analisis semiotika film iran karya majid majidi: “children

19
ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children of Heaven”, “Color of Paradise”, dan “Baran” Wildan Hanif Jurusan Seni Rupa Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung Jalan Buahbatu No. 212 Bandung Abstrak Film Iran karya Sutradara Majid Majidi memiliki kode umum dan kode khusus yang diolah sedemikian rupa oleh sutradara melalui proses pengambilan gambar dan editing. Kode umum dan kode khusus dalam film berhubungan dengan gerakan kamera : traveling (gerak kamera mengikuti gerak objek), panning (gerak kamera ke kiri/kanan), zoom in/zoom out ( kamera semakin mendekati/menjauhi objek),dll. Kode umum pasti ada di semua film, sebagai sebuah “kumpulan cara kamera mengambil gambar”, sedangkan kode khusus hanya terdapat pada film tertentu sebagai ciri khas suatu genre, suatu kurun, suatu aliran,/suatu bangsa. Selain itu, film juga memuat kode yang sering digunakan dalam fotografi (long shot, medium shot, close up shot, Extreme Close Up, dll), serta kode analogi visual. Dalam 3 film tersebut (“Children of Heaven”, “Color of Paradise”, dan “Baran” ), Majid Majidi terutama mengaplikasikan Kode Khusus yakni berupa Metafora dan Metonimi yang berkesesuaian dengan agama dan budaya Iran yang puitis dan sufistik. Keywords : Majid Majidi, Film Iran, Metafora, Metonimi, Kode Film

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

90

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI:“ChildrenofHeaven”,“ColorofParadise”,dan“Baran”WildanHanifJurusanSeniRupaSekolahTinggiSeniIndonesia(STSI)BandungJalanBuahbatuNo.212BandungAbstrakFilm Iran karya Sutradara Majid Majidi memiliki kode umum dan kode khusus yang diolahsedemikianrupaolehsutradaramelaluiprosespengambilangambardanediting. Kodeumumdan kode khusus dalam film berhubungan dengan gerakan kamera : traveling (gerak kameramengikuti gerak objek), panning (gerak kamera ke kiri/kanan), zoom in/zoom out ( kamerasemakinmendekati/menjauhiobjek),dll. Kodeumumpastiadadi semua film, sebagai sebuah“kumpulancarakameramengambilgambar”,sedangkankodekhusushanyaterdapatpadafilmtertentusebagaicirikhassuatugenre,suatukurun,suatualiran,/suatubangsa. Selainitu,filmjugamemuatkodeyangseringdigunakandalamfotografi(longshot,mediumshot,closeupshot,ExtremeCloseUp,dll), serta kodeanalogivisual. Dalam3 filmtersebut (“ChildrenofHeaven”,“Color of Paradise”, dan “Baran” ),MajidMajidi terutamamengaplikasikanKodeKhusus yakniberupaMetaforadanMetonimiyangberkesesuaiandenganagamadanbudayaIranyangpuitisdansufistik.Keywords:MajidMajidi,FilmIran,Metafora,Metonimi,KodeFilm

Page 2: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI|

91

Prolog:FilmsebagaiTandaBudayaDalam sambutannya sebagai Ketua IIFA (Indian International Film Association) pada malampenganugerahan penghargaan bagi insan perfilman India di Singapura awal Juni 2004, Aktorlegendaris IndiaAmitabhBachanmencobamelontarkanpertanyaan retoris tentang film. Diamemakai istilah cinema untuk menjelaskan film : “What is The Cinema? Is it just a MovingPicture?orIt’sMovingLives?“(Apasesungguhnyafilmitu?Apakahhanyaserangkaiangambarbergerak, ataukah kehidupan yang bergerak?). Selanjutnya ia menjelaskan secara singkattentangperfilmandiIndiayangdiagambarkansebagaisangatekspresifdanmemilikisentuhanemosiyangkentara,denganbumbuwajibnyanyiandan tarianyangsangatbernuansabudayaIndia,danmenjadikannyaberbedadenganfilm-filmdarinegaralaindidunia.Filmmemangmemilikikemampuanuntukmenghadirkanrealitaskehidupansehari-harisebuahkulturmasyarakat , suatu peristiwa , sebuah ide tertentu, lewat tanda-tanda budaya (culturalsign), yang dipadatkan (condensation) dalam durasi waktu tertentu. Tanda- tanda tersebutdiungkapkandenganbahasavisualdanaudioolehpembuatfilm.Filmjugamerupakansalahsatumediayangefektifuntukalatkomunikasimassa.Sekaranginifilmsudahmenjadikomoditidiberbagainegara.Dalamfilmterdapathubunganantarberbagaiunsur yang amat kompleks; dari mulai produser, pemain, sutradara, hingga seperangkatkesenian lain yang terkumpulmenjadi komunikator dan bertindak sebagai agen transformasibudaya(Baksin,2003:2).Film:BagaimanaMembacanya?Film disebut-sebut memiliki kemampuan untuk meng-kopi realitas. Ketika kamera filmmerekam sebuah peristiwa,maka realitas akan terlihat persis apa adanya.Namun, benarkahfilmhanya tiruandarirealitas?Jikafungsikamerafilmhanyamemindahkanrealitaskedalampita seluloid, persoalan yangmuncul adalah: di manakah peran sutradara sebagai penggagascerita,sertaperanpenontonsebagaipenafsirtanda?Pertanyaan yang sederhana namun pelik tersebut sampai kini menjadi problem dalam“membaca”film. Filmmerupakanlahanyangsuburbagikajiansemiotika,karenakeseluruhanfilmmerupakantandaitusendiri.SebagaimanadiungkapkanolehAartVanZoest:

“Filmdibangun dengan tandamelulu. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tandayangbekerjasamadenganbaikdalamrangkamencapaiefekyangdiharapkan.Yangpalingpenting adalah gambar dan suara; kata yang diucapkan (ditambah dengan suara-suaralain yang serentak mengiringi gambar-gambar) dan musik film. Disamping itu, dalampenyelenggaraan film sistem tanda yang lain ikut berperan. Sistem tanda itu berkaitandengan budaya pertunjukan tradisional, tempat, masa, lama pertunjukan, penjualankonsumsidanlainsebagainya.Dalamhal ini, sistemsemiotikapalingpentingadalahyangproseskerjanya timbuldarisilih bergantinya gambar-gambar. Jadi jelas adanya, bahwa bersamaan dengan tanda-tanda pada arsitektur, terutama indeksikal, pada film terutama digunakan tanda-tandaikonis,yaknitanda-tandayangmenggambarkansesuatu”.(VanZoest;1978)

Mengenaihubunganantararealitasdenganfilm,VanZoestmengutipdisertasi J.M.PetersyangberjudulDetaalvandefilm(1950):

Page 3: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

92

“Kita hampir dapatmengatakan bahwa semua penelitian kita telahmenjadi suatu teorimengenai tanda ikonis. Memang, ciri dari gambar-gambar film adalah persamaannyadenganrealitasyangditunjuknya. Tambahanpula, ikonisitassetiapgambarfilm,karenamerupakan ikon tipologi, terlepas sama sekali. Tetapi ada satu tambahan yangmenyebabkan gambar film itu sedikit memiliki kelebihan mendasar dengan gambarfotografi yang juga berdimensi namun statis. Gambar film muncul silih berganti,menunjukkan gerakan. Gerakannya itu sendiri juga ikonis bagi realitas yangdidenotasikannya”.(VanZoest;1978)

Sutradara sebuah filmmemiliki fungsi yangmirip dengan sastrawan dengan karya sastranya.VanZoestmengomentaridemikian:

“Tanda-tandadalamfilmmelakukansesuatuyangtidakjauhberbedadenganromanataunovel.Filmtersebut--jikatidakmerupakanfilmdokumenter—menyajikan‘teks’fiksionalyang memunculkan dunia (fiktif global) yang mungkin ada. Permasalahan mengenaiketegangan antara fiksi dan non fiksi yangmuncul dalam sastra pada dasarnyamunculjuga dalam film. Karena sifat menyelinap medium film—bila ditinjau dari sudutpragmatik—permasalahaninisangatmenekan.Maksudnya,apabilabatasantarafiksidannon fiksi menjadi kabur dan terlupakan, maka film, melebihi roman dan novel, akanmempengaruhi isi kesadaran para penonton sedemikian rupa sehingga batas antararealitasfilmdanrealitashiduptaklagijelas”.

Film bertutur dengan gayanya sendiri yang khas. Kekhususan film adalahmediumnya, carapembuatannya dengan kamera, dan cara mempertontonkannya kepada khalayak denganmemakai proyektor dan layar. Sehingga Van Zoest sendiri menekankan, apabila kita inginmenilai sebuah filmdengan semiotika (ilmu tanda),makakitaharusmencari apayang secarajelasmembedakannyadengancarakerjateksbahasadalamsastra.(hal113).Walaupun terdapat kesamaan dengan media lain dalam beberapa hal, film tetap memilikikeunikantersendirikarenasifatnyayangbergerak(moving).Dalam“TheArtofWatchingFilm”(1992), JosephM.Boggsmenjelaskanbahwaberkatunsurgerak inilah, filmdapatmelangkahiketerbatasanmedia lain semacam patung, lukisan, dan fotografi yang cenderung statis. Filmberkomunikasi secara serentak dengan visual, suara, dan gerakan. Film juga melebihi dramapanggung/teater karena kemampuannya untuk mengambil sudut pandang (angle) yangbermacam- macam. Film mampu menyajikan suatu arus yang mengalir tanpa jeda,mengaburkandanmemadatkanwaktudanruangsambiltetapmempertahankankejernihandankejelasan.Jugaberbedadengannoveldansajak(kecualiuntukbeberapafilmyangmemakaiilusicitraanyangartifisial),filmtidakberkomunikasidengankata/istilah/kalimatyangabstrakyangdicetak di atas kertas sehingga mesti ditafsirkan kembali oleh khayalan kita, tapi langsungmelaluigambaryangnyata.(Boggs,1992:5)TeoriSemiotikaFilmTidak diragukan lagi, bahwaChristianMetz adalah figur utamadalam semiotika filmdenganpendekatansemiotikstrukturalisFerdinanddeSaussuredanpsikoanalisisFreudian-Lacanian,walaupunmenjelangakhir70-an,akibatgelombangdahsyatposmodernisme,Metzsendirimulaimerasakanperlunyamemasukkanunsurkajian laindalammeneliti film, semisal sosiologidanfilsafat. Namun sumbangannya terhadap semiotika filmmasih tetap dibutuhkan danmenjadiacuanparapenelitifilmsampaisekarang.Dengankatalain,semiologiMetzdianggapjauhlebih“cermat”ketimbangteori/analisisfilmsebelumdiainitidaklahberangkatdariyangbarusamasekali(Masak,2000:281).

Page 4: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI|

93

Mengenai sistem tanda dalam film dibandingkandengan linguistik,Metzmelihatbahwabahasa filmlebihdekatpadaparole(praktikpenggunaanaturanbahasa dalam kehidupan sehari-hari) daripadalangue (aturan/kode bahasa : aturan BahasaInggris, Perancis). Jika unit tanda terkecil dalamlinguistikadalahkata,misalnya:KUDA(terdiridariempat huruf: K/U/D/A), maka padanannya dalamfilmadalah shot gambarkuda, apakah itucloseup,long shot, medium shot, dan lain-lain. Metzberkesimpulan bahwa sebuah shot lebih dekatdengan kalimat daripada kata. Contoh: shot orangsedangberjalanditrotoarsepadandengankalimat:Seseorangsedangberjalanditrotoar.Unsur paradigmatik (unit-unit bahasa, semacamkamus) dalam film, adalah berupa sudut

pengambilan gambar/kode visual. Film memiliki kode umum dan kode khusus yang diolahsedemikianrupaolehsutradaramelaluiprosespengambilangambardanediting. Kodeumumdan kode khusus dalam film berhubungan dengan gerakan kamera : traveling (gerak kameramengikuti gerak objek), panning (gerak kamera ke kiri/kanan), zoom in/zoom out ( kamerasemakinmendekati/menjauhiobjek),dll. Kodeumumpastiadadi semua film, sebagai sebuah“kumpulancarakameramengambilgambar”,sedangkankodekhusushanyaterdapatpadafilmtertentusebagaicirikhassuatugenre,suatukurun,suatualiran,/suatubangsa. Selainitu,filmjugamemuatkodeyangseringdigunakandalamfotografi(longshot,mediumshot,closeupshot,ExtremeCloseUp,dll),sertakodeanalogivisual.(Masak,2002:290-291).Untukmelengkapiketeranganmengenaikodevisualyangumumdalamfilm,tigaaturanumumpengambilan gambardalam filmmenurutPrimadiThabrani dapatdikemukakandi sini, yangmasing-masingmemilikitujuan(Thabrani,2000:1-4),yakni: 1. Untukmenghasilkan efek dramatik tertentu pada penonton, sutradara/kameramen secaraumummemakai4sudutpengambilan:a. HighAngle (HA) : Kesan yangditimbulkan adalah bahwaobjek yangdishot tidak begitupenting

Gambar2

Alitidakbisamemenuhijanjinyauntukmemberikansepatupadaadiknya(“ChildrenofHeaven”,1997)

Gambar1Satushotdarifilm“Childrenof

Heaven”karyaMajidMajidiyangdiwakiliolehgambardiatasberdurasi5detik,jikaingin

diceritakanlewatkalimatdalambahasatulisan,bisaterdiridarisatukalimatataubahkanlebih.

Page 5: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

94

b. NormalAngle(NA):Objekyangdishotterkesanbiasa/normal

Gambar3TokohZahradalam“ChildrenofHeaven”(“ChildrenofHeaven”,1997)

c. LowAngle(LA):Objekyangdishotterkesanlebihberwibawa/agung.

Gambar4Alimemenangkanperlombaanlari4km(“ChildrenofHeaven”,1997)

d. BirdEyeView(BEV):Objekdishotsangatjauhdariatas(sepertisedangdiamatioleh

mataburung),mengesankanbahwaobjeksangatrendahmartabatnya.

Gambar5Ayahdananaknaiksepedakumbangdijalanraya(“ChildrenofHeaven”,1997)

Page 6: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI|

95

2. Berfungsimelibatkanpenontona. ObjectiveShot(penontonmelihatadegansecaradeskriptif/sedangmenceritakansesuatu)

Gambar6.

BuruhbangunanLatifdalam“Baran”karyaMajidMajidi(“Baran”,2000)

b. SubjectiveShot(Penontonseolah-olahsedangmelakukanpekerjaanyangdilakukanolehaktordalamadegan/partisipatif)

Gambar7.“Kita”seolah-olahsedangikutmengambilbarangyangjatuhtercecerdalamadegandiatas(“Baran”,2000)

3. Berfungsiseperticarapengambilangambardalamfotografia. ExtremeCloseUp(ECU)b. VeryCloseUp(VCU)c. BigCloseUp(BCU)d. CloseUp(CU)e. MediumCloseUp(MCU)f. MidShotg. MediumShot(MS)h. MediumLongShot(MLS)i. LongShot(LS)

Page 7: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

96

Gambar8.BakuanUkuranPengambilanGambarmenurutProf.PrimadiThabrani(2000)

Gambar9.Pengambilangambarsecarafotografisdarijaraksangatdekat,sampaisangatjauh(Thabrani:2000)

Unsur Sintagmatik (aturan main kode) dalam film tidak memiliki batas, tidak seperti dalamlinguistik. Satu kalimat dalam linguistikmaksimum hanyamampumenampung 20 kata (jikalebih, kalimat tersebut akan sulit dimengerti), sedangkan dalam film, shot-shot dapatdigabungkan terus menerus. Gabungan shot dinamai sequence. Tidak ada aturan yangmembatasi berapa shot dalam satu sequence selain faktor teknis (lamanya durasi yang kita

Page 8: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI|

97

inginkan). Gabungan beberapa sequencemenjadi Scene. Scene sebanding dengan teks dalamlinguistik.Karakteristik tanda dalam film, Menurut Metz, berbeda dari permasalahan “tanda” dalamlinguistik dimana hubungan bersifat arbitrer / semena antara tanda dan benda yang dirujuk(misal : kata ‘pohon’ tidak ada sangkut pautnya dengan realitas pohon yang nyata). Penanda(signifier)dalamfilmselalumemilikihubungan“motivasi”atau“beralasan”(motivation)denganpetanda (signified) yang tampak jelas melalui hubungan penanda dengan alam yang dirujuk.(Sobur,2003:131).Hubungan motivasi itu berada baik pada tingkat denotatif maupun konotatif. Hubungandenotatifyangberalasanitulazimdisebutanalogi,karenamemilikipersamaanperseptif/auditifantarapenanda/petandadanreferen. DalamhaliniChristianMetzmembericontoh:bilapadapita gambar (=gambar anjing menyerupai seekor anjing), demikian pula dengan pita-suara(=kanondidalampitafilmmenyerupaibunyiyangsebenarnya).Perludiketahuibahwaanalogiinihanyalah salah satubentukdarimotivasi karenakonotasi sinematografis juga termasukdidalamnya. Metz menggarisbawahi tesis tentang polisemi motivasi dari Eric Buyssens denganmengatakan bahwa konotasi sinematografis pada hematnya bersifat simbolis: petandamemotivisirpenanda,tetapimelampauinya.(Masak,2000:283).Untukmenjelaskanmodelteoriini,kitaambilsebuahcontohdarifilm“ColorofParadise”karyaMajidMajididariIran.Filminiberceritatentangseoranganakbuta/tunanetraberusia12tahunbernamaMuhammad,yangdisekolahkanolehayahnyadiSekolahLuarBiasauntukanakbutadikotaTeheran,sanganakmerasabahwadiadisingkirkankerenakebutaannya. Sementarasangayah yang bernamaHasyimyang sudah5 tahunmenduda, juga bersikap setengahhati dalammengasuhMuhammad.

Gbr10.HasyimdanMuhammad(“ColorofParadise:2000”)Kita akan menyaksikan bagaimana seorang anak tuna netra dalam merespon semua hal disekelilingnya.KebutaanMuhammadmalahmembuatindera-inderanyayanglain(pendengaran,penciuman,peraba)sangatsensitif.Muhammadmengandalkanujungjarinyasebagaialatuntukmengenal dunia. Sebagaimana kita tahu, untukmembaca, seorang buta harusmemakai bukubertuliskanhurufBraille.Muhammadyangtunanetraseringkalimunculditengah-tengahfilmuntuk“membaca”berbagaiobjekalamdisekelilingnya(kerikil,padi,suaraburung,suaraketukan,dll).Dandiakhirfilm,jaritangan Muhammad yang perlahan bersinar dan menjadi putih bercahaya ketika mendengar

Page 9: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

98

suara burung berkicau, seakan memaksa kita untuk mempertimbangkan fungsinya dalammenonjolkan arti simbolik. Bukan tidak mungkin, sutradara film ini menjelaskan tentangkonsepsi “membaca” dalam pengertian yang lebih luas (metonimi, nanti akan lebih dalamdibahas), sebagaimana akhirnya terungkap dalam dialog ketika Muhammad menumpahkanperasaannyapadaTukangUkirKayuyangsama-samatunanetra:

“Guru saya pernah berkata bahwa Tuhan menjadikan orang buta karena Dia begitumenyayanginya. Aku tanya Dia, bagaimana kami bisamencintai-Nya jika kami tak bisamelihat-Nya? Guru saya menjawab : Tuhan tidak bisa dilihat denganmata. Dia ada dimana-mana: kau bisamerasakan kehadiran-Nya dengan ujung jari tanganmu.…..Makasetiap saat sayamengadu pada-Nya, danmenceritakan segala rahasia hati saya denganjemaritangansaya…….”

Gambar11.TanganMuhammad“membaca”wajahHanieh,adiknya(“ColorofParadise:2000”)

Gambar12.LogikaMetonimiKetika adeganHasyimmencukurjenggotnyadipinggirsebuahsungai,diatiba-tibadikejutkanoleh suara yang aneh dan menakutkan, sehingga cermin yang dipegangnya lepas dan pecahterbentur batu. Lalu ia melihat wajahnya yang terbelahmengikuti alur retakan kaca cermintersebut. Logika kaca pecah dan wajah terbelah menjadi petunjuk kegamangan danketerbelahankepribadianHasyim(“ColorofParadise:2000”)

Page 10: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI|

99

Maknakonotatifbisajugadidapatkandenganefeksuaraatauskormusiktertentu.Bunyi-bunyialamiah seperti suara burung, suara angin menderu atau potongan- potongan musik dengannadatertentu,terkadangbisamenjadianalogi/persepsitersendiribagipenonton.

Gambar13.TekananVisualberupacahayayangmenyinaritanganMuhammaddiakhirfilm“ColorofParadise”,dikuatkandengansuarakicauburungdanalunanmusikbernadamelankolik,memunculkananalogiperseptifyang“melampaui”maknadenotatifnya.Danpemahamanpenontonterhadapakhirfilminitidakselaluseragam,melainkanpolisemi/

beragammakna(bisareligius,sufistik,ataupunmaterialistik).(“ColorofParadise:2000”)SimbolMuhammadyang tunanetranamunpeka terhadap fenomena alamakanmengingatkanorangIslampadafigurNabiMuhammadyangyatimpiatu,butahuruf,namunmemilikipredikatmanusiasempurna(insankamil)danmendapat julukanKekasihTuhan. MaknasimbolikyangmiripfilmdiatasdapatkitatemukandalamFilm-filmklasikyangpuitissemacam“TheSeventSeal” (Ingmar Bergman), “Lord Of The Flies” (Peter Brook), juga dalam kebanyakan film Iran,terutamakaryaAbbasKiarostami(“TheOliverTrees”,TheTasteofCherry),danAkiraKurosawadariJepang(“RAN”,“Sanjuro”,“TheThroneBlood”,dll)Christian Metz dan kawan-kawan muncul dengan sebuah pemikiran baru berkat bantuanlinguistik.Merekamengatakanbahwasinemaitubukanlah“kopirealitas”melainkankumpulansistemtandaaudio-visual,konsepyangtentunyamemberikankemungkinankepadakitauntukmenata pemahaman yang lebih ilmiah tentang seluruh fenomena estetika film. Dan denganbantuanpsikologi/psikoanalisis, semiotika filmberkatperbandingan filmdenganmimpi,Metzmenegaskanbahwasebuahfilmbagipenontonnyahanyalahsebuah“ilusitentangrealitas”yanglebihtepatdisebutimpresitentangrealitas.(Masak,2000:284).Dokumentasi berbedadengan film, sebab di dalam film terdapat teknik montage, yakni caramengambil fragmen-fragmen narasi dalam realita kehidupan, lalumenyusunnyamenjadi saturangkaian cerita. Maka editing film memegang peranan paling penting setelah pengambilangambar yang memungkinkan sutradara mengungkapkan “kepribadiannya”. Dengan editing,pembuatfilmbermaksudmengungkapkanvisi,misi,bahkanideologiyangingindisebarluaskan,entah itu sebagaipropaganda (sebagaimana film-filmUni SovyetpadaeraLenin&Stalin ataufilmG30S/PKIpadamasaordebaru),ataupunhanyasematatujuanestetis.Tugas editor film tak jauh berbeda dengan seorang komponis musik ataupun pelukis, yaknibagaimanamembuatkomposisishot-sequence-sceneyangserasidanindahsehinggakontinuitasadeganmengalirdenganjelasdanjernih,sepertikitalihatdalamcontohberikut:

Page 11: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

100

Gambar14.PadasaatMuhammadmengajakjalan-jalanNeneknyadipadangrumputyanghijaudanindah,MuhammadmemegangtanganNeneknyadanberkata:“Wow,tanganNenekputihdanlembut”.Nenektersipudanberkatabahwaiaharusmemetikbungasepanjangsiangsetiaphari.LaluMuhammadberkatadenganriang:“Nek,dengarkan!adaBurungberbicara!”.SangNenekmalahmenjelaskanbahwaituadalahburungpelatukyangsedangmematukipohon.Muhammadmenjawab:‘BetullhoNek,burungitusedangberbicara!’,Sangnenekmencobamenyimaksuaraburungdipohonbesaritudenganseksama.Muhammadkemudianmenghitungketukansuaraburungpelatukitudenganjaritangannyadandia

mulaimembunyikanhurufalfabet.(“ColorofParadise”,2000)RelasiTandadalamFilm:Metafora&MetonimiMenurut Ferdinand De Saussure, semua tanda adalah kesepakatan sosial/ konvensi yangbersifatsemena-mena(arbitrer)dandiada-adakanolehsuatukomunitasmasyarakat.Misalnya:tidak ada hubungan logis antara kata pohon dengan realitas pohon yang nyata (Piliang,2003:175). Demikian pula dengan metafora (perumpamaan/kiasan). Sebuah tanda metaforispadahakikatnyaarbitrerdankonvensional.Kita lihatmisalnyadalammetafora “KepalaBatu”.Maknalateral“KepalaBatu”sebenarnyamenyalahikonvensibahasa(Kepalayangterbuatdaribatu/ Batu yang berkepala?), namun sebagai metafora, istilah “Kepala Batu” telah disepakatibersama (menjadi konvensi sosial) yakni ditujukan pada sifat seseorang yang sulit merobahpendirian.Metaforadalamarti luasbisaberarti segalabentukperumpaan/kiasan. Metafora jugadipakaidalam epistemology (salah satu cabang ilmu filsafat tentang cara memperoleh ilmupengetahuan). KetikaNietzcheberkata“TuhantelahMati”,diasedangbermetafor. Ketikakitamenyebut:“InulsedangNgebor”,inijugametafora.Namun dalam ilmu semiotik, metafora adalah proses transfering (pemindahan) satu sistemtanda di alam ke satu sistem tanda lainnya. Metafora juga memiliki ciri similarity (adakesamaanandenganrealitas)yangbersifatikonis,analogis,danlikeness(serupa/mirip).

Page 12: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI|

101

Dalam dunia desain produk/ industri, metafora selalu digunakan. Tubuh harimau sebagaisebuah sistem tanda dipindahkan menjadi sistem body motor Tiger, demikian pula untukpesawat terbang (body pesawat ditransfer dari tubuh burung sedang terbang merentangkansayapnya),danhampirsemuajenisproduk/industrimerupakanhasilpemindahandarisistemtanda yang ada di alam. Ciri lain dari metafora adalah pengambilalihan (replacement), danpenggantian(subtitution),yaknimengambilalihsatu/beberapasifatyangsamadarisuatutandauntuk dipindahkan kepada tanda lainnya, sehinggamuncul sifat baru sebagai pengganti sifatsebelumnya.

similar A B

transfer

Metaforasudahmenjadibagiandarikesehariankita.Sebagaicontohdalampenggunaanbahasasehari- hari untuk frase “kepala batu”, maknanya simbolik, yakni: orang yang susah dirobahpendiriannya.Sifatbatu(keras)dipindahkansehinggamenjadisifatmanusia.Pembahasanmetaforadalamilmusemiotikamemangtidakterlepasdarikajiantentangsastra,terutama karya sastra yang banyak mengandung unsur puitis dalam penyajian kalimat-kalimatnya. Sebagai contoh kalimat: “Kapal membelah samudera”. Kata membelah dalamkalimat tersebut sebenarnyaadalahpenggantikatabergerakdiatas/melajudi tengah-tengah.Kita meminjam kata membelah dalam pengertiannya yang lateral/letterlek (seperti dalamkalimat :Tukangkayumembelahkayu)sebagaimuatan(tenor),kemudianmenempatkankatatersebutsebagaikendaraan(vehicle)untukmetafordalamkalimat:Kapalmembelahsamudera.

Tenor Kapal Bergerak di atas Samudera

(Muatan) Membelah

Vehicle Tukang Kayu Membelah Kayu

(Kendaraan)

Kata membelah menjadi kendaraan bagi pengertian membelah yang metaforis, yangdimaksudkanagarkalimatmenjadilebihpuitis.Dalamkaitannyadenganparadigma(unit-unitbahasa,semacamkamus)dansintagma(aturanmain dalam menggunakan unit bahasa/ kamus) pada semiotika strukturalisme, kita dapatibahwa kata membelah adalah salah satu dari sekian pilihan kata dalam kamus yang kitagunakanuntukmembuatmetaforadalamkalimattadi.

Page 13: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

102

Kapal + bergerak di atas + samudera

membelah sintagma

menerjang

menguak

paradigma menghantam

Dari contoh “KAPAL MEMBELAH SAMUDERA” tersebut, metafora dapat kita artikan sebagaipilihankendaraantanda,yangdikombinasikandengancara tertentudanmenghasilkanmaknabaru.Berdasarkan tingkat kesemena-menaannya (arbitrariness), metafora secara berurutan terbagimenjadiempatjenis:1. Creative Metaphor, yakni metafora yang baru sama sekali, belum pernah ada sebelumnya.ContohistilahNgeboruntukgoyanganpenyanyidangdutInulDaratista.Istilahturunandarikata Ngebor semacam Ngecor, Goyang Patah-patah, tidak termasuk kreatif, karena hanyapengembangansaja.

2. LexicalMetaphor,metafora yang sudahumumdipakai dimasyarakat, contoh frase “KepalaBatu”.

3. OpaqueMetaphor, yaknimetafora yang samar- samar .Misalnya kata :Radikal, sebetulnyaadalah metafora untuk kata Radic yang berarti akar. Radikal berartimengakar. Karenaterlaluseringdigunakansehinggaoranglupabahwakatatersebutadalahmetafora.

4. Death Metaphor, yakni metafora yang sudah tidak dianggap metafora. Misalnya kataMagazineyangsudahdipahamisekianlamasebagaimajalah,padahalartisebenarnyaadalahgudang.Orangsudahtidakbisalagimengaitkankatatersebutdenganmetaforatertentu.

Dari keempat tingkatanmetafora tersebut, kita dapatmengambil kesimpulan bahwa semakinseringsebuahmetafora digunakandalamkehidupansehari-hari,semakin ia tidakberkualitas,karenamakinlamaiamakinumum,konvensional,makinsulitberfungsisebagaimetafora,ataulebihtepatnya:metaforayangmakinmenujukematian(deathmetaphor).Asrul Sani, tokoh senior perfilman Indonesia, menerjemahkan metafora dalam film denganistilahsimbolisme(Sani,1992:40).Istilahinisebenarnyamerupakanpadananuntukkataikonisdalam semiotika. Dalam setiap bentuk cerita dalam film, sebuah ikon adalah sesuatu yangkongkret(sebuahobjekkhusus,citra,pribadi,bunyi,kejadian,ataupuntempat)yangmewakiliataumelambangkansuatukomplekside,sikap-sikap,ataurasa-rasasehinggamemperolehartiyang lebihbesardari yang tersimpandalamdirinya sendiri. Olehkarena itu sebuahmetaforadalamfilmadalahsemacamsatuankomunikasiyangmemiliki“beban”ataubobot(dalamistilahsemiotikasepadandengan istilah “tenor”/muatan)yangkhusussifatnya,yang fungsinyakira-kirasepertisebuahbatubaterei.Jadi,jikasebuahikondiberi“beban”seperangkatasosiasi(ide,sikap,ataupunrasa),maka iadapatmenyimpanasosiasi tersebutdanmengkomunikasikannyasetiapiadipakai/digunakan(Sani,1992:40)Selainmetafora,dalamilmusemiotikaada istilah lainyangbisadisejajarkandengannya,yaknimetonimi. Sebagai sebuah perbandingan, jika dalam metafora ada unsur transferring(pemindahan)darisatusistemtandakesistemtandalainnya,makadalammetonimiadabagiantanda (part of sign) yang berfungsi menjelaskan bagian tanda yang lebih besar/lebih kecil/keseluruhannya.

Page 14: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI|

103

Metafora Metonimi

whole transference

part Jikabagiankeciltandamenjelaskanbagianbesartanda,diadisebutmetonimiinduktif,contoh:mahkota (bagian kecil) menjelaskan kerajaan (bagian besar). Sebaliknya, jika bagian besarmenjelaskan bagian kecil tanda, dia disebut metonimi deduktif, contoh :Mr. English (bagianbesar tanda)dipakaiuntukmenunjukbekasPerdanaMenteri Inggris JhonMajor (bagiankeciltanda).Jika kita memakai Teori Ikon Indeks Simbol dari Charles Sanders Peirce, maka metaforasesungguhnya adalah tanda yang ikonis, yakni tanda yang mengandung aspek similaritas/kesamaan dengan realitas. Sedangkan metonimi lebih dekat pada pengertian tanda sebagaiIndeks(adahubungankausalitas,menunjukkansebabakibat)yangasosiatif.Cirilaindarimetonimiadalahcondensation(pemadatan)sebagaipadanandariprinsiptransfer(pemindahan)dalammetafora.PrinsipKondensasiinisangatkentarapadasebuahfilm.Durasiwaktu dalam Film sebenarnya adalah pemadatan dari sekian waktu yang panjang dalamrealitas sebenarnya. Demikian pula tampilan kondisi/ situasi sebuah tempat tertentu dalamadeganfilmmerupakanpenjelasantentangkondisidansituasiyanglebihbesar(misalnya:Shootjalan Bronx di kota New York yang penuh dengan bandit- bandit menjelaskan tentangkriminalitaspadaumumnya).Disinilahmetaforadanmetonimisalingmendukungdanmengisi,yakniuntukmenggoalkanberbagaitandamenjadisatumaknayangdiinginkan(Hanif,2004:11).Dalammenciptakanberbagaimetaforayangikonis,seorangsutradaraakanmemakaiikon-ikondariyangpalingkonvensional(dapatditerimasecaraumumdimasyarakat),sampaipadaikonyang secara khusus hanya dipahami sekelompok orang dalam suatu budaya tertentu, ataubahkan hanya dipahami oleh Sutradara sendiri. Kita dapat membandingkan dengan jelasmisalnya antara film-film action ala hollywood, dengan film-film Iran (atau Film karya GarinNugroho untuk Indonesia). Hollywood memproduksi film-film denganmetafora yang sangatbergantung pada selera pasar dan mudah dipahami, sehingga meskipun film sudah dipolesdengan special effect yang berlebihan (artificial signs, tanda tidak lagi berhubungan denganrealitas),kualitasmetaforaikon-ikonnyaterusmengalamipenurunan(Hanif,2004:12).Dalam Film Color of Paradise, Kekuatan metafora dan metonimi film ini terletak padakarakteristik tokohMuhammad , Hasyim (ayahnya), dan NenekMuhammad dalammeresponikon-ikon lainnya (suara burung pelatuk, cermin pecah, pantulan bayangan pada kaca, anakburungdankucingpenganggu,buluayam, jepitan, ikan ) ataupunyang sengaja “ditempelkansecara halus” oleh sutradara sebagai penjelas kondisi psikologis ketiga tokoh tersebut (ikonkura-kuraterjepitbatu,kabutmenutupihutan,cahayapadawajah,cahayapadatangan).Agarlebihmemudahkanmembahasberbagaimetaforadanmetonimidalamfilmini,kamiakanmencoba memakai pendekatan yang digunakan oleh Joseph. M. Boggs dalam “The Art ofWatchingFilm”(hal42–52).BerbagaiistilahterjemahanAsrulSanidalambukutersebut(objek,

Sistem Tanda SISTEM

Page 15: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

104

jejak, simbol,beban) kami coba kembalikan dalam wacana semiotika (ikon,indeks, metafora,tenor):MenurutBoggs,Dalammemberitenoruntuksebuahikon,sutradarasebetulnyainginmencapaidua hal. Pertama , ia ingin memperluas arti dari ikon tersebut untuk mengkomunikasikanmakna-makna, rasa- rasa, dan ide-idenya. Kedua, ia ingin menjelaskan bahwa ikon tersebutdiperlakukansebagaisebuahmetafora(Sani,1992:42).Alasanyangsamadapatkitagunakanuntukmetonimi,artinyasebuahobjekyangdiberimuatantertentu oleh sang sutradara, mampu mewakili sebuah gagasan yang lebih besar dari yangterlihatpadaadeganfilm.Adaempatcarautamauntukmemberimuatan/tenorpadasebuahikondalamfilm:1. Dengan Pengulangan (repetisi), yakni mengulang-ulang ikon tersebut lebih dari yangsepantasnya untuk menarik perhatian penonton. Berkat pengulangan ini, ikon tersebutmemperolehkekuatanmetaforasetiapkaliditampilkan.Contoh:SuaraburungdanSuarajinpenungguhutanyangdiulang-ulang.

Gbr15.SalahsatuekspresiMuhammadketikamendengarsuaraburung.(“ColorofParadise:2000”)

2. Denganmemberinilaipadaikontertentuolehsalahsatuaktorfilm.Denganmemperlihatkanperhatianyangbesarpadasebuahikon,siaktor memberitahukanbahwa ikon tersebutmemberikan arti yang lebihbesardaripada arti yangbiasa. Mungkinsaja ikon tersebut terlihat tidak begitu penting, mungkin hanya memberikan kepada kitapandangan yang sewajarnya tentang karakteristik sang aktor. Padahal tidak mustahil iamempunyai arti yang lebih besar dalam struktur dramatik secara keseluruhan. Contoh :Muhammadberulang-ulangmenggunakanujungjarinyauntukmembacaobjekalamsepertikerikil, suara burung, suara ketukan palu dan iamembacanya sesuai prinsip huruf Braille,bukantidakmungkinmenjelaskantentangkonsepsi“membaca”yanglebihluas,sebagaimanaakhirnya terungkap dalam dialog ketika Muhammad menumpahkan perasaannya padaTukangUkirKayuyangsama-samatunanetra.

Page 16: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI|

105

Gbr16.TanganMuhammadsedangmemegangikerikildibawahaliransungaidangkaldankemudianmembacanyasesuaiprinsiphurufBraille(“ColorofParadise:2000”)

3. Melaluikontekspadatempatikontersebutmuncul.Kadang-kadangsebuahikonmemperolehkekuatanmetaforaberkatpenempatannyapadasebuahfilm.Muatanmetaforisnyadibangunmelaluiasosiasi-asosiasiyangditimbulkan:1. KarenaHubungandenganobjekvisuallaindalamframeyangsama.

Ketika adegan Hasyim melintas sebuah toko, tiba-tiba ia melihat pantulan bayangandirinyapadakaca.Yangmenarik,gambarbayanganHasyimadadua,danditempatkandiatasikonmanekintanganwanitadengangelangemas,inibisamenunjukkanduametaforayang bercerita secara bersama-sama dan menghasilkan sebuah gagasan besar dalamdrama film ini: 2 bayangan wajah merujuk pada terpecahnya kepribadian Hasyim(skizofrenia),disatusisiiaingindisebutayahyangmemperhatikananak-anaknyadenganbaik, di sisi lain ia malas mengurus anaknya yang buta, karena dia sendiri punya“agenda”yang lain. Manekin setengah tubuh dan tangan wanita serta perhiasan emasmenjadi indeks apa yang hendak dilakukan olehHasyimpada adegan berikutnya, yaknimembeliperhiasanemasuntukwanitapujaannyasebagaimana terbangunpadaadegan-adeganselanjutnya.

Gambar17.DuaMetaforadalamsatuframe(“ColorofParadise:2000”)

Page 17: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

106

2. Karenasuatuhubunganyangdihasilkanolehpenjajaransatushotdenganshot lainyangdilakukanpadasaateditingfilm.

3. Bilamana iamenduduki suatu tempat yangpentingdalam struktur film. Walaupun tidakdiberi bobot/ muatan terus menerus dalam konteks film tersebut, kendaraan tanda(vehicle) berupa ikon jari-jari tanganMuhammad yangmeresponberbagai suaramasihdapat berfungsi efektif sebagai metafora berkat kedudukannya dalam strukturmenyeluruhfilmtersebut.Padaawalpembukaanfilm,kitahanyamendengarsuara-suaratertentu,layarcumamemperlihatkantittlediataslatarhitam,gambarawalfilmmunculmemperlihatkansebuahtapedankaset-kaset.Kitabarumengetahuibahwasuara-suaraitu berasal dari kaset-kaset yang diputar. Gambar Tape dan kaset-kaset tersebutbersamaan kemunculannya dengan suara dalam kaset yang ternyata adalah suaramilikNenekMuhammadyangsedangbersenandungkasidahbarzanjiberisipujianuntukNabiMuhammad SAW). Suara-suara yang direspon oleh ikon jari tanganMuhammad seakanmenjaditiang-tiangpenyanggayangmembangunceritafilmini.Danpadaakhirfilm,jaritangan Muhammad yang perlahan bersinar dan menjadi putih bercahaya ketikamendengar suara burung berkicau, seakan memaksa kita semata-mata karena posisistrukturalnya untuk mempertimbangkan fungsi metafora dari ikon tersebut dalammenonjolkanartisimboliknya.

4. Melaluitekanankhususvisual,aural,ataumusikal.Film memiliki cara- cara sendiri yang khas untuk memberi muatan simbolik pada pilihantandaikonisyangmenjadimetafornya,agarpenontonjugamelihat ikontersebut memilikimaknasimboliktertentu.Tekanan-tekananvisualbisadicapaimelaluicloseup-closeup yangbertahanlama(gbr.19;wajahMuhammaddalambigcloseupsedangmelafalkanalfabet),sudut-sudutkamerayangtidakbiasa(gbr.20:SaatHasyimberusahamenyelamatkanMuhammadyangjatuhkesungaideras, kamera seakan berfungsi sebagai kepala Hasyim yang timbul tenggelam di dalamsungai),perobahan-perobahandarifokustajamkefokusyanglunak(bluring),denganmem-freezing (membekukan) gambar (gbr 21: Hasyim yang terus melongo ketika melihatMuhammad jatuh ke sungai, Dia bingung antara harus menolong atau membiarkanMuhammad), atau denganmenggunakan efek cahaya (gbr 22:WajahNenek yang perlahanbersinardanmemutihmenjelangkematiannya).

Gambar19Gambar20

Page 18: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

ANALISISSEMIOTIKAFILMIRANKARYAMAJIDMAJIDI|

107

Gambar21Gambar22

Gambar19,20,21,22.Adegankhususyangmenekankanvisual,aural,musikal

(“ColorofParadise:2000”)

Tekanan yang sama dapat pula dipakai dengan efek suara atau skor musik tertentu. Bunyi-bunyi alamiah seperti suara burung, suara angin menderu atau potongan-potongan musikdengannadatertentu,terkadangbisamenjadimetafortersendirijikakedalamnyadimasukkanasosiasi-asosiasiyangkompleksmelaluisalahsatucarayangdikemukakandiatas.PenutupdanKesimpulanPadaFilm “ChildrenofHeaven”dan “Baran”,MajidMajidi lebihmenggaliunsursinematografisyangterkenaldengankodeumumdankodefotografi.SedangkanmetaforadanmetonimilebihdiolaholehMajidpadafilm“ColorofParadise”.Metaforadanmetonimipadafilmsebenarnyatidakhanyaberhentipadaikon-ikonyangtunggaltanpahubunganyang jelasdengan ikon- ikon lainnya. AdakalanyaPembuat filmmengadakaninteraksiantarikonuntukmembuatsebuahpolametafor/metonimi yangteratur. Artinyadiatidakhanyabergantungpadasatumetaforasaja. Polayangdihasilkanolehberbagaimetaforadalamsebuahfilm mungkinakanbertumbuhdanberkembangmakinpentingdanmakinkuatseiringberlanjutnyacerita.Pada“ColorofParadise”,jalinanberbagaimetaforaikonispadaakhirnyaakanmerujukpadasatupemahamantertentusebagaiGagasanBesarSutradarayangterwakilipada judul film. Namundemikian,penontondiberikebebasandanberhakuntukmenyimpulkansendirimaknadibalikfilmini.TeorisemiotikafilmyangkamicobaaplikasikandiatastidakmencakupkeseluruhanteorifilmChristianMetz,terutamadalammembahaskategorisintaks.PerkembanganteknologiFilm(dariprahinggapascaproduksi),terutamapermasalahanobjekcitraan/imageyangdibuatmemakaikomputer grafis (dengan perangkat keras/lunaknya), punmemerlukan kajian tersendiri. Jugatentangpenggunaanidiom-idiomsastra(semisal:alegori,tamsil,ironi,sinekdok)yangdigunakandalamfilm,menarikuntukdibahassecarakhusus.Selain itu, pemahaman tentang Body Language (bahasa tubuh), gesture (ekspresi wajah dantangan), dan proxemic (teori semiotika tentang bagaimana objek/ seseorang bergerak dalamruang), akan sangat membantu kita dalam meneliti film secara semiotis. Yang pasti, saatperfilman Indonesia mulai menggeliat kembali, kita memerlukan berbagai disiplin ilmu yangakanmemperkayadanmenunjangkemajuannya.

Page 19: ANALISIS SEMIOTIKA FILM IRAN KARYA MAJID MAJIDI: “Children

|WildanHanif

108

DaftarPustaka1. Baksin,Askurifai.2003.MembuatFilmIndieituGampang,Bandung:Katarsis2. Biran,HM.Yusa.1987.Angle-Kontiniti-Editing-CloseUp-KomposisidalamSinematografi

(terjemahan“TheFiveC’sofCinematographykaryaJosephVMascelli,A.S.C),Jakarta:YayasanCitra

3. Boggs,Joseph.M.1992.TheArtofWatchingFilm(DiterjemahkanAsrulSani:CaraMenilaiSebuahFilm).Jakarta,YayasanCitra

4. Damayanti,MelatiAdhi.2001.Mel’sArticlesonIranianMovies,Jakarta5. Hanif,Wildan.2003.MetaforaFilmColorofParadise,Bandung:S2DesainITB6. Kurniawan,2001.SemiologiRolandBarthes,Jakarta:YayasanIndonesiatera7. Masak,TanetePong.2002.SemiotikaFilm,KritikatasTeoriSemiotikaSinematografi

ChristianMertz(Bab19dalamBukuKumpulanMakalahSeminarSemiotika),Depok:PPKBLPUI

8. Metz,1990.FilmLanguage,ASemioticoftheCinema,TheUniversityofChicagoPress,Chicago.

9. Piliang,YasrafAmir.2003.Hipersemiotika,Jogjakarta:Jalasutra10. Sachari,Agus.2003.TinjauanDesain,Bandung:PenerbitITB11. SDMCitra,BadanPengembangan.1997.KamusKecilIstilahFilm,Jakarta:YayasanPusat

PerfilmanH.UsmarIsma’il12. Sobur,Alex.2003.SemiotikaKomunikasi,Bandung:RosdaKarya13. Tabrani,Primadi2002.SemiotikadanBahasaRupaGambar(Bab6dalamBukuKumpulan

MakalahSeminarSemiotika)Depok:PPKBLPUI14. Tabrani,Primadi2000.CaraPengambilanGambarFilm,Bandung,HandOutKuliahBahasa

RupadiUniversitasARSInternasional.15. VanZoest,Aart.1993.Semiotika:tentangtanda,carakerjanya,danapayangkitalakukan

dengannya(diterjemahkanolehAniSoekawati),Jakarta:YayasanSumberAgung.