bab 1 rencana

58
RTRW Kabupaten Klaten I - 1 Rencana PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Penyusunan RTRW Kabupaten Klaten disusun mendasarkan pada peraturan perundangan sebagai berikut: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 9. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152); Bab I

Upload: muhamadyogiesyahbandar

Post on 27-Dec-2015

111 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 1 Rencana

PENDAHULUAN

1.1. Dasar Hukum Penyusunan RTRW Kabupaten Klaten disusun mendasarkan pada peraturan perundangan sebagai berikut:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

9. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

Bab I

Page 2: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 2 Rencana

11. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

13. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

14. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);

15. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

17. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

18. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

19. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

20. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

21. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

22. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

Page 3: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 3 Rencana

23. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

24. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015);

25. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

26. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);

27. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

28. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

29. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168);

30. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

31. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

32. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5145);

Page 4: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 4 Rencana

33. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

34. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

35. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

36. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242);

37. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5056);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);

40. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

41. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

Page 5: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 5 Rencana

42. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

43. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

44. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

45. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

46. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4947);

47. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

48. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);

49. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

50. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

51. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);

52. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112);

Page 6: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 6 Rencana

53. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

54. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185);

55. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230);

56. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

57. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 Nomor 134);

58. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis Sempadan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 Nomor 46 Seri E Nomor 7);

59. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

1.2. Profil Wilayah Kabupaten Klaten 1.2.1. Gambaran Umum Kabupaten Klaten 1.2.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Klaten terletak pada bagian tenggara wilayah Provinsi Jawa Tengah dan terletak pada jalur regional yang menghubungkan Kota Solo dan Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Klaten terletak antara 110°26’14” BT - 110°47’51” BT dan 7°32’19” LS - 7°48’33” LS. Secara administratif terdiri dari 26 wilayah kecamatan 401 wilayah desa/kelurahan.

Batas administratif Kabupaten Klaten tersebut adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali; - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo; - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul (DIY); dan - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman (DIY).

Page 7: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 7 Rencana

Peta letak geografis Kabupaten Klaten dapat dilihat dalam Gambar 1

Gambar 1. Peta Orientasi Kabupaten Klaten

1.2.1.2. Topografi Letak Kabupaten Klaten yang diapit Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu mempunyai ketinggian berkisar antara 75 - 2.911 m diatas permukaan air laut (dpl), sehingga secara garis besar keadaan lapangan dapat digolongkan dalam 3 wilayah yaitu:

1. Wilayah yang miring merupakan lereng Gunung Merapi, meliputi: kecamatan-kecamatan Manisrenggo, Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung;

2. Wilayah yang relatif datar berada di bagian tengah, meliputi: Kecamatan Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara, Ngawen, Klaten Selatan, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom dan Polanharjo; dan

3. Wilayah yang berbukit dan bergelombang berada di bagian selatan Kabupaten Klaten meliputi: Kecamatan Bayat dan sebagian Kecamatan Gantiwarno.

Page 8: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 8 Rencana

Keadaan topografi tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 m diatas permukaan laut (dpl) meliputi: sebagian dari Kecamatan Juwiring, Karangdowo dan Kecamatan Cawas;

2. Wilayah dengan ketinggian 100 – 200 m dpl meliputi: Kecamatan Prambanan, Kecamatan Jogonalan, Kecamatan Gantiwarno, Kecamatan Wedi, Kecamatan Bayat, Kecamatan Cawas (di bagian barat), Kecamatan Trucuk, Kecamatan Kalikotes, Kecamatan Klaten Selatan, Kecamatan Klaten Tengah, Kecamatan Klaten Utara, Kecamatan Kebonarum (di bagian selatan), Kecamatan Ngawen (di bagian selatan dan timur), Kecamatan Ceper, Kecamatan Pedan, Kecamatan Karanganom (di bagian timur), Kecamatan Polanharjo (di bagian timur), Kecamatan Delanggu, Kecamatan Juwiring (di bagian barat) dan Kecamatan Wonosari (di bagian barat);

3. Wilayah dengan ketinggian 200 – 400 m dpl meliputi: Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Jogonalan (di bagian utara), Kecamatan Karangnongko, Kecamatan Kebonarum (di bagian utara), Kecamatan Ngawen (di bagian utara), Kecamatan Jatinom, Kecamatan Karanganom (di bagian barat), Kecamatan Tulung (sebagian besar) dan Kecamatan Polanharjo (bagian barat);

4. Wilayah dengan ketinggian 400–1000 m dpl meliputi sebagian besar Kecamatan Kecamatan Kemalang, Kecamatan Manisrenggo, sebagian kecil Kecamatan Jatinom dan Kecamatan Tulung; dan

5. Wilayah dengan ketinggian 1.000–>2000 m dpl berada di Kecamatan Kemalang.

Data wilayah berdasarkan ketinggian Kabupaten Klaten disajikan pada Tabel 1.01.

Page 9: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 9 Rencana

Sedangkan peta dapat dilihat dalam Gambar 2.

Gambar 2. Peta Topografi Kabupaten Klaten

1.2.1.3. Jenis Tanah Jenis tanah di Kabupaten Klaten dapat diklasifikasi menjadi 4 jenis yang berbeda, yaitu tanah regosol seluas 57.047 Ha (87,02 %), grumosol (6,59 %), alluvial (3,83 %) dan litosol (2,56 %). Tanah regosol yang menempati sebagian besar wilayah Kabupaten Klaten tersebut merupakan jenis regosol yang terdapat di kaki vulkanik dengan topografi landai dan air cukup tersedia, oleh sebab itu memiliki potensi pertanian yang tinggi. Tabel 1.02. menjelaskan tentang luas dan penyebaran jenis tanah di Kabupaten Klaten.

Page 10: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 10 Rencana

Tabel 1.01: Luas Daerah Berdasarkan Ketinggian dari Permukaan Laut ( dalam meter )

No

Kecamatan Luas (ha) Jumlah

100 M dpl

100- 200

200- 400

400- 1000

1000-

1500

1500-

2000

2000

1 Prambanan 0 2168 275 0 0 0 0 2443 2 Gantiwarno 0 2564 0 0 0 0 0 2564 3 Wedi 0 2438 0 0 0 0 0 2438 4 Bayat 0 3943 0 0 0 0 0 3943 5 Cawas 232 1125 0 0 0 0 0 3447 6 Trucuk 62 3319 0 0 0 0 0 3381 7 Kalikotes 0 1298 0 0 0 0 0 1298 8 Kebonarum 0 472 495 0 0 0 0 967 9 Jogonalan 0 2240 430 0 0 0 0 2670 10 Manisrenggo 0 20 2318 358 0 0 0 2696 11 Karangnongko 0 22 2224 428 0 0 0 2674 12 Ngawen 0 816 881 0 0 0 0 1697 13 Ceper 0 2445 0 0 0 0 0 2445 14 Pedan 176 1741 0 0 0 0 0 1917 15 Karangdowo 2828 95 0 0 0 0 0 2923 16 Juwiring 1042 1937 0 0 0 0 0 2979 17 Wonosari 1054 2060 0 0 0 0 0 3114 18 Delanggu 0 1878 0 0 0 0 0 1878 19 Polanharjo 0 2030 354 0 0 0 0 2384 20 Karanganom 0 882 1524 0 0 0 0 2406 21 Tulung 0 0 2612 588 0 0 0 3200 22 Jatinom 0 0 2948 605 0 0 0 3553 23 Kemalang 551 0 554 3062 975 325 250 5166 24 Klaten Selatan 0 1407 15 0 0 0 0 1443 25 Klaten Tengah 0 892 0 0 0 0 0 892 26 Klaten Utara 0 1038 0 0 0 0 0 1038

Jumlah 5.945 36.83014.6305.041 975 325 250 65.556 Sumber: Revisi / Evaluasi Data Pokok Untuk Pembangunan Daerah

Page 11: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 11 Rencana

1.2.1.4. Klimatologi a. Iklim

Dari segi klimatologis Kabupaten Klaten memiliki sifat iklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun. Temperatur udara berkisar antara 28 – 30 Co, sedangkan temperatur bulanan rata-rata berkisar antara 25,42 – 26,70 Co. kecepatan angin rata-rata 20 – 25 Km/jam, kelembaban relatif bulanan rata-rata berkisar antara 75,20 – 85,60 mm. Hg. Kemudian penguapan bulanan rata-rata berkisar antara 1,97 – 3,37 % dan lama penyinaran matahari bulanan rata-rata berkisar antara 44,20 – 70,00 % dari 6 jam penyinaran.

Page 12: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 12 Rencana

Tabel 2.02: Luas dan Penyebaran Jenis Tanah Per Kecamatan di Kabupaten Klaten

No Kecamatan Luas (Ha) Jumlah

RK RCK KRK &

KT KRK & L Litosol GKT AK&

ACK

1 Prambanan 0 2.443 0 0 0 0 0 2.443 2 Gantiwarno 0 1.626 0 0 0 938 0 2.564 3 Wedi 72 855 30 0 750 731 0 2.438 4 Bayat 88 69 803 0 928 1.270 785 3.943 5 Cawas 1.316 0 0 0 0 1.382 750 3.448 6 Trucuk 3.363 0 0 0 0 0 10 3.373 7 Kalikotes 1.154 13 131 0 0 0 0 1.298 8 Kebonarum 882 85 0 0 0 0 0 967 9 Jogonalan 1.015 1.665 0 0 0 0 0 2.680 10 Manisrenggo 62 2.634 0 0 0 0 0 2.696 11 Karangnongko 2.374 300 0 0 0 0 0 2.674 12 Ngawen 1.697 0 0 0 0 0 0 1.697 13 Ceper 2.445 0 0 0 0 0 0 2.445 14 Pedan 1.917 0 0 0 0 0 0 1.917 15 Karangdowo 2.427 0 0 0 0 0 496 2.923 16 Juwiring 2.734 0 0 0 0 0 245 2.979 17 Wonosari 2.897 0 0 0 0 0 217 3.114 18 Delanggu 1.878 0 0 0 0 0 0 1.878 19 Polanharjo 2.384 0 0 0 0 0 0 2.384 20 Karanganom 2.406 0 0 0 0 0 0 2.406 21 Tulung 3.200 0 0 0 0 0 0 3.200 22 Jatinom 3.553 0 0 0 0 0 0 3.553 23 Kemalang 666 1.602 0 0 0 0 0 2.268 24 Klaten Selatan 1.443 0 0 2.898 0 0 0 4.341 25 Klaten Tengah 892 0 0 0 0 0 0 892 26 Klaten Utara 1.038 0 0 0 0 0 0 1.038

Jumlah 41.90311.292 964 2.898 1.678 4.321 2.503 65.556 Sumber: Revisi / Evaluasi Data Pokok Untuk Pembangunan Daerah Keterangan: RK : Jenis Tanah Regosol Kelabu RCK : Jenis Tanah Regosol Coklat Kekelabuan KRK & KT : Jenis Tanah Kompleks Regosol Kelabu Dan Kelabu Tua KRK & L : Jenis Tanah Komples Regosol Kelabu dan Litosol Litosol : Jenis Tanah Komples Regosol Kelabu Dan Litosol GKT : Grumosol Kelabu Tua AK & ACK : Jenis Tanah Aluvial Kelabu dan Coklat Kekuningan

Page 13: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 13 Rencana

b. Curah Hujan Berdasarkan data curah hujan di Kabupaten Klaten pada tahun 2008, curah hujan di Kabupaten Klaten berkisar antara 1200 – 2100 mm/tahun. Kecamatan – kecamatan dengan curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi kecamatan: Wedi, Kebonarum, Pedan, Karangdowo, Delanggu, Karanganom, Tulung dan Klaten Selatan. Untuk lebih jelasnya mengenai data curah hujan di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel 1.03

Tabel 1.03 Jumlah Curah Hujan Tiap Kecamatan

di Kabupaten Klaten Tahun 2009

No Kecamatan Curah Hujan

Hari Hujan

1 Prambanan 1164 73 2 Gantiwarno 1 446 86 3 Wedi 910 109 4 Bayat 832 - 5 Cawas 1320 88 6 Trucuk 86 7 Kalikotes - 8 Kebonarum 1 727 78 9 Jogonalan - - 10 Manisrenggo 1 315 70 11 Karangnongko - 94 12 Ngawen 1 939 101 13 Ceper - 14 Pedan 2 027 102 15 Karangdowo 1 909 100 16 Juwiring - - 17 Wonosari - 107 18 Delanggu 104 19 Polanharjo - - 20 Karanganom 1337 81 21 Tulung 1 423 69 22 Jatinom 78 23 Kemalang - - 24 Klaten Selatan 2 153 93 25 Klaten Tengah - - 26 Klaten Utara 1 789 -

Rata - rata 819 89 Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka Tahun 2009

Page 14: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 14 Rencana

1.2.2. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia Karakteristik kependudukan yang akan dibahas terdiri dari jumlah dan perkembangan serta penyebaran dan kepadatan penduduk. Selain itu juga akan dibahas mengenai komposisi penduduk Kabupaten Klaten yang dilihat dari kelompok umur, tingkat kesejahteraan dan agama yang dianutnya.

1.2.2.1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk Pada Tabel 1.04 terlihat bahwa di Kabupaten Klaten pada tahun 2004 berjumlah 1.281.776 jiwa dan mengalami perkembangan sehingga pada tahun 2008 berjumlah 1.300.494 jiwa. Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Klaten selama lima tahun terakhir (2004 – 2008) sebesar 0,54 % per tahun.

1.2.2.2. Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data kependudukan, terlihat bahwa di Kabupaten Klaten pada tahun 2008 terdapat penduduk sejumlah 1.300.494 jiwa dengan tingkat kepadatan bruto rata-rata sebesar 1.984 jiwa/km2 dan kepadatan netto 6.495jiwa/km2. Kepadatan brutto merupakan kepadatan yang dihitung dengan membagi jumlah penduduk terhadap luas wilayah secara keseluruhan, sedangkan kepadatan netto merupakan kepadatan yang dihitung dengan membagi jumlah penduduk terhadap luas pekarangan/permukiman saja. Berdasarkan perhitungan kepadatan bruto (kotor) kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Klaten Tengah (4.930 jiwa/km2) sedangkan yang terendah yaitu Kecamatan Kemalang (671 jiwa/km2). Berdasarkan perhitungan kepadatan netto (bersih) kecamatan yang paling padat penduduknya yaitu Kecamatan Kebonarum (11.174 jiwa/km2). Sedangkan Kecamatan Kemalang mempunyai tingkat kepadatan netto yang paling rendah, yaitu sebesar 1.695 jiwa/km2. Secara lebih rinci mengenai kepadatan penduduk pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.05.

Page 15: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 15 Rencana

Peta sebaran penduduk dapat dilihat pada Gambar 3

Peta 3. Peta Sebaran Penduduk Kabupaten Klaten

1.2.2.3. Komposisi Penduduk a. Komposisi Penduduk Menurut Umur Apabila dilihat dari komposisi kelompok umur maka penduduk yang

berada dalam kelompok usia 15+ tahun yang sebesar 984.407 jiwa merupakan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan kelompok umur lainnya. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur 0-14 tahun berjumlah 316.087 jiwa. Perincian mengenai jumlah penduduk Kabupaten Klaten berdasarkan kelompok Umur dapat dilihat pada Tabel 1.06.

b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan Pada Tabel 1.07 terlihat bahwa jumlah rumah tangga yang paling

dominan jumlahnya adalah Keluarga Sejahtera II, yaitu sebesar 30,35 % dari seluruh rumah tangga yang ada di Kabupaten Klaten. Adapun kecamatan yang paling tinggi jumlah keluarga sejahtera II adalah Kecamatan Klaten Selatan dengan jumlah keluarga 7.774 keluarga. Tingginya jumlah Keluarga Sejahtera II ini dapat dikatakan bahwa di Kabupaten Klaten tingkat kesejahteraan keluarganya cukup baik.

Page 16: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 16 Rencana

c. Komposisi Penduduk menurut Agama Berdasarkan jenis agama yang dianut, sebagian besar penduduk

Kabupaten Klaten beragama Islam sebesar 1.211.422 orang. Sedangkan sisanya beragama Katolik (42.141 orang), Protestan (36.756 orang), Budha (566 orang) dan Hindu (9.608 orang). Perincian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.08 berikut ini.

Tabel 1.04

Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Di Kabupaten Klaten Tahun 2004-2008

No Kecamatan 2004 2005 2006 2007 2008

1 Prambanan 45.583 45.411 49.075 49.149 49.277 2 Gantiwarno 40.494 40.738 40.527 40.748 40.994 3 Wedi 54.877 55.155 55.212 55.402 55.516 4 Bayat 63.798 63.753 63.702 63.603 63.852 5 Cawas 64.695 64.634 65.969 65.936 66.132 6 Trucuk 79.198 79.499 81.574 81.869 82.291 7 Kalikotes 36.520 36.683 36.896 37.164 37.389 8 Kebonarum 21.206 21.201 21.284 21.298 21.343 9 Jogonalan 57.368 57.524 57.673 57.824 57.877

10 Manisrenggo 41.197 41.405 41.589 41.709 41.766 11 Karangnongko 38.046 38.162 38.226 38.248 38.157 12 Ngawen 43.734 43.850 44.100 44.348 44.420 13 Ceper 63.447 63.619 63.558 63.811 63.835 14 Pedan 47.836 47.804 48.767 48.730 48.862 15 Karangdowo 51.659 51.759 50.881 51.016 51.020 16 Juwiring 61.436 61.155 61.002 61.022 61.216 17 Wonosari 61.699 62.268 62.212 62.519 62.663 18 Delanggu 44.381 44.419 43.985 44.470 44.516 19 Polanharjo 45.458 45.591 45.726 45.858 46.047 20 Karanganom 49.075 49.079 49.098 49.101 49.080 21 Tulung 54.659 54.827 54.374 54.469 54.576 22 Jatinom 56.811 56.982 57.164 57.201 57.338 23 Kemalang 34.772 34.943 34.428 34.559 34.681 24 Klaten Selatan 40.220 40.678 40.870 41.249 41.527 25 Klaten Tengah 43.355 43.558 43.721 43.844 43.878 26 Klaten Utara 40.252 41.361 41.629 41.850 42.241

Jumlah 1.281.776 1.286.058 1.293.242 1.296.997 1.300.494 Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka Tahun 2008

Page 17: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 17 Rencana

Tabel 1.05 Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

Di Kabupaten Klaten Tahun 2008

No. Kecamatan Luas

Wilayah (km2)

Luas Pekarangan

(km2)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Bruto

(jiwa/km2) Netto

(jiwa/km2) 1. Prambanan 24,43 8,85 49.277 2017 5568 2. Gantiwarno 25,64 5,63 40.994 1599 7281 3. Wedi 24,38 7,47 55.516 2277 7432 4. Bayat 39,43 13,74 63.852 1619 4647 5. Cawas 34,47 9,04 66.132 1919 7315 6. Trucuk 33,81 12,51 82.291 2434 6578 7. Kalikotes 13,00 4,39 37.389 2876 8517 8. Kebonarum 9,66 1,91 21.343 2209 11174 9. Jogonalan 26,70 7,99 57.877 2168 7244 10. Manisrenggo 26,96 9,28 41.766 1549 4501 11. Karangnongko 26,74 9,09 38.157 1427 4198 12. Ngawen 16,97 5,98 44.420 2618 7428 13. Ceper 24,45 7,14 63.835 2611 8940 14. Pedan 19,17 5,90 48.862 2549 8282 15. Karangdowo 29,23 6,71 51.020 1745 7604 16. Juwiring 29,79 7,84 61.216 2055 7808 17. Wonosari 31,14 6,88 62.663 2012 9108 18. Delanggu 18,78 4,37 44.516 2370 10187 19. Polanharjo 23,84 4,14 46.047 1932 11122 20. Karanganom 24,06 5,77 49.080 2040 8506 21. Tulung 32,00 8,16 54.576 1706 6688 22. Jatinom 35,53 11,68 57.338 1614 4909 23. Kemalang 51,66 20,46 34.681 671 1695 24. Klaten Selatan 14,44 4,86 41.527 2876 8545 25. Klaten Tengah 8,90 4,94 43.878 4930 8882 26. Klaten Utara 10,38 5,49 42.241 4069 7694

Jumlah 655,56 200,22 1.300.494 1984 6495 Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka Tahun 2008

Page 18: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 18 Rencana

Tabel 1.06 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur

di Kabupaten Klaten Tahun 2008

No Kecamatan Dewasa (15+) Jumlah Anak (0-14)

Jumlah Laki-2 Wanita Laki-2 Wanita

1 Prambanan 17367 19590 36957 6196 6124 12320 2 Gantiwarno 14730 16732 31462 4800 4732 9532 3 Wedi 19902 21875 41777 6924 6815 13739 4 Bayat 23153 24727 47880 8078 7894 15972 5 Cawas 24656 26730 51386 7641 7105 14746 6 Trucuk 29915 31258 61173 10884 10234 21118 7 Kalikotes 13416 14122 27538 4956 4895 9851 8 Kebonarum 7766 8696 16462 2491 2390 4881 9 Jogonalan 21515 22276 43791 7305 6781 14086 10 Manisrenggo 15079 16594 31673 5046 5047 10093 11 Karangnongko 13670 15114 28784 4846 4527 9373 12 Ngawen 16676 17243 33919 5367 5134 10501 13 Ceper 23398 24734 48132 8013 7690 15703 14 Pedan 18089 19415 37504 5810 5548 11358 15 Karangdowo 18889 20024 38913 6307 5800 12107 16 Juwiring 22234 23820 46054 7711 7451 15162 17 Wonosari 22258 24937 47195 7850 7618 15468 18 Delanggu 16712 17688 34400 5363 4753 10116 19 Polanharjo 17055 18297 35352 5501 5194 10695 20 Karanganom 18076 19431 37507 5935 5638 11573 21 Tulung 19791 21215 41006 6990 6580 13570 22 Jatinom 20431 22249 42680 7488 7170 14658 23 Kemalang 12603 13231 25834 4472 4375 8847 24 Klaten Selatan 14934 16446 31380 5323 4824 10147 25 Klaten Tengah 16138 17539 33677 5241 4960 10201 26 Klaten Utara 15331 16640 31971 5206 5064 10270

Jml 2008 473784 510623 984407 161744 154343 316087 2006 470583 508358 978941 160648 153653 314301 2005 468005 505522 973527 159746 152785 312531 2004 466085 504224 970309 159088 152389 311477 2003 464062 502878 966940 158381 151976 310357

Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka Tahun 2008

Page 19: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 19 Rencana

Tabel 1.0.7 Tingkatan Kesejahteraan Keluarga di Kabupaten Klaten Tahun 2008

No Kecamatan Pra Sejahtera KS I KS II KS III KS

III+ Jumlah

1 Prambanan 3222 3733 3040 2188 605 12788 2 Gantiwarno 3571 2902 2138 2563 203 11377 3 Wedi 3212 2668 3039 4634 906 14459 4 Bayat 13574 2152 623 245 133 16727 5 Cawas 4495 3161 7731 1975 53 17415 6 Trucuk 6034 6500 5309 2027 311 20181 7 Kalikotes 2098 1918 2990 1991 142 9139 8 Kebonarum 815 1463 1990 1137 229 5634 9 Jogonalan 2460 4434 3480 4883 126 15383 10 Manisrenggo 3383 2734 3567 945 52 10681 11 Karangnongko 2589 2181 1681 3042 143 9636 12 Ngawen 1883 2190 4098 2119 788 11078 13 Ceper 2374 4007 6777 3162 433 16753 14 Pedan 2166 3031 4847 2720 262 13026 15 Karangdowo 4014 1213 4584 3245 145 13201 16 Juwiring 2879 3509 6882 2349 410 16029 17 Wonosari 2886 3998 7125 2008 224 16241 18 Delanggu 1331 2192 3649 3478 378 11028 19 Polanharjo 484 2624 7128 734 74 11044 20 Karanganom 2771 2132 4114 3442 243 12702 21 Tulung 2452 2392 6307 1640 104 12895 22 Jatinom 6786 2121 3377 1830 874 14988 23 Kemalang 4825 2915 1349 537 2 9628 24 Klaten Selatan 1244 1563 7774 1555 303 12439 25 Klaten Tengah 1104 1814 5728 3248 1407 13301 26 Klaten Utara 1071 2401 3494 2616 951 10533 2008 83723 71948 112821 60313 9501 338306 2006 89881 69923 113411 49278 8145 330638 2005 - - - - - - 2004 109203 68076 102161 37738 7107 324285 2003 75464 66780 129454 38382 7276 317356 Sumber: Kabupaten Kabupaten Klaten Dalam Angka Tahun 2008

Page 20: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 20 Rencana

Tabel 1.08 Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama

di Kabupaten Klaten Tahun 2008

No

Kecamatan

Islam Katholik Kristen Hindu Budha Jumlah

1 Prambanan 46590 1191 1235 89 171 49276 2 Gantiwarno 37036 1959 1612 386 - 40993 3 Wedi 50970 2120 1685 741 - 55516 4 Bayat 61406 2055 310 82 - 63853 5 Cawas 63950 1197 891 94 - 66132 6 Trucuk 80954 429 882 24 2 82291 7 Kalikotes 36178 628 557 17 10 37390 8 Kebonarum 15647 2813 1827 1057 - 21344 9 Jogonalan 49153 4978 2019 1702 25 57877

10 Manisrenggo 40368 263 993 141 - 41765 11 Karangnongko 32817 2064 1683 1593 - 38157 12 Ngawen 41468 1546 730 676 - 44420 13 Ceper 60152 2659 930 42 52 63835 14 Pedan 46787 510 1288 265 11 48861 15 Karangdowo 48129 207 1858 825 - 51019 16 Juwiring 59434 829 686 267 1 61217 17 Wonosari 60019 1069 1543 26 6 62663 18 Delanggu 41471 1109 1921 - 16 44517 19 Polanharjo 45907 104 36 - - 46047 20 Karanganom 48259 320 500 - - 49079 21 Tulung 54137 181 257 - - 54575 22 Jatinom 55590 814 314 620 - 57338 23 Kemalang 33362 721 467 132 - 34682 24 Klaten Selatan 33234 3784 4007 459 43 41527 25 Klaten Tengah 33361 5033 5172 108 204 43878 26 Klaten Utara 35043 3558 3353 262 25 42241 Jumlah 2008 1211422 42141 36756 9608 566 1300493 2007 1210877 37814 36104 11507.00 684 1296986 2006 1204526 41970 34989 11221 536 1293242 2005 1197033 40721 37271 10493 540 1286058 2004 1194349 39361 35650 11954 472 1281786

Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka Tahun 2008

Page 21: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 21 Rencana

1.2.2.4. Adat Istiadat Masyarakat Kabupaten Klaten adalah sekelompok masyarakat yang memiliki perilaku budaya masyarakat tertentu, dalam hal ini dapat diklasifikasikan dalam lingkungan Budaya Keraton/Negari Gung. Hal ini sebagaimana tercantum dalam buku “Wawasan Jati Diri dalam Pembangunan Daerah” karangan Bapak H. Ismail, perilaku budaya masyarakat Jawa Tengah dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:

- Lingkungan Budaya pesisir; - Lingkungan Budaya Bagelan – Banyumasan; dan - Lingkungan Budaya Keraton/Negari Gung.

Ditinjau dari kedudukannya Kabupaten Klaten terletak di antara dua kota budaya yaitu Kota Surakarta dan Yogyakarta. Budaya Jawa khususnya Budaya Solo banyak mempengaruhi tata cara, perilaku kehidupan sehari-hari dan kegiatan sosial masyarakat di Kabupaten Klaten, karena dahulunya merupakan daerah Swapraja Kasunanan Surakarta, sehingga termasuk dalam lingkup budaya Keraton/Negeri Gung. Sampai saat ini masih terlihat hubungan budaya antara Kabupaten Klaten dengan Kasunanan Surakarta berupa Pesanggrahan di Deles.

Karakter masyarakat yang termasuk lingkup budaya tersebut mempunyai prinsip dengan “Laku” dan “Tirakat” akan memperoleh kesuksesan hidup, sebab mereka percaya bahwa ada kekuatan gaib di atas kekuatan manusia.

Masyarakat ini selain mempunyai watak demikian juga dikenal karena jiwa wiraswastanya, baik laki-laki maupun wanitanya, misalnya jiwa wiraswastanya masyarakat Laweyan, terbentuk sejak Panembahan Senopati yang perkembangannya telah melaksanakan hubungan dagang “konvensional” dengan daerah sekitar (kecamatan-kecamatan) di Kabupaten Klaten seperti Pedan, Jatinom, Ceper, Delanggu sehingga di Klaten terlihat perkembangan industri kerajinan payung di Kecamatan Juwiring, kerajinan Lurik di Kecamatan Pedan, konveksi di Kecamatan Wedi dan didirikannya KOPIKRA (Koperasi Industri Kerajinan Rakyat).

Tetapi pada umumnya mereka telah puas dengan usaha yang telah dikembangkannya, maka dari itu sulit bagi mereka untuk mengembangkan usahanya agar menjadi besar. Karena upaya untuk mengejar kekayaan lahir dibatasi oleh intensitas pencarian kekayaan batin. Pengusaha yang sekarang relatif berkembang dan masih aktif, terdiri dari jaringan yang sebetulnya juga bersumber dari satu rumpun. Keberhasilan dari seorang anak pengusaha bukan karena darah pengusaha yang dimiliki, melainkan karena lingkungan yang dihayatinya sejak kecil.

Page 22: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 22 Rencana

Upacara-upcara tradisional yang diselenggarakan di Kabupaten Klaten merupakan percampuran dari budaya Jawa dengan ajaran Agama Islam. Beberapa jenis upacara yang masih dilaksanakan sampai saat ini adalah:

- Upacara tradisional Ruwahan dilaksanakan di Paseban Kecamatan Bayat tiap 27 Ruwah;

- Upacara tradisional Tanjung sari dilaksanakan di Dlimas Kecamatan Ceper tiap bulan Syura;

- Upacara tradisional Syawalan dilaksanakan di Desa Jimbung Kecamatan Kaliotes, tiap bulan Sapar; dan

- Upacara Syawalan Yoqowiyu di Masjid Besar Kecamatan Jatinom setiap bulan Sapar.

1.2.3. Potensi Bencana Alam Berdasarkan kondisi alamnya (secara topografi dan geologisnya), kerentanan bencana alam yang pernah terjadi dan mungkin akan terjadi di wilayah Klaten meliputi: bencana banjir, bencana tanah longsor, bencana gempa bumi tektonik, bencana letusan gunungapi, bencana kekeringan, dan bencana angin puting beliung. Kerentanan bencana alam yang akan dibahas dalam studi ini adalah, kerentanan bencana alam banjir, tanah longsor, letusan gunungapi, dan gempa bumi tektonik. Berdasarkan kejadian bencana alam yang pernah terjadi di wilayah Kabupaten Klaten, maka sebaran wilayah yang termasuk kategori rentan terhadap bencana alam adalah dirinci pada pembahasan berikut ini.

Page 23: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 23 Rencana

1.2.3.1. Kerentanan Bencana Banjir. Berdasarkan kejadiannya, wilayah Kabupaten Klaten sering terjadi banjir yang mengakibatkan terjadinya korban harta benda: 1. KECAMATAN FAKTOR PENGONTROL 1 Desa Mutihan Sungai Kongklangan 2 Desa Muruh Sungai Simping - Sungai 3 Desa Katekan Curahan dari pegunungan 4 Desa Kerten Curahan dari pegunungan 5 Desa Jabung Kali Lusah 6 Desa Ngandong Kali Kongklangan - Kali Lusah 7 Desa Jogoprayan Sungai Dengkeng 8 Desa Kragilan Curahan dari pegunungan 9 Desa Gesikan Curahan dari pegunungan 2. KECAMATAN WEDI 1 Desa Kadilanggon Sungai Dengkeng 2 Desa Pacing Sungai Birit 3 Desa Demangan Sungai Birit 4 Desa Tegalampel Sungai Ujung 5 Desa Babadan Sungai Ujung 3. KECAMATAN PRAMBANAN 1 Desa Sengon Sungai Kongklangan 4. KECAMATAN CAWAS 1 Desa Karangasem Kali Jaran 2 Desa Bogor Sungai Miese 3 Desa Pogung Sungai Miese 4 Desa Balak Sungai Dengkeng 5 Desa Tlingsing Sungai Dengkeng 6 Desa Tirtomarto Sungai Dengkeng 7 Desa Japanan Sungai Dengkeng 5. KECAMATAN KARANGDOWO 1 Desa Tambak Sungai Beji 2 Desa Karangjoho Sungai Birit + Sungai Dengkeng 3 Desa Demangan Sungai Dengkeng 4 Desa Tegalampel Sungai Kaligawe 5 Desa Babadan Sungai Kaligawe 6. KECAMATAN BAYAT 1 Desa Jambakan Sungai Jaran 2 Desa Tlingsing Sungai Dengkeng 7. KECAMATAN TRUCUK 1 Desa Trucuk Sungai Kuning 2 Desa Kalikebo Sungai Kuning 3 Desa Gaden Sungai Kuning + Sungai Dengkeng 4 Desa Planggu Sungai Dengkeng 8. KECAMATAN KALIKOTES 1 Desa Jimbung Sungai Kuning 9.

KECAMATAN CEPER

1 Desa Ceper Sungai Wonggo + Sungai Ceper

2 Desa Tegalrejo Sungai Wonggo + Sungai Ceper 10 KECAMATAN PEDAN 1 Desa Lemahireng Sungai Wonggo + Kali Ceper + Sungai 2 Desa Kaligawe Sungai Kaligawe

Page 24: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 24 Rencana

Gambar 4. Peta Kerentanan Bencana Banjir

1.2.3.2. Kerentanan Bencana Gerakan Tanah. Wilayah Kabupaten Klaten yang rentan terhadap bencana gerakan tanah, berdasarkan kejadiannya adalah sebagai berikut:

1. Lereng Perbukitan Jiwowetan, Kecamatan Wedi; 2. Desa Sukorini, Kecamatan Manisrenggo; 3. Desa Tegalmulyo, Tlogowatu, Sidorejo, Bumiharjo, Tangkil, Dompol,

Kendalsari, Balerante, Bawukan, Kecamatan Kemalang; dan 4. Lereng Perbukitan Baturagung Desa Burikan Kecamatan Cawas,

Desa Katekan, Kerten Kecamatan Gantiwarno (sebagai dampak akibat gempabumi tektonik 26 Mei 2006).

Page 25: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 25 Rencana

Peta Kerentanan Bencana Gerakan Tanah dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Peta Kerentanan Bencana Gerakan Tanah

1.2.3.3. Kerentanan Bencana Alam Akibat Letusan Gunung Merapi

Wilayah Kabupaten Klaten yang rentan terhadap bencana alam akibat letusan Gunung Merapi, berdasarkan kejadiannya, adalah wilayah hulu Kecamatan Kemalang dan Manisrenggo, terutama pada wilayah sekitar daerah aliran Sungai Woro, seluas 532 ha. Peta Kerentanan Bencana Alam Akibat Letusan Gunung Merapi dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 26: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 26 Rencana

Gambar 6. Peta Kerentanan Bencana Alam Akibat Letusan Gunung

Merapi

1.2.3.4. Kerentanan Bencana Alam Gempa Bumi Tektonik. Wilayah Kabupaten Klaten yang rentan terhadap bencana alam akibat peristiwa gempa bumi tektonik 26 Mei 2006, sebagai berikut:

1. Daerah Potensial I ( kerusakan bangunan > 80 % ) a. Kecamatan Prambanan; b. Kecamatan Wedi; c. Kecamatan Gantiwarno; d. Kecamatan Bayat; dan e. Kecamatan Jogonalan.

2. Daerah Potensial II ( kerusakan bangunan > 60 %) a. Kecamatan Cawas; b. Kecamatan Karangdowo; c. Kecamatan Pedan; d. Kecamatan Ceper; e. Kecamatan Juwiring; f. Kecamatan Manisrenggo; dan g. Kecamatan Kalikotes.

Page 27: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 27 Rencana

3. Daerah Potensial III ( kerusakan bangunan 20 - 60 %) a. Kecamatan Klaten Selatan; b. Kecamatan Klaten Tengah; c. Kecamatan Klaten Utara; d. Kecamatan Karangnongko; e. Kecamatan Kebonarum; f. Kecamatan Jatinom; g. Kecamatan Wonosari; h. Kecamatan Delanggu; i. Kecamatan Karanganom; j. Kecamatan Polanharjo; k. Kecamatan Kemalang; l. Kecamatan Ngawen; dan m. Kecamatan Tulung.

Peta Kerentanan Bencana Alam Gempa Bumi Tektonik dapat dilihat pada Gambar 7.

1.2.3.5. Kerentanan Bencana Kekeringan Lahan Pertanian. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (2008), wilayah Kabupaten Klaten yang rentan terhadap bencana kekeringan lahan pertanian adalah sebagai berikut:

1. Kecamatan Cawas a. Desa Burikan; b. Desa Karangasem; c. Desa Bendungan; d. Desa Nanggulan; e. Desa Pogung; f. Desa Gobang; g. Desa Kedungampel; h. Desa Pakisan; dan i. Desa Balak.

2. Kecamatan Bayat a. Desa Jarum; b. Desa Ngerangan; c. Desa Dukuh; dan d. Desa Jambakan.

3. Kecamatan Karangdowo a. Desa Ringin Putih; dan b. Desa Karangdowo.

4. Kecamatan Wonosari a. Desa Jelobo.

5. Kecamatan Juwiring a. Desa Carikan; dan b. Desa Kwarasan.

Page 28: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 28 Rencana

Peta Kerentanan Bencana Kekeringan Lahan Pertanian dapat dilihat pada Gambar 8.

1.2.4. Potensi Sumber Daya Alam 1.2.4.1. Hidrologi Suplai air tanah maupun air tawar seluruhnya datang dari hujan yang berasal dari penguapan air laut, yang merupakan bagian dari proses siklus hidrologi. Hujan yang jatuh akan meresap ke dalam tanah, sebagian menjadi air tanah yang mengisi aguifer (formasi tanah yang mengandung dan menghantarkan air tanah) dan sebagian besar mengalir di permukaan sebagai run off (surface flow dan sub surface flow), dalam kenyataannya siklus hidrologi ini sangat rumit meskipun pada dasarnya hidrologi adalah bagian dari ilmu bumi, namun pada kenyataannya hidrologi harus berhubungan dengan atmosfir sebagai medium yang meneruskan air ke muka bumi maupun dari muka bumi.

Wilayah Kabupaten Klaten termasuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo yaitu Sub DAS Bengawan Solo Hulu. Ada beberapa sumber air yang terdapat di Kabupaten Klaten dan sangat bermanfaat untuk keperluan rumah tangga, irigasi, industri serta kepentingan-kepentingan lainnya. Sungai-sungai besar yang mengalir dari atas/pegunungan menuju dan bermuara di Bengawan Solo diantaranya: Kali Dengkeng, Kali Simping, Kali Pusur, Kali Brambang dan Kali Soko. sungai-sungai tersebut mempunyai beberapa anak sungai pada bagian hulunya. Kecuali pemanfaatan air beserta sumber-sumber air, kegiatan pengairan juga melakukan konservasi terhadap air dan sumber-sumber air tersebut, terutama ditujukan untuk menjaga kelestarian serta mencegah pencemaran terhadapnya. Berikut ini disajikan data potensi sumber daya air terutama sungai di Kabupaten Klaten yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan dan pemanfaatan air, serta hasil kegiatan pengairan di Kabupaten Klaten dalam Tabel 1.09. Dengan adanya banyak sungai (air permukaan) yang mengalir di wilayah Kabupaten Klaten tersebut akan membawa manfaat dan pengaruh terhadap kedalaman air tanah. Adanya sungai-sungai tersebut merupakan suatu cara untuk menaikkan kedalaman air tanah sebagai discharge atau sebagai pengisi yang merupakan suplai air tanah, di samping untuk kegiatan pengairan serta kegiatan-kegiatan lainnya. Kondisi kedalaman air tanah di Kabupaten Klaten ditampilkan pada Tabel 1.10, sedangkan kondisi mata air yang muncul ditampilkan pada Tabel 1.11.

Page 29: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 29 Rencana

Peta 7. Peta Kerentanan Bencana Alam Gempa Bumi Tektonik

Peta 8. Peta Kerentanan Bencana Kekeringan Lahan Pertanian

Page 30: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 30 Rencana

Tabel 1.09 Sungai menurut Nama, Klasifikasi dan Panjang (km)

Yang Melintasi Kabupaten Klaten

No Nama Sungai Klasifikasi Panjang No Nama Sungai Klasifikasi Panjang 1 Bengawan Solo Induk 8.50 41 Modin Ordo III 8.86 2 Denkeng Ordo I 40.75 42 Jiwan Ordo III 7.50 3 Brambang Ordo II 16.00 43 Gemampir Ordo III 6.10 4 Buntung Ordo II 10.00 44 Banaran Ordo III 2.75 5 Pusur Ordo II 30.00 45 Logede Ordo III 7.70 6 Bloro Ordo II 5.00 46 Gempolan Ordo III 4.40 7 Babadan Ordo II 6.50 47 somokaton Ordo III 5.50 8 Ngolodono Ordo II 7.00 48 Afur Birit Ordo III 3.80 9 Mlese Ordo II 23.50 49 Slegrengan Ordo III 4.40

10 Tambong Ordo II 1.70 50 Mlese Ordo III 3.00 11 Padangan Ordo II 11.00 51 Panggang Ordo III 3.80 12 Kalikuning Ordo II 10.20 52 Depok Ordo III 2.75 13 Papah Ordo II 2.75 53 Sampang Ordo III 0.80 14 Ujung Ordo II 32.50 54 Ondo Ordo III 4.65 15 Birin Ordo II 15.40 55 Ciling Ordo III 5.50 16 Mindi Ordo II 1.20 56 Song Ordo III 1.65 17 Widoro Ordo II 2.50 57 Gebang Ordo III 1.75 18 Ngawu-awu Ordo II 1.20 58 Sangiran Ordo III 2.00 19 Lusah Ordo II 24.75 59 Gupak Warak Ordo III 0.50 20 Sambomerten Ordo II 1.50 60 Kluwih Ordo III 3.65 21 Banyu urip Ordo II 2.50 61 Woro Ordo III 16.80 22 Af. Paten Ordo II 13.20 62 Sukunan Ordo III 4.50 23 Menggah Ordo II 1.50 63 Ipik Ordo III 2.00 24 Simping Ordo II 12.65 64 Deleran Ordo III 7.00 25 Kongklangan Ordo II 7.30 65 Cewok Ordo III 7.50 26 Borongan Ordo II 10.75 66 Putih Ordo III 6.05 27 Opak Ordo III 64.00 67 Klegung Ordo III 6.60 28 Kauman Ordo III 9.00 68 Jumok Ordo III 7.25 29 Jebol Ordo III 22.50 69 Wonggo Ordo III 18.00 30 Kingkang Ordo III 8.00 70 Gamping Ordo III 6.85 31 Dandang Ordo III 6.50 71 Metuk Ordo III 4.30 32 Ceper Ordo III 30.00 72 Lunyu Ordo III 7.15 33 Bajing Ordo III 7.50 73 Kroman Ordo III 10.50 34 Macanan Ordo III 4.50 74 Batang Ordo III 3.85 35 Trucuk Ordo III 11.50 75 Dompol Ordo III 9.65 36 Beji Ordo III 10.00 76 Bumiharjo Ordo III 7.15 37 Jalin Ordo III 1.60 77 Puluhan Ordo III 6.50 38 Afur Kalijaran Ordo III 6.70 78 Karangduren Ordo III 5.50 39 Afur Deres Ordo III 4.15 79 Ngrancah Ordo III 11.00 40 Merbung Ordo III 15.25 80 Gempol Ordo III 3.50

Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka Tahun 2008

Page 31: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 31 Rencana

Tabel 1.10 Luas Wilayah Berdasarkan Kedalaman Air Tanah

di Kabupaten Klaten

No

Kecamatan Luas (Ha) Luas

Wil (Ha)

10 m 10-15 m

15-20 m

20-30 m

30-40 m 40 m

1 Prambanan 2.443 2.443 0 0 0 0 0 2 Gantiwarno 2.564 2.564 0 0 0 0 0 3 Wedi 2.438 3.348 0 0 0 0 0 4 Bayat 3.943 2.455 0 575 88 0 825 5 Cawas 3.447 3.427 0 0 0 0 20 6 Trucuk 3.381 3.231 0 150 0 0 0 7 Kalikotes 1.300 1.148 0 150 0 0 0 8 Kebonarum 966 976 0 0 0 0 0 9 Jogonalan 2.670 2.670 0 0 0 0 0 10 Manisrenggo 2.696 1.896 0 0 0 800 0 11 Karangnongko 2.674 1.449 0 0 0 1.225 0 12 Ngawen 1.697 1.697 0 0 0 0 0 13 Ceper 2.445 2.445 0 0 0 0 0 14 Pedan 1.917 1.504 413 0 0 0 0 15 Karangdowo 2.923 2.923 0 0 0 0 0 16 Juwiring 2.979 2.979 0 0 0 0 0 17 Wonosari 3.114 3.114 0 0 0 0 0 18 Delanggu 1.878 1.828 50 0 0 0 0 19 Polanharjo 2.384 825 .1559 0 0 0 0 20 Karanganom 2.406 1.768 638 0 0 0 0 21 Tulung 3.200 2.475 0 0 0 725 0 22 Jatinom 3.553 3.50 2.015 0 0 1.188 0 23 Kemalang 5.166 88 0 0 0 1.175 3.903 24 Klaten Selatan 1.444 1.414 0 19 0 0 0 25 Klaten Tengah 890 872 0 20 0 0 0 26 Klaten Utara 1.038 1.038 0 0 0 0 0

Jumlah 65.556 50.018 4.675 914 88 5.113 4.748 Sumber: Pemetaan Sumberdaya Alam Kabupaten Klaten

Page 32: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 32 Rencana

Tabel 1. 111 Jumlah Sumber/Mata Air, Waduk

Kabupaten Klaten Tahun 2009

No Kecamatan Jumlah Mata Air

Rawa-rawa

1 Prambanan 11 - 2 Gantiwarno 5 - 3 Wedi - - 4 Bayat 4 1 5 Cawas - - 6 Trucuk 2 - 7 Kalikotes 11 - 8 Kebonarum 14 - 9 Jogonalan 6 -

10 Manisrenggo 24 - 11 Karangnongko 17 - 12 Ngawen 16 - 13 Ceper 8 - 14 Pedan 2 - 15 Karangdowo - - 16 Juwiring - - 17 Wonosari 1 - 18 Delanggu - - 19 Polanharjo 6 - 20 Karanganom 8 - 21 Tulung 24 - 22 Jatinom 3 - 23 Kemalang 2 - 24 Klaten Selatan 5 - 25 Klaten Tengah - - 26 Klaten Utara 5 -

Jumlah 174 1 Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka Tahun 2008

Page 33: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 33 Rencana

1.2.4.2. Geologi/Geologi Tata Lingkungan Secara umum geomorphologi Kabupaten Klaten terbagi dalam 3 lajur yaitu:

1) Lajur Lereng gunung merapi yang terhampar dari arah barat laut tenggara yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sleman dan wilayah Kabupaten Boyolali.

2) Lajur daratan yang meliputi bagian tengah dari Kabupaten Klaten, memanjang dari arah barat daya ke timur laut

3) Lajur pegunungan/perbukitan yang meliputi bagian selatan Kabupaten Klaten.

Kondisi yang demikian tersebut menjadikan semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi mengalir ke arah Selatan dan Tenggara. Pada bagian selatan Kabupaten Klaten, Perbukitan Jiwo merupakan sebagian dari pegunungan selatan yang tersingkap di daerah Bayat dan merupakan daerah perbukitan yang terpisah, sedang di sebelah selatan Perbukitan Jiwo membujur pegunungan Baturagung dari Barat ke Timur, dimana daerah ini merupakan daerah lipatan dan patahan. Proses pelapukan baik secara mekanis/physis maupun kimia di wilayah Kabupaten Klaten berjalan dengan intensif sehingga proses erosi dapat mengakibatkan terjadinya endapan alluvial, berupa endapan sungai ataupun alluvial (kipas alluvial) merupakan di daerah Kecamatan Bayat.

Dari kondisi Kabupaten Klaten wilayahnya dapat ditemui 2 endapan yaitu:

1) Endapan Vulkanik Gunung Merapi

Endapan ini merupakan hasil erupsi Gunung Merapi yang menghampar sampai ke tenggara Kabupaten Klaten. Ketebalan endapan di bagian puncak berkisar antara 0,1 – 6,5 meter, sedangkan pada lerengnya berkisar antara 0,5 – 1,0 meter. Endapan vulkanik ini umumnya berupa pasir, krikil, berangkal dan bongkah-bonghkah batuan beku. Daerah penyebaran endapan vulkanik ini relatif sangat subur.

2) Endapan alluvial

Secara umum endapan ini berupa sungai maupun endapan hasil transportasi yang berasal dari pelapukan batu-batuan yang lebih tua. Penyebaran endapan sungai ini terdapat di kali Dengkeng dan sekitarnya berupa: lempung, pasir kerikil dan kerakal. Untuk Lebih jelasnya luas penyebaran Litologi Kabupaten Klaten dapat di lihat pada tabel 1.12.

Page 34: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 34 Rencana

1.2.4.3. Sumber Daya Mineral Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, mempunyai komposisi kimia yang tetap dan bentuk hablurnya (struktur kristal yang beraturan. Kumpulan satu mineral atau lebih dapat menyusun batuan. Berdasarkan cara terjadinya batuan dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:

- Batuan beku (Batuan yang berasal dari magma yang keluar di permukaan bumi dan membeku).

- Batuan sedimen (Terbentuk dari batuan yang pernah dan bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada sebelumnya).

- Batuan metamorf (Merupakan batuan ubahan dari batuan yang sebelumnya sudah ada, pada keadaan padat, akibat pengaruh suhu (T), dan tekanan (P), atau keduanya, dan larutan yang aktif secara kimiawi).

Pertambangan rakyat adalah usaha pertambangan bahan galian Golongan A (strategis), Golongan B (vital) dan Golongan C (selain Golongan A dan B) oleh rakyat setempat untuk penghidupan mereka sendiri dan diusahakan secara kecil-kecilan dengan peralatan sederhana.

Kabupaten Klaten mempunyai potensi sumberdaya mineral, meliputi: andesit, batugamping keras, batugamping kalkarenit, batugamping numulites, gabro-diorit, lempung aluvial, lempung residual dari sekis - filit, marmer dan pasir vulkanik dan andesit Merapi. Sumberdaya mineral tersebut telah dimanfaatkan secara optimal adalah batugamping keras, batugamping kalkarenit, lempung aluvial, lempung residual dari sekis - filit, pasir vulkanik dan andesit Merapi. Jenis-jenis sumber daya mineral di Kabupaten Klaten disajikan pada Tabel 1.13.

Page 35: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 35 Rencana

Tabel 1. 12

Luas Penyebaran Geologi di Kabupaten Klaten

No Kecamatan Luas (Ha)

OQVP YQVP MS ML PS GGD Pr.s 1 Prambanan 0 1.677 0 0 766 0 0 2 Gantiwarno 0 176 0 0 2.388 0 0 3 Wedi 0 61 0 0 2.377 153 295 4 Bayat 0 510 232 112 2.641 0 0 5 Cawas 0 762 311 0 2.374 0 0 6 Trucuk 0 3.259 0 0 122 0 0 7 Kalikotes 0 1.148 0 0 150 0 0 8 Kebonarum 0 967 0 0 0 0 0 9 Jogonalan 0 2.529 0 0 141 0 0 10 Manisrenggo 0 2.696 0 0 0 0 0 11 Karangnongko 0 2.674 0 0 0 0 0 12 Ngawen 0 1.697 0 0 0 0 0 13 Ceper 0 2.445 0 0 0 0 0 14 Pedan 0 1.682 235 0 0 0 0 15 Karangdowo 0 1.146 312 0 1.465 0 0 16 Juwiring 0 2.770 34 0 175 0 0 17 Wonosari 0 3.114 0 0 0 0 0 18 Delanggu 0 1.878 0 0 0 0 0 19 Polanharjo 0 2.384 0 0 0 0 0 20 Karanganom 0 2.406 0 0 0 0 0 21 Tulung 0 3.200 0 0 0 0 0 22 Jatinom 0 3.553 0 0 0 0 0 23 Kemalang 551 4.615 0 0 0 0 0 24 Klaten Selatan 0 1.407 0 0 36 0 0 25 Klaten Tengah 0 892 0 0 0 0 0 26 Klaten Utara 0 1.038 0 0 0 0 0

Jumlah 551 50.686

1.124

112 12.635

153 295

Sumber: Revisi / Evaluasi Data Pokok Untuk Pembangunan Daerah Keterangan: OQVP : Old Quarternary Volcanic Product YQVP : Young Quarternary Volcanic Product MS : Miogecene Sedimentary (Miocene) ML : Miocene Limestone PS : Pliocene Sedimentary GGD : Granite Granodiorite Pr. S : Protetiary Sedimen

Page 36: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 36 Rencana

Tabel 1.13 Jenis-Jenis Sumber Daya Mineral Di Kabupaten Klaten

No Jenis mineral

Sebaran Potensi (m3) Kecamatan Lokasi

1 Andesit Karangdowo Dusun Mojo (Desa Ringinputih)

130.833

Dusun Beluk (Desa Tumpukan)

1.294.100

2 Batugamping Kalkarenit

Bayat Dusun Sumberan (Desa Tegalrejo)

100.000

3 Batugamping Keras

Kalikotes

Dusun Ngembel, (Desa Jimbung)

186.516

Dusun Bogelan (Desa Jimbung)

194.287

Bayat Dusun Jetho, (Desa Wiro),

120.000

Dusun Tugu (Desa Wiro),

51.810

Dusun Temas (Desa Gununggajah)

6.250

Batugamping Nummulites

Bayat Dusun Watuprahu (Desa Gununggajah)

1.000

Batupasir Tufaan

Gantiwarno Desa Kerten 1.000

Gabro dan Diorit

Bayat Desa Jerukan, Desa Gampingan

60.000

Bayat Dusun Watuprahu (Desa Gununggajah)

20.000

Lempung Aluvial

Gantiwarno Desa Mlese, Desa Jabung

6.000

Karangnongko Desa Smenden, 6.300 Jogonalan

Desa Rejoso; 81.000 Desa Pakahan; 84.000 Desa Kwaran 45.000 Desa Sumyang, Desa Bakung,

99.000

Kebonarum

Desa Basin, 65.100

Desa Gondang, 1.830.000 Klaten Selatan

Dusun Krangen (Desa Sumberrejo)

49.500

Desa Jetis, 36.000 Desa Nglinggi, 18.000

Ngawen Desa Senden, 13.500 Karanganom Desa Padas, 13.500 Ceper

Desa Kujon, 90.000 Desa Kajen, 180.000

Jogonalan

Dusun Sabrangwetan, (Desa Kraguman)

98.250

Dusun Telan (Desa Kraguman)

109.500

Desa Granting 24.000 Desa Karangdukuh 75.000

Lempung Residual dari Sekis - Filit

Bayat Dusun Kebon (Desa Beluk),

25.950

Dusun Tegalsari (Desa Gununggajah),

60.000

Marmer Cawas Dusun Jokotuo, Desa 75

Page 37: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 37 Rencana

No Jenis mineral

Sebaran Potensi (m3) Kecamatan Lokasi

Bawak,

Pasir Vulkanik dan Andesit Merapi

Kemalang Sepanjang Sungai Woro bagian hulu (Desa Kendalsari, Desa Balerante, Desa Sidorejo)

2.942.880

Sepanjang Sungai Woro bagian tengah (Ds Talun, Panggang),

190.969,5

Dusun Genengsari (Desa Sidorejo), Dusun Balerante (Ds. Balerante dan

-

Manissrenggo Desa Ngemplakseneng - Zeolit Bayat Desa Nengahan 100

Sumber: Pemetaan Sumber Daya Alam Kabupaten Klaten

1.2.5. Potensi Ekonomi 1.2.5.1. Pertanian dan Perkebunan a. Pertanian Tanaman Pangan

Pertanian tanaman pangan di Kabupaten Klaten dengan luas kurang lebih 28.949 (dua puluh delapan ribu sembilan ratus empat puluh sembilan) hektar berada di seluruh kecamatan

yaitu: padi sawah, padi gogo, ubi jalar, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, jagung, dan ubi kayu, dengan luas panen pada tahun 2008 sebagai berikut : - Padi sawah : 57.912 Ha. - Padi gogo : 341 Ha. - Jagung : 9.839 Ha. - Kedelai : 4.839 Ha. - Kacang tanah : 2.520 Ha. - Kacang hijau : 194 Ha. - Ubi kayu : 1.873 Ha. - Ubi jalar : 65 Ha.

b. Buah-buahan Kabupaten Klaten memiliki potensi pengembangan buah – buahan yang cukup besar, dengan jumlah produksi pada tahun 2008 sebagai berikut: - Rambutan : 45.830 Kw. - Mangga : 30.438 Kw. - Pisang : 42.837 Kw. - Durian : 12.587 Kw. - Pepaya : 9.267 Kw.

Page 38: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 38 Rencana

c. Sayur-sayuran Produksi tanaman sayur – sayuran di Kabupaten Klaten meliputi beberapa jenis, yang jumlah produksinya pada tahun 2008 sebagai berikut : - kacang panjang : 13.016 Kw. - terong : 5.583 Kw. - mentimun : 11.809 Kw. - lombok rawit : 22.566 Kw. - cabe besar : 11.206 Kw.

d. Perkebunan. Perkebunan di Kabupaten Klaten dengan luas kurang lebih 1.080 (seribu delapan puluh) hektar terdiri atas komoditas: a. kelapa deres b. kapuk c. kopi d. tembakau rajangan dan asepan e. tembakau Virginia f. tembakau Vorsternland g. cengkeh h. tebu dan jumlah produksinya pada tahun 2008 adalah : - Kelapa lokal : 5.391 Ton. - Kelapa hubrida : 61 Ton. - Kelapa deres : 144 Ton. - Kapok : 40 Ton. - Kopi : 155 Ton. - Cengkeh : 52 Ton. - Tembakau : 3.703 Ton. - Tebu : 5.324 Ton.

e. Perikanan Produksi perikanan di Kabupaten Klaten didapatkan dari sawah, keramba, waduk, sungai, genangan dan kolam dengan jumlah produksi pada tahun 2008 sebesat 23.672,9 kwintal.

f. Peternakan Ternak yang dibudidayakan di Kabupaten Klaten adalah sapi perah, sapi, kerbau, kuda, kambing, domba dan babi, dengan jumlah pada tahun 2008 sebagai berikut : - sapi perah : 6.803 ekor - sapi : 85.334 ekor - kerbau : 6.637 ekor - kuda : 739 ekor - kambing : 84.580 ekor - domba : 59.517 ekor - babi : 14.266 ekor

Page 39: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 39 Rencana

g. Kehutanan Terdapat 2 (dua) jenis hutan yang termasuk ke dalam kawasan hutan negara, yaitu hutan produksi terbatas dengan luas lebih kurang 185 hektar dan hutan produksi tetap dengan luas lebih kurang 429 hektar. Hutan negara ini dikelola oleh Perum Perhutani. Bagian yang berhutan lainnya adalah hutan rakyat dengan luas 1.514 hektar, dengan jenis tanaman jati dan mahoni, yang pada tahun 2008 memiliki jumlah sebagai berikut : - Jati (>10 tahun) : 95.839 pohon; - Mahoni (> 5 tahun) : 90.326 pohon.

1.2.5.2. Pertambangan

Berdasarkan pengamatan terhadap bahan galian dan pertambangan yang ada di Kabupaten Klaten, maka bahan galian tersebut pada umumnya termasuk dalam bahan galian golongan C atau termasuk dalam klasifikasi galian non strategis. Bahan galian golongan C tersebut antara lain: - Marmer di Kecamatan Bayat dan Wedi; - Diarit di Kecamatan Bayat; - Batu Gamping di Kecamatan Bayat, Cawas dan Kalikotes; - Pasir dan Batu di Kecamatan Manisrenggo, Kemalang, Tulung,

Ngawen, Jatinom, Prambanan; - Lempung keramik di Kecamatan Jogonalan, Kebonarum, Klaten

Selatan, Juwiring; dan - Trass di Kecamatan Karangdowo. 1.2.5.3. Perindustrian

Sebagai salah satu sektor andalan, perkembangan sektor industri cukup menentukan kondisi perekonomian Kabuapaten Klaten, demikian pula halnya dengan subsektor industri besar dan sedang yang merupakan bagian tak terpisahkan dari total keseluruhan sektor industri. Jumlah industri besardan sedang di Kabupaten Klaten tahun 2008 adalah: - Makanan dan Minuman : 58 buah - Temba kau : 197 buah - Tekstil : 21 buah - Pakaian Jadi : 26 buah - Kayu dan Furniture : 67 buah - Kertas & Perceta kan : 10 buah - Logam dan Besi : 37 buah - Lainnya : 14 buah

1.2.5.4. Pariwisata Kabupaten Klaten memiliki obyek wisata yang beragam jenis dan

potensi yang dapat dikembangkan. Terdapat 5 (lima) jenis objek wisata

Page 40: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 40 Rencana

yang ada, yaitu: kolam renang / pemancingan, candi purbakala, makam, pemandangan alam dan museum, dengan jumlah sebagai berikut : - kolam renang / pemancingan : 67 buah - candi purbakala : 8 buah - makam : 4 buah - pemandangan alam : 2 buah - museum : 1 buah 1.2.5.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perdagangan, hotel dan restoran merupakan lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB di Kabupaten Klaten tahun 2007 sebesar Rp. 1.230.415.460.000,- atau 28%. Sedangkan yang terkecil adalah lapangan usaha listrik dan air minum yang hanya sebesar Rp. 30.423.640.000 atau 0,7%.Perincian kontribusi setiap lapangan usaha bagi PDRB Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel 1.14.

Tabel 1.14

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rp)

di Kabupaten Klaten Tahun 2006 – 2007

Sumber: Kabupaten Klaten dalam Angka 2008

No Lapangan Usaha 2006 2007 1 PERTANIAN 943.060,85 957.297,31

1.1. Tanaman Bahan Makanan 708.006,82 721.583,76 1.2. Perkebunan 35.961,73 33.965,94 1.3. Peternakan 155.998,64 157.688,29 1.4. Kehutanan 30.515,97 31.306,05 1.5. Perikanan 12.577,69 12.753,27

2 PENGGALIAN 53.338,31 55.826,27 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 841.653,96 869.903,33 4 LITRIK DAN AIR MINUM 27.849,31 30.423,64 5 BANGUNAN/KONSTRUKSI 365.824,54 398.079,88

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.191.778,73 1.230.415,46

7 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 113.985,64 119.386,12

8 KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 148.969,69 156.907,22

9 JASA-JASA 567.326,97 576.448,79 PDRB 4.253.788 4.394.688,02 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 1.292.760 1.295.602 PDRB Per Kapita (Rupiah) 3.290.470.00 3.392.004.66

Page 41: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 41 Rencana

1.3. Isu-Isu Strategis Wilayah Kabupaten Klaten Beberapa isu strategis yang terjadi di wilayah Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan kegiatan Kota Surakarta dan Kota Yogyakarta yang sangat intensif, mengakibatkan terjadinya limpasan dan perkembangan wilayah Kabupaten Klaten yang pesat pula, khususnya industri, perdagangan dan permukiman, sehingga berdampak pada perubahan struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten Klaten.

2. Terjadinya kegiatan penambangan batuan mineral (pasir dan batu) di kawasan atas (Kemalang, Manisrenggo dan Karangnongko) yang merupakan kawasan resapan air, mengakibatkan kerusakan lingkungan, yaitu perubahan bentang alam dan menurunnya potensi sumber daya air tanah yang merupakan kebutuhan pokok untuk air minum dan pengairan pertanian sawah.

3. Terjadinya disparitas perkembangan wilayah, dimana kawasan/jalur tengah memiliki perkembangan yang sangat pesat, dan wilayah bagian utara dan selatan kurang berkembang.

4. Kepadatan lalu lintas jalan raya Solo-Yogyakarta sudah sangat tinggi, mengakibatkan kerawanan lalu lintas serta kurang efisien secara ekonomi.

5. Terdapatnya beberapa kawasan yang rawan terjadinya bencana alam, yaitu gempa bumi, letusan Gunung Merapi, tanah longsor, banjir serta kekeringan, sehingga mengganggu kinerja sosial ekonomi masyarakat.

6. Terjadinya perubahan peraturan perundangan serta kebijakan yang terkait dengan penataan ruang, hal ini berpengaruh sangat signifikan terhadap penyelenggaraan penataan ruang di Kabupaten Klaten.

7. Adanya rencana pembangunan jalan bebas hambatan Yogyakarta-Solo yang melalui wilayah Kabupaten Klaten.

1.4. Kajian Cepat KLHS

KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan atau kebijakan, rencana dan program (KRP).

Aplikasi kajian cepat KLHS meliputi;

a. Pelingkupan: Identifikasi issue penting melalui observasi lapangan dan serap aspirasi masyarakat.

b. Kajian dampak: Melakukan analisis, perhitungan, simulasi dampak dan kecenderungannya untuk melihat pengaruh lingkungan yang akan ditimbulkan apakah positif dan negatif

Page 42: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 42 Rencana

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011-2031

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS QUICK APPRASIAL

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

1. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Klaten sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Penetapan PKW

Semakin berkembangnya Kecamatan Klaten Tengah, Kecamatan Klaten Selatan, dan Kecamatan Klaten Utara. Dengan terakomodirnya fasilitas maka akan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Meningkatkan perekonomian.

Meningkatnya intensitas ruang Cepatnya perkembangan lahan terbangun dikhawatirkan akan terjadinya konversi lahan pertanian irigasi teknis Kemacetan dan masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup (persampahan, banjir, dll) Berkurangnya

Delineasi terhadap kawasan pertanian berkelanjutan/ yang beririgasi teknis serta penanganan melalui insentif dan disinsentif Pengoptimalan sarana dan prasarana untuk menjaga kelestarian lingkungan seperti persampahan dan sanitasi Mitigasi bahaya banjir dilakukan

Pengembangan secara vertikal Setiap pembangunan prasarana dengan skala regional diharapkan dilengkapi dengan analisa daya dukung lingkungan dan dokumen AMDAL. Pemberian insentif dan disinsentif melalui mekanisme retribusi ataupun pembatasan

Page 43: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 43 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

lahan resapan air meningkatkan tutupan lahan

dengan penyediaan ruang evakuasi bencana serta pemantapan sitem drainase perkotaan Menjaga kawasan RTH >30 % Pengendalian pembangunan

terhadap sarana prasarana pada kawasan terbangun di areal sawah berkelanjutan Pengendalian pembangunan

2. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Klaten sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Penetapan PKL

Semakin berkembangnya Kecamatan Delanggu dan Kecamatan Prambanan. Dengan terakomodirnya fasilitas maka akan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Meningkatkan perekonomian.

meningkatnya intensitas ruang Cepatnya perkembangan lahan terbangun dikhawatirkan akan terjadinya konversi lahan pertanian irigasi teknis Kemacetan dan masalah-

Delineasi terhadap kawasan pertanian berkelanjutan/ yang beririgasi teknis serta penanganan melalui insentif dan disinsentif Pengoptimalan sarana dan prasarana untuk menjaga kelestarian

Setiap pembangunan prasarana dengan skala regional diharapkan dilengkapi dengan analisa daya dukung lingkungan dan dokumen amdal. Pemberian insentif dan disinsentif

Page 44: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 44 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

masalah sosial dan lingkungan hidup (persampahan, banjir, dll) Berkurangnya lahan resapan air meningkatkan tutupan lahan

lingkungan seperti persampahan dan sanitasi Mitigasi bahaya banjir dilakukan dengan penyediaan ruang evakuasi bencana serta pemantapan sitem drainase perkotaan Menjaga kawasan RTH >30 % Pengendalian pembangunan

melalui mekanisme retribusi ataupun pembatasan terhadap sarana prasarana pada kawasan terbangun di areal sawah berkelanjutan Pengembangan secara vertikal

3. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Klaten sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)

Penetapan PKL Promosi

Semakin berkembangnya Kecamatan Wedi Kecamatan Pedan, dan Kecamatan Jatinom. Dengan terakomodirnya

meningkatnya intensitas ruang Cepatnya perkembangan lahan terbangun dikhawatirkan

Delineasi terhadap kawasan pertanian berkelanjutan/ yang beririgasi teknis serta penanganan

Setiap pembangunan prasarana dengan skala regional diharapkan dilengkapi dengan analisa

Page 45: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 45 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

fasilitas maka akan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Meningkatkan perekonomian.

akan terjadinya konversi lahan pertanian irigasi teknis Kemacetan dan masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup (persampahan, banjir, dll) Berkurangnya lahan resapan air meningkatkan tutupan lahan

melalui insentif dan disinsentif Pengoptimalan sarana dan prasarana untuk menjaga kelestarian lingkungan seperti persampahan dan sanitasi Mitigasi bahaya banjir dilakukan dengan penyediaan ruang evakuasi bencana serta pemantapan sitem drainase perkotaan Menjaga kawasan RTH >30 % Pengendalian pembangunan

daya dukung lingkungan dan dokumen amdal. Pemberian insentif dan disinsentif melalui mekanisme retribusi ataupun pembatasan terhadap sarana prasarana pada kawasan terbangun di areal sawah berkelanjutan Pengembangan secara vertikal

Page 46: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 46 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

4. Pengembangan jaringan Jalan Tol Jogjakarta - Solo

Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Bebas Hambatan

Meningkatkan aksesbilitas dari dan menuju Kabupaten Klaten

Terbukanya kawasan-kawasan ekonomi baru

Mendorong pertumbuhan kawasan tertinggal

melancarkan lalu lintas

meningkatkan nilai properti

Polusi udara dan suara Berkurangnya lahan resapan Perubahan tata guna lahan dari fungsi lindung ke fungsi budidaya Perubahan bentang alam Perubahan nilai lahan yang tidak terkendali meningkatkan tutupan lahan

Penyusunan Grand Desain, RDTRK, DED, AMDAL

Penghijauan di sepanjang jalan

Penggantian lahan pertanian Penanaman vegetasi untuk mereduksi polusi Penyediaan RTH

Pada pengembangan jaringan jalan dilakukan juga pemberian vegetasi pada kiri kanan jalan untuk mengurangi dampak polusi suara dan udara. Perlu penyediaan jalur hijau dan pulau-pulau jalan untuk menambah kawasan RTH. Penggantian lahan pertanian Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur harus menggunakan teknologi yang

Page 47: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 47 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

sesuai dengan kondisi tanah yang labil, antara lain dengan pembangunan plat beton untuk jalan. Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangan

5. Pengembangan Jalan Lingkar Utara Kabupaten Klaten

Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Darat

Meningkatnya akses transportasi

Terbukanya kawasan-kawasan ekonomi baru

Mendorong pertumbuhan kawasan tertinggal

melancarkan lalu lintas

meningkatkan nilai properti

Perubahan tata guna lahan dari fungsi lindung ke fungsi budidaya Perubahan bentang alam Perubahan nilai lahan yang tidak terkendali meningkatkan tutupan lahan

Penyusunan Grand Desain, RDTRK, DED, AMDAL

Penghijauan di sepanjang jalan

Penggantian lahan pertanian

Perlu dikendalikan kegiatan budidaya di sepanjang koridor Jalur Lingkar Utara

Penghijauan di sepanjang jalan

Penggantian lahan pertanian

Pembangunan dan

Page 48: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 48 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

pemeliharaan infrastruktur harus menggunakan teknologi yang sesuai dengan kondisi tanah yang labil, antara lain dengan pembangunan plat beton untuk jalan.

6. Pengembangan Jalan Lingkar Selatan Kabupaten Klaten

Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Darat

Meningkatnya akses transportasi

Terbukanya kawasan-kawasan ekonomi baru

Mendorong pertumbuhan kawasan tertinggal

melancarkan lalu lintas

meningkatkan nilai properti

Perubahan tata guna lahan dari fungsi lindung ke fungsi budidaya Perubahan bentang alam Perubahan nilai lahan yang tidak terkendali meningkatkan tutupan lahan

Penyusunan Grand Desain, RDTRK, DED, AMDAL

Penghijauan di sepanjang jalan

Penggantian lahan pertanian

Perlu dikendalikan kegiatan budidaya di sepanjang koridor Jalur Lingkar Utara

Penghijauan di sepanjang jalan

Penggantian lahan pertanian

Pembangunan dan

Page 49: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 49 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

pemeliharaan infrastruktur harus menggunakan teknologi yang sesuai dengan kondisi tanah yang labil, antara lain dengan pembangunan plat beton untuk jalan.

7. Pembangunan terminal penumpang Tipe A

Pengembangan Terminal Penumpang

Meningkatkan aksesbilitas dari dan menuju Kabupaten Klaten

Berkurangnya lahan resapan air

Penanaman vegetasi dimana selain sebagai penambah estetika kawasan juga untuk menambah kawasan hijau kota

Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangan

8. Pembangunan terminal Barang

Pengembangan Terminal Barang

Meningkatkan aksesbilitas barang dari dan menuju Kabupaten Klaten

Berkurangnya lahan resapan air

Penanaman vegetasi dimana selain sebagai penambah estetika

Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangan

Page 50: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 50 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

kawasan juga untuk menambah kawasan hijau kota

9. Pengembangan TPA Sampah di Desa Troketon Kecamatan Pedan

Pengembangan TPA Sampah di Desa Troketon Kecamatan Pedan

Menyediakan lahan akhir pembuangan sampah yang memadai dan memenuhi kaidah-kaidah lingkungan

Tercemarnya wilayah sekitar

Pemilihan lokasi disesuaikan dengan kriteria TPA Sistem operasional TPA minimal menggunakan sanitary landfill Penerapan Teknologi Pengolahan Sampah

Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangan Penerapan Teknologi Terkini dalam Pengelolaan Sampah

10. Perlindungan kawasan keunikan batuan di Kecamatan Bayat

Kawasan Lindung Geologi

Terjaganya Kelestarian Kualitas Ekosistem kawasan

Terwujudnya destinasi wisata berbasis lingkungan dan ilmu pengetahuan

Meningkatkan

Apabila dalam pengembangan potensi wisata tidak memperhatikan daya dukung lingkungan (carrying

Penyusunan Grand Desain Kawasan Keunikan Geologi Bayat

Mengelola kawasan keunikan batuan dengan memadukan kepentingan pelestarian dan pariwisata;

Melarang

Page 51: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 51 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

keanekaragaman produk wisata berbasis lingkungan Terciptanya matapencaharian baru bagi masyarakat

Peningkatan ekonomi masyarakat

capacity) akan manjadi ancaman bagi kawasan karst

kegiatan penggalian dan pemanfaatan batuan selain untuk kegiatan penelitian geologi

Menindak dengan tegas pelaku perusakan kawasan keunikan batuan dan fosil

Mengelola kawasan keunikan bentang alam yang memiliki ciri langka dan / bersifat indah untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pariwisata;

Menjaga

Page 52: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 52 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

bentukan keunikan batuan;

11. Sering terjadi banjir di wilayah selatan dan timur Kabupaten Klaten (khususnya di kecamatan yang terlewati Sungai Dengkeng yang merupakan Sub DAS Bengawan Solo

Penanggulangan Daerah Rawan Bencana Banjir.

- Banyak lahan pertanian yang rusak akibat banjir Terganggunya aktivitas dan ketenangan masyarakat Banyak prasarana wilayah yang rusak

Pelestarian dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai secara lintas wilayah;

Pembuatan tanggul permanen disepanjang Sungai Dengkeng

Mengoptimalkan fungsi kawasan lindung dan kawasan resapan air;

Melakukan koordinasi dalam hal pengelolaan dan pengembangan drainase

melestarikan kawasan lindung dan kawasan hulu sungai

pembuatan sumur resapan di kawasan perkotaan perkotaan dan perdesaan, kawasan pertanian yang dilengkapi dengan embung, dan bendung

membuat saluran pembuangan yang terkoneksi dengan baik pada jaringan primer,

Page 53: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 53 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

wilayah

sekunder maupun tersier, serta tidak menyatukan fungsi irigasi untuk drainase.

12. Pengelolaan

Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Merapi

Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Merapi

- Banyak lahan pertanian yang rusak akibat lava pijar dan lahar dingin Terganggunya aktivitas dan ketenangan masyarakat Banyak prasarana wilayah yang rusak

Penetapan delineasi Kawasan Rawan Bencana III, II dan I;

Penetapan Jalur Evakuasi Bencana;

Penetapan Ruang Evakuasi Bencana;

Pembuatan tanggul dan sabo dam

Mengoptimalkan fungsi kawasan lindung pada Kawasan

Penetapan delineasi Kawasan Rawan Bencana III, II dan I;

Penetapan Jalur Evakuasi Bencana;

Penetapan Ruang Evakuasi Bencana;

Pembuatan tanggul dan sabo dam disepanjang Sungai Woro

Mengoptimalkan fungsi kawasan

Page 54: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 54 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

Rawan Bencana III;

Melakukan koordinasi dalam hal pengelolaan daerah rawan bencana

lindung pada Kawasan Rawan Bencana III;

Melakukan koordinasi dalam hal pengelolaan daerah rawan bencana

Mitigasi bencana Letusan Gunung Merapi

13. Pengembangan kegiatan industri dan sentra-sentra industri kecil dan menengah

Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri

Meningkatnya perekonomian masyarakat Menambah lahan pekerjaan baru sehingga diharapkan tingkat pengangguran menurun

Adanya limbah industri Perubahan tata guna lahan

Penyediaan pengolahan limbah terhadap sentra industri Penyediaan kawasan peruntukan industri sesuai daya dukung dan daya tampung ingkungan

Pengembangan sentra industri diharapkan disertai pula dengan penyediaan sistem pengolahan limbah yang berfungsi untuk mereduksi pencemaran. Penyediaan sistem

Page 55: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 55 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

pengolahan limbah diupayakan terdapat pada masing-masing sentra industri secara komunal

14. Kerusakan bentang lahan akibat kegiatan penambangan pasir dilereng merapi

Penentuan Kawasan Peruntukan Pertambangan

Meningkatkan Pendapatan masyarakat dari hasil tambang

Degradasi kualitas lingkungan hidup

Kerusakan ekosistem

Kerusakan bentang alam

Hilangnya lapisan pasir

Berkurangnya daerah resapan air sehingga mempengaruhi kuantitas air tanah dan sungai bawah tanah

Melakukan zonasi kawasan pertambangan

Mengatur membina dan mengawasi kegiatan pertambangan;

Mendorong, melaksanakan dan/atau memfasilitasi penelitian dan pengembangan pertambangan;

Mengatur membina dan mengawasi peningkatan layanan dan fasilitas pendukung pertambangan;

Menetapkan

Page 56: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 56 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

persyaratan teknis kegiatan pertambangan pra tambang, operasional, hingga pasca tambang, dan;

Menetapkan persyaratan teknis pengelolaan lingkungan bagi kegiatan pertambangan didalam kawasan peruntukan pertambangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

15. Penanganan kekeringan dan penyediaan air bersih

Sistem jaringan Sumber Daya Air

Berkurangnya jumlah masyarakat yang kekurangan air

Ketersediaan air tercukupi

Kemudahan

Besarnya biaya investasi infrastuktur air bersih

Besarnya biaya produksi

Penyusunan Grand Desain Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih

Pemanfaatan Potensi sumberdaya air dengan optimal, terutama

Page 57: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 57 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

masyarakat untuk mendapatkan air bersih

dan operasional pengelolaan air bersih

sumber mata air, air tanah;

Melakukan Reboisasi/penghijuan di kawasan lahan kritis, sekitar mata air, telaga, embung, waduk;

Menjaga kelestarian kawasan konservasi air dan daerah tangkapan air.

16. Pusat

Pengembangan Pertanian Lahan Basah (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan)

Peruntukan lahan pertanian

Peningkatan hasil produk pertanian

Penciptaan tenaga kerja baru

Diversifikasi hasil pertanian

Memerlukan teknologi

Memerlukan biaya tinggi

Penyusunan zonasi pertanian lahan basah

Pemanfaatan lahan basah untuk mendukung ketahanan pangan dengan memanfaatkan teknologi

Perlindungan Lahan Pertanian

Page 58: Bab 1 Rencana

RTRW Kabupaten Klaten I - 58 Rencana

No Isu Strategis Substansi RTRW

Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

Tanaman Pangan Berkelanjutan

17. Pengembangan agropolitan Kabupaten Klaten

Pengembangan agropolitan Kabupaten Klaten

Memaksimalkan potensi daerah Meningkatkan perekonomian masyarakat

Berkurangnya lahan resapan air

Penanaman vegetasi dimana selain sebagai penambah estetika kawasan juga untuk menambah kawasan hijau kota

Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangan