bab i pendahuluan 1.1 latar...

15
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unsur pembangunan yang mendukung kemajuan dari sebuah negara diantaranya adalah modal manusia. Teori modal manusia pertama kali diperkenalkan oleh Schultz (1961). Di dalam teori ini dikatakan bahwa baik pengetahuan maupun ketrampilan merupakan bentuk modal yang dapat digunakan sebagai investasi. Menurutnya, pendidikan, pelatihan, dan kesehatan merupakan bentuk investasi untuk membuka kesempatan dan pilihan yang seharusnya tersedia bagi banyak individu. Untuk mengukur mutu modal manusia, United Nations Development Program (UNDP) mengenalkan konsep mutu modal manusia yang diberi nama Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Konsep IPM pertama kali dipublikasikan UNDP melalui Human Development Report tahun 1990, yang kemudian berlanjut setiap tahun. Dalam publikasi ini pembangunan manusia didefinisikan sebagai a process of enlarging people’s choices” atau proses yang meningkatkan aspek kehidupan masyarakat. Menurut UNDP (1990), pembangunan manusia merupakan model pembangunan yang ditujukan untuk memperluas pilihan yang dapat ditumbuhkan melalui upaya pemberdayaan penduduk. Pemberdayaan penduduk ini dapat dicapai melalui upaya yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatkan derajat kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan

Upload: phamminh

Post on 30-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur pembangunan yang mendukung kemajuan dari sebuah negara

diantaranya adalah modal manusia. Teori modal manusia pertama kali

diperkenalkan oleh Schultz (1961). Di dalam teori ini dikatakan bahwa baik

pengetahuan maupun ketrampilan merupakan bentuk modal yang dapat digunakan

sebagai investasi. Menurutnya, pendidikan, pelatihan, dan kesehatan merupakan

bentuk investasi untuk membuka kesempatan dan pilihan yang seharusnya

tersedia bagi banyak individu.

Untuk mengukur mutu modal manusia, United Nations Development

Program (UNDP) mengenalkan konsep mutu modal manusia yang diberi nama

Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Konsep

IPM pertama kali dipublikasikan UNDP melalui Human Development Report

tahun 1990, yang kemudian berlanjut setiap tahun. Dalam publikasi ini

pembangunan manusia didefinisikan sebagai “a process of enlarging people’s

choices” atau proses yang meningkatkan aspek kehidupan masyarakat.

Menurut UNDP (1990), pembangunan manusia merupakan model

pembangunan yang ditujukan untuk memperluas pilihan yang dapat ditumbuhkan

melalui upaya pemberdayaan penduduk. Pemberdayaan penduduk ini dapat

dicapai melalui upaya yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan dasar

manusia yaitu meningkatkan derajat kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan

2

agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi dalam kegiatan produktif

sosial, budaya, dan politik.

Kualitas pembangunan manusia menjadi hal yang sangat penting dalam

strategi kebijakan nasional untuk pembangunan ekonomi. Pentingnya kualitas

pembangunan manusia menjadi suatu kebutuhan karena dengan sumber daya yang

unggul akan menghasilkan tatanan kehidupan yang maju di berbagai bidang baik

sosial, ekonomi, maupun lingkungan sehingga kualitas manusia memiliki andil

besar dalam menentukan keberhasilan pengolahan pembangunan wilayah.

Menurut Brata (2002), tingkat pembangunan manusia yang tinggi sangat

menentukan kemampuan penduduk dalam menyerap dan mengelola sumber-

sumber pertumbuhan ekonomi, baik kaitannya dengan teknologi maupun terhadap

kelembagaan sebagai sarana penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.

Ranis, Frances, dan Ramirez (2000), menyatakan bahwa pembangunan

manusia merupakan dampak dari pengembangan modal manusia. Perbaikan dari

modal manusia itu sendiri tidak terlepas dari perbaikan pertumbuhan ekonomi.

Dengan kata lain antara pertumbuhan ekonomi dan dampaknya terhadap

pembangunan manusia maupun sebaliknya merupakan kaitan yang cukup kuat.

Secara khusus Human Development Report tahun 1996 membahas

mengenai hubungan saling mempengaruhi (two way relationship) antara IPM dan

pertumbuhan ekonomi. Hubungan timbal balik antara IPM dan pertumbuhan

ekonomi secara sederhana dijelaskan pada Gambar 1.1.

3

Sumber: UNDP, 1996

Gambar 1.1

Hubungan antara Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Human Develompent Report Tahun 1996

Institusi dan Pemerintahan

Reproduksi

Sosial

Komposisi Output

dan Ekspor

Ketenagakerjaan

Pengeluaran rumah

tangga untuk

kebutuhan dasar

Pengeluaran

Prioritas

Kemampuan

pekerja dan petani,

pengusaha, manajer

Pembangunan Manusia

Model Sosialisasi,LSM dan organisasi Kemasyarakatan

Kegiatan dan

Pengeluaran

Rumah Tangga

Kebijaksanaan dan

Pengeluaran

Pemerintah

Produksi R & D

dan Teknologi

Distribusi Sumber Daya Swasta dan Masyarakat

Pertumbuhan Ekonomi

Tabungan Dalam

Negeri

Modal Fisik

Tabungan Luar

Negeri

4

IPM Provinsi Sumatera Utara terkait dengan pembangunan manusianya,

menunjukkan peningkatan dari tahun 2009-2013 seperti pada Gambar 1.2.

Sumber: BPS Sumatera Utara, 2014

Gambar 1.2

IPM Indonesia dan Provinsi Sumatera Utara , 2009-2013

Gambar 1.2 menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2009-2013 IPM Provinsi

Sumatera Utara terus mengalami peningkatan, yaitu sebesar 73,80 pada tahun

2009 menjadi 75,55 pada tahun 2013. Selain nilainya yang terus mengalami

peningkatan, IPM Provinsi Sumatera Utara juga selalu lebih besar daripada IPM

Indonesia selama lima tahun berturut-turut. Tahun 2009 misalnya, disaat IPM

Provinsi Sumatera Utara sebesar 73,80, IPM Indonesi hanya sebesar 71.76.

Demikian pula pada tahun 2013, di saat IPM Provinsi Sumatera Utara sebesar

75,55, IPM Indonesia hanya sebesar 73.81.

Tinggi dan rendahnya IPM akan berdampak pada tingkat produktivitas

penduduk, semakin rendah IPM maka tingkat produktivitas penduduk juga akan

rendah, begitu pula sebaliknya semakin tinggi IPM, maka akan semakin tinggi

tingkat produktivitas penduduk yang kemudian mendorong tingkat pendapatan

69.00

70.00

71.00

72.00

73.00

74.00

75.00

76.00

2009 2010 2011 2012 2013

IPM

Tahun

IPMSumateraUtara

IPMIndonesia

5

menjadi semakin tinggi. Permasalahan yang terjadi adalah IPM pada tiap daerah

berbeda, hal ini menjadikan IPM salah satu faktor yang berpengaruh pada

ketimpangan pendapatan antardaerah/wilayah. Berikut gambaran posisi IPM

Provinsi Sumatera Utara dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia.

Sumber: BPS Sumatera Utara, 2014

Gambar 1.3

Peringkat IPM Provinsi Sumatera Utara Tingkat Nasional, 2009-2013

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa IPM Provinsi Sumatera Utara cukup

tinggi jika dibandingkan dengan Provinsi lainnya. Selama kurun waktu 2009-2013

Provinsi Sumatera Utara tetap masuk sebagai 10 besar Provinsi dengan IPM

tertinggi dengan menduduki ranking ke-8. Hal ini menegaskan bahwa Provinsi

Sumatera Utara dapat dikategorikan sebagai Provinsi dengan kualitas modal

manusia yang cukup baik.

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia secara

empiris tidak terbukti otomatis. Artinya, beberapa daerah mungkin mengalami

pertumbuhan ekonomi yang cepat tanpa diikuti oleh pembangunan manusia yang

seimbang. Sebaliknya, daerah lainnya yang mengalami pertumbuhan ekonomi

2009 2010 2011 2012 2013

IPM 73.80 74.19 74.65 75.13 75.55

Peringkat IPM 8 8 8 8 8

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

72.50

73.00

73.50

74.00

74.50

75.00

75.50

76.00

IPM

6

pada tingkat sedang tetapi dapat meningkatkan kinerja pembangunan manusia.

Namun, bukti empiris ini tidak berarti bahwa pertumbuhan ekonomi tidak penting

bagi pembangunan manusia. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran

dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan melihat PDRB dan laju

pertumbuhannya atas dasar harga konstan. Berikut gambaran posisi laju

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara dibandingkan dengan provinsi

lainnya di Indonesia.

Sumber: BPS Sumatera Utara, 2014

Gambar 1.4

Peringkat Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tingkat Nasional, 2009-2013 (%)

Gambar 1.4 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

Sumatera Utara sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 selalu berada diatas 6

persen. Perekonomian Provinsi Sumatera Utara mulai stabil setelah pemulihan

dari krisis global tahun 2008, yang dampaknya masih terlihat pada pertumbuhan

ekonomi tahun 2009 di mana pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 sebesar 6,01 persen,

2009 2010 2011 2012 2013

Laju Pertumbuhan 5.07 6.42 6.63 6.22 6.01

Peringkat Laju Pert. 19 15 13 21 20

0

5

10

15

20

25

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

Laju

Pe

rtu

mb

uh

an E

kon

om

i

7

menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan bila dibandingkan dengan tahun

2012 yang tercatat sebesar 6,22 persen. Salah satu penyebab yang mengakibatkan

perlambatan pertumbuhan tersebut adalah menurunnya ekspor.

Gambar 1.3 dan 1.4 menunjukkan bahwa tingginya peringkat nasional

IPM tidak diikuti dengan dengan peringkat nasional pertumbuhan ekonomi

Provinsi Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan

sumber daya manusia di Provinsi Sumatera Utara secara keseluruhan belum

sepenuhnya diikuti dengan keberhasilan pertumbuhan ekonomi.

Selain pembangunan manusia, hal yang penting dipertimbangkan dalam

masalah pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan infrastruktur. Esfahani dan

Ramírez (2003), membuktikan bahwa infrastruktur mempunyai dampak kuat

terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut Kuncoro (2010: 399), infrastruktur

merupakan dasar utama dalam memasarkan daerah. Slogan dan image-positioning

tidak akan ada artinya tanpa diikuti oleh tersedianya prasarana dan sarana yang

mampu menarik orang, investasi, dan modal. Hal yang perlu ditekankan dalam

mempromosikan infrastruktur adalah: aksebilitas dan kualitas infrastruktur.

Menurut Maqin (2011), pada dasarnya infrastruktur pembangunan dapat

dibedakan menjadi:

1. infrastruktur ekonomi yaitu infrastruktur fisik baik yang digunakan dalam

proses produksi maupun yang dimanfaatkan oleh masyarakat, meliputi semua

prasarana umum seperti tenaga listrik, telekomunikasi, perhubungan, irigasi,

air bersih, dan sanitasi serta pembuangan limbah;

2. infrastruktur sosial yaitu prasarana sosial seperti kesehatan dan pendidikan;

8

Infrastruktur jalan merupakan salah satu sarana yang penting untuk

memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Semakin meningkatnya

usaha pembangunan, menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk

memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu

daerah ke daerah lainnya. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara

menitikberatkan pada sektor pertanian dan pariwisata, yang dalam pelaksanaannya

tentu harus didukung dengan infrastruktur yang memadai.

Sumber: BPS Sumatera Utara, 2014

Gambar 1.5

Persentase Panjang Jalan di Provinsi Sumatera Utara

Menurut Kondisi Jalan (%)

Gambar 1.5 menunjukkan bahwa keadaan infrastruktur jalan Provinsi

Sumatera Utara cukup memprihatinkan. Lebih dari 30 persen dari total jalan yang

ada di Provinsi Sumatera Utara mengalami kerusakan. Hal ini tentu saja cukup

mengganggu mobilitas perekonomian antarkabupaten/kota di Provinsi Sumatera

Utara.

9

Modal manusia dan modal fisik berupa infrastruktur memiliki peran

penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan permasalahan yang

telah dibahas sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar

keterkaitan antara pembangunan manusia dan infrastuktur dengan pertumbuhan

ekonomi pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Keaslian Penelitian

Penelitian dan kajian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu disajikan

pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Lokasi, periode Alat analisis Hasil penelitian

1. Prasetyo dan

Firdaus

(2009)

26 Provinsi di

Indonesia

Regresi data panel 1.Infrastruktur listrik, jalan,dan

air bersih mempunyai

pengaruh yang positif

terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia.

2.Kegiatan produksi di Indonesia

masih dikategorikan sebagai

labor intensive, hal ini

ditunjukkan oleh angka

elastisitas tenaga kerja lebih

besar daripada elastisitas

modal.

2. Adawo

(2011)

Nigeria (1970-

2006)

Pengujian dengan

Dickey-Fuller (DF),

dan Augmented

Dickey-Fuller (ADF)

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pendidikan Sekolah

Dasar, pembentukan modal fisik,

dan kesehatan berkontribusi

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sekolah menengah dan

perguruan tinggi tidak

berkontribusi terhadap

pertumbuhan ekonomi.

10

No Peneliti Lokasi, periode Alat analisis Hasil penelitian

3. Hendarmin

(2011)

Data panel

Kabupaten Kota

di Provinsi

Kalimantan Barat

(2001-2008)

Metode persamaan

simultan dengan Two

Stage Least Square

(TSLS)

1.Ada hubungan timbal balik

antara pertumbuhan ekonomi

dan pembangunan manusia.

2.Populasi, investasi dan

pembangunan manusia

berpengaruh positif signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi.

3.Pertumbuhan ekonomi dan

pengeluaran pemerintah pada

sektor pendidikan dan

kesehatan berpengaruh positif

signifikan terhadap

pembangunan manusia.

4. Kreishan dan

Hawarin

(2011)

Yordania (1978-

2007)

Uji kointegrasi dan

kausalitas

1.Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan jangka

panjang antara pendidikan dan

pertumbuhan ekonomi.

2.Tenaga kerja terdidik

berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi.

5. Tatoğlu

(2011)

20 negara anggota

Organisation for

Economic Co-

operation and

Development

(OECD) (1975

2005)

Uji kointegrasi dan

kausalitas

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa modal manusia baik

dalam jangka pendek maupun

jangka panjang akan

meningkatkan pertumbuhan

ekonomi.

6. Craigwell, Lowe

dan Bynoe

(2012)

19 negara di

Karibia

Regresi data panel Hasil penelitian menunjukkan

bahwa belanja pemerintah pada

bidang kesehatan berpengaruh

positif signifikan terhadap status

kesehatan, sedangkan belanja

pemerintah pada bidang

pendidikan tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap sekolah dasar dan

sekolah menengah

7. Afzal, Arshed dan

Sarwar

(2013)

Pakistan (1971-

1972 s/d 2010-

2011)

Uji kointegrasi dan

kausalitas dengan

pendekatan ARDL

1.Inflasi pangan memiliki

pengaruh negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi,

sedangkan pendidikan

memiliki dampak langsung

pada pertumbuhan ekonomi

baik dalam jangka pendek

mapun jangka panjang.

2.Terdapat hubungan kausalitas

antara pertumbuhan ekonomi

dan pendidikan, pendidikan

dan inflasi pangan serta inflasi

11

No Peneliti Lokasi, periode Alat analisis Hasil penelitian

pangan dan pertumbuhan

ekonomi.

8. Anwar, Mirdad

dan Pujianto

(2013)

Provinsi-provinsi

di pulau Jawa

(2000 – 2009)

Regresi data panel 1.Peningkatan jumlah pekerja

tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah di Pulau

Jawa.

2.Modal manusia, infrastruktur

listrik dan infrastruktur air

bersih berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan

ekonomi. Infrastruktur jalan

tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi.

9. Arabi dan Abdala

(2013)

Sudan (1982-

2009)

Metode persamaan

simultan dengan

Three Stage Leasts

Squares

1.Kualitas pendidikan

berpengaruh positif signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi.

2.Rasio total pengeluaran

pemerintah terhadap PDB

berpengaruh negatif pada rasio

investasi asing terhadap PDB.

3.Faktor kualitas kesehatan

berpengaruh positif signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi.

10. Atmakuri, Reddy

dan Rao

(2014)

15 daerah padat

penduduk di India

(1993-1994 dan

2004-2005)

Model variabel

dummy untuk menguji

hubungan dua arah

antara pertumbuhan

ekonomi dan

pembangunan

manusia

1.Hasil model ANOVA dengan

pendapatan per kapita sebagai

variabel dummy menunjukkan

nilai rata-rata yang lebih

rendah untuk kelompok

negara dengan pertumbuhan

yang rendah dibandingkan

dengan kelompok negara

dengan pertumbuhan yang

tinggi untuk periode 1993-

1994 dan 2004-2005

2.Hasil model ANOVA dengan

IPM sebagai variabel dummy

menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan

antara nilai rata-rata kelompok

negara dengan pembangunan

manusia yang tinggi dengan

kelompok negara dengan

pembangunan manusia yang

rendah untuk periode 1993-

1994 dan 2004-2005.

12

No Peneliti Lokasi, periode Alat analisis Hasil penelitian

11. Baltaci, Sekmen

dan Akbulut

(2015)

Data panel di

Turki (2004-2013)

Metode persamaan

simultan dengan Two

Stage Least Square

(TSLS)

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa transportasi udara

berpengaruh positif signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi

pada 26 daerah tingkat 2 di

Turki.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya dalam hal

topik yang berkaitan dengan pengaruh pembangunan manusia dan infrastruktur

terhadap pertumbuhan ekonomi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya terletak pada lokasi, periode data serta variabel yang diteliti.

Penelitian ini menganalisis pengaruh IPM dan infrastruktur terhadap pertumbuhan

ekonomi pada 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu

5 tahun, yang dimulai dari tahun 2009 hingga 2013.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan terkait

IPM, infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara adalah

sebagai berikut.

1. Tingginya peringkat nasional IPM tidak diikuti dengan tingginya

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara. Selama kurun waktu

2009-2013, Provinsi Sumatera Utara tetap masuk sebagai 10 besar provinsi

dengan IPM tertinggi dengan menduduki ranking ke-8. Namun peringkat

nasional pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara tidak pernah masuk

peringkat 10 besar nasional selama kurun waktu 2009-2013.

2. Keadaan infrastruktur di Provinsi Sumatera Utara dinilai belum cukup

memadai untuk mendukung peningkatan perekonomian. Pada infrastruktur

13

jalan misalnya, persentase jalan yang rusak di Provinsi Sumatera Utara sangat

tinggi, hanya 37 persen dari total panjang jalan yang berada dalam kondisi

baik.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun pertanyaan penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perkembangan IPM dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi

Provinsi Sumatera Utara?

2. Apakah terjadi hubungan saling mempengaruhi (two way relationship) antara

IPM dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara?

3. Bagaimana pengaruh proporsi pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan,

proporsi pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan Tingkat

Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) terhadap IPM Provinsi Sumatera Utara?

4. Bagaimana pengaruh IPM, Infrastruktur (Jalan, kesehatan, air) dan Tingkat

Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) terhadap pertumbuhan ekonomi

Provinsi Sumatera Utara?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis perkembangan IPM dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi

Provinsi Sumatera Utara.

14

2. Menganalisis apakah terjadi hubungan saling mempengaruhi (two way

relationship) antara IPM dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera

Utara.

3. Menganalisis pengaruh proporsi pengeluaran pemerintah di bidang

kesehatan, proporsi pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan

Tingkat Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) terhadap IPM Provinsi

Sumatera Utara.

4. Menganalisis pengaruh IPM, Infrastruktur (Jalan, kesehatan, air) dan Tingkat

Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) terhadap pertumbuhan ekonomi

Provinsi Sumatera Utara.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Mengetahui pengaruh IPM dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi

pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara

selaku pengambil keputusan dalam pembangunan ekonomi khususnya

masalah pertumbuhan ekonomi.

3. Sebagai pertimbangan dalam memproyeksi faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.

4. Menjadi bahan referensi tambahan untuk pengembangan keilmuan tentang

analisis pertumbuhan ekonomi.

15

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini terdiri dari 5 bab. Bab I Pendahuluan, memuat dan

menguraikan menganai latar belakang dilakukannya penelitian, keaslian

penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian

serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori/Kajian Pustaka, berisikan

uraian tentang landasan teori, kajian terhadap penelitian terdahulu, formula

hipotesis dan kerangka penelitian. Bab III Metode Penelitian, menjelaskan tentang

desain penelitian, metode pengumpulan data, definisi operasional dan metode

analisis data. Bab IV Analisis, berisi deskripsi data, uji hipotesis dan pembahasan.

Bab V Simpulan dan Saran, memuat kesimpulan hasil penelitian yang telah

dilakukan dan saran-saran.