askep penykit menular siiip

40
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 3.1. Kasus Pada hari senin, 11 April 2012. Perawat CHN survey ke Komplek Kabulat wilayah RW 05, di tepian Sungai Kapuas Murung Selat Hulu Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas dan didapatkan data: terdapat 50 KK dan terdiri dari 1500 jiwa penduduk, 10% adalah kelompok resiko tinggi, Gambaran umum kehidupan penduduk di Komplek Kabulat wilayah RW 05: 20 %Tinggal dirumah yang sudah tidak layak huni, tua dan lapuk, hygiene dan sanitasi jelek karena social ekonomi yang rendah bahkan 40 % terdapat rumah yang tidak ada ventilasi , Rata-rata pendidikan masyarakatnya hanya lulusan SD, jika ada salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti kusta mencari pertolongan ke dukun dan pengobatan tradisional daripada ke puskesmas karena akses darat yang sulit untuk menuju puskesmas dan keluarga merasa takut diasingkan oleh masyarat disekitarnya, tidak ada bantuan/perhatian dari donator dan pemerintah, Rata-rata mata pencaharian mereka: 40 % buruh tani, 30 %mencari dan menjual kayu bakar. Terdapat 1 puskesmas yang hanya ada 1 orang dokter umum, perawat kesehatan masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan perawat dan itupun kurang aktif itupun berada diseberang kompleks. Akses menuju yankes: 1

Upload: afifah-m-yasir

Post on 27-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Penykit Menular Siiip

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1. Kasus

Pada hari senin, 11 April 2012. Perawat CHN survey ke Komplek Kabulat

wilayah RW 05, di tepian Sungai Kapuas Murung Selat Hulu Kecamatan Selat

Kabupaten Kapuas dan didapatkan data: terdapat 50 KK dan terdiri dari 1500 jiwa

penduduk, 10% adalah kelompok resiko tinggi, Gambaran umum kehidupan

penduduk di Komplek Kabulat wilayah RW 05: 20 %Tinggal dirumah yang sudah

tidak layak huni, tua dan lapuk, hygiene dan sanitasi jelek karena social ekonomi

yang rendah bahkan 40 % terdapat rumah yang tidak ada ventilasi , Rata-rata

pendidikan masyarakatnya hanya lulusan SD, jika ada salah satu anggota

keluarga yang menderita penyakit menular seperti kusta mencari pertolongan ke

dukun dan pengobatan tradisional daripada ke puskesmas karena akses darat yang

sulit untuk menuju puskesmas dan keluarga merasa takut diasingkan oleh

masyarat disekitarnya, tidak ada bantuan/perhatian dari donator dan pemerintah,

Rata-rata mata pencaharian mereka: 40 % buruh tani, 30 %mencari dan menjual

kayu bakar. Terdapat 1 puskesmas yang hanya ada 1 orang dokter umum, perawat

kesehatan masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan perawat dan itupun

kurang aktif itupun berada diseberang kompleks. Akses menuju yankes:

Darat : Jalan Trans Kalimantan/handil baras, kelurahan Selat Hulu,

Kecamatan Selat. Masuk sekitar 3 Km, track tanah dan berlumpur, sungai

kecil, jembatan darurat dari batang kayu (Pohon Tumbang), melewati

sawah dan rawa.

Sungai : Sekitar 15 menit dari dermaga Danum Are Kuala Kapuas, naek

perahu motor, tarif Rp.10.000,-/orang.

Dari hasil survey menunjukkan:

1. 0,47 % orang dari 10% risti kelompok resiko tinggi adalah penderita

Kusta dan penderita kusta tersebut terisolasi karena dijauhi dan

dikucilkan oleh masyarakat umum.

1

Page 2: Askep Penykit Menular Siiip

2. 0,2 % orang dari 0,47 % orang penderita kusta mengalami kecacatan

karena segan berobat ke puskesmas dan merasa rendah diri terhadap

masyarakat karena sikap penerimaan mereka yang kurang wajar takut

ketularan.

3. Penduduk setempat mengenal penyakit kusta dari tradisi kebudayaan

dan agama, sehingga pendapat tentang kusta merupakan penyakit yang

sangat menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan

Tuhan, najis dan menyebabkan kecacatan akibat kurangnya

pengetahuan/informasi tentang penyakit kusta.

Satu bulan yang lalu 3 orang meninggal karena penyakit TBC,dari hasil

survey 5 % dari penduduk terdiagnosa BTA positif ,dan 10% dari penduduk

terdiagnosa BTA negative.meraka sering buang dahak sembarangan.mereka tidak

tahu kalau buang dahak sembarangana merupakan salah satu penyebab penularan

TBC. Dan mereka tidak tahu kalau TBC merupakan penyakit yang menular dan

berbahaya.mereka hanya menganggap kalau batuk yang mereka rasakan hanya

sekedar batuk biasa yang cukup di obati dengan membeli obat di warung.

3.2. Asuhan Keperawatan Komunitas

3.2.1. Pengkajian Keperawatan Komunitas

1. Data inti (core)

A. Sejarah

Penduduk setempat mengenal penyakit kusta dari tradisi kebudayaan

dan agama, sehingga pendapat tentang kusta merupakan penyakit yang sangat

menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan

menyebabkan kecacatan sehingga penderita kusta tersebut terisolasi, dijauhi

dan dikucilkan oleh masyarakat umum .masyarakat tidak tahu kalau

membuang dahak sembarangan salah satu penyebab penularan TBC

B. Demografis

Usia:

Bayi : -

Anak-anak: 2 orang

2

Page 3: Askep Penykit Menular Siiip

Dewasa: 5 orang

C. Status sosial

Status sosial yang rendah yang mempengaruhi antara lain: personal

hygiene jelek, kebiasaan yang buruk dan sanitasi jelek. Pemukiman padat

rumah tidak sehat, sudah tidak layak huni, tua dan lapuk.,tidak ada ventilasi

pada rumah

D. Jenis kelamin

Laki-laki: 5 orang

Perempuan: 2 orang

Angka kejadian:10 % resti kusta,0,47 % dari 10 % restimerupakan

penderita kusta dan 0,2% dari 0,47% mengalami kecacatan

5 % orang terdiagnosa BTA positif dan 10 % BTA negatif

E. Etnisitas dan nilai dan kepercayaan

Life Style: personal hygine jelek, sanitasi lingkungan

jelek,kebiasaan yang buruk

Pengobatan: mencari pertolongan ke dukun dan pengobatan

tradisional

Paradigma : mayarakat masih meyakini bahwa penyakit kusta

dianggap penyakit kutukan, sehingga penderita kusta dikucilkan

dari lingkungan masyarakat dan menyakini bahwa penyakit kusta

adalah sebuah kutukan dari tuhan.

F. Vital statistic (data peting)

Penduduk setempat mengenal penyakit kusta dari tradisi

kebudayaan dan agama, sehingga pendapat tentang kusta

merupakan penyakit yang sangat menular, tidak dapat diobati,

penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan menyebabkan

kecacatan akibat kurangnya pengetahuan/informasi tentang

penyakit kusta sehingga penderita kusta dikucilkan dari lingkungan

masyarakat. Penduduk juga tidak tahu kebiasaan buang dahak dan

tidak adanya ventilasi tiap rumah merupakan salah satu penyebaran

dan perkembang biakan virus

Tidak ada upaya preventif lebih dini

3

Page 4: Askep Penykit Menular Siiip

Tidak ada bantuan/perhatian dari donator dan pemerintah

Pola perilaku yang tidak sehat

2. Data subsistem

a) Lingkungan fisik

Dalam aspek lingkungan fisik hal-hal yang dapat dikaji antara lain:

o Rumah

Tinggal dirumah yang sudah tidak layak huni, tua dan lapuk dan ttidak ada

ventilasi

o Sanitasi

hygiene ,dan sanitasi jelek karena social ekonomi yang rendah,

o Ventilasi

ventilasi rumah kurang

o Iklim

Tropis dan subtropis yang panas dan lembab

o Manusia

Sistem imun yang menurun dan Personal hygiene yang kurang

o Letak wilayah

Utara: berbatasan dengan kelurahan Selat Hulu

Timur: berbatasan dengan sungai bialang

Selatan: berbatasan dengan sungai bialang

Barat: berbatasan dengan dermaga Danum Are Kuala Kapuas

b) Pelayanan sosial dan kesehatan

Terdapat 1 puskesmas yang hanya ada 1 orang dokter umum,

perawat kesehatan masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan perawat

dan itupun kurang aktif itupun berada diseberang kompleks

c) Ekonomi

Rata-rata mata pencaharian mereka: buruh tani, mencari dan

menjual kayu bakar. Rata-rata penghasilannya Rp 150.000 –

300.000/bulan

d) Transportasi dan keamanan (keselamatan)

Darat : Jalan Trans Kalimantan/handil baras, kelurahan Selat Hulu,

Kecamatan Selat. Masuk sekitar 3 Km, track tanah dan berlumpur, sungai

4

Page 5: Askep Penykit Menular Siiip

kecil, jembatan darurat dari batang kayu (Pohon Tumbang), melewati

sawah dan rawa. Sungai : Sekitar 15 menit dari dermaga Danum Are

Kuala Kapuas, naek perahu motor, tarif Rp.10.000,-/orang.

e) Politik dan pemerintahan

Tidak ada bantuan/perhatian dari donator dan pemerintah .

f)Pendidikan

Rata-rata pendidikan masyarakatnya hanya lulusan SD

Minat masyarakat terhadap pendidikan kurang sehingga pengetahuan

masyarakat terhadap kusta rendah.

1. Persepsi

Penduduk setempat mengenal penyakit kusta dari tradisi kebudayaan dan

agama, sehingga pendapat tentang kusta merupakan penyakit yang sangat

menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan

menyebabkan kecacatan sehingga penderita kusta tersebut terisolasi, dijauhi

dan dikucilkan oleh masyarakat umum .mereka tidak tahu kalau membuang

dahak sembarangan merupakan salah penyebab penularan TBC dan meraka

menganggap batuk yang mereka rasakan hanya batuk biasa yang cukup

membeli obat di warung

5

Page 6: Askep Penykit Menular Siiip

3.2.2. Diagnosa keperawatan Komunitas

1. Analisa Data Komunitas

Data Etiologi Masalah

DS:

- Dari hasil wawancara di dapat 50 % penderita kusta yang tidak

peduli dengan penyakitnya

- Keluarga penderita kusta mencari pertolongan ke dukun dan

pengobatan tradisional daripada ke puskesmas

- Penduduk setempat mengenal penyakit kusta dari tradisi

kebudayaan dan agama, sehingga pendapat tentang kusta

merupakan penyakit yang sangat menular, tidak dapat diobati,

penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan menyebabkan

kecacatan akibat kurangnya pengetahuan/informasi tentang

penyakit kusta.

-tidak adanya dukungan dari salah satu keluarganya

DO :

- terdapat 10% oarang risti

- jumlah penderita 0,47 % orang dari 10 % risti

Kurangnya pengetahuan

tentang penyakit kusta

Peningkatan jumlah penderita

penyakit Kusta di Komplek

Kabulat wilayah RW 05

6

Page 7: Askep Penykit Menular Siiip

- 0,2 orang dari 0,47 % penderita mengalami kecacatan

- rata-rata pendidikan penduduk hanya lulusan SD

- Terdapat 1 puskesmas yang hanya ada 1 orang dokter umum,

perawat kesehatan masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan

perawat

- akses menuju pelayanan kesehatan sulit dan jauh

- 20% tempat tinggal yang sudah tidak layak huni, tua dan lapuk,

hygiene dan sanitasi jelek karena social ekonomi yang rendah

- tidak ada bantuan/perhatian dari donator dan pemerintah

- penyuluhan dari kader dan petugas kesehatan dari puskesmas

tidak ada/kurang aktif

- 71 % dari penderita kusta enggan untuk memeriksakan ke dokter

7

Page 8: Askep Penykit Menular Siiip

DS: dari hasil wawancara didapatkan hasil kalau kebiasaan

membuang dahak sembarangan,menganggap batuk yang dirasakan

hanya sekedar batuk biasa dan membeli obat di warung

DO:

- jumlah penderita TBC 5% orang terdiagnosa BTA positif dan

10 % BTA negatif

-1 bulan yang lalu meninggal dunia 3 orang

-buang dahak sembarangan

-40 % dari rumah penduduk tidak ada

- 50 % status sosial yang rendah

- 40% personal hygiene jelek, dan sanitasi jelek

- 20 % Pemukiman padat rumah tidak sehat, sudah tidak layak

huni, tua dan lapuk.

Penatalaksanaan TB yang tidak

efektif

Resiko tinggi penularan TB di

komplek kabulat wilayah RW 05

2. Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas

8

Page 9: Askep Penykit Menular Siiip

Masalah

Pentingnya

masalah untuk

dipecahkan:

1= Rendah

2= Sedang

3= Tinggi

Kemungkinan perubahan

positif jika diatasi:

0= Tidak ada

1= Rendah

2= Sedang

3= Tinggi

Peningkatan

terhadap kualitas

hidup bila diatasi:

0= Tidak ada

1= Rendah

2= Sedang

TOTAL

Peningkatan jumlah penderita penyakit Kusta di Komplek Kabulat wilayah RW

05 berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit kusta3 2 2 7

Resiko tinggi penularan TB d komplek kabulat RW 5 berhubungan dengan

penatalaksanaan TB yang tidak efektif3 3 2 8

Diagnosa Keperawatan Komunitas berdasarkan Prioritas Masalah:

1. Resiko tinggi penularan TB d komplek kabulat RW 5 berhubungan dengan penatalaksanaan TB yang tidak efektif

2. Peningkatan jumlah penderita penyakit Kusta di Komplek Kabulat wilayah RW 05 berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang penyakit kusta.

9

Page 10: Askep Penykit Menular Siiip

3.2.3. Rencana Kegiatan Keperawatan Komunitas

Diagnosa Keperawatan

KomunitasTUM TUK Rencana Kegiatan Evaluasi

Resiko tinggi penularan TB

dikomplek kabulat RW 5

berhubungan dengan

penatalaksanaan TB yang

tidak efektif

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama satu bulan,

diharapkan:

Tidak terjadi

penularan penyakit TB

di Komplek Kabulat

wilayah RW 05

Masyarakat mengetahui

tentang penyakit TB

-Masyarakat mengetahui

tentang penularan

penyakit TB dan cara

pencegahannya.

- Masyarakat mengetahui

penatalaksanaan TB

1. Bina hubungan saling percaya

dengan masyarakat

2. Mengaktifkan kader-kader

kesehatan yang ada di

masyarakat

3. Memberikan pembinaan kader

tentang penyakit TB

4. .Berikan penyuluhan pada

masyarakat tentang pentingnya

penyakit terdiagnosis dan diobati

secara dini

- survei anak sekolah

- survei kontak dengan penderita

penyakit TB dan pemeriksaan

Kriteria Evaluasi:

Jumlah penularan penyakit TB

menurun

Standar Evaluasi:

-Masyarakat tahu tentang

penyakit TB

-Masyarakat tahu cara

pencegahan penyakit TB

-Masyarakat mau peduli terhadap

penyakit TB

- Masyarakat yang menderita TB

tidak meludah sembarangan

10

Page 11: Askep Penykit Menular Siiip

intensif penderita yang datang

ke pelayanan kesehatan dengan

keluhan penyakit TB.

5. Memutuskan mata rantai

penularan dari penderita ke

orang lain

- Merekomendasikan Obat

DOTS diberikan secara gratis di

Puskesmas kepada Bidang

Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan (P2PL)

- Memberikan penyuluhan

(menjaga higiene serta sanitasi

yang baik, mebuang dahak tidak

sembarangan).

- Memberikan penyuluhan

kepada keluarga agar pasien

meminum obat secara rutin dan

tidak terputus

11

Page 12: Askep Penykit Menular Siiip

7. Memberikan terapi kejiwaan

berupa bimbingan mental pada

pasien, keluarga, dan masyarakat

untuk memberikan dorongan dan

semangat agar dapat menerima

kenyataan dan menjalani

pengobatan dengan teratur dan

benar sampai dinyatakan sembuh

secara medis

8. Memberikan rehabilitasi sosial

untuk memulihkan fungsi social

ekonomi pasien sehingga

menunjang kemandiriannya:

- memberikan bimbingan social

sesuai keahliannya

dan peralatan kerja

- membantu pemasaran hasil

usaha pasien.

12

Page 13: Askep Penykit Menular Siiip

Peningkatan jumlah penderita

penyakit Kusta di Komplek

Kabulat wilayah RW 05

berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan

tentang penyakit kusta

ditandai dengan data

menyebutkan:

- jumlah penderita 7 orang

dari 10 % risti

- rata-rata pendidikan

penduduk hanya lulusan SD

- Terdapat 1 puskesmas yang

hanya ada 1 orang dokter

umum, perawat kesehatan

masyarakat hanya 1 orang, 1

orang bidan dan perawat

- akses menuju pelayanan

kesehatan sulit dan jauh

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama satu bulan,

diharapkan:

Tidak terjadi

peningkatan penyakit

Kusta di Komplek

Kabulat wilayah RW

05

Masyarakat mengetahui

tentang penyakit Kusta

-Masyarakat mengetahui

tentang penularan

penyakit kusta dan cara

pencegahannya

1. Bina hubungan saling percaya

dengan masyarakat

2. Mengaktifkan kader-kader

kesehatan yang ada di

masyarakat

3. Memberikan pembinaan kader

tentang penyakit Kusta

4. .Berikan penyuluhan pada

masyarakat tentang pentingnya

penyakit terdiagnosis dan diobati

secara dini

- survei anak sekolah

- survei kontak dengan penderita

penyakit kusta.dan pemeriksaan

intensif penderita yang datang

ke pelayanan kesehatan dengan

keluhan penyakit kusta.

5. Bekerja sama dengan

pemerintah daerah dan pusat atas

Kriteria Evaluasi:

Jumlah penderita penyakit Kusta

menurun

Standar Evaluasi:

-masyarakat tahu tentang penyakit

Kusta

-masyarakat tahu cara pencegahan

penyakit Kusta

-masyarakat mau peduli terhadap

penyakit Kusta

13

Page 14: Askep Penykit Menular Siiip

- tempat tinggal yang sudah

tidak layak huni, tua dan

lapuk, hygiene dan sanitasi

jelek karena social ekonomi

yang rendah

- tidak ada bantuan/perhatian

dari donator dan pemerintah

- penyuluhan dari kader dan

petugas kesehatan dari

puskesmas tidak ada/kurang

aktif

- dari 7 penderita yang terdata

5 segan berobat ke puskesmas

perlindungan hukum kepada

penderita kusta terkait dengan

stigma masyarakat.

6. Memutuskan mata rantai

penularan dari penderita ke

orang lain

- Merekomendasikan Obat MDT

diberikan secara gratis di

Puskesmas kepada Bidang

Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan (P2PL)

- Memberikan penyuluhan (tidak

kontak langsung pada lesi basah

penderita dan mencaga higiene

serta sanitasi yang baik)

- Memberikan penyuluhan

kepada keluarga agar pasien

meminum obat secara rutin dan

tidak terputus

14

Page 15: Askep Penykit Menular Siiip

7. Memberikan terapi kejiwaan

berupa bimbingan mental pada

pasien, keluarga, dan masyarakat

untuk memberikan dorongan dan

semangat agar dapat menerima

kenyataan dan menjalani

pengobatan dengan teratur dan

benar sampai dinyatakan sembuh

secara medis

8. Memberikan rehabilitasi sosial

untuk memulihkan fungsi social

ekonomi pasien sehingga

menunjang kemandiriannya:

- memberikan bimbingan social

sesuai keahliannya

dan peralatan kerja

- membantu pemasaran hasil

usaha pasien.

15

Page 16: Askep Penykit Menular Siiip

TINJAUAN KASUS

HIV

Kasus:

Wilayah RW 01 Kelurahan Moro Seneng Kecamatan Benowo memiliki jumlah penduduk berdasarkan hasil pengkajian CHN selama

melakukan pendataan adalah + 1786 jiwa dengan komposisi laki-laki 909 jiwa dan perempuan sejumlah 877 jiwa. 40% adalah kelompok

resiko tinggi, 15% dari total penduduknya adalah remaja. Secara umum gambaran wilayah berdasarkan “Winshield Survey” sebagai

berikut:

Batas wilayah sebelah utara : RW III Kelurahan Moro Ruwet.

Batas wilayah sebelah selatan : RT 9 RW II

Batas wilayah sebelah barat : Jl. Ahmad Machmud

Batas wilayah sebelah timur : Gunung Asri Tambak 

Dari sumber lain kelompok juga menemukan permasalahan kependudukan yang mengakibatkan timbulnya penyakit sosial yang

infeksius yaitu HIV/AIDS. Pasalnya,daerah tersebut mayoritas bekerja sebagai WTS (Wanita Tuna susila), sehingga banyak terdapat

penderita HIV/AIDS. Data di Dinas Kesehatan Benowo  memperlihatkan  kasus temuan HIV/AIDS seperti tak terbendung. Pada 2009,

penderitanya  mencapai 45 orang.  Kemudian  2010 sampai pada bulan Juni ditemukan 92 kasus HIV/AIDS. Dari 92 kasus itu, 27 diantara

pengidapnya meninggal dunia dan beberapa masih dalam perawatan  medis dan perlindungan di RSUD Benowo.

16

Page 17: Askep Penykit Menular Siiip

Hasil survey menunjukkan: 1). 35% keluarga binaan mempunyai anggota keluarga dengan HIV/AIDS, 20% keluarga binaan

mempunyai anggota yang resti terhadap HIV/AIDS (bumil,balita dll). Semua keluarga dengan anggota kgl HIV/AIDS tidak mampu

menyediakan tempat khusus bagi penderita, 80% dari keluarga dengan anggotanya terkena HIV/AIDS tidak tahu cara merawat di rumah,

Jumlah kader yang tersedia belum mendapat pelatihan tentang HIV/AIDS.

1. Pengkajian:

1) Dimensi lokal

Wilayah RW 01 Kelurahan Moro Seneng Kecamatan Benowo

2) Dimensi populasi

Jumlah penduduk berdasarkan hasil pengkajian CHN selama melakukan pendataan adalah + 1786 jiwa dengan komposisi

laki-laki 909 jiwa dan perempuan sejumlah 877 jiwa. 40% adalah kelompok resiko tinggi, 15% dari total penduduknya adalah

remaja.

3) Dimensi sistem sosial

Ditemukan permasalahan kependudukan yang mengakibatkan timbulnya penyakit sosial yang infeksius yaitu HIV/AIDS.

Pasalnya,daerah tersebut mayoritas bekerja sebagai WTS (Wanita Tuna susila), sehingga banyak terdapat penderita

HIV/AIDS.

Data di Dinas Kesehatan Benowo  memperlihatkan  kasus temuan HIV/AIDS seperti tak terbendung. Pada 2009, penderitanya

mencapai 45 orang.  Kemudian  2010 sampai pada bulan Juni ditemukan 92 kasus HIV/AIDS. Dari 92 kasus itu, 27 diantara

pengidapnya meninggal dunia dan beberapa masih dalam perawatan  medis dan perlindungan di RSUD Benowo.

17

Page 18: Askep Penykit Menular Siiip

35% keluarga binaan mempunyai anggota keluarga dengan HIV/AIDS

20% keluarga binaan mempunyai anggota yang resti terhadap HIV/AIDS (bumil,balita dll). Semua keluarga dengan anggota

keluarga HIV/AIDS tidak mampu menyediakan tempat khusus bagi penderita

80% dari keluarga dengan anggotanya terkena HIV/AIDS tidak tahu cara merawat di rumah, Jumlah kader yang tersedia

belum mendapat pelatihan tentang HIV/AIDS.

Analisa data

Data Masalah Etiologi

Subyektif :

Keluarga binaan mengatakan hampir 40%

keluarga di lurahan ini mempunyai anggota

keluarga yang terjangkit penyakit

HIV/AIDS.

Obyektif :

- 35% keluarga binaan mempunyai

anggota keluarga dengan HIV/AIDS.

- 20% keluarga binaan mempunyai

anggota yang resti terhadap

HIV/AIDS (bumil,balita dll).

Resiko terjadinya

penularan penyakit

HIV/AIDS

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS

18

Page 19: Askep Penykit Menular Siiip

- Semua keluarga dengan anggota kgl

HIV/AIDS tdk mampu menyediakan

tempat khusus bagi penderita

- 80% dari keluarga dengan

anggotanya terkena HIV/AIDS tidak

tahu cara merawat di rumah.

- Jumlah kader yang tersedia belum

mendapat pelatihan tentang

HIV/AIDS

Subyektif:

Keluarga binaan mengatakan bahwa rata-rata

penderita HIV/AIDS sudah mengalami

kematian.

Obyektif:

- 30% penderita HIV/AIDS mengalami

kecacatan.

- Banyak pendeita HIV/AIDS yang

drop out terhadap pengobatan

Resiko terjadinya

peningkatan angka

kematian

Ketidakefektifan pengobatan pada pasien HIV/AIDS

19

Page 20: Askep Penykit Menular Siiip

2. Diagnosa

Penepisan diagnosa Keperawatan:

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Resiko terjadinya penularan

penyakit HIV/AIDS b/d Kurangnya

pengetahuan tentang penyakit

HIV/AIDS.

4 5 4 5 3 3 4 4 3 5 3 4 47

2. Resiko terjadinya peningkatan

angka kematian b/d

Ketidakefektifan pengobatan pada

pasien HIV/AIDS

4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 41

Keterangan:

1. Sesuai dengan peran perawat komunitas

2. Jumlah yang beresiko

3. Besarnya resiko

4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5. Minat masyarakat

20

Page 21: Askep Penykit Menular Siiip

6. Kemungkinan untuk diatasi

7. Sesuai dengan program pemerintah

8. Sumber daya tempat

9. Sumber daya waktu

10. Sumber daya dana

11. Sumber daya peralatan

12. Sumber daya manusia

Prioritas diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Total

1. Resiko terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS b/d Kurangnya

pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS.

47

2. Resiko terjadinya peningkatan angka kematian b/d Ketidakefektifan

pengobatan pada pasien HIV/AIDS

41

21

Page 22: Askep Penykit Menular Siiip

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITASDI RW 01 KELURAHAN MORO SENENG KECAMATAN BENOWO

No Diagnosis Keperawatan

Sasaran Tujuan Strategi Rencana kegiatan Waktu Tempat EvaluasiKriteria Standart

1. Resiko terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS b/d Kurangnya pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 minggu diharapkan warga masyarakat terhindar dari HIV/AIDS dgn indikator:- Menurunn

ya angka kejadian penularan HIV/AIDS

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 minggu sampai dgn 20 januari 2012 :

- Pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS meningkat.

- Masyarakat termotivasi untuk melakukan pencegahan penularan HIV/AIDS .

- Pengetahuan kader thd HIV/AIDS meningkat

KIM 1.1. Membentuk pokjakes 1.2. Membentuk program

Pokjakes 1.3 melakukan pelatihan pada pokjakes. 2.1 Melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang HIV/AIDS.2.2 Memotivasi masyarakat untuk melakukan pencegahan HIV/AIDS2.3 Memasang poster

tentang HIV/AIDS2.4 Membagikan leaflet

tentang penertian,pencegahan,cara penularan dan dampak penyakit HIV/AIDS

Senin pukul 15.30kamis 15.30, danminggu pukul 08.00

Balai RW 01 kelurahan Moro Seneng kec. Benowo

Respon:Verbal

1. Masyarakat mampu menyebutkan 80% dr gejala HIV/AIDS.

2. Masyarakat mampu menyebutkan 75% cara penularan HIV/AIDS

3. Masyarakat mampu mnyebutkan 80% cara pencegahan HIV/AIDS

4. Masyarakat mampu menyebutkan 75% dr akibat HIV/AIDS

22

Page 23: Askep Penykit Menular Siiip

3.1 melakukan pelatihan dan penyegaran terhadap kader tentang penyakit HIV/AIDS Non

Verbal

Psikomotor

1. Masyarakat melakukan pencegahan HIV/AIDS

2. Masyarakat mampu memodifikasi tmpt tinggal bagi keluarga yg terjangkit HIV/AIDS

3. Masyarakat mampu merawat anggota keluarganya.

1. 75% warga masyarakat melakukan pencegahan penularan HIV/AIDS di rumah

2. 70% warga memodifikasi lingk.rumahny

23

Page 24: Askep Penykit Menular Siiip

afektif

a utk pasien HIV/AIDS

1 70% warga yang datang mau memperhatikan dengan baik saat penyuluhan

1.3. 5.2. Resiko

terjadinya peningkatan angka kematian b/d Ketidakefektifan pengobatan pada pasien HIV/AIDS

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 minggu diharapkan warga masyarakat tentang pengobatan HIV/AIDS indikator

- Menurunnya angka kematia

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 minggu sampai dgn 20 januari 2012 :

Adanya penurunan tingkat kematian akibat HIV/AIDS

KIM Melakukan pengobatan pd penderita HIV/AIDS.

1.1Memotivasi masyarakat untuk melakukan pengobatan secara efektif

1.2Mengadakan pengobatan penyakit HIV/AIDS

2.1 melakukan pelatihan dan penyegaran thd kader tentang pengobatan terhadap penyakit HIV/AIDS

Selasa pukul 16.00, jumat 15.30, dan sabtu pukul 08.00

Balai RW 01 kelurahan Moro Seneng kec. Benowo

Respon: Verbal

1 Masyarakat menyebutkan 70% cara merawat penyakit HIV/AIDS.

2 Masyarakat mampu menyebutkan 75% timbulnya kematian akibat HIV/AIDS

3 Masyarakat mampu mnyebutkan 80% cara

24

Page 25: Askep Penykit Menular Siiip

n

Non Verbal

Psikomo

pengobatan HIV/AIDS

1. Masyarakat melakukan pencegahan kecacatan akibat HIV/AIDS

2. Masyarakat melakukan pengobatan secara efektif pada keluarganya yang terjangkit HIV/AIDS

3. Masyarakat mampu merawat anggota keluarganya dgn baik

1. 80% warga masyarakat melakukan

25

Page 26: Askep Penykit Menular Siiip

tor

Afektif

pencegahan adanya kematian di rumah

2. 70% warga memodifikasi cara perawatan untuk mencegah HIV/AIDS dirumah

80% warga yang dtg dan mau memperhatikan dgn baik saat dilakukan praktik untuk mencegah kecacatan penyakit HIV/AIDS

26