status konvulsif ppt
Post on 14-Dec-2014
66 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Ronni Untung406117035
Pembimbing : dr.Abdul Hakam,Sp.A
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan AnakRSUD Kabupaten Kudus
2012
Data Pasien
Nama : Mutia KhafidUmur : 13 bulanAlamat : Kedung sari 5/9No.Rekam Medis : 633684Nomor/Kelas : I5/3/PribadiDokter : dr.Abdul Hakam Sp.ATanggal Masuk : 11 april 2012Orang Tua : Mariyam
Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu penderita dilakukan pada tanggal 11 Mei 2012 pukul 13.30 WIB di ICUdidukung dengan Rekam Medis Pasien.
Keluhan utama : Kejang Keluhan tambahan : Diare,panas
Riwayat Penyakit SekarangSebelum masuk rumah sakit
Semenjak pagi hari sebelum masuk rumah sakit menurut pengakuan ibu pasien, pasien mengalami diare encer 2x darah (-), lendir (+) disertai demam,oleh ibunya pasien belum diobati apapun, hanya masih diberi ASI, bayi tampak lemas dan malas menyusu .Pada tanggal 11 Mei 2012 ibu pasien mengatakan bahwa pada pukul 07.30 tubuh pasien mengalami kejang karena tubuh pasien panas tinggi.Ibu pasien mengatakan bahwa pasien kejang dengan posisi tangan dan kaki kaku dan bola mata pasien bergerak tidak teratur ke kanan dan kiri, dan disertai beberapa kedipan mata, mulut terbuka dan tidak berbusa lebih dari 15 menit dan terjadi lebih dari 2x .Lalu Pasien dibawa IGD RSUD Kudus pukul 09.00WIB
Di IGD RS Kudus Pasien langsung diberikan terapi:•Infus RL 12 tetes/mnt•O2 nasal 2 literflow•Cefotaxim 3x150mg•Paracetamol supp •Sterolid 5ml supositoria diulang 2 x di IGDDiberi kompres untuk menurunkan panas dan dipasangkan NGT. Pada pukul 10.00 keadaan pasien masih belum membaik sehingga diputuskan untuk memasukkan pasien ke ICUPada pukul 09.30 konsul ke Sp.Anak diberikan tambahan midazolam syringe pump 0,2mg kg bb, dan injeksi fenobarbital 75 mgPada pukul 10.30WIB pasien dipindahkan ICU
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
Riwayat Penyakit KeluargaKakak kandung pasien pernah mengalami kasus seperti ini sebelumnya. Orangtua pasien tidak ada riwayat epilepsi
Riwayat Persalinan dan KehamilanAnak laki-laki lahir dari ibu G1 P1 A0 hamil aterm, lahir secara
spontan ditolong oleh bidan, langsung menangis, berat badan lahir
3600 gram, panjang badan saat lahir 50 cm, lingkar kepala saat lahir
ibu lupa, lingkar dada saat lahir ibu lupa, tidak ada kelainan bawaan.
Riwayat Pemeliharaan Antenatal Ibu pasien biasa memeriksakan kandungannya secara teratur ke Puskesmas terdekat. Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat perdarahan saat hamil disangkal. Riwayat trauma saat hamil disangkal.
Riwayat Pemeliharaan Postnatal Pemeliharaan postnatal dilakukan di bidan dan pada saat usia penderita kurang dari 1 bulan, tidak ada kelainan pada anak.
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak :
Pertumbuhan :Berat badan lahir 3600 gram, panjang badan lahir 50cm, berat badan sekarang 9 kg, tinggi badan pasien ibu lupa.
Perkembangan :Merangkak : 10 bulan
Anak sekarang sedang menginjak usia 10 dapat merangkak Tidak ada gangguan perkembangan mental dan emosi.
Kesan :Pertumbuhan cukup pada panjang dan berat badan dan Perkembangan anak sesuai dengan umur.
Riwayat ImunisasiMenurut pengakuan ibu pasien mengatakan bahwa anaknya telah diimunisasi lengkap dipuskesmas terdekat rumahnya sesuai usia pasien.
Riwayat Makan dan Minum Anak ASI diberikan sejak lahir sampai usia 6 bulan. Sejak usia 6 bulan diberikan ASI + susu formula Laktona 2 dan juga diberi makanan pendamping berupa bubur saring beras merah, bubur nasi saring dengan tahu atau daging & hati ayamkadang-kadang diberi bubur instan Promina, dan buah pisang yang dilumatkan
Kesan: kualitas dan kuantitas makan cukup.
Riwayat Sosial Ekonomi Ayah penderita bekerja sebagai buruh bangunanBiaya pengobatan ditanggung Jamkesmas, ibu pasien bekerja sebagai pedagang warung
Riwayat LingkunganPasien tinggal serumah dengan 5 orang (orang tua, kakek dan nenek), lingkungan sanitasi cukup baik, binatang (-), satu sumur di belakang rumah, jarak kakus dengan sumber minum 15 m
STATUS PRESENTS
Pemeriksaan dilakukan tanggal 11 Mei 2012, pukul 14.00 WIB di ICU
Kesan umum : LemahKesadaran : Sopor
Tanda Vital Denyut nadi : 140×/ menit, reguler, isi dan tegangan cukupLaju pernapasan :152×/ menitSuhu : 39,1°C (rektal)BB : 9 kg
PEMERIKSAAN FISIK• Kepala : Mesocephal, UUB tidak cekung,
rambut & kulit kepala normal rambut hitam dan
terdistribusi merata.• Mata :conjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-)• Hidung : bentuk normal, secret (-/-)• Telinga : bentuk normal, secret (-/-)• Mulut : sianosis (-/-)• Tenggorokan : mukosa faring tidak hiperemis,T1-T1• Leher : tidak ada pembesaran KGB di leher• Thorax : normothorax, simetris
Paru• Inspeksi : retraksi (-), pergerakan hemithorax kanan dan kiri simetris• Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru• Auskultasi : suara dasar : vesikuler, suara tambahan (+)/ronkhi basah(+)Jantung• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak• Palpasi : ictus cordis teraba, tidak kuat angkat• Perkusi : redup, batas jantung normal• Auskultasi : BJ I-II murni, murmur (-), gallop (-)Abdomen• Inspeksi : tampak membuncit, gerakan peristaltik tidak
terlihat• Auskultasi : Bising usus (+) peristaltik usus meningkat 38x • Genitalia : perempuan, tidak ada kelainan• Ekstremitas: Akral hangat, turgor kulit baik, tonus otot baik
11 Mei 2012Hari ke-1
12 Mei 2012Hari ke-2
13 Mei 2012Hari ke-3
14 Mei 2012Hari ke-4
S:Kejang: +Panas +BAB + cair 2xBAK +KU:CM-apatisNadi 140x/mntSuhu : 38,5°C- 39,1, terendah 38,3Pf Mata CA -/-,ikterik -/-Paru:SD vesikuler ,RH basah -/-Jantung BJI&BJII normalAbd BU(+)peristaltik meningkatExt :dbN
S: Pasien sudah sadarKejang: -Panas +BAB + cair 2xBAK +KU:CM-apatisNadi 140x/mntSuhu :38,1 °CPf Mata CA -/-,ikterik -/-Paru:SD vesikuler ,RH basah -/-Jantung BJI&BJII normalAbd BU(+)peristaltik meningkatExt :dbN
S: pindah ke bangsalKejang: -Panas (+) 37,4BAB + cair 1xBAK +KU:CM-apatisNadi Suhu :37,4 °CPf Mata CA -/-,ikterik -/-Paru:SD vesikuler ,RH basah -/-Jantung BJI&BJII normalAbd BU(+)peristaltik meningkatExt :dbN
S:Kejang: -Panas +Batuk +BAB + cairBAK +KU:CMNadi 120x/mntSuhu :37 °CPf Mata CA -/-,ikterik -/-Paru:SD vesikuler ,RH basah -/-Jantung BJI&BJII normalAbd BU(+)peristaltik meningkatExt :dbN
Lab darah:leukositosis
15 Mei 2012Hari ke-5
16 Mei 2012Hari ke-7
17 Mei 2012Hari 8
S:Kejang: -Panas +Batuk +BAB +cair 2xBAK +KU:CMNadi 120x/mntSuhu : 36,7°CPf Mata CA -/-,ikterik -/-Paru:SD vesikuler ,RH basah -/-Jantung BJI&BJII normalAbd BU(+)peristaltik meningkatExt :dbN
S:Kejang: -Panas -Batuk +BAB -BAK +KU:CM-aktifNadi Suhu : 36,5Pf Mata CA -/-,ikterik -/-Paru:SD vesikuler ,RH basah -/-Jantung BJI&BJII normalAbd BU(+) 12 x, perut distensi, kembungExt :dbN
S: Pasien pulangKejang: -Panas -Batuk +BAB +BAK +KU:CM-aktifNadi Suhu : 36,6Pf Mata CA -/-,ikterik -/-Paru:SD vesikuler ,RH basah -/-Jantung BJI&BJII normalAbd BU(+ )26x, kembung -Ext :dbN
Diagnosa
Diagnosa Banding:-Epilepsi dengan demam-Meningitis-Enchepalitis-Kejang Demam sederhana-Kejang Demam kompleks
Diagnosa Kerja:•Kejang Demam kompleks (Status Konvulsif)
PENATALAKSANAAN• Non Medikamentosa :
– Tirah baring– Diet gizi tinggi– Susu formula
• Medikamentosa : Mengatasi serangan kejang dan mengobati penyakit penyebab demamTerapi:• Infus RL 12 tetes/mnt• O2• Paracetamol 3x1Cth• Fuzide 3x ½ Cth• Sterolid 5ml supositoria• Dulcolax supp• Dexametason• Ceftriaxone Untuk terapi lanjutan dirumah• Cefadroxil
• EEG
• Pungsi Lumbal (atas indikasi)
• Kultur tinja (atas indikasi)
• Tes Tuberkulin (atas indikasi)
• Rőntgen thorax (atas indikasi)
USULANUSULAN
Kejang Demam& Status Konvulsif
Tinjauan Pustaka
Definisi
Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (>38°C,suhu rektal) biasanya terjadi pada bayi dan anak umur 6 bulan-5 tahun yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium dan tidak terbukti adanya penyebab tertentu.
• Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi yang disebabkan oleh kelainan ekstrakranial.
• Kejang terjadi akibat loncatan listrik abnormal dari sekelompok neuron otak yang mendadak dan lebih dari biasanya, yang meluas ke neuron sekitarnya atau dari substansia grasia ke substansia alba yang disebabkan oleh demam dari luar otak (Freeman, 1980)
KRITERIA KEJANG DEMAM
• Kejang disertai demam pada bayi < 1 bulan tidak termasuk kejang demam.
• Jika anak berusia < 6 bulan atau > 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain seperti infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
• Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang saat demam, tidak termasuk dalam kejang demam.
Epidemiologi
Umumnya kejang demam timbul pada tahun kedua kehidupan (17-23 bulan).
Faktor Pencetus
Faktor Pencetus terjadinya kejang adalah demam maka pencegahan kenaikan suhu tubuh adalah pendekatan utama.
Etiologi Demam Pada KD
• Tonsilitis• Infeksi Traktus Respiratorius(38-40% kasus)• Otitis Media(15-23%)• Gastroenteritis(7-9%)
Etiologi Demam
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Gangguan metabolik Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis,
otitis media, bronchitis. Keracunan obat Faktor herediter Idiopatik.Seorang anak yang mengalami kejang demam, tidak
berarti dia menderita epilepsi karena epilepsi ditandai dengan kejang berulang yang tidak dipicu oleh adanya demam.
Patofisiologi Kejang Demam
Patofisiologi
• Tetapi kejang yang berlangsung lama >15 menit biasanya disertai apnea, kebutuhan O2 ↑ dan energi untuk kontraksi otot skeletal hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin ↑ aktifitas otot ↑ metabolisme otak ↑
Faktor penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama
• Faktor terpenting gangguan peredaran darah hipoksia permeabilitas kapiler ↑ edema otak kerusakan sel neuron otak
Faktor-faktor yang mempengaruhi berulangnya kejang demam
• Umur• Riwayat kejang pada generasi pertama• Suhu tubuh pada kejang • Awitan demam dengan kejang
Klasifikasi Kejang demam
• Kejang demam sederhana
• Kejang demam kompleks
Klasifikasi Kejang demam
• Kejang demam sederhana yaitu kejang demam yang berlangsung kurang dari 15 menit umum dan tunggal.
• Kejang demam kompleks yang berlangsung lebih lama dari 15 menit atau fokal atau multiple (terjadi 2x kejang atau lebih dalam 24 jam)
MANIFESTASI KLINIS• Umumnya berlangsung singkat• Berupa kejang klonik atau tonik klonik bilateral.• Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti:
– Mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan atau kelemahan
– Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan atau
– Hanya sentakan atau kekakuan fokal• Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi
apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis.
Faktor risiko kejang demam pertama
• Riwayat Keluarga dengan kejang demam• Pemulangan neonatus>28 hari• Perkembangan terlambat• Anak dengan pengawasan • Kadar natrium rendah• Temperatur tinggi
Faktor risiko kejang demam berulang
• Usia muda <12bulan • Riwayat keluarga dengan kejang• Cepatnya timbul kejang setelah demam• Temperatur yang rendah saat kejang (<38°C)• Riwayat keluarga epilepsi
Faktor risiko menjadi epilepsi
• Perkembangan abnormal sebelum kejang demam pertama
• Riwayat keluarga dengan epilepsi• Kejang demam kompleks
KRITERIA DIAGNOSA
• Kriteria diagnosis kejang demam:– Kejang didahului oleh demam.– Pasca-kejang anak sadar kecuali kejang lebih dari
15 menit.– Pemeriksaan cairan serebrospinalis dalam batas
normal.
• Anamnesis– Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang, suhu
sebelum/saat kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab kejang di luar SSP.
– Tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.– Riwayat kelahiran, perkembangan, kejang demam dalam
keluarga, epilepsi dalam keluarga (kakak-adik, orangtua).– Singkirkan dengan anamnesis penyebab kejang yang lain.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan fisik dan neurologis – Kesadaran, suhu tubuh, tanda rangsang
meningeal, tanda peningkatan tekanan intrakranial, dan tanda infeksi di luar SSP.
– Pada umumnya tidak dijumpai adanya kelainan neurologis, termasuk tidak ada kelumpuhan nervi kranialis.
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan penunjang– Darah tepi lengkap penyebab demam– Elektrolit, glukosa darah diare, muntah, hal lain yg
dpt mengganggu kesimbangan elektrolit atau gula darah.
– L P curiga meningitis, umur <12 bulan sangat dianjurkan, 12-18 bulan dianjurkan.
– EEG tdk dpt memprediksi berulangnya kejang/ menjadi epilepsi tidak perlu.
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan penunjang– PCR HHV-6, HHV-7 dan virus influenza– Kadar TNF alfa, IL-1 alfa & IL-6 pada CSS
meningkat Ensefalitis akut / Ensefalopati.– CTscan atau MRI tidak dilakukan pd KDS– Vaksinasi bukan merupakan kontra indikasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG• Pemeriksaan laboratorium rutin
• Foto X-ray kepala & neuropencitraan seperti CT atau MRI
• EEG
Pungsi lumbal Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan Bayi antara 12-18 bulan : dianjurkan Bayi > 18 bulan tidak rutin
ALGORITMA TATALAKSANA
Diagnosa Banding
• Kejang dengan et causa:• Meningitis • Encephalitis• Gangguan elektrolit & Hipoglikemia disertai
infeksi ( Diare & DM tipe 1)
Diagnosis Banding Kejang Demamklinis Ensefalitis herpes
simpleksMeningitis
bakterial/purulentaMeningitis serosa
tuberkulosaMeningitis serosa
virusKejang demam
lama
Awitan
Demam
Tipe kejang
Singkat / lama
Kesadaran
Pemulihan
Tanda rangsang meningeal
Tekanan intrakranial
Paresis
Pungi lumbal
Etiologi
terapi
Akut
< 7 hari
Fokal/umum
Singkat
Sopor-koma
Lama
--
+++/--
Jernih
Virus HS
antivirus
Akut
< 7 hari
Umum
Singkat
Apatis-som
Cepat
++/--
+/-
Keruh
Bakteri
antibiotik
Kronik
7 hari
Umum
Singkat
Som-sopor
Lama
++/--
+++
Jernih
M.tuberkulosis
Anti TBC
Akut
< 7 hari
Umum
Lama > 15 menit
Sadar-apatis
Cepat
+/--
N
---
Jernih
Virus
simptomatik
Akut
< 7 hari
Umum/fokal
Somnolen
Cepat
--
N
---
Jernih
Di luar SSP
Penyakit dasar
Status Konvulsif
• Definisi:
Kejang yang berlangsung selama lebih dari 30 menit
atau episode kejang yang berselang tanpa
kesadaran.
Diagnosis
• Anamnesis dan pemeriksaan fisis yang baik diperlukan untuk memilihpemeriksaan penunjang yang terarah dan tatalaksana selanjutnya.
• AnamnesisDimulai dari riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang.
• Pemeriksaan fisis Dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-tanda trauma akut kepala dan adanya kelainan sistemik, 2 terpapar zat toksik, infeksi, atau adanya kelainan neurologis fokal.
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium• Pungsi lumbal• Elektroensefalografi, dan • Neuroradiologi
Pemilihan jenis pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan kebutuhan.
Pemeriksaan yang dianjurkan pada pasien dengan kejang pertama adalah kadar glukosa darah, elektrolit, dan hitung jenis.
Penatalaksanaan
• Status epileptikus pada anak merupakan suatu kegawatan yang mengancam jiwa dengan resiko terjadinya gejala sisa neurologis.
• Makin lama kejang berlangsung makin sulit menghentikannya, oleh karena itu tatalaksana kejang umum yang lebih dari 5 menit adalah menghentikan kejang dan mencegah terjadinya status epileptikus.
Penghentian Kejang
• 0 - 5 menit:– Yakinkan bahwa aliran udara pernafasan baik– Monitoring tanda vital, pertahankan perfusi oksigen ke
jaringan, berikan oksigen– Bila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah,
pemeriksaan umum dan neurologi secara cepat– Cari tanda-tanda trauma, kelumpuhan fokal dan tanda-
tanda infeksi
• 5 – 10 menit:– Pemasangan akses intarvena– Pengambilan darah untuk pemeriksaan: darah rutin,
glukosa, elektrolit– Pemberian diazepam 0,2 – 0,5 mg/kgbb secara intravena,
atau diazepam rektal 0,5 mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg). Dosis diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu – dua kali setelah 5 – 10 menit.
– Jika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb + tiamin.
• 10 – 15 menit– Cenderung menjadi status konvulsivus– Berikan fenitoin 15 – 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl
0,9%– Dapat diberikan dosis ulangan fenitoin 5 – 10 mg/kgbb sampai
maksimum dosis 30 mg/kgbb.• 30 menit
– Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-10 mg/kg dengan interval 10 – 15 menit.
– Pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah, elektrolit, gula darah. Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada. Awasi tanda – tanda depresi pernafasan.
– Bila kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit perawatan intensif.
KomplikasiFase Kejang Keterangan
FASE 1 ( 0 – 30 menit ) mekanisme terkompensasi
• Kegagalan mekanisme hambatan intrinsik (GABA)• Pelepasan adrenalin dan noradrenalin• Peningkatan metabolisme dan aliran darah otak• Hipertensi, hiperpireksia• Hiperventilasi, takikardi, asidosis laktat
FASE 2 ( > 30 menit ) mekanisme tak terkompensasi
• Kegagalan autoregulasi cerebral• Edema otak, depresi napas, aritmia, hipotensi• Hipoglikemia, hiponatremia, hipertermia, DIC
Komplikasi
• Komplikasi Jangka Panjang– Pnemonia aspirasi– Asfiksia– Retardasi mental
• Komplikasi Jangka Pendek– Hipertensi, hiperpireksia– Hiperventilasi, takikardi, asidosis laktat– Edema otak, depresi napas, aritmia, hipotensi– Hipoglikemia, hiponatremia, hipertermia, DIC
PROGNOSIS
• Dengan penangulangan yang tepat dan cepat, prognosis kejang demam baik dan tidak menyebabkan kematian.
• Frekuensi terulangnya kejang berkisar antara 25% - 50%, yang umumnya terjadi pada 6 bulan pertama
top related