asuhan keperawatan pada ny.doc

26
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN POST OPERASI APENDIKTOMI I. PENGKAJIAN Waktu : Tempat : 1. Identitas Diri Klien Nama : Umur : Jenis Kelamin : Suku / Bangsa : Pekerjaan : Pendidikan : Alamat : Tanggal masuk RS : Cara masuk : dianter keluarga Diagnosa medis : apendicitis infiltrat Alasan di Rawat : kesakitan didaerah perut bagian bawah Keluhan Utama - Klien mengeluh nyeri pada daerah abdomen kanan bawah. Upaya yang telah dilakukan : Terapi/operasi yang pernah dilakukan : 2. RIWAYAT KESEHATAN 1

Upload: musadiryanto

Post on 06-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN

POST OPERASI APENDIKTOMI

I. PENGKAJIAN

Waktu :

Tempat :

1. Identitas Diri Klien

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Suku / Bangsa :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Alamat :

Tanggal masuk RS :

Cara masuk : dianter keluarga

Diagnosa medis : apendicitis infiltrat

Alasan di Rawat : kesakitan didaerah perut bagian bawah

Keluhan Utama

- Klien mengeluh nyeri pada daerah abdomen kanan bawah.

Upaya yang telah dilakukan :

Terapi/operasi yang pernah dilakukan :

2. RIWAYAT KESEHATAN

1) Riwayat penyakit Sekarang

Menurut pengakuan pasien, sakit perut sudah ada satu bulan yang lalu dan

rasa sakit yang dirasakan hilang timbul dan semakin bertambah dan

dirasakan pada abdomen sebelah kanan bawah dan pasien berjalan dengan

memegang perut sambil membungkuk sehingga keluarga membawa ke

Rumah Sakit.

Pada tanggal 24 mei 2010 pasien mengalami operasi appendktomi pada

saat pengkajian ditemukan keluhan utama nyeri luka operasi. Pasien

1

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

merasakan nyeri dikarenakan tindakan operasi pada abdomen kanan bawah

atau adanya luka operasi dan nyeri seperti ditusuk-tusuk pada daerah

abdomen kanan bawah dan nyeri tidak menyebar, warna luka kemerahan

dan tidak terdapat infeksi, nyeri timbul apabila saat melakukan

pergerakkan atau aktivitas dan panjang luka 6 cm dan terdapat 6 jahitan.

2) Riwayat Penyakit Dahulu

Menurut pengakuan pasien, pasien belum pernah menderita penyakit yang

berhubungan dengan saluran pencernaan seperti appendiksitis, sedangkan

riwayat penyakit lain seperti lambung, hipertensi, diabetes melitus tidak

ada. Hanya pilek dan demam biasa saja dan sembuh setelah minum obat

dan tidak pernah dirawat di RS, pasien tidak pernah mengalami alergi

seperti makanan, obat-obatan, udara, debu dan bulu binatang, pasien juga

tidak pernah mendapatkan immunisasi waktu kecil.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan bahwa keluarganya yaitu adiknya ada yang pernah

mengalami penyakit yang cukup serius yaitu anak pertama dari 4

bersaudara, dia menderia appendisitis dan Ca. Colon dan telah meninggal

dunia 2 tahun yang lalu. Anggota keluarga tidak mempunyai riwayat

keturunan.

4) Genogram

2

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

Keterangan:

= Laki-laki

= Laki-laki yang meninggal

= Perempuan

= Pasien

= Tinggal satu rumah

= Garis perkawinan

= Garis keturunan

5) Riwayat Kesehatan Lingkungan

6) Riwayat Kesehatan Lainnya

3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1) Keadaan umum : pasien lemah, kesadaran composmentis

2) Tanda vital

Tekanan darah : 125 / 80 mmHg

Nadi : 71x/i

pernafasan : 19x/i

Temp. : 36 oc

3) Pengkajian

a. Pemeriksaan Fisik

1) Sistem Kardiovaskuler

Irama jantung regular, tidak terdapat bunyi jantung tambahan (mur-

mur), conjungtiva ananemis, capillary refilling time (CRT) kurang

dari 2 detik, saat dilakukan palpasi pada leher tidak terjadi

peningkatan vena jugularis, pembesaran jantung (-).

2) Sistem Respirasi

Hidung keadaan bersih, tidak ada lesi, tidak ada sputum, tidak ada

nyeri tekan, pergerakan dada simetris, bunyi nafas vesikuler /

bronkoversikuler, tidak terdengar bunyi nafas tambahan seperti

3

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

ronchi (-), wheezing (-), hasil perkusi dada dullness, bentuk dada

normal, tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak terlihat nafas cuping

hidung, tidak tampak penggunaan otot bantu pernafasan, clubbing

finger (-).

3) Sistem Gastrointestinal

Mukosa bibir merah muda, lidah kotor, gigi tampak kuning jumlah

gigi 32 buah, nafas klien bau, tidak ada carries pada gigi, gusi

berwarna merah muda, tidak ada nyeri saat menelan, tidak tampak

pembesaran tonsil, bentuk abdomen cembung/buncit, suara

abdomen saat diperkusi terdengar timpani pada kuadran kiri atas,

terdapat nyeri tekan di abdomen kanan bawah, distensi abdomen

(+), hepatomegali (-).

4) Sistem Urinaria

Tidak ada nyeri palpasi pada daerah supra pubis, kandung kemih

kosong, tidak ada nyeri ketuk pada daerah ginjal. Udema palbera

(-), Udem anasarka (-). Warna urin kuning keruh dengan volume

600 cc /hari, tidak ada nyeri palpasi pada daerah supra pubis,

kandung kemih kosong, tidak ada nyeri ketuk pada daerah ginjal.

5) Sistem Integumen

Penyebaran rambut kepala merata, kulit klien tampak bersih, turgor

kulit baik, tidak ada kemerahan pada punggung dan daerah tertekan

lain, tidak ada decubitus, tidak ada luka atau benjolan pada kulit

kepala.

6) Sistem Penglihatan

Kelopak mata membuka secara simetris, pupil isokor/mengecil sat

terkena cahaya, tidak strabismus, lapang pandang 1800, bola mata

dapat digerakkan ke segala arah, fungsi penglihatan cukup baik

terbukti klien dapat membaca Snellen Chart pada jarak 6 meter dari

klien dengan hasil 6/60.

7) Sistem Pendengaran

Bentuk kedua telinga simetris, tidak terdapat serumen, tidak

terdapat masa/lesi. Tidak ada nyeri tekan pada daerah tragus dan

mastoid. Test garpu tala dengan hasil rinne klien masih bisa

mendengar getaran garpu tala lewat hantaran udara walaupun

4

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

getaran garpu tala kuat, webber lateralisasi telinga kanan dan kiri

sama, swabach klien bisa mendengar getaran garpu tala dalam lama

waktu yang sama dengan pemeriksa.

8) Sistem Muskuloskeletal

a) Ekstremitas atas

Tangan kanan terpasang infuse triofusin 20 tts/menit. Tangan

kiri dapat digerakan ke segala arah, kekuatan tonus otot Range

of Motion (ROM) kedua tangan klien dapat fleksi dan ekstensi

tanpa hambatan, dan tidak terdapat atropi dan edema pada

kedua tangan.

b) Ekstremitas bawah

Kaki kanan dan kaki kiri berbentuk simetris dan kaki kanan bila

digerakan terasa nyeri sehingga klien malas untuk beraktifitas.

c) Kekuatan tonus otot

5 5

4 5

Kanan Kiri

Keterangan :

Skala 0 : Paralisis local

Skala 1 : Tidak ada gerakan, teraba atau terlihat adanya

kontraksi otot sedikit

Skala 2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi

dengan sokongan

Skala 3 : Rentang gerak lengkap atau normal menentang

gravitasi

Skala 4 : (Jari, pergelangan tangan dan kaki, siku dan

lutut, bahu dan pinggul) gerakan otot penuh dengan sedikit

tahanan.

Skala 5 : (jari, pergelangan tangan dan kaki, siku dan

lutut, bahu dan panggul) gerakan normal penuh menentang

gravitasi dengan penahanan penuh.

9) Sistem Persyarafan

Orientasi klien terhadap waktu baik, tempat dan lingkungan baik

terbukti klien dapat mengenali diri dan anaknya suka tempat di

5

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

rawat, alamatnya, dan klien bisa menyebutkan pukul 10.00 waktu

dilakukan pengkajian.

a) Reflek

(1) N VRflek fisologis

Bisep (+)

Trisep (+)

Patella (+)

(2) Reflek patologis

Babinsky (-)

b) Nervus Kranial

(1) N. I Olfaktorius

(2) Penciuman klien baik terbukti dapat membedakan bau

minyak kayu putih dan kopi dengan mata menutup pada tes

penciuman.

(3) N II Optikus

Klien dapt membaca snellen chart dari posisi klien, dengan

hasil 6/60. (hanya bisa menghitung jari-jari dari jarak 6

meter).

(4) N III Okulomotorius

Klien dapat mengangkat kedua kelopak mata ke atas dan ke

bawah tanpa keluhan.

(5) N IV Trochelaris

Klien dapat menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah.

(6) N V Trigeminus

Klien dapat merasakan stimulan rabaan pada kulit pipi.

(7) N VI Abdusen

Klien dapat menggerakkan bola mata kanan dan kekiri.

(8) N VII Fasialis

Klien dapat tersenyum dan menggembungkan pipi.

(9) N VIII Akustikus

Pendengaran klien baik dapat menjawab pertanyaan perawat

tanpa harus harus diulang.

(10) N IX dan X Asesorius dan Vagus,

6

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

Fungsi menelan baik, klien dapat membedakan rasa asin,

manis dan pahit.

(11) N XI dan VII Asesorius dan Hipoglosus

Klien dapat menggerakan kepala, klien dapat membuka

mulut dan menggerakkan lidah.

b. Pola aktivitas sehari – hari

1) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehari – hari

Pasien mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke

puskesmas bila belum sembuh diperiksakan ke dokter.

2) Pola nutrisi dan metabolisme

Jenis makanan MB TKTP dengan pola makan 3x sehari dengan

nafsu makan baik dan pasien dilarang memakan makanan yang

merangsang seperti pedas, tidak ada kesulitan menelan pada pasien

Berat badan : 55 Kg

Tinggi badan : 152 cm

Jenis minuman air putih dengan jumlah 1500 – 2000 cc / hari.

Sebelum masuk RS pasien banyak minum, kadang satu hari 6 – 7

gelas / hari (1500 – 2000 cc). Setelah masuk RS pasien juga banyak

minum 6 gelas / hari (1500 – 2000 cc).

3) Pola eliminasi

Pola eliminasi BAK 3 – 4 kali sehari, warna jernih kekuningan

bau khas, pola eliminasi BAB 1x sehari, bau khas dengan

konsistensi lunak dengan warna kuning tidak ada masalah eliminasi

BAB.

4) Pola aktifitas dan latihan

Pasien beraktivitas belum bisa melakukan aktivitas

berhubungan karena bekas luka operasi masih ada dan nyeri masih

dirasakan sehingga pasien perlu istrahat yang cukup. Maka disini

keluarga ataupun perawat menganjurkan atau membantu pasien

untuk melakukan auskultasi dini atau pergerakan segera dengan

cara menggerakkan tubuh, miring kekanan dan miring kekiri atau

melakukan aktivitas ruangan misalnya duduk dan makan ditempat

tidur.

7

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

5) Pola kognitif dan perseptual

Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang penyakitnya yaitu

usus buntu.

6) Persepsi dan konsep diri

Konsep Diri

a) Gambaran dirid an citra diri

pasien mengatak senang dengan tubuhnya dan dia menyukai

seluruh bagian tubuhnya. Persepsi terhadap operasi yakni akan

kembalis eperti semula

b) Identitas

Status pasien dalam keluarga adalah istri dan pasien puas

terhadap status dan posisi dalam keluarga.

c) Peran

Pasien senang dalam berperan sebagai ibu dalam keluarga dan

bisa mengurus keluarganya walaupun dengan keadaannya

seperti itu.

d) Ideal diri

Harapan pasien terhadap tubuhnya ingin selalu sehat dan agar

dapat mengurusi keluarganay.

Harapan pasien terhadap lingkungan :

Di dalam keluarga ingin lebih dihormati dan disangi

sebagaimana mestinya dia menyayangi keluarganya.

Di dalam masyarakat agar dapat bermanfaat untuk

organisasi masyarakat

Harapan pasien terhadap panyakit yang diderita : pasien

berharap semoga cepat sembuh dan berkumpul dengan

keluarganya dan dapat mengurusi keluarganya.

e) Harga diri

Tanggapan pasien terhadap harga dirinya adalah tinggi.

7) Pola hubungan dan peran

Ny. P mau diajak berkomunikasi, kooperatif, Ny. P mengatakan

berhubungan baik dengan keluarganya dan masyarakat sekitarnya.

8) Pola reproduksi seksual

Pasien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak

8

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

9) Pola penanggulangan stress

Pasien sabar dalam menerima keadaannya sekarang dan tampak

tenang.

10) Pola tata nilai dan kepercayaan

Agama yang dianut oleh pasien adalah agama Islam, konsep

tentang penguasaan kehidupan adalah Allah SWT, sumber kekuatan

atau harapan saat sakit adalah Allah SWT, ritual agama yang

bermakna atau berarti atau harapan saat ini adalah berdoa, dan

sarana atau peralatan atau orang yang diperlukan untuk

melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini adalah melalui

ibadah, pasien yakin terhadap kesembuhan penyakitnya adalah

sebagai cobaan.

11) Personal hygiene

Pasien mandi 2x / hari dengan dilap oleh perawat pada pagi dan

sore, kebersihan gigi dan mulut dan pemeliharaan kuku pendek dan

bersih dibantu oleh keluarga pasien.

12) Ketergantungan

Pasien merasa tergantung sama suami dan keluarganya, karena

masih merasakan sakit jika bergerak atau beraktifitas ringan.

c. Aspek psikologi

Klien terlihat cemas dan gelisah, terlihat dari sikap klien yang sering

mengeluh nyeri pada daerah operasi, sering bertanya tentang

keadaannya dan klien mengeluh takut penyakitnya tidak sembuh lagi.

d. Aspek sosial / interaksi

a) Hubungan Sosial

Hubungan klien, kelurga dengan lingkungan sekitar baik dibuktikan

dengan klien dan keluarga kooperatif saat pengkajian dan

hubungan klien dengan orang lain sangat baik.

b) Interaksi Selama Pengkajian

Klien dan keluarga kooperatif dan dapat diajak kerjasama selama

pengkajian.

e. Aspek spiritual

o Klien beragama Islam dan klien menyerahkan semuanya kepada

Allah SWT dan berharap cepat sembuh.

9

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

o Di rumah klien selalu melakukan shalat 5 waktu tapi semenjak di

rawat di rumah sakit klien tidak bisa melaksanakan shalat sebagai

mana mestinya.

4. DIAGNOSTIC TEST

a. Data Laboratorium

Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal

Hb 10,4 12 – 16 gr%

LED 35 < 10 mm/jam

Eritrosit 3,52 4,5-5,5.1000.000/mm3

Leukosit 7,9 <-10.10000/mm3

Trombosit 2,22 x 103/mm3 150-450.10000/mm3

Monosit 2 2,8 gr%

Hematokrit 33 37-47 gr%

Kreatinin 1,6 0,6-1,6 mg/dl

b. Radiologi

o Foto polos abdomen

c. Pengobatan

IVFD RL 20gtt/i

Inj Ketorolak 30 mg/ 8 jam

Inj Ranitidine 1 amp/ 8 jam

Ciprofloxacine tab/ 8 jam

Inj cefotaxime 1gr/ 12 jam

5. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah1. Data subjektif :

Klien mengatakan nyeri pada luka operasi saat melakukan pergerakan, ekspresi wajah meringis

Data objektif : - Klien tampak kesakitan,

Terputusnya inkontinuitas

jaringan↓

Pelepasan mediator nyeri, enzim

proteoliti↓

Gangguan rasa nyaman nyeri

10

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

- Panjang luka 6 cm, terdapat 6 jahitan, skala nyeri 1 – 3 (ringan)

Rangsangan ujung saraf

↓Nyeri

↓Gangguan rasa

nyaman2. Data subjektif :

Klien mengatakan nyeri pada daerah operasi

Data objektif :- Luka operasi belum menyatu- panjang luka 6 cm; terdapat 6

jahitan dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi

Tindakan operasi↓

Luka operasi yang belum menyatu

↓Port d’entry

kuman/bakteri↓

Resiko tinggi terjadinya infeksi

Resiko tinggi terjadinya infeksi

3. Data subjektif :- Klien mengatakan sulit

melakukan aktivitas karena adanya bekas operasi

Data objektif :- Pasien tampak lemah- Klien dibantu keluarga dan

perawat- daerah operasi tampak basah,

luka 6 cm, dan terdapat 6 jahitan.

Appendiktomi↓

Gerak terbatas akibat luka operasi yang masih basah dan nyeri masih

dirasakan↓

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

4. Data subjektif : - Klien mengatakan tidak

mengerti cara merawat luka operasi

Data objektif :- Klien dan keluarga tampak

bingung dan selalu bertanya-tanya

Kurang informasi↓

Salah interprestasi↓

Kurang pengatahuan.

Kurang pengetahuan

II. DIANOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d luka operasi d/d klien mengatakan nyeri pada

luka operasi saat melakukan pergerakan, ekspresi wajah meringis, klien

11

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

tampak kesakitan, panjang luka 6 cm; terdapat 6 jahitan, skala nyeri 1-3

(ringan).

2. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d tindakan operasi d/d klien mengatakan

nyeri pada daerah operasi, luka operasi belum menyatu, panjang luka 6 cm;

terdapat 6 jahitan dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi

3. Intoleransi aktivitas b/d appendiktomi d/d klien mengatakan sulit melakukan

aktivitas karena adanya bekas operasi, pasien tampak lemah, klien dibantu

keluarga dan perawat, daerah operasi tampak basah

4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi d/d klien mengatakan tidak

mengerti cara merawat luka operasi, klien dan keluarga tampak bingung dan

selalu bertanya-tanya

12

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NoDiagnosa

keperawatanTujuan/ Kriteria hasil Rencana Tindakan Rasionalisasi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri

Rasa nyaman terpenuhiK.h :- klien mengatakan secara

verbal tentang rasa nyaman

- klien dapat istirahat- ekspresi wajah rileks

1. Kaji tingkat nyeri

2. Berikan posisi yang nyaman3. Jelaskan kepada klien cara penggerakan

yang baik4. Anjurkan pasien untuk teknik relaksasi5. Kolaborasi dengan dokter pemberian

anlgetik

1. Mengetahui tingkat perkembangan nyeri

2. Mengurangi nyeri pada luka operasi 3. Rasa nyaman nyeri dapat berkurang

4. Dapat mengalihkan perhatian pasien5. Untuk mengurangi rasa nyeri

2 Resiko tinggi terjadinya infeksi

Infeksi tidak terjadik.h :- tanda-tanda infeksi tidak

ada

1. Awasi tanda-tanda vital

2. Rawat luka dengan teknik steril dan bersih

3. Kaji tanda-tanda infeksi 4. Anjurkan klien mengkonsumsi makanan

TKTP 5. Kolaborasi dengan dokter pemberian

antibiotik

1. Mengetahui perubahan keadaan umum

2. Mencegah terjadinya infeksi

3. Mengetahui tanda-tanda infeksi 4. Mempercepat penyembuhan luka

5. Mencegah infeksi

3 Intoleransi aktivitas

Pasien dapat melakukan aktivitasnya sendirik.h :- Pasien dapat

beraktivitas tanpa bantuan keluarga dan perawat

1. bantu pasien untuk melakukan ambulasi diri, mis melatih pergerakan badan secara perlahan dan hati-hati

2. Beri penjelasan tentang pentingnya mobilisasi

3. Bantu pasien untuk melakukan mobilisasi

4. Anjurkan pasien mengkonsumsi diet yang sesuai dengan MB TKTP

1. Agar badan pasien tidak kaku dan memperlancar peredaran darah

2. Mengetahui pentingnya mobilisasi untuk dirinya

3. Pasien dapat melakukan mobilisasi

4. Diet yang disajikan merupakan penghasil kalori yang mampu menyembuhkan tenaga bagi pasien

4. Kurangnya Pengeahuan pasien dan 1. Kaji pembahasan aktivitas pasca operasi 1. Memberikan informasi untuk

13

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

pengetahuan pasien

keluarga terpenuhi tentang perawatan luka k.h :- klien dan keluarga

mengerti tentang perawatan luka

- klien mampu umengungkapkan secara verbal cara perawatan luka

2. Dorong aktivitas sesuai toleransi dengan periode periodik

3. Diskusikan perawatan termasuk mengganti balutan

merencanakan kembali rutinitas biasa tanpa menimbulkan masalah

2. Mencegah kelemahan

3. Meningkatkan penyembuhan dan perasaan sehat, mempermudah kembali ke aktivitas normal

IV. Tindakan Keperawatan

No Tanggal No. Dx Implementasi EvaluasiTanda tangan

1 24 Mei 2010 I Pukul 08.30 WibMengkaji skal nyeri pasien; skala nyeri 3

Pukul 09.30 WibMemberikan posisi yang nyaman kepada klien

Pukul 10.00 WibMengukur vital sign

Pukul 10.30 WibMengajarkan klilen teknik relaksasi napas dalam

Puklul 11.00 WibMemberi makan klien diet TKTP

S : kllien mengatakan rasa nyeri masih ada

O : - Skala nyeri 3 - tanda vital TD : 110/70 mmHg RR : 20 x / menit HR : 80 x / menit Temp : 370cA : masalah keperawatan belum

teratasiP : lanjutkan intervensi

2 II Pukul 09.00 WibMerawat luka operasi dengan mengganti verband dengan teknik steril

Pukul 09.15 WibMengkaji tanda-tanda infeksi

Pukul 12.30 WibMemberi diet TKTP

S : klien mengatakan rasa nyeri masih ada

O : - tidak ditemukan tanda-tanda infeksi

A : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensi

14

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

Pukul 13.15 WibMemberi obat antibiotik (ciprofloxacin tab) + Inj ketorolac 1 amp

3. III Pukul 08.30 WibMenganjurkan klien melakukan ambulasi diri dengan menggerakkan tubuh miring kanan dan kiri

Pukul 09.00 WibMenganjurkan klien latihan duduk di tempat tidur

Pukul 11.05 WibMengajarkan klien teknik relaksasi

Pukul 12.15 WibMemantau keadaan umum pasien; composmentis

Puklul 13.30 WibMembantu pasien dalam mobilisasi

S : klien mengatakan sudah bisa duduk

O : klien sudah mulai duduk sendiri A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi

4. IV Pukul 08.00 WibMendiskusikan perawatan luka termasuk mengganti verband

Pukul 09.20 WibMemberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka

Pukul 12.00 WibMemberikan diet TKTP

Pukul 13.00 WibMemberi klien minum obat ciprofloxacine tab

S : klien mengatakan sudah mengerti tentang perawatan luka operasi

O : - klien dan keluarga tidak bertanya-tanya lagi tentang perawatan luka operasi

A : Masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi

1 25 Mei 2010 I Pukul 08.00 WibMengontrol KU pasien; kesadaran composmmentis, lemah

Pukul 08.50 Wib

S : kllien mengatakan rasa nyeri mulai berkurang

O : klien tampak lebih tenangA : masalah keperawatan sebagian

15

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

Mengkaji skal nyeri pasien; skala nyeri 3 Pukul 10.00 Wib

Mengukur vital sign ; TD 110/80 mmHg, HR 80x/i, RR 24x/i, Temp 37oC

Pukul 11.00 WibMenganjurkan pasien untuk istirahat

Puklul 12.30 WibMengajarkan teknik relaksasi

Pukul 14.00 WibMemberikan Inj. Ketorolac 1 amp.

teratasiP : lanjutkan intervensi

2 II Pukul 08.30 WibMengkaji tanda-tanda infeksi

Pukul 09.00 WibMerawat luka operasi dengan mengganti verband

Pukul 10.30 WibMegontrol keadaan umum pasien

Pukul 14.00 WibMemberi obat antibiotik (ciprofloxacin tab) + Inj ranitidine 1 amp.

S : klien mengatakan luka daerah operasi masih belum sembuh

O : - tidak ditemukan tanda-tanda infeksi

- luka operasi belum menyatuA : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensi

1. 26 Mei 2010 III Pukul 08.00 WibMembantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Pukul 09.00 WibMenganjurkan klien melakukan latihan pergerakan tahap demi tahap sesuai kemampuan dimulai dengan pergerakan ringan

Pukul 11.00 WibMengukur vital sign

Pukul 12.30 WibMemberikan penkes tentang pentingnya pergerakan

Pukul 13.00 Wib

S : klien mengatakan belum dapat melakukan aktivitas secara mandiri

O : klien tampak dibantu dalam melakukan aktivitas

A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi

16

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

Memberikan obat Ciprofloxacine tab. 2. IV Pukul 08.00 Wib

Mengkaji tingkat aktivitas pasien Pukul 11.00 Wib

Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan luka operasi dengan menjelaskan kembali

Pukul 12.00 WibMemberikan diet TKTP

Pukul 13.00 WibMenginjeksi Cefotaxime 1 gr, Ketorolac 1 amp

S : klien mengatakan sudah mengerti tentang perawatan luka operasi

O : - klien dan keluarga tidak bertanya-tanya lagi tentang perawatanluka operasi

A : Masalah teratasi P : intervensi dihentikan

17

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.doc

18