antiansietas referat

3
ANTIANSIETAS Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas ialah sedatif, atau obat-obat yang secara um,um memiliki sifat yang sama dengan sedatif. Ansietas yang terutama ialah golongan benzodiazepine. Banyak golongan depresan SSP yang lain telah digunakan untuk sedasi siang hari pada pengobatan ansietas, namun penggunaannya saat ini telah ditinggalkan. Alasannya ialah golongan barbiturate dan meprobamat, lebih toksik pada takar lajak. 3.1 GOLONGAN BENZODIAZEPIN Benzodiazepin yang dianjurkan sebagai ansietas ialah: klordiazepoksid, diazepam, oksazepam, klorazepat, lorazepam, prazepam, alprazolam, dan halozepam. Sedangkan klorazepam dianjurkan untuk pengobatan panic disorder. FARMAKODINAMIK . Klordiazepoksid dan diazepam merupakan prototip derivate benzodiazepine yang digunakan secara meluas sebagai ansietas. MEKANISME KERJA BENZODIAZEPIN. Mekanisme kerja bensodiazepin merupakan potensiasi inhibisi neuron dengan GABA sebagai mediator . Efek farmakodinamik derivate benzodiazepin lebih luas daripada efek meprobamat dan barbiturat. Klordiazepoksid tidak saja bekerja sentral, tetapi juga perifer pada susunan saraf kolinergik, adrenergic dan triptaminergik. Klordiazepoksid lebih berguna untuk atasi sifat agresif hewan coba (monyet) daripada pentobarbital, meprobamat dan CPZ. Berbeda dengan CPZ, klordiazepoksid dan diazepam bersifat nonselektif dan menghambat renspons terkondisi. Setelah pemberian peroral, klordiazepoksid mencapai kadar tertinggi dalam darah 8 jam dan tetap tinggi sampai 24 jam. Ekskresi benzodiasepin melalui ginjal lambat; setelah pemberian satu dosis, obat ini masih ditemukan dalam urin selama beberapa hari. EFEK SAMPING DAN KONTRAINDIKASI. Pada penggunaan dosis terapi jareang timbul kantuk; tetapi pada takar lajak benzodiasepin menimbulkan depresi SSP. Efek samping akibat depresi susunan saraf pusat berupa

Upload: trivera-adeline

Post on 25-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

antiansietas

TRANSCRIPT

Page 1: ANTIANSIETAS referat

ANTIANSIETAS

Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas ialah sedatif, atau obat-obat yang secara um,um memiliki sifat yang sama dengan sedatif. Ansietas yang terutama ialah golongan benzodiazepine. Banyak golongan depresan SSP yang lain telah digunakan untuk sedasi siang hari pada pengobatan ansietas, namun penggunaannya saat ini telah ditinggalkan. Alasannya ialah golongan barbiturate dan meprobamat, lebih toksik pada takar lajak.

3.1 GOLONGAN BENZODIAZEPIN

Benzodiazepin yang dianjurkan sebagai ansietas ialah: klordiazepoksid, diazepam, oksazepam, klorazepat, lorazepam, prazepam, alprazolam, dan halozepam. Sedangkan klorazepam dianjurkan untuk pengobatan panic disorder.

FARMAKODINAMIK . Klordiazepoksid dan diazepam merupakan prototip derivate benzodiazepine yang digunakan secara meluas sebagai ansietas.

MEKANISME KERJA BENZODIAZEPIN. Mekanisme kerja bensodiazepin merupakan potensiasi inhibisi neuron dengan GABA sebagai mediator .

Efek farmakodinamik derivate benzodiazepin lebih luas daripada efek meprobamat dan barbiturat. Klordiazepoksid tidak saja bekerja sentral, tetapi juga perifer pada susunan saraf kolinergik, adrenergic dan triptaminergik.

Klordiazepoksid lebih berguna untuk atasi sifat agresif hewan coba (monyet) daripada pentobarbital, meprobamat dan CPZ. Berbeda dengan CPZ, klordiazepoksid dan diazepam bersifat nonselektif dan menghambat renspons terkondisi.

Setelah pemberian peroral, klordiazepoksid mencapai kadar tertinggi dalam darah 8 jam dan tetap tinggi sampai 24 jam. Ekskresi benzodiasepin melalui ginjal lambat; setelah pemberian satu dosis, obat ini masih ditemukan dalam urin selama beberapa hari.

EFEK SAMPING DAN KONTRAINDIKASI. Pada penggunaan dosis terapi jareang timbul kantuk; tetapi pada takar lajak benzodiasepin menimbulkan depresi SSP. Efek samping akibat depresi susunan saraf pusat berupa kantuk dan ataksia merupakan kelanjutan efek farmakodinamik obat-obat ini. Efek ansietas diazepam dapat diharapkan terjadi bila kadar dalam darah mencapai 300-400ng/ml; pada kadar yang sama terjadi pula efek sedasi dan gangguan psikomotor. Intoksikasi SSP yang menyeluruh terjadi pada kadar diatas 900-1000ng/ml. Kadar terapi klordiazepoksid mendekati 750-1000ng/ml.

Peningkatan hostilitas dan iritabilitas dan mimpi-mimpi hidup (vivid dreams)dan mengganggu kadang-kadang dikaitkan dengan pemberian benzodiazepine, mungkin dengan kekecualian oksazepam. Hal yang ganjil adalah sesekali terjadi peningkatan ansietas. Respons semacam ini rupa-rupanya terjadi khusus pada pasien yang merasakan ketakutan dan teradi penumpulan daya pikir sebagai akibat efek samping sedasi antiansietas. Dapat ditambahkan bahwa salah satu penyebab yang paling sering dari keadaan bingung yang reversibel pada orang-orang tua adalah pemakaian yang berlebihan berbagai

Page 2: ANTIANSIETAS referat

jenis sedatif, termasuk apa yang biasanya disebut sebagai benzodiazepine secara mental.berat badan, yang mungkin disebabkan karena perbaikan nafsu makan, terjadi pada beberapa pasien. Banyak efek samping yang dilaporkan untuk obat ini tumpang tindih dengan gejalan ansietas, oleh karena itu perlu anamnesis yang cermat untuk mengetahui apa yang perlu dilaporkan adalah benar suatu efek samping atau gejalan ansietas. Diantara reaksi toksik klordiasepoksid yang dijumpai adalahrash, mual, nyeri kepala, gangguan fungsi seksual, vertigo, dan kepala rasa ringan. Agranulasitosis dan reaksi hepatic telah dilaporkan, namun jarang. Ketidakteraturan menstruasi dilaporkan terjadi dan wanita yang sedang menggunakan benzodiazepine dapat mengalami kegagalan ovulasi.

Obat ini sering digunakan untuk percobaan bunuh diri oleh pasien dengan mental yang labil, tetapi intoksikasi benzodiazepine biasanya tidak berat dantidak memerlukan terapi khusus. Beberapa kematian pernah dilaporkan dengan dosis diatas 700 mgklordiazepoksid atau diazepam. Tidak jelas apakah hanya karena obat ini, kombinasi dengan antidepresan lainnya atau kondisi tertentu pasien.

Pada pasien gangguan pernapasan benzodiazepine dapat memperberat gejala sesak napas.

INDIKASI DAN SEDIAAN. Derivat benzodiazepin digunakan untuk menimbulkan sedasi, menghilangkan rasa cemas, dan keadaan psikosomatik yang ada hubungan dengan rasa cemas. Selain sebagai ansietas, derivate benzodiazepine digunakan juga sebagai hipnotik, antikonvulsi, pelemas otot dan induksi anestesi umum; pembahasan tentang indikasi-indikasi tersebut dapat dilihat pada bab-bab yang bersangkutan. Sebagai antiansietas klordiazepoksid dapat diberikan secara oral atau bila sangat diperlukan, suntikan dapat diulang2-4 jam dengan dosis 25-100mg sehari dalam 2 atau 4 pemberian. Dosis diazepam adalah2 – 20 mg sehari; pemberian suntikan dapat diulang tiap 3-4 jam. Klorazepat diberikan secara oral 30mg sehari dalam dosis teerbagi.

Klordiasepoksid tersedia sebagai tablet 5 dan 10 mg.

Diazepam terbentuk tablet 2 mg dan 5 mg. diazepam tersedia sebagai larutan untuk pemberian rektal pada anak dengan kejang demam.

TOLERANSI DAN KETERGANTUNGAN FISIK . Keadaan ini dapat terjadi bila benzodiazepine diberikan dalam dosis tinggi dan lama jangka waktu yang lama. Jadi pemberian golongan obat ini lebih dari 3 minggu sebaiknya dihindari. Habituasi dapat terjadi akibat benzodiazepine, namun karena waktu paruhnya panjang dan terjadi perubahan menjadi metabolit aktif, gejala putus obat mungkin tidak akan Nampak selama 1 minggu sesudah penghentian obat pemakaian kronik. Umumnya dengan pemberian dosis biasa tidak terjadi gejala putus obat.