analisis vitamin b1 dalam tablet neuralgin ok lg
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
1/20
ANALISIS THIAMIN HCl DALAM TABLET NEURALGIN
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
I. TUJUANPenetapan kadar Thiamin HCl dalam tablet neuralgin dengan metode
spektrofotometer visibel.
II. DASAR TEORIRumus Molekul dan Sifat
N
N
H2C
+NH3H3C
+N
S
CH3
CH2CH2OH
Cl-. HCl
Tiamin monohidroklorida
C12H17ClN4OS.HCl
BM = 337,27
Tiamin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
102% C12H17ClN4OS.HCl, dihitung terhadap zat anhidrat. Pemeriannya: hablur atau
serbuk hablur, putih; bau khas lemah. Jika bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat
menyerap air lebih kurang 4%. Melebur pada suhu lebih kurang 248 C disertai
peruraian. Kelarutannya: mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam eter dan dalam benzena (Anonim, 1995).
Tiamin Hidroklorida dalam keadaan kering cukup stabil dan pada pemanasan
100 C selama satu jam tidak berkurang potensinya. Larutan Tiamin Hidroklorida dalam
air dapat disterilisasi pada 110 C, akan tetapi jika pH larutannya di atas 5,5 akan cepat
terhidrolisa. Satu gram Tiamin Hidroklorida kristal setara dengan 333,000 SI. Tiamin
Mononitrat lebih stabil daripada Tiamin Hidroklorida.
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
2/20
Metode penetapan kadar Thiamin HCl
Thiamin HCl dapat ditetapkan kadarnya dengan berbagai metode yang pemilihannya
tergantung pada bentuk sediaan dan efektivitasnya. Metode yang sering digunakan ada 6
metode yaitu:
a) Metode fluorometri dari tiokromTiamin yang ditambah dengan kalium heksasianoferat (III) akan teroksidasi
menghasilkan tiokrom yaitu suatu senyawa yang berfluoresensi biru. Kadar tiamin
akan sebanding dengan intesitas fluoresensi yang dapat diukur dengan fluorometer.
b) Metode kolorimetriDasar metode ini adalah reaksi antara tiamin yang telah didiazotasi dengan 6-
aminotimol yang akan memperpanjang kromofor sehingga menimbulkan warna.
Intensitas warna ini diukur dengan melihat serapannya pada tertentu. Intensitas
serapan ini akan sebanding dengan kadar tiamin.
c) Metode asidi alkalimetriHidroklorida pada tiamin HCl dapat dititrasi dengan NaOH 0,1N dengan
menggunakan indikator brom timol biru.
d) Metode titrasi bebas airTiamin HCl dalam asam asetat glasial dapat dtitrasi dengan asam perklorat jika
sebelumnya ditambahkan Hg asetat berlebihan. Kedua atom nitrogen tertitrasi maka
berat ekivalennya setara dengan setengah Bmnya.
e) Metode argentometriKlorida pada tiamin HCl dapat ditetapkan secara argentometri. Dengan
penambahan AgNO3maka ion klorida akan mengendap sebagai AgCl2. Jumlah AgNO3
akan setara dengan jumlah CL- dengan demikian setara juga dengan jumlah tiamin
HCl.
f) Metode gravimetriTiamin dalam tablet dan dalam injeksi dapat ditetapkan secara gravimetri dengan
mengendapkan larutan tiamin dengan asam silikowolframat.
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
3/20
III. ALAT DAN BAHANAlat :
o Labu takar (5 ml; 10 ml; 25 ml; 50 ml; 100 ml)o Gelas ukur ( 5 ml; 10 ml; 50 ml)o Kuvet dan Spektrofotometer UVo Beaker glass (50 ml dan 100 ml)o Erlenmeyer ( 50 ml dan 100 ml)o Neraca analitiko Mikropipet dan yellow tipo Pipet volume
Bahan :
Sampel tablet neuralgin Aquadest HCl 4 N NaN0,1 % Asam sulfamat 0.5% NED 0,1 %
IV. CARA KERJA
Diambil sejumlah tablet Neuralgin, ditimbang satu per Satu
Satu per satu tablet digerus dan diambil masing-masing kurang lebih 300 mg secara seksama(untuk baku pembanding diambil 100 mg)
Larutan Baku Sampel
100 mg baku Thiamin HCl dilarutkan dalamaquadest ad 10 ml
Diambil 1 ml dan ad aquadest 10 ml,
pengenceran dilakukan 3x dengan caratersebut secara berantai sehingga didapatkan
larutan induk dengan kadar 1x1Dibuat seri kadar 6x1; 8x1; 10x1;
12x1
300mg sampel dilarutkan dalam aquadestad 100ml
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
4/20
Diambil larutan 5ml, diasamkan dengan HCl 4N sebanyak 1ml
Ditambahkan dengan larutan NaN0,1% sebanyak 1 mlDitambahkan dengan 1 ml asam sulfamat 0,5% dan 1 ml NED 0,1%
Dilakukan pembacaan dengan Spektrofometer visible
1. Penentuan dengan pembacaan scanning 500-600 nm2. Pembuatan kurva baku dan sampel dengan pembacaan pada 554 nm
Dicatat absorbansi, dihitung kadar thiamin HCl
IV. DATA DAN PERHITUNGANIdentitas Sampel
Tablet : Neuralgin RX
No. Reg : DKL 8511603809 A1
Zat aktif : Methampyron 500 mg
Thiamine HCl 50 mg
Pyridoxin 50 mg
Cyanocobalamin 10 mg
Caffeine 50 mg
Kadar Thiamine HCl tiap tablet : 50 mg dalam 660 mg (0,0076% b/b)
No. Batch : BN 332486
Tanggal produksi : Desember 2011
Tanggal kadaluarsa : Desember 2014
Produksi : Kalbe Farma
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
5/20
Keseragaman Bobot
Data penimbangan 20 tablet neuralgin (gram)
0,653 0,6433 0,6592 0,6459
0,6587 0,6571 0,6557 0,6809
0,6509 0,6704 0,6296 0,6528
0,6372 0,6118 0,633 0,6396
0,6466 0,6605 0,6503 0,6716
bobot 20 tablet = 13,0081
rata-rata = 0,650405
SD = 0,015753
CV = 2,42% < 5%, CV memenuhi syarat
berdasarkan deviasi terhadap rerata, dipersyaratkan oleh Farmakope Indonesia edisi III
maksimal hanya 2 tablet menyimpang 5% terhadap rerata = 0,03252
rentang deviasi 5% terhadap rerata = 0,617885
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
6/20
Kadar : 10-3
% b/v
: 10 g/ml
Pembuatan Kurva Baku
Tabel 1. Pembuatan Kurva Baku
Volume
larutan
persediaan
baku yang
diambil
(ml)
Volume
HCl 4N
Volume
akuades
Kadar
akhir
(g/ml)
Volume
NaNO2
0,1%
Volume
Asam
sulfamat
0,5%
Volume
NED
0,1%
Absorb(a)
0,6
0,8
1
1,2
1 ml
Secukupnya
sampai 10
ml
0,6
0,8
1
1,2
1 ml 1 ml 1 ml
0,30
0,41
0,64
0,85
(a)Absorbansi diukur pada maks554 nm yang merupakan hasil scanning.
Regresi linier antara kadar (x) dan absorbansi (y) menghasilkan persamaan kurva baku yaitu:
y= 0,9385x0,2899 ....(i) ;dengan koefisien korelasi (R) = 0,9911.
Validasi Kurva Baku
Tabel 2. Perhitungan Validasi Kurva Baku
No. xi yi xi2 ( ) ( )
1. 0,6 0,304 0,36
0,86
0,0676 0,2732 9,4864.10-4
2. 0,8 0,418 0,64 0,0036 0,4609 18,4041.10-
3. 1 0,642 1 0,0196 0,6486 0,4356.10-
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
7/20
x = kadar Thiamin HCl standard (g/ml) ;yi= absorbansi; Persamaan Garis Lurus: y= 0,9385x0,2899; m = slope; b = intercept ( )
( ) ( )
y = 0.9385x - 0.2899
R = 0.9823
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Absorbansi
KADAR ( g/mL)
Kurva Baku Kadar VS Absorbansi
4. 1,2 0,855 1,44 0,1156 0,8363 3,4969.10-
3,6 2,219 3,44 0,2064 2,2190 31,8230.10-
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
8/20
Batas Kepercayaan Slope dan Intersep
Nilai t untuk N-2 (4-2 = 2) dengan taraf kepercayaan 95 % adalah 4,303.
Perhitungan LOD dan LOQ
Penetapan Kadar Thiamine HCl dalam Tablet Neuralgin
Komposisi larutan persediaan yang dibuat dari serbuk Antalgin
Serbuk Antalgin : 300 mg
Akuades : secukupnya sampai 100 ml
Tabel 2. Pengukuran absorbansi pada preparat sampel
Sampel
Volume
larutan
persediaan
sampel
yang
diambil
(ml)
Volume
HCl 4N
Volume
Akuades
Volume
NaNO2
0,1%
Volume
Asam
sulfamat
0,5%
Volume
NED
0,1%
Absorb
I 30 1 ml
Secukupnya
sampai 100ml
1 ml 1 ml 1 ml 0,16
II 30 1 ml
Secukupnya
sampai 100
ml
1 ml 1 ml 1 ml 0,07
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
9/20
III 30 1 ml
Secukupnya
sampai 100
ml
1 ml 1 ml 1 ml 0,09
Perhitungan Kadar Thiamine HCl dalam Sampel
Dengan persamaan kurva baku, diperoleh persamaan sebagai berikut:
() Tidak dilakukan pengenceran terhadap sampel. Karena serbuk yang diambil 300 mg dan
dilarutkan dalam 100 ml pelarut akuades, maka sampel mengandung 3 mg serbuk antalgin
tiap ml pelarut.
Dalam pereaksian diazotasi, diambil larutan sampel 30 ml, sehingga dalam pereaksian
terdapat 90 mg serbuk antalgin.
Dengan mensubstitusikan nilai absorbansi pada tabel 2 sebagaiy pada persamaan kurva
baku, diperoleh kadar Thiamine HCl dalam sampel sebagai berikut:
Sampel 1
()
Sampel 2
()
Sampel 3
()
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
10/20
Bobot Thiamine HCl dalam 100 ml Sampel 1, 2, 3
Sampel 1
= 0,4879
. 100 ml
= 48,79 = 0,4879 . 10
-5gram
Sampel 2
= 0,3889 . 100 ml= 38,89 =0,3889 . 10
-5gram
Sampel 3
= 0,4133 . 100 ml= 41,33
= 0,4133 . 10-5
gram
Kadar Thiamine HCl Dalam % b/b
Sampel 1
=
= 1,6263 . 10-6
% b/b
Sampel 2
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
11/20
= = 1,2963. 10
-6% b/b
Sampel 3
= = 1,3777 . 10
-5% b/b
Kadar Thiamine HCl dalam Sampel 1, 2, 3
Recovery =
x 100%
=
= 0,0189%
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
12/20
Rentang Kadar Thiamine HCl dalam Sampel 1, 2, 3
V. PEMBAHASANPercobaan ini bertujuan supaya mahasiswa dapat melakukan analisis Thiamin HCl dalam
Neuralgin. Penetapan kadar Thiamin HCl dilakukan secara spektrofotometri visibel dengan
metode Bratton Marshall melalui proses pembentukan warna, yaitu reaksi azo dan reaksi
penggabungan.
Spektrofotometri merupakan teknik analisis yang menggunakan cahaya untuk mengukur
konsentrasi suatu bahan kimia. Sampel yang akan diukur kadarnya pada percobaan ini adalahthiamin HCl dalam Neuralgin.
Komposisi Neuralgin
Setiap kaplet mengandung :
Methampyrone
Thiamine HCL
Pyridoxine HCL
Cyanocobalamin
Trimethylxanthine
..................................
..................................
..................................
..................................
..................................
500 mg
50 mg
10 mg
10 mcg
50 mg
Thiamin HCl atau Thiamin terdiri atas cincin pirimidina dan cincin thiazol (mengandung
Sulfur dan Nitrogen) yang dhubungkan oleh jembatan metilen. Thiamin berupa bubuk kristal
putih, tidak berbau, rasa pahit. Thiamin larut dalam air, gliserol dan methanol, praktis tidak larut
dalam eter, benzene, dan kloroform. Pada thiamin HCl terdapat 2 macam Thiamin, yakni
Thiamin HCl dan Thiamin monohidrat.
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
13/20
Yang akan dianalisis dalam praktikum ini Thiamin HCl. Thiamin memiliki gugus
kromofor dan auksokrom yang dapat ditunjukkan dari strukturnya:
Rumus Molekul: C12H17ClN4OS BM: 300
(Sumber: Farmakope Indonesia edisi III)
Kromofor adalah senyawa yang mempunyai
gugus fungsi berupa ikatan rangkap terkonjugasi.
Gugus ini yang bertanggungjawab pada penyerapan
sinar. Sedang auksokrom adalah gugus yang
mempunyai lone pair elektron. Adanya auksokrom meningkatkan intensitas penyerapan sinar,
karena auksokrom memperbesar probabilitas terjadinya transisi elektron. Gugus auksokrom ini
berikatan langsung dengan gugus kromofor.
Thiamin merupakan senyawa yang tidak berwarna karena memiliki gugus kromofor yang
pendek sehingga meskipun mempunyai gugus kromofor dan auksokrom tetapi tidak bisaditetapkan kadarnya secara spektrofotometer visible. Daerah visible adalah daerah antara
panjang gelombang 400-800 nm dengan energi 36-72 kkal/mol. Thiamin memerlukan energi
yang lebih besar untuk transisi elektromnya sehingga tidak bisa diukur di daerah visible. Hanya
larutan berwarna yang dapat ditetapkan kadarnya dengan spektrofotometri visible. Oleh
karenanya, thiamin harus dibuat berwarna terlebih dulu. Caranya ialah dengan reaksi azo dan
reaksi penggabungan yang akan memperpanjang gugus kromofor sehingga diperlukan energi
yang lebih kecil (rentang visible) untuk transisi elektron.
Langkah pertama adalah mencari nilai
dari baku Thiamin HCl untuk mengetahui
berapa maksimal yang dapat mengukur kadar thiamin. ini mengikuti hukum Lambert-Beer.Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa besarnya serapan (A) proporsional dengan besarnyakonsentrasi (c) dari zat uji. Secara matematis Hukum Lambert-Beer dinyatakan dengan
persamaan
A = bc
Dimana:
= epsilon atau Absorptivitas Molar (M-1cm-1)
b = lebar celah (cm)
c = konsentrasi (M)
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa serapan (A) tidak memiliki satuan dan
biasanya dinyatakan dengan unit absorbansi. Absorptivitas Molar pada persamaan di atas adalah
karakteristik suatu zat yang menginformasikan berapa banyak cahaya yang diserap oleh molekul
zat tersebut pada panjang gelombang tertentu. Semakin besar nilai Absorptivitas Molar suatu zat
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
14/20
maka semakin banyak cahaya yang diabsorbsi olehnya, atau dengan kata lain nilai serapan (A)
akan semakin besar.
Hukum Lambert-Beer di atas berlaku pada larutan dengan konsentrasi kurang dari sama
dengan 0.01 M untuk sebagian besar zat. Namun, pada larutan dengan konsentrasi pekat maka
satu molekul terlarut dapat memengaruhi molekul terlarut lain sebagai akibat dari kedekatanmasing-masing molekul pada larutan dengan konsentrasi yang pekat tersebut. Ketika satu
molekul dekat dengan molekul yang lain maka nilai Absorptivitas Molar dari satu molekul itu
akan berubah atau terpengaruh. Secara keseluruhan, nilai Absorbansi yang dihasilkan pun ikut
terpengaruh, sehingga secara kuantitatif nilai yang ditunjukkan tidak mencerminkan jumlah
molekul yang diukur di dalam larutan uji.
Seperti yang ditulis sebelumnya, mula-mula dicari nilai untuk standar pembuatankurva baku. Untuk itu dibuat larutan induk 1% b/v, yakni diambil serbuk thiamin HCl standar
100mg, diencerkan aquades dalam labu takar 10 ml. Diambil volume 5 ml, lalu ditambahkan
HCl 4N sebanyak 1 ml. Kemudian ditambahkan NaNO20,1% dan asam sulfamat 0,5% masing-
masing sebanyak 1 ml. Terakhir, ditambahkan NED 0,1% sebanyak 1 ml kemudian dibaca
panjang visible dari 500-600 nm dengan blangko aquades. Namun, karena absorbansi yang
diperoleh melebihi 0,8 maka dilakukan pengenceran larutan induk sampai konsentrasi 10-3
% dan
10-4
%. Kemudian diperoleh nilai yang masuk dalam rentang 0,2-0,8 yakni pada konsentrasi10
-4% dengan absorbansi 0,642. Setelah dikonversi, maka didapatkan nilai adalah 6420. Pada
tahap pembacaan absorbansi ini sekaligus juga ditentukan operating timenya. Operating time
adalah waktu dimana telah terbentuk reaksi penggabungan yang sempurna dan stabil. Didapat
waktu operating timenya yakni 1 menit. Artinya, 1 menit setelah NED ditambahkan segera
diukur absorbansinya. Didapat maksimal sebesar 0,554. Pembacaan absorbansi harusdilakukan pada maksimal karena pada tersebut kesalahan pembacaannya paling kecil.
Perbedaan kadar yang kecil memberikan perbedaan absorbansi yang signifikan/sensitivitas
tinggi.
Perlakuan baku thiamin HCl untuk mengukur dan mencari maksimal sama denganperlakuan larutan baku dan sampel Neuralgin. Larutan baku dibuat konsentrasi 4 . 10
-5%; 6 . 10
-5
%; 8 . 10-5
%; 10 . 10-5
%; 12 . 10-5
% dari larutan induk yang berkadar 10-3
%. Kemudian dibaca
absorbansinya pada panjang gelombang 554 nm. Karena pembacaan absorbansi pada
konsentrasi 4 . 10-5
% menghasilkan nilai absorbansi yang jelek yang membuat kurva baku tidak
linear, maka absorbansi pada konsentrasi tersebut tidak diikutkan (direject). Maka hanyadigunakan 4 seri kadar dengan menghasilkan persamaan regresi y = 0,9385x 0,2889 dan nilai r
= 0,9911.
Sedangkan untuk larutan sampel, dibuat dengan cara menimbang serbuk tablet Neuralgin
yang telah digerus 300 mg kemudian ditambah aquades dalam labu takar 100 ml. Jika ada larutan
yang tidak larut maka dilakukan sonifikasi dan disaring menggunakan kertas saring. Kemudian
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
15/20
diambil larutan tersebut sebanyak 5 ml. Lalu ditambahkan 1 ml HCl 0,1% dengan volume 1 ml,
NaNO2 0,1%, lalu 1 ml Asam sulfamat 0,5%, dan terakhir 1 ml NED 0,1 % persis sebelum
dilakukan pembacaan absorbansi. Fungsi reagen-reagen yang digunakan dalam percobaan ini
antara lain: penambahan HCl 4 N berfungsi untuk memberi suasana asam agar dapat terbentuk
asam nitrit. NaNO2 adalah garam nitrit. Tidak langsung dipakai asam nitrit karena asam nitrit
tidak stabil sehingga disebut asam hipotetik. Dibiarkan 3 menit agar reaksi berjalan sempurna.
HCl + NaNO2 HNO2 + NaCl
Setelah 3 menit akan berlangsung reaksi diazotasi:
+ HNO2 + H2O
Reaksi diazotasi adalah amina aromatis primer bereaksi dengan asam nitrit, menghasilkan garam
diazonium.
Selanjutnya, asam sulfamat berfungsi untuk menghilangkan kelebihan asam nitrit
karena asam nitrit dapat merusak (mengoksidasi) ikatan azo Thiamin yang awalnya telah
berwarna karena perpanjangan gugus kromofor menjadi tidak berwarna. Reaksinya sebagai
berikut:
HNO2 + HSO3NH4 N2 + H2SO4 + H2O
Setelah penambahan asam sulfamat digojog hingga gelembung gas menghilang. Hilangnya gas
pada penambahan asam sulfamat menunjukkan hilangnya asam nitrit.
Kemudian NED berfungsi untuk terjadinya reaksi penggabungan yaitu reaksi
perpanjangan gugus kromofor. Ketika NED mulai diteteskan maka stopwatch dihidupkan untuk
menghitung operating time yang telah ditentukan selama 1 menit.
Reaksi:
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
16/20
Reaksi ini memperpanjang gugus kromofor sehingga larutan menjadi berwarna ungu. Metode
inilah yang disebut dengan metode Bratton-Marshall.
Selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi untuk larutan sampel dan larutan baku
pada maksimal 554 nm pada menit ke-1 setelah penambahan NED. Menit ke-1 merupakan
waktu operating time yang telah ditentukan saat penentuan
di awal.
Pada pengukuran keseragaman bobot tablet neuralgin, tidak ada penyimpangan 5%
maupun 10% terhadap rerata, sehingga tablet obat memenuhi persyaratan keseragaman bobot.
Nilai SD dan CV nya berturut-turut adalah 0,015753 dan 2,42%. Angka CV kurang dari 5 %,
sehingga hasilnya presisi.
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan kadar masing-masing sampel yakni dengan kadar rata-rata . Sedangkan dalam kemasan tercantum bobot thiamin HCl yakni 50 mgdalam 660 mg tiap tablet, atau 0,0076% b/b. Sehingga didapatkan nilai recovery yakni hanya
0,0189 %. Nilai ini sangat kecil dikarenakan beberapa faktor antara lain:
1. Pada saat penyaringan kemungkinan ada thiamin HCl yang belum terlarut dalamaquades, dan tertinggal di kertas saring, sehingga mengurangi kadar yang
sebenarnya.
2. Sebelum dilakukan pereaksian, pengambilan sampel sejumlah 30 ml tidakhomogen, sehingga kemungkinan thiamin HCl yang terambil hanya sedikit, tidak
representative.
3. Ketika penggerusan dan pengambilan sampel sebanyak 300 mg, serbuk yangdiambil tidak homogen sehingga mengurangi kadar thiamin HCl yang sebenarnya.
Pada saat pembacaan absorbansi sampel, sebenarnya setelah diketahui absorbansinya
sangat kecil, praktikan sudah berusaha meningkatkan kadar sampel nya dengan menambah bobot
sampel, namun pada pembacaan absorbansi ternyata tetap saja nilai absorbansinya kecil. Hal ini
kemungkinan terjadi juga akibat faktor-faktor yang disebutkan di atas.
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
17/20
Nilai SD yang diperoleh yakni dan nilai CV 11,99%. Angka CV inilebih dari 5%, sehingga dikatakan hasilnya tidak presisi. Sedangkan untuk rentang kadar nya
yakni .Identifikasi Kimia
Penetapan kadar thiamin HCl dapat dilakukan dengan berbagai metode sebagai berikut :
1. Metode Titrasi Bebas AirPrinsip : melibatkan titrasi langsung terhadap garam thiamin dengan asam
perklorat berdasarkan sifat basa lemah dari thiamin pada asam asetat glasial.
2. Metode KolorimetriPrinsip : reaksi antara thiamin dengan 6 aminotimol yang telah didiazotasi
sehingga menghasilkan warna kuning yang intens. Warna kuning yang terjadi
disebabkan adanya perpanjangan kromofor dari 6- aminothymol . Absorbansi
dibaca dengan spektrofotometerpada daerah visible ( = 400 800 nm ).
3. Metode asidialkalimetriPrinsip : hidroklorida pada thiamin HCl dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N
dengan menggunakan indikator biru brom timol.
4. Metode GravimetriPrinsip : terjadinya reaksi antara larutan asam silikowolframat
[ H4( W12SiO40) ] dengan thiamin membentuk endapan yang tidak larut, kemudian
dikeringkan dan ditimbang untuk penetapan kadar thiamin HCl secara
gravimetric.
5. Metode SpektrofluorometriPrinsip : terjadinya reaksi oksidasi thiamin oleh K3Fe ( CN )6dalam larutan alkali
menjadi thiokrom yang mempunyai struktur rigid dan kaku serta berfluoresensi
biru.
6. Metode Spektrofotometri UVPrinsip : thiamin Hcl memberikan serapan pada daerah UV yang tergantung pH
larutan. PH yang digunakan adalah pH 2 atau 7.
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
18/20
7. Metode argentometriPrinsip : berdasarkan metode volhard yang suasananya harus asam sebab jika
dalam suasana basa maka akan terjadi reaksi antara perak nitrat dengan basa
membentuk Ag (OH) yang pada tahap selanjutnya akan membentuk endapan
putih Ag2O akibatnya perak nitrat tidak hanya bereaksi dengan sampel tetapi jugabereaksi dengan basa.
Menurut Farmakope Indonesia IV:
1) Spektrum serapan IR
Zat dikeringkan pada suhu 105oC selama 2 jam dispersikan dalam kalium bromide. Hasil
spektroskopi menunjukan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti Thiamin
HCl. Jika terdapat perbedaan, larutkan masing-masing zat uji dan baku pembanding dalam air,
uapkan sampai kering, dan ulangi penetapan dengan menggunakan sisa.
2) Larutan (1 dalam 50) menunjukan reaksi klorida seperti yang tertera pada uji identifikasi
umum (FI IV)
a) Tambahkan AgNO3 (p) ke dalam larutan, terbentuk endapan putih yang tidak larut
dalam asam nitrat pekat, tapi larut dalam amonium hidroksida 6 N berlebih
b) Campur senyawa kering dengan mangan dioksida pekat berbobot sama, basahi dengan
H2SO4(p), panaskan perlahan terbentuk klor yang menghasilkan warna biru pada kertaskanji iodida basah
3) Serapan larutan
Larutkan 1,0 g zat dalam air hingga 10 ml saring melalui penyaring kaca masir porositas halus
ukur serapan pada =400 nm. Gunakan air sebagai blanko serapan tidak lebih dari 0,025
4) pH
Lakukan penetapan menggunakan larutan 1 dalam 100 pH = 2,73,4
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
19/20
Identifikasi Gugus dan Reaksi Warna
1) Pirolisa : bau dedak
2) Sulfur: dilakukan destruksi Lassaigne terlebih dahulu, karena unsur S masih terdapat dalam
inti aromatis.
1 ml larutan zat + 1 ml Pb asetat + 1 ml NaOH kuning
Panaskan di penangas air cokelat dinginkan endapan cokelat-hitam
3) Cl
Reaksi Beilstein: bersihkan kawat Cu, pipihkan. Masukan ke dalam zat pijar pada nyala api
hijau
4) Fluorosensi
Reaksi Thiokrom
Zat + 100 cc air + 5 cc K4Fe(CN)6 1% + 100 cc NaOH 10% merah + isobutyl alcohol
fluoresensi biru ungu. Dengan penambahan asam, fluoresensi akan hilang, sedangkan dengan
penambahan basa, akan terjadi fluoresensi lagi.
5) Calomel reduksi.
Zat + calomel ditiupkan uap air abu-abu.
6) Reaksi Warna
a) Zat + NaOH : kuning + KMnO4 hijau
b) Reaksi Nessler : kuning hitam
c) Zat + NaOH + K3Fe(CN)6+ amil alkohol jika dikocok, berfluoresensi biru ungu pada
lapisan amil alkohol
VII. KESIMPULAN
1. Analisis kandungan thiamin HCl dalam Neuralgin dilakukan dengan reaksi diazotasi danreaksi penggabungan (Metode Bratton-Marshall)
2. Tidak terdapat penyimpangan 5% maupun 10% terhadap rerata bobot.3. Didapatkan kurva baku y = 0,9385x0,2889
-
7/22/2019 Analisis Vitamin b1 Dalam Tablet Neuralgin Ok Lg
20/20
4. Kadar rata-rata sampel adalah 1,4334 . 10-6% b/b5. Rentang kadar yang diperoleh 6. Hasil kadar tidak sesuai dengan yang tertera di label, dengan nilai recovery hanya
0,0189%
7. Kesalahan terjadi karena kekurangtelitian praktikan dalam pengenceran, pengamatan, danlain-lain.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995,Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka pelajar,
Yogyakarta
Sudjadi,dkk. 2004, AnalisaObat dan Makanan,FakultasFarmasi, UniversitasGadjahMada,
Yogyakarta
Yogyakarta, 30 Mei 2012
Praktikan,
Annia Kurniawati ( 08616 / FA )
Muhaya Almira Farida ( 08619 / FA )
B. Sovia Widya Rini ( 08022 / FA )