analisis pengaruh bid ask spread, market value, risk of...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE,
RISK OF RETURN DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO
TERHADAP HOLDING PERIOD SAHAM BIASA PADA
INDEKS LQ45 PERIODE 2010-2015
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh
Siti Syifa Amalia
NIM: 1111081000059
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Risk of Return,
dan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period Saham Biasa
pada Indeks LQ45 Period 2010-2015
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Siti Syifa Amalia
1111081000059
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Indo Yama Nasarudin, SE, MAB Amalia, SE, MSM
NIP. 19741127 20012 1 002 NIP. 19740821 200901 2 005
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 201PREHENSIF
ii
i Syifa Amaliat Ratio terhadap Holding Period Saham Biasa pada Indeks LQ45
Periode 2010-20kan pen
iii
iv
aoses Ujian Korehensif, maka dituskan bahwa )
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siti Syifa Amalia
NIM : 1111081000059
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juni 2016
Yang Menyatakan
(Siti Syifa Amalia)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Siti Syifa Amalia
2. Tempat / tanggal lahir : Tangerang, 08 Juni 1993
3. Alamat : Jl.KH.Hasyim Ashari no.50 Tangerang
4. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TKIT Asy-Syukriyyah Tahun 1998-1999
2. SDIT Asy-Syukriyyah Tahun 1999-2005
3. SMPI 04 As-Syafiiyah Tahun 2005-2008
4. SMA Muhammadiyah 2 Tahun 2008-2011
5. S1 Ekonomi UIN Syarif hidayatullah Jakarta Tahun 2011-
sekarang
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Marching Band Gita Putri As-syafiiyah (2005-2008)
2. Anggota Paskibra SMA Muhammadiyah 02 Tangerang (2009-2010)
3. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2013)
4. Anggota Bidang Daftar dan Pustaka HmI Kafeis (2013-2014)
5. Wakil Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan HmI Kafeis (2014-
2015)
6. Anggota Bidang Hubungan Antar Lembaga Dewan Eksekutif
Mahasiswa (DEMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2015-2016)
7. Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Organisasi KOHATI
Cabang Ciputat (2015-2016)
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Bid-Ask Spread
(Bid_ASK), Market Value (MV), Risk of Return (ROR) dan Dividend Payout
Ratio (DPR) terhadap Holding Period (HP). Sampel dalam penelitian ini
adalah 8 perusahaan pada Indeks LQ45 tahun 2010-2015. Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan
keseluruhan variable di dalam penelitian ini memiliki pengaruh signifikan
terhadap Holding Period (HP) dengan tingkat signifikan 5%. Secara parsial
diperoleh hasil bahwa variabel Bid-Ask Spread (Bid_Ask), Market Value
(MV), dan Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki peengaruh terhadap
Holding Period (HP). Lebih jauh lagi, koefisien Adjusted R2 menunjukkan
bahwa Bid-Ask Spread, Market Value, Risk of Return dan Dividend Payout
Ratio mampu menjelaskan Holding Period sebesar 22,6%.
Kata kunci : Holding Period, Bid-Ask Spread, Market Value, Risk of Return
dan Dividend Payout Ratio
vii
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence Bid-Ask
Spread (Bid_Ask), Market Value (MV), Risk of Return (ROR) and Dividend
Payout Ratio (DPR) to Holding Period (HP). Sample in this research are 8
firms on Indeks LQ45 from 2010-2015. This research used multiple linier
regression analysis.
The result shows that Bid-Ask Spread (Bid_Ask), Market Value (MV),
Risk of Return (ROR), and Dividend Payout Ratio (DPR) simultaneously have
significant impact toward Holding Period (HP) with the level significance
5%. And in partially, the obtained result shows that Bid-Ask Spread, Market
Value, and Dividend Payout Ratio have influence on Holding Period.
Furthermore, the Adjusted R-squared coefficient shows that Bid-Ask Spread
(Bid_Ask), Market Value (MV), Risk of Return (ROR) and Dividend Payout
Ratio (DPR) can give 22,6% explanation to Holding Period (HP).
Keywords: Holding Period, Bid-Ask Spread, Market Value, Risk of Return
dan Dividend Payout Ratio
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
karena atas rahmat serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Risk of Return
dan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period Saham Biasa Pada
Indeks LQ45 Periode 2010-2015”.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak kendala yang dihadapi penulis.
Namun berkat ridho, rahmat dan hidayah-Nya yang begitu melimpah penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
banyak pihak telah membantu dalam proses penyelesaian tugas skripsi ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, Bapak H. Iwan Kusnandar
dan Ibu Hj. Mimin Asminah. Terimakasih karena selalu memberikan
cinta dan kasih sayangnya, serta selalu menjaga dan mendidik penulis
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bekerja keras dengan selalu
berikhtiar diiringin doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT
agar selalu dapat memenuhi dan memberikan yang terbaik atas segala
kebutuhan penulis. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kalian.
2. Kakak-kakak tersayang, kak Fery Mulyana, Abang Uus Husna, dan
Abang Achmad Sodikin, Teteh Neneng Huznia, dan Teteh Siti Nurul
Fatimah serta keponakan-keponakan ku Siti Zahra Nurussyiam dan
Muhammad Arkan Zamzamy. Terimakasih atas saran, dukungan,
canda dan tawa yang selalu diberikan kepada penulis.
3. Bapak Dr.Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku dosen pembimbing
I yang bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing penulis
ix
selama penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas saran, dukungan, dan
motivasi yang telah bapak berikan selama ini.
4. Ibu Amalia, SE., MSM selaku dosen pembimbing II yang bersedia
menyediakan waktunya untuk membimbing penulis selama
penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas saran, dukungan, dan
motivasi yang telah ibu berikan selama ini.
5. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si sebagai Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Sahabat-sahabatku tersayang sejak SMP, Nadia Firda Aulia dan
Khoirunnisa yang selalu memberikan semangat. Sahabat-sahabatku
sejak SMA Adhe Dwianty Ramadhani, Angga Mahha Dwija,
Nurfullaily Putri Aprilianty, dan Ibnu Mahroja yang selalu bersedia
meluangkan waktunya membantu dalam berbagai hal. Sahabat-
sahabat seperjuangan sejak awal perkuliahan yang setia bareng-bareng
selalu satu kelas selama 7 semeter Musyrifah Ratnasari, Siti Asiah,
Bingah Pangesti, Suci Romadona, dan Puti Khalidya Syadzarin. Serta
teman dan kakak-kakak ku yang rela membantu penulis serta
menyemangati sampe akhir Ari Suryawan, Akbar Faisal dan Yunindra
Fadly Capah.Serta adik-adikku Fitria Karima, Septiani dan Mahda Nur
Hamidah.
9. Teman-teman Manajemen B, Manajemen Keuangan, dan Manajemen
2011 yang telah memberikan bantuan dan semangat.
10. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat,
dan KOHATI cabang Ciputat. Terimakasih atas doa dan dukungannya.
x
11. Seluruh pihak yang turut mendukung dan membantu penulis yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak khususnya dalam bidang manajemen keuangan.
Jakarta, Juni 2016
(Siti Syifa Amalia)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP v
ABSTRACT vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 11
C. Tujuan Penelitian 11
D. Manfaat Penelitian 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 14
1. Pengertian Pasar Modal 14
2. Instrumen, Peran dan Manfaat Pasar Modal 17
3. Analisis Investasi 18
xii
4. Proses Investasi 20
5. Holding Period 24
6. Bid-Ask Spread 27
7. Market Value 30
8. Risk of Return 31
9. Dividend Payout Ratio 33
B. Hubungan Antar Variabe Dependen dengan Variabel Independen
1. Hubungan Bid-Ask Spread Terhadap Holding Period 34
2 . Hubungan Market Value Terhadap Holding Period 35
3. Hubungan Risk of Return Terhadap Holding Period 36
4. Hubungan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period 37
C. Penelitian Terdahulu 38
D. Kerangka Pemikiran 44
E. Hipotesis 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian 48
B. Metode Penentuan Sampel 48
C. Metode Pengumpulan Data 50
D. Metode Analisis Data 51
1. Uji Statistik Deskriptif 51
2 .Uji Asumsi Klasik 51
a. Uji Normalitas 52
b. Uji Multikolinieritas 53
c. Uji Autokorelasi 53
xiii
d. Uji Heteroskedastisitas 55
3. Pengujian Hipotesis 56
a. Uji t (Uji Signifikan Parsial) 56
b. Uji F (Uji Signifikan Simultan) 57
4. Analisis Regresi Linier Berganda 58
5. Koefisien Determinasi (R2) 59
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 60
1. Variabel Independen 58
2. Variabel Dependen 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 64
1. Sejarah Singkat Pasar Modal 64
2. Sejarah Perusahaan LQ45 65
3. Deskriptif Objek Penelitian 66
4. Profil Perusahaan 67
B. Analisis Uji Statistik Deskriptif 70
C. Analisis Uji Asumsi Klasik 81
1. Uji Normalitas 81
2. Uji Multikolinieritas 83
3. Uji Autikorelasi 84
4. Uji Heteroskedastisitas 85
D. Pengujian Hipotesis 86
1. Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Risk of Return
dan Dividend Payout Ratio secara Simultan terhadap
xiv
Holding Period 86
2. Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Risk of Return
dan Dividend Payout Ratio secara Parsial terhdapa
Holding Period 88
E. Analisis Regresi Linier Berganda 89
F. Koefisien Determinasi (R2) 90
G. Pembahasan 91
1. Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period 91
2. Pengaruh Market Value terhadap Holding Period 93
3. Pengaruh Risk of Return terhadap Holding Period 94
4. Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period 95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 96
B. Keterbatasan 97
C. Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
LAMPIRAN 101
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Perusahaan di BEI 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 41
Tabel 3.1 Proses Penggambilan Sampel 49
Tabel 3.2 Sampel penelitian 50
Tabel 3.3 Analisis Durbin Watson 54
Tabel 4.1 Deskripsi Rata-rata Holding Period 71
Table 4.2 Deskripsi Rata-rata Bid-Ask Spread 73
Table 4.3 Deskripsi Rata-rata Market Value 75
Tabel 4.4 Deskripsi Rata-rata Risk of Return 77
Table 4.5 Deskripsi Rata-rata Dividend Payout Ratio 79
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov 82
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas 83
Table 4.8 Hasil Uji Autokorelasi 84
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Statistik t (Parsial) 86
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Statistik F (Simultan) 88
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda 89
Table 4.12 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) 90
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
Gambar 1.1 perkembangan realisasi penanaman modal triwulan IV tahun 2014 5
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 46
Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot 81
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot 85
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Objek Penelitian 102
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Data Mentah 103
Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data SPSS 108
1
`BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh
yang sangat besar dalam perekonomian suatu negara, karena pasar modal
memiliki peranan yang sangat penting bagi dunia usaha, pemodal, lembaga
penunjang pasar modal maupun bagi pemerintah. Pasar modal merupakan
sarana yang paling tepat selain perbankan dalam memobilisasi dana
masyarakat guna membiayai dana pembangunan dan selain itu pasar modal
memiliki daya tarik sendiri dalam suatu negara baik dalam hal likuiditas
maupun efisiensi, oleh karena itu peranan pasar modal harus terus didorong
perkembangannya. Pasar modal sendiri menurut Keputusan Menteri
Keuangan RI No. 1548/KMK/90, tentang Peraturan Pasar Modal, memiliki
definisi secara umum sebagai suatu system keuangan yang terorganisasi,
termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga
perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang
beredar. Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan untuk
memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana sesuai dengan karakterisik
investasi yang dipilih investor.
Berdasarkan data yang didapat dari tim riset BEI, sampai dengan akhir
April 2015, jumlah produk investasi yang terdaftar di BEI, yaitu 512 saham, 8
2
ETF (Exchange Traded Fund), 1 REIT (Real Estate Investment Trust), 93 seri
Obligasi Negara, dan 399 seri Obligasi Korporasi termasuk Sukuk. Hal ini
menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia memiliki ragam jenis produk
investasi yang dapat menjadi pilihan bagi pelaku pasar untuk berinvestasi.
Adapun pelindungan para pelaku pasar modal serta aturan pelaksanaan
kegiatan pasar modal diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun
1995. Sebagai regulator pasar modal, BEI dituntut untuk selalu berkembang
dan berinisiatif dalam menciptakan ragam produk investasi yang dapat
memenuhi kebutuhan investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Variasi produk investasi juga membuka peluang yang lebih besar bagi para
investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. (www.idx.co.id)
Bursa Efek Indonesia menyediakan berbagai jenis sekuritas yang
ditawarkan oleh perusahaan dan dapat dipilih oleh investor sesuai dengan
pertimbangan mereka. Saham biasa merupakan salah satu jenis sekuritas yang
paling banyak ditawarkan perusahaan, paling banyak diminati oleh investor,
dan mendominasi volume transaksi. Hal ini tercermin dari volume transaksi
saham yang dilakukan dan perkembangan jumlah perusahaan yang menjual
sahamnya kepada investor, yang pada tahun 1998 tercatat ada 24 perusahaan,
hingga pada tahun 2013 sudah tercatat 482 perusahaan. Perkembangan lebih
rinci dalam beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada table 1.1
3
Table 1.1 Perkembangan Jumlah Perusahaan di BEI Tahun 2010-2015
Tahun Jumlah perusahaan
2010 422
2011 442
2012 463
2013 486
2014 509
2015 527
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Saham merupakan salah satu alternatif bagi investor untuk
menanamkan modalnya dan juga merupakan sarana bagi perusahaan untuk
menghimpun dana. Lebih lanjut, saham dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham
biasa adalah saham yang tidak memiliki hak-hak istimewa. Sedangkan saham
preferan adalah jenis saham lain sebagai alternative saham biasa, disebut
saham biasa karena pemegang saham ini mempunyai hak istimewa diatas
pemegang saham biasa.
Investasi adalah penanaman modal untuk satu aktiva atau lebih yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan untuk
mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Secara umum investasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada asset-aset finansial (financial
asset) dan investasi pada asset-aset riil (real asset). Investasi pada asset-aset
keuangan dapat dilakukan baik melalui pasar uang maupun pasar modal.
Melalui pasar uang , investasi dapat berupa sertifikat deposito, commercial
4
paper, dan surat berharga pasar uang lainnya. Sedangkan melalui pasar modal,
investasi dapat berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan sebagainya. Investasi
pada aset-aset riil dapat berupa pembeian aset-aset yang berbentuk fisik
seperti emas, tanah, maupun bangunan.
Indonesia kini dimata dunia menjadi destinasi investasi utama di
tengah perlambatan ekonomi global sejak 2008. Realisasi investasi dalam
tahun-tahun terakhir tercatat melampaui target yang ditetapkan pemerintah.
Tahun 2012, realisasi investasi sebesar Rp313 triliun dan tahun 2013 sebesar
Rp398,6 triliun. Pada triwulan 1 2014, BKPM menyampaikan data realisasi
investasi yang termasuk ke Indonesia mencapai Rp106,6 triliun atau naik 14,6
persen dari periode yang sama tahun lalu. Pemerintah menargetkan investasi
yang masuk pada tahun 2014 sebesar Rp456,6 triliun. Kenyataan yag terjadi,
disampaikan oleh data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait
realisasi investasi sepanjang tahun 2014 mencapai Rp463,1 triliun. (jurnal
nasional,www.bkpm.go.id).
Mendorong keyakinan investor dalam dan luar negeri merupakan satu
pilihan. Minat pengusaha asing dan domestic untuk menanamkan modal di
Indonesia tetap tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan realisasi investasi yang
melampaui target pemerintah pada tahun 2014 tersebut. Secara garis besar,
BKPM menyatakan bahwa nilai realisasi investasi di Indonesia tahun 2014
meningkat 16,2 persen dari tahun 2013. Investasi ini berasal dari kegiatan
5
penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri
(PMDN). Berikut ini perkembangan realisasi penanaman modal triwulan iv
tahun 2014.
Gambar 1.1
Perkembangan Realisas Penanaman Modal
Investor menyadari sebuah kelebihan dan kekurangan investasi di
pasar modal yang mungkin akan mengakibatkan berbagai kemungkinan, yaitu
menghasilkan sebuah keuntungan atau memungkinkan menyebabkan
kerugian. Kerugian yang akan ditimbulkan dari kegiatan investasi di pasar
modal dapat diminamalisir dengan cara menganalisis dan peka terhadap
berbagai kemungkinan turunnya harga di bursa saham, sehingga jika sesuatu
terjadi maka akan dengan mudah untuk menghindari atau meminimalisir
kerugian yang mungkin akan ditimbulkan.
6
Salah satu strategi yang digunakan investor meskipun sangat bersifat
spekulatif adalah perpindahan saham. Strategi perpindahan saham ini
dilakukan ketika investor berpersepsi bahwa pada saat saham akan mengalami
penurunan maka investor akan segera cepat-cepat menjualnya dan sebaliknya
ketika saham perusahaan yang dibelinya tersebut dapat menguntungkan, maka
investor cenderung menahan sahamnya dalam jangka waktu yang lama,
tentunya dengan harapan bahwa harga jual saham tersebut akan lebih tinggi
dimasa yang akan datang. Lamanya waktu yang diperlukan investor untuk
berinvestasi dengan sejumlah uang yang bersedia dikeluarkan atau dengan
kata lain rata-rata panjangnya waktu investor menahan saham perusahaan
selama jangka waktu atau periode tertentu disebut Holding Period (Jones,
2007:292).
Fenomena holding period tampak jelas diamati pada perusahaan-
perusahaan dengan perdagangan saham yang aktif di bursa saham. Di
Indonesia saham-saham LQ45 merupakan perusahaan-perusahaan yang
mempunyai likuiditas saham yang paling besar. Likuiditas saham ditunjukkan
dengan aktivitas perdagangan saham yang tinggi.
Bursa Efek Indonesia mengatakan pola jumlah saham LQ45 yang
diperdagangkan selama periode februari hingga mei 2014 menunjukkan
kondisi yang berfluktuasi. Selama periode tersebut rata-rata jumlah saham
yang diperdagangkan oleh perusahaan LQ45 dapat mencapai 4096,57 lembar
7
saham perharinya, hingga mencapai 9925 milyar lembar saham yang terjadi
pada tanggal 9 april 2014 dan terendah sebesar 1803 milyar lembar yang
terjadi pada 5 mei 2014. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa
volume perdagangan saham LQ45 tidak memiliki pola kenaikan atau
penurunan yang jelas.
Holding period merupakan variabel yang memberikan indikasi tentang
rata-rata panjangnya waktu investor untuk menahan saham suatu perusahaan.
Menurut teori mendelson (1986) ada dua faktor yang mempengaruhi lamanya
holding period saham seorang investor yaitu : Faktor Eksternal (inflasi) dan
faktor Internal (transaction cost : bid-ask spread, market value dan risk of
return).
Pada mekanisme sistem transaksi perdagangan saham memunculkan
antara harga penawaran dan permintaan saham yang disebut bid-ask-spread.
Bid-ask spread merupakan cerminan dari transaksi. Bid-ask spread
merupakan selisih antara harga beli tertinggi dimana investor bersedia untuk
membeli saham dengan harga jual terendah dimana investor bersedia untuk
menjual sahamnya (Halim 2000:18). Investor akan menahan saham yang
dimilikinya sampai pada tingkat harga tertentu, untuk menutup biaya yang
timbul dari transaksi saham yang dilakukan dan memperoleh keuntungan
optimal dan mengurangi resiko serendah-rendahnya bagi seorang investor
pemegang saham biasa, besarnya spread akan sangat mempengaruhi lamanya
8
seorang investor dalam menahan saham atau memegang aset yang
dimilikinya. Spread mempengaruhi tingkat likuiditas saham. Semakin kecil
perbedaan atau spread harga saham, maka semakin likuid saham tersebut,
sehingga akan diminati oleh pasar, dan pada akhirnya dapat meningkatkan
harga saham pada periode selanjutnya(Maulina 2009).
Menurut Santoso (2008:121) nilai pasar saham (market value)
menunjukkan nilai sebuah perusahaan. Semakin besar market value suatu
perusahaan, maka akan semakin lama seorang investor akan menahan
sahamnya. Investor menganggap bahwa perusahaan besar biasanya lebih
stabil keuangannya, risikonya lebih kecil dan mampu menghasilkan laporan
dan informasi keuangan yang berkualitas. Nilai pasar saham merupakan harga
saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu akibat aktivitas transaksi
di pasar bursa (mekanisme pasar).
Saham bersifat high risk-high return. Return adalah imbalan atas
keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukan
(Jones,2007:124). Sedangkan menurut Keown resiko adalah kemungkinan-
kemungkinan bahwa suatu pengembalian akan berbeda dari tingkat
pengembalian yang diharapkan. Faktor risk of return merupakan tingkat
resiko yang terjadi dari kegiatan investasi yang dicerminkan dari standar
deviasi return. Jika suatu saham mempunyai resiko tinggi, maka return yang
9
diharapkan juga tinggi, investor akan menahan sahamnya untuk
meminimalisir resiko dan memperoleh return yang diharapkan.
Pembayaran dividen mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dan
memiliki dampak terhadap persepsi pasar. Oleh karena itu kebijakan dividen
dalam hal ini dividend payut ratio menjadi faktor lain yang diduga
mempengaruhi holding period. Dividend payout ratio adalah perbandingan
dividen perlembar saham dengan laba per lembar saham (Darmadji dan
Fakhrudin, 2012). Pemberian dividend payout ratio yang memadai akan
menjadi salah satu pertimbangan investor dalam membeli dan menahan saham
yang dimilikinya.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait holding period ini
mempunyai berbagai macam hasil. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh
bid-ask spread terhadap holding period pernah dilakukan Helmy (2008) dan
Wisayang (2011) pada saham LQ-45 yang menghasilkan bid-ask spread
berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yuningsih (2008) menyimpulkan bahwa bid-
ask spread berpengaruh tidak signifikan terhadap holding period.
Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh market value terhadap
holding period pada saham LQ-45 dilakukan oleh Perangin-angin (2013)
menghasilkan market value berpengaruh signifikan terhadap holding period.
10
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2008) dan Wisayang
(2010) menghasilkan market value tidak signifikan terhadap holding period.
Penelitian yang dilakukan Wisayang (2010) pada saham LQ-45
menghasilkan risk of return berpengaruuh negatif dan signifikan terhadap
holding period. Berbeda dengan penelitian Yuningsih (2008) yang
menghasilkan risk of return berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
holding period.
Penelitian sebelumnya terkait pengaruh dividend payout ratio terhadap
holding period pada saham LQ-45 yang dilakukan oleh Darmawan (2014)
menghasilkan pengaruh positif dan signifikan. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sakir dan Nurhalis (2010) yang menunjukkan hasil tidak
signifikan.
Atas dasar pemikiran tersebut, dengan melihat hasil penelitian
sebelumnya yang memberikan hasil yang berbeda dengan variabel independen
yang sama, maka penelitian ini dilakukan. Dengan menggunakan variabel
yang sama yaitu bid-ask spread, market value, risk of return dan dividend
payout ratio terhadap holding period, penelitian ini mempunyai perbedaan
pada periode observasi. Penelitian ini akan dilaksanakan pada periode 2010-
2015, dengan begini tahun 2015 menjadi tahun terbaru. Adapun obyek
penelitian yang dipilih adalah saham peruahaan yang tercatat pada Indeks LQ-
11
45 karena saham tersebut merupakan saham unggulan yang telah diseleksi,
mempunyai likuiditas yang tinggi dalam transaksi perdagangan dan memiliki
nilai kapitalisasi yang besar serta paling aktif diperdagangkan. Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka judul yang diambil dalam penelitian ini adalah
“Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Risk of Return, dan
Dividend Payout Ratioterhadap Holding Period Saham Biasa pada Indeks
LQ-45 periode 2010-2015”
B. Rumusan Masalah
Beberapa penelitian yang sudah dilakukakan mengenai faktor yang
mempengaruhi holding period oleh berbagai peneliti cenderung memberikan
hasil yang berbeda satu sama lain, maka yang menjadi rumusan masalah dari
penelitian ini adalah :
a. Apakah pengaruh bid-ask spread, market value, risk of return dan dividen
payout ratio berpengaruh secara simultan terhadap holding period?
b. Apakah pengaruh bid-ask spread, market value, risk of return dan dividen
payout ratio berpengaruh secara parsial terhadap holding period?
c. Variabel apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi holding
period ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, penelitian ini
bertujuan untuk:
12
a. Menganalisis pengaruh bid-ask spread, market value, risk of return dan
dividend payout ratio yang dianalisis secara simultan terhadap holding
period saham biasa yang terdaftar dalam LQ-45.
b. Menganalisis pengaruh bid-ask spread, market value, risk of return dan
dividend payout ratio yang dianalisis secara parsial terhadap holding
period saham biasa yang terdaftar dalam LQ-45.
c. Mengetahui variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi holding
period saham biasa yang terdaftar dalam LQ-45.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, yaitu :
a. Bagi investor, diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai
bahan pertibangan dalam engamblan keputusan investasi dan dapat lebih
memahami keputusan menahan atau melepas financial asset dalam
kaitannya dengan bid-ask spread, market value, risk of return, dan
dividend payout ratio.
b. Bagi emiten, diharapkan dapat memanfaatkan penelitian ini dalam
mengevaluasi kinerja perusahaan.
c. Bagi akademisi, selain diharapkan data memberikan tambahan
pengetahuan serta dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian
selanjutnya dengan tema yang sama, penelitian ini juga memberikan bukti
13
empiris terkait faktor-faktor yang mempengaruhi holding periodseperti
bid-ask spread , market value, risk of return, dan dividend payout ratio.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan, pendanaan dan
manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya.
Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan keberadaan beberapa tujuan
atau sasaran, karena penilaian untuk apakah suatu keputusan keuangan efisien
atau tidak harus berdasarkan pada beberapa standar tertentu. Umumnya tujuan
dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan yang
ada saat ini (Horne dan Wachowicz, 2005:4).
Moeljadi (2006:9) menyatakan manajemen keuangan dapat diartikan
sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam
berbagai bentuk investasi secara efektif, pengumpulan dana untuk pembiayaan
investasi secara efisien, dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah ilmu
dan seni yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya perusahaan untuk
memperoleh dana, mengelola dana, dam memanfaatkan dana agar mampu
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan pemegang sahamnya.
1. Pengertian Pasar Modal
Secara umum pasar modal (capital market) adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran dan perdagangan efek, perusahaan publik
15
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek (Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 Tentang
Pasar Modal). Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar dimana dana-
dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan.
Dengan kata lain pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dan
permintaan surat berharga.
Menurut Brigham dan Houston (2010:190) pasar modal adalah pasar
keuangan untuk saham dan utang jangka menengah atau panjang serta saham
perseroan (satu tahun atau lebih). Definisi pasar modal menurut kamus pasar
uang dan modal adalah pasar kongkret atau abstrak yang mempertemukan
pihak yang menawarkan dana dan yang memerlukan dana jangnka panjang,
yaitu jangka satu tahun ke atas. Menurut David L. Scott dalam Dahlan Siamat
(2005:487) pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang dimana
saham biasa, saham preferen, dan obligasi diperdagangkan. Di tempat
pertemuan antara permintaan dan penawaran surat berharga yang selanjutnya
disebut bursa efek (stock exchange) itu para pelaku pasar yang terdiri dari
individu atau perusahaan yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi
pada surat-surat berharga yang ditawarkan oleh emiten (yang menerbitkan
surat berharga). Dalam hal ini emiten merupakan perusahaan yang
membutuhkan dana setelah mereka melakukan listing menawarkan surat
berharga di bursa efek kepada para investor atau pemodal.
16
Menurut Fakhruddin dan Darmadji(2006:1) pasar modal merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen
derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan
sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan
lainnya.
Pasar modal terdiri dari pasar perdana (primary market) dan pasar
sekunder (secondary market). Pasar primer merupakan penawaran surat-surat
berharga dari perusahaan yang menerbitkan (emiten) kepada para pemodal
(investor) selama jangka waktu tertentu sebelum surat-surat berharga
(sekuritas) tersebut terdaftar (listing) di bursa efek. Sedangkan pasar sekunder
merupakan perdagangan surat berharga setelah melewati masa penawaran
pada pasar perdana. Di pasar sekunder ini sekuritas diperjualbelikan secara
luas setelah melalui masa penjualan pada pasar perdana. Pada pasar sekunder
ini harga sekuritas ditetapkan berdasarkan permintaan dan penawaran antara
pembeli dan penjual.
Dari pendapat para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
pasar modal adalah suatu pasar abstrak yang mempertemukan permintaan dan
penawaran untuk investasi jangka panjang.
17
2. Instrumen, Peran Dan Manfaat Pasar Modal
Dahlan Siamat (2005:507) Instrumen pasar modal pada prinsipnya
adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui
pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan hutanng, surat berharga
komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, rights,
warrants, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang
ditetapkan oleh bapepam sebagai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di
pasar modal (bursa efek) biasanya berjangka waktu panjang. Instrumen yang
paling umum diperjualbelikan melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah
saham, obligasi, dan rights.
Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal menurut Fakhruddin
dan Darmadji (2006:2) merupakan instrumen jangka panjanng (lebih dari satu
tahun) seperti saham (stock), obligasi (bond), waran (warrant), right, reksa
dana (mutual fund)dan berbagai instrumen derivatif seperti opsi (option),
kontrak berjangka (futures), dan lain-lain.
Pasar modal memberikan banyak manfaat, diantaranya :
1. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien
2. Pasar modal sebagai alternatif investasi
3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat
dan prospek baik
4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan
5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional
18
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi
dan fungsi keuangan. Dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar
menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak
yang memiliki kelebihan dana (yaitu investor) dengan menginvestasikan
dananya dengan harapan memperoleh imbal hasil (return) dengan pihak yang
memerlukan dana (yaitu issuer) yang dapat mrmanfaatkan dana tersebut untuk
kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi
perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi
pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
3. Analisis Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan dating. Umumnya investasi dibedakan
menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan
investasi pada aset-aset riil (real asset). Investasi pada asset-aset finansial
dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial
paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan
di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain.
Terdapat dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang
19
diinvestasikan yaitu hasil (return) dan risiko (risk). Dengan dua unsur tersebut
seorang investor dapat memprediksikan saham perusahaan yang dimilikinya.
Jika menguntungkan maka investor akan menahan sahamnya dalam jangka
waktu yang lama. Guna memprediksikan saham perusahaan, investor perlu
melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek, untuk itu ada
dua pendekatan yang dapat digunakan (Halim, 2005:22), yaitu:
a. Pendekatan fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi yang
diterbitkan oleh emiten maupun administrator bursa efek. Analisis ini
dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke
sektor industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya
dan saham yang diterbitkannya.
b. Pendekatan teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di
masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa
mendatang. Dengan analisis ini para analis memperkirakan penawaran
(supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek, serta
berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba
dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan.
20
4. Proses Investasi
Menurut Sharpe (2005:10-13) proses investasi menunjukkan
bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi
sekuritas yang bisa dipasarkan, seberapa ekstensif dan kapan sebaiknya
dilakukan.Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Penentuan Kebijakan Investasi
Langkah pertama, menentukan kebijakan investasi, meliputi
penentuan tujuan investor dan dan banyaknya kekayaan yang dapat
diinvestasikan. Karena terdapat hubungan positif antara risiko dan
return untuk strategi investasi, bukan suatu hal yang tepat bagi seorang
investor untuk berkata bahwa tujuannya adalah “memperoleh banyak
keuntungan”. Yang tepat bagi seorang investor dalam kondisi seperti
ini adalah menyatakan tujuannya untuk memperoleh banyak
keuntungan dengan memahami bahwa ada kemungkinan terjadinya
kerugian.
Tujuan investasi seharusnya dinyatakan dalam risiko maupun
return.Langkah dalam proses investasi ini juga meliputi identifikasi
potensi katagori aset keuangan yang akan dimasukkan ke portofolio.
Identifkasi ini didasarkan pada beberapa hal: tujuan investasi, jumlah
kekayaan yang akan diinvestasikan, dan status pajak dari investor.
Contohnya, dapat dilihat kemudian, biasanya tidak masuk akal bagi
21
investor individu untuk membeli saham utama atau bagi investor yang
tidak kena pajak (seperti dana pensiun) untuk berinvestasi pada
sekuritas yang tidak kena pajak (seperti municipal bonds).Kebijakan
investasi marupakan titik pijakan bagi proses investasi. Akan tetapi,
kebijakan tersebut merupakan langkah yang menerima perhatian
paling sedikit dari pada investor. Bagian isu kelembagaan yang
berjudul “Kebijakan Investasi” menggambarkan lebih rinci unsur-
unsur dasar kebijakan investasi.
2. Melakukan Analisis Sekuritas
Langkah kedua dalam proses investasi adalah melakukan
analisis sekuritas, yang meliputi penelitian terhadap sekuritas secara
individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk ke dalam
katagori luas aset keuangan yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Salah satu tujuan melakukan penilaian tersebut adalah untuk
mengidentifikasi sekuritas yang salah harga (mispriced)Ada banyak
pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut
dapat dikatagorikan ke dalam dua klasifikasi. Klasifikasi pertama
adalah analisis teknikal, analisis yang memakai pendekatan ini untuk
analisis sekuritas disebut analisis teknis atau analisis teknikal.
Klasifikasi kedua disebut analisis fundamental; mereka yang memakai
pendekatan ini disebut fundamentalis atau ahli analisis fundamental.
22
Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis fundamental
dimulai denagn menaksir bahwa nilai “sebenarnya “ (atau “intrinsik”)
aset keuangan itu sama dengan nilai sekarang (present value) dari
semua aliran tunai yang diharapkan diterima oleh pemilik aset
itu.Sesuai dengan hal tersebut, analis saham fundamental berupaya
meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian
mengkonversikannya menjadi nilai sekarang (present value) denagn
menggunakan tingkat diskonto yang tepat. Lebih spesifik lagi, analis
tidak hanya harus memperkirakan tingkat diskonto saja tetapi juga
aliran dividen dari suatu saham pada masa depan, yang sama artinya
dengan meramalkan pendapatan per lembar saham dan pembayaran
dan dividen tunai (pay out ratio).
3. Membentuk Portofolio
Langkah ketiga dalam proses investasi, pembentukkan
(penyusunan) portofolio, melibatkan identifikasi aset – aset khusus
mana yang akan dijadikan investasi, juga menentukan besarnya bagian
kekayaan investor yang akan diinvestasikan ke tiap aset tersebut. Di
sini masalah selektifitas, penentuan waktu dan diversifikasi perlu
menjadi perhatian bagi investor. Selektifitas, juga disebut
microforecasting, merujuk pada analisis sekuritas dan menfokuskan
pada peramalan pergerakan harga tiap – tiap sekuritas. Penentuan
waktu (timing), yang juga disebut macroforecasting, meliputi
23
peramalan pergerakan harga saham biasa secara umum relative
terhadap sekuritas dengan bunga tetap, misalnya obligasi korporasi
(PT Tbk.) dan Treasury bills. Diversifikasi meliputi pembentukan
portofolio investor sedemikian rupa sehingga meminimalkan risiko,
dengan memperhatikan batasan – batasan tertentu.
4. Merevisi Portofolio
Langkah keempat dalam proses investasi, revisi portofolio,
berkenaan dengan pengulangan periodik dari tiga langkah sebelumnya.
Yaitu, dari waktu ke waktu, investor mungkin mengubah tujuan
investasinya, yang pada gilirannya berarti portofolio yang dipegangnya
tidak lagi optimal. Oleh karena itu, investor membentuk portofolio
barudengan menjual portofolio yang dimilikinya dan membeli
portofolio lain yang belum dimiliki. Motivasi lain dari langkah ini
adalah dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan sekuritas,
sehingga sekuritas yang tadinya tidak menarik sekarang menajdi
menarik dan bisa juga kebalikannya. Jadi investor ingin menambah
sekuritas yang menarik ke portofolionya dan menjual sekuritas yang
tidak lagi menarik. Keputusan semacam ini tergantung antara lain pada
besarnya biaya transaksi untuk melakukan perubahan tersebut dan juga
besarnya peningkatan pendapatan investasi portofolio yang baru.
24
5. Mengevaluasi Kinerja Portofolio
Langkah kelima dalam proses investasi, evaluasi kinerja
portofolio, meliputi penentuan kinerja portofolio secara periodik, tidak
hanya berdasarkan return yang dihasilkan tetapi juga risiko yang
dihadapi investor. Jadi diperlukan ukuran yang tepat tentang return
dan risiko dan juga standar (benchmark) yang relevan.
5. Holding Period
Holding period didefinisikan sebagai lamanya waktu dimana investor
menginvestasikan sejumlah uang (Sharpe et al, 2005:120).Holding Period
adalah lamanya waktu yang diperlukan investor untuk berinvestasi dengan
sejumlah uang yang bersedia dikeluarkan.Holding Period juga berarti rata-rata
panjangnya waktu investor menahan saham perusahaan selama jangka waktu
atau periode tertentu (Jones, 2007:292). Holding Period adalah rata-rata
panjangnya waktu investor dalam menahan atau memegang sahamnya selama
periode waktu tertentu (Yuningsih, 2002:2). Holding period ini umumnya
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi
saham khususnya terhadap lamanya memiliki suatu saham.
Holding Period merupakan variabel yang memberikan indikasi
tentang rata-rata panjangnya waktu investor untuk menahan saham suatu
perusahaan. Investor dalam berinvestasi selalu mempertimbangkan risiko,
oleh karena itu selalu memilih risiko sampai tingkat tertentu untuk
25
mendapatkan gain yang maksimal. Pengurangan risiko dapat dilakukan
dengan memilih jenis saham yang berkinerja baik. Selain risiko dan kinerja
perusahaan, investor juga perlu memperhatikan transaction cost untuk
menentukan lamanya memegang financial asset tersebut. Dengan demikian
investor akan menahan/memiliki aset lebih lama jika aset tersebut memiliki
transaction cost yang lebih tinggi.
Holding Period akan semakin panjang bila transaction cost semakin
besar karena akan menurunkan tingkat spekulasi investor dengan indikasi
menurunnya volume transaksi di pasar saham. Pernyataan tersebut
memperkuat hasil penelitian sebelumnya oleh Demsetz (1968) maupun
Constantinides (1986)yang menyatakan bahwa meningkatnya transaction cost
akan menurunkan volume transaksi. Investor yang memprediksikan bahwa
saham perusahaan yang dibelinya tersebut dapat menguntungkan, maka
investor akan cenderung menahan sahamnya dalam jangka waktu yang lebih
lama, tentunya dengan harapan bahwa harga jual saham tersebut akan lebih
tinggi dimasa yang akan datang. Sebaliknya,investor akan segera melepas
saham yang telah dibelinya, jika diprediksikan bahwa harga saham tersebut
akan mengalami penurunan. Hal ini dilakukan oleh para investor untuk
meminimalkan risiko yang akan di hadapinya. Secara umum keputusan
membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan
26
nilai intrinsik dengan harga pasarnya (Halim,2005: 67), dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka
saham tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan
tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya
kembali naik.
b. Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan
melakukan transaksi. Karena saham tersebut dalam keadaan
keseimbangan, sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari
transaksi pembelian atau penjualan saham tersebut.
c. Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka
saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian.
Karena tentu harganya kemudian akan turun menyesuaikan dengan
nilainya.
Aturan umum tersebut sangat sederhana dan mudah dipahami, tetapi
memiliki kesulitan dalam menentukan nilai intrinsiknya. Nilai intrinsik suatu
saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya.
Investor dalam melakukan transaksi di pasar modal, biasanya akan
mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya, baik
informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Informasi
27
tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan
informasi tersebut menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal,
dimana transaksi ini tercermin melalui laporan keuangan perusahaan, opini
publik maupun indikator pasar lainnya. Adanya informasi dapat
mempengaruhi lamanya seorang investor menahan sejumlah dananya dalam
suatu perusahaan tertentu. Beberapa peneliti menggambarkan beberapa faktor
yang membentuk holding period ada dalam pengaruh faktor di level
perusahaan, level industri dan level makroekonomi.
Rumus holding period adalah sebagai berikut:
6. Bid-Ask Spread
Bid price merupakan harga beli tertinggi dimana investor bersedia
untuk membeli saham, sedangkan ask price merupakan harga jual terendah
dimana investor bersedia untuk menjual sahamnya. Bid-ask spread
merupakan selisih antara ask price dan bid price. Investor memperoleh
keuntungan dari spread kedua harga tersebut (Halim, 2005:18).
Menurut Atkins dan Dyl (1997) bid-ask spread merupakan suatu
cerminan ukuran biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya yang timbul
akibat adanya transaksi saham. Pedagang saham saat memulai transaksi dapat
dikatakan menawarkan likuiditas, sedangkan pihak lain (pembeli) dalam
Holding Periodit it = Jumlah Saham Beredar it
Volume Perdagangan it
28
transaksi meyediakan likuiditas. Permintaan likuiditas pasar dan penyedia
likuiditas menempati batasan yang terbatas. Pada proses pembelian dan
penjualan, yang penawar likuiditas akan membayar spread dan penyedia
likuiditas akan mendapatkan spread. Bid-ask spread adalah ukuran yang
diterima dari biaya likuiditas di bursa efek yang diperdagangkan dari
komoditas. Pada setiap pertukaran standar, dua elemen tersebut terdiri dari
hampir semua biaya-biaya transaksi broker dan bid-ask spread. Dalam kondisi
kompetitif,bid-ask spread mengukur biaya transaksi tanpa penundaan.
Perbedaan harga yang dibayar oleh pembeli dan diterima oleh penjual adalah
biaya likuiditas. Jika komisi broker tidak bervariasi berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi, maka perbedaan bid-ask spread
menunjukkan perbedaan dalam biaya likuiditas.
Menurut Hamilton dalam Maulina (2009) terdapat tiga faktor yang
dapat mempengaruhi besarnya spread yaitu cost (cost of transaction
immediacy to investor),informasi (market making cost) dan kompetisi
(interdealer competition). Cost (biaya) muncul sebagai konsekuensi dari
transaksi yang dilakukan broker atas permintaan investor. Spread
berhubungan terbalik dengan jumlah aktivitas perdagangan saham. Saham
yang lebih banyak aktivitas perdagangannya (yaitu, volume perdagangan)
cenderung memiliki spread yang rendah. Hubungan yang terbalik antar
jumlah aktivitas perdagangan (atau nilaipasar) dan ukuran spread dapat
29
dijelaskan dengan segera setelah diketahui bahwa spreadyang ada adalah
kompensasi bagi dealer yang memberikan investor likuiditas. Semakin kecil
jumlah perdagangan, semakin jarang dealer akan memperoleh spread. Jadi
dealer akan memerlukan spread yang memadai bagi sekuritas yang lebih
sering diperdagangkan (Sharpe, 2005: 47).
Corrado dan Jordan (2005:63) mengemukakan bahwa bid-ask spread
merupakan ukuran laba kotor yang diinginkan dealer dari suatu transaksi
pembelian pada bid pricedan pennjualan pada ask price. Bid price adalah
harga tertinggi yang ditawarkan oleh dealeratau harga dimana spesialis atau
dealer menawar untuk membeli saham-saham. Sedangkan ask price adalah
harga terendah dimana dealer bersedia untuk menjual atau harga dimana
spesialis atau dealer menawar untuk menjual saham-saham. Bid-ask
spreaddari dealer (broker) kemudian diturunkan kepada investor, artinya
biaya dan tingkat kompensasi yangdiinginkan oleh dealer sebagai perantara
perdagangan di bursa efek dibebankan kepada investor selaku nasabah dealer.
Perhitungan spread diformulasikan sebagai berikut (Atkins dan Dyl,
1997):
Spreadit = rata-rata bid-ask spread saham perusahaan i selama tahunt
Askit = harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk
menjual saham perusahaan i pada hari t
𝑆𝑝𝑟𝑒𝑎𝑑 =𝐴𝑠𝑘 − 𝑏𝑖𝑑
𝐴𝑠𝑘 + 𝐵𝑖𝑑 1/2
30
Bidit = harga beli tertinggi yang mnyebebkan investor setuju untuk
membeli saham perusahaan i pada hari t
7. Market Value
Market value adalah nilai keseluruhan suatu perusahaan yang terjadi di
pasar saham pada periode tertentu . Pernyataan tersebut menguatkan market
value dalam penelitian ini yang merupakan ukuran perusahaan. Dengan
demikian market value suatu perusahaan dihitung dengan mengalikan harga
saham di pasar bursa dengan jumlah saham yang beredar (Jones, 2007:78).
Market value menunjukkan ukuran perusahaan atau merupakan nilai
sebenarnya dari aktiva perusahaan yang direfleksikan di pasar (Santoso,
2008:90). Tinggi rendahnya nilai pasar saham (market value) tergantung pada
kekuatan tawar-menawar di pasar sekunder.
Pembentukan harga di BEI dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu
pasar lelang dan pasar negosiasi. Pada perdagangan regular, harga terbentuk
sesuai dengan harga lelang, dengan proses tawar menawar didasarkan atas
prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan sistem ini maka para pialang akan
memasukan order yang mereka terima dari pemodal (atau order atas nama
mereka sendiri) ke dalam terminal sistem mereka di lantai bursa. Apabila
permintaan akan suatu saham besar, sementara penawaran sedikit, maka harga
saham akan naik. Sebaliknya, karena itu sistem yang dipergunakan oleh BEI
disebut juga sebagai order driven market.
31
Faktor utama yang menyebabkan harga pasar saham berubah adalah
adanya persepsi yang berbeda-beda dari masing-masing investor, sesuai
dengan informasi yang dimiliki.Persepsi tersebut dicerminkan melalui Rate of
Return. Apabila sebagian besar investor saham mempunyai persepsi bahwa
Rate of return saham tersebut tidak memadai lagi, maka mereka akan
mengambil keputusan untuk menjualnya. Jika ini yang terjadi, maka harga
saham akan menurun. Sebab, kemungkinan akan terjadi over supply.
Demikian jika sebaliknya, Market value dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut (Atkins dan Dyl, 1997):
MVit = Rata-rata Market Value saham perusahaan i selama tahun t
N = Jumlah hari transaksi saham perusahaan i selama tahun t
Harga Sahamit = Harga penutupan saham perusahaan i pada hari t
Saham Beredar = Jumlah sahamperusahaan i yang beredar selama tahun t
8. Risk of Return
Investasi selalu mengandung risiko yaitu berkenaan dengan
ketidakpastian mengenai hasil atau return yang akan diperoleh para investor.
Risiko dan return merupakan dua hal yang saling berkaitan. Menurut Samsul
(2006:91), suatu investasi yang memiliki risiko tinggi seharusnya memberikan
MVit = Harga Sahamit𝑁
𝑡=1
𝑁 X jumlah saham beredarit
32
return harapan yang tinggi pula. Ada beberapa risiko dalam melakukan
investasi yaitu:
1. Risiko Finansial
Risiko yang diterima oleh investor akibat dari ketidakmampuan
emiten saham/obligasi memenuhi kewajiban pembayaran
dividen/bunga serta pokok investasi.
2. Risiko Pasar
Risiko akibat menurunnya harga pasar substansial baik
keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan tingkat
inflasi ekonomi, keuangan negara, perubaan manajemen perusahaan,
atau kebijakan pemerintah.
3. Risiko Psikologis
Risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam
menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan
pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga
saham.
Risk of return merupakan tingkat risiko yang dicerminkan dari standar
deviasi return saham (Samsul, 2006). Formula perhitungan risk of return
ditunjukkan sebagai berikut (Jones, 2007:158):
RSit = 𝑥𝑖−𝑥 𝑛𝑖=1
𝑛−1
33
RSit = tingkat resiko dari return saham perusahaan i selama periode t
N = jumlah data
Xi = return saham perusahaan i
X = rata-rata return saham
9. Dividend Payout Ratio
Pemegang saham memiliki kesempatan memperoleh capital gain dan
juga memiliki kesempatan memperoleh dividen atas keuntungan perusahaan.
“Dividend is the distribution of current or accumulated earning to
theshareholders of corporation pro rata based on the number of shared
owned”. Diterjemahkan secara bebas oleh peneliti yaitu distribusi dari
keuntungan atau akumulasi keuntungan perusahaan kepada para pemegang
saham perusahaan berdasarkan atas jumlah saham yang dimiliki.
Dividend payout ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “cash dividend”. Dividend
payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share dengan
earning per share pada periode yang bersangkutan Di dalam komponen
dividend per share terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar.
dividend yang dibagikan maka semakin besar pula dividend payout rationya.
Banyak perusahaan berusaha untuk mempertahankan dividend payout
ratio, pendapatan yang diinginkan untuk suatu periode yang panjang, artinya
terdapat target dividend payout ratio untuk jangka panjang atau
34
mempertahankan pendapatan. Hasilnya, dividen biasanya dipertahankan pada
jumlah konstan dan dinaikkan hanya jika manajer yakin bahwa relatif mudah
untuk mempertahankan kenaikan pembayaran tersebut di masa depan.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:43) dividend payout ratio
merupakan prosentase dari perbandingan dividen per lembar saham dengan
laba per lembar saham. Dividend payout ratio dihitung dengan rumus :
B. Hubungan Antara Variabel Dependen Dengan Variabel Independen
1. Hubungan Bid-Ask Spread Terhadap Holding Period
Bid-ask spread merupakan selisih harga beli tertinggi yang
pedagang saham bersedia membeli suatu saham dengan harga jual
terendah jyang trader bersedia menjual saham tersebut. Bid-ask spread
merupakan selisih antara bid price denga ask price. Bid price adalah
harga tertinggi yang ditawarkan oleh dealer atau harga dimana spesialis
atau dealer menawar untuk membeli saham-saham. Sedangkan ask price
adalah harga terendah dimana dealer bersedia untuk menjual atau harga
dimana spesialis atau dealer menawar untuk menjual saham-saham. Bid-
ask spread merupakan cerminan dari biaya transaksi. Aset yang
memiliki spread yang lebih besar menghasilkan return yang lebih
Dividend payout ratio = 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑𝑝𝑒𝑟𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑝𝑒𝑟𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
35
tinggi. Investor akan menahan saham yang dimilikinya sampai pada
tingkat harga tertentu, untuk menutup biaya yang timbul dari transaksi
saham yang dilakukan dan memperoleh keuntungan yang optimal.
Bid-ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan investor
untuk mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham
tersebut. Hal yang harus diperhatikan investor untuk memutuskan
membeli atau menjual pada harga tertentu yaitu mengetahui seberapa
besar perbedaan (spread) antara harga permintaan beli (bid) dan harga
penawaran jual (ask). Bid-ask spread yang merupakan fungsi dari
transaction cost diprediksi bahwa aset yang memiliki spread yang lebih
besar menghasilkan expectedreturn yang lebih tinggi pula, akibatnya
investor menyimpan saham atau holding period yang panjang.
Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh bid-ask spread terhadap
holding period pernah dilakukan oleh Wisayang (2010) pada saham
LQ45 menghasilkan bid-ask spread berpengaruh positif dan signifikan
terhadap holding period.
H1: Bid-Ask Spread berpengaruh signifikan terhadap holding period
2. Hubungan Market Value Terhadap Holding Period
Market value adalah variabel yang selalu diperhatikan oleh
investor. Maket value menunjukkan keseluruhan nilai yang dimiliki
perusahaan. Market value merupakan harga saham yang terjadi di pasar
36
bursa pada saat tertentu akibat aktivitas transaksi di pasar bursa
(mekanisme pasar). Makin besar nilai pasar suatu perusahaan, makin
lama pula investor menahan kepemilikan sahamnya, karena investor
masih menggap bahwa perusahaan besar biasanya lebih stabil
keuangannya, resikonya lebih kecil dan mampu menghasilkan laporan
dan informasi keuangan yang berkualitas. Market value digunakan
untuk mengukur nilai dari perusahaan yang menyebabkan investor mau
menanamkan dananya pada suatu surat berharga. Hal ini dipergunakan
untuk melihat kecenderungan investor terhadap ukuran suatu perusahaan
tertentu. Disamping itu perusahaan besar diasumsikan lebih
dipertimbangkan oleh investor untuk berinvestasi daripada perusahaan
kecil. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh market value terhadap
holding period pernah dilakukan oleh Nurwani, dkk pada saham LQ45
yang menghasilkan market value berpengaruh positif dan signifikan
terhadap holding period.
H2: Market Value berpengaruh signifikan terhadap Holding Period
3. Hubungan Risk of Return Terhadap Holding Period
Risiko dari suatu investasi juga perlu dipertimbangkan oleh
investor disamping return yang diperoleh. Hubungan return dan risiko
merupakan hubungan yang searah dan linier, artinya semakin besar
risiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang
37
diharapkan. Faktor risk of return merupakan tingat resiko yang terjadi
dari kegiatan investasi yang tercerminkan dari standar deviasi return.
Saham bersifat high risk-high return. Jika suatu saham memiliki risiko
tinggi, maka return yang diharapkan juga tinggi, investor akan menahan
sahamnya untuk meminimalisir risiko dan memperoleh return yang
diinginkan. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh risk of return
terhadap holding period pernah dilakukan oleh wisayang (2010) pada
saham LQ45 yang menghasilkan risk of return berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap holding period.
H3: Risk of Return berpengaruh signifikan terhadap Holding Period
4. Hubungan Dividend Payout Ratio Terhadap Holding Period
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham
dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu
tertentu, yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode
dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen. Pembayaran dividen mencerminkan kondisi keuangan
perusahaan dan memiliki dampak terhadap persepsi pasar. Dividend
payout ratio adalah presentase dari perbandingan dividen per lembar
38
saham dengan laba perlembar saham. Pemberian dividend payout ratio
yang memadai akan menjadi salah satu pertimbangan investor dalam
membeli dan menahan saham yang dimilikinya. Penelitian sebelumnya
mengenai pengaruh dividend payout ratio terhadap holding period
pernah dilakukan oleh nurwani, dkk (2012) pada saham LQ45 yang
menghasilkan dividend payout ratio berpengaruh positif dan signifikan
terhadap holding period.
H4: Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap Holding
Period
C. Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian mengenai lamanya investor dalam menahan
sahamnya atau holding period. Beberapa penelitian tersebut telah menjadi
dasar dan acuan dalam penelitian ini. Penelitian penelitian tersebut akan
dibahas secara lebih rinci seperti di bawah ini. Di Indonesia, penelitian
mengenai holding period juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Helmi Yulianto Hadi (2008)
dengan judul “Analisis Pengaruh Bid Ask Spread, Market Value, dan Resiko
Saham Terhadap Holding Period (studikasus pada saham-saham LQ45 tahun
2003-2005)”. Hasil penelitiannya yaitu variabel Bid ask spread dan market
value signifikan dan berpengaruh positif, variance of return tidak signifikan
dan negatif.
39
Penelitian yang dilakukan oleh Purwo Yudo Wibowo (2008) dengan
judul “Analisis Pengaruh Bid Ask Spread, Market Value, Resiko Saham, Dan
Variance Saham Terhadap Holding Period”. Hasil penelitiannya yaitu
variabel Bid ask spread dan market value signifikan, return saham dan
variance tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuningsih dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor YangMempengarui Transaction Cost Pada Holding Period
Saham Yang Terdaftar Di BEJ”. Hasil penelitian ini menunjukkan Bid ask
spread dan market value negatif dan tidaksignifikan, sedangkan risk of return
berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Wisayang (2010) dengan judul
“Pengaruh Bid Ask Spread,Market Value dan Varian Returnterhadap Holding
Period pada saham LQ45 periode Februari 2008-Januari 2009”. Hasil
penelitian ini menunjukkan Bid ask spread dan varian return berpengaruh
positif dan signifikan,market value berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap holding period.
Penelitian yang dilakukan oleh Agus Zainal Arifin (2008) dengan
judul “Biaya Transaksi Dan Periode Pemegang Saham Biasa Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Jakarta Peiode 2002-2004”. Hasil penelitiannya yaitu variabel
Bid ask spread dan market value berpengaruhsignifikan, sedangkan variance
of return berpengaruh negatif terhadap holding period.
40
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Anita Nuswantara dan Yane
Kartika Sari dengan judul “The Effect Of Bid Ask Spread, Market Value And
Risk Of Return On The Holding Period Of The LQ45 Stocks”. risk of return.
Hasil penelitian ini adalah Bid ask spread dan risk of return tidak signifikan,
sedangkan market value signifikan dan berpengaruh positif terhadap holding
period.
Penelitian yang dilakukan oleh Sakir Nurhalis (2010) dengan judul
“Analisis Holding Period Saham LQ45 Di Bursa Efek Jakarta”. Hasil
penelitian ini adalah Bid ask spread Hasil penelitian ini adalah Bid ask spread
tidak signifikan dan negatif, dividen payout ratio tidak signifikan dan positif,
variance of return tidak signifikan dan negatif.Penelitian-penelitian yang telah
dipaparkan di atas secara ringkas dapat dilihat dalam tabel 2.1.
41
Table 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Judul
Penelitian
Peneliti Populasi/
Sample
Alat
Statistik
Hasil Penelitian
1. “The Relationship
between Bid-Ask
Spread and
Holding
Period:The Case
of Chinese A and
B Share”
Shifei
Chung, dan
Peihwang
Wei,
Global
Finance
Journal,
2005
Saham domestik
dan saham asing
yang ada di
pasar saham
China tahun
1995-2001
Analisis
regression
Hasil penelitiannya
ini menunjukkan
bahwa terdapat
hubungan positif
antara bid ask spread
dan holding period.
Saham dengan
spread yang lebih
tinggi cenderung
dimiliki investor
jangka panjang.
2. “Illiquidity,
Transaction Cost,
and Optimal
Holding Period
for Real
Estate:Theory
and Application”
Ping
Cheng,
Zhenguo
Lin, dan
Yingchun
Liu,
Journal of
Housing
Economics,
2010
NCREIF
Property Index
(NPI) tahun
1978- 2008
Analisis
regression
Hasil statistik
menunjukkan bahwa
holding period
optimal dipengaruhi
oleh faktor pasar
yang sistematis dan
non sistematis
(likuiditas dan biaya
transaksi).semakin
tinggi likuiditas dan
biaya transaksi
menyebabkan
holding period lama,
sedangkan volatilitas
return yang tinggi
menyebabkan
holding period
pendek.
42
No. Judul
Penelitian
Peneliti Populasi/
Sample
Alat
Statistik
Hasil Penelitian
3. ”Stock, Bond,
Risk, and The
Holding
Period:An
International
4.Perspektif”
Exchange”
Javier
Estrada,
IESE
Business
School,
2011
19 negara dan
110 tahun
Analisis
regression
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
semakin lama
holding period suatu
saham, maka
semakin kecil resiko
saham tersebut
dibandingkan dengan
obligasi
4. Analisis Pengaruh
Bid Ask Spread,
Market Value,
Dan Resiko
Saham Terhadap
Holding Period
(studi kasus pada
saham-saham
LQ45 tahun 2003-
2005)
Helmi
Yulianto
Hadi
Populasi dari
penelitian ini
adalah
perusahaan
listed di LQ45
periode 2003-
2005. Sample
penelitian
sebesar 17
perusahaan
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian ini
menunjukkan
variabel Bid ask
spread dan market
value berpengaruh
positif dan
signifikan, dan resiko
saham berpengaruh
negatif dan
signifikan.
5. Analisis Pengaruh
Bid Ask Spread,
Market Value,
Resiko Saham,
Dan Variance
Saham Terhadap
Holding Period
Purwo
Yudo
Wibowo
Populasi dari
penelitian ini
adalah
perusahaan
listed di LQ45
periode 2004-
2005
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian ini
menunjukkan
variabel Bid ask
spread dan market
value signifikan,
sedangkan return
saham tidak terdapat
pengaruh yang
signifikan terhadap
holdingperiod.
43
No. Judul
Penelitian
Peneliti Populasi/
Sample
Alat
Statistik
Hasil Penelitian
6. Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengarui
Transaction Cost
Pada Holding
Period Saham
Yang Terdaftar Di
BEJ
Yuningsih Populasi dari
penelitian ini
adalah
perusahan yang
terdaftar di BEJ
pada tahun 2005
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian ini
menunjukkan
variabel Bid ask
spread dan market
valuenegatif da
tidaksignifikan,
sedangkan risk of
return berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap holding
period saham.
7. Analalisis
Pengaruh Bid-Ask
Spread,Market
Value,danVarianc
e Return terhadap
Holding Period
Vinensia
Retno Widi
Wisayang
Populasi dari
penelitian ini
adalah
perusahan yang
listed di LQ45
periode Februari
2008-Januari
2009. Sebanyak
34 perusahaan
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian ini
menunjukkan Bid ask
spread dan varian
return berpengaruh
positif dan
signifikan, market
value berpengaruh
positif dan tidak
signifikan terhadap
holding period.
8. Analisis Pengaruh
Transaction Cost
Terhadap Holding
Period Saham
Biasa
Eko Budi
Santoso
Populasi dari
penelitian ini
adalah
perusahan yang
terdaftar di BEJ
periode 2003-
2005.
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian ini
menunjukkan Bid ask
spread,market
valueberpengaruh
positif dan signifikan
terhadap holding
period.
9. Biaya Transaksi
Dan Periode
Pemeganggan
Saham Biasa
Yang Terdaftar Di
Bursa Efek
Jakarta Peiode
2002-2004
Agus
Zainal
Arifin
Populasi dari
penelitian ini
adalah
perusahan yang
terdaftar di BEJ
periode 2002-
2004 sebanyak
30 perusahaan
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian ini
menunjukkan
variabel Bid ask
spread dan market
value
berpengaruhpositif,
sedangkan variance
of returnberpengaruh
negatif terhadap
holding period.
44
10. The Effect Of Bid
Ask Spread,
Market Value And
Risk Of Return
On The Holding
Period Of The
LQ45 Stocks
Dian Anita
Nuswantara
dan Yane
Kartika
Sari
Populasi dari
penelitian ini
adalah
perusahan yang
listed di LQ45
periode 2002
dan terpilih 30
perusahaan
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian ini
adalah Bid ask
spread dan risk of
return tidak
signifikan,
sedangkan market
value signifikan dan
berpengaruh positif
terhadap holding
period.
11. “Analisis
Holding Period
Saham LQ45 Di
Bursa Efek
Jakarta
Sakir
Nurhalis
Populasi dari
penelitian ini
adalah
perusahan yang
listed di LQ45
periode 2006
dan terpilih 25
perusahaan
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian ini
adalah Bid ask
spread Hasil
penelitian ini adalah
Bid ask spread tidak
signifikan dan
negatif, dividen
payout ratio tidak
signifikan dan
positif, variance of
return tidak
signifikan dan
negatif.
Sumber : kumpulan penelitian terdahulu
D. Kerangka pemikiran
Holding Period yaitu rata-rata panjangnya waktu investor dalam
menahan atau memegang sahamnya selama periode waktu tertentu.
Berdasarkan dari teori dan hasil penelitian terdahulu, maka terdapat beberapa
factor yang diidentifikasikan mempengaruhi holding period yaitu variabel
market value, dividend payout ratio, inflasi dan volatilitas return. Untuk itu
akan dilakukan prngujian sejauh mana pengaruh variabel bebas tersebut
45
terhadap holding period, sehingga kerangka pemikiran teoritis dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
46
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Sumber : Dari beberapa jurnal dan dikembangkan untuk penelitian
Saham-saham perusahaan yang terdapat di Indeks LQ45 (2010-2015)
Variabel Independen:
X1: Bid-Ask Spread
X2: Market Value
X3: Risk of Return
X4: Dividend Payout
Variabel Dependen:
Y: Holding Period
Uji Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik :
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinieritas
c. Uji Autokorelasi
d. Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji Hipotesis :
a. Uji Statistik t (Parsial)
b. Uji Statistik F (Simultan)
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Interpretasi Hasil Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
47
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter
poulasi yang dikembangkan untuk maksud pengujian. Didalam menentukan
hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan
peneitian ini, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Kajian teoritik dan
penelitian terdahulu merupakan dasar penentuan hipotesis penelitian.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran, maka diajukan
hipotesis sebagai berikut :
1. Bid-ask spread, market value, risk of return dan dividend payout ratio
memiliki pengaruh secara simultan terhadap holding period.
2. Bid-ask spread memiliki pengaruh terhadap holding period.
3. Market value memiliki pengaruh signifikan terhadap holding period.
4. Risk of return memiliki pengeruh signifikan terhadap holding period.
5. Dividend payout ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap holding
period.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruhbid-ask spread, market
value, risk of return dan dividend payout ratio terhadap holding period. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan- perusahaan
yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2010-2015 yang diperoleh melalui situs
www.idx.co.id. Ditetapkan Indeks LQ45 sebagai tempat penelitian karena penulis
menganggap bahwa Indeks LQ45 sebagai tempat untuk memperoleh data yang
diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan.
B. Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2008:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang tercatat di Indeks LQ45 dalam kurun waktu penelitian yaitu
tahun 2010-2015.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiyono (2008:62). Dalam penelitian ini, pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
49
2008:68). Adapun kriteria yang ditetapkan dalam pemilihan sampel adalah
sebagai berikut:
Perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan di bursa serta
tercatat dalam Indeks LQ45 selama periode 2010-2015
Perusahaan yang tidak pernah suspend atau diberhentikan
sementara perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia selama
periode pengamatan
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 8 perusahaan. Keterangan mengenai proses pengambilan
sampel dijelaskan pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Proses Pengambilan Sampel
Keterangan Jumlah perusahaan
Masuk saham yang aktif diperdagangkan di bursa serta
tercatat dalam Indeks LQ-45 selama periode 2010-
2015 secara konsisten
15 perusahaan
Pernah suspend (dihentikan sementara)
perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia selama
periode pengamatan
(7 peusahaan)
Jumlah samper akhir perusahaan 8 perusahaan
Saham-saham yang termasuk didalam LQ45 terus dipantau dan setiap
enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada
saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain
50
yang memenuhi syarat. Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh
karena itu BEJ mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di
BAPEPAM, Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal.
(www.idx.co.id).
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat jumlah sampel perusahaan
LQ45 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
NO KODE SAHAM NAMA PERUSAHAAN
1 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
3 BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk
4 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
5 LSIP London Sumatera Plantation Tbk
6 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk
7 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
8 UNTR United Tractors Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia (Data Diolah)
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data yang
digunakan berasal dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
51
Indeks LQ45 periode 2010-2015. Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui situs www.idx.co.id.
Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan. Penelitian
kepustakaan dilakukan sebagai usaha memperoleh data yang bersifat teori sebagai
pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data-data tersebut diperoleh
dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel independen, yaitu
bid-ask spread, market value, risk of return dan dividend payout ratio terhadap
variabel dependen holding period.
1. Uji Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2008:29) statistik deskriptif adalah statistik yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek
yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku.
2. Uji Asumsi Klasik
Agar model regresi dapat dihindari dari pelanggaran terhadap asumsi
maka perlu dilakukan uji pendahuluan melalui uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Pengujian
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
52
a. Uji Normalitas
1) Analisis Grafik
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi
yang normal. Jika distribusi dari nilai-nilai residual tersebut tidak
dapat dianggap berdistribusi normal, maka dikatakan ada masalah
terhadap asumsi normalitas. Pengujian ini dilakukan dengan melihat
normal probability plot. Deteksi dilakukan dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Santoso,
2014:192).
2) Analisis Statistik
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-
S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan untuk mengetahui
tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian sampel (skor yang
diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Hipotesisnya
adalah (Yamin & Kurniawan, 2014:242):
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
53
Apabila nilai asymptotic significant value lebih kecil dari
nilai signifikasi yang ditentukan (α = 0,05) maka Ho ditolak atau
data tidak berdistribusi normal, sedangkan apabila nilai asymptotic
significant value lebih besar dari nilai signifikasi yang ditentukan (α
= 0,05) maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel-variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Ada tidaknya masalah
multikolinieritas di dalam model regresi dapat dideteksi dengan melihat
nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Batas dari nilai tollerance< 0,10 atau nilai
VIF >10 (Ghozali, 2011:106).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Model
54
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Santoso,
2014:192). Ada atau tidaknya masalah autokorelasi ditunjukkan oleh
nilai Durbin – Waston(DW test)(Yamin & Kurniawan, 2014:91):
Dasar pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi
diperlihatkan pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Analisis Durbin-Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau
negatif
Tidak
ditolak
du < d < 4-du
Sumber: Yamin & Kurniawan (2014:91)
Untuk mendeteksi autokorelasi dapat juga menggunakan uji
statistik non-parametrik Run Test. Run Test digunakan untuk menguji
apakah suatu sampel yang diambil dari suatu populasi adalah sampel
acak atau random. Hipotesisnya adalah (Yamin & Kurniawan,
2014:241):
Ho : Pengambilan sampel bersifat acak (random)
Ha : Pengambilan sampel tidak bersifat acak (random)
55
Apabila nilai asymptotic significant value lebih kecil dari nilai
signifikasi yang ditentukan (α = 0,05) maka Ho ditolak atau data
residual tidak random, sedangkan apabila nilai asymptotic significant
value lebih besar dari nilai signifikasi yang ditentukan (α = 0,05) maka
Ho diterima atau data residual acak (random).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regesi, terjadi ketidaksamaan varians residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedatisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Santoso, 2014:187).
Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana
sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
(Y prediksi–Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar
analisisnya adalah sebagai berikut (Santoso, 2014:189):
• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas
56
• Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji t (Uji Signifikasi Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Uji statistik
t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruhbid-ask spread,
market value, risk of return dan dividend payout ratio secara individual
dalam menerangkan variasi holding period.
Penelitian ini juga dilakukan untuk mecari pengaruh paling besar
di antara variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut
Santoso (2014:156) variabel independen yang paling berpengaruh
terhadap variabel dependen dapat dilihat dari tabel Coefficients, pada
kolom Standardized Coefficients dengan nilai tertinggi.
Uji t dapat dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi t.
Apabila tingkat signifikansi dari t hitung < tingkat signifikansi yang
ditentukan (α = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha)yang hendak
diuji adalah sebagai berikut:
57
1. Ho : b1= 0; bid-ask spreadtidak memiliki pengaruh secara parsial
terhadap holding period.
Ha : b1≠ 0; bid-ask spreadmemiliki pengaruh secara parsial
terhadap holding period.
2. Ho : b2= 0; market value tidak memiliki pengaruh secara parsial
terhadap holding period.
Ha : b2 ≠ 0; market value memiliki pengaruh secara parsial terhadap
holding period.
3. Ho : b3= 0; risk of return tidak memiliki pengaruh secara parsial
terhadap holding period.
Ha : b3 ≠ 0; risk of return memiliki pengaruh secara parsial
terhadap holding period.
4. Ho : b4 = 0; dividend payout ratio tidak memiliki pengaruh secara
parsial terhadap holding period.
Ha : b4 ≠ 0; dividend payout ratio memiliki pengaruh secara parsial
terhadap holding period.
b. Uji F (Uji Signifikasi Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(terikat) (Ghozali, 2011:98). Uji statistik F ini dilakukan untuk
menunjukkan apakah bid-ask spread, market value, risk of return dan
58
dividend payout ratio secara simultan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap holding period. Uji F dapat dilakukan dengan
mengamati nilai signifikansi F. Apabila tingkat signifikansi dari F
hitung < tingkat signifikansi yang ditentukan (α = 0,05), maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha) yang hendak
diuji adalah sebagai berikut:
1. Ho : b1, b2, b3, b4 = 0; bid-ask spread, market value, risk of return
dan dividend payout ratio tidak memiliki pengaruh secara simultan
terhadap holding period.
2. Ha : b1, b2, b3, b4 ≠ 0; bid-ask spread, market value, risk of
return dan dividend payout ratio memiliki pengaruh secara
simultan terhadap holding period.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi adalah sebuah pendekatan yang digunakan
untuk mendefinisikan hubungan matematis antara variabel output/
dependen (y) dengan satu atau beberapa variabel input/ independen (x)
(Yamin & Kurniawan, 2014:82). Dalam penelitian ini, analisis regresi
digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh bid-ask spread,
market value, risk of return dan dividend payout ratio terhadap holding
period. Bentuk persamaannya adalah:
Y=a+b1 X1 +b2 X2 +b3X3 +b4 X4 +e
59
Dimana:
Y : Holding Period
α : konstanta
b1-b4 : koefisien regresi
X1 : Bid-Ask Spread
X2 : Market Value
X3 : Risk Of Return
X4 : Dividend Payout Ratio
e : kesalahan residual
5. Koefisien Determinasi (R2)
Koeifisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2011:97).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
60
menggunakan nilai Adjusted R2. Nilai Adjusted R
2 dapat naik atau turun
apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali,
2011:97).
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel independen (bebas)
Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik
yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan
hubungannya dengan fenomena yang diteliti. Fungsi variabel bebas ini disebut
variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara
bebas berpengaruh terhadap variabel lain (Cholid dan Abu, 2001).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:
a. Bid-ask spread
Spread adalah perbedaan harga tertinggi yang dibayarkan oleh seorang
pembeli dengan harga terendah yang bersedia ditawarkan oleh penjual.
Konsep perhitungan spread adalah dengan membuat rata-rata bid-ask spread
harian untuk tiap jenis saham yang diteliti selama periode observasi.
Pengukuran bid-ask spread berdasarkan penelitian yang dilakukan
atkins dan dyl (1997) dapat diformulasikan sebagai berikut :
Spreadit = Rata-rata bid-ask spread saham perusahaan i selama tahun t
Spread= (Ask-bid) / ((Ask+Bid)1/2)
61
Askit= Harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk menjual
saham perusahaan i pada hari t
Bidit= Harga beli tertinggi yang menyebebkan investor setuju untuk membeli
saham perusahaan i pada hari t
b. Market Value
Market value adalah nilai keseluruhan suatu perusahaan yang terjadi di
pasar saham pada periode tertentu (Jones, 2007:80). Market value juga
merupakan nilai yang berlaku di pasar sebagai suatu akibat dari perdagangan
jual beli saham dalam periode tertentu. Menurut Horowitz (2000), market
value adalah nilai pasar ekuitas pemegang saham yang merupakan
pencerminan realitas keadaan ekuitas pemegang saham yang sebenarnya.
Rumus market value adalah sebagai berikut:
MVit = rata-rata market value saham perusahaan i selama tahun t
N= jumlah hari transaksi saham perusahaan i selama tahun t
Harga Sahamit= harga penutupan saham perusahaan i pada hari t
Saham Beredar= jumlah saham perusahaan i yang beredar selama tahun t
c. Risk of return
Risk of return atau resiko saham adalah tingkat resiko yang terjadi dari
suatu kegiatan investasi, terutama akibat transaksi saham di pasar bursa (gain
MVit = Harga Sahamit𝑁
𝑡=1
𝑁 X jumlah saham beredarit
62
or lose) yang dicerminkan dari devias standar yang mengukur penyimpangan
nilai-nilai yang sudah terjadi.
Resiko saham dirumuskan menurut (Jones, 2007: 158) sebagai berikut:
RSit = tingkat resiko dari return saham perusahaan i selama periode t
N = jumlah data
Xi= return saham perusahaan i
X = rata-rata return saham
d. Dividen Payout Ratio
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:43) dividend payout ratio
merupakan prosentase dari perbandingan dividen per lembar saham dengan
laba per lembar saham.Dividend Payout Ratio adalah rasio pembayaran
dividen yang mengukur proporsi laba yang dibayar sebagai dividen.
Rumus dividen payout ratio adalah sebagai berikut (Keown et.al,
2010:201):
2. Variabel dependen (terikat)
Variabel terikat yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau
muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel
Dividen Payot Ratio = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑃𝑒𝑟𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑃𝑒𝑟𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
RSit= 𝑥𝑖−𝑥 𝑛𝑖=1
𝑛−1
63
bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
terikat ini juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel
terpengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu holding period.
Holding period adalah rata-rata panjangnya waktu investor menaham
saham perusahaan selama jangka waktu atau periode tertentu. Holding period
adalah lamanya waktu investor menahan atau memiliki saham yang dibelinya
(Atkins dan Dyl, 1997). Semakin lama seorang investor memiliki sebuah
saham maka semakin lama holding period.saham tersebut, sebaliknya apabila
jangka waktu antara investor membeli dan menjual lagi saham yang dimiliki
pendek maka holding period saham tersebut pendek.
Rumus holding period adalah sebagai berikut:
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Holding Periodit it = Jumlah Saham Beredar it
Volume Perdagangan it
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Pasar Modal
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I
dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa
efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik
Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa
tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan
berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah (www.idx.co.id).
65
2. Sejarah Perusahaan LQ45
Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling
likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator
likuidasi. Indeks LQ 45 menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan
likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal
februari dan agustus). Sehingga dimungkinkan dalam suatu periode tertentu
saham X yang masuk ranking 45 saham terlikuid, kemudian dalam periode
berikutnya saham X dapat keluar dan sebaliknya saham Y yang tidak masuk
klasifikasi saham LQ menjadi masuk saham kelompok LQ45 (www.idx.co.id)
Adapun tujuan pengkalsifikasian saham LQ45 adalah untuk lebih
mempermudah bagi investor menentukan pilihan investasi terhadapa saham
yang masuk kategori saham yang paling likuid karena saham dengan kategori
skala perusahaan besar belum otomatis mencerminkan tingkat likuiditas yang
tinggi, sehingga perlu diadakan klasifikasi saham LQ45. Secara umum saham
LQ45 adalah saham yang sangat aktif diperjualbelikan sehingga disebut 45
saham likuid. Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut
akan selalu berubah.
Indeks LQ45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui
berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-sahan dengan
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ45
harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :
66
a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar
reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terkahir)
b. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kepitalisasi pasar selama
12 bulan terakhir)
c. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan
d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya,
frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
3. Deskriptif Objek Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan pembahasan dan analisis data yang
berhubungan antara bid-ask spread, market value, risk of return, dan dividend
payout ratio dengan holding period. Bab ini juga akan menjelaskan mengenai
pengumpulan data analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan pembahasan
hasil pengujian yang telah dilakukan selama penelitian. Model analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan
bantuan program spss 22.0. Analisis regresi adalah sebuah pendekatan yang
digunakan untuk mendefinisikan hubungan matematis antara variabel
output/dependen (y) dengan satu atau beberapa variabel input/ independen (x)
(yamin & kurniawan, 2014:82).
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45. Perusahaan-perusahaan yang
memang sudah tercatat sebagai perusahaan yang baik, yang selalu konsisten
sebagai 45 perusahaan terbaik . Penelitian ini menggunakan data sekunder
67
berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2010-2014. Data ini diperoleh dari
situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
Populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang selalu
tercatat secara terus-menerus dalam indeks LQ45 selama kurun waktu
penelitian2010-2015, yaitu sebanyak 15 perusahaan. Dari keseluruhan
populasi tersebut, dilakukan teknik pengambilan sampel purposive sampling
dengan menyeleksi perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
dalam penelitian ini. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut
diperoleh 11 perusahaan yang layak dijadikan sampel.
4. Profil Perusahaan
a. Bank Negara Indonesia (BBNI)
BNI didirikan pada tahun 1946 dengan nama Bank Negara Indonesia
sebagai bank pertama yang dimiliki Pemerintah Indonesia dan mendapatkan
amanah untuk mengatur pengeluaran dan peredaran mata uang rupiah.
Kemudian pada tahun 1955 BNI diubah statusnya menjadi bank umum yang
mendapatkan tugas untuk memperbaiki perekonomian rakyat serta
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional dengan memberdayakan
berbagai sektor industri Indonesia.
68
b.Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Melalui peraturan pemerintah no. 1 tahun 1946, pada tanggal 22 Februari
1946 BRI ditetapkan sebagai bank Pemerintah, menjadi ujung tombak dalam
pembangunan perekonomian nasional. Pada tahun 1968 berdasarkan Undang-
Undang No. 21 Tahun 1968, Pemerintah kembali menetapkan nama Bank
Rakyat Indonesia sebagai bank umum. Pada tahun 1992 berubah status badan
hukumnya menjadi PT Bank Rakyta Indonesia (Persero) berdasakan Undang-
Undang No.7 Tahun 1992. Pada tahun 2003 tanggal 10 November menjadi
perseroan Terbuka dan mencatat sahamnya di Bursa Efek Jakarta, yang kini
menjadi Bursa Efek Indonesia dengan kode “BBRI”.
c. Bank Mandiri (BMRI)
Bank Mandiri didirikan pada tanggal 20 Oktober 1998 sebagai bagian
dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia. Pada bulan juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu Bank
Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank
Pembangunan Indonesia digabungkan ke dalam Bank Mandiri.
d. Indo Tambangraya Megah (ITMG)
ITMG didirikan pada tahun 1987. Kemudian diakuisisi pada tahun 2001
oleh Banpu Group dari Thailand. Di akhir tahun 2007, ITMG menjadi
perusahaan publik.
69
e. PP London Sumatra Indonesia (LSIP)
Pada tahun 1906 melalui inisiatif Harrisons & Crosfield Pic, perusahaan
perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London-Sumatra kemudian
dikenal dengan “Lonsum” berkembang menjadi salah satu perusahaan
terkemuka di dunia. Di tahun 1994, Harrisons& Crosfield menjual seluruh
kepemilikan sahamnya di Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantation
(PPLS) yang kemudian mencatat Lonsum sebagai perusahaan publik melalui
pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahunn 1996.
f. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)
Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman
kolonial Belanda tahun 1919. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial
Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut
perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada tahun 1950,
Pemerintah RI mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang
Aranf Bukit Asam (PN TABA). Pada tahun 1981, PN TABA berubah status
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan.
g. Semen Gresik (SMGR)
Perusahaan Semen Gresik diresmikan pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh
Presiden RI pertama dengan kapasitas yterpasang 250.000 ton semen per
tahun, dan tahun 2014 kapasitas terpasang mencapai 31,8 juta ton/tahun. Pada
tanggal 8 juli 1991 saham perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
70
Efek Surabaya yang kini menjadi Bursa Efek Indonesia serta menjadi BUMN
pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada
masyarakat.
h. United Tractor (UNTR)
PT. United tractor berdiri [ada 13 oktober 1972 dengan nama PT Astra
Motor Works dan PT Astra Internasional Tbk sebagai pemegang saham
mayoritas. Selanjutnya nama tersebut diubah menhadi United Tractors (UT).
Tahun 1995 tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
B. Analisis Uji Deskriptif
Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data masing-
masing variabel yang menampilkan karakteristik dari sampel yang digunakan
dalam penelllitian. Karakteristik sampel tersebut meliputi rata-rata sampel
(mean), minimum dan maksimum untuk masing-masing variabel. Deskirpsi
dalam penelitian meliputi 5 variabel, yaitu holding period (HP), bid-ask spread
(BAS), market value (MV), risk of return (ROR), dan dividend payout
ratio(DPR). Adapun perhiungan data variabel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Holding period
Holding Period juga berarti rata-rata panjangnya waktu investor
menahan saham perusahaan selama jangka waktu atau periode tertentu (Jones,
2007:56).
71
Tabel 4.1
Holding Period
Deskriptif Rata-rata Holding Period (dalam tahun)
NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 2,646 3,126 2,734 3,376 3,284 2,971
2 BBRI 3,031 3,352 2,971 3,118 3,209 2,969
3 BMRI 3,244 3,138 2,993 3,079 3,283 2,951
4 ITMG 2,902 2,802 3,513 3,478 3,116 3,231
5 LSIP 2,429 3,193 2,479 2,710 2,583 2,560
6 PTBA 2,950 3,198 3,216 3,292 3,297 2,872
7 SMGR 3,131 3,041 2,999 2,998 3,282 2,976
8 UNTR 2,995 2,841 2,739 3,510 3,149 2,830
MINIMUM 2,429 2,802 2,479 2,710 2,583 2,560
MAXIMUM 3,244 3,352 3,513 3,510 3,297 3,231
AVERAGE 2,916 3,086 2,955 3,195 3,150 2,920
Sumber : data dioleh
Berdasarkan hasil perhitungan holding period masing-masing perusahaan
pada tabel 4.1, diketahui rata-rata tingkat holding period pada tahun 2010 adalah
2916, tingkat holdingperiod terendah dimiliki oleh PT LSIP sebesar 2,429
sedangkan tingkat holding period tertinggi dimiliki oleh PT BMRI sebesar 3,244.
Pada tahun 2011 rata-rata tingkat holding period adalah sebesar 3,086. Tingkat
terendah holding period tahun 2011 dimiliki oleh PT ITMG sebesar 2,802,
sedangkan tingkat tertinggi sebesar 3,352 dimiliki oleh PT BBRI. Pada tahun
2012 rata-rata tingkat holding period sebesar 2,955. Tingkat holding period
terendah tahun 2012 dimiliki oleh PT LSIP yaitu sebesar 2,479, sedangkan
tingkat tertinggi sebesar 3,513 dimiliki oleh PT ITMG. Rata-rata tingkat holding
period tahun 2013 sebesar 3,195. Tingkat terendah holding period tahun 2013
72
dimiliki oleh PT LSIP sebesar 2,710 dan tingkat tertinggi sebesar 3,510 dimiliki
oleh PT UNTR. Tahun 2014 rata-rata tingkat holding period sebesar 3,150.
Tingkat holding period terendah tahun 2014 dimiliki oleh PT LSIP sebesar
2,583, sedangkan tingkat tertinggi dimiliki oleh PT PTBA sebesar 3,297. Rata-
rata tingkat holding period tahun 2015 sebesar 2, 920. Tingkat holding period
terendah tahun 2015 dimiliki oleh PT LSIP 2,560, sedangkan tingkat tertitinggi
dimiliki oleh PT ITMG sebesar 3,231.
Rata-rata holding period tahun 2010-2015 mengalami perubahan yang
berfluktuasi, ini menjelaskan bahwa lamanya seorang investor menahan
sahamnya dapat dipengaruhi dari berbagai faktor yang memang memberikan
dampak yang berbeda yang terjadi selama tahun penelitian diatas.
b. Bid Ask Spread
Bid price merupakan harga beli tertinggi dimana investor bersedia untuk
membeli saham, sedangkan ask price merupakan harga jual terendah dimana
investor bersedia untuk menjual sahamnya.. Bid-ask spreadmerupakan selisih
antara ask price dan bid price. Investor memperoleh keuntungan dari spread
kedua harga tersebut.
73
Tabel 4.2
Bid-Ask Spread
Deskriptif Rata-rata Bid-ask spread (dalam%)
NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 0,0065 0,0066 0,0134 0,0063 0,0041 0,0010
2 BBRI 0,0096 0,0074 0,0072 0,0069 0,0021 0,0022
3 BMRI 0,0077 0,0074 0,0062 0,0064 0,0047 0,0027
4 ITMG 0,0010 0,0013 0,0133 0,0303 0,0016 0,0044
5 LSIP 0,0039 0,0112 0,0108 0,0104 0,0053 0,0038
6 PTBA 0,0022 0,0029 0,0066 0,0049 0,0040 0,0022
7 SMGR 0,0053 0,0044 0,0032 0,0071 0,0031 0,0022
8 UNTR 0,0106 0,0019 0,0025 0,0186 0,0014 0,0015
MINIMUM 0,0010 0,0013 0,0025 0,0049 0,0014 0,0010
MAXIMUM 0,0106 0,0112 0,0134 0,0303 0,0053 0,0044
AVERAGE 0,0058 0,0054 0,0079 0,0114 0,0033 0,0025
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan bid-ask spread masing-masing
perusahaan pada tabel 4.2, diketahui tingkat rata-rata bid-ask spread tahun
2010 adalah sebesar 0,58%. Tingkat terendah bid-ask spread pada tahun 2010
adalah sebesar 0,10% dimiliki oleh PT ITMG, sedangkan tingkat tertinggi
dimiliki oleh PT UNTR yaitu sebesar 01,06%. Pada tahun 2011, tingkat rata-
rata bid-ask spread sebesar 0,54%. Sedangkan tingkat bid-ask spread
terendah dimiliki oleh PT ITMG sebesar 0,13% dan tingkat tertinggi sebesar
1,12% dimiliki oleh PT LSIP. Tahun 2012, tingkat rata-rata bid-ask spread
diperoleh sebesar 0,79%. Tingkat terendah dimiliki oleh PT UNTR sebesar
0,25%, sedangkan tingkat tertinggi sebesar 1,34% dimiliki oleh PT BBNI.
Tahun 2013, tingkat rata-rata bid-ask spread sebesar 1,14%. Tingkat terendah
dimiliki oleh PT PTBA sebesar 0,49%, sedangkan tingkat tertinggi sebesar
74
3,03% dimiliki oleh PT ITMG. Tingkat rata-rata bid-ask spread tahun 2014
sebesar 0,33%. Tingkat terendah bid-ask spread tahun 2014 sebesar 0,14%
dimiliki oleh PT UNTR, dan tingkat tertinggi dimiliki oleh PT LSIP sebesar
0,53%.Tingkat rata-rata bid-ask spread tahun 2015 sebesar 0,25%. Tingkat
terendah dimiliki oleh PT BBNI sebesar 0,10% sedangkan tingkat tertinggi
dimiliki oleh PT ITMG sebesar 0,44%
Rata-rata bid-ask spread tahun 2010-2015 mengalami prtkrmbangan
yang sangat berfluktuasi. Ini dapat disebabkan salah satunya karena keadaan
perekonomian yang sedang tidak stabil, sedikit banyak perekonomian negara
mempunyai pengaruh dalam dunia investasi. Dengan begitu akan
mempengaruhi biaya-biaya yang tercipta dalam kegaiatan investasi sehingga
menimbulkan spread yang befluktuasi pula.
c. Market value
Market value menunjukkan ukuran perusahaan atau merupakan nilai
sebenarnya dari aktiva perusahaan yang direfleksikan di pasar (Santoso,
2008:90)
75
Tabel 4.3
Market Value
Deskriptif Rata-rata Market Value (dalam rupiah) NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 294.953.239.897 286.902.000.000 288.703.000.000 301.894.000.000 472.020.000.000 378.280.000.000
2 BBRI 528.624.900.000 674.157.000.000 71.7367.000.000 732.998.000.000 1.192.510.000.000 1145.710.000.000
3 BMRI 557.050.000.000 638.000.000.000 791.000.000.000 751.000.000.000 1.040.000.000.000 877.000.000.000
4 ITMG 234.055.892.857 177.000.000.000 196.000.000.000 132.000.000.000 72.100.000.000 26.296.018.801
5 LSIP 71.570.450.572 62.200.000.000 65.700.000.000 54.000.000.000 53.507.107.443 36.594.928.780
6 PTBA 215.836.024.223 162.000.000.000 145.000.000.000 90.885.944.139 112.766.000.000 42.382.913.076
7 SMGR 228.787.000.000 275.000.000.000 393.000.000.000 344.000.000.000 399.000.000.000 275.000.000.000
8 UNTR 323.182.000.000 398.000.000.000 307.000.000.000 290.000.000.000 269.000.000.000 257.000.000.000
MINIMUM 71.570.450.572 62.200.000.000 65.700.000.000 54.000.000.000 53.507.107.443 26.296.018.801
MAXIMUM 557.050.000.000 674.157.000.000 791.000.000.000 751.000.000.000 1.192.510.000.000 1145.710.000.000
AVERAGE 306.757.438.444 334.157.375.000 362.971.250.000 337.097.243.017 451.362.888.430 379.782.982.582
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan market value masing-masing perusahaan
pada tabel 4.3, diketahui tingkat rata-rata maket value tahun 2010 adalah sebesar
306 Miliar Tingkat terendah markte value pada tahun 2010 adalah sebesar 71
Miliar dimiliki oleh PT LSIP, sedangkan tingkat tertinggi dimiliki oleh PT BMRI
yaitu sebesar 557 Miliar. Pada tahun 2011, tingkat rata-rata market value sebesar
334 Miliar. Sedangkan tingkat terendah tahun 2011 dimiliki oleh PT LSIP
sebesar 62 Miliar dan tingkat tertinggi sebesar 674 Miliar dimiliki oleh PT BBRI.
Tahun 2012, tingkat rata-rata market value diperoleh sebesar 362 Miliar. Tingkat
76
terendah dimiliki oleh PT LSIP sebesar 65 Miliar, sedangkan tingkat tertinggi
sebesar 791 Miliar dimiliki oleh PT BMRI. Tahun 2013, tingkat rata-rata market
value sebesar 337 Miliar. Tingkat terendah dimiliki oleh PT LSIP sebesar 54
Miliar, sedangkan tingkat tertinggi sebesar 751 Miliar dimiliki oleh PT BMRI.
Tingkat rata-rata market value tahun 2014 sebesar 451 Miliar. Tingkat terendah
market value tahun 2014 sebesar 53 Miliar dimiliki oleh PT LSIP, dan tingkat
tertinggi dimiliki oleh PT BBRI sebesar 1,19Triliun. Tingkat rata-rata market
value tahun 2015 sebesar 379 Miliar. Tingkat terendah market value tahun 2015
dimiliki PT ITMG sebesar 26 Miliar, sedangkan tingkat tertinggi sebesar 1,14
Triliun dimiliki oleh PT BBRI.
Rata-rata jumlah market value pada tahun 2010-2015 berjalan naik turun,
salah satu penyebabnya adalah gejolak perekonomian di negara, salah satunya
adalah inflasi, keadaan negara itu sendiriseperti keamanan yang terlihat dari
kegiatan negara seperti keadaan politik dan sebagainya, sehingga menyebabkan
nilai rata-rata market value pada periode penelitian berfluktuasi.
d. Risk of return
Risk dan return merupakan dua hal yang saling berkaitan. Menurut Samsul
(2006:91), suatu investasi yang memiliki risiko tinggi seharusnya memberikan
return harapan yang tinggi pula.
77
Tabel 4.3
Risk Of Return
Deskriptif Rata-rata Risk of Return(dalam %)
NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 0,030216 0,122827 0,005003 0,02779 0,107499 0,087699
2 BBRI 0,045228 0,006841 0,029922 0,043951 0,090528 0,03241
3 BMRI 0,14082 0,039224 0,025647 0,067959 0,069401 0,047433
4 ITMG 0,188074 0,11615 0,054508 0,038579 0,074623 0,02899
5 LSIP 0,076588 0,04738 0,000025 0,042404 0,063982 0,021324
6 PTBA 0,095808 0,101 0,003315 0,029517 0,095474 0,113884
7 SMGR 0,139134 0,042467 0,002639 0,104266 0,037869 0,018593
8 UNTR 0,142721 0,042467 0,002639 0,104266 0,037869 0,018593
MINIMUM 0,030216 0,006841 0,000025 0,02779 0,037869 0,018593
MAXIMUM 0,188074 0,122827 0,054508 0,104266 0,107499 0,113884
AVERAGE 0,107324 0,064795 0,015462 0,057342 0,072156 0,046116
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan risk of return masing-masing perusahaan
pada tabel 4.4, diketahui tingkat rata-rata risk of return tahun 2010 adalah
sebesar 10,73%. Tingkat terendah risk of return pada tahun 2010 adalah sebesar
3,02% dimiliki oleh PT BBNI, sedangkan tingkat tertinggi dimiliki oleh PT
ITMG yaitu sebesar 18,80%. Pada tahun 2011, tingkat rata-rata risk of
78
returnsebesar 6,47%. Sedangkan tingkat terendah tahun 2011 dimiliki oleh PT
BBRI sebesar 0,68% dan tingkat tertinggi sebesar 12,28% dimiliki oleh PT
BBNI. Tahun 2012, tingkat rata-rata risk of return diperoleh sebesar 1,54%.
Tingkat terendah dimiliki oleh PT LSIP sebesar 0,0025%, sedangkan tingkat
tertinggi sebesar 5,45% dimiliki oleh PT ITMG. Tahun 2013, tingkat rata-rata
risk of return sebesar 5,73%. Tingkat terendah dimiliki oleh PT BBNI sebesar -
2,79%, sedangkan tingkat tertinggi sebesar 10,42% dimiliki oleh PT SMGR.
Tingkat rata-rata risk of return tahun 2014 sebesar 7,21%. Tingkat terendah risk
of return tahun 2014 sebesar 3,78% dimiliki oleh PT UNTR, dan tingkat tertinggi
dimiliki oleh PT BBNI sebesar 10,749%. Tingkat rata-rata tahun 2015 sebesar
4,61%. Tingtkat terendah dimiliki oleh PT UNTR 1,85%, sedangkan tingkat
tertimggi dimiliki oleh PT PTBA sebesar 11,38%.
Rata-rata risk of return pada tahun 2010-2012 mengalami penurunan,
sedangkan meningkat pada tahun 2013-2014, kemudian turun kembali pada
tahun 2015. Dengan ini, dapat diketahui bahwa banyak pemegang saham yang
berani memegang resiko yang besar dengan harapan return yang besar pula pada
tahun 2010 dan 2013, yang mana pada tahun 2013 perekonomian sedang
mengalami krisis, pada tahun ini banyak investor yang berani mengambil resiko
yang besar.
79
e. Dividend Payout Ratio
Dividend payout ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “cash dividend”.
Tabel 4.5
Dividend payout ratio
Deskriptif Rata-rata Dividend Payout Ratio (dalam%)
NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 0,2480 0,2003 0,2999 0,2998 0,2882 0,2516
2 BBRI 0,1944 0,1944 0,2892 0,2974 0,3180 0,3174
3 BMRI 0,2745 0,1983 0,3000 0,3000 0,3251 0,3000
4 ITMG 0,7352 0,8719 0,8780 0,9066 0,8809 0,5643
5 LSIP 0,4040 0,4016 0,4024 0,4071 0,4030 0,3524
6 PTBA 0,5999 0,6001 0,5711 0,5632 0,6083 0,3079
7 SMGR 0,4996 0,4998 0,4501 0,4502 0,4001 0,4001
8 UNTR 0,3694 0,3832 0,4003 0,3974 0,5139 0,6689
MINIMUM 0,1944 0,1944 0,2892 0,2974 0,2882 0,2516
MAXIMUM 0,7352 0,8719 0,8780 0,9066 0,8809 0,6689
AVERAGE 0,4156 0,4187 0,4489 0,4527 0,4672 0,3953
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan dividend payout ratio masing-masing
perusahaan pada tabel 4.5, diketahui tingkat rata-rata dividend payout ratio tahun
2010 adalah sebesar 41,56%. Tingkat terendah dividend payout ratio pada tahun
2010 adalah sebesar 19,44% dimiliki oleh PT BBRI, sedangkan tingkat tertinggi
80
dimiliki oleh PT ITMG yaitu sebesar 73,52%. Pada tahun 2011, tingkat rata-rata
dividend payout ratio sebesar 41,87%. Sedangkan tingkat terendah tahun 2011
dimiliki oleh PT BBRI sebesar 19,44% dan tingkat tertinggi sebesar 87,19%
dimiliki oleh PT ITMG. Tahun 2012, tingkat rata-rata dividend payout ratio
diperoleh sebesar 44,89%. Tingkat terendah dimiliki oleh PT BBRI sebesar
28,92%, sedangkan tingkat tertinggi sebesar 87,80% dimiliki oleh PT ITMG.
Tahun 2013, tingkat rata-rata dividend payout ratio sebesar 45,27%. Tingkat
terendah dimiliki oleh PT BBRIsebesar 29,74%, sedangkan tingkat tertinggi
sebesar 90,66% dimiliki oleh PT ITMG. Tingkat rata-rata dividend payout ratio
tahun 2014 sebesar 46,72%. Tingkat terendah dividend payout ratio tahun 2014
sebesar 25,16% dimiliki oleh PT BBNI, dan tingkat tertinggi dimiliki oleh PT
UNTR sebesar 66,89%. Tingkat rata-rata tahun 2015 sebesar 39,53%. Tingkat
terendah dimiliki oleh PT BBNI sebesar 25,16% sedangkan tingkat tertinggi
sebesar 66,89% dimiliki PT UNTR.
Rata-rata dividend payout ratio yang dibagikan perusahaan-perusahaan
sampel pada penelitian ini mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014 tetapi
menurun pada tahun 2015, dengan perubahan presentase yang berfluktuasi ini
diakibatkan oleh perekonomian yang tidak stabil, dimana diketahui bahwa
perekonomian memang mengalami gejolak yang tidak pasti sehingga
mempengaruhi perusahaan dalam membagikan dividen ditiap tahunnya.
81
C. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2011:29).
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan
melihat grafik normal probebility plot.
Gambar 4.1
Grafik Normal Probability plot
Sumber : Output SPSS versi 22 (data diolah)
82
Sedangkan hasil grafik normal probability plot pada gambar 4.1,
dapat dilihat titik-titik tersebar disekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga hal ini
menunjukkan bahwa data tersebut terdistribusi normal.
Uji normalitas melalui grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, namun secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh karena itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi
dengan uji statistik. Sehingga uji yang digunakan adalah uji Kolmogorov-
smirnov (K-S). Dari hasil uji kolmogorov-smirnov (K-S) dapat diketahui
bahwa data resiudal yang terdistribusi normal ditandai dengan nilai
signifikan diatas 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada table 4.6
berikut ini :
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Studentized Deleted Residual
N 48
Normal
Parametersa,b
Mean 3.0371819
Std.
Deviation .14096475
Most Extreme
Differences
Absolute .106
Positive .106
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .106
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
83
Berdasarkan table 4.6 dapat dilihat bahwa besarnya nilai
signifikan adalah 0.200. nilai signifikan yang melebihi angka 0,05
menunjukkan bahwa Ho diterima, artinya data residual terdistribusi
normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara
normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel-variabel independen. Ada tidaknya masalah multikolinieritas di
dalam model regresi dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Adanya multikolinieritas ditunjukkan
dengan nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10. Hasil dari uji
multikolinieritas dapat dilihat pada table 4.7 berikut :
Tabel 4.7
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
BID_ASK .970 1.031
MV .816 1.225
ROR .954 1.048
DPR .790 1.265
a. Dependent Variable: HP
84
Sumber : Output SPSS versi 22 (data diolah)
Berdasarkan table 4.7 diatas, maka dapat diketahui seluruh
variabel independen (bid-ask spread, market value, risk of return dan
dividend payout ratio) memiliki nilai tolerance> 0,10 dan nilai VIF < 10.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah
multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi, jika terjadi korelasi
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pengujian autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Waston (DW).
Tabel 4.8
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .541a .292 .226 .229404 2.063
a. Predictors: (Constant), DPR, BID_ASK, MV, ROR
b. Dependent Variable: HP
Pada table 4.8 diketahui nilai Durbin Watson (DW) sebesar
2,063. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan
menggunakan nilai signifikan 5%, jumlah sampel (n) 48 dan jumlah
85
variabel independen (k) adalah 4. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,720
dan 4-du = 2,280. Oleh karena nilai du < dw < 4-du atau 1,720< 2,063<
2,280 maka dapat dsimpulkan bahwa tidak ada gejala autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dengan melihat grafik
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID).
Gambar 4.2
86
Sumber : Output SPSS versi 22 (data diolah)
Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu
Y. Dengan demikian dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi.
D. Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Risk Of Return dan Dividend
Payout Ratio Secara Parsial terhadap Holding Period
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial
atau masing-masing variabel independen yang terdiri dari bid-ask spread,
market value, risk of return dan dividend payout ratio dalam menerangkan
variasi variabel dependen (holding period). Hasil uji statistik t ditampilkan
dalam tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.610 2.452 -1.880 .067
BID_ASK 16.589 6.538 .330 2.537 .015
MV 3.012 .994 .430 3.031 .004
ROR .711 .769 .121 .925 .360
DPR .411 .200 .296 2.053 .046
a. Dependent Variable: HP
87
Dari hasil tabel 4.11 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel bid-ask spread memiliki nilai signifikan yang lebih kecil
dari 0,05 (0,015< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, yang berarti bid-ask spread berpengaruh
secara parsial terhadap holding period.
2. Variabel market value memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
(0,004< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti market value berpengaruh secara parsial
sterhadap holding period.
3. Variabel risk of return memiliki nilai signifikan yang lebih besar
dari 0,05 (0,360> 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima dan Ha ditolak, yang berarti risk of returntidak berpengaruh
secara parsial terhadap holding period.
4. Variabel dividend payout ratio memiliki nilai signifikan yang lebih
kecil dari 0,05 (0,046< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, yang berarti Dividen payout ratio
berpengaruh secara parsial terhadap holding period.
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tebel 4.9 juga dapat diketahui
bahwa variabel market value merupakan variabel yang paling dominan
dalam mempengaruhi holding period. Hal ini dibuktikan dengan nilai
standardized coefficients yang dimiliki market value paling besar
88
dibandingkan dengan nilai yang dimiliki ketiga variabel lainnya, yaitu
sebesar 0,430.
2. Pengaruh Bid-Ask spread, market values, risk of return, dan dividend
payout ratio secara simultan terhadap Holding Period
Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen yang terdiri dari bid-ask spread, market value, risk of return
dan dividend payout ratio secara simultan atau serentak. Hasil uji statistik
F ini dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .934 4 .233 4.437 .004b
Residual 2.263 43 .053
Total 3.197 47
a. Dependent Variable: HP
b. Predictors: (Constant), DPR, BID_ASK, MV, ROR
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara serentak
variabel bid-ask spread, market value, risk of return dan dividen payout ratio
memiliki pengaruh yang signifikan tarhadap holding period. Hal ini dapat
dibuktikan dari nilai signifikan (sig) sebesar 0,004. Dengan kondisi dimana
nilai signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 (0,004< 0.05) maka dapat diambil
kesimpulan bahwa bid-ask spread, market value, risk of return dan dividend
payout ratio berpengaruh secara simultan terhadap holding period.
89
E. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Persamaan
regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan output
SPSS versi 22 terhadap keempat variabel independen yaitu bid-ask spread,
market value, risk of return, dan dividend payout ratio terhadap holding
period. Hasil analisis regresi ditunjukkan pada tabel 4.11 dibawah ini :
Tabel 4.11
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) -4.610 2.452 -1.880 .067
BID_ASK 16.589 6.538 .330 2.537 .015
MV 3.012 .994 .430 3.031 .004
ROR .711 .769 .121 .925 .360
DPR .411 .200 .296 2.053 .046
a. Dependent Variable: HP
Sumber : Output SPSS versi 22 (data diolah)
Dari tabel 4.11 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
HP = -4,610 + 16,589 BID_ASK +3,012 MV + 0,411DPR
Berdasarkan perumusan regresi linier berganda di atas, dapat dilihat
nilai konstanta sebesar -4,610 yang berarti jika BID_ASK (X1), MV (X2),
90
ROR (X3), DPR (X4) bernilai nol atau konstanta maka HP (Y) memiliki
nilai -4,610%. Apabila koefisien regresi BID_ASK (X1) meningkat 1%
dengan asumsi variabel independen lainnya tetap maka HP (Y) meningkat
sebesar 16,589 tahun. Apabila koefisien regresi MV (X2) meningkat 1%
dengan asumsi variabel independen lainnya tetap maka HP (Y) meningkat
sebesar 3,012 tahun. Apabila koefisien regresi DPR (X4) meningkat 1%
dengan asumsi variabel independen lainnya tetap maka HP (Y) meningkat
sebesar 0,411 tahun.
F. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya.
Nilai koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independennya menjelaskan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Hasil perhitungan
koefisien determinasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .541a .292 .226 .229404 2.063
a. Predictors: (Constant), DPR, BID_ASK, MV, ROR
b. Dependent Variable: HP
91
Berdasarkan hasil tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai koefisien
Adjusted R2 sebesar 0,226. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa
besar persentase variasi holding period yang bisa dijelaskan oleh variasi dari
keempat variabel bebas yaitu, bid-ask spread, market value, risk of return,
dan dividend payout ratio sebesar 22,6%, sedangkan sisanya sebesar 77,4%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian, seperti inflasi dan lain-
lain.
G. Pembahasan
1. Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period
Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel
bid-ask spread memiliki pengaruh yang signifikan terhadap holding period.
Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis pertama (H1) yang
menyatakan bahwa bid-ask spread berpengaruh terhadap holding period. Hal
ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai
signifikan yang lebih kecil dari nilai α (0,015< 0,05).
Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah positif dan
signifikan secara statistik. Artinya, apabila bid-ask spread meningkat maka
holding period juga positif atau semakin panjang investor menahan saham
yang dimilikinya. Investor berani menahan saham yang dibelinya lebih lama
karena memiliki harapan mendapatkan return yang lebih tinggi.
92
Tanda positif ini sesuai dengan asumsi semula yaitu bahwa dengan
meningkatnya bid-ask spread akan menyebabkan meningkatnya holding
period yang menyebabkan investor akan semakin lama menahan sahamnya.
Bid-ask spread merupakan selisih dari harga beli tertinggi yang menyebabkan
investor bersedia untuk membeli saham tersebut dengan harga jual terendah
yang menyebabkan investor bersedia menjual sahamnya. Di Bursa Efek
Indonesia ditrerapkan sistem driven market artinya investor hanya dapat
melakukan transaksi perdagangan melalui jasa broker. Jelas bahwa jasa broker
diperoleh dari spread tersebut (Purwo Yudo Wibowo, 2008:75).
Spread yang tinggi menyebabkan saham tersebut tidak likuid karena
biaya transaksi tinggi sehingga investor kurang tertarik untuk melakukan
transaksi perdagangan atau investor lebih tertarik menahan sahamnya. Namun
jika spread rendah maka investor tertarik untuk melakukan perdagangan atau
melepas sahamnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Atkins & Dyl
(1997) yaitu bahwa semakin tinggi biaya transaksi dalam dealer auction
market maka akan semakin lama investor tersebut menahan saham yang
bersangkutan. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwo
Yudo (2008) dan Helmy Yulianto (2008) yang menyatakan bid-ask spread
berpengaruh positif terhadap holding period. Namun bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Eko Budi Santoso (2008) yang menyatakan
variabel ini tidak berpengaruh secara signifikan.
93
2. Pengaruh Market Value terhadap Holding Period
Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel market value memiliki pengaruh yang signifikan terhadap holding
period. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis kedua (H2)
yang menyatakan bahwa market value berpengaruh terhadap holding
period. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan
bahwa nilai signifikan yang lebih kecil dari nilai α (0,004< 0,05).
Hasil yang dperoleh untuk hipotesis ini adalah positif dan
signifikan secara statistik. Artinya, saham yang mempunyai Market Value
yang tinggi akan menyebabkan makin lamanya investor menahan saham
yang dimilikinya, karena pelaku pasar masih menganggap bahwa prospek
perusahaan dimasa yang akan datang lebih baik, dan resikonya lebih kecil
sehingga investor memiliki holding period yang panjang. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Helmy Yulianto (2008) dan
Purwo Yudo (2008) yang menyatakan bahwa market value merupakan
cerminan ukuran perusahaan terhadap saham yang diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia mempengaruhi masa kepemilikan saham. Diperkuat
dengan Eko Budi Santoso (2008) yang menyatakan bahwa nilai tinggi dari
market value berarti ukuran perusahaan yang besar terhadap saham yang
diperdagangkan. Hal ini menunjukkan bahwa investor masih dirasakan
bahwa perusahaan besar biasanya memiliki kondisi keuangan yang stabil.
Selain itu, investasi di sebuah perusahaan besar dan lebih kredibel
94
dianggap sebagai investasi yang aman sehingga mereka akan mengadakan
saham ini untuk waktu yang lama.
3. Pengaruh Risk Of Return terhadap Holding Period
Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel risk of return tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
holding period. Dengan demikian penelitian ini menolak hipotesis ke tiga
(H3) yang menyatakan bahwa risk of return berpengaruh terhadap holding
period. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan
bahwa nilai signifikan yang lebih besar dari nilai α (0,360> 0,05).
Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah negatif dan tidak
signifikan secara statistik. Artinya, semakin besar resiko maka semakin
pendek saham ditahan atau dimiliki oleh investor. Hal ini berkaitan
dengan perilaku preferensi resiko dasar dan teori Markowits efficient
portofolios yang menyatakan bahwa investor yang menghindari resiko
lebih memilih investasi yang memiliki resiko lebih rendah dengan tingkat
expected return tertentu.
Apabila resiko saham meningkat (ketidakpastian saham tersebut
semakin besar) maka holding period menurun atau semakin pendek
investor menahan saham yang dimilikinya, dengan begitu variabel ini
dapat dijadikan sebuah indikator bagi investor. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Wisayang (2010) dan Imam Dermawan (2014).
95
4. Pengaruh Dividend Payout Ratioterhadap Holding Period
Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel dividend payout ratio memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap holding period. Dengan demikian penelitian ini menerima
hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa dividend payout
ratioberpengaruh terhadap holding period. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai sginifikan yang lebih kecil
dari α (0,046< 0,05).
Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah positif dan
signifikan secara statistik. Artinya, investor lebih tertarik pada perusahaan
yang membagikan dividen setiap tahunnya. Hal ini dipengaruhi oleh
banyaknya sampel perusahaan pada tahun penelitian yang membagikan
dividend, sehingga variabel dividen dapat menjelaskan holding period
selama tahun penelitian. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Imam Darmawan (2014).
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda secara simultan (uji F) ditemukan
bahwa terdapat pengaruh pada variabel independen (bid-ask spread, market
value, risk of return dan dividend payout ratio) terhadap holding period saham
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 pada periode
penelitian. Besar persentase variasi holding period yang bisa dijelaskan oleh
variasi dari keempat variabel bebas yaitu bid-ask spread, market value, risk of
return dan dividend payout ratioadalah sebesar 22,6% sedangkan sisanya
sebesar 77,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar variabel
penelitian.
2. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda secara parsial (uji t) diketahui
pengaruh antara masing-masing variabel independen (bid-ask spread, market
value, risk of return, dan dividend payout ratio) terhadap holding period
sebagai berikut :
a. Variabel bid-ask spread berpengaruh signifikan terhadap holding period.
b. Variabel market value berpengaruh signifikan terhadap holding period.
97
c. Variabel risk of return tidak berpengaruh signifikan terhadap holding
period.
d. Variabel dividend payout ratio berpengaruh signifikan terhadap holding
period.
Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dikarenakan
adanya perbedaan variabel, objek, serta adanya perbedaan waktu penelitian.
3. Variabel yangpaling dominan secara parsial terhadap holding period adalah
variabel market value. Variabel market value berpengaruh positif dan
signifikan terhadap holding period.
B. Keterbatasan
Beberapa keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi holding period
penelitian ini hanya memfokuskan pada empat variabel independen, yaitu bid-
ask spread, market value, risk of retun dan dividend payout ratio.
2. Tidak semua perusahaan menampilkan informasi yang lengkap yang berkaitan
dengan variabel yang digunakan dalam pennelitian ini sehingga terjadi
pengurangan sampel dalam populasi yang cukup signifikan.
98
C. Saran
1. Diperlukan adanya perbaikan dalam hal publikasi laporan keuangan
perusahaan, agar informasi lebih transparan. Adanya laporan keuangan yang
valid dapat mendorong tumbuhnya kepercayaan investor terhadap perusahaan.
2. Penelitian selanjutnya dapat ditambahkan variabel-variabel independen lai
seperti size corporate, inflasi, dan leverage.
3. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menggunakan metode yang berdeda
4. Disarankan untuk mencoba mengubah objek penelitian ke indeks lain dan
menambah tahun penelitian sehingga dapat menggambarkan dengan jelas
kondisi holding period.
99
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. “Teori Keuangan dan Pasar Modal”. Yogyakarta: Ekonosia. 2005.
Atkins, Allens B dan Edward A Dyl,1997. “Transaction Cost and Holding Periods for
Common Stocks”, The Journal of Finance, Vol. LII No.1, March 1997.
Bodie, kane, Marcus, “Investments”, Buku 2. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. 2006.
Brigham, E.F., Houston, J.F. “Dasar-dasar manajemen Keuangan”. Buku I Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat. 2006.
Cheng, Ping, Zhengou Ln, dan YingChun Liu. “Illiquidity, Transaction Cost, and
Optimal Holding Period for Real Estate: Theory and application”. Journal of
Housing Economics. 2010.
Chung, Shifei, Peihwang Wei. “The Relationship between Bid-Ask Spreads and
Holding Period: The case of Chines A and B Share. Global Finance Journal.
2004.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia. Salemba
Empat. 2001.
Darmawan, Imam, 2014. “Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value,
Variance Return dan Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period”
Universitas Dipenogoro, Semarang. 2014
Estrada, Javier. “Stock, Bonds, Risk, and The Holding Period: An International
Perspective”. Journal Department of Finance. 2011.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, 2011.
Halim, Abdul. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat. 2005.
Horne, J. C. V., Wachowizcz, J.M. “Prinsip-prinsip manajemen Keuangan”. Buku I
Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat: 2005.
Husnan, S., Pudjiastuti, E. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. Edisi 3. Yogyakarta:
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. 2001.
Husnan, Suad. Dsar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, ed3. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN, 2001.
Jones, Charles. P, 2007. Investment, Analysis and Management, Tenth Edition.
Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”. Edisi Pertama. Jakarta:Kencana. 2010.
100
Keown, Arthur J, John D, Martin, J.William Patty, dan David F.Scott. Manajemen
Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Jakarta: Indeks. Jilid 2. Edisi 10. Alih
Bahasa Widodo, Marcus Prihminto. 2010.
Maulin, Vinus, 2009. “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Holding Period
Saham Biasa pada Perusahaan Go Public yang Tercatat dalam Indeks LQ45”.
Wacana, Vol.12 No.4, Oktober 2009.
Maulina, Vinus, Sumiati, dan Iwan Triyugono. “Analisis Beberapa Faktor yang
Mempengaruhi Holding Period Saham Biasa Pada Perusahaan Go Public yang
Tercatat dalam Indeks LQ45”. Jurnal Ekonomi. 2009.
Meoljadi. “Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitiatif”. Malang:
Bayumedia Publishing. 2006.
Nachrowi D Nachrowi, “Ekonometrika, untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”,
Cetakan Pertama, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. 2006.
Perangin-angin, Novita Selvia M, dan Syarief Fauzie. “Analisis Pengaruh Bid-Ask
Spread, Market Value, dan Variance Return Terhadap Holding Period saham
Sektor Pertanian”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Universitas Kristen Petra.
2013.
Rodoni, A., Ali, H. “Manajemen Keuangan Modern”. Jakarta: Mitra Wacana Media.
2014.
Santoso, Eko Budi, “Analisis Pengaruh Transaction Cost terhadap Holding Period
Saham Biasa”. Universitas Kristen Duta Wacana, 2008.
Santoso, Singgih. “Statistik Parameter”. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2014.
Sharpe, Wiliam, F. “Investasi”, Jilid 6. Gramedia. Jakarta : 2005.
Sugiyono. “Statistika untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta. 2008.
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, ed5. Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2006.
Wibowo, Purwo Yudo. “Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Return
Saham dan Varian Return Terhadap Holding Period”. Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2008.
Wisayang, Vinesia Retno Widi, 2010. “Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread , Market
Value dan Variance Return Saham terhadap Holding Period saham LQ45”.
Universitas Dipenogoro, Semarang.
Yamin, S., Kurniawan, H. “SPSS Complete: Teknik Analisis Terlengkap dengan
Software SPSS”. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. 2014.
101
Yullianto, Helmy, 2008. “Analisis pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan
Resiko Saham terhadap Holding Period”. Universitas Dipenogoro, Semarang.
Yuningsih. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Transaction Cost pada
Holding Period Saham Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. Fakultas
Ekonomi, UPN Veteran. Jawa Timur. 2008.
www.idx.co.id
www.yahoo.finance.com
102
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Perusahaan Objek Penelitian
Perusahaan Objek Penelitian
NO KODE SAHAM NAMA PERUSAHAAN
1 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
3 BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk
4 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
5 LSIP London Sumatera Plantation Tbk
6 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk
7 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
8 UNTR United Tractors Tbk
103
Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Data Mentah
Data Holding Period Tahun 2010-2015 (dalam tahun)
NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 2,646 3,126 2,734 3,376 3,284 2,971
2 BBRI 3,031 3,352 2,971 3,118 3,209 2,969
3 BMRI 3,244 3,138 2,993 3,079 3,283 2,951
4 ITMG 2,902 2,802 3,513 3,478 3,116 3,231
5 LSIP 2,429 3,193 2,479 2,710 2,583 2,560
6 PTBA 2,950 3,198 3,216 3,292 3,297 2,872
7 SMGR 3,131 3,041 2,999 2,998 3,282 2,976
8 UNTR 2,995 2,841 2,739 3,510 3,149 2,830
MINIMUM 2,429 2,802 2,479 2,710 2,583 2,560
MAXIMUM 3,244 3,352 3,513 3,510 3,297 3,231
AVERAGE 2,916 3,086 2,955 3,195 3,150 2,920
104
Data Bid-Ask Spread Tahun 2010-2015 (dalam %)
NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 0,0065 0,0066 0,0134 0,0063 0,0041 0,0010
2 BBRI 0,0096 0,0074 0,0072 0,0069 0,0021 0,0022
3 BMRI 0,0077 0,0074 0,0062 0,0064 0,0047 0,0027
4 ITMG 0,0010 0,0013 0,0133 0,0303 0,0016 0,0044
5 LSIP 0,0039 0,0112 0,0108 0,0104 0,0053 0,0038
6 PTBA 0,0022 0,0029 0,0066 0,0049 0,0040 0,0022
7 SMGR 0,0053 0,0044 0,0032 0,0071 0,0031 0,0022
8 UNTR 0,0106 0,0019 0,0025 0,0186 0,0014 0,0015
MINIMUM 0,0010 0,0013 0,0025 0,0049 0,0014 0,0010
MAXIMUM 0,0106 0,0112 0,0134 0,0303 0,0053 0,0044
AVERAGE 0,0058 0,0054 0,0079 0,0114 0,0033 0,0025
105
Data Market Value Tahun 2010-2015 (dalam rupiah)
NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 294953239897 286902000000 288703000000 301894000000 472020000000 378280000000
2 BBRI 528624900000 674157000000 717367000000 732998000000 1192510000000 1145710000000
3 BMRI 557050000000 638000000000 791000000000 751000000000 1040000000000 877000000000
4 ITMG 234055892857 177000000000 196000000000 132000000000 72100000000 26296018801
5 LSIP 71570450572 62200000000 65700000000 54000000000 53507107443 36594928780
6 PTBA 215836024223 162000000000 145000000000 90885944139 112766000000 42382913076
7 SMGR 228787000000 275000000000 393000000000 344000000000 399000000000 275000000000
8 UNTR 323182000000 398000000000 307000000000 290000000000 269000000000 257000000000
MINIMUM 71570450572 62200000000 65700000000 54000000000 53507107443 26296018801
MAXIMUM 557050000000 674157000000 791000000000 751000000000 1192510000000 1145710000000
AVERAGE 306757438444 334157375000 362971250000 337097243017 451362888430 379782982582
106
Data Risk of Return Tahun 2010-2015
NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 0,030216 0,122827 0,005003 0,02779 0,107499 0,087699
2 BBRI 0,045228 0,006841 0,029922 0,043951 0,090528 0,03241
3 BMRI 0,14082 0,039224 0,025647 0,067959 0,069401 0,047433
4 ITMG 0,188074 0,11615 0,054508 0,038579 0,074623 0,02899
5 LSIP 0,076588 0,04738 0,000025 0,042404 0,063982 0,021324
6 PTBA 0,095808 0,101 0,003315 0,029517 0,095474 0,113884
7 SMGR 0,139134 0,042467 0,002639 0,104266 0,037869 0,018593
8 UNTR 0,142721 0,042467 0,002639 0,104266 0,037869 0,018593
MINIMUM 0,030216 0,006841 0,000025 0,02779 0,037869 0,018593
MAXIMUM 0,188074 0,122827 0,054508 0,104266 0,107499 0,113884
AVERAGE 0,107324 0,064795 0,015462 0,057342 0,072156 0,046116
107
Data Dividend Payout Ratio Tahun 2010-2015
NO EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 BBNI 0,2480 0,2003 0,2999 0,2998 0,2882 0,2516
2 BBRI 0,1944 0,1944 0,2892 0,2974 0,3180 0,3174
3 BMRI 0,2745 0,1983 0,3000 0,3000 0,3251 0,3000
4 ITMG 0,7352 0,8719 0,8780 0,9066 0,8809 0,5643
5 LSIP 0,4040 0,4016 0,4024 0,4071 0,4030 0,3524
6 PTBA 0,5999 0,6001 0,5711 0,5632 0,6083 0,3079
7 SMGR 0,4996 0,4998 0,4501 0,4502 0,4001 0,4001
8 UNTR 0,3694 0,3832 0,4003 0,3974 0,5139 0,6689
MINIMUM 0,1944 0,1944 0,2892 0,2974 0,2882 0,2516
MAXIMUM 0,7352 0,8719 0,8780 0,9066 0,8809 0,6689
AVERAGE 0,4156 0,4187 0,4489 0,4527 0,4672 0,3953
108
Lampiran 3 : Hasil Pengolahan Data SPSS
Regression
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 DPR, BID_ASK,
ROR, MVb
. Enter
a. Dependent Variable: HP
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .541a .292 .226 .229404 2.063
a. Predictors: (Constant), DPR, BID_ASK, ROR, MV
b. Dependent Variable: HP
ANOVA
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .934 4 .233 4.437 .004b
Residual 2.263 43 .053
Total 3.197 47
a. Dependent Variable: HP
b. Predictors: (Constant), DPR, BID_ASK, ROR, MV
109
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e VIF
1 (Constant)
-4.610 2.452 -1.880 .067
BID_ASK 16.589 6.538 .330 2.537 .015 .970 1.031
MV 3.012 .994 .430 3.031 .004 .816 1.225
ROR .711 .769 .121 .925 .360 .954 1.048
DPR .411 .200 .296 2.053 .046 .790 1.265
a. Dependent Variable: HP
Coefficient Correlationsa
Model DPR BID_ASK ROR MV
1 Correlations DPR 1.000 -.106 -.184 .422
BID_ASK -.106 1.000 .125 .029
ROR -.184 .125 1.000 -.087
MV .422 .029 -.087 1.000
Covariances DPR .040 -.139 -.028 .084
BID_ASK -.139 42.752 .631 .190
ROR -.028 .631 .591 -.066
MV .084 .190 -.066 .987
a. Dependent Variable: HP
110
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension
Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions
(Constant)
BID_ASK MV ROR DPR
1 1 4.241 1.000 .00 .02 .00 .01 .01
2 .431 3.137 .00 .60 .00 .28 .00
3 .219 4.396 .00 .38 .00 .70 .08
4 .109 6.248 .00 .01 .00 .01 .72
5 9.250E-5 214.125 1.00 .00 1.00 .01 .19
a. Dependent Variable: HP
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 2.71333 3.54769 3.03718 .140965 48
Std. Predicted Value -2.297 3.622 .000 1.000 48
Standard Error of Predicted Value
.043 .175 .070 .023 48
Adjusted Predicted Value 2.68811 3.64470 3.04021 .152238 48
Residual -.428847 .456797 .000000 .219426 48
Std. Residual -1.869 1.991 .000 .957 48
Stud. Residual -1.983 2.171 -.006 1.013 48
Deleted Residual -.484226 .542768 -.003028 .246708 48
Stud. Deleted Residual -2.056 2.273 -.006 1.029 48
Mahal. Distance .637 26.351 3.917 4.051 48
Cook's Distance .000 .177 .026 .037 48
Centered Leverage Value .014 .561 .083 .086 48
111
a. Dependent Variable: HP
Charts
112
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 48
Normal Parametersa,b
Mean 3.0371819
Std. Deviation .14096475
Most Extreme Differences Absolute .106
Positive .106
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .106
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.