payung geulis asal tasikmalaya
Post on 31-Oct-2014
157 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
CONTOH SENI TERAPAN DI JAWA BARAT
Payung Geulis Asal Tasikmalaya
Payung Geulis adalah kerajinan asli
Tasikmalaya dan sangat melekat dengan
sejarah Tasikmalaya sejak zaman dahulu.
Oleh karena itu payung geulis disertakan
sebagai salah satu dari maskot
Tasikmalaya. Pada masa penjajahan
Belanda sekitar tahun 1926 dipakai oleh
none–none Belanda. Payung geulis yang
terbuat dari bahan kertas dan kain
mengalami masa kejayaan pada era 1955
sampai 1968. Namun masa kejayaan itu
berangsur-angsur surut setelah pemerintah pada tahun 1968 menganut politik ekonomi terbuka.
Sehingga payung buatan pabrikan dari luar negeri masuk ke Indonesia. Hal ini berdampak pada
hancurnya usaha kerajinan payung geulis di Tasikmalaya. Usaha kerajinan ini mulai bersinar
kembali sejak tahun 1980-an. Para perajin mulai membuka kembali usaha pembuatan payung
walau dalam jumlah kecil.
Payung Geulis memiliki arti payung cantik yang bernilai estetis. Terdapat dua motif payung
geulis yaitu motif hias geometris berbentuk bangunan yang lebih menonjol seperti garis lurus,
lengkung dan patah-patah, dan motif hias non geometris diambil dari bentuk alam seperti manusia,
hewan dan tanaman.
Payung geulis ini rangkanya terbuat dari bambu dan kayu halus. Setelah dirangkai dan
dipasangi dan kertas dibagian pentupnya, ujung payung dirapikan dengan menggunakan kanji.
Agar menarik, rangka bagian dalam diberi benang warna–warni. Proses pembuatan payung ini
bergantung pada sinar matahari, karena setelah diberi kanji, payung dijemur hingga keras. Payung
kemudian diberi warna, serta dilukis dengan corak tertentu. Semua proses pembuatan payung
geulis dibuat secara manual dengan buatan tangan/handmade kecuali gagang payung dibuat
dengan menggunakan mesin.
Pembuat payung geulis ini, umumnya
para orang tua yang menguasai kerajinan ini
secara turun temurun, seperti Mak Cicih istri
dari A. Sahrod (Alm). Saat ini nyaris hanya
sedikit perajin yang masih menekuni pembuatan
payung ini, sekitar empat unit usaha. Para
perajin payung geulis berdomisili di
Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota
Tasikmalaya. Saat ini setelah bapak meninggal
usaha payung geulis ini diteruskan oleh menantu
mak cicih yaitu Pak Warsono dan istrinya.
Harga payung ini di pasaran lokal sangat murah. Untuk satu payung ukuran kecil hanya
dihargai Rp. 20.000, sedangkan ukuran sedang sampai ukuran besar berkisar Rp. 30.000 hingga
Rp. 50.000. Pesanan terbanyak saat ini datang dari Bali.
Terhambatnya perkembangan usaha perajin payung karena perajin belum mau melakukan
inovasi dan kreativitas produk dan masih tetap mempertahankan model dan motiflama; Para
generasi muda enggan menekuni kerajinan membuat payung ini karena upahnya sangat kecil,
membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam proses pembuatannya dan payung hanya dibuat
berdasarkan pesanan; Pemasaran payung geulis masih terbatas; dan modal kerja yang masih
terbatas.
Payung geulis punya peran lebih yang membuatnya sangat dihargai. Payung geulis pada
masa lalu adalah kelengkapan mode mojang Tasikmalaya. Mojang Tasikmalaya yang cantik
berkebaya tak akan sempurna kecantikannya bila tidak menggenggam payung jenis ini untuk
melindungi wajah ayunya dari sengatan matahari yang terik. Jadilah istilah payung geulis yang
berarti payung yang membuat penampilan tambah geulis alias cantik.
Sayang, kini tak banyak mojang Tasikmalaya yang terlihat berkebaya sambil
menggenggam payung geulis. Modernisme telah mengubah mode dan fashion hampir di seluruh
pelosok bumi. Maka eksistensi payung geulis pun menghadapi tantangan. Namun bukan Orang
Tasikmalaya bila tak punya cara cerdik. Payung geulis yang tak lagi dijadikan kelengkapan mode
lalu digeser fungsinya sebagai wahana ekspresi seni yang layak dikoleksi. Dengan cara cerdik
seperti ini, payung geulis tetap lestari meski jumlah penciptanya dari hari ke hari semakin sedikit.
Tidak seperti kebanyakan payung yang berfungsi sebagai pelindung saat hujan, payung
geulis ini hanya bisa melindungi kita dari sengatan matahari saja. Itu karena payung ini terbuat dari
kayu dengan penutupnya yang hanya dilapisi oleh kertas. Tetapi dibalik kekurangannya, payung
geulis ini merupakan kerajinan yang sangat dihargai.
Keunikan dari payung geulis sendiri terdapat pada lukisan bunga warna-warni yang
mendekorasi keseluruhan lapisan payung. Lukisan tersebut dikerjakan secara manual oleh tangan-
tangan para pengrajinnya. Tapi ternyata siapapun boleh menuangkan ekspresinya untuk melukis di
payung geulis ini, tak terkecuali anda. Di tangan para pengrajin ini, semua lukisannya benar-benar
membuat payung terlihat cantik, dan sangat memesonakan hati karena keindahannya.
Sayang, kerajinan ini semakin berkurang peminatnya. Dengan berkembangnya teknologi
dan modernisasi, pada akhirnya hal ini merubah mode dan gaya hidup masyarakatnya. Tak
dipungkiri, tidak sedikit pula yang pada akhirnya melupakan kerajinan khas Indonesia ini. Namun
ternyata masih ada juga masyarakat yang akhirnya menjadikan payung geulis ini sebagai wahana
ekspresi seni yang layak dikoleksi.
Kini hanya tinggal beberapa orang saja yang masih melestarikan kerajinan payung geulis
ini. Bangganya, ternyata payung ini tidak hanya diproduksi untuk warga Tasik, tetapi juga telah di
ekspor hingga keluar negeri seperti Jepang, Prancis dan Amerika. Dan kebanyakan dari mereka
menggunakannya sebagai hiasan rumah.
Nama: Miranti Nur Afifah
Kelas: 7.5
SMPN 3 Bandung
top related