analisis prosedur pembukaan rekening dan …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/967/2/ta... ·...
TRANSCRIPT
-
i
ANALISIS PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DAN
PERKEMBANGAN PRODUK SIKALA PADA BMT TUMANG
CABANG AMPEL
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH
NOVI KARUNIAWATI FAUZIYAH
NIM: 201 13 059
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO
“Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu
mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan diri
sendiri”
“Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas
kelegahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula”
“Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini”
PERSEMBAHAN
Untuk Almamaterku IAIN Salatiga,
Orang tuaku, para dosenku, saudara-saudaraku,
Dan teman-teman seperjuanganku.
-
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah, karena atas petunjuk dan kehendak-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Prosedur
Pembukaan Rekening dan Perkembangan Produk Sikala pada BMT Tumang
Cabang Ampel”.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW atas kemuliaan Beliau yang selalu mengajarkan kesabaran bagi umatnya.
Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Syariah Program DIII Perbankan
Syariah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Suatu kebahagiaan dan kewajiban bagi penulis untuk menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung atas
terselesaikannya Tugas Akhir ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Untuk itu perkenalkan peneliti menyampaikan ucapan banyak terimakasih
kepada Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Bapak Drs. Alfred L., M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Perbankan
Syariah.
4. Bapak Tufikur Rahman, M.Si. selaku dosen pembimbing penyusunan tugas
akhir yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan serta kritikan agar
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
-
vii
5. Bapak Sigid Setiawan selaku Kepala Cabang, ibu Nur Fauziah dan keluarga
besar BMT Tumang Cabang Ampel yang telah mengizinkan melakukan
penelitian dan pemberian data yang diperlukan.
6. Ayah, ibu tercinta dan adikku yang telah memberikan dorongan baik secara
materi maupun non materi sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini,
serta orang-orang terdekatku yang telah memberikan dorongan, semangat,
bantuan serta doanya selama ini.
7. Sahabat-sahabatku DIII Perbankan Syariah angkatan 2013, terima kasih atas
dukungan dan kisah-kisah seru selama 3 tahun ini.
8. Semua pihak yang telah meluangkan waktunya turut serta dalam penulisan
Tugas Akhir ini hingga selesai.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis sadar bahwa tidak ada sesuatu
pun yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati
penulis menerima kritik serta saran yang bersifat membangun.Semoga Tugas
Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 5 September 2016
Penulis,
Novi Karuniawati. F
NIM 20113059
-
viii
ABSTRAK
Fauziyah, Novi Karuniawati. 2016. Analisis Prosedur Pembukaan Rekening dan
Perkembangan Produk Sikala Pada BMT Tumang Cabang Ampel. Jurusan
Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi D3 Perbankan Syariah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Taufikur Rahman, M.Si.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pembukaan
rekening produk sikala dan tingkat perkembangan produk sikala pada tahun 2015
di BMT Tumang Cabang Ampel. Penelitian ini dilakukan di BMT Tumang
Cabang Ampel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode
pengumpulan data menggunakan studi pustaka, observasi, dokumentasi dan
wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pembukaan rekening
produk sikala pada BMT Tumang Cabang Ampel tidak berbeda jauh dengan
prosedur pembukaan rekening tabungan yang ada pada lembaga-lembaga
keuangan yang lain. Hal yang membedakan antara lembaga keuangan satu dengan
lembaga keuangan yang lain adalah kebijakan dan ketentuan yang diberlakukan
oleh lembaga keuangan. Perkembangan produk sikala pada tahun 2015 di BMT
Tumang Cabang Ampel mengalami peningkatan dan penurunan setiap bulannya.
Kenaikan tersebut dikarenakan pada bulan tersebut bertepatan dengan jumlah
pendapatan pedagang meningkat, karena sebagian besar nasabah baru tersebut
mendapat penghasilan dari hasil berdagang. Sedangkan penurunan tersebut
dikarenakan mayoritas masyarakat Ampel lebih cenderung ke konsumtif daripada
saving.
Kata Kunci: Tabungan, prosedur, perkembangan, BMT Tumang
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan ......................................................................... 6
D. Metode Penelitian ............................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka................................................................................. 11
B. Kerangka Teoritik ............................................................................... 15
1. Tabungan ........................................................................................ 15
-
x
2. Akad Mudharabah ......................................................................... 24
3. Prosedur Pembukaan Tabungan ..................................................... 31
BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum ............................................................................... 33
1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang dan BMT Tumang Cabang
Ampel ..................................................................................... 33
2. Visi dan Misi BMT Tumang .......................................................... 35
3. Identitas Umum .............................................................................. 36
4. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas BMT Tumang Cabang
Ampel ............................................................................................. 38
5. Produk-Produk BMT Tumang ....................................................... 43
B. Prosedur Pembukaan Rekening Simpanan Pada BMT Tumang Cabang
Ampel ................................................................................................. 51
C. Produk Sukarela (Sikala) .................................................................... 52
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur pembukaan rekening Produk Sikala ................................... 54
B. Perkembangan produk sikala ............................................................. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 60
B. Saran .................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme Pembiayaan Mudharabah ............................................ 30
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Tumang Cabang Ampel......................... 39
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Total Nasabah Semua Produk Simpanan di Bulan September
Tahun 2016 Pada BMT Tumang Cabang Ampel…............................. 5
Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Nasabah Produk Sikala Tahun 2015 Pada BMT
Tumang Cabang Ampel...................................................................... 57
-
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Persentase Jumlah nasabah Produk Sikala Pada BMT Tumang Cabang
Ampel.................................................................................................. 57
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang- Undang No. 10 Tahun 1998, pengertian
perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya (Pasal 1 angka 1). Sedangkan yang dimaksud dengan
bank ialah berupa badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka 2). Namun ditinjau dari sudut
pandang hukum, ruang lingkup pengertian perbankan itu masih bersifat
umum sehingga belum sampai pada kesimpulan apakah jenis kegiatan usaha
yang dilakukan di lembaga perbankan tersebut halal atau haram. Karena itu
untuk menjamin kehalalan kegiatan usaha perbankan, maka dalam
operasionalnya harus menggunakan prinsip- prinsip syariah. Dengan
demikian lembaga perbankan yang kegiatan usahanya berdasarkan pada
prinsip- prinsip syariah maka dapat dikatakan sebagai perbankan syariah
(Susanto, 2008:17 ).
Bank syariah adalah bank yang dalam menjalankan usahanya
berdasarkan pada prinsip- prinsip syariah Islam. Bank syariah yang sering
pula disebut bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan tidak
-
2
mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai
lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya
dikembangkan berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadis Nabi Muhammad SAW
(Sulhan dan Siswanto, 2008:125).
Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Bank syariah
tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan
maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena
bunga merupakan riba yang diharamkan. berbeda dengan bank non-syariah,
bank syariah tidak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan
sektor riil, seperti jual beli dan sewa menyewa. Di samping itu, bank syariah
juga dapat menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh imbalan atas
jasa perbankan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga keuangan
bank maupun non-bank yang bersifat formal dan beroperasi di pedesaan,
umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan
ekonomi menengah kebawah. Ketidak mampuan tersebut terutama dalam
sisi penanggungan risiko dan biaya operasi, juga dalam identifikasi usaha
dan pemantauan penggunaan kredit yang layak usaha. Ketidak mampuan
lembaga keuangan ini menjadi penyebab terjadinya kekosongan pada
segmen pasar keuangan di wilayah pedesaan. Akibatnya 70% s/d 90%
kekosongan ini diisi oleh lembaga keuangan non-formal, termasuk yang ikut
beroperasi adalah para rentenir dengan mengenakan suku bunga yang tinggi.
Untuk menanggulagi kejadian-kejadian seperti ini perlu adanya suatu
-
3
lembaga yang mampu menjadi jalan tengah. Wujud nyatanya adalah dengan
memperbanyak mengoperasionalkan lembaga keuangan berprinsip bagi
hasil, yaitu: Bank Umum Syariah, BPR Syariah dan Baitul Maal wa Tamwil
(Muhamad, 2014: 87).
BMT merupakan kependekan dari Baitul Maal wat Tamwil atau
dapat juga ditulis dengan Baitul Maal wa baitul tamwil. Secara
harfiah/lughowi Baitul Maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti
rumah usaha. Kedua pengertian tersebut memiliki makna ysang berbeda dan
dampak yang berbeda pula. Baitul Maal dengan segala konsekuensinya
merupakan lembaga sosial yang berdampak pada tidak adanya profit atau
keuntungan duniawi atau material didalamnya, sedangkan baitul tamwil
merupakan lembaga bisnis yang karenanya harus dapat berjalan sesuai
prinsip bisnis yakni efektif dan efisien.
Dari pengertian tersebut dapatlah ditarik suatu pengertian yang
menyeluruh bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan
sebagai sosial. Sebagai lembaga sosial, Baitul Maal memiliki kesamaan
fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau Badan Amil
Zakat milik pemerintah, oleh karenanya, Baitul Maal ini harus didorong
untuk mampu berperan secara profesional menjadi LAZ yang mapan.
Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih memfokuskan kegiatan usahanya
pada sektor keuangan, yakni simpan-pinjam dengan pola syariah. usaha ini
seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana dari anggota-masyarakat
dan menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan
-
4
menguntungkan. Perbedaannya dengan bank terletak pada obyek dana, jika
bank dapat menarik dana dari masyarakat tanpa syarat, maka BMT hanya
boleh menarik dana dari masyarakat dengan syarat menjadi anggota atau
calon anggota. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk
mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan
lain, yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT
bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan (Muhammad,
2006:1).
BMT Tumang Cabang Ampel merupakan salah satu lembaga
keuangan yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah. Dalam menjalankan usahanya BMT Tumang Cabang Ampel
menggunakan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala
operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan maupun dalam
produk lainnya. Ditengah persaingan yang sangat ketat dengan bank-bank
pemerintah maupun swasta, BMT Tumang Cabang Ampel selalu berusaha
untuk mengembangkan usahanya. Salah satu produk simpanan pada BMT
Tumang Cabang Ampel adalah Sikala. Simpanan tersebut merupakan
simpanan yang paling banyak diminati masyarakat dibandingkan produk
simpanan lainnya yang ada pada BMT Tumang Cabang Ampel. Berikut ini
adalah jumlah nasabah baru semua produk simpanan pada BMT Tumang
Cabang Ampel.
-
5
Tabel 1.1
Jumlah Total Nasabah Semua Produk Simpanan di Bulan September
Tahun 2016
Pada BMT Tumang Cabang Ampel
No Nama Produk Jumlah Nasabah
1 Simpanan Sukarela (Sikala) 5.416
2 Simpanan Idul Fitri 105
3 Simpanan Idul Adha 9
4 Simpanan Pendidikan 14
5 Simpanan Sadranan 1
6 Simpanan Haji 1
7 Simpanan Mudharabah Berjangka 1.039
Jumlah 6.585
Sumber: BMT Tumang Cabang Ampel.
Sehingga pada masa perkembangan saat ini sangat penting bagi
peneliti untuk melakukan analisis prosedur yang harus dilalui calon nasabah
untuk membuka rekening produk sikala serta perkembangan jumlah nasabah
produk sikala pada BMT Tumang Cabang Ampel.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka dalam penulisan tugas akhir ini
penulis mengambil judul “Analisis Prosedur Pembukaan Rekening dan
Perkembangan Produk Sikala Pada BMT Tumang Cabang Ampel”. Penulis
ingin mengetahui lebih jauh tentang Prosedur Pembukaan Rekening dan
Perkembangan Produk Sikala Pada BMT Tumang Cabang Ampel.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas yang dikemukakan dalam latar belakang
masalah, yang menjadi masalah pokok dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana prosedur pembukaan rekening produk sikala di BMT
Tumang Cabang Ampel?
-
6
2. Bagaimana tingkat perkembangan produk sikala di BMT Tumang
Cabang Ampel tahun 2015?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini, di
antaranya:
a. Untuk mengetahui prosedur pembukaan rekening produk sikala Pada
BMT Tumang Cabang Ampel.
b. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Produk Sikala di BMT
Tumang Cabang Ampel tahun 2015.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui syarat dalam menempuh ujian akhir
program studi DIII Perbankan Syariah IAIN Salatiga dan untuk
menambah pengetahuan tentang Produk Sikala di BMT Tumang
cabang Ampel, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
sebutan Ahli Madya Ekonomi Islam Jurusan Perbankan Syariah.
b. Bagi BMT Tumang Cabang Ampel
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak
BMT Tumang Cabang Ampel untuk mengetahui tanggapan
konsumen tentang lembaga keuangan dan pengaruhnya terhadap
-
7
keputusan menjadi nasabah. Selain itu, untuk memberikan
sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perusahaan dan
mengevaluasi atau memperbaiki kinerjanya guna memperluas
pengetahuan konsumen sehingga dapat dijadikan sebagai masukan
untuk memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen.
c. Bagi IAIN Salatiga
Agar karya ilmiah dapat digunakan sebagai referensi maupun
tambahan informasi bagi mahasiswa IAIN Salatiga.
d. Bagi pihak lain
Karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
peneliti yang akan mengambil topik yang sama.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati (Moleong, 2008:3).
-
8
2. Jenis data yang dibutuhkan
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
primer dan sekunder.
a. Data primer
Yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau organisasi
langsung melalui objeknya.
b. Data sekunder
Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa
publikasi (Supranto, 2003:20).
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi Langsung
Data yang diperoleh dengan pengamatan langsung di BMT Tumang
Cabang Ampel.
b. Metode Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknis pengumpulan data dalam
metode survei melalui daftar daftar pertanyaan yang diajukan secara
lisan terhadap responden (subjek) (Ruslan, 2010:23).
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan penulusuran dan perolehan data
yang diperlukan melalui data yang telah tersedia (Hikmat, 2011:37).
-
9
d. Metode Analisis Data
Dalam analisis data kualitatif, metode yang digunakan untuk
membahas sekaligus sebagai kerangka berfikir pada penelitian ini
adalah deskriptif. Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak
terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data,
tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran tentang isi dan untuk mempermudah pembaca
untuk memahami sistematika penulisan ini, berikut penulis sampaikan
penjelasannya:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tema, judul, latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan, metode penulisan, sistematika
penulisan yang disusun secara sistematis menyangkut tema Produk
Tabungan Sikala.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka dan gambaran umum
tentang tabngan, mudharabah dan prosedur pembukaan rekening
simpanan.
BAB III LAPORAN OBJEK
Bab ini berisi tentang gambaran umum dan sejarah berdirinya
BMT Tumang, identitas perusahaan, visi dan misi, struktur
-
10
organisasi dan pembagian tugas dalam struktur organisasi, produk-
produk BMT Tumang, prosedur pembukaan rekening simpanan
pada BMT Tumang Cabang Ampel, serta produk sikala pada BMT
Tumang Cabang Ampel.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang analisis prosedur pembukaan rekening
produk sikala dan perkembangan produk sikala pada BMT Tumang
Cabang Ampel
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa
telaah pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi
penelitian ini.
Penelitian Afifah (2009), yang berjudul Tingkat Perkembangan
Nasabah Penabung Mudharabah di BPRS Dana Amanah Surakarta
menunjukkan bahwa strategi pemasaran khususnya tabungan mudharabah
yang diterapkan oleh BPRS Dana Amanah meliputi beberapa stategi, yakni
strategi “Marketing Mix” yang terdiri dari empat variabel yaitu attention,
interesting, desire, dan action. Tingkat perkembangan pada BPRS Dana
Amanah dari bulan juni sampai desember 2008 jumlah nasabah mengalami
kenaikan setiap bulannya.
Penelitian Alamsyah, Putra dan Fananie (2011), yang berjudul
Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi Pembukaan dan Penutupan
Rekening TabunganKu (Studi Kasus: Bank Muamalat Cabang Puri Indah
Jakarta Barat) menunjukkan bahwa pada sistem tersebut menghasilkan
aplikasi yang dapat menghasilkan laporan yang sistematis kepada manajer
-
12
cabang. Serta memberikan suatu sistem aplikasi dengan basis web agar dapat
diakses oleh multiuser secara bersamaan pada waktu yang sama sehngga
karyawan dapat dengan mudah dalam melakukan pekerjaannya.
Penelitian Daryani (2011), yang berjudul Sistem dan Prosedur Produk
Simpanan di BMT Berkah Makmur Klero Kec. Tengaran Kab. Semarang
menunjukkan bahwa sistem dan prosedur simpanan yang diterapkan oleh
BMT Berkah Makmur Klero sudah sesuai dengan ketentuan yang diberikan
oleh BMT. Perkembangan nasabah simpanan di BMT Berkah Makmur Klero
semakin lama semakin meningkat.
Penelitian Sriyati (2012), yang berjudul Teknik Pemasaran: Marketing
Mix Produk Tabungan Mudharabah Sikala BMT Tumang Cabang Boyolali
menunjukkan bahwa secara umum teknik yang dilakukan BMT Tumang
Cabang Boyolali menggunakan strategi pemasaran marketing mix. Faktor-
faktor yang menjadi kendala BMT Tumang Cabang Boyolali dalam
memasarkan produk terletak pada lingkungan manajemen BMT dan pesaing
yang ada di wilayah Boyolali.
Penelitian Susanto, Waluyo dan Listyorini (2012), yang berjudul
Pengaruh Produk Tabungan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan
Menabung pada KJKS BMT Binna Ummat Sejahtera Kec. Lasem
menunjukkan bahwa pengaruh produk tabungan dan kualitas pelayanan
terhadap keputusan menabung pada KJKS BMT BUS Kec. Lasem: Variabel
-
13
produk tabungan (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap variable
keputusan menabung (Y) sehingga hipotesis diterima.
Penelitian Ningsih, Amar dan Idris (2013), yang berjudul Analisis
Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi dan Tabungan di Sumatera Barat
menunjukkan bahwa variabel pendapatan disposibel, konsumsi periode
sebelumnya, pertumbuhan ekonomi dan tabungan secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap konsumsi masyarakat di Sumatera Barat.
Sementara itu, secara persial pendapatan disposibel, konsumsi periode
sebelumnya dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan positif
terhadap masyarakat di Sumetera Barat.
Penelitian Latief (2014), yang berjudul Prosedur Penghimpunan Dana
Tabungan Shar-e dan Penyajian Laporan Keuangan pada Bank Muamalat
Cabang Manado menunjukkan bahwa tabungan Shar-e merupakan tabungan
tanpa buku dari Bank Muamalat yang penghimpunan dananya dari nasabah
dan memiliki keistimewaan tersendiri dengan karakteristik yang melekat
padanya. Setiap pembukaan rekening Shar-e berhubungan dengan
penghimpunan dana, harus disertai prosedur pengisian data nasabah dan
melampirkan ID Card yang masih berlaku.
Penelitian Rifqi (2015), yang berjudul Strategi Pemasaran dan
Perkembangan Produk Tabungan Wadiah di Bank Syariah Mandiri KCP
Gubug Semarang menunjukkan bahwa Produk tabungan wadiah pada Bank
Syariah Mandiri KCP Gubug Semarang ada 3 macam yaitu: Tabungan
-
14
Simpatik BSM, TabunganKu, dan Giro BSM. Dari segi perkembangan dan
pertumbunhan ketiga produk tabungan wadiah tersebut mengalami kenaikkan
yang signifikan., dari segi tabungan simpatik naik 57,74% atau sebesar Rp.
322.917.945, tabunganku naik 157,19% atau sebesar Rp. 152.397.028
sedangkan dari sektor produk giro mengalami kenaikan 20,94% atau sebesar
Rp. 36.732.191.
Penelitian Fadmawati (2015), yang berjudul Prosedur dan Strategi
Pemasaran Tabungan Haji di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang
Pembantu Salatiga menunjukkan bahwa prosedur pembukaan rekening
Tabungan Haji Arafah iB di BMI capem Salatiga yang harus dilalui calon
nasabah yaitu: calon nasabah datang ke kantor BMI capem Salatiga; mengisi
formulir; menyerahkan fotocopy Kartu Identitas (KTP/SIM untuk WNI dan
KIMS/KITAS dan Passpor untuk WNA); serta menyetorkan uang Rp
25.000.000,-.
Penelitian Jatmiko (2015), yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran
Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah pada Bank BNI Syariah Semarang
menunjukkan bahwa perkembangan produk Tabungan iB Tapenas Hasanah
pada Bank BNI Syariah Semarang di tahun 2013 sampai tahun 2015
mengalami peningkatan. Baik itu dari segi saldo pendapatan maupun jumlah
nasabah Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah pada Bank BNI Syariah
Semarang.
-
15
Kristin, Roring dan Rogahang (2016), yang berjudul Analisis
Perkembangan Giro, Tabungan dan Deposito di PT Bank Sulut menunjukkan
bahwa perkembangan giro, tabungan dan deposito dapat dikatakan mengalami
peningkatan yang signifikan. Dan dari hasil ramalan untuk tiga bulan kedepan
akan mengalami peningkatan jumlah dana sebagaimana dengan hasil
perhitungan analisis trend tersebut.
Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan kesimpulan bahwa
perkembangan Tabungan Wadiah dan Tabungan iB Tapenas Hasanah
mengalami peningkatan. Dengan demikian penelitian terdahulu menekankan
pada produk yang berbeda, sedangkan pada peneitian saya lebih menekankan
pada produk sikala yang mana diantara penelitian terdahulu dan penelitian
penulissama-sama fokus pada produk tabungan. Penelitian mengenai prosedur
pembukaan rekening dan perkembangan produk sikala pada BMT Tumang
Cabang Ampel belum pernah ada.
B. Kerangka Teori
1. Tabungan
a. Tabungan Secara Umum
Menurut Kasmir (2004: 83) tabungan merupakan simpanan
yang paling populer dikalangan masyarakat umum. Dari sejak kanak-
kanak kita sudah dianjurkan untuk berhidup hemat dengan cara
menabung. Pada awalnya menabung masih secara sederhana,
menyimpan uang di bawah bantal atau di dalam celengan dan disimpan
di rumah. Namun faktor risiko menyimpan uang di rumah begitu besar
-
16
seperti risiko kehilangan atau kerusakan. Kerugian lainnya adalah
menabung di rumah jumlahnya tidak pernah akan bertambah atau
berbunga, jadi tetap sama saja seperti sejumlah uang yang disimpan.
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek atau bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu (Muhamad, 2014: 35).
b. Tabungan Dalam Pandangan Islam
Menurut Antonio (2001: 153) menabung adalah tindakan yang
dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung seseorang muslim
mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan
datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam Al-Qur‟an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah
memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara
lebih baik.
1) Al –Qur‟an
„‟ Dan, hendaklah takut kepada allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab
-
17
itu, hendaklah mereka bertakwa kepeda Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.‟‟ (an-nisaa‟ : 9)
2) Al-Hadits
Dalam hadits Nabi SAW. Banyak disebutkan tentang sikap
hemat ini. Nabi SAW. Memuji sikap hemat sebagai suatu sikap
yang diwariskan oleh para Nabi sebelumnya, seperti yang
dikatakan beliau,
„‟ sikap yang baik, penuh kasih sayang, dan berlaku hemat
adalah sebagian dari dua puluh empat bagian kenabian.‟‟ (HR
Tirmidzi)
Dalam Hadits lain, Nabi SAW. berkata bahwa berlaku
hemat (ekonomis) adalah hal yang diperlukan untuk menjaga
kehidupan.
„‟berlaku hemat adalah setengah dari penghidupan.‟‟(HR
Baihaqi)
Hadits lain menunjukkan bahwa berlaku hemat merupakan
cermin dari tingkat pendidikan seseorang, seperti yang dikatakan
oleh Nabi SAW.
„‟termasuk dari kefaqihan seseorang adalah berhematnya
dalam penghidupan.‟‟ (HR Ahmad)
Nabi SAW. Bahkan mengajarkan sikap hemat ini sebagai
kiat untuk mengantisipasi kekurangan yang dialami oleh seseorang
pada suatu waktu.
„‟tidak akan kekurangan bagi orang yang berlaku hemat.‟‟
(HR Ahmad).
-
18
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa bersikap hemat
tidak berarti harus kikir dan bakhlil. Ada perbedaan besar antara
hemat dan kikir atau bakhlil. Hemat berarti membeli untuk
keperluan tertentu secukupnya dan tidak berlebihan. Ia tidak akan
membeli atau mengeluarkan uang kepada hal-hal yang tidak perlu.
Adapun kikir dan bakhlil adalah sikap yang terlalu menahan dari
belanja sehingga untuk keperluan sendiri yang pokok pun sedapat
mungkin ia hindari, apatah lagi memberikan pada orang lain.
Dengan kata upaya agar orang lain memberikan uang kepadanya.
Ia akan terus menyimpan dan memupuknya.
c. Beberapa Jenis Tabungan di Bank Syariah
Jenis tabungan di bank syariah menurut Karim (2004: 271)
adalah sebagai berikut:
1) Tabungan Wadiah
Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan
berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga
dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendk pemiliknya,
berkaitan dengan keluhan produk tabungan wadiah, Bank Syariah
menggunakan akad wadiah yad dhamanah. Dalam hal ini, nasabah
bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank
syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang
titipannya, sedangkan bank syariah bertindak sebagai pihak yang
dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan
-
19
atau menanfaatkan dana atau barang tersebut. Sebagai
konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta
titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya
menghendaki. Di sisi lain, bank juga berhak sepenuhnya atas
keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan dana atau
barang tersebut.
Mengingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai implikasi
hukum yang sama dengan qard, maka nasabah penitip dan bank
tidak boleh saling menjanjikan untuk menghasilkan keuntungan
harga tersebut. Namun demikian, bank diperkenankan memberi
bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak disyaratkan di
muka. Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan
bank syariah semata yang bersifat sukarela.
Dari pembahasan di atas, dapat disarikan beberapa
ketentuan umum tabungan wadiah sebagai berikut:
(a) Tabungan wadiah merupakan tabungan yang bersifat titipan
murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat (on call)
sesuai dengan kehendak pemilik harta.
(b) Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana atu
pemanfaatan barang menjadi milik atau tanggungan bank,
sedangkan nasabah penitip tidak dijanjikan imbalan dan tidak
menaggung kerugian.
-
20
(c) Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik harta
sebagai sebuah insentif selama tidak diperjanjikan dalam akad
pembukaan rekening.
2) Tabungan Mudharabah
Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah
tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah.
Mudharabah mempunyai dua bentuk, yakni mudharabah mutlaqah
dan mudharabah muqqayadah, yang perbedaan utama di antara
keduannya terletak pada ada atau tidaknya persyaratan yang
diberikan pemilik dana kepada bank dalam mengelola hartanya.
Dalam hal ini, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola
harta), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul maal
(pemilik dana). Bank syariah dalam kepastiannya sebagai
mudharib, mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai macam
usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta
mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah
dengan pihak lain. Namun di sisi lain, bank syariah juga memiliki
sifat sebagai seorang wali amanah (trustee), yang berarti bank
harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat
kesalahan atau kelalaiannya. Dari hasil pengelolaan mudharabah,
bank syariah akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad
-
21
pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak
bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh
kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi adalam mis-
management (salah urus), bank bertanggung jawab penuh terhadap
kerugian tersebut.
Dari pembahasaan di atas, dapat disarikan beberapa
ketentuan umum tabungan mudharabah sebagai berikut:
(a) Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal
atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana.
(b) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
(c) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai
dan bukan piutang.
(d) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah
dan dituangkan dalam bentuk akad pembukaan rekening.
(e) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi
haknya.
(f) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
-
22
d. Perbedaan Antara Menabung di Bank Syariah dan di Bank
Konvensional
Sepintas, secara teknis fisik, menabung di bank syariah dengan
yang berlaku di bank konvensional hampir tidak ada perbedaan. Hal ini
karena baik bank syariah maupun bank konvensional diharuskan
mengikuti aturan teknis perbankan secara umum. Akan tetapi, jika
diamati secara mendalam, terdapat perbedaan besar diantara keduanya.
Perbedaan pertama terletak pada akad. Pada bank syariah, semua
transaksi harus berlandaskan akad yang dibenarkan oleh syariah.
Dengan demikian, semua transaksi itu harus mengikuti kaidah dan
aturan yang berlaku pada akad-akad muamalah syariah. Pada bank
konvensional, transaksi pembukaan rekening, baik giro, tabungan,
maupun deposito, berdasarkan perjanjian titipan, namun perjanjian
titipan initidak mengikuti prinsip mana pun dalam muamalah syariah,
misalnya wadiah, karena salah satu penyimpangannya di antaranya
menjanjikan imbalan dengan tingkat bunga tetap terhadap uang yang
disetor.
Perbedaan kedua terdapat pada ambalan yang diberikan. Bank
konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept) untuk
menghitung keuntungan. Artinya, bunga yang dijanjikan dimuka pada
nasabah penabung merupakan ongkos yang harus dibayar oleh bank.
Karena itu bank harus “menjual” kepada nasabah lainnya (peminjam)
dengan biaya (bunga) yang lebih tinggi. Perbedaan diantara keduannya
-
23
disebut spread. Jika bunga yang dibebankan kepada peminjam lebih
tinggi dari bunga yang harus dibayar kepada nasabah penabung, bank
akan mendapatkan spread positif. Jika bunga yang di terima dari si
peminjam lebih rendah, terjadi spread negative bagi bank. Bank harus
menutup-nya dengan keuntungan yang di miliki sebelumnya. Jika tidak
ada, ia harus menanggulanginya dengan modal.
Bank syariah menggunakan pendekatan profit sharing, artinya
dana yang diterima bank di salurkan kepada pembiayaan. Keuntungan
yang di dapatkan dari pembiayaan tersebut dibagi dua, untuk bank dan
untuk nasabah, berdasarkan perjanjian pembagian di muka (biasanya
terdapat dalam formulir pembukaan rekening yang berdasarkan
mudharabah).
Perbedaan ketiga adalah sasaran kredit atau pembiyaaan. Para
penabung si bank konvensional tidak sadar bahwa uang yang
ditabungkannya diputarkan kepada semua bisnis, tanpa memandang
halal-haram bisnis tersebut, bahkan sering terjadi dana tersebut
digunakan untuk membiayai proyek-proyek milik grup perusahaan
bank tersebut. Celakanya, kredit itu diberikan tanpa memandang
apakah jumlahnya melebihi batas maksimum pemberian kredit
(BMPK) ataukah tidak. Akibatnya, ketika krisis datang dan kredit atau
kredit itu bermasalah, bank sulit mendapatkan pengembalian dana
darinya.
-
24
Adapun dalam bank syariah, penyaluran dana simpanan dari
masyarakat dibatasi oleh dua prinsip dasar, yaitu prinsip syariah dan
prinsip keuntungan. Artinya, pembiayaan yang akan diberiakan harus
mengikuti kriteria-kriteria syariah, disamping pertimbangan-
pertimbangan keuntungan. Misalnya, pemberian pembiayaan (kredit)
harus kepada bisnis yang halal, tidak boleh kepada perusahaan atau
bisnis yang memproduksi makanan dan minuman yang di haramkan,
perjudian, pornografi, dan bisnis lain yang tidak sesuai dengan syariah.
Karena itu, menabung di bank syariah relatif lebih aman ditinjau dari
perspektif Islam karena akan mendapatkan keuntungan yang didapat
dari bisnis yang halal (Antonio, 2001: 153).
2. Akad Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
Mudharabah adalah prinsip kerja sama antara dua pihak
pemilik dan (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) utuk
melakukan usaha bersama. Dalam mudharabah pemilik dana tidak
boleh mencampuri pengelolaan operasional usaha. Keuntungan yang
diperoleh dibagi bersama sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.
Kerugian usaha yang terjadi bukan karena kesalahan pengelola usaha
ditanggung oleh pemilik dana, hanya kerugian yang disebabkan oleh
kesalahan mudharib yang dapat dibebankan pada pengelola dana
(mudharib) (Nabhan, 2008:46).
-
25
Sedangkan pengertian mudharabah menurut Muhamad (2014:
36) adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul
maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan
usaha tertentu sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara
kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya.
b. Landasan Syariah
Menurut Antonio (2001: 95) secara umum, landasan dasar
syariah mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukaan
usaha. Hal ini tampak dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini.
1) AL-Qur‟an
“ Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu
dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT . . .” ( al- Jumu‟ah:
10 )
“ Tidak ada dosa ( halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu . . .” ( al- Baqarah: 198).
Surah al- Jumu‟ah: 10 dan al- Baqarah: 198 sama-sama
mendorong kaum muslimin untuk melakukan upaya perjalanan
usaha.
-
26
2) Al- Hadits
Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa rasulullah saw.
Bersabda, “ Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual
beli secara tangguh, muqaradhah ( mudharabah), dan mencanpur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk
dijual.” ( HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at- Tijarah).
3) Ijma
Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah
berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara
mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit
hadits yang dikutip Abu Ubaid (Antonio, 2001: 95).
c. Rukun dan Syarat Akad Mudharabah
Menurut Ascarya (2011: 62) rukun dari akad mudharabah yang
harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:
1) Pelaku akad, yaitu shahibul mal (pemodal) adalah pihak yang
memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, tetapi tidak memiliki
modal.;
2) Objek akad, yaitu modal (mal), kerja (dharabah), dan keuntungan
(ribh); dan
3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
Sementara itu, syarat- syarat khusus yang harus dipenuhi dalam
mudharabah terdiri dari syarat modal dan keuntungan.
1) Syarat modal, yaitu:
2) Modal harus berupa uang;
3) Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya;
4) Modal harus tunai bukan utang; dan
5) Modal harus diserahkan kepada mitra kerja.
-
27
Sementara itu, syarat keuntungan yaitu, keuntungan harus jelas
ukurannya dan keuntungan harus dengan pembagian yang disepakati
kedua belah pihak.
d. Jenis-jenis Mudharabah
Menurut Antonio (2001: 97), mudharabah terbagi menjadi
menjadi dua jenis: mudharabah muthlaqah dan mudharabah
muqayyadah.
1) Mudharabah Muthlaqah
Yang dimaksud dengan transaksi Mudharabah Muthlaqah adalah
bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang
cakupannya sangan luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama
salafus saleh seringkali dicontohkan dengan ungkapan if‟al ma
syi‟ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang
memberi kekuasaan sangat besar.
2) Mudharabah Muqqayadah
Mudharabah muqqayadah atau disebut juga dengan istilah
restriced mudharabah atau specified mudharabah adalah kebalikan
dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan
jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini
seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal
dalam memasuki jenis dunia usaha.
-
28
e. Aplikasi dalam Perbankan
Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk
pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana,
mudharabah diterapkan pada:
1) Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk
tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan qurban, dan
sebagainya; deposito biasa;
2) Deposito spesial (special investment), di mana dana yang
dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya
murabahah saja atau ijarah saja.
Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk:
1) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan
jasa;
2) Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, di mana
sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan
syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
f. Manfaat dan Risiko Mudharabah
1) Manfaat Mudharabah
(a) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat
keuntungan usaha nasabah meningkat.
(b) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan,
-
29
hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami
negative spread.
(c) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash
flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan
nasabah.
(d) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha
yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena
keuntungan yang kongkret dan benar-benar terjadi itulah yang
akan dibagikan.
(e) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah atau musyarakah ini
berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan
menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga
tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah,
sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
2) Risiko al-Mudharabah
Risiko yang terdapat dalam al-mudharabah, terutama pada
penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi. Di antaranya:
(a) Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti
yang disebut dalam kontrak;
(b) Lalai dan kesalahan yang disengaja;
(c) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya
tidak jujur.
-
30
Secara umum, aplikasi perbankan mudharabah dapat dalam
skema berikut ini.
PERJANJIAN
BAGI HASIL
Keahlian Modal
Ketrampilan 100%
Nisbah Nisbah
X% Y%
Pengambilan
Modal Pokok
Sumber: Antonio (2001: 98)
Gambar 2.1
Mekanisme Pembiayaan Mudharabah
Nasabah
(Mudharib) Bank
(Shahibul
Maal)
USAHA
PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
MODAL
-
31
3. Prosedur Pembukaan Tabungan
Syarat-syarat dan prosedur pembukaan tabungan menurut
Muhammad (2001: 66) adalah sebagai berikut:
a. Syarat-syarat pembukaan
1) Fotocopy identitas diri (SIM/KTP/Paspor) yang masih berlaku dan
syah
2) Mengisi formulir pembukaan tabungan umat
3) Ada setoran awal
b. Prosedur Pembukaan Tabungan
1) Jelaskan kepada calon penabung syarat-syarat umum tabungan
(misalnya setoran awal, saldo minimum, maksimum frekuensi
penarikan, minimum jumlah setoran dan lai sebagainya).
2) Minta calon penabung untuk mengisi dan menandatangani
3) Permohonan Pembukaan Rekening Tabungan
4) Syarat-syarat Umum Tabungan
5) Kartu Tanda Tangan (Speciment Tanda Tangan)
6) Minta kartu pengenal atau identitas calon penabung yang sah dan
masih berlaku seperti KTP
7) Catat nomor serta tanggal dikeluarkannya pada formulir
pembukaan rekening tabungan, kemudian fotocopy dan cocokkan
tandatangannya dengan tanda tangan yang tertera diatas formulir
atau dokumen tabungan bubuhkan paraf mengenai kecocokkan
-
32
tanda tangan dan kebenaran dari dokumen tersebut setelah
dibubuhi cap atau stempel „‟SESUAI DENGAN ASLINYA‟‟.
8) Lakukan pembukaan nomor rekening tabungan pada komputer
9) Periksa kembali dokumen-dokumen tersebut dan serahkan kepada
pejabat bank yang berwenang untuk di setujui
10) Bubuhkan nomor dan nama pemegang rekening dengan
mempergunakan pensil
11) Minta nasabah membubuhkan tanda tangan penabung pada tempat
yang ada di buku tabungan
12) Periksa dan yakinkan bahwa tanda tangan penabung tersebut sama
dengan yang tercantum dalam kartu identitas dan kartu contoh
Tanda Tangan (aplikasi pembukaan)
13) Mintakan Supervisor untuk mengotorisasi pembukaan rekening
tabungan tersebut dan menandatangani buku tabungan sebagai
pejabat bank yang akan di serahkan ke nasabah
14) Serahkan buku tabungan tersebut langsung kepada bagian kas
untuk cetak transaksi
15) Jenis transaksii bisa dilakukan berupa tunai, pemindah bukuan,
kliring (setoran denaga warkat bank lain).
-
33
BAB III
GAMBARAN UMUM BMT TUMANG
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang dan BMT Tumang Cabang Ampel
Sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang dikedepankan
pada masa orde baru ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan
harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Berangkat dari
keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan jumlah
mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali. Juga,
apabila melihat perputaran uang yang sebagian besar ada di kota serta
sulitnya pengusaha mikro dan kecil di pedesaan dalam mengakses
permodalan dari perbankan.
Perbankan dalam hal ini dinilai lemah dalam komitmennya
menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih menyejahterakan
masyarakat. Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah
menjadi kajian tersendiri dikalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga
sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa
orang yang dalam menjalankan ekonominya berkutat dengan rentenir
atau istilah masyarakat adalah bank plecit.
Dalam rangka menjawab permasalahan-permasalahan yang
dihadapi warga setempat, maka pada bulan Februari 1997 bertempat di
-
34
rumah dinas Bapak Suryanto SH. di Jakarta, munculah gagasan untuk
pendirian BMT di Desa Tumang. Setelah dilakukan pemilihan calon
pengelola pada tanggal 1 Oktober 1998, Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
Tumang mulai beroperasi dengan modal awal 7.050.000 rupiah di desa
Tumang, Cepogo, Boyolali. Kemudian, pada tanggal 10 April 1999, BMT
Tumang mendapatkan badan hukum dari departemen koperasi dengan
nomor 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih dikenal
dengan nama KSU “BMT TUMANG”.
Dengan mengusung visi; ”menjadi lembaga keuangan yang mandiri dan
konsisten terhadap ketentuan syariah, memberi manfaat dan mampu
mengangkat status sosial ekonomi masyarakat menuju kesejahteraan yang
diridhoi Allah Ta‟ala, ” BMT TUMANG terus bekerja keras melayani
masyarakat.
Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani umat, BMT
TUMANG telah berkembang dengan sangat cepat, sehingga akhir
september 2008 BMT ini tercatat pembiayaan yang diberikan anggota
telah mencapai lebih dari 9 milyar rupiah. Dengan slogan “membangun
kemandirian menuju kesejahteraan” BMT TUMANG ingin terus
mengembangkan jaringan dan menebar manfaat bagi masyarakat sekitar.
Pada tanggal 1 Agustus 2002 berdirilah BMT Tumang Cabang Ampel,
cabang BMT Tumang tersebut berlokasi di Jl. Pasar Ampel No.5 Ampel
(belakang pasar ampel). Seiring berjalannya waktu, pada bulan Agustus
2005 kantor BMT Tumang Cabang Ampel pindah di Jl. Raya Ampel No.
-
35
4 (depan pasar ampel). Karena kantor mengalami kerusakan dan masa
kontrak habis, pada tanggal 1 April 2012 kantor BMT Tumang Cabang
Ampel pindah di sebelah selatan BPR Binsani.
2. Visi dan Misi BMT Tumang
Suatu lembaga keuangan pastilah mempunyai visi dan misi yang
diterapkan dalam pelaksanaan operasionalnya sehari-hari untuk mencapai
sasaran.
a. Visi
“Menjadi Lembaga Keuangan Syariah yang modern, mandiri untuk
kesejahteraan masyarakat”.
b. Misi
1) Mewujudkan Lembaga Keuangan Syariah sebagai media dakwah
dalam penguatan ekonomi masyarakat dengan mengacu fatwa
dewan syariah nasional.
2) Meningkatkan rasio kesehatan, kualitasaset, kecukupan modal dan
evisien.
3) Menumbuhkan Budaya Kerja dengan prinsip Jujur, Amanah, Adil
dan Profesional.
4) Mewujudkan Lembaga Keuangan Syariah yang dapat menjadi
tumpuan masyarakat dalam bidang simpanan dan pembiayaan,
dengan mengutamakan aspek manfaat jangka panjang.
-
36
5) Berperan aktif sebagai Amil dalam pengelolaan Zakat, Infaq,
Shodaqoh dan Wakaf(ZISWAH).
3. Identitas Umum
a. Nama Lengkap : Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
BMT Tumang.
b. Tanggal Pendirian : 30 September 1998 oleh Kakandep
Koperasi Kab. Boyolali.
c. Alamat Kantor Pusat : Jl. Boyolali-Semarang km. 01. Penggung,
Boyolali 57362 Telp. (0276) 323034 Faks. (0276) 323 336.
d. Alamat Kantor Cabang:
1) Kantor Cabang Tumang: Jl. Melati, Tumang, Cepogo, Boyoali
Telp. (0276) 323335
2) Kantor Cabang Cepogo: Jl. Boyolali-Magelang Km.10, Cepogo,
Boyolali Telp. (0276) 57362
3) Kantor Cabang Ampel: Jl. Raya Ampel No.8 Ampel, Boyolali
Telp. (0276) 330626
4) Kantor Cabang Andong: Jl. Raya Kacangan, Andong, Boyolali
Telp. (0271) 7893025
5) Kantor Cabang Kartasura: Jl. Ahmad Yani No. 83 (Depan Pasar
Kartasura) Telp. (0271) 784385
6) Kantor Cabang Salatiga: Jl. Letjend, Sukowati No.09 Salatiga
Telp. (0298) 312729
-
37
7) Kantor Cabang Delanggu: Jl. Raya Solo-Jogja (depan pasar
Delanggu), Delanggu, Klaten Telp: (0272) 554358.
8) Kantor Cabang Selo: Jl. Boyolali-Magelang Km.18 Selo, Boyolali
Telp. (0276)3295240.
9) Kantor Cabang Suruh: Jl. Raya Suruh- Salatiga, Kab. Semarang
(Timur Pasar Suruh) Telp. (0298) 317434
10) Kantor Cabang Solo: Jl. Brigjend Sudiarto 5/2, Joyosuran, Pasar
Kliwon, Surakarta Telp. (0271) 642257
11) Kantor Cabang Grabag: Jl. KH Siraj, Desa Krajan I, Grabag,
Magelang
Kelengkapan Organisasi
a. Aturan tertulis organisasi : Anggaran Dasar
b. No. Badan Hukum : 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999
c. Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.014.0381.4-526.000
d. Jangkauan Pelayanan : Jawa Tengah
e. Waktu Operasional : Hari Senin-Jumat pukul 07.30-
16.30 WIB
-
38
4. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas BMT Tumang Cabang
Ampel
a. Struktur Organisasi
BMT Tumang Cabang Ampel mempunyai struktur organisasi sebagai
berikut:
1) Manajer Cabang : Sigid Setiawan
2) Marketing Finance : M. Kroirudin
: Agus Tri Wahyudi
: Ratna Jayanti
3) Marketing Funding : Endang Kusmawati
: Ani Khozanah T
: Dwi Mulyani
4) Customer Service : Nur Fauziah
5) Kasir/ Teller : Yustina Purnamasari
-
39
Sumber: BMT Tumang Cabang Ampel
Gambar 3.1
Struktur Organisasi BMT Tumang Cabang Ampel
Tahun 2016
Sebuah lembaga membutuhkan adanya struktur organisasi
yang tepat dan jelas sebagai dasar untuk menjelaskan aktivitas sehari-
hari. Adapun struktur organisasi yang digunakan pada BMT Tumang
Cabang Ampel adalah struktur organisasi garis, yaitu struktur yang
menunjukkan suatu rangkaian dari suatu kekuasaan perintah dari
Manajer Cabang
Sigid Setiawan
Marketing Finance:
1. M Khoirudin
2. Agus Tri Wahyudi
3. Ratna Jayanti
Marketing Funding:
1. Endang
Kusmawati
2. Ani Khozanah T
3. Dwi Mulyani
Kasir/Teller
Yustina Purnamasari
Customer Service
Nur Fauziah
-
40
manajemen ke bawah melalui macam-macam bagian sampai pada
tingkat kekuasaan atau tanggung jawab terendah.
b. Tugas dan Wewenang dalam Struktur Organisasi
Adapun perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing jabatan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya
adalah sebagai berikut:
1) Manajer
(a) Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat
mendukung kelancaran operasional BMT.
(b) Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk
guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan baik pembiayaan
maupun pendanaan.
(c) Memastikan realisasi target operasional cabang serta
menetapkan upaya-upaya pencapaian. Melakukan review
terhadap ketajaman dan kedalaman analisis pembiayaan guna
antisipasi kredit macet, kesalahan permohonan pembiayaan.
(d) Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan
wewenangnya.
(e) Melakukan pembinaan terhadap anggota BMT.
(f) Memonitoring pelaksanaan penagihan tunggakan kewajiban.
(g) Mengambil keputusan atas semua kegiatan-kegiatan dibidang
pemasaran dan perasi sampai dengan batas wewenangnya.
-
41
2) Marketing Finance
(a) Memotong realisasi target operasional cabang serta
menetapkan upaya-upaya pencapaian.
(b) Memastikan semua pembiayaan mendapatkan tanda tangan
pejabat yang berwenang.
(c) Melaksanakan strategi pemasaran una mencapai sasaran yang
telah ditetapkan.
(d) Bersama-sama komite pembiayaan lainya memutuskan
pembiayaan sesuai dengan batas wewenang.
(e) Review akad pembiayaan dan surat sanggup sesuai dengan
persyaratan.
(f) Memonitoring ketertiban nasabah dalam membayar angsuran.
(g) Mengkoordinir atau melaksanakan penagihan kewajiban
nasabah yang telah jatuh tempo atau menunggak.
3) Marketing Funding
(a) Memonitoring realisasi target operasional cabang serta tangi
nasmenetapkan upaya-upaya pencapaian.
(b) Mendatangi nasabah yang menabung maupun yang membayar
angsuran.
(c) Melakukan survey ketempat calon anggota.
(d) Membuat daftar kunjungan kerja harian dalam sepekan
mendatang pada akhir pecan berjalan.
-
42
(e) Melakukan pembinaan hubungan baik dengan anggota melaui
bantuan konsultasi bisnis, diskusi bisnis, diskusi manajemen
dan bimbingan pengelolaan keuangan.
4) Custumer Service
(a) Memberikan informasi kepada nasabah atau calon nasabah
tentang produk dan persyaratan maupun tata cara prosedur.
(b) Mendata dan mengarsipkan data nasabah pembiayaan.
(c) Mendata barang jaminan nasabah pembiayaan.
(d) Mencapai target pendanaan pada jangka waktu yang
ditetapkan.
5) Teller
(a) Membuka dan menutup brankas
(b) Menghitung seluruh uang yang ada didalam brankas
(c) Melayani penyetoran tunai maupun non tunai secara cepat dan
tepat
(d) Melayani penarikan tunai maupun non tunai secara cepat dan
tepat
(e) Membuat laporan saldo akhir setiap penutupan kas
(f) Menjaga kerahasiaan tabungan maupun angsuran nasabah.
-
43
5. Produk-Produk BMT Tumang
a. Produk Pendanaan
1) Simpanan Mudharabah al Mutlaqah
Simpanan mudharabah al mutlaqah adalah simpanan
berdasarkan kaidah syariah mudharabah al mutlaqah, dimana
nasabah memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk
memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada
anggota yang lain secara halal dan professional. Laba dari
pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah
(bagi hasil) yang disepakati diawal. Simpanan ini dapat diambil
sewaktu-waktu. Simpanan Mudharabah Al Muthlaqah memiliki
manfaat sebagai berikut:
(a) Aman, Manfaat, Menguntungkan dan InsyaAllah Berkah
(b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan
syariah
(c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda
Syarat pembukaan rekening simpanan mudharabah al muthlaqah:
(a) Menjadi anggota BMT Tumang
(b) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan wajib
Rp. 5000,-
(c) Setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,-
(d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening
-
44
(e) Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri
lainnya
(f) Lembaga menyerahkan identitas yang ditentukan oleh BMT
Tumang
Bagi hasil simpanan mudharabah al muthlaqah:
(a) InsyaAllah halal dan barokah.
(b) Anggota penyimpan akan mendapatkan bagi hasil simpanan
sesuai dengan kesepakatan.
(c) Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut keuntungan
BMT Tumang dengan nisbah antara BMT: anggota 70: 30.
(d) Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir
bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening
simpanan anggota setiap awal bulan.
Jenis-jenis Simpanan Mudharabah Al Muthlaqah:
(a) Simpanan Sukarela (Sikala)
(b) Simpanan Idul Fitri
(c) Simpanan Idul Qurban
(d) Simpanan Pendidikan
(e) Simpanan Haji
(f) Simpanan Sadranan
2) Simpanan Mudharabah Berjangka
Simpanan mudharabah berjangka ( Deposito) adalah
simpanan berdasarkan kaidah syariah mudharabah al mutlaqah,
-
45
dimana nasabah memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang
untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada
anggota yang lain secara halal dan professional. Laba dari
pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah
(bagi hasil) yang disepakati diawal. Manfaat Simpanan
Mudharabah Berjangka (DEPOSITO) antara lain:
(a) Aman, Manfaat, Menguntungkan dan InsyaAllah Berkah
(b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan
syariah
(c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda
(d) Bebas biaya administrasi
Syarat Pembukaan Rekening Simpanan Mudharabah Berjangka
(Deposito):
(a) Menjadi anggota BMT Tumang
(b) Simpanan minimal Rp. 1.000.000,-
(c) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening
(d) melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya
Bagi hasil simpanan mudharabah berjangka:
(a) InsyaAllah halal dan barokah
(b) Bagi hasil akan dipindahbukukan ke rekening simpanan
mudharabah biasa setiap tanggal 1
-
46
3) Simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan (Simuda
Mapan)
Simuda Mapan adalah produk simpanan di BMT Tumang
dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu
(Investasi tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus
untuk kebutuhan anggota diwaktu yang akan datang. Setoran
minimal setiap bulan Rp. 50.000,-.
(a) Dengan akad Mudharabah muthlaqoh penyimpan dapat
memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT Tumang yang
InsyaAllah halal dan barokah
(b) Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan ke
simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok
simpanan, yang secara otomatis akan menambah gaji hasil
proposional
(c) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan
mendapatkan manfaat khusus yang akan dimasukkan ke dalam
Keluarga Perduli Pendidikan, antara lain:
(d) Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan
peralatan sekolah
(e) Anggota yang sakit (dirawat) akan mendapatkan santunan Rp.
200.000,-
-
47
(f) Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan
Rp. 1.000.000,-
(g) Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan
mendapatkan bea siswa dari Divisi Maal BMT Tumang
Ketentuan Si Muda Mapan:
(a) Menjadi Anggota BMT Tumang
(b) Setoran minimal setiap buan Rp. 50.000,-
b. Produk Pembiayaan
1) Investasi
Transaksi pembiayaan investasi dapat dilakukan dalam dua
jenis transaksi, yakni mudharabah dan musyarakah.
(a) Mudarabah:
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/ perniagaan antara
pihak pemilik dana (shahibul maal) sebagai pihak yang
menyediakan modal dana sebesar 100 % dengan pihak
pengelola modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi
keuntungan akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan
kesepakatan dimuka dari kedua belah pihak, sedangkan
kerugian (jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali
jika diketemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak
pengelola dana (mudharib), seperti penyelewengan,
kecurangan, dan penyalahgunaan dana.
-
48
(b) Musyarakah:
Pembiayaan musyarakah (syirkah), adalah suatu bentuk akad
kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk
menyertakan modalnya dalam suatu usaha, dimana masing-
masing pihak mempunyai hak untuk ikutserta dalam
pelaksanaan menajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi
menurut proporsi penyertaan modal atau berdasarkan
kesepakatan bersama.
2) Pembiayaan Jual- beli
Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam
islam, antara lain adalah murabahah, salam dan istishna.
(a) Murabahah
murabahah adalah jual beli barang pada harga asal (harga
perolehan) dengan tambahan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli).
Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu beberapa
harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya. Cara pembayaran dan
jangka waktu disepakati bersama, dapat dilakukan secara
angsuran. Murabahah dengan pembayaran secara angsuran ini
disebut dengan bai‟ bitsaman ajil.
-
49
(b) Salam (Salaf)
salam (Salaf) adalah akad pembelian (jual-beli) yang
dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan
pembelian terlebih dahulu atas barang yang dipesan/
diinginkan dan melakukan pembayaran dimuka atas barang
tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun
dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan
pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan atau
diinginkan diterima kemudian. (penghantaran barang atau
delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).
(c) Istishna
Istishna adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk suatu
pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli suatu
barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat
(produsen) yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan bahan
baku barangnya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan,
akad ini menjadi akad Ujrah (Upah).
3) Pembiayaan Jasa–Sewa
Selain pembiayaan investasi dan jual- beli, dari BMT
Tumang juga menyediakan produk pembiayaan jasa atau sewa
yang terdiri dari Ijarah dan Qardh. Adapun penjelasan dari kedua
produk tersebut adalah berikut ini:
-
50
(a) Ijarah:
Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari pengunaan
sebuah asset sebagai ganti dari pembayaran pengertian sewa
(Ijarah) adalah sewa atas manfaat dari sebuah asset,
sedangkan sewa- beli ( ijarah wa iqtina) atau disebut juga
ijarah muntahiya bittamlik adalah sewa yang diakhiri dengan
pemindahan kepemilikan.
(b) Qardh
Qardh adalah meminjamkan harta kepada orang lain tanpa
mengharapkan imbalan. Dalam literature fiqh, qardh
dikatagorikan sebagai akad tabbaru yaitu akad saling
membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam rangka
mewujudkan tanggung jawab sosial, lembaga keuangan
syariah dapat memberikan fasilitas yang disebut al- qardhul
Hassan, yaitu penyediaan pinjaman kepada pihak yang layak
untuk mendapatkannya. Secara syariah peminjaman hanya
berkewajiban membayar kembali pokok pinjamannya,
walaupun syariah membolehkan peminjam untuk memberikan
imbbalan sesuai dengan keikhlasannya, tetapi lembaga
keuangan pemberi qardh tidak diperkenankan untuk meminta
imbalan apapun.
-
51
B. Prosedur Pembukaan Rekening Simpanan Pada BMT Tumang Cabang
Ampel
Dalam pembukaan rekening simpanan pada BMT Tumang Cabang
Ampel harus melalui tahap sebagai berikut:
1) Calon nasabah datang ke kantor BMT Tumang Cabang Ampel dan
menghubungi customer service.
2) Customer service menjelaskan kepada calon nasabah mengenai
karakteristik produk sikala.
3) Calon nasabah diminta untuk mengisi formulir yang telah disediakan oleh
pihak BMT sebagai data nasabah.
4) Customer service meminta kartu pengenal atau identitas calon nasabah
yang sah dan masih berlaku seperti KTP.
5) Customer service mencatat nomor serta dikeluarkannya pada formulir
pembukaan rekening produk sikala, kemudian fotocopy dan cocokkan
tandatangannya dengan tanda tangan yang tertera diatas
formulir/dokumen tabungan, bubuhkan paraf setelah dibubuhi
cap/stempel "SESUAI DENGAN ASLINYA".
6) Customer service melakukan pembukaan rekening simpanan pada
komputer.
7) Calon nasabah diminta untuk membubuhkan tanda tangan penabung pada
tempat yang ada dibuku tabungan.
-
52
8) Customer Service meminta Supervisor untuk mengotorisasi pembukaan
rekening simpanan tersebut dan menandatangani buku tabungan yang
akan diserahkan kepada nasabah.
9) Selanjutnya customer service menyimpan berkas pembukaan rekening
simpanan dalam bentuk file. kemudian nasabah diminta untuk melakukan
setoran awal ke counter teller.
10) Teller akan mencatat data nasabah pada buku tabungan pada lembar
pertama yang berisi nomer rekening, Nama, Alamat, dan Tanggal
Pembuatan.
C. Produk Sukarela (Sikala)
Produk Sikala merupakan produk simpanan yang dapat disetor dan
diambil sewaktu-waktu. Produk ini menggunakan akad Mudharabah
mutlaqah.
Manfaat dari produk Sikala adalah sebagai berikut:
1. Aman, Manfaat, Menguntungkan dan Insya Allah Berkah
2. Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan syariah
3. Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda
Bagi hasil produk sikala:
1. Insya Allah halal dan barokah.
2. Anggota penyimpan akan mendapatkan bagi hasil simpanan sesuai
dengan kesepakatan.
-
53
3. Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut keuntungan BMT
Tumang dengan nisbah antara BMT: anggota 70: 30.
4. Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir bulan dan
akan ditambahkan secara otomatis ke rekening simpanan anggota setiap
awal bulan.
Syarat pembukaan rekening simpanan produk sikala:
1. Menjadi anggota BMT Tumang
2. Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan wajib Rp. 5000,-
3. Setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,-
4. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening
5. Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya
6. Lembaga menyerahkan identitas yang ditentukan oleh BMT Tumang
-
54
BAB IV
ANALISIS
Produk sikala adalah produk simpanan yang dapat disetor dan diambil
sewaktu-waktu. Produk simpanan ini menggunakan akad Mudharabah
Muthlaqah, dimana nasabah memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang
Cabang Ampel untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain
secara halal dan profesioal. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan
BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati diawal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nur Fauziah selaku Customer
Service Pada tanggal 15 Agustus 2016 tentang prosedur pembukaan rekening
produk sikala dan perkembangan produk sikala pada BMT Tumang Cabang
Ampel. Penulis dapat menjabarkannya sebagai berikut:
A. Prosedur Pembukaan Rekening Poduk Sikala
Dalam pembukaan rekening produk sikala pada BMT Tumang Cabang
Ampel harus melalui tahap sebagai berikut:
1. Calon nasabah datang ke kantor BMT Tumang Cabang Ampel dan
menghubungi customer service.
2. Customer service menjelaskan kepada calon nasabah mengenai
karakteristik produk sikala.
-
55
3. Calon nasabah diminta untuk mengisi formulir yang telah disediakan oleh
pihak BMT sebagai data nasabah.
4. Customer service meminta kartu pengenal atau identitas calon nasabah
yang sah dan masih berlaku seperti KTP.
5. Customer service mencatat nomor serta dikeluarkannya pada formulir
pembukaan rekening produk sikala, kemudian fotocopy dan cocokkan
tandatangannya dengan tanda tangan yang tertera diatas formulir/dokumen
tabungan, bubuhkan paraf setelah dibubuhi cap/stempel "SESUAI
DENGAN ASLINYA".
6. Customer service melakukan pembukaan rekening simpanan pada
komputer.
7. Calon nasabah diminta untuk membubuhkan tanda tangan penabung pada
tempat yang ada dibuku tabungan.
8. Customer Service meminta Supervisor untuk mengotorisasi pembukaan
rekening simpanan tersebut dan menandatangani buku tabungan yang akan
diserahkan kepada nasabah.
9. Selanjutnya customer service menyimpan berkas pembukaan rekening
simpanan dalam bentuk file. kemudian nasabah diminta untuk melakukan
setoran awal ke counter teller.
10. Teller akan mencatat data nasabah pada buku tabungan pada lembar
pertama yang berisi nomer rekening, Nama, Alamat, dan Tanggal
Pembuatan.
-
56
11. Calon nasabah melakukan setoran awal Rp. 15.000,- yang terdiri dari
simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan wajib Rp. 5.000,-, dan setoran
selanjutnya minimal Rp. 10.000,-.
12. Calon nasabah dikenakan biaya administrasi buku sebesar Rp. 5.000,-.
Berdasarkan data diatas mengenai prosedur pembukaan rekening
produk sikala tidak berbeda jauh dengan prosedur pembukaan rekening
tabungan yang ada pada lembaga-lembaga keuangan yang lain. Hal yang
membedakan antara lembaga keuangan satu dengan lembaga keuangan yang
lain adalah kebijakan dan ketentuan yang diberlakukan oleh lembaga
keuangan, seperti mengenai setoran awal maupun setoran selanjutnya dan
biaya-biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah serta fasilitas-
fasilitas yang ditawarkan. Prosedur pembukaan rekening produk sikala pada
BMT Tumang Cabang Ampel sudah sesuai dengan teori yang diterangkan
pada halaman 31 mengenai syarat-syarat dan prosedur pembukaan rekening
tabungan.
B. Perkembangan Produk Sikala Pada BMT Tumang Cabang Ampel
Tahun 2015
Tingkat perkembangan produk sikala dapat dilihat dari banyaknya
jumlah nasabah baru. Jumlah nasabah baru produk sikala di BMT Tumang
Cabang Ampel pada bulan Januari sampai bulan Desember 2015 adalah
sebagai berikut:
-
57
Tabel 4.1
Perkembangan Jumlah Nasabah Baru Produk Sikala Tahun 2015
Pada BMT Tumang Cabang Ampel
No Bulan Jumlah Nasabah Baru Presentase
1 Januari 52 5.86%
2 Februari 40 4.50%
3 Maret 91 10.25%
4 April 64 7.21%
5 Mei 59 6.64%
6 Juni 57 6.42%
7 Juli 91 10.25%
8 Agustus 166 18.70%
9 September 86 9.68%
10 Oktober 77 8.67%
11 November 51 5.74%
12 Desember 54 6.08%
888 100%
Sumber: BMT Tumang Cabang Ampel
Daftar Jumlah nasabah produk sikala , dapat pula dibuat grafik sebagai
berikut:
Dari tabel dan grafik di atas jumlah nasabah baru produk sikala di
BMT Tumang Cabang Ampel pada bulan Januari sampai bulan Desember
5,86
4,5
10,25
7,21 6,64 6,42
10,25
18,7
9,68 8,67
5,74 6,08
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Jan Feb Mart Aprl Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
-
58
2015 yaitu sebesar 888 nasabah. Jumlah nasabah baru tersebut mengalami
peningkatan dan penurunan setiap bulannya. Kenaikan tertinggi terjadi pada
bulan Agustus dengan jumlah nasabah baru sebesar 166 nasabah. Kenaikan
tersebut dikarenakan pada bulan tersebut bertepatan dengan jumlah
pendapatan pedagang yang meningkat, karena sebagian besar nasabah baru
tersebut mendapat penghasilan dari hasil berdagang. Sedangkan penurunan
jumlah nasabah baru terjadi pada bulan februari dengan jumlah nasabah baru
sebesar 40 nasabah, karena pada bulan tersebut minat masyarakat terhadap
produk sikala menurun. Hal tersebut dikarenakan mayoritas masyarakat
Ampel lebih cenderung ke konsumtif daripada saving.
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, jumlah nasabah baru produk sikala
di BMT Tumang Cabang Ampel mengalami kenaikan setiap bulannya yaitu
bulan Januari jumlah nasabah baru produk sikala mencapai 5,86%. Pada bulan
Maret jumlah nasabah baru produk sikala mengalami kenaikan 10,25%. Pada
bulan Juli jumlah nasabah baru produk sikala mengalami kenaikan 10,25%.
Pada bulan Agustus jumlah nasabah baru produk sikala mengalami kenaikan
18,70%. Pada bulan Desember jumlah nasabah baru produk sikala mengalami
kenaikan 6,08%.
Pada tabel dan grafik di atas juga dapat dilihat perkembangan jumlah
nasabah baru produk sikala mengalami penurunan yaitu pada bulan Februari
jumlah nasabah produk sikala mengalami penurunan 4,50%. Pada bulan April
jumlah nasabah produk sikala mengalami penurunan 7.21%. pada bulan Mei
jumlah nasabah baru produk sikala mengalami penurunan 6,64%. Pada bulan
-
59
Juni jumlah nasabah produk sikala mengalami penurunan 6,42%. Pada bulan
September jumlah nasabah baru produk sikala mengalami penurunan 9,68%.
Pada bulan Oktober jumlah nasabah baru produk sikala mengalami penurunan
8,67%. Pada bulan November jumlah nasabah baru produk sikala mengalami
penurunan 5,74%.
-
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
pada BMT Tumang Cabang Ampel mengenai prosedur pembukaan rekening
produk sikala dan perkembangan produk sikala pada tahun 2015, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1. Prosedur pembukaan rekening produk sikala pada BMT Tumang Cabang
Tumang tidak berbeda jauh dengan prosedur pembukaan rekening
tabungan yang ada pada lembaga-lembaga keuangan yang lain. Hal yang
membedakan antara lembaga keuangan satu dengan lembaga keuangan
yang lain adalah kebijakan dan ketentuan yang diberlakukan oleh lembaga
keuangan, seperti mengenai setoran awal maupun setoran selanjutnya dan
biaya-biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah serta fasilitas-
fasilitas yang ditawarkan. Prosedur pembukaan rekening produk sikala
pada BMT Tumang Cabang Ampel sudah sesuai dengan teori yang
diterangkan pada halaman 31 mengenai syarat-syarat dan prosedur
pembukaan rekening tabungan.
2. Jumlah nasabah baru produk sikala di BMT Tumang Cabang Ampel pada
bulan Januari sampai bulan Desember 2015 mengalami peningkatan dan
penurunan setiap bulannya. Kenaikan tersebut dikarenakan pada bulan
-
61
tersebut bertepatan dengan jumlah pendapatan pedagang meningkat,
karena sebagian besar nasabah baru tersebut mendapat penghasilan dari
hasil berdagang. Sedangkan penurunan tersebut dikarenakan mayoritas
masyarakat Ampel lebih cenderung ke konsumtif daripada saving.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik meneliti tentang prosedur pembukaan rekening dan
perkembangan produk sikala adalah:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan prosedur pembukaan rekening dan
perkembangan produk sikala agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan
lebih lengkap lagi.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses
pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya sehingga penelitian
dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
-
62
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Salisatul. 2009. Tingkat Perkembangan Nasabah Penabung Mudharabah
di BPRS Dana Amanah Surakarta. Tugas Akhir tidak diterbitkan.
Salatiga: Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam. STAIN Salatiga.
Alamsyah, Muhammad, Syopiansyah Jaya Putra, dan Zainuddin Bey Fananie.
2011. Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi Pembukaan dan
Penutupan Rekening TabunganKu (Studi Kasus: Bank Muamalat Cabang
Puri Indah Jakarta Barat). Jurnal Sistem Informasi: Vol. 4 No. 2.
Antonio, Syafi‟i, Muhammad. 2001. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik.
Jakarta: Gema Insani Press.
Ascarya. 2011. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryani, Eko. 2011. Sistem dan Prosedur Produk Simpanan di BMT Berkah
Makmur Klero Kec. Tengaran Kab. Semarang. Tugas Akhir tidak
diterbitkan. Salatiga: Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam. STAIN
Salatiga.
Fadmawati, Oktavia. 2015. Prosedur dan Strategi Pemasaran Tabungan Haji di
Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Pembantu Salatiga. Tugas akhir
tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga.
Hikmat. M. Mahi. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
Dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jatmiko, Edi. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Ib Tapenas
Hasanah Pada Bank BNI Syariah Semarang. Tugas akhir tidak
diterbitkan. Salatiga: Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT
Raja Garfindo Persada.
Kasmir. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kristin, Prilliana, Meike Roring, dan Joula J. Rogahang. 2016. Analisis
Perkembangan Giro Tabungan Dan Deposito Di PT Bank Sulut. Jurnal
Administrasi Bisnis: Vol. 4 No. 1.
-
63
Latief, Fitry, Nur. 2014. Prosedur Penghimpunan Dana Tabungan Shar-e Dan
Penyajian Laporan Keuangan Pada Bank Muamalat Cabang Manado.
Jurnal Accountability: Vol. 3 No. 2.
Moleong, Lexi. 2008. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offest.
Muhamad. 2014. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Muhammad. 2001. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta:
UII Press.
Nabhan, Faqih. 2008. Dasar-Dasar Akuntansi Bank Syariah. Yogyakarta:
Lumbung Ilmu.
Ningsih, Efrida, Syamsul Amar, dan Idris. 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi,
Konsumsi dan Tabungan di Sumatera Barat. Jurnal Kajian Ekonomi: Vol.
1 No. 02.
Ridwan, Muhammad, 2006. Sistem dan Prosedur Pendirian BMT (Baitul Maal
Wat Tamwil). Yogyakarta: Citra Media.
Rifqi, Ainur, Muhammad. 2015. Strategi Pemasaran dan Perkembangan Produk
Tabungan Wadiah di Bank Syariah Mandiri KCP Gubug Semarang.
Tugas akhir tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga.
Ruslan, Rosady. 2010. Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Sriyati 2012, Teknik Pemasaran: Marketing Mix Produk Tabungan Mudharabah
Sikala BMT Tumang Cabang Boyolali. Tugas Akhir tidak diterbitkan.
Salatiga: Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam. STAIN Salatiga.
Supranto. 2003. Metode Riset. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sulhan dan Siswanto. 2008. Manajemen Bank: Konvensional dan Syariah.
Malang: UIN-Malang Press.
Susanto, Burhanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: UII Press.
Susanto, Ari, Dwi, Muhammad, Handoyo Djoko Waluyo, dan Sari Listyorini.
2012. Pengaruh Produk Tabungan Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Keputusan Menabung Pada KJKS BMT Binna Ummat Sejahtera Kec.
Lasem. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis: Vol. 1 No. 1.
-
64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Novi Karuniawati Fauziyah
Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 25 November 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Alamat Rumah : Tegalsari RT.012/RW.003, Kenteng, Kec.Susukan,
Kab.Semarang
Data Pendidikan :
1. TK Dharma Wanita Tengaran
2. SD Negeri Kenteng 02
3. SMP Negeri 1 Tengaran
4. MAN Tengaran
-
65
LAMPIRAN