai prosedur
mengajar guru di dalam kelas. RPP guru (peneliti) dinilai oleh guru kelas IV
dengan lembar pengamatan RPP yang sudah dipersiapkan. Hasil penilaian RPP
siklus I dapat dilihat pada lampiran 26. RPP yang digunakan oleh peneliti
sudah termasuk kategori baik dengan rata-rata nilai 3,3. Secara garis besar RPP
yang disusun sudah relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang ada dengan sistematika yang runtut dan tujuan pembelajaran yang jelas
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Hasil pengamatan terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran oleh
guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 29. Hasil Pengamatan
difokuskan pada tujuh aspek kemampuan guru yaitu: (1) guru di dalam
mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran kategori baik dengan nilai 4, (2)
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan nilai 3 dalam kategori baik, (3)
mengelola interaksi kelas dalam kategori sangat baik dengan nilai 3,5, (4)
bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
siswa terhadap belajar dengan nilai 3, termasuk kategoi baik, (5)
mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran
tertentu dalam kategori sangat baik dengan nilai 3, (6) melaksanakan evaluasi
proses dan hasil belajar dengan nilai 3 kategori sangat baik dan (7) kesan
umum kerja guru masih dalam kategori tidak baik dengan nilai 3,5. Sehingga
disimpulkan nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,28 termasuk
kategori baik. Sedangkan kekurangan/catatan yang diberikan oleh observer
yaitu guru dalam kegiatan inti sebaiknya lebih efisien dalam penggunaan
waktu.
3) Hasil Observasi Proses Menulis Narasi Siswa
Observasi kegiatan siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
peran serta siswa kelas IV SDN 03 Biting dalam mengikuti pembelajaran yang
dapat meningkatkan pemahaman sifat-sifat bangun datar. Dari data observasi
kegiatan siswa dalam siklus I selama dua kali pertemuan diperoleh hasil
observasi sebagai berikut:
a) Siswa memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru dengan
baik, meski masih ada siswa yang ramai sendiri.
b) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran sangat baik karena merasa
tertarik dengan hal-hal yang dianggap baru.
c) Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang karena
siswa masih belum paham kegiatan yang akan dilaksanakan.
d) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran juga masih
kurang, masih ada beberapa kelompok yang belum mengetahui cara
menghitung menggunakan penggaris, busur derajat, serta penggunaan
kertas lipat juga belum maksimal.
e) Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat siswa masih rendah.
Siswa yang terbiasa hanya mendengarkan penjelasan guru kurang dapat
aktif.
f) Siswa sudah dapat bekerjasama dalam kelompok, tetapi belum
maksimal karena pekerjaan masih sangat didominasi oleh siswa yang
berpengetahuan lebih saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
g) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas individu sudah terlihat,
namun untuk tugas kelompok, siswa yang berpengetahuan kurang
cenderung hanya diam.
h) Kemauan siswa untuk menerapkan hasil pelajaran seperti aktif kerja
kelompok, membuat kesimpulan dan mampu mengerjakan soal evaluasi
hanya terlihat pada siswa yang berpengetahuan lebih saja.
i) Keaktifan siswa dalam membuat kesimpulan kurang terlihat, hanya
sedikit siswa yang membuat catatan pelajaran.
j) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi sudah terlihat,
meski masih banyak yang belum tepat dan masih ada siswa yang
bertanya pada temannya.
4) Hasil penilaian tes keterampilan menulis narasi siswa dengan metode
examples nonexamples.
Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data nilai
keterampilan menulis narasi. Daftar nilai keterampilan menulis narasi siswa
siklus I dapat dilihat pada lampiran 31. Data nilai tersebut dikelompokkan ke
dalam tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IVSDN 03 Biting pada Siklus I
NoInterval
NilaiFrekuensi
(fi)Nilai
Tengah (xi)fi.xi
Prosentase(%)
Ket.
1 58-63 1 60,5 60,5 5% BT2 64-69 8 66,5 532 40% BT/T3 70-75 8 72,5 580 40% T4 76-81 1 78,5 78,5 5% T5 82-87 2 84,5 169 10% T
Jumlah 20 1420 100%Nilai rata-rata = 1420 : 20 = 71
Ketuntasan klasikal = (15 : 20) x 100 % = 75 %Nilai Di bawah KKM = (5 : 20) x 100% = 25 %
Nilai Tertinggi = 83Nilai Terendah = 58
Tabel 4 di atas menunjukkan persentase siswa yang belum dan
sudah tuntas KKM. Dari 20 siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Biting,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
terdapat sebesar 25% siswa belum tuntas KKM. Sedangkan yang tuntas KKM
ada 75%. Yang terbagi atas kelas 58-63 sebesar 5%, pada kelas 64-69
sebesar 40%, dan pada kelas 70-75 sebesar 40%, kelas 76-81 sebeasar 5%,
kelas 82-87 sebesar 10%. Dari tabel 4 tersebut juga dapat diketahui
ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 75% atau 15 siswa
sudah tuntas. Sedangkan siswa yang tidak tuntas 25% atau 5 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 4 maka hasil pembelajaran keterampilan
menulis narasi siswa setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas IV
SDN 03 Biting dapat disajikan dalam grafik pada gambar 5 dibawah ini :
Gambar 5. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03Biting pada siklus I
Pada gambar 5 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing
kelas. Pada kelas 58-63 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 64-69
terdapat sebanyak 8 siswa, pada kelas 70-75 terdapat 8 siswa, pada kelas 76-
81 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 82-87 terdapat sebanyak 2 siswa.
Dengan jumlah keseluruhan 20 siswa, masih terdapat 5 siswa yang belum
tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
keterampilan menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) pada
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
58-63
frek
uens
i
54
terdapat sebesar 25% siswa belum tuntas KKM. Sedangkan yang tuntas KKM
ada 75%. Yang terbagi atas kelas 58-63 sebesar 5%, pada kelas 64-69
sebesar 40%, dan pada kelas 70-75 sebesar 40%, kelas 76-81 sebeasar 5%,
kelas 82-87 sebesar 10%. Dari tabel 4 tersebut juga dapat diketahui
ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 75% atau 15 siswa
sudah tuntas. Sedangkan siswa yang tidak tuntas 25% atau 5 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 4 maka hasil pembelajaran keterampilan
menulis narasi siswa setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas IV
SDN 03 Biting dapat disajikan dalam grafik pada gambar 5 dibawah ini :
Gambar 5. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03Biting pada siklus I
Pada gambar 5 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing
kelas. Pada kelas 58-63 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 64-69
terdapat sebanyak 8 siswa, pada kelas 70-75 terdapat 8 siswa, pada kelas 76-
81 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 82-87 terdapat sebanyak 2 siswa.
Dengan jumlah keseluruhan 20 siswa, masih terdapat 5 siswa yang belum
tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
keterampilan menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) pada
58-63 64-69 70-75 76-81 82-87
Interval nilai
54
terdapat sebesar 25% siswa belum tuntas KKM. Sedangkan yang tuntas KKM
ada 75%. Yang terbagi atas kelas 58-63 sebesar 5%, pada kelas 64-69
sebesar 40%, dan pada kelas 70-75 sebesar 40%, kelas 76-81 sebeasar 5%,
kelas 82-87 sebesar 10%. Dari tabel 4 tersebut juga dapat diketahui
ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 75% atau 15 siswa
sudah tuntas. Sedangkan siswa yang tidak tuntas 25% atau 5 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 4 maka hasil pembelajaran keterampilan
menulis narasi siswa setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas IV
SDN 03 Biting dapat disajikan dalam grafik pada gambar 5 dibawah ini :
Gambar 5. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03Biting pada siklus I
Pada gambar 5 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing
kelas. Pada kelas 58-63 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 64-69
terdapat sebanyak 8 siswa, pada kelas 70-75 terdapat 8 siswa, pada kelas 76-
81 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 82-87 terdapat sebanyak 2 siswa.
Dengan jumlah keseluruhan 20 siswa, masih terdapat 5 siswa yang belum
tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
keterampilan menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
siklus I belum mencapai 80%, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk
siklus II.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran menulis narasi siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan
dari kondisi awal (prasiklus).
Keberhasilan proses pembelajaran menulis narasi siklus I dapat dilihat
dari meningkatnya hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi. Hal ini
terbukti dari 20 siswa yang melakukan tes menulis narasi, 15 siswa atau sekitar
75% telah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 65
(KKM). Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari kondisi awal
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 71.
Namun, selain ada keberhasilan juga masih terdapat kekurangan dari
tindakan pada siklus I yang menyebabkan hasil pembelajaran keterampilan
menulis narasi kurang maksimal. Hal-hal yang menyebabkan nilai siswa
kurang maksimal antara lain:
1) Kalimat yang dibuat siswa masih ada yang salah strukturnya, dikarenakan
kurang banyak berlatih menulis kalimat yang benar.
2) Guru jarang menegur atau memperingatkan siswa yang tidak fokus terhadap
proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
3) Media pembelajaran yang kurang besar sehingga siswa tidak bisa
mengamati secara fokus isi gambar.
4) Pada umumnya siswa kurang berlatih dalam menulis, sehingga dibutuhkan
latihan yang lebih baik lagi.
2. Siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus II dilaksanakan pada hari Senin,
23 April 2012 (pertemuan 1) dan Rabu, 25 April 2012 (pertemuan 2).
Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka penelitian ini harus
diperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I dengan mengadakan siklus II. Tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
ini dilakukan pada hari Senin, 23 April 2012 di ruang kelas IV SDN 03 Biting.
Proses pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siklus II ini, akan
dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan dari tindakan siklus I, yaitu:
1) Siswa berlatih menulis kalimat dengan struktur yang baik.
2) Guru menegur atau memperingatkan siswa yang tidak fokus terhadap proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.
3) Guru menampilkan media yang lebih besar, sehingga siswa mampu melihat
dengan baik pada setiap bagian gambar.
4) Guru membuat kelompok besar dengan cara yang lain.
Tahapan-tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini akan direncanakan beberapa tindakan yang dilakukan
dalam proses pembelajaran siklus II untuk mendapatkan hasil yang optimal
sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 80 % siswa tuntas dari
hasil tes keterampilan menulis narasi.
Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan
silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas IV semester
II tahun 2007 materi keterampilan menulis narasi. Perencanaan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dirancang dengan 2 kali
pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2x35 menit, sehingga
dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35 menit. Rancangan
pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan: identitas
RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber dan media
pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus II dapat dilihat pada lampiran 14.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah:
d) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas IV yang biasa
digunakan setiap hari. Ketika pembelajaran berlangsung, tempat duduk
atau kursi diatur dengan rapi sehingga mereka dapat melakukan
pembelajaran dengan baik.
e) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang
penulisan kalimat dengan struktur yang baik, dan menulis kalimat dari
gambar yang tersedia. Sedangkan materi pada pertemuan II
mempelajari menulis narasi dengan baik dan benar. Materi
pembelajaran terdapat pada RPP siklus II lampiran 14.
f) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah gambar seri dengan ukuran lebih besar dari siklus I.
Media pembelajaran yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 21.
3) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, dan Pelaksanaan Pembelajaran
Guru.
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan
hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan.
Lembar observasi RPP dibuat untuk menilai rencana pelaksanaan
pembelajaran peneliti oleh guru kelas IV. RPP merupakan kerangka
prosedural yang sangat penting dalam perancanaan pembelajaran sehingga
perlu dibuat penilaian. Sedangkan lembar observasi yang dibuat untuk
guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan, dan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Lembar observasi ini dapat dilihat
pada lampiran 27 dan 30.
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa
penilaian tes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes keterampilan menulis
narasi sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Lembar penilaian
tes keterampian menulis narasi terdapat pada lampiran 19 dan rubrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
penilaian tes keterampilan keterampilan menulis narasi terdapat pada
lampiran 19.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 23 April 2012 dan
pertemuan kedua pada hari Rabu, 25 April 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut
dilaksanakan di ruang kelas IV SDN 03 Biting.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
Pertemuan pertama siklus II yang diajarkan kepada siswa kelas IV
terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi menulis narasi.
Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Kegiatan
yang guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai
tindakan preventif (pencegahan). Kemudian berdoa bersama yang dipimpin
oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa untuk mengetahui
jumlah kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan I lengkap
yaitu 20 siswa. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
siswa secara singkat dan jelas. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama
yaitu siswa mampu menulis kalimat dengan struktur yang baik. Setelah itu,
guru memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan
membuka wawasan siswa.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi
waktu sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran
terdapat tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Secara sistematika, awal inti pembelajaran dilakukan tindakan
eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada
dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seperti berikut :
- Anak-anak…. siapa yang masih ingat pengertian narasi?
Siswa juga diminta menuliskan kalimat sesuai gambar. Tindakan
selanjutnya yaitu elaborasi, dalam kegiatan elaborasi siswa menyimak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan menulis narasi,
bagaimana menulis kalimat dengan baik. Secara ringkas, isi materi pada
pertemuan pertama dapat dilihat pada bagian RPP siklus II pada lampiran 13.
Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media gambar. Guru
membagi siswa dalam dua kelompok besar. Guru membagikan lembar kerja
dan media yang digunakan kepada siswa dan siswa mulai kalimat dengan
benar. Sebelum siswa memperbaiki kalimat yang ditulisnya, guru menanyakan
kesulitan dan kejelasan dari materi yang sudah dijelaskan.
Selanjutnya, siswa menulis paragraf dari masing-masing gambar
kemudian menggabungkannya menjadi sebuah karangan narasi. Guru
membimbing siswa dalam menulis narasi. Untuk memperbaiki karangan yang
ditulisnya siswa diminta untuk mengamati kembali tulisannya dengan melihat
gambar. Guru membimbing, melakukan pendekatan, dan mengarahkan diskusi
siswa.
Kegiatan konfirmasi, beberapa siswa membacakan hasil karangannya
ke depan kelas. Guru memberikan reward kepada siswa yang paling aktif.
Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru
memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam menulis narasi. Siswa
dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi. Guru
juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk
giat belajar dan bersikap yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup
proses pembelajaran dengan salam.
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pertemuan kedua difokuskan pada materi menulis narasi. Tujuan
utama pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan II ini yaitu siswa
mampu menulis narasi dengan benar.
Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 10
menit. Kegiatan awal yang guru (peneliti) lakukan tidak berbeda jauh dari
pertemuan I karena dimulai awal masuk sekolah (jam pertama) yakni membuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
pembelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan mengkondisikan
kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan). Kemudian berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa. Jumlah siswa
yang hadir lengkap ada 20 siswa. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai siswa. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa
dapat menulis narasi dengan benar. Setelah itu, guru memberikan apersepsi
sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan
pandangan tentang materi menulis narasi yang akan dipelajari siswa. Apersepsi
pertemuan II diberikan dengan menyanyi bersama-sama. Kemudian guru
mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat kepekaan siswa.
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi
waktu sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran
terdapat tiga (3) bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Secara sistematika, awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar
siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru
mengadakan tanya jawab dengan siswa seperti berikut :
- Apa yang dimaksud dengan narasi ?
- Unsur-unsur apa saja yang terkandung di dalam narasi ?
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi, siswa dijelaskan mengenai hal-
hal yang perlu diperhatikan saat menulis narasi, diantaranya unsur-unsur yang
terkandung didalamnya seperti koakata, struktur, isi, organisasi isi, mekanik.
Penjelasan dilakukan dengan memberikan contoh secara langsung dari media
yang sudah disiapkan oleh guru. Siswa diminta untuk maju ke depan dengan
mengurutkan gambar dan kemudian membuat kalimat sesuai gambar dengan
memperhatikan unsure kalimat, sehingga siswa mudah mengerti. Secara
ringkas, isi materi pada pertemuan kedua ini dapat dilihat pada bagian RPP
siklus II lampiran 13. Setelah itu siswa dibagi ke dalam dua kelompok besar
lalu mendapat bagiannya masing-masing.
Selanjutnya,guru menjelaskan cara kerja untuk menulis narasi. Siswa
mulai menulis paragraf dari masing-masing gambar dan menyusunnya menjadi
sebuah karangan narasi dengan memperhatikan aspek-aspek menulis sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
yang telah dijelaskan. Guru membimbing siswa ketika menulis narasi dengan
menanyakan kesulitan yang dialami siswa.
Kegiatan konfirmasi, yaitu siswa membacakan hasil karangannya ke
depan kelas. Kemudian guru memberikan reward kepada siswa. Siswa
diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru
memberikan konfirmasi hasil belajar siswa. Siswa dimotivasi agar lebih
semangat dan berpartisipasi aktif.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Hasil pembelajaran sudah menunjukkan peningkatan dari
sebelumnya. Guru mengucapkan terimakasih atas perhatian, kerjasama, dan
kesungguhan siswa. Guru juga menyampaian pesan-pesan moral kepada siswa.
Kemudian guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Observasi
Tahap observasi siklus II pada hari Senin dan Rabu, 23-25 April 2012
dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas bapak Panar,
A.Ma. Pengamatan menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan.
Pengamatan difokuskan pada dua aspek yaitu (1) RPP yang dijadikan pedoman
mengajar peneliti, (2) hasil penilaian tes keterampilan menulis narasi dengan
metode examples nonexamples oleh siswa.
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang jalannya pembelajaran dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia tentang keterampilan menulis narasi siswa dengan metode examples
nonexamples sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru
Pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengajar sangat penting karena sebagai prosedur
mengajar guru di dalam kelas. RPP peneliti dinilai oleh guru kelas IV dengan
lembar pengamatan RPP yang sudah dipersiapkan. Hasil penilaian RPP siklus
II dapat dilihat pada lampiran 27. Guru menilai RPP yang digunakan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
peneliti dengan hasil rata-rata nilai 3,65 yang menunjukkan penyusunan RPP
dalam kategori sangat baik. Secara garis besar RPP yang disusun sudah relevan
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dengan sistematika
yang runtut dan tujuan pembelajaran yang jelas mencakup ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
2) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Hasil pengamatan terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran oleh
guru pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 30. Hasil Pengamatan
difokuskan pada tujuh aspek kemampuan guru yaitu: (1) guru mengelola ruang
dan fasilitas pembelajaran termasuk kategori baik dengan nilai 4, (2)
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan nilai 4 dalam kategori sangat
baik, (3) mengelola interaksi kelas juga sudah sangat baik dengan nilai 4, (4)
bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif
siswa terhadap belajar dengan nilai 3,5, (5) mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu termasuk kategori baik
dengan nilai 3,5, (6) melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar dengan
nilai 3 kategori sangat baik, dan (7) kesan umum kerja guru dalam kategori
baik dengan nilai 4. Sehingga nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah
3,71 termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan rata-rata nilai tersebut
menunjukkan kualitas pembelajaran dari guru meningkat dibandingkan dengan
siklus I.
3) Hasil Observasi Proses Menulis Siswa
Dari hasil observasi proses menulis siswa dan kegiatan pembelajaran
siklus II selama dua kali pertemuan diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
2) Siswa terlihat antusias dan bersemangat untuk menerima pelajaran.
3) Ssudah terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4) Siswa mulai ahli dalam memanfaatkan media pelajaran dengan baik.
5) Hasrat siswa dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya sangat besar.
Berkat bantuan papan skor, siswa merasa tertantang untuk mendapatkan
penghargaan sehingga mereka termotivasi untuk lebih aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
6) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran sudah baik dengan
pembagian tugas pada masing-masing anggota kelompok.
7) Siswa terlihat bersungguh-sungguh mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru.
8) Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran sudah terlihat dengan aktif
kerja kelompok, mengerjakan soal evaluasi dan membuat kesimpulan.
9) Siswa aktif membuat rangkuman dari hasil pembelajaran.
10) Siswa terlihat lebih bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal baik
evaluasi maupun kelompok.
4) Hasil penilaian tes keterampilan menulis narasi siswa dengan metode
examples nonexamples
Daftar nilai keterampilan menulis paragraf deskriptif siswa siklus II
dapat dilihat pada lampiran 32. Data nilai tersebut dikelompokkan ke dalam
tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IVSDN 03 Biting pada Siklus II
NoInterval
NilaiFrekuensi
(fi)Nilai
Tengah (xi)fi.xi
Prosentase(%)
Ket.
1 64-69 1 66,5 66.5 5% BT/T2 70-75 1 72,5 72.5 5% T3 76-81 10 78,5 785 50% T4 82-87 7 84,5 591,5 35% T5 88-93 1 90,5 90,5 5% T
jumlah 20 1606 100%Nilai rata-rata = 1684,5 : 20 = 80,3
Ketuntasan klasikal = (19 : 20) x 100 % = 95%Nilai Di bawah KKM = (1 : 20) x 100% = 5%
Nilai Tertinggi = 90Nilai Terendah = 64
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat persentase siswa yang belum
dan sudah tuntas KKM. Dari 20 siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03
Biting, hanya terdapat sebesar 5% siswa belum tuntas KKM. Dari tabel 5
tersebut juga dapat dilihat kelas 64-69 sebesar 5%, pada kelas 70-75 sebesar
5%, dan pada kelas 76-81 sebesar 50%, kelas 82-87 sebeasar 35%, kelas 88-93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sebesar 5%. Dari tabel 5 tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar
siswa pada siklus II mencapai 95% atau 19 siswa sudah tuntas. Sedangkan
siswa yang belum tuntas 5% atau 1 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 5 maka hasil pembelajaran keterampilan
menulis paragraf deskriptif setelah diadakan tindakan siklus II pada siswa kelas
IV SDN 03 Biting dapat disajikan dalam grafik pada gambar 6 dibawah ini :
Gambar 6. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03Biting pada siklus II
Pada gambar 6 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing
kelas. Pada kelas 64-69 terdapat 1 siswa, pada kelas 70-75 terdapat
sebanyak 1 siswa, pada kelas 76-81 terdapat sebanyak 10 siswa, pada kelas
82-87 terdapat sebanyak 7 siswa, pada interval kelas 88-93 terdapat 1 siswa.
Dengan jumlah keseluruhan 20 siswa, hanya terdapat 1 siswa yang belum
tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
keterampilan menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) sudah
mencapai 80% sesuai target capaian sehingga tindakan dapat dihentikan.
0
2
4
6
8
10
12
64-69
frek
uens
i
64
sebesar 5%. Dari tabel 5 tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar
siswa pada siklus II mencapai 95% atau 19 siswa sudah tuntas. Sedangkan
siswa yang belum tuntas 5% atau 1 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 5 maka hasil pembelajaran keterampilan
menulis paragraf deskriptif setelah diadakan tindakan siklus II pada siswa kelas
IV SDN 03 Biting dapat disajikan dalam grafik pada gambar 6 dibawah ini :
Gambar 6. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03Biting pada siklus II
Pada gambar 6 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing
kelas. Pada kelas 64-69 terdapat 1 siswa, pada kelas 70-75 terdapat
sebanyak 1 siswa, pada kelas 76-81 terdapat sebanyak 10 siswa, pada kelas
82-87 terdapat sebanyak 7 siswa, pada interval kelas 88-93 terdapat 1 siswa.
Dengan jumlah keseluruhan 20 siswa, hanya terdapat 1 siswa yang belum
tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
keterampilan menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) sudah
mencapai 80% sesuai target capaian sehingga tindakan dapat dihentikan.
64-69 70-75 76-81 82-87 88-93
Interval nilai
64
sebesar 5%. Dari tabel 5 tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar
siswa pada siklus II mencapai 95% atau 19 siswa sudah tuntas. Sedangkan
siswa yang belum tuntas 5% atau 1 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 5 maka hasil pembelajaran keterampilan
menulis paragraf deskriptif setelah diadakan tindakan siklus II pada siswa kelas
IV SDN 03 Biting dapat disajikan dalam grafik pada gambar 6 dibawah ini :
Gambar 6. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN 03Biting pada siklus II
Pada gambar 6 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing
kelas. Pada kelas 64-69 terdapat 1 siswa, pada kelas 70-75 terdapat
sebanyak 1 siswa, pada kelas 76-81 terdapat sebanyak 10 siswa, pada kelas
82-87 terdapat sebanyak 7 siswa, pada interval kelas 88-93 terdapat 1 siswa.
Dengan jumlah keseluruhan 20 siswa, hanya terdapat 1 siswa yang belum
tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
keterampilan menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) sudah
mencapai 80% sesuai target capaian sehingga tindakan dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi maka, dapat disimpulkan bahwa hasil
pembelajaran keterampilan menulis narasi siswa pada siklus II ini telah
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus I.
Bertolak dari perbaikan pada siklus II dibuktikan bahwa penggunaan
metode examples nonexamples dapat meningkatkan kualitas proses dan
kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi. Hal ini terbukti dari
20 siswa yang melakukan tes menulis narasi, 19 siswa atau sebesar 95% telah
mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 65 (KKM).
Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses
pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siklus II sudah dapat
diatasi dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang
aktif dan kurang bersungguh-sungguh. Yang peneliti lakukan terhadap
1 siswa yang belum tuntas adalah dengan melakukan remidiasi
dikarenakan siswa tersebut memiliki kemampuan dasar yang berada di
bawah teman-temannya sehingga tidak dimungkinan untuk dilanjutkan
siklus berikutnya. Namun, secara garis besar siswa merasa termotivasi
dalam belajar, senang hati, dan antusias dalam melakukan kegiatan
karena siswa belajar sambil bekerja sama dengan temannya secara
kompak. Selain itu, peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil
keterampilan menulis narasi pada siklus II sudah mencapai indikator
ketercapaian yaitu 80% dari jumlah siswa yang ada. Oleh karena itu,
penelitian dapat dihentikan dan dinyatakan berhasil.
C. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari
hubungan antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap
observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari
analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan hasil siswa kelas IV SDN
03 Biting dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan menulis
narasi dengan metode examples nonexamples.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dari hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya
peningkatan kegiatan guru, kualitas proses dalam pembelajaran, dan peningkatan
kualitas hasil menulis narasi siswa kelas IV SDN 03 Biting.
Kemampuan guru atau pengajar dalam melakukan kegiatan pembelajaran
mengalami peningkatan. Berdasarkan data hasil observasi guru (lampiran ...)
diketahui bahwa terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari rata-rata
nilai siklus I sebesar 3,14 menjadi sebesar 3,71. Kemampuan guru dalam
pembelajaran pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,57.
Peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II
disajikan pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran pada Siklus I danSiklus II
Siklus I Siklus IIPert 1 Pert 2 Rata-rata Pert 1 Pert 2 Rata-rata3,00 3,28 3,14 3,57 3,85 3,71
Berdasarkan tabel 6, peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran
dapat disajikan dengan grafik pada gambar 7 berikut:
Gambar 7. Grafik Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran padaSiklus I dan Siklus II
00.5
11.5
22.5
33.5
44.5
Pertemuan 1
Nila
i/Per
sent
ase
66
Dari hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya
peningkatan kegiatan guru, kualitas proses dalam pembelajaran, dan peningkatan
kualitas hasil menulis narasi siswa kelas IV SDN 03 Biting.
Kemampuan guru atau pengajar dalam melakukan kegiatan pembelajaran
mengalami peningkatan. Berdasarkan data hasil observasi guru (lampiran ...)
diketahui bahwa terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari rata-rata
nilai siklus I sebesar 3,14 menjadi sebesar 3,71. Kemampuan guru dalam
pembelajaran pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,57.
Peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II
disajikan pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran pada Siklus I danSiklus II
Siklus I Siklus IIPert 1 Pert 2 Rata-rata Pert 1 Pert 2 Rata-rata3,00 3,28 3,14 3,57 3,85 3,71
Berdasarkan tabel 6, peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran
dapat disajikan dengan grafik pada gambar 7 berikut:
Gambar 7. Grafik Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran padaSiklus I dan Siklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata
Pelaksanaan Tindakan
Siklus I Siklus II
66
Dari hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya
peningkatan kegiatan guru, kualitas proses dalam pembelajaran, dan peningkatan
kualitas hasil menulis narasi siswa kelas IV SDN 03 Biting.
Kemampuan guru atau pengajar dalam melakukan kegiatan pembelajaran
mengalami peningkatan. Berdasarkan data hasil observasi guru (lampiran ...)
diketahui bahwa terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari rata-rata
nilai siklus I sebesar 3,14 menjadi sebesar 3,71. Kemampuan guru dalam
pembelajaran pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,57.
Peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II
disajikan pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran pada Siklus I danSiklus II
Siklus I Siklus IIPert 1 Pert 2 Rata-rata Pert 1 Pert 2 Rata-rata3,00 3,28 3,14 3,57 3,85 3,71
Berdasarkan tabel 6, peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran
dapat disajikan dengan grafik pada gambar 7 berikut:
Gambar 7. Grafik Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran padaSiklus I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Peningkatan kualitas proses ditunjukkan dengan meningkatnya keaktifan,
perhatian dan antusias siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
keterampilan menulis narasi. Sedangkan peningkatan kualitas hasil ditunjukkan
dari sebaran frekuensi nilai keterampilan menulis narasi dari penilaian aspek isi,
organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, mekanik yang semakin besar
(meningkat) pada interval nilai di atas KKM (65) seperti pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN03 Biting pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No. Interval NilaiFrekuensi
Prasiklus Siklus I Siklus II1. 46-54 2 0 02. 55-63 10 1 03. 64-72 4 15 14. 73-81 3 2 115. 82-90 1 2 8
Jumlah Siswa 20 20 20Siswa Tidak Tuntas 12 5 1Siswa Sudah Tuntas 8 15 19Nilai Rata-Rata Kelas 63,5 71 80,3Ketuntasan Klasikal 40% 75% 95%
Tabel 7 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan
menulis narasi siswa dari prasiklus sampai siklus II. Presentase ketuntasan
klasikal meningkat dari prasiklus sebesar 40% menjadi 75% pada siklus I dan
meningkat lagi pada siklus II menjadi 95%. Pada akhir siklus masih terdapat 1
siswa yang belum tuntas KKM dalam keterampilan menulis narasi. Kelemahan
mereka pada aspek isi dan kosakata.
Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan.
Pada prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 63,5, pada siklus I nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 71. Selanjutnya nilai rata-rata mengalami peningkatan
signifikan pada siklus II menjadi 80,3. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa
metode examples nonexamples tepat untuk membantu meningkatkan hasil
keterampilan menulis narasi.
Dari tabel 7 perbandingan nilai keterampialan menulis narasi di atas
dapat dibuat grafik pada gambar 8 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Gambar 8. Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IVSDN 03 Biting pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Dari gambar 8 tersebut terlihat bahwa prasiklus (biru) lebih
mendominasi pada interval nilai rendah, siklus I (merah) mendominasi interval
nilai sedang, dan siklus II (hijau) dominasi pada interval nilai sedang dan tinggi.
Tabel 8. Rata-rata Nilai Bilangan Romawi Siswa Kelas IV SDN 03 BitingPrasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Tindakan Nilai Rata-rata
Pra Siklus 63,5
Siklus I 71
Siklus II 80,3
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata sebelum dilaksanakan
tindakan (pra siklus) adalah 63,5, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi
71, siklus II rata-rata meningkat menjadi 80,3. Tabel 13 dapat disajikan dalam
bentuk gambar 9 sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
46-54
68
Gambar 8. Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IVSDN 03 Biting pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Dari gambar 8 tersebut terlihat bahwa prasiklus (biru) lebih
mendominasi pada interval nilai rendah, siklus I (merah) mendominasi interval
nilai sedang, dan siklus II (hijau) dominasi pada interval nilai sedang dan tinggi.
Tabel 8. Rata-rata Nilai Bilangan Romawi Siswa Kelas IV SDN 03 BitingPrasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Tindakan Nilai Rata-rata
Pra Siklus 63,5
Siklus I 71
Siklus II 80,3
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata sebelum dilaksanakan
tindakan (pra siklus) adalah 63,5, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi
71, siklus II rata-rata meningkat menjadi 80,3. Tabel 13 dapat disajikan dalam
bentuk gambar 9 sebagai berikut:
55-63 64-72 73-81 82-90
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
68
Gambar 8. Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IVSDN 03 Biting pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Dari gambar 8 tersebut terlihat bahwa prasiklus (biru) lebih
mendominasi pada interval nilai rendah, siklus I (merah) mendominasi interval
nilai sedang, dan siklus II (hijau) dominasi pada interval nilai sedang dan tinggi.
Tabel 8. Rata-rata Nilai Bilangan Romawi Siswa Kelas IV SDN 03 BitingPrasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Tindakan Nilai Rata-rata
Pra Siklus 63,5
Siklus I 71
Siklus II 80,3
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata sebelum dilaksanakan
tindakan (pra siklus) adalah 63,5, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi
71, siklus II rata-rata meningkat menjadi 80,3. Tabel 13 dapat disajikan dalam
bentuk gambar 9 sebagai berikut:
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 9. Grafik Rata-rata Nilai Siswa Kelas IV SDN 03 Biting Pra Siklus,Siklus I, dan Siklus II
Selain terdapat peningkatan pada nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar
secara klasikal siswa kelas IV SD Negeri 03 Biting pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi menulis narasi juga semakin meningkat. Presentase ketuntasan
klasikal dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IV SDN 03 Biting Prasiklus,Siklus I, dan Siklus II
Tindakan Presentase (%)
Pra Siklus 40
Siklus I 75
Siklus II 95
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa presentase ketuntasan klasikal sebelum
tindakan (Prasiklus) hanya 40%. Pada siklus I terdapat peningkatan presentase
ketuntasan klasikal menjadi 75% , siklus II menjadi 95%. Tabel 9 dapat
divisualisasikan dalam bentuk grafik sesuai pada gambar 10, sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
pra siklus
63.5
Nilai Rata-Rata
69
Gambar 9. Grafik Rata-rata Nilai Siswa Kelas IV SDN 03 Biting Pra Siklus,Siklus I, dan Siklus II
Selain terdapat peningkatan pada nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar
secara klasikal siswa kelas IV SD Negeri 03 Biting pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi menulis narasi juga semakin meningkat. Presentase ketuntasan
klasikal dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IV SDN 03 Biting Prasiklus,Siklus I, dan Siklus II
Tindakan Presentase (%)
Pra Siklus 40
Siklus I 75
Siklus II 95
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa presentase ketuntasan klasikal sebelum
tindakan (Prasiklus) hanya 40%. Pada siklus I terdapat peningkatan presentase
ketuntasan klasikal menjadi 75% , siklus II menjadi 95%. Tabel 9 dapat
divisualisasikan dalam bentuk grafik sesuai pada gambar 10, sebagai berikut:
Siklus I Siklus II
71
80.3
Nilai Rata-Rata
69
Gambar 9. Grafik Rata-rata Nilai Siswa Kelas IV SDN 03 Biting Pra Siklus,Siklus I, dan Siklus II
Selain terdapat peningkatan pada nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar
secara klasikal siswa kelas IV SD Negeri 03 Biting pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi menulis narasi juga semakin meningkat. Presentase ketuntasan
klasikal dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IV SDN 03 Biting Prasiklus,Siklus I, dan Siklus II
Tindakan Presentase (%)
Pra Siklus 40
Siklus I 75
Siklus II 95
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa presentase ketuntasan klasikal sebelum
tindakan (Prasiklus) hanya 40%. Pada siklus I terdapat peningkatan presentase
ketuntasan klasikal menjadi 75% , siklus II menjadi 95%. Tabel 9 dapat
divisualisasikan dalam bentuk grafik sesuai pada gambar 10, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 10. Grafik Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa kelas IV SDN 03 BitingPra Siklus, Siklus I, Siklus II
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil keterampilan menulis narasi dengan
metode examples nonexamples pada siklus I dan siklus II. Secara garis besar,
penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan
peneliti pada bagian bab I.
Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar hasil
pembelajaran keterampilan menulis narasi dari prasiklus dan setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode examples
nonexamples. Pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Prasiklus
Kegiatan saat dilakukan prasiklus terlihat bahwa pembelajaran
keterampilan menulis narasi siswa masih menggunakan cara konvensional
yaitu siswa diminta langsung menulis narasi yang dikemukakan guru secara
individu. Meskipun metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I
40
Presentase Ketuntasan Klasikal
70
Gambar 10. Grafik Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa kelas IV SDN 03 BitingPra Siklus, Siklus I, Siklus II
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil keterampilan menulis narasi dengan
metode examples nonexamples pada siklus I dan siklus II. Secara garis besar,
penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan
peneliti pada bagian bab I.
Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar hasil
pembelajaran keterampilan menulis narasi dari prasiklus dan setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode examples
nonexamples. Pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Prasiklus
Kegiatan saat dilakukan prasiklus terlihat bahwa pembelajaran
keterampilan menulis narasi siswa masih menggunakan cara konvensional
yaitu siswa diminta langsung menulis narasi yang dikemukakan guru secara
individu. Meskipun metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif
Siklus I Siklus II
75
95Presentase Ketuntasan Klasikal
70
Gambar 10. Grafik Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa kelas IV SDN 03 BitingPra Siklus, Siklus I, Siklus II
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil keterampilan menulis narasi dengan
metode examples nonexamples pada siklus I dan siklus II. Secara garis besar,
penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan
peneliti pada bagian bab I.
Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar hasil
pembelajaran keterampilan menulis narasi dari prasiklus dan setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode examples
nonexamples. Pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Prasiklus
Kegiatan saat dilakukan prasiklus terlihat bahwa pembelajaran
keterampilan menulis narasi siswa masih menggunakan cara konvensional
yaitu siswa diminta langsung menulis narasi yang dikemukakan guru secara
individu. Meskipun metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
tetapi suasana pembelajaran terkesan membosankan karena siswa masih
bingung mengemukakan ide, sehingga siswa yang menanggapi juga merasa
kesulitan. Hal ini membuat siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran
menulis narasi.
Akibatnya, hasil keterampilan menulis narasi siswa menjadi rendah.
Terbukti dengan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.
Nilai keterampilan menulis narasi yang diperoleh siswa masih rendah. Pada
prasiklus siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 12 siswa, sedangkan
yang sudah tuntas KKM sebanyak 8 siswa atau 40%. Nilai terendah pada
prasiklus adalah 46 dan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 83. Nilai
dari masing-masing siswa tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.
Siswa yang memperoleh nilai pada kelas 46-54 sebanyak 2 siswa
(10%), interval nilai 55-63 terdapat 10 siswa (50%), interval nilai 64-72
sejumlah 4 siswa (20%), terdapat 3 siswa (15%) mendapat nilai dalam
interval 73-81. Kelas 82-90 sebanyak 1 (5%). Nilai rata-rata kelas adalah 63,5
dengan ketuntasan klasikal sebanyak 8 siswa (40%) dari jumlah siswa. Nilai
rata-rata ini dapat dikatakan rendah karena nilai yang diperoleh siswa
pun juga masih rendah. Oleh karena itu dilakukan tindakan untuk
meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa.
2. Siklus I
Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti
adanya peningkatan kualitas hasil keterampilan menulis narasi siswa. Dalam
proses pembelajaran menulis narasi siklus I ini peneliti menggunakan metode
examples nonexamples, siswa dibagi menjadi dua kelompok besar. Proses
pembelajaran terkesan lebih hidup dan menyenangkan meskipun hasilnya
belum maksimal karena siswa baru pertama kali menggunakan media gambar
seri. Siswa lebih berminat dan terlihat aktif dalam pembelajaran terutama
ketika memulai mengurutkan gambar. Kerjasama dan kesungguhan siswa
sangat jelas terlihat karena metode examples nonexamples ini dilakukan
secara berkelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Pada siklus I kualitas proses sudah menikat dari yang siswa tidak
tertarik untuk menulis menjadi antusisas meskipun masih ada beberapa siswa
yang masih ramai sendiri. Kemudian kualitas hasil keterampilan menulis
narasi sebanyak 15 siswa memperoleh nilai di atas KKM. Dilihat dari
banyaknya siswa yang tuntas KKM diketahui tepat sebanyak 15 siswa atau
75% sudah tuntas dan masih terdapat 5 siswa atau 25% yang belum
tuntas KKM. Dengan jumlah ketuntasan seperti itu dapat dikatakan
indikator kinerja siklus I belum tercapai. Karena ditergetkan sebanyak 80%
siswa yang tuntas. Akan tetapi, pada siklus I nilai siswa sudah meningkat
dibandingkan dengan prasiklus.
Pengamatan dari tindakan pada siklus I ditemukan beberapa hal
yang terkait faktor-faktor penilaian keterampilan menulis narasi siswa yaitu:
Pertama, organisasi isi maupun isi yang ada didalam narasi yang ditulis siswa
belum runtut. Kedua, siswa masih menggunakan kosakata tertentu saja.
Namun, untuk segi mekanik sudah mengalami peningkatan misalnya
mengenai penggunaan tanda baca dan huruf besar.
Peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil pada siklus I belum
memuaskan dan masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dan
diharapkan keterampilan menulis narasi siswa semakin meningkat. Oleh
karena itu, penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.
3. Siklus II
Tindakan siklus II menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas
proses dan kualitas hasil. Peningkatan kualitas proses dapat dilihat pada
keaktifan dan kerja sama serta perhatian siswa yang sudah fokus pada
pembelajaran menulis narasi dengan metode examples nonexamples, dapat
dilihat pada lampiran 24. Sedangkan peningkatan kualitas hasil meningkat
secara signifikan dari tindakan sebelumnya.
Kualitas hasil keterampilan menulis narasi siklus II terjadi
peningkatan. indikator ketercapaian kualitas hasil adalah 80%. Pada siklus ini
diketahui bahwa dari 20 siswa kelas IV terdapat 19 siswa atau 95% tuntas
KKM dan 1 siswa atau 5% belum tuntas KKM. Hal ini dibuktikan pada kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
dilihat dari nilai rata-rata klasikal siswa juga terdapat peningkatan. Nilai
rata-rata klasikal pada siklus I sebesar 71 meningkat menjadi 80,3 pada
siklus II.
Peningkatan kualitas hasil keterampilan menulis narasi dengan
menggunakan metode examples nonexamples pada siklus II sudah
memuaskan dan mencapai indikator ketercapaian. Oleh karena itu,
pelaksanaan tindakan dapat dihentikan dan terbukti dinyatakan berhasil.
Berdasarkan atas tindakan yang dilakukan pada siklus I dan II,
keberhasilan pembelajaran keterampilan menulis narasi dengan menggunakan
metode examples nonexamples dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai
berikut:
Nilai tes keterampilan menulis narasi siswa dengan metode examples
nonexamples yang telah dilaksanakan guru menunjukkan peningkatan dari
siklus I sampai siklus II dibandingkan dengan kondisi awal. Ketuntasan
klasikal akhir siklus mencapai 95% dengan nilai rata-rata 80,3. Sehingga
sudah memenuhi indikator ketercapaian yaitu sebesar 80%.
Peningkatan kualitas proses mengalami peningkatan. Peningkatan
keterampilan proses secara garis besar ditandai dengan beberapa hal sebagai
berikut:
1) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
2) Siswa terlihat antusias dan bersemangat untuk menerima pelajaran.
3) Ssudah terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4) Siswa mulai ahli dalam memanfaatkan media pelajaran dengan baik.
5) Hasrat siswa dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya sangat besar.
Berkat bantuan papan skor, siswa merasa tertantang untuk mendapatkan
penghargaan sehingga mereka termotivasi untuk lebih aktif.
6) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran sudah baik dengan
pembagian tugas pada masing-masing anggota kelompok.
7) Siswa terlihat bersungguh-sungguh mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
8) Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran sudah terlihat dengan aktif
kerja kelompok, mengerjakan soal evaluasi dan membuat kesimpulan.
9) Siswa aktif membuat rangkuman dari hasil pembelajaran.
10) Siswa terlihat lebih bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal baik
evaluasi maupun kelompok.
Keterampilan menulis narasi ditandai dengan meningkatnya aspek-
aspek penilaian menulis yang secara garis besar dijelaskan sebagai berikut :
1) Siswa mampu menuliskan isi paragraf dengan padat informasi,
substansif, pengembangan tesis tuntas, dan relevan dengan permasalahan
dan tuntas.
2) Dalam segi organisasi isi, ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan
jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, dan kohesif.
3) Kosakata baik, pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan
ungkapan tepat, dan menguasai pembentukan kata.
4) Siswa mampu mengembangkan bahasa dengan baik, konstruksi
kompleks tetapi efektif dan hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan
bentuk kebahasaan
5) Dalam segi mekanik, siswa menguasai aturan penulisan dan hanya
terdapat beberapa kesalahan ejaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menggunakan metode examples nonexamples dalam
pembelajaran keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 03 Biting, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode examples
nonexamples dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas
IV SDN 03 Biting Purwantoro Wonogiri tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditandai
dengan meningkatnya kualitas proses dan kualitas hasil keterampilan menulis
narasi siswa pada tiap siklusnya, kualitas proses siswa kelas IV SDN 03 Biting
dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis narasi mengalami
peningkatan. Peningkatan ditunjukkan dari semakin aktif, tertarik dan antusiasnya
siswa terhadapa pembelajaran menulis. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran
dengan metode examples nonexamples dapat meningkatkan kualitas proses
menulis narasi siswa. Selain kualitas proses, kualitas hasil juga mengalami
peningkatan yang signifikan yaitu siklus I sebesar 71 dan siklus II sebesar 80,3.
Dilihat dari hasil tes menulis narasi pada siklus I diketahui 15 siswa (75%) dari
20 siswa telah mencapai nilai KKM (65) dan meningkat pada siklus II sebanyak
19 siswa (95%) dari 20 siswa telah berhasil mencapai nilai KKM.
B. Implikasi
Penggunaan metode examples nonexamples terbukti dapat meningkatkan
kualitas proses dan kualitas hasil keterampilan menulis narasi. Hal ini dikarenakan
metode ini dapat mengaktifkan latar belakang siswa serta siswa belajar secara
gotong royong dan dalam kondisi yang menyenangkan. Dalam metode examples
nonexamplex, bekerjasama dengan temannya untuk mengurutkan media gambar
seri. Kegiatan dan keberhasilan belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh
kemampuan siswa sendiri dalam menguasai materi dan mengungkapkan ide serta
gagasannya akan tetapi juga dalam hal kerjasama dengan kelompoknya. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
karena itu, siswalah yang menjadi pusat kegiatan pembelajaran. Peran guru di sini
hanya sebagai mediator, motivator, dan fasilitator belajar siswa.
Metode examples nonexamples ini lebih efektif dan efisien dibanding
dengan metode konvensional yang pada umumnya masih sering digunakan guru
dalam pembelajaran keterampilan menulis. Dikatakan efektif karena penerapan
metode examples nonexamples akan lebih menghemat waktu, hal ini disebabkan
karena siswa belajar secara berkelompok. Sedangkan dikatakan efisien, karena
proses pembelajaran dilakukan dalam suasana yang kondusif.
Penelitian ini membuktikan bahwa dengan penggunaan metode examples
nonexamples dapat membuat siswa lebih aktif, berminat dalam mengikuti
pembelajaran menulis, dan pembelajaran lebih hidup serta menyenangkan. Selain
itu, meode ini dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran
menulis narasi yang ditandai dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa dan
persentase ketuntasan pada tiap siklusnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diimplikasikan bahwa metode
examples nonexamples dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan
bagi guru dalam kegiatan pembelajaran keterampilan menulis narasi. Di samping
itu, metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai metode alternatif yang
menyenangkan, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran menulis narasi di tingkat
SD.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa seharusnya memahami bahwa keterampilan menulis narasi
merupakan hal penting yang harus dikuasai, untuk itu siswa perlu mengikuti
pembelajaran menulis narasi dengan penuh kesungguhan agar siswa
memiliki keterampilan menulis yang baik.
b. Siswa harus lebih berlatih lagi dalam menulis, karena menu;lis narasi
membutuhkan latihan yang cukup, sehingga hasilnya akan maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
c. Dengan adanya penggunaan metode examples nonexamples sebaiknya siswa
dapat memanfaatkan dengan baik untuk bekerja sama dengan temannya
sehingga hasilnya dapat optimal.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya tidak membiasakan siswa untuk sekedar mendengarkan
ceramah dengan menghafal saja, tetapi siswa diharapkan dapat memahami
materi yang disampaikan.
b. Guru kelas hendaknya menerapkan metode examples nonexamples dalam
kegiatan belajar - mengajar khususnya pada pembelajaran keterampilan
menulis narasi, karena metode ini menggunakan gambar seri yang
membuat anak lebih tertarik, selain itu lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan metode konvensional yang pada umumnya masih
sering digunakan dalam pembelajaran menulis narasi.
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah penggunaan metode examples nonexamples sebagai
metode alternatif dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi di kelas
tinggi sekolah dasar. Penggunaan metode examples nonexamples dapat
meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil menulis narasi bagi anak-anak
usia sekolah dasar.
top related