asuhan keperawatan dengan fraktur femur

30
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR Posted by Qittun on Wednesday, October 01, 2008 2 komentar This item was filled under Asuhan Keperawatan I. DEFENISI Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis. II. FISIOLOGI / ANATOMI Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur. III. KLASIFIKASI Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu : 1. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan Melalui kepala femur (capital fraktur) · Hanya di bawah kepala femur · Melalui leher dari femur 2. Fraktur Ekstrakapsuler; · Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter. · Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil. IV. PATOFISIOLOGI A. Penyebab fraktur adalah trauma Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu : · Osteoporosis Imperfekta

Upload: purpura-trombositopenia

Post on 01-Jul-2015

577 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

Posted by Qittun on Wednesday, October 01, 2008

2 komentar

This item was filled under Asuhan Keperawatan

I. DEFENISI

Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-

kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.

II. FISIOLOGI / ANATOMI

Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari :

kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua

kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot.

Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi

menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas

menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.

III. KLASIFIKASI

Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul

dan Melalui kepala femur (capital fraktur)

· Hanya di bawah kepala femur

· Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler;

· Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih

besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.

· Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2

inci di bawah trokhanter kecil.

IV. PATOFISIOLOGI

A. Penyebab fraktur adalah trauma

Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa

yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :

· Osteoporosis Imperfekta

· Osteoporosis

· Penyakit metabolik

TRAUMA

Dibagi menjadi dua, yaitu :

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah

trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).

Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar

mandi pada orangtua.

TANDA DAN GEJALA

· Nyeri hebat di tempat fraktur

· Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah

· Rotasi luar dari kaki lebih pendek

· Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur

terbuka, deformitas.

PENATALAKSANAAN MEDIK

· X.Ray

· Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans

· Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.

· CCT kalau banyak kerusakan otot.

TRAKSI

Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu sesingkat

mungkin

Metode Pemasangan traksi:

Traksi Manual

Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.

Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

Traksi Mekanik

Ada dua macam, yaitu :

1. Traksi Kulit

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas

untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.

Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan

dengan pemasangan gips.

1. Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk

menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :

· Mengurangi nyeri akibat spasme otot

· Memperbaiki dan mencegah deformitas

· Immobilisasi

· Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

· Mengencangkan pada perlekatannya.

MACAM - MACAM TRAKSI

1. Traksi Panggul

Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka.

1. Traksi Ekstension (Buck’s Extention)

Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi

tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.

1. Traksi Cervikal

Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini biasa dipasang dengan

halter kepala.

1. Traksi Russell’s

Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung

bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.

Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut

secara horisontal pada tibia atau fibula.

1. Traksi khusus untuk anak-anak

Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada

steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment.

Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara

itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.

PENGKAJIAN

1. Riwayat keperawatan

a. Riwayat Perjalanan penyakit

· Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan

· Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma

· Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak dll

· Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan

· Kehilangan fungsi

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

· Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis

b. Riwayat pengobatan sebelumnya

· Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam jangka waktu lama

· Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada wanita

· Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut

· Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir

c. Proses pertolongan pertama yang dilakukan

· Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di bawah tulang yang fraktur

sebelum dipindahkan

· Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema

2. Pemeriksaan fisik

a. Mengidentifikasi tipe fraktur

b. Inspeksi daerah mana yang terkena

- Deformitas yang nampak jelas

- Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera

- Laserasi

- Perubahan warna kulit

- Kehilangan fungsi daerah yang cidera

c. Palpasi

· Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran

· Krepitasi

· Nadi, dingin

· Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak

Gangguan rasa nyaman:

Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan

cemasPotensial infeksi se- hubungan dengan luka terbuka.

Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengo- batan sehubungan dengan kesalahan dalam pe-

nafsiran, tidak familier dengan sumber in- formasi.

RENCANA KEPERAWATAN

DX 1

Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak

INTERVENSI

INDENPENDEN:

a)Observasi tanda-tanda vital.

b)Mengkaji sumber, lokasi, dan banyak- nya per darahan

c)Memberikan posisi supinasi

d)Memberikan banyak cairan (minum)

KOLABORASI:

a)Pemberian cairan per infus

b)Pemberian obat koa-gulan sia (vit.K, Adona) dan peng- hentian perdarahan dgn fiksasi.

c)Pemeriksaan laborato- rium (Hb, Ht)

RASIONAL

a)Untuk mengetahui tanda-tanda syok se- dini mungkin

b)Untuk menentukan tindak an

c)Untuk mengurangi per darahan dan men- cegah kekurangan darah ke otak.

d)Untuk mencegah ke- kurangan cairan

(mengganti cairan yang hilang)

e)Pemberian cairan per-infus.

f)Membantu proses pem-bekuan darah dan untuk menghentikan perda-rahan.

g)Untuk mengetahui ka-dar Hb, Ht apakah perlu transfusi atau tidak.

DX2

Gangguan rasa nyaman:

Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas

INTERVENSI

INDEPENDEN:

a) Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan meng- gunakan skala nyeri (0-10)

b) Mempertahankan im- mobilisasi (back slab)

c) Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka.

d) Menjelaskan seluruh prosedur di atas

KOLABORASI:

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

e) Pemberian obat-obatan analgesik

RASIONAL

a) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat me- nentukan jenis tindak annya.

b) Mencegah pergeser- an tulang dan pe- nekanan pada jaring- an yang luka.

c) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan me- ngurangi nyeri.

d) Untuk mempersiap- kan mental serta agar pasien berpartisipasi pada setiap tindakan yang akan dilakukan.

e) Mengurangi rasa nyeri

http://qittun.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan-dengan-fraktur-femur.html

ASKEP FRAKTUR>> KAMIS, 10 JULI 2008

FRAKTUR

I. PENGERTIAN

Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang

disebabkan oleh kekerasan. (E. Oerswari, 1989 : 144).

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang

rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).

Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar.

Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana

potensial untuk terjadi infeksi (Sjamsuhidajat, 1999 : 1138).

Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat

trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih

banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan

perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok (FKUI,

1995:543)

Fraktur olecranon adalah fraktur yang terjadi pada siku yang disebabkan oleh

kekerasan langsung, biasanya kominuta dan disertai oleh fraktur lain atau dislokasi

anterior dari sendi tersebut (FKUI, 1995:553).

II. ETIOLOGI

Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Cedera traumatik

Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :

1) Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang pata

secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan

pada kulit diatasnya.

2) Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan,

misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.

b. Fraktur Patologik

Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor

dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut :

1) Tumor tulang (jinak atau ganas) : pertumbuhan jaringan baru yang tidak

terkendali dan progresif.

2) Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat

timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri.

3) Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang

mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh defisiensi diet,

tetapi kadang-kadang dapat disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh

karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.

c. Secara spontan : disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya

pada penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.

III. KLASIFIKASI FRAKTUR FEMUR

a. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang

dengan dunia luar.

b. Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragemen

tulang dengan dunia luar karena adanya perlukan di kulit, fraktur terbuka dibagi

menjadi tiga derajat, yaitu :

1) Derajat I

- luka kurang dari 1 cm

- kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda luka remuk.

- fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan.

- Kontaminasi ringan.

2) Derajat II

- Laserasi lebih dari 1 cm

- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulse

- Fraktur komuniti sedang.

3) Derajat III

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan

neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi.

c. Fraktur complete

• Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergerseran

(bergeser dari posisi normal).

d. Fraktur incomplete

• Patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.

e. Jenis khusus fraktur

a) Bentuk garis patah

1) Garis patah melintang

2) Garis pata obliq

3) Garis patah spiral

4) Fraktur kompresi

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

5) Fraktur avulsi

b) Jumlah garis patah

1) Fraktur komunitif garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.

2) Fraktur segmental garis patah lebih dari satu tetapi saling berhubungan

3) Fraktur multiple garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan.

c) Bergeser-tidak bergeser

Fraktur tidak bergeser garis patali kompli tetapi kedua fragmen tidak bergeser. Fraktur bergeser, terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut di

lokasi fragmen (Smeltzer, 2001:2357).

IV. PATOFISIOLOGI

Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa fase yaitu :

1. Fase hematum

• Dalam waktu 24 jam timbul perdarahan, edema, hematume disekitar fraktur

• Setelah 24 jam suplai darah di sekitar fraktur meningkat

2. Fase granulasi jaringan

• Terjadi 1 – 5 hari setelah injury

• Pada tahap phagositosis aktif produk neorosis

• Itematome berubah menjadi granulasi jaringan yang berisi pembuluh darah baru

fogoblast dan osteoblast.

3. Fase formasi callus

• Terjadi 6 – 10 harisetelah injuri

• Granulasi terjadi perubahan berbentuk callus

4. Fase ossificasi

• Mulai pada 2 – 3 minggu setelah fraktur sampai dengan sembuh

• Callus permanent akhirnya terbentuk tulang kaku dengan endapan garam kalsium

yang menyatukan tulang yang patah

5. Fase consolidasi dan remadelling

• Dalam waktu lebih 10 minggu yang tepat berbentuk callus terbentuk dengan

oksifitas osteoblast dan osteuctas (Black, 1993 : 19 ).

V. TANDA DAN GEJALA

1. Deformitas

Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya

perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :

a. Rotasi pemendekan tulang

b. Penekanan tulang

2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam

jaringan yang berdekatan dengan fraktur

3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous

4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur

5. Tenderness/keempukan

6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan

kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)

8. Pergerakan abnormal

9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah

10. Krepitasi (Black, 1993 : 199).

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto Rontgen

Untuk mengetahui lokasi fraktur dan garis fraktur secara langsung Mengetahui tempat dan type frakturBiasanya diambil sebelum dan sesudah dilakukan operasi dan selama proses

penyembuhan secara periodik

2. Skor tulang tomography, skor C1, Mr1 : dapat digunakan mengidentifikasi

kerusakan jaringan lunak.

3. Artelogram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler

4. Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat ( hemokonsentrasi ) atau menrurun

( perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple)

Peningkatan jumlah SDP adalah respon stres normal setelah trauma

5. Profil koagulasi perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah transfusi multiple

atau cedera hati (Doenges, 1999 : 76 ).

VII. PENATALAKSANAAN

1. Fraktur Reduction

Manipulasi atau penurunan tertutup, manipulasi non bedah penyusunan kembali

secara manual dari fragmen-fragmen tulang terhadap posisi otonomi sebelumnya. Penurunan terbuka merupakan perbaikan tulang terusan penjajaran insisi

pembedahan, seringkali memasukkan internal viksasi terhadap fraktur dengan

kawat, sekrup peniti plates batang intramedulasi, dan paku. Type lokasi fraktur

tergantung umur klien.Peralatan traksi :

o Traksi kulit biasanya untuk pengobatan jangka pendek

o Traksi otot atau pembedahan biasanya untuk periode jangka panjang.

2. Fraktur Immobilisasi

Pembalutan (gips) Eksternal Fiksasi Internal Fiksasi Pemilihan Fraksi3. Fraksi terbuka

Pembedahan debridement dan irigrasi Imunisasi tetanus Terapi antibiotic prophylactic Immobilisasi (Smeltzer, 2001).

MANAJEMEN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara

menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).

Pengkajian pasien Post op frakture Olecranon (Doenges, 1999) meliputi :

a. Sirkulasi

Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer,

atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).

b. Integritas ego

Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple,

misalnya financial, hubungan, gaya hidup.

Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi

simpatis.

c. Makanan / cairan

Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ;

malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan

pemasukkan / periode puasa pra operasi).

d. Pernapasan

Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.

e. Keamanan

Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi

immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ;

Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia

malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-

obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.

Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.

f. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik

glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic,

antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau

obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang

mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi penarikan

diri pasca operasi).

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata

maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 :

17).

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan post op fraktur (Wilkinson,

2006) meliputi :

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang,

edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak

edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status

metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka /

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan

nekrotik.

4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan,

kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan

kekuatan/tahanan.

5. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi

tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi

pembedahan.

6. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah

interpretasi informasi.

III. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan

(Boedihartono, 1994:20)

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang

telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995:40).

Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada pasien dengan post op

frakture Olecranon (Wilkinson, 2006) meliputi :

1. Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan

meningkat akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial, digambarkan

dalam istilah seperti kerusakan ; awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas

ringan samapai berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau dapat diramalkan

dan durasinya kurang dari enam bulan.

Tujuan : nyeri dapat berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil : - Nyeri berkurang atau hilang

- Klien tampak tenang.

Intervensi dan Implementasi :

a. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga

R/ hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif

b. Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri

R/ tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri

c. Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri

R/ memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri.

d. Observasi tanda-tanda vital.

R/ untuk mengetahui perkembangan klien

e. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik

R/ merupakan tindakan dependent perawat, dimana analgesik berfungsi untuk

memblok stimulasi nyeri.

2. Intoleransi aktivitas adalah suatu keadaaan seorang individu yang tidak cukup

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

mempunyai energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau memenuhi

kebutuhan atau aktivitas sehari-hari yang diinginkan.

Tujuan : pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

Kriteria hasil : - perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.

- pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa

dibantu.

- Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.

Intervensi dan Implementasi :

a. Rencanakan periode istirahat yang cukup.

R/ mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat

digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.

b. Berikan latihan aktivitas secara bertahap.

R/ tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara perlahan

dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.

c. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.

R/ mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.

d. Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.

R/ menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari

latihan.

3. Kerusakan integritas kulit adalah keadaan kulit seseorang yang mengalami

perubahan secara tidak diinginkan.

Tujuan : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.

Kriteria Hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.

- luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.

- Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.

Intervensi dan Implementasi :

a. Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.

R/ mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan

tindakan yang tepat.

b. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.

R/ mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah intervensi.

c. Pantau peningkatan suhu tubuh.

R/ suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses

peradangan.

d. Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering dan

steril, gunakan plester kertas.

R/ tehnik aseptik membantu mempercepat penyembuhan luka dan mencegah

terjadinya infeksi.

e. Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement.

R/ agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas pada area

kulit normal lainnya.

f. Setelah debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan.

R/ balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi parah/ tidak

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

nya luka, agar tidak terjadi infeksi.

g. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

R / antibiotik berguna untuk mematikan mikroorganisme pathogen pada daerah

yang berisiko terjadi infeksi.

4. Hambatan mobilitas fisik adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian,

pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih.

Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.

Kriteria hasil : - penampilan yang seimbang..

- melakukan pergerakkan dan perpindahan.

- mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan karakteristik :

    0 = mandiri penuh

    1 = memerlukan alat Bantu.

    2 = memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan

pengajaran.

    3 = membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat Bantu.

    4 = ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.

Intervensi dan Implementasi :

g. Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.

R/ mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.

h. Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.

R/ mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah karena

ketidakmampuan ataukah ketidakmauan.

i. Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.

R/ menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.

j. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.

R/ mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.

k. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.

R/ sebagai suaatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan

mempertahankan/meningkatkan mobilitas pasien.

5. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan perifer,

perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasif dan kerusakan

kulit.

Tujuan : infeksi tidak terjadi / terkontrol.

Kriteria hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.

- luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.

- Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.

Intervensi dan Implementasi :

a. Pantau tanda-tanda vital.

R/ mengidentifikasi tanda-tanda peradangan terutama bila suhu tubuh meningkat.

b. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.

R/ mengendalikan penyebaran mikroorganisme patogen.

c. Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka,

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

dll.

R/ untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.

d. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan

leukosit.

R/ penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bisa terjadi akibat

terjadinya proses infeksi.

e. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

R/ antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen.

6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah

interpretasi informasi.

Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan

proses pengobatan.

Kriteria Hasil : - melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari

suatu tindakan.

- memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen

perawatan.

Intervensi dan Implementasi:

a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.

R/ mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakitnya.

b. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.

R/ dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya

akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.

c. Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya.

R/ diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.

d. Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.

R/ mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai

keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

IV. EVALUASI

Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan

dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi

tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).

Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah :

1. Nyeri dapat berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.

2. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

3. Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai

4. Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.

5. Infeksi tidak terjadi / terkontrol

6. Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses

pengobatan.

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/fraktur-i.html

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMURASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR

I. DEFENISI FRAKTUR FEMUR

Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung,

kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.

II. FISIOLOGI / ANATOMI

Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari

femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang,

bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk

acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai

darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke

femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari

pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian

bawah dari leher femur.

III. KLASIFIKASI

Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul

dan Melalui kepala femur (capital fraktur)

• Hanya di bawah kepala femur

• Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler; 

• Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih

besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.

• Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2

inci di bawah trokhanter kecil. 

IV. PATOFISIOLOGI FRAKTUR FEMUR

A. PENYEBAB FRAKTUR ADALAH TRAUMA

Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

berupa 

yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :

• Osteoporosis Imperfekta

• Osteoporosis

• Penyakit metabolik

TRAUMA

Dibagi menjadi dua, yaitu :

• Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan

posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras

(jalanan).

• Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya

jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.

TANDA DAN GEJALA FRAKTUR FEMUR

• Nyeri hebat di tempat fraktur 

• Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah 

• Rotasi luar dari kaki lebih pendek

• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi,

sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

PENATALAKSANAAN MEDIK

• X.Ray

• Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans

• Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.

• CCT kalau banyak kerusakan otot.

TRAKSI

Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka

waktu sesingkat mungkin 

Metode Pemasangan traksi:

Traksi Manual

Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.

Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

Traksi Mekanik 

Ada dua macam, yaitu : 

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

1. Traksi Kulit

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit

terbatas 

untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.

Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif,

bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

2. Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction.

Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit

melalui tulang/jaringan metal.

KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI

Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :

• Mengurangi nyeri akibat spasme otot

• Memperbaiki dan mencegah deformitas

• Immobilisasi

• Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

• Mengencangkan pada perlekatannya.

MACAM - MACAM TRAKSI

1. Traksi Panggul

Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat

puncak iliaka.

2. Traksi Ekstension (Buck’s Extention)

Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan

untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi

spasme otot.

3. Traksi Cervikal 

Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini

biasa dipasang dengan halter kepala.

4. Traksi Russell’s

Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk

terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.

Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan

pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

5. Traksi khusus untuk anak-anak

Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman

pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang

tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2

minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-

otot paha dapat dilatih secara aktif. 

PENGKAJIAN

1. Riwayat keperawatan

a. Riwayat Perjalanan penyakit

• Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan

• Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma

• Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak dll

• Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan

• Kehilangan fungsi

• Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis

b. Riwayat pengobatan sebelumnya

• Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam jangka

waktu lama

• Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada wanita

• Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut

• Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir

c. Proses pertolongan pertama yang dilakukan

• Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di bawah

tulang yang fraktur sebelum dipindahkan

• Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema

2. Pemeriksaan fisik

a. Mengidentifikasi tipe fraktur 

b. Inspeksi daerah mana yang terkena

- Deformitas yang nampak jelas

- Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera

- Laserasi

- Perubahan warna kulit

- Kehilangan fungsi daerah yang cidera

c. Palpasi

• Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran

• Krepitasi

• Nadi, dingin

• Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

NURSING PLANING

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI

1. 

Potensial terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak 

INDENPENDEN:

a) Observasi tanda-tanda vital.

b) Mengkaji sumber, lokasi, dan banyak- nya per darahan

c) Memberikan posisi supinasi

d) Memberikan banyak cairan (minum)

KOLABORASI:

a) Pemberian cairan per infus

b) Pemberian obat koa-gulan sia (vit.K, Adona) dan peng- hentian perdarahan dgn fiksasi.

c) Pemeriksaan laborato- rium (Hb, Ht) 

a) Untuk mengetahui tanda-tanda syok se- dini mungkin

b) Untuk menentukan tindak an

c) Untuk mengurangi per darahan dan men- cegah kekurangan darah ke otak.

d) Untuk mencegah ke- kurangan cairan 

(mengganti cairan yang hilang)

e) Pemberian cairan per-infus.

f) Membantu proses pem-bekuan darah dan untuk menghentikan perda-rahan.

g) Untuk mengetahui ka-dar Hb, Ht apakah perlu transfusi atau tidak.

2. 

Gangguan rasa nyaman:

Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab,

stress, dan cemas 

INDEPENDEN:

a) Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan meng-

gunakan skala nyeri (0-10)

b) Mempertahankan im- mobilisasi (back slab)

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

c) Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka.

d) Menjelaskan seluruh prosedur di atas

KOLABORASI:

e) Pemberian obat-obatan analgesik 

a) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat me- nentukan jenis tindak annya.

b) Mencegah pergeser- an tulang dan pe- nekanan pada jaring- an yang luka.

c) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan me- ngurangi nyeri.

d) Untuk mempersiap- kan mental serta agar pasien berpartisipasi pada setiap tindakan

yang akan dilakukan.

e) Mengurangi rasa nyeri

3. 

Potensial infeksi se- hubungan dengan luka terbuka. 

INDEPENDEN:

a) Kaji keadaan luka (kontinuitas dari kulit) terhadap ada- nya: edema, rubor, kalor,

dolor, fungsi laesa.

b) Anjurkan pasien untuk tidak memegang bagian yang luka.

c) Merawat luka dengan menggunakan tehnik aseptik

d) Mewaspadai adanya keluhan nyeri men- dadak, keterbatasan gerak, edema lokal,

eritema pada daerah luka.

KOLABORASI:

a) Pemeriksaan darah : leokosit

b) Pemberian obat-obatan :

antibiotika dan TT (Toksoid Tetanus)

c) Persiapan untuk operasi sesuai indikasi 

a) Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.

b) Meminimalkan terjadinya kontaminasi.

c) Mencegah kontami- nasi dan kemungkin- an infeksi silang.

d) Merupakan indikasi adanya osteomilitis.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

a) Lekosit yang me- ningkat artinya sudah terjadi proses infeksi 

b) Untuk mencegah ke- lanjutan terjadinya infeksi. dan pencegah an tetanus.

c) Mempercepat proses penyembuhan luka dan dan penyegahan peningkatan infeksi.

4. 

Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri,

immobilisasi. 

INDEPENDEN:

a) Kaji tingkat im- mobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang

immobilisasi ter- sebut.

b) Mendorong parti- sipasi dalam aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca kora, dll ).

c) Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada yang cedera

maupun yang tidak.

d) Membantu pasien dalam perawatan diri

e) Auskultasi bising usus, monitor kebiasa an eliminasi dan menganjurkan agar b.a.b.

teratur.

f) Memberikan diit tinggi protein , vitamin , dan mi- neral.

KOLABORASI :

a) Konsul dengan bagi- an fisioterapi 

a) Pasien akan mem- batasi gerak karena salah persepsi (persepsi tidak pro- posional)

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

b) Memberikan ke- sempatan untuk me- ngeluarkan energi, memusatkan per- hatian,

meningkatkan perasaan mengontrol diri pasien dan membantu dalam mengurangi isolasi

sosial.

c) Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk me- ningkatkan tonus otot,

mempertahankan mobilitas sendi, men- cegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang

tidak digunakan.

d) Meningkatkan ke- kuatan dan sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam me- ngontrol

situasi, me- ningkatkan kemauan pasien untuk sembuh.

e) Bedrest, penggunaan analgetika dan pe- rubahan diit dapat menyebabkan penurunan

peristaltik usus dan konstipasi.

f) Mempercepat proses penyembuhan, mencegah penurunan BB, karena pada

immobilisasi biasanya terjadi penurunan BB (20 - 30 lb).

Catatan : Untuk sudah dilakukan traksi.

a) Untuk menentukan program latihan.

5. 

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengo- batan sehubungan

dengan kesalahan dalam pe- nafsiran, tidak familier dengan sumber in- formasi. 

INDEPENDEN:

a) Menjelaskan tentang kelainan yang muncul prognosa, dan harap- an yang akan

datang.

b) Memberikan dukung an cara-cara mobili- sasi dan ambulasi sebagaimana yang

dianjurkan oleh bagi- an fisioterapi.

c) Memilah-milah aktif- itas yang bisa mandiri dan yang harus dibantu.

d) Mengidentifikasi pe- layanan umum yang tersedia seperti team rehabilitasi, perawat

keluarga (home care)

e) Mendiskusikan tentang perawatan lanjutan. 

a) Pasien mengetahui kondisi saat ini dan hari depan sehingga pasien dapat menentu

kan pilihan.

b) Sebagian besar fraktur memerlukan penopang dan fiksasi selama proses pe-

nyembuhan sehingga keterlambatan pe- nyembuhan disebab- kan oleh penggunaan alat

bantu yang kurang tepat.

c) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan dan siapa yang perlu menolongnya.

(apakah fisioterapi, perawat atau ke- luarga).

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

d) Membantu meng- fasilitaskan perawa- tan mandiri memberi support untuk man- diri.

e) Penyembuhan fraktur tulang kemungkinan lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu

disiapkan untuk perencanaan perawatan lanjutan dan pasien koopratif. 

http://denfirman.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-fraktur-femur.html

Askep Fraktur Femur

.

Definisi Fraktur Femur

Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.

Anatomi Fisiologi Fraktur

Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh darifemur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.

Klasifikasi Fraktur

Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan kapsula.• Melalui kepala femur (capital fraktur)• Hanya di bawah kepala femur• Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler;• Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.• Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

Patofisiologi Fraktur

Penyebab Fraktur Adalah TraumaFraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupayang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :• Osteoporosis Imperfekta• Osteoporosis• Penyakit metabolik

TraumaDibagi menjadi dua, yaitu :Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur   berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.

Tanda Dan Gejala Fraktur

• Nyeri hebat di tempat fraktur• Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah• Rotasi luar dari kaki lebih pendek• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

Penatalaksanaan Medik Fraktur

• X.Ray• Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans• Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.• CCT kalau banyak kerusakan otot.

Traksi

Penyembuhan fraktur   bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkinMetode Pemasangan traksi:Traksi ManualTujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

Traksi Mekanik

Ada dua macam, yaitu :Traksi KulitDipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatasuntuk 4 minggu dan beban < 5 kg.Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

Kegunaan Pemasangan Traksi

Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :• Mengurangi nyeri akibat spasme otot• Memperbaiki dan mencegah deformitas• Immobilisasi• Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).• Mengencangkan pada perlekatannya.

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

Macam – Macam Traksi

Traksi PanggulDisempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka.

Traksi Ekstension (Buck’s Extention)Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.

Traksi Russell’sTraksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.

Traksi khusus untuk anak-anakPenderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.

Askep Fraktur Femur

Pengkajian Keperawatan

1. Riwayat keperawatana. Riwayat perjalanan penyakit• Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan• Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma• Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak• Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan• Kehilangan fungsi• Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosisb. Riwayat pengobatan sebelumnya• Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam jangka waktu lama• Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada wanita• Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut• Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhirc. Proses pertolongan pertama yang dilakukan• Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di bawah tulang yang fraktur sebelum dipindahkan• Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema2. Pemeriksaan fisika. Mengidentifikasi tipe frakturb. Inspeksi   daerah mana yang terkena- Deformitas yang nampak jelas- Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera- Laserasi- Perubahan warna kulit- Kehilangan fungsi daerah yang ciderac. Palpasi• Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran• Krepitasi• Nadi, dingin• Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur

Diagnosa Keperawatan pada Fraktur Femur

1. Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas, Potensial infeksi sehubungan dengan luka terbuka.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

3. Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengobatan sehubungan dengan kesalahan dalam penafsiran, tidak familier dengan sumber informasi.

Rencana Keperawatan

Diagnosa 1Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyakIntervensiIndenpenden:a)Observasi tanda-tanda vital.b)Mengkaji sumber, lokasi, dan banyaknya per darahanc)Memberikan posisi supinasid)Memberikan banyak cairan (minum)Kolaborasi:a)Pemberian cairan per infusb)Pemberian obat koagulan sia (vit.K, Adona) dan penghentian perdarahan dgn fiksasi.c)Pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht)Rasional:a)Untuk mengetahui tanda-tanda syok   sedini mungkinb)Untuk menentukan tindak anc)Untuk mengurangi perdarahan dan mencegah kekurangan darah ke otak.d)Untuk mencegah kekurangan cairan(mengganti cairan yang hilang)e)Pemberian cairan perinfus.f)Membantu proses pembekuan darah dan untuk menghentikan perdarahan.g)Untuk mengetahui kadar Hb, Ht apakah perlu transfusi atau tidak.

Diagnosa 2Gangguan rasa nyaman:Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemasIntervensiIndependen:a) Mengkaji karakteristik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri (0-10)b) Mempertahankan immobilisasi (back slab)c) Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka.d) Menjelaskan seluruh prosedur di atasKolaborasi:e) Pemberian obat-obatan analgesikRasionala) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindak annya.b) Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaringan yang luka.c) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan mengurangi nyeri.d) Untuk mempersiapkan mental serta agar pasien berpartisipasi pada setiap tindakan yang akan dilakukan.e) Mengurangi rasa nyeri

Diagnosa 3

Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.Independen:a) Kaji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi tersebut.b) Mendorong partisipasi dalam aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca kora, dll ).

c) Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada yang cedera maupun yang tidak.

d) Membantu pasien dalam perawatan diri

e) Auskultasi bising usus, monitor kebiasa an eliminasi dan menganjurkan agar b.a.b. teratur.

f) Memberikan diit   tinggi protein , vitamin , dan mineral.

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

Kolaborasi:

a) Konsul dengan bagian fisioterapi

Pasien akan membatasi gerak karena salah persepsi (persepsi tidak proposional)

b) Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memusatkan perhatian, meningkatkan perasaan mengontrol diri pasien dan membantu dalam mengurangi isolasi sosial.c) Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas sendi, mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak digunakan.d) Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam mengontrol situasi, meningkatkan kemauan pasien untuk sembuh.e) Bedrest, penggunaan analgetika dan perubahan diit dapat menyebabkan penurunan peristaltik usus dan konstipasi.f) Mempercepat proses penyembuhan, mencegah penurunan BB, karena pada immobilisasi biasanya terjadi penurunan BB (20 – 30 lb).Catatan : Untuk sudah dilakukan traksi.

Untuk menentukan program latihan.

Diagnosa 4

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengo- batan sehubungan dengan kesalahan dalam pe- nafsiran, tidak familier dengan sumber in- formasi. Independen:a) Menjelaskan tentang kelainan yang muncul prognosa, dan harapan yang akan datang.b) Memberikan dukungan cara-cara mobilisasi dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan oleh bagian fisioterapi.

c) Memilah-milah aktifitas yang bisa mandiri dan yang harus dibantu.

d) Mengidentifikasi pelayanan umum yang tersedia seperti team rehabilitasi, perawat keluarga (home care)e) Mendiskusikan tentang perawatan lanjutan.

Rasional:

a) Pasien mengetahui kondisi saat ini dan hari depan sehingga pasien dapat menentukan pilihan.b) Sebagian besar fraktur memerlukan penopang dan fiksasi selama proses penyembuhan sehingga keterlambatan penyembuhan disebabkan oleh penggunaan alat bantu yang kurang tepat.c) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan dan siapa yang perlu menolongnya. (apakah fisioterapi, perawat atau keluarga).d) Membantu meng- fasilitaskan perawatan mandiri memberi support untuk mandiri.

e) Penyembuhan fraktur tulang kemungkinan lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu disiapkan untuk perencanaan perawatan lanjutan dan pasien koopratif.

http://nursingbegin.com/askep-fraktur-femur/