analisis wacana toleransi beragama pada akun...

138
ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN TWITTER @NEGATIVISME Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : AFRIZAL ROSIKHUL ILMI NIM : 1112051000017 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Upload: duongdien

Post on 06-May-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA

PADA AKUN TWITTER @NEGATIVISME

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

AFRIZAL ROSIKHUL ILMI

NIM : 1112051000017

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian
Page 3: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

Scanned by CamScanner

Page 4: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian
Page 5: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

i

ABSTRAK

Afrizal Rosikhul Ilmi

NIM: 1112051000017

Analisis Wacana Toleransi Beragama pada Akun Twitter @Negativisme

Akun Twitter @negativisme adalah salah satu akun anonim dengan

banyak followers. Cuitannya dalam Twitter cukup menarik perhatian para

pengguna. Bahasa satir sebagai ciri khas seorang penyair menjadi caranya untuk

menyampaikan pesan, bahkan tidak jarang juga ia menggunakan bahasa yang

vulgar. Akun @negativisme rutin membuat catatan mingguan setiap hari Jumat

dengan menggunakan tanda pagar Prakhotbah. Catatan tersebut sudah dimulai

sejak tahun 2013. Catatan-catatan tersebut memiliki kecenderungan pembahasan.

Yakni tentang kebhinekaan, persamaan ras dan toleransi antarumat beragama.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan mayornya adalah

bagaimana wacana toleransi beragama pada catatan Prakhotbah dilihat dari segi

teks? Kemudian pertanyaan minornya adalah bagaimana wacana toleransi

beragama pada catatan Prakhotbah dilihat dari segi kognisi sosial? Dan bagaimana

wacana toleransi beragama pada catatan Prakhotbah dilihat dari segi konteks

sosial?

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan

paradigma kritis. Kemudian metode penelitian yang digunakan adalah analisis

wacana Teun A. Van Dijk. Analisis wacana Van Dijk membagi analisis wacana

menjadi tiga bagian, yaitu level teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi teks, yakni catatan-catatan

yang rutin dibuat @negativisme pada media sosial Twitter, dan wawancara

kepada pemilik akun.

Penelitian ini menemukan bahwa Herman Rhadeya adalah orang yang

berada di baik akun @negativisme dan dalam catatan mingguan Prakhotbah,

Herman lebih dominan membahas tentang kebhinekaan, persamaan ras dan

toleransi beragama. Pembahasan tentang hal tersebut menjadi hal utama Herman

membuat akun @negativisme, dengan tujuan untuk menyadarkan seluruh lapisan

masyarakat khususnya kelompok radikal yang merusak persatuan dan kesatuan

Indonesia. Selain itu Herman resah melihat realita bahwa banyak tindak

kerusuhan yang dilatarbelakangi urusan agama. Semua keresahan yang dirasakan

Herman, dituangkan dalam catatan mingguan Prakhotbah seperti pada judul Duo

Mulia, Berbalas, dan Purwakarta Untuk Indonesia. Pada level teks terdapat tiga

tema besar yang berkaitan dengan wacana toleransi beragama, yaitu; Menghargai

Kebebasan Eksistensial Agama, Menerima Perbedaan, dan Etika Antar Umat

Beragama. Dilihat dari segi kognisi sosial, ditemukan bahwa Herman memiliki

pemahaman bahwa setiap penganut agama harus memiliki sifat toleran.

Selanjutnya dari segi konteks sosial ditemukan bahwa kehidupan bertoleransi di

Indonesia sedang mengalami penurunan, terutama dalam aktifitas di sosial media.

Kesimpulannya, catatan mingguan Prakhotbah syarat dengan wacana

toleransi beragama. Hal tersebut tergambar dalam teks, kognisi sosial dan konteks

sosial.

Keywords: Prakhotbah, Akun anonim, wacana, toleransi beragama dan

kelompok radikal.

Page 6: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada

Allah SWT karena atas nikmat dan karuniaNya penelitian skripsi ini dapat

berjalan dengan baik tanpa halangan yang berarti. Shalawat serta salam juga tidak

lupa peneliti jujungkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Begitu banyak kesan dan manfaat yang dirasakan oleh peneliti saat

menyelesaikan skripsi ini. Peneliti tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga

mendapatkan pelajaran bahwa tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras. Selain

itu, peneliti menjadi lebih terbuka dalam berpikir baha Islam adalah agama yang begitu

menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia.

Penelitian skripsi ini tentu memiliki beragam tantangan dalam pengerjannya.

Namun, dengan adanya dukungan dan semangat dari berbagi pihak, peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Karena itu, dalam kesempatan ini

peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Orangtua tercinta, Yuyun & Siti Aminah yang sangat luar biasa

memerjuangkan peneliti untuk bisa meraih pendidikan setinggi-

tingginya, memberikan kasih sayang dan do’a yang tak terhingga

sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta

Adik tercinta Nadia Putriu Khaifa yang menjadi salah satu alasan

agar peneliti tetap semangat untuk menyelesaikan skripsi

2. Dr. H. Arief Subhan, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

3. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah M.A

sebagai Wakil Dekan II, dan Dr. Suhaimi M.Si sebagai Wakil Dekan III,

Page 7: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

iii

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Drs. Masran, M.A. sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam, Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai Sekertaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

5. Drs. Rulli Nasrullah M.Si. sebagai Dosen Pembimbing yang telah begitu

bijaksana memberikan ilmunya kepada peneliti di tengah kesibukan yang

padat, serta membimbing peneliti dengan sabar agar skripsi ini selesai

dengan baik dan juga manfaat.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mengajari dan memberi Ilmu kepada peneliti. Mohon maaf apabila ada

kesalahan kata atau sikap yang menyinggung selama perkuliahan.

7. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

serta pengelola perpustakaan yang telah memberikan layanan yang baik

kepada peneliti.

8. Pemilik akun twitter @negativisme, Herman Rhadea yang telah

bersedia membantu peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini di

tengah kesibukan yang sangat padat.

9. Khuwairul Jimmy (Alm) “uyuy” yang telah memberikan banyak

pengalaman, pengetahuan serta menitipkan cita dan cerita yang tidak

tergantikan, semoga melalui skripsi ini menjadi sutau kebanggaan

bersama. Semoga Allah SWT memberikan tempat terindah di alam

sana.

10. Sahabat Autis Agita Surya Pertiwi, Firdha Muftiha, Rizkika Utami,

Ajeng Eka NKP Abitu Rohmansyah, Ahmad Budi Setiawan(Achiw), Isna

Rifka, Deby Novia, Gustaf Maulana, M kasyif Fuad dan Ahmad

Page 8: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

iv

Miftahudin, Ramdhan Hidayat yang selalu ada dalam suka dan duka serta

memberikan canda tawa juga kebahagiaan kepada peneliti.

11. KKN SIAP Arlia Sari Artana, Haryati Indah, Agita Surya, Isna

Rifka, Dewi Nuraini, Ari Permana, Aditya Saputra, Muhammad

Zainuddin, Reza Pakhlevi, Rizky Abdullah, Abdurrahman, dan

Ajeng Eka NKP yang bersama-sama mengabdi di Desa Pekayon dan

menjadi keluarga baru selama satu bulan lamanya.

12. Teman-teman Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Rahma Sari,

Agustina Permatasari, Irfan Ma’ruf, Tanto Fadly, Muhammad Zikri,

Agita Surya, Rendy Iskandar, Melky Amirus Soleh, Khoriroh

Maknunah, Ajeng Eka NKP, Alfani Roosy, Deni Hidayat yang telah

bersama belajar dan berproses bagaimana menjadi jurnalis sejati.

13. Sahabat shalawat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

menginspirasi tidak hanya dalam ilmu dunia tapi juga akhirat.

14. Keluarga Besar HMJ KPI, DEMA FIDKOM, dan HMI

KOMFAKDA 2012 yang menjadi tempat untuk berposes dan belajar

dalam segala hal terutama organisasi.

15. Teman-teman KPI A 2012 yang menjadi tempat berbagi dan belajar

di dalam kelas selama kuliah.

16. Semua orang yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu. Semoga Amal dan kebaikan kalian

selalu diijabah oleh Allah SWT.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan peneliti dalam menyelesaikan

skripsi ini, semoga apa yang telahpeneliti lakukan dan hasilan dapat membuahkan

Page 9: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

v

manfaat serta memberikan nilai kebaikan khususnya bagi peneliti maupun

pembaca sekalian. Dan semoga dapat menjadi suatu amalan kebaikan dalam

bidang dakwah dan komunikasi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 07 April 2017

Afrizal Rosikhul Ilmi

Page 10: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................................................. 8

C. Rumusan Masalah ............................................................................... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 9

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10

F. Metodologi Penelitian ....................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan........................................................................ 17

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 19

A. Toleransi Beragama .......................................................................... 19

1. Pengertian Toleransi.................................................................... 19

2. Landasan Toleransi Beragama .................................................... 22

3. Unsur-unsur Toleransi Beragama ............................................... 28

4. Toleransi Beragama dalam Islam ................................................ 31

B. Wacana dalam Media Sosial Twitter ................................................ 33

1. Pengertian Wacana ...................................................................... 33

2. Pengertian Media Sosial .............................................................. 35

3. Twitter ......................................................................................... 45

C. Analisis Wacana ................................................................................ 48

Page 11: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

vii

1. Pengertian Analisis Wacana ........................................................ 48

2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ............................................ 52

BAB III GAMBARAN UMUM........................................................................... 58

Akun Negativisme ................................................................................... 58

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ..................................................... 65

A. Temuan Penelitian ............................................................................. 65

B. Analisis Data ..................................................................................... 66

1. Analisis Teks Prakhotbah ............................................................ 66

2. Analisis Kognisi Sosial ............................................................. 105

3. Analisis Konteks Sosial............................................................. 110

C. Interpretasi....................................................................................... 112

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 114

A. Kesimpulan ..................................................................................... 114

B. Saran ................................................................................................ 116

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 118

LAMPIRAN ............................................................................................................ 122

Page 12: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh cuitan akun @negativisme....................................................... 4

Gambar 2.1 Letak Esoterisme dan Elsoterisme ..................................................... 30

Gambar 3.1 Tampilan Profil Akun Twitter @Negativisme ................................... 58

Gambar 3.2 Contoh Konten Cuitan Akun @Negativisme ..................................... 60

Gambar 3.3 Tampilan Profil Akun Instagram @Negativisme ............................... 62

Gambar 3.4 Tampilan Profil Akun Kaskus @Negativisme ................................... 63

Gambar 4.1 PraKhotbah 203: "Duo Mulia" ........................................................... 69

Gambar 4.2 PraKhotbah 207 : Purwakarta untuk Indonesia .................................. 70

Gambar 4.3 PraKhotbah 203: "Duo Mulia" ........................................................... 74

Gambar 4.4 PraKhotbah 204: Berbalas .................................................................. 75

Gambar 4.5 PraKhotbah 204: Berbalas .................................................................. 77

Gambar 4.6 Lead pada judul “Duo Mulia” ............................................................ 80

Gambar 4.7 Bait ke-1 pada judul “Duo Mulia” ..................................................... 82

Gambar 4.8 Bait ke-2 pada judul “Duo Mulia” ..................................................... 83

Gambar 4.9 Bait ke-3 pada judul “Duo Mulia” ..................................................... 83

Gambar 4.10 Bagian terpenting pada judul “Duo Mulia”...................................... 84

Gambar 4.11 Bagian terakhir pada judul “Duo Mulia” ......................................... 85

Gambar 4.12 Lead pada judul “Berbalas”.............................................................. 87

Gambar 4.13 Bait ke-1 pada judul “Berbalas” ....................................................... 88

Gambar 4.14 Bait ke-2 pada judul “Berbalas” ....................................................... 88

Gambar 4.15 Bagian terpenting pada judul “Berbalas” ......................................... 90

Gambar 4.16 Bagian terakhir pada judul “Berbalas” ............................................. 91

Gambar 4.17 Lead pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia” .............................. 92

Gambar 4.18 Bait ke-1 pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia” ....................... 93

Gambar 4.19 Bait ke-2 pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia” ....................... 94

Gambar 4.20 Bagian terpenting pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia” ......... 95

Gambar 4.21 Bagian terakhir pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia” ............. 96

Page 13: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sosial media Twitter, terdapat salah satu akun Twitter yang mampu

menarik perhatian karena memiliki materi dan cara penyampaian (metode yang

digunakannya) yang unik adalah akun @negativisme. Akun tersebut adalah akun

anonim, yang mana tidak ada satupun yang tahu siapa sebenarnya orang dibalik

akun tersebut. Keunikannya dalam berdakwah adalah dengan gaya satir dan

bahasa yang santai atau bahkan cukup sarkastis. Metode seperti itu membuat akun

tersebut berhasil mendapatkan banyak perhatian dari para pengguna Twitter. Saat

ini akun tersebut diikuti oleh 118.000 pengguna Twitter. Akun tersebut juga giat

memposting catatan mingguan setiap sebelum Shalat Jumat dengan Tanda Pagar

(Tagar) #PraKhotbah sejak tahun 2013. Isi dari catatan tersebut tidak terlepas dari

situasi nasional yang sedang terjadi di Indonesia. Kumpulan catatan tersebut juga

diposting melalui media sosial lain seperti KASKUS, Facebook, dan juga

Instagram oleh akun dengan nama yang sama yaitu @negativisme, juga dengan

menggunakan Tagar yang sama. Di bawah ini adalah contoh cuitan dari akun

@negativisme:

Gambar 1.1 Contoh cuitan akun @negativisme

Page 14: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

2

Maraknya penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari merupakan

fenomena baru yang terjadi pada abad-21. Internet menyediakan fasilitas seperti

mailing list, web dan berbagai macam jejaring sosial, seperti facebook, twitter,

BBM, Line, instagram dan lain sebagainya yang sudah terintegrasi dengan

aplikasi pada mobile phone, hal ini merupakan indikasi betapa pesatnya

perkembangan media siber. Bagi umat Islam, keberadaan fasilitas tersebut

membuka peluang besar aktifitas dakwah. Pilihan dakwah dengan

mengedepankan pendekatan akomodatif terhadap perkembangan teknologi

sesungguhnya sejalan dengan semangat penyebarluasan agama Islam.1

Jaringan internet yang begitu luas dan menjangkau hampir ke-seluruh

penjuru dunia ini, dapat dijadikan alat yang sangat membantu umat Islam untuk

menyebarkan ajarannya. Podium-podium yang bisa digunakan untuk menyerukan

dakwah Islam telah bertebaran dimana-mana, melalui jaringan internet dakwah

dapat dilaksanakan lebih efektif, efisien dan berpotensi besar keberhasilannya.

Hal ini dikarenakan internet memiliki kelebihan sebagai berikut;

1. Mampu menembus batas ruang dan waktu dengan biaya yang relatif

murah.

2. Melalui internet masyarakat bebas memilih materi dakwah yang diminati.

1Prof. Dr. Asep Saeful Muhtadi. Komunikasi Dakwah (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2012) h. 61

Page 15: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

3

3. Cara penyampaiannya bervariasi, sehingga dakwah bisa menjangkau

segmen yang luas. 2

Fenomena penggunaan internet memberikan peluang besar bagi

terlaksananya tanggung jawab dakwah yang dibebankan kepada setiap muslim.

Melalui internet hubungan antar individu masyarakat dapat berjalan dengan

mudah tanpa dibatasi ruang dan waktu. Internet memberikan ruang yang universal

sebagai sarana konektivitas antar individu, berbagi informasi dan saling

menuangkan gagasan. Para pengguna internet akan saling berinteraksi dan

bertukar pikiran sehingga dapat membentuk sebuah masyarakat informasi global

yang cerdas.

Sehubungan dengan aktifitas keagamaan melalui internet, dapat dikatakan

bahwa dalam dunia siber derajat seorang pemuka agama tidaklah berbeda dengan

derajat para pengikutnya. Kajian-kajian tentang keagamaan tidak lagi dilakukan

dengan cara-cara formal, dimana pemuka agama menjadi pusat di antara para

pengikutnya. Dalam dunia siber setiap orang bebas bertanya dan menyampaikan

pendapat masing-masing sesuai dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya dan

akan membuat proses pertukaran pikiran berjalan dengan baik tanpa adanya

batasan-batasan formal. Komunikasi yang terjadi bersifat desentral, tidak lagi

berjalan satu arah atau hanya dari pemuka agama kepada para pengikut saja.

Pemahaman yang masuk akal lebih dapat diterima oleh para pengikutnya, ini akan

lebih mencerdaskan pemeluk agama dengan pemahaman yang tuntas.3

2 Drs. Zulkarimein Nasution, M.A. Perkembangan Teknologi Komunikasi (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008) h. 4.24 3 Jeff Zaleski, Spiritiualitas Cyberspace: Bagaimana Teknologi Komputer Mempengaruhi

Keberagamaan Kita (Bandung: Mizan, 1999) h. 27

Page 16: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

4

Kenyataannya adalah bahwa kemajuan teknologi memberikan ruang

terbuka bagi siapa saja yang ingin melaksanakan aktifitas dakwah. Dakwah bisa

dilakukan oleh setiap muslim yang ingin berbagi pengetahuan yang dimilikinya

tentang Islam. Selain itu, dalam Islam, dakwah bukan hanya kewenangan para

pemuka agama, melainkan tanggung jawab seluruh umat Islam. Kemunculan

internet mempermudah umat Islam untuk melaksanakan tugasnya, yaitu

menyampaikan pesan dakwah walau hanya satu ayat. Setiap muslim yang

mengerti cara menggunakan internet dapat memanfaatkannya untuk berdakwah

sesuai dengan perintah Rasulullah SAW.

Dengan memanfaatkan media online, netizen memiliki peluang yang sama

untuk berdakwah melalui berbagai konten, mulai dari gambar, video, atau sekedar

tulisan. Internet memperluas jangkauan dakwah walau hanya dengan duduk di

tempat masing-masing tanpa harus beranjak keluar rumah dan mencari sasaran

dakwah. Semakin banyak peminat atas konten yang disebarkan maka semakin

besar juga peluang pengaruhnya, tentu saja hal ini berkaitan dengan pendekatan

yang dilakukan untuk menyampaikan materi atau konten dakwah.4

Twitter adalah salah satu media sosial populer yang banyak digunakan

oleh pengguna internet. Tingginya popularitas Twitter menjadikan layanan ini

banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam berbagai aspek, misalnya

sebagai penyebar informasi, sarana protes, kampanye politik, sarana

pembelajaran, dan juga sebagai sarana dakwah. Penggunaan kicauan pada twitter

memang terbatas pada 140 karakter, tapi para pengguna bisa mengatasinya dengan

4 Ali Aziz, Ilmu Dakwah: (Jakarta: Kencana, 2009) h. 2

Page 17: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

5

„kultwit‟ (kicauan yang bersambung). Dengan demikian, penyampaian materi

dapat dilakukan secara tuntas.

Aktifitas dakwah bisa dilakukan melalui tulisan, lisan, dan perbuatan, hal

inilah yang kemudian memperluas kategori pendakwah. Maka, penulis keislaman,

penceramah islam, mubaligh, guru mengaji, pengelola panti asuhan islam dan

sejenisnya termasuk pendakwah. Oleh karena itu, dengan memiliki akun Twitter

dan berdakwah di dalamnya, baik dengan kicauan-kicauan atau dengan gambar

dan video, maka orang tersebut sudah dikategorikan sebagai pendakwah. Dari

pengertiannya, pendakwah adalah orang mukmin yang menjadikan Islam sebagai

agamanya, Al-Quran sebagai pedomannya, Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

sebagai pemimpin dan teladan baginya. Dari segi keahlian yang dimiliki, Toto

Tasmara menyebutkan juga dua macam pendakwah:

1. Secara umum adalah setiap muslim yang mukalaf (sudah dewasa).

Kewajiban dakwah kepada setiap muslim sebagai realisasi perintah

Rasulullah SAW. untuk menyampaikan Islam kepada semua orang.

2. Secara khusus adalah muslim yang telah mengambil spasialisasi di

bidang agama Islam, yaitu ulama dan sebagainya. 5

Oleh karena itu, setiap muslim yang sudah dewasa memiliki kewajiban

untuk berdakwah. Hal itu sesuai dengan hadits Rasulullah SAW. untuk

menyebarkan agama Islam yang berbunyi:

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

6

5Ali Aziz, Ilmu Dakwah: (Jakarta: Kencana, 2009) h. 216

6 www.hisbah.net diakses pada Rabu, 25 Januari 2017 pukul 14.32 WIB

Page 18: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

6

Selain itu, pendakwah juga harus memiliki strategi dalam menyampaikan

ajaran atau ilmu yang ingin disebarkan agar ilmu tersebut dapat diterima dengan

baik dan memberikan dampak positif bagi yang mendengar, melihat atau

membacanya. Oleh karema itu, ajaran yang benar dan baik haruslah disebarkan

dengan cara yang baik pula. Sebagaimana pepatah arab mengatakan:

الطريقة اهم من المادة“Teknik lebih penting daripada materinya.”

7

Tidak sedikit ajaran yang sesat tetapi memperoleh respons yang luar biasa,

karena disampaikan dengan kemasan yang menarik dan dengan cara yang

menyenangkan. Ini menggambarkan bahwa pelayanan lebih strategis dari pada

produk. Bisa dikatakan bahwa metode lebih penting daripada pesannya.

Selain dari metode yang digunakan akun tersebut dalam berdakwah, hal

menarik lain adalah tentang aktifitas dakwah dengan menggunakan akun anonim

seperti ini, yang mana tanpa harus dikenal oleh orang banyak, bahkan tanpa

pamrih, dia tetap melakukan hal tersebut dengan rutin setiap minggu menjelang

pelaksanaan sholat Jumat. Kicauan akun @negativisme selalu ditunggu oleh para

followers, karena besar kemungkinan kicauan tersebut dirasa cukup mewakili

keresahan para followers atas situasi sekitar. Dari kicauan tersebut, sang pemilik

akun dapat mengundang berbagai macam komentar, baik yang pro maupun

kontra. Berkaitan dengan proses pertukaran informasi, hal seperti inilah yang

dapat menambah khazanah pengetahuan para followers, dimana sang da‟i

mungkin tidak selalu benar dan memiliki pemahaman yang masih perlu

diluruskan.

7Ali Aziz, Ilmu Dakwah: (Jakarta: Kencana, 2009) h. 345

Page 19: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

7

Akun tersebut mengicaukan apa saja, mulai dari kritik terhadap situasi

sosial agama, budaya, maupun politk. Namun, akun tersebut terlihat lebih

konsisten dalam menyuarakan toleransi dalam beragama. Kritik akun tersebut

sangat tajam terhadap umat beragama yang tidak toleran, khususnya terhadap

golongan umat Islam yang selalu merasa paling benar. Melihat banyaknya

peristiwa kerusuhan yang terjadi dengan latar belakang agama membuat sang

pemilik akun gerah dan menganggap golongan tersebut menyimpang dari apa

yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. dalam proses penyebaran agama

Islam. Bagi pemilik akun Negativisme, keberadaan kelompok radikal malah akan

mendiskreditkan Islam dari pandangan khalayak.

Salah satu aktifitas yang dilakukan akun @negativisme adalah menulis

catatan mingguan setiap sebelum shalat Jumat dan diberi nama #PraKhotbah,

aktifitas tersebut sudah dimulai sejak tahun 2013. Artinya, ada sekitar 207 catatan

mingguan. Seperti yang disampaikan di atas bahwa catatan tersebut adalah tentang

berbagai hal dan situasi yang terjadi di Indonesia ini. Namun tentunya dalam

penelitian ini tidak akan meneliti seluruh catatan mingguan tersebut, melainkan

dibatasi hanya pada catatan mingguan yang dibuat dalam dua bulan terakhir. Hal

tersebut dilakukan penulis untuk menjaga aktualitas dan kebaruan informasi yang

masih hangat dan pantas untuk dibahas.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan menganalisis wacana

toleransi dalam beragama yang dilakukan akun @negativisme pada Tagar

#PraKhotbah. Untuk itu, penulis memberi judul ”ANALISIS WACANA

TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN TWITTER @NEGATIVISME.”

Page 20: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

8

B. Fokus Penelitian

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka ruang lingkup yang

akan diteliti dibatasi pada bahasan tentang toleransi dalam beragama yang

terdapat pada masing-masing catatan mingguan akun @negativisme dengan Tagar

#Prakhotbah yang ada pada bulan Desember 2016 – Januari 2017. Hal ini

dikarenakan isu pada dua bulan tersebut masih terbilang hangat dari pada bulan-

bulan sebelumnya. Terdapat 7 (tujuh) catatan mingguan yang dibuat oleh akun

@negativisme pada bulan Desember 2016 – Januari 2017. Dan terdapat 3 (tiga)

judul yang membahas tentang toleransi dalam beragama, yaitu; Duo Mulia,

Berbalas dan Purwakarta Untuk Indonesia. Selain itu, penelitian yang dilakukan

dibatasi dengan model analisis wacana Teun A. Van Dijk (Critical Discourse

Analysis) yang membahas tentang tiga struktur dalam suatu teks, yaitu struktur

makro, superstruktur, dan struktur mikro, serta dilihat dari level kognisi sosial dan

konteks sosial.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana wacana toleransi beragama dilihat dari analisis Teks yang

terdapat dalam #Prakhotbah akun @negativisme?

2. Bagaimana wacana toleransi beragama dilihat dari Kognisi sosial yang

terdapat dalam #Prakhotbah akun @negativisme?

3. Bagaimana wacana toleransi beragama dilihat dari Konteks sosial yang

terdapat dalam #Prakhotbah akun @negativisme?

Page 21: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dan

manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana wacana toleransi beragama dilihat dari

analisis Teks yang terdapat dalam #Prakhotbah akun @negativisme.

b. Untuk mengetahui bagaimana wacana toleransi beragama dilihat dari

analisis Teks yang terdapat dalam #Prakhotbah akun @negativisme.

c. Untuk mengetahui bagaimana wacana toleransi beragama dilihat dari

Konteks sosial yang terdapat dalam #Prakhotbah akun @negativisme.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Manfaat Akademis

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memperkaya literatur-

literatur tentang kajian analisis wacana terutama analisis wacana terhadap

catatan mingguan pada Twitter, sehingga secara umum dapat bermanfaat

dan memberikan kontribusi bagi kajian komunikasi penyiaran Islam.

b. Manfaat Praktis

Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

praktisi dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan dakwah dapat

menyiarkan nilai-nilai pada ajaran Islam dengan cara yang sesuai. Dan

dapat membuka pandangan audiens dalam memaknai pesan yang

Page 22: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

10

terkandung dalam catatan mingguan akun @negativisme pada

#PraKhotbah.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka digunakan untuk menghindari adanya kesamaan judul,

objek, pembahasan dalam proses penyusunan skripsi. Penelitian mengenai

Analisis Wacana yang diangkat mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi cukup bervariatif, baik tema maupun objek penelitiannya, yaitu :

1. Musik Sebagai Media Perlawanan Dan Kritik Sosial (Analisis Wacana

Kritis Album Musik 32 Karya Pandji Pragiwaksono). Skripsi ini di tulis

oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Muharram Yuliansyah. Skripsi ini menjelaskan

tentang bagaimana musik bisa menjadi media komunikasi untuk

menyampaikan sesuatu yang ada di benak sang musisi, dalam hal ini

peneliti menguraikan bagaimana kritik dan kegelisahan atas situasi

nasional dikemas dan disuarakan melalui musik.

Dalam penelitian ini, Muharram Yuliansyah melakukan analisis wacana kritis dengan menggunakan model Van

Dijk, hal yang menarik dari penelitian ini adalah objek kajian yang berupa sebuah album yang dibuat oleh salah

satu aktivis 98 yang juga berprofesi sebagai penulis dan stand up comedian, yaitu Panji Pragiwaksono memiliki

gagasan yang menarik dan pandangan yang luas atas kondisi sosial masyarakat Indonesia. Menyadari hal itu,

maka Muharram Yuliansyah berusaha membuktikan bahwa terdapat kritik sosial terhadap pemerintah yang

berkuasa selama 32 tahun. Tema-tema perlawanan dapat ditemukan pada bagian analisis Teks, kemudian untuk

mengetahui bagaimana keadaan Pandji saat teks/wacana ini dibuat dapat dilihat pada bagian analisis kognisi

Page 23: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

11

sosial, yang terkahir adalah analisis konteks sosial yang menjeleaskan bagaimana keadaan masyarakat pada saat

teks/wacana tersebut dibuat.8

2. Kritik Sosial Kepemimpinan Dan Perubahan Sosial Pada Naskah

Demonstran Karya N. Riantiarno (Studi Analisis Wacana Kritis). Skripsi

ini di tulis oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Tri Amrullah. Skripsi ini mengupas

wacana kritik dari sebuah karya seni yang berbentuk drama dari Teater

Koma pada naskah “Demonstran”, peneliti melihat bahwa keberadaan seni

tersebut tidak bisa hanya dilihat melalui satu aspek saja (sekedar hiburan

semata), melainkan ada nilai-nilai yang perlu digali lebih dalam lagi dari

naskah tersebut, dimana terdapat kritik yang tajam di dalamnya.

Pada naskah yang berjudul “Demonstran” yang dimainkan dalam sebuah

festival teater ini membuat Tri tertarik untuk menelitinya, dalam hal ini Tri

berusaha membuktikan bahwa setiap karya sangatlah bernilai, dan jika

dipahami lebih jauh lagi, maka akan ditemukan pesan tersirat di dalamnya.

Dalam hal ini, Tri membuktikan bahwa terdapat kritik atas kepemimpinan

yang terkandung di dalam naskah tersebut. Dengan menggunakan analisis

wacana kritis model Teun A. Van Dijk, Tri dapat menemukan bahwa dari

segi teks, kognisis sosial, dan konteks sosial terdapat wacana kritik dalam

naskah tersebut.9

8Muharam Yuliansyah, Musik Sebagai Media Perlawanan Dan Kritik Sosial (Analisis

Wacana Kritis Album Musik 32 Karya Pandji Pragiwaksono), (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi,2015) 9Tri Amrullah, Kritik Sosial Kepemimpinan Dan Perubahan Sosial Pada Naskah

Demonstran Karya N. Riantiarno (Studi Analisis Wacana Kritis), (Jakarta: Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi,2014)

Page 24: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

12

3. Analisis Wacana Perlawanan Korupsi Dalam Film Selamat Siang, Risa!!

Karya Ine Febrianti. Skripsi ini ditulis oleh mahasiswa Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Muhammad Iman Saputra. Skripsi ini menganalisa tentang wacana

perlawanan terhadap korupsi yang dilakukan Ine Febrianti melalui film

“Selamat Siang, Risa!!”, Iman menemukan bahwa sebagai sebuah karya

film, seseorang dapat menyampaikan pesan-pesan yang tidak kalah

penting dengan pesan-pesan melalui buku karya ilmiah, dalam hal ini Iman

menemukan bahwa film karya Ine tersebut memiliki wacana perlawanan

terhadap korupsi mulai dari analisis terhadap teks, konteks sosial, maupun

kognisi sosial.

Dalam penelitian ini, Iman menggunakan analisis wacana kritis model

Teun A. Van Dijk, yang mana pada model analisis wacana tersebut,

penelitian tidak dilakukan hanya sebatas pada teks, melainkan juga kognisi

sosial dan konteks sosial. Iman menemukan bahwa terdapat nilai-nilai

potisif dalam film ini yang dapat menggugah masyarakat agar selalu

menanamkan sikap kejujuran. Selain itu, kasus suap-menyuap yang

diangkat dalam film tersebut hanya bisa dihentikan jika disadari oleh

setiap Individu.10

4. Analisis Wacana Pesan Toleransi Antarumat Beragama dalam Novel Ayat-

Ayat Cinta 2, karya Habiburrahman El-Shirazy. Skripsi ini ditulis oleh

mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Ricca Junia Ilprima. Dalam skripsi ini,

10

Muhammad Iman Saputra, “Analisis Wacana Perlawanan Korupsi Dalam Film Selamat

Siang, Risa!! Karya Ine Febrianti”, (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,2016)

Page 25: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

13

Ricca berusaha menganalisa wacana toleransi antarumat beragama yang

terkandung dalam film Ayat-ayat Cinta 2 dengan menggunakan analisis

wacana kritis model Teun A. Van Dijk.

Dalam penelitian tersebut, yang mana terdapat tiga tahap analisis yaitu

teks, kognisi sosial, dan konteks sosial, Ricca menemukan bahwa terdapat

empat chapter yang memiliki pesan toleransi antarumat beragama pada

analisis teks, kemudian pada bagian kognisis sosial Ricca menemukan

bahwa penulis novel (Habiburrahman El Shirazy) dipengaruhi oleh latar

belakang akademisi dan nonakademisi yang pernah digeluti sebelumnya,

bahwa dalam menjalani kegiatan beragama adalah hak dari setiap individu.

Kemudian yang terakhir adalah bagian konteks sosial, pada konteks sosial,

Ricca menemukan bahwa pembuatan novel ini berangkat dari keadaan

sosial yang terdapat diskriminasi atas umat Islam di Eropa. Penemuan

penelitian tersebut membuktikan bahwa novel sekalipun memiliki pesan-

pesan yang begitu penting di dalamnya.11

F. Metodologi Penelitian

Sebagimana penulisan karya ilmiah pada umumnya, yang mana terdapat

aturan dan metode yang harus digunakan agar dapat dipertanggungjawabkan,

maka pada penelitian kali ini, metodelogi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan

menggunakan metode analisis wacana. Paradigma yang digunakan dalam

penelitian ini adalah paradigma kritis dengan menggunakan analisis wacana

11

Ricca Junia Ilprima, “Analisis Wacana Pesan Toleransi Antarumat Beragama dalam

Novel Ayat-ayat Cinta 2 Karya Habiburrahman El Shirazy” (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi,2016)

Page 26: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

14

model Teun A Van Dijk yang biasa disebut dengan sebutan “kognisi

sosial”.12

Analisis wacana merupakan salah satu alternatif dari analisis isi

selain kuantitatif yang dominan dan banyak digunakan dalam sebuah

penelitian. Jika analisis kuantitatif lebih memfokuskan pada sisi komunikasi

yang tampak (tersurat/tampak/nyata). Sedangkan untuk menjelaskan hal-hal

yang tersirat (latent), misalnya ideologi apa yang ada di balik suatu berita,

maka dilakukan riset analisis isi kualitatif. Dalam perkembangan Ilmu

Komunikasi, metode analisis isi kualitatif berkembang menjadi beberapa

varian metode, analisis wacana salah satunya di samping analisis framing dan

semiotik. Pretensi analisis wacana adalah pada muatan, nuansa dan makna

yang latent (tersembunyi) dalam teks media.13

Van Dijk menggambarkan wacana dalam tiga dimensi, yaitu: Teks,

kognisi sosial dan konteks sosial. Menurutnya penelitiannya atas wacana

tidak cukup hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus diamati. Bila

digambarkan maka skema penelitian dan metode yang bisa dilakukan dalam

kerangka Van Dijk adalah sebagai berikut: 14

Tabel 1.1

Skema Penelitian Teun A. Van Dijk

Struktur Metode

Teks

Menganalisa bagaimana strategi

wacana yang dipakai untuk

menggambarkan seseorang atau

Struktur makro:

Super struktur:

12 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Rosdakarya:2004) h. 73 13

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis : Riset Komunikasi. (Jakarta : Kencana, 2006). h.

62 14

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta : LKis, 2001),

h. 221

Page 27: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

15

peristiwa tertentu Struktur mikro:

Kognisi Sosial

Menganalisa bagaimana peritiwa

dipahami,

didefinisikan dan ditafsirkan dengan

memasukkan informasi yang

digunakan untuk menulis dari suatu

wacana tertentu. (alasan penulis)

Konteks Sosial

Menganalisa bagaimana wacana

menggambarkan teks dan konteks

secara bersama-sama dalam suatu

proses komunikasi.

2. Objek dan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik akun @negativisme yaitu

Herman Fuhrer, sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah pesan

dakwah yang terkandung dalam catatan mingguan akun tersebut pada setiap

hari Jumat dengan menggunakan Tagar (Tanda Pagar) #PraKhotbah pada

tahun 2016.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, tekhnik pengumpulan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Observasi Teks

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Research

Document, yaitu analisis pada catatan mingguan #PraKhotbah oleh

akun @negativisme. Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu

Page 28: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

16

cara penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis fenomena yang diselidiki.15

Penelitian ini melakukan observasi teks yaitu pengamatan untuk

menganalisis makna pesan dakwah yang terdapat dalam teks tersebut.

Peneliti menghimpun data-data dan literatur, baik buku-buku, internet,

yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini melalui penelitian

kepustakaan. Pengolahan data akan disesuaikan dengan kerangka

analisis wacana model Teun A. Van Dijk, yaitu menganalisis wacana

toleransi beragama dilihat dari analisis teks, kognisi sosial dan konteks

sosial. Dalam dimensi teks yang diteliti adalah struktur dari teks yang

masing-masing bagian saling mendukung, dalam dimensi kognisi sosial

difokuskan bagaimana sebuah teks diproduksi, sedangkan konteks

sosial melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih jauh dengan

struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam public atas

suatu wacana. Kemudian dari ketiga dimensi di atas peneliti akan

melakukan interpretasi berdasarkan temuan data yang terdapat dalam

teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

b. Wawancara

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menguatkan data

dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemilik akun

@negativisme yaitu Herman Rhadeya dan juga kepada beberapa

pengikut akun tersebut.

15

Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1989), h. 192

Page 29: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

17

4. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian diklarifikasikan sesuai pertanyaan yang

terdapat pada rumusan masalah. Kemudian, dilakukan dengan menggunakan

teknik analisis data dengan menggunakan teknis analisis wacana kritis (critical

discourse analysis) Teun A. Van Dijk.

G. Sistematika Penulisan

Dalam membahas suatu penelitian diperlukan sistematika penulisan yang

bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah – langkah penulisan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, pada bab ini terdiri atas enam sub bab antar

lain latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI, pada bab ini diuraikan tentang konsep-

konsep dan metode penelitian dari teori yang digunakan, bab ini

terdiri dari tiga sub bab, sub bab pertama yaitu toleransi beragama

dan sub bab kedua yakni wacana dalam media sosial dan yang

ketiga adalah analisis wacana.

BAB III : GAMBARAN UMUM @NEGATIVISME, dalam bab ini akan

diuraikan gambaran umum dari subjek dan objek penelitian.

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA, di dalamnya akan

diuraikan tentang data yang dimiliki dan hasil penelitian yang

dilakukan terhadap akun twitter @negativisme dengan analisis

wacana dari segi teks, kognisi sosial dan konteks sosial.

Page 30: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

18

BAB V : PENUTUP, berisi kesimpulan yang ditutup dengan saran.

Page 31: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Toleransi Beragama

1. Pengertian Toleransi

Secara etimologi toleransi berasal dari kata tolerare (dalam bahasa Latin)

yang berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran.1 Dalam

bahasa Inggris, toleransi (tolerance) berarti sikap sabar dan kelapangan dada.2

Padanan kata dalam bahasa Arab, kata toleransi biasa disebut ikhtimal atau

tasamuh, yang artinya sikap membiarkan, lapang dada atau murah hati

(samuha-yasmuhu-samhan).3 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran” yang berarti bersifat atau

bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), pendirian

(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda

dan atau bertentangan dengan pendiriannya.4

Pada umumnya, toleransi diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada

sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan

keyakinan atau mengatur hidup dan menentukan nasib sesuai kehendak

masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikap tersebut

tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan

perdamaian dalam masyarakat.5 Dengan demikian dapat dipahami bahwa

1 Zuhairi Miswari, Al-Qur‟an Kitab Toleransi (Jakarta: Pustaka Oasis, 2007), h. 161 2John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2003), h. 595 3 Syahrin Harahap, Toleransi Kerukunan, (Jakarta: Prenada, 2011), h. 3 4 DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 124

5 Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar

Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama, (Surabaya: PT. Bina Ilmu: 1979), h. 22.

Page 32: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

20

toleransi adalah sebuah sikap dengan kebesaran hati untuk menghargai dan

menghormati perbedaan keyakinan yang dianut oleh orang lain.

Di bawah ini adalah pandangan beberapa tokoh tentang toleransi,

khususnya tentang toleransi dalam beragama yaitu:

a. Harun Nasution dalam buku “Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran”

menyatakan bahwa toleransi beragama hanya akan terwujud setelah

terlaksananya 5 (lima) hal berikut: Pertama, mencoba melihat kebenaran

yang terdapat pada agama lain. Kedua, memperkecil perbedaan di antara

agama-agama. Ketiga, menonjolkan persamaan-persamaan yang ada

dalam agama-agama. Keempat, memupuk rasa persaudaraan se-Tuhan.

Kelima, menjauhi praktik serang-menyerang antar-agama.6

b. Sarjuni dan Didiek dalam buku “Pengantar Studi Islam” menyatakan

bahwa toleransi antar-umat beragama dapat direalisasikan dengan;

Pertama, pengakuan terhadap eksistensi agama-agama lain dan pemberian

hak asasi kepada para pengikutnya. Kedua, dalam kehidupan

bermasyarakat antar-umat beragama menekankan sikap saling mengerti,

menghormati dan menghargai. Dengan itu toleransi akan tumbuh bersama

kesadaran yang terbebas dari segala macam bentuk tekanan dan hipokrisi.7

c. Nurcholish Madjid membedakan penafsiran konsep toleransi menjadi dua

macam penafsiran, penafsiran yang pertama adalah penafsiran negatif

(negative interpretation of tolerance) yaitu penafsiran yang menyatakan

bahwa toleransi mensyaratkan hanya cukup dengan membiarkan dan tidak

menyakiti orang/kelompok lain. Sedangkan penafsiran konsep toleransi

6 Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran (Bandung: Mizan, 2000), h. 275.

7 Sarjuni dan Didiek Ahmad Supadie, Pengantar Studi Islam (Jakarta: Rajawali Press,

2011), h 57.

Page 33: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

21

yang kedua adalah penafsiran positif (positve interpretation of tolerance),

yang menyatakan bahwa toleransi membutuhkan lebih dari sekedar

membiarkan. Lebih dari itu, toleransi perlu akan adanya pemberian

bantuan dan dukungan terhadap keberadaan orang/kelompok lain. Namun,

interpretasi positif ini hanya boleh terjadi dalam situasi di mana objek dari

toleransi itu tidak tercela secara moral dan merupakan sesuatu yang tak

dapat dihapuskan, seperti dalam kasus toleransi rasial.8

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa toleransi dapat

diartikan sebagai suatu sikap mengakui, menghormati dan menghargai suatu

perbedaan yang bentuknya prinsipil seperti halnya agama, suku dan ras.

Karena perbedaan-perbedaan tersebut tidak bisa dihindari dan melekat pada

diri seseorang sejak ia dilahirkan.

Sikap toleransi ini harus diwujudkan dalam hal kemasyarakatan atau

kemaslahatan umum agar masyarakat dapat menyikapi keberagaman dan

pluralitas agama, suku dan ras. Pelaksanaan sikap toleransi ini harus didasari

sikap kelapangan dada terhadap orang lain dengan memperhatikan prinsip-

prinsip yang dipegang sendiri, yakni tanpa mengrobankan prinsip-prinsip

tersebut.9

2. Landasan Toleransi Beragama

Kebebasan memeluk suatu agama adalah sebagai salah satu hak yang

paling essensial bagi kehidupan manusia, karena kebebasan untuk

memilih/menentukan/memutuskan adalah sebuah hakekat manusia sebagai

8 Nurcholish Madjid, Pluralitas Agama (Kerukunan dalam Keragaman), (Jakarta: Penerbit

Buku Kompas, 2001), h. 13. 9 H.M. Daud Ali, dkk, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1989), h. 80

Page 34: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

22

makhluk ciptaan Allah SWT. yang diberikan akal untuk berfikir. Karenanya

untuk memeluk atau meyakini kebenaran suatu agama tidak dapat dipaksakan

bahkan oleh seseorang yang paling berkuasa sekalipun. Berikut ini adalah

dasar-dasar yang mewajibkan kita agar memiliki sikap toleran terhadap

sesama umat manusia:

a. Konstitusi

Indonesia adalah salah satu negara yang melindungi hak-hak

penduduknya melalui konstitusi, termasuk di dalamnya adalah kebebasan

beragama yang tercantun dalam Undang-undang Dasar tahun 1945 pada

BAB XI tentang Agama, Pasal 29 ayat (1) Negara berdasar atas Ketuhanan

Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk

untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaan itu.10

Pasal tersebut dengan jelas menyatakan bahwa negara menjamin

kebebasan penduduknya dalam memilih dan memeluk suatu agama sesuai

dengan keyakinannya masing-masing. Negara juga menjamin dan

melindungi penduduknya di dalam menjalankan peribadatan menurut

agama dan kepercayaannya masing-masing.

b. Agama

1) Agama Islam

Salah satu firman Allah SWT. tentang toleransi beragama terdapat

dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 256:

10

http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945 diakses pada Selasa, 25 Oktober 2016 pukul 12.51

WIB.

Page 35: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

23

ف م ا اف م ف الله ا ر م ف ا ر ف الطكل ر ف ك م ى ف ف ف م غمف اط م ا ف ش ر ف اط م اف ف ف قم ف تكبميك اهمف اىف اط م ف ااك

ف لم

ف ف ف ﴿۶۵۲﴾ اي م ف ي ا م رف لله م ف طمهملف ف ف ف لمم اصم ىف ان ه ث ر ف اط ةا م عر ف الط سمكم تم ا

yang artinya:

“Tidak ada paksaan untuk (menganut) agama (islam),

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat,

karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman

kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada

buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui.”11

Dalam firman-Nya tersebut, Allah SWT. menyatakan bahwa tidak

ada paksaan dalam menganut sebuah agama, dalam hal ini berarti

agama Islam. Hal tersebut didasari dengan kenyataan bahwa sudah

jelas antara jalan yang benar dan jalan yang sesat. Karena setiap

manusia yang memilih jalan tersebut pastilah memiliki akal untuk

membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Sebagaimana telah dinyatakan dalam Al-Qur‟an:

ف ف م ي ا ا ه نملف طا تم ف ف اانكلف ام ر يم ف م ف شملءم م ك ف ا ير ف م لءم ف شم م ف ف م ر ف رك ا ف ـق حم

ف اط قرلا م ف

ف م همف ف ف ا ر را ف اط ف م لا ه ر

لط ف كم لء م اف ا لثر اف رغم ر ي تمغا ف كس اا م قرهملف ف ف ادا م ر ف لطمف اها نملراف ف امحم

لف ف ﴿۶۲﴾ م تم ر ف لءم م م ف ابر م ك اط

yang artinya:

“Dan katakanlah: “kebenaran itu datang dari Tuhanmu; maka

barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan

barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia kafir..” (QS. Al-Kahfi 18:

29)”.12

2) Agama Kristen

Beberapa ayat dalam Al-Kitab milik umat Kristiani yang

mengajarkan penganutnya untuk menanamkan sikap toleransi yaitu

11

Al-Qur‟an, Surat Al-Baqarah, Ayat 256 12

Al-Qur‟an, Surat Al-Kahfi, Ayat 29

Page 36: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

24

saling menghargai, menghormati, tolong-menolong dan lain

sebagainya adalah:13

a) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap

pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi

sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari

pada semua korban bakaran dan korban sembelihan (Markus 12:

33)

b) Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:

39)

c) Dalam tugasnya memupuk kesatuan dan cinta kasih antara

manusia, malah antara bangsa-bangsa, gereja memandang terutama

apa yang sama pada manusia dan yang membawa manusia kepada

persamaan hidup (NA ps 2)

Ayat-ayat tersebut di atas mengajarkan umat Kristiani untuk

berbuat baik kepada seluruh makhluk ciptaan Allah. Karena persatuan

dan kesatuan hanya akan timbul ketika manusia lebih melihat kepada

kesamaan yang dimiliki dari pada mempermasalahkan perbedaan yang

ada.

3) Agama Hindu

Begitupun Agama Hindu mengajarkan tetang toleransi kepada

umatnya, sebagaimana yang tertulis dalam sloka-sloka yang terdapat

13

http://www.alkitab.me/ diakses pada sabtu, 29 Oktober 2016 pukul 11.38 WIB.

Page 37: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

25

dalam pustaka suci Hindu yang memerintahkan manusia untuk saling

mencintai satu sama lain, sebagai berikut:

a) Samo „ham sarvabhutesa, na medewsyo „sti na priyah, ye bhajanti

tu mam bhaktya, mayite besu ca‟pyaham, (Bhagavadgita IX.29)

Artinya: “Aku tidak pernah iri dan selalu bersikap adil terhadap

semua makhluk. Bagi-Ku tidak ada yang paling Aku benci dan

tidak ada yang paling Aku kasihi, tetapi yang berbakti kepadaku,

Dia berada pada-Ku dan Aku bersamanya.”14

b) Apapun bentuk kepercayaan yang ingin dipeluk oleh penganut

agama, Aku (Brahma) memperlakukan kepercayaan mereka sama,

supaya tetap teguh sejahtera (Bhagawadgita Sloka 21)

Dalam ajarannya tersebut, umat Hindu diperintahkan untuk

bersikap adil kepada seluruh manusia, tanpa memandang perbedaan

keyakinan yang terdapat pada orang lain. Karena Brahma sekalipun

tidak mempermasalahkan agama yang dianut oleh para pemeluk

agama, dan Ia akan selalu bersama orang yang berbakti kepada-Nya.

4) Agama Budha

a) Janganlah kita hanya menghormati agama sendiri dan mencela

agama orang lain tanpa suatu dasar yang kuat. Sebaliknya agama

orang lain pun hendaknya dihormati atas dasar-dasar tertentu.

Dengan berbuat demikian kita telah membantu agama kita sendiri,

untuk berkembang di samping menguntungkan pula orang lain.

Dengan berbuat sebaliknya kita telah merugikan agama kita

14

http://dharmagupta.blogspot.co.id/2012/12/kerukunan-dan-toleransi-umat-beragama.html

diakses pada Kamis, 26 Oktober 2016 pukul 23.45 WIB.

Page 38: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

26

sendiri, di samping merugikan agama orang lain. Oleh karena itu

kerukunan yang dianjurkan dengan pengertian bahwa semua orang

hendaknya mendengarkan dan bersedia mendengarkan ajaran yang

dianut orang lain (Prasasti Kalinga No. XXII dari Raja Asoka, abad

3 SM)15

b) Kebencian tak akan berakhir apabila dibalas dengan kebencian.

Tetapi, kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak

membenci. Inilah satu hukum abadi (Dhammapada 5)16

c) Sebagian orang tidak mengetahui bahwa dalam pertengkaran

mereka akan binasa, tetapi mereka yang dapat menyadari

kebenaran ini akan mengakhiri semua pertengkaran (Dhammapada

5)

Sudah semestinya setiap penganut agama memiliki rasa toleransi

sebagaimana diajarkan oleh pedoman yang terdapat pada agama yang

dianut. Bahkan secara konstitusi, negara juga menjamin kemerdekaan

penduduk untuk memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing.

Sehingga perbedaan keyakinan tersebut tidak menjadi sebab-sebab

terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Dengan adanya ajaran toleransi di setiap agama, yang mana sesuai

dengan pedoman-pedoman di atas seharusnya membuat para pemeluk

agama hidup damai dan tenteram. Namun tidak jarang media

memberitakan gesekan, keributan, bahkan peperangan yang terjadi

15

https://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20331.0;wap diakses pada Sabtu, 29

oktober 2016 pukul 22.30 WIB 16

http://www.dhammapada.ws/ diakses pada Minggu, 30 Oktober 2016 pukul 04.35 WIB

Page 39: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

27

dengan mengatasnamakan agama atau Tuhan.17

Hal ini membuktikan

bahwa toleransi antar umat beragama belum sepenuhnya berhasil

direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat dengan keberadaan

masyarakat yang majemuk dan terdiri dari berbagai macam suku dan

agama.18

Atas permasalahan tersebut Nurcholish Madjid menjelaskan

bahwa setiap agama memiliki standar kebenarannya masing-masing,

yang mana setiap agama memiliki ajaran klaim eksklusif yaitu

mengaku bahwa agama yang dipeluknya adalah suatu agama yang

paling benar (truth claim),19

namun sayangnya jika melebar memasuki

wilayah sosial hal tersebut akan meninmbulkan sikap saling

menghakimi.

Frithjof Schuon dalam bukunya “Mencari Titik Temu Agama-

Agama” mengungkapkan bahwa semua agama pada dasarnya

(esoteris) sama, yang berbeda adalah dalam bentuknya (eksoteris).

Schuon menjelaskan, esoteris adalah hal-hal yang hanya boleh

diketahui dan dilakukan beberapa orang saja dari suatu kelompok

penganut paham tertentu. Sedangkan eksoteris adalah hal-hal yang

boleh diketahui dan dilakukan oleh semua anggota kelompok penganut

17

Terhadap aksi-aksi kekerasan dengan dalil agama, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus

membayangkan bahwa jika Nabi hidup hari ini, “niscaya akan sangat bersedih hati melihat

umatnya yang mengaku sangat mencintainya dan dengan dalih membelanya, melakukan tindakan-

tindakan yang sama sekali tidak pernah beliau ajarkan serta contohkan.” Lihat Husein Muhammad,

Mengaji Pluralisme, h. 65. 18

Syamsul Ma‟arif, Pendidikan Pluralisme, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2005), h. 5. 19

Nurcholish Madjid, Islam Kerakyatan dan Keindonesiaan Pemikiran Nurcholis Muda,

(Bandung: Mizan: 1993), h. 237.

Page 40: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

28

suatu paham tertentu.20

Schuon menarik garis pemisah horizontal

antara yang esoteris dan yang eksoteris seperti berikut;

Gambar 2.1 Letak Esoterisme dan Eksoterisme menurut Huston Smith merujuk

karya Frithjof Schuon. Sumber Utama: Frithjof Schuon, The Transcendent Unity

of Religions, Harper Torchbooks, Harper & Row, Publisher New York,

Evanston, San Francisco, London, 1975.

Dari segi metafisik, tingkatan tertinggi setiap agama berada pada

titik temu yang sama yaitu kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan

pada tingkat bawah, agama-agama tersebut memiliki perbedaan dan

terpecah-pecah. Dikatakan tingkat tertinggi adalah karena inti dari

agama adalah untuk menemukan Tuhan Yang Maha Esa, inilah yang

dinamakan esoteris. Sedangkan eksoteris adalah jalan ritual yang

merupakan hasil reduksi manusia, sebab itulah terdapat berbagai ritual,

dogma, ajaran dan tradisi yang kemudian membedakan agama satu

dengan lainnya.21

3. Unsur-unsur Toleransi Beragama

Toleransi beragama antar masyarakat adalah sikap memahami, mengakui

dan menghargai perbedaan prinsip dalam kehidupan bermasyarakat, menurut

20

Frithof Schuon, Mencari Titik Temu Agama-Agama, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), h.

ix 21

Frithof Schuon, Mencari Titik Temu Agama-Agama, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987)

Page 41: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

29

Masykuri Abdullah untuk mengekspresikan hal tersebut setidaknya terdapat

empat unsur yang harus ditekankan, yaitu: 22

a. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan

Kebebasan adalah keistimewaan yang hakekatnya diberikan oleh

Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia. Termasuk juga di dalamnya

kebebasan untuk berfikir dan mengambil keputusan dalam memilih suatu

agama atau kepercayaan yang diyakini. Kebebasan tersebut diberikan oleh

Tuhan Yang Maha Esa sejak manusia dilahirkan sampai ia meninggal

tanpa bisa diganti atau direbut oleh orang lain.

Kebebasan untuk menganut suatu agama ini sejalan dengan salah satu

tujuan Islam, yaitu untuk memberikan ketenangan jiwa bagi mereka yang

menganut ajarannya dengan jaminan kebebasan masing-masing dan

melakukan ibadahnya dengan aman dan tenang.23

b. Mengakui Hak Setiap Orang

Suatu sikap mental yang mengakui keberadaan hak orang lain yang

bebas menentukan perilaku dan nasibnya masing-masing. Tentu saja sikap

ini berbatas pada pengakuan atas perilaku yang dijalankan tanpa

melanggar hak orang lain, karena kalau demikian kehidupan di

masayarakat akan kacau.

Islam sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, selain bertujuan

untuk mengajarkan nilai tauhid ketuhanan, Nabi Muhammad tidak

menghilangkan agama samawi dan tradisi budaya lokal yang telah ada.

22

Masykuri Abdullah, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman (Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2001), h. 13. 23

Nurcholis Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis

(Jakarta: Paramadina, 2004) h. 112.

Page 42: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

30

Nabi sangat menghormati peradaban Arab pada saat itu dan menanamkan

nilai akhlak secara damai.24

c. Menghormati Keyakinan Orang Lain

Salah satu sikap yang dapat membawa pada toleransi adalah

menghormati dan membiarkan setiap pemeluk agama untuk melaksanan

ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang

diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik kepada orang

lain atau kepada keluarga sekalipun.

d. Saling Mengerti

Sikap ini adalah salah satu sikap yang diperlukan demi terwujudnya

masyarakat yang damai dan toleran di mana setiap masyarakat memiliki

rasa penuh pengertian terhadap orang lain, juga sebagai sarana untuk

menjaga pluralitas masyarakat yang sifatnya heterogen. Karena

keberagaman adalah dekrit Allah atas umat manusia.Sikap saling mengerti

juga didukung dengan adanya sikap keterbukaan yaitu kerendahan hati

untuk tidak merasa selalu benar, kemudian kesedian mendengar pendapat

orang lain untuk diambil dan diikuti mana yang terbaik.25

Hakikatnya toleransi beragama adalah sebuah bentuk pengakuan atas

kebebasan yang dimiliki setiap warga untuk memeluk suatu agama yang

diyakininya dan memberinya kebebasan dalam menjalankan ibadah. Toleransi

beragama meminta kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksanaan dan tanggung

24

Nurcholis Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis

(Jakarta: Paramadina, 2004) h. 176-178 25

Ngainun Naim, Membangun Toleransi dalam Masyarakat Majemuk Telaah Pemikiran

Nurcholis Madjid, Harmoni, Jurnal Multikultural dan Makna Vol. 121 No. 2 Mei-Agustus 2013, h

37.

Page 43: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

31

jawab, sehingga menumbuhkan rasa solidaritas dan mengeliminir egoistis

golongan.26

4. Toleransi Beragama dalam Islam

Dalam Islam toleransi beragama sudah muncul sejak zaman Nabi

Muhammad SAW. sebagaimana sejarah mencatat saat Rasulullah SAW. tiba

di Yasthrib (sebutan kota Madinah sebelum Islam), di mana beliau membuat

landasan konstitusional masyarakat kota ini yang kemudia dikenal dengan

“Piagam Madinah” atau “Konstitusi Madinah”. Piagam ini memberikan

teladan tentang keadilan dan toleransi yang luar biasa indah bagi pola

hubungan bermasyarakat yang pluralistik.27

Meskipun dalam bentuk

sederhana, tetapi piagam tersebut telah menjamin sebuah kebebasan kepada

pemeluk agama yang berbeda untuk menjalankan keyakinannya sesuai dengan

ajaran agamanya masing-masing.28

Sikap melindungi dan saling tolong-

menolong tanpa mempersoalkan perbedaan keyakinan juga muncul dalam

sejumlah Hadis dan praktik Nabi, hal ini membuktikan bahwa toleransi

bukanlah hal baru dalam sejarah Islam, tapi sudah ada dan dipraktekkan oleh

Nabi Muhammad SAW. sebagai pembawa ajaran ini.

Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik dan bertindak adil kepada

siapapun. Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi

pekerti mulia meskipun kepada orang non muslim.29

Toleransi beragama harus

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari agar setiap pemeluk agama dapat

26

Said Agil Husain Al-Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama (Jakarta: PT. Ciputat

Press, 2005) h. 17. 27

Nurdinah Muhammad, Pesan Piagam Madinah dalam Pluralisme di Indonesia, Jurnal

Substantia Vol. 12 No. 1, April 2011, h. 93. 28

Ma‟ruf Amin, Melawan Terorisme Dengan Iman, (Jakarta: Tim Penanggulangan

Terorisme, 2007), h. 141. 29

Nurcholis Madjid, dkk., Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis

(Jakarta: Paramadina, 2004) h. 215.

Page 44: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

32

hidup berdampingan dengan agama lain dalam kedamaian, dan memberikan

kebebasan bagi setiap pemeluk agama untuk menjalankan prinsip

keagamaannya masing-masing. Dalam ajaran Islam toleransi tidak hanya pada

soal keagamaan saja, melainkan juga pada semua segi kehidupan, seperti;

bahasa, budaya, suku, ras dan bangsa.

Sebagaimana firman Allah:

ف ك اف ف ف اا ر لرم ف طاتمعم قمبملٮ الم ك لف عر ف شر رنه عم م م ىف ه ارن ك ف كم ف ذم ف ر نه

م ف اانكلف خم لمهملف اطنكلسره

ف ف ف ﴿۳۱﴾ باي ف خم اي م مف ف لله ك ف ف ف ف اا ر ٮ ه اف امف ت

ف لله ن م ا ف ر م م امك

Artinya:

“Hai manusia. Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah

ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat: 13).”30

Ayat tersebut dengan jelas menyatakan bahwa perbedaan adalah sebuah

hakekat yang diberikan Allah SWT. kepada umat manusia. Bahwa yang

membedakan manusia di mata Allah SWT. adalah dari nilai taqwa yang

dimiliki setiap manusia itu sendiri. Dalam sudut pandang Islam, perbedaan itu

dianggap sunnatullah atau hukum alam yang harus kita hargai dan kita biarkan

berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing.31

Perkembangan Islam ke wilayah-wilayah luar Jazirah Arabia yang begitu

cepat menunjukkan bahwa Islam dapat diterima sebagai agama yang rahmatan

lil‟alamin (pengayom semua manusia dan alam semesta). Perluasan wilayah

sekaligus penyebaran nilai-nilai Islam selalu dilakukan dengan jalan damai

30

Al-Qur‟an, Surat Al-Hujuraat, Ayat 13 31

Maria Ulfah, ed., Nilai-Nilai Pluralisme dalam Islam: Bingkai Gagasan Yang Berserak

(Bandung: Penerbit Nuansa: 2005), h. 13.

Page 45: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

33

dan tanpa paksaan. Islam tidak memaksakan agama kepada mereka (penduduk

yang ditaklukan), sampai akhirnya mereka menyadari sendiri kebenaran

Agama Islam. Namun juga perlu diakui bahwa dalam perluasan wilayah

tersebut kerap menimbulkan peperangan, tapi perlu ditegaskan bahwa hal itu

dilakukan semata-mata untuk melakukan pembelaan agar Islam tidak

mengalami kekalahan. Peperangan yang terjadi pun bukan untuk memaksakan

keyakikan kepada mereka, tapi karena ekses-ekses politik sebagai konsekuensi

logis dari sebuah pendudukan.32

B. Wacana Dalam Media Sosial Twitter

1. Pengertian Wacana

Wacana berasal dari bahasa sansekerta yaitu wac/wak/vak yang artinya

berkata atau berucap. Kata tersebut kemudian berkembang menjadi wacana.

Penambahan kata „ana‟ dibelakangnya adalah sebagai bentuk sufiks (akhiran)

yang bermakna membedakan (nominalisasi).33

Dengan keberadaan tekhnologi

yang sudah berkembang saat ini, membuat wacana tidak terbatas hanya pada

ucapan, melainkan juga bisa melalui tulisan atau simbol, bahkan gambar

sekalipun. Istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para linguis di

Indonesia sebagai terjemahan istilah dari bahasa Inggris discourse. Kata ini

diturunkan dari dis (dan/dalam arah yang berbeda) dan currere (lari).34

Terdapat berbagai perbedaan dalam mendefinisikan wacana, banyak ahli

yang memberikan definisi dan batasan yang berbeda mengenai wacana

32

Aslati,Toleransi Anta Umat Beragama dalam Perspektif Islam, Jurnal Universitas Islam

Negeri Sultan Syafir Kasim Riau, Vol.4 No.1 (2012): Januari – Juni 2012h. 6 33

Dedy Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis

Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h. 3 34

Dede Oetomo, Kelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana, (Yogyakarta: Kanisius,

1993), h. 3

Page 46: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

34

tersebut. Dalam studi linguistik, wacana menunjuk pada kesatuan bahasa yang

lengkap, yang umumnya lebih besar dari kalimat, baik disampaikan secara

lisan atau tertulis. Dalam ranah sosiologi, wacana merujuk pada hubungan

antara konteks sosial dari pemakaian bahasa. Analisis wacana dalam lapangan

psikologi sosial diartikan sebagai pembicaraan, yang tidak jauh beda dengan

bentuk wawancara dan praktik dari pemakainya. Sementara di ranah politik,

wacana adalah praktik pemakaian bahasa, karena melalui bahasa tersebut

ideologi terserap di dalamnya.35

Ismail Marahimin, sebagaimana dikutip oleh Alex Sobur dalam bukunya

“Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing)”, mengartikan wacana sebagai suatu

kemampuan berbahasa dengan urut-urutan kata yang teratur dan semestinya.

Wacana juga menjadi bentuk komunikasi dari buah pikiran seseorang, baik

yang berupa lisan maupun tulisan yang resmi dan teratur. Berdasarkan definisi

ini maka setiap tulisan yang teratur dan sesuai dengan urut-urutan yang

semestinya atau logis dapat dikategorikan sebagai wacana. Karena itu, sebuah

wacana harus mempunyai dua unsur penting, yakni kesatuan (unity) dan

kepaduan (coherence).36

Secara istilah, wacana dapat didefinisikan sebagai struktur kata yang

bermakna atau sebuah bentuk sajian yang memuat gagasan dengan

menggunakan bahasa (verbal dan/atau nonverbal). Wacana juga dapat

digunakan sebagai upaya untuk menggambarkan realitas dengan

menggunakan bahasa. Karenanya akan terdapat sebuah hubungan dialektis

35

Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h. 3 36

Alex Sobur, Analisis Teks Media (Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), cet. Ke-6, h. 10

Page 47: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

35

antara peristiwa yang diwacanakan dengan konteks sosial, budaya, ideologi

tertentu.37

2. Pengertian Media Sosial

a. Definisi Media

Secara sederhana media dapat diartikan sebagai alat komunikasi

sebagaimana sudah diketahui selama ini. Namun, tidak jarang media

diartikan artikan media sesuai dengan tekhnologi atau alat yang digunakan

dalam proses produksi dan distribusi pesan melalui alat tersebut.

Contohnya Koran yang merupakan representasi dari media cetak,

sementara radio yang merupakan media audio dan televisi sebagai media

audio-visual merupakan representasi dari media elektronik, begitupun

internet sebagai representasi dari media online (dalam jaringan).38

Terlepas dari cara pandang tersebut, yaitu mendefinisikan media dari

bentuk dan teknologinya, media dapat diartikan sebagai sarana terjadinya

proses komunikasi itu sendiri. Menurut Meyrowitz, Moores, dan Williams

sebagaimana dikutip oleh Rulli Nasrullah dalam buku Media Sosial

Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, Proses terjadinya

komunikasi memerlukan tiga hal, yaitu objek, organ, dan medium. Saat

menyaksikan program di televisi, televisi adalah objek dan mata adalah

organ. Perantara antara televisi dan mata adalah gambar atau visual.

37

Rachmat Kriyantono, Teknik dan Praktik Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h.

258 38

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), h. 3

Page 48: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

36

Contoh sederhana ini membuktikan bahwa media merupakan wadah untuk

membawa pesan dari proses komunikasi.39

Media juga dapat diartikan melalui berbagai krtiteria. Seperti di awal

pembahasan tadi, terdapat beberpa pandangan yang mengartikan media

melalui teknologi yang digunakannya, begitupun dari bagaimana cara

mendapatkan atau bagaimana kode-kode pesan itu diolah. Ada pula yang

mengartikan media berdasarkan pada bagaimana pesan itu disebarkan.

Seperti media penyiaran (broadcast) di mana media merupakan pusat dari

produksi pesan, seperti stasiun televisi yang menyiarkan program melalui

pesawat televisi dan bisa diakses oleh siapa saja yang memiliki pesawat

televisi. Atau berdasarkan teknologi, pola penyebaran, sampai pada

bagaimana khalayak mengakses media, seperti media lama (old media)

dan media baru (new media).40

Tentu pembagian media sesuai kriteria ini akan memudahkan siapa

saja untuk memahami arti media, hanya saja pembagian ini menempatkan

media hanya sebatas alat atau perantara dalam proses distribusi pesan.

Padahal jauh dari itu, media juga memiliki kontribusi besar dalam

menciptakan makna dan budaya. Sebagaimana ungkapan “the medium is

the message” milik McLuhan setengah abad lalu, yang dikutip oleh Rulli

Nasrullah dalam buku “Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi)”, memberikan kesadaran bahwa media tidak lagi hanya

membawa konten semata, tetapi juga membawa konteks di dalamnya yaitu

39

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), h. 3 40

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), h. 4

Page 49: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

37

sebagai pesan yang bisa mengubah pola komunikasi, budaya komunikasi,

sampai bahasa dalam komunikasi antarmanusia.41

Rulli Nasrullah mengutip ungkapan Meyrowitz, guna memahami

bagaimana media beroperasi;42

1. Medium sebagai saluran (medium-as-vessel/conduit)

layaknya sebuah saluran air, pipa merupakan alat yang dibutuhkan

sebagai sarana yang membawa air ke tempat yang dituju. Medium

adalah saluran yang membawa pesan, contohnya adalah suara, sebagai

konten yang dibawa oleh radio. Namun untuk mendapatkan suara

tersebut, seseorang harus memiliki radio dan terhubung kepada saluran

yang diinginkan (sinyal dari stasiun radio). Hanya saja dalam konteks

ini, konten harus dimaknai berbeda dengan bagaimana medium

membawanya. Memang betul bahwa suara atau audio adalah pesan

yang dibawa oleh perangkat radio, namun yang menibulkan reaksi

adalah isi pesan. Rekasi pendengar akan berbeda, sesuai dengan isi

pesan yang didengarnya, bukan karena radio atau perangkatnya.

2. Medium adalah bahasa (medium-as-language)

Medium adalah bahasa itu sendiri. Meyrowitz, sebagaimana

dikutio oleh Rulli memberikan keterangan bahwa media memiliki

sesuatu yang unik dan bisa mewakili ekspresi atau mengandung suatu

pesan. Emosi dan ekspresi yang muncul melalui perantara medium

bisa jadi sama ataupun berbeda antara pembuat pesan dengan penerima

41

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), h. 4 42

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), h. 5

Page 50: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

38

pesan. Tidak dapat dipungkiri bahwa konten lebih diperhatikan dari

pada alat yang membawa konten tersebut, tapi perlu diketahui juga

bahwa kreasi yang dilakukan terhadap konten tersebut tidak terlepas

dari pengaruh alat. Contohnya adalah scene yang bertujuan untuk

mendramatisir suatu keadaan dalam sinetron harus disertai dengan

audio visual yang mendukung sebagai latar tempat dan latar suara.

Contoh lainnya adalah sebuah pertandingan sepakbola yang dilaporkan

oleh komentator televisi akan lebih mengundang emosi jika melibatkan

intonasi dan pilihan kata yang tepat serta pengulangan adegan-adegan,

seperti saat memasukan bola ke gawang.

3. Medium sebagai lingkungan (medium-as-environment)

Dalam hal ini, Meyrowitz berusaha memiliki pandangan bahwa

teks tidaak bisa dipandang sebagai teksa semata, lebih dari itu teks

juga harus dilihat melalui segi konteks saat teks itu digunakan.

Meyrowitz juga menanyakan bagaimana pemilihan konten dan

gramatikal membuat karakteristik medium menjadi berbeda antara satu

dengan medium lainnya, baik cara penampilan, psikologis maupun

sosiologis. Perspektif medium sebagai lingkungan ini memuat

beberapa kondisi, yakni:

a) Bagaimana bentuk informasi yang bisa atau tidak bisa

ditransmisikan oleh medium?

b) Bagaimana kecepatan dan tingkat komunikasinya?

c) Bagaimana medium itu menyalurkan pesan, apakah

unidirectional, bidirectional, atau multidirectional?

d) Apakah interaksi komunikasinya simultan (simultaneous)

atau berurutan (sequential)?

e) Bagaimana kebutuhan fisik untuk menggunakan media?

f) Apakah mempelajari serta menggunakan medium untuk

menghasilakan (code) dan menerima (decode) pesan relatif

Page 51: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

39

mudah atau sulit? Apakah medium itu digunakan sekaligus

atau dalam kondisi tertentu saja?43

Perspektif terakhir milik Meyrowitz ini menegaskan bahwa medium

bisa dilihat dari level mikro maupun level makro. Level mikro merujuk

pada bagaimana pemilihan medium yang dilakukan khalayak dalam

melakukan interaksi atau dalam situasi tertentu. Memilih antara Twitter

dan Facebook dengan perangkat media yang ada tentu memiliki

konsekuensi yang berbeda. Twitter sebagai sebuah media sosial dengan

tipe microblogging memberikan batasa jumlah huruf yang bisa diunggah

oleh penggunanya. Hal ini berbeda dengan kapasitas yang bisa diunggah di

status (wall) milik Facebook. Sementara level makro merujuk pada

bagaimana medium baru itu memberikan pengaruh pada interaksi dan

struktur sosial secara umum.44

Dengan adanya tiga perspektif dalam melihat medium yang

dikemukakan oleh Meyrowitz, maka hal tersebut dapat memberikan

gambaran bahwa medium bisa dilihat dari berbagai macam aspek.

Medium tidak hanya bisa dilihat dari persoalan teknis atau teknologi apa

yang terkandung di dalamnya, apakah cetak, audio, visual, analog, digital,

dan sebagainya.

Pada tahap selanjutnya, medium bisa mengandung nilai-nilai yang

lebih dari sekedar menjadi sarana dalam penyampaian pesan, tetapi juga

memberikan pengaruh pada segi sosial, budaya, politik, bahkan ekonomi.

Hal ini memperlihatkan bahwa media tidak hanya sebatas dalam makna

43 Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), hl m. 5 44

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), hl m. 6

Page 52: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

40

(sense) perangkat teknologi sebagaimana yang terkandung dalam

penyebutan media, tetapi juga dimaknai secara historis, teknologi, sosial,

budaya, hingga politik.45

b. Definisi Sosial

Alangkah baiknya jika mencari definisi kata “sosial” dalam media

sosial secara teori didekati melalui ranah sosiologi, dan pertanyaan dasar

Fuchs terhadap definisi sosial sebagaimana dikutip Rulli dalam buku

“Media Sosial”, adalah seperti apakah individu itu, apakah individu adalah

manusia yang selalu berkarakter sosial atau individu itu baru dikatakan

sosial ketika secara sadar melakukan interaksi? Para sosiolog memiliki

kesepahaman bahwa sebagai manusia, individu tidak bisa terlepas dari

komunikasi dan komunitasnya. Komunikasi merupakan sarana interaksi

antara induvidu dengan individu lain, sedangkan komunitas merupakan

satu bentuk relasi sosial yang melibatkan emosi perasaan dan bentuk-

bentuk lainnya.46

Fuchs, seperti yang dikutip oleh Rulli Nasrullah, menyatakan bahwa

dalam komunitas, individu tidak dapat dikatakan bersosial dengan hanya

berada dalam lingkungan tersebut, melainkan ada hal yang ditekankan

yakni anggota komunitas harus berkolaborasi hingga bekerja sama karena

inilah karakter dari sosial itu sendiri. Oleh karena itu, perlu kerja keras

untuk memahami sosial dalam kaitannya dengan media sosial. Untuk

45

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), h. 6 46

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), h. 6

Page 53: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

41

mendapatkan definisi yang matang, Rulli Nasrulullah telah menghimpun

beberapa definisi sosiolog tentang sosial:47

1. Durkheim menjelaskan bahwa definisi sosial merujuk pada kenyataan

sosial (the social as social facts) bahwa setiap individu melakukan aksi

yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini

menegaskan bahwa pada kenyataannya media dan semua perangkat

lunak (software) merupakan sosial dalam makna bahwa keduanya

merupakan produk dari proses sosial dan juga berkontribusi dalam

kehidupan sosial masyarakat.

2. Sedangkan bagi Weber yang mencoba mendefinisikan secara

sederhana, kata sosial merujuk pada relasi sosial. Sedangkan relasi

sosial itu sendiri bisa dilihat dalam kategori aksi sosial (social action)

dan relasi sosial (social relation). Kategori ini mampu membawa

penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan aktivitas sosial dan

aktivitas individual, yang mana terdepat perbedaan antara kedua hal

tersebut. Namun, diperlukan simbol-simbol yang bermakna di antara

individu yang menjadi aktor dalam relasi tersebut.

3. Sejalan dengan itu Tonnies mengungkapkan bahwa sosial merujuk

pada kata “komunitas” (community). Dalam hal eksistensi komunitas,

Tonnies menjelaskan bahwa komunitas akan memiliki eksistensinya

jika terdapat kesadaran yang dimiliki oleh anggota komunitas bahwa

mereka saling memiliki dan afirmasi dari kondisi tersebut, yang

kemudian akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan ketergantungan

47

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), h. 7

Page 54: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

42

antara satu dengan yang lain. Komunitas baru bisa terjadi jika

kebersamaan yang ada di antara anggota komunitas itu memiliki

kesepakatan akan nilai-nilai dan yang lebih penting adalah keinginan

untuk bersama.

4. Sementara itu, Marx juga memiliki definisi yang berbeda tentang

sosial, bagi Marx makna sosial itu merujuk pada kegiatan saling

bekerja sama (co-operative work) antar individu maupun kelompok.

Dengan melihat fakta bahwa kata sosial bisa dipahami dari bagaimana

setiap individu saling bekerja sama, apa pun kondisinya, sebagaimana

yang terjadi dalam proses produksi di mana setiap mesin saling bekerja

dan memberikan kontribusi terhadap produk. Dalam kajian Marx ini,

ada penekanan bahwa sosial berarti terdapatnya karakter kerja sama

atau saling mengisi di antara individu dalam rangka membentuk

kualitas baru dari masyarakat.

Dari berbagai definisi atau pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa definisi sosial adalah berbagai bentuk lingkungan tempat individu

menetap yang menuntut setiap individu tersebut untuk berinteraksi dan

berkontribusi penuh dalam lingkungan yang ditempatinya.

c. Definisi Media Sosial

Media sosial merupakan bentuk dari perkembangan tekhnologi yang

beroperasi dengan memanfaatkan internet yang menghubungkan manusia di

dunia baru atau biasa disebut dengan dunia maya dan telah merubah proses

komunikasi manusia. Kehadiran media sosial merubah proses komunikasi,

yang sebelumnya terjadi hanya sebatas komunikasi tatap muka, komunikasi

Page 55: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

43

kelompok, komunikasi massa, kini berubah total. Tentu saja perubahan

tersebut membawa konsekuensi di tingkat individu, organisasi, dan

kelembagaan.48

Keberadaan media sosial ini memberikan kesempatan bagi penggunanya

agar bisa lebih mengekspresikan diri, berbagi dengan pengguna lain,

menemukan teman baru, membentuk jaringan, bahkan menjalin kerja sama.

Hal seperti ini tentu saja akan sangat memudahkan para pengguna dalam

bersosialisasi di dunia virtual tersebut.49

Namun perlu pernyataan yang tepat dari para tokoh untuk memberikan

definisi tentang media sosial. Disini Rulli Nasrulullah mencoba untuk

memberikan definisi media sosial dari berbagai literatur penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya:50

1. Mandibergh mendefinisikan bahwa media sosial adalah media ataupun

tempat dimana tempat tersebut dapat mejadi wadah yang menumbuhkan

kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten (user-generated

content).

2. Shirky mengungkapkan bahwa media sosial dan perangkat lunak sosial

merupakan alat yang mampu meningkatkan kemampuan pengguna untuk

berbagi (to share), dengan demikian memudahkan para pengguna untuk

mendapatkan informasi, lebih jauh lagi para pengguna dapat bekerja sama

(to co-operate) dengan pengguna lain dan melakukan tindakan secara

48

Nurudin, Media Sosial dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi, (Jurnal

Komunikator, Vol. 5, 2010) h. 83 49

Dan Zarella, The Social Media Marketing Book (Canada: O‟Reilly Media, 2010), h.2-3. 50

Rulli Nasrullah, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi),

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015), h. 11

Page 56: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

44

kolektif yang semuanya berada di luar kerangka institusional maupun

organisasi.

3. Dalam hal ini Boyd menjelaskan media sosial adalah sekumpulan

perangkat lunak yang diciptakan untuk memungkinkan individu maupun

komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus

tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki

kekuatan pada user-generated content (UGC) di mana konten dihasilkan

oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana institusi media massa. Hal

ini memungkinkan pengguna mendapat informasi secara pure tanpa ada

yang disembunyikan seperti yang biasa dilakukan oleh media massa

mainstream.

4. Secara sederhana Van Dijk mengatakan bahwa media sosial adalah

platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna untuk

memperkuat ikatan yang ada dengan cara memfasilitasi mereka dalam

beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat

sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan

antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

5. Terakhir adalah pandangan dari Meike dan Young tentang media sosial,

Meike dan Young mengartikan kata media sosial sebagai konvergensi

antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu (to

be shared one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja

tanpa ada kekhususan individu. Dengan demikian dapat dikartakan bahwa

media sosial mampu menghilangkan batas-batas induvidu yang selama ini

sulit untuk ditembus.

Page 57: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

45

Dari definisi atau keterangan para ahli di atas, penulis mengambil

kesimpulan bahwa media sosial adalah sebuah perangkat lunak yang

memberikan ruang baru bagi penggunanya untuk membuka jaringan, saling

mengenal, bertukar informasi secara langsung antara satu individu dengan

individu lain tanpa ada filter dan batasan atau aturan-aturan yang ada pada

kerangka institusi layaknya media massa yang memiliki editor sebagai pintu

terakhir sebelum informasi itu disebarkan ke khalayak.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa wacana yang beredar di akun

pribadi media sosial adalah wacana hasil buah pikir individu tersebut tanpa

adanya aturan yang membatasinya selain diri sendiri. Tidak berlebihan jika

dikatakan bahwa wacana-wacana tersebut merupakan wacana yang murni.

Setiap individu memiliki kebebasan untuk membagikan apa yang ia rasakan

selama tidak menyebarkan fitnah, SARA, hoax dan sebagainya yang bisa

merugikan orang lain. Dengan adanya media sosial, para pengguna tidak lagi

membutuhkan kolom opini dalam media massa untuk menyampaikan

pendapat atau keresahannya. Opini dan keresahannya tersebut bisa

disampaikan melalui akun pribadinya, bahkan tanpa melalui proses editing.

3. Twitter

Twitter adalah situs mikroblog dan situs web jejaring sosial yang

memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan sebuah pesan teks

dengan jumlah maksimal 140 karakter.51

Twitter pertama kali muncul pada

bulan Maret 2006, didirikan oleh perusahaan rintisan Obvious Corp. Istilah

Twitter secara harfiah disebut tweet yang berarti berkicau. Situs ini

51 Mulya Hadi, Twitter untuk Orang Awam, (Palembang: Penerbit Maxicom, 2010), h. 2-8.

Page 58: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

46

mempunyai konsep mikro blog dalam penggunaannya. Hal tersebut terlihat

pada tampilan dalam kolom untuk mengetweet yang berisi pertanyaan

sederhana “Apa yang anda lakukan saat ini?”. Keunggulan dari situs ini

adalah jangkauan yang tidak terbatas, yang mana jika layanan pesan berbasis

Short Message Service (SMS) hanya mampu mengirimkan informasi kepada

pengguna yang dikenal, maka Twitter bisa digunakan sebagai sarana

penyebar informasi kepada semua orang baik yang dikenal mauapun tidak.

Dalam aplikasi Twitter, ada beberapa istilah yang wajib diketahui oleh para

pengguna, dengan mengetahui istilah-istilah tersebut akan memudahkan

pengguna untuk menggunakan aplikasi Twitter dengan efektid dan efisien.

Istilah-istilah tersebut antara lain:52

Tweet

Tweet merupakan sebutan untuk melakukan pembaharuan status, atau

sering disebut dengan update. Hal ini biasa dilakukan oleh pengguna

Twitter saat hendak memberikan informasi atau pesan kepada pengguna

lainnya.

Followers

Followers adalah sebutan bagi orang yang mengikuti aktifitas pada

akun Twitter kita.

Following

Following adalah orang yang aktifitas pada akun Twitternya kita ikuti.

Ini merupakan kebalikan dari follower.

52 Mulya Hadi, Twitter untuk Orang Awam, (Palembang: Penerbit Maxicom, 2010), h.

Page 59: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

47

Re-tweet

Re-tweet atau RT adalah memposting ulang tweet yang telah diposting

oleh orang lain melalui akun milik kita.

Trending Topic

Trending Topic adalah daftar topic yang sedang ramai dibicarakan oleh

para pengguna Twitter.

Direct Message

Direct Message atau DM adalah pesan pribadi yang secara langsung

tertuju pada satu pengguna Twitter.

Mention

Mention dalam Twitter diberi simbol “@”. Fungsi dari mention ini

adalah untuk membuat tag atau mengkhususkan tweet kepada pengguna

lain.

Hash Tags (#)

Hash Tag dalam Twitter diberi simbol “#”. Tanda pagar tersebut biasa

digunakan untuk mempermudah pencarian topik.

Favorites

Favorites adalah tweet yang disimpan karena merasa tweet tersebut

spesia atau penting.

Page 60: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

48

C. Anasilis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana berasal dari dua kata yakni analisis dan wacana. Kata

analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat dalam beberapa

pengertian yakni: 53

1) Kata analisis sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(sebab musabab, duduk perkaranya, dsb).

2) Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian

itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian

yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

3) Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.

Analisis memiliki arti mencari pengertian yang tepat dan menyeluruh atas

suatu pokok dengan menelaah setiap bagian yang sebelumnya telah diurai

terlebih dahulu.

Sedangkan istilah wacana secara etimologis berasal dari bahasa sansekerta

wac/wak/vak artinya 'berkata' atau „berucap'. Kata tersebut mengalami

perkembangan menjadi wacana. Jadi kata wacana dapat diartikan sebagai

perkataan atau tuturan. Istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para

linguis di Indonesia sebagai terjemahan istilah dari bahasa Inggris discourse.

Kata ini diturunkan dari dis (dan/dalam arah yang berbeda) dan currere

(lari).54

53

DEPDIKNAS, KamusBesarBahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2005). Edisi ke-3,

h.43 54

Dede Oetomo, Kelahiran dan perkembanganan alisis wacana, (Yogyakarta :

Kanisius,1993), h. 3

Page 61: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

49

Makna istilah di atas berkembang sehingga kemudian memiliki arti

sebagai pertemuan antar bagian yang membentuk satu kepaduan. Analisis

wacana menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk interaksi. Analisis

wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini,

aliran-aliran linguistic selama ini membatasi penganalisisannya hanya pada

soal kalimat, dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan

perhatian kepada penganalisisan wacana.55

Alex Sobur berupaya merangkum pengertian wacana dari berbagai

pendapat, ia memandang wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak

tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,

sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental

maupun non segmental bahasa.Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu

dapat dikemukakan sebagaiberikut:

1) Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat

(rule of use – menurut Winowson).

2) Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam

konteks, teks dan situasi (Firth).

3) Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui

intepretasi semantik (Beller).

4) Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak

berbahasa (what is said front what is done – menurut Labov).

55

Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik. (Bandung :Angkasa, 1993), h. 121

Page 62: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

50

5) Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara

fungsional (functional use language – menurut Coulyhard).56

Ada tiga pandangan mengenai analisis wacana dalam bahasa. Pandangan

pertama diwakili kaum positivism-empisris, menurutnya analisis wacana

menggambarkan tata tuturan kalimat, bahasa, dan pengertian bahasa.

Pandangan kedua disebut sebagai kontruktivisme, yang menempatkan analisis

wacana sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan

makna-makna tertentu. Pandangan ketiga, disebut sebagai pandangan kritis

yang menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi

dan reproduksi makna, dimana bahasa dipahami sebagai representasi yang

berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu,

maupun strategi-strategi di dalamnya.57

Awal perkembangan analisis wacana kritis dikemukakan oleh Van Dijk

(1985), yaitu tahun 1970-an dengan menunjukkan dua kecenderungan.

Kecenderungan pertama, analisis structural teks atau analisis percakapan

menjadi kajian abstrak dan terlepas dari penggunaan bahasa yang aktual

(formal). Kecenderungan kedua, kajian bahasa dalam konteks sosial

mengambil perhatian pada contoh-contoh penggunaan bahasa dalam

komunikasi. Analisis wacana ini mendapat pengaruh dari teori linguistic kritis,

teorikritis Frankfurt, dan teori pascastrukturalisme yang berkembang di

Perancis.58

56

Alex Sobur, AnalisisTeks Media,(Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing), (Bandung: Rosdakarya:2004), h. 72 57

YoceAliahDarma, AnalisisWacanaKritis, (Bandung :YramaWidya, 2009), Cet. Ke-I.h.

68-69. 58

Yoce Aliah Darma, Analisis Wacana Kritis, (Bandung : Yrama Widya, 2009), Cet. Ke-I.

h. 69

Page 63: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

51

Dalam hal ini, ada berbagai varian teori analisis wacana kritis yang

dilahirkan oleh para ahli di dunia, di antaranya analisis wacana Michel

Foucault, Roger Fowler, dkk., Théo Van Leeuwen, Sara Mills yang

mengedepankan feminisme, dan lainnya. Riyono Pratiknyo sebagaimana

dikutip Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menjelaskan bahwa

wacana adalah sebuah proses berpikir seseorang yang mempunyai ikatan

dengan ada tidaknya sebuah kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang

disajikannya. Menurutnya, makin baik cara atau pola pikir seseorang, maka

akan terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu.59

Alex Sobur dalam

bukunya tersebut menggambarkan wacana dalam berbagai aspek makna

kebahasaan, di antaranya:

1) Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan

gagasan konversasi atau percakapan.

2) Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok

telaah.

3) Risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah.60

Dari berbagai pengertian analisis dan wacana di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa analisis wacana merupakan suatu kegiatan mengkaji

dan menelaah suatu produk komunikasi dari perspektif kebahasaan dengan

melihat teks kemudian dikaitkan dengan ideologi di balik terbentuknya teks

tersebut dengan melihat kognisi dan kontekssosial.

59

Alex Sobur, AnalisisTeks Media,(Bandung: Rosdakarya:2004), h. 10 60

Alex Sobur, AnalisisTeks Media, (Bandung: Rosdakarya:2004), h. 10

Page 64: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

52

2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan

dikembangkan oleh para ahli, model yang paling banyak digunakan adalah

model Teun A. Van Dijk. Intianalisis Van Dijk menghubungkan tiga dimensi

wacana kedalam satu kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks,

kognisi sosial dan konteks sosial.61

Dijk melihat suatu wacana terdiri atas

berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung.62

Menurut Van Dijk, sebagaimana yang dikutip Eriyanto penelitian atas wacana

tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks atas teks semata, karena teks

hanya hasil dari suatu proses praktik produksi yang juga harus diamati, dan

harus dilihat juga bagaimana suatu teks bisa semacam itu.63

Berikut ini analisis wacana sesuai dengan model Van Dijk:

1) Analisis Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan

yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya ke dalam

tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna

global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau

tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur. Ini

merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu

teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh.

Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari

61

Eriyanto, AnalisisWacana, PengantarAnalisis Teks Media (Yogyakarta :LkiS, 2001), h.

224. 62

Alex Sobur, AnalisisTeks Media, (Bandung: Rosdakarya:2004), h. 77 63

Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h.

221

Page 65: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

53

bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,

parafrase, dan gambar.64

a) Struktur Makro (Mengamati Hal Tematik)

Elemen tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks. Disebut

juga sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari sebuah teks.

Topik menunjukan informasi yang paling penting atau inti pesan yang

ingin disampaikan oleh komunikator. Dari topik ini kita bisa

mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh komunikator

dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat

dapat diamati pada struktur makro dari suatu masalah.65

Tema sebuah wacana akan tampak dalam pengembangan wacana.

Temapun akan memadu alur pengembangan sebuah wacana lisan

maupun tulisan. Intinya, tematik merupakan struktur yang menjelaskan

tentang tema yang diambil dari sebuah film.

b) Superstruktur (Mengamati hal Skematik)

Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari

pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukan bagaimana

bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk

kesatuan arti. Jadi, jika topik menunjukan makna umum dari suatu

wacana, maka struktur skematik atau suprastruktur menggambarkan

bentuk umum dari suatu teks.66

64

Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h.

226 65

Eriyanto, Analisis Wacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h.

230 66

Eriyanto, Analisis Wacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h.

231

Page 66: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

54

c) Struktur Mikro Mengamati Hal:

(1) Semantik

Pengertian umum semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang

menelaah makna suatu bahasa. Sematik dalam skema Van Dijk

dikategorikan sebagai makna lokal, yakni makna yang muncul dari

hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang

membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Semantik

tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang terpenting dari

struktur wacana, tetapi juga yang mengiringi kearah sisi tertentu

dari suatu peristiwa. Pada intinya, semantik membahas tentang

hubungan antar kalimat yang mempunyai makna tertentu dalam

sebuah teks yang mempunyai makna tersirat.67

(2) Sintaksis

Secara terminologi, kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani (sun

= dengan + tattei = menempatkan), berarti menempatkan bersama-

sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Dapat

dikatakan bahwa sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu

bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, kalusa,

dan frase. Inti dari sintaksis adalah mengelompokan kata-kata

menjadi sebuah kalimat.68

(3) Stilistik

67

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.78. 68

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 80

Page 67: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

55

Pusat perhatian stlistika adalah Style, yaitu cara yang digunakan

seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksud dengan

menggunakan bahasa sebagai sarana. Apa yang disebut gaya

bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam segala ragam bahasa:

ragam lisan dan tulisan, ragam sastra dan ragam non sastra, karena

gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks

tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu. Akan tetapi

secara tradisional gaya bahasa selalu ditautkan dengan teks sastra,

khususnya teks secara tertulis. Intinya, stilistik merupakan kata

yang digunakan untuk mengkonstruksi wacana, atau gaya bahasa

yang digunakan oleh penulis.69

(4) Retoris

Strategi dalam level retoris merupakan gaya yang diungkapkan

ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan

pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik) atau bertele-tele.

Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan

bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak.70

2) Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur

teks, tetapi bagaimana suatu teks diproduksi. Dalam pandangan Van Dijk

perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial yang meneliti kesadaran

mental wartawan, dalam hal karya sastra maka bisa dikatakan kesadaran

69

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 82 70

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 83-84

Page 68: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

56

mental pengarangnya dalam membentuk teks dalam karyanya. Analisis

wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu

sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan

ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks,

maka dibutuhkan suatu analisis kognisi dan kontek ssosial. Pendekatan

kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna,

tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa. Kognisi sosial itu penting

dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk memahami teks

media.71

3) Konteks Sosial

Dimensi ketiga dari analisis Van Dijk adalah analisi sosial. Wacana

adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga

untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti

bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikontruksi dalam

masyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan

bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi

lewat praktik diskursus dan legitimasi. Menurut Van Dijk, dalam analisis

mengenai masyarakat ini, ada dua poin yang penting: kekuasaan (power)

dan akses (acces).72

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing faktor

tersebut:

a) Praktik Kekuasaan

71

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 221 72

Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h.

271

Page 69: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

57

Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan

yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok

untuk mengontrol kelompok (atau anggotanya) dari kelompok lain.

Selain kontrol yang bersifat langsung dan fisik, kekuasaan itu

dipahami oleh Van Dijk, juga berbentuk persuasif: tindakan seseorang

untuk secara tidak langsung mengontrol dengan jalan mempengaruhi

kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap dan pengetahuan.

b) Akses Mempengaruhi Wacana

Dalam pemahaman Van Dijk kelompok elit diyakini mempunyai

akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak

berkuasa. Oleh karena itu mereka yang lebih berkuasa mempunyai

kesempetan lebih besar untuk mempunyai akses pada media, dan

kesempatan lebih besar untuk mempengaruhi kesadaran khalayak.73

73

Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h.

272

Page 70: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

58

BAB III

GAMBARAN UMUM

Akun Negativisme

Akun @negativisme (https://twitter.com/negativisme)1 adalah akun anonim

yang muncul sejak tahun 2009. Kemunculan akun anonim ini terinspirasi dari

buah pikir Pidi Baiq yang dikenal sebagai penulis juga sebagai musisi.2

Gambar 3.1 Tampilan Profil Akun Twitter @Negativisme

Herman Rhadeya, adalah orang yang berada di balik akun Negativisme ini,

Herman mendapatkan ide untuk membuat akun anonim yang diberi nama

Negativisme setelah membaca salah satu buku karya Pidi Baiq, buku yang

menginspirasi Herman adalah buku Pidi Baiq yang berjudul “Al-Asbun

Manfaatulngawur”. Di dalam buku tersebut terdapat istilah “Pesimisme Positif”,

yang memiliki makna bahwa fungsi pesimis sesungguhnya adalah untuk

menurunkan ekspektasi seseorang terhadap sesuatu, hal ini dikarenakan

banyaknya kekecawaan yang timbul apabila realita tidak sesuai atau kurang dari

ekspektasi yang sudah diperkirakan. Oleh karena itu, untuk menghindari rasa

1 https://twitter.com/negativisme diakses pada Rabu, 03 Maret 2017. Pukul 08.15 WIB. 2 Wawancara Peneliti dengan Herman Radheya melalui Email, pada 23 Maret 2017

Page 71: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

59

kecewa maka Pidi Baiq mengajak pembaca untuk pesimis terhadap sesuatu

sebagai bentuk antisipasi, juga agar timbul rasa syukur disaat realita melebihi

ekspektasi yang sudah diperkirakan. Pesimis yang diajarkan Pidi Baiq adalah

pesimis yang positif, yaitu tanpa mengurangi usaha untuk mencapai sesuatu hanya

saja menghindari harapan berlebih atas sesuatu. Buah pikir inilah yang kemudian

menginspirasi pemilik akun untuk membuat akun Negativisme dengan nama

lengkap Negativisme Optimispus yang memiliki gambaran makna tidak jauh

berbeda dengan Pesimisme Positif milik Pidi Baiq.3

Herman Rhadeya, pemilik akun Negativisme ini memiliki latar belakang

sebagai berikut; bekerja di perusahaan swasta dan berpendidikan terkahir S1

jurusan Sejarah. Herman menganut agama Islam yang tergolong dalam kategori

Islam moderat, bahkan lebih mendekati plural. Hal ini dikarenakan lingkungan

tempat Herman tinggal saat ini, yaitu di Purwakarta, terjalin hubungan yang

harmonis antar umat beragama, di mana terdapat forum lintas agama yang isinya

dialog, kegiatan bakti sosial, bahkan ketika ada kegiatan suatu agama, agama lain

ikut melibatkan diri (bukan dari segi ibadahnya tapi kegiatan sosialnya), misalnya

ketika takbir keliling para pemuka agama lain (Hindu-Buddha, Kristen, dan

Konghucu) ikut terlibat. Begitupun saat merayakan hari natal, siswa-siswi SMP

kerja bakti untuk membersihkan gereja, masjid, wihara dll. yang dekat dengan

sekolahnya.4

Sebagai seorang sarjana sejarah dan juga penggemar buku bacaan karya Pidi

Baiq, Derrida, Dante Allighieri dan banyak lagi, hal ini menjadi dasat bahwa tentu

saja Herman memiliki wawasan yang cukup luas dan pemahaman yang baik atas

3 Wawancara Peneliti dengan Herman Radheya melalui Email, pada 23 Maret 2017 4 Wawancara Peneliti dengan Herman Radheya melalui Email, pada 23 Maret 2017

Page 72: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

60

kejadian-kejadian sosial yang terjadi di lingkungan sekitar. Oleh sebab itu isu-isu

yang menjadi sorotan Negativisme bukanlah isu-isu sederhana, kebanyakan dari

kicauan-kicauannya tersebut lebih cenderung kepada permasalahan kebhinekaan,

persamaan ras, sosial politik dan agama. Herman lebih tertarik pada isu-isu di atas

dan memilih untuk mengekspresikannya melalui media sosial yang sedang

populer saat ini. Hal ini menjadi pilihannya karena Herman meyakini bahwa

ruang publik yang paling efektif dan efisien saat ini terdapat pada media sosial.5

Gambar 3.2 Contoh Konten Cuitan Akun @Negativisme

Sebagai seorang muslim, Herman sangat percaya bahwa Islam yang dibawa

oleh Rasulullah SAW adalah Islam yang rahmatan lil’alamiin, yaitu Islam yang

membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia bahkan seluruh alam. Hal inilah

yang membuat Herman gusar, yaitu ketika terdapat beberapa golongan yang tidak

sesuai dengan Islam yang selama ini diyakininya. Di mana golongan tersebut

merasa paling benar dan menyebarkan kebencian dengan melabeli kafir, musyrik,

dan banyak lagi sebutan yang dirasa kurang pantas untuk dilontarkan kepada

orang yang berada di luar golongannya. Bagi Herman, hal ini akan merusak

5 Wawancara Peneliti dengan Herman Radheya melalui Email, pada 23 Maret 2017

Page 73: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

61

hubungan yang harmonis antar umat beragama, bahkan akan meghasilkan

pandangan yang negatif terhadap umat Islam di Indonesia pada umumnya. Selain

itu, jika melihat sejarah ketika Indonesia masih berjuang untuk memperoleh

kemerdekaan, bukan hanya umat Islam yang berjuang pada saat itu, terdapat

agama-agama lain yang juga ikut mengacungkan senjata untuk mengusir para

penjajah dari tanah air Indonesia. Jadi, Indonesia bukan hanya milik umat Islam.

Karenanya, penganut agama lain juga memiliki hak yang sama untuk menjalankan

ibadah sesuai dengan ajaran masing-masing tanpa gangguan, karena hal itu telah

diatur dalam undang-undang.6

Keresahan yang dirasakan Herman tersebut disalurkan melalui akun

Negativisme yang telah dibuat sejak tahun 2009. Herman berkicau melalui media

sosial Twitter untuk menanggapi dan mengomentari berbagai macam isu sosial

atau situasi nasional yang sedang hangat diperbincangkan oleh berbagai kalangan.

Dari kicauan-kicauannya tersebut, akun Negativisme mendapatkan banyak

followers yang sampai saat ini jumlahnya mencapai 118.000, hal ini membuktikan

bahwa keresahan yang dikicaukan oleh Herman melalui akun Negativisme

mewakili keresahan yang dirasakan oleh follorwers dan juga pengguna lain.

Kicauan pada media sosial Twitter memang memiliki batasan maksimal yaitu 140

karakter, namun hal ini tidak terlalu menjadi masalah bagi para pengguna, karena

pengguna bisa mengatasinya dengan membuat sebuah kultwit, yaitu berkicau

secara terus menerus dan memberikan nomor pada setiap kicauannya tersebut.

Para followers yang ingin membacanya hanya perlu mencari nomor urut pertama

6 Wawancara Peneliti dengan Herman Radheya melalui Email, pada 23 Maret 2017

Page 74: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

62

dari setiap kicauan yang ada. Hal ini tentu tidak jadi masalah, dan pesan yang

disampaikan bisa dilakukan dengan tuntas.7

Gambar 3.3 Tampilan Profil Akun Instagram @Negativisme

Tidak berhenti sampai disitu, selain membuat akun anonim yang bernama

Negativisme Optimispus pada media sosial Twitter, Herman juga membuat akun

dengan nama yang sama pada media sosial lain seperti Facebook, Kaskus dan

Instagram. Hal ini dilakukannya agar bisa menjangkau para pengguna yang

memiliki kecenderungan menggunakan salah satu di antara media sosial tersebut.8

Dari data yang penulis himpun, terdapat 25.800 followers pada akun Instagram

Negativisme,9 sebagai pengguna baru, jumlah followers yang dimilikinya sudah

terbilang banyak dibanding akun-akun lain. Selain itu, pada media sosial Kaskus

akun Negativisme memiliki viewers sebanyak 100.093 pada thread yang diberi

Tagar Prakhotbah.10

Prakhotbah adalah kumpulan catatan mingguan yang rutin dibuat pada hari

Jumat oleh Herman dan kemudian dipublikasikan melalui semua media sosial

yang sudah Herman buat dan diberi nama Negativisme.

7 Wawancara Peneliti dengan Herman Radheya melalui Email, pada 23 Maret 2017 8 Wawancara Peneliti dengan Herman Radheya melalui Email, pada 23 Maret 2017 9 https://www.instagram.com/negativisme/ diakses pada 03 Maret 2017 pukul 11.17 WIB

10 https://www.kaskus.co.id/search?q=prakhotbah&forumchoice diakses pada 03 Maret

2017 pukul 11.18 WIB

Page 75: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

63

Gambar 3.4 Tampilan Profil Akun Kaskus @Negativisme

Kumpulan catatan mingguan yang diberi nama Prakhotbah ini dimulai sejak

tahun 2013, sampai saat ini terdapat 207 catatan yang sudah dibuat oleh Herman

pada setiap hari Jumat. Tema dari catatan mingguan tersebut sangatlah beragam

dan disesuaikan dengan fenomena sosial yang terjadi di Indonesia, umumnya yang

berkaitan dengan keagamaan, politik, dan apapun itu yang berkaitan dengan

kehidupan sosial maupun kehidupan bermedia sosial. Catatan mingguan yang

dibuat oleh Herman melalui akun Negativisme tersebut dihimpun dengan rapih

dalam forum Kaskus, dengan itu setiap pembaca bisa dengan mudah memilih

judul yang ingin dibaca sesuai dengan kebutuhan.

Secara garis besar, tema yang diangkat oleh Negativisme melalui

Prakhotbah adalah isu tentang toleransi beragama. Dari total 207 catatan yang

sudah dibuat, terdapat 166 catatan yang membahas dan ada kaitannya dengan

toleransi antar umat beragama. Hal ini menunjukkan kecenderungan dan intensitas

pembahasan yang dibuat oleh Herman melalui akun Negativisme.

Dilihat dari beragai konten/catatan yang Herman buat, Herman cenderung

mengkritisi kaum muslimin yang menurutnya radikal dan intoleran terhadap

Page 76: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

64

penganut kepercayaan lain. Terlebih ketika terdapat golongan yang membela

kelompok teroris. Hal ini sangat tidak masuk akal baginya, karena siapapun

orangnya, perbuatan teror tidaklah dapat dibenarkan dengan alasan apapun.

Bagi Herman, segala bentuk fanatisme yang berlebihan sangatlah berbahaya.

Seperti yang sudah diketahui bahwa terdapat berbagai macam suku dan budaya di

Indonesia, yang mana hal tersebutlah yang menjadikan Indonesia kaya.

Keragaman adalah ciri khas yang dimiliki Indonesia. Karena itu ketika ada suatu

kelompok yang muncul dan merasa diri paling benar dan hebat di antara

kelompok lain, bagi Herman hal tersebut akan memecah belah persatuan yang

selama ini dimiliki Indonesia. Inilah yang membuat Herman cenderung membuat

catatan mingguan yang bertemakan kesetaraan, kebhinekaan, dan toleransi.11

11 Wawancara Peneliti dengan Herman Radheya melalui Email, pada 23 Maret 2017

Page 77: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

65

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Temuan Penelitian

Dalam kerangka analisis model Van Dijk, struktur teks, kognisi sosial, dan

konteks sosial adalah bagian yang saling berintegrasi dan tidak dapat dipisahkan.

Kalau suatu teks mempunyai ideologi tertentu, maka itu berarti menandakan dua

hal, Pertama, teks tersebut merefleksikan struktur model si pembuat teks ketika

memandang suatu peristiwa atau persoalan. Kedua, teks tersebut merefleksikan

pandangan sosial secara umum, skema kognisis masyarakat atas suatu persoalan.

Untuk itu diperlukan analisis yang luas yang mencakup konteks dan kognisi sosial

individu pembuat teks dan masyarakat, tidak terbatas hanya pada teksnya saja.1

Setelah dilakukannya analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk

terhadap catatan mingguan yang dibuat Herman melalui media sosial Twitter

dengan menggunakan hastag Prakhotbah, ditemukan pandangan yang dimiliki

Herman terhadap kehidupan umat beragama di Indonesia secara umum. Catatan-

catatan mingguan Prakhotbah yang dibuat oleh Herman tidak lepas dari kritiknya

terhadap kehidupan sosial umat beragama, di mana sudah banyak situasi dan

kondisi dari berbagai peristiwa baik sosial, politik, pertahanan dan keagamaan

yang mengusik kondusifitas yang sudah terjaga selama ini. Tentu saja hal ini

menimbulkan kekhawatiran bagi seluruh komponen anak bangsa yang berjuang

demi perdamaian dan berupaya untuk bersatu walau dalam perbedaan,

sebagaimana semboyan “bhineka tunggal ika” yang begitu masyhur dan begitu

1Teun Van Dijk, “The InterdiciplinaryStudy Of News as Discourse”,

http://www.discourses.org/journals/dac/ diakses pada Rabu, 22 Februari 2017, pukul 11.06 WIB

Page 78: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

66

kuat untuk dijadikan pegangan bagi bangsa Indonesia yang memang lahir dari

kebhinekaan namun harus tetap menjaga pesatuan.

Kebhinekaan atau keberagaman yang menjadi karakter bangsa Indonesia

ini, menuntut semua elemen masyarakat untuk terlibat dalam membangun

kehidupan yang harmonis. Terdapat berbagai macam perbedaan yang berpotensi

untuk mengkotak-kotakkan kehidupan bangsa Indonesia, mulai dari keberagaman

mata pencaharian, keberagaman ras, keberagaman suku bangsa, keberagaman

agama dan keberagaman budaya. Oleh karena itu, telah menjadi tugas seluruh

elemen masyarakat untuk mengesampingkan perbedaan yang ada dan

mengedepankan persatuan dan kerukunan dalam bermasyarakat.

B. Analisis Data

1. Analisis Teks Prakhotbah

Dalam dimensi teks, analisis diarahkan pada struktur dari teks wacana itu

sendiri. Struktur sebuah wacana tekstual menurut Van Dijk terbagi dalam tiga

tingkatan, dimana ketiga tingkatan tersebut saling berkaitan dan saling

mempengaruhi yang pada akhirnya membentuk makna wacana secara

menyeluruh. Tiga tingkatan tersebut yaitu struktur makro, superstruktur dan

struktur mikro. Struktur makro berupa tematik, suprastruktur berupa skematik dan

struktur mikro terdiri dari skematik, sintaksis, stilistik dan retoris.

Analisis yang dilakukan pada dimensi teks ini dapat dilakukan secara

murni hanya dengan menyandarkan penelitiannya pada data primer (teks) yakni

setiap catatan mingguan karya Negativisme (Herman) yang memiliki kandungan

pesan toleransi antarumat beragama pada tahun 2017 yaitu, “Duo Mulia”,

“Berbalas” dan “Purwakarta Untuk Indonesia”.

Page 79: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

67

a. Struktur Makro/Tematik

Unsur global yang menjadi gambaran umum dan mendominasi suatu

tulisan atau wacana disebut elemen tematik.2 Tema merupakan gagasan inti

dari suatu teks yang menggambarkan apa yang ingin disampaikan oleh

seorang penulis kepada pembaca melalui tulisannya dalam melihat atau

memandang suatu peristiwa. Dapat dikatakan bahwa gagasan inti dari suatu

tulisan hanya akan didapatkan setelah membaca keseluruhan teks. Tema

menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh pembuat teks (dalam hal ini

Herman Rhadeya) dalam catatan mingguan “Prakhotbah”.

Melalui catatan mingguan yang dibuat Herman tersebut, jika diteliti

lebih jauh lagi maka akan ditemukan pandangan yang dimiliki Herman

terhadap kehidupan umat beragama di Indonesia secara umum. Dalam analisis

wacana teks yang dikemukakan oleh Van Dijk, teks tidak hanya

menggambarkan suatu topik tertentu, melainkan akan terdapat beberapa

subtopik yang saling berkaitan dan mendukung terbentuknya topik umum.

Begitupun subtopik terbentuk dari subbagian yang saling mendukung untuk

membentuk subtopik. Dengan kata lain, setiap isi teks secara keseluruhan

saling dukung membentuk satu pengertian umum yang koheren.3

Catatan-catatan mingguan Prakhotbah yang dibuat oleh Herman tidak

lepas dari kritiknya terhadap kehidupan sosial umat beragama, selain itu erat

juga kaitannya dengan kebhinekaan atau keberagaman yang menjadi karakter

bangsa Indonesia. Terdapat berbagai macam perbedaan yang berpotensi untuk

2 Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h

229. 3 Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h

230.

Page 80: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

68

memecah-belahkan kehidupan bangsa Indonesia, mulai dari perbedaan mata

pencaharian, perbedaan ras, perbedaan suku bangsa, perbedaan agama,

perbedaan budaya dan yang paling merusak adalah perbedaan kepentingan.

Oleh karena itu, telah menjadi tugas seluruh elemen masyarakat untuk

mengesampingkan perbedaan yang ada dan mengedepankan persatuan dan

kerukunan dalam bermasyarakat.

Dari sekian banyak keberagaman yang dimiliki oleh warga Indonesia

tersebut, catatan mingguan Herman lebih fokus kepada keberagaman agama,

yang mana terdapat beberapa subtopik yang ditemukan dalam catatan

mingguan tersebut, antara lain;

1) Menghargai Kebebasan Eksistensial Agama

Salah satu topik yang mendukung tema utama dalam catatan

mingguan Prakhotbah yang dibuat oleh Herman ini adalah tentang

kebebasan umat beragama, salah satunya adalah dalam merayakan hari

besar. Pada penghujung tahun 2016, tepatnya di bulan Desember,

terdapat dua perayaan hari besar dari dua agama yang berbeda, yakni

perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada tanggal 12

Desember 2016 dan perayaan hari kelahiran Nabi Isa As. atau biasa

dikenal dengan Hari Natal pada tanggal 25 Desember 2016.

Momentum perayaan hari besar ini sangatlah penting bagi kedua

agama tersebut. Tentu perayaannya harus dilandasi sikap saling

menghormati antar umat yang berbeda keyakinan satu sama lain. Umat

Nasrani harus menghormati Umat Muslim saat sedang merayakan

setiap peringatan hari besar sesuai dengan ajaran yang berlaku,

Page 81: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

69

begitupun sebaliknya, Umat Muslim harus menghormati setiap

perayaan hari besar yang diperingati oleh Umat Nasrani. Tidak hanya

sebatas itu, bahkan setiap elemen masyarakat harus menghormati

kebebasan beragama dengan segala macam ritualnya yang mana hal

tersebut sudah diatur dalam UUD 1945 pada BAB XI tentang Agama,

Pasal 29 ayat satu (1) dan ayat dua (2) yang berbunyi, Negara berdasar

atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan

tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan

untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.4

Mengenai pemberian kebebasan atau kemerdekaan dalam

menganut sebuah agama termasuk menjalankan ibadat sesuai dengan

ajaran suatu agama ini, Herman menulis dalam catatan mingguan

Prakhotbah sebagai berikut:

Gambar 4.1 PraKhotbah 203: "Duo Mulia"

4 http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945 diakses pada Selasa, 25 Oktober 2016 pukul 12.51

WIB.

Page 82: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

70

Gambar 4.2 PraKhotbah 207 : Purwakarta untuk Indonesia

Page 83: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

71

Bagi Nurcholis Madjid, memberikan kebebasan tidak hanya

sebatas pada membiarkan dan tidak menyakiti orang/kelompok lain,

tapi juga harus bertindak lebih dari sekedar membiarkan, akan lebih

baik lagi jika pemberian kebebasan dalam beragama tersebut dibarengi

dengan perbuatan saling mendukung dan membantu dalam hal meraih

kebebasan yang telah diatur dalam UUD 1945 tadi. Seperti halnya

catatan mingguan Herman di atas bahwa, di Purwakarta telah terjadi

kegiatan saling tolong-menolong antar umat beragama. Hal ini akan

menjadi bukti keberhasilan atas praktik toleransi antarumat beragama

yang selama ini diimpikan. Kehiduapan bermasyarakat akan lebih

harmonis jika mengesampingkan perbedaan yang ada pada setiap

individu atau kelompok. Karena selain hubungan antara Manusia dan

Tuhan, juga ada hubungan antara manusia dan manusia yang harus

diperhatikan.5

Herman memberikan contoh kehidupan toleransi antar umat

beragama yang terjadi di Purwakarta, bahwa dengan adanya perbedaan

tidak membuat para warga menjadi terkotak-kotakkan satu sama lain.

Warga Purwakarta bahkan bisa menjadi teladan dalam hal ini, karena

dalam kehidupan sosial, warga Purwakarta terbiasa untuk membantu

satu sama lain tanpa harus memandang latar belakang agama, bahkan

di Purwakarta secara rutin mengadakan acara agar antar umat

beragama memiliki waktu untuk duduk bersama, berdiskusi sampai

makan bersama. Tidak hanya sampai di situ, ketika salah satu agama

5Nurcholish Madjid, Pluralitas Agama (Kerukunan dalam Keragaman), (Jakarta: Penerbit

Buku Kompas, 2001), h. 13.

Page 84: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

72

sedang merayakan hari-hari besar, kelompok agama lain pun turut

membantu untuk mempersiapkan acara tersebut.

2) Menerima Perbedaan

Topik selanjutnya adalah tentang menerima perbedaan dan

keberagaman. Keberagaman atau perbedaan adalah sebuah

keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Perbedaan tersebut muncul

mulai dari mata pencaharian, keberagaman ras, keberagaman suku

bangsa, keberagaman agama dan keberagaman budaya. Hal tersebut

menjadi sesuatu yang mutlak adanya. Sebagaimana firman Allah SWT.

dalam surat Al-Hujuraat ayat 13:

انثى وجعلنكم ن ذكز و بيهب النبس انب خلقنكم م قببٮ ل لتعبرفىاي ن شعىبب و ا اكزمكم

ا تقٮكم ز للا م خب ل

﴾۱﴿ ا للا

Artinya:

“Hai manusia. Sesungguhnya Kami menciptakan kamu

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang

yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-

Hujuraat: 13).”6

Ayat al-Quran di atas membuktikan bahwa perbedaan yang terjadi

merupakan sebuah kesengajaan yang dibuat oleh Allah SWT. agar

manusia bisa saling mengenal dan memahami satu sama lain.

Perbedaan tercipta agar bisa dijadikan pelajaran bagi manusia yang

hidup di muka bumi. Dengan ini, jelas bahwa orang-orang yang tidak

bisa menerima perbedaan adalah orang-orang yang belum siap dan

harus belajar lebih banyak lagi.

6Al-Qur‟an, Surat Al-Hujuraat, Ayat 13

Page 85: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

73

Gus Mus, sebagaimana dikutip oleh Kompas,7 menyatakan bahwa

ketidakmampuan menerima perbedaan adalah dasar dari semua kasus

kekerasan, khususnya dalam perbedaan agama. Kekurangan tersebut

akhirnya membuat seseorang menjadi intoleran dan menghalalkan

kekerasan terhadap mereka yang berbeda. Bahkan yang lebih parahnya

lagi adalah ketika mayoritas merasa berhak mengatur minoritas.

Kekerasan terjadi bukan hanya antar agama yang berbeda, bahkan

banyak juga yang terjadi karena perbedaan “aliran” dalam suatu agama

tertentu.

Begitu banyak konflik yang terjadi dengan latar belakang agama

dalam beberapa tahun kebelakang, antara lain; pembakaran gereja di

Aceh Singkil,8 kerusuhan yang terjadi pada hari Raya Idul Fitri di

Tolikara, Papua,9 penyegelan masjid Ahmadiyah di Tebet,

10 ancaman

serangan kepada kelompok Syiah di Yogyakarta,11

dan masih banyak

lagi konflik lain yang terjadi karena perbedaan agama atau perbedaan

“aliran” dalam suatu agama. Namun dari beberapa konflik yang terjadi

7 Susi Ivvaty, Belajar Menerima Perbedaan, Harian Kompas edisi 17 Desember 2015.

http://nasional.kompas.com/read/2015/12/17/15090901/Belajar.Menerima.Perbedaan?page=all

diakses pada tanggal 09 Maret 2017. Pukul 11.45 WIB. 8 Imran M.A, Aceh Singkil Mencekam, Satu Gereja dibakar Dua Tewas, Tempo.co. 13

Oktober 2015. https://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/13/058709127/aceh-singkil-

mencekam-satu-gereja-dibakar-2-tewas diakses pada Selasa, 14 Maret 2017 pukul 12.50 WIB. 9 Hari Raya Idul Fitri Ada Serangan di Tolikara, Sindonews. 17 Juli 2015.

https://daerah.sindonews.com/read/1024524/174/hari-raya-idul-fitri-ada-serangan-di-tolikara-

1437150841 diakses pada Selasa, 14 Maret 2017 pukul 12.47 WIB. 10

Anggi Kusumadewi, Jemaah Ahmadiyah Protes Penyegelan Rumah Ibadah, CNN

Indonesia, 10 Juli 2015. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150710122353-20-

65668/jemaaat-ahmadiyah-protes-penyegelan-rumah-ibadah-di-tebet/ diakses pada Selasa, 14

Maret 2017 pukul 12.43 WIB. 11

Addi MAwahibun Idhom dan Muh Syaifullah, Kelompok Syiah di Yogya diancam

diserang, Tempo.co 22 November 2013. Pukul 14.20 WIB.

https://nasional.tempo.co/read/news/2013/11/22/058531705/kelompok-syiah-di-yogya-diancam-

diserang diakses pada Selasa, 14 Maret 2017 pukul 12.40 WIB.

Page 86: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

74

di atas menggambarkan arogansi warga pemeluk agama mayoritas

yang merasa memiliki kekuatan dan hak untuk menindas minoritas.

Haedar Nashir menjelaskan bahwa di zaman modern seperti

sekarang ini, banyak orang yang merasa perlu untuk kembali kepada

ajaran agama. Namun, jalan yang ditempuh dan jarak pandangnya

berbeda-beda. Haedar mengisyaratkan bahwa orang-orang yang jarak

pandangnya dekat hanya akan menemukan serpihan-serpihan ilmu

sehingga membuat Islam menjadi eksklusif.12

Sesungguhnya boleh-

boleh saja ketika terdapat perbedaan jarak pandang seperti yang

dikatakan Haerdar di atas, tapi semestinya tidak perlu saling ganggu

sehingga menumbuhkan sikap intoleran. Mengenai itu Herman

menulis dalam catatan mingguan Prakhotbah sebagai berikut:

Gambar 4.3 PraKhotbah 203: "Duo Mulia"

12

Susi Ivvaty, Belajar Menerima Perbedaan, Harian Kompas edisi 17 Desember 2015.

http://nasional.kompas.com/read/2015/12/17/15090901/Belajar.Menerima.Perbedaan?page=all

diakses pada Selasa, 14 Maret 2017 pukul 12.33 WIB.

Page 87: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

75

Gambar 4.4 PraKhotbah 204: Berbalas

Perbedaan, sebagaimana telah dijelaskan di atas adalah sebuah

rahmat dari Allah SWT. agar manusia bisa saling mengenal dan

mengambil pelajaran. Sebagai salah satu orang yang peduli, melalui

catatan mingguan Prakhotbah, Herman berusaha menjadi penerus para

pejuang terdahulu yang mampu mengesampingkan perbedaan yang ada

demi tujuan yang ingin dicapai bersama. Dengan catatan mingguan

Page 88: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

76

Prakhotbah ini pula Herman berusaha memerangi orang/kelompok

yang berusaha memecah-belah persatuan dan kesatuan Indonesia.

3) Etika Antar Umat Beragama

Topik selanjutnya yakni mengenai etika antar umat beragama yang

mana dalam hal ini setiap agama memiliki klaim bahwa ajaran yang

dianut adalah ajaran yang paling benar. Hal tersebut menjadi hal yang

paling mendasar atas terjadinya singgungan antar agama. Karena efek

dari doktrin agama tersebut membuat para pengikutnya mempunyai

pandangan yang subjektif terhadap agama, baik terhadap agama yang

dianut ataupun agama lainnya. Sejatinya untuk mengklaim bahwa

agama yang dianut adalah agama yang paling benar bukanlah hal yang

perlu dihindari, bahkan klaim seperti itu sangatlah penting untuk

meyakinkan para penganutnya begitupun penting untuk dapat

mengajak orang lain agar ikut menganut agama tersebut. Tapi yang

perlu ditanamkan adalah bahwa kebenaran hanyalah milik Allah SWT.

dan ketika suatu ajaran merasa bahwa ajaran tersebut adalah ajaran

yang benar, harus disadari juga bahwa ajaran lain belum tentu salah,

karena itu adalah salah satu konsekuensi dari perbedaan.

Setiap agama memiliki sebutan bagi golongan yang berada di luar

dari agama tersebut, dalam agama Islam, orang yang tidak mengikuti

ajaran Islam dengan sebutan „kafir‟, begitupun di agama-agama lain,

agama Kristen menyebutnya „domba-domba tersesat‟, „nastika‟ untuk

orang-orang yang meninggalkan ajaran Weda dalam Hindu, dan lain

sebagainya. Namun, sangatlah tidak etis jika sebutan tersebut

Page 89: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

77

disampaikan secara langsung kepada yang bersangkutan. Jika memang

memiliki niat untuk mengajak orang lain untuk ikut menganut agama

tertentu, maka penting kiranya untuk memperhatikan metode

penyampaian yang baik agar hati orang tersebut terbuka dan mau

menerima ajaran agama yang sedang dijelaskan. Bukan malah memaki

orang tersebut dengan sebutan „kafir‟, „domba tersesat‟, „nastika‟,

apalagi sampai menghina apa yang disembah orang tersebut. Cara

seperti itu tidak akan bisa mengambil hati orang yang sedang diajak,

tapi sebaliknya, hal tersebut mungkin akan membuatnya marah karena

merasa diolok-olok. Seperti firman Allah SWT. dalam Al-Quran:

ف ى من دو ٱلل لم ول تسبىا ٱلذين ي ز ا بغ و لهم م سبىا ٱلل سينب لكل م كذلل

لى ) ب كبنىا يع زجعهم فنبئهم ب (١إلى ربہم م

Artinya:

"Janganlah kamu mengolok sembahan-sembahan yg mereka

sembah selain Allah, karena mereka nanti akan mengolok

Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan" (Al An'am

108)13

Sejalan dengan ayat tersebut, Herman menulis dalam Prakhotbah

sebagai berikut:

Gambar 4.5 PraKhotbah 204: Berbalas

13 Al-Qur‟an Surat Al-An‟am ayat 108.

Page 90: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

78

Page 91: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

79

b. Superstruktur/Skematik

Selanjutnya, Van Dijk menggunakan analisis cara penceritaan

(skematik/superstruktur) yang mendukung tema suatu wacana, yakni melihat

bagaimana mengaitkan satu peristiwa dengan peristiwa lain agar terangkai

menjadi satu teks utuh.14

Penyusunan bagian yang terdapat dalam suatu

teks/wacana merupakan strategi untuk mengedepankan bagian mana yang

dianggap penting, kemudian mengakhirkan bagian yang kurang penting atau

bahkan bagian yang berusaha untuk disembunyikan. Dalam pembagian suatu

teks/wacana umumnya terdapat judul yang merupakan summary dari sebuah

teks/wacana, selanjutnya disusul oleh lead yang berfungsi sebagai pengantar

ringkasan suatu teks/wacana, kemudian story yakni isi dari teks/wacana secara

keseluruhan, kemudian kesimpulan dari teks/wacana tersebut, dan yang

terkahir adalah penutup.

Dalam istilah lain, skema/superstruktur juga dapat diartikan sebagai

bangunan teks yang runut dari awal sampai akhir sehingga menjadi satu

kesatuan arti yang koheren dan padu. Superstruktur merupakan kerangka suatu

susunan dan rangkaian struktur suatu wacana atau skematika, hal tersebut

14

Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h

231.

Page 92: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

80

sangatlah lazim digunakan dalam sebuah percakapan atau tulisan yang diawali

dengan pendahuluan, dilanjutkan dengan isi pokok, diikuti kesimpulan dan

diakhiri dengan penutup.

1) PraKhotbah 203: Duo Mulia

Herman memberikan judul “Duo Mulia” untuk menekankan bahwa

terdapat dua sosok manusia yang kedudukannya diangkat dan

dimuliakan, bagaimana tidak, kedua orang ini adalah orang yang

membawa dan menyebarkan dua agama besar. Selain itu, keberadaan

kedua orang tersebut di muka bumi adalah untuk tujuan dan

tanggungjawab yang sangat berat, yaitu untuk membawa manusia

menuju jalan kebenaran, selain itu agar manusia hidup damai dan

saling berdampingan di muka bumi. Dalam catatan ini, Herman ingin

menyampaikan bahwa merayakan hari kelahiran kedua orang yang

dimulaikan ini merupakan hal yang memang sudah sepantasnya untuk

dilakukan.

Dalam catatan ini, Herman menggunakan lead sebagai berikut:

Gambar 4.6 Lead pada judul “Duo Mulia”

Bait pembuka dalam catatan ini memberikan pendahuluan yang

baik untuk para pembaca, yang mana dari pendahuluan tersebut

pembaca sudah mendapatkan sedikit gambaran tentang isi keseluruhan

teks/wacana. Dalam pendahuluan tersebut, Herman ingin

Page 93: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

81

menyampaikan tentang keistimewaan bulan Desember pada tahun

2016, yang mana terdapat dua peringatan hari besar dari dua agama

besar yang terdapat di Indonesia. Peringatan hari besar yang ditujukan

untuk dua manusia mulia dari dua agama yang berbeda ini menjadi

ujian bagi kesadaran bertoleransi antarumat beragama.

Herman menyatakan bahwa bulan Desember pada tahun tersebut

adalah bulan yang spesial, karena dengan ini maka akan terlihat

seberapa jauh bangsa Indonesia khususnya penganut kedua agama

tersebut dapat menyikapi perbedaan yang ada, karena tidak menutup

kemungkinan terjadinya bentrok saat perayaan tersebut dilaksanakan,

ditambah lagi kedua agama memiliki cara yang berbeda dalam

memperingati hari besar tersebut. Karena itulah Herman menyebut

bahwa ini adalah bulan spesial untuk menguji kebesaran hati penganut

kedua agama untuk saling menghargai perbedaan yang ada.

Skema selanjutnya yaitu bait penjelas dari tema yang dibahas

dalam catatan mingguan ini. Dalam catatan “Duo Mulia” terdapat 4

(empat) bait penjelas, guna melengkapi alur dari sebuah catatan dan

melengkapi isi pesan yang dirasa perlu untuk disampaikan. Pembagian

bait yang berfungsi untuk melengkapi isi pesan catatan ini adalah

sebagai berikut:

Bait pertama, dalam memperingati hari kelahiran umumnya

terdapat pemberian kado sebagai hadiah. Di sini Herman mengajak

para pembaca untuk memberikan kado terbaik dalam perayaan

Page 94: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

82

kelahiran kedua orang yang dimulaikan tersebut berupa kedamaian

dari para pengikutnya.

Gambar 4.7 Bait ke-1 pada judul “Duo Mulia”

Perdamaian antara kedua penganut agama yang berbeda ini pasti

akan menjadi kado terindah bagi pembawanya yakni Nabi Muhammad

SAW. dan Nabi Isa As. karena pada hakikatnya Tuhan dari kedua

orang tersebut adalah Tuhan yang sama.

Bait kedua, sudah menjadi sebuah kewajaran bahwa setiap adanya

perbedaan pasti terdapat rasa saling curiga, perbedaan tersebut yang

akhirnya menciptakan pengkotak-kotakkan yang memisahkan setiap

kubu yang tercipta dari perbedaan tersebut. Dalam catatan ini Herman

menegaskan bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan, maka

sudahilah kecurigaan satu sama lain dan ambilah pelajaran dari

perbedaan yang ada.

Gambar 4.8 Bait pada ke-2 judul “Duo Mulia”

Pada bait di atas Herman menitikberatkan pesan pada jaminan yang

diberikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia kepada seluruh

umat beragama agar dapat memeluk agama yang diyakini dengan rasa

Page 95: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

83

aman melalui Undang-Undang Dasar (UUD) dan Pancasila. Dengan

ini jelas bahwa seluruh bangsa Indonesia memiliki hak yang sama

untuk memeluk agama dan melaksanakan kegiatan keagamaan sesuai

dengan ajaran yang diyakini, maka tidak dibenarkan jika ada orang

yang menghalangi atau berusaha merebut hak yang diberikan oleh

Negara kepada penduduknya.

Bait ketiga, pengucapan selamat kepada pihak yang sedang

memiliki perayaan adalah hal yang sangat wajar, namun terdapat

beberapa pandangan yang membatasi pengucapan ini dengan alasan

bahwa dengan mengucapkan „selamat‟ atas perayaan agama lain maka

secara otomatis akan membuat orang tersebut keluar dari agama yang

dianut. Sebagai respon dari pandangan tersebut, Herman menulis

sebagai berikut:

Gambar 4.9 Bait ke-3 pada judul “Duo Mulia”

Herman melihat bahwa terdepat perbedaan pendapat atas masalah

pengucapan selamat ini, dan hal itu merupakan sesuatu yang wajar,

namun Herman menyayangkan jika perbedaan pandangan tersebut

melahirkan sebuah paksaan kepada pemilik pemahaman yang lain

dengan didasari sikap merasa paling benar. Bagi Herman, hal tersebut

akan merusak kerukunan yang sudah dijaga selama ini. Perbedaan

Page 96: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

84

akan selalu ada, yang terpenting adalah bagaimana manusia menyikapi

perbedaan yang ada.

Dalam catatan mingguan “Duo Mulia” bagian terpenting yang

merupakan inti dari catatan ini diletakkan pada pertengahan

teks/wacana, yang mana bagian terpenting itu adalah sebagai berikut;

Gambar 4.10 Bagian terpenting pada judul “Duo Mulia”

Herman mengulas sedikit sejarah para pahlawan yang berjuang

untuk kemerdekaan Indonesia, yang mana para pahlawan tersebut

berjuang bersama tanpa mempermasalahkan perbedaan dan bersatu

untuk kemerdekaan Indonesia. Indonesia lahir dari perbedaan yang

kemudian disatukan dengan tujuan yang sama, yakni tujuan untuk

merdeka, sehingga perbedaan suku dan agama yang ada pada saat itu

ditiadakan. Bagi Herman, perbedaan suku, agama dan budaya yang

terdapat di Indonesia adalah karakter yang dimiliki Indonesia sejak

lahir, sehingga sudah sepantasnya hal tersebut tidak berusaha untuk

dihilangkan. Tugas bangsa Indonesia saat ini hanyalah untuk menjaga

apa yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan, yaitu persatuan dan

kesatuan Indonesia.

Page 97: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

85

Bagian terakhir adalah bait yang berisi kesimpulan dari

teks/wacana catatan mingguan ini. Kesimpulan dari catatan ini adalah

bahwa perayaan hari lahir dari pembawa kedua agama besar yang ada

di Indonesia pada bulan yang sama ini perlu disadari dengan sikap

saling toleran antar kedua penganut agama tersebut. Herman berusaha

menarik kesamaan yang terdapat dalam kedua agama tersebut, bahwa

kedua agama ini sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu

menyebarkan kedamaian kepada seluruh alam. Pada bait ini Herman

menulis sebagai berikut;

Gambar 4.11 Bagian terakhir pada judul “Duo Mulia”

Herman menyadari bahwa di dalam setiap kelompok pasti terdapat

beberapa oknum yang bertindak gegabah dan dampaknya dapat

mencoreng nama baik dari kelompok tersebut. Begitu juga dalam

sebuah agama, yang mana terdapat oknum dari suatu agama yang

dapat merusak kredibilitas agama tersebut di mata khalayak umum,

terlebih di mata orang awam yang tidak mengerti keadaan di dalam

agama tersebut. Dalam hal ini, Herman menyayangkan bahwa terdapat

Page 98: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

86

suatu kelompok dalam sebuah agama yang menamakan dirinya „front

pembela‟ dan membuat kerusuhan, menggunakan kekerasan dengan

mengatasnamakan agama yang kemudian malah memberikan dampak

perpecahan dan merusak citra agama tersebut.

Dalam akhir kalimat, Herman menambahkan “maha benar Tuhan

maha kadang-kadang kita”, dalam kalimat tersebut Herman berusaha

mengingatkan kepada para pembaca bahwa hanya Tuhan-lah yang

memiliki sifat maha benar, manusia tidak pernah luput dari salah,

karena itu Herman mengembalikan apa yang ditulisnya kepada Yang

Maha Kuasa, bahwa tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan

dari apa yang ditulis sebelumnya, manusia hanya bisa berusaha

semampunya, dan kebenaran hanya milik-Nya.

2) Prakhotbah 204: Berbalas

Pada catatan ke-204 Herman memberi judul “Berbalas”,

sebenarnya dalam judul ini terdapat kata yang dihilangkan, bahwa kata

yang sebenarnya ingin digunakan oleh Herman adalah “berbalakasih”,

hal ini didasarkan pada isi dari keseluruhan teks/wacana, penghilangan

kata „kasih‟ pada judul bertujuan untuk menarik perhatian pembaca,

bahwa dengan pemotongan atau penghilangan kata „kasih‟ pada judul

tersebut akan menimbulkan multimakna, dalam artian bisa saja isi dari

teks/wacana tersebut adalah tentang kegiatan saling balas yang positif

atau sebaliknya. Dengan penghilangan kata „kasih‟ pada judul tersebut,

bisa memberikan kebebesan kepada pembaca untuk memilih kata yang

tepat sebagai lanjutannya.

Page 99: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

87

Lead pada teks/wacana ini menggambarkan bahwa setiap agama

memiliki ajaran yang sama tentang rasa kemanusiaan, Islam

mengajarkan kepada umatnya untuk menyebarkan kasihsayang kepada

seluruh alam, Kristes yang menunjukkan jalan hidup dengan penuh

cinta dan kasih, Hindu Budha yang menyikapi segala hal dengan bijak,

terlihat bahwa tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dalam

ajarannya.

Gambar 4.12 Lead pada judul “Berbalas”

Herman mengajak kepada pembaca untuk bersama-sama menjaga

kedamaian yang ada sesuai dengan ajara agama-agama, karena hal

tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Dasar dan Pancasila.

Artinya, menghalangi dan menghentikan orang-orang yang betujuan

untuk merusak kedamaian tersebut adalah tindakan yang dapat

dibenarkan.

Selanjutnya, penjelasan dari lead di atas dibagi menjadi beberapa

bagian, dalam bagian pertama, Herman menjelaskan bahwa akan ada

beberapa oknum yang dapat merusak kedamaian tersebut, yaitu dengan

sikap merasa paling benar sehingga merasa berhak memaksakan

Page 100: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

88

kehendaknya kepada orang lain dan menimbulkan perpecahan yang

sudah terjaga selama ini. Hal ini ditulis Herman sebagai berikut;

Gambar 4.13 Bait ke-1 pada judul “Berbalas”

Pada kenyataannya, benar bahwa setiap agama memiliki klaim atas

kebenaran ajarannya. Tapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa akan

timbul masalah besar jika hal tersebut turun ke dalam ranah sosial, di

mana terdapat berbagai agama yang memiliki klaim kebenaran yang

sama, kemudian saling menyalahkan satu sama lain, jika ini sampai

terjadi maka akan terjadi perpecahan di mana-mana. Pada bagian

kedua, Herman menulis sebagai berikut;

Gambar 4.14 Bait ke-2 pada judul “Berbalas”

Seharusnya, cukuplah bahwa kebenaran sebuah agama yang dianut

itu tertanam dalam keyakinan masing-masing, karena setiap orang

memiliki pandangan yang berbeda atas kebenaran yang dipilih. Setiap

orang memiliki kebebasan yang sama untuk memilih dan menjalani

kehidupan beragama. Seperti yang ditulis Herman pada bagian pertama

Page 101: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

89

bahwa tindak memaksakan kehendak bukanlah sesuatu yang dapat

dibenarkan. Jika memang bertujuan untuk mengajak penganut agama

lain agar berpindah agama dan menuju jalan yang benar, maka hal itu

harus dilakukan dengan cara yang baik, bukan melalui paksaan,

apalagi kekerasan.

Herman meletakkan bagian terpenting pada bagian ketiga, yaitu

tentang etika antarumat beragama dengan menganalogikan sikap

manusia terhadap penyandang disabilitas, yang mana tidak dapat

dibenarkan bahwa kenyataan pahit yang dialami oleh penyandang

disabilitas itu menjadi bahan olok-olok. Tentu saja hal tersebut akan

membuat mereka marah, walaupun pada kenyataannya hal itu memang

benar terjadi dan dialaminya. Hal ini berkaitan dengan pe-label-an

umat beragama terhadap orang-orang yang berada di luar agama

tersebut, contohnya adalah „kafir‟ dalam agama Islam dan „domba

tersesat‟ dalam agama Kristen. Kenyataan bahwa orang-orang tersebut

kafir atau tersesat sebagaimana dinyatakan oleh agama adalah benar

adanya, tapi mengungkapkan hal tersebut di muka yang bersangkutan

adalah tindakan yang amoral dan tidak etis. Dampaknya, hal tersebut

akan menghilangkan rasa simpati dari orang yang disebut kafir atau

domba tersesat tadi, yang akhirnya menghilangkan peluang dapat

diterimanya ajaran agama tersebut. Herman menegaskan ini dalam

tulisannya sebagai berikut;

Page 102: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

90

Gambar 4.15 Bagian terpenting pada judul “Berbalas”

Selanjutnya, sebagai kesimpulan dan penutup dari teks/wacana ini,

Herman menambahkan pembahasan tentang keangkuhan sikap dari

kelompok yang merasa mayoritas, di mana dengan jumlah yang paling

banyak sehingga merasa berkuasa untuk bersikap semaunya dan tidak

menghargai kelompok yang minoritas. Padahal jika ditarik lebih jauh

lagi, kelompok yang mayoritas di Indonesia belum tentu mayoritas

juga di negara lain, oleh karena itu agar saudara-saudara satu

kelompok yang berada di negara lain dilindungi dan dihargai maka

mayoritas di sini pun harus menghargai minoritas. Herman

menegaskan bahwa tidak ada kelompok yang lebih superior dari

kelompok lain, akan lebih baik jika antarkelompok agama tersebut

saling bekerjasama membangun kedamaian di negeri ini. Herman

menulis sebagai berikut dalam kesimpulan teks/wacana kali ini;

Gambar 4.16 Bagian terakhir pada judul “Berbalas”

Page 103: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

91

3) PraKhotbah 207: Purwakarta Untuk Indonesia

Judul “Purwakarta Untuk Indonesia” yang digunakan oleh Herman

pada catatan ke-207 adalah untuk menceritakan kehidupan antarumat

beragama yang terjadi di Purwakarta, di mana masyarakat Purwakarta

menjunjung tinggi kebhinekaan yang ada Indonesia. Menurut Herman,

Purwakarta adalah kota kecil yang dapat memberikan contoh

kerukunan antarumar beragama. Ketika di daerah tertentu terjadi

kerusuhan antarumat beragama, tapi yang terjadi di Purwakarta adalah

sebaliknya. Toleransi antarumat beragama berjalan dengan baik di

Purwakarta, dan hal tersebut tidak terlepas dari peran pemimpinnya,

Page 104: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

92

yaitu Dedi Mulyadi yang saat ini sedang menjabat sebagai Bupati

Purwakarta.

Sebagai pendahuluan pada teks/wacana kali ini, Herman membuat

lead seperti berikut;

Gambar 4.17 Lead pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia”

Dari lead tersebut, Herman memberikan gambaran bahwa

Purwakarta adalah kota kecil yang pantas untuk dikagumi dari segi

toleransinya, yang mana terdapat kasus intoleransi di wilayah lain tapi

tidak di Purwakarta.

Bait-bait yang dapat memaparkan lebih jelas tentang keadaan di

Purwakarta dibagi menjadi beberapa bagian, bagia pertama adalah

dilihat dari segi pelaksanaan aktifitas keagamaan, yang mana ketika di

tempat lain terdapat pemblokiran kegiatan keagamaan tertentu oleh

agama lainnya, di Purwakarta justru sebaliknya, masyarakat saling

membantu dan bergotong-royong demi terlaksananya kegiatan

keagamaan tersebut, hal ini digambarkan oleh Herman seperti berikut;

Page 105: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

93

Gambar 4.18 Bait ke-1 pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia”

Hal ini menjelaskan bahwasanya kerukanan beragama berjalan

dengan baik di Purwakarta. Para panganut agama yang berbeda

memiliki kebesaran hati untuk saling menghormati, yang mana saat

ada kegiatan dari salah satu agama, agama yang lain ikut membantu

membersihkan tempat yang akan dijadikan lokasi pelaksanaan kegiatan

tersebut. Kerukunan ini didasari dengan kesadaran akan pentingnya

hidup damai dan tenteram tanpa harus mempermasalahkan agama yang

dianut, karena sejatinya terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang harus

dijalani dalam ajaran agama. Nilai-nilai kemanusiaan ini yang akhirnya

perlu diimplementasikan dalam kehidupan sosial.

Selanjutnya keistimewaan Purwakarta yang berusaha Herman

sampaikan ini ditulisnya dalam poin kebhinekaan yang terdapat pada

bagian kedua, yang mana ketika di tempat lain kebhinekaan terasa

sudah mulai retak oleh berbagai kepentingan, tapi tidak di Purwakarta.

Page 106: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

94

Bagi Herman, retaknya kebhnekaan yang sudah terjaga selama ini

muncul dikarenakan kepentingan politik, pada bagian tersebut Herman

menulis sebagai berikut;

Gambar 4.19 Bait ke-2 pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia”

Bagi Herman tentu saja kelebihan yang dimiliki Purwakarta ini

tidak lepas dari peran sang pemimpin, yakni Dedi Mulyadi. Kesadaran

Bupati Purwakarta akan kebhinekaan yang sudah mulai terkoyak ini

melahirkan formulasi yang tepat untuk daerah kekuasaaanya.

Kebijakan yang diambil pun tidak keluar dari tujuan untuk menjaga

persatuan dan kesatuan warga Purwakarta. Keterlibatan seorang

pemimpin untuk menjaga kedamaian yang ada pada warganya sangat

diperlukan. Hal ini lah yang menjadi poin terpenting dari teks/wacana

yang dibuat Herman kali ini. Di mana peran pemimpin sangatlah

penting untuk menjaga stabilitas dan kondusifitas yang terjadi di

lingkungan hidup warga.

Dedi Mulyadi sadar akan kehadiran kelompok radikal yang

mengatasnamakan agama untuk melakukan kekerasan dan bertindak

Page 107: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

95

sewenang-wenang. Dengan bermodalkan kesiapan itu akhirnya

Purwakarta dapat terhindar dari kerusuhan yang terjadi atas nama

agama. Lebih dari itu, tidak hanya sekedar terhindar, melainkan Dedi

berhasil menyatukan umat yang berbeda agama dalam satu kesatuan

dan kedamaian. Diskusi antaragama yang berlangsung di Purwakarta

dapat membuktikan kerukunan yang terjadi. Beginilah seharusnya

seorang pemimpin mengambil tindakan untuk mengantisipasi

terjadinya perpecahan antarwarga dengan berlatarbelakang berbagai

kepentingan. Untuk menegaskan peran tersebut, Herman menulis

sebagai berikut;

Gambar 4.20 Bagian terpenting pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia”

Selanjutnya adalah bagian kesimpulan dan penutup, pada

kesimpulan teks/wacana kali ini Herman berharap agar apa yang sudah

dicapai oleh Purwakarta saat ini bisa terus terjaga, bahkan alangkah

lebih baik lagi jika kerukunan tersebut dapat menjadi contoh bagi

daerah lain yang ada di Indonesia. Hal ini menjadi harapan bersama

bahwa setiap warga memiliki kesadaran untuk tetap hidup damai dan

saling menghormati satu sama lain.

Page 108: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

96

Dalam kesimpulan catatan yang diberi judul “Purwakarta Untuk

Indonesia” ini, Herman menulis sebagai berikut;

Gambar 4.21 Bagian terakhir pada judul “Purwakarta Untuk Indonesia”

c. Struktur Mikro

Pada analisis struktur mikro elemen semantik digunakan untuk melihat

wacana dari suatu teks. Semantik adalah makna yang ingin ditekankan dalam

teks dari hubungan antarkalimat, hubungan antarpreposisi yang membangun

makna tertentu dalam bangunan teks. Elemen semantik merupakan elemen

terkecil dalam teks wacana, namun tetap memiliki keterkaitan dan porsi yang

sama dengan elemen lain (tematik dan skematik) dalam menentukan arah

makna suatu teks wacana.

1) PraKhotbah 203: Duo Mulia

Berkaitan dengan wacana utama dalam catatan Prakhotbah yang

diteliti, yakni tentang toleransi antar umat beragama, latar pada catatan

PraKhotbah ke-203 yang diberi judul “Duo Mulia” ini adalah tentang

perayaan hari kelahiran 2 (dua) orang istimewa, yaitu Nabi Muhammad

SAW. yang bertepatan pada tanggal 12 Desember 2016 dan Nabi Isa As.

pada tanggal 25 Desember 2016, selain itu kedua orang tersebut adalah

pembawa 2 (dua) agama besar di Indonesia. Sebagiamana yang ditulis

Herman sebagai berikut;

Page 109: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

97

Bulan Desember bulan yang spesial, bagaimana tidak,

bulan ini ada dua peringatan manusia mulia dari dua

agama besar di Indonesia

Latar tersebut menegaskan kemuliaan para Nabi yang berkat

perjuangannya agama yang dibawakan olehnya menjadi agama dengan

penganut terbanyak di Indonesia. Kemuliaan dua Nabi tersebut menjadi

salah satu alasan bahwa sudah sepantasnya memperingati hari

kelahirannya. Setiap agama memiliki hak yang sama untuk

memperingati hari kelahiran ini, selain itu menjadikan hari tersebut

sebagai hari libur adalah sebagai sebuah penghormatan pemerintah

kepada penganut agama yang dimaksud agar dapat merayakannya sesuai

dengan ajaran dari kedua agama tadi.

Bagian yang menjadi elemen detil dari catatan Prakhotbah kali ini

terdapat pada bagian;

Hentikan saling curiga apalagi menghalangi kegiatan

ibadah agama yang beda, karena itu hak beragama yang

dijamin UUD dan Pancasila

Pada bagian tersebut Herman berusaha menegaskan bahwa hak

dalam melaksanakan kegiatan ibadah sudah dijamin dalam konstitusi

Indonesia, sehingga tidak ada yang berhak untuk menghalangi kegiatan

tersebut, bahkan curiga sekalipun. Penonjolan yang dilakukan Herman

ini adalah agar masyarakat bisa saling menghormati satu sama lain

terutama dalam urusan keagamaan.

Selanjutnya, elemen maksud wacana toleransi beragama bisa

dilihat melalui cara Herman menguraikan kata „beragam‟ dari„beragama‟

untuk menegaskan bahwa keberagaman pastilah ada dan harus dihargai,

Page 110: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

98

dan disampaikan pula tentang perilaku dari oknum penganut agama yang

dapat merusak keharmonisan kehidupan umat beragama dengan perilaku

yang sewanang-wanang, dalam catatan ini Herman menulis sebagai

berikut;

Ada kata "Beragam" dlm "Beragama",Beragama itu harus

menghormati keberagamaan, bukan malah berusaha

menghilangkannya, apalagi dgn pemaksaan.

Mari beragama dengan Rahmatan lil alamin & cinta kasih,

seperti dicontohkan Nabi. Jangan seperti kelompok yg

mengaku front pembela, tapi justru malah merusaknya...

Maha benar Tuhan maha kadang-kadang kita, buktikan

kalo agama mengajarkan cinta kasih dan rahmat sekalian

alam

Kemudian sebagai bentuk kalimat yang terdapat unsure kausalitas

antara peringatan dari kedua agama tersebut dengan kehidupan toleransi

antarumat beragama adalah dengan mengangkat permasalahan hak,

dalam hal ini adalah hak untuk mengucapkan selamat kepada penganut

agama lain, Herman menyadari bahwa terdapat perbedaan pandangan

dalam hal ini , tapi Herman menegaskan kembali bahwa perbedaan itu

selalu ada, yang tidak dibenarkan adalah memaksakan kehendak kepada

orang yang memiliki pandangan berbeda dan yang lebih parahnya lagi

adalah dengan merasa paling benar, dalam catatan ini tertulis sebagai

berikut;

Yang mau mengucapkan selamat silakan yg tidak ya tidak

apa-apa, jangan sampai karena perbedaan lalu saling

memaksakan kehendak dan merasa paling benar

Toleransi adalah karakter Indonesia, para pahlawan dulu

tak permasalahkan agama, semua rakyat dari berbagai

suku dan agama adalah sama

Page 111: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

99

Selanjutnya, pada elemen leksikon Herman menggunakan kata

“kado terbaik” dalam catatan ini untuk menarik hubungannya dengan

hari kelahiran seseorang, yang mana bahwa setiap perayaan ulang tahun

pasti terdapat kado yang diberikan kepada orang yang merayakan hari

ulang tahun, dank ado terindah yang dimaksud Herman di sini adalah

berupa kerukunan antar umat dari kedua Nabi teserbut. Heman menulis

sebagai berikut;

Peringatan lahir dua manusia Mulia, Maulid Nabi

Muhammad SAW & Natal Isa Almasih, Mari berikan kado

terbaik dengan berdamai antar umatnya

2) PraKhotbah 204: Berbalas

Latar dalam catatan mingguan ini bisa dilihat pada bait awal, yaitu

sebagai berikut;

Islam yang rahmatan lil alamin, Kristen yang cinta kasih,

Hindu Budha yang bijak bestari, Konghucu yang penuh

khidmat

Begitulah agama-agama yang dijamin oleh undang-undang

dan pancasila harusnya, jangan biarkan ada yang

merusaknya

Latar tersebut menggambarkan tentang ajaran-ajaran kemanusiaan

yang diajarkan suatu agama kepada umatnya. Bahwa pada kenyataannya

setiap agama mengajarkan kebaikan antar sesama manusia. Jika hal

tersebut disadari bersama oleh seluruh pemeluk agama yang ada di

Indonesia, maka tidak akan pernah terjadi kerusuhan dengan latar

belakang agama. Hal itulah yang diharapkan Herman dalam catatan

mingguan ini. Selain itu, Herman berulangkali menyatakan bahwa

Page 112: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

100

keberadaan agama-agama tersebut dilindungi oleh undang-undang maka

dari itu tidak ada yang berhak merusak apalagi menghilangkannya.

Elemen detil pada catatan ini Herman mendukung pesan bahwa

terdapat beberapa oknum yang sengaja merusak keharmonisan

kehidupan umat beragama terdapat pada bagian berikut ini;

Tapi pasti ada beberapa umat yang egois, memaksakan

kehendak dan menghasut umat lainnya agar kedamian

antar umat menjadi retak

Bahwa terdapat beberapa kelompok yang egois dan merasa paling

benar sehingga memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain

sehingga akhirnya dapat mencoreng nama baik kelompok yang lebih

besar dan akan menimbulkan keretakan antarumat beragama.

Selanjutnya, untuk mendukung elemen detil di atas, pada elemen

maksud Herman berusaha menjelaskan secara eksplisit bagaimana

tindakan dari oknum kelompok tertentu itu terjadi di kalangan

masyarakat, elemen maksud tersebut adalah sebagai berikut;

Kebiasaaan ngafir-ngafirin, sesat-sesatin, murtad-

murtadin, domba tersesat-domba tersesatin harusnya bisa

di minimalisir

Betul itu ada dalam ajaran agama masing-masing tapi

cukuplah diyakini tak perlu keluar tersebar, jadi label atau

jadi kata olok-olok dan cacian

Si a bukan Islam betul dia kafir, tapi tak elok ngata-ngatain

"eh dasar kafir!, haram nazis dan sebagainya dikatakan.

Pada elemen koherensi Herman berusaha melakukan pengingkaran

dengan menggunakan kata „walaupun‟ yang bertujuan untuk

mengingkari kebenaran di atas bahwa terdapat pelabelan yang dilakukan

Page 113: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

101

suatu agama terhadap orang-orang yang berada di luar agama tersebut,

pengingkaran itu Herman tulis sebagai berikut;

Walaupun itu bener tapi tak etis, sama seperti kita

memperlakukan orang disabilitas, tak perlu menyebutnya

"dasar buntung, dasar buta dll" walupun kenyataannya iya.

Karena kata-kata itu akan menyakiti atau menyinggung,

mari tegakan tenggang rasa saling menghargai karena kita

tak akan jadi lebih mulia dgn menghina

Tak perlu gembar gembor anti ini itu, apalagi pasang

spanduk, menujukan keangkuhan karena merasa mayoritas,

kalo mereka membalas di tempat mereka sebagai mayoritas

gimana?

Pada potongan catatan di atas juga terdapat penggunaan kata

„mayoritas‟ sebagai kata ganti umat Islam, yang mana dalam kasus ini

Herman melihat bahwa beberapa oknum dari penganut agama Islam

bertindak sewenang-wenang karena merasa memiliki jumlah terbanyak

di Indonesia. Tindak sewenang-wenang yang dilakukan oleh oknum dari

umat Islam itu juga termasuk ujaran kebencian yang dapat menyinggung

perasaan penganut agama lain, Herman merasa bahwa hal tersebut tidak

pantas dilakukan. Herman menganalogikannya dengan penyandang

disabilitas, bahwa dengan mengatakan kekurangan yang dimiliki

penyandang disabilitas tersbut di hadapan orang yang bersangkutan akan

membuatnya tersinggung.

Pada elemen leksikon, pemilihan kata yang dilakukan Herman

terdapat pada kata „superior‟ dan „imperior‟ untuk mengisyaratkan

bahwa terdepat perbedaan tingkat antara mayoritas dan minoritas, lebih

dari itu hal ini mengisyaratkan penguasaan mayoritas atas minoritas.

Page 114: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

102

Kata „superior‟ dan „imperior‟ yang dimaksud terdapat pada potongan

catatan berikut;

Mayoritas jangan berasa diatas harus mengayomi

minoritas, minoritas jangan culas harus menghormati

mayoritas, semua setara tak ada superior atau imperior

Terakhir adalah pada elemen metafora yang dapat mendukung

wacana toleransi beragama dalam catatan mingguan Prakhotbah yang

dibuat Herman adalah pada bagian terakhir catatan, yang mana Herman

selalu menggunakan kiasan „Maha Benar Tuhan maha kadang-kadang

kita‟ yang artinya bahwa kebenaran hanyalah milik Tuhan semata,

manusia hanya mampu mendekatinya, atau bahkan hanya dapat

dibenarkan pada suatu kelompok semata. Oleh karena itu, manusia tidak

berhak merasa paling benar di antara yang lain. Seperti yang ditulis

Herman sebagai berikut;

Maha benar Tuhan maha kadang-kadang kita, bekerjasama

lebih baik daripada saling cela, saling menghormati akan

mendamaikan, saling menyakiti akan menghancurkan.

Balas membalaslah dalam kebaikan, bukan sebaliknya.

3) Prakhotbah 207: Purwakarta Untuk Indonesia

Pada catatan mingguan kali ini, Herman menggunakan latar yang

menggambarkan tentang keadaan kehidupan toleransi beragama di

Purwakarta. Bahwa dari segi luas, Purwakarta adalah kota terkecil kedua

di Jawa Barat, namun dapat dijadikan contoh dalam menjalani kehidupan

antar umat beragama, di mana para penganut agama yang berbeda dapat

hidup rukun dalam bertetangga. Latar yang dimaksud adalah sebagai

berikut;

Page 115: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

103

Purwakarta kota kecil sejuta cerita, kabupaten terkecil

kedua di Jawa Barat ini kiprahnya tak sekecil ukurannya,

Ketika di Jawa Barat banyak terjadi kasus intoleransi,

Purwakarta seperti anomali, yang seakan punya anti virus

penangkalnya

Herman mengatakan bahwa keadaan kehidupan antarumat

beragama di Purwakarta sangatlah berbeda di tempat lain khususnya di

Jawa Barat.

Untuk mendukung latar tersebut, Herman menggambarkan detail

dari perbedaan yang ada antara Purwakarta dengan wilayah lainnya.

Yaitu disaat terdapat pelanggaran hak umat beragama di wilayah lain

baik berupa penghadangan atau pemblokiran atau pemboikotan atas

suatu kebijakan atau produk yang berkaitan dengan agama tertentu, di

Purwakarta yang terjadi adalah sebaliknya, dimana antarumat beragama

saling bantu dalam urusan yang berkaitan dengan agama tertentu seperti

pembersihan gereja dan masjid, bahkan Herman mengatakan bahwa

terdapat acara makan bersama antarumat beragama, yang mana hal

tersebut akan menjaga rasa kesatuan dan kebhinekaan. Elemen detil pada

catatan Herman terdapat pada bagian berikut;

Di daerah tertentu ada penghadangan dan pemblokiran

acara keagamaan, di Purwakarta malah duduk bersama-

sama, makan bersama lintas agama.

Saat diberbagai tempat tolak ini itu, di Purwakarta malah

saling berbalas kebaikan, gereja dan mesjid gotong royong

dibersihkan.

Saat kebhinekaan terkoyak karena gesekan kepentingan,

kepentingan politik, di Purwakarta kebersamaan dalam

kebhinnekaan terus terjaga

Page 116: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

104

Atas keberhasilan Purwakarta dalam membangun hubungan yang

harmonis antar umat beragama ini, berhubungan dengan elemen

koherensi yang sedang dianalisis, dapat ditemukan bahwa Herman

berusaha menarik koherensi antara kerukunan umat beragama di

Purwakarta dengan pemimpin yang memiliki kewenangan di kota

tersebut, yakni Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Agar teks/wacana ini

memiliki hubungan kausalitaa satu sama lain Herman menggunakan

kalimat sebagai berikut;

Formulasi ini tak lepas dari kiprah @DediMulyadi71 yang

sadar betul hari ini Indonesia sedang dicoba disusupi

radikalisme berbalut agama

Pada bagian leksikon, yakni pemilihan kata yang digunakan

Herman dalam wacana ini adalah kata „mereduksi‟, yang berarti

mengurangi, dalam konteks kali ini yang dikurangi adalah kebhinekaan,

yaitu mengurangi rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia.

Selanjutnya Herman menggunakan kata „fanatik‟ yang memiliki arti

meyakini secara kuat, dalam hal ini kefanatikan yang dimaksud adalah

fanatik dalam beragama. Sebagaimana yang ditulis Herman berikut;

Banyak pihak yang ingin mereduksi kebhinnekaan dengan

memanfaatkan kefanatikan, semoga negara ini bisa tetap

teguh pendirian.

Pada elemen terakhir yakni elemen metafora yang berupa bahasa

kiasan „menularkan virusnya‟, yang memiliki maksud menyebarkan

keberhasilan Purwakarta dalam membangun keharmonisa hidup

beragama ke wilayah lain. Penekanan tersebut terdapat pada akhir

catatan sebagaimana berikut;

Page 117: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

105

Semoga dari Purwakarta, bisa menularkan virusnya ke

seantero Jawa Barat bahkan untuk Indonesia. Semoga.

Maha benar Tuhan maha kadang-kadang kita, kota kecilku

purwakarta teruslah bercerita.

Herman berharap dengan sedikit ulasan tentang Purwakarta dalam

membangun kerukunan antarumat beragama ini dapat memotivasi

wilayah lain agar berusaha sekeras mungkin demi terwujudnya toleransi

antar umat beragama.

2. Analisis Kognisi Sosial

Analisis kognisi sosial adalah analisis yang digunakan dalam penelitian ini

untuk mengetahui kognisi atau kesadaran mental pembuat catatan mingguan

Prakhotbah, yang dalam hal ini adalah Herman Radheya. Kesadaran mental ini

akan mempengaruhi suatu wacana teks. Pendekatan kognitif ini didasarkan pada

asumsi bahwa teks tidak memiliki makna, namun makna itu diberikan oleh

pengguna bahasa.

Terkait dengan kognisi sosial, pemahaman Herman sangat berpengaruh

terhadap keseluruhan catatan yang rutin dibuat setiap minggunya. Dalam kognisi

sosial, peristiwa dipahami dan dimengerti didasarkan pada skema. Van Dijk

menyebut skema ini sebagai model. Eriyanto mengungkapkan bahwa model yang

tertanam dalam ingatan tidak hanya berupa gambaran pengetahuan, tetapi juga

pendapat atau penilaian tentang peristiwa. Skema ini kemudian

dikonseptualisasikan sebagai struktur mental di mana tercakup di dalamnya

penjelasan tentang bagaimana seseorang memandang manusia, peranan sosial dan

peristiwa.15

15

Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h

262

Page 118: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

106

Dari hasil penelitian pada catatan mingguan ini, dapat ditemukan beberapa

skema/model yang menjadi landasan bagaimana Herman menciptakan catatan

mingguan Prakhotbah, sesuai dengan macam-macam skema/model yang terdapat

pada buku Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media karya Eriyanto

bahwa dalam analisis kognisi sosial terdapat beberpa skema/model yang dapat

digambarkan. Skema pertama adalah skema person, yang mana dalam skema ini

dapat dilihat bagaimana seorang pembuat teks/wacana memandang dan

menggambarkan orang lain. Skema kedua adalah skema diri, skema ini

berhubungan dengan bagaimana pembuat teks/wacana memandang, memahami

dan menggambarkan diri sendiri. Skema ketiga adalah skema peran, skema ini

berhubungan dengan bagaimana pembuat teks/wacana memandang dan

menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.

Skema keempat adalah skema peristiwa, skema peristiwa ini adalah skema yang

menjadi ukuran seorang pembuat teks/wacana, karena peristiwa adalah hal yang

selalu dilihat dan didengar. 16

Berdasarkan wawancara kepada Herman sebagai seorang penulis catatan

mingguan Prakhotbah, dapat ditemukan skema pertama yaitu skema person,

bagaimana Herman memandang suatu kelompok yang fanatik terhadap agama,

yang mana kefanatikan tersebut melahirkan sebuah tindakan yang radikal.

Herman sangat sinis melihat kenyataan bahwa banyak kelompok radikal yang

mengatasnamakan agama untuk membenarkan tindakan yang bisa dikatakan tidak

manusiawi. Karena dengan keberadaan kelompok tersebut, yang mana kelompok

tersebut hanyalah segelintir oknum yang melakukan tindakan sewenang-wenang,

16

Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h

262

Page 119: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

107

dapat merusak citra agama tersebut secara lebih luas lagi, keberadaan kelompok

ini dipandang Herman sebagai benalu, karena bagi Herman (sebagai penganut

agama yang sama dengan kelompok yang dimaksud), agama Islam tidak

menjadikan tindak kekerasan sebagai satu-satunya solusi untuk menyelesaikan

masalah, bahkan hal tersebut adalah jalan terakhir yang digunakan Rasulullah

SAW. hal ini tercakup dalam wawancara bersama Herman sebagai berikut;

“sebagai seorang muslim, apapun alasannya saya tidak

membenarkan segala tindak kekerasan, ditambah lagi hal itu

mengatasnamakan agama. Masalahnya adalah tindak sewenang-wenang

yang dilakukan sekelompok orang ini dikarenakan pemahaman yang

dangkal atas agama Islam. Mereka tuh kaya benalu, soalnya ga menutup

kemungkinan gara-gara orang-orang ini, Islam dipandang radikal dan

kasar, tidak bersahabat dan lain sebagainya. Jika kamu seorang muslim,

coba bayangkan kalo suatu hari nanti, Islamofobia yang terjadi di Inggris

akan terjadi juga di Indonesia. Sebagai seseorang yang berada di dalam

agama yang sama, saya merasa ini bagian dari tanggung jawab saya

untuk mengingatkan orang-orang ini.”17

Skema kedua yaitu skema diri. Dalam setiap catatan yang dibuat, Herman

lebih cenderung mengusung tema-tema kebhinekaan dan toleransi agama. Dapat

dikatakan bahwa hal tersebut adalah hal yang sama-sama dirasakan oleh kalangan

masyarkat, hal ini lah yang kemudian menjelaskan bagaimana Herman dengan

akun anonim @negatvisime bisa memiliki ratusan ribu followers, bahkan tanpa

perlu memperkenalkan identitas pribadi, keterlibatan para followers (baik berupa

retweet, reply, atau like) adalah murni karena isi dari tweet yang diposting

@negativisme yang tidak pernah dikenal siapa orang dibaliknya. Berikut adalah

hasil wawancara yang berkaitan dengan hal tersebut;

“Awal saya buat akun ini tuh setelah saya baca bukunya Pidi Baiq,

pada saat itu buku yang saya baca judulnya Al-asbun: Manfaatul

Ngawur,di buku itu ada istilah „pesimisme positif‟, dari situ akhirnya saya

17

Wawancara Penulis dengan Herman Rhadeya melalui Email, pada 23 Maret 2017

Page 120: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

108

iseng bikin akun dengan nama negativisme optimispus, kemudian seiring

berjalannya waktu saya lebih tertarik untuk bahas soal kebhinekaan,

persamaan ras dan toleransi beragama. Itu karena saya ngeliat baik di

media maupun di kehidupan nyata, banyak orang-orang yang egois dan

berusaha merusak kesatuan Indonesia. Saya akui saya sengaja

menggunakan bahasa yang satir dan cukup sarkas saat mengkritik,

mungkin itu yang bikin followers saya banyak, walaupun mungkin banyak

yang pengen ngebully saya juga hehe. Tapi kebanyakan mereka juga

sependapat dengan keresahan yang saya rasakan.”18

Skema ketiga adalah skema peran, dalam penelitian ini ditemukan bahwa

peran yang diambil Herman dengan cara membuat catatan mingguan yang berupa

kritik atau hanya sekedar pengingat kepada para pembaca untuk kembali

menyuarakan toleransi dan kerukunan antar umat beragama, bahwa jangan mudah

terpengaruh dengan propaganda-propaganda yang dilakukan untuk memecahbelah

persatuan bangsa Indonesia, sebagai seorang yang peduli terhadap keutuhan

negara Indonesia dengan kebhinekaannya, maka Herman cenderung

memanfaatkan akun @negativisme untuk menyuarakan hal tersebut. Berikut

adalah hasil wawancara yang berkaitan dengan hal tersebut:

“saya sengaja menggunakan bahasa satir dan sarkas, karena

target saya adalah pengguna twitter yang kebanyakan anak muda. Saya

paham betul kalo masa-masa muda itu masanya mencari jati diri, dan

yang saya khawatirkan, pemuda yang mencari jalan kebenaran tapi malah

kecebur di kelompok yang radikal kaya gini, mereka akan jadi sasaran

empuk untuk didoktrin habis-habisan yang akhirnya bikin mereka jadi

fanatis dan radikal.karena itu saya berusaha mengingatkan mereka

sebelum terlambat, yang paling buruk itu mereka bakal jadi agen-agen

intoleransi dalam kehidupan sosial bermasyarakat di kehidupan sehari-

hari.”19

Skema keempat yaitu skema peristiwa. Dalam skema ini, Herman melihat

banyaknya konflik yang terjadi dengan latar belakang agama. Konflik tersebut

merupakan bukti bahwa kerukunan antar umat beragama di Indonesia sudah mulai

terganggu dengan adanya oknum-oknum yang sengaja dan bertujuan untuk

18

Wawancara Penulis dengan Herman Rhadeya melalui Email, pada 23 Maret 2017. 19

Wawancara Penulis dengan Herman Rhadeya melalui Email, pada 23 Maret 2017

Page 121: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

109

memecah-belah bangsa Indonesia. Indonesia yang terdiri dari berbagaimacam

suku dan budaya ini perlu dijaga keragamannya, tidak boleh ada satu kelompok

yang merasa pantas untuk menghilangkan keberagaman tersebut. Hal yang

berkaitan dengan ini, Herman menggunakan contoh saat terjadi perusakan

terhadap patung-patung tokoh pewayangan yang terdapat di Purwakarta, ormas

Islam yang melakukan perusakan tersebut berpendapat bahwa pendirian patung

merupakan tindakan syirik yang dapat menggugurkan keimanan seorang muslim.

Dalam kasus tersebut, Herman merasa bahwa tidak sepantasnya keimanan

seseorang di zaman yang sudah berkembang ini dapat terganggu hanya dengan

keberadaan patung, yang mana patung adalah benda mati dan tidak ada hal yang

perlu ditakuti dari keberadaannya. Berikut adalah hasil wawancara bersama

Herman:

“Awal-awal tahun 2016 sempet ada tindakan anarkis dari ormas

Islam yang merusak patung-patung tokoh pewayangan yang ada di

Purwakarta. Kata mereka itu adalah perbuatan syirik. Padahal kita juga

sama-sama tahu kalo patung itu gabisa apa-apa. Gimana kita syirik sama

hal yang begituan, siapa yang bodoh disini? Keimanan mereka yang

terlalu lemah sampe takut musyrik Cuma karena patung, saya mengutip

dari perkataan Gus Mus, dia bilang “bukan keyakinan agama yang

membuat orang merasa benar sendiri dan suka menyesatkan orang lain,

tapi justru kekurangyakinannya”waktu jaman kemerdekaan, orang-orang

dari berbagai suku dan agama berjuang bersama demi kemerdekaan,

sekarang pas giliran sudah merdeka, banyak orang yang lupa sama

perjuangan mereka. Orang-orang terdahulu rela bersatu demi

kemerdekaan, kenapa orang sekarang yang tinggal nikmatin malah mau

ngehancurin? Bisa dibilang mereka ini egois.”.20

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa memori atau

pengalaman pribadi yang selama ini dialami Herman memunculkan sikap kritis

terhadap setiap tindakan yang masuk kategori intoleran, hal ini Herman lakukan

20

Wawancara Penulis dengan Herman Rhadeya melalui Email, pada 23 Maret 2017

Page 122: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

110

demi menjaga apa yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu agar Indonesia

tetap satu.

3. Analisis Konteks Sosial

Analisis konteks sosial dimaksudkan untuk melihat konteks atau latar

belakang terbentuknya teks tersebut. Menurut Eriyanto, wacana adalah bagian dari

wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu

dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu

hal diproduksi dan dikontruksi dalam masyarakat.21

Dalam penelitian ini akan

dibahas mengenai wacana toleransi dalam beragama yang terdapat dalam

kehidupan sosial ataupun kehidupan bermediasosial. Catatan yang dibuat Herman

melalui Twitter dengan Hastag Prakhotbah ini tidak lepas dari kritik terhadap

sekelompok orang yang mengatasnamakan agama untuk melakukan tindakan

sewenang-wenang.

Dalam wawancara yang telah dilakukan, Herman mengungapkan bahwa

catatan Prakhotbah ini dibuat sebagai bentuk respon terhadap kehidupan sosial

masyarakat juga kehidupan bermediasosialnya. Herman melihat bahwa

keberadaan media sosial saat ini sangat membantu, tapi selain dampak positif juga

terdapat dampak negatif, seperti penyebarluasan informasi yang belum terbukti

benar atau tidaknya (hoax). 22

Untuk menanggapi hal itu Herman pun menulis

dalam salah satu catatan mingguannya dan diberi judul “Hoaxer”, pada catatan

tersebut Herman berusaha menyadarkan para pengguna media sosial agar jangan

terlalu mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial sebelum

21

Eriyanto, AnalisisWacana: PengantarAnalisisTeks Media,(Yogyakarta :LkiS, 2001), h.

271 22 Wawancara Penulis dengan Herman Rhadeya melalui Email, pada 23 Maret 2017

Page 123: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

111

terbukti kebenerannya. Dalam catatannya tersebut, Herman menulis sebagai

berikut:

“sekarang zaman serba canggih, infornasi nyaris tak terbatas dan

terus menerus datang. Tentu saja kemajuan ini berdampak baik kalo

dipergunakan dengan baik dan juga buruk jika dipakai keburukan.

Fenomena sekarang, orang gampang banget percaya kabar-kabar yang

belum jelas sumbernya. Ini dimanfaatkan para ahlul fitnah untuk

menyebar hoax yang bertendensi memancing amarah masyarakat. Apalagi

jika menyangkut SARA, masyarakat gampang percaya dan mudah dihasut,

akibatnya rebut. Sebagai makhluk berakal, jangan mau dikadalin

provokator ya, cek dan ricek dan tabayun sebelum ikut nyebarin. Hoax

disebarkan si tukang fitnah, bertujuan untuk mengacaukan dan bikin

rusuh, dipercaya oleh si tolol. Semoga kita tak temasuk”23

Dalam catatan tersebut menujukkan bagaimana Herman melihat keadaan

masyarakat modern dengan kehadiran media sosial dan perkembangan teknologi

yang memudahkan jalan untuk mendapatkan informasi, namun disayangkan jika

kemudahan itu malah menjadi petaka bagi para pencari informasi yang

mendapatkan informasi palsu, khususnya dalam hal yang dapat memancing

amarah masyarakat, seperti hal menyangkut Suku Agama Ras Antargolongan

(SARA). Oleh karena untuk menjaga keseimbangan informasi, dengan kata lain

adalah untuk mengajak para pengguna media sosial untuk memastikan kebenaran

sebuah informasi sebelum akhirnya ikut menyebarkan informasi tersebut melalui

media sosial yang dimiliki. Penyebaran informasi yang tidak terbatas ini yang

kemudian bisa dimanfaatkan untuk menggiring opini masyarakat.

Permasalahannya adalah saat opini yang disebarkan adalah opini yang dapat

menghasut dan memancing amarah masyarakat dan parahnya lagi adalah saat

masyarakat percaya begitu saja terhadap isu yang belum jelas kebenarannya.

23

Catatan Prakhotbah pada Kaskus

https://www.kaskus.co.id/show_post/568f35aa14088dfb468b4568/350/- diakses pada 31 Maret

2017 pukul 14.28 WIB.

Page 124: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

112

C. Interpretasi

Setelah dilakukannya analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk

terhadap catatan mingguan Prakhotbah yang dibuat Herman Radheya ini, terbukti

bahwa Herman Rhadeya sebagai pemilik akun @negativisme memiliki

kepedulian atas kehidupan toleransi antar umat beragama. Selain itu, Herman juga

melihat bahwa kemajuan tekhnologi, dalam hal ini adalah kehadiran media sosial

memberi pengaruh yang cukup kuat atas opini yang beredar di masyarakat, oleh

karena itu Herman mencoba terjun di dalamnya dan menggunakan cara yang sama

untuk menyebarkan wacana tentang toleransi antar umat beragama.

Sebagai seorang muslim, Hernan merupakan muslim yang yakin bahwa

Rasulullah tidak mengejarkan kekerasan, hal tersebut sering disampaikan melalui

catatan yang dibuat Herman, redaksi yang sering digunakan tidak jauh dari “Islam

Ramah bukan Islam Marah”. Herman melihat bahwa bagaimana mungkin orang

lain (nonmuslim) akan mencintai dan berkeinginan untuk masuk ke agama Islam,

jika perilaku umat Islam yang diketahuinya (baik melalui media atau melihat

secara langsung) bertindak sewenang-wenang dan jauh dari kata damai. Hal ini

lah yang membuat Herman mengkritik secara terang-terangan Ormas Front

Pembela Islam (FPI) yang belakangan ini melakukan tindakan kekerasan demi

menegakkan syariat yang diyakininya. Herman melihat bahwa gerakan yang

dilakukan oleh FPI ini banyak menyebarkan kebencian, hal ini yang paling

dikhawatirkan, yaitu ketika banyak masyarakat yang terhasut omongan dan ikut

bertindak sewenang-wenang karena merasa sebagai mayoritas di Negara

Indonesia.

Page 125: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

113

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tentang wacana toleransi beragama pada media

sosial Twitter oleh akun @negativisme yang sudah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa proses pemaknaan atas pesan yang

disampaikan, yaitu melalui struktur teks (struktur makro, superstruktur, dan

struktur mikro), kognisi sosial dan konteks sosial adalah pesan mengenai toleransi

antarumat beragama. Wacana toleransi beragama tersebut dibuat oleh Herman

dengan menggunakan bahasa satire (berbentuk sindiran), selain itu juga kritik

Herman terhadap para penganut agama yang merasa paling benar dalam

kehidupan sosial begitu sarkastis (mengejek) dalam setiap catatan mingguanya.

Dengan menggunakan analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk

yaitu dengan tiga level analisis, maka data-data yang ditemukan adalah sebagai

berikut:

1. Dilihat dari level teks, catatan mingguan Prakhotbah menunjukkan

wacana toleransi beragama dengan mengidentifikasikan isi dari catatan

mingguan tersebut yang mengandung pesan toleransi antarumat

beragama, seperti Duo Mulia, Berbalas, dan Purwakarta Untuk

Indonesia dengan penekanan makna dan pemilihan kata atau kalimat

yang mendukung wacana tersebut. Seperti bisa dilihat dalam unsur

makro dalam teks pada catatan mingguan Prakhotbah tersebut, topik-

topik yang dibahas untuk mendukung tema sentral dalam catatan

mingguan Prakhotbah ini adalah, menghargai kebebasan eksistensial

Page 126: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

114

agama, menerima perbedaan dan etika antaumat beragama. Selain itu,

tema sentral dalam catatan mingguan Prakhotbah ini seperti latar, detil,

maksud, leksikon, koherensi, kata ganti, metafora, dan retoris.

2. Dari level kognisi sosial, pembuat catatan mingguan Prakhotbah ini

yaitu Herman Rhadeya memiliki peran penting dalam menentukan

wacana yang ingin disampaikan pada catatan Prakhotbah tersebut. Dari

hasil wawancara yang sudah dilakukan kepada Herman Rhadeya, maka

dapat ditemukan bahwa pada skema person, Herman memandang para

penganut agama yang fanatik terhadap agamanya dapat melahirkan

sikap intoleransi terhadap penganut agama lain. Pada skema diri,

Herman melihat bahwa keberadaannya sebagai orang dibalik akun

anonim @negativisme ini adalah cara untuk melindungi diri dari

orang-orang yang tidak suka dengan ulahnya di media sosial. Bagian

terakhir adalah skema peran, sebagai seseorang yang aktif di media

sosial, dan melihat bagaimana informasi sangat mudah untuk didapat

dan disebarkan, Herman berusaha mengambil peran untuk

mengingatkan para pengguna media sosial agar tidak mudah

terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.

3. Pada level konteks sosial, bisa dilihat dari wacana yang berkembang di

masyarakat pada saat catatan mingguan Prakhotbah ini dibuat. Wacana

yang berkembang di masyarakat pada waktu itu adalah tentang

maraknya tindakan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan

Indonesia. Selain itu, terdapat banyak kasus kerusuhan atau konflik

yang dilatarbelakangi oleh perbedaan suku dan agama. Perpecahan

Page 127: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

115

yang terjadi di Indonesia tersebut dibantu dengan kemajuan tekhnologi

yang memudahkan masyarakat untuk menyebar informasi.

Penggiringan opini berjalan dengan mudah melalui media sosial

sehingga banyak orang yang mudah terprovokasi. Oleh karena itu,

Herman memanfaatkan kemudahan tersebut untuk melakukan hal

sebaliknya, yaitu agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh opini

yang belum tentu benar.

B. Saran

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang

dapat menjadi saran baik untuk segenap akademisi Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, khususnya Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang ingin melakukan penelitian analisis wacana

terhadap media sosial, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode

analisis wacana yang beragam di Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi agar bisa mengkaji lebih dalam dan mendapat perhatian

lebih guna memperkaya khasanah keilmuan komunikasi.

2. Bagi masyarakat, ini bisa menjadi gambaran mengenai media sosial

yang bisa dijadikan sebagai sarana dakwah dan kritik, agar media

sosial tidak hanya menjadi tempat untuk urusan pribadi dan hiburan

semata.

Semoga hal-hal baik dalam penelitian ini menjadi masukan yang dapat mengajak

para pengguna media sosial untuk memanfaatkan kemajuan tekhnologi dengan

baik sehingga terdapat nilai-nilai yang bisa diambil dari kehidupan

bermediasosial.

Page 128: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

116

DAFTAR PUSTAKA

BUKU DAN JURNAL

Abdullah, Masykuri, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman.

Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001.

Ali, M. Daud dkk, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik. Jakarta:

Bulan Bintang, 1989.

Al-Munawar, Said Agil Husain, Fikih Hubungan Antar Agama. Jakarta: PT.

Ciputat Press, 2005.

Amin, Ma’ruf, Melawan Terorisme Dengan Iman. Jakarta: Tim Penanggulangan

Terorisme.

Amrullah, Tri, Kritik Sosial Kepemimpinan Dan Perubahan Sosial Pada Naskah

Demonstran Karya N. Riantiarno (Studi Analisis Wacana Kritis). Jakarta:

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,2014.

Aslati,Toleransi Anta Umat Beragama dalam Perspektif Islam, Jurnal Universitas

Islam Negeri Sultan

Syafir Kasim Riau, Vol.4 No.1 (2012): Januari – Juni 2012.

Aziz, Ali, Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, 2009.

Darma, Yoce Aliah, AnalisisWacanaKritis. Bandung :YramaWidya, 2009. Cet.

Ke-I.

DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Echols, John M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2003

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta : LKis,

2001.

Hadi, Mulya, Twitter untuk Orang Awam. Palembang: Penerbit Maxicom, 2010.

Harahap, Syahrin, Toleransi Kerukunan. Jakarta: Prenada, 2011

Hasyim, Umar, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai

Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama, (Surabaya: PT. Bina

Ilmu: 1979.

Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis : Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana,

2006.

Lubis, Hamid Hasan, Analisis Wacana Pragmatik.. Bandung :Angkasa, 1993.

Ma’arif, Syamsul, Pendidikan Pluralisme. Yogyakarta: Logung Pustaka, 2005.

Page 129: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

117

Madjid, Nurcholish, Pluralitas Agama (Kerukunan dalam Keragaman). Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2001.

Madjid, Nurcholish, Islam Kerakyatan dan Keindonesiaan Pemikiran Nurcholis

Muda. Bandung: Mizan: 1993.

Madjid, Nurcholis, dkk, Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-

Pluralis. Jakarta: Paramadina, 2004.

Miswari, Zuhairi, Al-Qur’an Kitab Toleransi. Jakarta: Pustaka Oasis, 2007.

Muhtadi, Asep Saeful, Komunikasi Dakwah. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2012.

Muhammad, Nurdinah, Pesan Piagam Madinah dalam Pluralisme di Indonesia,

Jurnal Substantia Vol. 12 No. 1, April 2011.

Mulyana, Dedy, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip

Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005.

Nasution, Harun, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran. Bandung: Mizan,

2000.

Naim, Ngainun, Membangun Toleransi dalam Masyarakat Majemuk Telaah

Pemikiran Nurcholis Madjid, Harmoni, Jurnal Multikultural dan Makna

Vol. 121 No. 2 Mei-Agustus 2013.

Nasrullah, Rulli, Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2015.

Nasution, Zulkarimein, Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008.

Nurudin, Media Sosial dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi. Jurnal

Komunikator, Vol. 5, 2010.

Oetomo, Dede, Kelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana. Yogyakarta:

Kanisius, 1993.

Schuon, Frithof, Mencari Titik Temu Agama-Agama. Jakarta: Pustaka Firdaus,

1987..

Sobur, Alex, Analisis Teks Media (Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik dan Analisis Framing). Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009.

Sutrisno, Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset, 1989.

Supadie, Didiek Ahmad dan Sarjuni, Pengantar Studi Islam (Jakarta: Rajawali

Press, 2011.

Ulfah, Maria, ed., Nilai-Nilai Pluralisme dalam Islam: Bingkai Gagasan Yang

Berserak. Bandung: Penerbit Nuansa: 2005.

Page 130: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

118

Zaleski, Jeff, Spiritiualitas Cyberspace: Bagaimana Teknologi Komputer

Mempengaruhi Keberagamaan Kita. Bandung: Mizan, 1999.

Zarella, Dan, The Social Media Marketing Book. Canada: O’Reilly Media, 2010.

SKRIPSI

Yuliansyah, Muharam, Musik Sebagai Media Perlawanan Dan Kritik Sosial

(Analisis Wacana Kritis Album Musik 32 Karya Pandji Pragiwaksono),

(Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,2015).

Saputra, Muhammad Iman, Analisis Wacana Perlawanan Korupsi Dalam Film

Selamat Siang, Risa!! Karya Ine Febrianti, (Jakarta: Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi,2016).

Ilprima, Ricca Junia, Analisis Wacana Pesan Toleransi Antarumat Beragama

dalam Novel Ayat-ayat Cinta 2 Karya Habiburrahman El Shirazy” (Jakarta:

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,2016).

INTERNET

Addi MAwahibun Idhom dan Muh Syaifullah, Kelompok Syiah di Yogya diancam

diserang, Tempo.co 22 November 2013. Pukul 14.20 WIB.

https://nasional.tempo.co/read/news/2013/11/22/058531705/kelompok-

syiah-di-yogya-diancam-diserang diakses pada Selasa, 14 Maret 2017 pukul

12.40 WIB.

Anggi Kusumadewi, Jemaah Ahmadiyah Protes Penyegelan Rumah Ibadah, CNN

Indonesia, 10 Juli 2015.

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150710122353-20-

65668/jemaaat-ahmadiyah-protes-penyegelan-rumah-ibadah-di-tebet/

diakses pada Selasa, 14 Maret 2017 pukul 12.43 WIB.

Catatan Prakhotbah pada Kaskus

https://www.kaskus.co.id/show_post/568f35aa14088dfb468b4568/350/-

diakses pada 31 Maret 2017 pukul 14.28 WIB.

http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945 diakses pada Selasa, 25 Oktober 2016 pukul

12.51 WIB.

http://www.alkitab.me/ diakses pada sabtu, 29 Oktober 2016 pukul 11.38 WIB.

http://dharmagupta.blogspot.co.id/2012/12/kerukunan-dan-toleransi-umat-

beragama.html diakses pada Kamis, 26 Oktober 2016 pukul 23.45 WIB.

https://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20331.0;wap diakses pada Sabtu,

29 oktober 2016 pukul 22.30 WIB

www.hisbah.net diakses pada Rabu, 25 Januari 2017.

http://www.dhammapada.ws/ diakses pada Minggu, 30 Oktober 2016 pukul 04.35

WIB

Page 131: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

119

https://twitter.com/negativisme diakses pada Rabu, 03 Maret 2017. Pukul 08.15

WIB.

https://www.instagram.com/negativisme/ diakses pada 03 Maret 2017 pukul 11.17

WIB

https://www.kaskus.co.id/search?q=prakhotbah&forumchoice diakses pada 03

Maret 2017 pukul 11.18 WIB

http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945 diakses pada Selasa, 25 Oktober 2016 pukul

12.51 WIB.

https://daerah.sindonews.com/read/1024524/174/hari-raya-idul-fitri-ada-serangan-

di-tolikara-1437150841 diakses pada Selasa, 14 Maret 2017 pukul 12.47

WIB.

Imran M.A, Aceh Singkil Mencekam, Satu Gereja dibakar Dua Tewas, Tempo.co.

13 Oktober 2015.

https://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/13/058709127/aceh-singkil-

mencekam-satu-gereja-dibakar-2-tewas diakses pada Selasa, 14 Maret 2017

pukul 12.50 WIB.

Susi Ivvaty, Belajar Menerima Perbedaan, Harian Kompas edisi 17 Desember

2015.

http://nasional.kompas.com/read/2015/12/17/15090901/Belajar.Menerima.P

erbedaan?page=all diakses pada Selasa, 14 Maret 2017 pukul 12.33 WIB.

Teun Van Dijk, “The InterdiciplinaryStudy Of News as Discourse”,

http://www.discourses.org/journals/dac/ diakses pada Rabu, 22 Februari 2017,

pukul 11.06 WIB.

Page 132: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

LAMPIRAN

Daftar Catatan Mingguan Prakhotbah

1) Tahun 2013

No. Judul No. Judul

1 Korupsi 27 Mandiri Sendiri

2 Hakekat Jumatan 28 Puasa

3 Banjir Hujan 29 Iri

4 Benar Jujur 30 Sibuk

5 Tanpa Narkoba dan Korupsi 31 Lebaran

6 Tetap Tenang 32 Maaf-Maafan

7 Kasih Sayang 33 Waktu

8 HandPhone Oh... 34 Uang

9 Kebenaran Relatif 35 Hiburan

10 Wanita dan Pria 36 Suporter

11 Idola Idiotika 37 Keluarga

12 Negaraku, Oh... 38 Doa

13 Ibadah 39 Cinta Kasih Sayang

14 Kemalasan 40 Copy Paste = Mencuri

15 Kesalahan 41 Resiko

16 Kegalauan 42 Ragu

17 Kehilangan (untuk Uje) 43 Gagal

18 Nafsu 44 Manusia

19 Ayo Korupsi 45 Toilet

20 Memaki-Meki 46 Bingung

21 Kegagalan 47 Jodoh

22 Poligami.. 48 parTAI

23 Jangan Kasari Wanita 49 Bye Nelson...

Page 133: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

24 Kemarahan 50 Televisi

25 Toleransi Beragama... 51 Hari Raya

26 Sabar 52 Psikoanalisa

2) Tahun 2014

No. Judul No. Judul

53 Jangan Suuzon 79 Oh Media

54 Standar Ganda 80 Presiden Baru

55 Malas 81 Gaza

56 Anugerah Bencana 82 Mudik

57 Belajar 83 Rokok

58 Binatang 84 Jilboobs

59 Valentine 85 Kurikulum 2013

60 Anak (untuk Keira) 86 Kembali berSATU

61 Proses 87 Oh, BBM

62 Pengendara 88 Demonkrat

63 Caleg 89 Filosofi Makanan

64 Senyuman 90 Sadar Diri

65 Pikiran 91 Paradoks

66 Sekolah 92 Wakil Rakyat

67 Ujian Nasional 93 Bahluliyah

68 Beda bikin Suka 94 Lama & Baru

69 Pasangan 95 Perjuangan

70 Pendidikan 96 Kritik

71 Sex 97 Negeri Ajaib

72 Koalisi 98 Kolom Agama

73 Capres 99 Paradok Ironi

Page 134: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

74 Kampanye 100 Fanatism

75 Memilih Presiden 101 Tandingan

76 Piala Dunia 102 Oplosan

77 Oh Kelamin 103 Raport

78 Selamat Ramadhan 104 Ramah/Marah?

3) Tahun 2015

No. Judul No. Judul

105 Resolusi 131 Narsis

106 Je Suis... 132 Konsumeris

107 Lebih Baik 133 Lebaran

108 Selfie 134 Konflik

109 Iqra 135 Azab

110 Batu 136 Ospek

111 V for... 137 RI 70

112 Zombies 138 Ahok Salah!

113 Tetangga 139 Karakter

114 Barbarasism 140 Nama

115 Maling 141 Inlander

116 Gila Kolektif 142 Asap

117 Game 143 Qurban

118 Blokir 144 G30S

119 Anti 145 OrInd

120 Imajinasi 146 Bela Negara

121 Bumi 147 Hari Santri

122 Ingat! 148 Sumpah

123 Pengorbanan 149 Hate Speech

Page 135: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

124 Cari Duit 150 Pahlawan

125 Sintetis 151 Ngeheaktip

126 Agama Cinta 152 Repeat!

127 Cerdas/Dungu 153 Sampurasun

128 Gila Hormat 154 Siklus

129 Shaum 155 re-Problems

130 Insecure 156 Berbagi Berkah

4) Tahun 2016

No. Judul No. Judul

157 Tahun Baru 183 Raya

158 Hoaxer 184 Purwakarta Toleran

159 Syirik apa Sirik? 185 Lupa Esensi

160 TerorIs 186 Gasadar

161 Goblokisasi 187 Tidak

162 Pangan 188 Sayang

163 Budaya 189 Full Day School

164 Phobia Patung 190 Merdeka

165 Sunda Toleran 191 Khilaf ah

166 Busana 192 Bhinneka

167 Gerhana 193 Bencana?

168 Pelecehan Pancasila 194 Zombie Digital

169 Oh Banjir 195 STOP!

170 Diet Plastik 196 Peparnas 2016

171 Ujian 197 Sumpah Pemuda

172 Puncak Agama 198 Pion

173 Nadzar 199 Pahlawan

Page 136: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian

174 Penista? 200 Salah Arah

175 Damai dalam Beda 201 Bersatu

176 Perkosa 202 Boikot

177 Bakar Buku 203 Duo Mulia

178 Sosies Effect 204 Berbalas

179 Pancasila Kita

180 Puasa Manja

181 Jabar Juara

182 Ironi Puasa

5) Tahun 2017

No. Judul

205 Hoaxer

206 Pengeluh, Pemprotes, Peminta

207 Purwakarta Untuk Indonesia

Page 137: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian
Page 138: ANALISIS WACANA TOLERANSI BERAGAMA PADA AKUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia. Penelitian