analisis lanna fix

4
Kemudian untuk pertanyaan selanjutnya adalah mengenai keterlibatan warga lereng selatan dalam berkoordinasi dan berkomunikasi dalam menentukan kebijakan, seperti pada lokasi hunian, dari 6 responden yang kami wawancarai. Hanya 3 responden yang member keterangan mengenai hal tersebut, yaitu Ibu Tukinem, Ibu Warjo Sumarto, dan Bapak Mitro. Menurut Ibu Tukinem pemerintah selalu mengkoordinasikan dengan warga termasuk mengenai lokasi hunian, Ibu Warjo juga mengatakan hal yang sama yakni pemerintah selalu mengkoordinasikan dengan warga termasuk mengenai lokasi hunian, dan Bapak Sumitro mengatakan pemerintah juga melibatkan warga dalam menentukan hunian tetap. Lokasinya berada di bawah golf, satu kompleks terdapat 301 rumah. Kebanyakan penduduknya berasal dari Kaliadem, Petung, Kepuh, Manggong, Pagerjurang. Dari ketiga jawaban responden, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah melibatkan warga dalam menentukan lokasi hunian. Sehingga dapat diketahui pula bahwa pemerintah dalam hal ini juga mempertimbangkan kenyamanan warga, karena seperti yang telah diketahui bahwa akibat erupsi telah menghanguskan rumah mereka, sehingga dengan kebijakan pemerintah dalam melibatkan warga mengenai lokasi hunian sangatlah tepat. Selanjutnya mengenai program-program dari pemerintah atau lembaga swasta untuk warga dalam mempersiapkan menghadapi keadaan Merapi di kemudian hari dan kebermanfaatannya. Setelah mewawancarai 6 responden, hanya 3 responden yang menjalskan mengenai hal tersebut. Menurut Ibu Asih, program-program yang

Upload: lanna-murpi-pertiwi

Post on 16-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

analisis

TRANSCRIPT

Kemudian untuk pertanyaan selanjutnya adalah mengenai keterlibatan warga lereng selatan dalam berkoordinasi dan berkomunikasi dalam menentukan kebijakan, seperti pada lokasi hunian, dari 6 responden yang kami wawancarai. Hanya 3 responden yang member keterangan mengenai hal tersebut, yaitu Ibu Tukinem, Ibu Warjo Sumarto, dan Bapak Mitro. Menurut Ibu Tukinem pemerintah selalu mengkoordinasikan dengan warga termasuk mengenai lokasi hunian, Ibu Warjo juga mengatakan hal yang sama yakni pemerintah selalu mengkoordinasikan dengan warga termasuk mengenai lokasi hunian, dan Bapak Sumitro mengatakan pemerintah juga melibatkan warga dalam menentukan hunian tetap. Lokasinya berada di bawah golf, satu kompleks terdapat 301 rumah. Kebanyakan penduduknya berasal dari Kaliadem, Petung, Kepuh, Manggong, Pagerjurang.Dari ketiga jawaban responden, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah melibatkan warga dalam menentukan lokasi hunian. Sehingga dapat diketahui pula bahwa pemerintah dalam hal ini juga mempertimbangkan kenyamanan warga, karena seperti yang telah diketahui bahwa akibat erupsi telah menghanguskan rumah mereka, sehingga dengan kebijakan pemerintah dalam melibatkan warga mengenai lokasi hunian sangatlah tepat.Selanjutnya mengenai program-program dari pemerintah atau lembaga swasta untuk warga dalam mempersiapkan menghadapi keadaan Merapi di kemudian hari dan kebermanfaatannya. Setelah mewawancarai 6 responden, hanya 3 responden yang menjalskan mengenai hal tersebut. Menurut Ibu Asih, program-program yang seperti itu ada yaitu stiap 3 bulan sekali pemerintah memberikan penyuluhan-penyuluhan mengenai bencana, kegiatannya seperti simulasi erupsi, namun Ibu Asih tidak menjelaskan mengenai kebermafaatan dari kegiatan tersebut, lalu menurut Bapak Dedi program yang sudah dilakukan pemerintah adalah penyuluhan dari kecamatan dan simulasi bencana, termasuk untuk pedagang. Dalam hal ini juga Ibu Asih kurang menjelaskan mengenai kebermanfaatan dari program tersebut. Lalu untuk jawaban responden yang terakhir yaitu menurut Ibu Warjo, program pemerintah ada pada setiap tahun, akan tetapi Ibu Warjo sering tidak mengikuti, yang mengikuti hanya anaknya saja.Dari ketiga jawaban tersebut, antara Ibu Asih, Bapak Dedi, dan Ibu Warjo memiliki penjelasan yang sedikit berbeda. Masing-masing menjawab jika ada program yang diadakan pemerintah, Ibu Asih mengatakan bahwa kegiatan itu seperti penyuluhan-penyuluhan mengenai bencana, lalu simulasi erupsi. Bapak Dedi juga mengatakan hal yang sama yaitu pemerintah mengadakan program penyuluhan dan simulasi bencana. Ibu Warjo juga mengatakan bahwa program tersebut diadakan setiap setahun sekali dan diadakan di rumah kepala dusun, namun Ibu Warjo sendiri tidak mengikutinya.Ketidaksamaan pernyataan antara Ibu Asih dan Ibu Warjo ini menurut kami dikarenakan factor usia. Karena Ibu Asih berusia 40 tahun dan Ibu Warjo berusia 66 tahun. Sehingga dalam memberi pernyataan beliau salah mengingat. Dan pernyataan beliau jika hanya anaknya saja yang mengikuti penyuluhan tersebut mengindikasi bahwa beliau kurang mengingat dalam kurun waktu apa program itu diadakan. Dan dari ketiga responden yang member pernyataan tidak ada yang menjelaskan atau mengungkapkan kebermanfaatan dari program penyuluhan dan simulasi hal tersebut, namun kami yakin warga akan semakin terbantu dan semakin siap akan situasi yang akan dihadapinya jika peristiwa itu terulang lagi.Kemudian, kami sangat setuju mengenai program yang diadakan pemerintah ini. Karena dengan kondisi rumah mereka yang berada pada daerah yang rawan bencana, kesiapan dalam menghadapi bencana sangat perlu digiatkan. Supaya warga tidak panik saat peristiwa seperti itu terjadi. Karena gunung bisa sewaktu-waktu meletus maka warga hasrus ekstra waspada mengenai hal itu. Selanjutnya adalah perrtanyaan mengenai kepemilikan warga soal ternak, dari 6 responden yang diwawancarai, hanya satu yang tidak menjelaskan mengenai ternaknya. Dan kelima responden sisanya ialah Ibu Asih mengatakan bahwa ia tidak memiliki ternak akan tetapi orangtuanya yang memiliki hewan ternak. Hewan yang dimiliki oleh orangtuanya itu adalah sapid an berjumlah satu ekor. Lalu Ibu Tukinem juga mengatakan bahwa sebelum erupsi Ibu Tukinem memiliki hewan ternak berupa sapi, kemudian saat erupsi hewan ternak semuanya tidak selamat dan setelah itu mendapat bantuan lagi dari pemerintah. Namun Ibu Tukinem tidak menjelaskan jumlah dari hewan ternak tersebut.Responden selanjutnya ialah Ibu Warjo, beliau mengatakan bahwa memiliki hewan ternak berupa sapi sejumlah dua ekor, kondisi lebih gemuk dan baik karena banyak rumput yang tumbuh subur dan banyak. Lalu Ibu Pujawiyana yang memiliki dua ekor sapi. Sapi yang pertama aialah bantuan dari pemerintah dan sapi yang pertama merupakan sapi yang dibelinya sendiri. kondisi sapi-sapi tersebut baik-baik saja karena sapi tersebut diberikan pasca erupsi. Sapi-sapi yang Ibu Pujawiyana miliki sebelum erupsi ada tiga dan semuanya dalam kondisi hamil akan tetapi mati semua karena erupsi.Dan yang terakhir ialah Bapak Mitro yang memiliki sapi sejumlah dua ekor dan dalam kondisi yang baik-baik saja karena merupakan sapi yang diberi oleh pemerintah. Sedangkan sapi miliknya sebelum erupsi berjumlah tiga ekor dan semuanya sudah dijual sebelum erupsi.Dari kelima jawaban responden, diketahui bahwa warga korban erupsi mendapatkan bantuan dari pemerintah hewan ternak yaitu berupa sapi. Namun ada beberapa juga yang sudah mulai membeli sendiri untuk beternak seperti sebelum erupsi. Menurut kami dengan diberikannya bantuan berupa sapi ini akan sangat berarti bagi warga lereng selatan merapi. Karena sapi tersebut bisa menjadi modal untuk beternak sapi seperti warga lereng selatan merapi kebanyakan lakukan. Atau juga sapi tersebut bisa menjadi investasi untuk warga yang sewaktu-waktu membutuhkan dana.