asuhan keperawatan pada an . a dengan leukimia...
TRANSCRIPT
ASUH
Diajukan
HAN KEPERLIMFOB
R
n Guna MelUntuk
PROGF
UNIVERS
RAWATANBLASTIK ARUMAH SA
NASKA
lengkapi Tuk Menyelesa
Diploma
Di
PUTR
J
GRAM STUFAKULTAS
ITAS MUH
i
N PADA AnAKUT DI RUAKIT Dr. MO
AH PUBLIK
ugas-Tugas aikan Progra III Kepera
isusun Oleh
RI HIDAYA
200 100 037
UDI DIII KES ILMU KEHAMMADIY
2013
n. A DENGAUANG MELOEWARDI
KASI
dan Memenram Pendidawatan
h:
ATI
7
EPERAWASEHATANYAH SURA
AN LEUKILATI II I
nuhi Syaratdikan
TAN N AKARTA
MIA
t-syarat
Y
N
T
e
N
N
P
J
N
D
Jl. A
S
Yang bertand
Nama
Telah memba
eingkasan tug
Nama
NIM
Peogram Stud
Judul
Naskah artike
Demikian per
UNI
A. Yani Trom
SURAT PER
da tangan diba
: Endang Z
aca dan menc
gas akhir dari
: PU
: J2
di : D
: A
LE
M
el tersebut lay
rsetujuan ini d
IVERSITAS
FAKU
mol Pos 1-Pa
RSETUJUAN
awah ini pemb
Zulaicha S, S
ermati naskah
mahasiswa
UTRI HIDAY
200100037
D III Keperaw
ASUHAN KE
EUKIMIA
MELATI II R
yak dan dapat
dibuat, semog
1
S MUHAMM
ULTAS ILM
abelan, KartSurakart
N ARTIKEL
mbimbing tuga
S.Kp.
h artikel publ
YATI
atan
EPERAWAT
LIMFOBL
RUMAH SAK
t disetujui unt
ga dapat diper
MADIYAH
MU KESEHA
tasura Telp. (ta 57102
L PUBLIKAS
as akhir:
ikasi Ilmiah y
TAN PADA
LASTIK A
KIT Dr. MO
tuk dipublikas
rgunakan sep
Su
Endan
H SURAKAR
ATAN
(0271) 7174
SI ILMIAH
yang merupak
A An. A DEN
AKUT DI
OEWARDI.
sikan
erlunya.
urakarta, 23 Ju
Pembimbin
ng Zulaicha S
RTA
417 Fax: 715
kan
NGAN
RUANG
uli 2013
ng
S, S.Kp
5448
iii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI RUANG MELATI II
RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI (Putri Hidayati, 2013, 60 Halaman)
ABSTRAK
Latar Belakang: Leukimia limfoblastik akut sering ditemukan di rumah sakit umum dengan angka kejadian terbanyak yang menyerang pada anak-anak usia 2-6 tahun. Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Leukimia limfoblastik akut meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Hasil: Diagnosa yang muncul pada kasus adalah nyeri, gangguan nutrisi, gangguan pola tidur dan resiko tinggi infeksi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil nyeri pada klien sudah berkurang, nafsu makan meningkat, pola tidur klien teratasi dengan baik, dan resiko infeksi berkurang. Kesimpulan: Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien adalah dengan memberikan terapi analgesik dan massase dapat mengurangi nyeri dan pola tidur klien teratasi dengan baik, memberikan terapi diet sesuai program menyebabkan gangguan nutrisi tidak terjadi dan dengan menjaga personal hygiene resiko infeksi pada klien tidak terjadi. Kata kunci: Leukimia limfoblastik akut, nyeri, gangguan nutrisi, gangguan pola tidur, resiko infeksi.
1
PENDAHULUAN
Leukimia, kanker pada jaringan pembentuk darah, adalah bentuk
kanker pada masa kanak-kanak yang paling sering ditemukan. Insidensi
per tahunnya adalah 3 hingga 4 kasus per 100.000 anak-anak kulit putih
yang berusia di bawah 15 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak
laki-laki dibandingkan anak perempuan yang berusia di atas 1 tahun, dan
awitan puncaknya terjadi antara usia 2 dan 6 tahun. Leukimia merupakan
salah satu bentuk kanker yang memperlihatkan peningkatan angka
keberhasilan hidup secara dramatis. Keberhasilan hidup tanpa penyakit
untuk jangka waktu lama yang dijumpai akhir-akhir ini pada anak-anak
yang menderita Leukimia Limfoid Akut mendekati angka 75%. (Wong,
2009)
Komplikasi dari pengobatan leukimia sendiri meliputi perawakan
pendek, pengecilan otot, dan nekrosis dari tulang yang disebabkan oleh
terapi steroid dengan dosis tinggi yang biasanya terjadi pada anak-anak,
obesitas dan disfungsi gonad yang dihasilkan akibat efek neuroendokrin,
potensi perubahan dalam perkembangan pubertas dan fungsi gonad,
kardiomiopati, munculnya Leukimia kedua AML (Akut Mieloblastik
Leukimia), disfungsi kandung kemih, kekebalan tubuh menurun, efek
psikososial yang terkait dengan penyakit kronis, serta kekambuhan
kembali penyakit Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) . (Burns, Catherine
et al, 2007)
v
Berdasarkan data National Cancer Institute pada tahun 2012 kasus
Leukimia Limfoblastik Akut telah terjadi pada 47.150 orang. Leukimia
adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan
getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan
jaringan lainnya. (WHO, 2012)
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), di Indonesia
kanker menjadi penyebab kematian no.3 dengan kejadian 7,7 % dari
seluruh penyebab kematian karena penyakit tidak menular. Sementara itu
leukimia merupakan jenis kanker tertinggi pada anak di seluruh RS di
Indonesia dengan proporsi sebesar 10,4 %. Selain itu, sejak tahun 2010
pengendalian kanker nasional telah mengembangkan program kanker pada
anak melalui upaya pengenalan tanda dan gejala yang dikembangkan di
puskesmas dan pos pembinaan terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM) di masyarakat. (Depkes, 2013)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik RS Moewardi
pada tahun 2012 ditemukan jumlah kasus Leukimia Limfoblastik Akut
(LLA) sebanyak 307 kasus. Sedangkan jumlah kasus LLA yang terjadi
pada tahun 2013 sampai dengan bulan April sebanyak 103 kasus. Di
RSUD Moewardi mencatat kejadian LLA hingga saat ini terus bertambah
di bangsal anak Melati II RSUD Moewardi.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah memberikan pengalaman
yang nyata kepada penulis untuk mengetahui cara perawatan dan
1
penanganan pada pasien anak dengan masalah Leukimia Limfoblastik
Akut dengan benar.
Tujuan khusus dari karya tulis ilmiah ini adalah penulis dapat
melakukan pengkajian pada klien anak dengan masalah Leukimia
Limfoblastik Akut, menegakkan perumusan diagnosa keperawatan yang
muncul pada klien anak dengan Leukimia Limfoblastik Akut, menyusun
intervensi keperawatan pada klien anak dengan Leukimia Limfoblastik
Akut, melakukan implementasi keperawatan pada klien anak dengan
Leukimia Limfoblastik Akut, serta melakukan evaluasi pada klien anak
dengan Leukimia Limfoblastik Akut
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Richards E Behrman, Robert M Kliegman dan Hal B
Jenson (2004) Leukimia adalah neoplasma ganas yang paling umum pada
anak-anak, terhitung sekitar 41% dari semua malignants yang terjadi pada
anak yang lebih muda dari 15 tahun. Leukimia lymphoblastic akut untuk
sekitar 77% dari kasus leukimia pada anak.
Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) sering disebut sebagai “great
imitator” karena gejala yang nonspesifik. LLA adalah keganasan primer
sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh
komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran ke
organ-organ lain. Blastosit abnormal gagal berdiferensiasi menjadi bentuk
dewasa dan proses pembelahan berlangsung terus. Sel-sel ini (blastosit)
mendesak komponen hemopoitik normal sehingga terjadi kegagalan fungsi
vii
sumsum tulang. Di samping itu, sel-sel abnormal melalui peredaran darah
melakukan infiltrasi ke organ-organ. (Toy, Eugene et al, 2011).
Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) paling banyak ditemukan pada
anak umur 2-6 tahun. Penyebab belum diketahui, mungkin ada pengaruh
faktor genetik karena LLA lebih sering pada anak dengan kelainan
kromosom seperti Sindrom Down, Sindrom Fanconi, sindrom Bloom,
ataksia-teleangiektasia, dan juga pada anak kembar. Faktor yang lain ialah
lingkungan, yaitu kejadian LLA pada janin dan anak terpapar radiasi lebih
banyak dari kontrol, serta kasus LLA terkait dengan adanya infeksi virus
Epstein Barr. (Widagdo, 2012)
Patofisiologi menurut Wong (2009) Leukimia merupakan
proliferasi tanpa batas sel darah putih yang imatur dalam jaringan tubuh
yang membentuk darah. Walaupun bukan suatu “tumor”, sel-sel leukimia
memperlihatkan sifat neoplastik yang sama seperti sel-sel kanker yang
solid. Oleh karena itu, keadaan patologi dan manifestasi klinisnya
disebabkan oleh infiltrasi dan penggantian setiap jaringan tubuh dengan
sel-sel leukimia nonfungsional. Organ-organ yang terdiri banyak
pembuluh darah, seperti limpa dan hati, merupakan organ yang terkena
paling berat.
Pada semua tipe leukimia, sel-sel yang berproliferasi menekan
produksi unsur-unsur darah yang terbentuk dalam sumsum tulang melalui
kompetisi dengan sel-sel normal dan perampasan hak-haknya dalam
mendapatkan unsur gizi yang esensial bagi metabolisme. Tanda dan gejala
1
leukimia yang paling sering ditemukan merupakan akibat dari infiltrasi
pada sumsum tulang. Tiga akibat yang utama adalah:
a. Anemia, akibat penurunan jumlah SDM.
b. Infeksi, akibat neutropenia.
c. Tendensi perdarahan, akibat penurunan produksi trombosit.
Invasi sel-sel kimia leukimia ke dalam sumsum tulang secara
perlahan-lahan akan melemahkan tulang dan cenderung mengakibatkan
fraktur. Karena sel-sel leukimia menginvasi periostium, peningkatan
tekanan menyebabkan rasa nyeri yang hebat. (Wong, 2009)
Hasil penelitian
Biodata klien, nama An. A, umur 3,3 tahun, lahir tanggal 19- 01- 2010,
jenis kelamin perempuan, agama Islam, alamat Tegal Kuniran, RT 1/26,
Jebres Surakarta. An. A masuk Rumah Sakit Umum Moewardi pada
tanggal 28 April 2013 jam 16.07 dengan diagnosa medis LLA.
Pengkajian Keperawatan
Keluhan utama, ibu klien mengatakan klien pusing hebat (nyeri),
demam, klien mengeluh bagian kaki kanan sakit, tidak mau makan dan
anak sulit tidur karena sering mengeluh pusing.
Riwayat penyakit sekarang, keluarga klien mengatakan 6 hari yang
lalu pasien pulang dari RS untuk kemoterapi dan pasien mengeluh pusing.
Kurang lebih 5 hari klien mengeluh pusing bertambah dan tidak ada
ix
perubahan. Pada tanggal 28 April 2013 oleh keluarga klien dibawa ke IGD
RSDM, kemudian pasien dipindah dan dirawat inap di ruang Melati II
kamar 7C.
Analisa Data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. Data Subjektif: Ibu klien mengatakan klien pusing hebat (nyeri). Dari hasil pengkajian nyeri FLACC PAIN SCALE, anak mendeskripsikan skor nyeri 7. Data Objektif: Keadaan umum pasien lemah. Klien merintih kesakitan, memegangi kepala, mengerutkan dahi.
Nyeri Akut Kehancuran jaringan yang terus menerus, kemoterapi.
2. Data Subjektif Ibu klien mengatakan anaknya malas makan. Data Objektif: A: Lingkar kepala 46 cm
Tinggi badan 89 cm Penurunan BB 1 kg: Sebelum sakit: 11 kg Selama sakit: 10 kg Tabel Z score klien -3 SD.
B: Hb 11,6 g/dl. C: Mukosa mulut basah,
konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik.
D: Klien tidak pernah menghabiskan diet dari RS, makanan dihabiskan ¼ porsi dan kadang hanya beberapa
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Anoreksia
1
sendok saja.
3. Data Subjektif Ibu klien mengatakan anaknya sulit tidur karena anak sering mengeluh pusing. Data objektif: Klien sering menguap, mata kuyu kurang tidur, lesu dan gelisah. Intensitas tidur 6 jam/hari.
Gangguan Pola Tidur
Ketidaknyamanan fisik yang lama(nyeri)
4. Data subjektif: Ibu klien mengatakan anaknya demam dan pada bagian kaki klien sakit. Data objektif: Kadar leukosit rendah 2,2 ribu/ul Pemeriksaan TTV: Nadi: 98 x/menit Suhu: 37,80C
Resiko Tinggi Infeksi
Pertahanan primer tidak adekuat ( trauma jaringan); pertahanan lapis kedua yang tidak memadai ( leukopenia, imunosupresi)
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan kehancuran jaringan yang terus
menerus, kemoterapi. (Nanda Nic Noc, 2011)
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Anoreksia. (Nanda Nic Noc, 2011)
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
yang lama (nyeri). (Nanda Nic Noc, 2011)
4. Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat (trauma jaringan); pertahanan lapis kedua yang tidak memadai
(leukopenia, immunosupresi). (Nanda Nic Noc, 2011)
xi
Hasil Penelitian
Faktor-faktor yang mendukung di dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien yaitu keluarga klien khususnya ibu klien sangat
kooperatif dan terbuka dalam memberikan informasi-informasi mengenai
keadaan klien, ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
sehingga dapat mendukung penulis dalam melaksanakan proses asuhan
keperawatan pada klien. Staf rumah sakit yang bersedia untuk memberikan
gambaran jelas mengenai kondisi klien. Selain itu, penulis mendapatkan
bimbingan dari awal pengkajian sampai evaluasi, sehingga penulis dapat
memahami tentang gambaran penyakit pada klien dan proses asuhan
keperawatan yang dilakukan untuk klien.
Hal-hal yang menghambat penulis dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan yaitu kurang kooperatifnya klien yang disebabkan karena
kondisi klien yang tidak memungkinkan dan klien selalu gelisah dan
marah apabila ada petugas kesehatan yang mendekatinya. Klien hanya
mau dilakukan tindakan keperawatan jika didampingi dengan ibunya.
Akan tetapi, setelah dilakukan pendekatan terapeutik dan dibantu oleh
keluarga dan teman teman mahasiswa, klien bersedia untuk dilakukan
tindakan asuhan keperawatan dan kooperatif.
1
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Perawat melakukan pengkajian menurut pola fungsi Gordon dan
pemeriksaan fisik secara head to toe. Pengkajian disesuaikan dengan
tinjauan teori dimana data-data yang dikaji meliputi: aktivitas,
sirkulasi, eliminasi, rasa nyaman, rasa aman, makan dan minum serta
neurosensori.
2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul empat
diagnosa pada klien. Diagnosa yang muncul adalah: nyeri akut
berhubungan dengan kehancuran jaringan yang terus menerus,
kemoterapi; ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia; gangguan pola tidur yang
berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (nyeri); resiko tinggi
infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (trauma
jaringan), pertahanan lapis kedua yang tidak memadai (leukopenia,
imunosupresi).
3. Implementasi keperawatan dilakukan 3x24 jam yang ditujukan untuk
mengatasi masalah keperawatan yang muncul. Hasil yang diperoleh
selama melakukan perawatan, kondisi klien lebih membaik
dibandingkan dari hari pertama pengkajian.
4. Evaluasi yang dilakukan pada hari terakhir, terdapat 3 masalah
keperawatan yang dapat teratasi dari 4 masalah keperawatan yang
muncul.
xiii
Saran
1. Bagi penulis.
Sebagai perawat hendaknya lebih jeli dalam mengkaji klien untuk
menentukan diagnosa dan intervensi yang tepat serta melakukan
kolaborasi yang baik dengan semua tenaga medis agar meningkatkan
kualitas dalam pemberian asuhan keperawatan.
2. Bagi keluarga.
Diharapkan keluarga mampu memahami tentang penyakit dan
perawatan pada klien agar tidak terjadi gangguan nutrisi, serta dapat
melanjutkan perawatan di rumah dengan baik.
3. Bagi instansi rumah sakit.
Karya tulis ilmiah ini dapat memberikan kontribusi untuk
mengevaluasi program pengobatan penyakit dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan.
4. Bagi instansi akademik.
Dapat digunakan sebagai informasi dalam peningkatan mutu
pendidikan khususnya dalam bidang keperawatan.
1
Daftar Pustaka
Behrman, Richard et al. 2004. Immunophenotyping in leukimia and its diagnostic significnce. Medical Journal of Indonesia. Volume 13. Number 3: july-september 2004: pp 133-202.
Burns, Catherine et al. 2004. Pediatric Primary Care, 3rd edition. ISBN.
Depkes RI. 2013. Seminar Sehari dalam Rangka Memperingati Hari Kanker Sedunia 2013. Diakses: 24 Mei 2013. www.depkes.go.id
Handayani W dan Sulistyo A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Hockenberry M and Wilson D. 2008. PEDIATRIC NURSING. ISBN.
Meadow R dan Newell S. 2006. Pediatrika. Jakarta: Erlangga.
Mehta A dan Hoffbrand V. 2008. At a Glance HEMATOLOGI. Jakarta: Erlangga.
Shiel, William et al. 2011. Kamus Kedokteran. Jakarta: Erlangga.
Sudoyo, Aru et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Toy, Eugene et al. 2011. Case Files Pediatri. Jakarta: EGC.
WHO. 2013. Insidensi leukimia tahun 2012. Diakses: 24 Mei 2013. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs37/en/index.html
Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak Dengan Demam. Jakarta : Erlangga.
Wilkinson, Judith. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta: EGC.