autopsi dan ver
TRANSCRIPT
Welcome To Our Persentation
SGD 6
Anggota…
• Tutor : dr Irma• Ketua : Nita Marbun• Sekretaris : Febora Gema Daulni• Anggota :
Aguslina SiagianChory Nurtice HandayaniDesi Prima Suci DamanikIndah Putri RangkutiIndra Gunawan RhamadanaIwan SanusiMeli Rizki PutriNatasha Citra YuditaPipit Indah WatiRidha Widia RayRatna WillysSiti Hajar MubarokahTania Dwi Prastiti
Modul XXII (Medikolegal)Semester VISkenario 1
UU DAN OTOPSI
Dua orang polisi mengantarkan jenazah ke puskesmas A untuk dilakukan pemeriksaan (otopsi) pada jenazah tersebut. Dokter di puskesmas menolak untuk melakukan otopsi tanpa surat permintaan yang jelas. Setelah melihat surat permintaan visum dari polisi, dokter langsung melakukan pemeriksaan terhadap jenazah tersebut berdasarkan permintaan visum dari penyidik.
AUTOPSI
Autopsi(Autopsy) bila diterjemahkan langsung berarti lihat sendiri, auto = sendiri, opsi=lihat.
Synonim : = pemeriksaan post-mortem, = necropsy, = obduksi dan = seksi
DEFINISI
1.Autopsi Anatomi, mengetahui susunan jaringan dan organ tubuh
2. Autopsi Klinikmengetahui sebab kematian pasti pasien yang dirawat di RS
3. Autopsi Forensik mengetahui peristiwa kematian untuk kepentingan peradilan.
JENIS-JENIS AUTOPSI
ASPEK MEDIKOLEGAL
TUJUAN
Id
entifika
siMekanisme
kematian Lama
kematian
Cara kematian
Jenis senjata dan racun
Tanda-ta
nda
perlawanan
Posisi
korbanMembuat Visum et Repertum
Keadaan
bayi baru
lahir
Mengumpulkan barang bukti
Penyakit penyerta
Sebab kematian
KETENTUAN HUKUM
• . RIB
(Reglemen Indonesia Baru ) Pasal 68,69 ayat 1&2
Instruksi Kapolri tahun 1975. Ins/E/20/XI/75
KUHAPBerlaku sejak 31 Desember 1981- KUHAP pasal 133 ayat 1 dan2
- KUHAP pasal 134 ayat 1, 2, dan 3- KUHAP Pasal 222
PERSIAPAN AUTOPSI
• Permintaan tertulis dari penyidik• Kepastian korban yang akan diperiksa.• Persetujuan Keluarga• Keterangan yang mendukung pemeriksaan• Harus segera dilakukan begitu menerima permintaan autopsi• Hal-hal yang berhubungan dengan penyebab kematian dikumpulkan
terlebih dahulu• Pencahayaan yang baik• Autopsi tidak boleh disaksikan oleh pihak yang tidak berwenang• Laporan autopsi tidak boleh ada yang dihapus• Jenazah yang sudah busuk masih dapat di autopsi
STANDARISASI ALAT
1.Pisau Bedah Mayat (post mortem knife )
2. Pisau untuk tulang rawan (cartilage-knife)
3. Pisau untuk memotong jaringan lunak (brain-knife)
4. Gunting Bedah
5. Gunting usus
6. Pinset
7. Sonde tumpul
8. Pemotong tulang
9.Gergaji tulang dan gergaji listrik
10. Martil dan Pahat
11. Timbangan Mayat dan timbangan organ
12. Gelas ukur
13. Meteran pengukur panjang
14. Sarung tangan karet
15. Botol mulut lebar dengan penutupnya
16. Gelas objek dengan piring petri
17. Baskom dan ember
Gunting usus Benang jahitskapel
Gunting igaGergaji tulang kepala
Gergaji listrik
PEMERIKSAAN MAYAT
1.Label mayat2. Pembungkus
mayat3. Pakaian
4. Perhiasan5. Tanda-tanda
kematian 6. Identifikasi umum7. Identifikasi khusus
A. PEMERIKSAAN LUAR
Cont…
8. Pemeriksaan Lokal, dari ujung kepala hingga ujung kaki, catat dan ukur yang tampak
9. Pemeriksaan Luka, meliputi lokalisasi, bentuk, jenis, arah, pinggir, sekitar luka,dasar luka, ukuran maupun lubang luka yang menembus rongga tubuh.
. Pembukaan Jaringan Kulit dan Otot
a. Bahu diganjal, flexi maximal b. Insisi, terdapat 2 metode :
Insisi I dan Insisi Y
B. PEMERIKSAAN DALAM
Insisi I
Insisi
Insisi
Bawah Dagu
Belokkan ke arah kiri setentang
pusat
Simfisis Pubis
Insisi
Insisi
Gambar 1
± 4 cm di bawah
acromion ke prosesus
Xiphoideus
Belokkan ke arah kiri
setentang pusat
Simfisis Pubis
Gambar 2 Gambar 3
Insisi Y
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan
Tambahan
Racun
Bakteriologi
Balistik
Patologi Anatomi
PENGAMBILAN SAMPEL PADA KORBAN
A.Pada korban hidup Sisa makanan / minuman (muntahan), darah -/ + 100 ml, Urine -/+100mlB.
B. Pada jenazah: Lambung dengan isinya Seluruh usus dengan isinya Darah dan urin Hati dan empedu Ginjal Otak Pada kasus khusus dapat diambil:
• jaringan sekitar suntikan dalam radius 5-10 cm• jaringan otot yaitu dari tempat yang terhindar kontaminasi misalnyam. Psoas
sebanyak 200 gram• lemak dibawah kulit dinding perut sebanyak 200 gram• rambut yang dicabut sebanyak 10 gram• kuku yang dipotong sebanyak 10 gram• cairan otak sebanyak-banyaknya
VISUM ET REPERTUM (VER) PADA ORANG HIDUP ATAUPUN MATI BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG
VISUM ET REPERTUM (VER) PADA ORANG HIDUP ATAUPUN MATI BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG
Peran dan Fungsi
Laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter berdasarkan sumpah/janji yang diucapkan pada waktu
menerima jabatan dokter, memuat berita tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan pada barang
bukti berupa tubuh manusia/benda yang berasal dari tubuh manusia yang diperiksa sesuai pengetahuan dgn sebaik-baiknya atas permintaan penyidik untuk
kepentingan peradilan.
DEFINISI
Sebagai alat bukti yang sah dalam proses pembuktian perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia. • VeR memuat keterangan atau pendapat
dokter mengenai hasil pemeriksaan medis.
Jenis VeR
Visum seketika (defenitif)
Visum Sementara
Visum Lanjutan.
1.Visum Orang Hidup: 2.Visum Jenazah tdd :
•Pemeriksaan luar•Pemeriksaan luar dan dalam
Visum seketika :
visum yang dibuat seketika oleh karena korban tidak memerlukan tindakan khusus atau perawatan dengan perkataan lain korban mengalami luka - luka ringan
Visum sementara :
visum yang dibuat untuk sementara berhubung korban memerlukan tindakan khusus atau perawatan. Dalam hal ini dokter membuat visum tentang apa yang dijumpai pada waktu itu agar penyidik dapat melakukan penyidikan walaupun visum akhir menyusul kemudian
Visum korban meninggal : Visum pemeriksaan luar/jenazah: dapat diminta oleh penyidik tanpa pemeriksaan dalam /otopsi berdasarkan KUHP ayat 133 ayat 2.
Visum pemeriksaan luar dan bedah jenazah : sesuai dengan KUHAP pasal 134
KUHAP pasal 133 ayat 2“Permintaan keterangan ahli
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis, yang dalam surat ini disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaaan bedah mayat.”
1. Pro Justitia- Bagian atas sudut kiri- Untuk pengadilan- Tidak perlu diatas kertas bermaterai
2. Pendahuluan - Identitas Pemohon VeR- Identitas Dokter Pemeriksa - Tempat dilakukannya pemeriksaan - Tanggal & jam pemeriksaan - identitas korban. - Keterangan dll, spt kapan dan dimana korban dirawat, meninggal, cara dan sebab kematian.
3. PemberitaanHasil pemeriksaan medis secara objektif
Kerangka dasar VeR tdd :
4. Kesimpulan - Bersifat subjektif
- Memuat pendapat pribadi dokter yang memeriksa - Penyebab kematian
- Jenis Kekerasan - Cara kematian - Kualifikasi luka
5. Penutup ditutup dengan mencantumkan sumpah dokter yang tercantum dalam Staadblad / Lembaran Negara Tahun 1937 No. 350
Tata Cara Permintaan VeRsesuai dengan peraturan Perundang-undangan
Tata Cara Permintaan VeRsesuai dengan peraturan Perundang-undangan
1. Diminta oleh penyidik
2. Permintaan Tertulis
3. Dijelaskan pemeriksaan untuk apa
4. Diantar langsung oleh penyidik
5. Mayat dibuat label
6. Tidak boleh visum diminta tanggal yang lalu
THANK YOU FOR YOU’RE
ATTENTION….