bab i pendahuluan 1.1 latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur pembangunan yang mendukung kemajuan dari sebuah negara
diantaranya adalah modal manusia. Teori modal manusia pertama kali
diperkenalkan oleh Schultz (1961). Di dalam teori ini dikatakan bahwa baik
pengetahuan maupun ketrampilan merupakan bentuk modal yang dapat digunakan
sebagai investasi. Menurutnya, pendidikan, pelatihan, dan kesehatan merupakan
bentuk investasi untuk membuka kesempatan dan pilihan yang seharusnya
tersedia bagi banyak individu.
Untuk mengukur mutu modal manusia, United Nations Development
Program (UNDP) mengenalkan konsep mutu modal manusia yang diberi nama
Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Konsep
IPM pertama kali dipublikasikan UNDP melalui Human Development Report
tahun 1990, yang kemudian berlanjut setiap tahun. Dalam publikasi ini
pembangunan manusia didefinisikan sebagai “a process of enlarging people’s
choices” atau proses yang meningkatkan aspek kehidupan masyarakat.
Menurut UNDP (1990), pembangunan manusia merupakan model
pembangunan yang ditujukan untuk memperluas pilihan yang dapat ditumbuhkan
melalui upaya pemberdayaan penduduk. Pemberdayaan penduduk ini dapat
dicapai melalui upaya yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan dasar
manusia yaitu meningkatkan derajat kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan
2
agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi dalam kegiatan produktif
sosial, budaya, dan politik.
Kualitas pembangunan manusia menjadi hal yang sangat penting dalam
strategi kebijakan nasional untuk pembangunan ekonomi. Pentingnya kualitas
pembangunan manusia menjadi suatu kebutuhan karena dengan sumber daya yang
unggul akan menghasilkan tatanan kehidupan yang maju di berbagai bidang baik
sosial, ekonomi, maupun lingkungan sehingga kualitas manusia memiliki andil
besar dalam menentukan keberhasilan pengolahan pembangunan wilayah.
Menurut Brata (2002), tingkat pembangunan manusia yang tinggi sangat
menentukan kemampuan penduduk dalam menyerap dan mengelola sumber-
sumber pertumbuhan ekonomi, baik kaitannya dengan teknologi maupun terhadap
kelembagaan sebagai sarana penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.
Ranis, Frances, dan Ramirez (2000), menyatakan bahwa pembangunan
manusia merupakan dampak dari pengembangan modal manusia. Perbaikan dari
modal manusia itu sendiri tidak terlepas dari perbaikan pertumbuhan ekonomi.
Dengan kata lain antara pertumbuhan ekonomi dan dampaknya terhadap
pembangunan manusia maupun sebaliknya merupakan kaitan yang cukup kuat.
Secara khusus Human Development Report tahun 1996 membahas
mengenai hubungan saling mempengaruhi (two way relationship) antara IPM dan
pertumbuhan ekonomi. Hubungan timbal balik antara IPM dan pertumbuhan
ekonomi secara sederhana dijelaskan pada Gambar 1.1.
3
Sumber: UNDP, 1996
Gambar 1.1
Hubungan antara Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Human Develompent Report Tahun 1996
Institusi dan Pemerintahan
Reproduksi
Sosial
Komposisi Output
dan Ekspor
Ketenagakerjaan
Pengeluaran rumah
tangga untuk
kebutuhan dasar
Pengeluaran
Prioritas
Kemampuan
pekerja dan petani,
pengusaha, manajer
Pembangunan Manusia
Model Sosialisasi,LSM dan organisasi Kemasyarakatan
Kegiatan dan
Pengeluaran
Rumah Tangga
Kebijaksanaan dan
Pengeluaran
Pemerintah
Produksi R & D
dan Teknologi
Distribusi Sumber Daya Swasta dan Masyarakat
Pertumbuhan Ekonomi
Tabungan Dalam
Negeri
Modal Fisik
Tabungan Luar
Negeri
4
IPM Provinsi Sumatera Utara terkait dengan pembangunan manusianya,
menunjukkan peningkatan dari tahun 2009-2013 seperti pada Gambar 1.2.
Sumber: BPS Sumatera Utara, 2014
Gambar 1.2
IPM Indonesia dan Provinsi Sumatera Utara , 2009-2013
Gambar 1.2 menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2009-2013 IPM Provinsi
Sumatera Utara terus mengalami peningkatan, yaitu sebesar 73,80 pada tahun
2009 menjadi 75,55 pada tahun 2013. Selain nilainya yang terus mengalami
peningkatan, IPM Provinsi Sumatera Utara juga selalu lebih besar daripada IPM
Indonesia selama lima tahun berturut-turut. Tahun 2009 misalnya, disaat IPM
Provinsi Sumatera Utara sebesar 73,80, IPM Indonesi hanya sebesar 71.76.
Demikian pula pada tahun 2013, di saat IPM Provinsi Sumatera Utara sebesar
75,55, IPM Indonesia hanya sebesar 73.81.
Tinggi dan rendahnya IPM akan berdampak pada tingkat produktivitas
penduduk, semakin rendah IPM maka tingkat produktivitas penduduk juga akan
rendah, begitu pula sebaliknya semakin tinggi IPM, maka akan semakin tinggi
tingkat produktivitas penduduk yang kemudian mendorong tingkat pendapatan
69.00
70.00
71.00
72.00
73.00
74.00
75.00
76.00
2009 2010 2011 2012 2013
IPM
Tahun
IPMSumateraUtara
IPMIndonesia
5
menjadi semakin tinggi. Permasalahan yang terjadi adalah IPM pada tiap daerah
berbeda, hal ini menjadikan IPM salah satu faktor yang berpengaruh pada
ketimpangan pendapatan antardaerah/wilayah. Berikut gambaran posisi IPM
Provinsi Sumatera Utara dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia.
Sumber: BPS Sumatera Utara, 2014
Gambar 1.3
Peringkat IPM Provinsi Sumatera Utara Tingkat Nasional, 2009-2013
Gambar 1.3 menunjukkan bahwa IPM Provinsi Sumatera Utara cukup
tinggi jika dibandingkan dengan Provinsi lainnya. Selama kurun waktu 2009-2013
Provinsi Sumatera Utara tetap masuk sebagai 10 besar Provinsi dengan IPM
tertinggi dengan menduduki ranking ke-8. Hal ini menegaskan bahwa Provinsi
Sumatera Utara dapat dikategorikan sebagai Provinsi dengan kualitas modal
manusia yang cukup baik.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia secara
empiris tidak terbukti otomatis. Artinya, beberapa daerah mungkin mengalami
pertumbuhan ekonomi yang cepat tanpa diikuti oleh pembangunan manusia yang
seimbang. Sebaliknya, daerah lainnya yang mengalami pertumbuhan ekonomi
2009 2010 2011 2012 2013
IPM 73.80 74.19 74.65 75.13 75.55
Peringkat IPM 8 8 8 8 8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
72.50
73.00
73.50
74.00
74.50
75.00
75.50
76.00
IPM
6
pada tingkat sedang tetapi dapat meningkatkan kinerja pembangunan manusia.
Namun, bukti empiris ini tidak berarti bahwa pertumbuhan ekonomi tidak penting
bagi pembangunan manusia. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran
dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan melihat PDRB dan laju
pertumbuhannya atas dasar harga konstan. Berikut gambaran posisi laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara dibandingkan dengan provinsi
lainnya di Indonesia.
Sumber: BPS Sumatera Utara, 2014
Gambar 1.4
Peringkat Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tingkat Nasional, 2009-2013 (%)
Gambar 1.4 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Sumatera Utara sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 selalu berada diatas 6
persen. Perekonomian Provinsi Sumatera Utara mulai stabil setelah pemulihan
dari krisis global tahun 2008, yang dampaknya masih terlihat pada pertumbuhan
ekonomi tahun 2009 di mana pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 sebesar 6,01 persen,
2009 2010 2011 2012 2013
Laju Pertumbuhan 5.07 6.42 6.63 6.22 6.01
Peringkat Laju Pert. 19 15 13 21 20
0
5
10
15
20
25
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
Laju
Pe
rtu
mb
uh
an E
kon
om
i
7
menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan bila dibandingkan dengan tahun
2012 yang tercatat sebesar 6,22 persen. Salah satu penyebab yang mengakibatkan
perlambatan pertumbuhan tersebut adalah menurunnya ekspor.
Gambar 1.3 dan 1.4 menunjukkan bahwa tingginya peringkat nasional
IPM tidak diikuti dengan dengan peringkat nasional pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan
sumber daya manusia di Provinsi Sumatera Utara secara keseluruhan belum
sepenuhnya diikuti dengan keberhasilan pertumbuhan ekonomi.
Selain pembangunan manusia, hal yang penting dipertimbangkan dalam
masalah pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan infrastruktur. Esfahani dan
Ramírez (2003), membuktikan bahwa infrastruktur mempunyai dampak kuat
terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut Kuncoro (2010: 399), infrastruktur
merupakan dasar utama dalam memasarkan daerah. Slogan dan image-positioning
tidak akan ada artinya tanpa diikuti oleh tersedianya prasarana dan sarana yang
mampu menarik orang, investasi, dan modal. Hal yang perlu ditekankan dalam
mempromosikan infrastruktur adalah: aksebilitas dan kualitas infrastruktur.
Menurut Maqin (2011), pada dasarnya infrastruktur pembangunan dapat
dibedakan menjadi:
1. infrastruktur ekonomi yaitu infrastruktur fisik baik yang digunakan dalam
proses produksi maupun yang dimanfaatkan oleh masyarakat, meliputi semua
prasarana umum seperti tenaga listrik, telekomunikasi, perhubungan, irigasi,
air bersih, dan sanitasi serta pembuangan limbah;
2. infrastruktur sosial yaitu prasarana sosial seperti kesehatan dan pendidikan;
8
Infrastruktur jalan merupakan salah satu sarana yang penting untuk
memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Semakin meningkatnya
usaha pembangunan, menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk
memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu
daerah ke daerah lainnya. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara
menitikberatkan pada sektor pertanian dan pariwisata, yang dalam pelaksanaannya
tentu harus didukung dengan infrastruktur yang memadai.
Sumber: BPS Sumatera Utara, 2014
Gambar 1.5
Persentase Panjang Jalan di Provinsi Sumatera Utara
Menurut Kondisi Jalan (%)
Gambar 1.5 menunjukkan bahwa keadaan infrastruktur jalan Provinsi
Sumatera Utara cukup memprihatinkan. Lebih dari 30 persen dari total jalan yang
ada di Provinsi Sumatera Utara mengalami kerusakan. Hal ini tentu saja cukup
mengganggu mobilitas perekonomian antarkabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Utara.
9
Modal manusia dan modal fisik berupa infrastruktur memiliki peran
penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan permasalahan yang
telah dibahas sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar
keterkaitan antara pembangunan manusia dan infrastuktur dengan pertumbuhan
ekonomi pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.
1.2 Keaslian Penelitian
Penelitian dan kajian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu disajikan
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Lokasi, periode Alat analisis Hasil penelitian
1. Prasetyo dan
Firdaus
(2009)
26 Provinsi di
Indonesia
Regresi data panel 1.Infrastruktur listrik, jalan,dan
air bersih mempunyai
pengaruh yang positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
2.Kegiatan produksi di Indonesia
masih dikategorikan sebagai
labor intensive, hal ini
ditunjukkan oleh angka
elastisitas tenaga kerja lebih
besar daripada elastisitas
modal.
2. Adawo
(2011)
Nigeria (1970-
2006)
Pengujian dengan
Dickey-Fuller (DF),
dan Augmented
Dickey-Fuller (ADF)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pendidikan Sekolah
Dasar, pembentukan modal fisik,
dan kesehatan berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sekolah menengah dan
perguruan tinggi tidak
berkontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi.
10
No Peneliti Lokasi, periode Alat analisis Hasil penelitian
3. Hendarmin
(2011)
Data panel
Kabupaten Kota
di Provinsi
Kalimantan Barat
(2001-2008)
Metode persamaan
simultan dengan Two
Stage Least Square
(TSLS)
1.Ada hubungan timbal balik
antara pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan manusia.
2.Populasi, investasi dan
pembangunan manusia
berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi.
3.Pertumbuhan ekonomi dan
pengeluaran pemerintah pada
sektor pendidikan dan
kesehatan berpengaruh positif
signifikan terhadap
pembangunan manusia.
4. Kreishan dan
Hawarin
(2011)
Yordania (1978-
2007)
Uji kointegrasi dan
kausalitas
1.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan jangka
panjang antara pendidikan dan
pertumbuhan ekonomi.
2.Tenaga kerja terdidik
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi.
5. Tatoğlu
(2011)
20 negara anggota
Organisation for
Economic Co-
operation and
Development
(OECD) (1975
2005)
Uji kointegrasi dan
kausalitas
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa modal manusia baik
dalam jangka pendek maupun
jangka panjang akan
meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
6. Craigwell, Lowe
dan Bynoe
(2012)
19 negara di
Karibia
Regresi data panel Hasil penelitian menunjukkan
bahwa belanja pemerintah pada
bidang kesehatan berpengaruh
positif signifikan terhadap status
kesehatan, sedangkan belanja
pemerintah pada bidang
pendidikan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap sekolah dasar dan
sekolah menengah
7. Afzal, Arshed dan
Sarwar
(2013)
Pakistan (1971-
1972 s/d 2010-
2011)
Uji kointegrasi dan
kausalitas dengan
pendekatan ARDL
1.Inflasi pangan memiliki
pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi,
sedangkan pendidikan
memiliki dampak langsung
pada pertumbuhan ekonomi
baik dalam jangka pendek
mapun jangka panjang.
2.Terdapat hubungan kausalitas
antara pertumbuhan ekonomi
dan pendidikan, pendidikan
dan inflasi pangan serta inflasi
11
No Peneliti Lokasi, periode Alat analisis Hasil penelitian
pangan dan pertumbuhan
ekonomi.
8. Anwar, Mirdad
dan Pujianto
(2013)
Provinsi-provinsi
di pulau Jawa
(2000 – 2009)
Regresi data panel 1.Peningkatan jumlah pekerja
tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah di Pulau
Jawa.
2.Modal manusia, infrastruktur
listrik dan infrastruktur air
bersih berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi. Infrastruktur jalan
tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi.
9. Arabi dan Abdala
(2013)
Sudan (1982-
2009)
Metode persamaan
simultan dengan
Three Stage Leasts
Squares
1.Kualitas pendidikan
berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi.
2.Rasio total pengeluaran
pemerintah terhadap PDB
berpengaruh negatif pada rasio
investasi asing terhadap PDB.
3.Faktor kualitas kesehatan
berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi.
10. Atmakuri, Reddy
dan Rao
(2014)
15 daerah padat
penduduk di India
(1993-1994 dan
2004-2005)
Model variabel
dummy untuk menguji
hubungan dua arah
antara pertumbuhan
ekonomi dan
pembangunan
manusia
1.Hasil model ANOVA dengan
pendapatan per kapita sebagai
variabel dummy menunjukkan
nilai rata-rata yang lebih
rendah untuk kelompok
negara dengan pertumbuhan
yang rendah dibandingkan
dengan kelompok negara
dengan pertumbuhan yang
tinggi untuk periode 1993-
1994 dan 2004-2005
2.Hasil model ANOVA dengan
IPM sebagai variabel dummy
menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan
antara nilai rata-rata kelompok
negara dengan pembangunan
manusia yang tinggi dengan
kelompok negara dengan
pembangunan manusia yang
rendah untuk periode 1993-
1994 dan 2004-2005.
12
No Peneliti Lokasi, periode Alat analisis Hasil penelitian
11. Baltaci, Sekmen
dan Akbulut
(2015)
Data panel di
Turki (2004-2013)
Metode persamaan
simultan dengan Two
Stage Least Square
(TSLS)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa transportasi udara
berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi
pada 26 daerah tingkat 2 di
Turki.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya dalam hal
topik yang berkaitan dengan pengaruh pembangunan manusia dan infrastruktur
terhadap pertumbuhan ekonomi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya terletak pada lokasi, periode data serta variabel yang diteliti.
Penelitian ini menganalisis pengaruh IPM dan infrastruktur terhadap pertumbuhan
ekonomi pada 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu
5 tahun, yang dimulai dari tahun 2009 hingga 2013.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan terkait
IPM, infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai berikut.
1. Tingginya peringkat nasional IPM tidak diikuti dengan tingginya
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara. Selama kurun waktu
2009-2013, Provinsi Sumatera Utara tetap masuk sebagai 10 besar provinsi
dengan IPM tertinggi dengan menduduki ranking ke-8. Namun peringkat
nasional pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara tidak pernah masuk
peringkat 10 besar nasional selama kurun waktu 2009-2013.
2. Keadaan infrastruktur di Provinsi Sumatera Utara dinilai belum cukup
memadai untuk mendukung peningkatan perekonomian. Pada infrastruktur
13
jalan misalnya, persentase jalan yang rusak di Provinsi Sumatera Utara sangat
tinggi, hanya 37 persen dari total panjang jalan yang berada dalam kondisi
baik.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun pertanyaan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah perkembangan IPM dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sumatera Utara?
2. Apakah terjadi hubungan saling mempengaruhi (two way relationship) antara
IPM dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara?
3. Bagaimana pengaruh proporsi pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan,
proporsi pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan Tingkat
Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) terhadap IPM Provinsi Sumatera Utara?
4. Bagaimana pengaruh IPM, Infrastruktur (Jalan, kesehatan, air) dan Tingkat
Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) terhadap pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sumatera Utara?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis perkembangan IPM dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sumatera Utara.
14
2. Menganalisis apakah terjadi hubungan saling mempengaruhi (two way
relationship) antara IPM dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera
Utara.
3. Menganalisis pengaruh proporsi pengeluaran pemerintah di bidang
kesehatan, proporsi pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan
Tingkat Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) terhadap IPM Provinsi
Sumatera Utara.
4. Menganalisis pengaruh IPM, Infrastruktur (Jalan, kesehatan, air) dan Tingkat
Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) terhadap pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sumatera Utara.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui pengaruh IPM dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi
pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara
selaku pengambil keputusan dalam pembangunan ekonomi khususnya
masalah pertumbuhan ekonomi.
3. Sebagai pertimbangan dalam memproyeksi faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.
4. Menjadi bahan referensi tambahan untuk pengembangan keilmuan tentang
analisis pertumbuhan ekonomi.
15
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini terdiri dari 5 bab. Bab I Pendahuluan, memuat dan
menguraikan menganai latar belakang dilakukannya penelitian, keaslian
penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian
serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori/Kajian Pustaka, berisikan
uraian tentang landasan teori, kajian terhadap penelitian terdahulu, formula
hipotesis dan kerangka penelitian. Bab III Metode Penelitian, menjelaskan tentang
desain penelitian, metode pengumpulan data, definisi operasional dan metode
analisis data. Bab IV Analisis, berisi deskripsi data, uji hipotesis dan pembahasan.
Bab V Simpulan dan Saran, memuat kesimpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan dan saran-saran.