bab 4 pengaruh air tanah terhadap slope stability
DESCRIPTION
geoteknikTRANSCRIPT
Bab IV
Pengaruh Air Tanah terhadap Slope stability
Secara umum, pengaruh air tanah terhadap stabilitas lereng menyebabkan hal
sebagai berikut :
Masa batuan menjadi lebih berat karena beban material pembentuk lereng
bertambah.
Memperlemah kuat geser dari material pembentuk lereng.
Pada bidang gelincir, gaya gesekan sebagai gaya yang menahan
kelongsoran menjadi tidak bekerja karena air memperlicin bidang gelincir
tersbut sehingga kemungkinan terjadinya sliding menjadi besar.
Mempercepat pelapukan pada material pembentuk lereng.
Pengaruh factor air tanah terhadap “ slope stability” salah satunya adalah pada
adannya tekanan air pada bilang gelincir yang secara efektif mengurangi kekuatan
geser. Hal ini dapat di lihat pada rumus berikut :
Up = tekanan air
Gambar 4.1 Tekanan Air Dalam Lereng
Makin besar harga tekanan air Up, maka makin kecil harga kekuatan geser tanah,
sehingga nilai “ slope stability” juga akan kecil. Kondisi air tanah harus diperkirakan Diktat Kuliah Geoteknik Air Tanah -Oleh : Gde Suratha - Yuliadi
1
sejak penyelidikan awal di lapangan dan dimonitor secara kontinu melaui piezometer
yang di pasang pada waktu penyelidikan itu dilakukan.
Level air tanah yang digambarkan dari data pengamatan piezometer mungkin tidak
selalu mencakup penggambaran kondisi air puncak, sehingga sebaiknya harus
dibuat suatu perkiraan sampai level air maksimum berdasarkan data curah hujan 10
tahun terakhir dan pertimbangan lain yang berkaitan dengan air tanah seperti
tersumbatnya saluran drainage dan pengisian “ tension crack” oleh air.
Analisis sensitivity terhadap slope stability harus di buat dalam kaitannya dengan
perubahan kondisi air tanah ini. Hal ini sangat perlu terutama untuk lereng tambang
yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan maupun kerugian yang akan
diderita apabila terjadi kelongsoran.
Perkiraan level air tanah yang akan dipakai dalam analisis slope stability selama
periode curah hujan 10 tahunan perlu dibuat dalam potongan melintang lereng
tambang ( cross section of slope wall ).
Untuk rock slope, tekanan air maksimum mungkin terjadi bila tension crack atau joint
terisi air. Tekanan air pada celah-celah batuan ini harus dianggap maksimum pada
dasar celah ( tension cracks).
Tekanan air pada joint-joint ini biasanya bervariasi di dalam suatu massa batuan,
sehingga pengukuran tekanan melalui piezometer hanya relevan untuk joint atau
crack-crack yang berhubungan langsung dengan saringan tip dimana piezometer itu
di pasang.
4.1 Distribusi Tekanan Air ( Water Flow Net )
Pada dasarnya penyelidikan air tanah dalam kaitannya dengan stabilitas lereng
mempunyai dua tujuan utama, yaitu :
Menentukan tekanan air yang akan di gunakan dalam analisis
stabilitas lereng.
Menentukan cara-cara mengurangi pengaruh negatif dari air tanah
itu.
Tekanan air tanah ini dapat diukur secara langsung dengan pemasangan dan
pembacaan piezometer. Dalam prakteknya distribusi tekanan air tanah dalam
suatu lereng dapat ditentukan dengan mengkombinasikan hasil pengukuran
lapangan dan studi atau analisis berdasarkan teori.
Pengukuran-pengkuran lapangan biasanya akan menentukan sifat-sifat material
yang berkaitan dengan aliran air tanah dan menentukan sumber air yang Diktat Kuliah Geoteknik Air Tanah -Oleh : Gde Suratha - Yuliadi
2
potensial masuk ke daerah galian lereng. Kemudian studi-studi teoritis
digunakan untuk menggambarkan perkiraan tekanan air tanah di dalam lereng
itu.
Kunci dari studi teoritis air tanah dalam hal ini terletak pada aliran air tanah.
Suatu daerah aliran air tanah digambarkan dengan dengan garis-garis aliran
(flowlines) dan garis-garis dengan hydraulic potential yang sama. Potensial
memegang peranan penting dalam menentukan aliran air tanah, yang di
definisikan sebagai suatu elevasi pada suatu titik ditambah dengan
tekanan air yang dinyatakan dengan dalam head air.
Air tanah akan mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan tidak akan
ada aliran air diantara dua titik dengan potensial sama.
Aliran air tanah dapat digambarkan dengan suatu pola garis-garis aliran dengan
garis ekipotensial yang disebut dengan istilah flow net. Bagian atas dari aliran
dikenal dengan water table. Tekanan air tanah dapat ditentukan dari garis-garis
ekipotensial dalam suatu flownet. Pada prinsipnya flownet adalah
menggambarkan aliran air melalui suatu media poros yang homogen.
4.2 Pengamatan Data Air Tanah
Pada daerah tambang yang baru akan di gali, data air tanah biasanya dipelajari
dari studi hidrologi secara regional berdasarkan data curah hujan dan sumuran-
sumuran maupun mata air yang ada di samping itu pada tahap pemboran dalam
rangka persiapan penambagan biasanya banyak di pasang piezometer dalam
dan juga dangkal.
Data yang dapat diamati dari piezometer ini hanya berupa kedalaman level air
bebeas dan tekanan air pada piezometer dalam. Cara pengamatan level air pada
piezometer biasanya menggunakan alat deteksi water level dengan prinsip-
prinsip listrik (water level indicator) sedangkan untuk pneumatic piezometer
dalam bisa dibaca langsung tekanan air pada posisi dimana tip piezometer
ditanam melalui alat khusus yang disebut piezometer recorder.
Untuk daerah tambang yang sudah dibuka pengamatan data tekanan air tanah
juga sama dilakukan seperti tersebut d atas, dan disamping itu juga diamati
semua tembesan air tanah yang masuk ke dalam galian tambang.
Lokasi dan posisi rembesan air tanah harus dipetakan dan do plot dalam peta
topografi maupun dalam potongan melintang melintangnya agar dapat di buat
model flow net air tanahnya. Kondisi air tanah harus digambarkan dalam model
flow net agar dapat dianalisis pengaruhnya terhadap slope stability.
Diktat Kuliah Geoteknik Air Tanah -Oleh : Gde Suratha - Yuliadi
3
4.3 Analisis Data Air
Pengukuran langsung di lapangan melalui piezometer dapat menghasilkan data
tekanan air tanah, dan dari data ini dapat dibuat gambaran distribusi tekanan air
tanah itu.
Konstruksi flow net secara grafik untuk memperkirakan kondisi aliran air adalah
metode yang biasa dipakai. Tetapi cara ini sebenarnya kurang teliti karena
menganggap aliran air adalah steady pada lapisan yang homogen. Namun
demikian cara ini cukup dapat memberikan gambaran kondisi air secara
keseluruhan sehingga berguna dalam analisa slope stability.
4.4 Cara Membuat Flow Net
Untuk memudahkan masalahnya diasumsikan bahwa tanah atau batuan
pembentuk lereng adalah homogen dan isotropic, serta diasumsikan pula ukuran
(geometri) dari bagian dimana aliran air terjadi sudah ditetapkan .
Gambar 4.2 Estimasi Phreatic surface
4.5 Langkah-langkah Pembuatan flownet dan menentukan nilai tekanan air pori
1. Buat geometri lereng, kemudian tentukan muka air tanah pada lereng
tersebut (sesuai dengan data piezometer yang ada).
2. Gambar flow line minimal 3 samapi 5 garis dengan jarak yang sama
disesuaikan dengan bentuk lereng.
3. Tentukan garis batas atas (boundary lipstream)
4. Buat garis ke bawah muali dari titik perpotongan antara batas atas dengan
flow line, kemudian ukur jaraknya, anaggap nilainya sebagai X.
5. Kemudian plot secara horizontal jarak X tadi pada masing-masing flow line
samapi didapat garis eqipotensial
Diktat Kuliah Geoteknik Air Tanah -Oleh : Gde Suratha - Yuliadi
4
6. Kemudian setelah didapat 2 garis eqipotensial, tarik garis menuju lereng dari
perpotongan antara garis eqipotensial dengan muka air tanah
7. Buat garis dengan jarak yang sama ke bawah sampai mendekati toe dengan
jarak antar selang garis yang sama
8. Tiap-tiap perpotongan garis tadi dengan muka air tanah, buat garis
eqipotensial yang sama dengan eqipotensial sebelumnya sampai menuju toe
9. tentukan harga U, kemudian cari harga pore water pressure (ru)
Gambar 4.3 Contoh membuat flow net
Diktat Kuliah Geoteknik Air Tanah -Oleh : Gde Suratha - Yuliadi
5