volatilitas harga saham konvensional ( jones …eprints.ums.ac.id/71961/13/naspub baru 1.pdfbidang...
Post on 01-Mar-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
VOLATILITAS HARGA SAHAM KONVENSIONAL (DOW
JONES INDUSTRIAL AVERAGE) DAN SAHAM SYARIAH
(FTSE BURSA MALAYSIA EMAS SHARIAH)
TAHUN 2007-2017
Oleh:
DJALU PAMUNGKAS
I000150020
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Strata I pada Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
1
VOLATILITAS HARGA SAHAM KONVENSIONAL (DOW JONES
INDUSTRIAL AVERAGE) DAN SAHAM SYAIAH (FTSE BURSA
MALAYSIA EMAS SHARIAH)
TAHUN 2007-2017
Abstrak
Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat mengalami
fluktuasi karena berbagai pengaruh kondisi ekonomi. Fluktuasi harga dapat
dipelajari dalam analisis volatilitas. Volatilitas merupakan suatu aspek yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih saham. Selain mempelajari volatilitas,
sektor usaha yang terdapat pada saham perlu untuk diketahui agar tidak keluar
dari syariat hukum Islam yaitu saham yang bukan merupakan kegiatan di
bidang riba, perjudian, manufaktur produk non-halal, asuransi konvensional,
hiburan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, manufaktur produksi
tembakau, perdagangan saham yang tidak sesuai prinsip syariah, dan aktivitas
lain yang dilarang oleh Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
volatilitas harga saham konvensional (Dow Jones Industrial Average) dan
saham syariah (FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah) dan untuk mengetahui
pandangan hukum Islam terhadap saham konvensional (Dow Jones Industrial
Average) dan saham syariah (FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah). Jenis
penelitian adalah penelitian kuantitatif. Metode analisis yang digunakan untuk
mengestimasi volatilitas adalah ARCH/GARCH. Persamaan ARCH/GARCH
secara umum dinotasikan dalam (p,q). Notasi p menunjukkan unsur ARCH
atau squared residuals dan Notasi q menunjukkan unsur GARCH atau
conditional variance. Hasil penelitian membuktikan bahwa volatilitas saham
konvensional (Dow Jones Industrial Average) dinyatakan GARCH(2,0) dan
tingkat volatilitas 1,64223 yang masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan,
Saham syariah (FTSE Bursa Malaysia Emas Shariah) dinyatakan GARCH(1,0)
pada tingkat volatilitas 0,57717 yang termasuk kategori rendah. Saham
konvensional (Dow Jones Industrial Average) lebih volatile atau lebih
fluktuatif dibanding saham syariah (FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah).
Tingkat volatilitas yang tinggi mengindikasikan spekulasi dan risiko yang juga
tinggi. Saham konvensional (Dow Jones Industrial Average) secara hukum
Islam tidak sesuai karena terdapat sektor usaha riba yang dilarang Islam,
sesuai firman Allah SWT QS. Al-Baqarah: 275. Selain itu, pada saham
konvensional masih terdapat produk makanan non-halal. Saham syariah (FTSE
Bursa Malaysia EMAS Shariah) sudah sesuai dengan aturan Islam dilihat dari
akad dan sektor usaha.
Kata Kunci: volatilitas harga saham, saham konvensional, saham syariah dan
hukum islam.
Abstract
Stock is one of the investment instruments tend to fluctuate due to various
economic conditions. Price fluctuations can be studied in the analysis of
volatility. Volatility is an important aspect in choosing stocks. Besides
volatility, type of sector in stocks have to be learned. Stocks according to
2
Islamic law or Shariah Stocks must not be engaged in financial services based
on riba, gambling, non-halal product manufactures, conventional insurances,
entertainment againts shariah rules, manufature or sale of tobacco-based
products, share trading in Shariah non-compliant securities, and other
activities deemed non-permissible according to Shariah. The aims of this study
are to determine the volatility of conventional stock index (Dow Jones
Industrial Average) and Islamic stocks (FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah)
and to find out the point of views of Islamic law on conventional stock (Dow
Jones Industrial Average) and shariah stock (FTSE Bursa Malaysia EMAS
Shariah). The type of research is quantitative research. The analytical method
used to estimate volatility is ARCH/GARCH method. The ARCH / GARCH
equation is generally denoted in (p,q). The p notation determines the ARCH or
squared residuals element and the q notation indicates the GARCH element or
conditional variance.The results explain that the volatility of conventional
stock (Dow Jones Industrial Average) is estimated with GARCH(2.0) and the
volatility is 1.64223 which is included in the high volatility category.
Meanwhile, shariah stock (FTSE Bursa Malaysia Emas Shariah) is estimated
with GARCH (1.0) at the level of volatility of 0.57717 which is included in the
low volatility category. Conventional stock (Dow Jones Industrial Average) is
more volatile than shariah stock (FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah). High
volatility indicates high speculation and high risk. Conventional stock (Dow
Jones Industrial Average) does not obey the Islamic Law because there is
financial services based on riba prohibited by Islam, according to QS. Al-
Baqarah: 275. In addition, in conventional stock there is still non-halal food
products. Shariah stock (FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah) comply the
Islamic rules viewed from the akad and business sector.
Keywords: stock price volatility, convensional stock, sharia stock and islamic
law
1. PENDAHULUAN
Pada tingkat dunia juga telah banyak muncul berbagai saham syariah seperti
salah satunya di Kuala Lumpur, Malaysia yaitu saham FTSE Bursa Malaysia
EMAS Shariah yang memiliki mekanisme sesuai dengan prinsip syariah seperti
melarang dengan adanya spekulasi, riba, judi dan lain sebagainya. Sedangkan
saham konvensional sendiri yang menggunakan prinsip investasi bebas yang
terdapat adanya unsur spekulasi, judi, barang haram dan bunga seperti pada
saham konvensional (Dow Jones Industrial Average) yang berada di Amerika
Serikat. Berharap dengan adanya saham syariah dapat memberikan pengaruh
yang sangat penting terhadap dunia pasar modal khususnya pada indeks saham,
sehingga dapat memberikan perubahan (volatilitas) harga saham yang rendah
3
atau stabil. Tingkat perubahan harga saham yang rendah dapat memberikan
suatu kepastian terhadap harga yang tentunya perubahan harga saham yang
rendah akan banyak diminati oleh para investor di dunia untuk berinvestasi
pada saham tersebut. Sebaliknya, jika tingkat perubahan (volatilitas) harga
saham yang tinggi akan menjadikan fluktuasi harga pada pasar modal atau
memberikan suatu ketidakpastian harga yang tentunya tidak akan diminati oleh
para investor. Pada saham syariah dan konvensional tingkat dunia tersebut
masing-masing memiliki data perubahan harga sahamnya dari tahun ke-tahun
sehingga nantinya akan ada suatu perbandingan data untuk mengetahui
manakah yang lebih volatile antara saham syariah dan konvensional tersebut di
tingkat dunia.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah volatilitas harga
saham konvensional (Dow Jones Industrial Average) lebih volatile
dibandingkan dengan saham syariah FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah
Tahun 2007-2017 dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap saham
konvensional (Dow Jones Industrial Average) dan saham syariah (FTSE
Malaysia).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui volatilitas harga
saham konvensiona (Dow Jones Industrial Average) dan saham syariah (FTSE
Bursa Malaysia EMAS Shariah) Tahun 2007-2017 dan untuk mengetahui
pandangan hukum Islam terhadap saham konvensional (Dow Jones Industrial
Average) dan saham syariah (FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah).
2. METODE
Saham FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah yang memiliki mekanisme sesuai
dengan prinsip syariah seperti melarang dengan adanya spekulasi, riba, judi
dan lain sebagainya. Sedangkan saham konvensional sendiri yang
menggunakan prinsip investasi bebas yang terdapat adanya unsur spekulasi,
judi, barang haram dan bunga seperti pada saham konvensional (Dow Jones
Industrial Average) yang berada di Amerika Serikat.
4
Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif. Dalam metode
penelitian kuantitatif ini merupakan jenis penelitian yang spesifikasinya yaitu
sistematis, terencana dan terstruktur jelas dari awal sampai pembuatan desain
penelitiannya. Metode kuantitatif yang digunakan meneliti pada sampel
tertentu dan suatu teknik pengambilannya secara random atau acak,
pengumpulan data menggunakan alat penelitian, dan analisis data yang bersifat
kuantutatif atau statistik bertujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1
Sedangkan, pendekatan pada penelitian ini dengan metode deskriptif.
Pengertian dari analisis deskriptif yang merupakan suatu teknik analisis yang
dapat digunakan dalam menggambarkan kondisi pada suatu observasi sehingga
penyajiannya dalam bentuk grafik, tabel, dan ulasan.2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Uji Stasioneritas (Unit Root Test)
Uji stasioneritas dilakukan pada dua variabel indeks harga saham konvensional
(Dow Jones Integrated Average atau DJIA) dan saham syariah (FTSE Bursa
Malaysia EMAS Shariah). Uji stasioneritas pada tingkat level menunjukkan
bahwa dua variabel harga saham tersebut belum stasioner pada tingkat level
maka selanjutnya dilakukan uji stasioneritas pada tingkat first difference. Hasil
uji stasioneritas dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Hasil Pengujian Stasioneritas Harga Saham Konvensional (Dow Jones
Industrial Average) dan Saham Syariah (FTSE Bursa Malaysia EMAS
Shariah)
Variabel ADF Statistic
Level First Difference
Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0.429NS 10.056***
FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah 1.322NS 9.539***
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 13 2 Nasution, Metode Research, (Jakarta: PT, Bumi Aksara, 2003), hal. 86
5
(FTSEME)
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2018
Keterangan :
* : signifikan pada α=10%
** : signifikan pada α=5%
*** : signifikan pada α=1%
3.1.2 Pemilihan Model ARIMA Terbaik
Tahap selanjutnya adalah pemilihan model terbaik ARIMA (p,d,q).
notasi d menunjukkan tingkat stasioneritas data harga saham, sehingga notasi d
bernilai 1 karena data stasioner pada tingkat first difference. Model ARIMA
dipilih dengan probabilitas AR dan MA yang signifikan atau lebih kecil dari
nilai α. Hasil pemilihan model ARIMA terbaik terdapat pada tabel 4.2.
Tabel 2. Model ARIMA Harga Saham Konvensional (Dow Jones
Industrial Average) dan Saham Syariah (FTSE Bursa Malaysia EMAS
Shariah)
Variabel Model ARIMA AIC SC R-Squared
Dow Jones Industrial
Average (DJIA) (4,1,1)*** 2.903 2.836 0.957
FTSE Bursa
Malaysia EMAS
Shariah (FTSEME)
(1,1,0)*** 3.659 3.616 0.966
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2018
Keterangan :
* : signifikan pada α=10%
** : signifikan pada α=5%
***: signifikan pada α=1%
3.1.3 Pemilihan Model ARCH/GARCH
Tingkat volatilitas harga saham konvensional (Dow Jones Industrial
Average) dan saham syariah (FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah) dapat
dihitung dari estimasi model ARCH/GARCH. Pemilihan model
6
ARCH/GARCH terbaik adalah yang bersifat white noise yaitu model bebas
dari autokorelasi dan heterokedastisitas. Model yang bebas autokorelasi dapat
dilihat melalui correlogram-Q-statistic dengan nilai probabilitas lebih besar
dari tingkat signifikansi atau α, sedangkan model yang terbebas dari
heterokedastisitas dapat dilihat melalui correlogram residual squared dengan
nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi atau α. Untuk melihat
keberadaan unsur ARCH dapat digunakan ARCH-LM Test. Nilai probability
Chi-Square yang tidak signifikan atau nilainya lebih besar dari tingkat
signifikansi atau α maka tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model
ARCH/GARCH dapat digunakan dalam mengestimasi volatilitas harga saham.
Variabel Model
GARCH
ARCH LM Test
F-
Statistic Prob. F
Obs*R-
squared
Prob. Chi-
Square
Dow Jones
Industrial
Average (DJIA)
GARCH(2,
0) 0.649 0.769 6.749 0.749
FTSE Bursa
Malaysia EMAS
Shariah
(FTSEME)
GARCH(1,
0) 1.305 0.181 36.226 0.201
Variabel Variance Equation α+γ
(Volatilitas)
Dow Jones
Industrial
Average (DJIA)
𝜎𝐷𝐽𝐼𝐴𝑡2 = 0.00026 + 0.26947𝑒𝐷𝐽𝐼𝐴𝑡−1
2
+ 1.37276𝑒𝐷𝐽𝐼𝐴𝑡−22 + ut
1.64223
FTSE Bursa
Malaysia EMAS
Shariah
(FTSEME)
𝜎𝐹𝑇𝑆𝐸𝑀𝐸𝑡2 = 0.000742 + 0.57717𝑒𝐹𝑇𝑆𝐸𝑀𝐸𝑡−1
2
+ ut 0.57717
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2018
Tabel 3. Uji Heterokedastisitas menggunakan ARCH LM Test
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2018
Tabel 4. Volatilitas Harga Saham Konvensional (Dow Jones Industrial
Average) dan Saham Syariah (FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah)
7
3.2 Pembahasan
Volatilitas yang tinggi menunjukkan perubahan atau fluktuasi yang cepat,
sehingga memiliki resiko yang tinggi apabila melakukan investasi pada saham
konvensional. Volatilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa instrumen saham
konvensional (Dow Jones Industrial Average) cukup sulit diprediksi oleh
investor. Volatilitas yang tinggi rentan akan adanya spekulasi, sehingga akan
meningkatkan risiko pada pergerakan harga saham tersebut. Investor yang
memilih saham dengan volatilitas tinggi harus dapat mengantisipasi risiko
pergerakan harga saham yang cepat karena dapat menimbulkan kerugian jika
tidak peka dalam menangkap isu dan perkembangan kondisi makroekonomi
global. Volatilitas yang rendah pada saham syariah (FTSE Bursa Malaysia
EMAS Shariah) menunjukkan bahwa saham tersebut relatif stabil fluktuasi
harganya dan mengindikasikan risiko yang rendah. Investor akan lebih merasa
aman pada saham yang memiliki risiko rendah karena berharap keuntungan
yang menjanjikan dan dapat mengurangi kekhawatiran investor terhadap
fluktuasi harga saham.
Pada jual beli saham yang dilakukan oleh perusahaan saham
konvensional Dow jones Industrial Average yang terdiri dari 30 perusahaan
tersebut terdapat anggtoa saham dengan produk tidak sesuai dengan prinsip
syariah seperti McDonald's dengan salah satunya menjual produk Burger Mega
Teriyakinya di Jepang yang terdapat daging babi di dalamnya. Selanjutnya,
pada anggota saham Citigroup dan J.P. Morgan Chase selaku bank
konvensional yang didalamnya terdapat sistem bunga dan juga perusahaan
Wal-Mart dengan produk craft beer yang mengandung alkohol. Oleh karena
8
itu, jelas bahwa dari ketiga contoh anggota perusahaan Dow Jones Industrial
Average pada dasarnya menjual belikan produk yang didalamnya terdapat
unsur haram dan riba. Selain itu saham konvensional (Dow Jones Industrial
Average) mengandung unsur spekulasi. Adapun unsur spekulasi pada saham
konvesnional (Dow Jones Industrial Average) karena terpengaruh bunga yang
tinggi. Terbukti dari volatilitas dalam ekonometrika sangat volatile, jadi para
investor mengalami spekulasi (mengundi nasib) untuk indeks harga sahamnya.
Dalam pandangan Islam tentunya melarang adanya jual beli saham yang
mengandung unsur tersebut.
Sementara, dari sudut pandang hukum Islam, penerapan mekanisme
jual beli pada saham syariah FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah merupakan
suatu sistem jual beli yang berkesinambungan dan dilakukan dalam satu
majelis (bai’ al-musawamah). Dengan mekanisme tersebut, hak dari masing-
masing pihak yang terlibat didalamnya dapat dijaga pemenuhannya. Saham
syariah FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah yang bergerak dalam bidang
produksi oil and gas, chemicals, basic resources, construction and materials,
industrial goods and services, automobiles and parts, food and baverage,
personal and household goods, health care, retail, media, travel and leisure,
telecommunication, utilities, real estate, dan technology dengan penerapan
mekanisme yang tidak menerapkan unsur ribawi, maysir (judi) maupun barang
haram dalam prakteknya. Oleh karena itu, saham syariah FTSE Bursa Malaysia
EMAS Shariah cukup aman untuk para investor Islam menanamkan sahamnya.
9
4. PENUTUP
Dalam analisis volatilitas antara saham konvensioanl (Dow Jones Industrial
Average) dan saham syariah FTSE Bursa Malaysia Emas Shariah telah
dilakukan uji stasioner dalam metode ARCH/GARCH yang telah
menyimpulkan hasil bahwa volatilitas saham konvensioanl (Dow Jones
Industrial Average) 1,64223 dan saham syariah FTSE Bursa Malaysia Emas
Shariah 0,57717. Hasil tersebut telah memberikan kesimpulan bahwa dari
ekonometrika saham konvensioanl (Dow Jones Industrial Average) lebih
bergejolak di bandingkan saham syariah FTSE Bursa Malaysia Emas Shariah.
Dalam pandangan Islam juga membuktikan bahwa saham konvensioanl (Dow
Jones Industrial Average) memiliki unsur riba nasi’ah yang tentunya terdapat
prosentase bunga setelah pengembalian pokoknya, barang haram yang
diperdagangkan, dan adanya maysir (judi) dalam praktinya karena sistem
untung-untungan dalam penerapan harga dimasa mendatang. Pada saham
syariah FTSE Bursa Malaysia Emas Shariah menurut pandangan Islam telah
memenuhi syarat sesuai dengan prinsip Islam yang termasuk dari kriteria
saham yang diperbolehkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Nasution. 2003 Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara
top related