bab 4 asuhan keperawatan
TRANSCRIPT
53
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Bab ini penulis membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah kronis Di Ruang
Sena, RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta” yang dilakukan pada tanggal 26 Januari
2021 sampai dengan 2 Februari 2021. Asuhan keperawatan ini meliputi
pengkajian, analisis data, perumusan diagnosis, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
4.1.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 24 Tahun
Alamat : Sragen
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Informan : Ny. S
Tgl Pengkajian : 26 Januari 2021 pukul 10.30 WIB
Dx Medis : F. 20.3
4.1.2 Alasan masuk dan faktor presipitasi
Paien dibawa ke RSJ oleh keluarganya dikarenakan pasien bingung, bicara
sendiri, marah-marah, mengamuk, merusak barang-barang dirumah, mengancam
orang lain, menangis sendiri dan tertawa sendiri, serta menyendiri. Saat
pengkajian pasien mengatakan tidak mau dan malas berkenalan dengan orang lain,
pasien menganggap dirinya bodoh dan malu karena pakaian yang di pakainya
54
dirasa jelek, pasien mudah tersinggung saat diajak berkomunikasi, selain itu
pasien tampak sering menyendiri di taman Rumah Sakit Jiwa dan interaksi verbal
maupun non verbal sangat kurang.
4.1.3 Faktor Predisposisi
Sejak 8 bulan yang lalu pasien mengalami gangguan jiwa, namun tidak
dibawa ke rumah sakit jiwa atau tidak diperiksakan oleh keluarganya. Karena
pasien tidak dibawa berobat ke rumah sakit jiwa maupun pelayanan kesehatan
oleh keluarga, maka pengobatan sebelumnya tidak berhasil. Pasien mengatakan
tinggal dirumah sendiri karena ibunya tinggal bersama ayah tirinya, ayah dan
ibunya sudah lama bercerai, pasien selalu dimarahi oleh ayah tirinya karena
dianggap tidak mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Pasien mengatakan
pernah mengalami penolakan dari ayah tirinya pada usia 13 tahun. Selain itu
pasien juga mengatakan sering menyaksikan ayah tirinya melakukan kekerasan
dalam keluarga terhadap ibunya sejak pasien umur 10 tahun.
Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa. Pasien juga mengatakan pada saat SD pernah diolok-olok oleh
teman-temanya karena sekolah dengan tidak memakai seragam sekolah. Pasien
hanya sekolah hingga kelas 1 SMP dan membolos karena malu selalu diolok-olok
oleh teman-temanya dan juga karena masalah ekonomi yang menuntut pasien
harus bekerja untuk membantu biaya sekolah adik tirinya serta pasien di anggap
bodoh.
4.1.4 Pemeriksaan Fisik
1 TTV : TD : 110/80 mmHg Suhu : 36.7 C
Nadi : 116 x/menit RR : 20x/menit
55
2 Ukur : BB : 60 Kg TB : 165 cm
3 Keluhan fisik : pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik.
4.1.5 Psikososial
1 Genogram
Jelaskan :
: Perempuan : Meninggal
: Laki-Laki : Berpisah
: Keturunan : Pasien
: Menikah : Tinggal Bersama
Gambar 4.1 Genogram Keluarga
2 Konsep diri
a. Citra Tubuh
Pasien mengatakan sudah puas dengan bentuk dan fungsi
tubuhnya, menurut pasien anggota tubuh yang disukai adalah
hati dan mulut karena dapat mengungkapkan rasa syukur.
Sedangkan yang tidak disukai adalah tangan dan kaki karena
56
bisa menyakiti orang lain. Jari tengah tangan kanan pasien juga
mengalami amputasi karena terkena sabit saat panen tebu.
Pasien mengatakan kehilangan jari tengah pada tangan kanannya
tidak mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.
b. Identitas
Laki-laki umur 24 tahun, status sebagai anak ke-2 dari 2
bersaudara. Pasien mengatakan tidak puas dengan sekolahnya,
pasien hanya sekolah hingga kelas 1 SMP dan ingin melanjutkan
sekolah namun tidak ada biaya, Pasien puas dengan jenis
kelaminnya.
c. Peran
Pasien tinggal dirumah sendiri dengan peran sebagai anak dan
juga kepala keluarga. Pasien mengatakan keluar rumah hanya
saat mencari rumput dan ke warung. Pasien akhir-akhir ini tidak
pernah mengikuti kegiatan di masyarakat.
d. Ideal Diri
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak puas dengan
sekolahnya, karena pasien hanya lulus SD menyebabkan pasien
tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan pasien mengatakan
ingin menjadi pengangguran sukses. Pasien tidak punya cita-cita
yang tinggi karena menganggap dirinya tidak pantas memiliki
cita-cita karena hanya lulus SD dan selalu menganggap dirinya
bodoh. Pasien ingin bekerja untuk membantu ibunya yang
sekarang sering sakit, namun pasien belum bisa bekerja secara
57
tetap dan merasa dirinya kurang berguna karena tidak memiliki
ketrampilan khusus dalam bekerja.
e. Harga Diri
Pasien merasa minder, pasien mengatakan dirinya bodoh dan
ragu untuk melakukan pekerjaan. Pasien tidak mempunyai cita-
cita yang tinggi dan ingin menjadi pengangguran yang sukses.
Pasien ragu dan mudah tersinggung saat di ajak berinteraksi,
pasien tidak puas dengan sekolahnya, pasien juga merasa kurang
berguna karena pasien belum mendapatkan pekerjaan yang tetap
dan belum bisa membantu ibunya. pasien mengatakan orang
yang berarti adalah ibunya. Saat dirumah pasien tidak pernah
mengikuti kegiatan kelompok atau masyarakat, pasien keluar
rumah hanya saat ke warung dan saat di Rumah Sakit Jiwa
pasien tidak pernah berinteraksi dengan orang lain karena tidak
nyaman ditempat keramaian. Pasien beragama islam, pasien
mengatakan tidak tahu mengenai gangguan jiwa. Pasien
mengatakan kegiatan ibadah yang dilakukan adalah sholat 5
waktu.
4.1.6 Status Mental
Penampilan pasien tampak tidak rapi ditandai dengan rambutnya yang
panjang dan kumal, pasien jarang bersisir dan memakai alas kaki. Pasien selalu
memakai baju dari rumah sakit jiwa. Pembicaraan pasien lambat dan bingung saat
menjawab pertanyaan dan seringkali menjawab pertanyaan atau bertanya tentang
hal yang sulit dipahami (inkoherensi).
58
Aktivitas motorik pasien tampak gelisah saat ditanya dengan menoleh atau
selalu memperhatikan lingkungan disekelilingnya. Sedangkan masalah pada Alam
perasaan pasien mengatakan mempunyai rasa putus asa dan tidak merasa sedih
karena tidak mempunyai keinginan yang tinggi dan cita-cita untuk kehidupannya.
Afek pasien saat dilakukan wawancara tidak menunjukkan perubahan roman
muka dan ekspresi wajah, juga saat diberikan stimulus yang menyenangkan atau
menyedihkan. Interaksi selama wawancara pasien mudah tersinggung dan kontak
mata kurang, hanya sesekali saja menatap perawat dan tidak langsung
mempercayai arahan perawat. Pasien mengatakan mempunyai riwayat halusinasi
pendengaran dan pada saat pengkajian sudah tidak mendengar suara atau bisikan
Isi pikir pasien mengatakan malu dan takut saat berada dikeramaian, pasien
juga menyendiri ditaman Rumah Sakit Jiwa. Arus pikir pasien mengungkapkan
pembicaraan yang meloncat dari topik ke topik yang lain. Tapi masih ada
hubungannya yang tidak logis dan tidak sampai tujuan pembicaraan. Tingkat
kesadaran pasien mengalami disorientasi waktu, pasien tidak mengetahui hari,
tanggal dan tujuan. Saat pengkajian pasien mampu menyebutkan waktu/jam saat
ini.
Tingkat konsentrasi dan berhitung pada pasien mudah berganti dari satu
objek ke objek yang lain. Pasien saat ditanya selalu meminta agar pertanyaannya
diulang. Kemampuan penilaian pada pasien mengalami gangguan penilaian ringan
yaitu pasien dapat memilih mandi dulu sebelum makan. Daya tilik diri pasien
mengalami gangguan daya tilik diri grade 2, dimana pasien tidak tau sakit apa dan
sadar saat ini berada di RSJ dan tidak tahu tujuan dibawa ke RSJ, pasien
menyalahkan keluarga yang membawanya.
59
4.1.7 Kebutuhan Persiapan Pulang
Pasien mengatakan makan 3x sehari yang disiapkan oleh pihak Rumah Sakit
Jiwa, 1 porsi habis dan pasien makan sendiri. Pasien BAB 1 sampai 2 kali sehari,
BAK 4x sehari dilakukan secara mandiri ditempat yang sesuai serta
membersihkan WC setelah digunakan. Pasien mandi 2x sehari namun tidak sikat
gigi. Pasien mampu mengambil, memilih dan memakai pakaian dan frekuensi
ganti pakaian dengan bantuan minimal. serta jarang potong kuku dan rambut dan
mencukur jenggot. Istirahat tidur pasien tidur siang sekitar 1 jam dari jam 12.30
s/d 13.30 dan tidur malam sekitar 7 jam dari jam 21.00 s/d 04.00, aktivitas
sebelum/sesudah tidur pasien tidak melakukan kegiatan sebelum dan sesudah
tidur.
Pasien dalam penggunaan obat dibantu total untuk frekuensi, jenis, dosis,
waktu dan cara pemberian setiap hari diberikan oleh perawat. Aktivitas didalam
rumah saat dirumah pasien mempersiapkan makanan, menjaga kerapian rumah
dan mencuci pakaian sendiri. Sedangkan aktifitas diluar rumah pasien pernah
belanja ke warung, pasien tidak bisa mengendarai sepeda motor dan tidak punya
sepeda motor.
4.1.8 Mekanisme Koping
Pasien mengatakan tidak melakukan kegiatan ataupun saat stress, pasien
hanya berdiam diri dan lebih sering memendam masalahnya, karena pasien
merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya dan pasien tidak suka berinteraksi
dengan orang lain.
60
4.1.9 Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok pasien tidak ada dukungan kelompok,
karena pasien tidak pernah mengikuti kegiatan dikelompok/organisasi. Masalah
berhubungan dengan lingkungan pasien mengatakan pernah mengalami penolakan
dari keluarga saat umur 13 tahun yang dilakukan oleh ayah tirinya. Sedangkan
masalah dengan pendidikan, pasien mengatakan saat SD mengalami bully oleh
teman-temannya dan pasien hanya sekolah hingga kelas 1 SMP.
Masalah dengan pekerjaan pasien mengatakan pernah bekerja sebagai buruh
bangunan dan terkadang tidak dibayar, pasien memutuskan membantu ibunya
untuk mencari rumput. Masalah dengan perumahan pasien mengatakan hidup
dirumah sendiri dan pernah mengalami masalah mengenai kartu KK dengan ayah
tirinya. Masalah dengan ekonomi: pasien mengatakan keluarganya dari keluarga
dengan ekonomi rendah dan tidak melanjutkan sekolah karena masalah biaya.
4.1.10 Kurang Pengetahuan Tentang
Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang obat-obatan dan tidak
menegtahui mengenai penyakit jiwa yang dialamai dan faktor presipitasi.
4.1.11 Aspek Medik
Diagnosa Medik : f. 20.3
Terapi Medik :
1 Risperidone 2 x 2 mg adalah obat yang digunakan untuk menjaga
kestabilan emosi dan berpikir jernih. Berwarna kuning berbentuk tablet,
diminum 2x sehari dengan dosis sekali minum 2 mg, diminum setelah
makan. Efek samping pusing, ngantuk, mual/muntah.
61
2 Trihexphenidyl 2 x 2 mg adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan
mood & menimbulkan efek halusianasi, berwarna putih berbentuk tablet.
Diminum 2x sehari dengan dosis 2mg setelah makan, dengan efek
samping konstipasi, mulut kering, pusing, lemas dan mengantuk.
3 Chlorpromazine 1 x 100 mg merupakan obat yang digunakan untuk gejala
psikotik pada skizofrenia digunakan untuk mengobati bipolar, mual,
muntah serta gangguan yang berlebihan. Berwarna orange berbentuk
tablet, dosis 1 hari seklai 100 mg, efek samping pusing, sakit kepala, mulut
kering, penglihatan kabur, cemas dan mual.
62
4.2 Analisa Data
Tabel 4.1 Analisa Data
Data Masalah
DS :
1 Pasien mengatakan merasa
minder dan dirinya bodoh.
2 Pasien juga mengatakan
mempunyai rasa putus asa,
tidak mempunyai cita-cita
yang tinggi dan ingin
menjadi pengangguran yang
sukses.
3 pasien mengatakan tidak
menyukai anggota tubuhnya
yaitu tangan dan kaki.
4 Pasien mengatakan tidak
puas dengan sekolahnya dan
merasa kurang berguna
karena belum mendapatkan
pekerjaan yang tetap dan
belum bisa membantu
ibunya.
5 Pasien mengatakan malu
dan takut saat berada
dikeramaian.
DO :
1 Pasien berbicara lambat dan
tampak bingung, suara
pelan, pasien menjawab
pertanyaan dan bertanya
tentang hal yang sulit
dipahami.
2 Pasien tampak gelisah
dengan memperhatikan
lingkungan sekitar saat
diajak berinteraksi.
3 Pasien sering menyendiri
4 Pasien tidak menunjukkan
roman wajah saat diberikan
stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
5 Pasien mudah tersinggung
dan kontak mata kurang.
6 Pasien tampak tidak rapi.
7 Tingkat konsentrasi dan
Isolasi sosial
Harga diri rendah kronis
Koping individu tidak efektif
63
berhitung pasien mudah
berganti dari satu objek ke
objek lain.
4.3 Pohon Masalah
Isolasi sosial dampak (effect)
Harga diri rendah kronis masalah utama (core problem)
Koping individu tidak efektif penyebab utama (causa)
Gambar 4.2 Pohon Masalah Harga Diri Rendah Kronis pada Tn. A
4.4 Diagnosis Keperawatan
Dalam studi kasus ini masalah keperawatan yang muncul adalah Harga Diri
Rendah Kronis.
4.5 Intervensi
Tabel 4.2 intervensi Keperawatan
(Materi pelatihan pembelajaran Rumah Sakit Jiwa Surakarta, 2015)
Diagnosa Tujuan dan
kriteria hasil
Kriteria evaluasi intervensi
Harga diri
rendah
kronis
TUM:
Klien memiliki
konsep diri yang
positif
TUK:
1 Klien dapat
membina
hubungan
saling
percaya
dengan
perawat.
1 Setelah 2 kali
interaksi, klien
menunjukkan
eskpresi wajah
bersahabat,
menunjukkan
rasa senang, ada
kontak mata,
mau berjabat
tangan, mau
menyebutkan
nama, mau
1 Bina hubungan
saling percaya
dengan meng-
gunakan prinsip
komunikasi
terapeutik:
1 Sapa klien
dengan ramah
baik verbal
maupun non
verbal.
2 Perkenalkan
64
menjawab
salam, klien
mau duduk
berdampingan
dengan perawat,
mau
mengutarakan
masalah yang
dihadapi.
diri dengan
sopan.
3 Tanyakan
nama lengkap
dan nama
panggilan
yang disukai
klien.
4 Jelaskan
tujuan
pertemuan.
5 Jujur dan
menepati janji.
6 Tunjukan
sikap empati
dan menerima
klien apa
adanya.
7 Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan
dasar klien.
2 Klien dapat
mengidentifi-
kasi aspek
positif dan
kemampuan
yang
dimiliki.
2 Setelah 2 kali
interaksi klien
menyebutkan:
a. Aspek
positif dan
kemampuan
yang
dimiliki
klien.
b. Aspek
positif
keluarga.
c. Aspek
positif
lingkungan
klien.
2.1 Diskusikan
dengan klien
tentang:
a. Aspek positif
yang dimiliki
klien,
keluarga,
lingkungan.
b. Kemampuan
yang dimiliki
klien.
2.2 Bersama klien
buat daftar
tentang:
a Aspek positif
klien,
keluarga,
lingkungan
b Kemampuan
yang dimiliki
klien.
2.3 Beri pujian yang
realistis,
hindarkan
memberi
penilaian negatif.
65
3 Klien dapat
menilai
kemampuan
yang dimiliki
untuk
dilaksanakan
3 Setelah 2 kali
interaksi klien
menyebutkan
kemampuan
yang dapat
dilaksanakan.
3.1 Diskusikan
dengan klien
kemampuan yang
dapat
dilaksanakan.
3.2 Diskusikan
kemampuan yang
dapat dilanjutkan
pelaksanaannya.
4 Klien dapat
merencanakan
kegiatan
sesuai dengan
kemampuan
yang dimiliki.
4 Setelah 2 kali
interaksi klien
membuat
rencana kegiatan
harian.
4.1 Rencanakan
bersama klien
aktivitas yang
dapat dilakukan
setiap hari sesuai
kemampuan
klien:
a kegiatan
mandiri.
b kegiatan
dengan
bantuan.
4.2 Tingkatkan
kegiatan sesuai
kondisi klien.
4.3 Beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang
dapat klien
lakukan.
5 Klien dapat
melakukan
kegiatan
sesuai rencana
yang dibuat.
5 Setelah 2 kali
interaksi klien
melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang
dibuat.
5.1 Anjurkan klien
untuk
melaksanakan
kegiatan yang
telah
direncanakan.
5.2 Pantau kegiatan
yang
dilaksanakan
klien.
5.3 Beri pujian atas
usaha yang
dilakukan klien.
5.4 Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.
66
6 Klien dapat
memanfaatkan
sistem
pendukung
yang ada.
6 Setelah 2 kali
interaksi klien
memanfaatkan
sistem
pendukung
yang ada di
keluarga.
6.1 Beri pendidikan
kesehatan pada
keluarga tentang
cara merawat
klien dengan
harga diri rendah.
6.2 Bantu keluarga
memberikan
dukungan selama
klien di rawat.
6.3 Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan di
rumah.
4.6 Implementasi dan evaluasi
4.3 Tabel Implementasi dan Evaluasi
Tanggal Tindakan keperawatan Evaluasi TTD
28/01/2021
Jam
12.30 WIB
Data :
pasien mengatakan
dirinya bodoh, merasa
malu, tidak mempunyai
cita-cita yang tinggi,
pasien malas melakukan
aktivitas, pasien sering
menyendiri, kontak mata
kurang dan mengalihkan
pandangan saat
berinteraksi.
Dx kep: harga diri rendah
kronis.
Terapi keperawatan :
1 Membantu
mengidentifikasi
aspek positif yang
dimiliki pasien.
2 Membantu pasien
menilai
kemampuan yang
masih dilakukan
di RSJ.
3 Membantu klien
memilih
kemampuan yang
S:
Pasien mengatakan
berminat untuk melakukan
kegiatan seperti menata
sprei, mencuci piring dan
menyapu. Pasien juga mau
melakukan kegiatan yang
pertama yaitu menata sprei.
O :
1 Klien masih terlihat
malu dan mudah
terisnggung.
2 Kontak mata hanya
sesekali.
3 Klien mampu
mengidentifikasi
kemampuan yang
dimiliki yaitu
mengganti sprei,
mencuci piring,
menyapu, mengepel,
membersihkan WC,
mengelap meja.
4 Klien mampu
menilai kemampuan
yang masih
67
akan dilatih
4 Melatih klien
melakukan
kemampuan yang
sudah dipilih
5 Menyusun jadwal
pelaksanaan
dalam rencana
harian.
RTL:
1 evaluasi SP 1
(memilih dan
mengidentifikasi
aspek positif yang
dimiliki) dan SP 2
Kegiatan ke 1
(menata sprei)
2 Lanjutkan SP 2 :
kegiatan ke 2
yang dipilih
(mencuci piring)
dilakukan di RSJ
yaitu: menata sprei,
mencuci piring dan
menyapu.
5 Klien memilih
melakukan menata
sprei terlebih dahulu.
6 Klien mampu
menata sprei dengan
rapi dan benar.
7 Klien mampu
menyusun jadwal
harian.
A: harga diri rendah kronis
masih ada.
P :
Latihan menata sprei 2x
sehari setelah bangun tidur
malam pukul 05.00 dan
setelah bangun tidur siang
pukul 13.30.
29/01/2021
Jam 11.45
WIB
Data:
Pasien mengatakan malas
berinteraksi dengan
orang lain karena minder,
kontak mata pasien
sesekali sudah ada,
pasien hanya menyendiri
di tempat tidur dan
taman.
Dx kep: harga diri rendah
kronis
Terapi keperawatan :
Melatih kemampuan
pasien yang kedua yaitu
mencuci piring.
RTL:
1 Evaluasi kegiatan
2 yaitu mencuci
piring
2 Melatih kegiatan
yang ke 3 yaitu
menyapu.
S:
pasien mengatakan merasa
senang karena dapat
melakukan kegiatan yang
masih bisa di lakukan.
O:
1 Klien sudah mampu
memulai
pembicaraan dengan
perawat dan
temannya.
2 klien mampu
melakukan kegaiatan
mencuci piring
dengan mandiri dan
menata sprei.
A:
Harga diri rendah kronis
teratasi sebgian.
P:
1 Latihan menata sprei
2x sehari setelah
bangun tidur malam
pukul 05.00 dan
setelah bangun tidur
siang pukul 13.30.
2 Latihan mencuci
68
piring 3x sehari pada
pukul 06.15 setelah
sarapan, 11.45
setelah makan siang
dan pukul 17.30
setelah makan sore.
02/02/2021
Jam 09.30
WIB
Data:
klien mengatakan mau
melakukan kegiatan yang
sudah dijadwalkan dan
merasa senang karena
diajari melakukan
kegiatan oleh perawat,
pasien terlihat sudah siap
untuk melakukan
kegiatan yang sudah
dijadwalkan.
Dx keperawatan: Harga
diri rendah kronis
Terapi keperawatan:
Melatih kegiatan yang
ketiga yaitu menyapu.
RTL:
Evaluasi kegiatan ke 3
yang sudah dilakukan.
Nilai kemampuan yang
dapat dilakukan secara
mandiri, apakah harga
diri rendah kronis ada
perubahan.
S:
pasien mau melakukan
kegiatan yang sudah dipilih.
O:
1 Pasien dapat
merapikan tempat
tidur dan mencuci
piring secara mandiri
dan sesuai jadwal
yang sudah dibuat.
2 Pasien dengan
bantuan perawat,
mau menyapu
sebagian ruangan.
A:
Harga diri rendah kronis
teratasi
P:
1 Latihan menata sprei
2x sehari setelah
bangun tidur malam
pukul 05.00 dan
setelah bangun tidur
siang pukul 13.30.
2 Latihan mencuci
piring 3x sehari pada
pukul 06.15 setelah
sarapan, 11.45
setelah makan siang
dan pukul 17.30
setelah makan sore.
3 Latihan menyapu 1x
sehari jam 09.00.