asuhan keperawatan keluarga ketidakseimbangan nutrisi...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
YUNITA SAFITRI
0806323252
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA PROFESI
DEPOK
JULI 2013
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW 03
KELURAHAN CISALAK PASAR
KECAMATAN CIMANGGIS
DEPOK
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ners Sarjana Keperawatan
YUNITA SAFITRI, S.KEP
0806323252
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA PROFESI
DEPOK
JULI 2013
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW 03
KELURAHAN CISALAK PASAR
KECAMATAN CIMANGGIS
DEPOK
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun di rujuk
telah saya nyatakan benar
Nam : Yunita Safitri
NPM : 0806323252
Tanda Tangan :
Tanggal : 05 Juli 2013
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh:
Nama : Yunita Safitri
NPM : 0806323252
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Asuhan Keperawatan Keluarga Ketidakseimbangan
Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah di Rw 03
Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis
Depok
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners
Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu
Keperawatan, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Poppy Fitriyani. S.Kp. M.Kep. Sp. Kom ( )
Penguji : Ns. Sukihananto. S.Kep. M.Kep ( )
Penguji : Ns. Jajang Rohmat Solihin, S.Kep. M.Kep ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 05 Juli 2013
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
akhr ners dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Ketidakseimbangan
Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah di RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis, Depok”. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini dilakukan sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar ners sarjana keperawatan di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
karya ilmiah akhir ners ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
a. Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia;
b. Prof. Dr. Budi Anna Keliat S.Kp., M. AppSc selaku pembimbing akademik
yang selalu memberikan motivasi.
c. Ibu Poppy Fitriyani. S.Kp. M.Kep. Sp. Kom selaku dosen pembimbing karya
ilmiah akhir ners dan dosen pembimbing serta koordinator peminatan
keperawatan komunitas yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk memberikan arahan, masukan dan torehan tinta berharga dalam
penyusunan dan penyempurnaan karya ilmiah akhir ners ini;
d. Ibu Henny Permatasari S.Kp., M.Kep., Sp. Kom selaku koordinator mata ajar
PKKMP yang telah memberikan arahan, masukan dan saran dalam
penyusunan karya ilmiah akhir ners ini;
e. Ibu Riri Maria, S.Kp.,MANP selaku koordinator Mata Ajar Karya Ilmiah
Akhir Ners yang telah memberikan arahan, masukan dan saran dalam
penyusunan karya ilmiah akhir ners ini;
f. Bapak Ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Keperawatan yang tidak
pernah bosan untuk mengajarkan dan mentransfer ilmu yang dimiliki kepada
penulis selama perkuliahan berlangsung
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
vi
g. Teristimewa kedua orang tua, yang melahirkan penulis ke dunia dan
membesarkan penulis hingga saat ini serta tak henti-hentinya mendoakan,
mendidik penulis dengan cinta dan kasih sayang dan selalu memberikan
dukungan baik moril maupun materil sepanjang waktu, serta abang dan adik
tercinta atas semua perhatiannya.
h. Seluruh keluarga besar, khususnya kepada Tante Asmadiar yang telah
memberikan doa, dukungan, kasih sayang dan mempengaruhi kedua orang
tua penulis untuk mengizinkan penulis menempuh pendidikan jauh dari
orangtua, sehingga akhirnya penulis dapat menginjakkan kaki di Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;
i. Sahabat tersayang Wilda, teman sepembimbing dan seperjuangan Winda,
Ajen dan Kak Nurma serta teman-teman peminatan komunitas lainnya yang
saling memberikan semangat dan sharing selama penyusunan karya ilmiah
akhir ners ini dan yakinlah kawan, semua akan indah pada waktunya;
j. Seluruh mahasiswa angkatan 2008 FIK UI yang selalu memberikan dukungan
dan bantuan selama perkuliahan hingga penyelesaian karya ilmia akhir ners
ini, satu kata untuk kita semua” PEDULI”; dan
k. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karaya ilmiah akhir
ners ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir ners ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 05 Juli 2013
Penulis
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Yunita Safitri
NPM : 0806323252
Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Asuhan Keperawatan Keluarga Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Anak Usia
Sekolah di Rw 03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Depok
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/format mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penullis dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 05 Juli 2013
Yang menyatakan
( Yunita Safitri )
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
viii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Yunita Safitri
Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Ketidakseimbangan Nutrisi
Pada Anak Usia Sekolah di Rw 03 Kelurahan Cisalak Pasar
Kecamatan Cimanggis Depok
Urbanisasi perkotaan menimbulkan berbagai masalah kesehatan diberbagai
aggregat usia. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia enam tahun dan
diakhiri ketika anak mengalami pubertas yaitu usia 12 tahun. Salah satu risiko
masalah kesehatan yang yang terjadi pada anak usia sekolah di perkotaan adalah
masalah nutrisi. Faktor yang mempengaruhi nutrisi kurang diantaranya jenis
makanan, aktivitas, dan pola asuh orangtua. Karya ilmiah ners ini bertujuan untuk
menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah nutrisi kurang.
Anak. R (7 tahun) di Kelurahan Cisalak mengalami gizi kurang. Evaluasi dari
implementasi keperawatan menyusun triguna makanan dan jadwal kegiatan harian
menunjukkan bahwa aktivitas dan pola makan anak mengalami perubahan.
Kata kunci: anak usia sekolah, jadwal kegiatan harian, nutrisi kurang, triguna
makanan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
ix Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Yunita Safitri
Study program : Profession of Nursing
Title : Family Nursing Care Nutrition Imbalances of School Age
Children in RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan
Cimanggis Depok
Urban urbanization lead to various health problems in various age aggregate.
School age children are children aged six years and ended when the child reached
puberty are 12 years old. One of the risks of health problems that occur in school-
age children in urban areas is a nutritional problem. Factors affecting less
nutrients including foods, activities, and parenting parenting. The aim of this
paper was tu describe the family nursing care with malnutrition. Child. R (7th
years) in the Kelurahan Cisalak experiencing malnutrition. Evaluation of the
implementation of nursing preparing “triguna makanan” and daily activity living
indicates that the child's diet and activity changes.
Keywords: school age children, daily activity living, malnutrition, triguna
makanan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
x Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBIKASI KARYA ILMIAH...................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 8
1.4.1 Aplikatif ...................................................................... 8
1.4.2 Teoritis atau Akademis ............................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Perkotaan ............................ 9
2.1.1 Anak Usia Sekolah Sebagai Aggregat Berisiko .......... 11
2.1.2 Masalah Kesehatan Perkotaan pada Anak Usia
Sekolah ........................................................................ 12
2.2 Nutrisi Anak Usia Sekolah ....................................................... 13
2.2.1 Pengertian Anak Usia Sekolah ..................................... 13
2.2.2 Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah ....................... 14
2.2.3 Gizi Anak Usia Sekolah ............................................... 15
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga ............................................... 22
2.3.1 Teori Model Family Centre Nurrsing Friedman ........ 22
2.3.2 Konsep Kelularga dengan Anak Usia Sekoah Dengan
Masalah Nutrisi ........................................................... 25
BAB 3 LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
3.1 Data Fokus Pengkajian Keluarga ............................................ 28
3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................. 30
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan ................................................ 30
3.4 Implementasi Keperawatan ..................................................... 34
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
xi Universitas Indonesia
3.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................. 37
BAB 4 ANALISIS SITUASI
4.1 Profil Lahan Praktik ................................................................ 40
4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep KKMP dan
Konsep kasus terkait ............................................................... 42
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep Penelitian
Terkait ...................................................................................... 48
4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat dilakukan ........................... 51
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 54
4.2 Saran ......................................................................................... 55
DAFTAR REFERENSI ................................................................................ 57
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
xii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model teori Family Centre Nursing Friedman ........................ 22
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Status Gizi ..................................................................... 19
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
xiv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengkajian Keluarga
Lampiran 2 Analisis Masalah
Lampiran 3 Skoring Masalah
Lampiran 4 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 5 Catatan Perkembangan
Lampiran 6 Evaluasi Hasil
Lampiran 7 Media Leaflet
Lampiran 8 Media Lembar Balik
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini aan menguraikan tentang latar belakang yang menjadi dasar karya ilmiah ini,
rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus serta manfaat penelitian.
I.I Latar Belakang
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adaah suatu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perbaduan konsep kesehatan masyarakat
dengan konsep kesehatan masyarakat yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan kelompok risiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
dilakukan melalui upaya promotif dan reventif di semua tingkat pencegahan yang
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhka dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan
(Depkes, 2006).
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan termasuk dalam lingkup keperawatan
komunitas, karena masyarakat perkotaan merupakan komunitas yang tinggal disuatu
perkotaan dengan semua keadaan dan kondisi yang ada dilingkungan kota.
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan memiliki delapan karakteristik dan
merupakan hal yang penting dalam melakukan praktik (Allender, Rector & Warner,
2010) yaitu merupakan lahan keperawatan, merupakan kombinasi antara keperawatan
publik dan keperawatan klinik, befokus pada populasi, menekankan terhadap
pencegahan akan penyakit serta adanya promosi kesehatan dan kesejahteraan diri,
mempromosikan tanggung jawab klien dan self care, menggunakan pengesahan/
pengukuran dan analisa, menggunakan prinsip teori organisasi dan melibatkan
kolaborasi interprofesional.
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan tidak terlepas dari berbagai macam
masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat meningkatnya urbanisasi di perkotaan.
Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi
di masyarakat perkotaan yaitu penyakit infeksi (TB, hepatitis, pneumonia), penyakit
tidak menular (stroke, diabetes melitus, hipertensi). Masalah kesehatan yang banyak
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
2
Universitas Indonesia
terjadi pada aggregat anak usia sekolah diperkotaan yaitu kecelakaan kendaraan
bermotor, gangguan nutrisi baik nutrisi lebih maupun nutrisi kurang, penganiayaan
terhadap anak, penyakit kronis, perubahan perilaku (pola makan, penyalahgunaan
substansi-subtansi).
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia kurang lebih enam tahun dan diakhiri
ketika anak mengalami pubertas yaitu usia 12 tahun dan anak akan mengalami proses
tumbuh kembang dengan berbagai macam perubahan yang terjadi baik secara fisik
maupun psikologis (Duval & Miller, 1985 dalam Friedman Friedman, Bowden, &
Jones, 2003, Wong, 2009). Pertumbuhan dan perkembangan setiap kelompok usia
berbeda. Pertumbuan (fisik) pada periode anak usia sekolah lebih lambat dan
pertumbuhan stabil dibanding periode bayi, balita dan remaja. Periode ini,
perkembangan motorik halus dan kasar dalam proses penyempurnaan dan
perkembangan mental sangat baik serta kemampuan kognitif menonjol (Edelman &
Mandle, 2010). Selain itu, perkembangan sosial mulai dikembangkan melalui hubungan
dengan teman sebaya, menikmati kegiatan dengan kelompok atau team yang ada
(Maurer & Smith, 2005).
Selama masa anak usia sekolah, pertumbuhan tinggi dan berat badan terjadi lebih
lambat tetapi pasti jika dibandingkan dengan masa sebelumnya antara usia enam tahun
sampai dua tahun, anak-anak mengalami pertumbuhan sekitar lima cm pertahun untuk
mencapai untuk mencapai tinggi badan 30-60 cm dan berat badannya dan berat badan
akan bertambah dua kali lipat, dua sampai tiga kg per tahun. Tinggi rata-rata anak usia
enam tahun adalah 116 cm dan berat badannya sekitar 21 kg. Tinggi rata-rata anak usia
12 tahun adalah sekitar 150 cm dan berat badannya mendekati 40 kg (Wong, 2009).
Anak usia sekolah yang masih dalam tahap tumbuh kembang berisiko terhadap
berbagai masalah kesehatan. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, bahwa salah satu
risiko masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak usia sekolah di perkotaan yang
dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah
adalah masalah gizi. Menurut Allender dan Sprandley (2005), mengatakan bahwa
masalah gizi merupakan masalah kesehatan pada anak usia sekolah. Sedangkan
menurut Edelman dan Madle (2010) berpendapat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor gizi.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
3
Universitas Indonesia
Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak didunia berkaitan dengan masalah gizi
kurang yang dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap peyakit. Hingga kini, 171
juta anak-anak di dunia yang mengalami gizi kurang. Kekurangan gizi terjadi pada saat
anak tubuh tidak memperoleh energi protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
serta zat gizi lainnya dalam jumlah yang cukup diperlukan tubuh untuk
mempertahankan organ dan jaringan tetap sehat dan berfungsi denga baik (Kemenkes,
2010). Selain itu, diperkirakan, sekitar 50% penduduk di Indonesia atau lebih dari 100
juta jiwa mengalami beraneka masalah kekurangan gizi yaitu gizi kurang atau lebih.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, anak usia sekolah enam sampai
12 tahun sebesar 35 % anak usia Sekolah Dasar (SD) pendek pada tahun 2010,
prevalensi kependekan (26,6%), kekurusan (11,2%) dan kegemukan (9,2%).
Gizi lebih menjadi fenomena saat ini, akan tetapi gizi kurang juga masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Riskesdas (2007) prevalensi nasional
gizi kurang pada anak usia sekolah konsumsi energi dibawah kebutuhan minimal (70%
AKG) sekitar 35,6 % anak usia sekolah di indonesia yang mempunyai postur tubuh
pendek atau stunting. Penelitian yang dilakukan oleh Neelu, Bhatnagar, dkk (2010) di
kota Meerut juga menemukan masalah gizi pada anak usia sekolah masih cukup banyak
yaitu 800 anak yang diperiksa ditemukan 396 anak (45,5%) yang mengalami gangguan
gizi, terdapat pendek 43,8%, dan kurus (wasting) 44,6%.
Anak usia sekolah yang mengalami masalah gizi rentan terhadap suatu penyakit.
Grodner, Long, dan Walkkingshaw (2007) menyatakan masalah gizi (malnutrition)
dikelompokkan menjadi gizi lebih (overnutrition), dan gizi kurang (undernutrition).
Berat badan lebih (overweight) dan obesitas merupakan masalah gizi yang paling utama
pada anak-anak dan dewasa di Amerika Serikat (Edelman & Mandle, 2010).
Konsekuensi gizi kurang berefek pada perkembangan kognitif dan prestasi akademik
anak sekolah (Cook, 2002 dalam Allender & Sprandley, 2005). Menurut Allender dan
Spradley (2005), iritabilitas, kurang energi, sukar berkonsentasi merupakan
konsekuensi gizi tidak adekuat dan semua itu dapat berdampak pada pencapaian
akademis dan keterampilan dasar anak usia sekolah seperti membaca dan berhitung.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
4
Universitas Indonesia
Menurut Saifah (2011), anak usia sekolah berisiko mengalami masalah gizi karena ada
keterkaitan dengan fenomena anak usia sekolah dalam hal pola makan. Pola makan
adalah karakteristik kegiatan yang berulang kali dalam memenuhi kebutuhan akan
makan termasuk macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari serta
cara memilih makanan (Sulistyoningsih, 2011). Masalah kurang gizi pada anak usia
sekolah lebih cenderung terjadi akibat memilih makanan yang tidak tepat. Menurut
Allender dan Sprandley (2005) masalah gizi anak usia sekolah diakibatkan karena
pemilihan makanan yang tidak tepat atau makan yang berlebihan, sedangkan menurut
Stanhope dan Lancaster (2004), anak usia sekolah lebih cenderung selektif terhadap
pemilihan makanan, cenderung mempunyai pilihan yang kuat terhadap jenis makanan
atau makanan favorit dan selanjutnya akan menimbulkan konflik dalam pemilihan
waktu makan (Sulistyoningsih, 2011).
Faktor lain yang berhubungan dengan risiko gizi kurang pada anak usia sekolah adalah
kebiasaan jajan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagian besar anak suka jajan
dan ngemil saat disekolah ataupun saat pulang sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh
Nuryati (2005 dalam Asfariana, 2008), 47,3% dari 75 anak yang tidak sarapan atau
jarang sarapan dan Asfariana (2008) menyebutkan bahwa 65% dari 60 anak yang tidak
sarapan. Hal ini dikarenakan kebiasaan sering jajan yang dilakukan oleh anak usia
sekolah. Selain itu, jenis makanan yang dikonsumsi anak juga mempengaruhi status
gizi anak usia sekolah diantaranya anak yang tidak suka mengkonsumsi buah-buahan
dan makanan yang mengandung mineral dan vitamin, berlebihan pada makanan yang
mengandung lemak dan tinggi gula (Maurer & Smith, 2005), kegemaran dalam
mengkonsumsi soft drink, kecendrungan mengkonsumsi makanan ringan yang tidak
sehat, makanan rendah zat besi, makanan rendah vitamin (Edelman & Mandle, 2005).
Keluarga merupakan faktor penguat terhadap pembentukan perilaku anak termasuk
perilaku makan anak. Orangtua dianggap sebagai kunci utama dalam memahami dan
menerapkan nilai-nilai atau prinsip terlebih dahulu, setelah itu ditularkan ke anggota
keluarga atau anak-anak (Sjarkawi, 2008). Perilaku makan anak dipengaruhi oleh
perilaku dan kebiasaan orang tua dalam hal pemilihan makanan (Sulistyioningsih
(2011).
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
5
Universitas Indonesia
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Gibson, Wardle, dan Watts (1998 dalam
Saifah, 2011) menyatakan bahwa hubungan positif antara kebiasaan anak
mengkonsumsi buah dengan kebiasaan ibu mengkonsumsi buah atau orang tua yang
bertanggung jawab dalam penyediaan makanan dirumah. Selain itu, penelitian lain
juga menyebutkan bahwa orang yang sering melayani anak atau makan bersama anak
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayuran berkorelasi positif dengan
perilaku anak dalam mengkonsumsi buah dan sayuran (Hannon, Bowen, Moinpour &
Lerran, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh MC Murray (2003) menyebutkan bahwa
selain prinsip dan nilai dalam keluarga, karakteristik keluarga seperti status ekonomi
keluarga, pendidikan orangtua, pengetahuan orangtua juga berperan dalam
terbentuknya perilaku makan.
Berdasarkan dari pemaparan yang telah disampaikan diatas, maka keluarga dalam hal
ini orang tua mempunyai peran penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak usia
sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya asuhan keperawatan keluarga untuk mengatasi
masalah ketidakseimbangan nutrisi untuk anak usia sekolah. Friedman, Bowden dan
Jones (2003) mendefisinikan peran keluarga sebagai kemampuan untuk mengasuh,
mendidik dan menentukan nilai kepribadian anggota keluarga. Peran pengasuh adalah
peran dalam memenuhi kebutuhan pemeliharan dan perawatan anak agar kesehatannya
terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak yang baik fisik, mental, sosial,
dan spiritual. Peran pengasuh adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan anak tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya (Friedman, Bowden & Jones, 2003). Pola
asuh keluarga merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku keluarga dengan anak
dalam berinteraksi serta berkomunikasi dengan anggota keluarga.
Keluarga dan perawat komunitas mempunyai peranan yang penting dalam
meningkatkan satus kesehatan masyarakat terutama pada anak usia. Peran perawat
sebagai care provider dan conselor dibutuhkan dalam membantu keluarga untuk dapat
memberikan pola asuh yang tepat untuk memandirikan anak (Santrock, 2003). Salah
satu upaya yang dapat dilakukan dengan memandirikan anak adalah dengan
mengajarkan dan memberikan tanggung jawab kepada anak, misalnya membuat jadwal
aktivitas sehari-hari mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi pada malam hari.
Kemampuan anak dalam mengatur waktunya akan memberikan dampak positif anak,
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
6
Universitas Indonesia
yaitu disiplin dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Pemberian reinforcement
positif pada kemandirian anak akan memotivasi anak untuk dapat melakukan hal lebih
untuk bisa memandirikan dirinya (Siagian, 2004)
Masalah gizi kurang yang dialami oleh anak usia sekolah pada sebuah keluarga
merupakan tanggung jawab orangtua. Namun saat ini, karena tuntutan hidup dan
dampak dari perkembangan perkotaan mengakibatkan orangtua lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bekerja daripada memperhatikan kebutuhan anaknya. Salah
satunya terjadi pada sebuah keluarga yang tinggal di Kelurahan Cisalak Pasar.
Keluarga Bapak. S (39 tahun) merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami Bapak.
S, istri Ibu N (33 tahun), Anak An. A (15 tahun) dan An. R (7 tahun). Tahap
perkembangan keluarga Bpk S merupakan tahap keluarga dengan anak usia remaja.
Bapak. S bekerja sebagai pembuat tempe sedangkan Ibu. N sebagai ibu rumah tangga
dan membantu Bpk. A memproduksi tempe dirumah. Berdasarkan hasil pengkajian
yang telah dilakukan oleh mahasiswa diperoleh data utama merujuk pada masalah
nutrisi/gizi yang di alami oleh An kedua dari Bapak. S yaitu An. R (7 tahun). Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak berdasarkan Kemenkes yaitu An. R termasuk
pada ketegori status gizi kurus (IMT 13,1 SD), sedangkan berdasarkan standar WHO
Anak R berada dibawah garis merah.
Upaya yang dilakukan mahasiswa (penulis) dalam mengatasi masalah yang terjadi pada
keluarga Bapak. S, mahasiswa melakukan kunjungan selama lima minggu untuk
membantu keluarga meningkatkan angka status gizi pada Anak. R dengan memberikan
intervensi pendidikan kesehatan berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga mengenai
gizi seimbang untuk anak sekolah. Selain itu, terdapat dua intervensi unggulan yang
dilakukan untuk mengatasi masalah gizi kurang yaitu pendidikan kesehatan menyusun
‘Triguna Makanan” dan “Menyusun Jadwal Kegiatan Harian” Anak. R. Hasil yang
diperoleh selama kunjungan yaitu terjadi peningkatan pengetahuan keluarga mengenai
gizi seimbang dan berbagai macam cara untuk mengatasi anak yang mengalami gizi
kurang. Selain itu, hasil akhir yang diperoleh terjadi peningkatan berat badan pada anak
R yang awalnya mempunyai berat badan 18 kg ( 10 Mei 2013) dan terakhir dilakukan
penimbangan didapatkan berat badan Anak. R 19,1 kg (17 Juni 2013).
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
7
Universitas Indonesia
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang ada di wilayah Cisalak Pasar, anak usia sekolah yang
mengalami gizi kurang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua terhadap
gizi seimbanng, pola makan dan gaya hidup masyarakat perkotaan. Sebagian besar
masalah gizi yang terjadi adalah gizi kurang yang faktor penyebab utamanya adalah
kurang asupan makanan yang mengandung asupan makanan yang mengandung gizi.
Penyebab utama terjadinya kurang makan atau tidak nafsu makan terutama pada anak
usia sekolah adalah kemiskinan, tidak ada makanan, sakit yang berulang, kebiasaan
pemberian makanan yang kurang tepat, kurang perawatan dan kebersihan (Kemenkes,
2010).
Profesional keperawatan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting
dalam penanggulangan masalah gizi kurang. Untuk mengupayakan terbinanya
kesehatan masyarakat dan teratasinya masalah gizi kurang, maka diharapkan perawat
generalis komunitas dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal. Salah satu
intervensi yang dapat dilakukan perawat generalis adalah memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga mengenai gizi seimbang untuk anak usia sekolah. Upaya
peningkatan pengetahuan mengenai gizi seimbang sangatlah penting untuk mengatasi
masalah gangguan nutrisi. Oleh karena itu, pada karya ilmiah ini penulis akan
menguraikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis sebagai salah
seorang mahasiswa profesi Ners kepada salah satu keluarga kelolaan dengan masalah
gizi kurang beserta intervensi yang telah dilakukan.
1.3 Tujuan umum
Tujuan umum karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan
keluarga khususnya anak dengan usia sekolah yang memiliki masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
1.3.1 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus karya ilmiah yaitu untuk memamparkan asuhan keperawatan keluarga
yang meliputi:
1.3.1.1 Gambaran hasil pengkajian keluarga kelolaan dengan masalah gizi kurang
1.3.1.2 Masalah keperawatan serta diagnosa keluarga kelolaan dengan masalah gizi
kurang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
8
Universitas Indonesia
1.3.1.3 Perencanaan keperawatan yang diberikan kepada keluarga kelolaan dengan
masalah gizi kurang
1.3.1.4 Implementasi keperawatan yang dilakukan kepada keluarga kelolaan dengan
masalah gizi kurang
1.3.1.5 Evaluasi keperawatan yang telah dilakukan kepada keluarga kelolaan dengan
masalah gizi kurang.
1.3.1.6 Gambaran analisis kesenjangan antara asuhan keperawatan keluarga yang
diberikan dengan teori-teori terkait konsep keluarga, penalataksanaan asuhan
keperawatan keluarga dan tugas utama kesehatan keluarga.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat penulisan karya ilmiah ini yaitu:
1.4.1 Manfaat Aplikatif
1.4.1.1 Karya ilmiah Ners ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas praktik
keperawatan komunitas kedepannya khususnya pada aggregat anak usia
sekolah melalui upaya promotif dan preventif dan dapat digunakan sebagai
dasar dalam membuat perencanaan pada keluarga dengan masalah
ketidakseimbangan nutrisi.
1.4.1.2 Karya ilmiah Ners ini diharapkan dapat digunakan pada keluarga dalam
menerapkan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah gizi kurang dalam
keluarga.
1.4.2 Manfaat Teoritis atau Akademis
Karya ilmiah ini dapat menjadi dasar dalam praktik keperawatan komunitas dan
sebagai proses pembelajaran dalam melakukan praktik asuhan keperawatan
keluarga untuk memandirikan keluarga dalam perawatan diri anak usia sekolah.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
9 Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjabarkan teori dan konsep yang berhubungan dengan masalah
ketidakseimbangan nutrisi sebagai bahan rujukan dan panduan dalam menyusun
pembahasan. Uraian tinjuauan pustaka meliputi konsep keperawatan kesehatan
perkotaan, gizi anak usia sekolah, asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
gangguan nutrisi.
2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah suatu bentuk
pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan konsep
kesehatan masyarakat dengan konsep keperawatan yang ditujukan pada
seluruh masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi. Upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui upaya
promotif dan reventif di semua tingkat pencegahan yang menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhka dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Depkes, 2006).
Tujuan umum dari keperawatan ini menurut Depkes (2006) adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Sedangkan tujuan
khusus dari keperawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan
berbagai kemampuan individu, keluarga dan masyarakat dalam hal
mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi,
menetapkan masalah kesehatan, keperawatan dan prioritas masalah,
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kseahatan,
menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi, meningkatkan
kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri serta
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
10
Universitas Indonesia
tertanganinya kelompok-kelompok risiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan (Depkes, 2006).
Keperawatan kesehatan masyarakat cakupannya sangat luas, tidak hanya
menangani suatu permasalahan yang membutuhkan adanya penyembuhan
dari suatu penyakit tetapi juga adanya upaya pencegahan. Oleh karena itu,
diruang lingkup keperawatan kesehatan masyarakat mencakup
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, kelurarga,
dan kelompok-kelompok masyarakat kelingkungan sosial dan masyarakat
(Depkes, 2006).
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan termasuk dalam lingkup
keperawatan komunitas, karena masyarakat perkotaan merupakan
komunitas yang tinggal disuatu perkotaan dengan semua keadaan dan
kondisi yang ada dilingkungan kota. Keperawatan kesehatan masyarakat
perkotaan memiliki delapan karakteristik dan merupakan hal yang penting
dalam melakukan praktik (Allender, Rector & Warner, 2010) yaitu
merupakan kombinasi antara keperawatan publik dan keperawatan klinik,
berfokus pada populasi, menekankan terhadap pencegahan akan penyakit
serta adanya promosi kesehatan dan kesejahteraan diri, mempromosikan
tanggung jawab klien dan self care, menggunakan pengesahan/pengukuran
dan analisa, menggunakan prinsip teori organisasi dan melibatkan
kolaborasi interprofesional.
Adanya keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan tidak terlepas dari
berbagai macam masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat
meningkatnya urbanisasi di perkotaan. Semakin banyaknya penduduk
yang tinggal di perkotaan menunjukkan semakin cepatnya arus urbanisasi
(Stanhope & Lancaster, 2004). Masyarakat perkotaan merupakan suatu
kelompok populasi yang terdiri dari berbagai rentang umur tertentu yang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
11
Universitas Indonesia
memerlukan pertimbangan khusus karena mereka memiliki masalah
kesehatan dan kebutuhan tertentu dalam lingkungan perkotaan diantaranya
yaitu anak usia sekolah.
2.1.1 Anak Usia Sekolah Sebagai Aggregat Berisiko
Anak usia sekolah tumbuh lebih lambat dibandingkan balita dan bayi.
Anak usia sekolah membutuhkan banyak kalori. Daerah perkotaan sering
dijumpai jajanan tidak sehat dan kurang bersih sehingga menimbulkan
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen (Stanhope &
lancaster, 2004). Selain itu, anak usia sekolah banyak mengkonsumsi gula
seperti permen dan makanan yang manis-manis dan makanan siap saji
yang banyak mengandung lemak (Stanhope & Lancaster, 2004).
Kandungan lemak, gula, garam, yang tinggi pada makanan olahan,
makanan siap saji, dan makanan ringan yang dibeli dipedangan kaki lima,
gerai makanan yang telah meningkat jumlahnya disebagian kota
menyebabkan tejadinya gangguan nutrisi pada anak usia sekolah.
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah diperkotaan
biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti
gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun,
kebersihan diri (Stone, Clemen, McGuire & Eigsti, 2002). Permasalahan
lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan
perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perkembangan
dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan
ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan
masa depan anak.
Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa masalah-masalah kesehatan yang
banyak terjadi di masyarakat perkotaan yaitu penyakit infeksi (TB,
hepatitis, pneumonia), penyakit tidak menular (stroke, diabetes melitus,
hipertensi). Untuk aggregat anak usia sekolah, masalah kesehatan yang
banyak terjadi diperkotaan yaitu kecelakaan kendaraan bermotor,
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
12
Universitas Indonesia
gangguan nutrisi baik nutrisi lebih maupun nutrisi kurang, penganiayaan
terhadap anak, penyakit kronis, perubahan perilaku (pola makan,
penyalahgunaan substansi-subtansi) (Stanhope & Lancaster, 2004).
2.1.2 Masalah Kesehatan Perkotaan Pada Anak Usia Sekolah
Pada masalah kesehatan masyarakat perkotaan komunitas anak usia
sekolah memiliki berbagai masalah yang dapat mempengaruhi nutrisi
(Stanhope & Lancaster, 2004), antara lain sebagai berikut:
2.1.2.1 Overweght
Overweight, disebabkan oleh sedentary lifestyle sehingga dapat
mengakibatkan peningkatan faktor risiko penyakit degeneratif di usia
dewasa, seperti diabetes mellitus tipe II, hipertensi, penyakit koroner, dan
penyakit kandung empedu. Anak yang overweight juga berisiko memiliki
gangguan konsep diri: harga diri rendah dan depresi.
2.1.2.2 Keracunan
Keracunan timah hitam (lead poisoning), dapat mengakibatkan kematian,
retardasi mental, gangguan kognitif dan perilaku, gangguan tumbuh
kembang, serta kecacatan neurologis. Keracunan timah hitam didapatkan
dari kontaminasi debu cat (paint dust) dan pajanan timah dari tanah yang
terkontaminasi.
2.1.2.3 Masalah kesehatan/penyakit kronis, seperti asma, penyakit kongenital
jantung, AIDS, hemophilia, TBC dan diabetes.
2.1.2.4 Perubahan perilaku, seperti pola makan, penyalahgunaan substansi-
substansi, maladaptasi sekolah, dan masalah perhatian. Masalah perhatian
atau attention deficit disorder (ADD) merupakan kondisi dimana anak
sulit untuk menaruh perhatiannya terhadap suatu hal, bersikap impulsif,
dan hiperaktivitas. ADD biasanya diikuti oleh masalah gangguan konsep
diri, mood lability, dan keterampilan akademis yang rendah.
2.1.2.5 Masalah nutrisi (Stone, Clemen, Mc Guire & Eigsti, 2002)
Masalah nutrisi seperti gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan, KEP
(kurang energi protein), gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang
vitamin A (KVA), dan anemia gizi besi (AGB), yang dapat mengakibatkan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
13
Universitas Indonesia
gangguan tumbuh kembang anak yang dinilai oleh hasil pengukuran
antropometri, seperti berat badan dan tinggi badan. Masalah nutrisi juga
dapat mengakibatkan anak rentan terkena penyakit infeksi karena
penurunan system imunnya sehingga anak mudah sakit. Selain itu, nutrisi
yang tidak adekuat juga dapat mempengaruhi prestasi anak di sekolah
karena nutrisi ke otak yang tidak adekuat.
Masalah nutrisi yang terjadi pada anak usia sekolah diperkotaan lainnya
disebabkan oleh berbagai banyak hal, yaitu menurut Stone, Clemen,
McGuire dan Eigsti (2002) perilaku anak yang suka jajan disembarang
tempat tanpa mengetahui asal pembuatan makanan, pembungkus, pewarna
dan sebagainya. Padahal kantong pembungkus kresek berwarna terutama
berwarna hitam kebanyakan merupakan produk daur ulang dimana dalam
proses daur ulang tidak diketahui riwayat penggunaan sebelumnya, apakah
bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia,
limbah logam berat dan lain-lain. Kertas koran atau majalah yang
digunakan untuk membungkus makanan, seperti gorengan, kebanyakan
mengandung timbal (Pb) dari tinta cetak yang dapat berpindah dengan
mudah dari kertas ke makanan yang panas dan berlemak sehingga berisiko
tidak hanya terjadi masalah snutrisi namun dapat mengakibatkan
kerusakan otak dan system saraf pusat dan saluran cerna.
2.2 Nutrisi Anak Usia Sekolah
2.2.1 Pengertian Anak Usia Sekolah
Rentang kehidupan yang dimulai dari usia enam sampai mendekati 12
tahun memiliki berbagai label yang masing-masing menguraikan
karakteristik penting dari periode tersebut. Periode usia pertengahan ini
sering sekali disebut masa sekolah atau usia sekolah, pada periode ini
dimulai dengan masuknya anak ke lingkungan sekolah yang memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang
lain. Anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya
masa kanak-kanak dan menggabungkan diri ke dalam kelompok sebaya
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
14
Universitas Indonesia
yang merupakan hubungan dekat pertama di luar kelompok keluarga
(Wong, 2009).
2.2.2 Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis, masa kanak-kanak pertengahan dimulai dengan
tanggalnya gigi susu pertama dan diakhiri dengan memperoleh gigi
permanen terakhir (kecuali gigi geraham terakhir). Selama usia lima
sampai enam tahun sebelumnya, anak mengalami kemajuan dari bayi dan
tidak berdaya menjadi individu yang kuat dan kompleks dengan
kemampuan berkomunikasi, membentuk konsep yang terbatas dan mulai
terlibat dalam perilaku sosial dan motorik yang kompleks. Anak
mengalami pertumbuhan fisik yang sama cepat. Sebaliknya periode masa
kaak-kanak pertengahan antara pertumbuhan yang cepat dimasa kanak-
kanak awal dan ledakan pertumbuhan dimasa prapubertas adalah saat
pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bertahap dengan
peningkatan yang lebih besar pada aspek fisik dan emosional (Wong,
2009).
Selama masa kanak-kanak pertengahan, pertumbuhan tinggi dan berat
badan terjadi lebih lambat tetapi pasti jika dibandingkan dengan masa
sebelumnya antara usia enam tahun sampai dua tahun, anak-anak
mengalami pertumbuhan sekitar lima cm pertahun untuk mencapai untuk
mencapai tinggi badan 30-60 cm dan berat badannya dan berat badan akan
bertambah dua kali lipat, dua sampai tiga kg per tahun. Tinggi rata-rata
anak usia enam tahun adalah 116 cm dan berat badannya sekitar 21 kg.
Tinggi rata-rata anak usia 12 tahun adalah sekitar 150 cm dan berat
badannya mendekati 40 kg (Wong, 2009). Perbedaaan ukuran anak laki-
laki dan perempuan periode ini sangat sedikit, walaupun anak laki-laki
cenderung sedikit lebih tinggi dan kadang-kadang lebih berat daripada
anak perempuan. Menjelang akhir usia sekolah ukuran tubuh anak laki-laki
dan perempuan mulai meningkat walaupun sebagian besar tinggi dan berat
badan anak perempuan melebihi anak laki-laki, menyebabkan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
15
Universitas Indonesia
ketidaknyamanan yang akut bagi anak perempuan dan anak laki-laki
tersebut.
Perkembangan dianggap sebagai perubahan kualitatif yang meliputi
perkembangan kepribadian (psikososial dan psikoseksual), mental
(kognitif, bahasa, moral, spritual) dan konsep diri (citra tubuh dan harga
diri) (Hockembery & Wilson, 2009). Menurut Hockenberry dan Wilson
(2009), perkembangan sosial berperan dalam menentukan tumbuh
kembang anak menjadi optimal. Anak mulai mengembangkan hubungan
sosial pada lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Perkembangan
kognitif menurut Piaget (1980 dalam Kozier, Berman & Snynder, 2010)
merupakan fase operasi konkrit, pola pikir logis, mengetahui perbedaan
waktu, kemampuan membaca meningkat, senang berbicara dan berdebat.
2.2.3 Gizi Anak Usia sekolah
2.2.3.1 Pengertian Gizi
Gizi berasal dari bahasa Arab ‘Algizzai” yang artinya makanan yang
bermanfaat untuk kesehatan (Depkes, 2002). Gizi adalah zat-zat makanan
yang diproses melalui pencernaan yang digunakan untu energi,
mempertahankan fungsi tubuh dan memperbaharui sel-sel organisme
(Harkreader, Hogan & Thobaben, 2007). Sedangkan menurut
Sulistyoningsih (2011) gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Menurut
Grodner, Long dan Walkingshaw (2007) gizi adalah makanan yang
dikonsumsi, diproses, melalui sistem pencernaan yang bermanfaat bagi
kesehatan untuk energi, pertumbuhan dan perbaikan fungsi tubuh dan
makanan yang dikonsumsi untuk kebutuhan tubuh dan kesehatan harus
mengandung unsur-unsur zat gizi.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
16
Universitas Indonesia
2.2.3.2 Unsur-unsur Gizi
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) menyebutkan bahwa untuk hidup
dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan lima
kelompok zat gizi yaitu (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral)
dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan
(Depkes, 2002). Disamping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk
memperlancar berbagai proses metabolisme tubuh.
a. Karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan
komplek (Grodner, Long & Walkingshaw, 2007). Karbohidrat
sederhana adalah semua makanan yang manis termasuk gula dan
madu, sedangkan karbohidrat kompleks adalah makanan yang
mengandung kanji atau banya serat misalnya gandum, padi-padian.
Sumer utama karbohidrat dalam pola makan masyarakat di Indonesia
adalah beras, jagung, umbi-umbian dan pengganti beras lainnya.
Sulistyoningsih (2011) menyatakan fungsi utama karbohidrat adalah
sebagai sumber energi. Fungsi karbohidrat lain menurut (Grodner,
Long & Walkingshaw, 2007) yaitu membantu mengeluarkan feses,
sebagai cadangan energi, pemberi rasa manis pada makanan, sebagai
bagian dari struktur sel dalam bentuk glikoprotein.
b. Protein
Protein berdasarkan sumber dibedakan menjadi dua yaitu protein
hewani dan protein nabati. Bahan makanan sumber protein hewani
antara lain daging, ikan, telur, kerang dan udang, sedangkan sumber
protein nabati antara lain kedelai dan olahannya seperti tahu dan tempe
serta kacang-kacangan lain (Sulistyoningsih, 2011). Protein
mempunyai beberapa fungsi yang dibutuhkan tubuh antara lain,
penambahan otot, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
Selain itu, protein juga berperan dalam pembentukan struktur tulang,
enzim, hormon, darah (Grodner, Long & Walkingshaw, 2007).
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
17
Universitas Indonesia
c. Lemak
Sumber utama lemak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan (minyak
kelapa, kelapa sawit), mentega/margarin, serta lemak hewan pada
daging atau ayam. Lemak juga sebagai sumber energi, bahkan energi
tertinggi (9kkal pergram). Lemak dalam makanan berfungsi sebagai
pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih menyukai makanan
berlemak (Kurniasih, Hilmansyah, Astuti & Imam, 2010). Fungsi
lemak antara lain menghasilkan asam linolenat dan linoleat yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan fungsi normal jaringan, membantu
transportasi dan absorbsi vitamin A, D, E dan K, sebagai bantalan
organ tubuh tertentu dan membantu memelihara suhu tubuh serta
mencegah kehilangan panas tubuh secara tepat (Sulistyoningsih, 2011).
d. Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah bahan oganik kompleks yang umumnya dibutuhkan
dalam jumlah sedikit dan tidak bisa dibentuk di dalam tubuh sehingga
harus dipenuhi dari makanan (Sulistyoningsih, 2011). Mineral
merupakan bagian tubh yang memegang peranan dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkal sel, jaringan, organ, maupun fungsi
organ secara keseluruhan. Vitamin dan mineral terutma banyak
terdapat dalam sayur dan buah, khususya yang berwarna kuning dan
hijau tua, sebaikna dihidangkan dalam bentuk mentah setelah dicuci
atau setengah matang sebagai salad atau lalapan.
e. Air
Air adalah sebagain besar terdalam dalam jaringan tubuh. Air
berfungsi untuk transporrasi zat-zat gizi dalam sel. Kebutuhan untuk
air lebih urgen daripada zat-zat gizi lain (Sulistyoningsih, 2011).air
juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubh, cairan otak dan sumsum
tulang belakang serta diperlukan dalam proses metabolisme dan
pencernaan (Kolasa, Lackey & Grandjean, 2009).
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
18
Universitas Indonesia
Secara alami, kompisisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan
dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi
karbohidrat, tetapi kurang vitamin dan mineral, sedangkan beberapa
makanan lain kayak vitamin C tetapi kurang vitamin A. Apabila konsumsi
makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul
ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi
makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan sususan zat gizi jenis
makanan lain sehingga diperoleh masukan gizi yang seimbang.
2.2.4 Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makan dan
penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik,
dan lebih (Almatsier, 2004). Konsumsi makanan berpengaruh terhadap
status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila
tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,
sehingga meningkatkan pertumbuhan fiik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi
mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu
atau lebih zat-zat gizi esensial (Almatsier, 2004). UNICEF: WHO (1996)
mendifisinikan undernutrition atau gizi kurang yang meliputi kurangnya
berat badan seseorang berdasarkan usia, tinggi badan dibawah standar
(tidak sesuai umur) sangat kurus dan gizi kurang adalah akibat
ketidakcukupan masukan makanan dan penyakit infeksi yang berulang,
vitamin serta mineral.
Penyebab gizi kurang adalah perekonomian yang kurang, pemberian
makan anak, penyakit infeksi dan kronis, pemilihan, pengolahan bahan
makanan dan penyimpanan makanan yang salah, komposisi makanan tidak
seimbang ketidaktersediaan air minum yang memadai, kondisi lingkungan,
gizi ibu saat hamil, pola asuh keluarga (Almatsier, 2004). Tanda dan gejala
gizi kurang adalah badan kurus (berat badan tidak sesuai dengan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
19
Universitas Indonesia
seharurnya), rambut tipis dan mudah rontok, anak tampak lmah atau tidak
linch, kaki dan tangan bengkak, berat badan anak dibawah standar deviasi
≤ 3. Akibat gizi kurang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan
menurunnya produktivitas kerja anak, menurunnya kualitas kecerdasan
dan menurunnya daya tahan untuk beraktivitas. Penilaian status gizi
terbagi atas pernilaian langsung dan penilaian secara tidak langsung.
Adapun penilaian secara langsunng dibagi menjadi empat penilaian yaitu
antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi
secar tidak langsung terbagi atas tiga yaitu survei konsumsi makannan,
statistik vital dan faktor ekologi.
Parameter antropologi merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri.
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB). Berbagai indeks antropometri untuk
menginterpretasinya dibutuhkan ambang batas. Penentuan ambang batas
yang paling umu digunakan saat ini adalah dengan memakai standar
standar deviasi uni (SD) atau disebut juga Z-Skor (Kepmenkes, 2010).
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Zscore)
Indeks masa tubuh
menurut umur
(IMT/U)
Anak umur 5-12 tahun
Sangat kurus ≤ -3SD
Kurus -3 SD sampai dengan ≤ -2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk > 1 sd samapi dengan 2 SD
Obesitas >2SD
Tabel. 1 Kategori ambang batas status gizi anak usia sekolah berdasarkan indeks
(Kepmenkes, 2010)
2.2.5 Penanganan Masalah Gizi Kurang
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) gizi seimbang sama seperti
piramida makanan, namun dikelompokkan lagi berdasarkan fungsi utama
gizi yang sering disebut dengan istilah “Tri Guna Makanan” (Depkes,
2002). Tri Guna Makanan terdiri dari tiga pengelompokan makanan yaitu:
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
20
Universitas Indonesia
sumber zat tenaga yaitu padi-padian, dan umbi-umbian serta tepung-
tepungan yang digambarkan didasar kerucut, sumber zat pengatur yaitu
sayur-sayuran digambarkan pada bagian tengah kerucut dan sumber zat
pembangun yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan
digambarkan pada bagian atas kerucut. Keseimbangan gizi dapat diperoleh
jika hidangan sehari-hari terdiri dari sekaligus tiga kelompok bahan
makanan.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (Depkes, 2002) bertujuan untuk
mengatur pola makan sehari-hari dengan gizi seimbang yang tertuang
dalam bentuk 13 pesan dasar yaitu: 1) konsumsi makanan yang beraneka
ragam; 2) Konsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan enegi; 3)
Makan-makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhn energi; 5)
Gunakan garam beryodium; 6) Makan-makanan sumber zat besi; 7)
Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan; 8) Biasakan makan
pagi; 9) Minum air bersih yang aman dan cukup jumlahnya; 10) Lakukan
kegiatan fisik dan olahraga secara teratur; 11) Hindari minum-minuman
beralkohol; 12) Makan-makanan yang aman bagi kesehatan; 13) Baca
label pada makanan yang dikemas.
Awal tahun 2011 diluncurkan pedoman baru tentang gizi seimbang yang
merupakan penyederhanaan dari PUGS yang diberi istilah Tumpeng Gizi
Seimbang dengan empat prinsip dasar yaitu variasi makanan, pola hidup
bersih, aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan ideal (Depkes, 2002).
Membiasakan makan-makanan beranekaragam merupakan prinsip pertama
dari gizi seimbang. Variasi makanan meliputi makanan pokok, sayur,
buah-buahan, sumber protein dan lemak sebaiknya dikonsumsi
beranekaragam. Gizi seimbang anak usia sekolah adalah dipenuhi setiap
hari dengan makanan yang beranekaragam, baik makan pagi, makan siang,
dan makan malam. Anak perlu dibiasakan membawa bekal makanan dan
minuman agar tidak jajan disekolah. Anak diberikan minum minimal dua
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
21
Universitas Indonesia
liter perhari dan jelaskan manfaat air minum. Anak juga dapat dididik
untuk menyukai sayur dan buahan dengan cara makanan bekal yang
mengandung sayur atau buahan sepertti puding buah, pastel, lumpia dan
sebagainya.
Prinsip kedua yaitu pola hidup bersih. Pola makan dengan gizi seimbanng
akan menjadi tidak bermanfaat bila tidak diikuti dengan praktik kebiasaan
hidup bersih, misalnya mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
sebelum makan, menyajikan makanan dalam keadaan tertutup sehingga
tidak mudah dihinggapi lalat maupun debu, memasak dengan suhu yang
tepat supaya dapat mematikan kuman, serta mencuci sayur dan buah
dengan air bersih.
Prinsip ketiga yaitu aktivitas fisik yaitu kesesuian atau keseimbangan
antara asupan dan pengeluaran energi untuk beraktivitas. Energi yang
masuk harus seimbang dengan kebutuhan aktivitas, bila energi yang masuk
lebih kecil dari kebutuhan untuk beraktivitas, maka berat badan akan turun
dan dapat menjadi kurus, sedangkan asupan energi yang melebihi
kebutuhan aktivitas akan menyebabkan kegemukan. Aktivitas yang dapat
dilakukan oleh anak usia sekolah diantaranya olahraga seperti sepak bola,
bola basket, bersepeda, sedangkan aktivitas yang perlu dikurangi adalah
bermain, nonton TV.
Prinsip keempat yaitu pemantaun berat badan ideal. Keseimbangan antara
asupan makanan dan aktivitas dapat diukur dengan naik turunnya berat
badan. Berat badan yang sehat antara lain dengan kemampuan
mempertahankan berat badan ideal. Berat badan ideal adalah berat badan
yang sesuai dengan tinggi badan (berat badan dibagi tinggi badan kuadrat)
atau sering dikenal dengan indeks masa tubuh (IMT). IMT anak usia
sekolah yang ideal dapat dilihat pada tabel lampiran.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
22
Universitas Indonesia
Selain empat prinsip tersebut, pendidikan gizi merupakan program utama
terhadap perbaikan gizi (Saifah, 2011). Pendidikan gizi yang diberikan
adalah memberi pengetahuan tentang gizi yang disesuaikan dengan prinsip
gizi seimbang, dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
meningkatan status kesehatan anak (Kurniasih, Hilmansyah, Astuti &
Imam, 2010).
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga
2.3.1 Teori Model Family Centre Nursing Friedman
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan karena
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, dan social individu yang didalamnya terlihat dari pola
interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama
(Friedman, Bowden & Jones, 2003).
Gambar.1 Model teori family centre nursing Friedman
Berdasarkan model tersebut, data yang terkumpul dilakukan analisis
menggunakan diagram masalah untuk menyusun diagnosis keperawatan
keluarga berdasarkan lima tugas perawatan keluarga seperti potensial,
risiko dan aktual. Tahap awal perencanaan adalah penyusunan tujuan baik
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
23
Universitas Indonesia
tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjang ditujukan untuk mengatasi masalah sedangkan tujuan jangka
pendek ditujukan untuk mengatasi eteiologi/penyebab masalah sedangkan
tujuan intervensi dirancang berdasarkan tujuan khusus dengan
menggunakan media informasi kesehatan seperti leaflet, buku panduan
booklet, lembar balik untuk mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan
keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami keluarga. Implementasi
keluarga dilakukan untuk membantu memandirikan keluarga sedangkan
evaluasi menggambarkan keberhasilan dalam proses keperawatan keluarga
dan dapat digunakan untuk perencanaan berikutnya (Achjar, 2010).
Pengkajian merupakan tindakan yang digunakan perawat untuk mengukur
keadaan klien ( keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan
keluarga maupun sosial. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut
teori atau model familiy centre nursing friedman meliputi tujuh komponen
pengkajian (Friedman, Bowden & Jones, 2003) yaitu 1) data umum; 2)
riwayat dan perkembangan tahap perkembangan keluarga; 3) lingkungan;
4) struktur keluarga; 5) fungsi keluarga; 6) Stres dan koping keluarga dan
7) pemeriksaan fisik. Pengkajian dilakukan dapat dengan wawancara,
observasi, maupun studi dokumentasi.
Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat
dilakukan perumusan diagnosis keperawatan. Analisis data dibuat dalam
bentuk tabel yang terdiri dari data (subjektif dan objektif) serta diagnosa
keperawatannya. Diagnosa keperawatan merupakan sebuah label singkat
yang menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan
(Nanda, 2009). Kondisi ini dapat berupa masalah-masalah aktual atau
potensial atau wellness (sejahtera). Ada beberapa diagnosis terkait dengan
nutrisi yaitu ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan,
ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan dan risiko
ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan, kerusakan gigi,
kegagalam tumbuh kembang, ketidakefektifan penatalaksanaan program
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
24
Universitas Indonesia
terapeutik, mual, defisit perawatan diri: makan, dan gangguan menelan
(Nanda, 2009).
Setelah data dianalisis dan ditetapkan diagnosis keperawatan, selanjutnya
masalah kesehatan keluarga yang ada perlu diprioritaskan bersama
keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang
dimiliki keluarga. Prioritas masalah kesehatan dan keperawata keluarga
harus didasarkan pada kriteria sifat masalah (aktua, risiko dan potensial),
kemungkinan masalah dapat di ubah, potensi masalah untuk di cegah, dan
menonjolnya masalah.
Tahap berikutnya setelah merumuskan diagnosis keperawatan keluarga
adalah melakukan perencanaan. Perencaaan diawali dengan merumuskan
tujuan untuk mengatasi atau meminimalkan stresesor (Anderson & Mc
Farlane, 2000). Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan jangka
pendek. Penetapan tujuan jangka panjag (tujuan umum) mengacu pada
bagaimana cara mengatasi problem/masalah dikeluarga, sedangkan
penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khsusus) mengacu pada
bagaimana mengatasi etiologi.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi khususnya
untuk mengatasi masalah nutrisi yaitu menggali tingkat pengetahuan atau
pemahaman keluarga mengenai masalah, mendiskusikan dengan keluarga
mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai
intervensi/interpretasi yang salah, memberikan penyuluhan atau
menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan
gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan fasilitas
kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur, memotivasi keluarga
untuk melakukan hal-hal yang positif untuk kesehatan dan memberikan
pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketau dan apa
yang telah dilaksanakan (Anderson & Mc Farlane, 2000).
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
25
Universitas Indonesia
Selanjutnya, yaitu tahap implementasi. Implementasi merupakan langkah
yang dilakukan setelah perencanaan program. Program yang dibuat untuk
menciptakan keinginan berubah dari keluarga dan memandirikan keluarga.
Implementasi dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
terhadap keluarga yaitu sumber daya keluarga, tingkat pendidikan
keluarga, ada istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga dan
sarana serta prasarana yang ada pada keluarga. Implementasi dilakukan
pada asuhan keperawatan keluarga dapat digunakan dengan memanfaatkan
lima tugas kesehatan keluarga (Achjar, 2010). Selain itu, ada dua
implementasi yang dilakukan dan dirasakan cukup efektif untuk mengatasi
masalah ketidakseimbangan nutrisi yaitu pendidikan kesehatan mengenai
“Triguna Makanan” dan “Menyusun Jadwal Kegiatan Harian”.
Evaluasi merupakan taha akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan
program kerja dan serangkaian program yang digunakan terkait program
kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai. Evaluasi digunakan
untuk mengetahui seberapa tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan
apakah intervensi yang dilakukan efektif untuk keluarga setempat dengan
kondisi dan situasi keluarga, apakah sesuai dengan rencana atau apakah
dapat mengatasi masalah (Achjar, 2010). Evaluasi juga bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah dalam perkembangan program dan
penyelesaiannya.
2.3.2 Konsep Keluarga dengan Anak Usia Sekolah dengan Masalah Nutrisi
Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat dan merupakan lembaga
sosial yang memiliki pengaruh paling besar terhadap anggotanya. Menurut
Friedman, Bowden dan Jones (2003), keluarga berpengaruh terhadap
perkembangan anggota keluarga yang dapat menjadi penentu keberhasilan
atau kegagalan dari anggota keluarga. Hal tersebut terjadi karena keluarga
terdiri dari dua atau lebih individu yang saling ketergantungan antara satu
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
26
Universitas Indonesia
dengan yang lain melalui dukungan emosional, fisik, dan ekonomi
(Kaakinen, Duff, Coehlo & Hanson, 2010).
Depkes (2006) menyebutkan bahwa terdapat lima kemampuan tugas
keluarga di bidang kesehatan yaitu kemampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Lima
tugas keluarga tersebut disesuaikan dengan kemampuan keluarga terhadap
prinsip gizi seimbang. Salah satu tugas keluarga dalam praktik
keperawatan adalah praktik diet keluarga. Praktik diet keluarga yang buruk
dapat menyebabkan gangguan gizi akibat gaya hidup yang tidak sehat.
Tugas keluarga dalam praktik diet yaitu menyediakan jenis dan jumlah
makanan bagi anggota keluarga, mendorong anggota keluarga untuk
menyimpan catatan makanan tiga hari yang bermanfaat dalam mengkaji
kualitas dan kebutuhan gizi keluarga (Saifah, 2011). Makanan yang
disediakan di Amerika Sendiri mengikuti piramida makanan sebagai
pendoman makanan seimbang (Friedman, Bowden & Jones, 2003).
Sedangkan pedoman gizi yang digunakan di Indonesia adalah Pedoman
Umum Gizi Seimbang (PUGS) (Depkes, 2002).
Praktik diet keluarga berperan dalam perkembangan pola makan anak.
Keluarga yang sering mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, produk
susu dan makanan bergizi lain membuat anak juga sering mengokonsumsi
makanan bergizi tersebut. Penelitian yang telah dilakukan oleh Stepherd,
et al (2001) menyebutkan bahwa meskipun keluarga makan-makanan yang
bergizi dirumah, tetapi anak tidak selalu menyukainya. Hal ini berarti
makanan dalam keluarga tidak selalu menunjukkan kualitas pola makan
anak. Lowe, Horne, Tapper, Bowdery, dan Egerton (2004) menyatakan
bahwa perilaku makan anak ditentukan oleh rasa makanan, paparan, model
dan penghargaan.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
27
Universitas Indonesia
Wardle, Cooke, Gibson, Sapochonik, Sheiham dan Lawson (2003)
menyatakan bahwa rasa makanan yang sesuai dengan selera rasa yang
bervariasi dapat meningkatkan pilihan atau mengkonsumsi makanan
tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan
perilaku anak dalam mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran adalah
dengan memberikan penghargaan ataupun pujian. Penghargaan merupakan
salah satu cara efektif untuk merubah perilaku anak termasuk perilaku
makan (Cameron, Banko & Peirce, 2001). Selain itu, hal yang masih terkait
dengan pola makan anak dengan makanan keluarga adalah paparan dan
keterserdiaan makanan. Selain pola makan anak, orang tua juga
menetapkan aturan untuk makan bersama-sama jika semua anggota
keluarga memungkinkan minimal satu kali dalam sehari. Aturan tersebut
bukan hanya untuk interaksi keluarga tetapi lebih memudahkan untuk
mengontrol jumlah makanan yang dimakan antara anggota keluarga
(Moore, 2009).
Kemampuan keluarga dalam menyediakan makanan yang bergizi dapat
dipengaruhi oleh status ekonomi dan pendidikan keluarga. Keluarga yang
memiliki pendapatan rendah berisiko mempunyai gizi yang kurang,
kemiskinan, konstribusi yang kurang dalam mengkonsumsi makanan yang
bergizi dan keluarga yang memilliki tingkat pendidikan lebih rendah
kurang mengetahui gizi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak, cenderung apatis terhadap makanan yang dikonsumsi anak
(Stanhope & Lancaster, 2004). Peran keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi anak usia sekolah dapat disimpulkan sebagai promosi
kesehatan tentang gizi seimbang, menyediakan makanan bergizi sesuai
dengan kemampuan keluarga atau penghasilan, tingkat pengetahuan
keluarga tentang gizi, tingkat pendidikan.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
28 Universitas Indonesia
BAB III
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
Bab ini akan menjabarkan mengenai asuhan keperawatan kepada keluarga kelolaan
dengan masalah gangguan nutrisi di RT 05 RW.03 Kelurahan Cisalak Pasar yang
meliputi pengkajian masalah keperawatan, diagnosis keperawatan, rencana intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
3.1 Data Fokus Pengkajian Keluarga
Keluarga Bapak. S (39 tahun) merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami
Bapak. S, istri Ibu N (33 tahun), Anak. A (15 tahun) dan Anak. R (7 tahun).
Tahap perkembangan keluarga Bapak S merupakan tahap keluarga dengan
anak usia remaja. Bapak. S bekerja sebagai pembuat tempe sedangkan Ibu. N
sebagai ibu rumah tangga dan membantu Bapak. A memproduksi tempe
dirumah.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama 4
kali kunjungan ke rumah Bapak. S, diperoleh data utama merujuk pada
masalah nutrisi/gizi yang di alami oleh An kedua dari Bapak. S yaitu Anak. R
(7 tahun). Menurut hasil wawancara dengan Ibu N (33 tahun), Anak. R
mendapatkan imunisasi lengkap sejak kecil dan mendapatkan ASI selama 2
tahun. Selain itu, Ibu N mengatakan, Anak. R pernah mengalami flek paru
saat usia 4 tahun dan sekarang sudah sembuh. Ibu N juga mengatakan bahwa
Anak. R memiliki riwayat kejang-kejang, stip, gejala tipes.
Hasil skrining yang telah dilakukan sebelumnya yaitu pada tanggal 10 Mei
2013 diperoleh data BB Anak. R 18 kg, dan TB 113 cm. Namun saat
mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik kerumah keluarga Bapak. S
didapatkan BB. Anak. R 18 kg dan TB 117 cm. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tersebut, diperoleh bahwa menurut Standar Antropometri
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
29
Universitas Indonesia
Penilaian Status Gizi Anak berdasarkan Kemenkes yaitu Anak. R termasuk
pada ketegori status gizi kurus (IMT 13,1 SD), sedangkan berdasarkan standar
WHO Anak. R berada dibawah garis merah. Berdasarkan hasil observasi,
Anak. R terlihat kurus, rambut lurus tipis. Hasil pemeriksaan fisik lainya,
tidak didapatkan adanya masalah kesehatan lain yang terjadi pada Anak. R.
Hasil wawancara lainnya yang telah dilakukan mahasiswa selama kunjungan
ke rumah Bapak. S, Ibu N mengatakan bahwa penyediaan makanan sehari-
hari dikeluarga masak sendiri, namun jika lagi sibuk, Ibu N membeli makanan
di warung. Ibu N mengatakan, sehari-hari masak sayur, lauk ikan ataupun
ayam, menyediakan buah-buahan namun anak-anak kurang menyukai
sayuran. Ibu N mengatakan tidak pernah menyiapkan bekal untuk anak saat
pergi ke Sekolah. Pada saat Anak. R pergi sekolah, Ibu N mengatakan
kadang-kadang menyiapkan makanan untuk sarapan, dan memberi uang saku
kepada Anak. R p.4000,- saat pergi sekolah untuk memberli makanan ataupun
jajanan disekolah. Saat berbincang-bincang dengan Anak. R, Anak. R
mengatakan uangnya habis untuk jajan. Ibu. N juga mengatakan, setelah
pulang sekolah, Anak. R meminta uang tambahan untuk jajan dan bermain
bersama teman-teman dilingkungan sekitar rumah. Ibu. N mengatakan
Anak.R dapat jajan hingga Rp. 10.000,-/hari.
Selain itu, Ibu. N mengatakan suka menyiapkan cemilan yang lebih banyak di
beli diluar daripada dibuat sendiri oleh Ibu. N. Ibu N mengatakan, memasak
makanan sesuai dengan makanan sesuai dengan keinginan anak. Ibu. S juga
mengatakan, selalu mengingatkan anak-anak untuk makan dan kadang-kadang
menyuapkan Anak. R jika sedang tidak nafsu makan. Ibu N mengatakan tidak
pernah memeriksakan BB dan TB setiap 3 bulan sekali, hanya terkadang saat
sedang ke dokter sekalian periksa BB dan TB. Pola makan anak kadang 2-3
x/hari dan hanya 3-4 sendok/sekali makan. Ibu N mengatakan anak tidak
pernah menghabiskan makanan yang telah disediakan oleh Ibu S. Anak. R
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
30
Universitas Indonesia
menyukai ayam goreng dan ditambah dengan kecap. Ibu S mengatakan, saat
sedang lagi sibuk, Anak. R hanya dimasakan telor goreng dan ditambah kecap
di nasinya.
3.2 Diagnosa Keperawatan
Data-data yang sudah didapatkan pada saat pengkajian kemudian dianalisis
untuk menegakkan masalah keperawatan dan bersama keluarga menghitung
skoring untuk menetapkan prioritas masalah yang ingin diatasi. Berdasarkan
hasil skoring tersebut didapat bahwa diagnosis prioritas yang ingin diatasi
yaitu diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi
tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik (Nanda, 2011).
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosis Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh pada Anak. R. Tujuan umum yaitu setelah dilakukan intervensi,
keluarga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia sekolah yang ditandai
dengan peningkatan status gizi. Sedangkan tujuan khusus terdiri dari lima
fungsi kesehatan keluarga yaitu:
3.3.1 Tujuan Khusus I
Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu
mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan:
a. Keluarga mampu menyebutkan definisi gizi seimbang yaitu suatu zat
makanan yang diperlukan tubuh sesuai dengan usia anak.
b. Keluarga mampu menyebutkan empat dari dari delapan penyebab
timbulnya masalah gizi kurang yang terdiri dari perekonomian yang
kurang, pemberian makan anak dan pola asuh keluarga, penyakit infeksi
atau kronis, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan makanan, komposisi
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
31
Universitas Indonesia
makanan tidak seimbang ketersediaan air minum yang memadai, kondisi
lingkungan, gizi ibu saat hamil.
c. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima tanda dan gejala masalah
gizi kurang yaitu badan kurus, rambut tipis berwarna kemerahan dan
mudah rontok, lemah dan pucat, kulit kering dan kusam, pusing.
d. Keluarga mampu menyebutkan dua dari tiga pentingnya gizi seimbang
yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan potensi
kecerdaan anak meningkatkan daya tahan tubuh anak.
3.3.2 Tujuan Khusus 2
Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu
mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan :
a. Keluarga mampu menyebutkan dua dari tiga akibat gizi kurang
diantaranya pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu, anak mudah
sakit, kecerdasan anak kurang/lambat.
b. Akan merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang dengan
mengatakan mau merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang.
3.3.3 Tujuan Khusus 3
Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu
mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan:
a. Keluarga mampu menyebutkan menyebutkan triguna makanan yang
terdiri dari zat tenaga sebagai zat tenaga, sebagai sumber tenaga untuk
beraktivitas dan sumber makanan pokok (karbohidrat) seperti, nasi, roti,
gula, singkong, ubi, dll. zat pengatur, sebagai pengatur meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap penyakit, terdapat dalam buah dan sayur
(vitamin dan mineral) seperti, wortel, jeruk, nanas, bayam, kangkung, dll.
Zat pembangun, sebagai pupuk untuk proses berpikir, untuk pertumbuhan
bertambah besar dan tinggi terdapat dalam lauk pauk (protein dan lemak),
seperti ikan, telur, tempe, daging, susu, dll
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
32
Universitas Indonesia
b. Keluarga mampu menyebutkan empat dari sembilan cara mengatasi
masalah gizi kurang yang meliputi memberi jenis makanan yang
seimbang (triguna makanan) pada saat anak sakit maupun sehat.
c. Keluarga mampu menyebutkan dua dari empat cara memilih makanan
yaitu harga terjangkau, nilai gizi baik atau seimbang, masih segar, tidak
layu dan tidak berbau busuk, serta mudah didapat.
d. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari enam cara mengolah makanan
meliputi sayuran dan buah dicuci air yang mengalih terlebih dahulu baru
di potong-potong, sayuran dimasak jangan terlalu lama, alat-alat masak
dan makan dicuci bersih, cuci tangan sebelum masak dan makan, beras di
cuci tidak sampai bening airnya, dan lauk juga di cuci dan dibuang
kotorannya sebelum di potong.
e. Keluarga mampu menyusun menu sesuai dengan kebutuhan anak usia
sekolah yaitu nasi 2-3 piring, lauk 2-4 potong, sayur 1-1 ½ mangkok, dan
buah-buahan, susu 1-2 gelas
f. Keluarga dan anak mampu menyusun dan mengontrol jadwal kegiatan
harian anak mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur dimalam hari
3.3.4 Tujuan Khusus 4
Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu
mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan:
a. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima cara menyajikan makanan
yaitu jenis makanan bervariasi setiap hari, Jenis makanan bervariasi setiap
harinya, kombinasi jenis makanan hewani dan nabati, disajikan dalam
bentuk hangat, perhatikan jadwal menu makanan, jumlah makanan sesuai
dengan kebutuhan.
b. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima prinsip cara mengatasi anak
yang tidak bersedia makan yaitu jangan dipaksa tapi, ikuti keinginan anak
misalnya, sambil bermain, beri makan sesuai selera anak dan tidak
membosankan, jangan memberi makanan yang manis sebelum makan,
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
33
Universitas Indonesia
sajikan makanan dalam bentuk menarik, berikan makanan dalam porsi
kecil tapi sering.
c. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima lingkungan yang
mendukung untuk menimbulkan nafsu makan anak yaitu makan bersama
anggota keluarga yang lain, makanan yang dihidangkan dalam keadaan
hangat, menggunakan alat makan yang menarik, makan sambil bercerita,
jenis makanan bervariasi dan menarik.
3.3.5 Tujuan Khusus 5
Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu
mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan:
a. Keluarga mampu menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi
yaitu puskesmas, rumah sakit, dan klinik dokter
b. Keluarga mampu menyebutkan manfaat kunjungan yaitu mendapatkan
pemeriksaan kesehatan anak, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan dan menangani masalah gizi kurang.
c. Keluarga juga diharapkan rutin mengunjungi pelayanan kesehatan untuk
memeriksakan kesehatan anak.
3.4 Implementasi
Implementasi yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan
perencanaan mengenai diagnosis yang telah dibuah sebelumnya yaitu asuhan
keperawatan keluarga. Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Anak. R yaitu
memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang sesuai dengan
lima tugas kesehatan keluarga. Implementasi dilakukan pertama kali pada hari
selasa, tanggal 28 Mei 2013 yaitu pada kunjungan ke lima. Implementasi yang
dilakukan yaitu memberikan pendidikan kesehatan pada tujuan khusus
pertama hingga ke tiga.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
34
Universitas Indonesia
Pada tujuan khusus pertama, yaitu mengenalkan masalah kesehatan yang
terjadi pada salah satu anggota keluarga dimulai dari penjelasan mengenai
definisi dari gizi seimbang dan gizi kurang. Setelah keluarga mengerti dan
paham mengenai defisini gizi seimbang dan gizi kurang, kemudian
dilanjutkan dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai contoh dari
setiap gizi seimbang melalui kartu bergambar makanan dan food models.
Setelah keluarga paham, maka intervensi dilanjutkan dengan menjelaskan
penyebab gizi kurang, pentingnya gizi seimbang serta tanda dan gejala gizi
kurang hingga keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang status
gizi kurang yang terjadi pada Anak. R. Berdasarkan respon yang diberikan
oleh keluarga, maka dapat di simpulkan bahwa keluarga dianggap telah
mengenal masalah gizi kurang dan akan dilanjutkan pada tujuan khusus
kedua.
Pada tujuan khusus kedua, yaitu membantu keluarga untuk mengambil
keputusan dalam merawat anggta keluarga yang mengalami gizi kurang
dengan memberikan penjelasan mengenai akibat dari gizi seimbang sampai
keluarga mampu untuk memutuskan bahwa masalah gizi seimbang yang pada
keluarga khususnya yang dialami oleh Anak. R memang harus diatasi demi
meningkatkan status gizi Anak. R agar tidak mempengaruhi tumbuh kembang
pada saat remaja hingga dewasa.
Tujuan khusus ketiga yaitu keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah gizi kurang. Implementasi pertama pada tujuan khusus
ketiga ini yaitu pendidikan kesehatan mengenai triguna makanan yang terdiri
dari zat tenaga, pengatur, dan pembangun serta zat mineral sebagai zat
pelengkap gizi seimbang. Setelah keluarga mampu menyusun triguna
makanan. Menyusun triguna makanan untuk mengetahui respon kognitif,
verbal dan psikomotor dari keluarga. Media yang digunakan dalam menyusun
triguna makana ini yaitu kartu model makanan yang terdiri dari berbagai jenis
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
35
Universitas Indonesia
gambar yang mengandung zat tenaga, pengatur, dan pembangun, serta sumber
zat mineral seperti gula dan garam. Setelah keluarga mampu menyusun
triguna makanan, dilanjutkan penjelasan mengenai porsi makanan yang sesuai
dengan usia anak sekolah dan menyusun contoh menu makanan seimbang
untuk hari berikutnya.
Implementasi kedua dilakukan pada hari Jumat, 31 Mei 2013 yaitu
mengevaluasi tujuan khusus pertama dan tujuan khusus ke tiga yaitu
menyusun menu seimbang untuk makanan sehari-hari Anak.R. Implementasi
ke tiga dilakukan pada hari Senin, 10 Juni 2013 yaitu mengevaluasi
melanjutkan tujuan khusus ketiga yaitu mengevaluasi menu yang telah dibuat
oleh Ibu N dan melanjutkan tujuan khusus ketiga selanjutnya yaitu membuat
jadwal kegiatan harian Anak. R. Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan
kepada keluarga mengenai berbagai cara untuk merawat anggota keluarga
yang mengalami gizi kurang yang terdiri dari memberi jenis makan yang
seimbang sesuai dengan triguna makanan, memberikan makanan sesuai
dengan kebutuhan anak, makan yang teratur, jangan memberikan jajanan saat
ingin atau sedang makan, memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering,
memberi makan bersama anak, memberikan makan anak sambil bermain dan
bercerita, dan tata cara makanan yang menarik, misalnya warna piring dan
gelas yang menarik.
Setelah menjelaskan dan mengevaluasi pengetahuan keluarga mengenai cara
mengatasi gizi kurang, dilanjutkan dengan cara memilih makanan yang baik
yang meliputi harga yang terjangkau, nilai gizinya baik, masih segar, tidak
layu dan tidak berbau busuk serta mudah didapat. Intervensi yang dilakukan
selanjutnya yaitu cara mengolah makanan. Keluarga diberikan pengetahuan
mengenai cara mengolah makanan yang benar diantaranya sayuran dan buah-
buahan di cuci dengan air yang mengalir terlebih dahulu baru di potong,
sayuran dimasak jangan terlalu lama, alat-alat masak dan makan di cuci
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
36
Universitas Indonesia
bersih, cuci tangan sebelum makan dan masak dan lauk juga di cuci dan
dibuang kotorannya sebelum di potong. Setelah penjelasan mengenai cara
merawat anggota keluarga yang mengalami gizi kurang, maka dilanjutkan
kontrak untuk pertemuan ke empat selanjutnya yaitu memodifikasi
makanan/cemilan sehat nugget tempe pada implementasi kelompok yang
dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Juni 2013.
Implementasi ke lima dilakukan pada hari Senin 15 Juni 2013 yaitu
melakukan tujuan khusus ke empat dan ke lima. Pada tujuan khusus ke empat,
implementasi yang diberikan yaitu memberikan pendidikan kesehatan
mengenai cara memodifikasi lingkungan yaitu dengan menjelaskan cara
penyajian makanan yang meliputi jenis makanan bervariasi setiap harinya,
kombinasi jenis makanan hewani dan nabati, disajikan dalam bentuk hangat,
perhatikan jadwal menu makanan, jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan.
Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan cara mengatasi anak yang susah
makan yaitu jangan dipaksa, tapi ikuti keinginan anak misalnya makan sambil
bermain, beri makanan sesuai dengan selera anak dan tidak membosankan,
jangan memberikan makanan yang manis sebelum makan, sajikan makanan
dalam bentuk menarik, berikan makan dalam porsi kecil namun sering.
Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan Lingkungan yang mendukung untuk
menimbulkan nafsu makan: makan bersama anggota keluarga yang lain,
makanan yang dihidangkan dalam keadaan hangat, menggunakan alat makan
yang menarik, makan sambil bercerita, jenis makanan bervariasi dan menarik.
Setelah penjelasan mengenai tujuan khusus ke empat selesai, maka
dilanjutkan pada tujuan khusus ke lima.
Tujuan khusus kelima yang dilakukan pada keluarga Bapak. S yaitu
pemanfaatn fasilitas kesehatan. Tujuan khusus ke lima diberikan dengan
menjelaskan mengenai fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
37
Universitas Indonesia
mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga yaitu puskesmas, rumah
sakt dan klinik dokter. Selain itu, pada tujuan khusus ke lima, keluarga juga
diberikan penjelasan tentang manfaat dari kujungan ke fasilitas kesehatan
yaitu mendapatkan pemeriksaan kesehatan anak, mendapatkan penyuluhan
dan informasi kesehatan dan untuk mengatasi masalah gizi kurang. Setelah
keluarga mengetahui tujuan khusus ke lima ini, diharapkan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan
anggoata keluarga Bapak. S Implementasi ke enam dilakukan pada hari Senin,
17 Juni 2013 yaitu mengevaluasi tujuan khusus pertama hingga ke lima dan
kunjungan terakhir dimanfaatkan untuk terminasi kepada keluarga Bapak S.
Implementasi unggulan yang dilakukan yaitu lebih menekankan pada
psikomotor orangtua maupun anak yaitu pendidikan kesehatan mengenai gizi
seimbang “triguna makanan”, menyusun menu harian gizi seimbang dan
pengaturan aktivitas harian anak dengan membuat jadwal kegiatan harian.
Selain implementasi yang telah disebutkan diatas, keluarga juga di ikutkan
dalam implementasi kelompok untuk mengatasi diagnosa peningkatan angka
kejadian gizi kurang pada anak usia sekolah di RW 03 Kelurahan Cisalak
Pasar yaitu pada hari Sabtu, 01 Juni 2013 mengenai jajan sehat anak sekolah
yang melibatkan anak usia sekolah disekitar RW dan implementasi lainya
pada hari Rabu, 12 Juni 2013 mengenai gizi sehat dan memodifikasi makanan/
cemilan sehat nugget tempe.
3.5 Evaluasi
Asuhan keperawatan keluarga kelolaan dilakukan selama lima minggu
sebanyak 11 kali pertemuan, terdiri dari pengkajian selama empat kali
pertemuan dan enam kali implementasi dan 1 kali pertemuan untuk terminasi.
Evaluasi yang ingin dijabarkan oleh penulis terdiri dari rangkungan dari
semua implementasi yang telah dilakukan kepada keluarga Bapak. S. Evaluasi
yang didapatkan selama lima minggu kunjungan ke keluarga kelolaan yaitu
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
38
Universitas Indonesia
pada minggu pertama dan kedua dilakukan untuk mengkaji keadaan keluarga
dan menemukan masalah kesehatan yang terdapat pada keluarga Bapak. S.
dan melakukan intervensi here and now.
Pada minggu ketiga, dilakukan implementasi untuk tujuan khusus pertama
hingga ketiga yaitu mengenalkan keluarga pada masalah kesehatan yang
dialami oleh salah satu anggota keluarga, membantu keluarga untuk
memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah gizi kurang,
dan bersama keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami masala gizi
kurang hingga keluarga mampu menyusun menu harian gizi seimbang. Pada
minggu ketiga tersebut, evaluasi yang didapatkan yaitu keluarga sudah
mampu mengenal masalah, memutuskan merawat anggota keluarga yang
mengalami gizi kurang yaitu Anak. R dan merawat anggota keluarga dengan
memahami triguna makanan dan cara menyusun menu harian gizi seimbang.
Pada minggu ke empat, dimanfaatkan untuk memberikan implementasi untuk
tujuan khusus ke tiga mengevaluasi menu harian gizi seimbang, membuat
jadwal kegiatan harian anak, cara pemilihan makanan, dan cara pengolahan
makan makanan yang benar. Selain itu, pada minggu ke empat ini juga
dimanfaatkan untuk menyelesaikan implementasi untuk tujuan khusus ke
empat dan lima yaitu memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan fasilitas
kesehatan. Tugas kesehatan keluarga kelima sebenarnya sudah mampu
dilaksanakan keluarga sebelum dilakukan kunjungan oleh mahasiswa, karena
dalam keluarga sudah menerapkan bahwa jika ada salah satu anggota keluarga
yang mengalami sakit, misalnya demam dan tidak kunjung mengalami
perbaikan atau malah bertambah buruk dengan perawatan sederhana seperti
kompres dan minum obat penurun panas, maka keluarga akan langsung
membawa anggota keluarga tersebut ke pelayanan kesehatan. Dalam
mengatasi masalah gizi kurang ini, belum terlihat adanya pemanfaatan
fasilitas kesehatan karena kondisi anak masih dalam batas risiko gizi kurang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
39
Universitas Indonesia
dan fisik anak yang masih dalam keadaan baik dan tidak mengalami keluhan
yang serius.
Selain itu, pada minggu kelima ini dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi
implementasi tujuan khusus pertama sampai tujuan khusus ke lima. Pada
minggu ke lima ini, diperoleh bahwa keluarga telah mencapai lima tugas
kesehatan keluarga yang meliputi mampu mengenal masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga khsususnya pada Anak R, keluarga Bapak. S juga
mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan gizi kurang. Selain itu, keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang mengalami masalah gizi kurang, serta memodifikasi
lingkungan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah gizi
kurang pemanfaatan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang tidak
hanya untuk mengatasi masalah gizi kurang namun juga untuk mengatasi
masalah kesehatan lainnya.
Selama kunjungan dan intervensi yang telah dilakukan selama lima minggu,
keluarga dalam membina hubungan kerjasama yang baik dengan mahasiswa
untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan didalam keluarga yaitu
yang terjadi pada Anak. R yang memgalami risiko gizi kurang. Selama
kunjungan rutin dan pembinaan di keluarga baik keluarga maupun mahasiswa
sama-sama memperoleh informasi secara langsung mengenai masalah gizi
kurang. Selama lima minggu tersebut, keluarga yang awalnya memliliki
“Tingkat Kemandirian I” yang meliputi: menerima petugas puskesmas
(mahasiswa), menerima yankes sesuai rencana dan sekarang tingkat
kemandirian keluarga telah meningkat pada “Tingkat Kemandirian III”
yaitu: menerima petugas puskesmas/mahasiswa, menerima yankes sesuai
rencana, menyatakan masalah kesehatan secara benar, memanfaatkan fasilitas
kesehatan sesuai anjuran, melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran,
melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
40 Universitas Indonesia
BAB IV
ANALISIS SITUASI
4.1 Profil Lahan Praktik
Depok adalah salah satu kota dipinggiran Jakarta. Cisalak Pasar adalah sebuah
kelurahan yang terletak di Kecamatam Cimanggis, Kota Depok, Jawa Tengah.
Luas wilayah Cisalak Pasar yaitu 16500km2. Berdasarkan sensus penduduk
kota Depok tahun 2010, jumlah penduduk kota Depok sebesar 1,7 juta jiwa
dan tahun 20111 mencapai 1,8 jiwa. Berdasarkan BPS kota Depok tahun
2012, penduduk terbesar adalah kecamatan Cimanggis 242.214 orang
(13,95%. Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis memiliki penduduk
sebesar 17.869 ribu jiwa (7,4%). Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh
Herlina (2013) terdapat populasi anak usia sekolah enam sampai 12 tahun
sekitar 3066 jiwa (Laporan rekapitulasi penduduk kelurahan Cisalak Pasar).
Berdasarkan hasil skriring yang dilakukan oleh penulis pada 47 anak usia
sekolah didapatkan 19 anak yang mengalami gangguan nutrisi baik gizi
kurang maupun gizi lebih dan 15 anak diantaranya dijadikan kelolaan oleh
lima mahasiswa profesi Fakultas Ilmu Keperawatan UI.
Wilayah RW 03 terdiri dari sembilan RW yang salah satunya adalah RW 03.
RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar memiliki enam RT yaitu RT 01, RT 02, RT
03, RT 04, RT 05 dan RT 06. Dahulu, wilayah RW 03 adalah tanah kosong,
rawa dan kebun. Seiring dengan bertambahnya tahun, maka RW 03 pun
semakin diramaikan oleh pendatang dari luar wilayah Depok. Penduduk di
kelurahan RW. 03 kebanyakan merupakan pendatang yang berasal dari Jawa.
sedangkan penduduk aslinya menjadi warga minoritas di daerah ini. Selain
suku jawa, penduduk pendatang di RW 03 juga ada yang berasal dari Sumatra.
Meskipun banyak pendatang, bahwa yang digunakan oleh penduduk sekitar
adalah bahasa Indonesia.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
41
Universitas Indonesia
Penduduk di RW 03 tidak memiliki tempat pembuangan sampah khusus, akan
tetapi penduduk memanfaat lahan kosong di RW 06 sebagai tempat
pembuangan sampah sementara. Sampah yang dibuang masyarakat ditempat
pembuangan sampah sementara antara lain sampah rumah tangga, dedaunan,
kayu ataupun sampah bangunan yang sudah tidak terpakai. Udara disekitar
lingkungan RW 03 cukup bersih karena masih terdapat tanaman hijau di
beberapa rumah penduduk. RW 03 memiliki beberapa sarana pendidikan yaitu
TPA di RT 05 dan PAUD di RT 06 dan RT. 01. Perpustakaan kecil terdapat di
RT 02 yang berisi majalah dan buku untuk anak-anak.
Wilayah kelurahan Cisalak Pasar terdapat beberapa fasilitas pelayanan
kesehatan yaitu puskesmas Cimanggis, klinik bidan, dan RS Tumbuh
Kembang. Puskesmas Cimanggis sendiri, belum mempunyai program khusus
untuk gizi anak usia sekolah sehingga tidak ada penanganan untuk kasus gizi
apabila ditemukan pada anak usia sekolah. Akan tetapi jika ada anak usia
yang mengalami masalah nutrisi baik nutrisi kurang atau lebih dapat
membawa anak ke Puskesmas Cimanggis khususnya pada Poli Anak untuk
mendapatkan perawatan agar masalah nutrisi yang dialami anak dapat teratasi
dan kondisi anak tidak semakin memburuk yang nantinya akan dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak pada tahap perkembangan selanjutnya.
Selain itu, di wilayah RW 03 sendiri, terdapat fasilitas kesehatan yang
meliputi posyandu dan posbindu Mawar 1 di RT 05 dan Mawar II di RT 06.
Masalah kesehatan yang teridentifikasi di Kelurahan Cisalak Pasar khususnya
di RW 03 yaitu penyakit hipertensi, diabetes, dan asam urat. Untuk usia anak-
anak (balita) di posyandu saat ini banyak yang tidak terpenuhi kebutuhan ASI
yaitu usia bayi dibawah 6 bulan sudah mendapatkan makanan pendamping
ASI. Sedangkan untuk anak usia sekolah, masalah kesehatan yang muncul
yaitu gangguan nutrisi risiko gizi kurang. Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa ibu RT dan Kader di RW 03 terdapat beberapa anak yang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
42
Universitas Indonesia
memiliki badan kurus dan pendek dikarenakan faktor ekonomi, penyakit lama
(TBC), malas makan, dan kebiasaan jajan anak.
4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep KKMP dan Konsep
Kasus Terkait
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan termasuk dalam lingkup
keperawatan komunitas, karena masyarakat perkotaan merupakan komunitas
yang tinggal disuatu perkotaan dengan semua keadaan dan kondisi yang ada
dilingkungan kota. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan memiliki
delapan karakteistik dan merupakan hal yang penting dalam melakukan
praktik (Allender, Rector & Warner, 2010) yaitu merupakan kombinasi antara
keperawatan publik dan keperawatan klinik, berfokus pada populasi,
menekankan terhadap pencegahan akan penyakit serta adanya promosi
kesehatan dan kesejahteraan diri, mempromosikan tanggung jawab klien dan
self care, menggunakan pengesahan/pengukuran dan analisa, menggunakan
prinsip teori organisasi dan melibatkan kolaborasi interprofesional.
Adanya keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan tidak terlepas dari
berbagai macam masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat meningkatnya
urbanisasi di perkotaan. Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa masalah-
masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat perkotaan yaitu
penyakit infeksi (TB, hepatitis, pneumonia), penyakit tidak menular (stroke,
diabetes melitus, hipertensi). Untuk aggregat anak usia sekolah, masalah
kesehatan yang banyak terjadi diperkotaan yaitu kecelakaan kendaraan
bermotor, gangguan nutrisi baik nutrisi lebih maupun nutrisi kurang,
penganiayaan terhadap anak, penyakit kronis, perubahan perilaku (pola
makan, penyalahgunaan substansi-subtansi).
Anak usia sekolah merupakan bagian dari kelompok masyarakat perkotaan
yang membutuhkan perhatian khusus karena peranan mereka sangat dominan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
43
Universitas Indonesia
dan sangat menentukan kualitas hidup di usia dewasa kelak. Secara
epidemiologis, menurut Judarwanto (disampaikan pada Seminar Populer
Ilmiah Kesehatan Anak Usia Sekolah, 2005) penyebaran penyakit berbasis
lingkungan di kalangan anak usia sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus
infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran
pernapasan akut, serta gangguan nutrisi terhadap makanan akibat buruknya
sanitasi dan keamanan pangan. Selain itu risiko gangguan kesehatan pada
anak akibat pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan
pembangunan makin meningkat. Seperti makin meluasnya gangguan akibat
paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri
dan rumah tangga serta gangguan kesehatan akibat bencana. Selain
lingkungan, masalah yang harus diperhatikan adalah membentuk perilaku
sehat pada anak sekolah (Judarwanto, 2005).
Anak usia sekolah tumbuh lebih lambat dibandingkan balita dan bayi. Anak
usia sekolah membutuhkan banyak kalori. Daerah perkotaan sering dijumpai
jajanan tidak sehat dan kurang bersih sehingga menimbulkan penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Selain itu, anak usia sekolah
banyak mengkonsumsi gula seperti permen dan makanan yang manis-manis
dan makanan siap saji yang banyak mengandung lemak (Stanhope &
Lancaster, 2004). Kandungan lemak, gula, garam, yang tinggi pada makanan
olahan, makanan siap saji, dan makanan ringan yang dibeli dipedangan kaki
lima, gerai makanan yang telah meningkat jumlahnya disebagian kota
menyebabkan tejadinya gangguan nutrisi pada anak usia sekolah.
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah diperkotaan biasanya
berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi
yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri
(Stone, Clemen, McGuire & Eigsti, 2002). Permasalahan lain yang belum
begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
44
Universitas Indonesia
pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah
sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini
akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan anak.
Pada kasus klien kelolaan, diketahui bahwa Anak. R (7 tahun) adalah anak
usia sekolah memiliki perilaku-perilaku yang tidak sehat, seperti sering jajan
dipinggir jalan dekat sekolah, tidak mencuci tangan ketika menyantap
makanan dan terkadang tidak sarapan saat pergi sekolah. Perilaku-perilaku
yang ditunjukkan oleh Anak. R sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Asfariana (2008) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masalah gizi
kurang adalah kebiasaan jajan dan perilaku tidak sehat yang dilakukan oleh
anak usia sekolah. Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Stanhope dan Lancaster (2004) bahwa perilaku anak yang tidak sehat dapat
mengakibatkan masalah-masalah kesehatan pada anak usia sekolah
diperkotaan, seperti masalah nutrisi dan masalah peningkatan risiko infeksi
dimana dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak serta prestasi anak di
sekolah.
Masalah nutrisi yang dialami anak usia baik pada zaman urbanisasi ini dapat
dipengaruhi oleh faktor ekonomi (Stanhope & Lancaster, 2004). Stanhope dan
Lancaster (2004) mengatakan bahwa keluarga yang memiliki pendapatan
rendah berisiko mempunyai gizi yang kurang, kemiskinan, konstribusi yang
kurang dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi. Hal ini tidak terjadi pada
keluarga Bapak S. dimana keluarga yang memiliki ekonomi menengah,
biasanya memiliki daya beli yang cukup, dibuktikan dengan uang jajan yang
diberikan saat pergi sekolah sebesar Rp. 4000,- dan ditambah saat berada
dirumah, kebiasaan jajan Anak. R tetap dilakukan sehingga Ibu N mengatakan
jumlah uang jajan Anak. R dalam sehari mencapai Rp. 10.000,- dan makanan
yang dibeli adalah snack, ciki, dan permen.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
45
Universitas Indonesia
Hasil pengkajian yang telah dilakukan, Keluarga Bapak.S memiliki
penghasilan ± Rp. 2 juta perbulan yang berasal dari hasil pembuatan tempe
yang dilakukan di rumah bersama dengan istrinya. Seharusnya dengan status
ekonomi dan penghasilan tersebut, keluarga Bapak. S khususnya Anak. S
tidak mengalami risiko mengalami gizi kurang, akan tetapi karena perilaku
Anak. R yang suka jajan mengakibatkan Anak. S menjadi jarang memakan-
makanan yang disediakan oleh Ibu N dirumah karena merasa sudah kenyang
dengan makanan yang dibelinya sendiri, padahal makaan tersebut tidak
diketahui asal pembuatannya dan status gizi dengan jelas. Ibu N mengatakan
setiap hari sudah mencoba memasak sayur-sayuran, akan tetapi kedua
anaknya tidak mau maka sayur dan akhirnya sayur yang dimasak oleh Ibu N
dihabiskan oleh Bapak. S dan Ibu N sendiri. Akan tetapi, Ibu N selalu
menyediakan buah-buahan di rumah sebagai pengganti anak-anaknya yang
susah untuk mengkonsumsi sayur.
Ada beberapa perilaku maladaptif yang dilakukan oleh Ibu N yaitu jika
sedang sibuk dan malas untuk masak, Ibu N membeli makanan di pedagang
ataupun warung disekitar lingkungan tempat tinggal keluarga Bapak. S seperti
pedagang gorengan mie ayam, makan warteg, pedagang es keliling. Ibu N
mengetahui bahwa makanan yang dibeli belum tentu terjamin pengolahan,
kebersihan, dan waktu simpan serta penyajianya walaupun murah, mudah
didapat, menarik, dan cita rasanya sesuai dengan selera anggota keluarga.
Menurut Stone, Clemen, McGuire dan Eigsti, (2002), waktu penyimpanan dan
pengolahan makanan dapat meningkatkan kontaminasi terhadap
perkembangbiakan bakteri. Waktu penyimpanan dan penyajian makanan yang
dibeli oleh Ibu N sekitar 2-3 jam dan terkadang tidak ditutup ataupun dikemas
dengan baik sehingga akan memberi cukup kesempatan bagi bakteri untuk
berkembang biak. Oleh karena itu, makanan yang disimpan terlalu lama dapat
meningkatkan kontaminasi dan jumlah bakteri dalam makanan yang disajikan.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
46
Universitas Indonesia
Ibu N mengatakan makanan yang sering dibelinya seperti gorengan dibungkus
oleh kertas koran dan kantong resek berwarna. Padahal kantong kresek
berwarna terutama berwarna hitam kebanyakan merupakan produk daur ulang
dimana dalam proses daur ulang tidak diketahui riwayat penggunaan
sebelumnya, apakah bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran
hewan atau manusia, limbah logam berat dan lain-lain. Kertas koran atau
majalah yang digunakan untuk membungkus makanan, seperti gorengan,
kebanyakan mengandung timbal (Pb) dari tinta cetak yang dapat berpindah
dengan mudah dari kertas ke makanan yang panas dan berlemak sehingga
berisiko terjadi kerusakan otak dan system saraf pusat dan saluran cerna
(Stone, Clemen, McGuire & Eigsti, 2002).
Selain faktor ekonomi, faktor pendidikan orang tua pun mempengaruhi
masalah nutrisi pada anak usia sekolah (Stanhope & Lancaster, 2004). Orang
tua yang berpendidikan rendah yang kurang mengetahui gizi yang baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak, cenderung apatis terhadap makanan
yang dikonsumsi anak, sehingga orang tua cenderung membiarkan anak untuk
jajan sembarangan di pinggir jalan dekat sekolah dibandingkan makan
makanan dari rumah. Padahal jajanan yang dibeli anak tersebut belum tentu
jajanan yang sehat dan bebas dari kontaminasi mikroba atau hinggapan lalat
dan serangga lainnya.
Hasil observasi saat anak pulang sekolah di RW.03, makanan yang biasanya
dibeli di pinggir jalan terlihat berwarna menarik. Kemungkinan besar
makanan yang dibeli oleh anak-anak tersebut anak-anak tersebut mengandung
zat pewarna, seperti Rhodamin B (pewarna sintesis yang digunakan pada
industry tekstil dan kertas, yang memberikan warna merah terang) dan
methanyl yellow (pewarna sintesis yang digunakan pada industri tekstil dan
cat, yang memberikan warna kuning kecoklatan), bahan tambahan pangan
(BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
47
Universitas Indonesia
Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999, karena dapat
mengakibatkan gangguan fungsi hati, iritasi lambung, alergi, bersifat
karsinogenik dan mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel atau jaringan).
Selain itu, jajanan yang dibeli anak-anak kemungkinan banyak mengandung
mikroba (seperti E.coli, Shigella, Salmonella, dan Staphylococcus aureus),
MSG (monosodium glutamate), garam yang tidak beryodium, formalin dan
boraks (yang terdapat pada otak-otak, tahu goreng, bakso, dan mie untuk
pengenyal, pengawet mayat, pembasmi kecoa, dan penghilang bau) yang
dapat mengakibatkan anak sakit perut, diare, atau keracunan (Depkes, 2010).
Selain itu, faktor pendidikan orang tua yang rendah juga cenderung
membiarkan anak untuk tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah, padahal
kebutuhan energi anak tinggi karena adanya peningkatan akitivitas di sekolah.
Sehingga mengakibatkan anak mudah pusing, lelah, dan sulit untuk
berkonsentrasi selama menerima pelajaran di sekolah, karena kadar gula darah
menurun dan nutrisi ke otak juga menurun, yang akhirnya dapat
mengakibatkan penurunan prestasi anak di sekolah (Stanhope & Lancaster,
2004). Perilaku orang tua yang membiarkan anak untuk tidak sarapan sebelum
berangkat ke sekolah juga dapat meningkatkan perilaku anak untuk jajan
sembarangan dipinggir jalan yang berisiko terkontaminasi oleh timbal (Pb)
dari sisa pembakaran/asap kendaraan, yang dapat mengakibatkan anak
menjadi sakit kepala, penurunan konsentrasi, daya ingat, dan kesulitan untuk
tidur (Stanhope & Lancaster, 2004).
Faktor budaya dan kebiasaan di dalam keluarga juga mempengaruhi perilaku
anak untuk sarapan atau tidak. Cullen, Baranowski, Rittenberry dan Olvera
(2000) menyebutkan bahwa kebiasaan makan dalam keluarga berdapak pada
anak terhadap permodelan atau menirukan perilaku orangtua. Keluarga yang
biasa sarapan di pagi hari, cenderung anak-anaknya untuk sarapan sebelum
berangkat ke sekolah. Sebaliknya, keluarga yang tidak terbiasa untuk sarapan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
48
Universitas Indonesia
pagi, biasanya anak-anak juga malas untuk sarapan sebelum berangkat ke
sekolah. Hal ini tidak diterapkan dalam keluarga. Ibu N mengatakan tidak
pernah membuat sarapan dirumah dan selalu memberi sarapan untuk anak-
anaknya. Ibu N juga mengatakan saat sarapan pagi hanya anak-anaknya saja
yang sarapan, sedangkan orangtua menyiapkan kebutuhan lain untuk
membuat tempe.
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep Penelitian Terkait
Mengatasi gangguan ketidakseimbngan nutrisi atau nutrisi kurang dapat
dilakukan dengan berbagai macam sesuai dengan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (Depkes, 2002) dan Asuhan Keperawatan terkait dengan gizi
seimbang. Berbagai macam cara yang dapat dilakukan tersebut dilakukan
melalui pendidikan kesehatan dengan memperhatikan lima tugas kesehatan
keluarga yang meliputi pengenalan keluarga terhadap masalah kesehatan,
memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan, merawat anggoata keluarga yang mengalami masalah kesehatan,
memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
dan pemanfaatan fasilitas kesehatan (Depkes, 2006).
Berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga tersebut, penullis lebih
mengotimalkan tugas kesehatan keluarga ke tiga yaitu merawat anggota
keluarga yang mengalami masalah ketidakseimbangan nutrisi dan lebih
menekankan pada dua aspek, yaitu aspek kognitif dan psikomotor. Kedua
aspek tersebut ditujukan kepada orangtua yaitu Ibu N dan Anak. R karena
pola asuh dari Ibu N dan kebiasaan Anak. R yang maladaptif. Terdapat
beberapa intervensi yang dilakukan oleh penulis pada tugas kesehatan
keluarga yang ketiga yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai
“Triguna Makanan”, menyusun menu makanan, dan membuat jadwal kegiatan
harian yang akan menjadi rutinitas harian Anak. R. Berdasarkan beberapa
intervensi tersebut, penulis mengambil dua intervensi unggulan yang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
49
Universitas Indonesia
dirasakan lebih berdampak positif yaitu pengetahuan dari Ibu dan Anak
mengenai “Triguna Makanan atau gizi seimbang” dan “menyusun jadwal
kegiatan harian anak”.
Ada beberapa alasan penulis memilih intervensi pendidikan kesehatan
mengenai “Triguna Makanan” karena triguna merupakan pedoman gizi
seimbang yang diterapkan di Indonesia (Depkes, 2002), kurangnya
pengetahuan keluarga dan anak sendiri mengenai gizi seimbang. Oleh karena
itu, penyusunan triguna makanan menjadi salah satu program unggulan yang
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan orangtua dan anak mengenai gizi
seimbang.
Pemilihan intervensi pendidikan kesehatan “Triguna Makanan” berdasarkan
Pedoman Umum Gizi Seimbang dengan menggunakan metode permainan
playing card dirasakan cukup efektif untuk memberikan informasi kepada
keluarga khususnya Ibu N dan Anak.R mengenai gizi seimbang dan makanan
sehat yang baik untuk dimakan. Metode permainan playing card diperoleh
dari inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa residen spesialis komunitas
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Prosedur intervensi ini meliputi beberapa hal yaitu memberikan pendidikan
kesehatan mengenai makanan bergizi seimbang melalui gambar dan food
models dengan Ibu dan Anak duduk berdampingan. Setelah itu, mahasiswa
menjelaskan prosedur permainan yaitu semua gambar dan food models di
aduk agar tercampur antara berbagai jenis makanan dan kandungan gizi.
Setelah semua gambar dan food models bergabung menjadi satu tumpukan,
maka selanjutnya meminta Ibu dan anak menyusun kartu dan food models
sesuai dengan jenis kandungan gizi selama 10 menit dan kemudian di evaluasi
bersama-sama apakah gambar dan food models yang disusun sudah sesuai
dengan jenis kandungan gizi (Herlina, 2013).
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Intervensi unggulan lainnya yaitu “Menyusun Jadwal Aktivitas Harian” anak.
Pemilihan intervensi ini dikarenakan perilaku anak yang maladaptif lebih
banyak jajan diluar dan bermain dibandingkan makan dan istrihat dirumah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Allender dan Spradley (2005)
aktivitas dan bermain memiliki peranan yang penting terhadap nutrisi anak.
Anak yang cenderung banyak aktiviitas diluar rumah akan lebih banyak
mengeluarkan energi dan merasa lelah sehingga untuk mengatasinya anak
suka jajan saat sedang berada di luar rumah saat beraktivitas maupun bermain.
Menurut PUGS (Depkes, 2002) untuk memperoleh gizi seimbang pada ada
usia sekolah terdapat empat prinsip yang salah satunya adalah aktivitas fisik.
Menurut Depkes (2002), aktivitas fisik yaitu kesesuaian atau keseimbangan
antara asupan dan pengeluaran energi untuk beraktivitas. Energi yang masuk
harus seimbang dengan kebutuhan aktivitas, bila energi yang masuk lebih
kecil dari kebutuhan untuk beraktivitas, maka berat badan akan turun dan
dapat menjadi kurus, sedangkan asupan energi yang melebihi kebutuhan
aktivitas akan menyebabkan kegemukan. Oleh karena itu, untuk mengatasi
aktivitas fisik anak yang lebih banyak di luar rumah dan tidak dapat dikontrol
aktivitas apa saja yang dilakukan anak baik seperti bermain dan jajan, maka
intervensi penyusunan jadwal kegiatan harian dapat dilakukan. Intervensi
penyusunan jadwal kegiatan harian ini direkomentasikan oleh mahasiswa
residen spesialis komunitas program gizi anak usia sekolah.
Selain itu, menurut Wong (2009) peningkatan kapabilitas dan kemampuan
beradaptasi pada anak usia sekolah memungkinkan kecepatan dan upaya
aktivitas motorik yang besar, otot-otot yang lebih kuat dan lebih besar
memungkinkan permainan yang lebih berat dan berlangsung lebih lama dan
meningkat tanpa anak merasa kelelahan. Oleh karena itu, jika anak usia
sekolah yang memiliki aktivitas dan bermain yang berat dan berlangsung lama
serta dilakukan tidak teratur dapat mengakibatkan terjadinya
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
51
Universitas Indonesia
ketidakseimbangan antara asupan energi yang masuk dengan energi yang
dikeluarkan.
Pemilihan intervensi menyusun jadwal kegiatan harian anak meliputi
pengkajian terhadap aktivitas yang dilakukan anak sehari-sehari. Berdasarkan
kegiatan jadwal yang disusun bersama Anak. R terdapat 13 kegiatan yang
dapat dilakukan oleh Anak. R dari bangun tidur hingga tidur lagi yang
meliputi 1) bangun tidur, 2) mandi dan sarapan, 3) pergi sekolah, 4) pulang
sekolah, menabung dan makan snack ataupun cemilan, 5) istirahat, belajar,
dan menonton, 6) makan siang, 7) main dirumah atau tidur siang, 8) main
bersama tetangga atau teman, 9) mandi dan pergi mengaji, 10) pulang
kerumah, makan kue ataupun buah-buahan, 11) sholat ke masjid, 12) makan
malam dan belajar, 13) tidur. Semua kegiatan yang telah disusun dan
dilakukan akan diberikan simbol senyum sedangkan jika kegiatan tidak
dilakukan akan diberikan simbol cemberut. Untuk 10 kegiatan yang dilakukan
setiap harinya akan diberikan bintang, dan jika selama sisa waktu kunjungan
mahasiswa semua kegiatan dilakukan dan setiap hari mendapatkan bintang,
maka Anak. R akan diberikan reward. Pemberian reinforcement positif pada
kemandirian anak akan memotivasi anak untuk dapat melakukan hal lebih
untuk bisa memandirikan dirinya (Siagian, 2004)
Sedangkan untuk menyusun menu makanan, Ibu N setiap hari sudah memasak
sayur dan menyajikan sayuran di meja makan, namun anak-anak yang sulit
untuk makan. Mengetahui kondisi tersebut. Ibu N sudah mampu mensiasati
dengan selalu menyediakan buah-buaha dirumah setiap hari.
4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat Dilakukan
Selain dua implementasi unggulan yang telah dilakukan yaitu pendidikan
kesehatan menyusun “Triguna Makanan” dan “Menyusun Jadwal Kegiatan
Harian”, ada beberapa intervensi lainnya yang telah dilakukan untuk
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
52
Universitas Indonesia
mengatasi masalah gizi kurang pada Anak. R sesuai dengan tugas lima tugas
kesehatan keluarga diantaranya yaitu memberikan pendidikan kesehatan
mengenai cara menyusun menu seimbang sesuai dengan porsi dan kandungan
gizi anak usia sekolah, cara memilih makan yang sehat dan baik, cara
mengolah makanan yang benar, cara penyajian makanan yang menarik anak
sehingga mau makan, cara mengatasi anak yang sulit makan dan
memodifikasi lingkungan yang dapat menambahkan nasfu makan anak yaitu
makan bersama dengan anggota keluarga lainnya minimal satu kali dalam
sehari.
Evaluasi dari berbagai impelementasi dan dua implementasi unggulan yang
telah dilakukan, didapatkan bahwa Anak. R mengalami penambahan berat
badan. Berat badan saat sebelum dilakukan asuhan keperawatan yaitu 18 Kg,
sedangkan berat badan setelah dilakukan intervensi dan terakhir penimbangan
didapatkan berat badan 19, 1 kg. Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
adalah terus memotivasi Ibu N agar tetap menyediakan menu seimbang setiap
hari walaupun Anak. R susah untuk mengkonsumsi sayur dengan cara
memodifikasi makanan ataupun cemilan yang dimakan anak agar anak tetap
mendapatkan makanan dengan gizi seimbang.
Modifikasi makanan dapat dilakukan misalnya dengan membuat nugget tempe
sehat yang telah didemonstrasikan dan diredemonstrasikan oleh Ibu N pada
saat implementasi. Selain itu, modifikasi makanan lainnya yaitu mie sehat
yang dimasak seperti omlet (mie dan telur) di tambah dengan berbagai zat
pengatur dan pembangun lainnya yang menjadikan mie yang dimakan anak
memiliki kandungan gizi seimbang. Mie sehat tersebut dapat dicetak atau
dibentuk dengan cetakan berbentuk kartun sesuai karakter yang disukai anak.
Selain itu, keluarga diharapkan selalu memperhatikan aktivitas Anak. R yang
banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bermain dan kegemaran
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
53
Universitas Indonesia
jajan ciki dan sebagainya dengan tetap membuat jadwal kegiatan harian yang
terencana dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan Anak. R.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
54
Universitas Indonesia
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan yang dilakukan
oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UI di RW 03 pada Anggregat
Gizi Anak Usia Sekolah yag dilaksanakan sejak Mei hingga Juni 2013.
Pelaksanaan praktik keperawatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat
dalam mencegah dan mengatasi permasalah kesehatan yang ada maupun
mempertahankan status kesehatannya.
Pengkajian asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada salah satu
keluarga yang tinggal di RW 03 yaitu keluarga Bapak. S didapatkan bahwa
anak usia sekolah yaitu Anak. R cenderung memilih-milih makanan yang
dimakan sesuai dengan keinginanannya. Selain itu, faktor lain yang juga
mempengaruhi adalah kebiasaan jajan dan jenis makanan yang dikonsumsi
yang mengakibatkan Anak. R merasa lebih kenyang dan malas untuk makan
dirumah. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut dan beberapa perilaku
maladaptif yang telah dilakukan oleh keluarga maupun Anak. R sendiri
didapatkan bahwa masalah kesehatan kesehatan utama pada keluarga Bapak.
S adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Perencanaan keperawatan yang akan diberikan untuk mengatasi masalah
kesehatan ketidak seimbanga nutrsi yaitu sesuai dengan lima tugas kesehatan
keluarga yang meliputi mampu mengenal masalah yang dialami oleh keluarga,
mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah gizi kurang, mampu merawat anggota keluarga yang mengalamii gizi
kurang, mampu memodifikasi lingkungan serta mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
55
Universitas Indonesia
Impelementasi untuk pemecahan masalah yang dilakukan untuk mengatasi
masalah gangguan nutrisi yang terjadi di keluarga Bapak. S dengan
memanfaatkan lima tugas kesehatan keluarga yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang baik dari aspek kognitif
maupun psikomotor. Implementasi tersebut diantaranya meliputi pendidikan
kesehatan mengenai “Triguna Makanan” dengan menggunakan metode
playing card dan food models, mengajarkan orangtua untuk menyusun menu
harian dan memotivasi orangtua untuk memasak menu sesuai dengan menu
yang telah disusun dan membuat jadwal kegiatan harian anak.
Asuhan keperawatan keluarga kelolaan dilakukan selama lima minggu
sebanyak 11 kali pertemuan, terdiri dari pengkajian selama empat kali
pertemuan dan enam kali implementasi dan satu kali pertemuan untuk
terminasi. Evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada keluarga
Bapak. S saat ini yaitu keluarga Bapak. S sudah dapat mencapai kelima tugas
kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, merawat anggota
keluarga, memodifikasi lingkungan, serta pemanfaatan fasilitas kesehatan.
5.2 Saran
Beberapa saran yang direkomendasikan penulis sebagai berikut:
5.2.1 Puskesmas/Perawat Komunitas
Penulisan karya ilmiah ners ini dapat dijadikan dasar pemikiran untuk pihak
puskesmas dalam mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi pada anak
usia sekolah. Selain itu, pihak puskesmas khususnya perkesmas diharapkan
dapat memberikan penyuluhan mengenasi gizi seimbang secara terus menerus
serta memberikan motivasi kepada para orang tua untuk memberikan gizi
yang seimbang, serta membantu keluarga untuk mengatasi masalah gizi
kurang pada anggota keluarganya.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
56
Universitas Indonesia
5.2.2 Keluarga
Disarankan kepada keluarga untuk meningkatkan pengetahuan tentang prinsip
gizi seimbang sehingga dapat berperan sebagai promosi kesehatan,
penyediaan makanan bergizi dengan memperhatikan variasi dan selera makan
anak, serta menjadi contoh yang baik bagi anak usia sekolah terkait gizi
seimbang seperti kebiasaan keluarga makan-makanan bervariasi, pola hidup
bersih, aktivitas fisik atau olahraga dengan keluarga seperti jalan pagi dan
pemantauan berat badan secara teratur minimal setiap tiga bulan, pembatasan
menonton televisi, pilihan program pada anak usia seolah perlu diperhatikan
oleh keluarg serta pendampingan dari orangtua saat nonton televisi.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
57 Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Achjar, K.H.A. (2010). Aplikasi praktis asuhan keperawatan keluarga. Denpasar:
Sagung Seto
Asfariana. E (2008). Hubungan pengetahuan gizi ibu, pendapatan perkapita dan
sikap tentang sarapan pagi dengan ebiasan sarapan pagi anak SD Negeri
Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Juni 18, 2013.
http://digilib.unimus.ac.id/gdl/php?.
Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K.D (2010). Community health nursing:
promoting and protecting the public’s health. 6th Ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Allender, J. A & Spradley, B.W (2005). Community health nursing: promoting and
protecting the public’s health. 7th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins
Almatsier, S. (2004). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Cameron, J., Banko, K.M ., & Peirce, W.D. (2001). Pervasive negative effects of
rewards on intrinsic motivation the myth continues. Behavior Analyst.
Depkes. (2006). pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas.
Direktoorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisan Medik. Jakarta:
Depkes.
Depkes. (2007). Riskesdas 2007. Juni 22, 2013. http://www.balitbangkes.go.id
Depkes. (2007). Pedoman untuk tenaga kesehatan: usaha kesehatan sekolah do
tingkat sekolah lanjutan. Jakarta
Depkes. (2010). Kepmenkes RI NOMOR: 1995/MENKES/SK/XII/2010. Standar
antropometri penilaian status gizi anak.
Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat. (2002). Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Jakarta: Depkes RI
Edelman, C.L., & Mandle, C. L. (2010). Health promotion throught the life
span.7th
. Ed. St. Louis, Missouri: Mosby
Friedman, M., Bowden, V.R., Jones, E.G. (2003). Family nursing: research,
theory & pravtice. 4th
Ed. Ner Jersey: Person Education Inc
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
58
Universitas Indonesia
Grodner. M., Long. S., Walkingshaw. B.C. (2007). Foundations and clinical
applications of nutrition:a nursing approach. 4th
. Ed. Louis, Missouri:
Mosby. Inc
Hannon, P. A., Bowen, D. J., Moinpour, C. M., & Mc. Lerran, D. F. (2003).
Correlations in perceived food use between the family food preparer and
their spouses and children. Appetite,40. 77-83
Harkreader. H., Hogan. M., & Thobaben. M. (2007). Fundamental of nursing:
caring and clinical judgment. 3th
.Ed. Louis, Missouri: Saunder
Elseiver.Inc
Herlina. (2012). Rancangan perencanaan asuhan keperawatan pada anak usia
sekolah dengn risiko gizi kurang di Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis, Kota Depok. Program Magister Keperawatan, Kekhususan
Keperawatan Komunitas. FIK UI
Hockembery, M.J., & Wilson. D (2009). Wong’s essenstials pediatric nursing. St.
Louis Missouri. Mosbi.Inc
Kaakinen. J. R., Duff. V.G., Coehlo. D.P & Hanson. S.MH., (2010). Familiy
health nursing: theory, practice and research. 4th
. Ed. Philadelphia. F.A.
Dafis Company
Kozier, B. Erb., Berman. A & Snynder, S.J. (2010). Buku ajar fundamental
keperawatan: konsep, proses dan praktik. Jakarta: EGC
Kolasa, K.M., Lackey, C.J., Grandjean, A.C (2009). Hidration and health
promotion. Nutrition today; 190-201
Kurniasih, K.M., Hilmansyah, H., Astuti, M.P & Imam, S (2010). Sehat dan
bugar berkat gizi seimbang. Jakarta: Gramedia.
Lowe, C. F., Horne, P.J., Tapper, K., Bowdery, M., & Egerton, C. (2004). Effects
of peer modelling and rewards based intervention to increase fruit and
vegetable comsumption in children. European journal of crinical nutrition,
58, 510-522
Maurer, F.A & Smith , C.M. (2005). Community public health nursing practice:
health for families and populations.3th
.Ed. Louis, Missouri: Mosby
McMyrray, A (2003). Community health and wellness a sociocelogical approach.
2nd. Ed. Australia: Mosby
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
59
Universitas Indonesia
Moore, M.C. (2009). Nutritional assessment and care. 6th
Ed. St. Louis, Missouri.
Mosby
NANDA. (2009). NANDA-I Nursing Diagnoses: Definitions &
Classification,2009-2011. USA: Wiley-Blackwell.
Wong, Donna.L. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik wong (Agus Sutarna,
Neti Juniarti, Kuncara, Penerjemah). Jakarta: EGC
Saifah, A (2011). Hubungan peran keluarga, guru, teman sebaya dan media
massa dengan perilaku gizi anak usia sekolah dasar di wilayah kerja
puskesmas Mabelopura Kota Palu. Tesis. Program Pascasarjana FIK UI.
Santrock, W.John. (2003). Adolescence: perkembangan remaja. Edisi 6. Jakarta:
Erlangga
Siagian, P. Sondang. (2004). Teori Motivasi dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Edisi Pertama.
Yogyakarta. Graha Ilmu
Stone, Clemen, McGuire & Eigsti. (2002). Comprehensive community health
nursing: family, aggregate & community practice. 6th
edition. USA:
Mosby, Inc.
Stanhope,M., Lancaster, J. (2004). Community and public health nursing. 6th
. Ed.
St. Louis. Mosby. Inc
Stepherd. J et al. (2001). Young people and healthy eating a systematic review of
research on barries and facilitators. London, England : Evidence for
policy and practice
Sjarkawi (2008). Pembentukan kepribadian ana: peran moral, emosional dan
sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri. Jakarta: Bumi Aksara
UNICEF. (1996). Strategy of improved nutrition of children and women in
developing countries, New York
Wardle, J., Cooke, l.J., Gibson, E.L., Sapochonik, M., Sheiham, A., & Lawson,
M. (2003). Incrasing children’s acceptance of vegetable: a randomised
trial of guidance to parents, Appetite, 40. 155-162
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
LAMPIRAN
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
I. Data Umum
a. Identitas dan Komposisi Keluarga
Keluarga Bapak. S (39 tahun) merupakan kepala keluarga yang tinggal di
lingkunngan RT. 06/ RW.03 Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan
Cimanggis, Kota Depok. Bapak. S (39 tahun) bekerja sebagai wiraswasta
(pembuat tempe), mempunyai pendidikan terakhir SMA. Keluarga Bapak
S (39 tahun) memiliki seorang istri Ibu N (33 tahun), mempunyai
riwayat pendidikan terakhir yaitu SMP dan bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan membantu Bapak. S S membungkus tempe yang siap untuk di
fermentasi. Keluarga Bapak. S S mempunyi dua orang anak, anak
pertama yaitu Anak. A Laki-laki (15 tahun), berpendidikan terakhir
SMP dan akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau sederajat.
Sedangkan anak kedua dari Bapak. S yaitu Anak. R (7 tahun), laki-laki
berpendidikan sebagai siswa sekolah dasar.
Gambar. 1 Genogram Keluarga Bapak. S
KeterangKeterangan:
Bapak. S (39 tahun) merupakan anak ke dua dari enam bersaudara dan
memiliki dua saudara laki-laki dan 3 saudara perempuan. Kedua orangtua
dari Bapak. S masih hidup dan tinggal di Pekalongan. Berdasarkan hasil
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
wawacara, Bapak. S mengatakan kedua orangtuanya tidak memiliki
riwayat penyakit yang serius seperti kencing manis, darah tinggi ataupun
penyakit jantung. Sedangkan Ibu N (33 tahun merupakan anak kedua dari
empat bersaudara yang ketiga saudaranya merupakan perempuan. Sama
seperti orangtua dari Bapak. S, orangtua dari Ibu S tidak memiliki
riwayat penyakit, dan hanya mengalami keluhan sakit tua seperti cepat
lelah, penglihatan kabur dan sulit untuk berjalan. Setelah Bapak. S dan
Ibu N memutuskan untuk hidup bersama dan membangun sebuah
keluarga, Bapak. S dan Ibu N tinggal dirumah sendiri di lingkungan RW.
03 dan hingga saat ini dikarunia dua orang anak laki-laki yaitu Anak. A
(15 tahun) dan Anak. R (7 tahun).
b. Tipe Keluarga
Keluarga Bapak S memiliki tipe keluarga nuclear familiy (keluarga inti)
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.
c. Suku Bangsa
Bapak. S berasal dari suku Jawa yaitu pekalongan dan Ibu N berasal dari
Sunda. Keluaga Bapak. S telah lama tinggal di Cisalak Pasar semenjak
memutuskan untuk hidup bersama dan membangun sebuah keluarga.
Bahasa yang digunakan dirumah dan di lingkungan sekitar adalah bahasa
Indonesia. Anak-anak dari keluarga Bapak.S tidak dapat berbahasa jawa
walaupun kedua orangtuanya berasal dari jawa. Dekorasi rumah baik dari
segi bentuk bangunan maupun furniture yang ada didalam rumah tidak
menggambarkan daerah asal dari keluarg Bapak. S. Hampir tidak ada
objek kesenian daerah yang terpampang di rumah Bapak. S. Keluarga
Bapak. S tidak memiliki ritual, itos, ataupun pantangan tertentu dalam
pemeliharaan kesehatan dalam kluarga. Saat ada keluarga yang sakit,
keluarga lebih memilih untuk berobat ke klinik ataupun rumah sakit.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
d. Agama
Semua anggota keluarga Bapak. S menganut agama Islam dan selalu
menunaikan ibadah sholat lima waktu. Tidak ada kepercayaan khusus
yang dianut oleh keluarga berkiatan dengan masalah kesehatan. Ibu N
mengatakan selalu berdoa minta kesembuhan jika ada salah satu anggota
keluarga yang sakit.
e. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga Bapak. S memiliki penghasilan ± Rp. 2.000.000,-/bulan.
Keluarga Bapak. S bekerja sebagai pembuat tempe. Keuntungan dari
penjualan tempe yang dibuat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan untuk biaya pendidikan anak. Keluarga Bapak. S
memiliki alat transportasi yaitu kendaraan bermotor. Di rumah keluarga
Bapak. S sendiri terdapat beberapa alat elektronik, seperti televisi, DVD
player, sedangkan furniture yng terdapat di rumah keluarga Bapak. S
yaitu sebuah meja makan, beberapa lemari baik lemari tempat mainan
anak-anak maupun lemari pakaian.
f. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bapak. S jarang melakukan aktivitas rekreasi, karena sibuk
untuk memproduksi tempe dan terkadang hanya pergi jalan-jalan ke
tempat rekreasi terdekat.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bapak. S saai ini yaitu keluarga dengan
remaja dimana anak tertua berumur 15 tahun. Tugas perkembangan
keluarga yang sudah terpenuhi yaitu Bapak S dan Ibu N telah
memfokuskan kembali hubungan pernikahannya yaitu dengan menjaga
keharmonisa dalam hubungan rumah tangga, menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab saat anak menjadi dewasa dan
mandiri, berkomunikasi secara terbuka antara anggota keluarga baik
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
antara orangtua maupun anak-anaknya, memberikan perhatian,
kebebasan dalam batasan tanggung jawab, dan memperhatikan
komunikasi dua arah.
b. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Ibu. N mengatakan bahwa selama ini tidak ada masalah besar dalam
keluarga. Tujuan yang ingin dicapai keluarga terpenuhi dengan optimal
dan keluarga merasa bahagia.
c. Riwayat Keluarga Inti
Bapak. S menikah dengan Ibu N menikah pada tahun 1997. Dari
pernikahannya Bapak. S dan Ibu N dikaruniai dua orang anak laki-laki
yaitu Anak. A (15 tahun) dan Anak. R (7 tahun). Bapak. S dan keluarga
tinggal dalam satu rumah dan tinggal dirumah permanen yang telah
menjadi rumah pribadi dari keluarga Bapak. S. Bapak. S bekerja sebagai
wiraswasta pembuat tempe dan Ibu N berkerja sebagai ibu rumah tangga
yang mengurus suami dan kedua anak-anaknya. Selain itu, Ibu N juga
ikut membantu Bapak. S membuat tempe seperti membungkus tempe
ataupun membersihkan kacang kedelai. Kebutuhan sehari-hari seutuhnya
dipersiapkan oleh Ibu. N karena dirumah keluarga Bapak. S tidak
terdapat pembantu rumah tangga.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Keluarga Bapak. S mengatakan tidak memiliki riwayat kesehatan
ataupun penyakit yang serius. Kedua orangtua dari Bapak.S dan Ibu N
masih hidup dan tidak memiilki riwayat kencing manis, penyakit jantung.
Bapak. S dan Ibu N sendiri juga mengaku tidak memiliki riwayat
gangguan kesehatan, hanya Ibu mengatakan stres karena berat badan nya
yang tidak turun-turun. Ibu N menjalani KB suntik sejak 3 tahun lalu..
Ibu N mengatakan kedua anak nya lahir dengan normal, berat barat lebih
dari tiga kilogram dan mendapatkan ASI selama dua tahun. Anak-anak
dari Ibu N mendapatkan imunisasi lengkap. Anak. A (15 tahun) tidak
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
mempunyai riwayat penyakit yang serius, dan pernah mengalami demam,
pilek sama seperti masalah kesehatan yang terjadi pada anak-anak
seusianya. Sedangkan Anak. R (7tahun) memiliki riwayat flek paru pada
usia empat tahun yang mengakibatkan berat badannya menjadi turun
drastis. Sekarang, keadaan dari Anak R sendiri sudah sembuh dari flek
dan Ibu N mengatakan Anak. R sudah tidak pernah mengalami gejala-
gejala penyakitnya dahulu.
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Keluarga Bapak. S tinggal di rumah memiliki luas 80 m2 yang berada di
RT.06 RW.03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota
Depok. Rumah ini bersifat permanan dengan lantai keramik. Rumah
keluarga Bapak. S terdiri dari dua buah kamar yaitu kamar dari Bapak. S
beserta istri dan kamar anaknya yaitu Anak. R dan Anak. A. Kamar
mandi berada di dalam rumah, pencahayaan dimalam hari menggunakan
listrik. Rumah terdiri dari satu lantai yang terdapat ruang tamuu, ruang
menonton, kamar mandi serta toilet, serta dapur yang digunakan untuk
tempat memasak dan memproduksi tempe. Ruang kelurga berhadapat
dengan ruang tamu. Disaa senggang ataupun hari libur, keluarga suka
menghabiskan waktu untuk berkumpul dan menonton serta
bercengkrama dengan anggota keluarga lainnya.
Pencahayaan di rumah Bapak. S pada siang hari hanya dibantu oleh pintu
dan jendela yang sering dibuka. Di luar rumah terdapat teras yangd
digunakan sebagai tempat penyimpanan kayu bakar dan tempat parkir
motor. Dihalaman rumah Bapak. S tidak terdapat tanaman yang
menghiasi perkarangan rumah.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
Gambar 2. Denah rumah keluarga Bapak. S
b. Karakteristik Keluarga dan Komunitas
Sebagian besar warga dilingkungan RT.06 RW 03 berasal dari Jawa dan
bekerja sebagai pedagang dari pagi hingga sore hari. Meskipun demikian,
mereka masih menyempatan diri untuk bertegur sapa dengan tetangga
dan warga lainnya. Ibu N mengaku kalau tetangganya sangat baik
kepadanya karena apabila sedang mengalami masalah, tetangga lah
yanng terlebih dahulu memberikan bantuan. Dari segi kriminalitas,
dilingkungan rumah keluarga Bapak. S merupakan area yang tingkat
kejahatannya dapat dikatakan rendah karena Ibu N mengatakan tidak
pernah melihat ataupun mendengarkan ada perampokan ataupun
pencurian barang-barang. Selain itu, kondisi disekitar tempat tinggal
keluarga Bapak. S dan jalan terpelihara dengan baik. Sanitasi dan rumah
disekitarnya bersih serta tidak ada sampah yang menumpuk.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Bapak. S dan Ibu N tinggal dilingkungan RT.06 RW 03 sejak Bapak. S
dan Ibu Nmemutuskan untuk hidup berkeluarga. Untuk pergi ke suatu
tempat, pasar maupun ke pelayanan kesehatan, keluarga Bapak. S
menggunakan kendaraan bermotor.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Bapak. S biasanya berkumpul pada malam hari setelah
kesibukan di siang hari selesai. Biasanya keluarga Bapak. S berkumpul
saat makan malam. Kebersamaan tersebut biasanya digunakan untuk
bercerita dan berdiskusi apabila ada masalah yang dialamii anggota
keluarga. Hubungan antara anggota keluarga berjalan dengan baik dan
harmonis. Semua anggota keluarga saling menyayangi. Hubungan
keluarga Bapak. S dengan lingkungan sekitarnya juga berjalan dengan
baik. Ibu N sering mengikuti arisan yang diadakan oleh tetangga disekitar
rumahnya. Hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa sendiri,
keluarga Bapak.S sering berinteraksi dengan tetangga yang ada disekitar
rumah. Saat diundang untuk mengikuti penyuluhan mengenai cemilan
sehat, Ibu N ikut berpartisipasi hadir.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Hubungan antara bapak. S dan Ibu N dengan anak-anaknya cukup
harmonis, apabila ada anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga
lainnya ikut membantu. Keluarga di luar keluarga inti ikut membantu jika
keluarga Bapak. S mengalami masalah. Dalam segi finansial, kebutuhan
finansial berasal seutuhnya dari usaha yang dilakukan oleh Bapak. S
yang membuat tempe .
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga bersifat fungsional, dimana anggota
keluarga saling mengutarakan pendapat dan menceritakan masalah yang
sedang dihadapi untuk diselesaikan bersama-sama.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam hal kekuasaan, karena keluarga Bapak. S merupakan keluarga
nuclear family, maka pengambilan keputusan keluarga selalu
menyerahkan kepada Bapak. S selaku kepala keluarga. Jika keluarga
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
merasa tidak mampu memutuskan dan menyelesaikan masalah secara
bijak, makan keluarga mendapatkan bantuan dari orang terdekat untuk
menyelesaikan masalah. Apabila ada salah satu anaknya yang sakit,
anggota keluarga yang lainnya turut membantu.
c. Struktur Peran
Bapak. S sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk mencukupi
kebutuhan istri dan anaknya. Ibu. N sebagai Ibu rumah tangga dan
sekaligus ikut membantu Bapak. S membuat tempe dirumah.
d. Nilai dan Norma Agama
Pada saat berkunjung ke keluarga Bapak. S tidak tampak adanya nilai-
nilai keyakinan khusus dan hanya disesuaikan dengan nilai agama islam
yang dianut oleh keluarga Bapak. S serta norma-norma yang berlaku di
masyarakat sekitar rumah. Didalam keluarga tidak ada norma dan nilai
keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Bapak. S saling peduli terhadap masalah kesehatan anggota
keluarga. Hal ini ditunjukkan oleh keluarga dengan mengantarkan
anggota keluarga lain yang sedang sakit ke klinik dokter untuk
mendapatkan pengobatan. Keluarga Bapak. S saling membantu dalam
perawatan kesehatan sehati-hari, seperti mengingatkan minum obat dan
perawatan sederhana saat anggota keluarga sakit atau demam.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bapak. S mengajarkan lewat perilaku sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya dalam kehidupan seharihari dan dilingkungannya.
Keluarga Bapak. S selalu mengajarkan anak-anaknya untuk bersosialisasi
dari kecil dan menjalin hubungan yang baik dengan tetangga. Keluarga
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
Bapak. S sering terlihat berinteraksi dengan tetangga sekitar lingkungan
rumahnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga mampu menyediakan makanan dan pakaian yang layak untuk
keluarga. Keluarga Bapak. S meyakini bahwa sehat adalah kenikmatan
dan sakit adalah cobaan dari Allah yang harus dihadapi dengan berusaha
mencari pengobatan. Keluarga mengatakan keluhan-keluhan kesehatan
yang terdapat dalam keluarga yaitu terjadi pada Anak. R yang tubuhnya
kelihatan kurus. Ibu. N telah mengetahui bahwa Anak. R telihat kurus
karena memang Anak. R sulit makan dan lebih banyak jajan diluar.
Keluarga Bapak. S terutama Ibu N mengatakan belum terpapar informasi
mengeni gizi yang baik untuk anak usia sekolah.
Keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada salah
satu anggota keuarga yitu jika ada anggota keluarga yang sakit dan
dengan perawatan sederhana seperti kompres tidak kunjung membaik,
maka keluarga langsung membawa ke klinik dokter terdekat untuk
memperoleh pengobatan dan perawatan. Fungsi perawatan sederhana di
rumah belum terlihat. Ibu N mengatakan Anak. R makan hanya sedikit
dan susah untuk dinasehati. Ibu N mengatakan sudah memasak makanan
yang dianggap Ibu N bergizi, namun tetap aja Anak-anak tidak mau
memakannya dan lebih cenderung memakan nasi, goreng dan kecap
tanpa memakan sayur. Akan tetapi Ibu N sudah mampu mensiasati
dengan menyediakan buaha-buahan setiap hari di rumah.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stresor Jangka Pendek
Ibu N khawatir dengan kondisi anaknya yang tampak kurus dan sulit makan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
b. Stresor Jangka Panjang
Ibu N khawatir dengan kondisi anaknya yang sulit makan dan takut
berdampak pada tumbuh kembang Anak. R dan berpengaruh ke prestasi
disekolahnya kelak.
c. Strategi Koping yang digunakan
Jika ada masalah keluarga dalam keluarga, Bapak. S dan Ibu N selalu
memusyawarahkan dengan anggota keluara yang lain dengan komunikasi
terbuka. Bapak. S selaku kepala keluarga yang biasanya mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
d. Strategi Adaptasi Disfungsional
Tidak ditemukan adanya strategi adaptasi disfungsional dalam keluarga
Bapak. S.
7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan adanya kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa
profesi UI ke RW 03 khususnya RT 06 dapat membantu dan memberikan
informasi tentang kesehatan. Selain itu, keluarga berharap semua anggota
keluarga selalu sehat dan Anak. R mempunyai berat badan yang ideal sesuai
dengan usia dan tinggi badan sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan saat dewasa kelak.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
8. Pemeriksaan Fisik
No Nama TD (mmHg) Nadi (x/menit) Nafas
(x/menit)
Suhu
(oC)
1. Bapak. S 130/80 82 20 Afebris
Pemeriksaan
Fisik
• Kepala: persebaran rambut merata, ditemukan
beberapa uban yang mulai terlihat
• Mata: ananemis, anikterik, alat bantu penglihatan
baik
• Telinga: tidak mengalami gangguan pedengaran
berdengung (-)
• Hidung: tidak mengalami gangguan penciuman,
sumbatan(-)
• Mulut dan Gigi: mukosa lembab
• Leher dan tenggorokan: tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, penonjolan vena jugularisa (-)
• Dada: Bunyi nafas vesikuler, S1 & S2 Normal,
Gallpo (-), murmur (-)
• Abdomen: Bising usus normal
• Kulit: warna kulit coklat, turgor kulit baik, sianosis
(-), jaundice (-)
• Kuku: sianosis (-), CRT<3 detik
• BB= 65 kg TB 175 cm
2. Ibu N 120/70 79 20 Afebris
• Kepala: persebaran rambut merata, ditemukan
beberapa uban yang mulai terlihat, rambut berwarna
hitam
• Mata: ananemis, anikterik, alat bantu penglihatan
baik
• Telinga: tidak mengalami gangguan pedengaran
berdengung (-)
• Hidung: tidak mengalami gangguan penciuman,
sumbatan(-)
• Mulut dan Gigi: mukosa lembab
• Leher dan tenggorokan: tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, penonjolan vena jugularis (-)
• Dada: Bunyi nafas vesikuler, S1 & S2 Normal,
Gallpo (-), murmur (-)
• Abdomen: Bising usus normal
• BB 83 kg TB 155 cm
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
No Nama TD (mmHg) Nadi (x/menit) Nafas
(x/menit)
Suhu
(oC)
3. Anak R 80/60 84 26 36,4
Pemeriksaan
Fisik
Lila: 15 cm
Kepala: persebaran rambut merata, rambut hitam
lurus, tidak mudah dicabut, tidak ada lesi
Mata: ananemis, anikterik, penglihatan baik
Telinga: tidak mengalami gangguan pedengaran
berdengung (-)
Hidung: tidak mengalami gangguan penciuman,
sumbatan(-)
Mulut dan Gigi: mukosa lembab
Leher dan tenggorokan: tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid,
Dada: Bunyi nafas vesikuler, S1 & S2 Normal,
Gallop(-), murmur (-)
Abdomen: Bising usus normal
Kulit: warna kulit coklat, turgor kulit baik, sianosis
(-), jaundice (-)
Kuku: sianosis (-), CRT<3 detik
Ekstremitas: tidak terdapat lesi, tidak ada edema
Nutrisi: BB 18 kg, TB 117cm, IMT=13.1 SD
(berada antara -3 SD : 13,2 dan -2SD 14,3 kategori
kurus)
Riwayat kesehatan Anak: Ibu. N mengatakan
Anak. R mendapatkan imunisasi lengkap dan ASI
selama 2 tahun. Pernah mengalami flek paru pada
usisa 4 tahu dan sekarag sudah sembuh. An.A
memiliki riwayat kejang, dan gejala tipes.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 2
ANALISIS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
Data Diagnosa Keperawatan
DO:
- Antropometri
• BB 18 kg, TB 117cm, IMT=13.1 SD
• Berdasarkan Kemenkes : berada antara -3
SD 12,3 : dan -2SD 13,2 kategori kurus)
• Berdasarkan Z-Skor WHO berada di bawah
garis merah
- Bentu tubuh tampak kurus
- Makan hanya setengah porsi dengan Lauk telor,
nasi dan kecap.
DS:
- Pernah mengalami flek paru pada usisa 4 tahu
dan sekarag sudah sembuh
- Ibu. N mengatakan bahwa penyediaan makanan
sehari-hari dikeluarga masak sendiri, namun jika
lagi sibuk, Ibu N membeli makanan di warung.
- Ibu N mengatakan, sehari-hari masak sayur, lauk
ikan ataupun ayam, menyediakan buah-buahan
namun anak-anak kurang menyukai sayuran
- Ibu N mengatakan kadang-kadang menyiapkan
makanan untuk sarapan, dan memberi uang saku
kepada Anak. R p.4000,- saat pergi sekolah
untuk membeli makanan ataupun jajanan
disekolah
- Anak. R mengatakan uangnya habis untuk jajan.
- Ibu. N mengatakan Anak. R suka bermain saat
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada
Anak. R dengan
masalah gizi tidak
seimbang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 2
pulang sekolah dan saat pergi ngaji
- Ibu N mengatakan Anak. R suka jajan dipinggir
jalan dekat sekolah maupun jajan di pedagang
asongan
DO:
- Saat beberapa kali bertemu dengan Anak. R di
jalan, Anak. R tampak sedang membawa snack
jajanan warung.
- Anak. R makan snack saat mahasiswa melakukan
kunjungan ke rumah
- Saat makan, Anak. A tidak mencuci tangan
terlebih dahulu.
- Ibu N tampak diam dan tersenyum melihat
tingkah laku Anak. R
DS:
- Ibu N mengatakan tidak pernah menyiapkan
bekal untuk anak saat pergi ke Sekolah Pada saat
Anak. R pergi sekolah.
- Anak. R mengatakan uangnya habis untuk jajan.
- Ibu. N juga mengatakan, setelah pulang sekolah,
Anak. R meminta uang tambahan untuk jajan dan
bermain bersama teman-teman dilingkungan
sekitar rumah. Ibu
- Ibu. N mengatakan Anak. R dapat jajan hingga
Rp. 10.000,-/hari.
- Ibu. N mengatakan suka menyiapkan cemilan
yang lebih banyak di beli diluar daripada dibuat
sendiri oleh Ibu. N
- Ibu N mengatakan tidak pernah memeriksakan
BB dan TB setiap 3 bulan sekali, hanya
terkadang saat sedang ke dokter sekalian periksa
Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
Anak. R dengan masalah
gizi tidak seimbang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 2
BB dan TB
- Pola makan anak kadang 2-3 x/hari dan hanya 3-
4 sendok/sekali makan
- Ibu N mengatakan anak tidak pernah
menghabiskan makanan yang telah disediakan
oleh Ibu
- Ibu Nmengatakan, saat sedang lagi sibuk, Anak.
R hanya dimasakan telor goreng dan ditambah
kecap di nasinya
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 3
SKORING MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
No. Diagnosa
keluarga
Kriteria Skor Bobot Jumlah Total
1. Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
Anak.R
Sifat Masalah
Kemungkinan masalah dapat di ubah
Potensi Masalah dapat dicegah
Menonjolnya masalah
3
1
1
1
1
2
1
2
3/3x1 =1
1/2x2=1
2/3x1=2/3
2/2x1=1
30/3
2. Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
Anak.R
Sifat Masalah
Kemungkinan masalah dapat di ubah
Potensi Masalah dapat dicegah
Menonjolnya masalah
3
1
2
2
1
2
1
2
3/3x1 =1
1/2x2=1
2/3x1=2/3
2/2x1=1
32/3
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Ketidak-
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
Anak usia
sekolah
Setelah
dilakukan
pertemuan
sebanyak
1x45 menit
kunjungan,
keluarga
mampu
memenuhi
kebutuhan
nutrisi anak
usia sekolah
yang ditandai
dengan
peningkatan
nafsu makan
anak usia
sekolah.
1. Setelah dilakukan
pertemuan I sebanyak
1x45 menit, keluarga
mampu mengenal
masalah gizi kurang
a. Menyebutkan
definisi gizi
seimbang
Respon
verbal
Keluarga menyebutkan gizi
seimbang yaitu suatu zat
makanan yang diperlukan
tubuh sesuai dengan usia anak.
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai pengertian gizi seimbang
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai pengertian gizi seimbang yang
benar.
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
pengertian gizi seimbang dengan menggunakan media
leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
b. Menyebutkan 2
contoh makanan
dari tiap sumber gizi
seimbang
Respon
Verbal
Keluarga menyebutkan bahan-
bahan makanan yang
mengandung gizi seimbang
yaitu :
1. Zat tenaga seperti : nasi,
roti, ubi, talas
2. Zat pembangun seperti :
tempe, tahu, telur, daging,
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai pengertian gizi seimbang
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai pengertian gizi seimbang yang
benar.
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
pengertian gizi seimbang dengan menggunakan media
leaflet Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
ikan.
Zat pengatur seperti : sayuran
dan buah-buahan
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
c. Menyebutkan arti
kurang gizi
Respon
Verbal
Keluarga menyebutkan bahwa
kurang gizi adalah kekurangan
zat-zat atau bahan-bahan yang
dibutuhkan tubuh sehingga
terjadi perubahan dalam tubuh.
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai pengertian gizi seimbang
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai pengertian gizi seimbang yang
benar.
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
pengertian gizi seimbang dengan menggunakan media
leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
d. Menyebutkan
penyebab timbulnya
masalah gizi
kurang
Respon
verbal
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 4
penyebab gizi kurang, yaitu:
a. Jumlah makanan yang
kurang dari kebutuhan
tubuh
b. Jenis makanan tidak
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai penyebab gizi kurang
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai penyebab gizi kurang yang benar.
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai penyebab
timbulnya gizi kurang dengan menggunakan media
leaflet Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
seimbang
c. Makan tidak teratur
d. Adanya penyakit tertentu
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
e. Menyebutkan tanda
dan gejala masalah
kurang gizi.
Respon
verbal
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 3 dari 6 tanda
dan gejala gizi kurang, yaitu:
a. badan kurus
b. Rambut tipis berwarna
kemerahan dan mudah
dicabut
c. Lemah dan pucat
d. Kulit kering dan kusam
e. Pusing
f. Kaki, tangan, dan
sekitar mata bengkak
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai tanda dan gejala gizi kurang
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai tanda dan gejala gizi kurang
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai tanda
dan gejala gizi kurang dengan menggunakan media
leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
f. Menyebutkan
pentingnya gizi
seimbang
Respon
verbal
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 3
pentingnya gizi seimbang,
yaitu:
a. Untuk pertumbuhan
dan perkembangan
anak
b. Meningkatkan potensi
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
pentingnya gizi seimbang dengan menggunakan media
leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
kecerdasan anak
c. Meningkatkan daya
tahan tubuh anak
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
g. Mengidentifikasi
status gizi anak
Respon
Verbal
Keluarga mengungkapkan
tanda-tanda kurang gizi yang
terdapat pada anak
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
pentingnya gizi seimbang dengan menggunakan media
leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
2. Setelah dilakukan
pertemuan ke 2
sebanyak 1x45 menit,
keluarga mampu
mengambil keputusan
dalam merawat
anggota keluarga
yang mengalami
kurang gizi.
Respon
verbal
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 3 akibat
kurang gizi, yaitu:
a. Pertumbuhan dan
perkembangan anak
terganggu
b. Anak mudah sakit
c. Kecerdasan anak
kurang/lambat
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai akibat gizi kurang
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai akibat gizi kurang
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai gizi
kurang dengan menggunakan media leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
a. Menyebutkan akibat
gizi kurang
b. Menyebutkan akan
merawat angggota
keluarga yang
mengalami gizi
kurang
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
3. Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
mengalami kurang
gizi.
a. Menyebutkan
triguna makanan.
Respon
verbal
Keluarga menyebutkan
komponen Triguna makanan
beserta 2 contohnya :
1. zat tenaga, sebagai sumber
tenaga untuk beraktivitas
dan sumber makanan
pokok (karbohidrat)
seperti, nasi, roti, gula,
singkong, ubi, dll.
2. Zat pembangun, sebagai
pupuk untuk proses
berpikir, terdapat dalam
lauk pauk (protein dan
lemak), seperti ikan, telur,
tempe, daging, susu, dll.
3. zat pengatur, sebagai
pengatur lalu lintas (polisi)
makanan, terdapat dalam
buah dan sayur (vitamin
dan mineral) seperti,
wortel, jeruk, nanas,
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai triguna makanan.
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai triguna makanan yang benar.
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai triguna
makanan dengan menggunakan media flip chart.
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan.
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti.
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan.
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
bayam, kangkung, dll.
b. Menyebutkan cara
mengatasi masalah
gizi kurang
Respon
verbal
Respon
psikomotor
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 4 dari 9 cara
mengatasi gizi kurang, yaitu:
a. Memberi jenis makanan
yang seimbang (triguna
makanan) pada saat anak
sehat dan sakit
b. Makanan sesuai dengan
kebutuhan anak.
c. Makan yang teratur
d. Jajanan jangan diberikan
dekat waktu makan
e. Memberikan makanan dalam
porsi kecil tapi sering
f. Memberi makan bersama
anak
g. Memberi makan anak sambil
bermain dan bercerita
h. Tata makanan yang menarik
misal warna piring yang
menarik
i. Jangan memberikan
makanan yang manis
sebelum makan
a. Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang
dilakukan untuk meningkatkan berat badan Anak T
b. Diskusikan cara mengatasi kurang gizi atau cara untuk
meningkatkan berat badan Anak T
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara
mengatasi gizi kurang atau cara untuk meningkatkan
berat badan Anak T dengan menggunakan media
leaflet
d. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali materi
yang telah disampaikan.
e. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga.
c. Menyebutkan cara
memilih makanan.
Respon
psikomotor
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 4 cara
a. Dorong keluarga untuk menceritakan bagaimana
memilih bahan makanan Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
memilih makanan, yaitu:
a. Harganya terjangkau
b. Nila gizinya baik atau
seimbang
c. Masih segar, tidak layu,
tidak berbau busuk
d. Mudah didapat
b. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara
memilih bahan makanan dengan menggunakan
media leaflet
c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali materi
yang telah disampaikan
d. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga
d. Menyebutkan cara
mengolah bahan
makanan.
Respon
verbal dan
psikomotor
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 3 dari 6 cara
mengolah bahan makanan,
yaitu:
1. Sayuran dan buah dicuci di
air yang mengalir terlebih
dahulu baru dipotong-
potong
2. Sayuran dimasak jangan
terlalu lama
3. Alat-alat masak dan makan
dicuci bersih
4. Cuci tangan sebelum
masak dan makan
5. Beras dicuci tidak sampai
bening airnya
6. Lauk juga dicuci dan
dibuang kotorannya
sebelum dipotong
a. Dorong keluarga untuk menceritakan cara mengolah
bahan makanan.
b. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara
mengolah bahan makanan dengan menggunakan media
leaflet
c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali materi
yang telah disampaikan
d. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
e. Mendemonstra sikan
penyusunan menu
makan bergizi
seimbang.
Respon
psikomotor
Keluarga dapat menyusun
menu seimbang sesuai dengan
kebutuhan anak usia sekolah
sehari-hari:
nasi : 2-3 piring sedang (3
gelas belimbing)
tempe : 3 potong sedang
ikan : 3 potong sedang (2-3
ekor kecil)
sayur : 3 gelas belimbing/1 ½
mangkok
buah : 3 buah
susu : 250 cc/1 gelas
1. Demonstrasikan cara menyusun menu seimbang
sesuaidengan anak sekolah
2. Beri kesempatan pada keluarga untuk menyusun
menu seimbang sesuai dengan jumlah kebutuhan
anak usia sekolah
3. Beri reirforcement positif atas udaha keluarga untuk
menyusun menu
4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan untuk
merawat.
a. Menyebutkan cara
penyajian makanan.
Respon
verbal
Respon
afektif
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 3 dari 5 cara
menyajikan makanan, yaitu:
a. Jenis makanan bervariasi
setiap harinya
b. Kombinasi jenis makanan
hewani dan nabati
c. Disajikan dalam bentuk
hangat
d. Perhatikan jadwal menu
makanan
e. Jumlah makanan sesuai
dengan kebutuhan
a. Diskusikan bersama keluarga bagaimana cara
menyajikan makanan.
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga yang benar.
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara
menyajikan makanan dengan menggunakan media
leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan.
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti.
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan.
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
b. Menyebutkan cara
mengatasi anak
yang tidak bersedia
makan
Respon
verbal
Respon
afektif
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 4 dari 5 prinsip
cara mengatasi anak yang tidak
bersedia makan, yaitu:
a. jangan dipaksa tapi, ikuti
keinginan anak misalnya,
sambil bermain
b. Beri makan sesuai selera
anak dan tidak
membosankan.
c. Jangan memberi makanan
yang manis sebelum
makan
d. Sajikan makanan dalam
bentuk menarik
e. Berikan makanan dalam
porsi kecil tapi, sering
a. Diskusikan bersama keluarga bagaimana cara
mengatasi anak yang tidak bersedia makan
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga yang benar
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara
mengatasi anak yang tidak bersedia makan dengan
menggunakan media leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
c. Memodifikasi
lingkungan yang
mendukung untuk
menimbulkan nafsu
makan anak
Respon
verbal dan
afektif
Anggota keluarga mampu
menyebutkan 3 dari 5
lingkungan yang mendukung
untuk menimbulkan nafsu
makan anak, yaitu:
a. Makan bersama anggota
keluarga yang lain
b. Makanan yang
dihidangkan dalam
keadaan hangat
c. Menggunakan alat makan
a. Diskusikan bersama keluarga tentang modifikasi
lingkungan untuk menimbulkan nafsu makan anak
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga yang benar.
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai
modifikasi lingkungan untuk menimbulkan nafsu
makan anak dengan menggunakan media leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
mengenai materi yang dibahas
e. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang
telah dibahas Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
yang menarik
d. Makan sambil bercerita
e. Jenis makanan bervariasi
dan menarik
f. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
5. Keluarga mampu
menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada untuk
meningkatkan gizi
balita
a. Menyebutkan
fasilitas pelayanan
kesehatan yang
terdapat disekitar
lingkungan tempat
tinggal terkait
dengan peningkatan
status gizi balita
Respon
verbal
Keluarga dapat menyebutkan
fasilitas kesehatan yang dapat
dikunjungi:
- Puskesmas
- Rumah sakit
- Klinik dokter
a. Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas
kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal
b. Motivasi keluarga untuk mengulang fasilitas kesehatan
yang dapat dikunjungi
c. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
b. Menjelaskan
manfaat
mengunjungi
fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai
jadwal
Respon
verbal
Keluarga dapat menyebutkan
manfaat kunjungan:
- Mendapatkan pemeriksaan
kesehatan anak.
- Mendapatkan penyuluhan
atau pendidikan kesehatan
- Menangani masalah gizi
kurang
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
keluarga mengenai manfaat mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan
b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman
keluarga mengenai manfaat tersebut
c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai manfaat
mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan dengan
menggunakan media leaflet
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S
OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
dimengerti
f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan
g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
c. Mengunjungi
fasilitas pelayanan
kesehatan
Respon
afektif
Keluarga rutin mengunjungi
pelayanan kesehatan untuk
pemeriksaan kesehatan anak.
a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan
b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
No dan
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Implementasi Evaluasi Ttd
1.
Kamis,
16 Mei
2.
Sabtu
18 Mei
-
Pengkajian
- Mengucapkan
salam
- Melakukan
perkenalan dan
BHSP
- Melakukan
kontrak waktu
dan menjelaskan
tujuan kunjungan
- Melakukan
pengkajian dan
menanyakan
tentang keluhan
kesehatan dalam
keluarga
khususnya pada
Ank. R
S:
- Ibu M mengatakan bersedia didatangi
mahasiswa
- Ibu M mengatakan dikeluarga tidak
memiliki masalah kesehatan
- Ibu M mengatakan tidak mengetahui kalau
berat badan anak tidak sesuai dengan
usianya
- Ibu M mengatakan An R memang susah
disuruh makan
- Ibu N mengatakan An. R pernah
mengalami flek paru pada usia 4 tahu
dan sekarang sudah sembuh
- Ibu. N mengatakan bahwa penyediaan
makanan sehari-hari dikeluarga masak
sendiri, namun jika lagi sibuk Ibu N
membeli makanan di warung.
- Ibu N mengatakan, sehari-hari masak
sayur, lauk ikan ataupun ayam,
menyediakan buah-buahan namun
anak-anak kurang menyukai sayuran
- Ibu N mengatakan kadang-kadang
menyiapkan makanan untuk sarapan,
dan memberi uang saku kepada An. R
p.4000,- saat pergi sekolah untuk
membeli makanan ataupun jajanan
disekolah
- An. R mengatakan uangnya habis
untuk jajan.
- Ibu . N mengatakan An. R suka
bermain saat pulang sekolah dan saat
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
pergi ngaji
-
O:
- Antropometri
- BB 18 kg, TB 117cm, IMT=13.1 SD
- Berdasarkan Kemenkes : berada
antara -3 SD : 12,3 dan -2SD 13,2
kategori kurus)
- Berdasarkan Z-Skor WHO berada di
bawah garis merah
- Bentu tubuh tampak kurus
- Makan hanya setengah porsi dengan
Lauk telor, nasi dan kecap.
A A: anak mengalami gizi kurang
P:
- Melanjutkan pengkajian keluarga
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
No dan
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
3.
Rabu,
22 Mei
Here and
Now
Hipertermi pada
Anak. R
Tujuan:
- Mempertahan
kan suhu
tubuh normal
sesuai usia
anak.
- Anak
menunjukkan
rasa nyaman
secara verbal
maupun lewat
tingka laku
- Tidak terjadi
infeksi
berulang
Kriteria
Hasil:
- Suhu
dalam
batas
normal,
(36,5-
37,50C
- Anak
menunjuk
- Mengucapkan salam
- Memvalidasi keadaan
keluarga
- Mengidentifikasi
penyabab masalah
kesehatan pada anak
- Menganjurkan kepada
orangtua untuk
memberikan kompres
air hangat jika anak
terasa demam kembali
dan melakukan
kompres pada lipatan-
lipatan tubuh seperti
ketiak, lipatan paha
- Menganjurkan untuk
menyediakan
termometer di rumah
agar dapat mengatahui
suhu anak
- Jaga lingkungan agar
tetap sejuk dan
mengangkat pakaian
yang berlebihan.
- Anjurkan untuk tidak
mandi dengan air yang
dingin.
S:
- Ibu N mengatakan An. R tiba-tiba
panas sejak senin.
- Ibu N mengatakan sudah mengkompres
anak dan memberikan paracetamol
namun demam tidak turun
- Ibu N mengatakan An. R dibawa ke
klinik dokter pada hari senin.
- Ibu N menyebutkan cara merawat anak
yang demam: berikan kompres air
hangat pada lipatan tubuh seperti paha
dan ketiak, memberikan obat penurun
panas, memberikan pakaian tipis yang
menyerap keringat dan tidak
menggunakan baju tebal, menyiapkan
termometer untuk mengetahui suhu
anak
- Ibu N mengatakan tidak membolehkan
An. R mandi, dan hanya melap badan .
O:
- Orangtua sudah mampu menyebutkan
cara merawat anak yang mengalami
demam dengan benar
- Ibu N mempraktekkan cara
mengkompres anak dengan
menggunaan air hangat atau air biasa
(bukan air es/dingin)
- Ibu N sudah mampu mengkompres An.
R dengan benar
- Suhu tubuh An. R 36,70C
A A: Demam anak teratasi
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
4.
Kamis,
24 Mei
kan
rasa
nyaman
- Anak
mulai
aktif
bermain
dan dapat
beristirah
at dengan
tenang
dan
nyaman
-
Melanjutkan Pengkajian
keluarga
P:
- Menganjurkan Ibu untuk tetap
mengkompres An. R jika teraasa
demam, dan menyarankan untuk
menghabiskan antibiotik yang telah
diberikan oleh dokter dan
- Melanjutkan pengkajian keluarga
-
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
No dan
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
5.
Selasa
28 Mei
Ketidak-
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
Anak R
- Mengucapkan salam
- Mengevaluasi keadaan
keadaan keluarga
- Mengingatkan kontrak
dan menjelaskan tujuan
kunjungan
- Melakukan pendidikan
kesehatan TUK 1-3
dengan menggunakan
media leaflet, Lembar
balik, food models, dan
kartu gambar makanan:
- TUK 1:Mengenalkan
masalah gizi kurang:
defisini gizi seimbang
penyebab gizi kurang
tanda dan gejala gizi
kurang
pentingnya gizi
seimbang
menyebutkan contoh
makanan dari setiap
sumber gizi seimbang
menyebutkan arti dari
kurang gizi
mengidentifikasi
staus gizi pada anak.
- Membantu keluarga
dalam TUK 2 yaitu
Menyebutkan akibat
S:
- Ibu N menjawab salam dan
mengatakan demam turun dan
keadaan An. R sudah membaik
- Ibu N mengatakan gizi seimbang
adalah makanan yang dimakan
mengandung zat tenaga,
pembangun dan pengatur
- Ibu Ne menyebutkan zat tenaga
untuk sumber energi, pembangun
pertumbuhan badan dan pengatur
pelindung dari penyakit
- Ibu N menyebutkan penyebab gizi
gizi kurang karena ekonomi,
penyakit, makanan tidak
seimbang, kondisi lingkungan dan
pola asuh keluarga
- Ibu N menyebutkan tanda dan
gejala gizi tidak seimbang anak
kurus, rambut rontok, lemas dan
tidak bersemangat
- Ibu N mengatakan tanda yang ada
pada An. R yaitu badan kurus, BB
tidak sesuai dengan usia
- Ibu N menyebutkan akibat gizi
kurang yaitu mudah sakit, prestasi
menurun
- Ibu N mengatakan akan lebih
mengontrol gizi dan makanan
yang dimakan An. R dan merawat
An. R agar mendapatkan BB yang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
gizi kurang
mengambil keputusan
untu merawat anggota
keluarga yang
mengalami gizi
kurang dan men
- Melakukan TUK 3:
merawat anggota
keluarga yang
mengalami masalah
gizi kurang:
Menyebutkan triguna
makanan
Menyusun menu
makanan gizi
seimbang
semestinya.
- Ibu N dan An. R menyebutkan
triguna makanan, zat pembangun
adalah makanan karbohidrat
seperti nasi, ubi-ubian, kentang,
mie, roti. Zat pembangun yaitu
makan yang berprotein daging,
ayam, ikan. Zat pengatur yaitu
buah-buahan dan sayur-sayuran
- Ibu N menyebutkan porsi makanan
untuk anak dalam sehari yaitu,
nasi 2-3 piring, lauk 2-4 potong,
sayur 1-1 ½ mangkok, dan buah-
buahan
- Ibu N menyebutkan dan menuliskan
menu yang akan di buat untuk besok
O:
- Ibu N mampu menjelaskan
kembali pengertian gizi seimbang
dengan benar
- Ibu N mampu menyebutkan
manfaat dari gizi seimbang (zat
tenaga, pembangun dan pengatur)
dengan benar dan di stimulus
- Ibu N mampu menyebutkan
penyebab gizi tidak seimbang
dengan benar
- Ibu N mampu menyebutkan tanda
dan gejala gizi tidak seimbang
dengan benar
- Ibu N mampu menyebutkan akibat
dari gizi tidak seimbang
- Ibu N mampu menyusun triguna
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
makanan bersama An. R
- Ibu N tampak bersemangat dalam
menyusun triguna makanan dan
menyusun menu harian
- Ibu N mampu mengebutkan tanda
dan gejala gizi kurang yang
terdapat pada An. R
- Ibu N mampu menyusun menu
seimbang
A A:
- Keluarga telah mampu mengenal
masalah gizi tidak seimbang
- Keluarga telah mampu mengambil
keputusan dalam merawat An.
Dengan masalah gizi tidak
seimbang
- Keluarga telah mampu merawat
anggota keluarga yang mengalami
gizi tidak seimbang
P:
- Evaluasi Tuk 1-3
- Melanjutkan Tuk 3: mengevaluasi dan
melanjutkan menyusun menu
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
No dan
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
6
Jumat
31 Mei
Ketidak-
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
Anak R
- Mengucapkan salam
- Mengevaluasi keadaan
keadaan keluarga
- Mengingatkan kontrak
dan menjelaskan tujuan
kunjungan
- Melakukan evaluasi
TUK 1-3 dengan
menggunakan media
leaflet, Lembar balik:
- TUK 1:Mengenalkan
masalah gizi kurang:
defisini gizi seimbang
penyebab gizi kurang
tanda dan gejala gizi
kurang
pentingnya gizi
seimbang
menyebutkan contoh
makanan dari setiap
sumber gizi seimbang
menyebutkan arti dari
kurang gizi
mengidentifikasi
staus gizi pada anak.
- Melakukan TUK 3:
merawat anggota
keluarga yang
mengalami masalah
gizi kurang:
S:
- Ibu N menjawab salam
- Ibu N mengatakan semua anggota
keluarga dalam keadaan baik
- Ibu N menyebutkan gizi seimbang
adalah makan yang mengandung
karbohidrat, proteiin, dan sayur-
sayuran
- Ibu N mengatakan karhobidrat
sumber tenaga, protein
pembangun, sayur dan buah-
buahan pengatur
- Ibu N mengatakan peyebab gizi
kurang, penyakit, ekonomi, anak
susah makan, dan orang tua yang
cuek
- Ibu N menyebutkan tanda dan
gejala gizi kurang anak kurus,
rambut rontok, lemas,
- Ibu N mengatakan telah menyusun
jadwal makanan sampai hari
Jumat.
- Ibu N mengatakan memasak dan
menyiapkan makan sesuai dengan
menu makanan yang telah dibuat
O:
- Ibu N mampu menjelaskan
kembali pengertian gizi seimbang
dengan benar
- Ibu N mempu menyebutkan
triguna makanan dengan stimulus
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
Menyusun menu
makanan gizi
seimbang
- Ibu N mampu menyebutkan
penyebab, tanda dan gejala gizi
kurang dengan benar
- Ibu N sudah mampu menyusun
menu makanan seimbang untuk
hari rabu, kamis dan jumat namun
pada hari jumat, Ibu N
mengatakan tidak An. R tidak mau
makan sayur dan hanya makan
buah-buahan
- Ibu N mampu menyediakan
makanan dengan gizi seimbang
sesuai dengan porsi yang terlah
dijelaskan da dicontohkan
A A:
- Keluarga telah mampu merawat
anggota keluarga dengan masalah
gizi tidak seimbang ( menyusun
menu makanan dan menyiapkan
makanan Seimbang)
P:
- Melanjutkan TUK 3: cara mengatasi
masalah gizi kurang, cara memillih
makanan, cara mengolah makanan
- Untuk Ibu N. Melanjutkan menyusun
menu untuk hari selanjutnya dan
mengevaluasi menu yang telah di buat
dan disajikan
- Memotivasi An. R Agar mau makan
sayur walaupun sedikit
- Untuk Anak R membuat jadwal
kegiatan harian (ADL)
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
No dan
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
7.
Senin
10 Juni
Ketidak-
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
Anak R
- Mengucapkan salam
- Mengevaluasi keadaan
keadaan keluarga
- Mengingatkan kontrak
dan menjelaskan tujuan
kunjungan
- Melanjutan TUK 3:
- merawat anggota
keluarga yang
mengalami masalah
gizi kurang:
mengevaluasi menu
yang telah dibuat
membuat ADL An. R
cara mengatasi gizi
kurang
cara memilih
makanan
cara mengolah
makanan
S:
- Ibu N menjawab salam
- Ibu N mengatakan semua anggota
keluarga dalam keadaan baik
- Ibu N mengatakan jadwal menu
hariannya udah habis sejak hari
Jumat tanggal 7 kemarin
- Ibu N mengatakan An. R masih
susah untuk makan sayur, dan
kadang menyampurkan sedikit
sayuran sawi ke mie yang dimakan
anak
- Ibu N mengatakan An. R makan
buah-buahan setiap hari sebagai
pengganti cemilan
- An. R mengatakan akan makan
sayur
- An. R menyebutkan jadwal
kegiatan harian dari pagi yaitu
bangun pagi, mandi, sarapan, pergi
sekolah, main, belajar, ngaji ke
masjid dan tidur
- Ibu N menyebutkan cara
mengatasi gizi kurang yaitu:
memberi anak makanan yang
bergizi seimbang, makan yang
teratur, menggnakan gelas dan
piring yang menarik
- Ibu N mengatakan cara memilih
makanan yaitu harganya murah
dan terjangkau, gizi baik dan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
seimbang, masih segar, tidak layu
dan berbau busuk, mudah diapat
- Ibu N mengebutkan cara mengolag
makanan yang baik yaitu sayura
dan buah di cuci terlebih dahulu
sebelum di potong, sayuran
dimasak jangan terlalu lama, alat-
alat masak di cuci bersih, cuci
tangan sebelum dan sesudah
masak dan makan
O:
- Ibu N mampu menjelaskan
menyebutkan 3 cara engatasi gizi
kurang dengan benar
- Ibu N mampu menyebutkan 4 cara
memilih makanan dengan benar
- Ibu N mampu menyebutkan 5 cara
mengolah bahan makanan.
- Ibu N menuliskan jadwal menu
harian yang dimakan oleh An. R,
tidak tertulis An. R makan sayuran
dengan porsi seimbang
- An. R menyebutkan dan
menuliskan kegiatan harian yang
akan dilakukan mulai dari bangun
tidur pagi sampai malam saat tidur
kembali
- An. R mulai menempelkan
emoticon senyum pada kegiatan
yang telah dilakukan hari ini
A A:
- Keluarga telah mampu merawat
anggota keluarga dengan masalah
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
8
Rabu,
12 Juni
Ketidak-
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
Anak R
Memodifikasi
makanan/cemilan sehat
Nugget Tempe
gizi tidak seimbang ( menyusun
menu makanan dan menyiapkan
makanan Seimbang, membuat
jadwal kegiatan harian anak
mengetahui cara mengolah,
memilih makanan)
- TUK 3 tercapai.
P:
- Menyediakan dan memberikan tabel
jadwal menu harian tambahan
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
yang dilakukan oleh An R
- Melanjutkan intervensi TUK 4 dan 5
-Implementasi komunitas
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
No dan
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
9
Senin
15 Juni
Ketidak-
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
Anak R
- Mengucapkan salam
- Mengevaluasi keadaan
keadaan keluarga
- Mengingatkan kontrak
dan menjelaskan tujuan
kunjungan
- Memberikan
pendidikan kesehatan
TUK 4-5 dengan
mengunakan media
lembar balik;
- TUK 4:Memodifikasi
lingkungan :
Cara penyajian
makanan: jenis
makanan bervariasi
setiap harinya,
kombinasi jenis
makanan hewani
dan nabati, disajikan
dalam bentuk
hangat, perhatikan
jadwal menu
makanan, jumlah
makanan sesuai
dengan kebutuhan
Cara mengatasi anak
yang tidak bersedia
makan: jangan
dipaksa, tapi ikuti
S:
- Ibu N menjawab salam
- Ibu N mengatakan semua anggota
keluarga dalam keadaan baik
- Ibu N menyebutkan cara menyajikan
makanan yang baik yaitu makanan
jenisnya bermacam-macam,
dihidangkan dalam keadaan hangat,
porsi makanan sesuai kebutuhan
- Ibu N menyebutkan cara mengatasi
anak yang susah makan yaitu jangan
memaksa anak, masak dan beri makan
kesukaan anak, sajikan dalam bentuk
menarik
- Ibu N menyebutkan cara menimbulkan
nafsu makan diantaranya makan
bersama keluarga, sajikan makanan
dalam keadaan hangat, menggunakan
piring atau gelas yang menarik
- Ibu N menyebutkan jika anggota
keluarga sakit dapat memeriksakan
kesehatan ke puskesmas, rumah sakit
dan klinik dokter
- Ibu N menyebutkan manfaat pelayanan
kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan,
pengetahuan tentang penyakit, dan
menangani masalah kesehatan misalnya
gizi
O:
- Ibu N mampu menyebutkan 3 cara
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
keinginan anak
misalnya makan
sambil bermain, beri
makanan sesuai
dengan selera anak
dan tidak
membosankan,
jangan memberikan
makanan yang
manis sebelum
makan, sajikan
makanan dalam
bentuk menarik,
berikan makan
dalam porsi kecil
namun sering
Lingkungan yang
mendukung untuk
menimbulkan nafsu
makan: makan
bersama anggota
keluarga yang lain,
makanan yang
dihidangkan dalam
keadaan hangat,
menggunakan alat
makan yang menarik
Makan sambil
bercerita
Jenis makanan
bervariasi dan
menarik.
- TUK 5: menggunakan
penyajian makanan yang baik dengan
benar
- Ibu N mampu menyebutkan 3 cara
mengatasi anak yang tidak mau makan
dengan benar
- Ibu N mampu menyebutkan 3 cara
menimbulkan nafsu makan anak
dengan benar
- Ibu N mampu menyebutkan 3 fasilitas
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kesehatan dengan benar
- Ibu mampu mampu menyebutan
manfaat pelayanan kesehatan dengan
benar
A:
- Keluarga sudah mengetahui cara
memodifikasi lingkungan untuk
mengatasi masalah gizi kurang
- Keluarga sudah mampu mengenal
pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan
kesehatan anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan
khususya gizi kurang
P:
- Evaluasi TUK 1-5
- Dan terminasi
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
fasilitas kesehatan yang
ada untuk
meningkatkan status
kesehatan (gizi anak)
Menyebutkan
fasilitas kesehatan
yang dapat
digunakan dan
terdapat disekitar
tempat tinggal:
puskesmas, rumah
sakit, dan kllinik
dokter
Menjelaskan
manfaat
mengunjungi
fasilitas kesehatan:
mendapatkan
pemeriksaan
kesehatan anak,
mendapatan
penyuluhan dan
informasi mengenai
kesehatan khususna
gizi, mengatasi
masalah gizi kurang
Keluarga mampu
mengunjungi
fasilitas kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
No dan
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
10
Senin
17 Juni
Ketidak-
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
Anak R
- Mengucapkan salam
- Mengevaluasi keadaan
keadaan keluarga
- Mengingatkan kontrak
dan menjelaskan tujuan
kunjungan
- Melakukan evaluasi
TUK 1-5
S:
- Ibu N menjawab salam
- Ibu N mengatakan semua anggota
keluarga dalam keadaan baik
- Ibu N mengatakan gizi seimbang adalah
makanan yang dimakan dalam 1 porsi
mengandung zat tenaga, pembangun
dan pengatur.
- Ibu N menyebutkan gizi seimbang sama
seperti triguna makanan.
- Ibu N menyebutkan zat tenaga
berfungsi untuk sumber tenaga
beraktivitas contohnya makanan yang
mengandung karbohidrat seperti nasi
roti, mie, ubi, jagung
- Ibu N menyebutkan zat pembangun
untuk pertumbuhan tubuh bertambah
besar dan tinggi, contohnya makanan
yang mengandung protein seperti ayam,
daging, ikan, telor
- Ibu N menyebutkan zat pengatur untuk
meningkatkan daya tahan tubuh
contohnya sayur dan buah-buahan
- Ibu N menyebutkan penyebab gizi
kurang karena perkekonomian keluarga,
pola asuh orang tua, makanan yang
dimakan dan diberikan kepada anak,
dan penyakit
- Ibu N menyebutkan tanda dan gejala
gizi kurang yaitu anak kurus berat
badan tidak sesuai dengan tinggi badan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
dan umur, prestasi belajar menurun,
anak lemas dan tidak bersemangat
- Ibu N menyebutkan porsi makanan
untuk anak dalam sehari yaitu, nasi 2-3
piring, lauk 2-4 potong, sayur 1-1 ½
mangkok, dan buah-buahan
- Ibu N menyebutkan cara mengatasi
masalah gizi kurang yaitu memberi
jenis makanan dengan gizi seimbang
terdiri dari zat pembangun, pengatur,
dan tenaga, makan yang teratur, , tidak
sembarangan jajan
- Ibu N menyebutkan cara memilih
makan yaitu harga yang terjangkau,
masih segar, tidak layu dan tidak
berbau busuk, dan mudah didapat
- Ibu N menyebutkan cara mengolah
makanan yaitu sayur dan buah di cuci
dengan air bersih dan mengalir, alat-
alat masak dan makan di cuci bersih,
,sayur jangan dimasak terlalu lama,
cuci tangan sebelum dan sesudah
makan
O:
- Ibu N mampu menjelas kembali
pengertian gizi seimbang dan triguna
makanan beserta manfaat dan
komponennya dengan benar namun
sekali-kali dibantu untuk mengingatnya
- Ibu N mampu menyebutkan 3 penyebab
gizi kurang dengan benar
- Ibu N mampu menyebutkan 3 tanda dan
gejala gizi kurang dengan benar
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
- Ibu N mampu menyebutkan porsi
makanan seimbang dengan
bantuan/stimulus
- Ibu M mampu menyebutkan 3 cara
memilh makanan yang benar
- Ibu N mampu menyebutkan 3 cara
mengatasi masalah gizi kurang dengan
benar
- Ibu mampu menyebutkan 5 cara
mengolah makanan dengan benar
bantuan/stimulus
- Ibu N mampu mengurutkan tingkatan
piramida makanan
- Ibu N menyebutkan cara menyajikan
makanan yang baik yaitu makanan
jenisnya bermacam-macam,
dihidangkan dalam keadaan hangat,
porsi makanan sesuai kebutuhan
- Ibu N menyebutkan cara mengatasi
anak yang susah makan yaitu jangan
memaksa anak, masak dan beri makan
kesukaan anak, sajikan dalam bentuk
menarik
- Ibu N menyebutkan cara menimbulkan
nafsu makan diantaranya makan
bersama keluarga, sajikan makanan
dalam keadaan hangat, menggunakan
piring atau gelas yang menarik
- Ibu N menyebutkan jika anggota
keluarga sakit dapat memeriksakan
kesehatan ke puskesmas, rumah sakit
dan klinik dokter
- Ibu N menyebutkan manfaat pelayanan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan,
pengetahuan tentang penyakit, dan
menangani masalah kesehatan misalnya
gizi
A:
- Keluarga telah mengetahui 5 tugas
kesehatan keluarga dalam mengatasi
gizi kurang
-
P:
- Terminasi
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. R
No. Kriteria Evaluasi
Hasil Keterangan
Ya Tidak
1. Menyebutkan pengertian kurang gizi adalah suatu
keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan zat-zat
tubuh tertentu dari makanan.
√
2. Menyebutkan 3 dari 4 penyebab kurang gizi,
yaitu:
a. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kurang
dari kebutuhan tubuh.
b. Makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak
seimbang.
c. Makan tidak teratur.
d. Adanya penyakit tertentu.
√
3. Menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala kurang
gizi, yaitu:
a. Badan kurus.
b. Rambut tipis dan mudah dicabut.
c. Lemah dan pucat.
d. Kulit kering dan kusam.
e. Kaki, tangan, dan sekitar mata bengkak.
√
4. Menyebutkan 2 dari 3 akibat kurang gizi, yaitu:
a. Gangguan pertumbuhan.
b. Mudah terserang penyakit.
c. Menurunkan daya pikir/kecerdasan.
√
5. Menyebutkan menyebutkan komponen Triguna
makanan beserta 2 contohnya :
1. Zat tenaga, sebagai sumber tenaga untuk
beraktivitas dan sumber makanan pokok
(karbohidrat) seperti, nasi, roti, gula,
singkong, ubi, dll.
2. Zat pembangun, sebagai pupuk untuk proses
berpikir, terdapat dalam lauk pauk (protein
dan lemak), seperti ikan, telur, tempe, daging,
susu, dll.
3. zat pengatur, sebagai pengatur lalu lintas
(polisi) makanan, terdapat dalam buah dan
√
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
sayur (vitamin dan mineral) seperti, wortel,
jeruk, nanas, bayam, kangkung, dll.
6. Menyebutkan 3 dari 4 cara mengatasi kurang gizi,
yaitu:
a. Makan makanan yang seimbang (triguna
makanan).
b. Makanan sesuai dengan kebutuhan anak usia
sekolah
c. Makan yang teratur.
d. Menggunakan prinsip penyajian makanan.
√
7. Menyebutkan 3 dari 4 cara memilih makanan,
yaitu:
a. Harganya terjangkau.
b. Nila gizinya baik atau seimbang.
c. Masih segar, tidak layu, tidak berbau busuk.
d. Mudah didapat.
√
8. Menyebutkan 3 dari 4 cara mengolah makanan,
yaitu:
1. Sayuran dan buah dicuci di air yang mengalir
terlebih dahulu baru dipotong-potong.
2. Sayuran dimasak jangan terlalu lama.
3. Alat-alat masak dan makan dicuci bersih.
4. Cuci tangan sebelum masak dan makan.
√
9. Menyebutkan 3 dari 4 cara menyajikan makanan,
yaitu:
a. Jenis makanan bervariasi setiap harinya.
b. Mengkombinasikan jenis makanan hewani
dan nabati.
c. Perhatikan jadwal menu makanan.
d. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan.
√
10. Menyebutkan 3 dari 4 lingkungan yang
mendukung untuk meningkatkan status gizi
balita, yaitu:
a. Makan bersama anggota keluarga yang lain.
b. Menggunakan alat makan yang menarik.
c. Makan sambil bercerita.
d. Jenis makanan bervariasi dan menarik.
√
11. Mempraktekkan mengolah makanan yang √
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252)
KELURAHAN CISALAK PASAR
sederhana, yaitu memasak sayur bayam. Caranya
sebagai berikut: Sayuran dicuci di air mengalir
kemudian dipotong-potong dan dimasukkan saat
air mendidih. Sebelumnya masukkan terlebih
dahulu bawang merah, bawang putih, cabai,
garam, dan secukupnya. dan diangkat saat
sayuran tidak menjadi layu.
12. Mampu merawat anggota keluarga dengan kurang
gizi
√
13. Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat
dikunjungi yaitu puskesmas, rumah sakit, dan
klinik dokter
√
14. Menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas
kesehatan yaitu mendapatkan pemeriksaan,
mendapatkan perawatan, mendapatkan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan
√
Kesimpulan Tingkat Kemandirian Asuhan Keperawatan Keluarga Kelolaan:
Dari hasil pengkajian, implementasi, dan evaluasi yang telah dilakukan selama lima minggu,
keluarga dalam membina hubungan kerjasama yang baik dengan mahasiswa untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ditemukan didalam keluarga yaitu yang terjadi pada An. R yang
memgalami risiko gizi kurang. Selama kunjungan rutin dan pembinaan di keluarga baik
keluarga maupun mahasiswa sama-sama memperoleh informasi secara langsung mengenai
masalah gizi kurang. Selama lima minggu keluarga yang awalnya memliliki “Tingkat
Kemandirian I” yang meliputi: menerima petugas puskesmas (mahasiswa), menerima yankes
sesuai rencana dan sekarang tingkat kemandirian keluarga telah meningkat pada “Tingkat
Kemandirian III” yaitu:
a. Menerima petugas puskesmas/mahasiswa
b. Menerima yankes sesuai rencana
c. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
d. Memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran
e. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
CARA MEMILIH MAKANAN
1. Harganya terjangkau 2. Nilai gizinya baik 3. Masih segar/tidak busuk 4. Mudah didapat
CARA MENGOLAH
BAHAN
MAKANAN:
1. Cuci tangan sebelum memasak 2. Sayuran, buah-buahan dicuci dulu
kemudian dipotong-potong 3. Sayuran dimasak jangan terlalu
lama 4. Alat masak harus dicuci bersih 5. Beras dicuci tidak sampai bening
airnya 6. Lauk juga dicuci dan dibuang
kotorannya sebelum dipotong
PRINSIP
PENYAJIAN
MAKANAN
1. Memberi jenis makanan seimbang pada saat anak sehat dan sakit
2. Jenis makanan bervariasi 3. Makan teratur 4. Memberi makan dalam porsi
sedikit tapi sering 5. Ajak anak makan bersama
keluarga
6. Memberi makan sambil bermain dan cerita
7. Tata makanan yang menarik dengan bentuk dan warna yang menarik
8. Jangan beri jajanan dekat dengan waktu makan
9. Jangan berikan makanan manis sebelum makan
10. Jangan paksa anak bila anak tidak mau makan
MENINGKATKAN
NAFSU MAKAN
ANAK
1. Jenis makanan bervariasi
2. Kombinasi makanan hewani dan nabati jika keuangan memungkinkan
3. Disajikan dalam keadaan hangat
4. Perhatikan jadwal menu
5. Jumlah makanan sesuai kebutuhan
MANFAATKAN
FASILITAS
KESEHATAN
# Mendapat pelayanan kesehatan untuk menangani anak kurang gizi
# Mendapatkan informasi kesehatan
terkait dengan masalah gizi
Lampiran 7
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
ZAT GIZI
Adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan
GIZI SEIMBANG
Adalah makanan yng dikonsumsi dalam satu hari mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuh
PENTINGNYA GIZI SEIMBANG
1. Untuk pertumbuhan
dan perkembangan 2. Meningkatkan potensi
kecerdasan 3. meningkatkan daya tahan
tubuh
KURANG GIZI
Adalah berat badan dan tinggi badan kurang berdasarkan usia atau tidak sesuai dengan standar akibat kurangnya bahan-bahan makanan yang diutuhkan tubuh
PENYEBAB
KURANG GIZI
1. Jumlah makanan yang kurang 2. Jenis makanan tidak seimbang 3. Makan tidak teratur 4. Penyakit 5. Pola asuh keluarga
TANDA DAN GEJALA
1. Badan kurus 2. Rambut tipis
dan mudah rontok
3. Lemah dan pucat
4. Kulit kering dan kusam
5. Pusing 6. Kaki dan tangan bengkak
AKIBAT KURANG GIZI
1. Pertumbuhan dan
perkembangan anak terganggu
2. Anak mudah sakit 3. Kecerdasan anak
kurang/lambat
MANFAAT ZAT GIZI PADA
MAKANAN
1. Sumber zat tenaga (Karbohidrat)
Misal: beras, mie, ubi, jagung, roti, terigu, kentang, singkong
2. Sumber zat pembangun (protein) Misal: tempe, tahu, telur, susu, ikan, ayam, daging, kacang hijau, kedelai.
3. Sumber zat pengatur (Vitamin & mineral) Misal: kangkung, bayam, wortel, daun singkong, pepaya, mangga, jeruk, dll
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
b. Anak Usia lebih dari 2 tahun
- Berikan makanan dan minuman yang
cukup, apabila muntah usahakan
berikan minum lagi
- Beri kompres air biasa dan obat
penurun panas sesuai dosis
2. Jika Batuk:
- Berikan inhalasi sederhana (pelega
tenggorokan dan pernapasan) dengan
menggunakan air panas dalam
baskom dan menthol (minyak kayu
putih),
Caranya: air panas dimasukkan dalam
baskom lalu tuangkan menthol dari
minyak kayu putih atau minyak angin
lainnya kemudian penderita diminta
untuk menghirup uapnya.
- Obat tradisional: campuran setengah
sendok makan air perasan jeruk nipis
dengan setengah sendok makan madu
atau kecap
- Tepuk-tepuk punggung bila sulit
mengeluarkan dahak
3. Memakan makanan yang bergizi
4. Datang Puskesmas atau rumah sakit
terdekat
Bagaimana lingkungan rumah yang sehat untuk menghindari ISPA? 1. Rumah dan lingkungan bersih
2. Penerangan dari sinar matahari cukup
3. Hindari anak menghisap debu dan asap
(asap dapur, dan asap rokok)
4. Pertukaran udara (ventilasi) cukup
dengan cara membuka jendela setiap pagi
5. Jauhkan anak dari penderita batuk pilek
Tanda-tanda penyakit bertambah parah 1. Anak tidak mau minum
2. Nafas cepat
3. Sesak nafas
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(BATUK PILEK)
Yunita Safitri, S.Kep
PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
Pergilah ke Puskesmas, klinik, rumah sakit atau tenaga
kesehatan lainnya jika anak keluhan tidak sembuh dan
semakin Parah
Lampiran 7
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Apa yang dimaksud ISPA?
ISPA adalah penyakit infeksi
saluran pernafasan akut yang
ditandai dengan batuk pilek
yang datangnya tiba-tiba.
ISPA bisa terjadi dan
menyerang siapa saja
Apa penyebabnya? Penyebab utama : Virus
Penyebab lain :
Tertular penderita lain
Belum imunisasi
lengkap
Kurang gizi
Tinggal dilingkungan yang kurang sehat,
seperti:
Pencahayaan sinar matahari tidak
masuk ke dalam rumah
Ventilasi dan jendela rumah sedikit
dan jarang dibuka
Ada anggota keluarga yang merokok
Lingkungan rumah dekat jalanan
berdebu
Tanda dan gejala ISPA? - Batuk pilek
- Demam/panas
- Nafas
sesak/tarikan
dinding dada
saat bernafas
- Nafas cepat:
Umur 2 bulan: 60 kali atau
lebih/menit
Umur 2 bulan – 1 tahun: 50 kali atau
lebih/menit
Umur 1-5 tahun: 40 kali atau lebih
permenit
Apa akibat dari ISPA? 1. Penyakit bertambah parah
2. Kecerdasan berkurang
3. Sesak napas berat hingga meninggal dunia
Bagaimana cara mencegahnya? - Jauhkan dari penderita batuk
- Berikan ASI
- Mintakan imunisasi lengkap
- Berikan makanan bergizi setiap hari
- Jaga kebersihan tubuh, makanan dan
lingkungan
Bagaimana cara merawatnya?
5. Istirahat yang cukup
6. Bersihkan hidung yang tersumbat dengan
sapu tangan bersih atau tissue
7. Jika demam/panas:
a. Anak Usia kurang dari 2 tahun:
- Berikan ASI
- Berikan kompres air biasa dilipatan
paha atau ketiak
- Berikan obat penurun panas sesuai
dosis
- Minum yang banyak
- Berikan pakaian tipis & menyerap dan
jangan menggunakan baju atau
selimut tebal
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Yunita Safitri, S.Kep
0806323252
Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
Fakultas Ilmu Keperwatan
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
Lampiran 8
Lampiran 8
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Adalah berat
badan dan
tinggi badan
kurang
berdasarkan
usia atau tidak
sesuai dengan
standar akibat
kurangnya
bahan-bahan
makanan yang
dibutuhkan
tubuh
GIZI KURANG
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Perekonomian yang kurang
Pemberian makan anak
Penyakit infeksi dan kronis
Pemilihan, pengolahan bahan
makanan dan
Penyimpanan makanan yang
salah
Komposisi makanan tidak
seimbang
Ketersediaan air minum yang
memadai
Kondisi lingkungan
Gizi Ibu saat hamil
Pola asuh kelularga
Penyebab Gizi Kurang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Tanda & Gejala...
☺ Berat badan anak berada dibawah
ideal
☺ Badan kurus, tidak mau makan
☺ Rambut tipis dan mudah rontok
☺ Lemah/pucat
☺ Kulit kering dan kusam
☺ Pusing
☺ Kaki dan tangan bengkak
☺ Otot mengecil atau lembek
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Akibat Kurang Gizi
Gangguan dalam pertumbuhan
Daya tahan tubuh kurang
Mudah terkena penyakit
Prestasi belajar menurun
Perilaku tidak tenang, mudah tersinggung,
cengeng, dan sering bingung
Makan-makanan pada energi yang
diperkaya dengan vitamin dan mineral
Makanan dengan bentuk cair, lumat,
lembik, dan padat
Makanan siap saji: minak, susu, tepung,
gula, kacang-kacangan, dan sumber hewani
Penanganan Anak Gizi Kurang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Gizi zat makanan pokok yang
diperlukan bagi pertumbuhan dan
kesehatan badan
Gizi Seimbang makanan yang
dikomsunsi dalam satu
hari mengandung zat
tenaga, zat pembangun
dan zat pengatur sesuai
dengan kebutuhan
tubuhnya
Gizi seimbang???
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Sumber Zat tenaga/sumber energi
Agar anak dapat beraktivitas
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Sumber Zat Pembangun
untuk pertumbuhan anak
Sumber Zat Pengatur /pelindung
melindungi anak dari penyakit
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
MANFAAT GIZI BAGI
TUBUH
Sumber Tenaga
Sumber Pembangun
Sumber Pengatur
Belajar
Bekerja
Bermain
Penyembuhan dan
penggantaian jaringn
tubuh yang rusak
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Akibat
Gizi Tidak Seimbang
1. Marasmus:
Anak tampak kurus
Wajah seperti orang tua
Kulit keriput
Perut cekung
2. Kwashiorkor:
Bercak merah kehitaman di tungkai atau
pantat
Wajah bulat sembab
Rambut tipis
Kedua punggung kaki bengkak
3. Marasmus_kwashiorkor:
Sangat kurus
Rambut rontok
Punggung kaki bengkak
Cengeng
4. Anemia Bizi Besi ( AGB): kekerangan zat besi
dalam jumlah yang tidak mencukupi kebutuhan
sehari-hari
5. Kekurangan virtamin A
6. Gangguan Akibat kekurangan yodium
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
1. Bertmbah umur bertambah berat
badan, bertambah tinggi
2. Postur tubuh tegap dan otot padat
3 Rambut berkilau dan kuat
4. Kulit dan kuku bersih tidak pucat
5. Wajah ceria, mata bening dan bibir
segar
6. Gigi bersih dan gusi merah muda
7. Nafsu makan baik dan buang air
besar secara teartur
8. Bergerk aktif dan berbicara lancar
sesuai umur
9. Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10 Tidur nyenyak
Ciri Anak
Bergizi Baik
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Berbagai Cara Menuju
Makanan Dengan Gizi
Seimbang
2. Cara mengolah bahan Makanan
☺ Cuci tangan sebelum masak
☺ Sayuran, buah-buhan dicuci dulu kemudian di
potong-potong
☺ Sayuran jangan dimasak terlalu lama dan
matang
☺ Lauk juga dicuci dan dibuang kotorannya sebelum dipotong
1. Cara memilih makanan
☺ Harganya terjangkau ☺ Nilai gizinya baik
☺ Masih segar/tidak busuk
☺ Mudah didapat
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Berbagai Cara Menuju
Makanan Dengan Gizi
Seimbang
3. Prinsip Penyajian Makanan
☺ Jenis makanan bervariasi
☺ Kombinasi makanan hewani
dan nabati jika keuangan
memungkinkan
☺ Sajikan dalam keadaan
hangat
☺ Perhatian jadwal menu dan
Jumlah makanan sesuai
kebutuhan
4. Prinsip mengatasi anak yang tidak mau makan
☺ Jangan dipaksa jika tidak mau makan
☺ Menggunakan alat makanan yang menarik dan
Makan sambil cerita
☺ Jenis makanan bervariasi dengan bentuk dan
warna yang menarik
5. Suansana yang dapat
menimbulkan nafsu makan
☺ Makan bersama anggota
keluarga
☺ Makanan yang
dihidangkap dalam
keadaan hangat
☺ Jenis makanan bervariasi
☺ Alat makan menarik
☺ Makan sambil bercerita
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ingaaat.....
13 Pesan Untuk Gizi Seimbang
1. Makanlah aneka ragam makanan sumber zat
tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan
energi yaitu sumber tenaga (karbohidrat, protein
dan lemak
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat ½ dari
kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼
dari kebutuhan energi
5. Gunakan garam beriodium untuk cegah
timbulnya gangguan akibat kekurangan iodium
6. Makanlah makanan yang untuk mencegah
anemia
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6
bulan
8. Biasakan makan pagi atau sarapan
9. Minumlah air bersih aman dan cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara
tertatur
11. Hindari minum-minuman yang beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi
kesehatan
13. Macalah label pada makanan yang dikemas
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
☺ Nasi/Pengganti 2-3 piring
☺ Lauk hewani 2-4 potong (4x5x1 cm)
☺ Lauk nabati 2-3 potong (6x5x2 cm)
☺ Sayur 1 - 1 ½ mangkok kecil
☺ Buah-buahan 2-3 potong
☺ Susu 1–2 gelas
Menu makanan sehat Anak usia sekolah
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Tanggal/
Waktu
Menu
(Bahan Makanan)
Sumber Zat gizi
Pagi,
06.30
Nasi Goreng:
- Nasi (100 gr atau ¾ gelas
belimbing/ 1-2 sendok nasi
datar)
- Sawi (sesuka)
- Telor ( 1 butir / 50 gr)
- Susu 1 gelas
Energy, karbohidrat
Serat,
Protein hewani, lemak
Protein, vitamin, mineral
Siang,
12.00
- Nasi (150 gr atau 1 gelas
belimbing atau 2-3 sendok
nasi datar)
- Tempe (2 potong sedang)
- Udang/daging (1 potong
sedang)
- Sayuran (1 mangkok)
Energy, karbohidrat
Proteinnabati
Protein hewani
Serat dan mineral
Sore,
16.00
- Bubur kacang hijau 1
mangkok
Energy, Protein nabati,
lemak
Malam,
19.00
- Nasi( 100 gr/ ¾ gelas
belimbing, 1-2 sendok nasi
datar
- Ikan mujair (1 ekor/1
potong)
- Pergedel jagung+ wortel (
2 potong)
- Sayur ( ½ mangkok)
Energy, karbohidrat
Protein hewani,
Karbohidrat, serat
serat
Contoh Menu dalam Sehari
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013