askep abortus

29
Askep Abortus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus” berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Menurut buku ilmu kebidanan, istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (Wiknjosastro, 1991;h.302). Selain itu aborsi dapat juga didefinisikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum fetus mencapai waktunya dan biasanya terjadi sebelum kehamilan mencapai umur 20-24 minggu. Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Agar dapat memberikan

Upload: zulham-effendi

Post on 06-Aug-2015

32 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Abortus

Askep Abortus

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

           

            Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan

istilah “abortus” berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel

sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses

pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

Menurut buku ilmu kebidanan, istilah abortus dipakai untuk menunjukkan

pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan

(Wiknjosastro, 1991;h.302). Selain itu aborsi dapat juga didefinisikan sebagai

pengakhiran kehamilan sebelum fetus mencapai waktunya dan biasanya terjadi

sebelum kehamilan mencapai umur 20-24 minggu.   

            Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk

menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam

rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal

mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus

menerus, saling berkaitan dan dinamis. Agar dapat memberikan asuhan

keperawatan sebaik-baiknya, perlu dilakukan penggajian dan pemberian

intervensi  yang tepat. Kita juga mengetahui bahwa peran perawat yang paling

utama adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya gangguan kesehatan

baik l, sehingga dalam hal ini perlu diberikan pendidikan kesehatan yang efektif

guna meningkatkan kualitas kesehatannya.

A.    Rumusan Masalah

1.      Apa yang perlu dikaji pada klien dengan abortus?

2.      Apa saja diagnose yang muncul pada klien dengan abortus?

Page 2: Askep Abortus

3.      Bagaimana intervensai dan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan

abortus?

B.     Tujuan

a.         Tujuan umum

Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah mendukung kegiatan

pembelajaran keparawatan System Reproduksi I khususnya tentang asuhan

keperawatan pada klien dengan abortus serta melatih mahasiswa untuk berpikir

kritis.

b.        Tujuan khusus

-          Untuk mengetahui dan memahami tentang pengkajian pada klien dengan abortus

-          Untuk mengetahui dan memahami tentang  diagnose yang muncul pada klien

dengan abortus?

-          Untuk mengetahui dan memahami intervensai dan asuhan keperawatan yang

diberikan pada klien dengan abortus

C.    Manfaat

            Mendapatkan pengetahuan tentang System Reproduksi I khususnya

tentang asuhan keperawatan pada klien dengan abortus sehingga nantinya dapat

mengembangkan pengetahuan tersebut dalam praktik keperawatan.

BAB II

Page 3: Askep Abortus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS

A.    Pengkajian

            Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan

menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi

klien.

      Data subjektif:

  Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur,

agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,

lamanya perkawinan dan alamat

  Keluhan utama: pada pasien dengan abortus, kemungkinan pasien akan datang

dengan keluhan utama perdarahan pervagina disertai dengan keluarnya bekuan

darah atau jaringan, rasa nyeri atau kram pada perut. Pasien juga mungkin

mengeluhkan terasa ada tekanan pada punggung, mengatakan bahwa hasil test

kencing positif hamil, merasa lelah dan lemas serta mengeluh sedih karena

kehilangan kehamilannya.

  Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:

1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit

atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,

pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.

2) Riwayat kesehatan masa lalu

  Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien,

jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.

  Riwayat penyakit yang pernah dialami: Kaji adanya penyakit yang pernah dialami

oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi , masalah ginekologi/urinary,

penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.

  Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari

genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit

menular yang terdapat dalam keluarga.

  Riwayat kesehatan reproduksi: Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,

lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji

kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya

Page 4: Askep Abortus

  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien

mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan

anaknya.

  Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang

digunakan serta keluahn yang menyertainya.

  Riwayat pemakaian obat: Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral,

obat digitalis dan jenis obat lainnya.

   Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi

(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat

sakit.

  Data psikososial.

-          Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga,

hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.

-          Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien

  Data spiritual: Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan

keagamaan yang biasa dilakukan

      Data Objektif:

  Sirkulasi: pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang banyak

sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral dingin, tekanan

darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan kecil, pasien tampak meringis atau

kesakitan karena nyeri.

  Breathing : Kaji pola nafas apakah bernafas spontan/tidak, nafas cepat/lambat.

Kaji apakah ada sesak nafas/tidak, gerakan dinding dada simetris/asimetris, pola

nafas teratur/tidak, auskultasi bunyi nafas normal/tidak, kaji frekuensi nafas serta

penggunaan otot bantu pernafasan.

  Circulation : pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang banyak

sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral dingin, tekanan

darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan kecil, pasien tampak meringis atau

kesakitan karena nyeri

  Integritas Ego: Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan sampai

ketakutan, marah atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan

Page 5: Askep Abortus

atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran. Mungkin mengekpresikan

ketidak mampuan untuk menghadapi suasana baru. Pada pasien abortus

kemungkinan terjadi kesadaran menurun, syncope, pasien tampak lemah.

  Eliminasi: Kateter urinarius mungkin terpasang : urin jernih pusat, bising usus

tidak ada. Makanan/ cairan: Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.

  Neurosensorik: Kerusakan gerakan pada sensori dibawah tindak anestesi spinal

epidural.

  Nyeri/ kenyamanan: Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber:

misal nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek anestesi: mulut

mungkin kering.

  Keamanan: Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi karena

pemasangan infus dan nyeri tekan.

  SeksualitasL: Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus.

      Pemeriksaan fisik, meliputi:

  Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada

penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.

Hal yang diinspeksi antara lain:

Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap

drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh,

pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan

seterusnya

  Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.

a)      Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban

dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.

b)       Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi

janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.

c)       Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang

abnormal

  Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan

tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada

dibawahnya.

Page 6: Askep Abortus

a)      Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan

ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.

b)       Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan

pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding

perut atau tidak

  Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop

dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar.

Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk

bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.

(Johnson & Taylor, 2005:39)

      Sekunder Assessment

  Eksposure: pasien tampak pucat

  Five intervention: Tekanan darah menurun, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat

  Give Comfort: nyeri perut yang hebat, kram atau rasa tertekan pada pelvic

  Head to toe: meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan ginekologi, menanyakan

riwayat kehamilan, umur kehamilan, riwayat penggunaan kontrasepsi, riwayat

pemeriksaan kehamilan (ANC), riwayat penyakit kronis atau akut, riwayat

pengobatan serta riwayat alergi.

      Pemeriksaan laboratorium/ Diagnostik :

  Jumlah darah lengkap, hemoglobin/ hematokrit (Hb/Ht). Mengkaji perubahan dari

kadar efek kehilangan darah pada pembedahan urinalisis, kultur urine, darah

vaginalm, dan lokhea : Pemeriksaan tambahan didasarkan pada kebutuhan

individual.(Doengoes, MZ, & Mary P.M., 2001).

  Pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.

  Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien

setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.

Page 7: Askep Abortus

B.     Pat-Way

Etiologi:-   Pneumonia, Thipii, septikemia, peritonitis-   Gangguan Endokrin: Gangguan produksi progesterone, thyroid-   Gangguan Gizi/Anemia, Trauma-   Gangguan faal organ : Hypoplasi uteri, tumor uterus, cervix pendek,

retrofleksi uteri incarcerata, ggn endometrium 

 

Abortus Spontan         Abortus Infeksiosa      Retensi Janin       Abortus Resiko

tinggi                                                          (Missed abortion)        (Unsafe

abortion)

      Ab. Imminens       : perdarahan bercak, ada ancaman  kehamilan

      Ab. Insipiens         : Perdarahan ringan dimana hasil konsepsi masih di cavum

uteri

Page 8: Askep Abortus

      Ab. Inkomplit

      Ab.

Komplit

Perdarahan                              Nyeri Abdomen                     

Kurang Pengetahuan

            Shock                          Gangguan Rasa

Nyaman                                Cemas

Resiko tinggi Infeksi   Devisit Vol. Cairan                 Gangguan

Aktivitas

C.    Analisa Data

      Data Subjektif:

1.       Pasien mengatakan keluar darah per vaginam

2.       Pasien mengatakan nyeri pada perut

       Data Objektif:

1.       Ditandai adanya perdarahan disertai dengan perut mules

2.       Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan

terjadi    kontraksi otot rahim

Page 9: Askep Abortus

3.       Hasil pemeriksaaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis

servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim

D.    Diagnosa Keperwatan

1.      Devisit Volume Cairan b.d perdarahan

2.      Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam

3.      Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi

4.      Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan pasien

mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada punggung,

pasien tampak meringis

5.      Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan granulosit,

perdarahan, kondisi vulva lembab

6.      Cemas b.d kurang pengetahuan

7.      Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan pasien mengeluh

sedih kehilangan kehamilannya.

E.     Intervensi Keperwatan:

N

o

Diagnosa Tujuan dan KH INTERVENSI RASIONAL

1. 1.    Devisit

Volume

Cairan b.d

perdarahan

Tujuan: setelah

diberikan asuhan

keperawatan …

x… jam tidak

terjadi devisit

volume cairan,

seimbang antara

intake dan output

baik jumlah

maupun kualitas.

a.  Kaji kondisi status

hemodinamika

b. Ukur pengeluaran

harian

c.  Berikan sejumlah

cairan pengganti

harian

d. Evaluasi status

hemodinamika

a.    Pengeluaran

cairan pervaginal

sebagai akibat

abortus memiliki

karekteristik

bervariasi

b.   Jumlah cairan

ditentukan dari

jumlah kebutuhan

harian ditambah

dengan jumlah

Page 10: Askep Abortus

Kreteria hasil:

-       Turgor kulit

elastis dan

lembab

-       Mukosa mulut

lembab

-       Nadi 75-80x/mnt

-       RR 18-20x/mnt

cairan yang hilang

pervaginal

c.    Tranfusi mungkin

diperlukan pada

kondisi perdarahan

massif

d.   Penilaian dapat

dilakukan secara

harian melalui

pemeriksaan fisik

2. Risiko syok

hemoragik

berhubungan

dengan

perdarahan

pervaginam

Tujuan: setelah

diberikan asuhan

keperawatan

selama ...x.... jam

diharapkan syok

tidak terjadi.

Kriteria evaluasi:

-       Kesadaran pasien

CM

-       Tanda vital

normal

-       Syncope tidak

terjadi

-       Perdarahan tidak

terjadi

a.      Observasi Keadaan

Umum pasien

b.      Observasi tanda

tanda vital

c.       Observasi

kesadaran pasien

d.      Observasi tanda-

tanda perdarahan,

jumlah, warna,

adanya

stolsel/gumpalan

e.       Kolaborasi:

-Kolaborasi dalam

pemberian cairan

fisiologis

-Kolaborasi dalam

pemberian

a.      dengan

mengobservasi

KU pasien dapat di

ketahui apakah

pasien jatuh

kedalam keadaan

syok atau tidak

b.      penurunan

tekanan darah atau

denyut nadi yang

tidak normal

mengindikasikan

adanya tanda syok

c.       dengan

mengobservasi

kesadaran pasien

dapat diketahui

apakah pasien

mengalami

syncope atau tidak

d.      dengan

Page 11: Askep Abortus

mengobservasi

tanda-tanda

perdarahan dapat

dilakukan

penanganan segera

apabila perdarahan

terjadi sehingga

terhindar dari syok

e.       kolaborasi:

        cairan fisiologis

berfungsi untuk

resusitasi guna

mencegah

kehilangan cairan

lebih banyak lagi

transfuse

        untuk mengganti

kehilangan darah

yang berlebihan

akibat perdarahan

pervaginam

3. Gangguan

Aktivitas b.d

kelemahan,

penurunan

sirkulasi

Tujuan: setelah

diberikan asuhan

keperawatan

selama ...x.... jam

kllien dapat

melakukan

aktivitas tanpa

adanya

komplikasi

a.     Kaji tingkat

kemampuan klien

untuk beraktivitas

b.    Kaji pengaruh

aktivitas terhadap

kondisi

uterus/kandung

c.     Bantu klien untuk

memenuhi

kebutuhan aktivitas

a.       Mungkin klien

tidak mengalami

perubahan berarti,

tetapi perdarahan

masif perlu

diwaspadai untuk

menccegah kondisi

klien lebih buruk

b.      Aktivitas

merangsang

Page 12: Askep Abortus

sehari-hari

d.    Bantu klien untuk

melakukan

tindakan sesuai

dengan

kemampuan/kondis

i klien

e.     Evaluasi 

perkembangan  

kemampuan klien

melakukan

aktivitas

peningkatan

vaskularisasi dan

pulsasi organ

reproduksi

c.       Mengistiratkan

klilen secara

optimal

d.      Mengoptimalkan

kondisi klien, pada

abortus imminens,

istirahat mutlak

sangat diperlukan

e.       Menilai kondisi

umum klien

4. Nyeri

berhubungan

dengan

kontraksi

uterus

ditandai

dengan pasien

mengeluh

nyeri pada

perut, terasa

kram, terasa

ada tekanan

pada

punggung,

pasien

tampak

Tujuan; setelah

diberikan asuhan

keperawatan

selama ....x.. jam

diharapkan nyeri

berkurang atau

terkontrol

Kriteria

evaluasi :

        Pasien

melaporkan nyeri

berkuran

        Pasien tampak

rileks

        Tanda vital

normal

a.       Kaji tingkat nyeri

pasien

b.      Observasi tanda

vital.     

c.       Terangkan nyeri

yang diderita klien

dan penyebabnya

d.      Ajarkan metode

distraksi

e.       Kolaborasi dalam

pemberian

analgetik

a.      Tingkat nyeri

pasien dapat dikaji

menggunakan

skala nyeri

ataupun deskripsi

b.      tekanan darah

terutama akan

meningkat bila

pasien merasa

nyeri

c.       Meningkatkan

koping klien

dalam melakukan

guidance

mengatasi nyeri

d.      Menggalihkan

perhatian pasien

Page 13: Askep Abortus

meringis. terhadap nyeri

e.       analgetik

mengurangi nyeri

dan membantu

pasien merasa

rileks

5. Risiko infeksi

berhubungan

dengan

penurunan

hemoglobin

dan

granulosit,

perdarahan,

kondisi vulva

lembab

Tujuan: setelah

diberikan asuhan

keperawatan

selama ....x... jam

diharapkan tidak

terjadi infeksi

selama perawatan

perdarahan.

Kriteria hasil:

        Suhu 37-38 C

        Tidak tampak

tanda-tanda

infeksi

a.      Kaji kondisi

keluaran/dischart

yang keluar ;

jumlah, warna, dan

bau

b.      Terangkan pada

klien pentingnya

perawatan vulva

selama masa

perdarahan

c.      Lakukan

pemeriksaan biakan

pada dischart

d.     Lakukan perawatan

vulva

e.      Terangkan pada

klien cara 

mengidentifikasi

tanda inveksi

f.       Anjurkan pada

suami untuk   tidak

melakukan

hubungan

senggama se;ama

masa perdarahan

a.  Perubahan yang

terjadi pada dishart

dikaji setiap saat

dischart keluar.

Adanya warna

yang lebih gelap

disertai bau tidak

enak mungkin

merupakan tanda

infeksi

b. Infeksi dapat

timbul akibat

kurangnya

kebersihan genital

yang lebih luar

c.  Berbagai kuman

dapat

teridentifikasi

melalui dischart

d. Inkubasi kuman

pada area genital

yang relatif cepat

dapat

menyebabkan

Page 14: Askep Abortus

infeksi.

e.  Berbagai

manivestasi klinik

dapat menjadi

tanda nonspesifik

infeksi; demam

dan peningkatan

rasa nyeri

mungkin

merupakan gejala

infeksi

f.  Pengertian pada

keluarga sangat

penting artinya

untuk kebaikan

ibu; senggama

dalam kondisi

perdarahan dapat

memperburuk

kondisi system

reproduksi ibu dan

sekaligus

meningkatkan

resiko infeksi pada

pasangan.

7. Cemas s.d

kurang

pengetahuan

Tujuan: setelah

diberikan asuhan

keperawatan

selama ....x...jam

diharapkan tidak

terjadi

a.       Kaji tingkat

pengetahuan/persep

si  klien dan

keluarga terhadap

penyakit

b.      Kaji derajat

a.    Ketidaktahuan

dapat menjadi

dasar peningkatan

rasa cemas

b.    Kecemasan yang

tinggi dapat

Page 15: Askep Abortus

kecemasan,

pengetahuan

klien dan

keluarga terhadap

penyakit

meningkat

kecemasan yang

dialami klien

c.       Bantu klien

mengidentifikasi

penyebab

kecemasan     

d.      Asistensi klien

menentukan tujuan

perawatan bersama

e.       Terangkan hal-hal

seputar aborsi 

yang perlu

diketahui oleh klien

dan keluarga

menyebabkan

penurunan

penialaian objektif

klien tentang

penyakit

c.    Pelibatan klien

secara aktif dalam

tindakan

keperawatan

merupakan

support yang

mungkin berguna

bagi klien dan

meningkatkan

kesadaran diri

klien

d.   Peningkatan nilai

objektif terhadap

masalah

berkontibusi

menurunkan

kecemasan

e.    Konseling bagi

klien sangat

diperlukan bagi

klien untuk

meningkatkan

pengetahuan dan

membangun

support system

keluarga; untuk

Page 16: Askep Abortus

mengurangi

kecemasan klien

dan keluarga

F.     Evaluasi

-          Perdarahan  berkrang -teratasi

-          Tidak terjadi syok Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi

-          Nyeri berkurang/terkontrol

-          Tidak terjadi infeksi

-          Cemas klien berkurang- hilang

Page 17: Askep Abortus

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

            Aborsi didefinisikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum fetus

mencapai waktunya dan biasanya terjadi sebelum kehamilan mencapai umur 20-

24 minggu.     Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data

dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan

bagi klien dengan aborsi. Pengkajian meliputi status kesehatan, pemeriksaan fisik

sampai dengan pemeriksaan laboratorium.

            Adapun diagnosa yang muncul pada klien dengan abortus antara lain:

-       Devisit Volume Cairan b.d perdarahan

-       Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam

-       Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi

-       Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan pasien

mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada punggung,

pasien tampak meringis

-       Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan granulosit,

perdarahan, kondisi vulva lembab

-       Cemas b.d kurang pengetahuan

-       Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan pasien mengeluh

sedih kehilangan kehamilannya.

B.     Saran

            Diharapakan bagi mahasiswa calon perawat agar meningkatkan

pengetahuan tentang reproduksi I khususnya tentang asuhan keperawatan klien

dengan abortus agar nantinya dapat mengembangkan pengetahuan tersebut dalam

praktik keperawatan.

Page 18: Askep Abortus

C.     

DAFTAR PUSTAKA

            Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta:

EGC

Hamilton, C. Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi

6. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media

Aesculapius.                                 Jakarta

Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Wiknjosastro Hanifa.1991. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Gramedia

Liza. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kehamilan Abortus.

http://lizanurviana.blog.com/2010/11/28/askep-abortus/

Km Ita Wirasadi. 2010. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

Pada Pasien Dengan Abortus. 

http://ppnikarangasem.blogspot.com/2010/02/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-

pada.html

http://ardyanpradana007.blogspot.com/2012/04/askep-abortus.html