kontribusi nyata peneliti sosial...
Post on 25-Oct-2019
19 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Monopoli Bencana,Inovasi Mitigasi Bencana bagi Disabilitas Netra
SaatnyaMencintaiLingkungan
Cerdik Menjaga Kesehatan
KONTRIBUSI NYATAPENELITI SOSIAL
HUMANIORA
EDISI 225 . JULI 2018
w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d
ISSN
021
5-2
916
UnsyiahWarta
INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
3
SALAH SATU upaya yang harus dilakukan sebuah
perguruan tinggi dalam menghadapi era Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) adalah pengembangan riset
dan inovasi. Terlebih lagi publikasi jurnal ilmiah dari
Indonesia masih sedikit bila dibandingkan dengan
negara Asean lainnya, seperti Malaysia dan Singapura.
Tentu langkah ini menjadi tahapan yang harus dilalui
seluruh perguruan tinggi di Indonesia bila ingin
menempatkan dirinya sebagai perguruan tinggi kelas
dunia (world class university).
Untuk mendorong peningkatan pengembangan riset
tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi terus
meningkatkan anggaran riset bagi para dosen.
Dorongan ini juga didukung oleh jajaran perguruan
tinggi di Indonesia, tidak terkecuali Universitas Syiah
Kuala (Unsyiah). Ini bertujuan untuk meningkatkan
jumlah penelitian yang terpublikasi, baik secara
nasional, regional, maupun internasional.
Secara umum, ada beberapa kendala penelitian yang
kerap terjadi di perguruan tinggi. Kendala tersebut
seperti rendahnya kegiatan penelitian yang dilakukan
secara terintegrasi dan belum maksimalnya kualitas
penelitian dosen. Selain itu, penelitian dosen juga
terhenti hanya sebatas laporan penelitian semata, belum
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Kondisi ini tentu lebih memperparah pelaksanaan
penelitian di bidang sosial. Seperti diketahui,
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat berjalan
begitu cepat, dinamis dan kompleks. Terlebih lagi
dihadapkan dengan kebijakan pemerintah dan
budaya yang selama ini telah berjalan di kehidupan
masyarakat.
Hasil penelitian bidang sosial umumnya berupa produk
hukum yang dimanfaatkan sebuah birokrasi dalam
mengambil atau menjalankan kebijakan. Dampaknya
baru terasa setelah beberapa tahun dijalankan. Tentu
hal ini tidak terlepas dari sisi kultural bangsa kita yang
tanpa disadari selama puluhan tahun lalu dikekang
kebebasan berpikir dan berpendapat, sehingga
cenderung berpikir statis.
Namun, kita tidak boleh mengkambinghitamkan kondisi
itu. Kita harus optimis dan berharap agar produk hukum
dan kebijakan yang berasal dari peneliti ilmu sosial di
Unsyiah digunakan menjadi rujukan pemerintah, baik
di tingkat nasional maupun internasional. Semoga!
(Redaksi)
Tantangan RisetBidang Sosial
HUSNI FRIADY, S.T., M.M.
IFTITAH
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
5
IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS
PEMBINA
PENASIHAT BIDANG REDAKSI
PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKSIEDITOR PEWARTA
FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGAN LOGISTIK SIRKULASIWEB MASTER
STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)
Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)Abdul Rochim, S.Sos., M.PdHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Rika Marlia, S.E., M.M.Muarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.E.Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |Uswatun Nisa S.I.Kom., M.A. | Muksalmina, S.Sos.I.Syahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinNadia Ulfa, A.Md.Munawar, S.H. Saidi | Amrizal, S.Pd.Muhammad Iqbal, S.I.Kom.
WARTA UNSYIAHEDISI 225 . JULI 2018
ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN
DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA
REDAKSI WARTA UNSYIAH
TWITTER@univ.syiahkualaYOUTUBEUnsyiah TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@univ_syiahkualaEMAILwarta@unsyiah.ac.id
Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email warta@unsyiah.ac.id (600-700 kata)
WARTAKontribusi Nyata Peneliti Sosial Humaniora
POLEMMeunyoe kaleuh neu teuliti bek tuwo neu kontribusi(Jika sudah diteliti, jangan lupa berkontribusi)SA
GO
E P
OLE
M
IFTITAH 3TANTANGAN RISET BIDANG SOSIAL
EDUKASI 6-7KENAL IBU UNTUK CEGAH DEPRESI
MAHASISWA 8-9DEBAT TAK SEKADAR ADU ARGUMEN
FOKUS 10-15KONTRIBUSI NYATA PENELITI SOSIAL HUMANIORAOPTIMALISASI PERAN PUSAT STUDI
PROFIL 16-17MENDIDIK DAN MELESTARIKAN IDENTITAS
PENGABDIAN 18-19MONOPOLI BENCANA, INOVASI MITIGASI BENCANA BAGI DISABILITAS NETRA
RELIGIA 24-25SAATNYA MENCINTAI LINGKUNGAN
PERSPEKTIF 26-27PERAN WANITA DI ERA PEMBANGUNAN MODERN
RISET 28-30LIMBAH PADAT PERTANIAN SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA POLIMER BIONANOKOMPOSIT
KREATIF 32-33KUMPULAN PUISI KARYA SILMIATI HAMZAH
FAKULTAS 36-37PENGUATAN RISET DAN BIROKRASI
ENGLISH 38-39HOW TO PREPARE YOUR FUTURE CAREER FROM THE EARLY STAGE
SEHAT 40-41CERDIK MENJAGA KESEHATAN
MUTU 42-43PERJALANAN LP3M DARI MASA KE MASA
164 DAFTAR ISIREDAKSI
24 38
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
6 7EDUKASIEDUKASI
Berdasarkan hasil survei tim peneliti prodi
Kesehatan Masyarakat, PSDKU Unair,
di Banyuwangi tahun 2016, ditemukan
sebanyak 26 persen perempuan di pesisir
Banyuwangi memiliki masalah mental
emosional.
“Sementara penelitian lain menunjukkan
sebesar 15 persen perempuan di daerah
perkotaan di Indonesia memiliki gejala
depresi.”
Kedua riset ini menunjukkan jika fakta
gejala kesehatan mental terkonsentrasi di
dan stimulasi yang diberikan pada anak.
Hal ini menyebabkan bayi lahir dengan
berat badan rendah, stunting (tubuh
pendek), infeksi, gangguan fungsi
kognitif, bahkan kematian.
“Sementara selama ini, perawatan
antenatal dan setelah persalinan di
Indonesia hanya dalam bentuk perawatan
fisik. Tidak termasuk perawatan
kesehatan mental yang sebenarnya sangat
dibutuhkan.”
Para peserta pelatihan berharap agar
saat pelatihan ini dapat diadopsi
oleh pemerintah daerah secara
berkelanjutan,” ujar Susy.
Pelatihan ini bertujuan membangun
kapasitas bidan dan kader kesehatan
untuk skrining dan mendeteksi ibu
hamil atau menyusui yang menghadapi
masalah depresi peripartum. Diharapkan
dapat memberi mereka dukungan
yang diperlukan. Terlebih lagi kegiatan
menyusui bukan hanya berdampak bagi
kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan
mental
Program studi Psikologi, Fakultas
Kedokteran Unsyiah, bekerja sama
dengan Universitas Airlangga
melaksanakan pelatihan untuk mencegah
depresi para ibu kepada bidan dan kader
kesehatan melalui pengenalan modul
Kenal Ibu (Kesehatan Mental Ibu Hamil
dan Menyusui). Kegiatan ini berlangsung
di Gedung CMHS Fakultas Kedokteran
pada 9-12 Mei lalu.
Ketua tim pelatihan, Dr. Susy K
Sebayang, Ph.D., mengatakan kegiatan
ini untuk mengembangkan modul
pelatihan dan buku pegangan konsultasi
lapangan. Buku ini dapat digunakan
para bidan dan kader kesehatan saat
menjalankan tugas di lapangan. Ia juga
menambahkan, modul ini disesuaikan
dengan bahasa di Banda Aceh dan
Banyuwangi. Sehingga terdapat alat
ukur dalam bahasa Indonesia, bahasa
Jawa, Madura, Aceh, dan bahasa
asing. Kegiatan pertama di Indonesia ini
membahas perawatan rutin sebelum dan
sesudah melahirkan, serta memberikan
dukungan untuk ibu hamil.
“Kami berharap agar metode deteksi
dan sistem rujukan yang diberikan
pelatihan seperti ini dapat terus diberikan
bukan hanya sekali. Mereka juga
menginginkan agar ke depan, materi
pelatihan dapat melibatkan para suami
atau anggota keluarga. Ini bertujuan agar
mereka dapat berpartisipasi membantu
menghadapi depresi peripartum pada ibu
hamil dan menyusui.
Hampir semua peserta memiliki komitmen
untuk mencoba menerapkan ilmu dan
keahlian yang mereka miliki di wilayah
kerjanya. Salah satunya, Hera dan Eva
yang mewakili para bidan dari Puskesmas
Kopelma Darussalam, Banda Aceh.
“Kami berencana akan berbagi ilmu
dan menyosialisasikan hasil pelatihan ini
kepada semua pegawai Puskesmas,” kata
Hera.
Pelatihan deteksi dini kesehatan mental
ibu hamil dan menyusui ini dilaksanakan
secara paralel di dua kota, yakni
Banyuwangi dan Banda Aceh. Pelatihan
tahap pertama ditujukan untuk para
kader kesehatan. Selanjutnya tahap kedua
untuk para bidan di Banda Aceh. Nantinya
akan ada evaluasi untuk melihat sejauh
mana pengetahuan baru ini diserap dan
diterapkan oleh para bidan dan kader
kesehatan dalam layanan mereka.
Kegiatan ini diikuti 7 bidan dan 38 kader
kesehatan di Banda Aceh. Selain kegiatan
interaktif, materi pelatihan difasilitasi oleh
beberapa ahli, seperti psikolog Dr. Marty
Mawarpury dan Maya Khairani, M.Psi
dari prodi Psikologi Unsyiah serta dua
fasilitator dari PSDKU Unair, Dr. Susy K
Sebayang dan Desak Shinta, M.Kes. (mr)
“Kami berharap agar metode deteksi dan sistem rujukan yang diberikan saat pelatihan ini dapat diadopsi oleh pemerintah daerah secara berkelanjutan”- Dr. Susy K Sebayang, Ph.D.
Kenal Ibuuntuk Cegah Depresi
kelompok perempuan ekonomi rendah.
Kajian ini menegaskan adanya beban
kesehatan mental yang lebih besar
pada perempuan Indonesia. Jika terjadi
selama kehamilan dan menyusui, masalah
kesehatan mental pada perempuan dapat
menyebabkan kesehatan fisik yang buruk
bagi ibu dan anak.
Ibu dapat mengabaikan anak karena
kekurangan penyediaan makanan
bergizi. Selain itu, dapat menyebabkan
kurangnya kualitas perawatan anak
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
8 MAHASISWA 9MAHASISWA
Keempat, melatih kepercayaan diri
dan kemampuan public speaking. Saat
menyampaikan argumen, kita berdiri di
depan lawan, juri, dan penonton. Hal ini
membuat kita terbiasa berbicara di depan
banyak orang.
Kelima, debat juga dapat mengajarkan
kita sikap menghargai perbedaan. Dalam
debat, kita akan menjumpai banyak
topik yang memiliki nilai dan pandangan
berbeda. Alih-alih menghakimi dengan
negatif, kita harus menanggapi dengan
adil dan tentu saja menggunakan bahasa
sopan.
Terakhir, memberikan kesempatan untuk
menggapai prestasi. Mengikuti kompetisi
debat memberikan kesempatan besar
bagi kita untuk menggapai prestasi.
Tidak hanya dalam lingkup debat
saja, kita juga memiliki peluang untuk
berprestasi di kompetisi lainnya, seperti
lomba menulis essay, public speaking,
pidato, bahkan lomba mahasiswa
berprestasi.
Saya masih teringat dengan pengalaman
debat beberapa tahun lalu. Saat SMA,
saya sangat ingin mengikuti lomba NSDC
(National School Debating Championship)
karena lomba tersebut diikuti pendebat
terbaik dari setiap sekolah. Tetapi, bagai
punuk merindukan bulan, saya tidak
dapat mengikuti lomba tersebut karena
sekolah saya−SMA Methodist−tidak
menerima undangan. Alih-alih berputus
asa, saya terus bermimpi dan berjuang.
Kini, di bangku kuliah, saya mendapat
kesempatan mengikuti lomba NUDC.
Menjadi pemenang di tingkat universitas
PRESTASI DALAMKOMPETISI DEBAT
g Juara II dan dinobatkan sebagai best speaker di lomba CHAIN (Chemical Engineering in Action) Debate Champion.
g Juara I lomba AVED (Aceh Varsity English Debate)
g Juara I Seminar Best Pratices in Debating and Aceh Internal Competition.
g Juara I lomba CDC (CIMSA Debate Championship), quarterfinalis lomba USU Open national debate championship.
g Juara 1 lomba NUDC (National University Debating Championship) di tingkat Unsyiah dan regional pada tahun 2016 dan 2017.
g Oktofinalis lomba main round NUDC tingkat nasional pada tahun 2017.
g 1st best adjudicator pada lomba SOVED (Sumatera Overland Varsities English Debate) pada tahun 2018.
DEBAT TAK SEKADARADU ARGUMEN
Gantungkan cita-citamu setinggi
langit! Bermimpilah setinggi
langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-
bintang.
Kata-kata ini mengajarkan kita untuk
bermimpi, berusaha, melakukan terbaik,
hingga akhirnya dapat menikmati hasil
perjuangan kita. Nama saya Wilsen
Yungnata. Saya merupakan mahasiswa
akuntansi di kelas internasional
(International Accounting Program)
angkatan 2015. Sejak tahun pertama
hingga saat ini−tahun ketiga−di Unsyiah,
saya telah berkesempatan menorehkan
prestasi dalam kompetisi debat bahasa
Inggris.
Perjalanan saya tidaklah mudah. Menjadi
mahasiswa baru minoritas−Tionghua,
Kristen−merupakan tantangan terbesar
saya. Selain itu, Unsyiah merupakan
universitas dengan pendebat terbaik
se-Aceh. Belum lagi, padatnya jadwal
perkuliahan yang membuat saya harus
mengatur waktu dengan baik. Untungnya,
Unsyiah merupakan universitas yang sangat
bahkan harus menerima jika permintaan
itu ditolak. Jika sekarang banyak orang
menikmati pertandingan sepak bola yang
berjalan teratur, maka pertandingan debat
juga dapat dinikmati jika diadakan sesuai
peraturan dan panduan.
Sejak semester pertama saya telah
aktif sebagai pendebat dan adjudicator
di beberapa kompetisi debat dari
tingkat universitas hingga nasional.
Bagi saya, debat memberikan banyak
manfaat. Pertama, debat memberikan
saya wawasan luas. Mosi (motion)
yang dibahas ketika pertandingan
debat memperkaya wawasan. Tidak
hanya isu nasional saja, tetapi juga
isu internasional. Topik dalam debat
juga melingkupi seluruh aspek, seperti
tentang ekonomi, pendidikan, budaya,
lingkungan, kesehatan, hukum, filosofi,
politik, agama, sains, sosial, olahraga,
teknologi, dan bidang ilmu lainnya.
Kedua, berdebat bisa mengasah
pemikiran kritis kita. Ketika
mempersiapkan bahan dan pertandingan
sedang berlangsung, para pendebat
tidak diizinkan mengakses internet. Oleh
karena itu, selain wawasan yang luas,
pendebat harus memiliki pemikiran kritis
dalam berargumen.
Ketiga, melatih bahasa Inggris khususnya
listening dan speaking. Berdebat berarti
harus mendengar argumen lawan dan
menyampaikan argumen kita. Tentu saja
semua hal ini dilakukan dalam bahasa
Inggris. Hal tersebut membuat kita akan
terbiasa menggunakan bahasa Inggris,
hingga akhirnya kemampuan bahasa
Inggris akan meningkat.
toleran dan menerima perbedaan. Saya
disambut baik dan diperlakukan sama
dengan mahasiswa mayoritas sehingga
kompetisi internal Unsyiah berjalan
sangat adil. Para senior juga sangat baik
membimbing dan melatih kami. Tidak
ketinggalan para dosen yang memberikan
dukungan kepada mahasiswanya berjuang
mengejar prestasi.
Banyak orang, khususnya mahasiswa,
masih memiliki beberapa persepsi yang
salah tentang debat. Banyak yang
menganggap jika debat hanya sekadar
berargumen biasa bermodalkan idealisme
dan ngotot mempertahankan pemikiran
sendiri. Tetapi, debat lebih dari sekadar
itu. Argumen yang disampaikan saat
debat memerlukan analisis kritis, detail,
dan mendalam terhadap suatu masalah.
Tidak hanya itu, debat juga harus
menawarkan solusi yang baik secara nilai
moral dan efektif secara praktiknya.
Berdebat tidak bisa dilakukan semau kita.
Seperti halnya sepakbola yang memiliki
aturan, debat juga mempunyai aturan dan
panduan agar berjalan baik. Debat juga
memiliki batasan waktu untuk berbicara,
tidak boleh menggunakan kata-kata kasar,
rasis, dan sensitif. Debat juga menjunjung
sportivitas. Tidak boleh menyela saat
pembicara lain menyampaikan argumen,
melainkan harus mengangkat tangan dan
meminta izin terlebih dahulu jika ingin
menyampaikan tanggapan (menyela),
serta kopertis, bahkan hingga dua kali.
Prestasi ini membawa saya menjadi
peringkat I Mahasiswa Berprestasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah, dan
juara Harapan I Mahasiswa Berprestasi
Unsyiah.
Oleh karena itu, mari kita menumbuhkan
pandangan baru tentang debat. Debat
merupakan hal yang menyenangkan
dan memberikan banyak manfaat asal
dilakukan dengan benar. Debat juga
memberikan banyak manfaat di dunia
pendidikan serta mendukung perjalanan
karier. Pesan saya, berjuanglah dan
berusaha memberikan yang terbaik
terhadap apapun yang kita perjuangkan.
Berdiri teguh, jangan goyah, dan selalu
giat mengejar mimpi! (un)
WILSEN YUNGNATA
MAHASIWA INTERNATIONAL ACCOUNTING PROGRAM ANGKATAN
2015, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNSYIAH.
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
13FOKUS12 FOKUS
Tahun ini, Universitas Syiah
Kuala tepat berusia 57
tahun. Dalam usia lebih
setengah abad ini, Unsyiah
berada di posisi kelima
secara nasional untuk kategori ekselensi
akademik, yaitu institusi yang publikasi
ilmiahnya paling banyak disitasi di seluruh
dunia.
Di awal Juli ini, Unsyiah juga meraih
penghargaan Science and Technology
Index (Sinta Award) dari Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Selama ini, hasil riset peneliti sosial
humaniora Unsyiah kerap menjadi
referensi kebijakan bagi pemerintah
maupun swasta. Contohnya saat bencana
gempa dan tsunami Aceh 2004 silam.
Banyak peneliti sosial humaniora Unsyiah
yang terlibat dalam upaya rehabilitasi dan
rekonstruksi Aceh. Begitu juga saat masa
transisi setelah perjanjian damai Aceh.
Kompetensi mereka dibutuhkan untuk
membangun kembali konstruksi sosial
yang lebih baik.
Wakil Rektor I Unsyiah Bidang Akademik,
Prof. Dr. Marwan, mengakui jika selama
ini peran peneliti sosial humaniora sangat
berarti di masyarakat. Peran ini memang
kurang terlihat sebab hasil riset mereka
bukan berbasis produk seperti peneliti
eksakta lainnya. Umumnya, hasil kajian
peneliti sosial humaniora lebih dalam
bentuk kebijakan atau rekomendasi.
“Cuma kalau dilihat dari aspek lain,
misalnya kontribusi hasil penelitian
terhadap masyarakat, maka peneliti sosial
(Kemenristekdikti). Penghargaan ini
sebagai institusi dengan produktivitas
publikasi tertinggi dalam kategori
perguruan tinggi negeri satker. Sinta
Award ini diserahkan langsung oleh
Menristekdikti, Prof. H. Mohammad
Nasir, kepada Rektor Unsyiah, Prof.
Dr. Samsul Rizal, M.Eng, di Gedung
Kemenristekdikti, Jakarta.
Sementara menurut Webometrics, secara
keseluruhan kampus Jantong Hatee
Rakyat Aceh ini berada di posisi kesebelas
secara nasional. Bahkan, Unsyiah
humaniora kita relatif sangat banyak dan
imbang,” ungkap Prof. Marwan kepada
Warta Unsyiah di ruang kerjanya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) Unsyiah, Dr. Taufik Fuadi Abidin,
S.Si., M.Tech., menambahkan perbedaan
komposisi peneliti eksakta dengan
noneksakta bukan hanya terjadi di
Unsyiah, tetapi juga menjadi isu nasional
hingga saat ini. Ada banyak faktor
mengapa hal ini bisa terjadi. Di antaranya,
hibah penelitian dikompetisikan secara
meluas tanpa melihat bidang eksakta
atau noneksakta. Belum lagi reviewer
dengan latar belakang disiplin ilmu yang
berbeda.
Namun khusus untuk seleksi reviewer
ini, menurut Taufik, bukanlah suatu
hal yang disengaja. Sebab syarat untuk
menjadi seorang reviewer memang berat.
Syarat tersebut umumnya cenderung
lebih mudah dipenuhi oleh peneliti dari
eksakta.
“Jadi ini bukan faktor kesengajaan, tapi
waktu diseleksi lebih terpenuhi kawan-
kawan dari eksakta,” kata Taufik.
Oleh sebab itu, tahun ini LPPM Unsyiah
mencoba untuk membangun sistem
yang bisa mengakomodir para peneliti
sosial humaniora Unsyiah, sehingga
proposal mereka layak mendapatkan
dana hibah penelitian. Unsyiah juga
akan mengadopsi sistem penilaian pusat
ditambah dengan penilaian lain untuk
mendukung gairah peneliti noneksakta.
Termasuk di antara pemilihan reviewer
dari golongan noneksakta.
“Nantinya proposal noneksakta akan kita
serahkan kepada reviewer yang terseleksi
dari bidang sosial, sehingga lebih fair.
Orang sosial dinilai oleh pakar dari
bidang sosial juga,” ujar Taufik.
Taufik berharap rencana yang telah
disusun LPPM Unsyiah ini dapat berjalan
baik, sehingga memotivasi peneliti
Unsyiah untuk meningkatkan penelitian
dan publikasinya. Dan akhirnya, mereka
dapat berkontribusi lebih nyata terhadap
masyarakat. (ib)
termasuk salah satu perguruan tinggi
yang memiliki jumlah judul publikasi
bereputasi terbanyak di Sumatera dan di
luar Pulau Jawa.
Semua prestasi ini merupakan kontribusi
nyata dari seluruh peneliti Unsyiah yang
terus berkomitmen melakukan sitasi
dan publikasi ilmiahnya. Meski selama
ini yang tampak hanya peran peneliti
Unsyiah di bidang eksakta, tetapi
sejatinya peran peneliti Unsyiah di bidang
sosial humaniora juga sangat signifikan
dalam membesarkan nama kampus ini.
Hasil riset peneliti sosial humaniora Unsyiah kerap menjadi referensi kebijakan bagi pemerintah maupun swasta
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
15FOKUS14 FOKUS
Empat narasumber telah hadir
di Aula Fakultas Hukum
Universitas Syiah Kuala. Hari
itu, Kamis, 21 April 2018,
mereka akan membahas
isu yang sedang ramai diperbincangkan
publik yaitu polemik pelantikan Komisi
Independen Pemilihan (KIP) Aceh. Isu ini
cukup menyita perhatian publik. Bahkan,
Harian Serambi Indonesia menjadikannya
headline berita dalam beberapa hari.
“Kalau tidak ada berita kecelakaan bus
Simpati Star, mungkin kita tetap menjadi
isu ini sebagai headline,” ujar Yarmen
Dinamika, Redaktur Pelaksana Harian
Serambi Indonesia, yang hari itu hadir
sebagai moderator.
Kegiatan yang bertajuk diskusi publik
dengan tema Polemik Pelantikan Komisi
Independen Pemilihan (KIP) Aceh: Peta
Jalan Mencari Solusi, dilaksanakan oleh
Pusat Studi Ilmu Pemerintahan (PSIP)
Unsyiah. Ketua Panitia, Zubaidah Azwan,
M.M., mengatakan kegiatan ini merupakan
respon Unsyiah terhadap beberapa isu yang
menjadi polemik di tengah masyarakat.
“Melalui diskusi publik ini, kita berharap
bisa menghadirkan berbagai pandangan
yang kemudian menjadi referensi kita
semua dalam menilai polemik ini,”
ujarnya.
Diskusi publik ini merupakan kali kesekian
yang diselenggarakan oleh PSIP Unsyiah.
Sebelumnya, pusat studi ini juga telah
melakukan kegiatan serupa. Mereka
menyediakan forum untuk mencari
titik terang terhadap isu yang menjadi
polemik di tengah masyarakat, seperti isu
UU MD3 atau Pergub Hukuman Cambuk.
Semua yang dilakukan PSIP Unsyiah ini
merupakan bentuk tanggung jawab
moral Unsyiah terhadap masyarakat.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua PSIP
Unsyiah, Kurniawan, yang menyatakan
jika kegiatan ini merupakan upaya
Unsyiah dalam merealisasikan tridarma
perguruan tinggi. Sebab melalui diskusi
ini, diharapkan dapat melahirkan solusi
yang realistis untuk mengatasi polemik
pelantikan KIP Aceh.
“Kegiatan ini adalah tanggung jawab
moral kita sebagai perguruan tinggi,
maka kita coba dudukkan pihak yang
berkompeten untuk mendiskusikannya,”
ujar Kurniawan.
PSIP Unsyiah adalah satu dari 45 pusat
studi yang ada di universitas tertua di
Aceh ini. Selama ini, kehadiran pusat
studi Unsyiah sangat berarti dalam
merealisasikan tridarma perguruan tinggi.
Termasuk di antaranya melahirkan riset
yang bermanfaat bagi masyarakat yang
dilaksanakan oleh para peneliti Unsyiah.
Namun, dari 45 pusat studi di Unsyiah
tidak semuanya bekerja secara optimal.
Hanya sebagian yang aktif dan
berkembang jauh. Salah satunya Pusat
Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana
atau Tsunami and Disaster Mitigation
Research Center (TDMRC) Unsyiah. Pusat
riset ini telah ditetapkan sebagai Pusat
Unggulan Iptek (PUI) binaan Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemristekdikti) sejak tahun 2015.
Untuk itulah, Kepala Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) Unsyiah, Dr. Taufik Fuadi Abidin,
S.Si., M.Tech., telah menyiapkan konsep
untuk mengembangkan pusat studi di
Unsyiah. Rencana itu dengan menyusun
instrumen untuk menilai pusat studi
berdasarkan tiga kategori, yaitu unggul,
produktif, dan perlu pembinaan.
“Kenapa perlu klasifikasi ini? Agar kita
bisa melakukan aksi. Misalnya yang perlu
pembinaan, maka kita bina. Karena
kita tidak ingin pusat studi ini hadir tapi
tidak melakukan kajian atau kegiatan
apapun,” ungkap Taufik kepada Warta
Unsyiah.
Oleh sebab itu, Wakil Rektor I Unsyiah
Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Marwan,
berencana akan mengevaluasi
keberadaan pusat studi di Unsyiah, agar
perannya dapat lebih optimal.
“Ya, perlu ada penguatan kembali.
Hibah-hibah yang kita dapatkan menjadi
peluang bagi pusat studi dan mendorong
lahirnya peneliti unggul di Unsyiah”
pungkasnya. (ib)
OPTIMALISASIPERAN PUSAT STUDI
Selama ini, kehadiran pusat studi Unsyiah sangat berarti dalam merealisasikan tridarma perguruan tinggi. Termasuk di antaranya melahirkan riset yang bermanfaat bagi masyarakat yang dilaksanakan oleh para peneliti Unsyiah.
17PROFIL
yang merujuk pada kata handuk, atau
selop yang mereka sebutkan dengan
kawoh.
“Jadi bahasa zaman itu masih ada, tapi
sudah bercampur juga dengan Melayu
lokal dan dialek Kedah,” ungkapnya.
Namun, ada satu hal yang menarik
perhatian Yunisrina dari masyarakat
Kedah keturunan Aceh tersebut, yaitu
mereka sangat bangga dengan identitas
keacehannya. Sekalipun belum pernah
ke Aceh, tetapi mereka masih fasih
berbahasa Aceh. Mereka mengajarkan
bahasa leluhurnya itu kepada anak-
anaknya. Desain rumah mereka juga
dihiasi ukiran khas Aceh. Bahkan, di
rumah mereka, Yunisrina menemukan
peta Aceh.
“Saya waktu masuk ke kampung itu
seperti pulang kampung, mereka bangga
jadi orang Aceh,” ujarnya.
Yunisrina sempat bertanya kepada orang
tua setempat, seberapa besar kebanggaan
mereka menjadi orang Aceh. Pasalnya
saat ditanya identitasnya, mereka tidak
menjawab orang Melayu melainkan
lon ureung Aceh Malaysia (saya orang
Aceh Malaysia). Mereka pun dengan
bangganya mengatakan, lon bangga that,
kakek lon ulama, pejuang. Jadi plung
keunoe ngon tongkang, geumee plung
baje bak badan ngon meuh (saya bangga
sekali, kakek saya ulama, pejuang.
Melarikan ke sini dengan tongkang,
membawa baju di badan dan emas)
“Mereka ada dua identity dan bagi
mereka itu fifty-fifty. Jadi menurut
PROFIL16 PROFIL
Di antara jajaran peneliti
Universitas Syiah Kuala,
Yunisrina Qismullah Yusuf
adalah salah satu peneliti yang dinilai
cukup produktif. Di usianya yang masih
tergolong muda, perempuan kelahiran
Banda Aceh, 17 Juni 1980, sudah
menerbitkan lebih dari 50 publikasi
bereputasi.
“Kalau dihitung ada sekitar 50-an
publikasi, tapi yang terindeks Scopus
baru 20,” ujar Yunisrina saat ditemui
Warta Unsyiah di rumahnya di kawasan
Neusu Jaya.
M.Ed., yang merupakan dosen senior
di Unsyiah. Ia kerap menyaksikan
mahasiswa ayahnya bertandang ke
rumah untuk bimbingan. Ia menyimak
dengan baik setiap nasihat ayahnya
untuk mahasiswa tersebut.
“Sering mahasiswanya kalau jumpa saya,
titip salam untuk bapak. Bapak betul-
betul inspiring me, kata mereka. Jadi
saya bertekad, I hope one day be can like
that,” tekadnya.
Maka, Yunisrina tak ingin hanya sekadar
menjadi seorang guru. Menurutnya,
seorang pendidik tak cukup hanya
sharing ilmu. Ia juga harus mampu
memotivasi dan menginspirasi anak
didiknya untuk mencintai proses
pendidikannya.
“Jadi guru jangan hanya paham skill,
tapi juga harus paham motivasi. Kan
ada orang tanya kenapa kamu suka ini,
karena saya terinpirasi dari guru saya.
Nah, karena itu guru harus how to
motivated student, walaupun student itu
I hate English,” pungkasnya. (ib)
saya hal itu bagus. Karena ada orang
yang kalau sudah keluar, sudah lupa
identitasnya,” kata Yunisrina.
Temuan seperti inilah yang membuat istri
dari Wakil Dekan I Teknik Unsyiah, Dr.
Iskandar, ST.M.Eng.Sc., kian bersemangat
menekuni ilmu lingustik, khususnya
bidang phonologi bahasa. Bagi Yunisrina,
bahasa bukan sekadar bertutur, tetapi
dapat mengenal identitas seseorang dari
caranya berbicara. Untuk itulah, Yunisrina
mendedikasikan hidupnya menjadi
seorang pendidik.
“Jadi manusia itu dalam berbicara itulah
dia, kita ada identity. You can identify, if
you can language speech,” katanya.
Sejak kecil Yunisrina dikenal cerdas.
Ia selalu meraih rangking lima besar
di kelas. Ia lulus kuliah dengan IPK
yang nyaris sempurna yaitu 3,94.
Tetapi, di awal masuk kuliah ia sempat
bimbang. Saat itu, banyak orang yang
menyarankannya masuk ke fakultas yang
bergengsi, seperti Fakultas Kedokteran,
Fakultas Teknik, atau Fakultas Ekonomi.
Sementara dirinya sudah terlanjur jatuh
cinta dengan dunia pendidikan. Ia ingin
menjadi guru. Kemudian Yunisrina
mengadu kepada ayahnya.
“Saya bilang sama ayah, kalau saya ingin
jadi guru. Ayah saya jawab, ‘Ya sudah,
masuk saja ke FKIP. Kalau sudah suka,
betul-betul belajar di bidang itu. Sampai
you become something,’” kenangnya.
Kecintaan Yunisrina terhadap dunia
pendidikan memang tidak lepas dari
peran ayahnya, Dr. Qismullah Yusuf,
Mendidik dan MelestarikanIdentitas
Yunisrina Qismullah YusufDosen FKIP Bahasa Inggris
Unsyiah
Yunisrina mulai giat menulis sejak tahun
2012, saat ia masih berstatus mahasiswa
di University of Malaya, Malaysia.
Ketika itu, tersiar kabar jika kampusnya
mewajibkan setiap mahasiswa harus
memiliki publikasi bereputasi sebagai
syarat ujian akhir. Saat itulah ia mulai
mempersiapkan diri dengan rajin menulis
jurnal.
“Walau sampai tamat pun, saya tak
kena. Tapi alhamdulillah dengan isu
itu termotivasi untuk menulis,” ujarnya
sambil memangku bayinya yang masih
berusia 43 hari.
Yunisrina juga beruntung karena
supervisornya Prof. Dr. Stefenie Pillai, dari
Universitas Malaya, selalu memotivasinya.
Yunisrina masih ingat risetnya pertama
kali. Ia melakukan penelitian tentang
bunyi vocal antara penutur bahasa Aceh
di Kedah, Malaysia, dengan penutur
di Lhokseumawe. Selama penelitian
di Kedah, ia menemukan banyak hal
menarik seputar cara bertutur masyarakat
setempat.
Di antaranya mereka masih
menggunakan bahasa Aceh lampau
dalam bertutur. Contohnya kata ija pawu
Jadi bahasa zaman itu masih ada, tapi sudah bercampur juga dengan Melayu lokal dan dialek Kedah.
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
19PENGABDIAN18 PENGABDIAN
Indonesia dihadapkan dengan
bencana hebat pada akhir Desember
2004 silam. Gempa dan tsunami yang
meluluhlantakan pantai paling barat
Indonesia, membuka lembaran baru
upaya penanggulangan bencana secara
terkoordinir. Upaya penanggulangan
risiko bencana menjadi isu yang terus
digalakkan di Indonesia, terutama
di Aceh. Salah satunya dengan
dicanangkannya pendidikan mitigasi
bencana sebagai salah satu aspek yang
mendapatkan perhatian publik. Namun,
upaya tersebut belum menyasar para
Monopoli Bencana, Inovasi Mitigasi Bencana bagi Disabilitas Netra
untuk membeli benda-benda tertentu
atau melakukan evakuasi menuju lokasi
tertentu. Sebagai contoh, jika pemain
berhenti di kolom gunung meletus, ia
diwajibkan untuk membeli masker agar
diizinkan untuk melanjutkan permainan.
Pada kasus lain seperti banjir, pemain
sebisa mungkin menemukan lokasi
yang aman untuk menyelamatkan diri
agar dapat melanjutkan permainan.
Pengurangan risiko melalui pemanfaatan
asuransi juga diajarkan melalui kolom
kesempatan dan dana umum. Monca
juga memperkenalkan berbagai
kebutuhan krusial saat terjadi bencana
seperti air bersih, logistik, kotak P3K,
tabung alat pemadam api ringan (APAR),
dan lain-lain. Selain itu, permainan ini
menanamkan filosofi saling berbagi
melalui sistem pembelanjaan bersama
dan sumbangan kemanusiaan.
Monca telah disosialisasikan kepada 39
penyandang disabilitas netra di UPTD
Rumoh Sejahtera Beujroh Meukarya
(RSBM), Gampong Ladong, Kecamatan
Mesjid Raya, Aceh Besar pada akhir Mei
2018. Kegiatan yang dilangsungkan
selama seminggu tersebut mengajarkan
penggunaan Monca kepada penyandang
disabilitas netra. Lewat permainan
ini, mereka diposisikan seolah-olah
mengalami bencana. Sehingga
diharapkan Monca dapat menjadi sarana
pembelajaran mitigasi bencana yang
interaktif, efektif, dan menyenangkan.
Dengan demikian, penyandang
disabilitas netra memperoleh ruang
untuk berkembang menjadi kelompok
masyarakat yang cerdas dan tangguh
bencana. (syr)
pendidikan berbasis permainan bernama
Monopoli Bencana (Monca). Diketuai
Dessy Maharani dari Fakultas Teknik,
tim yang terdiri atas Devi Arhami Putri
(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan),
Sry Audian Ansary (Fakultas Kedokteran),
dan Kiki Setiawan (Fakultas Teknik).
Keempat mahasiswa ini merancang
sebuah permainan monopoli yang
dilengkapi dengan sistem tulisan sentuh
yang digunakan orang-orang yang
memiliki hambatan penglihatan (huruf
braille) sebagai media pembelajaran
mitigasi bencana.
Monca dicetak di atas karton tebal
berukuruan sekitar 70 X 70 cm dan
dilengkapi dengan rel besi sebagai
pembatas antar tiap kolom permainan.
Setiap kolom dilapisi dengan tulisan
braille berbahan mika. Permainan mitigasi
bencana ini dapat dimainkan oleh
dua sampai empat orang dalam setiap
rondenya. Monca dilengkapi dengan
12 jenis bencana yang sering terjadi di
Indonesia, seperti gempa bumi, tsunami,
banjir, gunung meletus, kebakaran,
petir, tanah longsor, gelombang pasang,
kebocoran gas, angin puting beliung,
bangunan runtuh, dan kecelakaan
lalu lintas. Selain itu, permainan ini
juga dilengkapi dengan sembilan
lokasi evakuasi, tiga fasilitas umum,
dua fasilitas air bersih, serta tersedia
kolom kesempatan, dan dana umum.
Sebagaimana permainan monopoli,
pemain Monca difasilitasi dengan kartu
kesempatan, kartu dana umum serta
uang monopoli. Keseluruhan fasilitas ini
dilapisi dengan tulisan braille berbahan
mika.
Dalam permainan Monca, setiap
bencana dilengkapi dengan perintah
penyandang disabilitas netra yang
merupakan kelompok masyarakarat yang
rentan menjadi korban bencana. Refleksi
tersebut mendorong mahasiswa Unsyiah
untuk merancang skenario pembelajaran
mitigasi bencana agar dapat dijangkau
oleh penyandang disabilitas netra.
Beranggotakan empat mahasiswa
dari tiga fakultas berbeda, Tim
Program Kreativitas Mahasiswa Bidang
Pengabdian Masyarakat (PKM-M) yang
dibimbing oleh Dr. Ir. Mochammad
Afifuddin, M.Eng., meluncurkan produk
DESSY MAHARANI
MAHASISWI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNSYIAH
Monca diharapkan menjadi sarana pembelajaran mitigasi bencana yang interaktif, efektif, dan menyenangkan
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
20 21GALERIGALERI
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Samsul Rizal, M.Eng., foto bersama mahasiswa usai memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Tugu Unsyiah.
Program Studi Magister Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah menggelar konferensi internasional The 6th South East Asia Design Research (SEA-DR) di Hermes Hotel, Banda Aceh. Konferensi ini fokus pada bidang pengajaran matematika, sains, dan teknologi.
Wakil Rektor III Unsyiah Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Alfiansyah Yuliannur BC., memberikan arahan bagi 2.400 mahasiswa dalam pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 15 di Gedung AAC Dayan Dawood.
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, bersama Direktur Utama PT Indah Karya (Persero), Nel Adianto, menandatangani MoU bidang pengembangan kawasan industri dan Energi Baru Terbarukan (EBT) Wind Turbine di kawasan Aceh Besar. Penandatanganan MoU berlangsung di Kantor Pusat Administrasi Unsyiah.
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, melantik tiga pejabat baru di Gedung AAC Dayan Dawood. Mereka yang dilantik, yaitu Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc sebagai Dekan Fakultas Pertanian (FP), drh. Mulyadi Adam, M.Sc (Ketua BPBU), dan Dr. Faisal, SE., M.Si, MA (Sekretaris BPBU).
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
22 23GALERIGALERI
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unsyiah bekerja sama dengan Bournemouth University, United Kingdom, menyelenggarakan workshop membahas konservasi hutan. Menghadirkan Profesor Amanda H. Korstjen Workshop ini berlangsung di Balai Senat Unsyiah.
Sebanyak 762 mahasiswa baru Unsyiah calon penerima bantuan Bidikmisi dari jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) 2018, mengikuti wawancara dan verifikasi data di Gedung Gelanggang Mahasiswa Unsyiah.
Petugas kesehatan di Rumah Sakit Prince Nayef, Unsyiah melakukan tes kesehatan dan narkoba bagi setiap mahasiswa baru Unsyiah. Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng beserta jajaran melakukan silaturahmi dengan unit kerja, dosen, karyawan di lingkungan Unsyiah.
Direktur Eksekutif Project Implementation Unit (PIU) 7in1 Unsyiah, Dr. Tarmizi, M.Sc., bersama Direktur Utama PT Buana Prima Raya, Bambang Suwito, melakukan penandatanganan kontrak pengadaan peralatan laboratorium dan elektronik senilai Rp. 64 miliar di Balai Senat Unsyiah.
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
24 25RELIGIARELIGIA
sampah sembarangan, atau merusak lingkungan tidak dianggap sebagai dosa,” ujar doktor lulusan University of Leipzig, Jerman ini.
Maka tidak heran, menurut Ilham, banyak orang yang rajin ibadah, tetapi lingkungannya kotor. Bahkan terjadi kerusakan lingkungan di mana-mana.
“Padahal Allah juga menyoroti pemeliharaan lingkungan sebagai catatan pahala, atau merusaknya sebagai dosa.”
Hal ini seperti firman Allah Swt dalam Surat Ar-Rum ayat 41, “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Beberapa waktu belakangan ini, kita dikejutkan dengan dibunuhnya
gajah jinak bernama Bunta di Aceh Timur. Mereka mengincar gadingnya. Padahal selama ini, Bunta dikenal akrab dengan manusia. Bahkan, ia menghalau gajah liar agar menjadi tenang.
Ustaz Masrul Aidi, Lc., dalam pengajiannya pernah menyebutkan, konflik antara gajah dan manusia cenderung muncul dari kekeliruan manusia yang tinggal di jalur migrasi gajah. Setiap tahun, gajah akan menempuh perjalanan jauh dan kembali lagi pada jalur yang sama. Sementara gajah tidak berniat merusak perumahan dan kebun warga. Mereka hanya bereaksi atas aksi manusia.
Pimpinan Dayah Babul Magfirah, Aceh Besar, itu juga berpesan agar keseimbangan alam dan manusia sepatutnya dijaga. Ia memberi contoh semakin maraknya babi yang merusak kebun warga. Ini disebabkan karena populasi harimau
di hutan berkurang akibat diburu oleh manusia.
“Balasan Allah sesuai dengan apa yang kita kerjakan. Jika baik, maka baiklah. Begitu juga sebaliknya.”
Ia menambahkan, dampak dari kerusakan lingkungan bagi manusia juga dijelaskan di dalam Alquran Surat Al An’Am ayat 44, “Manakala penduduk negeri itu telah mengabaikan peringatan kami. Barangsiapa berpaling berzikir kepadaku, maka hidupnya sempit.”
Terkadang manusia pongah merusak hutan dan lingkungan hanya mengejar nafsu duniawi. Padahal alam dan manusia merupakan dua sumbu yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Andai dua sumbu ini saling jalan beriringan, maka manfaat besar akan dirasa. Daripada hidup sengsara, kenapa tidak manusia dan alam bersinergi dalam kebaikan. (mr)
Manusia sebagai khalifah di muka bumi memiliki peran penting sebagai penyeimbang di segala
kebaikan, tidak terkecuali bagi alam semesta. Seorang muslim pasti mengerti, tanpa mencintai alam, maka ia belum menjurus kepada upaya mencintai Allah Swt dan Rasulullah Saw. Sebab mencintai alam dan lingkungan merupakan bagian dari ibadah.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Wakil Dekan FMIPA Unsyiah Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr.rer.nat Ilham Maulana, S.Si., saat diwawancarai Warta Unsyiah beberapa waktu lalu. Ilham menjelaskan, seorang muslim cenderung memahami ibadah hanya di seputar puasa, salat, haji, dan berbagai kegiatan sejenisnya. Sementara menjaga ketertiban dan lingkungan jarang dianggap sebagai ibadah.
“Banyak yang menganggap bahwa melanggar lampu lalu lintas, membuang
Padahal Allah juga menyoroti pemeliharaan lingkungan sebagai catatan pahala, atau merusaknya sebagai dosa.
SaatnyaMencintaiLingkungan
Gaj
ah ji
nak
ini b
erna
ma
Bunt
a.M
onga
bay
Indo
nesi
a/ J
unai
di H
anaf
iah
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
memadai. Tentu hal ini perlu peran dan melibatkan berbagai pihak.
Peran yang dimainkan oleh wanita bisa berupa ide, waktu, inovasi baru, bahkan juga tenaga untuk membangun desa. Hal ini membuktikan jika wanita sudah dapat terjun langsung di ranah
pembangunan. Persepsi wanita sebagai kaum yang terpinggirkan pun dapat dibuang jauh-jauh. Inovasi yang diciptakan dan sumbangan ide wanita diharapkan mampu membawa perubahan dalam membangun desa yang lebih baik dengan cara-cara persuasif.
Jika kita melihat dari sisi lain, peran perempuan dalam pembangunan nasional juga dapat kita jumpai pada sektor ekonomi dan sosial. Dalam bidang ekonomi ada banyak perempuan yang berada di ranah publik yang berperan aktif memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan dalam bidang sosial, semakin banyaknya wanita yang ikut langsung dalam aksi-aksi sosial. Fenomena ini membuktikan bahwa seorang wanita juga mampu berbuat banyak dalam berbagai aspek kehidupan.
Dampak dari tingginya capaian gelar wanita di bidang pendidikan serta kesadaran berpartisipasi dalam pembangunan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat. Tinggal kita yang menentukan bahwa sudah selayaknya wanita diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan laki-laki dalam pembangunan sosial, walau itu hanya sebatas ide atau pendapat. Mengingat sudah saatnya wanita bangkit dan membuktikan bahwa Kartini-Kartini Indonesia siap untuk membawa perubahan. (mksl)
26 27PERSPEKTIFPERSPEKTIF
Laki-laki bekerja untuk hal yang berat dan wanita bekerja pada bidang yang
lebih ringan. Begitulah umumnya persepsi masyarakat terhadap gender. Anggapan seperti ini tidak sepenuhnya benar karena wanita juga memiliki peran lebih jika mereka diberikan kesempatan yang sama. Adakalanya persepsi ini yang sering menghambat wanita untuk terlibat langsung dalam melakukan perubahan dan pembangunan di daerahnya masing-masing.
Dalam proses pembangunan daerah, keterlibatan wanita memiliki andil yang luas. Wanita memiliki kemampuan aktif untuk merencanakan arah sebuah perencanaan. Hal ini dapat kita lihat dari kemampuan wanita dalam mendidik anak-anaknya sejak kecil hingga si anak mampu menentukan arah tujuan hidupnya. Kemampuan ini mengindikasikan bahwa wanita bukan hanya mampu membawa perubahan untuk kehidupan dirinya sendiri, tetapi juga keluarga, masyarakat, dan daerah tempat
laki adalah tumpuan dan pelindung bagi wanita. Atas dasar itulah laki-laki memiliki peran dan posisi lebih tinggi dibanding wanita. Namun, sebenarnya wanita juga memiliki potensi yang sama dengan kaum adam. Anggapan terhadap wanita inilah yang menyebabkan wanita kurang memiliki daya saing yang
IKMAL FATRA MAULA
MAHASISWA ILMU POLITIK, UNIVERSITAS SYIAH KUALA
tinggal mereka.
Meski demikian, selama ini wanita kurang dipercaya terlibat langsung dalam hal kepemimpinan, perpolitikan, dan pemerintahan. Kenyataan ini tidak bisa dipungkiri karena dalam prosesnya selama bertahun-tahun, wanita menjadi subjek yang hanya diberikan peran pada sektor di bawah kaum laki-laki. Memang benar pada dasarnya laki-
Peran yang dimainkan oleh wanita bisa berupa ide, waktu, inovasi baru, bahkan juga tenaga untuk membangun desa.
Peran Wanita di Era Pembangunan Modern
cukup sepadan dibandingkan laki-laki yang dianggap lebih bertenaga.
Jika di era modern ini wanita diberikan posisi untuk menggantikan pekerjaan laki-laki, maka kita akan menemukan cara dan hasil berbeda yang dilakukan oleh kaum wanita dalam melakukan pembangunan. Terlebih lagi pembangunan untuk daerah tertinggal meliputi infrastruktur dan sarana yang
Google images Google images
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
28 29RISETRISET
Prof. Dr. Ir. Sri Aprilia, MT
GURU BESAR BIDANG ILMU OPTOELEKTRONIKA FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
LIMBAH PADAT PERTANIAN SEBAGAIBAHAN PENGUAT PADA POLIMERBIONANOKOMPOSIT Semua sumber limbah
padat pertanian dapat diolah dengan metode yang tepat menjadi bahan penguat pada polimer komposit. Bahan pertanian ini dapat ditambahkan dalam ukuran micron atau nano ke dalam polimer sebagai matrik untuk dapat digunakan pada berbagai aplikasi.
bionano teknologi. Peneliti-peneliti
baik dari akademisi, lembaga-lembaga
penelitian, dan industri terus melakukan
pengembangan penelitian di bidang
nano teknologi.
Telah banyak dilakukan penelitian
penggunaan bioamasa sebagai penguat
dalam polimer bionano komposit, seperti
daun, batang, biji, buah, kulit kayu, dan
juga jenis rumput. Penggunaan biomasa
sebagai penguat pada polimer komposit
mempunyai banyak keuntungan, seperti
mempunyai kekuatan tarik dan tekan
yang tinggi, densitas rendah, relatif tidak
abrasif, tersedia secara luas, dan mudah
dimodifikasi dengan permukaan serat.
Serat adalah salah satu bahan yang
dikandung oleh bahan kayu yang terdiri
dari lignin, selulosa dan hemiselulosa
yang dapat ditambah dalam polimer
matrik, baik polimer termoplastik
maupun polimer thermoset (Aprilia dkk,
2015).
BIOMASA LIMBAH PADAT PERTANIAN
Biomasa dari limbah padat pertanian
adalah sumber serat yang sangat
popular sekarang ini. Limbah padat
pertanian mengandung senyawa
utama lignoselulosa dan serat yang
dapat diolah menjadi biofiller. Dua
jenis penguat yang dapat dihasilkan
yaitu sebagai nanopartikel dan
nanoselulosa. Sebagai filler, limbah
pertanian dapat membentuk berbagai
macam bionanomaterial yaitu sebagai
Carbon Black, selulosa nano fibril,
selulosa nano winkers, serat, nanosilika,
abu. Nanopartikel dari limbah padat
pertanian juga dapat dikembangkan
untuk mengurangi nanopartikel dari
bahan logam, mika, bahan tambang
(bentonit, clay).
Semua sumber limbah padat pertanian
dapat diolah dengan metode yang tepat
menjadi bahan penguat pada polimer
komposit. Bahan pertanian ini dapat
ditambahkan dalam ukuran micron atau
nano ke dalam polimer sebagai matrik
untuk dapat digunakan pada berbagai
aplikasi.
SIFAT DAN KARAKTERISASI LIMBAH PERTANIAN
Nanopartikel digunakan untuk
memperkuat komposit karena berlimpah
di alam, lebih ramah lingkungan, dapat
di biodegradasi, sifat mekanik yang luar
biasa, ekspansi termal rendah, dan biaya
rendah. Sebagai perangkat elektronik,
nanopartikel memiliki kepadatan
rendah, modulus spesifik yang tinggi,
konduktivitas listrik tinggi dan luas
permukaan yang besar, sangat baik
dalam bidang kapasitor, nanokomponen
optoelektronik, dan bidang lainnya.
Sebagai bahan lignoselulosa, limbah
padat pertanian ini dapat diektraksi
kadar selulosa. Selulosa adalah
polisakarida yang memiliki rantai linier
yang banyak terdapat di alam dan
diperoleh dari tanaman. Dinding sel
tanaman mengandung selulosa sekitar
40 sampai 50 persen yang dikelilingi
oleh hemiselulosa dan tertanam di dalam
matrik lignin.
Nanoselulosa dapat diekstraksi dengan
metoda fisika dan kimia. Metoda fisika
yang digunakan adalah cara mekanik,
ultrasonikasi, elektrospinning, sedangkan
metode kimia adalah hidrolisa asam dan
steam explosion. Metoda mekanik yang
digunakan adalah dengan homogenizer
menggunakan tekanan yang tinggi untuk
membuat ukuran mikro menjadi nano.
Pada metoda ultrasonikasi menggunakan
intensitas tinggi untuk menghasilkan
nanoselulosa karena ada gaya
hidrodinamik. Electrospinning adalah
proses serbaguna dan sederhana untuk
pembentukan nano serat oleh adanya
gaya listrik.
dapat menggantikan serat sintetik yang
digunakan sebagai penguat pada polimer
komposit.
Negara Indonesia pada umumnya dan
Provinsi Aceh khususnya memiliki sumber
daya alam yang berlimpah terutama
biomasa dari pertanian, seperti sawit,
padi, pisang, bambu, rotan, kapok,
tebu, kelapa, dan lain-lain. Biomasa
ini dapat diolah menjadi biofiller yang
dapat memperkuat polimer komposit.
Biomasa sekarang ini dipostulat sebagai
Nano teknologi dinyatakan
sebagai salah satu teknologi
yang terus berkembang
pada abad 21. Didasarkan pada
pengembangan nano teknologi dan
isu lingkungan, maka material berbasis
biomasa dapat diperhitungkan. Dalam
perkembangan biokomposit, serat
alami bisa digunakan karena sifatnya
dapat dibiodegradasi, yaitu dapat
diperbaharui dan harganya murah.
Selain itu, serat-serat alami memiliki
kekuatan yang sangat baik sehingga
Wikimedia
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
BIONANO KOMPOSIT BERBASIS
LIMBAH PERTANIAN
Polimer bionanokomposit hadir sebagai
alternatif material baru menggantikan
material konvensional yang memiliki sifat-
sifat kekuatan tinggi dan kelenturan yang
baik dan dapat dikombinasikan karena
beratnya ringan, mudah dibiodegrasi,
dan ramah lingkungan. Penambahan
nanopartikel dan nanoselulosa dalam
polimer termoplastik dan termoset terus
dikembangkan untuk berbagai aplikasi.
Beberapa termoplastik yang digunakan
seperti polivinil alkohol (PVA) sebagai
bahan perekat, bahan baku pembuatan
beton, bahan LCD seperti televisi, telepon
selular, komputer. Poli asam laktat
(PLA) digunakan untuk kantong plastik,
kosmetik dan kapsul obat-obatan, dan
edible film untuk kemasan sayuran.
Termoset komposit dapat di curing
dengan temperatur rendah dan juga
tanpa panas, yang dapat memberikan
keuntungan untuk nanopartikel dan
nanoselulosa pada stabilitas termal yang
terbatas. Beberapa thermoset termasuk
epoksi, formaldehid dan polyester telah
diaplikasikan dengan nanopartikel
dan nanoselulosa. Epoksi berbasis
nanoselulosa komposit sangat potensial
karena sifat mekanikal yang tinggi yang
dikenal sebagai poliepoksi, dibentuk
dari reaksi resin epoksi dengan hardener
poliamin.
APLIKASI BIONANO KOMPOSIT
Penguatan menggunakan nanoserat
yang saat ini tersebar di berbagai
bidang tidak hanya dalam komposit
keras, tetapi juga dikembangkan pada
komposit tipis (film). Oleh karena
itu, aplikasinya dapat dilakukan
di banyak industri sebagai bahan
penguat untuk konstruksi, kemasan
makanan, automotif. Selain itu, polimer
berbasis minyak bumi juga dapat
dikombinasikan dengan biopolomer
untuk membuat komposit yang ramah
lingkungan (green composites). Tujuan
memperkenalkan bahan dari biomasa
ke dalam polimer berbasis minyak
bumi adalah untuk meningkatkan
biodegradabilitas. Seiring dengan
berjalannya waktu, material maju
diciptakan untuk disintegrasi dari serat
alam menjadi ukuran serat nano yang
akhirnya dicampur dengan polimer
menjadi bionanokomposit.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah
terjadi peningkatan pesat dalam
bidang fabrikasi nanomaterial dengan
morfologi dan fitur yang luar biasa
menjadikannya sebagai penelitian
yang dapat digunakan pada bidang
yang luas. Bahan bakar fosil yang
semakin berkurang menyebabkan para
peneliti terus melakukan penelitian
dalam beberapa tahun terakhir untuk
pengembangan produk-produk
kemasan non-biodegradable dalam
industri makanan.
Salah satu aplikasi nanoteknologi dari
limbah pertanian adalah memperkuat
matriks polimer di bidang otomotif yang
sangat penting untuk mengurangi biaya
operasional. Penggunaan nanofiber
diperkuat komposit plastik dalam industri
otomotif telah tumbuh secara signifikan
karena berat bahan rendah, fleksibilitas
desain, ketahanan korosi, dan efektivitas
biaya. Aplikasi nanoteknologi dari limbah
padat pertanian telah ditemukan dalam
industri otomotif, terutama dibagian
non-struktural seperti panel interior, rak
percel.
Sebagai seorang dosen, maka saya
akan terus melakukan penelitian-
penelitian di bidang perkembangan
material bionanokomposit. Terutama
pemanfaatan limbah padat pertanian
sebagai penguat dalam berbagai
polimer. Sehingga akan terwujud
material komposit berbasis biomasa
yang mempunyai ketahanan terhadap
lingkungan dan juga ramah lingkungan
untuk keberlangsungan material
maju di masa depan. Selain itu, dapat
membuat rekayasa berbagai bentuk
dari polimer komposit berbasis limbah
padat pertanian. Saya akan terus
berkontribusi dalam mewujudkan
tridarma perguruan tinggi sesuai
visi Universitas Syiah Kuala sebagai
universitas yang inovatif, mandiri,
dan terkemuka melalui karya-karya
keilmuan yang bermanfaat bagi
masyarakat luas. (mksl)
Tulisan Riset ini diambil dari pidato Prof.
Dr. Ir. Sri Aprilia, MT, pada Sidang
Terbuka Pengukuhan Guru Besar di
Universitas Syiah Kuala, Rabu (30 Mei
2018), dengan judul lengkap “Peluang
dan Pemanfaatan Limbah Padat
Pertanian Sebagai Bahan Penguat
pada Polimer Bionanokomposit”
30 RISET 31GALERI
32 KREATIF
Kumpulan Puisi
Karya Silmiati Hamzah
SILMIATI HAMZAH
MAHASISWI JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNSYIAH
33KREATIF
Dua puluh satu tahun lalu
Saat ia mengarak perut besar di setiap jalan
Memikul peluh yang dianggap karunia Tuhan
Masa gadisnya telah tergadaikan
Pernikahan memuliakan
Hadirku membanggakan
Dingin menjamah malam
Memecut jiwa dalam ribuan harapan
Membelah doa-doa yang membungkus kegelisahan
Hidup dan mati mengepal cengkeraman
Dia menyambangi kehidupan perantara Tuhan
Resah membungkus ujung Sumatera
Banda Aceh tempat darah tertumpah ruah
Tangis haru-biru menembus langit
Gemeletuk geraham ngilu di pendengaran
Ketakutan-ketakutan mengudara
Lengang Juni di kota hari itu
Di televisi peringatan kejayaan Jakarta dipertontonkan
Perayaan merentang sepanjang jalan
Teriakanku menyeruak suara sumbang kendaraan
Berbagai rapalan doa terbaik
diaminkan malaikat dari awan
Ikamah bapakku menggelayut manja di pendengaran
Pendar-pendar usia semakin menua
Jiwanya tak sejaya di kala muda
Semangat kian layu lalu meranggas
Tapi, tidak dengan cintaku, Bu.
Masih kurekam ribuan malam
Perjuangan yang mengakar
Tanpa tuntutan pengorbanan
Terimakasih, Bu.
Sembilan tahun kusaksikan tiga tanah rantauan
Kubungkus rindu dalam harap cemas ibu-bapakku
Saban puasa kulihat mereka semakin menua
Tapi, aku alpa setiap peristiwa
Men-dodaidi-kanku dalam doa
Menghitung semester, menandai setiap tanggal
Memastikan kepulangan atas rindu yang memecut setiap
malam
Juni menjadi saksi orasi setiap air mata yang kuseka
Ibu-bapakku berbuka berdua
Kunikmati kudapan, sepotong kurma
Dan segelas air tebu berbalut luka
Mengumpat diam dahaga kering kerontang
Tabungan mengenaskan akhir bulan
Dik Nong mementaskan kembang api di angkasa
Pecah berhamburan di antara riuh renjana kota
Tanpa asap mengudara meradang dan jera puasa
Tidak ada muda-mudi berpelukan mesra di ujung senja
Tidak ada sepasang kekasih menguasai pekat malam
Kusaksikan subuh tanpa asmara
Tidak ada pria menanti wanita
Di bibir jalan seperti di kota
Tidak ada tersiar kabar gadis si fulan dicambuk karena berzina
dengan pacarnya
Jauh di hutan, jalan panjang menuju barat selatan
Tidak ada huru-hara di jalan raya
Tidak ada jadwal berbuka bersama
Kau lihat anak manusia mematut kekayaan alam
Kala malam sujud sembah menghadap Tuhan
Kurampungkan puisi di bulan Juni
Sekelebat rindu kukirimkan dari belantara Tuhan
Menanti candu rindu Ramadan
Merayakan setiap kepulangan
Yang kujanjikan di akhir pekan.
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
Perihal Ibu Balada Gadis Rantau
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
Ustaz Abdul Somad: Unsyiah Kampus yang Memuliakan UlamaUniversitas Syiah Kuala (Unsyiah) menghadirkan Ustaz Abdul Somad, Lc., M.A., atau yang akrab disapa UAS, Selasa pagi (3/7), di Lapangan Tugu Darussalam, Banda Aceh. Kehadiran UAS dalam rangka halalbihalal silaturahmi keluarga besar Unsyiah. Kegiatan yang dikemas dengan tajuk “Melalui Silaturahmi Kita Tingkatkan Ukhuwah Kebangsaan” itu dihadiri ribuan peserta.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., dalam sambutan mengapresiasi penuh kehadiran dosen UIN Suska Riau itu ke Unsyiah.“Kebersamaan ini sebagai bentuk takwa kita kepada Allah Swt. Kita harus membangun bangsa ini dengan keikhlasan, kejujuran, dan kebersamaan,” paparnya.Ditambahkan Rektor, pihaknya berharap kedatangan dan tausiah UAS memberi semangat bagi civitas Unsyiah untuk terus bekerja dan mendapatkan perlindungan Allah Swt.
Saat UAS menaiki panggung, gemuruh takbir menyambutnya saat mengawali tausiah. Dalam tausiahnya, UAS turut meluruskan nama Universitas Syiah Kuala. Sebab selama ini, beberapa pihak kerap mengaitkan Unsyiah dengan aliran tertentu. Padahal menurutnya, Unsyiah diambil dari nama besar Syekh Abdurrauf As-Singkili. Beliau adalah ulama terkemuka di masa Kerajaan Aceh Darussalam.“Unsyiah bukan sekolah agama, bukan pondok pesantren, tapi sekolah umum. Kita perlu bangga Unsyiah memakai nama ulama terkemuka. Meski lembaga ini bukan institusi Islam, tapi ajaran Islam melekat,” sebutnya.
UAS pun turut menyebutkan pembuktiannya, seperti mahasiswa muslim Unsyiah yang diwajibkan mengambil mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan belajar membaca Alquran selama satu semester. Selain itu, ia juga menyinggung pemisahan pengunjung pria wanita saat acara berlangsung.“Hari ini kita bisa melihat posisi duduk pria dan wanita dipisah. Ini merupakan bukti ajaran Islam dijunjung tinggi oleh sivitas akademika Unsyiah.”
UAS turut berpesan agar semangat Unsyiah dalam menghadirkan nilai-nilai Islam dapat terpatri dalam diri anak muda Aceh. Sehingga nantinya Aceh akan menjadi model dalam penerapan syariat Islam di negara demokrasi. Terlebih lagi, Unsyiah merupakan jantung hati masyarakat Aceh.
“Kalau mahasiswa zaman sekarang rusak akhlaknya, rusaklah negara ini,” pungkasnya.
34 35GALERIGALERI
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
36 FAKULTAS
Kehadiran laboratorium di fakultas menjadi salah satu fungsi utama
lahirnya berbagai temuan baru. Penguatan riset merupakan basis utama pengembangan kapasitas dan tanggung jawab akademisi Unsyiah. Ini dapat dilihat saat Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., meresmikan gedung Pusat Administrasi dan Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran pada 10 Juli lalu. Peresmian gedung ini
menjadi babak baru penguatan sumber daya manusia di fakultas hijau itu.
Prof. Samsul berharap gedung tersebut dapat mendukung kegiatan akademik di Fakultas Kedokteran (FK) Unsyiah. Selain itu, juga dapat memotivasi sivitas akademika Unsyiah untuk menghasilkan jurnal-jurnal berkualitas. Secara khusus, Prof. Samsul juga mengucapkan selamat kepada dr. Andalas yang
telah berhasil meraih gelar guru besar.
“Harapannya pencapaian ini dapat memotivasi yang lain. Dan saya ingin dari sini, ada yang berhasil meraih gelar profesor di umur 35 tahun atau 40 tahun ke bawah,” ujar Prof. Samsul.
Senada dengan Prof. Samsul, Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah, Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp.PD-
PENGUATAN RISET DAN BIROKRASI
Peresmian Gedung Laboratorium Terpadudan Pusat Administrasi Fakultas Kedokteran
37FAKULTAS
KGH. Finasim., akan menggunakan gedung baru ini untuk mendukung kelancaran proses akademik di fakultas yang dipimpinnya. Ia juga berencana menjadikan laboratorium terpadu ini menjadi pusat pengabdian kepada masyarakat.
“Kita akan berupaya laboratorium terpadu ini bisa melayani kebutuhan masyarakat. Apalagi setelah BLU nanti, gedung ini bisa kita optimalkan untuk mendapatkan hasil,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan akan mendirikan program S3 di Fakultas Kedokteran Unsyiah, Sebab menurut dr. Maimun, sudah saatnya FK Unsyiah memfasilitasi jenjang pendidikan tersebut. Terlebih lagi FK Unsyiah sudah memiliki guru besar dan SDM yang berkualitas.
“Kita tiketnya sudah ada, semoga segera terealisasi. Jadi kita tidak
Jaminan Sosial (BPJS), sehingga terbuka untuk pelayanan umum.
“Kalau sudah ada kerja sama dengan BPJS, kita siap menerima rujukan dari rumah sakit setempat.”
Kehadiran laboratorium terpadu menjadi peluang dibukanya prodi Magister Biomedis dan Penyakit Tropik, selain dari prodi Magister Kesehatan Masyarakat yang akan memulai perkuliahan tahun ini. Sebagai gedung riset, dr. Maimun menargetkan memacu peningkatan publikasi ilmiah dosen. Saat ini, dosen S3 di Unsyiah tercatat sebanyak 38 orang. Ini membuka peluang besar bertambahnya guru besar Unsyiah dengan hadirnya laboratorium terpadu.
“Untuk tahun ini akan ada penambahan dua hingga tiga orang guru besar. Mereka sedang mempersiapkannya dan kami mendukung penuh.”
Laboratorium terpadu ini nantinya juga akan digunakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) untuk menunjang riset mereka. Seperti diketahui, selama ini para mahasiswa melakukan riset di rumah sakit. Khusus untuk gedung administrasi, pihak fakultas menyambut baik segala pemenuhan fasilitas penunjang pelayanan birokrasi. Ini menjadikan pelayanan staf akan lebih baik, terkoordinir, sekaligus menumbuhkan semangat kerja mereka. (mr)
perlu lagi kuliah sampai harus ke luar Aceh.”
Guru Besar FK Unsyiah ini juga menambahkan jika laboratorium terpadu ini akan difungsikan untuk imunologi, biomolekuler, imaging, dan biakan. Empat aspek ini menjadi komitmen penuh pihak fakultas untuk menghadirkannya. Untuk tahap awal, fakultas mengutamakan aspek yang diprioritaskan dan dibutuhkan masyarakat.
“Prinsipnya begini, terpenuhi segala kebutuhan, kita jaga dan bisa digunakan terus menerus.”
Fakultas siap menampung ide-ide pengembangan laboratorium terpadu. Misalnya untuk akses pelayanan umum, akan diinisiasi pelayanan bidang mikrobiologi, parasitologi, dan patologi anatomi. Keunggulan laboratorium ini menjadi peluang kerja sama dengan Badan Penyelenggara
EDISI 222 . APRIL 2018 EDISI 225 . JULI 2018
39ENGLISH
etc. where you usually share your life story,
pictures, and thoughts, don’t forget to also
sign up on LinkedIn or Kalibrr, Glassdoor,
etc. for your professional purposes. Fill
the information needed as beautiful
and professional as you can as if you are
creating a CV because it is actually your
CV but a virtual one. There are many job
opportunities shared on those platforms.
Remember, do not put anything that you
can’t prove in your profile as it can be a
boomerang once they asked you to prove it.
7. PREPARE SEVERAL CV, RESUME, AND
COVER LETTER
One CV cannot be applied to all company.
Every company has its own standard for CV,
Resume, and cover letter. Some companies,
such as UK based company, they against
photograph and birthday information in
your CV. Some companies don’t require a
CV but a resume. In Europe, the recruiter
usually requires the applicants to use
Europass-format, while other companies
limit the CV to be in maximum 2-pages.
So, it is better to prepare some CVs and
resumes. Furthermore, a cover letter is highly
important when applying for jobs. This is
how you “sell” yourself to the recruiter. In
your cover letter, put information that is not
available in the CV and elaborate some of
your skills or work experience.
A few more suggestions for me when you
apply for anything; do not forget to include
Allah in everything you do, ask your parents’
blessings, have a good intention, try your
very best, and pray a lot. After you did all
of it, leave everything to Allah, as He is the
best planner of all. (un)
Before listing up all the things you need to
build up your carrier from the early stage,
I would like to underline that, everything
happens according to Allah’s plan. However,
we, as human beings, are supposed to try our
best and learn. In the end, what counts to Allah
is our effort rather than the result. What I will
share you in this articles are based on my own
experience and upon learning from others. It
may be or may not be applicable to you. So just
take the ones that fit you and modify the ones
that don’t as needed.
Just a little bit about my background before
jumping to our main topic. I have a double
degree in communication science and English
education. I studied at two different universities
at the same time, University of Syiah Kuala and
State Islamic University (UIN) Ar-Raniry. I was
once going to Japan for a student exchange
program under University of Fukui Student
Exchange Program (UFSEP) for one year. During
How to Prepare Your Future Career From The Early Stage
it is rather about “building the content”.
Filling up your CV” takes quite a time and if
you are reading this when you are still in the
first year of university then you are lucky!
If you are now in the last year of university
or a fresh graduate who is looking for jobs,
don’t worry! you still have a chance. As
recruiters usually require work experience,
you can start doing some small yet “fancy”
job, such as by being research assistant,
surveyor, editor, writer, lead a project, etc.
4. GET SOME REFERENCES
Not only when applying for jobs, applying
for scholarships or master degree usually
also require references from your former
boss, co-worker, or supervisor. Therefore,
when you are working and studying at the
university, always do your best and maintain
a good relationship with those people who
are working with you, including your head
of the department, academic supervisor,
lecturer, etc. Bear in mind that as long as
you are skillful and have a good attitude,
people will not be hesitating to give you
recommendation and make your references.
5. CLEAN UP YOUR SOCIAL MEDIA
Believe it or not, some companies (mostly
European) will check your social media to
get insight about your personality before
contacting you for an interview. If you are a
potential employee, after reviewing your CV
and cover letter, they usually examine your
social media. So, be careful of what you
share on your social media.
6. UTILIZE LINKEDIN, KALIBRR,
GLASSDOOR, ETC.
Apart from Facebook, Instagram, twitter,
38 ENGLISH
my undergraduate study, I joined some
organizations, did voluntary works, and
participated in several programs. Right now,
I am working in a Japanese Consulting
Company as an administrative supervisor.
Now, let’s get started with some tips on how
to build your carrier path from the early stage.
1. DISCOVER YOUR PASSION
First of all, you need to know your passion
and skills. Maybe some of you are wondering
now how to do discover my passion? For
me personally, I joined several organizations
and participated in projects and voluntary
works to discover my skills and passion. I
“eliminated” organizations that don’t align
well with my future career and maintained as
well as focus on the organizations or projects
that give me comforts and enhance my skills.
2. BUILD UP YOUR NETWORK
Every time you do some projects or trusted
to do some works, do it your best with all
your heart. People will recognize your skills,
work ethic, and attitude by seeing your
performance. And no one knows that in the
future, you might be recommended by them
to lead or work on a bigger project. Believe
it or not, I received information about job
vacancy in my current company from a
friend who I met once when I visited Tokyo
in 2014 and was recommended by her.
3. START FILLING UP YOUR CV FROM
NOW ON
Creating CV when you are going to look
for a job is late (if I can’t say the word “too
late”). What I meant by filling up the CV is
not merely a matter of “writing” it down,
Pocu
t Sh
alih
a Fin
zia
EDISI 225 . JULI 2018
PERSONAL INFORMATION
NAME: Pocut Shaliha Finzia
Date of birth 18/12/1993Bachelor of Communication in Syiah Kuala University (UNSYIAH), Aceh, Indonesia 2011-2017 Non-degree Program (Student Exchange Program), Culture of Society, Faculty of Education, University
of Fukui, Japan 2013-2014
INTEREST & OTHER SKILLSPresentation, Public speaking, Language learning, Event organizing, Writing, Research, Project Coordinating, Teaching, Tour Guiding,
Administrative, Risk Analysis, Traveling.
LANGUAGE SKILLSBahasa Indonesia (Native), English (Fluent), Japanese (Basic/Conversation), Arabic (Basic)
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
41SEHATPROFIL40 SEHAT
Kesehatan merupakan anugerah terbesar agar kita dapat menjalani kehidupan.
Tetapi saat ini, kita dihadapkan dengan tantangan teknologi yang dapat berdampak tidak baik bagi kesehatan. Terlebih lagi jika kita kurang mengonsumsi sayuran atau banyak mengonsumsi makanan berlemak yang meningkatkan risiko dalam tubuh. Untuk menghindari hal ini, perlu langkah-langkah tepat untuk menciptakan hidup sehat.
Berikut ini, tujuh langkah yang dapat diterapkan untuk menghadirkan pola hidup sehat.
1. Melakukan Aktivitas FisikPekerjaan rumah, seperti mencuci piring, mencuci pakaian, hingga
minuman alkohol juga harus dihentikan.
5. Memeriksa Kesehatan Secara RutinMedical check-up sangat penting dilakukan oleh setiap individu. Mendatangi rumah sakit bukan hanya saat kita sakit, justru saat kita merasa sehat. Sehingga bibit-bibit penyakit yang mungkin akan timbul di kemudian hari dapat terdeteksi lebih dini.
6. Membersihkan LingkunganBersama-sama dengan tetangga melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan minimal sebulan sekali. Selain untuk hidup sehat juga akan mempererat tali silaturahim antar sesama anggota masyarakat.
7. Menggunakan JambanMungkin terdengar aneh, tapi faktanya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak menggunakan jamban sebagai tempat pembuangan. Masyarakat masih banyak yang menggunakan sungai sebagai aktivitas mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, hingga buang air besar.
Tentunya hal ini dapat menimbulkan risiko penyakit yang diakibatkan oleh kuman.
Pola hidup sehat dapat berdampak pada terjaganya kesehatan, aktivitas semakin produktif, lingkungan bersih, dan tentu saja biaya berobat berkurang. Selain gerakan masyarakat hidup sehat, Kementerian Kesehatan juga mengimbau masyarakat agar CERDIK dalam mengendalikan penyakit tidak menular.
PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan penyakit kronis atau berdurasi panjang yang umumnya berkembang lambat atau mempunyai proses lama dan tidak ditularkan dari orang ke orang. WHO membagi PTM menjadi 4 jenis, yaitu penyakit kardiovaskular (penyakit jantung koroner, stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. Penyebab kematian nomor satu menurut survei kesehatan adalah penyakit kardiovaskular yaitu penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah seperti stroke, gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan hipertensi.
Perlu diketahui, bahwa penyakit-penyakit tersebut tidak serta-merta langsung timbul tanpa adanya proses terlebih dahulu. Kita mengenal istilah faktor risiko yaitu faktor-faktor yang menentukan seberapa besar kemungkinan seseorang terkena suatu penyakit. Beberapa faktor risiko penyakit tidak menular terutama penyakit kardiovaskular adalah hipertensi, diabetes, obesitas, dan hiperlipidemia. Semua faktor risiko
ini tidak menimbulkan gejala atau keluhan di tahap-tahap awal, sehingga penyakit ini sering disebut silent killer.
Perubahan pola perilaku dapat mengurangi atau mencegah risiko timbulnya penyakit PTM. Pemerintah menerapkan slogan, mari menuju masa muda sehat, hari tua nikmat tanpa PTM dengan perilaku CERDIK. Kata CERDIK ini sarat makna dan merupakan kepanjangan dari: C (Cek Kesehatan Secara Teratur)Disadari atau tidak, terkadang kita sering meremehkan kesehatan diri sendiri. Kebanyakan orang akan memeriksa dirinya jika ada keluhan. Bahkan, ada orang yang tidak mau memeriksakan dirinya sama sekali karena takut ketahuan penyakit yang dideritanya. Periksalah kesehatan, seperti cek tekanan darah, timbang berat badan, ukur lingkar perut secara berkala minimal sebulan sekali.
E (Enyahkan Asap Rokok)Banyak sekali penyakit yang berhubungan dengan asap rokok terutama penyakit yang masuk dalam kategori penyakit tidak menular. Sekarang kita dengar fenomena second smoker dan third smoker yaitu perokok pasif yang ikut berisiko terkena penyakit akibat terpapar asap atau residu bekas rokok. Pemerintah pun sudah mulai membuat kebijakan-kebijakan mengenai rokok melalui peraturan daerah tentang KTR (Kawasan Tanpa Rokok) terutama di fasilitas kesehatan, sekolah dan tempat-tempat umum.
R (Rajin Aktivitas Fisik)Menurut WHO, kurangnya aktivitas
fisik merupakan salah satu faktor risiko timbulnya penyakit, seperti obesitas dan hiperlipidemia. Sehingga disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik terutama bagi pekerja kantoran yang hanya duduk di belakang meja. Disarankan untuk berolahraga minimal 30 menit dan meluangkan waktu untuk merilekskan otot kakunya selama bekerja.
D (Diet Sehat dengan Kalori Seimbang)Diet sehat yang dimaksud adalah diet dengan bahan makanan yang tidak mengandung pengawet, rendah lemak, gula, garam, dan tinggi serat. Beberapa penelitian menunjukkan jika mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup yaitu minimal 6 porsi sehari, maka kadar tekanan darah, gula darah, kolesterol dapat ditekan. Selain itu, juga dapat menurunkan risiko kegemukan atau obesitas.
I (Istirahat yang Cukup)Kita dianjurkan untuk beristirahat atau merilekskan tubuh minimal 7-8 jam setiap harinya.
K (Kendalikan Stres)Stres dapat membuat tekanan darah dan kadar gula meningkat. Bahkan, orang stres cenderung melampiaskan dirinya dengan banyak makan, sehingga menyebabkan kegemukan. Untuk itu, faktor stres juga berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.
Oleh karena itu, mari kita sama-sama berperilaku CERDIK untuk mencegah dan menjaga diri kita dari penyakit tidak menular ini. (cds)
Cerdik MenjagaKesehatan
mengepel dapat dikategorikan sebagai aktivitas fisik. Mulailah melakukan aktivitas ini secara rutin setiap hari. Lebih baik jika ditambah dengan olahraga teratur, seperti lari pagi atau jalan kaki.
2. Mengonsumsi Sayur dan BuahMemperbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, serta kurangi makanan junkfood dan minuman bersoda.
3. Tidak MerokokMulailah berhenti merokok sebab hal ini bukanlah suatu yang mustahil untuk dilakukan. Asal mempunyai keinginan dan kemauan kuat.
4. Tidak Mengonsumsi AlkoholSama halnya merokok, mengonsumsi
Ns. Nur Ramadhan, S.Kep
ALUMNI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNSYIAH
42 MUTU
Berangkat dari terbentuknya
Tim Monitoring dan Evaluasi
Internal (Tim Monev-In),
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mulai
berbenah terkait penjaminan mutu.
Tim ini bertugas untuk mengidentifikasi
permasalahan yang berkaitan dengan
perkembangan mutu di Unsyiah. Untuk
mengawali tugasnya, tim ini melakukan
rapat koordinasi untuk memetakan
permasalahan mutu yang terdapat
di lingkungan Unsyiah sebagai dasar
penyusunan Instrumen Visitasi Monev-
In.
Sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya, tim melakukan visitasi
kepada dosen dan mahasiswa secara
terpisah. Tim Monev-In diharapkan
dapat menggali informasi dan data
yang akurat untuk dianalisis. Hasilnya
dilaporkan melalui laporan monev
sebagai dasar bagi pimpinan dalam
menentukan kebijakan perbaikan bagi
fakultas dan prodi yang bermasalah.
Dalam menjalankan tupoksi, tim ini
dihadapkan dengan situasi dilematik
yang menuntut kesabaran dan
tim dalam rangka meningkatkan
mutu Unsyiah. Bersamaan telah
tersosialisasikan ilmu yang diperoleh,
maka lahirlah Badan Penjaminan Mutu
(BJM) Unsyiah yang di pimpin oleh Dr.
Ir. Suhendrayatna, M.Eng.
BJM dibentuk dengan Surat Keputusan
Rektor Nomor 462 Tahun 2006 dan
diperbaharui dengan Surat Keputusan
Rektor Nomor 130 Tahun 2011. Dalam
pelaksanaannya, BJM mendukung
pencapaian kinerja mutu Unsyiah dan
mendorong upaya perbaikan dan
peningkatan mutu secara berkelanjutan
di program studi, fakultas, dan
universitas. BJM Unsyiah bertugas untuk
menyusun standar mutu, manual mutu,
Perjalanan LP3Mdari Masa ke Masa
keuletan. Tim harus berhadapan
dengan dosen yang tidak menghendaki
perubahan sistem mengajar yang
dianggap akan mempersulit kebiasaan
lama.
Monitoring dan evaluasi internal
menanamkan pilar untuk meninggalkan
paradigma lama menuju paradigma
baru pendidikan. Tim ini dipimpin
oleh Dr. Ir. Suhendrayatna, M.Eng.
Seiring berjalannya waktu, Dikti
memerintahkan agar semua perguruan
tinggi menerapkan Quality Assurance
(QA). Memenuhi tuntutan tersebut,
tim mengirim Dr. Suhendrayatna,
M.Eng., ke UGM untuk belajar QA.
Sepulang dari Jogyakarta, beliau
menyosialisasikan QA ini pada
Suwandi Wiyono, S.Sos
KEPALA SUBBAGIAN INFORMASI DAN PUBLIKASI PADA LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
DAN PENJAMINAN MUTU (LP3M) UNIVERSITAS SYIAH KUALA.
43MUTU
dan kebijakan mutu yang menjadi awal
lahirnya SJMF di tingkat fakultas dan
TPMA di tingkat prodi. Saat menyusun
ketiga dokumen itu, tim dihadapkan
dengan banyak masalah, seperti
koordinasi dengan SJMF dan TPMA.
Tim BJM juga kesulitan mencari orang
di fakultas untuk diangkat sebagai
ketua SJMF untuk menyelesaikan ketiga
dokumen mutu tersebut.
Untuk menghilangkan kendala ini, BJM
melakukan koordinasi dengan Rektor
dan Dekan sehingga terbentuklah SJMF
di tingkat fakultas. Dalam pelaksanaan
kerja, ada beberapa proses yang harus
dijalani oleh BJM, yaitu penyusunan
dokumen Mutu SJMF yang rutin
dilaksanakan setiap rabu.
Selanjutnya pemantauan pelaksanaan
dokumen mutu dengan membentuk
Audit Internal Mutu Akademik (AIMA)
yang diketuai oleh Dr. Ir. M. Aman
Yaman, M.Agric.Sc. Kegiatan ini
bekerja sama dengan pihak IPB untuk
menyeleksi auditor yang diawali dengan
Workshop Audit. Di samping audit, BJM
memiliki Bidang Satuan Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) yang diketuai
oleh Dr. Syahrun Nur, M.Si. Bidang ini
bertugas mendukung perkembangan
dokumen Mutu Unsyiah. Badan
Penjaminan Mutu ini menanamkan pilar
sistem penjaminan mutu, standar mutu,
dan evaluasi bersama audit internal.
Di tahun 2015, BJM bermetamorfosa
menjadi Lembaga Pengembangan
Pendidikan dan Penjaminan Mutu
(LP3M) sesuai Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unsyiah. Organisasi dan Tata Kelola
yang baru ini merupakan awal lahirnya
LP3M dari nonstruktural menuju
struktural. Lembaga ini bertugas untuk
melanjutkan tugas terkait penjaminan
mutu Unsyiah dengan bentuk struktur
organisasi yang berbeda.
LP3M dipimpin oleh ketua lembaga,
Dr. Ir. Marwan, dan dibantu oleh
Sekretaris Lembaga, Dr. Syahrun Nur,
M.Si, sebagai pejabat struktural. Sesuai
kebutuhan saat ini, fungsional LP3M
didukung oleh lima pusat, yaitu:
1. Pusat Pengembangan Sistem
Manajemen Mutu yang dipimpin Dr.
Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc;
2. Pusat Audit dan Pembinaan
Akreditasi yang dipimpin Dr. drh.
Rinidar, M.Kes;
3. Pusat Sistem Informasi dan Evaluasi
yang dipimpin Razief Perucha Fauzie
Afidh, S.Si, M.Sc;
4. Pusat Pengembangan Pendidikan
yang dipimpin Dr. Sofia, S.Si., M.Sc;
5. Pusat Pengembangan Pembelajaran
yang dipimpin Susilawati, S.Pd,
M.Pd.
Fungsi dari masing-masing pusat ini
diatur dalam Surat Keputusan Rektor
Nomor 891 Tahun 2016. Pelaksanaan
tugas LP3M juga didukung oleh tenaga
administrasi yang menduduki posisi
Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala
Subbagian, dan anggota subbagian.
Dari struktur organisasi di atas, masing-
masing mengemban tupoksi terkait
pengembangan mutu pendidikan
dalam rangka melanjutkan program
BJM. LP3M telah membuat terobosan
untuk meningkatkan Mutu Unsyiah
dengan mengembangkan beberapa
aplikasi online seperti AIMA Online,
SIMJAMU, hingga meningkatkan
peringkat Unsyiah.
LP3M melakukan pembentukan
program studi baru dan juga melakukan
pendampingan untuk akreditasi
program studi. Di samping itu, LP3M
juga menyelenggarakan berbagai hibah
di antaranya hibah buku ajar, hibah
e-learning, dan hibah riset aksi.
LP3M juga menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan terkait audit dan akreditasi,
seperti workshop penyusunan evaluasi
diri, workshop penulisan borang
program studi, workshop rekruitmen
auditor, workshop auditor AIMA, dan
audit internal mutu akademik setiap
tahunnya.
Dalam pengembangan pendidikan
juga digelar kegiatan, seperti
workshop CP dan RPS, workshop
penyusunan kurikulum KKNI, dan
penyusunan perumusan pedoman
karakter mahasiswa. Untuk
pengembangan pembelajaran, seperti
workshop TOT model pembelajaran
aktif, workshop inovasi pembelajaran,
workshop e-learning, workshop
lokakarya pekerti-AA, workshop
penulisan buku ajar.
Seiring berjalannya waktu, struktur
organisasi LP3M ikut mengalami
perubahan. Saat ini, Ketua LP3M
dijabat oleh Prof. Dr. Adlim, M.Sc., dan
dibantu oleh Dr. Ir. Suhendrayatna,
M.Eng., sebagai Sekretaris. Dengan
kehadiran pemimpin baru, diharapkan
LP3M terus melakukan perubahan dan
peningkatan di bidang mutu Unsyiah.
(rk)
EDISI 225 . JULI 2018 EDISI 225 . JULI 2018
top related