bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/721/2/bangkit yudha kristianto bab i.pdf ·...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua
orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang
mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh orang
tua. Alam mempercayakan pertumbuhan serta perkembangan anak pada mereka.
Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya. Orang tua merupakan
pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak
mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari
pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua dikatakan pendidik
pertama karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama
kalinya dan dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari orang tua menjadi
dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Dra. Kartini Kartono, keluarga merupakan lembaga
pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai
makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada dalam hubungan interaksi
yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral,
dan pendidikan anak.
Prinsip serta harapan-harapan orang tua dalam bidang pendidikan anak
beraneka ragam coraknya, ada yang menginginkan anaknya menjalankan disiplin
keras, ada yang menginginkan anaknya lebih banyak kebebasan dalam berpikir
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

2
maupun bertindak. Ada orang tua yang terlalu melindungi anak, ada yang
bersikap acuh terhadap anak. Ada yang mengadakan suatu jarak dengan anak dan
ada pula yang menganggap anak sebagai teman. Suasana emosional di dalam
rumah, dapat sangat merangsang perkembangan otak anak yang sedang tumbuh
dan mengembangkan kemampuan mentalnya. Sebaliknya, suasana tersebut bisa
memperlambat perkembangan otak. Joan Beck dalam bukunya ìAsih, Asah,
Asuh, Mengasuh dan Mendidik Anak Agar Cerdasî, mengungkapkan, ìbanyak
proyek riset jangka lama menunjukkan bahwa intelegensi anak akan berkembang
ke tingkat yang lebih tinggi, bila sikap di rumah terhadap anak, hangat dan
demokratis daripada dingin dan otoritas. Mendidik anak dengan baik dan benar
berati menumbuh kembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi
jasmaniah dan rohaniah anak diupayakan tumbuh dan berkembang secara selaras.
Potensi jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui
pemenuhan kebutuhankebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang,
pangan, dan papan.
Bentuk-bentuk pola asuh orang tua sangat erat hubungannya dengan
kepribadian anak setelah menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan unsur-
unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah diletakkan benih-
benihnya ke dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal, yaitu pada masa
masih kanak-kanak. Watak juga ditentukan oleh cara-cara waktu kecil diajar
makan, diajar kebersihan, disiplin, diajar main dan bergaul dengan anak lain dan
sebagainya (Koentjaraningrat, 1997).
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

3
Tujuan orang tua dalam memberikan pola asuh kepada anak bukan
memberikan hukuman terhadap tindakan-tindakan yang salah, melainkan membantu
anak-anak khususnya remaja untuk mengontrol perilaku mereka sendiri,
mengembangkan disiplin diri, menerima tanggung jawab atas perilaku mereka
sendiri, dan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan dari orang lain.
Pola asuh dapat bekerja sangat baik ketika pola ini diterapkan pada anak secara
individu dan dalam situasi yang spesifik. Tingkat tercapainya potensi biologic
seseorang remaja, merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan
biofisikopsikososial termasuk pola asuh orang tua terhadap anak tersebut
(Soetjiningsih, 2004)
Mengasuh anak orang tua bukan hanya mampu mengkomunikasikan
fakta, gagasan, dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuh
kembangkan kepribadian anak. Merujuk pada teori Humanistik yang menitik
beratkan pendidikan bertumpu pada peserta didik. Artinya anak perlu mendapat
perhatian dalam membangun sistem pendidikan. Apabila anak telah menunjukkan
gejala-gejala yang kurang baik, berarti mereka sudah tidak menunjukkan niat
belajar yang sesungguhnya. Kalau gejala ini dibiarkan terus akan menjadi
masalah di dalam mencapai keberhasilan belajarnya (Riyanto, 2002).
Terjadinya penyimpangan perilaku anak disebabkan kurangnya
ketergantungan antara anak dengan orang tua. Hal ini terjadi karena antara anak
dan orang tua tidak pernah sama dalam segala hal. Ketergantungan anak kepada
orang tua ini dapat terlihat dari keinginan anak untuk memperoleh perlindungan,
dukungan, dan asuhan dari orang tua dalam segala aspek kehidupan. Selain itu,
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

4
anak yang menjadi “masalah” kemungkinan terjadi akibat dari tidak berfungsinya
sistem sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Dengan kata lain perilaku anak
merupakan reaksi atas perlakuan lingkungan terhadap dirinya (Clemes, 2001).
Hubungan yang baik antara orang tua dan remaja akan membantu pembinaan
diri remaja. Apabila ada hubungan yang baik antara kedua orang tua dan remaja,
maka remaja dapat terbuka kepada orang tua, berbagai masalah yang dirasakannya
dapat dicurahkan kepada orang tua. Sikap terbuka ini akan memudahkan melakukan
bimbingan kepada kaum remaja. Tetapi jika hubungannya dengan orang tua kurang
baik, maka remaja akan pergi keluar rumah untuk mencari jalan penyaluran dari
kecemasan dan kegoncangan jiwanya kepada teman-temannya yang senasib atau para
remaja yang memahaminya. Keadaan seperti itulah yang menyebabkan remaja
mudah terpengaruh oleh hal-hal negative, seperti terjerumus dalam kebiasaan
mengkonsumsi alkohol (Panuju, 1999).
Untuk meraih prestasi akademik yang baik, banyak orang berpendapat
perlunya memiliki intelegensi yang tinggi sebagai bekal potensial yang akan
memudahkan dalam belajar, dan pada akhirnya menghasilkan prestasi yang
optimal (Kamaluddin, 2005)
Perbedaan individual dari faktor kepribadian cenderung menentukan
penyesuaian diri dan kualitas prestasi akademik siswa. Faktor kepribadian seperti
self image, kesadaran diri, ideal diri, motivasi, pengendalian diri memerlukan
harmonisasi dalam proses belajar, yang akan mendukung terhadap hasil belajar
(Wahyuni, 2007).
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

5
Persepsi yang positif terhadap kepribadian akan mempengaruhi konsep
diri kearah yang positif, dan mendorong individu untuk meraih prestasi (Sahlan,
2000).
Bila kita berbicara mengenai prestasi sekolah anak, tidaklah semudah
yang kita bayangkan. Untuk itu, sebaiknya kita jangan terlampau cepat
mengatakan bahwa anak kita adalah anak yang kurang mampu mengikuti
pelajaran atau anak bodoh, jika anak kita menampilkan prestasi yang buruk di
sekolah. Banyak faktor yang memengaruhi prestasi sekolah anak. Faktor-faktor
tersebut bisa berasal dari diri anak sendiri atau bisa juga dari luar diri anak. Faktor
dari diri anak misalnya kecerdasan, kepribadian, dan motivasi/hasrat untuk
berprestasi. Sementara faktor dari luar meliputi lingkungan sekolah (guru, teman,
situasi belajar), rumah (hubungan anak dengan orang tua dan saudara), dan
masyarakat. Namun, di antara faktor-faktor tersebut, orang tua menempati
peranan yang terbesar dalam banyak hal. Orang tua adalah tokoh penting dalam
kehidupan seorang anak. Jadi, tidaklah mengherankan apabila orang tua
memberikan pengaruh yang luas terhadap diri anak, terutama dalam
perkembangan kepribadian anak. Sikap orang tua, corak hubungan orang tua-anak
dan minat, serta perhatian orang tua terhadap sekolah, bisa memengaruhi prestasi
anak. di tengah-tengah masyarakat, kita bisa menemukan ada beberapa sikap
orang tua yang mendukung/mendorong anak untuk berprestasi. Akan tetapi, tidak
jarang pula kita melihat sikap orang tua yang justru menghambat anak untuk
menampilkan prestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Salah satu di
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

6
antaranya adalah sikap orang tua yang mengharap berlebih pada anaknya.(
setyawati,20011 dalam wahyuni linda,2001 )
Tidak jarang orang tua dalam mengasuh atau mendidik anak-anaknya,
sangat dipengaruhi oleh keinginan atau ambisi dari orang tua itu sendiri tanpa
melihat kemampuan anak. Sikap yang demikianlah yang dikatakan sebagai sikap
mengharap yang berlebih dari orang tua terhadap anaknya. Contoh: Pada waktu
anak masih kecil, biasanya orang tua mengharapkan anaknya dapat mandiri. Oleh
karena itu, ia melatih anaknya agar dapat mandiri, tanpa memedulikan apakah
anaknya memang mampu mandiri. Setelah anak bertambah besar dan mulai
bersekolah, orang tua berharap anaknya berprestasi.( Elizabeth B. Hurlock,1995 ).
Banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak mereka setelah
diserahkan kepada guru di sekolah maka lepaslah hak dan kewajibannya untuk
memberikan pendidikan kepada mereka. Semua tanggung jawabnya telah beralih
kepada guru di sekolah, apakah menjadi pandai atau bodoh anak tersebut, akan
menjadi nakal atau berbudi pekerti yang baik dan luhur, maka itu adalah urusan
guru di sekolah. Padahal banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar,
di antaranya adalah pendapat A. Tabrani Rusyan, yaitu :
1. Faktor internal ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, yang
meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
2. Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak, yang meliputi :
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

7
a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.
b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan
iklim.
d. Faktor lingkungan spritual atau keagamaan.
Hasil survei di SMP Negeri 1 Bukateja pada tahun pelajaran 2014 tingkat
kelulusan ujian nasional dinyatakan 100% siswa lulus serta menempati ranking
urutan ke sembilan di semua SMP Negeri di Purbalingga, saat ini SMP Negeri 1
Bukateja pada tahun pelajaran 2014 mempunyai jumlah siswa 773 dengan
pembagian kelas I laki – laki 133 siswa dan perempuan 116 siswa jumlah
keseluruhan 249 siswa, kelas II laki – laki 138 siswa dan perempuan 139 siswa
jumlah keseluruhan 277 siswa serta kelas III laki – laki 119 siswa dan perempuan
128 siswa jumlah keseluruhan 247 siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari para guru SMP N 1 Bukateja,
rekapitulasi hasil ulangan semester tahun pelajaran 2014, Tiap – tiap kelas dengan
jumlah siswa 38.rata – rata sebanyak 79% siswa mendapat nilai dengan kategori
baik dan baik sekali serta 21% siswa mendapat nilai dengan kategori cukup atau
kurang.
Dengan melihat latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian “hubungan antara karakteristik dan pola asuh keluarga
dengan prestasi siswa SMP Negeri 1 Bukateja” .
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

8
B. Perumusan Masalah
Adapun alasan untuk memilih pokok masalah di atas adalah sebagai
berikut :
1. Anak adalah tunas bangsa yang akan menerima tongkat estafet
perjuangandan cita-cita bangsa, untuk itu anak memerlukan
bimbingan, arahan dan didikan dari orang tua sejak dini, sebagai
persiapan untuk menghadapi masa yang akan datang.
2. Keluarga adalah masyarakat terkecil yang paling inti, dari
keluargalah anak mulai memperoleh pendidikan sebelum
memasuki pendidikan secara formal di sekolah, oleh karena itu
pola asuh orang tua dalam mendidik anak akan mempengaruhi
keberhasilan anak adalam belajar.
3. Apakah pola asuh orang tua berperan atas prestasi siswa di SMP N
1 Bukateja.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan
penelitian yaitu “Adakah Hubungan Antara Karakteristik Dan Pola Asuh
Keluarga Dengan Prestasi siswa SMP Negeri 1 Bukateja tahun pelajaran 2014 ”.
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

9
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara karakteristik dan pola asuh keluarga dengan prestasi
siswa di SMP Negeri 1 Bukateja tahun pelajaran 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik orang tua siswa di SMP Negeri 1
Bukateja tahun pelajaran 2014.
b. Mengetahui gambaran pola asuh keluarga di SMP Negeri 1 Bukateja
tahun pelajaran 2014.
c. Mengetahui gambaran prestasi siswa di SMP Negeri 1 Bukateja tahun
pelajaran 2014.
d. Menganalisa hubungan antara karakteristik dan pola asuh keluarga dengan
prestasi siswa di SMP Negeri 1 Bukateja tahun pelajaran 2014.
D. Manfaat Penelitian
Secara umum ada beberapa pihak yang dituju untuk memperoleh manfaat
dari penelitian ini.
1. Bagi Keluarga
Untuk menambah pengetahuan keluarga dalam mengembangkan pola
asuh yang baik dan terarah serta terjalinnya komunikasi timbal balik, sehingga
mampu meningkatkan prestasi anak tersebut.
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

10
2. Bagi perawat dan keperawatan keluarga
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan informasi
tambahan untuk persiapan materi penyuluhan yang berguna untuk
meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan keluarga terhadap
perkembangan anak.
3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah di
dapat selama pendidikan serta menambah pengalaman dalam melakukan
penelitian ilmiah.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi
sehingga dapat di gunakan sebagai salah satu refrensi serta sebagai
perbendaharaan kepustakaan yang berkaitan dengan karakteristik dan pola
asuh keluarga dengan prestasi siswa di SMP N 1 Bukateja 2014.
E. Keaslian Penelitian
1. Armanda Spakutar “ Pola Asuh Orang Tua dan Tingkat Kebiasaan Remaja
Dalam Mengkonsumsi Alcohol ”. Berlokasi di Desa Sirajaoloan dengan
populasi penduduk daerah penelitian adalah 1125 jiwa dengan 150 KK.
Penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak remaja dengan kebiasaan
mengkonsumsi alcohol, dan remaja usia 15 – 20 tahun yang mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi alcohol di Desa Sirajaoloan kec. Tarutung. Sample
berasal dari orang tua yang mempunyai anak Remaja dengan kebiasaan
mengkonsumsi alcohol dan remaja dengan umur 15-20 tahun. Analisa Data
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

11
menggunakan metode Tabulating yaitu proses menempatkan data dalam
bentuk table yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis. Dengan
teknik analisa deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukan sebagian
besar responden remaja berada pada tingkat coba-coba dalam kebiasaanya
mengkonsumsi alcohol sebanyak 28 orang remaja ( 66,7% ). Pengguna tetap
13 orang remaja ( 30,1% ) dan pada tingkat kecanduan sebanyak 1 orang
remaja ( 2% ).
2. Athiyah Najah “ Hubungan Antara Persepsi Anak Terhadap Pola Asuh Orang
Tua Dengan Motivasi Belajar ”. lokasi MAN I Salatiga, Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN I Salatiga Jl. KH. Wahid
Hasyim NO.12 Salatiga. Sample sebagian siswa kelas XI Man I Salatiga.
Analisa Data menggunakan :
Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya sebaran data,
variable data penelitian dalam populasi.
Uji Linieritas
Hubungan antara persepsi anak terhadap pola asuh dengan motivasi
belajar mempunyai korelasi linier. Hal ini ditunjukan dengan nilai F
beda sebesar 0,442 dengan P > 0,05 yang berarti korelasinya linier.
Hasil persepsi anak terhadap pola asuh orang tua tidak mempengaruhi tingkat
motivasi belajar siswa. Hasil penelitian rerata empiric persepsi anak terhadap
pola asuh orang tua sebesar 101,406 dan rerata hipotetik sebesar 80,
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

12
sedangkan hasil rerata empiric. Motivasi belajar sebesar 103,469 dan rerata
hipotetik sebesar 85. Rerata empiric > rerata hipotetik yang berarti subjek
dalam penelitian ini memiliki persepsi terhadap pola asuh orang tua yang
positif dan tingkat motivasi belajar yang tergolong tinggi.
3. Bangkit Yudha Kristianto “ Hubungan Antara Karakteristik dan Pola Asuh
Keluarga Dengan Prestasi Siswa SMP N 1 Bukateja “. Populasi dalam
penelitian adalah siswa SMP N 1 Bukateja kelas II jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 277 siswa. Sample = 76 siswa dari 277 siswa SMP N 1
bukateja. Analisa data menggunakan analisis univeriat : menggunakan teknik
deskriptif kuantitatif dan analisa Bivariat : digunakan untuk melihat hubungan
antara karakteristik dan pola asuh keluarga dengan prestasi anak di SMP N 1
Bukateja. Dengan hasil Dari hasil penelitian didapatkan gambaran distribusi
frekuensi responden berdasarkan prestasi belajar yaitu sebanyak 7 responden
(9,2%) mempunyai tingkat prestasi sangat baik, dan 69 responden (90,8%)
mempunyai tingkat prestasi baik. Hal ini menunjukan tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa sangat tergantung pada pola asuh yang di terapkan oleh
orang tua di rumah. Semakin demokratis pola asuh yang diterapkan oleh
orang tua, maka akan semakin tinggi prestasi belajar siswa.
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016

13
F. Perbedaan Penelitian
1) Penelitian yang dilakukan Armanda Spakutar dilakukan pada tahun 2008.
menghubungkan cara pola asuh orang tua dengan tingkat keinginan remaja
mengkonsumsi minuman alcohol.
2) Penelitian yang dilakukan Athiyah Najah dilakukan pada tahun 2007
menghubungkan seberapa besar peran pola asuh orang tua untuk
memotivasi belajar anaknya.
3) Penelitian yang dilakukan Bangkit Yudha Kristianto dilakukan pada tahun
2014 menghubungkan karakteristik dan pola asuh orang tua dalam
membentuk pribadi siswa yang berprestasi.
Hubungan Antara Karakteristik..., BANGKIT YUDHA KRISTIANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2016