analisis pendapatan usahatani kangkung...

101

Upload: doliem

Post on 13-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG ORGANIKPETANI BINAAN AGRIBUSINESS DEVELOPMENT CENTER (ADC)

DI KABUPATEN BOGOR

SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian (SP)

Oleh:Nur Ikhsan Ramdhani Yusuf

109092000007

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2015

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG ORGANIKPETANI BINAAN AGRIBUSINESS DEVELOPMENT CENTER (ADC)

DI KABUPATEN BOGOR

Nur Ikhsan Ramdhani Yusuf109092000007

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2015

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa
Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANA PUN.

Jakarta, Mei 2015

Nur Ikhsan Ramdhani Yusuf

NIM. 109092000007

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

CURRICULUM VITAE

NUR IKHSAN RAMDHANI YUSUF

Data Diri

Nama : Nur Ikhsan Ramdhani YusufJenis Kelamin : Laki-lakiTempat/ Tanggal Lahir : Tangerang, 17 April 1989Status : Belum menikahAgama : IslamBerat Badan : 65 kgTinggi Badan : 170 cmAlamat : Griya Merpati Mas blok C34 No.8 RT/RW 08/09, Kelurahan

Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang- Banten 15133Handphone : 081297360144/ 085715611378Email : [email protected] : 3, 15

Pendidikan Formal

2009- 2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Jurusan Sosial EkonomiPertanian/ Agribisnis

2005- 2008 : SMK Angkasa 1 Tangerang2001- 2004 : SMP Negeri 1 Pasar Kamis Tangerang1995- 2001 : SD Negeri Doyong 1 Tangerang

Pengalaman Orgnanisasi

2010 : Staff Departemen Kerohanian, Olahraga dan Seni Badan EksekutifMahasiswa Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2011- 2013 : Ketua Legislatif Ikatan Senat Mahasiswa PertanianIndonesia (ISMPI)

2012 : Ketua Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Sains dan TeknologiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2012- 2013 : Kepala Divisi Kemahasiswaan Dewan Eksekutif MahasiswaFakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2013- 2014 : Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan TeknologiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

CURRICULUM VITAE

NUR IKHSAN RAMDHANI YUSUF

Pengalaman Kegiatan

2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat MahasiswaPertanian Indonesia (ISMPI) di UPN Veteran -Yogyakarta

2010 : Musyawarah Kerja Wilayah IX Ikatan Senat Mahasiswa PertanianIndonesia (ISMPI) di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten

2011 : Kemah Bhakti Tani Nasional Ikatan Senat Mahasiswa PertanianIndonesia (ISMPI) di Universitas Pekalongan - Jawa Tengah

2011 : Musyawarah Nasional IX Ikatan Senat Mahasiswa PertanianIndonesia (ISMPI) di Universitas Medan Area - Sumatera Utara

2012 : Pelatihan Kewirausahaan Kementerian Pemuda dan OlahragaRepublik Indonesia

2012 : Musyawarah Kerja Nasional Ikatan Senat Mahasiswa PertanianIndonesia (ISMPI) di Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta

2013 : Kemah Bhakti Tani Nasional Ikatan Senat Mahasiswa PertanianIndonesia (ISMPI) di Institut Pertanian Yogyakarta - Yogyakarta

2013 : Musyawarah Nasional Perhimpunan Organisasi Profesi MahasiswaSosial Ekonomi Pertanian Indonesia (POPMASEPI) di UniversitasMuhammadiyah Malang - Jawa Timur

2013 : Simposium Internasional Mahasiswa Pertanian Ikatan SenatMahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) di Universitas SultanAgeng Tirtayasa - Banten

2013 : Workshop Jurnalistik dan Kehumasan di UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta

2013 : Seminar Ecology, Sanitation, and Water Resources Management diDenpasar

2014 : Musyawarah Nasional X Ikatan Senat MahasiswaPertanian Indonesia (ISMPI) di Universitas Syah Kuala - Aceh

Pengalaman Kerja

2010 : Panitia Pusat Deklarasi Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia(PISPI)

2011 : Event Organization Sirih Besar Jakarta2012 : Praktek Kerja Lapang di PT. Japfa Comfeed Indonesia2013 : Surveyor Lembaga Survey Indonesia (LSI)2014 : Jokowi Advance Social Media Volunteer

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

RINGKASAN

Nur Ikhsan Ramdhani Yusuf. 109092000007. Analisis Pendapatan UsahataniKangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) diKabupaten Bogor. (Dibawah bimbingan Siti Rochaeni dan Junaidi)

Peranan usahatani bagi masyarakat pedesaan sangat penting untuk dikelolaoleh petani yang memiliki keterbatasan modal dan lahan antara lain subsektorhortikulutra. Subsektor hortikultura terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran,tanaman hias, dan tanaman obat. Salah satu produk hortikultura yang sangatprospektif dikembangkan adalah sayuran. Sayuran secara ekonomis memiliki nilaitambah dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatanpendapatan dan kesejahteraan apabila mampu dikelola dengan baik. Selain itu,sayuran termasuk bahan yang dibutuhkan oleh tubuh dan banyak dikonsumsi olehmasyarakat serta cukup potensial untuk dijadikan peluang usaha. Oleh sebab itu,adanya keberadaan Agribusiness Development Center (ADC) sebagai lembagayang membina petani sayuran, salah satunya kangkung organik mencobaberupaya untuk mengembangkan produk-produk hortikultura di antara kangkungorganik agar mampu memiliki harga jual tinggi, menjadi sarana pembelajaranteknis budidaya, sekaligus menjadi pusat pengembangan pasar, sehingga petanitidak selalu didikte oleh pasar dan mampu meningkatkan pendapatan, sekaligusmemberikan jawaban atas usahatani yang dilakukan petani layak atau tidak untukdilanjutkan.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis biaya usahatanikangkung organik petani binaan Agribusiness Development Center (ADC) diKabupaten Bogor, 2) Menganalisis pendapatan usahatani kangkung organikAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor, 3) Menganalisistingkat pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC) di Kabupaten Bogor dengan menggunakan R/CRatio, B/C Ratio, Break Event Point dan Payback Period.

Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara sengaja (purposive), dimana lokasi tersebut adalah Agribusiness Development Center (ADC) diKabupaten Bogor yang beralamat di desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakankuisioner dan wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan data sekunder meliputigambaran umum wilayah penelitian, data penduduk, jurnal, buku dan instansiterkait. Metode penentuan sampel dilakukan dengan cara sensus, artinya seluruhpetani responden binaan Agribusiness Development Center (ADC) sebanyak 16petani meliputi 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Ciampea, KecamatanCibungbulang, Kecamatan Dramaga dan Kecamatan Leuwiliang melaluiperhitungan menggunakan R/C Ratio, B/C Ratio, Break Event Point dan PaybackPeriod. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dan kalkukator.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Biaya usahatani kangkungorganik petani binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

Bogor sebesar Rp17.985.220,-/tahun dengan nilai rata-rata lahan seluas 575 M2.2) Pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC) di Kabupaten Bogor sebesar Rp45.801.580,-M2/tahun dengan nilai rata-rata lahan seluas 575 M2. 3) Analisis pendapatanusahatani sayuran kangkung organik petani binaan Agribusiness DevelopmentCenter (ADC) di Kabupaten Bogor dari hasil rasio penerimaan atas biaya (R/Crasio) sebesar 3,55 (layak), rasio keuntungan atas biaya (B/C Rasio) sebesar 2,55(layak), BEP produksi/volume mendapatkan nilai sebesar 2.569 Kg/tahun/M2,sedangkan BEP harga mendapatkan nilai Rp1.973,-/Kg/tahun/M2 dan paybackperiod (PP) sebesar 1,48.

Kata kunci: Pendapatan, Usahatani, Sayuran Kangkung Organik, AgribusinessDevelopment Center (ADC), Kabupaten Bogor.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Analisis Pendapatan Usahatani

Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) di

Kabupaten Bogor”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa

materil dan moral yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, bapak Mad Yusuf dan mama Nurhayati yang

tidak pernah letih memberikan kasih sayang, doa, nasihat, motivasi, saran

dan dorongan moril maupun materil. Sesungguhnya ananda tidak akan

pernah dapat membalas semua itu, semoga Allah S.W.T selalu

memberikan pahala, berkah, kasih sayang, ridho dan perlindungan kepada

bapak dan mama atas perjuangannya. Aamiin.

2. Kakak dan adik tersayang, Yusmiati dan Yunita yang turut memberikan

do’a, semangat dan keceriaan. Semoga Allah S.W.T selalu memberikan

karunia-Nya. Aamiin.

3. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

4. Ibu Dr. Elpawati. MP selaku Ketua Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian/ Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ir. Junaidi, M.Si

selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah membimbing, memberikan saran,

motivasi nasihat dan arahan sekaligus meluangkan waktu, tenaga dan

pemikiran dalam penyusunan skripsi kepada penulis.

6. Dr. Yon Girie Mulyono, M.Si selaku Dosen Penguji 1 dan Achmad Tjahja

Nugraha, MP selaku Dosen Penguji 2 dalam sidang munaqosah skripsi

yang telah memberikan saran, motivasi, nasihat dan arahan untuk

kesempurnaan skripsi kepada penulis.

7. Seluruh dosen pengajar Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/

Agribisnis yang tidak dapat disebutkan satu per satu tanpa mengurangi

rasa hormat atas segala ilmu dan pelajaran dalam perkuliahan maupun di

luar perkuliahan.

8. Bapak Tisna Prasetyo dan seluruh petani binaan Agribusiness

Development Center (ADC) untuk bimbingannya dan kebersamaannya.

9. Teman-teman Agribisnis 2009 atas kebersamaan, kekeluargaan dan

keceriaan yang telah kita ukir bersama semoga menjadi sejarah yang tidak

pernah dilupakan.

10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis atas proses yang

turut mengantarkan penulis ke dalam realita perjuangan dan kebersamaan

untuk bermanfaat.

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

11. Keluarga besar Dewan Eksekutif Mahasiswa yang telah hadir bersama

untuk membawa energi cemerlang, gemilang dan terbilang. Semoga apa

yang telah dilakukan bisa menjadi lentera untuk perjalan hidup kita.

Aamiin. Hidup Mahasiswa..!!!

12. Keluarga besar Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) dan

Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

Indonesia (POPMASEPI) atas segala pertanyaan dan jawaban untuk

pertanian Indonesia. Hidup Mahasiswa Pertanian Indonesia..!!!

13. Sahabat bermimpi untuk Ito Hadiansyah, Rino Mardani, Gita Ramadhan,

Prasetyo, Dian Friyana dan yang lain-lain yang tidak bisa penulis tuliskan

semuanya atas semua pelajaran kehidupan. Semoga tetap 5 cm semua

mimpi di depan kening kalian. Keep Fighting Bro.

14. Senior sekaligus kakak-kakak bagi penulis untuk bang Husnul, bang Ano,

bang Fadlik, bang Aang, kak Jeje, bang Angger, bang Heru, bang Tatag,

bang Lisan, bang Iki, bang Evan, Imay dan Hatem atas bimbingannya

mengarungi lika-liku perkuliahan dan organisasi.

15. Kawan-kawan perjuangan, satu tujuan, satu penanggungan dan satu

gagasan kepada Jazil, Ade, Jamal, Slamet, Endang, Rahman, Azzam,

Hariry, Latipeh, Benita, Zahid, Agung, Esa, Kudel, Koi, Dwina, Bella dan

semuanya yang telah mampu hadir di antara indahnya kehidupan penulis.

16. Salwati Syarifah, SP atas semua keputusannya untuk bersedia mengarungi

sebagian langkah penulis dalam melewati dinamika kehidupannya. Kisah

ini telah menjadi energi yang mudah-mudahan merengkuh semua mimpi. I

Love You.

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

17. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat penulis tuliskan

satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat. Terimakasih banyak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan

saran yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan penelitian ini.

Penulis berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semoga Allah S.W.T memberkahi kita semua. Aamiin Ya Robbal A’lamin.

Jakarta, Mei 2015

Penulis

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 7

1.3. Tujuan Penelitian 8

1.4. Manfaat Penelitian 8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Pendapatan 10

2.1.1. Pendapatan Usahatani 102.1.2. Analisis Pendapatan Usahatani 122.1.3. Biaya Produksi Usahatani 152.1.4. Harga Jual 162.1.5. Penerimaan Usahatani 18

2.2. Usahatani 18

2.3. Pertanian Organik 21

2.3.1. Pupuk 23

2.4. Hortikultura 24

2.5. Kangkung 26

2.5.1. Syarat Tumbuh Kangkung 262.5.2. Penanaman Kangkung 272.5.3. Manfaat Kangkung 272.3.4. Hama dan Penyakit 28

2.6. Kerangka Pemikiran 29

2.7. Penelitian Terdahulu 30

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

ii

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 33

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 33

3.2. Jenis Dan Sumber Data 33

3.3. Metode Pengambilan Sampel 34

3.4. Metode Pengumpulan Data 34

3.5. Metode Analisis Data 36

3.5.1. Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung Organik PetaniBinaan Agribusiness Development Center (ADC)

di Kabupaten Bogor 36

3.5.2. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) 37

3.5.3. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio) 38

3.5.4. Analisis Break Event Point (BEP) 38

3.5.5. Payback Period (PP) 39

3.6. Definisi Operasional 39

BAB IV. GAMBARAN UMUM 41

4.1. Agribusiness Development Center (ADC) 41

4.2. Lokasi Penelitian 43

4.2.1. Kecamatan Dramaga 444.2.2. Kecamatan Ciampea 444.2.3. Kecamatan Cibungbulang 454.2.4. Kecamatan Leuwiliang 45

4.3. Aktivitas Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten

Bogor 46

4.4. Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) 48

4.5. Karakteristik Responden Usahatani Kangkung Organik PetaniBinaan Agribusiness Development Center (ADC) 50

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 55

5.1. Hasil 55

5.1.1. Hasil Analisis Biaya Usahatani Kangkung OrganikBinaan Agribusiness Development Center (ADC)di Kabupaten Bogor 55

5.1.2. Hasil Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung OrganikBinaan Agribusiness Development Center (ADC)di Kabupaten Bogor 56

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

iii

5.1.3. Hasil Analisis Tingkat Pendapatan dengan MenggunakanR/C Rasio, B/C Rasio, Break Even Point (BEP)dan Payback Period (PP) Usahatani Kangkung OrganikBinaan Agribusiness Development Center (ADC)di Kabupaten Bogor 57

5.2. Pembahasan 59

5.2.1. Pembahasan Biaya Usahatani Kangkung Organik

Petani Binaan Agribusiness Development Center

(ADC) di Kabupaten Bogor 59

5.2.2. Pembahasan Pendapatan Usahatani Kangkung Organik

Petani Binaan Agribusiness Development Center

(ADC) di Kabupaten Bogor 63

5.1.3. Pembahasan Analisis Tingkat Pendapatan denganMenggunakan R/C Rasio, B/C Rasio, Break EvenPoint (BEP) dan Payback Period (PP) UsahataniKangkung Organik Binaan Agribusiness DevelopmentCenter (ADC) di Kabupaten Bogor 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 69

6.1 Kesimpulan 69

6.2 Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 71

LAMPIRAN 76

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Produksi Tanaman Sayuran Kangkung di Indonesia dan Jawa BaratTahun 2009-2013 5

2. Kandungan Gizi dalam Tiap gram Kangkung 28

3. Sebaran Responden Menurut Umur dan Tingkat PendidikanUsahatani Kangkung Organik Petani Binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC) di Kabupaten Bogor 50

4. Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden UsahataniKangkung Organik Petani Binaan Agribusiness DevelopmentCenter (ADC) di Kabupaten Bogor 52

5. Sebaran Responden Menurut Status dan Pengalaman UsahataniKangkung Organik Petani Binaan Agribusiness DevelopmentCenter (ADC) di Kabupaten Bogor 53

6. Sebaran Responden Menurut Luas Lahan Usahatani KangkungOrganik Petani Binaan Agribusiness DevelopmentCenter (ADC) di Kabupaten Bogor 54

7. Rata-rata Biaya Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di KabupatenBogor dengan Luas Lahan 575 M2/tahun 56

8. Rata-rata Produksi, Biaya Total, Harga Jual, Penerimaan danPendapatan Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di KabupatenBogor dengan Luas Lahan 575 M2/tahun 57

9. Hasil Analisis Tingkat Pendapatan dengan Menggunakan R/C Rasio,B/C Rasio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP)Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC) dengan Luas Lahan 575 M2/tahun 57

10. Hasil Analisis Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogordengan rata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun 58

11. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) yangDiperoleh Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

v

dengan rata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun 64

12. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio) yangDiperoleh Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogordengan rata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun 65

13. BEP Produksi yang Diperoleh Usahatani Kangkung OrganikPetani Binaan Agribusiness Development Center (ADC)di Kabupaten Bogor dengan rata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun 66

14. BEP Harga yang Diperoleh Usahatani Kangkung OrganikPetani Binaan Agribusiness Development Center (ADC)di Kabupaten Bogor dengan rata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun 67

15. Analisis Payback Period (PP) Usahatani Kangkung OrganikPetani Binaan Agribusiness Development Center (ADC)di Kabupaten Bogor dengan rata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun 68

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pemikiran 29

2. Agribusiness Development Center (ADC) 41

3. Peta Kabupaten Bogor 43

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuisioner 33

2. Lokasi Agribusiness Development Center (ADC) 42

3. Responden Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor 50

4. Biaya Responden Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di KabupatenBogor per Musim Tanam dengan Luas Lahan 575 M2 55

5. Pajak Lahan Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor 59

6. Rata-rata Total Benih dan Pupuk Usahatani Kangkung OrganikPetani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) diKabupaten Bogor dengan Luas Lahan 575 M2 60

7. Penyusutan Alat dan Mesin Produksi Usahatani Kangkung OrganikPetani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) diKabupaten Bogor 62

8. Rata-rata Penerimaan Usahatani Kangkung OrganikPetani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) diKabupaten Bogor dengan Luas Lahan 575 M2 63

9. Biaya Investasi Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor 68

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian memegang peranan penting dalam ekonomi Indonesia.

Secara konvensional, peran tersebut terkait fungsi menjaga gawang ketahan

pangan (food security), penyerap tenaga kerja, penghasil devisa, penyedia bahan

baku industri, dan penjaga kelestarian lingkungan. Meskipun industri dalam

jangka panjang akan menjadi engine of growth, tetapi besarnya jumlah penduduk

yang hidup di sektor semi tradisional membuat pertanian sebagai medan juang

yang tak akan pernah berakhir. Transformasi struktural dari ekonomi berbasis

pertanian dan sumber daya alam (resource based) ke arah urban-industrial

tampaknya masih akan tergantung pada tingkat kesiapan sektor pertanian. Dengan

kata lain, kegagalan meletakan landasan di sektor pertanian dapat membuka

peluang tidak mulusnya tahapan ekonomi babak berikutnya (Hanafie, 2010).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor

pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya.

Artinya, sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor

pertanian. Di mana, penggunaan lahan di wilayah Indonesia sebagian besar

diperuntukkan sebagai lahan pertanian (Husodo, 2004, dalam Pohan, 2008).

Penggunaan lahan dan jumlah sumber daya yang mempuni sementara belum

mampu merubah keterbelakangan sektor pertanian bagi pelaku usahanya.

Banyak orang yang tidak sadar bahwa petani pada hakekatnya menjalankan

sebuah perusahaan, karena tujuan petani bersifat ekonomis: memproduksi hasil-

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

2

hasil, apakah untuk dijual ataupun digunakan oleh keluarganya sendiri.

Memang tidak sedikit orang beranggapan bahwa “bertani itu bukanlah merupakan

perusahaan, melainkan suatu cara hidup” (farming is not business; its way of life)

(Mosher, 1991).

Salah satu masalah yang dihadapi oleh para petani di negara-negara yang

sedang berkembang adalah usahatani mereka semakin tergantung pada teknologi

pertanian modern yang tidak ramah lingkungan. Teknologi pertanian modern

memang telah mampu menaikan produksi, akan tetapi kenaikan produksi tersebut

membuka masalah baru, yakni rentannya sektor pertanian terhadap penyakit

tanaman, yang seringkali telah kebal terhadap obat-obatan pemberantas hama,

sehingga kelanjutan usahatani terancam. Di samping itu, terdapat masalah lain

yang sangat perlu diperhatikan, dalam kaitannya dengan ketergantungan petani

pada teknologi pertanian kimiawi, yakni kemungkinan tidak lakunya produk-

produk pertanian kita baik di pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini

disebabkan oleh semakin tingginya kesadaran akan kesehatan makanan

(Soetrisno, 2002).

Kebutuhan suatu langkah untuk permasalahan tersebut dapat diatasi

melalui sistem pertanian berkelanjutan dalam suatu cara dengan pertanian

organik. Pertanian organik didefinisikan sebagai sistem produksi pertanian yang

terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem

secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas

dan berkelanjutan. Pertanian organik dalam pengelolaannya tidak menggunakan

pupuk dan pestisida terbuat dari bahan kimia, melainkan dengan menggunakan

bahan organik. Pupuk organik dapat dibuat sendiri oleh petani dengan biaya

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

3

rendah. Begitu pula dengan sarana produksi organik lainnya (Widodo, 2004

dalam Poetryani, 2011).

Modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya

menjadi salah satu acuan bagi seluruh petani dalam kegiatan usahataninya yang

disebutkan pada prinsip ekonomi dasar. Oleh sebab itu, penyelenggaraan

usahatani selalu berusaha agar hasil panennya berlimpah dengan pembiayaan yang

rendah. Kebahagiaan akan menyelimuti mereka manakala panenan tersebut cukup

besar sehingga selain untuk memberi makan seluruh keluarganya, masih ada sisa

untuk dijual ke pasar dan hasil penjualannya dapat dipakai untuk membeli

kebutuhan lain non-pangan, seperti pakaian, alat-alat rumah tangga, alat-alat

pertanian, dan lain-lain yang pada intinya hasil tersebut dapat ditingkatkan agar

kehidupan seluruh keluarganya menjadi lebih baik (Hanafie, 2010).

Perilaku tersebut menjelaskan bahwa petani pun mengadakan perhitungan-

perhitungan ekonomi dan keuangan, hanya saja tidak tertulis.

Pilihan menggunakan faktor produksi yang tidak sebagaimana biasanya selalu

akan diperhitungkan untung-ruginya. Penjelasan dalam Ilmu Ekonomi,

secara tidak langsung petani membandingkan antara hasil yang diharapkan akan

diterima pada waktu panen (penerimaan atau revenue) dengan seluruh biaya yang

harus dikeluarkan (pengorbanan atau cost). Hasil yang akan diperoleh petani pada

saat panen disebut “produksi” dan biaya yang telah dikeluarkannya disebut “biaya

produksi” (Hanafie, 2010). Artinya, bagaimana pun suatu sistem yang dibangun

dalam metode usahatani yang dilakukan para petani sangat membutuhkan

keuntungan sebagai bahan bakar berlangsungnya usahatani. Selain itu, petani juga

memperhitungkan biaya tunai untuk peralatan, bahan yang digunakan, dana-dana

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

4

untuk menghadapi berbagai resiko gagal panen, kemungkinan jatuhnya harga

pasar pada waktu panen dan ketidakpastian tentang efektifnya metode-metode

baru yang sedang dipertimbangkan. Petani mungkin juga memperhitungkan

ketidak senangan keluarga, teman atau tetangganya terhadap penyimpangan dari

pola bercocok tanam yang sudah lazim atau dari tradisi masyarakat mengenai apa

yang “pantas” dan ”tidak pantas” dilakukannya (Mosher, 1991).

Melihat pentingnya usahatani bagi masyarakat pedesaan maka sektor

pertanian yang sangat memungkinkan untuk dikelola oleh petani yang memiliki

keterbatasan modal adalah subsektor hortikulutra. Idani, (2012) menyebutkan

bahwa pertanian terdiri dari beberapa subsektor, yaitu subsektor pangan,

hortikultura, dan perkebunan. Salah satu subsektor yang memiliki peranan yang

cukup penting adalah subsektor hortikultura. Subsektor hortikultura tersebut

terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat.

Salah satu produk hortikultura yang sangat prospektif dikembangkan adalah

sayuran. Sayuran secara ekonomis memiliki nilai tambah dan memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

apabila mampu dikelola dengan baik. Selain itu, sayuran termasuk bahan yang

dibutuhkan oleh tubuh dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat serta cukup

potensial untuk dijadikan peluang usaha. Berdasarkan data 2009 sampai 2013

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 presentase rata-rata pengeluaran perkapita

sebulan menurut kelompok barang di kota dan desa secara keseluruhan dalam 5

tahun terakhir terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Data menunjukan pada

tahun 2009 sejumlah 3,91% dan pada 2010 sejumlah 3,84%, dari data tersebut

mengalami penurunan. Sementara tahun 2011 sejumlah 4,31% meningkat kembali

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

5

dan tidak bertahan lama kemudian tahun 2012 sejumlah 3,78% mengalami

penurunan kembali. Sementara pada tahun 2013 pengeluaran masyarakat pada

sayuran terjadi peningkatan sebesar 4,43%. Artinya, kebutuhan sayuran bagi

kalangan masyarakat kota dan desa memiliki jumlah yang cukup besar. Tantangan

yang besar juga dimiliki oleh petani dalam memenuhi kebutuhan pasar tersebut.

Faktanya, di sisi lain perkembangan produksi kangkung di Indonesia

dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terjadi penurunan. Begitupun dengan Jawa

Barat yang merupakan salah satu wilayah penghasil kangkung terbesar di

Indonesia. Ancaman penurunan produksi kangkung akan terus menurun dari

waktu ke waktu apabila masalah-masalah sektor pertanian tidak mampu teratasi

oleh pemerintah pusat ataupun daerah. Tabel 1, menjelaskan produksi tanaman

kangkung mulai tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 di Jawa Barat dan

Indonesia.

Tabel 1. Produksi Tanaman Kangkung di Indonesia dan Jawa Barat Tahun 2009-2013

WilayahProduksi Tanaman Kangkung (Ton)

2009 2010 2011 2012 2013Jawa Barat 90.528 74.428 86.949 68.592 65.419Indonesia 360.547 350.879 355.466 320.144 308.477

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014 (diolah)

Berdasarkan Tabel 1, wilayah Jawa Barat mengalami penurunan produksi

tanaman kangkung pada tahun 2010 dan mampu mengalami peningkatan di tahun

berikutnya. Peningkatan yang terjadi tidak bertahan lama karena pada tahun 2012

hingga 2013 angka produksi tanaman kangkung menurun. Keadaan wilayah Jawa

Barat juga berdampak pada produksi di Indonesia dalam kenaikan dan penurunan

produksi tanaman kangkung di waktu yang bersamaan. Penyebab prospek bisnis

di sektor hortikultura khususnya tanaman kangkung di kalangan petani kurang

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

6

optimal antara lain adalah penurunan jumlah lahan, jaminan harga dan ketersedian

pasar sehingga mengurangi minat petani dalam mengelola lahan.

Potensi sayur di Kabupaten Bogor cukup menjanjikan untuk memproduksi

komoditas seperti bayam dan kangkung. Kabupaten Bogor merupakan salah satu

wilayah yang menjadi sentra produksi kangkung menurut data Badan Pusat

Statistik tahun 2008 sampai dengan 2012 sebesar 103.571 ton. Pengaruh iklim

yang baik telah menjadikan Kabupaten Bogor sebagai penghasil kangkung

terbanyak di antara wilayah lainnya di Jawa Barat. Kangkung sangat mudah

ditanami dan memiliki kandungan gizi yang cukup baik sehingga menjadi

primadona bagi kalangan masyarakat pada umumnya. Menurut Rukmana, (1994),

kelebihan dari kangkung adalah tanaman ini memiliki daya penyesuaian

(adaptasi) yang luas terhadap berbagai keadaan lingkungan tumbuh, mudah dalam

pemeliharaannya dan modal terjangkau dalam penyediaan biaya usahataninya. Di

samping itu, hasil panen kangkung dapat dilakukan secara rutin (periodik) setiap

19-25 hari sekali, sehingga dengan pemasukan uang dari hasil panen yang kontinu

ini dapat memperkuat posisi petani memenuhi finansialnya sehari-hari.

Peluang pemasaran kangkung semakin luas karena tidak hanya dijual

dipasar-pasar lokal di daerah, tetapi juga telah banyak dipesan oleh pasar-pasar

elit di kota-kota besar seperti pasar Swalayan, Hero, Carefour, Hypermart atau

Kem Chick. Pada keadaan pasar tradisional, harga tiap ikat kangkung (150-250

gram) berkisar antara Rp1.000,- hingga Rp1.500,-, dan paling rendah Rp500,-.

Khusus harga kangkung yang kualitasnya prima di pasar-pasar swalayan seperti

Hero, Gelael dan Kem Chick dapat mencapai antara Rp2.000,- hingga Rp3.000,-

atau lebih per ikat. Harga tersebut merupakan harga yang dimiliki oleh komoditi

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

7

kangkung yang menggunakan cara tanam tanpa bahan kimia (organik). Sedangkan

harga kangkung di pasar tradisional yang menggunakan bahan kimia (anorganik)

berkisar antara Rp500,- hingga Rp1.000,- per ikat (150-250 gram).

Dilema para petani dalam mengembangkan sayuran organik yang

memiliki daya tarik tersendiri masih memerlukan suatu lembaga yang mampu

memasarkan hasilnya, hal ini karena para petani belum mampu bermitra dengan

retail modern. Suatu hal yang sangat rugi bagi para petani jikalau produk sayuran

organik tersebut sama harganya dengan sayuran non-organik. Oleh sebab itu,

adanya keberadaan Agribusiness Development Center (ADC) sebagai lembaga

yang membina petani sayuran, salah satunya kangkung organik berupaya untuk

mengembangkan produk-produk hortikultura seperti kangkung organik antara lain

agar mampu memiliki harga jual tinggi, menjadi sarana pembelajaran teknis

budidaya, sekaligus menjadi pusat pengembangan pasar, sehingga petani binaan

tidak selalu di dikte oleh pasar dan mampu meningkatkan pendapatan usahatani

binaannya. Berdasarakan masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan

judul “Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan

Agribusiness Development Center (ADC) Di Kabupaten Bogor”.

1.2. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan yang diuraikan di atas, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam peneliian ini adalah :

1. Berapa biaya usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness

Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor?

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

8

2. Berapa pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor?

3. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor dengan

menggunakan R/C Rasio, B/C Rasio, Break Even Point (BEP) dan

Payback Period (PP)?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka secara

umum penelitian ini bertujuan :

1. Untuk menganalisis biaya usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor.

2. Untuk menganalsis pendapatan usahatani kangkung organik Agribusiness

Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor.

3. Untuk menganalisis tingkat pendapatan usahatani kangkung organik petani

binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

dengan menggunakan R/C Rasio, B/C Rasio, Break Even Point (BEP) dan

Payback Period (PP).

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi dan pertimbangan petani dalam berusahatani

kangkung organik.

2. Sebagai bahan referensi dan penelitian lebih lanjut bagi penyusun lain

yang mengambil masalah yang sama.

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

9

3. Sebagai informasi untuk Agribusiness Development Center (ADC) dalam

upaya meningkatkan taraf hidup petani.

4. Sebagai informasi serta masukan dalam menyusun strategi dan kebijakan

pertanian bagi Dinas Pertanian Kabupaten Bogor sehingga dapat

meningkatkan tingkat pendapatan petani.

5. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam melakukan penulisan

ilmiah dan penelitian.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan hanya pada wilayah Kecamatan Ciampea,

Kecamatan Cibungbulang, Kecamatan Dramaga dan Kecamatan

Leuwiliang di Kabupaten Bogor.

2. Objek yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendapatan usahatani

kangkung organik petani binaan Agribusiness Development Center (ADC)

di Kabupaten Bogor.

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan

Menurut Fuad, dkk (2000) menyebutkan bahwa pendapatan adalah

peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari

penyerahan barang atau jasa aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode.

Menurut Fess, (2005) menyebutkan bahwa pendapatan adalah kenaikan ekuitas

pemilik sebagai hasil dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan.

Menurut Niswonger (1992) pendapatan dari penjualan adalah seluruh total

tagihan kepada pelanggan atas barang yang dijual, baik secara tunai maupun

kredit. Pendapatan yaitu pertambahan harta di luar tambahan investasi yang

mengakibatkan modal bertambah. Pendapatan usaha merupakan pendapatan yang

diperoleh dari hasil usaha pokok perusahaan, sedangkan pendapatan di luar usaha

yaitu pendapatan yang diperoleh dari bukan usaha pokok perusahaan.

2.1.1. Pendapatan Usahatani

Menurut Suratiyah (2009) menyebutkan bahwa pendapatan usahatani

adalah pendekatan nominal tanpa memperhitungkan nilai uang menurut waktu

(time value money) tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat

langsung dihitung jumlah pengeluaran dan jumlah peneriman dalam suatu periode

proses produksi. Perhitungan biaya dan pendapatan dalam suatu usahatani dapat

dilakukan melalui pendekatan (nominal approach). Menurut Soekartawi (2003)

total pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

11

dalam suatu proses produksi. Sedangkan total penerimaan diperoleh dari produksi

fisik dikalikan dengan harga produksi.

Menurut Hernanto (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

usahatani meliputi luas usaha di mana ukuran-ukuran untuk usaha yang penting

adalah pendapatan total usahatani yang menunjukan volume usaha dan

menunjukan ukuran ekonomi usahatani. Tingkat produksi di mana ukuran tingkat

produksi dapat berupa produktivitas per hektar dan indeks pertanaman.

Pilihan dan kombinasi cabang usaha dan intensitas pengusahaan pertanaman yang

ditunjukan oleh jumlah tenaga kerja dan total biaya usahatani.

Menurut Soekartawi (1994) dalam proses produksi pertanian, luas lahan

pertanian, tenaga kerja, produksi dan sarana produksi berperan dalam

mempengaruhi tingkat pendapatan. Adapun faktor-faktor sosial ekonomi lainnya

seperti tingkat pendidikan, umur, jumlah tanggungan dan pengalaman bertani

berperan dalam mempengaruhi tingkat pendapatan petani. Sedangkan menurut

Suratiyah (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani meliputi

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari segi umur,

pendidikan dan modal. Faktor eksternal terdiri dari segi faktor produksi (input)

dan segi produksi (output). Rumus pendapatan adalah sebagai berikut:

π = TR – TC

Dimana :

π = Pendapatan

TR = Penerimaan

TC = Biaya total produksi

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

12

2.1.2. Analisis Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (2003) untuk menganalisis pendapatan usaha

diperlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan permintaan dan pengeluaran

selama jangka waktu yang ditetapkan. Sedangkan menurut Soeharjo dan Patong

(1973) analisis pendapatan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

pendapatan yang sesungguhnya diperoleh pengusaha dan untuk membantu

perbaikan pengelolaan usaha.

1. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio)

Menurut Harmoko dan Andoko (2005, dalam Marissa, 2010)

menyebutkan bahwa rasio penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah

yang dikeluarkan dalam produksi usaha. Dengan kata lain, analisis rasio atas

biaya produksi dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relative

kegiatan usaha. Artinya, dari angka rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat

diketahui apakah usaha tersebut menguntungkan atau tidak. Tingkat pendapatan

dapat diukur menggunakan analisis penerimaan dan biaya (R/C ratio analysis)

yang didasarkan pada perhitungan finansial. Analisis ini menunjukan besar

penerimaan usaha yang diperoleh pengusaha untuk setiap rupiah biaya yang

dikeluarkan untuk kegiatan usaha. Usaha patut dikatakan layak, jika R/C ratio

bernilai lebih besar dari (R/C > 1). Rumus Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya

(R/C Rasio) secara sistematis seperti berikut:

/ = Total penerimaan penjualanTotal biaya produksi

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

13

2.` Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)

Menurut Soeharto (1997, dalam Nasihah, 2014) B/C rasio merupakan

metode yang dilakukan untuk melihat beberapa manfaat yang diterima oleh

proyek untuk satu satuan mata uang (dalam hal ini rupiah) yang dikeluarkan. B/C

rasio adalah suatu rasio yang membandingkan antara benefit atau pendapatan dari

suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkan.

Menurut Rahardi dan Hartono (1997, dalam Nasihah, 2014), analisis B/C

ratio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan atau pendapatan yang

diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan

memberikan manfaat apabila nilai B/C lebih besar dari nol (0), semakin besar

nilai B/C maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha

tersebut. Rumus B/C rasio secara sistematis sebagai berikut:

/ = Total keuntunganTotal biaya3. Break Even Point (BEP)

Kuswadi (2006, dalam Nasihah, 2014) menyatakan bahwa break even

tidak lain adalah kembali pokok, pulang pokok, impas, yang maksudnya adalah

tidak untung dan tidak rugi. Titik pulang pokok atau Break Even Point (BEP) atau

titik impas adalah suatu titik atau kondisi saat tingkat volume penjualan (produksi)

tertentu dengan harga penjualan tertentu, perusahaan tidak mengalami laba atau

rugi atau impas. Dengan kata lain, kembali pokok artinya seluruh penghasilan

sama besar dengan seluruh biaya yang telah dikeluarkan.

Menurut Wiryanta (2002, dalam Marissa, 2010), BEP (Break Even Point)

merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP diketahui pada tingkat produksi dan

harga berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

14

kerugian. Ada dua jenis perhitungan BEP, yaitu BEP volume produksi dan BEP

harga. Rumus BEP volume/produksi dan BEP harga secara sistematis sebagai

berikut:

/ ( ) = Total biayaHarga jual= Total biayaTotal produksi

4. Payback Periode (PP)

Menurut Sofyan (2002, dalam Nasihah, 2014), payback periode adalah

masa pengembalian modal, artinya lama periode waktu untuk mengembalikan

modal investasi. Cepat atau lambatnya sangat tergantung pada sifat aliran kas

masuknya, jika aliran kas masuknya besar atau lancer maka proses pengembalian

modal akan lebih cepat dengan amunisi modal yang digunakan tetap atau tidak

ada penambahan modal selama umur proyek.

Menurut Choliq dkk (2004, dalam Nasihah, 2014) period dapat diartikan

sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui

keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan. Semakin

cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk diusahakan resiko yang mungkin

terjadi. Akan tetapi, payback period ini telah mengabaikan nilai uang pada saat

sekarang ini (present value). Kelemahan-kelemahan lain dari payback period ini

sebagai berikut: (1) Payback period digunakan untuk mengukur kecepatan

kembalinya dana dan tidak mengukur keuntungan proyek pembangunan yang

telah direncanakan, (2) Payback period mengabaikan benefit yang diperoleh

sesudah dana investasi itu kembali. Rumus Payback period secara sistematis

sebagai berikut:

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

15

= x 1 Tahun

2.1.3. Biaya Produksi Usahatani

Fuad, dkk (2000) mendefinisikan tentang biaya bahwa biaya adalah satuan

nilai yang dikorbankan dalam suatu proses produksi untuk mencapai suatu hasil

produksi. Beban arus barang dan jasa yang dibebankan kepada pendapatan

(benefit) untuk menentukan laba (income), atau harga perolehan yang dikorbankan

dalam rangka memperoleh penghasilan dan dipakai sebagai pengurang

penghasilan yang disebut beban (expense), sedangkan nilai uang dari alat-alat

produksi yang dikorbankan disebut harga pokok.

Menurut Mulyadi (2000, dalam Nasihah, 2014) biaya produksi adalah

biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang

siap untuk dijual. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2004, dalam Nasihah

2014) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan

pembuatan barang dan penyediaan jasa.

Menurut Mubyarto (1898, dalam Nasihah, 2014) biaya produksi dapat

dibagi menjadi dua yaitu biaya-biaya berupa uang tunai misalnya upah kerja

untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah, termasuk upah ternak, biaya untuk

membeli pupuk, pestisida dan lain-lain. Biaya panen, bagi hasil, sumbangan dan

mungkin juga pajak-pajak dibayarkan dalam bentuk in-natura. Besar kecilnya

bagian biaya produksi yang berupa uang tunai ini sangat mempengaruhi

pengembangan usahatani.

Menurut Blocher (2007) biaya variabel (variable cost) adalah perubahan

pada biaya total yang dihubungkan dengan tiap perubahan pada jumlah (volume)

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

16

output. Contoh yang lazim dari biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung. Sebaliknya, biaya tetap (fixed cost) adalah bagian dari

biaya total yang tidak berubah meskipun jumlah penggerak biaya berubah dalam

rentan yang relevan. Penentuan apakah suatu biaya merupakan biaya variabel

tergantung pada sifat dari objek biaya. Dalam perusahaan manufaktur, objek biaya

biasanya berupa produk. Tetapi dalam perusahaan jasa, objek biaya sering kali

sulit untuk didefinisikan karena jasa bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

Kadang-kadang, dikatakan bahwa semua biaya adalah variabel pada jangka waktu

tertentu semua dapat berubah. Meski biaya tetap berubah dengan berubahnya

waktu (contoh biaya sewa mungkin meningkat dari tahun ke tahun) tetapi, hal

tersebut tidak berarti bahwa biaya ini merupakan biaya variabel. Biaya variabel

adalah biaya dimana biaya total berubah seiring dengan perubahan jumlah output.

Biaya tetap dihubungkan dengan suatu periode waktu dan bukan jumlah output,

dan diasumsikan bahwa biaya tetap tidak akan berubah selama periode waktu

yang pada umumnya 1 tahun. Rumus biaya produksi adalah sebagai berikut:

TC = FC + VC

Dimana :

TC = Total cost/biaya total

FC = Fix cost/biaya tetap

VC = Variable cost/biaya variabel

2.1.4. Harga Jual

Menurut Kotler (1998, dalam Nasihah, 2014) harga jual dalam arti sempit

merupakan jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Dalam arti

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

17

luas, harga jual adalah jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk

manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa.

Titik berat dari proses penetapan harga adalah harga pada berbagai pasar.

Untuk ini, harga suatu barang mungkin merupakan struktur yang kompleks dari

pada syarat-syarat penjualan yang saling berhubungan. Setiap perubahan dari

struktur tersebut merupakan keputusan harga dan akan mengubah pendapatan

yang diperoleh. Peranan perusahaan dalam proses penetapan harga jual barangnya

sangat berbeda-beda, tergantung pada bentuk pasar yang dihadapinya. Menurut

Fuad, dkk (2000) ada tiga bentuk penetapan harga jual, yakni: (1) Penetapan harga

jual oleh pasar (market pricing). Dalam bentuk penetapan harga jual ini, penjual

tidak dapat mengontrol sama sekali harga yang dilempar di pasaran. Harga di sini

betul-betul ditetapkan oleh mekanisme penawaran dan permintaan. Dalam

keadaan seperti ini, penjual tidak bisa menetapkan harga jual, (2) Penetapan harga

jual oleh pemerintah (Government Controlled Pricing). Dalam beberapa hal,

pemerintah berwenang untuk menetapkan harga barang atau jasa, terutama untuk

barang atau jasa yang menyangkut kepentingan umum. Perusahaan atau penjualan

yang bergerak dalam eksploitasi barang atau jasa terdebut di atas tidak dapat

menetapkan harga jual barang atau jasa, (3) Penetapan harga jual yang dapat

dikontrol oleh perusahaan (Administered or Business controlled pricing). Pada

situasi ini, harga ditetapkan sendiri oleh perusahaan. Penjual menetapkan harga

dan pembeli boleh memilih “membeli atau tidak”. Harga ditetapkan oleh

keputusan dan kebijaksanaan yang terdapat dalam perusahaan, walaupun faktor-

faktor mekanisme penawaran dan permintaan, serta peraturan-peraturan

pemerintah tetap diperhatikan. Sampai seberapa jauh perusahaan dapat

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

18

menetapkan harga, tergantung pada tingkat diferensiasi produk, besar perusahaan

dan persaingan.

2.1.5. Penerimaan Usahatani

Menurut Soekartawi (1995, dalam Nasihah, 2014) penerimaan usahatani

adalah perkalian antara produksi dengan harga jual. Biaya usahatani adalah semua

pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani

adalah selisih antara penerimaan dengan pengeluaran usahatani.

Menurut Hadisapoetro (1973, dalam Amalia, 2013) penerimaan adalah jumlah

produksi dikalikan harga per satuan. Produksi adalah setiap usaha atau kegiatan

manusia untuk menghasilkan atau menambah daya guna sesuatu benda atau jasa

bagi pemenuhan kebutuhan manusia (Sukwiaty, dkk, 2005). Rumus Penerimaan

adalah sebagai berikut:

Y = Qy . Py

Dimana :

Y = Penerimaan

Qy = Jumlah produk

Py = Harga jual produk

2.2. Usahatani

Hernanto (1995) menjelaskan bahwa usahatani sebagai organisasi-

organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di

lapangan pertanian. Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja

diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial,

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

19

baik yang terikat genologis, politis maupun territorial sebagai pengelolanya.

Istilah usahatani dituliskan dalam satu kata bukan dalam dua kata Usaha Tani.

Kata usahatani dipakai dan diusulkan untuk pengganti (bukan lawan dari) kata

“farm” (Inggris) atau bandbouw bedrijf (Belanda). Menurut Hernanto (1995) ada

empat unsur pokok dalam usahatani atau dikenal dengan faktor-faktor produksi

dalam usahatani, yaitu:

1. Lahan

Lahan merupakan faktor produksi yang mewakili unsur alam dan lahan

merupakan faktor yang relatif langka dibanding dengan faktor produksi lain serta

distribusi penguasaannya tidak merata di masyarakat. Lahan usahatani dapat

berupa pekarangan, sawah, tegalan dan sebagainya. Lahan memiliki beberapa

sifat, yaitu luasnya relatif atau dianggap tetap, tidak dapat dipindah-pindahkan dan

dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Lahan usahatani dapat diperoleh

dengan membeli, menyewa, pemberian negara dan wakaf. Ukuran lahan pertanian

sering dinyatakan dengan hektar.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja menjadi pelaku usahatani diperlukan dalam menyelesaikan

berbagai macam kegiatan produksi. Tenaga kerja dalam usahatani dibedakan ke

dalam tiga jenis yaitu, tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak, dan tenaga kerja

mekanik. Tenaga kerja manusia dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan

anak-anak yang dipengaruhi umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat

kesehatan dan kondisi lainnya. Oleh karena itu, dalam praktiknya, digunakan

satuan ukuran yang umum untuk mengatur tenaga kerja yaitu jumlah jam dan hari

kerja total. Besar kecilnya upah tenaga kerja dapat ditentukan oleh mekanisme

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

20

pasar, jenis kelamin, kualitas dan umur. Tenaga kerja ternak digunakan untuk

pengolahan tanah. Begitu pula dengan tenaga kerja mekanik yang digunakan

untuk pengolahan lahan, penanaman, pengendalian hama dan pemanenan.

3. Modal

Modal adalah faktor produksi dalam usahatani setelah lahan dan tenaga

kerja. Modal merupakan barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor

produksi lain dan tenaga kerja serta manajemen menghasilkan barang-barang baru

yaitu produk pertanian. Penggunaan modal untuk membantu meningkatkan

produktivitas baik lahan maupun tenaga kerja guna meningkatkan pendapatan dan

kekayaan petani. Modal dalam suatu usahatani untuk membeli sarana produksi

serta pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Sumber modal

diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit (kredit formal, non-formal dan

lain-lain), warisan, usaha lain atau kontrak sewa.

4. Pengelolaan usahatani

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani untuk menentukan,

mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi dengan sebaik-

baiknya sehingga mampu memberikan produksi pertanian sedemikian rupa

sebagaimana yang diharapkan. Untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil,

maka pemahaman mengenai prinsip teknik maupun ekonomis harus dikuasai oleh

pengelola. Kemampuan dalam mengelola usahatani yang baik akan menjadikan

setiap keputusan baik teknis maupun ekonomis akan memberikan resiko sekecil

mungkin bagi usahanya dan memberikan keuntungan yang maksimum.

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

21

2.3. Pertanian Organik

Menurut Sutanto (2002) istilah pertanian organik menghimpun seluruh

imajinasi petani dan konsumen yang secara serius dan bertanggung jawab

menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan

dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Mereka juga

berusaha untuk menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara

memperbaiki kesuburan tanah menggunakan sumber daya alami seperti mendaur

ulang limbah pertanian. Dengan demikian pertanian organik merupakan suatu

gerakan ‘kembali ke alam”.

Menurut Sutanto (2002), seringkali terdapat pemahaman yang keliru

tentang “pertanian alami” dan “pertanian organik”. Kedua istilah tersebut dalam

praktek sering dianggap sama. Namun, Fukuoka (1985, dalam Sutanto, 2002)

mengemukakan empat langkah menuju pertanian alami dan menjelaskan prinsip

pertanian alami, yakni :

1. Tanpa olah tanah. Tanpa olah tanah diolah atau dibalik. Pada prinsipnya

tanah mengolah sendiri, baik menyangkut masuknya perakaran tanaman

maupun kegiatan mikroba tanah, mikro fauna dan cacing tanah.

2. Tidak digunakan sama sekali pupuk kimia maupun kompos.

Tanah dibiarkan begitu saja dan tanah dengan sendirinya akan memelihara

kesuburannya. Hal ini mengacu pada proses daur ulang tanaman dan

hewan yang terjadi dibawah tegakan hutan.

3. Tidak dilakukan pemberantasan gulma, baik melalui pengolahan tanah

maupun penggunaan herbisida. Pemakaian mulsa jerami, tanaman penutup

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

22

tanah maupun penggenangan sewaktu-waktu akan membatasi dan

menekan pertumbuhan gulma.

4. Sama sekali tidak tergantung pada bahan kimia. Sinar matahari, hujan dan

tanah merupakan kekuatan alam yang secara langsung akan mengatur

keseimbangan kehidupan alami.

Sutanto (2002) mengatakan bahwa menurut hasil penelitian yang

dilakukan oleh beberapa ahli, diketahui bahwa penggunaan zat kimia atau bahan

sintetik pada tanaman akan meninggalkan residu pada tanaman tersebut.

Dampak negatif lain dari penggunaan bahan sintetik tersebut adalah timbulnya

kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan. Penelitian para ahli diberbagai

Negara menyebutkan bahwa efek negatif dari pengggunaan pestisida akan

menyebabkan alergi, keracunan saraf, kerusakan sistem endokrin, karsinogen dan

menekan sistem kekebalan tubuh. Bagi lingkungan, tanah dan air penggunaan

bahan kimia secara terus menerus akan menurunkan daya dukung lahan.

Akibatnya, produktivitas setiap komoditas yang diusahakan senantiasa sulit

ditingkatkan.

International Federation Organic Agriculture Movement (1990) dalam

sutanto (2002) mempunyai 11 prinsip yang harus dipertimbangkan dalam

mengembangkan pertanian organik, antara lain:

1. Melalui pertanian organik dihasilkan makanan dengan kualitas nutrisi

yang tinggi dan jumlah yang cukup.

2. Melaksanakan interaksi yang bersifat sinergisme dengan sistem dan daur

ulang alami yang mendukung semua bentuk kehidupan yang ada.

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

23

3. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usahatani dengan

mengaktifkan kehidupan biologi (flora dan fauna tanah), tanaman dan

hewan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.

5. Memanfaatkan sumber daya terbarukan (renewable resources) yang

berasal dari sistem usahatani itu sendiri.

6. Memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didaur ulang, baik di dalam

maupun di luar usahatani.

7. Menciptakan keadaan yang memungkinkan ternak melaksanakan gatra

dasar sesuai dengan habitatnya.

8. Membatasi terjadinya bentuk pencemaran akibat kegiatan pertanian.

9. Mempertahankan keanekaragaman hayati, termasuk pelestarian habitat

tanaman dan hewan.

10. Memberikan jaminan pada produsen (petani) sesuai hak asasi manusia

dalam memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan

kepuasan dari pekerjaannya, termasuk lingkungan bekerja yang aman.

11. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari kegiatan usahatani

terhadap kondisi lingkungan fisik dan sosial.

2.3.1. Pupuk

Pupuk terbagi menjadi dua jenis yaitu, organik dan anorganik.

Susetya (2014) menjelaskan sebagai berikut:

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

24

1. Pupuk Organik

Pupuk organik adalah semua sisa bahan tanaman, pupuk hijau, dan kotoran

hewan yang mempunyai kandungan unsur hara rendah. Pupuk organik tersedia

setelah zat tersebut mengalami proses pembusukan oleh mikro organisme.

Selain pupuk anorganik, pupuk organik juga harus diberikan pada tanaman.

Macam-macam pupuk organik adalah sebagai berikut:

a. Kompos

Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dengan cara membusukan

sisa-sisa tanaman. Pupuk jenis ini berfungsi sebagai pemberi unsur-unsur hara

yang berguna untuk perbaikan struktur tanah.

b. Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah bagian tumbuhan hijau yang mati dan tertimbun dalam

tanah. Pupuk organik jenis ini mempunyai pertimbangan C/N rendah, sehingga

dapat terurai dan cepat bersedia bagi tanaman. Pupuk hijau sebagai sumber

nitrogen cukup baik di daerah tropis, yaitu sebagai pupuk organik sebagai

penambah unsur mikro dan perbaikan struktur tanah.

c. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan.

Kandungan hara dalam pupuk kandang rata-rata sekitar 55% N, 25% P2O5, dan

5% K2O (tergantung dari jenis hewan dan makanannya). Makin lama pupuk

kandang mengalami proses pembusukan, makin rendah perimbangan C/N-nya.

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

25

2.4. Hortikultura

Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2010 pasal 1 tentang

hortikultura ayat 1 adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan

obat nabati, dan florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air

yang berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati, dan atau bahan estetika. Usaha

hortikultura undang-undang nomor 13 tahun 2010 pasal 1 ayat 2 adalah semua

kegiatan untuk menghasilkan produk dan atau menyelenggarakan jasa yang

berkaitan dengan hortikultura. Produk hortikultura undang-undang nomor 13

tahun 2010 pasal 1 ayat 4 adalah semua hasil yang berasal dari tanaman

hortikultura yang masih segar atau yang telah diolah.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010

pasal 3 tentang penyelenggaraan hortikultura bertujuan untuk;

a. Mengelola dan mengembangkan sumber daya hortikultura secara optimal,

bertanggungjawab, dan lestari

b. Memenuhi kebutuhan, keinginan, selera, estetika, dan budaya masyarakat

terhadap produk dan jasa hortikultura

c. Meningkatkan produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing,

dan pangsa pasar

d. Meningkatkan konsumsi produk dan pemanfaatan jasa hortikultura

e. Menyediakan lapangan kerja dan kesempatan usaha

f. Memberikan perlindungan kepada petani, pelaku usaha, dan konsumen

hortikultura nasional

g. Meningkatkan sumber devisa negara, dan

h. meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat.

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

26

2.5. Kangkung

Menurut Supriyati dan Heriyana (2010) kangkung (lpomea aquatic Forsk

atau lpomoea reptans Poir1.) tanaman sayuran yang umurnya bisa lebih dari satu

tahun. Pertumbuhan menjalar atau membelit pada tanaman di sekitarnya.

Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk ke dalam family

Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan;

merupakan sumber pro vitamin A.

Terdapat dua jenis kangkung, yaitu sebagai berikut:

a. Kangkung rabut. Daunnya licin dan berbentuk mata panah dengan panjang

5-6 inci (12-15 cm). Batangnya menjalar dengan daun berselang.

Batangnya tumbuh tegak pada pangkal daun. Tanaman ini berwarna hijau

pucat. Bunganya berwarna putih berbentuk kantung yang mengandung

empat biji benih.

b. Kantung petik. Daunnya lebar dan tipis berwarna hijau kelam.

Bunganya berwarna hijau kelam.

2.5.1. Syarat Tumbuh Kangkung

Tanaman kangkung mudah tumbuh, terutama di kawasan berair.

Syarat tumbuh sayuran ini memang tidak rewel. Daerah perairan tawar seperti

sungai kecil, danau, aliran air, kolam, ataupun sawah dapat dijadikan lahan

kangkung. Karena toleransinya yang tinggi terhadap daerah perairan, sebaiknya

tidak menanam kangkung di perairan yang sudah tercemar. Kangkung yang dapat

ditanam di tempat tersebut akan menyerap zat-zat beracun yang terdapat di

dalamnya. Kangkung dapat ditanam di daratan rendah dan dataran tinggi.

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

27

Kangkung dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1000 mdpl. Tanaman ini akan

tumbuh bagus jika ditanam pada tanah yang gembur dan subur dengan pH 6,0-7,0

dengan kelembapan 80%-90%.

2.5.2. Penanaman Kangkung

Ada dua jenis penanaman kangkung yang bisa dilakukan, yaitu penanaman

dalam keadaan kering (kangkung darat) dan penanaman dalam keadaan basah

(kangkung basah atau kangkung air). Kedua jenis penanaman ini memerlukan

bahan organik berupa kompos dan air dalam jumlah besar agar kangkung dapat

tumbuh dengan subur. Waktu kangkung yang baik adalah pada musim hujan

untuk kangkung darat dan musim kemarau untuk kangkung air. Sementara waktu

tanam kangkung yang dibudidayakan menggunakan biji adalah pada musim

kemarau.

Pada penanaman kering, kangkung ditanam pada jarak 5 inci (12,7 cm)

dan ditunjang dengan kayu sangga. Sementara pada penanaman basah, biasanya

menggunakan potongan kangkung dari batang sampai ke akar sepanjang 12 inci

(30,48 cm) ditanam dalam lumpur tanah dan dibiarkan basah.

2.5.3. Manfaat Kangkung

Menurut Rukmana (1994) sayuran kangkung merupakan sumber gizi yang

murah harganya dan mudah didapatkannya. Kandungan gizi dalam kangkung

dapat disimak pada Tabel 3.

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

28

Tabel 2. Kandungan Gizi dalam Tiap 100 Gram Kangkung

No Komposisi GiziBanyaknya Kandungan Gizi

1 21 Kalori 30,00 cal 29,00 kal2 Protein 3,90 gr 3,00 gr3 Lemak 0,60 gr 0,30 gr4 Karbohidrat 4,40 gr 5, 40 gr5 Serat 1,40 gr -6 Kalsium 71, 00 mg 73, 00 mg7 Fosfor 67,00 mg 50,00 mg8 Zat Besi 3,20 mg 2,50 mg9 Natrium 49,00 mg -10 Kalium 458,00 mg -11 Vitamin A 4825,00 S.I 6300,00 S.I12 Vitamin B1 0,09 mg 0,07 mg13 Vitamin B2 0,24 mg -14 Vitamin C 59,00 mg 32,00 mg15 Niacin 1,30 mg -16 Air - 89,70 gr

Sumber: 1. Food and Nutrion Center Hand-Book No.1 Manila, (1994)2. Direktorat Gizi Depkes R.I (1981)

2.5.4. Hama dan Penyakit Kangkung

Hama yang menyerang tanaman kangkung, antara lain ulat grayak

(Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae sulz) dan Aphis gossypii.

Penyakit yang menyerang kangkung adalah karat putih yang disebabkan oleh

Albugo ipomea reptans.

Perlakuan untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman dan

mudah terurai, seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid

sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus digunakan dengan baik dan benar.

Jika sudah parah, dapat menggunakan pestisida hayati, seperti daun nimba,

gadung dan sereh wangi (Cahyo dan Rini, 2014).

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

29

2.6. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pendapatan usahatani sayuran

organik dan anorganik. Pendapatan diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan

biaya produksi dikali dengan harga jual. Sedangkan biaya produksi berasal dari

jumlah antara total biaya tetap dan total biaya tidak tetap. Analisis pendapatan

usahatani sayuran organik dan anorganik ini menggunakan indikator R/C rasio,

B/C rasio, Break Even Point (BEP) dan Paybak Period (PP). Berdasarkan uraian

diatas maka gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Usahatani SayuranKangkung Organik

Petani Binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC)

Biaya Produksi :- Biaya Tetap- Biaya Variabel Penerimaan

Analisis Pendapatan

R/C RasioB/C Rasio

BEP (Break Even Point)PP (Payback Period)

Pendapatan UsahataniKangkung Organik

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

30

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Sitanggang (2008) dengan judul Analisis

Usahatani Bawang Daun Organik dan Anorganik (Studi Kasus : Desa

Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Tujuan

penelitian tersebut yaitu: (1) Menganalisis keragaan usahatani bawang

daun organik pada kelompok tani Kalicimandala di desa Batulayang,

(2) Menganalisis perbandingan tingkat pendapatan dan efisiensi antara

petani yang menerapkan sistem usahatani bawang daun organik dengan

yang menerapkan sistem usahatani bawang daun anorganik pada

kelompok tani Kalicimandala di desa Batulayang. Hasil analisis

pendapatan menunjukan bahwa produksi rata-rata bawang daun organik

per luasan lahan rata-rata (0,3 ha) per musim tanam adalah 2.250 kg,

sehingga penerimaan yang diperoleh petani sebesar Rp27.000.000,-,

sedangkan produksi rata-rata bawang daun organik per hektar per musim

tanam adalah 18.000 kg, sehingga penerimaan yang diperoleh petani

sebesar Rp216.000.000,-. Produksi rata-rata bawang daun anorganik per

luasan lahan rata-rata (0,3 ha) per musim tanam adalah 2.812 kg, sehingga

penerimaan yang diperoleh petani sebesar Rp16.872.000,-, sedangkan

produksi rata-rata bawang daun anorganik per hektar per musim tanam

adalah 22.500 kg, sehingga penerimaan yang diperoleh petani sebesar

Rp135.000.000,-.

Penelitian lain yang sejenis juga telah dilakukan oleh Marissa

dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Tebu (Studi Kasus:

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

31

PT. PG Rajawali II Unit PG Tersana Baru, Babakan, Cirebon, Jawa Barat).

Tujuan penelitian tersebut, yaitu (1) Mengetahui pendapatan usahatani

tebu di PT. PG Rajawali II Unit PG Tersana Baru Cirebon,

(2) Menganalisis keberlanjutan usahatani tebu di PT. PG Rajawali II Unit

PG Tersana Baru dengan menggunakan R/C Rasio, B/C Rasio, BEP

(Break Even Point), dan PP (Payback Periode). Hasil dari penelitian

tersebut menunjukan bahwa, untuk luas areal tebu 1 ha membutuhkan

dana investasi sebesar Rp77.395.000,-. Total biaya yang dikeluarkan untuk

usahatani tebu tersebut sebesar Rp40.326.500,- dan menghasilkan tebu 70

ton setara dengan 70.000 kg, dengan harga Rp975/kg. dari total biaya serta

harga yang berlaku tersebut, penerimaan usaha yang diperoleh sebesar

Rp68.250.000,-. Sehingga pendapatan usaha yang diterima

Rp27.923.500,-.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2013) dengan

judul Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah

(Studi Kasus: Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor). Tujuan penelitian tersebut, yaitu

(1) Mengetahui tingkat pendapatan usahatani padi sawah varietas Inpari 13

di Gapoktan Mekarsari, desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten

Bogor, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

usahatani padi sawah varietas Inpari 13 di Gapoktan Mekarsari, desa

Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, (3) Mengetahui

seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi pendapatan petani

yang berusahatani padi sawah varietas Inpari 13 di Gapoktan Mekarsari,

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

32

desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Hasil penelitian

menunjukan bahwa (1) tingkat pendapatan usahatani padi sawah varietas

Inpari 13 sebesar Rp9.321.670,- (MT/Ha), (2) faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah varietas Inpari 13 adalah

produksi, benih, tenaga kerja, biaya pupuk petroganik, biaya pupuk urea,

biaya pupuk phonska dan biaya panen serta pascapanen dan

(3) variabel produksi (X1) berpengaruh positif dan nyata, variabel biaya

pupuk petroganik (X4) berpengaruh positif dan nyata, variabel biaya pupuk

urea (X5) dan biaya pupuk phonska (X6) berpengaruh negative dan nyata

serta variabel benih (X2), variabel tenaga kerja (X3) dan variabel biaya

panen dan pascapanen (X7) tidak berpengaruh nyata.

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Agribusiness Development Center (ADC) desa

Cikarawang Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

secara sengaja (purposive). Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 1 Desember

2014 hingga 30 Januari 2015. Dalam kurun waktu tersebut digunakan untuk

memperoleh data dan keterangan yang terkait dengan penelitian.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer

merupakan jenis data yang diperoleh dan digali dari sumber asli baik berupa data

kualitatif maupun data kuantitatif seperti melalui pengamatan dan wawancara

langsung dengan petani binaan Agribusiness Development Center (ADC).

Teknik wawancara yang digunakan kepada para petani ialah menggunakan

kuisioner (daftar pertanyaan) (Lampiran 1). Data sekunder diperoleh dari ADC

dan sumber-sumber yang relevan seperti buku, jurnal, dan dari instansi terkait.

Wahyono (2005) menjelaskan bahwa data primer digunakan untuk menjawab

permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian, sedangkan data sekunder

digunakan sebagai bahan informasi penunjang dalam melakukan analisis.

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

34

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan selama penelitian ini, yaitu

dengan metode sensus, artinya pengambilan sampel secara menyeluruh kepada

petani kangkung organik binaan Agribusiness Development Centre (ADC) di

Kabupaten Bogor. Sampel yang di ambil dalam penelitian ini meliputi

4 kecamatan yaitu Kecamatan Ciampea 3 responden, Kecamatan Cibungbulang

5 responden, Kecamatan Leuwiliang 7 responden dan Kecamatan Dramaga

1 responden.

3.4. Metode Pengumpulanan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan empat cara, yaitu observasi,

studi dokumentasi, interview dan kuisioner.

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun

mungkin dapat diulang (Sukandarrumidi, 2002). Metode ini dilakukan dengan

mengamati langsung analisis pendapatan kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Centre (ADC) di Kabupaten Bogor.

2. Studi Dokumentasi

Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan

kerja, notulen rapat, catatan khusus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain

sebagainya (Sukandarrumidi, 2002). Metode studi dokumentasi yang dilakukan

pada penelitian ini yaitu, dengan mengumpulkan data dari rekaman kaset,

rekaman video, foto, catatan pribadi, dan literatur.

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

35

3. Interview

Interview dikenal pula dengan istilah wawancara adalah suatu proses tanya

jawab lisan, di mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat

melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri suaranya

(Sukandarrumidi, 2002). Interview pada penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui analisis pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor.

4. Kuisioner

Menurut Sugiyono (2009) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner dalam penelitian ini

berupa pertanyaan kuisioner tertutup dan terbuka. Kuisioner tertutup adalah

bentuk kuisioner yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti sehingga

responden tinggal memilih jawaban yang sesuai. Kuisioner terbuka adalah bentuk

kuisionernya yang jawabannya belum disediakan pilihan jawabannya, sehingga

responden dapat bebas menjawab sesuai dengan ingatan dan pikirannya.

Responden diminta untuk mengisi kuisioner secara langsung sesuai

dengan pendapatnya, serta menjelaskan bahwa tidak ada jawaban yang salah.

Pengisian kuisioner ditujukan langsung kepada petani binaan Agribusiness

Development Centre (ADC) di Kabupaten Bogor. Dalam penelitian ini kuisioner

secara langsung sesuai dengan pendapatnya, serta menjelaskan bahwa tidak ada

jawaban yang salah.

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

36

3.5. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif

disajikan secara narasi, sedangkan data kuantitatif diolah dengan menggunakan

alat bantu berupa kalkulator dan melalui program Microsoft Excel. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis Pendapatan, Analisis R/C

Rasio, Analisis B/C Rasio, Analisis Break Even Poin (BEP), dan Analisis

Payback Period (PP) dari usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness

Development Centre (ADC) di Kabupaten Bogor.

3.5.1. Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Centre (ADC) di Kabupaten Bogor

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya yang benar-

benar dikeluarkan, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah selisih antara

penerimaan dikurangi total biaya menurut Soeharjo dan Patong (1973, dalam

Marissa, 2010).

Analisis pendapatan dilakukan terhadap biaya kegiatan produksi dari awal

hingga panen yang dilakukan dalam satu musim tanam. Analisis pendapatan

digunakan untuk mengetahui nilai pendapatan yang diperoleh.

Perhitungan pengeluaran (biaya total), penerimaan dan pendapatan sebagai

berikut;

1. Perhitungan pengeluaran:

TC = BT + BV

Dimana :

TC = Biaya total kangkung organik

BT = Biaya tetap kangkung organik

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

37

BV = Biaya variable (biaya tidak tetap) kangkung organik

2. Perhitungan penerimaan:

Y = Qy . Py

Dimana :

Y = Penerimaan usahatani kangkung organik

Qy = Produk saturan kangkung organik yang dihasilkan

Py = Harga jual produk kangkung organik yang dihasilkan

3. Perhitungan pendapatan:

π = TR – TC

Dimana :

π = Pendapatan kangkung organik

TR = Penerimaan usaha kangkung organik

TC = Biaya total kangkung organik

3.5.2. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio)

Dalam Harmono dan Andoko (2005, dalam Marissa, 2010) pembagian

antara penerimaan usaha dengan biaya dari usaha tersebut. Analisa ini digunakan

untuk melihat perbandingan total penerimaan dengan total biaya usaha. Jika nilai

R/C ratio diatas satu rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sehingga

penerimaan lebih dari satu rupiah. Secara sistematis R/C rasio dapat dirumuskan

sebagai berikut:

/ = Total Penerimaan Penjualan KangkungTotal Biaya Kangkung OrganikAnalisis ini digunakan untuk melihat keuntungan dan kelayakan dari

usahatani. Usahatani tersebut dikatakan menguntungkan jika nilai R/C rasio lebih

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

38

besar dari satu (R/C > 1). Hal ini menunjukan bahwa setiap nilai rupiah yang

dikeluarkan dalam produk akan memberikan manfaat sejumlah nilai penerimaan

yang diperoleh.

3.5.3. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)

Menurut Rahardi dan Hartono (2003, dalam Nasihah, 2014) analisis

keuntungan dan biaya (B/C Rasio) adalah perbandingan antara tingkat keuntungan

yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak

dan memberikan manfaat apabila nilai B/C lebih besar dari nol (B/C Rasio > 0).

Semakin besar nilai B/C maka semakin besar nilai manfaat yang akan diperoleh

dari usaha tersebut. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

B/C Rasio = Total Keuntungan Sayuran Kangkung OrganikTotal Biaya Sayuran Kangkung Organik3.5.4. Analisis Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) merupakan titik impas usaha (Wiryanta, 2002,

dalam Marissa, 2010). Dari nilai BEP diketahui pada tingkat produksi dan harga

berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami

kerugian. Ada dua jenis perhitungan BEP, yaitu BEP volume dan BEP harga

produksi. Dirumuskan sebagai berikut :

BEP Produksi ( ) (ton) = Total Biaya Sayuran OrganikHarga Penjualan Sayuran Kangkung OrganikBEP Harga (Rp/ton) = Total Biaya Sayuran Kangkung OrganikTotal Produksi Sayuran Kangkung Organik

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

39

3.5.5. Payback Period (PP)

Menurut Lukman (2004, dalam Marissa, 2010) payback period adalah

perhitungan atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup nilai

investasi suatu proyek tersebut. Perhitungan payback period untuk suatu proyek

yang mempunyai pola aliran kas yang sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut := x 1 tahun

3.6. Definisi Operasional

1. Biaya produksi adalah penjumlahan dari dua jenis yaitu biaya tetap dan

biaya variabel.

2. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang

besarnya tidak dipengaruhi oleh banyak produksi yang dihasilkan.

3. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan yang besarnya dipengaruhi

oleh banyaknya produksi yang dihasilkan.

4. Biaya total adalah penjumlahan total biaya tetap dan biaya variabel.

5. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli segala

keperluan yang dibutuhkan sebelum memulai suatu usaha.

6. Pendapatan adalah penerimaan dikurangi biaya total.

7. Penerimaan merupakan hasil produksi dikali dengan harga jual.

8. R/C Ratio adalah perbandingan antara peneriman dengan biaya produksi

selama satu tahun.

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

40

9. B/C Ratio adalah perbandingan antara pendapatan dengan biaya produksi

selama satu tahun.

10. Break Even Ponit (BEP) adalah titik pertemuan antara biaya dan

penerimaan dimana usaha tidak mengalami rugi atau untung.

11. Payback Period (PP) adalah perbandingan antara investasi yang

dikeluarkan dengan usaha yang diperoleh.

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1. Agribusiness Development Center (ADC)

Republik Indonesia merupakan salah satu dari 33 negara dunia yang

bekerja sama dengan ICDF (International Cooperation and Development Fund)

dengan membawa Misi Teknik Taiwan atau lebih dikenal Taiwan Technique

Mission (TTM) dalam bidang pertanian. Sejak 35 tahun Misi Teknik ini yang

dimulai dari Jawa Timur dan kemudian berkembang sampai dengan Jawa Tengah,

Jawa Barat dan Bali. Sejak tahun 2007 Kementrian Pertanian Republik Indonesia,

Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, Dinas Provinsi Bali,

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, dan Institut Pertanian Bogor telah

menjalin kerjasama dengan Taiwan dalam melakukan Misi Teknik ini.

Gambar 2. Agribusiness Development Center (ADC)

Institut Pertanian Bogor menunjuk University Farm (UF) sebagai

perwakilan dalam pelaksana kerjasama yang ditawarkan oleh pihak ICDF kepada

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

42

UF meliputi, pertama penyediaan pasar yang pasti bagi produk yang dihasilkan

para petani. Umumnya selama ini petani tidak memiliki pasar dalam menjual hasil

dari kegiatan usahataninya, hal tersebut dimanfaatkan oleh para tengkulak dengan

harga yang rendah. Kedua, melakukan pembinaan terhadap para petani agar

mampu menghasilkan produk dengan kualitas terbaik, kuantitas yang optimal dan

kontinu. Produk yang dihasilkan para petani masih belum mampu memenuhi

kebutuhan konsumen, baik dari kualitas ataupun kontiunitas.

Pelaksanaan kerjasama dalam kedua poin secara bertahap dan berkelanjutan

harapannya dapat membantu petani meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan

pola pikir petani dalam manajemen pertanian dengan baik, sekaligus

mempermudah petani dalam memasarkan hasil usahanya.

Agribusiness Development Center (ADC) ini merupakan pusat kegiatan

agribisnis yang beralamat di Cikarawang Dramaga Bogor yang bertujuan sebagai

lokasi pembibitan, lahan demonstrasi, packing room, dan tempat pelatihan

(Lampiran 2). Agribusiness Development Center memiliki peran tambahan yaitu

membayarkan hasil dari para petani, setelah kontrak ICDF telah habis sejak 2014.

Pembinaan kelompok dalam misi teknik Taiwan terbagi menjadi tiga kelompok

petani antara lain; kelompok organik, kelompok non-organik, dan kelompok

buah.

Kelompok organik yang menjadi fokus terdiri dari tujuh jenis yaitu,

pakcoy, caisim, selada, kailan, kangkung, bayam merah, dan bayam hijau.

Kelompok non-organik terdiri dari 13 jenis, yaitu pare putih, oyong Taiwan,

kacang panjang merah, asparagus, kucai, papaya, lobak merah, buncis, tomat

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

43

cherry, labu air, terong bulat, dan terong panjang. Sedangkan kelompok buah

terdiri dari jambu kristal saja.

ICDF dan ADC secara bersama mengajukan sertifikasi kepada Lembaga

Sertifiksi Organik (LSO) BIOCert pada bulan Agustus 2012. Selama satu bulan,

yaitu pada bulan September 2012, sehingga ADC telah memiliki sertifikasi

organik. Sertifikasi organik sangat penting dalam rangka mendapatkan

kepercayaan dari konsumen maupun produsen terhadap produk yang dihasilkan

merupakan proses budidaya pertanian yang sesuai dengan standar dan aturan yang

berlaku.

4.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian kepada petani binaan Agribusiness Development Center

(ADC) khususnya petani kangkung organik tersebar di wilayah Kabupaten Bogor.

Keberadaan petani meliputi Kecamatan Dramaga, Kecamatan Ciampea,

Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Leuwiliang.

Gambar 3. Peta Kabupaten Bogor

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

44

4.2.1. Kecamatan Dramaga

Kecamatan Dramaga salah satu yang sangat popular di Jawa Barat karena

merupakan bagian yang memiliki salah satu lembaga pendidikan tinggi cukup

baik di Indonesia yaitu, Institut Pertanian Bogor. Kecamatan Dramaga pada tahun

2012 memiliki luas wilayah 24,06 Km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 94.825

jiwa. Kecamatan Cibungbulang memiliki wilayah administrasi yang terdiri dari 10

desa, yaitu desa Purwasari, desa Petir, desa Sukadamai, desa Sukawening, desa

Neglasari, desa Sinarsari, desa Ciherang, desa Dramaga, desa Babakan dan desa

Cikarawang.

Lokasi Kecamatan Dramaga juga merupakan lokasi ADC yang mana

akses dari petani untuk menjual hasil panennya sangat mudah dibandingkan

Kecamatan yang lain. Kecamatan Dramaga memiliki luas panen kangkung 12 Ha

dan luas produksi kangkung sebanyak 49,2 Ton pada tahun 2012 (Sumber: BPS

Kecamatan Drama Dalam Angka 2013).

4.2.2. Kecamatan Ciampea

Kecamatan Cimpea merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Bogor

yang pada tahun 2012 memiliki luas 30,62 Km2 dengan jumlah penduduk

sebanyak 149.567 jiwa. Kecamatan Ciampea memiliki beberapa wilayah

administrasi yang terdiri daari 13 desa, yaitu desa Ciampea, desa Benteng, desa

Cibadak, desa Cibanteng, desa Bojong Rangkas, desa Cihideung Ilir, desa

Cihideung Udik, desa Bojong Jongkol, desa Tegal Waru, desa Cicadas, desa

Cibuntu, desa Cimpea Udik dan desa Cinangka (Sumber: Kecamatan Ciampea

Dalam Angka 2013).

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

45

4.2.3. Kecamatan Cibungbulang

Kecamatan Cibungbulang merupakan bagian wilayah dari Kabupaten

Bogor yang pada tahun 2012 memiliki luas 32,47 Km2 dengan jumlah penduduk

sebanyak 131.858 jiwa. Kecamatan Cibungbulang memiliki wilayah administrasi

yang terdiri dari 15 desa, yaitu desa Situ Udik, desa Situ Ilir, desa Cibatok 1, desa

Cibatok 2, desa Ciraruteun Udik, desa Sukamaju, desa Cemplang, desa Gagula,

desa Dukuh, desa Cimanggu 1, desa Cimanggu 2, desa Girimulya, desa Leuweung

Kolot, desa Ciraruteun Ilir dan desa Cijujung.

Perkembangan di kecamatan cibungbulang mempunyai potensi yang

sangat baik. kangkung pada kecamatan cibungbulang memiliki luas panen

kangkung 68 Ha dan luas produksi kangkung sebesar 65.620 Ton pada tahun 2012

(Sumber : BPS Kecamatan Cibungbulang Dalam Angka 2013).

4.2.4. Kecamatan Leuwiliang

Kecamatan Leuwiliang merupakan wilayah Kabupaten Bogor yang paling

jauh jaraknyaa dibandingkan kecamatan lain untuk menjul hasil panennya ke

ADC. Kecamatan Leuwiliang memiliki luas wilayah 61,51 Km2 dan jumlah

penduduk sebanyak 119.869 jiwa pada tahun 2012. Wilayah administrasi

Kecamatan Leuwiliang sebanyak 11 desa, yaitu desa Purasari, desa Puraseda, desa

Karyasari, desa Pabangbon, desa Karacak, desa Barengkok, desa Cibeber 2, desa

Cibeber 1, desa Leuwimekar, desa Leuwiliang, desa Karekhel.

Kecamatan Leuwiliang memiliki kelembapan udara yang sangat baik

dintara kecamatan yang lain dalam lokasi penelitian ini. Keadaan tersebut dapat

dilihat dari luas panen kangkung hanya 8 Ha, namun dapat menghasilkan luas

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

46

produksi kangkung sebanyak 61,51 Ton pada Tahun 2012 (Sumber: BPS

Kecamatan Leuwiliang Dalam Angka 2013).

4.3. Aktivitas Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC) di Kabupaten Bogor

Aktivitas usahatani kangkung organik dalam menjalani kegiatannya tidak

seragam satu dengan lainnya. Para petani sangat mempercayai pengalaman dan

ilmu yang dimillikinya dalam menjalani usahanya. Keadaan tersebut sangat sulit

dikondisikan oleh pihak ADC dalam mengantisipasi adanya kemungkinan

serangan hama, cuaca buruk dan penyakit tanaman yang berdampak buruk kepada

usahataninya.

Aktivitas usahatani dilakukan oleh para petani dimulai dari waktu shubuh

setelah mereka menjalani ibadah sholat sekitar pukul 05.30 WIB sampai dengan

pukul 12.00 WIB. Waktu selesai akan menjadi waktu istirahat saja apabila

tanaman sudah siap untuk di panen, karena hasil produk harus di sortir lalu

dikirim ke ADC saat panen tiba. Aktivitas juga bisa memungkinkan para petani ke

lahan apabila musim kemarau untuk menyiram tanaman sekitar pukul 16.00-18.00

WIB.

Proses kegiatan aktivitas usahatani yang dilakukan oleh para petani

antara lain: pengelolaan lahan, perawatan, panen dan pasca panen. Kegiatan dalam

proses pengelolaan lahan diantaranya untuk menggemburkan tanah pada area

lahan yang akan menjadi media tanaman kangkung organik. Area lahan yang telah

digemburkan kemudian dibuat bedeng (tanah yang ditinggikan sebagai media

tanam), biasanya ukuran bedeng disesuaikan dengan selera petani melihat luas

lahan yang dimilikinya. Ukuran dominan bedeng petani 1 m x 10 m, lebar 1 meter

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

47

dan panjang 10 meter. Proses selanjutnya membuat jarak tanam kangkung kurang

lebih 10-15 cm di area bedeng yang telah disiapkan, namun ada juga petani yang

tidak membuat jarak tanam pada kegiatan usahataninya. Jarak tanam yang telah

dibuat kemudian diberikan benih kangkung menyesuaikan pola jarak tanam yang

telah dibuat, bagi petani yang tidak melakukan pembuatan jarak tanam biasanya

telah mahir menyebar benih dengan menggunakan tangannya. Proses tersebut

yang membedakan keahlian dan pengalaman dari masing-masing petani.

Pada jarak bedeng antara bedeng yang lain kurang lebih 50 cm. Proses selanjutnya

pemberian pupuk kandang, biasanya para petani gemar memberikan pupuk dari

kotoran ayam petelur. Pemberian pupuk ada yang dilakukan sebelum dan sesudah

pemberian benih, biasanya jika sebelum pemberian benih dalam 1 bedeng ukuran

1 m x 10 m sebanyak 2 karung. Pemberian pupuk setelah pemberiaan benih

biasanya 1 karung, jumlah pupuk dalam 1 karung berkisar 18-22 Kg.

Proses selanjutnya pada kegiatan usahatani kangkung petani mitra ADC

adalah perawatan. Perawatan tanaman kangkung tidak sulit apabila pada musim

kemarau. Keadaan akan sebaliknya jika pada musim penghujan.

Tanaman kangkung mudah terkena penyakit jika pada musim penghujan,

disamping kualitas dan kuantitasnya juga tidak maksimal. Proses perawatan pada

musim kemarau melakukan penyiraman pagi dan sore. Proses pada musim hujan

dengan pengunaan paranet pada area bedeng yang ditanami. Perawatan juga

dilakukan oleh sebagian petani dengan menyemprotkan pestisida alami untuk

mencegah serangan hama seperti belalang. Merawat bedengan juga salah satu

kegiataan dilakukan saat musim hujan, apabila telah terjadi penurunan tanah-tanah

pada bagian bedeng.

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

48

Proses setelah perawatan adalah proses panen. Panen pada tanaman

kangkung umumnya berkisar antara 19-24 hari. Proses panen yang dilakukan

petani setelah mencabut tanaman kangkung pada medianya di bedeng kemudian

di cuci. Pencucian dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa tanah yang menempel

pada akar tanaman kangkung sebelum melakukaan sortasi. Sortasi yang dilakukan

para petani sesuai dengan SOP dari pihak ADC, mulai dari panjang sampai besar

batang kangkung tersebut. Waktu yang dibutuhkan pada proses ini biasanya

tergantung dari jumlah hasil panennya, semakin banyak hasil panen akan semakin

lama waktu yang dibutuhkan.

Aktivitas terakhir kegiatan usahatani kangkung organik mitra ADC adalah

pasca panen. Kegiatan pasca panen tidak dilakukan secara rutin setelah panen tiba,

karena adaa beberapa dari para petani yang jarang bahkan sama sekali tidak

melakukannya untuk kurun waktu 1 tahun. Kegiatan tersebut dikarenakan

bedengan dan tanah masih memungkinkan untuk ditanami oleh kangkung.

Keadaan yang paling sering dilakukan adalah membalikan tanah bersama

pupuk/sekam di area bedengan.

4.4. Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC)

Petani binaan Agribusiness Development Center (ADC) berjumlah 16

orang dengan lokasi lahan yang tersebar pada empat wilayah. Sebanyak 16 orang

tersebut merupakan anggota petani aktif membudidayakan kangkung organik.

Keaktifan petani mampu dilihat dari pengiriman hasil komoditasnya ke ADC yang

telah ditentukan masa tanamnya hingga jumlah produksinya agar 16 orang petani

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

49

tidak bersamaan dalam masa panennya. Hasil produksi yang dikirim akan

dibayarkan oleh pihak ADC kepada para petani tiap bulannya.

Manajemen ADC selain menentukan masa tanam dan jumlah produksi

sesuai permintaan pihak ADC kepada petani juga membuat standarisasi (SOP)

yang baik. Standarisasi tersebut antara lain seperti proses produksi yang tidak

memperbolehkan menyiram kangkung dengan air limbah (air tercemar), pupuk

non- organik (bahan kimia), daun kangkung tidak bolong-bolong (diserang hama),

keadaan daun kangkug tidak terkena penyakit (jamur), panjang kangkung tidak

boleh lebih dari 20 cm, dan batang kangkung tidak boleh terlalu besar atau terlalu

kecil.

Pengelolaan manajemen terhadap para petani dengan hal demikian salah

satu cara dalam memberikan kepercayaan kepada pelanggan ADC yang sebagian

besar ritel modern. Kualitas dan kuantitas harus selalu terjaga dan berkelanjutan

dari produksi kangkung organik oleh petani binaan ADC. Sehingga konsistensi

dan keberlangsungan produksi usahatani dapat tercapai melalui kerjasama petani

binaan ADC dengan pihak ADC dan mitra ADC dalam hal ini ritel modern.

Peran petani binaan ADC sebagai penyedia lahan pertanian, tenaga kerja,

dan sarana produksi. Sementara ADC bertugas sebagai pembina dan pendamping

para petani, sekaligus mengadakan pertemuan rutin, memberikan bimbingan

teknis, mengadakan training course (pelatihan budidaya per komoditas),

menyediakan benih dan bibit, dan membeli hasil petani sesuai Standard

Operation Prosedur (SOP) ADC.

Tahapan menjadi petani binaan dengan ADC sangat mudah dilakukan oleh

siapapun yang mungkin ingin melakukan usahatani. Pertama, petani mengajukan

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

50

diri kepada pihak ADC sekaligus memberikan informasi terkait potensi yang

dimiliki seperti lokasi, luas lahan, letak lahan, riwayat lahan, dan sumber air.

Ruang lingkup lahan ADC hanya menerima petani yang berasal dari wilayah

Kabupaten Bogor, karena akan mempengaruhi cost yang sangat tinggi untuk

petani dalam mengirimkan produksinya. Kedua, ADC memberikan keputusan

diterima atau tidaknya pengajuan tersebut sebagai petani binaan secara lisan

dengan mengundang ke kantor. Selanjutnya ADC akan membuat perjanjian

kepada petani binaan terkait kewajiban terhadap ADC antara lain mengikuti rapat

bulanan dan mematuhi serta taat pada keputusan hasil rapat bersama.

Petani binaan dapat langsung diperbolehkan melakukan produksi

komoditas dengan kuota benih sesuai permintaan ADC yang tersedia di pasar.

Kuota kangkung organik adalah 8 kg per minggu, kuota ini dapat diambil oleh

semua petani mitra yang ingin membudidayakannya. Jumlah kuota berbeda antara

petani dan akan terus bertambah apabila petani mampu memberikan hasil dan

kualitas yang baik kepada pihak ADC sesuai dengan ketersediaan modal dan

lahan, seiring berjalannya proses perluasan pangsa pasar oleh pihak manajemen

ADC.

4.5. Karakteristik Responden UsahataniKangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC)

Karakteristik petani adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh

seseorang petani yang ditampilkan melalui pola pikir, pola sikap dan pola

tindakan terhadap lingkungannya (Mislini, 2006 dalam Amalia, 2013).

Pada penelitian ini karakteristik petani kangkung organik di ADC terdiri dari

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

51

menurut umur, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, status kepemilikan

lahan dan luas lahan garapan (Lampiran 3).

1. Umur dan Tingkat Pendidikan

Umur dapat mempengaruhi aktivitas seseorang dalam berusaha di

bidaangnya. Semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin

tahu apa yang belum mereka ketaahui (Soekartawi, 2005 dalam Amalia, 2013).

Berdasarkan hasil wawancara, umur petani responden yang termuda 20 tahun dan

tertua 78 tahun. Tabel 3 menyajikan sebaran petani responden menurut umur dan

tingkat pendidikan petani kangkung organik binaan ADC.

Tabel 3. Sebaran Responden Menurut Umur dan Tingkat Pendidikan UsahataniKangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center(ADC) (2015)

NoUsia

(Tahun)SD

(Orang)SLTP

(Orang)PT

(orang)Jumlah(Orang)

Presentase

1 20-50 5 0 4 9 56,252 > 50 6 1 0 7 43,75

Jumlah 11 1 4 16 100Presentase 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 3, sebagian besar petani kangkung organik binaan

ADC merupakan petani yang tergolong dalam umur 20-50 tahun sebanyak 9

orang (56,25%). Jumlah petani responden yang berumur >50 sebanyak 7 orang

(43,75%). Angka tersebut menunjukan bahwa masih kurangnya partisipasi

generasi muda untuk mendominasi pekerjaan dalam sektor pertanian khusunya

berusahatani kangkung.

Mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melaksanakan

adopsi inovasi (Soekartawi, 2007 dalam Amalia, 2013). Berdasarkan Tabel 4,

jumlah tingkat pendidikan petani responden yang paling banyak adalah tamatan

Sekolah Dasar (SD) sebanyak 11 orang (68,75%) dan jumlah tingkat pendidikan

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

52

paling rendah bahkan tidak ada adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

0 orang (0%). Jumlah responden pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

adalah 1 orang (6,25%), sementara jumlah responden Pendidikan Tinggi (PT)

adalah 4 orang (25%). Data tersebut dapat sedikit menggambarkan bahwa tingkat

petani masih rendah dalam sektor pertanian dibandingkan sektor lainnya.

Suratiyah (2009 dalam Amalia, 2013) menjelaskan bahwa pendidikan akan

membuka cakrawala petani, menambah keterampilan dan pengalaman petani

dalam mengelola usahataninya. Kenyataan tersebut masih dianggap oleh sebagian

petani bahwa pendidikan kurang memiliki peranan penting dalam berusahatani

selama tenaga dan semangat masih dimilikinya.

2. Jumlah Tanggungan Keluarga

Petani kangkung binaan ADC yang menjadi responden yaitu sebanyak 16

orang (100%). Tanggungan keluarga tani yang berdasarkan jumlah anggota

keluaga petani dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 1-4 orang dan 5-10

orang. Mayoritas petani kangkung organik binaan ADC memiliki tanggungan

keluarga terbanyak ada pada kelompok yang terdiri dari 1-4 yaitu berjumlah 9

orang (56,25%). Tabel 4, menyajikan sebaran jumlah tanggungan keluargaa petani

responden kangkung organik binaan ADC.

Tabel 4. Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Usahatani KangkungOrganik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC)

No Tanggungan Keluarga (Orang) Jumlah (Orang) %1 1-4 9 56,252 5-10 7 43,75

Jumlah 16 100Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa tanggungan keluarga

terbanyak adalah 1-4 orang dari 9 responden dengan presentase 56,25%.

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

53

Sementara tanggungan keluarga terkecil adalah 5-10 orang dari 7 responden

dengan presentase 43,75%. Hal tersebut membuktikan bahwa tanggungan

keluarga petani binaan ADC tidak terlalu besar.

2. Status dan Pengalaman Usahatani

Petani kangkung binaan ADC yang menjadi responden yaitu sebanyak 16

orang (100%). Status pada responden dari 16 orang petani hanya 2 orang (12,5%)

responden saja yang bukan merupakan pekerjaan utama dalam berusahatani

kangkung, sementara 14 orang (87,5%) responden lainnya merupakan pekerjaan

utama dalam berusahatani kangkung. Bermacam-macam pengalaman usahatani

dari masing-masing responden. Tabel 5, menyajikan sebaran responden menurut

status dan pengalaman usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness

Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor.

Tabel 5. Sebaran Responden Menurut Status dan Pengalaman UsahataniKangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center(ADC) di Kabupaten Bogor

No Pengalaman Usahatani (Tahun) Jumlah (orang) Presentase1 ≤ 2 1 6,252 2- 5 11 68,753 5 > 4 24

Jumlah 16 100Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 5, petani responden yang berusahatani sayuraan

kangkung organik binaan ADC pada kelompok 2-5 tahun merupakan yang paling

mendominasi yaitu sebanyak 11 orang (68,74%). Sedangkan petani responden

yang berusahatani padi sawah pada kelompok pengalaman berusahatani > 5 tahun

sebanyak 4 orang (24%). Hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan petani

dalam mengetahui dan menguasai teknik budidaya berusahatani kangkung

organik yang mereka jalankan.

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

54

3. Status Kepemilikan Lahan dan Luas Lahan

Secara keseluruhan status kepemilikan lahan petani responden milik

sendiri yaitu sebanyak 16 orang (100%). Hal ini disebabkan karena adannya

kepemilikan secara turun-temurun dimana kepemilikan tersebut biasanya jatuh ke

tangan keluarganya sendiri. Luas lahan petani responden yang digunakan untuk

berusahatani sayuraan kangkung organik yang terluas 1500 M2. Tabel 6,

menyajikan sebaran luas lahan usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor.

Tabel 6. Sebaran Responden Menurut Luas Lahan Usahatani Kangkung OrganikPetani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) di KabupatenBogor

No Luas Lahan (M2) Jumlah (Orang) %1 < 700 12 752 700-1500 4 253 > 1500 0 0

Jumlah 16 100Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 6, petani responden dengan kelompok luas lahan

kangkung organik < 700 M2 merupakan jumlah terbanyak yaitu mencapai 12

orang (75%). Hal tersebut menerangkan bahwa secara umum petani responden

merupakan petani gurem, karena petani yang memiliki lahan usahatani < 0,5 Ha.

Sempitanya luas lahan kangkung organik sebagian besar disebabkan oleh

pembagian lahan warisan ataupun adanya konversi lahan menjadi pemukiman

maupun pengusahan komoditas selain kangkung. Faktor ini mempengaruhi luas

lahan petani responden yang akan berdampak pada volume produksi dan

pendapatan yang dihasilkan.

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

Hasil penelitian analisis pendapatan usahatani kangkung organik petani

binaan Agribusiness Development Center di Kabupaten Bogor dengan rata-rata

luas lahan 575 M2/tahun. Hasil tersebut merupakan jumlah dari seluruh petani

binaan sejumlah 16 orang meliputi 4 kecamatan. Terdapat penjabaran hasil

penelitian diantaranya; analisis biaya, analisis pendapatan serta analisis tingkat

pendapatan dengan menggunakan R/C rasio, B/C rasio, Break Even Point (BEP)

dan Payback Period (PP).

5.1.1. Hasil Analisis Biaya Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

Biaya usahatani atau biasa disebut biaya total (Total Cost) merupakan

jumlah dari biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost) (Rahim

dan Hastuti, 2007 dalam Amalia, 2013). Biaya usahatani petani responden

berbeda satu dengan lainnya, hal tersebut dipengaruhi oleh penggunaan input, luas

lahan, banyak pupuk dan banyaknya benih (Lampiran 4). Faktor tersebut

mempengaruhi biaya usahatani masing-masing petani. Tabel 7, menyajikan rata-

rata biaya usahatani kangkung organik binaan ADC dengan luas lahan 575

M2/tahun.

Page 75: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

56

Tabel 7. Rata-rata Biaya Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor denganLuas Lahan 575 M2/tahun

No Uraian Jumlah Biaya1 Biaya Tetap

Pajak Lahan 66.220

Total 66.220

2 Biaya VariabelBenih 246.000

Pupuk 8.670.000

Listrik 356.250

Tenaga kerja 6.656.250

Transportasi 825.000

Penyusutan Alat 1.165.500

Total 17.919.000

Biaya Total Usahatani (FC+VC) 17.985.220Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 7, rata-rata total biaya usahatani pada petani kangkung

organik binaan ADC/ Tahun 2014 adalah sebesar Rp17.985.220,-. Nilai tersebut

diperoleh dari penjumlahan total biaya tetap sebesar Rp66.220,- dan total biaya

variabel sebesar Rp17.919.700,-.

5.1.2. Hasil Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung Organik PetaniBinaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

Pendapatan usahatani memberikan gambaran mengenai keuntungan

usahatani. Pendapatan yang diterima oleh petani kangkung organik binaan ADC

sangat bervariasi. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan cara dan

penggunaan pengelolaan lahan ataupun proses panen yang mempengaruhi output

baik jumlah produksi maupun biaya usahatani. Tabel 8, menyajikan rata-rata

produksi, biaya total, harga jual, penerimaan dan pendapatan usahatani pada

petani kangkung organik binaan Agribusiness Development Center (ADC).

Page 76: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

57

Tabel 8. Rata-rata Produksi, Biaya Total, Harga Jual, Penerimaan dan PendapatanUsahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness DevelopmentCenter (ADC) dengan Luas Lahan 575 M2/tahun

UraianProduksi (Kg) Biaya Total

(Rp)HargaJual (Rp)

Penerimaan(Rp)

Pendapatan(Rp)

Jumlah 9.113 17.985.220 7.000 63.787.500 45.802.280Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Diolah)

Berdasarkan tabel 8, rata-rata pendapatan petani responden kangkung

organik binaan ADC, yaitu sebesar Rp45.802.280,-. Nilai tersebut diperoleh dari

hasil selisih antara jumlah penerimaan dengan biaya produksi.

5.1.3. Hasil Analisis Tingkat Pendapatan dengan Menggunakan R/C Rasio,B/C Rasio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP)Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC) di Kabupaten Bogor

Analisis tingkat pendapatan dengan menggunakan R/C rasio, B/C rasio,

BEP dan PP pada pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor digunakan untuk

melihat kelayakan usaha dan mengevaluasi agar lebih optimal dalam mendapatkan

keuntungan. Tabel 9, menyajikan hasil analisis tingkat pendapatan usahatani

kangkung organik petani binaan Agribusiness Development Center (ADC).

Tabel 9. Hasil Analisis Tingkat Pendapatan dengan Menggunakan R/C Rasio, B/CRasio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP) UsahataniKangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center(ADC) dengan Luas Lahan 575 M2/tahun

No Uraian Hasil1 R/C Rasio 3,552 B/C Rasio 2,553 Break Even Point (BEP)

BEP Produksi/volume 2.569 (Kg)BEP Harga 1.973 (Rp)

4 Payback Period (PP) 1,48Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Page 77: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

58

Berdasarkan tabel 9, dapat disimpulkan bahwa nilai R/C rasio dan B/C

rasio layak dan memberikan manfaat dari usahatani kangkung organik. Nilai BEP

produksi/volume 2.569 dan BEP harga Rp1.973,-. Sedangkan PP mendapatkan

nilai 1,48.

Berikut ini merupakan Tabel 10, yang akan merangkum seluruh hasil

perhitungan dari analisis pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan

ADC. Perhitungan tersebut meliputi penerimaan, pendapatan, R/C rasio, B/C

rasio, break event point dan payback period.

Tabel 10. Hasil Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor denganRata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun

No Uraian Nilai (Rp)1 Penerimaan 63.787.500

2 Pendapatan 45.801.580

3 Biaya TetapPajak Lahan 66.220

Total Biaya Tetap (Fixed Cost) 66.220

4 Biaya VariabelBenih 246.000

Pupuk 8.670.000

Listrik 356.250

Tenaga Kerja 6.656.250

Transportasi 825.000

Penyusutan 1.165.500

Total Biaya Variabel (Variable Cost) 17.919.700

5 Total Biaya 17.985.220

6 Total Produksi (Kg) 9.113

7 Harga Perkilogram 7.000

8 R/C Rasio 3,55

9 B/C Rasio 2,55

10 Break Even Point Produk/Volume (Kg) 2.569

11 Break Even Point Harga 1.973

12 Payback Period 1,48Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Page 78: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

59

5.2. Pembahasan

Pembahasan penelitian analisis pendapatan usahatani kangkung organik

petani binaan Agribusiness Development Center di Kabupaten Bogor dengan rata-

rata luas lahan 575 M2/tahun. Pembahasan penelitian analisis yang meliputi;

analisis biaya, analisis pendapatan serta analisis tingkat pendapatan dengan

menggunakan R/C rasio, B/C rasio, Break Even Point (BEP) dan Payback Period

(PP).

5.2.1. Pembahasan Analisis Biaya Usahatani Kangkung Organik PetaniBinaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

Biaya usahatani terdiri dari biaya tetap (fix cost) dan biaya variabel

(variable cost). Biaya tetap hasil analisis hanya terdiri dari biaya pajak lahan.

Sedangkan, biaya variabel hasil analisis terdiri dari biaya benih, pupuk, tenaga

kerja, listrik dan biaya penyusutan.

Berikut ini merupakan kategori biaya tetap yaitu pajak lahan.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Pajak Lahan

Terdapat pajak lahan yang dibayarkan oleh petani kangkung organik

binaan ADC. Rata-rata pajak lahan (PBB) yang dibayarkan petani responden

adalah sebesar Rp66.220,- /m2/Tahun. Biaya yang dikeluarkan petani berbeda-

beda seperti yang dijelaskan sebelumnya (lampiran 4). Pajak lahan berupa tanah

Kabupaten Bogor telah disesuaikan dengan kebijakan Peraturan Daerah Nomor 10

Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan. (Lampiran 5).

Page 79: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

60

Berikut ini merupakan kategori biaya variabel, yaitu: biaya benih, biaya

pupuk, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya listrik dan biaya transportasi.

Adapun penjelasannya sebegai berikut:

1. Biaya Benih

Biaya benih merupakan biaya penggunaan benih yang dikeluarkan petani

responden pada usahatani kangkung organik binaan ADC per Tahun 2014.

Benih menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Benih yang unggul

cenderung menghasilakan produk dengan kualitas yang baik. Pemakaian benih

yang dilakukan oleh petani kangkung binaan ADC berbeda-beda (Lampiran 6),

mulai dari harga, kualitas dan kuantitas. Harga benih berkisar dari Rp15.000,-

hingga Rp25.000,- /Kg, sementara jumlah benih per tahun sebanyak 210 Kg.

Penggunaan rata-rata benih pada petani kangkung organik binaan ADC per Tahun

2014 adalah sebesar Rp246.000,- (Lampiran 6).

2. Biaya Pupuk

Biaya pupuk adalah biaya yang dikeluarkan petani responden pada

usahatani kangkung binaan ADC per tahun 2014 berbeda satu sama lain

(Lampiran 4). Pupuk merupakan tambahan nutrisi bagi tanah agar tanaman dapat

tumbuh secara optimal. Bahan baku pupuk untuk petani ADC merupakan

campuran dari kotoran unggas dan sekam. Kotoran unggas yang digunakan pada

usahatani kangkung organik ADC ini adalah kotoran ayam petelur, sebab

kandungan protein dari kotoran unggas tersebut sangat baik untuk kesuburan

tanah. Satuan dalam penyebutan penelitian ini yaitu karung, sebab para petani

sulit menghitung dengan satuan kilogram apabila dipindah dalam bentuk satuan

rupiah. Penyebabnya biaya yang dikeluarkan oleh petani satuannya karung kepada

Page 80: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

61

penjual pupuk. Satu karung pupuk mempunyai berat 20 kilogram, jika

penggunaan pupuk 100 karung maka 2000 Kg hasil perhitungannya dengan harga

sangat beragam dari Rp6.000,- hingga Rp9.000,-. Penggunaan 2 karung pupuk

berjumlah 20 Kg per karung dapat berguna untuk 1 bedeng ukuran 10 meter

panjang dikali 1 meter lebar. Jumlah karung yang digunakan oleh petani sebanyak

1.840 karung atau sebanyak 36.800 Kg/tahun. Rata-rata pengeluaran pupuk oleh

petani responden adalah sebesar Rp8.670.000,- (Lampiran 6).

3. Biaya Listrik

Biaya listrik adalah biaya yang dikeluarkan petani kangkung mitra ADC

setiap bulannya. Kebutuhan akan listrik dari masing-masing petani setiap

bulannya berbeda-beda (Lampiran 4). Hal tersebut dikarenakan luas lahan dan

banyaknya produksi tidaklah sama. Pengeluaran biaya listrik semakin rendah

ketika memasuki musim penghujan, sebaliknya apabila musim kemarau.

Penggunaan listrik petani responden lebih besar difungsikan sebagai sarana

pendukung mesin air pada lahan. Rata-rata pengeluran biaya listrik petani

responden kangkung organik binaan ADC sebesar Rp356.250,-.

4. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani

responden pada usahatani kangkung organik binaan ADC Tahun 2014.

Biaya tenaga kerja pada responden berbeda biaya yang dikeluarkan (Lampiran 4).

Masing-masing tenaga kerja 1 (satu) dari tiap petani, hal tersebut dikarenakan luas

lahan cukup kecil dan banyaknya produksi tidak memerlukan tenaga kerja yang

banyak. Biaya tenaga kerja di daerah Kabupaten Bogor diantaranya upah per hari

berkisar Rp.75.000. Perbedaan jumlah biaya dapat dilihat dari hari yang mereka

Page 81: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

62

gunakan diantara petani responden. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani

kangkung binaan ADC per Tahun 2014 adalah sebesar Rp6.656.250,-.

5. Biaya Transportasi

Biaya transportasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani

responden pada usahatani organik binaan ADC tahun 2014. Biaya transportasi

yang dikeluarkan oleh petani responden berbeda antara petani satu dengan lainnya

(Lampiran 4), begitupun dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut

dikarenakan banyaknya hasil panen dan jarak tempuh antara petani responden

berbeda. Luas lahan dari 500 m2 ke atas menggunakan mobil dalam mengirimkan

hasil usahataninya, sedangkan luas lahan 500 m2 ke bawah menggunakan motor.

Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani kangkung mitra ADC per tahun

adalah sebesar Rp825.000,-.

6. Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan berdasarkan alokasi

sistematis jumlah yang dapat sisusutkaan dari suatu aset selama usia

ekonomisnya. Terdapat 7 komponen alat yang digunakan dalam usahatani

kangkung organik binaan ADC yaitu cangkul, arit, parang, gembor, garpu, paranet

dan mesin air. Pembelian alat tersebut tidak dilakukan pada tiap musim panen

ataupun tiap tahun, karena alat tersebut dapat digunakan hingga tidak terpakai

(rusak) kembali. Alat pertanian yang digunakan tersebut namun akan mengalami

penyusutan setiap tahunnya yang dapat dihitung melalui metode garis lurus,

dimana biaya penyusutan didapat dari harga beli dengan umur ekonomis (tahun).

Satuan pengukuran umur ekonomis alat pertanian diperoleh dari rata-rata petani

berusahatani kangkung organik per tahun sebesar Rp1.165.500,- (Lampiran 7).

Page 82: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

63

5.2.2. Pembahasan Pendapatan Usahatani Kangkung Organik PetaniBinaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

Pendapatan usahatani menjadi penting dalam kaitannya dengan tujuan

yang hendak dicapai oleh setiap usahatani, demikian pula bagi mereka yang

berkepentingan dengan usahatani dengan berbagai pertimbangan dan motivasinya

(Hernanto, 1995 dalam Amalia, 2013). Pendapatan usahatani diperoleh dari

selisih jumlah penerimaan dan total produksi dalam berusahatani kangkung

organik petani binaan ADC selama 1 tahun (2014).

Penerimaan hasil usahatani petani kangkung organik mitra ADC adalah

jumlah produksi dikalikan harga produksi. Jumlah produksi dari petani berbeda-

beda atas pengaruh input produksi yang digunakan petani seperti jumlah

penggunaan dari mulai benih, pupuk, tenaga kerja, transportasi dan biaya

penyusutan pada kegiatan usahatani kangkung organik binaan ADC. Harga jual

kangkung organik pada tahun 2014 sebesar Rp.7.000,-/Kg/M2 dengan rata-rata

produksi 9.113 Kg/Tahun/M2. Berdasarkan Tabel 8, rata-rata penerimaan petani

pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp.63.787.500,-/Tahun/M2. Nilai tersebut

didapatkan dari perkalian jumlah produksi dengan harga jual (Lampiran 8).

5.2.3. Pembahasan Analisis Tingkat Pendapatan dengan Menggunakan R/CRasio, B/C Rasio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP)Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC) di Kabupaten Bogor

Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk melihat sejauh mana suatu

kegiatan usaha dapat dikatakan memiliki manfaat dan layak untuk dikembangkan.

Terdapat 4 cara untuk melakukan suatu analisis pendapatan usahatani pada petani

responden kangkung organik binaan ADC yaitu, analisis rasio penerimaan atas

Page 83: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

64

biaya (R/C Rasio), analisis keuntungan atas biaya (B/C Rasio), break event point

(BEP) dan payback period (PP).

1. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio)

Analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C Rasio) merupakan perbandingan

(ratio atau nisbah) antara penerimaan (revenue) dan biaya (cost).

Penerimaan yang diperoleh pada petani kangkung organik binaan ADC yaitu

sebesar Rp63.787.500,-, sedangkan biaya total usahatani kangkung organik adalah

Rp17.985.220,-. Perhitungan analisis penerimaan atas biaya (R/C Rasio) usahatani

kangkung organik adalah 3,55. Hasil tersebut didapat dari pembagian antara

penerimaan dan biaya total usahatani. Tabel 11, menyajikan rincian analisis rasio

penerimaan atas biaya (R/C Rasio) yang diperoleh petani responden kangkung

organik binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor.

Tabel 11. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) yang DiperolehUsahatani Kangkung Organik Petani Binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC) di Kabupaten Bogor dengan Rata-rataLuas Lahan 575 M2/tahun

No Jenis Biaya Nilai (Rp)1 Penerimaan 63.787.5002 Total Biaya Usahatani 17.985.220

Nilai Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio) 3,55Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat bahwa nilai rasio atas biaya (R/C

Rasio) sebesar 3,55 mengindikasikan setiap Rp1.000.000,- atas keseluruhan biaya

usahatani yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp3.550.000,-

kepada petani organik binaan ADC. Usahatani kangkung organik dapat

dikatakan efisien karena memiliki nilai rasio penerimaan atas biaya yang lebih

dari satu (R/C Rasio > 1), sehingga kegiatan usahatani kangkung organik layak

Page 84: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

65

dikembangkan karena memberikan penerimaan lebih besar dari pada

pengeluarannya.

2. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)

Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C Rasio) merupakan perbandingan

antara tingkat keuntungan yang diperoleh (pendapatan) dengan total biaya

usahatani yang dikeluarkan. Manfaat analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C

Rasio) yaitu untuk investasi/penanaman modal bagi pihak lain pada petani

kangkung organik binaan ADC. Keuntungan atas pendapatan yang diperoleh

petani kangkung organik yaitu sebesar Rp45.802.280,- dengan biaya total

usahatani kangkung organik yaitu sebesar Rp17.985.220,-. Perhitungan analisis

rasio keuntungan atas biaya (B/C Rasio) usahatani kangkung organik adalah

sebesar 2,55. Hasil tersebut merupakan pembagian jumlah pendapatan

(keuntungan) dengan biaya total. Tabel 12, menyajikan analisis rasio keuntungan

atas biaya (B/C Rasio) yang diperoleh petani responden organik binaan ADC.

Tabel 12. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio) yang DiperolehUsahatani Kangkung Organik Petani Binaan AgribusinessDevelopment Center (ADC) di Kabupaten Bogor dengan Rata-rataLuas Lahan 575 M2/tahun

No Jenis Biaya Nilai (Rp)1 Pendapatan 45.802.2802 Total Biaya Usahatani 17.985.220

Nilai Rasio Penerimaan atas Biaya (B/C Rasio) 2,55Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat bahwa nilai rasio keuntungan atas

biaya (B/C Rasio) usahatani kangkung organik sebesar 2,55 mengindikasikan jika

modal yang dikeluarkan sebesar Rp1.000.000,-, maka petani kangkung organik

akan mendapatkan manfaat keuntungan sebesar Rp2.550.000,-.

Usahatani kangkung organik dapat dikatakan memberikan manfaat untuk

Page 85: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

66

dijadikan investasi, sehingga kegiatan usahatani kangkung organik layak

dikembangkan karena analisis rasio keuntungan atas biaya lebih besar dari (B/C

Rasio > 0).

3. Analisis Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) merupakan titik impas karena pada titik tersebut

suatu usahatani kangkung organik memperoleh untung dan tidak pula rugi.

Kondisi ini akan menghasilkan laba yang diperoleh adalah nol (impas).

Analisis Break Event Point (BEP), titik impas produksi selain dinyatakan

dalam satuan kilogram, juga dinyatakan dalam satuan rupiah. Perhitungan BEP

memiliki tiga cara yaitu: BEP Produksi atau volume dan BEP harga.

1. BEP Produksi

Analisis BEP Produksi atau volume merupakan hasil pembagian antara

total biaya usahatani yang dikeluarkan oleh petani responden kangkung organik.

Total biaya usahatani yang dikeluarkan oleh petani kangkung adalah sebesar

Rp17.985.220,- M2/tahun, sedangkan harga jual kangkung organik adalah sebesar

Rp7000/Kg. Tabel 13, menyajikan analisis BEP produksi yang diperoleh petani

responden kangkung organik binaan Agribusiness Development Center (ADC) di

Kabupaten Bogor.

Tabel 13. BEP Produksi yang Diperoleh Usahatani Kangkung Organik PetaniBinaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogordengan Rata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun

No Jenis Biaya Nilai (Rp)1 Total Biaya Usahatani 17.985.2202 Harga Jual 7.000/Kg

BEP Produksi 2.569 KgSumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Berdasarkan tabel 13, menunjukan bahwa hasil BEP produksi atau volume

yang dikeluarkan oleh petani kangkung organik sebesar 2.569 Kg/tahun/M2.

Page 86: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

67

Perhitungan yang dihasilkan akan mengalamai kerugian jika nilai BEP produksi

tidak melebihi 2.569 Kg/tahun/M2. Perhitungan yang dihasilkan juga tidak akan

mengalami keuntungan, artinya dalam hasil tersebut merupakan titik impas.

2. BEP Harga

Analisis BEP harga merupakan hasil BEP produksi yang ada pada petani

kangkung organik dengan total produksi usahatani kangkung organik. Biaya total

usahatani kangkung yang dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp17.985.220,-,

sedangkan rata-rata total produksi adalah 9.113 Kg/tahun/M2. Tabel 14,

menyajikan analisis BEP harga yang diperoleh petani responden kangkung

organik binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor.

Tabel 14. BEP Harga yang Diperoleh Usahatani Kangkung Organik Petani BinaanAgribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor denganRata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun

No Jenis Biaya Nilai (Rp)1 Total Biaya Usahatani 17.985.2202 Total Produksi 9.113/Kg

BEP Harga 1.973KgSumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Berdasarkan tabel 14, menunjukan bahwa hasil BEP harga yang ada pada

petani responden kangkung organik adalah Rp1.973,-/Kg. Hasil yang dihasilkan

akan mengalami kerugian jika nilai BEP kurang dari Rp1.973,-/Kg.

Perhitungan yang dihasilkan juga tidak akan mengalami keuntungan, artinya

dalam hasil tersebut merupakan titik impas.

4. Analisis Payback Period (PP)

Analisis Payback Period (PP) digunakan untuk mengetahui jangka waktu

pengembalian modal telah dikeluarkan oleh petani responden kangkung organik

selama produksi yang diperoleh dari perbandingan nilai investasi dengan nilai

pendapatan. Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk

Page 87: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

68

memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut

(Ahmad, 2004). Nilai investasi pada penelitian ini dihasilkan dari total biaya dari

mesin dan alat yang digunakan oleh petani responden usahatani kangkung

organik sebagai sarana pendukung untuk melakukan kegiatan usahatani

kangkung organik sebesar Rp5.640.000,- (Lampiran 9), sedangkan dari nilai

Payback Period (PP) pada petani responden kangkung organik adalah sebesar

1,48. Tabel 15, menyajikan analisis payback period petani responden kangkung

organik binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor.

Tabel 15. Analisis Payback Period (PP) Usahatani Kangkung Organik PetaniBinaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogordengan Rata-rata Luas Lahan 575 M2/tahun

No Komponen Nilai (Rp)1 Investasi Usahatani Kangkung Organik 5.640.0002 Pendapatan Usahatani Kangkung Organik 45.801.580

Analisis Payback Period (PP) 1,48Sumber: Data Primer, 2015 (Diolah)

Berdasarkan tabel 15, menunjukan bahwa nilai Payback Period (PP)

sebesar 1,48 yang diperoleh dari perbandingan antara nilai investasi sebesar

Rp.5.640.000,- dengan pendapatan sebesar Rp.45.801.580,- dikalikan dengan

umur investasi selama 1 tahun. Nilai Payback Period (PP) tersebut menunjukan

bahwa usahatani kangkung organik petani binaan ADC akan mengalami

pengembalian modal selama 1 tahun 4 bulan.

Page 88: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

69

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan dan uraian mengenai “Analisis

Pendapatan Usahatani Kangkung Organik Binaan Agribusiness Development

Center (ADC) di Kabupaten Bogor, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Biaya usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness

Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor memiliki biaya produksi

usahatani sebesar Rp17.985.220,-/tahun dengan nilai rata-rata lahan seluas

575 M2.

2. Pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness

Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor memperoleh nilai rata-

rata sebesar Rp45.801.580,- M2/tahun dengan nilai rata-rata lahan seluas

575 M2.

3. Analisis tingkat pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

memperoleh nilai rasio penerimaan atas biaya (R/C Rasio) adalah sebesar

3,55. Nilai rasio keuntungan atas biaya (B/C Rasio) merupakann

perbandingan antara tingkat keuntungan/pendapatan adalah sebesar 2,55.

Sementara perhitungan break event point (BEP) terbagi menjadi 2, yaitu

Page 89: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

70

BEP produksi/volume dan BEP harga. BEP produksi/volume mendapatkan

nilai sebesar 2.569 Kg/tahun/M2. Sedangkan BEP harga mendapatkan nilai

Rp1.973,-/Kg/tahun/M2. Perhitungan terakhir adalah payback period (PP)

sebesar 1,48.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, saran yang

diberikan berkaitan usahatani kangkung organik binaan ADC sebagai berikut:

1. Biaya usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness

Development Center (ADC) yang dikeluarkan sudah baik dan perlu untuk

dipertahankan.

2. Pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness

Development Center (ADC) yang dihasilkan sangat baik dan perlu untuk

dipertahankan.

3. Analisis tingkat pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan

Agribusiness Development Center (ADC) dengan menggunakan R/C rasio,

B/C rasio, BEP dan payback period sangat baik sehingga perlu

dipertahankan dan layak untuk dikembangkan.

Page 90: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

71

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. PT.Rineka Cipta. 2004. Jakarta.

Blocher. 2007. Cost Management: Manajemen Biaya (Penekanan Strategis).Salemba 4. Jakarta.

Cahyo Saparinto dan Rini Susiana, 2014. Panduan Lengkap Budi Daya Ikan danSayuran dengan Sistem Akuaponik, Lily Publisher, Yogyakarta.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1981.

Downey W.D. dan Ericson S.P. Tanpa Tahun. Manajemen Agribisnis EdisiKedua.

Fess, Warren Reeve. 2005. Pengantar Akuntansi. Salemba 4. Jakarta.

Food dan Nutrion Center Hand-Book No.1. 1994. Manila.

Fuad, M., dkk. 2000. Pengantar Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi. Yoyakarta.

Hernanto. F. 1995. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Idani, Florent Rostrina. 2012. Analisis Pendapatan Usahatani dan OptimalisasiPola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng DesaCitapen di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat [skripsi].Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Marissa. 2010. Analisi Pendapatan Usahatani Tebu di PT. PG Rajawali II Unit PGTersana Baru, Babakan, Cirebon, Jawa Barat. [skripsi]. Jakarta.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Mosher, A. T. 1991. Menggerakan Pembangunan Pertanian: Syarat-SyaratPokok Pembangunan dan Moderenisasi. CV. Yasaguna. Jakarta.

Nasihah, Mia Fidyatun. 2014. Analisis Pendapatan Usahatani Belimbing Dewapada Petani Mitra di Depok Organik. [skripsi]. Jakarta. UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah.

Page 91: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

72

Poetriyani. 2011. Analisis Perbandingan Efisiensi Usahatani Padi Organik denganAnorganik di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.[skripsi]. Bogor, Intsitut Pertanian Bogor.

Pohan, Ria Aswita. 2008. Analisis Usahatani dan Faktor-faktor yangMempengaruhi Pendapatan Petani Wortel di Kecamatan SimpangEmpat, Kabupaten Karo. [skripsi]. Medan, Universitas SumateraUtara.

Rukmana, Rahmat. 1994. Bertanam Kangkung. Kanisius. Yogyakarta.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tentangHoltikultura

Soeharjo dan Patong. 1973. Ilmu Usahatani. Departemen Ilmu-ilmu SosialEkonomi Institut Pertanian. Bogor.

Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Soekartawi. 1994. Pembangunan Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soetrisno, Lukman. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian: SebuahTinjauan Sosiologis. Kanisius. Yogyakarta.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta.

Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk PenelitiPemula. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sukwiyati, dkk. 2005. Ekonomi 1. Yudhistira. Bandung.

Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Kecil.UI Press. Jakarta.

Supriyati, Y dan Herliyana, E. 2010. Bertanam 15 Sayuran Organik dalam Pot.Penebar Swadaya. Jakarta.

Susetya, Darma. Tanpa Tahun. Panduan LengkapMembuat Pupuk Organik.Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Page 92: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

73

Syarifah, Salwati. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi ProduksiTandan Buah Segar di Perkebunan Inti PT. Permata Hijau Pasaman I.Sumatera Barat. [skripsi]. Jakarta. Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah.

Wahyudi, 1992. “Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran”. Kanisius, Yogyakarta

Page 93: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PRODI AGRIBISNIS

74

Lampiran 1. Kuisioner

Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan

Agribusiness Development Centre (ADC) di Kabupaten Bogor

Oleh : Nur Ikhsan Ramdhani Yusuf / 109092000007

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-

Nya kepada kita semua. Perkenankanlah saya mahasiswa meminta bantuan

kepada Bapak / Ibu untuk mengisi kuisioner di bawah ini. Kuisioner ini

merupakan alat bantu dalam penelitian saya. Sekecil apapun informasi yang anda

berikan kepada saya, akan sangat besar artinya bagi kelancaran penelitian skripsi

saya ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hari / Tanggal :

*) lingkari pilihannya

A. Data Responden

1. Nama :

2. Alamat / No. Hp :

3. Jenis kelamin : L / P *

4. Umur : tahun

5. Status pernikahan : 1. Belum Menikah; 2.

Menikah *

6. Pendidikan formal responden :

7. Jumlah tanggungan keluarga (termasuk responden):

8. Status penguasaan lahan : pemilik/…………………..*

9. Luas lahan lahan yang diusahakan untuk sayuran kangkung:

……………. m2 dari total:………….m2

Page 94: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PRODI AGRIBISNIS

75

10. Sumber modal usahatani :

sendiri/ pinjam ke petani lain/ lainnya………………………….*

11. Sifat usahatani : utama/ sampingan *

12. Pekerjaan diluar usahatani :

13. Pengalaman bertani sayuran kangkung :………..tahun

B. Data Usahatani

Penggunaan Input Satu Musim Tanam

No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan (Rp) Total (Rp)1 Lahan2 Benih3 Pupuk4 Pestisida5 Tenaga Kerja6 Cangkul7 Garpu8 Celurit9 Sprayer10 Pengairan11 Penyusutan Cangkul12 Penyusutan Garpu13 Penyusutan Celurit14 Penyusutan Sprayer1516

C. Penerimaan Hasil Panen Sayur Kangkung Organik Satu Musim

Tanam

No Uraian Total Produksi (kg) Harga (Rp/kg)1 Kangkung Organik

Jumlah

Page 95: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

76

Lampiran 2. Lokasi Agribusiness Development Center (ADC)

Page 96: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

77

Lampiran 3. Data Responden Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

No NamaJenis

KelaminUmur Alamat

TingkatPendidikan

StatusLama

BerusahataniStatusLahan

LuasLahan

Luas LahanKangkung

TanggunganKeluarga

1 Novicha Perempuan 27 Desa Cibanteng Ilir S2 Belum Menikah 2 Sendiri 500 300 2

2FebriKhafidain Laki-laki 20 Desa Cibanteng S1 Belum Menikah 1 Sendiri 1800 400 2

3 Encep Laki-laki 64Desa GunungBunder SD Menikah 5 Sendiri 2500 600 6

4 Endang. S Laki-laki 65Desa GunungBunder SD Menikah 6 Sendiri 2500 1000 7

5DarmaMaulana Laki-laki 34

Desa GunungBunder SD Belum Menikah 6 Sendiri 2000 500 2

6 Sujino Laki-laki 35Desa BojongJengkol S1 Menikah 5 Sendiri 1500 300 4

7 H. Sholeh Laki-laki 78 Desa Karekhel SD Menikah 7 Sendiri 3000 1000 9

8 Asmin Laki-laki 60 Desa Karekhel SD Menikah 7 Sendiri 1000 500 7

9 Yani Laki-laki 51 Desa Karekhel SD Menikah 4 Sendiri 1000 500 6

10 Galung Laki-laki 49 Desa Karekhel SD Menikah 4 Sendiri 1000 500 5

11 H. Endang Laki-laki 45 Desa Ciraruteun SD Menikah 5 Sendiri 2500 900 7

12 Hidayat Laki-laki 58 Desa Ciraruteun SD Menikah 5 Sendiri 4000 1500 10

13 Budi Laki-laki 34 Desa Cibatok SD Menikah 3 Sendiri 1500 400 4

14 Eman Laki-laki 49 Desa Karekhel SD Menikah 5 Sendiri 1000 300 5

15 Fauzi Laki-laki 57 Desa Ciampea SMU Menikah 4 Sendiri 1600 600 3

16 Mad Yusa Laki-laki 44 Desa Babulak SD Menikah 2 Sendiri 500 250 4

Page 97: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

78

Lampiran 4. Biaya Responden Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor perMusim Tanam dengan Luas Lahan 575 M2

Biaya Usahatani

No NamaLuas

Lahan(M2)

Benih(Rp)

Pupuk (Rp)Listrik(Rp)

PajakLahan (Rp)

Transportasi(Rp)

TenagaKerja (Rp)

BiayaPenyusutan

(Rp)

Jumlah BiayaUsahatani(Rp/MT)

Jumlah BiayaUsahatani

(Rp/Tahun)

1 Hidayat 1500 42.500 1.800.000 50.000 172.700 100.000 1.200.000 2.650.500 6.015.700 41.133.2002 H. Endang 900 25.500 1.260.000 50.000 102.740 100.000 900.000 2.650.500 5.088.740 30.779.2403 Yani 500 18.000 600.000 25.000 56.100 100.000 600.000 490.500 1.889.600 16.662.6004 Aswin 500 18.000 700.000 25.000 56.100 100.000 600.000 490.500 1.989.600 17.862.6005 H. Sholeh 1000 34.000 1.400.000 50.000 116.000 100.000 900.000 2.650.500 5.251.100 32.575.1006 Sujino 300 10.000 420.000 20.000 34.980 20.000 300.000 490.500 1.295.480 9.765.4807 Darma 500 25.000 700.000 20.000 56.100 100.000 450.000 490.500 1.841.600 16.086.6008 Febri 400 17.000 250.000 25.000 46.640 30.000 450.000 490.500 1.309.140 9.801.1409 Mad Yusa 250 17.000 350.000 20.000 29.150 20.000 150.000 490.500 1.076.650 7.203.650

10 Eman 300 10.000 300.000 20.000 34.980 20.000 300.000 490.500 1.175.480 8.325.48011 Novicha 300 10.000 300.000 20.000 34.980 30.000 300.000 490.500 1.185.480 8.445.48012 Galung 500 17.000 600.000 25.000 56.100 100.000 600.000 2.650.500 4.048.600 18.810.60013 Encep 600 18.000 720.000 30.000 69.960 100.000 525.000 490.500 1.953.460 17.276.46014 Endang S 1000 36.000 1.200.000 50.000 116.600 100.000 1.000.000 2.650.500 5.153.100 31.399.10015 Budi 400 20.000 560.000 25.000 46.640 50.000 450.000 490.500 1.642.140 13.797.14016 Fauzi 250 10.000 400.000 20.000 29.150 30.000 150.000 490.500 1.129.650 7.839.650

Jumlah 9.200 328.000 11.560.000 475.000 1.059.520 1.100.000 8.875.000 18.648.000 42.045.520 287.763.520Total (Tahun) 9.200 3.936.000 138.720.000 5.700.000 1.059.520 13.200.000 106.500.000 18.648.000 - -

Rata-rata 575 246.000 8.670.000 356.250 66.220 825.000 6.656.250 1.165.500 2.627.845 17.985.220

Page 98: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

79

Lampiran 5. Pajak Lahan Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

((Jumlah lahan/dasar pengenaan x NJOP) – NJOPTKP x PBB Tanah x NJOP ≤ 1Miliyar))

Contoh: ((1.500 m2 x Rp.530.000) – Rp.10.000.000 x 20% x 0,11%

Ket:

1. Jumlah lahan/dasar pengenaan = Jumlah lahan petani per responden

2. NJOP = Nilai Jual Objek Pajak

3. NJOPTKP = Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

4. PBB Tanah = Rumus untuk hitung pajak tanah 20%

5. NJOP ≤ 1Miliyar = Nilai Jual Objek Pajak dibawah 1 Miliyar

Lampiran 6. Rata-rata Total Benih dan Pupuk Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) diKabupaten Bogor dengan Luas Lahan 575 M2

No Uraian Jumlah (Tahun) (Kg) Total Pengeluaran per Tahun (Rp) Rata-rata (Rp)1 Benih 210 3,936,000 246,0002 Pupuk 15,640 89,340,000 5,583,750

Page 99: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

80

Lampiran 7. Penyusutan Alat dan Mesin Produksi Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness DevelopmentCenter (ADC) di Kabupaten Bogor

NoNama Harga per Unit Umur Ekonomis Biaya Penyusutan / Tahun Jumlah unit

Total Penyusutanper Tahun

1 Cangkul 60,000 2 27,000 32 864,000

2 Arit 50,000 2 22,500 32 720,000

3 Gembor 300,000 4 67,500 32 2,160,000

4 Paranet 12,000,000 5 2,160,000 5 10,800,000

5 Garpu 40,000 2 18,000 16 288,000

6 Parang 30,000 2 13,500 16 216,000

7 Mesin Air 1,000,000 4 225,000 16 3,600,000

Total2,533,500 149 18,648,000

Rata-rata1,165,500

Page 100: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

81

Lampiran 8. Rata-rata Penerimaan Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) diKabupaten Bogor dengan Luas Lahan 575 M2

No NamaLuas Lahan

(M2)Jumlah Produksi

(Kg/MT)Jumlah Produksi

(Kg/Tahun)Harga Jual(Rp/Kg)

Penerimaan(Rp/Kg/MT)

Penerimaan(Rp/Kg/Tahun)

1 Hidayat 1500 1.500 18.000 7.000 10.500.000 126.000.0002 H. Endang 900 900 10.800 7.000 6.300.000 75.600.0003 Yani 500 1.000 12.000 7.000 7.000.000 84.000.0004 Aswin 500 800 9.600 7.000 5.600.000 67.200.0005 H. Sholeh 1000 1.000 12.000 7.000 7.000.000 84.000.0006 Sujino 300 470 5.640 7.000 3.290.000 39.480.0007 Darma 500 710 8.520 7.000 4.970.000 59.640.0008 Febri 400 630 7.560 7.000 4.410.000 52.920.0009 Mad Yusa 250 380 4.560 7.000 2.660.000 31.920.00010 Eman 300 500 6.000 7.000 3.500.000 42.000.00011 Novicha 300 490 5.880 7.000 3.430.000 41.160.00012 Galung 500 1.000 12.000 7.000 7.000.000 84.000.00013 Encep 600 800 9.600 7.000 5.600.000 67.200.00014 Endang S 1000 1.000 12.000 7.000 7.000.000 84.000.00015 Budi 400 600 7.200 7.000 4.200.000 50.400.00016 Fauzi 250 370 4.440 7.000 2.590.000 31.080.000

Jumlah 9.200 12.150 145.800 - 85.050.000 1.020.600.000Rata-rata 575 759 9.113 - 5.315.625 63.787.500

Page 101: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KANGKUNG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28164/1/NUR... · 2010 : Pelatihan Advokasi Mahasiswa Pertanian Ikatan Senat Mahasiswa

82

Lampiran 9. Biaya Investasi Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center (ADC) diKabupaten Bogor

No Nama Jumlah Unit Harga per Unit Total Harga1 Cangkul 32 60,000 1,920,0002 Arit 32 50,000 1,600,0003 Gembor 32 300,000 9,600,0004 Paranet 5 12,000,000 60,000,0005 Garpu 16 40,000 640,0006 Parang 16 30,000 480,0007 Mesin Air 16 1,000,000 16,000,000

Total 90,240,000Rata-rata 5.640.000