gilut tugas
Post on 28-Dec-2015
128 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1. UMUR ERUPSI GIGI ANAK DAN DEWASA3
Erupsi gigi deciduiNo JENIS GIGI RAHANG ATAS RAHANG BAWAH1 Incisivus centralis 7 bulan 6 bulan2 Incisivus lateralis 9 bulan 7 bulan3 Caninus 18 bulan 16 bulan4 Molar 1 14 bulan 12 bulan5 Molar 2 24 bulan 20 bulan
Pertumbuhan gigi permanenNo JENIS GIGI RAHANG ATAS RAHANG BAWAH1 Incisivus Centralis 7-8 tahun 6-7 tahun2 Incisivus Lateralis 8-9 tahun 7-8 tahun3 Caninus 11-12 tahun 9-10 tahun4 Premolar I 10-11 tahun 10-12 tahun5 Premolar II 10-12 tahun 11-12 tahun6 Molar I 6-7 tahun 6-7 tahun7 Molar II 12-13 tahun 11-13 tahun8 Molar III > 17 tahun > 17 tahun
2. PERBEDAAN GIGI ANAK DAN DEWASA3
No. Gigi Anak Gigi Dewasa
1 Warna putih abu-abu Lebih kekuning-kuningan
2 Ukuran korona gigi kecil, pendek Lebih besar
3 Akar gigi molar lebih divergen Akar gigi tidak divergen
4 Mudah mengalami abrasi dan caries gigi
Tidak mudah mengalami abrasi dan caries gigi
5 Tidak mengalami pembentukan dentin
Mengalami pembentukan dentin sekunder
1
3. CARA PENULISAN GIGI BERDASARKAN FDI DAN ZYGMONDY3
Cara Zygmondy
Penulisan gigi decidui menggunakan huruf romawi V IV III II I I II III IV VV IV III II I I II III IV V
Penulisan gigi permanen menggunakan angka latin8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 88 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Cara FDI
Penamaan gigi enggunakan simbol angka untuk menggantikan letak gigi dan diikuti angka yang menyatakan jenis gigi. Berikut angka dan interpretasinya:1 : gigi permanen rahang atas kanan2: gigi permanen rahang atas kiri3: gigi permanen rahang bawah kiri4: gigi permanen rahang bawah kanan5: gigi decidui rahang atas kanan
6 : gigi decidui rahang atas kiri7 : gigi decidui rahang bawah kiri8 : gigi decidui rahang bawah kanan
Gigi permanen
1 24 3
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.84.8 4.7 4.6 4.5 4.4 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
Gigi decidui
5 68 7
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 6.4 6.58.5 8.4 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
2
4. POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA SAAT TINDAKAN4
Posisi Penderita
a. Kepala – leher – punggung terletak pada satu garisb. Angularis kursi untuk endapatkan daerah operasi yang jelas
Rahang bawah : bidang oklusal gigi rahang bawah sejajar atau membentuk sudut 10o dengan lantai
Rahang atas : bidang oklusal gigi rahang atas membentuk sudut 45o -65o
dengan lantaic. Tinggi kursi
Rahang Bawah : bidang oklusal gigi rahang bawah setinggi siku operator
Rahang atas : bidang oklusal gigi rahang atas setinggi bahu operator
Posisi Operator
a. Sikap tubuhBerdiri tegak dengan berat badan terbagi rata pada kedua kaki
b. Posisi terhadap penderita Rahang Atas depan dan kanan belakang : berdiri di kanan depan
pasien Rahang Atas kiri belakang : berdiri di depan pasien Rahang Bawah depan : berdiri di kanan depan pasien Rahang Bawah kiri belakang : berdiri didepan pasien Rahang Bawah kanan : berdiri disamping kanan pasien
Posisi Tangan Operator
a. Pada waktu forcep dijepit 1. Menarik pipi, bibir, atau lidah2. Untuk Premolar dan Molar kanan rahang atas : ibu jari didalam mulut
sementara jari telunjuk di palatal3. Untuk Premolar dan Molar kanan Rahang bawah : ibu jari di lingual, jari
telunjuk diantara bibir dan gigi, sementara jari yang lain di luar4. Untuk Premolar dan Molar kiri dan gigi anterior Rahang atas : ibu jari
didalam mulut sementara jari telunjuk diantara bibir dan gigi5. Untuk premolar dan Molar kiri dan gigi anterior rahang bawah : ibu jari di
luar, jari telunjuk diantara gigi dan bibir, sementara yang lain didalam mulut.
b. Selama forceps digerakkan1. Menstabilkan rahang atas atau rahang bawah2. Memegang tulang alveolar
3
3. Merasakan dilarasi dari tulang alveolar4. Melindungi jaringan lunak 5. Mengambil pecahan gigi
c. Sesudah gigi keluar1. Mengembalikan cortical plate 2. Memeriksa apakah ada tulang tajam atau pecahan gigi
5. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI GIGI EKSTRAKSI GIGI SUSU2
No. Indikasi Kontraindikasi
1 Persistensi Gigi dengan abses akut
2 Perforasi radiks, decubitus Pembengkakan di daerah anestesi
3 Terapi ortodonti Perikoronitis akut
4 Gigi gangren Tumor ganas
5 Ankylosis gigi susu Sinusitis maksilaris akut
6 Kista, osteomyelitis, nekrosis tulang Penderita DM yang tidak terkontrol
7 Penyakit darah
8 Hipertensi
9 Sifilis
10 Menstruasi
11 Trismus
12 Pregnancy (trimester 1 dan 3
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI GIGI EKSTRAKSI GIGI PERMANEN2
No.
Indikasi Kontraindikasi
1 Gangren Pulpa Gigi dengan abses akut
2 Gigi maloklusi, malrotasi Pembengkakan di daerah anestesi
4
3 Terapi ortodonti, prostetik Perikoronitis akut
4 Gigi goyang lebih dari 2 derajat Tumor ganas
5 Gigi impaksi, supernumary Sinusitis maksilaris akut
6 Gigi ekstruded Penderita DM yang tidak terkontrol
7 Gigi dengan caries yang besar Penyakit darah
8 Sisa akar gigi Hipertensi
9 Gigi yang ada di garis fraktur Sifilis
10 Infeksi periapikal Menstruasi
11 Penyakit periodontal Trismus
12 Erosi, abrasi, atrisi Pregnancy (trimester 1 dan 3
13 Dental granuloma
6. TEKNIK PENCABUTAN GIGI3
a. Intra alveolar yaitu pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan bein atau tang atau keduanya.
b. Trans alveolari. Memisahkan gigi atau akar gigi dan perlekatannya dengan tulang
menggunakan pahat atau bor tulangii. Pemisahan dengan mengambil sebagian tulang penyangga akar gigi
menggunakan bein atau tangiii. Indikasinya
1. sisa akar gigi tidak ada pegangan, letak akar gigi dekat antrum/kanalis mandibularis
2. pernah mengalami kesulitan ekstraksi -> kalsifikasi ankilosis3. tambalan sangat besar4. hipersementosis5. gigi germinated (kembar)6. akar gigi abnormal -> divergen, konvergen, bengkok7. cortical plate tebal -> perlu dibuang8. malposisi – impaksi9. RB tipis, yang umum pada lansia10. perlu alveolectomy
Cara menggunakan Forceps atau tang
5
a. forceps harus sesuai gigi yang akan diekstraksib. sumbu forceps sejajar sumbu gigic. forceps dibuka selebar selebar gigi, geserkan sepanjang gigi dan cementum
sedalam mungkin. Bila ada tahanan, ganti dengan elevator atau beind. gerakan forceps
i. gerakan rotasi : gerakan mengelilingi gigi longitudinal axisii. gerakan luksasi : gerakan menggoyangkan gigi dengan arah facio-
lingual.iii. gerakan kombinasi : kombinasi dari geraka 1 dan 2iv. gerakan ekstraksi : gerakan mengangkat gigi dari soket dan
menariknya searah sumbu gigi
7. INSTRUKSI PADA PASIEN PASCA EKSTRAKSI3
1. Socket gigi diperiksa bila ada fragmen tulang, dikeluarkan dan dibersihkan2. Letakkan kasa sehingga terdapat tekanan yang kuat pada pinggiran socket,
kasa digigit selama ± 1 jam3. pemberian analgetika bila perlu4. hindari kumur kumur dengan keras dan kuat, kerja berat, makanan dan
minuman keras.
8. KOMPLIKASI PASCA EKSTRAKSI5
1. Fraktura. Koronab. Tulang alveolarc. Tuber maxilarisd. Gigi tetanggae. Maxilla atau mandibular
2. Dislokasia. gigi tetanggab. sendi temporomandibular
3. Displacement4. Perdarahan5. Kerusakan/luka
a. gingivab. bibirc. N. Alveolaris inferiord. palatum, lidah dan dasar mulut
6. Post Operative Pain pada kerusakan jaringan lunak7. Post Operative Pain pada kerusakan jaringan keras8. Post Operative Pain pada dry socket9. Post Operative Pain pada trauma10. Pembengkakan post operative pain karena edema11. Pembengkakan post operative pain karena hematom
6
12. Pembengkakan post operative pain karena infeksi13. Trismus14. Oroantral fistula15. Syncope dan shock16. Cardiac arrest17. Respiratory arrest
9. PERSARAFAN/NERVUS YANG ADA DI RONGGA MULUT1
Rahang atas:N. alveolaris superior anteriorN. alveolaris superior mediaN. alveolaris superior posteriorN. nasopalatinusN. palatinus majus
Rahang bawah:N. alveolaris inferiorN. lingualisN. buccalis
10. PERSISTENSI4
Definisi:Suatu kelainan gigi yang terjadi pada gigi desidua dan kegagalan erupsi gigi
permanen. Manifestasi lain seperti anomali tulang rahang juga bisa menyebabkan impaksi pada seluruh gigi permanen.
Etiologi:Herediter (autosomal dominan)Kelainan tulang rahang
Terapi:
7
Ekstraksi gigi yang persisten
11. ULKUS DEKUBITUS4
Ulkus dekubitus biasa terjadi pada anak-anak. Gigi susu yang telah habis mahkotanya, menyisakan akar gigi di dalam gusi dan tulang penyangga. Tekanan kunyah pada sisa akar gigi tersebutserring membuat kemiringan akar gigi atau inklinasinya berubah. Ujung akar nisa berubah miring ke arah langit-langit atau palatum, atau ke arah bibir dan menyembul pada gusi. Tajamnya ujung akar seringkali membuat luka pada pangkal bibir bagian dalam yang terkena. Luka inilah yang disebut ulkus dekubitus.
Penanganan kasus ulkus dekubitus ialah dengan melakukan pencabutan sisa akar gigi susu tersebut, sehingga ujung akar tidak lagi melukai gusi. Untuk anak yang takut giginya dicabut, bias dilakukan tindakan darurat dengan memotong ujung akar yang tajam tadi sehingga tidak lagi melukai gusi dengan suatu alat khusus.
Untuk membedakan ujung akar gigi yang dapat menyebabkan ulkus dekubitus dengan gigi tetap yang baru tumbuh, dapat dipertimbangkan usia pasien selain itu, bentuk gigi juga dapat dibedakan. Bila gigi tetap, umunya bentuknya halus, lebarnya melebihi ukuran lebar gigi susu. Ujung akar gigi susu yang keluar di gusi umunya kecil, runcing dan tajam.
12. ABSES YANG ADA DI DALAM RONGGA MULUT (BERDASARKAN LETAK RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH)1
A. Abses (infeksi) Pada Rahang Atas Abses pada bibir rahang atas
Penyebab : gigi anterior rahang atasE.O : Pembengkakan pada bibir dan sisi hidung (Covernous
Thrombosis)I.O : Palpasi sakit dan ada pembengkakanTerapi : Exodontik/ endodontik, antibiotik, analgesik, antipiretik
Infeksi pada fossa caninaPenyebab : gigi C, P, dan akar messobuccal ME.O : pembengkakan hebat pada lateral hidung dan kelopak
mata, palpasi sakit (Covernous thrombosis)I.O : palasi (+), fluktuasi (+), nasolabial fold terangkatTerapi : insisi IO
Abses fasial/ abses buccal (abses subkutan)Penyebab : gigi posterior (gigi P dan M) rahang atas, karena perforasi
kortex superior dari perlekatan M. Buccinator
8
E.O : pembengkakan pada pipi, warnanya lebih merah, letaknya di bawah arcus zygomaticus, di atas batas bawah mandibula.
I.O : lebih parah dari submukosa absesTerapi : jika tidak sempurna dapat meluas menjadi
submandibular abses
Abses palatalPenyebab : gigi anterior rahang atas, akar palatal, gigi posterior
rahang atas. E.O : dalam keadaan periodontitis, batas pembengkakan jelas
pada satu sisi, jarang elewati garis mesdian dapat menyebar ke palatum molle
I.O : fluktuasi (+)Terapi : insisi IO
Abses sinus maxillariesPenyebab : akar gigi P, M rahang atas yang masuk ke antrum kanalis
maxillariesGejala : sakit pada daerah pipi dan daerah intra orbital, pusing,
bau tidak sedap, cairan keluar dari hidung, perkusi sakit gigi periode, pembengkakakn tidak terlalu terlihat
Terapi : irigasi hidung, exodontik/endodontik. Antibiotik, analgesik, Cold Well Luc Operation
Pada pemeriksaan gigi foto panoramik dapat diketahui gigi mana yang menyebabkan sinusitis
Abses intra temporalPenyebab : gigi M3 rahang atas Jarang terjadiIntra temporal space adalah suatu tempat yang sebelah medialnya berbatasan dengan sisi lateral Procc. Pterygoideus, sebelah superior berbatasan dengan dasar tengkorak, sebelah lateral masih lanjutan dari deep temporal fascia
Abses submukosaDapat terjadi pada rahang atas maupun bawahE.O : tidak ada pembengkakanI.O : muccobuccal fold terangkat, warna lebih merah, palpasi
(+), batas pembengkakan tidak jelas, gigi dalam keadaan periodontitis
Terapi : exodontik/endodontik, antibiotik, analgesik
Abses ginggivaDapat etrjadi pada rahang atas maupun bawahE.O : tidak ada pembengkakan
9
I.O : palpasi (+), fluktuasi (+), gigi periodontitisTerapi : insisi IO
B. Abses (infeksi) Pada Rahang Bawah Submental abses
Penyebab : gigi rahang bawahE.O : ada pembengkakan pada region submental, di bawah
dagu, konsistensi kenyal sampai keras, fluktuasi (+)I.O : gigi dalam keadaan periodontitisTerapi : insisi EO— perlu drainase. Jika tidak diinsisi, pus pecah
tidak keluar sewmpurna sehingga kulit dagu garisnya akan bengkok-bengkok karena terdapat jaringan granulasi sehingga perlu excholiasis untuk membuang jaringan mati dan jaringan granulasi yang tertinggal
Abses lingualPenyebab : gigi P dan M E.O : tidak ada pembengkakanI.O : jika ada pembengkakan, pembengkakakn terjadi di
bawah lidah sehingga lidah terangkat dan menyebabkan pasien sulit menelan dan bernafas, palpasi (+), fluktuasi (+)
Terapi : insisi IO. Hati-hati saat insisi, jangan sampai frenulum lidah putus
Abses buccal spacePenyebab : gigi P dan M rahang bawah, karena perforasi kortex
apical dari perlekatan M. BuccinatorE.O : pembengkakan pada pipi, warnanya lebih merah,
letaknya di bawah arcus zygomaticus, di atas batas bawah mandibula
Buccal space adalah space yang dibatasi bagian lateralnya oleh kulit pipi medial atau M. buccinator
Abses submandibularPenyebab : gigi posterior rahang bawahE.O : pembengkakan pada angulus mandibula, tepi mandibula
masih teraba, kelenjar mandibula sakit, bengkak, palpasi sakit, terjadi trismus ringan yaitu keadaan sakit saat mengunyah makanan.
Submandibular abses terpisah dengan sublingual abses oleh M. mylohyoideus, dan bila terjadi perforasi pus di bawah otot tersebut akan terjadi perluasan ke sublingual space atau sebaliknya. Bila terjadi secara bilateral maka sering disebut pseudo ludwig’s angina, tetapi abses ini biasanya unilateralTerapi : insisi IO, hati-hati bila fluktuasi
10
Abses perimandibularLokasinya sama dengan submandibular absesE.O : tepi mandibula tidak teraba lagi, keadaanya lebih parah
dari submandibular absesTerapi : insisi IO, harus hati-hati bila fluktuasi
13. CARIES4
Caries dentis merupakan suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh asam yang ditimbulkan sebagai hasil metabolisme bakteri yang terdapat di dalam plak atau dapat dikatakan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh aktivitas sel jasad renik (mikroorganisme) dalam dental plak, ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti kerusakan bahan organiknya.
Pembentukkan caries dipengeruhi oleh beberapa factor, antara lain: Mikroorganisme (Streptococcus mutans, Lactobacillus) Mikroorganisme ini
mampu membentuk asam dan dapat menempel pada gigi karena adanya polisakarida ekstrasel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan
SubstratSubstrat yang berperan adalah karbohidrat, dimana sukrosa (gula) bersifat sangat kariogenik
Host dan gigiYang berperan pada faktor ini adalah saliva. Dimana jika jumlah saliva menurun maka self cleansing juga menurun sehingga terjadi akumulasi plak pada permukaan gigi dan dapat menyebabkan terjadinya caries
Waktu Proses terjadinya caries membutuhkan waktu selain factor-faktor lainnya.
Adapun teori-teori tentang bagaimana proses terjadinya caries, yaitu: Teori Miller (Kemoparasit/ asidogenik): Caries terjadi diawali oleh proses
penghancuran zat-zat anorganik terlebih dahulu daripada zat-zat organik oleh mikroorganisme
Teori Proteolitik: Caries terjadi diawali dengan penghancuran zat-zat organik terlebih dahulu baru zat_zat organik oleh mikroorganisme
Teori Endogen: Adanya penyakit tertentu yang menyebabkan fungsi pulpa terganggu sehingga jumlah cairan limfe yang berguna untuk menetralisir asam pada permukaan gigi terganggu akibatnya permukaan gigi mengalami caries oleh asam yang ada
11
Gambar 1. Hubungan ke-4 komponen terhadap kejadian karies gigi
14. MACAM-MACAM CARIES
Caries dibagi berdasarkan lokasi dan kedalamannyaa. Berdasarkan lokasi
Occlusal Caries Buccal dan lingual caries Root surface caries Cervical caries Interproximal caries
b. Berdasarkan kedalamannya Caries superfisial : bila caries hanya pada lapisan eail saja dan belum
ada nyeri Caries Media : bila caries sudah mencapai lapisan dentin dan mulai
ada rasa nyeri Caries profunda : bila caries sudah sampai pulpa atau disebut
pulpitis, bisa tidak nyeri lagi kalu sudah menjadi gangrene
12
Gambar 2. Gigi normal dan gigi dengan caries
Rampant dental caries
Merupakan lesi caries yang meluas secara mendadak dimanan dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa tetapi paling sering terjadi pada remaja muda. Beberapa faktor yang berperan pada timbulnya rampant dental caries, yaitu konsumsi gula, gangguan emosi, ketidakseimbangan nutrisi, oral hygene yang buruk, faktor herediter, perubahan psikologik.
Tipe yang paling sering adalah ”Nursing bottle caries” dan ”Breast feeding caries”. Adapun karakter dari “Nursing bottle caries” anatara lain:
terjadi pada anak-anak yang secara terus menerus menggunakan botol susu yang berisi cairan karbohidrat saat mau tidur. Terjadi fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme sehingga membentuk asam selama anak tidur
gigi yang terkena paling berat adalah gigi depan rahang atas dan juga gigi M1 maxilla dan mandibula. Gigi depan rahang bawah umumnya jarang terkena.
15. KALKULUS4
DefinisiKalkulus disebut juga tartar, yaitu suatu lapisan deposit (bahan keras yang
melekat pada permukaan gigi) mineral yang berwarna kuning atau coklat pada gigi karena dental plak yang keras. Struktur permukaan kalkulus yang kasar memudahkan timbunan plak gigi. Kalkulus melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi, juga pada gigi tiruan dan restorasi gigi.
Kalkulus dapat juga diartikan massa kalsifikasi yang terbentuk dan melekat pada permukaan gigi, objek solid lainnya di dalam mulut. Kalkulus jarang ditemukan pada gigi susu dan tidak sering ditemukan pada gigi permanen anak usia muda. Meskipun demikian, pada usia 9 tahun, kalkulus sudah dapat ditemukan pada sebagian besar rongga mulut, dan pada hampir seluruh rongga mulut individu dewasa.
Kalkulus sering ditemukan pada sisi lingual gigi anterior rahang bawah dan bukal posterior rahang atas, karena lokasi-lokasi tersebut merupakan muara utama dari saliva, maka pada daerah ini banyak terdapat bakteri-bakteri. Bakteri-
13
bakteri ini tidak semua dapat ikut larut dalam flow saliva, bakteri yang tersisa akan membentuk koloni yang akan berakumulasi dengan plak yang ada pada muara saliva tersebut, sehingga terjadi kalsifikasi plak atau kalkulus pada daerah muara saliva .
Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan magnesium fosfat. Komposisi kalkulus dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu pembentukan kalkulus. Komposisi kalkulus terdiri dari 80% masa anorganik, air, dan matriks organik (protein dan karbohidrat), sel-sel epitel deskuamasi, leukosit. Masa anorganik terutama terdiri dari fosfat, kalsium, dalam bentuk hidroksiapatite, brushite, dan fosfat oktakalsium. Selain itu, juga terdapat sejumlah kecil kalsium karbonat, magnesium, fosfat, dan florida. Kandungan florida adalah beberapa lebih besar daripada pada plak.
Proses pembentukkan kalkulusSejumlah penelitian menunjukkan, penyebab dari beberapa masalah rongga
mulut adalah dental plaque atau plak gigi. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang.
Selain itu bikarbonat merupakan unsur penting yang berperan dalam pembentukkan kalkulus. Bila Bikarbonat meningkat, maka pH meningkat, lalu rongga mulut bersifat basa dan mengakibatkan pengendapan kalsium fosfat terbentuklah kalkulus atau karang gigi. Konsentrasi bikarbonat paling tinggi pada muara kelenjar parotis dan submandibular sehingga mengakibatkan kalsium fosfat saliva pada daerah tersebut tidak stabil sehingga mudah mengendap (brushite).
Beberapa macam teori dikemukakan oleh para peneiti mengenai proses pembentukan kalkulus, antara lain :
1. Teori CO Menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat
adanya perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari duktus saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menadi jenuh.
2. Teori proteinPada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan dengan
permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga mengurangi stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat
3. Teori FosfataseFosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri.
Fosfatase membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.
4. Teori Esterase
14
Esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk kalsium fosfat
5. Teori Amonia Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk
ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.
6. Teori pembenihanPlak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan
fosfor yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.
16. PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH CALCULUS DAN TERAPINYA2
a. Pulpitis- Definisi
Pulpitis adalah suatu gambaran peradangan dari pulpa dimana paling sering karena perluasan dari karies yang mencapai pulpa. Biasanya timbul rasa sakit yang sangat hebat, terutama pada malam hari (tidur) karena aliran darah ke kepala lebih banyak sehingga memudahkan penyebaran kuman dan timbullah rasa sakit.
- KlasifikasiMenurut lamanya dibagi menjadi : Pulpitis akut Pulpitis kronikMenurut sifatnya dibagi menjadi : Pulpitis Reversible/Hyperemia Pulpitis
Peradangan pulpa yang baru. Sudah ada karies sampai ke dentin. Etiologinya :
Trauma misalnya fraktur crown atau jatuh thermis misalnya bor yang lama chemist misalnya makanan yang manis, asam, dan lain-lain. Toxin bakteri.
Nyeri ringan timbul oleh karena rangsangan (panas, dingin, manis, udara) dan nyeri hilang jika rangsangan dihentikan.
Waktu perangsangan tidak lama. Pasien merasa tidak nyaman. Nyeri tidak spontan dalam artian harus ada rangsangan. Merupakan suatu tanda bahwa pulpa sudah hampir terkena. Terapi :
Pulp Calping (untuk dentin sekunder) Penambalan
15
Pulpitis Irreversible Nyeri Spontan Nyeri menetap walau rangsangan sudah dihentikan. Timbul terutama pada malam hari Rasa sakit sangat menganggu. Pada peradangan pulpa ini, pulpa dapat menjadi nekrosis biasanya
tanpa didahului oleh karies, lama-lama dapat menjadi gangrene pulpa.
Terapi : Endodontic yaitu suatu terapi dimana harus dilakukan
terapi perawatan saraf gigi dengan devitalisasi pulpa dengan arsen.
Ekstraksi (Pencabutan gigi) bila sudah tidak bias diendodontik.
Hyperplastik Sudah ada peradangan gigi dan sudah ada pembentukan jaringan
granulasi. Inflamasi pulpa : edema pulpa (enlargement) -> pulpa polip Terapinya : Endodontik.
b. Gingivitis- Definisi
Suatu peradangan pada jaringan gingival
- KlasifikasiMenurut perjalanan penyakitnya : Acute Sub Acute Kronik (Paling Sering)
Berat atau parahnya gingivitis tergantung dari : Lamanya Frekuensinya Resistensi jaringan mulut.
- Etiologi :Faktor Local : Mikroorganisme (MO) terutama plak, terutama :
Bacillus Fusiformis Spirochaeta Amoeba Trichomonas
Paling sering pada servikal area yaitu area yang paling dekat dengan gingival sehingga mikroorganisme mudah mengalami invasi ke gingival. Calculus (karang gigi)
Terdapat pada supra atau sub gingival. Merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi, melekat dan menumpuk pada permukaan gigi.
16
Food Imapction Iritasi Bernafas melalui mulut Gigi malposisi Aplikasi obat atau bahan kimia
Misal : Fenol, Silver nitrate, Aspirin, Dilantin sodium
Faktor sistemik : Gangguan nutrisi Reaksi Obat Kehamilan Diabetes Mellitus Kelainan endokrin lain Alergi Herediter Psychis phenomena (stress) Disfungsi neutrofil Kelainan neurologic.
c. Periodontitis.- Definisi
suatu peradangan jaringan periodontium, merupakan kelainan jaringan penyangga gigi yang paling sering. Terjadi akibat perluasan peradangan dari gingival ke jaringan periodontal (pendukung) yang lebih dalam.
- Ciri-ciri : Peradangan didahului oleh gingivitis Terjadi suatu pembentukan pocket (kantong gusi yang patologis) Terjadi kerusakan ligament periodontal. Terjadi kerusakan ligament alveolar (mengalami resorpsi) sehingga
gigi menjadi goyang atau tanggal.Bila horizontal masih agak ringan tetapi bila vertical sudah berat.
- Prevalensi penyakit90 % pada usia 30 tahunan100 % pada usia lebih dari 40 tahunan
- Faktor Penyebab : Faktor Lokal :
Dental Plak Calculus Food impaction Restorasi gigi/ Pemakaian protesa yang tidak baik. Trauma gigi.
Faktor sistemik
17
- Klasifikasi :Periodontitis simple Inflamasi kronik jaringan periodontium Disebabkan iritasi local Kerusakan tulang (+) Klinis tidak disertai rasa sakit, tapi sangat.Periodontitis compound Periodontitis dengan kerusakan tulang angular atau vertical. Jalannya perluasan inflamasi dari gingival cenderung terbentuk.
- TerapiPerawatan periodontitis : Non bedah Bedah MaintanancePencegahan :Terutama menghindari terjadinya akumulasi plak.
- PrognosaTergantung dari beberapa factor : Tipe dan perluasan periodontitis Sejauh mana factor etiologi local dapat disingkirkan. Usia pasien Kerjasama pasien.
17. MACAM-MACAM PERDARAHAN PASCA PENCABUTAN GIGI3
1. Perdarahan pada gingival Karena terjepit forceps. Gingiva melekat pada gigi yang akan diekstraksi
2. Perdarahan pada bibir Karena terjepit forceps Tertekan pegangan forceps. Instrumennya panas. Tergigit.
3. Perdarahan pada palatum, lidah, dan dasar mulut Mukosa lingual terjepit forceps Trauma dari respiratorium Terkena bor.
18. DRY SOCKET DAN PENANGANANNYA2
- Definisi Dry Socket = Alveolitis = Alveolalgia = Pain Full Socket
18
Adalah suatu peradangan tulang setempat dimana soket tidak terisi bekuan darah.
- Gejala : Sakit 1-4 hari setelah ekstraksi. Gusi merah kebiruan (bengkak) Mulut bau (halitosis) Kel. Limfe regional membesar dan sakit. Soket kosong Trismus
- Etiologi : Pencabutan dalam keadaan akut tanpa premedikasi Trauma berlebihan Kurang steril Perdarahan Kuretase berlebih pada waktu ekstraksi (banyak kumur-kumur) Vasokonstriktor berlebihan. Rokok lebih 20 batang per hari Infeksi sebelum ekstraksi (granuloma, perikoronal, periodontal infeksi) Akar gigi dan benda asing tertinggal di dalam soket. Wanita dengan pil kontrasepsi
- Terapi : Anestesi
Bersihkan soket dan irigasi dengan larutan soline hangat/betadine, kemudian jika ada tulang yang tajam haluskan, masukkan ZnOEg pasta sebagai analgetika, bias juga diberikan antibiotic.
Iodform TamponMasukkan ke dalam soket kemudian disuruh gigit sehingga merangsang pembentukan jaringan granulasi.
19. PERBEDAAN EPULIS, FIBROMA, DAN MUCOCEL1
Gambar 3. Gambar Epulis, Fibroma, dan Mucocel
Epulis Fibroma MucocelDefinisi Tumor pada gingival yang Tumor connective tissue Kista retensi yang kecil
19
terjadi akibat iritasi atau truma pada jaringan
tumor jinak yang paling sering pada rongga mulut
terdapat di mulut dan paling sering mengenai bibir bawah disebabkan adanya obstruksi pada
duktus sekretorius glandula mukosa.
Lokasi Gingiva Gingiva, Mukoasa buccal, Lidah, Bibir, Palatum
Pipi , lidah , palatum , bibir
Klinis
- Bentuk sferik- Warna merah atau sedikit
kebiru-biruan- Mudah berdarah-Tumbuh cepat, tidak residif- Ditutupi efitel hiperplastik-Tumor dapat meluas, melalui interseptal space dan berkembang dikedua sisi processus alveolaris
Tumor tampak menonjol dengan permukaan licinTidak bertangkaiTumor kecil: diameter beberapa centimeterTumbuh lambat, terjadi pada semua usia
- Pembengkakan tanpa rasa nyeri
- Sering kambuh- Diameter 1-2 mm s/d 5-
10 mm- Bentuk : Bulat, oval dan
licin- Lesi superficial berwarna
biru dan berfluktuasi
Terapi - Eksisi-Hilangkan penyebab iritasi
Eksisi
- Eksisi- Insisi elips di luar dibuat pada mukosa sekeliling kista.
20. PERBEDAAN SUBMANDIBULAR DAN PERIMANDIBULAR ABSES1
Submandibular Abses Perimandibular absesBila bilateral (Pseudo Ludwig Angina)Gigi penyebab : Gigi posterior rahang bawahGejala Klinis :- Pembengkakan pada angulus
mandibula- Bengkak , palpasi sakit
- Sakit waktu menelanTerapi : insisi
Lokasi sama dengan Subamndibular abses , tapi tepi mandibular sudah tidak teraba , bisa bilateral atau unilateral.
-Keadaannya lebih parah dari submandibula abses.
-Tepi mandibula tidak teraba. -Bisa bilateral / unilateral.
-Fluktuasi(+) Terapi : insisi ekstraoral
21. GIGI IMPACTED5
- Definisi Gigi gigi yang letaknya abnormal, yang tidak tumbuh sama sekali atau tumbuh sebagian saja, termasuk gigi yang letaknya tidak normal tetapi bisa tumbuh normal. Paling sering pada gigi M3 bawah maupun atas.
- Faktor-faktor predisposisia. Evolutionary Reduction
20
Proses reduksi dan evolusi mandibula atau maxila Proses pertumbuhan rahang yang berkurang
b. Faktor lokal Pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak baik Tulang sekitar M3 lebih padat Gingiva lebih tebal Persisitensi gigi Benih gigi yang tumbuh tidak baik
c. Faktor sistemik Progeria tua premature Invantilisme, bentuk tubuh kecil atau kerdil Cleido Cranial Dysostosis terjadi ossifikasi dafectifed pada tulang
kranial atau ekspoliasi yang tertunda pada gigi susu dan permanen.
M3 bawah impacted Klasifikasi M3 bawah impacted dilihat dari:
1. Hubungan antara gigi M3 dengan jarak antara ramus mandinula dan M2 bawahA. Kelas I Hubungan antara gigi M3 dengan jarak antara ramus
mandibula dengan distal M2 cukup untuk diameter mesiodistal mahkota M3
B. Kelas II Ruangan antara ramus mandibula dengan distal M2 kurang dari diameter mesiodistal mahkota M3
C. Kelas III seluruh M3 berada di dalam ramus mandibula2. Posisi M3 bawah didalam mandibula
A. Posisi A Bagian tertinggi dari M3 bawah setinggi bidang oklusal M2 bawah
B. Posisi B Bagian tertinggi dari M3 bawah diantara bidang oklusal M2 bawah
C. Posisi C Bagian tertinggi dari M3 bawah dibawah bidang oklusal M2 bawah
3. Kelainan letak gigi M3 bawah terhadap gigi M2 bawahA. VertikalB. HorizontalC. Inverted invection prognosanya buruk karenan mahkota gigi
berada dibawah sementara akar gigi berada di atasD. Mesio Angular M3 ke arah mesialE. Disto Angular M3 ke arah distalF. Bucco Angular M3 ke arah buccalG. Linguo Angular M3 ke arah lingualH. Buccal version kedudukan M3 bawah berada di buccalI. Lingual version kedudukan M3 bawah berada di lingualJ. Torso version letak gigi berputar
21
Komplikasi M3 bawah impacted1. Infeksi
Infeksi pericoronal Vincent’s infection Caries dan periapikal infeksi
2. Pain 3. Fraktur4. Resorpsi gigi tetengga karena tekanan
Impacted horizontal Mesioangular impaction
5. Tinitus : terjadi pada kelas III M3 bawah (telinga berdenging)6. Otitis suatu peradangan pada telinga
Pengeluaran gigi M3 bawah impacted dengan cara1. Odontectomy : Pengualaran gigi M3 bawah dalam keadaan utuh atau
intoto2. Odontotomy : Pengeluaran gigi M3 bawah dengan memecahnya menjadi
beberapa bagian
Keuntungan Odontotomy :1. Lapangan operasi kecil2. Tulang yang diambil seminimal mungkin3. Waktu operasi lebih singkat4. Mencegah trismus setelah operasi5. Mencegah kerusakan gigi tetangga6. Kemungkinan kerusakan nervus mandibularis kecil7. Kerusakan tulang sekitarnya sedikit8. Kemungkinan fraktur mandibula sedikit9. Fraktur eksternal dan internal alveolar plate dapat dicegah
Komplikasi Pasca Operasi gigi M3 bawah:1. Perdarahan 2. Kerusakan N. Mandibularis3. Fraktur akar gigi4. Kerusakan gigi tetangga5. Alat-alat yang digunakan patah6. Fraktur Processus alveolaris7. Fraktur angulus mandibula8. Perubahan letak gigi M3 terdorong ke pterygomandibular space pada
waktu pengambilan9. Emphysema
22
10. Lukasasi Mandibula
M3 atas impacted Klasifikasi gigi M3 atas impacted berdasarkan:
1. Posisi anatomiA. Posisi A Bagian terendah dari M3atas impacted terletak pada garis
oklusal M2 atasB. Posisi B bagian terendah dari M3 atas impacted terletak diantara garis
oklusal dengan garis cervikal M2 atasC. Posisi C bagian terendah dari M3 atas impacted terletak setinggi atau
diatas garis cervikal M2 atas2. Hubungan antara sumbu panjang M3 dengan M2 atas
A. VertikalB. HorizontalC. Mesio angular Prognosa buruk karena termasuk golongan SA dan pada
pengambilan gigi M3 atas impacted juga diikuti pengambilan gigi M2 atasD. Disto AngularE. Bucco AngularF. Palato AngularG. Buccal versionH. Palatal VersionI. Torso version
3. Hubungan antara M3 atas denga sinus maksilarisA. Sinus Approximation (SA) : antara M3 atas impacted ddengan sinus
maksilaris dipisahkan oleh tulang tipis atau sama sekali tidak ada tulang pemisah yang merupakan highrisk.
B. Non Sinus Approcximation (non SA): antara M3 atas impacted dengan sinus maksilaris dipisahkan oleh tulang tebal dengan ketebalan 2 mm atau lebih
Terapinya sama dengan M3 bawah tetapi ada beberapa hal yang menyulitkan pengambilan gigi M3 atas, diantaranya:1. M3 atas terlalu dekat dengan sinus maksilaris2. M3 atas berdekatan dengan akar 3. Adanya fusi antara akar M3 atas dengan akar M2 atas4. Hypercementosis5. M3 atas berdekatan dengan processus zygomaticus6. Adanya tulang lebar yang menutupi M3 atas terutama pada lansia
23
7. Sukar membuka mulut dengan lebar maka perlu anastesi umum sehingga melemaskan M. Buccal
22. PERBEDAAN POLIP PULPA DAN POLIP GINGGIVA3
Polip Pulpa Polip Ginggiva
Tangkai berasal dari kamar pulpa (caries yang perforasi)
Tangkai berasal dari ginggiva
Warna merah tua Warna merah muda
Permukaan kasar, tak licin, berbenjol-benjol
Permukaan licin
Mudah berdarah Tidak mudah berdarah
Rasa sakit (+) Rasa sakit (+) dengan hanya sedikit sentuhan
Pulpa masih vital Kalau belum gangren masih vital, kalau sudah gangren non vital
Rontgen foto terlihat adanya perforasi dari pulpa
Terlihat adanya caries di proximal
Sering pada anak-anak dan dewasa muda, jarang pada orang tua
23. PERBEDAAN PULPITIS DAN PERIODONTITIS3
Pulpitis PeriodontitisSebagai komplikasi caries profunda vitalis
Sebagai komplikasi caries profunda non vitalis/gangren pulpa
Gigi vital Gigi non vital
24
Sondasi (+) dan berdarah Sondasi (-) dan tidak berdarah
Perkusi (-) Perkusi (+)
Chlorethyl (+) Chlorethyl (-)
Reaksi panas/dingin (+) Reaksi panas/dingin (-)
Pembesaran kelenjar (-) Pembesaran kelenjar (+)
Rasa sakit terus menerus, terutama pada malam hari
Rasa sakit terus menerus, terutama pada malam hari
Rasa sakit tersebar, tak bisa dilokalisasi Rasa sakit tersebar terlokalisasi
Gigi tak lebih panjang, rasa sakit berdenyut khas
Gigi terasa lebih panjang
Occlusit articulatio (-) Occlusit articulatio (+)24. PERBEDAAN RANULA DAN HEMANGIOMA3
No. Keterangan Ranula Hemangioma1 Definisi Sumbatan saluran glandula sublingualis
atau glandula submaxillarisTumor jinak berisi pembuluh darah dan merupakan tumor dengan proliferasi pembuluh darah
2 Lokasi Dasar mulut di bawah lidah Lidah, mjukosa buccal, bibir.
3 Gambaran klinis
1. Kista berkembang lambat, dapat menjadi besar dan tidak sakit.
2. Lesi terletak dipermukaan, berwarna jernih kebiruan, pembengkakan biru translusen yang mirip dengan perut kodok.
3. Lesi dalam, warna sama dengan mukosa normal.
1. Daerah merah kebiruan, bila ditekan hilang, bila di lepas timbul kembali.
4 Diagnosa banding
Kista dermoid
5 Terapi Extirpasi Bila masih kecil —> operasiBila sudah besar —> operasi (bahaya perdarahan)RontgenSclerotic Agent (Na Sulfat)
25
25. MANIFESTASI ORAL SISTEMIK1
1) DIABETES MELITUS Definisi : suatu penyakit metabolisme KH yang bersifat sistemik kronik yang
disebabkan oleh kekurangan insulin. Sering terjadi periodontitis sehingga susunan gigi menjadi tidak rata, bisa
maju ke depan Terdapat gejala poliuri, polidipsi, polifagi, mikroangipopati, aterosklerosis Manifestasi oral:a. Gejala DM di rongga mulut tidak spesifik baik DM yang terkontrol
maupun tidak terkontrolb. Gejala yang paling sering adalah xerostomia (mulut kering)c. Glossodina d. Glossopirosise. Cita rasa menurunf. Selaput lidah menebalg. Papilla fungiformis hipertropih. Lidah flabby (malas bergerak), sehingga lidah membesar dan ada
gambaran gigi pada pinggiran lidah yang merupakan identitas DMi. Infeksi jamur candida
Odontagiaa. Selaput ludah menebalb. Papilla fungiformis hipertropic. Lidah flabby (malas bergerak), sehingga lidah membesar dan ada
gambaran gigi pada pinggiran lidah yang merupakan identitas DMd. Infeksi jamur candida
Gingivaa. Edematousb. Warna deep red colorc. Marginal gingiva dan IDP mengalami supurasi sehingga rasa sakit
meningkat Kerusakan jaringan periodontal
a. Gangguan metabolisme KH sehingga aktivitas vitamin C menurun mudah terjadi kerusakan periodontal
b. Kebutuhan vitamin B kompleks meningkat
Periodontal abses
26
Jaringan pendukung rusak sehingga gigi goyang dan mudah lepas atau berkembang cepat
Luka bekas pencabutan belum sembuh sehingga resistensi jaringan menurun Mulut bau aseton (khas untuk DM) Trias Crispai Syndrome
- Lichen planus- DM- Hipertensi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penderita DM jika hendak melaksanakan pencabutan gigi.
- Periksa kadar gula- Memilih anastesi, sebaiknya tanpa adrenalin- Mencegah komplikasi post operasi- Calculus dan karang gigi lebih dahulu dihilangkan dengan scalling untuk
mencegah komplikasi post operasi- Pencabutan gigi dilaksanakan 1,5-3 jam sesudah makan dan pemberian
insulin. Sebelum dan sesudah pencabutan beri antibiotik dan vitamin, serta obat kumur-kumur
- Jika ada akar gigi, sebaiknya dihilangkan, karena dapat menyebabkan fokus infeksi setelah kadar gula terkontrol
2) LEUKIMIAa) Definisi : suatu keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi
patologik sel hemopoeitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lainnya.
b) Manifestasi orala. Mukosa mulut pucat tanda adanya anemia
(1) Petechie (+)(2) Echimosis (+)(3) Ulkus (+) sehingga timbul baud an dikelilingi daerah pucat
b. Odontalgia(1) Rasa sakit tanpa karies(2) Pulpa gigi berlanjut menjadi abses(3) Gigi goyang oleh karena infiltrasi sel leukimia pada dental periosteum(4) Pembesaran ginggiiva(5) Mudah terjadi perdarah gingival
c. Infiltrasi sel kimia(1) Pada gingival sehingga terjadi perdarahan gingival
27
(2) Infiltrasi juga pada lidah, pipi, sudut mulut, dan tulang alveolar
3) SYPHILISa) Etiologia. Treponema Palidumb. Aquires (didapat) misalnya, kontak sex atau transfusi, serta penularan
melalui inokulasi transplasenta dari ibu ke janinb) Manifestasi orala. Primary syphilis
(1) Chancre(a) Single / multiple(b) Lokasinya bisa di
(i) Lidah(ii) Bibir (multiple)(iii) Oral mukosa(iv) Soft palate(v) Pharingeal region(vi) Gingiva
(c) Tidak sakit(d) Brown crusted(e) Indurasi
(2) Lesi bisa sembuh tanpa terapi 3-12 minggu dengan atau tanpa scallingb. Secondary shypillis
(1) Mucous patches(a) Shypillis mucous patches(b) Lokasinya bisa di:
(i) Lidah(ii) Mukosa buccal(iii) Tonsillar(iv) Pharingeal region(v) Bibir(vi) Jarang pada gingiva
(c) Mucous patches(i) Warna abu-abu(ii) Dikelilingi warna kemerahan(iii) Tidak sakit kecuali pada area yang bergerak(iv) Serologic test (+)(v) Sangat infeksius
(d) Condylominata lata(i) Lokasinya oral mukosa (bibir)(ii) Lesinya
28
1. Datar dan tidak sakit2. Abu-perak3. Kadang-kadang sperti ulcer
(e) Papules (popular lesion)(i) Lokasinya bisa di:
1. Commisura bibir (hampir sama dengan angular helitis)2. Dorsum lidah
c. Tertiary Syphillis(1) Gumma
(a) Lokasinya bisa di :(i) Pallatum, bisa terjadi perforasi(ii) Lidah, bisa ,menyebabkan Squamous cell ca(iii) Glandula saliva dan tulang alveolar
(2) Cardiovascular system(3) Central nervous system
4) AIDSa) Manifestasi orala. Hairy leukoplakiab. Candidiasisc. Aphatous ulcerd. Sarcoma kaposie. Lymphomaf. Gingivitais / periodontal absesg. Xerostomah. Infeksi virus
26. PERSONAL ORAL HIGIENIS6
Kesehatan gigi dan mulut pada anak tidak boleh dianggap remeh. Banyak
orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat
berpengaruh pada perkembangan anak. Bila anak memiliki gigi yang tidak sehat,
akan sulit mencerna makanan sehingga proses pertumbuhan si anak akan terganggu.
Akibatnya, anak akan mudah terserang penyakit. Setiap orangtua sebaiknya
menanamkan suatu prinsip dalam dirinya bahwa anak-anak harus bebas dari rasa
sakit gigi dan memberi mereka awal kehidupan yang baik. Perawatan gigi sejak dini
sangat penting untuk menghindari proses kerusakan gigi, seperti gigi berlubang,
29
keropos, dan pembengkakan pada gusi. Anak juga harus diajak atau diperkenalkan
secara dini kepada dokter gigi. Hal ini sangat bermanfaat dalam membiasakan
pemeriksaan gigi secara rutin dan mengatasi rasa takut anak kepada dokter gigi.
Orang tua dapat mencoba cara mengenalkan dokter gigi kepada anak, yaitu dengan
mengajak anak ikut serta saat ibu atau ayahnya memeriksakan gigi.
1. Cara Merawat Gigi yang Baik
a) Menyikat gigi dengan baik dan teratur, untuk ini ada 3 faktor yang harus
diperhatikan:
· Pemilihan sikat gigi: bulu sikat jangan terlalu keras/lembek/jarang. Ujung sikat gigi
dan ujung bulu sikat sedekat mungkin, bila tidak ujung sikat gigi sudah mentok ke
bagian belakang tapi bulu sikat tidak kena gigi, jadi ada bagian gigi yang tidak
tersikat. Ini biasanya pada gigi geraham bungsu.
· Cara/gerakan sikat gigi harus vertikal dari arah gusi ke ujung gigi. Untuk rahang atas
dari atas ke bawah. Untuk rahang bawah ke atas. Bagian luar, dalam dan permukaan
gigi yang untuk mengunyah disikat dengan teliti, tidak usah terlalu keras, tapi
mantap. Gusi harus tersikat agar sisa-sisa makanan lunak yang ada di leher gigi hilang
dan juga kita secara tidak sadar melakukan massage (pijatan) pada gusi, sehingga
gusi sehat, kenyal dan tidak mudah berdarah dan lagi dapat mencegah terjadinya
karang gigi.
· Frekuensi sikat gigi minimal dua kali sehari, pagi dan malam. Yang paling penting
malam hari sebelum tidur. Tentu saja sebaiknya sikat gigi dengan odol yang
mengandung fluor yang dapat menguatkan email.
b) Kontrol rutin ke dokter gigi, minimal 6 bulan sekali
2. Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan
Apa sajakah faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan untuk merawat gigi agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pada anak-anak, faktor pengawasan
orang tua sangat penting, terutama pada masa-masa:
a) Balita
Harus lebih diperhatikan cara menyikat gigi, kalau perlu si-ibulah yang menyikat gigi
anak. Hilangkan kebiasaan jelek seperti mengisap jempol dan lain-lain.
b) Anak-anak usia 5 - 10 tahun
30
Pada masa pergantian gigi susu, sering diperiksa apa gigi permanen sudah tumbuh.
Mungkin gigi susu belum goyang sehingga jika terlambat dicabut, gigi jadi ganda atau
tidak rata. Sedangkan pada orang dewasa faktor disiplin, keturunan, ras, gizi dan
kebiasaan sangat mempengaruhi kesehatan gigi.
3. Cara gigi agar selalu sehat
Gigi sehat adalah gigi yang bersih tanpa lubang. Maka dengan merawat gigi secara
baik dan teratur seperti sudah diterangkan sebelumnya. Jika ada gigi yang berlubang,
segera ditambal. Pasti gigi selalu sehat.
4. Kerusakan Gigi karena Faktor Makanan/Minuman
Makanan yang manis seperti coklat dan lengket seperti dodol jika tidak segera
disikat/kumur akan tertinggal dan menyebabkan kerusakan gigi. Juga minuman
seperti teh, kopi, minuman ringan (coca-cola dsbnya), serta rokok dapat
menimbulkan lapisan tipis di gigi yang disebut stain sehingga warna gigi jadi kusam,
kecoklat-coklatan. Lapisan stain yang kasar itu mudah ditempeli sisa-sisa makanan
dan kuman, yang akhirnya membentuk plak, jika tidak dibersihkan akan mengeras
dan menjadi karang gigi (calculus) dan bisa merambat ke akar gigi. Akibatnya gigi
mudah berdarah, gigi gampang goyah dan mudah tanggal. Juga bisa terjadi abses
atau bengkak pada gigi tersebut. Sebaiknya sesudah makan/minum yang telah
disebutkan tadi kita berkumur atau sikat gigi.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedersen,Gordon W.Buku Ajar Bedah Mulut Editor Drg.Lilian
Yuwono.1996.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Gans,Benjamin.J.Atlas Of Oral Surgery.1972.Cv.Mosby Company.
3. Itjingningsih W.H.Anatomi Gigi.1995.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
4. Kamus Kedokteran Gigi alih bahasa drg.Narlan
Sumawinata.1995.Jakarta.Penerbit Buku kedokteran EGC.
5. Gigi Impaksi Molar Tiga Rahang Bawah ”Dengan Alamat Website
Http//Www.Scrib.Com/
6. Jurnal Dari Website Dengan Alamat Http//Www.personal oral
higiene.Com Dengan Judul “Impaksi Molar Tiga”.
32
top related