bab i bali : sebuah tinjauan umum · pdf filedarat terhadap daerah ... bahasa yang digunakan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
BALI : SEBUAH TINJAUAN UMUM
Tinjauan umum merupakan sebuah pengantar untuk
lebih mengenal segala halnya tentang Pulau Bali, mulai dari hal
yang paling umum, hingga hal yang bersifat khusus yaitu hal
yang hanya terdapat di Pulau Bali. Sehingga sebelum membaca
lebih lanjut tiap bab yang ada, gambaran secara umum tentang
hal yang ada di Bali akan menjelaskan informasi umum tentang
Bali seperti keadaan geografis Bali, hingga analisis yang
berkaitan dengan 4A yaitu atraksi, aktivitas, aksesibilitas, dan
amenitas di setiap objek yang ada.
A. Bali Secara Umum
Bali adalah sebuah pulau yang termasuk salah satu
provinsi yang ada di Indonesia, sekaligus menjadi salah
satu provinsi di Indonesia. Selain terdiri dari Pulau Bali,
wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang
lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau
Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau
Serangan.
2
Gam
bar
1. C
itra
Ikonos
Pula
u
Bal
i
Sum
ber
: G
oogle
eart
h
3
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok.
Ibukota provinsinya ialah Denpasar, yang terletak di
bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah
pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai
tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-
budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan
Australia.
Bali juga dikenal sebagai Pulau Dewata. Bali terkenal
dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya,
khususnya bagi para wisatawan baik dalam negeri maupun
wisatawan mancanegara.
B. Keadaan Geografis
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil
sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari
Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″
Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang
membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang
lain.
Batas-batas Pulau Bali yaitu :
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah selatan : Samudera Indonesia
Sebelah barat : Selat Bali/Propinsi Jawa Timur
4
Sebelah timur : Selat Lombok / Pulau Lombok
Relief dan topografinya menunjukan di tengah-
tengah pulau Bali, terbentang pegunungan yang
memanjang dari Barat ke Timur dan diantara pegunungan
itu ada pegunungan api, yaitu Gunung Agung (3140m) dan
Gunung Batur (1717m). Selain itu, di Propinsi Bali
terdapat empat buah danau yaitu Danau Bratan (375,6 Ha),
Danau Buyan (336 Ha), Danau Tamblingan (110 Ha), dan
Danau Batur (1607,5 Ha). Sungai yang bersumber dari
hutan dan danau tersebut kebanyakan mengalir ke daerah
selatan, seperti Sungai Unda, Sungai Petanu, Sungai Ayu,
Sungai Pulukan, dan Sungai Loloan.
Wilayah Bali termasuk beriklim tropis yang
dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap 6 bulan
sekali. Daerah Bali memiliki 2 musim yaitu musim
kemarau (April sampai Oktober) dan musim hujan
(Oktober sampai April). Temperatu udara bervariasi antara
24,0 0C dan 30,8
0C. Curah hujan dalam 5 tahun terakhir
bervariasi antara 893,4 mm terendah dan 2.702,6 mm
tertinggi untuk rata-rata tahunan. Kelembaban udara
berkisar antara 90 % dan pada musim hujan bisa mencapai
100 % sedangkan pada musim kering 60%.
5
C. Sejarah Bali
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada
3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia. Peninggalan
peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik
yang terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah
kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan
tulisan Sansekerta dari India pada 100 SM.
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat
kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah
abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai
ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya Prasasti
Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa
pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa.
Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk
penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi
keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa
itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama
Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan
kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu
hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring
datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di
nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan
Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan
6
masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari
Pulau Jawa ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali
ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597,
meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah
terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585.
Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan
penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat
perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi
mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa
atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak
1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang
awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai
penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama
lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan
darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah
Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun
persenjataan tidak ingin mengalami malu karena
menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang
sampai mati atau puputan yang melibatkan seluruh rakyat
baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan
sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut,
meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk
7
menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang
memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya
di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama
dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II
dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti
Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang
kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik
pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke
Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali
pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum
perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali
yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran
Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten
Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang
berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur
Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan
Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion
Bali tersebut tewas semuanya dan menjadikannya sebagai
perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai
salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia
8
Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu
negara saingan bagi Republik Indonesia yang
diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta.
Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik
Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan
Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara
resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda
dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik
Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963,
sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan
menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke
berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh
G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan
banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap
anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali,
diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau
hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa
awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum
berhasil diungkapkan secara hukum.
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober
2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan
9
pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang
tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali
2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai
Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan
internasional yang luas karena sebagian besar korbannya
adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri
pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa
tahun terakhir ini. Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta
jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut agama Hindu.
Agama lainnya adalah Budha, Islam, Protestan dan
Katolik.
Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa
Indonesia, Bali dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di
sektor pariwisata. Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia
adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali dan
sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar
masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual.
Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali,
umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa
Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi.
Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali
ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama
Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali: soroh,
10
gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung
berkurang. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan
bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali yang
dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri
pariwisata.
D. Budaya Bali
1. Musik
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan
dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di
Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan
berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian,
terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan
gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu
sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera.
Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun
memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan
gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan
gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung
dimainkan untuk upacara ngaben serta musik
Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara
lainnya.
11
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional
Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan
musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan
Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di
Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali
merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi
metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon).
Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik
tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali
memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah
budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional
masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional
masyarakat Lombok.
2. Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat
dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu wali atau
seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari
pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung,
dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan
pengunjung.
Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal
tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali
tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali
12
misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan
Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng
Pajegan, dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan
antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan
Joged, serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para
wisatawan ialah Tari Kecak.
Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 2. Tari Kecak
Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja
sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan
tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-
bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak
13
mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama
rombongan penari Bali-nya.
3. Pakaian Adat
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat
bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama.
Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas
simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara,
jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan
ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak
busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
4. Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta
Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak
ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam
Budaya China). Menurut filosofi masyarakat Bali,
kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila
terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek
pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu,
pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-
aspek tersebut atau yang biasa disebut „‟Tri Hita
Karana‟‟. Pawongan merupakan para penghuni rumah.
Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara
penghuni rumah dan lingkungannya.
14
Pada umumnya,bangunan atau arsitektur
tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa
ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias
tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan
keindahan simbol-simbol dan penyampaian
komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna
juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang
ditampilkan dalam patung.
E. Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api seperti di
Pulau Jawa namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia
khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian
besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih
menggunakannya karena moda transportasi umum tidak
tersedia dengan baik, kecuali taksi. Bali terhubung dengan
Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang
menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan
Ketapang di Kabupaten Banyuwangi dengan lama
tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke
Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padang Bay menuju
Pelabuhan Lembar yang memakan waktu sekitar empat
jam. Transportasi udara dilayani oleh Bandara
15
Internasional Ngurah Rai dengan destinasi ke sejumlah
kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia,
Thailand serta Jepang.
F. Geomorfologi
Pulau Bali terletak diantara Pulau Jawa dengan
Pulau Nusa Tenggara. Pulau Bali sebagian besar
merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang
meliputi hampir sebagian besar dari luas wilayah
seluruhnya. Relief Pulau Bali merupakan rantai
pegunungan yang membentang dari barat ke timur. Selain
itu Pulau Bali merupakan pulau yang relatif memanjang,
dari arah barat ke timur.
Pertama, morfologi dataran, mencakup kurang
lebih (30 - 35)% luas Pulau Bali. Wilayah ini sudah
dimanfaatkan sebagai pemukiman, fasilitas umum,
pariwisata dan sebagainya.
Kedua, morfologi perbukitan bergelombang. Luas
wilayah ini kira-kira (65 - 70%) dari luas Pulau Bali
dengan kemiringan diatas 5 derajat dan ketinggian di atas
20 meter di atas permukaan laut (dpl). Hampir seluruhnya
wilayah ini berbukit. Bila kita lihat perbandingan
persentasi luasnya, wilayah perbukitan jauh lebih luas dari
16
wilayah dataran atau kira-kira dua lebih banding satu. Air
hujan yang turun dari wilayah perbukitan, bila semua
diloloskan ke wilayah dataran, tentu wilayah dataran akan
meluap dan tidak mampu menahan air sehingga sebagian
lolos ke laut, sebagian meresap ke tanah atau mungkin
akan menyebabkan terjadinya banjir, erosi dan tanah
longsor.
Sebagian besar terbentuk dan tersusun oleh batuan
vulkanik yang terbentuk dari kegiatan gunung api kuarter,
sedangkan batuan sedimen dan campuran sedimen
vulkanik terdapat di bagian barat (Negara), utara
(Singaraja) dan selatan (Nusa Penida dan Bukit Jimbaran)
yang sebarannya tidak terlalu luas.
17
G. Jenis Tanah
Gam
bar
3. P
eta
Tan
ah B
ali
Sum
ber
: P
PL
H U
niv
ersi
tas
Udaya
na
18
1. Jenis tanah Latosol
Tanah Latosol Coklat Kekuningan terdapat pada
beberapa daerah sebagian besar Kabupaten Badung dan
Kabupaten Tabanan. Tanah Latosol Kemerahan dan
Litosol terdapat di sepanjang garis pantai selatan Pulau
Bali. Tanah Latosol Coklat dan Litosol tersebar di
sebagian Kabupaten Jembrana dan Buleleng, juga
terdapat di ujung timur Pulau Bali bagian tengah yang
termasuk dalam wilayah Kabupaten Karangasam.
2. Jenis tanah Regosol
Tanah Regosol Coklat terdapat pada bagian
utara Pulau Bali yang masuk dalam wilayah Kecamatan
Tejakula. Tanah Regosol Coklat Kekuningan terdapat di
sebagian besara Kabupaten Gianyar dan Kabupaten
Klungkung. Tanah Regosol Kelabu terdapat di bagian
utara Pulau Bali yang termasuk dalam Kabupaten
Buleleng bagian utara. Tanah Regosol Humus terdapat
di daerah yang dekat dengan Gunung Batur yaitu
sebagian Kabupaten Bangli. Tanah Regosol Kelabu
terdapat di daerah Gunung Agung, Gunung Batur, dan
daerah yang dekat dengan Danau Buyan, Danau Bratan,
dan Danau Tamblingan.
19
3. Jenis tanah Andosol
Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Baturiti,
Kecamatan Banjar, Kecamatan Pupuan, dan sebagian
Kecamatan Petang.
4. Jenis tanah Mediteran
Tanah Mediteran Coklat terdapat di sebagian
daerah yang dekat dengan selat Bali yaitu di Pulau
Menjangan dan ujung barat sebelah utara pulau Bali
yang masuk wilayah Kecamatan Gerokgak, terdapat
juga di daerah bagian barat dari Kecamatan Melaya.
Kemudian untuk tanah Mediteran Coklat Kemerahan
terdapat di Kepulauan Nusa Penida dan Kecamatan
Kuta Selatan.
5. Jenis tanah Aluvial
Tanah Aluvial Coklat Kelabu Bali terdapat di
daratan Melaya, Negara, bagian utara Gerukgak, dan
Manggis. Tanah Aluvial Hidromorf terdapat di daratan
Kecamatan Kuta dan bagian selatan daratan Negara.
H. Fisiografi
Berdasarkan fisiografinya Pulau Bali dapat dibagi
menjadi satuan – satuan sebagai berikut :
20
1. Daerah batugamping barat. Ujung pulau bali di sebelah
barat, disekitar tempat penyeberangan Gilimanuk bahan
penyusunnya berlainan dengan daerah yang ada di
sebelah timur, daerah ini berbatuan batugamping. Kini
daerah ini merupakan sebuah hutan tutupan, beberapa
macam binatang hidup dengan mendapat perlindungan.
Daerah ini juga merupakan salah satu daerah yang
terkering di pulau ini yang kemungkinan disebabkan
oleh angin musim barat dan angin musim timur yang
sifatnya kering, berhembus sejajar dengan garis pantai.
Usaha ekonomi yang dapat diharapkan dari daerah ini
terbatas. pada hakikatnya daerah ini sebagian besar
adalah sabana. Air tanah sukar didapatkan.
2. Daerah endapan alluvial selatan. Daerah ini sebagian
besar terdiri atas endapan sungai dan sebagian lagi dari
pelapukan tanah vulkanik muda. Daerah ini adalah
daerah terlandai yang paling luas di Pulau Bali sehingga
merupakan daerah yang paling baik dan paling mudah
untuk diusahakan sebagai lahan pertanian. Daerah di
sekitar Denpasar materialnya alluvial yang masih baru,
sedangkan tanah di daerah selatan denpasar teksturnya
lempung dan lapisannya tebal.
21
3. Daerah batugamping selatan. Daerah ini terletak di
sebelah selatan pulau Bali dan meliputi juga Nusa
Penida. Batuan yang ada hampir seluruhnya berupa
lapisan batugamping kuarter. Daerah ini juga termasuk
daerah yang kering di Bali. Air merupakan barang yang
langka. Air hujan yang jatuh di atas tanah kapur,
sebagian besar terus masuk ke dalam tanah melalui
lubang – lubang doline, dan mengalir ke laut melalui
sungai – sungai bawah tanah. Untuk keperluan sehari –
hari penduduk menampung air hujan ke dalam kolam –
kolam penampungan. Persawahan tidak terdapat di
daerah ini. Pohon – pohon yang rindang jarang
ditemukan. Penciri daerah berbatugamping ini adalah
adanya cliff dengan ketinggian lebih dari 100 meter.
Pada kaki cliff tersebut banyak dijumpai notch sebagai
abrasi gelombang laut.
4. Daerah vulkanik muda. Sebagian besar daerah
pedalaman Pulau Bali tertutup oleh bahan – bahan
gunungapi dan dapat dibagi kedalam 2 bagian yaitu
bagian sebelah barat dan bagian sebelah timur. Garis
pemisah antara kedua bagian ini terletak kira – kira di
sepenjang jalan Tabanan-Singaraja lewat Pupuan.
Daerah vulkanik muda sebelah barat adalah daerah
22
yang bertopografi berat. Di sebelah timur garis Pupuan-
Singaraja keadaan berlainan. Topografi di daerah ini
tidak begitu terjal. Di sebelah timur masih terdapat
gunungapi-gunungapi aktif. Di antara punggung-
punggung gunung banyak tedapat lembah-lembah yang
luas, yang lebih mudah dapat diusahakan untuk
kegiatan pertanian. Tanah di daerah ini memiliki tekstur
dan struktur yang baik sehingga potensial sebagai
akuifer dan pertanian.
Daerah Gunung Serayu di ujung Pulau Bali sebelah
timur nampaknya lebih tua umur lapisannya daripada
lapisan-lapisan yang ada di sebelah baratnya. Hal ini
dimungkinkan karena bekas lubang kepundan yang
sudah lapuk.
Di sebelah barat Gunung Serayu, terdapat sebuah
depresi dengan Karangasem sebagai pusatnya, yang
selanjutnya dinamakan depresi Karangasem. Meskipun
beriklim agak kering namun kawasan ini selalu hijau.
Setidak – tidaknya lebih hijau daripada daerah – daerah
yang ada di sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh adanya
rembesan air tanah yang keluar dari lapisan – lapisan
tanah Gunungapi Agung. Sungai – sungai yang airnya
mengalir ke depresi ini tidak kering pada musim
23
kemarau. Selanjutnya di sebelah barat daripada depresi
Karangasem ini terdapat sebuah daerah yang terdiri atas
barisan bukit – bukit yang rendah, tingginya tidak lebih
dari 800 meter. Bukit – bukit tersebut dinamakan
Gugusan Bukit Sidemen. Gugusan bukit sidemen ini
terpisahkan dengan Gunungapi Agung dengan sebuah
pelana yang dinamakan Pelana Sibetan. Lapisan –
lapisan bukit ini terdiri atas lapisan breksi yang kini
banyak digali untuk tanah uruk. Lapisan ini bukan
lapisan penahan air yang baik. Semua sungai yang
berasal dari lapisan ini, kering pada musim kemarau.
Sawah – sawah yang terdapat pada lembah – lembah
daerah ini adalah sawah tadah hujan atau airnya dating
dari daerah lain.
5. Daerah pantai utara. Di sepanjang pantai utara terdapat
jalur alivium yang sempit. Topografi datar hingga
landai dengan air tanah dangkal sebagian besar
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan pemukiman.
I. Kondisi Hidrologi
Sumber air di pulau bali adalah air hujan, air
sungai, air danau, air tanah dan mata air. air ini digunakan
untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri kecil
24
dan pariwisata. arah aliran air sungai pada umumnya ke
selatan atau ke utara dengan batas pemisah aliran alamnya
membujur kea rah barat timur yang berupa pegunungan
atau gunungapi yang berjajar arah barat-timur.
Dataran alluvial bagian utara pegunungan adalah
jalur alluvium sempit yang berdasar perbandingan curah
hujannya adalah daerah kering. jalur antara kubatambahan
di sebelah timur dan tukad gemgem (kalisade) di sebelah
barat terdapat banyak mataair, sehingga daerah ini nampak
basah. Di sebelah timur kubatambahan hamper tidak ada
mata air walaupun sumur-sumur gali dekat pantai airnya
masih tawar, sungai-sungainya umunya kering pada
musim kemarau akan tetapi akan terjadi banjir dengan arus
yang sangat deras pada musim hujan. erosi dan
sedimentasi terjadi cukup intensif. Endapan-endapan pasir
bertumpuk dimuara-muara sungai sering dijumpai setelah
terjadi banjir.
Jalur pantai utara di dekat tukad gemgem
gradient sungainya menonjol dan hulunya kurang basah.
jika dibandingkan sungai-sungai di sebelah timurnya.
Bahan sediment di pantai sebagian besar berasal dari
sungai-sungai sebelah timurnya.
25
Sungai-sungai di bagian selatan sebagian besar
terdiri atas jalur lembah atau jurang yang dalam, terutaa
pada daerah yang aliran air sungainya mengalir melalui
batuan tuff. karma batuan tuff relative lunak dan mudah
terkena erosi vertical. Di sebelah utara denpasar terdiri tas
alluvium yang masih muda dan bertekstur kasar sehingga
merupakan akuifer yang baik. Pada musim kemarau pun
air masih dapat dilihat melalui mata air. sungai yang
mengalir ke selatan disebut dengan sungai permanent.
Sementara di daerah batugamping bagian barat dan di nusa
penida , masalah air merupakan kendala utama.
Danau-danau yang terdapat di pulau bali berupa
danau kawah, yaitu :
1. Danau kawah kembar buyan- tamblingan dengan lua
masing-masing adalah 336 hektar dan 110 hektar dan
mempunyai volume 21 juta m³ dan 9 juta m³
2. Danau kawah bratan luasnya 3765 hektar dengan
volume 27 juta m³
3. Danau kawah batur luasnya 10675 hektar dengan
volume 47 juta m³ danau-danau ini merupakan obyek
wisata yang sangat berarti.
Air tanah di pulau bali cukup potensial dengan
debit antara 0.1 hungga 10.l per detik. air tanah pada
26
akuifer tertekan mempunyai debit antara 40 -90. l per detik
yang umumnya digunakan sebagai sumber air minum.
Beberapa mata air yang mempunai debit antara 10 – 20 l
per detik terdapat pada lereng pegunungan atau gunungapi
dan pada tebing sungai.
J. Geologi
Berdasarkan lithologi penyusun yang mengontrol
bentang alamnya, Pulau Bali terdiri atas batuan gunungapi
(vulcanic rocks), endapan permukaan dan endapan
sedimen. Semuanya ini terletak pada dua morfologi. Pada
daerah yang bermorfologi dataran, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya di wilayah ini sudah dimanfaatkan
sebagai pemukiman, fasilitas umum, pariwisata dan
sebagainya. Sebagian besar terbentuk dan tersusun oleh
batuan vulkanik yang terbentuk dari kegiatan gunung api
kuarter, sedangkan batuan sedimen dan campuran sedimen
vulkanik terdapat di bagian barat (Negara), utara
(Singaraja) dan selatan (Nusa Penida dan Bukit Jimbaran)
yang sebarannya tidak terlalu luas. Umumnya wilayah ini
mendekati garis pantai sepanjang Pulau Bali, berada pada
ketinggian: (0 - 20) meter di atas permukaan laut
dengan kemiringan (0 - 5 derajat).
27
Gam
bar
4. P
eta
Geo
logi
Bal
i Sum
ber
: D
irek
tora
t G
eolo
gi
28
Pada daerah yang bermorfologi perbukitan
bergelombang, batuan yang tersingkap di wilayah ini
adalah batuan gunungapi yang terdiri atas lava dan
piroklastik secara umum subur terutama untuk tanaman
keras (kehutanan).
K. Struktur Geologi Regional Bali
Struktur geologi wilayah Bali dimulai dengan
adanya kegiatan di lautan selama kala Miosen Bawah yang
menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi
oleh batu gamping.
Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh
batugamping yang kemudian membentuk Formasi Selatan.
Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi
pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala
Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas
permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi
pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian tersesarkan
satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini terbenam
oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi
endapan berupa bahan yang berasal dari endapan yang
kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut
29
sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut.
Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan
karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir
Pliosen terangkat dan tersesarkan.
Kegiatan gunungapi lebih banyak terjadi di
daratan, yang menghasilkan gunung api dari barat ke
timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-
mula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur,
Pulau Bali masih mengalami gerakan yang menyebabkan
pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari
terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada
umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang
tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian
Utara. Stratigrafi regional berdasarkan Peta Geologi Bali,
geologi Bali tergolong masih muda. Batuan tertua
kemungkinan berumur Miosen Tengah.
L. Iklim
Keadaan curah hujan tahunan Pulau Bali adalah
sebagai berikut :
1. Seluruh pantai Pulau Bali curah hujan rata-rata
tahunannya kurang dari 1500 mm. Makin jauh dari
pantai jumlah hujan makin bertambah. Jumlah hujan
30
yang tertinggi terdapat di sekitar danau – danau di
tengah – tengah pulau tersebut. Di samping itu, curah
hujan yang tinggi terdapat di lereng sebelah selatan
Gunung Agung.
2. Daerah kering terdapat di sekitar Kintamani, di daerah
pegunungan di tengah – tengah yang disebabkan oleh
letaknya yang ada di daerah bayangan hujan.
3. Sebagian besar daerah Pulau Bali yang letaknya di atas
100 meter dari permukaan air laut, hujan rata – rata
tahunan lebih dari 2000 mm.
4. Perbedaan dari musim ke musim nampak jelas.
Apabila diperhatikan, curah hujan bulanan tempat–
tempat di Pulau Bali ternyata bahwa bulan yang sering
paling kering adalah Bulan September. Bulan Juli dan
Agustus sudah merupakan bulan – bulan kering yang
kemudian memuncak pada bulan September. Bulan yang
paling basah adalah Bulan Januari. Dengan demikian, pada
umumnya rezim hujan pulau ini ada persamaannya dengan
rezim hujan di kepulauan Indonesia lainnya. Satu hal lagi
yang perlu diperhatikan, adalah adanya perbedaan rezim
hujan tempat – tempat yang terletak di sebelah utara pulau,
dengan tempat – tempat yang terletak di sebelah selatan
rangkaian pegunungan tengah.
31
Jumlah hujan yang jatuh dalam waktu satu tahun
sama dimana-mana. Akan tetapi, musim hujan tempat-
tempat yang terletak di sebelah utara ternyata lebih basah
dan lebih pendek. Hal ini berarti, bahwa intensitas hujan di
Bali bagian utara pada musim hujan lebih besar daripada
di Bali selatan. Hal ini berarti musim kering di Bali utara
lebih panjang daripada di Bali selatan. Intensitas hujan
adalah faktor yang paling penting dalam menyebabkan
banjir, tanah longsor, dan erosi.
M. Flora Dan Fauna
Iklim serta jenis tanah yang sesuai, menjadi salah
satu factor bagi orang Bali untuk mengutamakan usaha
pertanian dan beternak. Namun tidak seluruh lahan di
Pulau Bali dapat diusahakan untuk keperluan pertanian.
kawasan pertanian terpenting terletak pada jalur yang
terbentang antara Tabanan – Klungkung dan Kuta sampai
ketinggian 100 meter.
Luas hutan di Pulau Bali 124.999 ha ( 22% dari
luas wilayah. Terdiri atas 86.039 ha hutan lebat, 21.099 ha
hutan jarang, 15.069 ha hutan gundul, dan 2.792 ha hutan
bakau. Hutan bakau terletak di sekitar Benoa sepanjang 10
32
km dan luasnya 2.792 ha. Kayu bakau ini umumnya
digunakan sebagai kayu bakar.
Hutan – hutan di Bali sejak dari jaman kerajaan
dulu telah mendapat perhatian dari raja – raja, yakni
dengan membuat peraturan bagi perlindungan hutan.
Rupanya penduduk Bali dari dahulu telah melihat
hubungan antara penggundulan hutan dengan banjir
sebagai suatu sebab akibat. Kayu – kayu di Bali yang
cukup baik untuk dijadikan sebagai bahan bangunan dan
alat rumah tangga adalah jeis kepelan (Mangletia glance),
cemara pandak (Podocarpus imbricate), dan tangi
(Lagerstroemia speciosa).
Beberapa fauna yang khas di Pulau Bali adalah
Jalak Bali dan Banteng. Terutama Jalak Bali menjadi
fauna maskot di Pulau ini. Burung ini juga dikenal dengan
nama Jalak Putih karena burung ini berbadan putih.
Sementara itu, ujung sayapnya dihiasi warna hitam. Di
pipinya, terdapat pola berwarna biru membingkai matanya.
Burung ini biasa bersarang berpasangan. Pada zaman
dahulu, dalam satu kawanan biasanya terdapat 30 sampai
60 burung.
Belakangan hutan dan savana Bali tidak lagi aman
untuk tempat bernaung bagi burung yang pernah menjadi
33
maskot Provinsi Bali ini. Pembukaan lahan untuk ladang
dan pertanian membuat pohon sulit ditemui. Padahal, Jalak
Bali tidak bisa beradaptasi bersarang di tempat lain, selain
lubang bekas sarang burung pelatuk. Di samping itu,
perburuan yang tidak terkendali, pemasangan jebakan, dan
penembakan liar terus mendera Jalak Bali. Binatang
pemakan serangga dan buah ini pun terancam punah.
Fauna khas yang lain adalah sapi Bali. Sapi Bali
merupakan sapi keturunan Bos sondaicus (Bos Banteng)
yang berhasil dijinakkan dan mengalami perkembangan
pesat di Pulau Bali. Sapi Bali asli mempunyai bentuk dan
karakteristik sama dengan banteng. Sapi Bali termasuk
sapi dwiguna (kerja dan potong).
Karakteristik Sapi Bali antara lain : warna bulu
pada waktu pedet berwarna sawo matang dan kemerahan,
sedang pada sapi betina tidak berubah warnanya dan jantan
dewasa menjadi berwarna hitam; berat badan untuk jantan
450 kg, sedang pada sapi betina 350 kg; bertanduk
;mempunyai bercak putih pada pantat (bentuk setengah
lingkaran); bibir bawah tepi dan bagian dalam telinga serta
keempat kakinya mulai dari tarsus dan carpus ke bawah
sampai kuku berwarna putih dan pada pinggiran punggung
terdapat garis hitam
34
Kemudian Flora yang khas di Provinsi Bali adalah
Majegau ( cempaga). Majegau yang dalam bahasa latin
disebut Dysoxylum densiflorum merupakan flora
(tumbuhan) identitas provinsi Bali mendampingi jalak bali
sebagai fauna identitas. Pohon majegau yang sering
disebut juga sebagai cempaga merupakan anggota famili
Maleaceae (suku mahoni-mahonian). Tanaman ini
memiliki kualitas kayunya yang baik sehingga di Bali
banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (terutama
bangunan-bangunan suci) dan sebagai bahan kerajinan
ukiran.
Majegau atau cempaga merupakan pohon berkayu
dengan ketinggian mencapai 40 meter dan dengan
diameter hingga 1,2 meter. Kayunya berat, keras namun
berserat halus dengan warna coklat kuning muda hingga
merah muda atau coklat-merah muda, mengkilap. Daun
majegau berbentuk lanset lonjong. Buahnya berbentuk
bulat telur dengan panjang antara 3-6 cm. Selain itu, di
Pulau Bali juga terdapat flora khas yang lain seperti Pohon
Siwalan / Lontar, Pohon Jambu Bali, dan Jeruk Bali.
35
N. Analisis 4 A ( Atraksi, aktivitas, aksesibilitas, dan
amenitas ) Pulau Bali
1. Atraksi
Yang dimaksud dengan atraksi atau daya tarik
wisata adalah kenampakan objek yang menarik yang
menjadi tujuan pengunjung objek tersebut. Atraksi
wisata dapat berupa atraksi alam (natural attractions),
seni budaya (cultural attractions), dan buatan (built
attractions). Atraksi atau daya tarik alam adalah hal
yang menarik dari alam bukan hasil karya manusia.
Daya tarik budaya adalah daya tarik yang berupa hasil
olah budi manusia, seperti kesenian (seni pertunjukan
dan seni kerajinan), peninggalan bersejarah, cultural
events atau special events, adat istiadat masyarakat
(upacara tradisional, tata kehidupan sehari-hari),
museum, dll. Sedangkan daya tarik buatan adalah daya
tarik yang diciptakan oleh manusia.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah sarana yang memberikan
kemudahan kepada wisatawan untuk mencapai daerah
tujuan wisata. Aksesibilitas tidak hanya menyangkut
kemudahan transportasi bagi wisatawan untuk
36
mencapai sebuah tempat wisata tetapi juga waktu yang
dibutuhkan tanda penunjuk arah menuju lokasi wisata
dan sebagainya.
3. Amenitas
Amenitas adalah fasilitas pendukung demi
kelancaran kegiatan pariwisata yang juga ditujukan
untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan.
Fasilitas tersebut terdiri dari akomodasi, rumah makan,
pusat informasi wisata, pusat/toko cinderamata, pusat
kesehatan, pusat layanan perbankan, sarana komunikasi,
pos keamanan, BPW, ketersediaan air bersih, dan
listrik.
4. Aktivitas
Aktivitas adalah kegiatan apa yang pengunjung
lakukan ditempat tujuan. Aktivitas yang beraneka
ragam bagi wisatawan dapat menyebabkan lama tinggal
wisatawan yang lebih panjang yang dapat
meningkatkan pengeluaran wisatawan. Selanjutnya,
aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan dapat
menimbulkan aktivitas usaha yang dapat dikerjakan
oleh penduduk setempat. Aktivitas usaha tersebut dapat
37
berupa penjualan jasa maupun barang kepada
wisatawan.
1. Tanah Lot
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 5. Pura Tanah Lot
a. Atraksi
Di Tanah Lot terdapat atraksi berupa gelombang
air laut yang memecahkan tebing dan terdapat Pura
yang terletak diatas batu karang besar berada di tengah
pantai. Di sebelahnya terdapat satu pura lagi yang
terletak diatas tebing yang menjorok ke laut (mirip pura
Uluwatu). Tanah Lot terkenal dengan pemandangannya
yang indah, bila cuaca baik, dapat melihat matahari
tenggelam (sunset) yang sangat indah. Di sekitar Pura
38
ini hidup ular dengan warna hitam putih. Ular-ular itu
sehari-harinya menjadi tontonan menarik bagi para
pengunjung.
b. Aktivitas
Karena pura Tanah Lot memiliki potensi
sebagai tempat wisata yang terkenal hingga
mancanegara, maka penduduk di sekitar pura Tanah Lot
berprofesi sebagai penjual souvenir, cindera mata,
berjualan makanan maupun minuman, bahkan sebagai
pawang ular dan penjaga gua ular suci.
c. Aksesibilitas
Untuk menjangkau objek wisata ini mudah
sebab bus bisa masuk dan jalan menuju tempat ini juga
sudah bagus dengan pemandangan di kanan-kiri jalan
begitu hijau dan alami.
d. Amenitas
Sarana dan prasarana yang ada di objek wisata
ini cukup mendukung dengan adanya Sunset Terrace,
sejumlah restoran yang menyajikan berbagai makanan
dan juga toko-toko yang menjual soevernir khas bali.
Selain itu juga tempak MCK yang memadai dan cukup.
39
2. Mangrove Center
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 6. Hutan Mangrove di Mangrove Center
a. Atraksi
Balai pengelolaan memiliki daya tarik tersendiri
sehingga menarik berbagai pihak untuk mengunjungi
daerah ini. Hal ini dikarenakan di Indonesia hanya ada
dua balai pengelolaan mangrove, yaitu di Bali dan
Sumatra. Namun, balai pengelolaan ini bukan hanya
tempat untuk pengelolaan mangrove saja tetapi juga
sebagai Mangrove Information Center yang hanya ada
di Bali. MIC ini tidak hanya sebagai tempat informasi
bagi Negara Indonesia saja, tetapi dari pihak asing juga
40
menggunakan balai ini sebagai pusat informasi
mangrove.
b. Aktivitas
Di dalam kawasan pengelolaan dan pelestarian
mangrove tersebut banyak aktivitas manusia yang dapat
langsung terlihat. Petugas di Balai tersebut melakukan
usaha untuk melestarikan mangrove, seperti
pembibitan, persemaian, pemilahan dan sebagainya
termasuk dalam pengawasan terhadap hutan mangrove
tersebut. Selain itu masyarakat sekitar juga banyak
memanfaatkan hutan mangrove ini dalam kegiatan
sehari-harinya, seperti mencari ikan dan hewan-hewan
lainnya sebagai bahan makanan maupun untuk di jual
dan memanfaatkan tanaman dari hutan mangrove untuk
bahan makanan dan obat-obatan. Walaupun
masyaratkat memanfaatkan hutan mangrove, kelestarian
hutan mangrove di Bali tetap terjaga karena masyarakat
sekitar yang selalu ikut melestarikan dan mengawasi
kelestarian hutan mangrove tersebut.
c. Aksesibilitas
Dilihat dari tingkat aksesibilitasnya, BPHM
Wilayah I ini termasuk tinggi aksesibilitasnya. Hal ini
41
dikarenakan tempat ini mudah untuk dijangkau, sebab
letaknya sangat strategis yaitu dekat dengan jalan raya
yang merupakan jalur utama. Sehingga kemungkinan
untuk disinggahi oleh wisatawan domestic atau asing
menjadi besar. Keterjangkauannya ini membuat
pengelolaan hutan mangrove menjadi berhasil karena
pengawasanya terhadap pembalakan dan alih fungsi
lahan lebih mudah.
d. Amenitas
Di BPHM Wilayah I ini, fasilitas yang tersedia
tergolong sudah cukup lengkap. fasilitas-fasilitas
tersebut merupakan salah satu sarana pendukung dalam
usaha pelestarian hutan mangrove di Bali. fasilitas
tersebut yaitu jalan raya yang sudah beraspal, gedung
BPHM Wilayah I sebagai Mangrove Information
Center, jalan trek yang sudah dibuat sedemikian rupa
sehingga pengunjung dapat berjalan-berjalan dengan
mudah, dan juga guide khusus dari Balai tersebut serta
peralatan lain yang mendukungnya.
BPHM Wilayah I ini juga menyediakan paket
wisata alam mengelilingi hutan mangrove, baik untuk
rute pendek maupun rute panjang. rute pendek hanya
42
memperlihatkan sebagian kecil dari hutan
mangrovenya, sedangkan rute panjang memperlihatkan
sebagian besar hutan mangrove sehingga zonasi hutan
mangrove dapat terlihat. jika air pasang jalur yang
digunakan bukan jalur darat tetapi menggunakan jalur
air yaitu menggunakan perahu karet.
3. Uluwatu
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 7. Uluwatu
a. Atraksi
Atraksi yang ada di Uluwatu merupakan atraksi
alam dan keindahan pura. Daya tarik utamanya yaitu
pemandangan alam, tonjolan tebing batu karang terjal
yang tinggi di pesisir pantai laut yang dipadukan
dengan adanya pura dengan arsitektur khasnya. Atraksi
43
alam yaitu matahari terbenam (sunset) juga menjadi
kekhasan dari obyek pariwisata Uluwatu.
b. Aktivitas
Aktivitas yang menonjol yaitu kegiatan ibadah
di pura. Aktivitas lainnya yaitu suguhan tari kecak yang
menawan pada sore hari antara pukul 16.30 sampai
19.30 yang mengiringi terbenamnya matahari.
c. Aksesibilitas
Objek wisata Bali paling selatan ini berjarak
sekitar 30 km dari kota Denpasar ke selatan. Objek
wisata ini berada di sebelah selatan bandara
Internasional Ngurah Rai. Jadi akses untuk menuju ke
lokasi cukup mudah.
d. Amenitas
Fasilitas yang terdapat di Uluwatu ini adalah
tempat penginapan dan hotel mudah ditemui, toilet dan
masjid juga ada. Pedagang yang menjual souvenir
maupun oleh-oleh juga sudah tersedia disana.
44
4. Gunung Kawi
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 8. Gunung Kawi
a. Atraksi
Gunung Kawi merupakan wisata budaya yang
menyajikan warisan budaya peninggalan nenek moyang
dari dinasti Warmadewa yang berupa pahatan-pahatan
candi yang mengagumkan. Dilihat dari wisata religinya
terlihat dari adanya vihara di sebelah tenggara dari
kompleks candi tersebut. Adanya wihara tersebut
merupakan wujud toleransi hidup beragama pada waktu
itu yang patut menjadi contoh dan tauladan bagi kita di
masa ini, belajar dari kearifan masa lalu. Selain itu
aspek fisik yang berupa candi yang berasal dari batuan
45
breksi yang cukup keras, serta plasma nutfah di sekitar
Gunung Kawi baik itu padi Bali maupun pohon-pohon
besar dan tata air yang terjaga dengan baik.
b. Aktivitas
Aktivitas yang ada di kawasan wisata Gunung
Kawi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1) Aktivitas alam
Masyarakat di Bali mempunyai kepercayaan
bahwa alam bukan untuk dieksploitasi, tetapi bagi
mereka antara alam dan manusia saling
membutuhkan bahkan masyarakat Bali beranggapan
bahwa semua itu sederajat dan mempunyai nyawa.
Seperti terlihat dari pemasangan kain kotak-kotak
berwarna hitam putih yang dililitkan di pohon-pohon
dan batu besar. Masyarakat Bali menganggap bahwa
pohon dan batu tersebut mempunyai nyawa,
sehingga tak ada seorangpun yang berani merusak
atau menebangnya, sehingga di kompleks candi
tersebut banyak ditemukan pohon-pohon. Hal ini
berakibat positif karena air bisa meresap dan tertahan
akar-akar dari pohon-pohon tersebut. Selain itu
masyarakat Bali tidak pernah menyia-nyiakan
sumber air seperti umbul, situ dan sumber air
46
lainnya. Mereka mengelolanya dengan baik. Seperti
kolam air yang terdapat di situs Gunung Kawi yang
tertata rapi dan bersih. Terlihat dari adanya saluran
air dari atas candi sampai ke bawah yang berguna
untuk menjaga candi agar tidak lapuk dan rusak
karena genangan air.
2) Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia yang ada seperti areal
persawahan di sekitar wisata yang membuktikan
penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Jenis
padi yang ditanam yaitu jenis padi Bali yang sudah
jarang ditemukan dan berbeda dengan padi di Jawa
karena jenis padi Bali lebih tinggi pohonnya, umur
panjang dan rasanya enak. Karena kemiringan yang
cukup curam, lahan pertanian diolah dengan
terasering agar tidak terjadi erosi. Selain sebagai
petani ada juga penduduk yang menjual pernak-
pernik khas bali, sehingga hal tersebut dapat
mendukung tumbuhnya perekonomian di Gunung
Kawi.
47
c. Aksesibilitas
Keterjangkauan kompleks Candi Gunung Kawi
dari Denpasar kira-kira 40 kilometer. Sebelum masuk
kompleks candi, kita harus terlebih dahulu menuruni
315 anak tangga dan terowongan dari batu. Jaraknya
sekitar 700 meter dari areal parkir. Di sepanjang
perjalanan menuju kompleks candi akan terlihat
pemandangan alam berupa persawahan dan sungai,
selain itu juga ada penjual pernak-pernik di kiri-kanan
tangga
d. Amenitas
Fasilitas yang ada di kawasan wisata Gunung
Kawi adalah hotel atau penginapan di sekitar kawasan
wisata dan toilet yang telah dikelola oleh penduduk
setempat dengan baik. Selain itu untuk oleh-oleh di
lokasi terdapat seperti pasar kecil yang menjual pernak-
pernik khas bali yang harganya relatif murah.
48
5. Gunung Batur
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 9. Gunung Batur
a. Atraksi
Atraksi yang ada merupakan atraksi alam, yaitu
berupa pemandangan alam dengan gunung yang di
tengahnya terdapat Danau Batur. Di kaki Gunung Batur
terdapat sebuah desa yang peradabannya masih
tradisional dan belum terjamah oleh modernisasi. Desa
Trunyan memiliki keunikan tersendiri yaitu tentang
penguburan mayat yang hanya disandarkan pada pohon
besar.
49
b. Aktivitas
Aktivitas yang terjadi di daerah ini adalah
aktivitas alam yaitu kegiatan tumbuhnya purna
kaldera,pertumbuhan tersebut ditandai dengan
pertumbuhan kerucut Gunung Batur yang hingga kini
terbentuk. Kemudian juga bisa melakukan pengamatan
Gunung Batur yang terlihat jelas mulai dari puncak
hingga lereng bawah pada tempat yang telah
disediakan, terdapat juga museum gunungapi yang
dapat dikunjungi untuk menambah pengetahuan tentang
Gunung Batur.
c. Aksesibilitas
Wisatawan dapat mencapai lokasi
Gunung Batur dengan menggunakan taksi atau
menyewa mobil. Wisatawan juga dapat bergabung
dengan sebuah tour untuk mengunjungi Gunung Batur
dan Danau Batur. Wisatawan dapat berganti bus antara
Bali Selatan dan Lovina, kemudian berhenti di
Kintamani.
d. Amenitas
Fasilitas yang tersedia di sekitar lokasi gunung
batur antara lain : restoran yang didesain view nya
50
menghadap ke Gunung Batur, hal ini bertujuan agar
pengunjung itu dapat menikmati makanan yang ada
dengan menikmati pemandangan yang ada pula. Toilet
yang tersedia juga ada yang dikelola oleh pihak
restoran. Masjid juga belum dikelola secara baik.
Tempat penjualan oleh-oleh juga tidak begitu
menyenangkan karena, sedangkan untuk aktivitas
manusia berupa kegiatan jual-beli, penjual disana
sangat keras dalam menawarkan barang jualannya, jadi
pengunjung tidak merasa nyaman dalam memilih
ataupun hanya melihat-lihat barang dagangan mereka.
6. Jatiluwih
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 10. Sawah di Desa Jatiluwih
51
a. Atraksi
Budaya subak merupakan budaya yang tidak
ada di daerah lain. Sistem pembagian air di subak yang
menjadikan subak memiliki ciri khas tersendiri. Sistem
air ini tidak ditemukan di lain tempat selain di Bali,
sehingga banyak masyarakat di seluruh penjuru dunia
mengagumi sistem subak ini. Kebersamaan dan
kerukunan masyarakat subak juga menjadi penopang
budaya subak agar tetap berkembang di Bali.
b. Aktivitas
Aktivitas yang khas dalam sistem ini yaitu
pengairannya yang tidak terdapat di daerah lain. Hal
inilah yang membuat subak menjadi sesuatu yang
mengagumkan. Kebersamaan masyarakat subak yang
tergolong sangat kuat dan rukun, terlihat dalam pola
pembagian air yang merata tanpa kecurangan dan
permusuhan.
c. Aksesibilitas
Untuk menuju persawahan yang menggunakan
sistem Subak yang berada pada desa Jatiluwih cukup
jauh dengan jalan yang beraspal tapi kurang begitu
52
bagus, jalannya hanya dapat digunakan untuk
kendaraan ukuran mobil, untuk kendaraan ukuran Bus
memang agak sulit dilalui.
d. Amenitas
Adapun fasilitas sarana dan prasarana yang ada di
Jatiluwih tidaklah begitu banyak/mencolok. Di
Jatiluwuh hanya ditemukan sebuah restoran. Restoran
tersebut hanya dikelola oleh salah satu masyarakat,
sehingga ditinjau dari sarana ataupun prasarana di
Jatiluwih dapat dikatakan kurang begitu lengkap.
7. Bedugul
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 11. Pura di Bedugul
53
a. Atraksi
Atraksi alam yang dapat ditemukan disini
adalah pemandangan Danau Bratan yang dikelilingi
oleh gunung-gunung. Di Bedugul tedapat gua
peninggalan zaman Jepang yang konon kabarnya gua
tersebut digunakan untuk tempat penyikasaan para
buruh.
b. Aktivitas
Bedugul adalah salah satu obyek wisata yang
dimanfaatkan untuk wisata olahraga, tempat ini
merupakan obyek rekreasi perahu dan olahraga selancar
yang ditarik oleh perahu motor. Beberapa training dan
pertandingan ski air taraf nasional maupun internasional
sering dilaksanakan di sini sebagai obyek wisata yang
terletak di pegunungan. Atraksi manusia yang terjadi
adalah adanya pura yang dijadikan tempat sembahyang
bagi umat Hindu. Pura ini letaknya di pinggir danau.
Lalu ada juga masyarakat yang memanfaatkan danau ini
untuk mencari ikan.
54
c. Aksesibilitas
Dengan jarak hanya sekitar 50 km dari
Denpasar, Bedugul rasanya sangat mudah terjangkau.
Perjalanan ke Bedugul sangat menyenangkan karena
keindahan alamnya dengan jalan yang mulus dan
berkelok-kelok. Pada satu sisi terlihat pemendangan
sawah yang bertingkat-tingkat seperti tangga dan di
bagian lain terhampar lembah menghijau.
d. Amenitas
Fasilitas yang tersedia adalah pengunjung dapat
menikmati pemandangan Danau Bratan dengan
menggunakan speedboat maupun perahu air. Fasilitas
lain yang tersedia di sini adalah tersedianya tempat-
tempat penginapan dan lapangan olahraga serta rumah
makan. di samping itu terdapat juga hutan wisata yang
sangat luas dan bagus di sebelah barat Danau Bratan.
55
8. Garuda Wisnu Kencana
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 12. Salah Satu Bagian Patung Garuda Wisnu
Kencana
a. Atraksi
Selain terdapat bagian dari Patung Garuda
Wisnu Kencana yang belum sepenuhnya rampung dan
melihat keindahan Bali dari ketinggian. Di Garuda
Wisnu Kencana juga terdapat pegelaran Tari Kecak
yaitu tarian Khas dari Provinsi Bali.
b. Aktivitas
Disediakan teropong untuk pengunjung yang
ingin melihat keindahan Bali dari ketinggian, selain itu
56
pengunjung juga dapat mengamati hasil mahakarya
yang berupa sebuah patung yang memang belum jadi
sepenuhnya, sehingga hanya terdapat beberapa bagian
patung yang akan disusun nantinya.
c. Aksesibilitas
Untuk mencapai lokasi Garuda Wisnu kencana
sangat mudah, karena lokasinya yang mudah dijangkau
oleh semua jenis kendaraan dari sepeda motor sampai
Bus besar, kualitas jalannya juga sangat baik dan
kondisi dari jalannya juga baik, sehingga akan memberi
kenyamanan yang lebih pada setiap pengunjung
ketempat ini.
d. Amenitas
Di lokasi Garuda Wisnu Kencana terdapat
fasilitas yang cukup memadai mulai dari tempat parkir
yang besar, toilet yang cukup terawat dengan kondisi
baik hanya saja agak kotor dan tempat ibadah yang
cukup baik namun kurang terawat, sehingga terkesan
agak kotor.
57
9. Taman Nasional Bali Barat
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 13. Padang rumput Taman Nasional
Bali Barat
a. Atraksi
Penangkaran Jalak Bali yang dikelola oleh Balai
Taman Nasional Bali Barat dan ditujukan untuk proses
reintroduksi Jalak Bali di habitat Alam. Dapat
diamatinya atraksi burung Jalak Bali mulai proses
pembiakan hingga remaja, dan akhirnya dilepas ke alam
bebas.
b. Aktivitas
Terdapat berbagai tipe hutan, mulai dari tipe
hutan mangrove yang terdapat di pesisir pantai, hutan
58
musim, serta hujan yang terdapat di perbukitan
sehingga sangat cocok untuk kegiatan wisata alam dan
tracking.
c. Aksesibilitas
Kawasan Taman Nasional Bali Barat memiliki
aksesibilitas yang sangat baik, hampir seluruh kawasan
memiliki jaringan jalan masuk, baik melalui daratan
maupun perairan. Potensi ini mempunyai peranan
penting dalam pengembangan wisata. Aksesibilitas
yang akan masuk ke dalam penangkaran Jalak Bali agak
susah untuk dilalui bus besar.
d. Amenitas
Untuk mendukung kegiatan wisata alam dan
pengelolaan taman nasional bali barat, sarana dan
prasarana yang telah tersedia antara lain Area parkir
yang menunjang wisata alam telah tersedia di bumi
perkemahan, kantor balai di Cekik, Penangkaran Jalak
Bali di Tegal Bunder, walaupun parkir yang ada di
penangkaran Jalak Bali agak susah untuk parkir
kendaraan besar seperti bus pariwisata yang ukuran
besar. Terdapat fasilitas yang cukup lengkap yang
berupa toilet dan tempat ibadah yang bersih.
59
BAB II
DESAIN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Pendahuluan
Media pembelajaran merupakan perantara untuk
mengantarkan informasi yang abstrak menjadi konkret di
pikiran siswa. Selain itu media pembelajaran juga dapat
digunakan sebagai perantara informasi yang konkret namun
tidak memungkinkan untuk dibawa di dalam kelas,
misalnya proses erupsi gunung api, tsunami, gempa bumi,
dan peristiwa lainnya. Guru/ dosen harus mampu untuk
mendesain media yang sesuai kaidah pengembangan dan
memperhatikan desain pesan yang baik. Guru/ dosen
jangan hanya sekedar memanfaatkan media yang sudah
ada, tetapi harus mengembangkan produk media maupun
multimedia sendiri melalui proses ujicoba berulang-ulang
sehingga menghasilkan media pembelajaran yang baik.
Kemajuan di bidang teknologi pendidikan
(educational technology), maupun teknologi pembelajaran
(instructional technology) menuntut digunakannya berbagai
multimedia serta peralatan-peralatan yang semakin canggih
(sophisticated). Boleh dikatakan bahwa dunia pendidikan
dewasa ini hidup dalam dunia multimedia, dimana
60
pembelajaran secara konvensional yang lebih
mengedepankan metode ceramah, dan diganti dengan
sistem penyampaian bahan pembelajaran modern yang
lebih mengedepankan peran pebelajar dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi. Lebih-lebih pada
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kompetensi-
kompetensi yang terkait dengan keterampilan proses, peran
media pembelajaran menjadi semaikin penting.
Pembelajaran geografi yang dirancang secara baik dan
kreatif dengan memanfaatkan teknologi multimedia, dalam
batas-batas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan
siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang
dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan kualitas
pembelajaran geografi, khususnya dalam rangka
meningkatkan ketercapaian kompetensi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan
memanfaatkan multimedia untuk meningkatkan efektivitas
dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak hasil
penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran
menggunakan multimedia cenderung sama bila
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional atau
klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan
61
multimedia adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui
multimedia materi pembelajaran dapat diakses kapan saja
dimana saja, disamping itu materi yang dapat diperkaya
dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia
dengan cepat dapat diperbaruhi oleh pengajar. Oleh karena
perkembangan multimedia yang relatif masih baru, definisi
dan implementasi multimedia sangatlah bervariasi dan
belum ada standard yang baku.
Vygotsky (Asri Budiningsih, 2003) berpendapat
bahwa perkembangan kognitif seseorang selain ditentukan
oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan
lingkungan sosial yang aktif pula. Inti dari teori ini adalah
adanya Zona Proximal Development dalam perkembangan
individu, dimana setiap anak didik dalam suatu domain
mempunyai level perkembangan aktual yang dapat dinilai
dengan menguji secara individual dan potensi terdekat
dalam domain tersebut. Untuk memutuskan jarak antara
level perkembangan aktual dan perkembangan potensial
seorang individu atau siswa ditentukan melalui pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa (guru/
instruktur/ dosen) atau dalam kolaborasi dengan teman
sebaya. Teori ini menunjukkan bahwa seorang anak dapat
melampaui tahap perkembangannya ke tahap
62
perkembangan yang lebih tinggi. Hal inilah yang mendasari
desain dalam pembuatan media berbasis komputer
diharapkan mampu melatih kecerdasan majemuk (multiple
intelegence) dengan memperhatikan aspek spasial, visual,
audial dan kinestetik.
B. Pengertian Media Pembelajaran
Heinich, dkk (1982) mengatakan istilah media
sebagai “the term refer to anything that carries information
between a source and a receiver”. Sementara media
pembelajaran dimaknai sebagai wahana penyalur pesan
atau informasi belajar. Batasan tersebut terungkap antara
lain dari pendapat-pendapat para ahli seperti Wilbur
Schramm (1971), Gagne dan Briggs (1970). Dari pendapat
para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa setidaknya
mereka sependapat bahwa : (a) media merupakan wadah
dari pesan yang oleh sumber atau penyalurannya ingin
diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut,
dan (b) bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan
pembelajaran, dan (c) bahwa tujuan yang ingin dicapai
adalah terjadinya proses belajar. Yusufhadi Miarso (1985)
memberikan batasan media pembelajaran sebagai segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran,
63
perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Batasan yang sederhana ini memiliki arti yang sangat luas
dan mendalam, mencakup pengertian sumber, lingkungan,
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk
jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti
“perantara” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan
dengan penerima pesan. Makna tersebut dapat diartikan
sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa
suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima.
Sejumlah pakar membuat batasan tentang media,
diantaranya yang dikemukakan oleh Association of
Education and Communication Technology (AECT)
Amerika. Menurut AECT, media adalah segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran
maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa
informasi dari pengajar ke peserta didik.
Sementara itu, Fatah Syukur (2005) memberikan
definisi media sebagai berikut: Media pembelajaran adalah
64
alat, metode dan teknik yang digunakan sebagai perantara
komunikasi antara seorang guru dengan murid dalam
rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
C. Jenis dan Klasifikasi Media
Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran cukup beragam, mulai dari media yang
sederhana sampai pada media yang cukup rumit dan
canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media,
karakter, dan kemampuannya, dilakukan pengklasifikasian
atau penggolongan media. Menurut Heinich, dkk (1996),
salah satu klaisifikasi yang dapat menjadi acuan dalam
pemanfaatan media adalah klasifikasi yang dikemukakan
oleh Edgar Dale yang dikenal dengan kerucut pengalaman
(cone of experience). Kerucut pengalaman Dale
mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar
65
yang akan diperoleh peserta didik, mulai dari pengalaman
belajar langsung, pengalaman belajar yang dapat dicapai
melalui gambar, dan pengalaman belajar yang bersifat
abstrak. Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai kerucut pengalaman Dale, dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Gambar 14. Piramida Pengalaman Dale
Menurut Seel & Richey (1994), kerucut
pengalaman Dale melukiskan analogi visual berdasarkan
Symbolic
Iconic
Enactive
Direct, Puposeful Experiences
Contrived Experiences
Dramatized Exsperiences
Demonstrations
Field Trips
Exhibits
Television
Motion Pictures
Recordings-Radio Still Pictures
Visual Symbols
Verbal Symbols
66
tingkat kekonkritan dan keabstrakan metode pengajar dan
bahan pembelajaran. Semakin menuju ke puncak kerucut,
penggunaan media semakin memberikan pengalaman
belajar yang bersifat abstrak.
Penggolongan lain yang dapat dijadikan acuan
dalam pemanfaatan media adalah berdasarkan pada
teknologi yang digunakan, mulai dari media yang
teknologinya tinggi (high technology). Jika penggolongan
media ditinjau dari teknologi yang digunakan, maka
penggolongannya sangat dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi, sehingga penggolongan media dapat berubah
dari waktu ke waktu. Misalnya pada era tahun 1950 media
televisi dikategorikan sebagai media berteknologi tinggi,
tetapi kemudian pada era tahun 1970/ 1980 media tersebut
bergeser dengan kehadiran media komputer. Pada masa
tersebut, komputer digolongkan sebagai media dengan
teknologi tinggi (Heinich, dkk, 1996). Pada tahun 1990
teknologi komputer tergeser kedudukannya dengan
kehadiran media computer conferencing melalui internet.
Heinich, dkk. (1996) membuat klasifikasi media yang
mudah dipelajari yaitu seperti pada tabel berikut ini.
67
Tabel 1.
Klasifikasi Media Pembelajaran
KLASIFIKASI JENIS MEDIA
Media yang tidak
diproyeksikan (non projected
meida)
Realia, model, bahan grafis
(graphical material),
display
Media yang diproyeksikan
(projected media)
OHT, slide, opaque
Media Audio (audio) Audio kaset, audio vision,
active audio vision
Media berbasis komputer
(computer based media)
Computer Assisted
Instruction (CAI)
Computer Managed
Instruction (CMI)
Multimedia kit Perangkat praktikum
Sumber : Heinich, 1996
Pengklasifikasian yang dilakukan Heinich, dkk. ini
pada dasarnya adalah penggolongan media berdasarkan
bentuk fisiknya yaitu apakah media tersebut masuk dalam
golongan media yang tidak diproyeksikan atau yang
diproyeksikan, atau apakah media tertentu masuk dalam
golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat
dilihat secara visual.
68
D. Peranan dan Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mempengaruhi
terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru
untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual.
Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual
dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga
lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
dalam bidang penididikan, saat ini penggunaan alat bantu
atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Dalam
proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran.
Kehadiran media tidak saja membantu pengajaran
dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan
nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku
bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal
maupun media yang sederhana dan murah. Kemp &
Dayton (1985) menjabarkan sejumlah kontribusi media
dalam kegiatan pembelajaran antara lain:
1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar;
69
2. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik;
3. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif;
4. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat
dikurangi;
5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan;
6. Pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan saja
sesuai dengan yang diinginkan;
7. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses
belajar mengajar menjadi lebih kuat/ baik;
8. Memberikan nilai positif bagi pengajar.
Menurut Heinich, dkk. (1996), kontribusi media
dalam proses pembelajaran ditinjau dari kondisi proses
berlangsungnya, sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran
pengajar.
Pada kondisi ini, penggunaan media dalam proses
pembelajaran umumnya bersifat sebagai pendukung
bagi pengajar. Perancangan media yang tepat akan
sangat membantu menguatkan materi pembelajaran
yang disampaikan oleh pengajar secara langsung.
2. Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar
Ketidakhadiran pengajar dalam proses pembelajaran
dapat disebabkan oleh tidak tersedianya pengajar atau
70
pengajar sedang bekerja dengan peserta didik lain.
Media dapat digunakan secara efektif pada pendidikan
formal dimana pengajar yang karena suatu hal tidak
dapat hadir di kelas atau sedang bekerja dengan peserta
didik lain.
3. Pendidikan jarak jauh
Pendidikan jarak jauh telah berkembang dengan cepat
di seluruh dunia. Hal utama yang membedakan antara
pendidikan jarah jauh dengan pendidikan tatap muka
adalah adanya keterpisahan antara pengajar dan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Adanya keterpisahan
ini membutuhkan suatu media yang berperan sebagai
jembatan antara pengajar dengan peserta didik. Peranan
media dalam pendidikan jarak jauh mampu mengatasi
masalah jarak, ruang dan waktu.
4. Pendidikan khusus
Media memiliki peran yang penting dalam
pembelajaran bagi peserta didik yang memiliki
keterbatasan kemampuan, misalnya bagi mereka yang
memiliki keterbelakangan mental, tuna netra, atau tuna
rungu. Penggunaan media tertentu akan sangat
membantu proses pembelajaran bagi mereka. Media
71
yang digunakan adalah jenis-jenis media yang sesuai
dan tepat bagi masing-masing keterbatasan.
Menurut Yusufhadi Miarso (2007), media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung
dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku,
kesempatan ke lapangan, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika
peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung
yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa ke
peserta didik. Objek dimaksud bisa dalam bentuk nyata,
miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang
dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang
kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara
langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang
suatu objek, yang disebabkan, karena : a) objek terlalu
besar; b) objek terlalu kecil; c) objek yang bergerak
terlalu lambat; d) objek yang bergerak terlalu cepat; e)
objek yang terlalu kompleks; f) objek yang bunyinya
72
terlalu halus; g) objek mengandung berbahaya dan
resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat,
maka semua objek itu dapat disajikan kepada peserta
didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi
langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar,
konkrit dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak
untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/
menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
Kaitannya dengan fungsi media, Pupuh
Fathurrohman & Sobry Sutikno (2007) mengatakan bahwa:
Fungsi penggunaan media dalam proses
pembelajaran, diantaranya:
1. Menarik perhatian siswa
2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam
proses pembelajaran
3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat
verbalistik
73
4. Mengatasi keterbatasan ruang
5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
6. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari
sesuatu menimbulkan gairah belajar
9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam
10. Meningkatkan kadar keaktifan/ keterlibatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, penggunaan media baik yang bersifat visual,
audial, projected still media maupun projected motion
media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui
satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh: dewasa ini
penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected
motion media, namun dapat meramu semua jenis media
yang bersifat interaktif. Kriteria yang paling utama dalam
pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Contohnya adalah bila tujuan atau kompetensi
peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya
media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau
74
kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan
maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan
pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka
media film dan video bisa digunakan. Di samping itu,
terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi
(komplementer), seperti: biaya; ketepatgunaan; keadaan
peserta didik; keterbatasan; dan mutu teknis.
E. Pengertian Multimedia Pembelajaran
Vaughan (2006), mengatakan bahwa “multimedia
adalah kombinasi teks, seni, suara, animasi, dan video yang
disampaikan kepada orang dengan komputer atau peralatan
manipulasi elektronik dan digital lainnya”. Multimedia
terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan
multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol
apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.
Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya:
TV dan film. Menurut Phillips (1997), multimedia
interaktif didefinisikan sebagai berikut:
Interactive multimedia is a catcha-all phase to describe
the new wave of computer software that primary deals
with the provision of information. The ‘multimedia’
component is characterized by the presence of text,
pictures, sound, animation and video; some or all of
which into some coherent program. The ‘ínteractive’
75
component refers to the process of empowering the user
to control the environment usually by a computer.
Berdasarkan pendapat tersebut, multimedia
interaktif merupakan tempat untuk menguraikan
gelombang software komputer yang berhubungan dengan
penyampaian informasi. Komponen multimedia ditandai
dengan adanya teks, gambar, suara, animasi dan video yang
diorganisasi secara terpadu. Multimedia interaktif
merupakan suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki
untuk proses selanjutnya melalui komputer.
Menurut Oemar Hamalik (2005), “pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.
Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana
siswa belajar sesuai karakteristiknya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Joyce, dkk. (2004) bahwa setiap individu
memiliki keunikan sendiri-sendiri dalam berhubungan
dengan manusia lain, situasi dan objek. Dengan demikian
aspek yang menjadi penting dalam aktifitas belajar adalah
lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan
76
menata unsur-unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku
siswa.
Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut
kita gabungan maka multimedia pembelajaran dapat
diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan
dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk
menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses
belajar terjadi, bertujuan dan terkendali. Proses
pengembangan sebuah instructional media, harus
dipertimbangkan beberapa faktor yang disebut dengan
instructional strategies, karena faktor ini akan menentukan
bentuk dan wujud dari media yang akan digunakan.
Instructional strategies dapat diwujudkan dalam dua
bentuk dasar, baik pada level mikro maupun level makro.
Kaitannya dengan definisi multimedia, Azhar
Arsyad (2009) mengatakan sebagai berikut: “Meskipun
definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana ia
diartikan sebagai lebih dari satu media”. Media ini dapat
berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara dan
video. Unsur-unsur yang ada dalam multimedia tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
77
1. Teks
Teks adalah sejenis data yang paling mudah dan hanya
memerlukan sedikit ingatan saja. Untuk membuat
tulisan yang baik dalam desain produk diperlukan
beberapa pengetahuan dasar seperti penggunaan teks,
ukuran huruf, jenis huruf, huruf besar, huruf kecil,
pemberian warna, spasi, judul teks, outline, heading,
sequencing list, number in teks, panjang paragraf,
panjang kalimat, panjang kata dan mengklarifikasi teks.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
memilih typeface dijelaskan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2.
Kesesuaian Jenis Huruf
Kesesuaian Jenis Huruf Desain untuk pokok
bahasan Kesesuaian tipe
yang bisa digunakan :
Child care centre
Painter and decorator
Informal formal
Book shop
78
Desain dasar untuk
huruf
Pilihan jenis huruf yang
seimbang, sehingga
tampak baik, misalnya:
Avant garade
Times new roman
Helvetica black
Garamond bold
Sumber: Phillips (1997)
a. Grafik
Grafik dapat diartikan sebagai sebuah cetakan,
lukisan, gambar dan huruf dengan menggunakan
berbagai media baik secara manual maupun
menggunakan teknologi computer. Teknik ini dapat
menampakkan atau memvisualisasikan suatu
imajinasi seseorang pada layer komputer.
b. Animasi
Wikipedia (2010) mendefinisikan animasi sebagai
berikut :
Animation is the rapid display of a sequence of
images of 2-D or 3-D artwork or model
positions in order to create an illusion of
movement. It is an optical illusion of motion due
to the phenomenon of persistence of vision, and
79
can be created and demonstrated in a number of
ways. The most common method of presenting
animation is as a motion picture or video
program, although several other forms of
presenting animation also exist.
Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah
sehingga menghasilkan gerakan. Animasi
mewujudkan ilusi (illusion) bagi pergerakan dengan
memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar
yang berubah sedikit demi sedikit (progressively)
pada kecepatan yang tinggi. Animasi digunakan
untuk memberi gambaran pergerakan bagi sesuatu
objek. Ia membolehkan sesuatu objek yang tetap
atau statik dapat bergerak dan kelihatan seolah-olah
hidup. Animasi multimedia memberikan
memberikan kesan menyenangkan dan membantu
proses pembelajaran. Animasi di dalam sebuah
aplikasi multimedia menjanjikan suatu visual yang
lebih dinamik serta menarik kepada user, karena
animasi memungkinkan sesuatu yang mustahil atau
kompleks direalisasikan di dalam aplikasi tersebut
sehingga terlihat nyata. Animasi dapat berbentuk dua
dimensi, dua dimensi ataupun melalui berbagai
kesan yang khas. Meskipun bentuk animasi beraneka
80
macam, ia mampu menghasilkan perbedaan dalam
program yang mendukungnya karena sifat manusia
yang menyukai sesuatu yang dinamik dan bukan
statik.
c. Audio
Audio memainkan peranan penting dalam teknologi
multimedia. Adanya suara dalam kemasan produk
media pembelajaran dapat menimbulkan kesan hidup
dan merasa sedang berkomunikasi dengan manusia
lain. Suara tersebut dapat dalam bentuk instruktur,
wacana dan musik. Adi W. Gunawan (2006)
mengatakan bahwa:
Musik membantu proses pembelajaran dengan
tiga cara. Pertama, musik membantu men-
charge otak. Kedua, musik membantu
merilekskan otak sehingga otak siap untuk
belajar. Ketiga, musik dapat digunakan untuk
membawa informasi yang ingin dimasukkan ke
dalam memori.
Menurut Adi W. Gunawan (2006), syarat musik
yang digunakan dalam pembelajaran adalah jangan
menggunakan musik yang mengandung kata-kata
ataupun musik instrumental yang berasal dari lagu
yang ada liriknya, karena jika sedang belajar dengan
menggunakan lagu maka informasi yang dipelajari
81
akan berbaur dengan lirik lagu tersebut dan ini akan
menyebabkan interferensi dalam proses
penyimpanan informasi dalam memori. Lebih lanjut,
Adi W. Gunawan (2006), mengatakan keuntungan
menggunakan musik dalam prose pembelajaran
adalah membuat murid rileks dan mengurangi stress,
mengurangi masalah disiplin, merangsang kreativitas
dan kemampuan berpikir, membantu kreativitas
dengan membawa otak pada gelombang tertentu,
merangsang minat baca, keterampilan motorik dan
perbendaharaan kata. Adi W, Gunawan (2006)
memberikan beberapa contoh musik yang sesuai
digunakan untuk situasi dalam belajar sebagai
berikut:
1) Musik sebagai pembukaan
Contoh musiknya adalah:
a) Sonara for Two Pianos in D Wolfgang
Mozart
b) Paganini for Two Nicolo Paganini
c) The Universal (The Great Escape) Blur
2) Musik untuk memperbaiki dan meningkatkan
mood
Contoh musiknya adalah:
82
a) Tubthumping Chumbawamba
b) Great Hist Gipsy Kings
3) Musik untuk membangkitkan semangat dan
energi
Contoh musiknya adalah:
a) Sonata in C Major Wolfgang Mozart
b) Walking in the Sun Usura/ Datura
c) The Final Count Down Europe
4) Musik untuk membantu dan mengarahkan
visualisasi
Contoh musiknya adalah:
a) Air (Suite for Orchestra no 3)
Johan Sebastian Bach
b) Symphonies no 94, 100 dan 101
Franz Joseph Haydn
c) Clarient Quintet in A
Wolfgang Mozart
5) Musik menemani kegiatan fisik untuk
membantu sinkronasi otak
Contoh musiknya adalah
a) Lets Twist Again Chubby Checker
b) Dancing Queen ABBA
c) La Bamba Los Lobos
83
6) Musik untuk penutup
Contoh musiknya adalah:
a) We Are the Champion Queen
b) Celebration Fun Factory
d. Image
Image adalah ruang persembahan bagi suatu objek
yang ditayangkan dalam bentuk dua tiga dimensi,
berupa gambar-gambar yang memiliki unsur warna.
File-file image atau gambar yang sesuai dengan
berbagai jenis tipe komputer biasanya dalam format
jpg, rgb dan gif yang digunakan untuk menyimpan
lukisan, grafik maupun gambar.
e. Warna
Warna memiliki banyak kegunaan antara lain dapat
mengubah rasa dan cara pandang, menutupi
ketidaksempurnaan, dan membangun suasana
kenyamanan. Eko Nugroho (2008) mengatakan
bahwa “warna adalah salah stau inspirasi paling
berharga yang mudah didapati”. Pemilihan dan
pengelolaan warna dalam pembuatan multimedia
pembelajaran sangat menentukan respons dari
84
pebelajar. Phillips (1997) mengemukakan pendapat
mengenai kesesuaian warna latar belakang dan
warna objek di depannya seperti dijelaskan pada
Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3.
Kesesuaian Penggunaan Warna
Latar Belakang Warna yang
Digunakan
Warna yang
Dihindari
Biru tua Kuning, orange
pucat, putih, biru
lembut
Orange terang,
merah, hitam
Hijau tua Merah muda,
putih
Orange terang,
merah hitam
Kuning pucat Warna sedang
hingga biru tua,
hingga ungu tua,
hitam
Putih, warna-
warna terang,
warna-warna
yang relative
memiliki
bayangan terang
Hijau pucat Hitam, hijau tua Merah, kuning,
putih, warna-
85
warna yang
relatif memiliki
bayangan terang
Putih Hitam, hingga
warna-warna
yang tidak terlalu
gelap
Warna-warna
terang
khususnya
warna kuning
Sumber : Phillips (1997)
Kesesuaian warna latar belakang dengan objek di
depannya harus benar-benar diperhitungkan, karena
ketidaksesuaian warna justru akan membuat produk
yang dibuat tidak efektif digunakan dalam
pembelajaran. Disamping pertimbangan kekontrasan
warna, perlu diketahui juga bahwa warna
mempunyai asosiasi terhadap emosi. Berikut ini
makna dari warna yang bervariasi dengan emosi
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4
Makna Warna yang Berhubungan dengan Emosi
Warna Asosiasi
Merah muda Kedekatan, kelembutan, feminism
Merah Cinta, kemarahan, kekuatan,
86
kejantanan
Ungu Melankolis, kegilaan
Violet Mistis, meditasi, kecemburuan,
rahasia
Nila Nostalgia, mimpi, fantasi
Hijau Harapan, kelembutan, kesegaran,
muda
Kuning Humor, terbuka, optimis
Orange Dinamis, kekuatan, stimulasi
Hitam Kematian, putus asa,
pemberontakan, kecanggihan
Putih Kehidupan, kesucian, keadaan
tidak berdosa
Abu-abu Takut, keraguan, ketenangan
Coklat Kepadatan, kejujuran, alami
Biru Spiritual, kedalaman,
kedewasaan, ketidakterbatasan
Sumber : Phillips (1997)
Konsep teknologi multimedia bukan sekadar
penggunaan media secara majemuk untuk pencapaian
kompetensi tertentu, namun mencakup pengertian
perlunya integrasi berbagai jenis media yang digunakan
dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik
87
(sistemik dan sistematik). Masing-masing media dalam
teknologi multimedia ini dirancang untuk saling
melengkapi sehingga secara keseluruhan media yang
digunakan akan menjadi lebih besar peranannya
daripada sekedar penjumlahan dari masing-masing
media. Dengan demikian teknologi multimedia yang
dimaksud dalam tulisan ini tidak semata-mata
penggunaan berbagai media secara bersamaan, namun
mensyaratkan atau identik dengan teknologi multimedia
yang berbasis komputer, interaktif dan pembelajaran
mandiri. Dengan teknologi multimedia yang berbasis
komputer juga terkandung sifat interaktif antara siswa
dengan media secara individual. Maka konsep
teknologi multimedia selalu berkonotasi atau identik
dengan media pembelajaran yang berbasis komputer,
interaktif dan mandiri.
Bentuk-bentuk teknologi multimedia yang
banyak digunakan di kelas/ sekolah adalah kombinasi
multimedia dalam bentuk satu kit (perangkat) yang
disatukan. Satu perangkat (kit) multimedia adalah
gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi
lebih dari satu jenis media dan disusun atau
digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu.
88
Perangkat (kit) ini dapat mencakup slide, film, suara,
gambar diam, grafik, peta, buku, chart, dan lain-lain
menjadi satu model. Misalnya: CD pembelajaran atau
CD interaktif.
Sejumlah karakteristik yang menonjol dari
teknologi multimedia diantaranya adalah: (1) small
steps, (2) active responding, dan (3) immediate
feedback. (Burke, dalam Pramono, 1996). Sementara
Elida dan Nugroho (2003:111) yang mengutip Roblyer
dan Hanafin mengidentifikasi adanya 12 karakteristik
TM yaitu: (1) dirancang berdasarkan kompetensi/
tujuan pembelajaran, (2) dirancang sesuai dengan
karakteristik pebelajar, (3) memaksimalkan interaksi,
(4) bersifat individual, (5) memadukan berbagai jenis
media, (6) mendekati pebelajar secara positif, (7)
menyiapkan bermacam-macam umpan balik, (8) cocok
dengan lingkungan pembelajaran, (9) menilai
penampilan secara patut, (10) menggunakan sumber-
sumber komputer secara maksimal, (11) dirancang
berdasarkan prinsip desain pembelajaran, (12) seluruh
program sudah dievaluasi.
Dengan melihat sejumlah karakteristiknya, maka
teknologi multimedia memiliki sejumlah manfaat
89
diantaranya: (1) mengatasi kelemahan pada
pembelajaran kelompok maupun individual, (2)
membantu menjadikan gambar atau contoh yang sulit
didapatkan di lingkungan sekolah menjadi lebih
konkrit, (3) memungkinkan pengulangan sampai
berkali-kali tanpa rasa malu bagi yang berbuat salah,
(4) mendukung pembelajaran individual, (5) lebih
mengenal dan terbiasa dengan komputer, (6)
merupakan media pembelajaran yang efektif, (7)
menciptakan pembelajaran yang “enjoyment” atau
“joyful learning”.
90
BAB III
BENTUK MUKA BUMI
Bumi merupakan salah satu planet yang ada di alam
semesta. Bumi merupakan planet yang terus bergerak dan
berubah. Bumi bergerak melakukan rotasi pada sumbunya dan
berevolusi mengelilingi matahari secara periodik. Bumi
berubah karena mengalami pergerakan akibat tenaga geologi.
Pergerakan pada permukaaan bumi menghasilkan beragam
relief muka bumi. Tenaga geologi apakah yang menghasilkan
keragaman relief muka bumi ? bagaimanakah dampaknya bagi
kehidupan ?
Pada Bab III akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
fenomena bentuk muka bumi di Pulau Bali disesuaikan
berdasarkan Standar Kompetensi SMP Kelas VII
Standar
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
Memahami
lingkungan
kehidupan manusia
Mendeskripsikan keragaman bentuk
muka bumi, proses pembentukan, dan
dampaknya terhadap kehidupan
A. Bentuk Muka Bumi
Benua – benua di muka bumi dan dasar lautan
tidaklah rata, melainkan memiliki relief – relief tertentu.
91
Relief adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Bentuk
permukaan bumi ada yang melengkung ke atas ( berbentuk
kubah ) atau ke bawah ( berbentuk cekung / basin ),
berbukit – bukit, bahkan menjulang tinggi membentuk
gunung. Timbulnya bentuk – bentuk relief muka bumi
seperti itu diengaruhi oleh dua macam tenaga, yaitu tenaga
endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah
tenaga yang berasal dari dalam bumi, sedangkan tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga
endogen cenderung bersifat membangun ( konstruktif ),
dalam arti mampu membentuk atau membangun relief
muka bumi. Sebaliknya, tenaga eksogen cenderung
bersifat merusak. Relief permukaan bumi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu relief daratan dan relief dasar
laut.
1. Relief daratan
Relief daratan adalah tinggi rendahnya bentuk
permukaan bumi di daratan. Relief daratan terdiri atas
dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan
pegunungan.
a. Dataran rendah
Dataran rendah adalah tanah datar yang luas dan
tingginya kurang dari 200m di atas permukaan laut.
92
Lapisan tanah yang ada di dataran rendah berbentuk
lapisan horizontal.
b. Dataran tinggi
Dataran tinggi adalah tanah datar luas di daerah yang
tinggi, memiliki ketinggian antara 200 – 1.500 meter
diatas permukaan air laut.
c. Bukit
Bukit merupakan gunung yang ketinggiannya tidak
lebih dari 600 m di atas permukaan air laut. Bukit
dapat berdiri sendiri atau dapat pula menjadi bagian
dari suatu gunung dan rangkaian pegunungan.
d. Gunung
Gunung adalah permukaan bumi yang menjulang ke
atas, lebih tinggi daripada daerah sekitarnya dan
dibatasi oleh lereng di sekelilingnya
e. Pegunungan
Pegunungan adalah permukaan bumi yang berupa
rangkaian atau kumpulan gunung – gunung besar
dan kecil
93
Sumber : http://atlasnasional.bakosurtanal.go.id
Gambar 15. Bentuk muka bumi Gunungapi
2. Relief dasar laut
Relief dasar laut adalah tinggi rendahnya bentuk
permukaan bumi di dasar laut. Relief dasar laut terdiri
atas berikut :
a. Gunung laut, yaitu gunung yang kaki – kakinya
terletak di atas permukaan laut dan puncaknya
menjulang di atas permukaan air laut
94
b. Dangkalan, yaitu dasar laut yang memiliki
kedalaman kurang dari 200 meter dan dianggap
sebagai bagian daratan yang masuk ke dalam laut.
c. Lereng benua, yaitu dasar laut yang merupakan
kelanjutan dari dangkalan yang memiliki kedalaman
kurang dari 1.500 meter
d. Punggung laut, yaitu pegunungan atau rangkaian
bukit – bukit dalam laut yang dapat muncul di atas
atau di bawah permukaan laut
e. Palung laut, merupakan dasar laut yang dalam,
sempit, curam dan memanjang yang terjadi akibat
penenggelaman terus menerus
Sumber : www. alam.leoniko.or.id
Gambar 16. Relief dasar laut
95
B. Proses pembentukan Muka Bumi
Bumi merupakan jagad raya yang memiliki berbagai
macam fungsi kehidupan. Secara berturut – turut, struktur
lapisan bumi terdiri atas lapisan – lapisan berikut :
1. Kerak bumi atau kulit bumi, merupakan lapisan bumi
bagian luar yang tersusun atas berbagai jenis batuan
yang membentuk lempeng – lemeng kaku dan selalu
bergerak serta bergeser.
2. Selimut bumi, merupakan lapisan yang letaknya di
bawah lapisan kerak bumi dengan ketebalan mencapai
2.900 km
3. Inti bumi, merupakan lapisan paling dalam dari struktur
bumi
Sumber : http://haristepanus.files.wordpress.com/
Gambar 17 . Struktur lapisan bumi
96
Pada lapisan ini terdapat tenaga geologi yang
membentuk permukaan bumi, yaitu tenaga endogen dan
tenaga eksogen.
C. Studi Kasus Gunung Batur dan Danau Batur Bali
Dalam mempelajari bentuk muka bumi, di SMP
Kelas VII pada SKD Memahami lingkungan kehidupan
manusia, KD Mendeskripsikan keragaman bentuk muka
bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap
kehidupan, studi kasus yang diambil adalah mengenai
Gunung Batur dan Danau Batur Bali.
1. Proses terjadinya Gunung Batur dan Danau Batur
Gunung batur terbentuk akibat adanya proses dari
tenaga endogen. Tenaga endogen merupakan tenaga
geologi yang berasal dari dalam bumi. Dalam tenaga
endogen terjadi proses / aktivitas vulkanisme.
Vulkanisme merupakan proses keluarnya cairan magma
dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi. Aktivitas
vulkanisme ini terjadi pada Gunung Batur Bali serta
terjadinya Danau Batur.
97
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 18. Gunung dan Danau Batur
Adapun kronologi terbentuknya gunung serta Danau
Batur ini adalah sebagai berikut :
a. Pada awal mendekati zaman pliosin akhir Gunung
Batur purba meletus yang menghasilkan kaldera
besar berbentuk lonjong atau elips dengan sumbu
panjang kurang lebih 10 km dari barat sampai
tenggara. Pada zaman pliosin akhir mendekati
plestosen awal terjadi ledakan besar, Sebuah Gunung
Batur Purba menjulang tinggi sekitar 100 ribu tahun
yang lalu. Kemudian gunung tersebut mengalami
letusan terus menerus sehingga terbentuk
98
kawah/kaldera yang pertama. Saat fase kaldera 1
Gunung Purba tua hilang menyisakan Gunung
Abang. Saat fase kaldera 2 muncul gunung baru
yaitu Gunung Payang dan Tunung Tumbulan,
kemudian pada tahun 1800- an muncul gunung batur
muda yang telah mengalami erupsi selama 28 kali.
Endapan yang dihasilkan berupa endapan lahar
perselang selingan glowing avalan yang panas
berwarna hitam. Tanahnya relatif muda dan
berwarna hitam juga. Gunung Batur Muda pada
letusan pertama bernuansa asam, material basilt tipe
efusi linier kadang kadang trombolian. Saat fase
kaldera 3 muncul gunung batur muda lagi dengan
kenampakan teras teras akibat longsoran yang
bertingkat dari endapan lava.
b. Dengan adanya fase tersebut secara bertahap
sehingga membentuk danau kawah. Danau kawah
tersebut sangat dalam, kanan-kirinya terdapat igir-
igir yang sangat tinggi dan sebagaian banyak muncul
gunungapi baru. Salah satunya gunung batur yang
masih aktif hingga saat ini.
c. Dengan adanya letusan-letusan tersebut terbentuklah
kaldera baru. Akan tetapi ada hipotesis lain yang
99
mengatakan bahwa kaldera tersebut merupaka
kaldera lama yang terbelah karena erupsi terakhir
dari gunungapi tua. Endapan tersebut membelah
kawah purba menjadi dua. Belahan tersebut seperti
pematang sehingga disebut teras kintamani yang
membelah danau purba menjadi dua. Pematang
kaldera tingginya berkisar antara 1267 m - 2152 m
(puncak G. Abang). Teras Kintamani tersusun oleh
batuan beku andesit. Setelah terjadi pembelahan
tersebut di kawah baru terjadi kemunculan Gunung
Padang dan Gunung Buburan. Sedangkan di kawah
lainnya muncul gunung batur baru yang muncul
melalui pinggir yang seakan membentuk danau yang
berbentuk bulan sabit. Gunung Batur ini
dikeramatkan oleh tradisi Bali selain Gunung Agung.
d. Mulai sekitar tahun 1800 sampai sekarang, Gunung
Batur telah berulang kali meletus, sekitar 26 kali
letusan tapi kecil. Gunung Batur ini pernah terjadi
letusan yang besar pada 2 agustus sampai 21
september 1926. Letusan itu membuat aliran lahar
panas yang menimbun Desa Batur dan pura ulun
Danau Batur. Letusan Gunung Batur berubah-ubah
komposisi, kadang asam kadang basa atau sedang.
100
Lahar yang keluar tidak terlalu banyak, sedikit tapi
sering. Adapun ketinggian Gunung Batur adalah
1.717 m. Gunung ini memiliki kaldera berukuran
13,8 x 10 km dan merupakan salah satu yang
terbesar dan terindah di dunia. Gunung ini dikelilingi
danau yang pada hakekatnya merupakan sebuah
kaldera atau danau kawah. Danau kawah ini terjadi
akibat proses vulkanik.
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 19. Sisa lahar Gunung Batur Muda berwarna
hitam
101
Berdasarkan studi kasus tersebut, dapat
dianalisis bahwa terbentuknya muka bumi berupa
gunung dan kaldera terjadi akibat adanya aktivitas
vulkanisme. Dalam aktivitas ini menghasilkan
gunungapi. Salah satu contoh gunung api di provinsi
Bali adalah gunung batur. Akan tetapi, salah satu
keunikan Gunung Batur adalah di samping kanan dan
kirinya terdapat Danau Batur.
Dalam kaitannya dengan aktivitas vulkanisme,
proses menyusupnya magma menuju permukaan bumi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu intrusi
magma dan ekstrusi magma.
1). Intrusi magma, merupakan proses penerobosan
magma ke dalam lapisan batuan kulit bumi dan
belum mencapai permukaan bumi. Magma sudah
membeku sebelum sampai ke permukaan bumi.
Intrusi magma menghasilkan bentukan magma
antara lain :
a) Batolit, merupakan magma yang membeku di
dalam dapur magma.
b) Lakolit, merupakan batuan beku yang terbentuk
dari resapan magma dan membeku di antara dua
lapisan batuan
102
c) Sill, merupakan batuan beku yang terbentuk dari
resapan magma dan membeku di antara dan
melebar
d) Korok, merupakan batuan beku yang berbentuk
pipih atau melebar hasil instruksi magma yang
memotong lapisan – lapisan bayuan dengan arah
tegak atau miring
e) Apofisa, merupakan gang yang relatif kecil dan
merupakan cabang dari sebuah gang.
Magma yang dapat mencaai permukaan bumi
disebut lava. Ketika pertama kali keluar, lelehan
lava masih sangat pans. Beberapa kemudia, suhu
lava berubah menjadi dingin dan akhirnya menjadi
batuan beku. Apabila berlangsung terus menerus,
dapat menjadi tumpukan batuan beku yang semakin
tinggi hingga terbentuklah gunungapi. Pada bagian
atas gunung api terdapat lubang kepundan tempat
elarnya magma dari dalam bumi. Area lubang
kepundan ini disebut dengan kawah
2). Ekstrusi magma, merupakan proses penerobosan
magma yang mencapai permukaan bumi
Berdasarkan bentuknya, Gunung Batur merupakan
gunungapi strato. Gunungapi strato merupakan
103
gunungapi yang berbentuk kerucut dan berlapis – lapis.
Jenis gunungapi ini terbentuk karena sering kali terjadi
letusan dan lelehan yang mengeluarkan lava disertai
bahan – bahan yang padat ( kerikil, pasir, batu apung,
dan abu vulkanik ).
Pada kaldera Batur tersebut merupakan kaldera
lama yang terbelah karena erupsi terakhir dari
gunungapi tua, sehingga pada saat ini terlihat jelas
keindahan dan keunikan gunung batur dan danau batur
yang letaknya saling berdekatan.
D. Dampak positif dan Dampak Negatif Adanya
Gunungapi
Adanya gunungapi serta Danau Batur memberi
pengaruh terhadap kehidupan, baik pengaruh positif
maupun pengaruh negatif. Berikut manfaat dari gunungapi
Batur :
1. Dampak positif
a. Dengan adanya abu vulkanis,maka dapat
menyuburkan tanah
b. Material gunungapi berupa batu, kerikil dan pasir
dapat digunakan untuk bahan bangunan
104
c. Kawasan gunungapi ini bisa dimanfaatkan untuk
lahan hutan, perkebunan, serta aspek pariwisata (
berupa keindahan alamnya )
2. Dampak negatif
a. Lava pijar yang bercampur dengan air pada kawah
gunungapi membentuk lahar panas yang dapat
meluncur menuruni lereng dan menghancurkan apa
pun yang dilaluinya
b. Abu vulkanis yang membumbung ke udara dapat
mengganggu jalur penerbangan
105
BAB IV
PETA
Gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi pada
bidang datar dengan skala disebut peta. Peta memudahkan
seseorang untuk mempelajari dan melihat permukaan bumi.
Bagaimana cara mempelajari peta ? bagaimana cara
menganalisis peta ?
Pada Bab IV akan dijelaskan lebih lanjut mengenai peta
Pulau Bali disesuaikan berdasarkan Standar Kompetensi SMP
Kelas VII
Standar
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
Memahami usaha
manusia untuk
mengenali
perkembangan
lingkungannya
Menggunakan peta, atlas, dan globe
untuk mendapatkan informasi
keruangan
A. Pengetahuan Peta
Saat kita melakukan pendakian, melakukan perjalanan, dan
lain sebagainya untuk memudahkan menemukan sebuah
lokasi kita perlu sebuah peta. Dalam peta tersebut
106
menggambarkan arah dan lokasi yang ditemui, seperti jalan,
sungai, lembah sawah, dan lain sebagainya. Dengan
demikian, hasilnya dapat digunakan bagi manusia dalam
memberi petunjuk perjalanan, lokasi, bahkan menganalisis
informasi yang tersajikan dalam peta. Jadi, apakah makna
peta ? untuk mengetahui jawabannya, silahkan ikuti sajian
materi berikut !
1. Sejarah pembuatan peta
a. Periode Awal
Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni
dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat
oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk
tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan
dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pemetaan
di Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh
Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85 – 165 M). Peta
dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia
lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude)
sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30°
Lintang Selatan (S).
b. Periode Pertengahan
Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah
Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang
107
dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti
ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah
timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta.
c. Periode Kejayaan
Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak
tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak
menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa
peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng
tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap
menjadi standar pembuatan peta hingga teknik
fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam
pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa
eksplorasi pada abad 15 dan 16.
d. Periode Modern
Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19
secara lebih akurat dan nyata dengan menggunakan
metode-metode yang ilmiah. Pemetaan Modern
berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh
(Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground
Observation). Geographic Information Systems
(GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS
menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan
secara tradisional (berupa kertas) menuju pemetaan
108
yang menampilkan gambar dan database secara
bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi.
Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik
dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data
geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi
perangkat keras computer (hardware), perangkat
lunak (software), data digital, Pengguna, sistem
kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan,
menganalisa dan menampilkan informasi
georeferensi mengenai bumi.
2. Pengertian peta
Peta ialah gambaran konvensional dari
permukaan bumi yang diperkecil seperti
kenampakannya bila dilihat dari atas dan diberi tulisan
serta keterangan bagi kepentingan pengenalan ( Erwin
Raisz: 1948 ).
Secara umum peta merupakan gambaran
konvensional dan selektif yang diperkecil biasanya
dibuat pada bidang datar, dapat meliputi perujudan dari
permukaan bumi atau benda angkasa maupun data yang
ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda
angkasa.
109
Geografi menelaah objek studinya dalam kaitannya
dengan posisinya di ruang muka bumi. Peta
menunjukkan posisi absolut setiap obyek yang
ditampilkan. Peta juga memperlihatkan posisi relatif
obyek yang satu terhadap obyek lainnya. Bahkan unsur
elevasi dapat diketahui dengan baik. Selain itu aspek
metrik obyek, seperti bentuk, ukuran dipresentasikan
bersamaan aspek semantiknya, sejauh skalanya
memungkinkan.
3. Fungsi, tujuan pembuatan dan macam peta
Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang
untuk :
a. Menunjukkan posisi atau lkasi relatif
b. Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat
dikukur luas daerah dan jarak jarak di atas
permukaan bumi
c. Menyimpan informasi
d. Membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk
konstruksi jalan, navigasi, perencanaan
e. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah
f. Analisis data spasial.
110
4. Macam peta
Ditinjau dari informasinya, peta dibedakan atas dua
macam, yaitu :
a. Peta umum
Peta umum merupakan peta yang menggambarkan
segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah.
b. Peta khusus / peta tematik
Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan
kenampakan – kenampakan tertentu di permukaan
bumi. Contoh peta tematik antara lain: peta geologi,
peta tanah, peta penggunaan tanah, peta kepadatan
penduduk, dan lain sebagainya.
5. Beberapa unsur / komponen kelengkapan peta
Bagian – bagian pokok peta antara lain sebagai berikut .
a. Judul peta.
Peta harus diberi judul yang mencerminkan isi dan
tipe peta. Judul dapat diletakkan pada : bagian atas
tengah diluar peta pokok, bagian kiri atau kanan di
luar peta pokok, atau di sembarang tempat dalam
peta tetapi di luar peta pokok.
111
b. Garis astronomis
Garis astronomis berguna untuk menentukan lokasi
suatu tempat. Biasanya, garis astronomis hanya
dibuat tanda di tepi atau pada garis tepi dengan
menunjukkan angka derajat dan detiknya tanpa
membuat garis lintang dan garis bujur.
c. Inset
Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan
pada kedudukannya dengan daerah sekitar ang lebih
luas
d. Garis tepi peta ( border )
Garis tepi merupakan garis yang berada di bagian
pinggir peta yang membatasi gambar peta. Garis tepi
dapat berupa sebuah garis sederhana atau kerap kali
dua buah garis yang paralel.
e. Skala peta
Skala peta merupakan angka yang menunjukkan
perbandingan jarak di peta dengan jarak
sesungguhnya.
f. Sumber peta
Sumber peta dicantumkan supatya pembaca peta
mengetahui dari mana sumber peta diperoleh.
112
g. Tahun pembuatan
Tahun pembuatan sangat diperlukan untuk
menyajikan data yang cepat berubah dan
menyuguhkan data aktual.
h. Mata angin / orientasi
Dengan mata angin, maka memudahkan pembaca
peta untuk mengetahui suatu arah.
i. Legenda
Legenda merupakan kolom keterangan tentang
simbol – simbol yang terdapat dalam peta. Simbol
peta merupakan tanda – tanda khusus dalam peta,
baik berupa simbol titik garis, bidang yang mewakili
keadaan sesungguhnya di lapangan.
B. Studi Kasus Peta Geologi Bali
Dalam mempelajari mengenai pengetahuan peta,
dalam materi ini akan mengambil studi kasus mengenai peta
geologi Bali.
Berdasarkan peta geologi dapat diketahui bahwa
komponen – komponen yang ada pada peta tersebut sudah
lengkap, akan tetapi mata angin / orientasinya belum
tercantumkan. Peta geologi Bali merupakan peta tematik.
Hal ini disebabkan karena peta geologi menyajikan
113
informasi mengenai geologi, struktur batuan yang ada di
wilayah tersebut. Agihan spasialnya hanya berada pada
provinsi Bali.
114
Sum
ber
dan
tah
un p
emb
uat
an
Pet
a uta
ma
( m
ap f
ace
)
Bord
er
Inse
t
Judul
pet
a
Skal
a
Leg
enda
Gam
bar
20. P
eta
Geo
logi
Bal
i
Sum
ber
: S
um
ber
: D
irek
tora
t G
eolo
gi
115
C. Analisis Spasial
Salah satu manfaat adanya peta adalah untuk
menganalisis secara spasial kondisi permukaan bumi.
Berikut analisi spasial mengenai geologi Bali berdasarkan
peta Geologi Bali. Kondisi geologi Bali dimulai dengan
adanya kegiatan di lautan selama kala Miosen Bawah yang
menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi
oleh batu gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan
oleh batu gamping yang kemudian membentuk Formasi
Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya
terjadi pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir
kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas
permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi
pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian tersesarkan
satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini terbenam
oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan
berupa bahan yang berasal dari endapan yang kemudian
menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut sebagian dari
batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini
semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih
dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan
tersesarkan.
116
Kegiatan gunungapi lebih banyak terjadi di daratan,
yang menghasilkan gunungapi dari barat ke timur. Seiring
dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-mula kaldera
Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali
masih mengalami gerakan yang menyebabkan pengangkatan
di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke
permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai
penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian
selatan lebih landai dari bagian Utara. Stratigrafi regional
berdasarkan Peta Geologi Bali geologi Bali tergolong masih
muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.
Menurut Purbohadiwidjoyo, (1974). dan Sandberg,
(1909) dalam K.M Ejasta (1995), secara geologi Pulau Bali
masih muda, batuan tertua berumur miosen. Secara garis
besar batuan di Bali dapat dibedakan menjadi beberapa
satuan yaitu:
1. Formasi Ulakan
Formasi ini merupakan formasi tertua berumur Miosen
Atas, terdiri dari stumpuk batuan yang berkisar dari lava
bantal dan breksi basal dengan sisipan gampingan. Nama
formasi Ulakan diambil dari nama kampung Ulakan yang
terdapat di tengah sebaran formasi itu.
117
Bagian atas formas ulakan adalah formasi surga terdiri
dari tufa, nafal dan batu pasir. Singkapan yang cukup
luas terdapat dibagian tengah daerah aliran sungai Surga.
Di sini batuan umumnya miring ke arah selatan atau
sedikit ke tenggara (170-190o) dengan kemiringan lereng
hingga cukup curam (20-50o). singkapan lain berupa
jendela terdapat di baratdaya Pupuan, dengan litologi
yang mirip.
2. Formasi Selatan
Formasi ini menempati semenanjung Selatan. Batuannya
sebagian besar berupa batugamping keras. menurut
Kadar, (1972) dalam K.M Ejasta, (1995) tebalnya
berkisar 600 meter, dan kemiringan menuju ke selatan
antara 7-10o. Kandungan fosil yang terdiri dari
Lepidocyclina emphalus, Cycloclypeus Sp, Operculina
Sp, menunjukan berumur Miosen. Selain di semananjung
selatan, formasi ini juga menempati Pulau Nusa Penida.
3. Formasi Batuan Gunungapi Pulaki
Kelompok batuan ini berumur pliosin, merupakan
kelompok batuan beku yang umumnya bersifat basal,
terdiri dari lava dan breksi. Sebenarnya terbatas di dekat
Pulaki. Meskipun dipastikan berasal dari gunungapi,
tetapi pusat erupsinya tidak lagi dapat dikenali. Di daerah
118
ini terdapat sejumlah kelurusan yang berarah barat-timur,
setidaknya sebagian dapat dihubungkan dengan
persesaran. Mata air panas yang terdapat di kaki
pegunungan, pada perbatasan denga jalur datar di utara,
dapat dianggap sebagai salah satu indikasi sisa
vulkanisme, dengan panas mencapai 470 C dan bau
belerang agak keras.
4. Formasi Prapatagung
Kelompok batuan ini berumur Pliosin, menempati
daerah Prapatagung di ujung barat Pulau Bali. Selai
batugamping dalam formasi ini terdapat pula batu pasir
gampingan dan napal.
5. Formasi Asah
Kelompok batuan ini brumur Pliosen menyebar dari
baratdaya Seririt ke timur hingga di baratdaya Tejakula.
Pada lapisan bawah umumnya terdiri dari breksi yang
beromponen kepingan batuan bersifat basal, lava,
obsidian. Batuan ini umumnya keras karena perekatnya
biasanya gampingan. Di bagian atas tedapat lava yang
kerapkali menunjukan rongga, kadang-kadang
memperlihatkan lempengan dan umunya berbutir halus.
Kerapkali nampak struktur bantal yang menunjukan
suasana pengendapan laut.
119
6. Formasi batuan gunungapi kuarter bawah
Kwarter di Bali didominasi oleh batuan bersal dari
kegiatan gunungapi. berdasarkan morfologinya dapat
diperkirakan bahwa bagian barat pulau Bali ditempati
oleh bentukan tertua terdiri dari lava, breksi dan tufa.
Batuan yang ada basal, tetapi sebagian terbesar bersifat
andesit, semua batuan vulkanik tersebut dirangkum ke
dalam batuan Gunungapi Jemberana. Berdasarkan
kedudukannya terdapat sedimen yang mengalasinya,
umur formasi ini adalah kuarter bawah, seluruhnya
merupakan kegiatan gunung api daratan.
Pada daerah Candikusuma sampai Melaya terdapat
banyak bukit rendah yang merupakan trumbu terbentuk
pada alas konglomerat dan di atasnya menimbun
longgokan ke dalam formasi Palasari, suatu bentukan
muda karena pengungkitan endapan di sepanjang tepi
laut.
7. Formasi batuan gunungapi kwarter
Kegiaan vulkanis pada kwarter menghasilkan
terbentuknya sejumlah kerucut yang umumnya kini telah
tidak aktif lagi. Gunungapi tersebut menghasikan batuan
tufa dan endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur, batuan
gunungapi Batur, batuan gunungapi Agung, batuan
120
gunungapi Batukaru, lava dari gunung Pawon dan batuan
gunungapi dari kerucut-kerucut subresen Gunung Pohen,
Gunung Sangiang dan gunung Lesung. Gunungapi-
gunungapi tersebut dari keseluruhannya hanya dua yang
kini masih aktif yaitu Gunung Agung dan Gunung Batur
di dalam Kaldera Batur.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya peta, maka seorang pembaca akan mengetahui
informasi yang diperoleh dari peta tersebut. Salah satu
contoh peta tematik adalah peta geologi Bali. Peta ini
menyajikan agihan batuan yang ada di Pulau Bali. Adapun
analisis spasialnya dapat diketahui bahwa secara geologi
Pulau Bali masih muda, batuan tertua berumur miosen.
Secara garis besar batuan di Bali dapat dibedakan menjadi
beberapa satuan yaitu: Formasi Ulakan, Formasi Selatan,
Formasi Batuan Gunungapi Pulaki, Formasi Prapatagung,
Formasi Asah, Formasi batuan gunungapi kuarter bawah,
Formasi batuan gunungapi kwarter, sehingga secara spasial,
zona di Bali terbagi atas tiga , yaitu :
a. Topografi zona selatan Bali, terdiri dari
batugamping yang merupakan plato-plato yang terbentuk
karena pengangkatan dan dataran aluvial pantai
121
b. Topografi zona tengah Bali, termasuk vulkanik muda
yang terdiri dari Gunung Agung, Gunung Batur
c. Topografi zona utara Bali berupa aluvial pantai dan di
bagian selatan terdiri atas perbukitan.
122
BAB V
JENIS SERTA PERSEBARAN FLORA
DAN FAUNA DI INDONESIA
BERIKUT UPAYA PELESTARIANNYA
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang
kaya akan fauna. Dalam pembahasan bab ini disesuaikan
berdasarkan Standar Kompetensi bagi SMP kelas VIII yaitu
Mendeskripsikan Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk.
A. Flora dan Fauna
Flora adalah semua tumbuh-tumbuhan yang hidup di
suatu daerah tertentu, sedangkan fauna adalah semua
hewan yang hidup di suatu daerah tertentu.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran
Flora
a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan
suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar
pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di
dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap
berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan.
Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan
hijau untuk proses fotosintesa.
123
Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin
berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim
yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan
jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.
Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur
dan selalu hijau sepanjang tahun karena
bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup
sinar matahari.
b. Keadaan Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia
yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia.
Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah
berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah
sehingga memungkinkan akar tanaman dapat
bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah
berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air.
Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar
serta kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan
mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-
15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas
124
menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi
pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah
menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman
tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah
Sabana karena tanahnya yang kurang subur.
c. Topografi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya
dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut
(elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti
tempat tersebut berada pada 1500 m di atas
permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian
juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara
di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter
suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius.
Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas
daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu
daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab
itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya
terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah
yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis,
125
tanamannya lebih subur dari pada daerah yang
suhunya panas dan kering.
Kondisi topografi ini yang menentukan varietas
jenis flora karena faktor suhu udara (panas, sejuk,
dingin).
2. Jenis-Jenis Flora
Di Indonesia memiliki flora yang sangat bervariasi,
salah satunya hutan mangrove. Hutan mangrove
sebenarnya berbeda dengan hutan bakau. Mangrove
merupakan kumpulan beberapa jenis flora di daerah
pasang surut (intertidal area) yang tanahnya basah dan
mudah bergerak. Di dalam hutan mangrove terdapat
berbagai jenis mangrove salah satunya bakau.
Mangrove dapat ditemukan di wilayah tropis
dengan temperatur sekitar 24o C dengan curah hujan
1250 mm. Daerah yang cocok untuk pertumbuhan
mangrove di daerah intertidal yang cukup dengan hasil
sedimentasi dari sungai yang terjaga dari adanya
gelombang dan angin. Mangrove mengembangkan
sistem adaptasi di daerah yang memiliki salinitas (kadar
garam) yang tinggi di tanah yang labil. Persebaran
mangrove tidak tumbuh di seluruh pesisir pantai.
126
Mangrove sendiri bukan membutuhkan garam akan
tetapi mentoleransi garam untuk tumbuh. Bukti dari
mangrove dapat mentoleransi garam yaitu adanya
bintik-bintik kristal garam yang berwarna putih. Jadi
mangrove mengelola air garam kemudian
mengeluarkan kristal garam.
Di Bali salah satu flora khasnya adalah mangrove,
karena di Bali terdapat tempat konservasi mangrove
yaitu Mangrove Information Center (MIC) yang
bekerjasama dengan JICa suatu lembaga dari Jepang
yang berkompeten dalam masalah mangrove agar
pelestarian mangrove di Indonesia khususnya di Bali
tidak punah.
Secara alami mangrove membagi diri dengan
kelompok vegetasi yang berbeda-beda. Berikut ini
zonasi yang terdapat dalam kawasan mangrove:
a. Zona Depan (Coastal Zone)
Ciri-ciri:
1. Di daerah yang tergenang
2. Kondisi salinitas yang tinggi
3. Ciri-ciri vegetasinya memiliki akar nafas
4. Ketika surut terkena udara akar nafas ini
menjalar sehingga muncul ke permukaan
127
b. Zona tengah (Central Zone Mangrove)
Secara umum zona tengah memiliki
keanekaragaman jenis yang kompleks. Vegetasi dari
marga Rhizopora s.p sampai dengan Bruguiera
tumbuh mendominasi serta mampu untuk
membentuk komunitas atau tegakan murni.
Bruguiera dan Ceriops tumbuh dibelakang tegakan
Rhizopora s.p.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Akarnya jangkang
2. Umumnya tumbuh spesies Rhizopora s.p
3. Vegetasi pada zona tengah mempunyai tingkat
toleransi kadar garam lebih rendah berkisar 5-
10ppt dan berlumpur dalam.
4. Frekuensi genangan hanya beberapa kali dalam
sebulan yaitu 10-19 hari per bulan.
128
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 21. Jenis Mangrove Bruguiera s.p
(
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 22. Jenis Mangrove Rhizopora s.p
129
c. Zona Belakang
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Wilayahnya di dekat darat
2. Salinitasnya lebih rendah dari zona tengah
3. Umumnya spesies yang tumbuh adalah spesies
yang sudah berasosiasi. Contoh Bruguiera
gymnorrhiza.
3. Fauna
Kekayaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh letak
geologisnya. Pembagian fauna di indonesia menurut
Alfred Weber dan Wallace dibagi atas tiga golongan,
yaitu:
a. Fauna Asiatis
Jenis fauna ini menempati wilayah bagian barat.
Wilayah ini meliputi Pulau Jawa, Sumatera, Bali,
Kalimantan, sampai Makassar dan Selat Lombok.
Jenis fauna Asiatis antara lain harimau, gajah, badak,
kera, beruang, dan tapir.
b. Fauna Peralihan
Hewan yang berada di daerah ini merupakan
peralihan dari fauna Australiatis dan fauna Asiatis.
Wilayahnya meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan
Maluku, dan Nusa Tenggara. Jenis fauna peralihan
130
antara lain burung kakatua, burung maleo, Kus-Kus,
Babi Rusa, Anoa dan Komodo.
c. Fauna Australiatis
Fauna jenis ini menempati wilayah indonesia bagian
timur. Wilayah ini meliputi Pulau Irian, Kepulauan
Aru, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Fauna
Australiatis antara lain burung cendrawasih, kasuari,
dan kangguru.
Berdasarkan penggolongan menurut Weber dan
Wallace, fauna yang terdapat di Pulau Bali termasuk
kedalam kelompok Asiatis.
1) Jalak Bali
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 23. Jalak Bali
131
Dikatagorikan sebagai jenis satwa endemik Bali,
yaitu satwa tersebut hanya terdapat di Pulau Bali
(saat ini hanya di dalam kawasan Taman Nasional
Bali Barat), dan secara hidupan liar tidak pernah
dijumpai dibelahan bumi manapun di dunia ini.
Oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bali dijadikan
sebagai sauna Simbol Propinsi Bali.
Pertama kali dilaporkan penemuannya oleh Dr.
Baron Stressmann seorang ahli burung
berkebangsaan Inggris pada tanggal 24 Maret 1911.
Atas rekomendasi Stressmann, Dr. Baron Victor
Von Plessenn mengadakan penelitian lanjutan
(tahun 1925) dan menemukan penyebaran burung
Jalak Bali mulai dari Bubunan sampai dengan
Gilimanuk dengan perkiraan luas penyebaran 320
km2. Pada tahun 1928 sejumlah 5 ekor Jalak Bali di
bawa ke Inggris dan berhasil dibiakkan pada tahun
1931.
Kebun Binatang Sandiego di Amerika Serikat
mengembangbiakkan Jalak Bali dalam tahun 1962
(Rindjin, 1989).
132
a) Status
Sejak tahun 1966, IUCN (International
Union for Conservation of Natur and Natural
Resources) telah memasukan jalak bali ke dalam
Red Data Book, yaitu buku yang memuat jenis
flora dan fauna yang terancam punah.
Dalam konvensi perdagangan
internasional bagi jasad liar CITES (Convention
on International Trade in Endangered Species
of wild fauna and flora) Jalak bali ter daftar
dalam Appendix I, yaitu kelompok yang
terancam kepunahan dan dilarang untuk
diperdagangkan.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan
Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
421/Kpts/Um/8/70 tanggal 26 Agustus 1970,
yang menerangkan antara lain burung Jalak Bali
dilindungi undang-undang.
b) Morfologi
Dalam Biologi, Jalak Bali mempunyai
klasifikasi sebagai berikut : Phylum (Chordata),
Ordo (Aves), Family (Sturnidae), Species
(Leucopsar rothschildi Stressmann 1912)
133
dengan nama lokal Jalak Bali, Curik Putih, Jalak
Putih Bali.
Adapun ciri-ciri/karakteristik dari Jalak Bali
dapat dikemukakan berikut :
a. Bulu
Sebagian besar bulu Jalak Bali berwarna
putih bersih, kecuali bulu ekor dan ujung
sayapnya berwarna hitam.
b. Mata
Mata berwarna coklat tua, daerah sekitar
kelopak mata tidak berbulu dengan warna
biru tua.
c. Jambul
Burung Jalak Bali mempunyai jambul yang
indah, baik pada jenis kelamin jantan
maupun pada betina.
d. Kaki
Jalak Bali mempunyai kaki berwarna abu-
abu biru dengan 4 jari jemari (1 ke belakang
dan 3 ke depan).
e. Paruh
Paruh runcing dengan panjang 2 - 5 cm,
dengan bentuk yang khas dimana pada
134
bagian atasnya terdapat peninggian yang
memipih tegak. Warna paruh abu-abu
kehitaman dengan ujung berwarna kuning
kecoklat-coklatan.
f. Ukuran
Sulit membedakan ukuran badan burung
Jalak Bali jantan dan betina, namun secara
umum yang jantan agak lebih besar dan
memiliki kuncir yang lebih panjang.
g. Telur
Jalak Bali mempunyai telur berbentuk oval
berwarna hijau kebiruan dengan rata-rata
diameter terpanjang 3 cm dan diameter
terkecil 2 cm.
c) Musim Berbiak di Habitat
Di habitat (alam) Jalak Bali menunjukkan
proses berbiak pada periode musim penghujan,
berkisar pada bulan November sampai dengan
Mei.
d) Habitat, Penyebaran dan Populasi
Habitat terakhir Jalak Bali di Taman
Nasional Bali Barat hanya terdapat di
135
Semenanjung Prapat Agung (tepatnya Teluk
Brumbun dan Teluk Kelor). Di alam jalak bali
menunjukan proses berbiak pada periode musim
penghujan pada bulan November sampai dengan
Mei. Hal ini menarik karena dalam catatan
sejarah penyebaran Jalak Bali pernah sampai ke
daerah Bubunan - Singaraja (± 50 km sebelah
Timur kawasan).
e) Penangkaran
Terletak ± 6 km dari kantor Taman Nasional
Bali Barat (TNBB) yaitu blok hutan tegal
bunder Desa Sumber Kelampok , Kecamatan
Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali.
f) Asal-usul induk
Dari peninggalan proyek penyelamtan jalak
bali, taman burung Taman Mini Indonesia Indah
(TMII), Taman Safari Indonesia (TSI), Kebun
Binatang Surabaya (KBS), BKSDA DKI, hasil
pertukaran induvidu dengan penangkar di
Bandung, Madiun, dan Denpasar, serta berasal
dari hasil sitaan.
136
g) Sarang biak
Sarang biak disesuaikan dengan kebiasaan
jalak bali menggunakan sarang biak alam. Di
penangkaran media tersebut terbuat dari bahan
kayu berbentuk silindris.
B. Upaya Pelestarian Flora dan fauna
Pelestarian flora dan fauna di Indonesia dilakukan
dengan cara membuat cagar alam, suaka margasatwa dan
taman nasional. Cagar alam adalah kawasan hutan yang
dilindungi untuk mempertahankan atau melestarikan jenis
flora tertentu agar dapat berkembang biak secara alami.
Suaka margasatwa adalah wilayah alam yang dilindungi
dan digunakan untuk melindungi fauna. Sedangkan Taman
nasional merupakan suatu wilayah alam yang bebas yang
digunakan untuk melindungi flora dan fauna.
1. Taman Nasional Bali Barat
Di Pulau Bali terdapat suatu wilayah untuk
pelestarian flora dan fauna, yaitu Taman Nasional Bali
Barat. Taman Nasional Bali Barat merupakan kawasan
pelestarian alam sebagai perlindungan terakhir dari
populasi burung jalak bali (leucopsar rothschildi) di
alam liar. Selain fungsi diatas, Taman Nasional Bali
137
Barat juga mamiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
serta obyek wisata alam yang memilki daya tarik yang
khas bahkan menjadi salah sau tujuan utama wisatawan
yang berkunjung ke Bali. Di tengah trend wisata untuk
menikmati alam alam (back to nature), serta ketenaran
nama pulau bali sebagai tempat tujuan wisata utama
indonesia di mancanegara.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 24. Taman Nasional Bali Barat
Keberadaan Taman Nasional Bali Barat tidak
dapat dikesampingkan karena obyek wisata alam yang
ditawarkan sangat berpotensi baik panorama alam,
138
atraksi satwa hingga panorama bawah laut yang
tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
a. Letak dan Luas
Secara administrasi pemerintahan, Taman
Nasional Bali Barat (TNBB) terletak dalam dua
Kabupaten Buleleng dan Jembrana, Propinsi Bali.
Secara geografis terletak antara 80 15‟ 25” LS dan
1140 25‟ 00” sampai dengan 1140 56‟ 30” BT.
Berdasarkan surat keputusan dirjen
perlindungan dan konservasi alam no. 186 / kpts /
DJ-V /1999 tanggal 13 Desember 1999 tentang
penunjukan zona pada TNBB, zonasi yang ada di
Taman Nasional Bali Barat yaitu :
a) Zona inti : merupakan zona yang mutlak
dilindungi, tidak diperbolehkan adanya perubahan
apapun oleh aktivitas manusia kecuali yang
berhubungan dengan kepentingan penelitian dan
ilmu pengetahuan meliputi: daratan seluas
7.567,85 Ha, perairan seluas 455,37 Ha.
b) Zona rimba : pada zona rimba dapat dilakukan
kegiatan seperti pada zona inti dan kegiatan
wisata alam terbatas, daratan seluas 6.099,46 Ha,
perairan luas 243,96 Ha
139
c) Zona pemanfaatan intensif : dapat dilakukan
kegiatan seperti pada kedua zona diatas,
pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
alam dan rekreasi atau penggunaan lain yang
menunjang fungsi konservasi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya ; daratan seluas 1.645,33
Ha, perairan seluas 2.745,66 Ha
d) Zona pemanfaatan budaya : zona ini dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan terbatas untuk
kepentingan budaya atau religi zona terletak di
daerah daratan TNBB di P.Menjangan, Teluk
Terima, Prapat Agung, Bakungan, dan Klatakan
seluas 245,26 Ha
Zonasi pada Taman Nasional Bali Barat bila
dilihat dari kantor Taman Nasional Bali Barat
sampai dengan kandang penagkaran burung jalak
bali dapat digambarkan adanya tumbuhan sawo
kecik, kemudian terdapat zona pohon kelapa,
dilanjutkan dengan zona savana, savana
merupakan suatu padang rumput yang luas yang
hanya diselingi sedikit pohon besar disini hidup
beberapa fauna salah satunya adalah kerbau.
Zonasi ini dapat dilihat langsung dilapangan
140
berbeda dengan zonasi mangrove yang tidak bisa
dilihat langsung dilapangan.
b. Topografi
Topografi kawasan terdiri dari dataran landai
(sebagian besar datar), agak curam, dengan
ketinggian tempat antara 0 s.d 1.414 mdpl. Terdapat
4 buah gunung yang cukup dikenal dalam kawasan,
yaitu Gunung Prapat Agung setinggi yaitu 310 mdpl
dan Gunung Banyuwedang 430 mdpl, Gunung
Klatakan 698 mdpl dan Gunung Sangiang yang
tertinggi yaitu 1002 mdpl. Di perairan laut terdapat 4
pulau yang masuk dalam kawasan tnbb yaitu
P.Menjangan 175 Ha, P.Burung, P.Gdung, dan
P.Kalong.
c. Geologi dan Tanah
Berdasarkan peta tanah hijau P.Bali skala 1:
250.000 (pola rehabilitasi lahan dan konservasi tanah
wilayah DAS pancoran, Teluk Terima, balingkang
anyar unda dan sema bor) tahun 1984 formasi
geologi, TNBB sebagian besar terdiri dari latosol
dan aluvial.
141
d. Iklim dan Hidrologi
Berdasarkan schmidt dan ferguson, kawasan
TNBB termasuk tipe klasifikasi D, E, C dengan
curah hujan rata-rata D : 1.064 mm/tahun, E : 972
mm/tahun, dan C : 1.559 mm/tahun. Temperatur
udara rata-rata 330 C pada beberapa lokasi,
kelembapan udara di dalam hutan sekitar 86%.
Sungai-sungai yang ada dalam kawasan TNBB
meliputi S. Labuan Lalang, S.Teluk Terima,
S.Trenggulun, S. Bajra / klatakan, S. Melaya, dan
S.Sangiang Gede.
e. Taman Nasional Bali Barat sebagai Wilayah Pelestarian
Fauna dan Flora
1) Fauna
Taman Nasional Bali Barat dibentuk untuk
memberikan perlindungan bagi kelangsungan atau
keberadaan satwa endemik yang termasuk apedik I
pada red data book IUCN yaitu burung jalak bali
(leucopsar rothschildi).
Fauna lain yang terdapat di Taman Nasional
Bali Barat antara lain terdiri dari 7 jenis mamalia, 2
jenis reptilia, diantaranya yang langka dan
142
dilindungi: Cervus Timorensis (menjangan),
Muntiacus Muntjak (kijang), Felis Marmorata
(kuwuk), Tragulus Javanicus (kesih trenggiling),
Presbytis Cristata (kera hitam), Macaca
Fascicularis (kera ekor panjang), Ratufa Bicolor
(jelarang), Sus sucrofa (babi hutan), veranus
salvator (biawak), Phyton Reticulatus (ular piton).
Lepidochelis Olivceae (penyu rider).
Di Taman Nasional Bali Barat juga terdapat
lebih dari 160 jenis burung (aves), yang juga
dilindungi undang-undang dan langka, diantaranya
jalak putih (Stumus Melanopterus), paok biru
(pitta guajana), cekakak (halcyon chloris), kuntul
(egretta sp), rangkong (bucheros rhinocheros),
elang ular (spilornis cheela), serta TNBB memiliki
perairan, lamun dan terumbu karang yang kaya
akan potensi ikan. Terdapat 120 jenis ikan
diantaranya siganus guttatus cheilinus chlrurus,
pomacentrus sp, apogon aureus.
2) Flora
Berdasarkan ketinggian tempat maka kawasan
TNBB dibagi dalam 2 ekosistem yakni tipe
143
ekosistem darat yang meliputi : ekosistem hutan
mangrove, hutan pantai, hutan musim, hingga
hutan hujan dataran rendah, sedangkan tipe
ekosistem laut meliputi ekosistem coral reef,
padang lamun hingga perairan laut dalam.
Beberapa flora langka dan dilindungi antara lain :
bayur (pterospermum diversifolium), bungur
(lagerstomia speciosa), sawo kecik (manilkara
kauki), keruing bunga (dipterocarpus haseltii),
kesambi (schleicheraoleosa), dan cendana
(santalum album).
144
BAB VI
PERSEBARAN TANAH DI INDONESIA
DAN PEMANFAATANNYA
Kata tanah dapat digunakan dalam beberapa
pengertian, baik pengertian sehari-hari maupun pengertian
ilmiah. Tanah menurut pengertian sehari-hari menyangkut
penggunaan tanah secara umum dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan secara ilmiah, tanah merupakan media tempat
tumbuh tanaman. Menurut Simonson (1957; Tatat Sutarman
1992) tanah itu merupakan permukaan lahan yang kontinu
menutupi kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal,
di puncak-puncak pegunungan, dan di tempat-tempat bersalju
abadi.
Menurut Soil Survey Staff (1975; Tatat Sutarman
1992) tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan
bumi yang dapat berubah atau dapat dibuat oleh manusia dari
penyusun-penyusunnya yang meliputi bahan organik yang
sesuai bagi perkembangan akar tanaman.
Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan
manusia, karena tanah merupakan sumberdaya alam yang dapat
memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukan manusia dalam
mempertahankan dan melangsungkan kehidupannya. Tanah
145
dapat diartikan secara lebih singkat yaitu sebagai bagian teratas
dari permukaan bumi yang merupakan tempat tumbuhnya
tumbuh-tumbuhan dan tempat permukiman dunia. Tanah dapat
pula diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan yang
banyak mengandung bermacam-macam bahan organik dan
bahan anorganik. Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima
faktor yang bekerja sama dalam berbagai proses, baik
prosesfisik maupun kimia. Kelima faktor tersebut adalah iklim,
makhluk hidup, bahan induk, topografi, dan waktu.
Dalam pembahasan bab ini disesuaikan berdasarkan
Standar Kompetensi bagi SMP kelas VIII yaitu
Mendeskripsikan Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk.
146
Gam
bar
25. P
eta
Tan
ah B
ali
Sum
ber
: P
PL
H U
niv
ersi
tas
Udaya
na
147
A. Jenis-jenis Tanah
a. Tanah Vulkanis/Andosol
Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar
gunung api. Tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang
telah mengalami proses pelapukan. Jenis tanah ini
umumnya mempunyai ciri berbutir halus, umumnya
berwarna hitam, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan
jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup
sehingga tanah ini tidak mudah tererosi. Jenis tanah ini
sangat subur.
Tanah vulkanis umumnya digunakan untuk lahan
pertanian dan perkebunan. Di Bali, jenis tanah vulkanis
dapat dijumpai di Bedugul, Gunung Batur dan Gunung
Kawi.
b. Tanah Aluvial
Tanah aluvial sering juga disebut tanah endapan,
yaitu berupa lumpur dan pasir halus yang terbawa oleh
air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah, lembah,
dan cekungan sepanjang daerah aliran sungai.
Tanah aluvial tidak semuanya mempunyai
kandungan unsur hara yang sama. Tinggi rendahnya
kandungan unsur hara tergantung pada bahan induk
penyusunnya. Di pulau bali jenis tanah aluvial dapat di
148
jumpai di Taman Nasional Bali Barat dan di Mangrove
Center.
c. Tanah Latosol
Tanah dengan pelapukan lanjut, tekstur yang
paling dominan adalah lempung (>60%), tipe strukturnya
remah (crumb) hingga gumpal (blocky), derajad
sturukturnya gembur, solum tanahnya dalam, batas-batas
horizon baur, kandungan mineral primer dan unsur hara
rendah, pH rendah 4,5-5,5, kandungan bahan organik
rendah, stabilitas agregat tinggi, terjadi akumulasi
seskuioksida akibat pencucian silika. Warna tanahnya
umumnya merah, coklat kemerahan, coklat, coklat
kekuningan, atau kuning.
Di Indonesia tanah latosol umumnya terdapat
pada bahan induk vulkanik baik berupa tufa ataupun
batuan beku. Ditemukan dari muka air laut dengan
ketinggian hingga 900 meter. Berada di daerah iklim
tropika basah dengan curah hujan antara 2500mm – 7000
mm. Di Pulau Bali jenis tanah latosol dapat ditemukan di
sebagian wilayah Taman Nasional Bali Barat dan
Jatiluwih. Tanah di Jatiluwih yaitu Latosol Coklat
kemerahan.
149
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 26. Tanah Latosol Coklat Kemerahan
di Jatiluwih
150
BAB VII
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Manusia dan lingkungan hidupnya merupakan satu
kesatuan. Keduanya saling berinteraksi dan mempengaruhi.
Lingkungan adalah suatu kajian fenomena atau gejala
kehidupan manusia yang antarhubungannya ditinjau dengan
lingkungan tempat hidupnya. Lingkungan disini dapat berupa
lingkungan alam (biofisik), lingkungan sosial dan lingkungan
budaya.
Manusia dengan lingkungan alam memiliki keterkaitan
yang sangat erat yaitu saling membantu dan juga saling
menguasai. Seringkali manusia melakukan manipulasi terhadap
alam. Jika manusia tidak memperhatikan kelestarian
lingkungan alam maka manusia akan dikuasai oleh lingkungan
alam berupa bencana yang dahsyat.
Apabila kita lihat saat ini, laju pertumbuhan manusia
berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat yang
memnyebabkan terjadinya potensi persaingan ketat dalam
perolehan sumber daya alam dan penurunan partisipasi
masyarakat dalam lingkungan. Dalam pembahasan bab ini
disesuaikan berdasarkan Standar Kompetensi bagi SMP kelas
VIII yaitu Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup
151
dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan
berkelanjutan.
A. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Faktor Alam
1. Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh
tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat
merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Di
Bali terdapat potensi kerusakan lingkungan akibat
faktor alam, contohnya di Tanah Lot.
Tanah Lot berada pada koordinat astronomis 8o
37‟ 17,3” LS dan 113o 05‟ 14,6” BT dengan elevasi
sebesar 7m. Tanah Lot tersusun atas formasi tuff dan
deposit endapan lahar dari Gunung Batur dan Gunung
Bratan. Secara geomorfologi pantainya cliff dan bukan
merupakan kawasan karst.
Pura Tanah Lot mengalami abrasi akibat
semakin derasnya hantaman gelombang laut seiring
dengan perubahan lingkungan di Bali maupun dunia
pada umumnya.
152
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 27. Abrasi Tanah lot berupa pelapukan
Abrasi Tanah Lot berupa pelapukan yang
bentuknya berlapis-lapis sehingga terjadi rock canning.
Karena sifatnya yang tidak seperti karst sehinggab tidak
ada kekar maupun join di situ yang menyebabkan
material-materialnya yang mengalami proses pelapukan
menjadi runtuh/fault.
153
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 28. Hasil Proses Rock canning
Karena lokasinya yang menjorok di tengah laut,
keberadaan Pura Tanah Lot ini tidak luput dari ancaman
abrasi dan erosi oleh deburan ombak selama beratus-
ratus tahun yang makin lama semakin kencang. Pura ini
pada tahun 1980 mulai secara signifikan terlihat
mengalami abrasi dan pada beberapa bagian sudah
mulai mengalami longsor. Oleh karena itu diperlukan
sebuah upaya untuk mempertahankan keberadaan pura
yang unik dan bersejarah ini.
154
B. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Faktor
Manusia
Kerusakan lingkungan hidup yang mengancam
kelangsungan dan kelestarian hayati sebagian besar
disebabkan oleh faktor kecerobohan manusia. Latar
belakang kecerobohan manusia sebagai penyebab
kerusakan lingkungan hidup antara lain keserakahan
dan kemiskinan, keterbelakangan serta penerapan
teknologi yang tidak tepat guna.
Ketidakmampuan manusia sebagai subyek pengatur
keseimbangan antara jumlah kebutuhan yang tidak
terbatas dengan ketersediaan sumber daya yang
jumlahnya terbatas akan selalu menjadi sumber masalah
lingkungan yang mengancam kehidupan. Beberapa
bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor
manusia antara lain sebagai berikut:
a. Penurunan Luas Hutan Mangrove
Estimasi hutan mangrove tidak begitu jelas data
terakhir menyebutkan hutan mangrove di Indonesia
sebesar 35 juta Ha atau telah kehilangan sebesar
750.000 Ha dalam kurun waktu tiga tahun dari data
terdahulu. penurunan luas hutan mangrove
disebabkan oleh hal-hal sebagi berikut:
155
1) pengembangan tambak, karena hutan mangrove
sebagian besar merupakan daerah yang tak
bertuan maka banyak orang yang menebang
hutan mangrove dan dijadikan sebagi tambak.
Hasil yang di dapat sangat besar karena dapat di
ekspor hingga Jepang.
2) Kegiatan penebangan hutan mangrove, hutan
mangrove sangat bermanfaat bagi manusia baik
dari akar, batang, daun, hingga buah. Batang
pohon mangrove dapat digunakan sebagi kayu
bakar dan bahan bangunan, daun dan buahnya
dapat digunakan sebagi bahan pengawet dan
obat-obatan. Karena hal-hal itulah pohon
mangrove banyak ditebang. Selain itu pohon
mangrove untuk pelebaran jalan.
b. Pencemaran di Hutan Mangrove
Hutan mangrove yang berda di muara sungai
banyak mendapat suplai sampah yang berasal dari darat.
Sampah yang dibuang oleh manusia ke sungai terbawa
hingga ke hutan mangrove.
Jenis sampah yang dominan terbawa adalah
sampah plastik atau sampah yang tidak bisa diuraikan.
156
Selain itu pada saat air pasang sampah akan terbawa ke
laut dan akan mencemari air laut, sehingga secara tidak
langsung akan menyebabkan berkurangnya tangkapan
ikan oleh nelayan.
Hal ini berbahaya bagi hutan mangrove selain
dapat menghambat laju air sungai juga dapat menutup
akar pernafasan dari pohon api-api sehingga akan
menyebabkan kematian pada pohon tersebut.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 29. Pencemaran Mangrove
di Taman Nasional Bali Barat
157
BAB VIII
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT
BALI
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita pernah
membandingkan kehidupan sosial budaya saat ini dengan
kehidupan sosial budaya masa lampau. Antara yang terjadi di
masa lampau dengan masa sekarang merupakan perubahan
yang hampir tidak kita sadari karena kebanyakan perubahan
berlangsung secara lambat. Selama terdapat kehidupan
bermasyarakat, tentu akan mengalami suatu perubahan yang
tingkat perubahannya berkaitan dengan besar tidaknya
pengaruh perubahan tersebut terhadap masyarakat. Bali pun
demikian, dimana kehidupan bermasyarakat yang eksis akan
menghasilkan perubahan-perubahan sosial budaya yang
berpengaruh langsung terhadap pelaku kehidupan
bermasyarakat itu sendiri, yakni masyarakat Bali.
Pada Bab VIII ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
perubahan sosial budaya masyarakat Bali, sesuai dengan
standar kompetensi berikut:
158
Standar Kompetensi Dasar Materi
Perubahan sosial budaya Menjelaskan dengan rinci
mengenai perubahan sosial
budaya dengan mengambil
studi kasus perubahan sosial
budaya masyarakat Bali.
A. Pengertian Perubahan Sosial Budaya
Di dalam kehidupan masyarakat yang eksis, baik
disadari maupun tidak disadari akan terjadi perubahan baik
sosial maupun budaya. Dapat dimengerti bahwa struktur
sosial di dalam masyarakat tidak akan selalu stagnan,
karena adanya pengaruh baik intern ataupun ekstern akan
mempengaruhi kondisi sosial budaya di dalam suatu
daerah. Begitu juga dengan masyarakat Bali yang memiliki
akses luas dengan dunia luar melalui kepariwisataan yang
maju tak bisa lepas dari perubahan sosial dan budaya.
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai perubahan sosial
dan budaya masyarakat Bali, terlebih dulu akan dijelaskan
mengenai hakikat perubahan sosial dan budaya oleh
beberapa tokoh berikut:
1. John Lewis Gillin dan John Philips Gillin yang
menyebutkan bahwa perubahan sosial budaya adalah
159
suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, yang
disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideologi, serta karena adanya difusi dan penemuan baru
dalam masyarakat.
2. Selo Sumarjan, menyatakan bahwa perubahan sosial
budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
3. William F. Ogburn, mengemukakan bahwa perubahan
sosial budaya mencakup unsur-unsur kebudayaan baik
material maupun nonmaterial.
4. Mac Iver, menyatakan bahwa perubahan sosial budaya
adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial
atau perubahan terhadap keseimbangan sosial tersebut.
5. Kingsley Davis, mendefinisikan perubahan sosial
budaya adalah perubahan yang terjadi dalam struktur
masyarakat.
6. Samuel Koening, mengatakan bahwa perubahan sosial
budaya menunjuk pada modifikasi yang terjadi dalam
160
pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi
tersebut terjadi karena sebab-sebab intern dan ekstern.
Dari definisi-definisi di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa perubahan sosial merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam unsur-unsur
sosial suatu kehidupan masyarakat. Dalam pengertian
umum lain disebutkan juga bahwa perubahan sosial
budaya merupakan perubahan-perubahan yang
diakibatkan oleh perubahan geografis, perubahan
penduduk (demografi), kebudayaan, keragaman
keyakinan, serta aspek lain yang menyebabkan
perubahan dalam unsur sosial masyarakat dari masa ke
masa.
B. Bentuk Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Bali
Perubahan sosial budaya pada suatu masyarakat
memerlukan kurun waktu untuk mencapai suatu keadaan
sosial budaya yang berbeda dari masa sebelumnya. Karena
perubahan sosial budaya dalam suatu masyarakat
memerlukan kurun waktu yang berbeda, maka ditinjau dari
kurun waktu yang dibutuhkan untuk mengalami sebuah
perubahan dibedakan dalam dua kategori yakni:
161
1. Perubahan sosial budaya yang berlangsung lambat, dan
2. Perubahan sosial budaya yang berlangsung cepat.
Di masyarakat Bali yang terkenal dengan leading
sector di bidang pariwisata, telah mengalami bentuk
perubahan sosial budaya baik yang berlagsung lambat
ataupun yang berlagsung secara cepat. Utnuk lebih
jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Perubahan sosial budaya masyarakat Bali yang
berlangsung secara lambat
Perubahan sosial budaya yang berlangsung
secara lambat disebut evolusi, yang dicirikan dengan
perubahan sosial budaya seolah-olah tidak terjadi,
perubahannya berlangsung secara lambat, dan pada
umumnya tidak menimbulkan perpecahan dalam
masyarakat. Dalam bahasan mengenai evolusi di Bali
ini akan dikaji dari sektor pariwisata yang menjadi
denyut nadi masyarakat Bali. Tentu saja semua objek
wisata di Bali tidak tercipta dengan waktu yang sangat
singkat. Ada beberapa objek wisata yang dalam
prosesnya menjadi kawasan wisata memerlukan waktu
yang cukup lama. Terlebih apabila objek yang dijadikan
kawasan wisata tersebut merupakan budaya nyata yang
menjadi warisan sejarah dari yang terdahulu.
162
Dapat dicontohkan Pura yang terdapat di Tanah
Lot. Saat ini, Tanah Lot merupakan salah satu
masterpiece objek wisata di Bali. Dalam kronologinya,
Tanah Lot merupakan sebuah pura yang digunakan
untuk sembahyang umat Hindu di sekitar pura Tanah
Lot tersebut.
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 30 . Pura di Tanah Lot yang Menjadi Kawasan
Wisata
Namun seiring berkembangnya waktu,
perubahan perlahan-lahan terjadi di Pura Tanah Lot.
Dengan sentuhan pantai cliff yang indah dan fenomena
163
geografi yang menarik perlahan-lahan membuat Tanah
Lot dilirik untuk dijadikan kawasan wisata andalan di
Bali. Meski telah menjadi kawasan wisata yang
dibanjiri turis asing ataupun turis domestik, Pura Tanah
Lot tetap menjalankan fungsinya sebagai tempat
sembahyang bagi pemeluk agama Hindu.
2. Perubahan sosial budaya masyarakat Bali yang
berlangsung secara cepat
Perubahan sosial budaya yang berlangsung
cepat atau lebih sering disebut revolusi mencirikan
perubahan terjadi secara cepat dan menyangkut hal-hal
yang mendasar. Masih berbicara mengenai masyarakat
Bali dalam kaitannya dengan revolusi, terdapat
perubahan yang bisa dilihat secara nyata seiring
berkembangnya kawasan wisata di Bali yakni dalam
penggunaan lahan bisa dilihat secara nyata seiring
berkembangnya kawasan wisata di Bali yakni dalam
penggunaan lahan di sekitar kawasan wisata.
Kawasan wisata selalu identik dengan industri
souvenir yang mendominasi lahan suatu kawasan
wisata. Dalam bahasan ini akan diambil kajian
mengenai perubahan sosial budaya yang terdapat di
objek wisata Gunung Kawi. Pada awal belum
164
dijadikannya Gunung Kawi sebagai kawasan wisata,
masyarakat sekitar berkutat dalam sektor agragria.
Namun dengan dijadikannya Gunung Kawi sebagai
kawasan wisata yang menarik minat wisatawan,
terutama turis asing, menjadikan sebagian masyarakat
sekitar beralih menekuni sektor perdagangan souvenir.
Perubahan ini tentu saja terjadi dengan cepat. Banyak
masyarakat sekitar yang mengambil kesempatan untuk
meramaikan kegiatan pariwisata di Gunung Kawi
dengan menjajakan souvenir.
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 31 . Perubahan sosial budaya masyarakat Bali
yang berlangsung secara cepat
165
Perubahan sekecil apapun akan membawa pengaruh
dalam satu atau beberapa aspek kehidupan.
Perubahannya pun bisa berdampak perubahan yang
membawa pengaruh kecil ataupun membawa pengaruh
besar. Begitu juga yang terjadi pada perubahan sosial
budaya di masyarakat Bali, tentu membawa pengaruh
yang skalanya kecil dan skala besar.
a. Perubahan sosial budaya masyarakat Bali yang
pengaruhnya kecil
Perubahan yang membawa pengaruh kecil
sebenarnya tidak membawa pengaruh berarti bagi
masyarakat secara keseluruhan, seperti mode
berpakaian atau cara berpakaian yang mengalami
perubahan, namun tidak berarti apa-apa bagi
kehidupan bermasyarakat. Akses yang begitu mudah
dengan dunia luar ataupun dari masyarakat luar,
membawa pengaruh tersendiri terhadap mode
berpakaian di Bali. Layaknya yang terjadi di daerah
lain, setiap daerah tentunya memiliki pakaian adat
tersendiri yang dulunya digunakan untuk kegiatan
sehari-hari, namun akibat banyaknya pengaruh dari
luar yang mendominasi budaya setempat,
menjadikan perubahan cara berpakaian yang
166
sebenarnya memang tak memberikan pengaruh yang
berarti dalam masyarakat.
Di Bali pun begitu juga, seiring dengan adanya
percampuran budaya dengan masyarakat luar,
menjadikan cara berpakaian dari pakaian adat
berjenis semacam kebaya menjadi cara berpakain
biasa. Namun perubahan tersebut memang tidak
menjadikan permasalahan besar di dalam suatu
kehidupan masyarakat, terlebih pakaian adat asli Bali
memang masih digunakan apabila ada upacara atau
ketika melakukan sembahyang.
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 32. Perubahan sosial budaya yang berpengaruh
pada pola berpakaian Masyarakat Bali
167
b. Perubahan sosial budaya masyarakat Bali yang
pengaruhnya besar
Dalam kepariwisataan Bali, perubahan sosial
budaya membawa pengaruh yang besar, yakni
terletak pada industrialisasi souvenir. Industrialisasi
ini menyangkut hubungan kerja, sistem pembagian
kerja, sistem kepemilikan tanah, dan aspek lain yang
begitu luas. Kenyataan bahwa industri ini di Bali
sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan
perekonomian masyarakat Bali, maka tidak
heran bila perubahan sosial budaya tersebut
dikatakan membawa pengaruh yang besar.
Sumber : Dokumentasi pribadi
168
Gambar 33. Perubahan sosial budaya yang berpengaruh
besar terhadap industri souvenir
C. Faktor Pendorong Terjadinya Perubahan Sosial
Budaya Masyarakat Bali
Secara garis besar, faktor yang mendorong terjadinya
perubahan sosial budaya dibedakan menjadi dua, yakni
perubahan sosial budaya yang disebabkan oleh faktor
intern, dan perubahan sosial budaya yang disebabkan oleh
faktor ekstern.
1. Faktor intern penyebab terjadinya perubahan sosial
budaya di Bali
Faktor intern merupakan penyebab yang ditimbulkan
dari dalam masyarakat itu sendiri. Faktor intern yang
menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya di
Bali adalah bertambahnya jumlah penduduk. Jika ditilik
lebih jauh, dengan majunya sektor kepariwisataan di
Bali berpengaruh pula terhadap demografinya. Dengan
bertambahnya penduduk, otomatis terjadi perubahan
sosial budaya masyarakat Bali yang merupakan faktor
intern penyebab terjadinya perubahan sosial budaya di
wilayah tersebut karena pertambahan penduduk
169
menyebabkan adanya perubahan struktur sosial
masyarakat di Bali.
2. Faktor ekstern penyebab terjadinya perubahan sosial
budaya di Bali
Faktor ekstern merupakan penyebab terjadinya
perubahan sosial budaya yang timbul dari luar suatu
masyarakat. Faktor ekstern penyebab perubahan sosial
budaya masyarakat Bali yang dominan adalah adanya
kontak dengan kebudayaan masyarakat luar. Dengan
banyaknya wisatawan yang visit di Bali menyebabkan
masyarakat Bali mengenal budaya luar dan terjadi
akulturasi budaya. Akulturasi merupakan proses sosial
yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur
budaya asing, sehingga lambat laun unsur-unsur
kebudayaan asing diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
170
GLOSARIUM
Aksesibilitas
Aktivitas
Amenitas
Atraksi
Cliff
Erupsi
Fauna
Fleksibilitas
Flora
Habitat
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
sarana yang memberikan kemudahan
kepada wisatawan untuk mencapai daerah
tujuan wisata.
kegiatan apa yang pengunjung lakukan
ditempat tujuan.
fasilitas pendukung demi kelancaran
kegiatan pariwisata
kenampakan objek yang menarik yang
menjadi tujuan pengunjung objek tersebut
pantai dengan batuan keras yang terjal
dengan tebing yang curam
fenomena keluarnya magma dari dalam
bumi
semua kehidupan hewan dari setiap
wilayah tertentu atau waktu tertentu
penyesuaian diri secara mudah dan cepat;
keluwesan
semua kehidupan tumbuhan dari setiap
wilayah tertentu atau waktu tertentu
tempat suatu makhluk hidup tinggal dan
berkembang biak
171
Kerucut
pengalaman
Leading
sector
Litosfer
Masterpiece
Morfologi
Motorik
Multimedia
Relief
Sekuensial
Software
Topografi
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
pengklasifikasian media berdasarkan
pengalaman belajar yang akan diperoleh
peserta didik
sektor utama atau sektor pemimpin yang
lebih maju, yang seiring perkembangan-
nya mampu mengangkat sektor-sektor lain
lapisan kerak bumi yang mencapai 100 m
bagian yang paling menonjol dan
merupakan puncak dari bagian lainnya
bentuk bentanglahan
gerak dan aktivitas
kombinasi teks, seni, suara, animasi, dan
video yang disampaikan kepada orang
dengan komputer peralatan manipulasi
elektronik dan digital lainnya
tinggi rendahnya permukaan bumi
berurutan
suatu system yang menghubungkan suatu
komputer(hardware) dengan
user(pengguna) agar dapat tercipta seuatu
sistem yang dapat di berfungsi sesuai
kemauan user
bentuk permukaan bumi
172
Tsunami
Verbalistik
Vulkanisme
:
serangkaian gelombang ombak raksasa
yang timbul karena adanya pergeseran di
dasar laut akibat gempa bumi
bentuk kata-kata tertulis atau lisan
proses keluarnya cairan magma dari
173
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kondisi Geologi dan topografi Pulau Bali,
diakses pada alamat
http://dexnachicharito.blogspot.com/2012/01/kondisi-
geologi-dan-topografi-pulau.html.
Alessi, S.M. & Trollip, S.R. 1991. Multimedia for learning :
methods and development (3 rd ed.). Massachusetts :
Ally & Bacon A Pearson Education Company.
ARL. 2007. Definition of Instructional Design, Applied
Resesarch Laboratory, Penn State University, diakses
pada alamat http://www.umich.edu/-ed626/define.html
Baron, Ann E and Orwig, Gary W. 1995. Multimedia
Technologies for Training: an Introduction,
Englewood, Colorado : Libraries Unlimited, Inc.
Darkono. 2012. Sejarah Singkat Peta Dan Pembuatan Peta,
diakses pada alamat
http://darkono.wordpress.com/2008/02/23/sejarah-
singkat-peta-dan-pembuatan-peta/
Heinich, Molenda, Russel, Smaldino. (1996), Instructional
Media And Technologies For Learning 5 Th. Merril an
Imprint of Prentice Hall Englewood Cliff, New Jersey,
Columbus, Ohio.
Joliffe, Alan, et.al. (2001). The Online Learning Handbook,
London: Sage Publication.
Kurnia, Anwar. 2009. IPS Terpadu SMP Kelas VII. Jakarta :
Yudhistira
174
Lee, William W. and Owens Diana L. 2004. Multimedia-Based
Instructional Design, San Francisco, USA: Pfeiffer, an
imprint of Wiley.
Newby, Timothyet. J, et. al. (2000). Instructional Technology
for Teaching and Learning, New Jersey, USA: Merril
an Imprint of Prentice-Hall.
Phillips, Rob. (1997). Online Multimedia Education
Apllication for Teaching Multimedia Contents: An
experiment with student in Highre Education dalam
Instructional Technologies: Cognitive Aspect of Online
Programs, Editor by Darbyshire, Paul. Harshey, USA:
IRM Press, Idea Group.
Purnomo, doni. 20120. Kintamani, diakses pada alamat
http://dony.blog.uns.ac.id/2010/06/02/kintamani/
Sean Timberlake.Thebasic of navigate
on. www.efuse.com/Design/navigation.html
Thorn. (2006). _______ ,diakses pada alamat
http://pk.ut.ac.id/jp/52sept04/ 52benny.html
Tim abdi guru.2008 Ips geografi Untuk SMP kelas VIII .
Jakarta : Penerbit erlangga
Troupin, Peggy, (2000). The Role of Instructional Design in
Multimedia Develompent, diakses pada alamat:
http://www.learningcircuits.org/
2000/feb2000/Troupin.htm