bab i,bab ii dan bab iii makalah 2

33
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial memerlukan yang namanya interaksi sosial. Interaksi sosial ini diwujudkan dengan komunikasi. Komunikasi merupakan hal esensial dalam kehidupan manusia yang mengatur hubungan manusia baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain di dalam masyarakat. Tanpa adanya komunikasi, mustahil manusia akan dapat bertahan hidupnya karena lewat komunikasi manusia menyampaikan apa yang sedang dirasa, dibutuhkan, dan dikehendakinya. Pada saat masa prasejarah, proses komunikasi telah terjadi walaupun tidak secara langsung yaitu lewat tanda dan simbol- simbol yang ditorehkan di dalam gua. Ini membuktikan bahwa komunikasi dilakukan lewat perantara tertentu. Seperti diketahui, komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan siapa saja. Setiap manusia perlu mengetahui bentuk – bentuk komunikasi yang ada di tengah-tengah masyarakat agar bisa berkomunikasi dengan tepat sehingga maksud dan tujuannya dapat tercapai. Seringkali seorang individu kurang memahami bagaimana cara berkomunikasi di tengah orang banyak atau masyarakat, padahal berbicara depan umum (public speaking) merupakan hal yang sangat penting dalam hal komunikasi. Kadangkala juga, sering terjadi miskomunikasi antar rekan sejawat maupun anatar profesi di dalam tim dalam mengerjakan tugas, contohnya tim kesehatan. Itu terjadi karena kurang 1

Upload: anja-tamabri

Post on 12-Dec-2015

133 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

makalalalalaah

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial memerlukan yang

namanya interaksi sosial. Interaksi sosial ini diwujudkan dengan komunikasi. Komunikasi

merupakan hal esensial dalam kehidupan manusia yang mengatur hubungan manusia baik

dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain di dalam masyarakat. Tanpa adanya

komunikasi, mustahil manusia akan dapat bertahan hidupnya karena lewat komunikasi

manusia menyampaikan apa yang sedang dirasa, dibutuhkan, dan dikehendakinya.

Pada saat masa prasejarah, proses komunikasi telah terjadi walaupun tidak secara

langsung yaitu lewat tanda dan simbol-simbol yang ditorehkan di dalam gua. Ini

membuktikan bahwa komunikasi dilakukan lewat perantara tertentu. Seperti diketahui,

komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan siapa saja. Setiap manusia perlu

mengetahui bentuk – bentuk komunikasi yang ada di tengah-tengah masyarakat agar bisa

berkomunikasi dengan tepat sehingga maksud dan tujuannya dapat tercapai. Seringkali

seorang individu kurang memahami bagaimana cara berkomunikasi di tengah orang banyak

atau masyarakat, padahal berbicara depan umum (public speaking) merupakan hal yang

sangat penting dalam hal komunikasi. Kadangkala juga, sering terjadi miskomunikasi antar

rekan sejawat maupun anatar profesi di dalam tim dalam mengerjakan tugas, contohnya tim

kesehatan. Itu terjadi karena kurang koordinasi karena kurangnya komunikasi satu sama lain.

Ini bisa bisa berimbas pada kesehatan dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, perlu

dibangun komunikasi yang baik antar rekan sejawat maupun antrar profesi. Di dalam

makalah ini akan dibahas bentuk-bentuk komunikasi yang terjadi di masyrakat seperti

komunikasi kelompok, komunikasi interprofesional, komunikasi massa dan komunikasi

publik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi kelompok?

2. Apa yang dimaksud dengan komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan?

3. Apa yang dimaksud degan komunikasi publik?

1

Page 2: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

4. Apa tujuan dan peran komunikasi massa dalam rangka edukasi dan promo kesehatan?

1.3 Tujuan

1. Untuk menjelaskan pengertian, karakteristik dan fungsi komunikasi kelompok

2. Untuk menjelaskan komunikasi interprofesional dan penerapannya dalam pelayanan

kesehatan

3. Untuk menjelaskan pengertian, ciri-ciri dan tujuan dari komunikasi kelompok

4. Untuk menjelaskan tujuan dan peran komunikasi masssa dalam rangka edukasi dan

promo kesehatan

2

Page 3: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

BAB II

Pembahasan

2.1 Komunikasi Kelompok Dalam Pelayanan Kesehatan

2.1.1 Pengertian Kelompok dan Komunikasi Kelompok

Kelompok merupakan komponen penting dalam kehdupan sosial manusia. Kelompok

baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk

dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua aspek

kehidupannya (Sendjaja). Kelompok adalah kumpulan tiga atau lebih inidviduu yang saling

berhubungan, dan hubungan tersebut membuat mereka menjadi interdependen (Cartwright &

Zander, 1968; Loomis, 1979; Zander, 1982).

Dalam sebuah kelompok atau grup, terdapat karakterikstik yang membedakan grup

yang satu dengan yang lain. Karakteristik yang dimiliki individu dalam sebuah kelompok

dikemukakan oleh Cartwright & Zander (1968), antara lain:

1. Semua individu dalam grup tersebut terikat atas interaksi yang sering terjadi.

2. Semua individu dalam grup didefinisikan sebagai anggota kelompok.

3. Semua anggota saling membeagikan atau sharing norma-norma terkait

permasalahan kepentingan bersama.

4. Setiap anggota berpartisipasi dalam sebuah sistem peran yang saling

berhubungan.

5. Setiap anggota saling mengidentifikasi satu sama lain sebagai hasil dari

menetapkan tujuan atau cita-cita.

6. Semua anggota membuat kelompokya sagar saling memberikan penghargaan.

7. Semua anggota saling mengejar tercapainya tujuan-tujuan secara promotif.

8. Tiap anggota memiliki persepsi yang beragam dalam suatu kelompok.

9. Setiap anggota cenderung bersikap sama saat bertindak terhadap lingkungan

sekitarnya.

Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi verbal maupun non verbal yang

terjadi diantara sekelompok individu yang mempunyai hubungan saling bergantung

(interdependen). Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human

3

Page 4: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

Communication, A Revisian of Approaching Speech/Communication, menyatakan

komunikasi kelompok merupakan interaksi tatap muka antara tiga atau lebih individu yang

berfungsi untuk memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki, misalkan tujuan untuk

saling berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota

dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.

Terdapat empat elemen dalam komunikasi kelompok yang dapat disimpulkan dari

definisi komunikasi kelompok menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner, antara lain:

Interaksi tatap muka (face to face)

Dalam komunikasi kelompok, interaksi tatap muka mengandung makna

bahwa setiap anggota kelompok harus dapat saling melihat dan mendengar,

serta memberikan feedback baik secara verbal maupun non verbal.

Jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi.

Jumlah individu yang terlibat dalam interaksi dan komunikasi kelompok

berkisar antara 3 sampai 20 individu. Jika jumlah partisipan melebihi 20,

komunikasi tidak dapat berjalan secara efektif.

Maksud dan tujuan yang dikehendaki.

Maksud dan tujuan yang dikehendaki akan menentukan identitas dari sebuah

kelompok. Ada 3 contoh identitas kelompok: Pertama, kelompok yang

bertujuan untuk sharing information, akan berfokus pada komunikasi impart

knowledge. Kedua, kelompok yang mempunyai tujuan self-maintenance, akan

berfokus pada komunikasi yang memusatkan perhatian pada anggota

kelompok dan struktur kelompok. Ketiga, kelompok yang bertujuan untuk

pemecahan masalah, akan berfokus pada komunikasi untuk membuat

keputusan yang dapat mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi

anggota lainnya.

Hal ini bermakna bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsung

berubungan satu sama lain dan tujuan dari kelompok tersebut sudah jelas, dan

identifikasi setiap anggota dengan kelompoknya relatif stabil dan permanen

4

Page 5: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

2.1.2 Karakteristik Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok mempunyai karakteristik yang sangat berpengaruh terhadap

efektivitas dalam pelaksanaan komunikasi. Terdapat dua karakteristik utama dalam

kelompok:

1. Norma, yaitu persetujuan atau perjanjian mengenai cara orang-orang dalam satu

kelompok saling berperilaku satu dengan lainnya. Norma juga sering dikenal

dengan hukum (law) maupun atura (rule), yaitu perilaku atau peraturan apa saja

yang dianggap pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam kelompok. Norma

dikelompokkan menjadi tiga kategori utama, yaitu:

a. Norma Sosial: mengatur hubungan para anggota kelompok. Menurut Adler

dan Rodman, terdapat hal-hal yang diharapkan pada kelompok melalui

norma sosial, antara lain, mendiskusikan persoalan yang tidak kontrovesial,

menceritakan gurauan, menceritakan kebenaran yang tidak dapat dibantah,

jangan merokok, jangan datang terlambat, dan jangan tidak hadir tanpa

alasan yang jelas.

b. Norma Prosedural: menguraikan secara rinci cara operasional sebuah

kelompok, membuat keputusan kelompok (ditentukan berdasarkan voting

mayoritas atau musyawarah hingga mencapai kesepakatan). Menurut Adler

dan Rodman, terdapat hal-hal yang diharapkan pada kelompok melalui

norma prosedural, antara lain, memperkenalkan setiap anggota kelompok,

senantiasa membuat agenda atau jadwal pertemuan, duduk saling

berhadapan (bertatap muka), memantapkan tujuan kelompok, jangan

meninggalkan pertemuan tanpa sebab, dan jangan memonopoli ataupun

mendominasi percakapan.

c. Norma Tugas: memusatkan pada pelaksanaan tugas dalam suatu kelompok.

Menurut Adler dan Rodman, terdapat hal-hal yang diharapkan pada

kelompok melalui norma tugas, antara lain, mengkritik ide bukan sang

penggagas, mendukug gagasan yang dianggap terbaik, memiliki kepedulian

dalam memecahkan masalah, saling berbagi beban pekerjaan, jangan pernah

memaksakan gagasan maupun kehendak dalam kelompok, dan jangan

berkata kasar jika merasa tidak setuju atas suatu gagasan.

5

Page 6: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

2. Peran (Role), yaitu pola-pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota

kelompok. Peran memiliki fungsi yang penting dalam suatu komunikasi kelompok.

Menurut Adler dan Rodman, terdapat dua fungsi peran, yaitu:

a. Fungsi tugas, terdiri dari pemberi informasi, pendapat, dan aturan serta

pencari informasi.

b. Fungsi pemeliharaan, terdiri dari pendorong partisipasi, penyelaras,

penurun ketegangan, dan penengah persoalan pribadi.

2.1.3 Fungsi Komunikasi Kelompok

1. Fungsi hubungan sosial, yaitu komunikasi kelompok yang berguna untuk

memelihara dan memantapkan hubungan sosial antar anggota.

2. Fungsi pendidikan, yaitu komunikasi kelompok menjadi sarana dalam pertukaran

dan sharing pengetahuan yang dimiliki antar anggota kelompok, baik secara formal

maupun non formal. Ada 3 faktor yang mempengaruhi berjalannya fungsi edukasi,

yaitu jumlah informasi baru yang disharingkan, jumlah partisipan, dan frekuensi

interaksi antar anggota kelompok.

3. Fungsi persuasi, yaitu setiap anggota kelompok berupaya untuk mengajak satu sama

lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

4. Fungsi pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, berkaitan dengan

penemuan alternatif atau solusi yang belum diketahui, dan memilih solusi-solusi

yang ditemukan untuk membuat suatu keputusan. Pemecahan masalah berfungsi

untuk menghasilkan materi yang dapat dijadikan sebagai bahan pembutaan

keputusan.

5. Fungsi terapi, yaitu setiap individu dalam kelompok saling membantu dalam

mengubah personal tiap anggota kelompok. Tindak komunikasi terapi dikenal dengan

self disclosure, artinya setiap anggota dianjurkan untuk terbuka mengenai masalah

yang dimilikinya. Contoh komunikasi terapi ialah komunikasi pada kelompok

rehabilitasi narkoba, perokok berat, dll.

2.1.4 Tipe Kelompok

Menurut Adler dan Rodman, terdapat tiga tipe kelompok, antara lain:

1. Kelompok Belajar (Learning Group)

6

Page 7: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

Dalam tipe kelompok belajar, pertukaran informasi secara dua arah menjadi

ciri utamanya. Pertukaran informasi dua arah terjadi pada saat sang edukator

menyumbangkan informasi yang dimiliki kepada penerima informasi. Tipe

kelompok ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan maupun

kemampuan anggotanya.

2. Kelompok Pertumbuhan (Growth Group)

Dalam tipe kelompok pertumbuhan, usaha untuk membantu anggota

kelompok mengidentifikasi dan mengarahkan mereka untuk peduli atas

permasalahan prbadi menjadi ciri utamanya. Contoh dari tipe kelompok

pertumbuhan ialah kelompok bimbingan perkawinan, psikologi, kelompok

terapi, dll.

3. Kelompok Pemecahan Masalah (Problem Solving Group)

Dalam tipe kelompok pemecahan masalah, bekerja sama untuk mengatasi

persoalan-persoalan yang dihadapi menjadi ciri utamanya. Contohnya, dalam

keluarga, semua anggota keluarga saling bekerja bersama untuk mencari

solusi dari permasalahan keluarga yang dihadapi.

2.1.5 Metode Pengambilan Keputusan

Terdapat empat metode pengambilan keputusan, antara lainnya:

1. Kewenangan tanpa diskusi

Keuntungan: cepat, berguna diterapkan saat kelompok tidak mempunyai

waktu cukup untuk berdiskusi.

Kerugian: menimbulkan persoalan, seperti hilangnya kepercayaan anggota.

2. Pendapat ahli

Keuntungan: keputusan anggota kelompok yang dianggap ahli tidak

diragukan kembali.

Kerugian: sulit untuk mengukur orang yang dianggap ahli.

3. Kewenangan setelah diskusi

Keuntungan: keputusan yang diambil meningkatkan kualitas dan tanggung

jawab para anggotanya, dan mencegah proses diskusi yang terlalu meluas.

Kerugian: timbul persaingan antara anggota kelompok untuk dapat

mempengaruhi pengambil dan pembuat keputusan.

4. Kesepakatan

7

Page 8: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

Keuntungan: partisipasi penuh dari anggota akan meningkatkan kualitas

keputusan yang diambil.

Kerugian: membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapai

kesepakatan, sehingga tidak dapat digunakan saat waktu mendesak.

2.1.6 Persektif Teoritis dalam Komunikasi Kelompok

1. Teori Perbandingan Sosial (Social Comparison Theory), menyatakan bahwa

komunikasi kelompok berlangsung karena individu memiliki kebutuhan untuk

membandingkan sikap dan kemampuannya dengan anggota kelompok lain.

2. Teori Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theory), berkaitan dengan

interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok (ciri-ciri populasi dan karakteristik

individu) dan dinamika kepribadian. Konsep teori kepribadian kelompok berfokus

pada sinergi, yaitu jumlah input energi dari anggota kelompok.

3. Teori Percakapan Kelompok (Group Achievemnet Theory), berkaitan dengan

produktivitas kelopok, atau upaya-upaya pencapaian melalui pemeriksaan masukan

dari anggota (member inputs), variabel-variabel dari perantara (mediating variables),

dan keluaran dari kelompok (group output).

4. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory), berkaitan dengan pengkajian

hubungan diantara dua orang (dyadic relationship) terhadap sifat kompleks dari suatu

kelompok. Menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep ekonomi

dan perilaku mengenai biaya dan imbalan.

5. Teori Sosiometrik (Sociometric Theory), mengacu pada pendekatan metodologis

dan teoritis terhadap kelompok, dengan asumsi bahwa individu dalam kelompok

saling tertarik satu sama lain sehingga menimbulkan tindakan komunikasi, dan

apabila saling menolak, tindakan komunikasi akan sedikit dilakukan.

2.1.7 Gangguan Komunikasi Kelompok:

1. Latar belakang budaya.

2. Ikatan kelompok.

3. Harapan dari masing-masing anggota kelompok.

4. Perbedaan latar belakang pendidikan setiap anggota.

5. Situasi dan kondisi proses komunikasi kelompok.

2.2 Komunikasi Interprofesional pada Pelayanan Kesehatan

8

Page 9: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

2.2.1 Komunikasi Interprofesional terhadap mitra profesi

Dalam pelayanan kesehatan, komunikasi interprofesional meliputi komunikasi

antara seluruh profesi yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien

agar pasien tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan merasa puas

terhadap pelayanan yang telah diberikan. Dalam melakukan komunikasi kesehatan, terdapat

faktor-faktor yang harus diperhatikan agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

efektif. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Isi dari pesan yang ingin disampaikan

2. Keadaan psikologis komunikan

3. Konteks dari pesan tersebut

4. Media komunikasi

5. Meminta umpan balik sebagai tolak ukur terhadap efek pesan tersebut

6. Evaluasi

Komunikasi kesehatan merupakan suatu proses kolaborasi yang membutuhkan

kerjasama kelompok yang baik demi tercapainya kepuasan pasien. Tidak jarang dijumpai

pasienyang merasa tidak puas akan pelayanan yang diberikan kepadanya. Hal ini bukan

dikarenakan fasilitas yang didapatkan oleh pasien yang kurang memuaskan, melainkan

komunikasi yang buruk antara dokter terhadap pasien maupun dokter terhadap mitra

profesinya. Untuk menghindari ketidakpuasan pasien ini, setiap petugas kesehatan harus

dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik, terutama dalam sebuah tim. Terdapat

beberapa komponen yang harus dipenuhi agar sebuah tim dapat dikatakan tim yang efektif

dan optimal. Komponen tersebut yaitu:

1. Komunikasi yang terbuka

2. Lingkungan kerja yang mendukung

3. Arahan yang jelas

4. Tugas dan peran yang jelas bagi setiap anggota tim

5. Saling menghargai

6. Tanggung jawab bersama

7. Keseimbangan dalam pembagian tugas

8. Penyelesaian konflik

9. Spesifikasi yang jelas mengenai otoritas

10. Prosedur pengambilan keputusan yang jelas

9

Page 10: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

11. Pembagian informasi secara rutin

12. Lingkungan yang memadai

13. Mekanisme evaluasi yang baik

Untuk menjalankan komunikasi yang efektif bukan hanya komponen dari suatu tim

harus terpenuhi, melainkan juga cara komunikator menyampaikan pesannya harus

dilakukan dengan benar. Dalam pelayanan kesehatan, komunikasi dapat dilakukan dalam

bentuk tulisan, komunikasi secara verbal, dan komunikasi secara non-verbal. Komunikasi

yang menggunakan tulisan sebagai media dapat berupa resep, rekam medik, ataupun surat

edaran. Rekam medik merupakan salah satu cara komunikasi yang krusial dalam pelayanan

kesehatan. Rekam medik merupakan sumber informasi bagi petugas kesehatan yang

bertindak dalam proses pengobatan pasien tersebut. Dalam rekam medik, terdapat berbagai

informasi mengenai riwayat penyakit pasien, diagnosis pasien, instruksi obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien. Komunikasi dalam bentuk verbal dan non-verbal dapat terjadi

dalam berbagai tingkatan, mulai dari komunikasi interpersonal hingga di hadapan publik.

Kedua cara komunikasi ini dapat terjadi baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan.

2.2.2 Komunikasi terhadap Mitra

Berdasarkan peran profesinya, terdapat beberapa jenis komunikasi interprofesional

dalam pelayanan kesehatan, yaitu:

1. Komunikasi antar Sejawat

Komunikasi antar sejawat merupakan komunikasi antar individu dalam lingkup profesi

yang sama. Komunikasi dengan rekan sejawat tentunya lebih sering dilakukan dibandingkan

komunikasi antar profesi lainnya. Dalam dunia kedokteran khususnya, hubungan antar

sejawat merupakan hubungan yang sakral. Hubungan antar sejawat ini bahkan disebutkan di

dalam “Sumpah Dokter Indonesia”, yaitu untuk memperlakukan teman sejawat selayaknya

saudara kandung. Komunikasi antar teman sejawat, khususnya dokter, diatur dalam Kode

Etik Kedokteran pasal 14. Di dalamnya di sebutkan beberapa kewajiban seorang dokter

terhadap sejawatnya, seperti:

1. Menyelesaikan masalah yang terjadi antar sejawat dengan musyawarah, dan

meminta bantuan kepada pengurus Ikatan Dokter Indonesia apabila tidak

dapat diselesaikan sendiri

2. Tidak mencemarkan nama baik teman sejawat

3. Sejawat senior wajib membimbing sejawat yang lebih muda

10

Page 11: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

4. Menasihati teman sejawat yang melakukan kekeliruan ataupun kesalahan

lainnya dalam pekerjaan.

5. Seorang dokter yang melakukan kesalahan harus menerima nasihat dengan

lapang dada

6. Tidak boleh memperlihatkan perbedaan pendapat di hadapan pasien

7. Dokter yang baru menetap di suatu tempat, wajib mengunjungi ataupun

mengabari teman sejawat yang telah berada di tempat tersebut

8. Setiap dokter menjadi anggota IDI yang setia dan aktif

2. Komunikasi antar Mitra Profesi Kesehatan Lainnya

Perbedaan profesi tentunya berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan tiap-tiap

individu. Bukan hanya perbedaan kemampuan yang terjadi, umumnya, perbedaan profesi

dapat menyebabkan perbedaan pola pikir, pendekatan terhadap suatu masalah, cara

penyelesaian suatu masalah, dan perbedaan pendapat lainnya. Perbedaan ini cenderung

menyebabkan komunikasi yang tidak efektif antar petugas kesehatan, khususnya perbedaan

persepsi masyarakat terhadap dokter dan profesi kesehatan lainnya. Pada dunia nyata, dokter

cenderung dipandang lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya. Hal seperti ini, dapat

berakibat pada komunikasi yang tidak efektif dikarenakan perbedaan penilaian pendapat,

dimana biasanya pendapat seorang dokter dianggap lebih baik ataupun benar jika

dibandingkan dengan profesi lainnya. Komunikasi yang tidak efektif ini, apabila dibiarkan

dapat berakibat fatal, seperti medical error yang dapat berakibat pada kematian pasien.

2.2.3 Prinsip Kesetaraan

Prinsip Kesetaraan di Indonesia, diatur dalam UU No.13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan. Prinsip ini diciptakan demi keadilan sosial. Dalam pelayanan kesehatan,

seringkali prinsip kesetaraan ini tidak dapat dipenuhi sesuai dengan undang-undang yang

telah dibuat. Masih banyak persepsi dari berbagai pihak, termasuk pasien dan profesi dalam

bidang pelayanan kesehatan, yang menimbulkan diskriminasi dengan cara menganggap

beberapa profesi lebih baik dibandingkan yang lainnya. Kejadian nyata yang seringkali

terjadi dalam bidang pelayanan kesehatan adalah persepsi masyarakat dimana posisi seorang

11

Page 12: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

dokter diatas profesi lainnya, sehingga seringkali pendapat seorang dokter lebih didengarkan

oleh profesi lainnya dan masyarakat umum.

Prinsip kesetaraan yang telah sedemikian rupa disusun ini bertujuan sebagai standar

universal agar tujuan dari pekerjaan tersebut dapat tercapai dengan efisien. Prinsip kesetaraan

ini meliputi beberapa hal, seperti:

1. Setiap petugas kesehatan memiliki kesempatan dan perlakuan yang sama

2. Seluruh pasien mendapatkan perlakuan yang sama tanpa memandang latar belakang dan

status sosialnya

3. Keputusan dibuat dengan objektif demi hasil yang terbaik

2.2.4 Penerapan Komunikasi dengan Sejawat dan Mitra Profesi Kesehatan Lainnya

Dalam penerapannya, komunikasi interprofesional seringkali terjadi dengan tidak

efektif. Ada beberapa hambatan dalam komunikasi yang menyebabkan hal tersebut terjadi.

Hambatan untuk mencapai komunikasi interprofesional yang efektif ini berupa:

Role Stress

Merupakan keadaan dimana beban pekerjaan petugas kesehatan

mempengaruhi suasana hati petugas kesehatan tersebut, sehingga berdampak

pada cara petugas kesehatan tersebut berkomunikasi. Role stress

diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu:

Role Conflict

Terjadi akibat adanya perbedaan antara realitas dan ekspektasi

terhadap pekerjaannya. Hal ini dapat pula terjadi dikarenakan

kurangnya apresiasi orang lain terhadap pekerjaan yang telah

dilakukannya. Role conflict dapat dihindari dengan cara menciptakan

lingkungan kerja yang menghargai satu sama lain.

Role Overload

Keadaan dimana pasien melebihi kapasitas petugas kesehatan,

sehingga petugas medis kelelahan. Hal ini dapat mempengaruhi

suasana hati petugas medis yang akan berdampak terhadap cara

komunikasi petugas medis tersebut.

Lack of Interprofessional Understanding

12

Page 13: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

Merupakan salah penafsiran dan kebingungan terhadap peran petugas

kesehatan.

Autonomy Struggles

Perbedaan tingkatan otonomi antar profesi dapat menyebabkan terjadinya

ketegangan interpersonal.

Hambatan dalam terjadinya komunikasi yang efektif ini dapat diselesaikan dengan

berbagai solusi. Solusi tersebut adalah:

1. Membuka wawasan mahasiswa yang bergerak dalam pelayanan kesehatan tentang

keadaan pekerjaan dan perannya di dunia kerja nantinya.

2. Pengaturan jumlah pasien yang dapat ditangani oleh petugas kesehatan

3. Melakukan pembenahan manajerial dengan cara pengaturan hak, peran, dan tugas

yang jelas, pemberian otonomi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing

petugas, mereposisi hubungan antar petugas kesehatan sebagai hubungan yang saling

melengkapi.

4. Jika melakukan komunikasi tertulis, harus ditulis dengan jelas dan lengkap

5. Mengklarifikasikan maksud dari pesan yang ditulis

Apabila komunikasi interprofesional dapat berjalan dengan lancar, banyak manfaat

yang dapat diperoleh dari sistem komunikasi interprofesional tersebut:

1. Pelayanan terhadap pasien menjadi lebih optimal

2. Kepuasan pekerjaan yang lebih besar

3. Jangkauan jasa yang ditawarkan lebih luas

4. Meningkatkan dukungan terhadap petugas kesehatan

Namun, apabila komunikasi interprofesional yang baik gagal, dampak yang akan terjadi

adalah:

1. Inefisiensi dikarenakan pengulangan prosedur

2. Tertundanya suatu pelayanan

3. Berbagai sumber daya terbuang sia-sia, terutama untuk pengulangan prosedur yang

tidak dibutuhkan

4. Ketidaknyamanan pasien

5. Kesalahan prosedur

13

Page 14: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

2.3 Komunikasi Publik

2.3.1 Pengertian Komunikasi Publik

Komunikasi terbagi menjadi bermacam-macam berdasarkan jumlah audiensnya. Salah

satunya adalah komunikasi publik. Komunikasi publik merupakan suatu komunikasi yang

dilakukan di depan banyak orang. Komunikasi publik adalah penyampaian pesan berupa ide

atau gagasan, informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak. Dalam komunikasi

publik pesan yang disampaikan dapat berupa suatu informasi, ajakan, gagasan. Sarananya

bisa melalui media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi demonstrasi,

blog, situs jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail, milis, SMS, surat, surat

pembaca, reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik.

2.3.2 Ciri-ciri komunikasi publik

Komunikasi publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan

dapat disampaikan secara efektif dan efisien. Komunikasi publik sering juga disebut dengan

komunikasi massa. Namun, komunikasi publik memiliki makna yang lebih luas dibanding

dengan komunikasi massa. Ciri-ciri komunikasi publik adalah:

1. Satu pihak (pendengar) cenderung lebih pasif.

2. Interaksi antara sumber dan penerima terbatas

3. Umpan balik yang diberikan terbatas

4. Dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, tempat ibadah.

5. Dihadiri oleh sejumlah besar orang

6. Biasanya telah direncanakan

7. Sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur, memberikan

penghormatan dan membujuk

2.3.3 Tujuan Komunikasi Publik

Dalam komunikasi publik terdapat tujuan yang spesifik untuk meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Marketing.

14

Page 15: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

Kemempuan untuk memasarkan suatu produk atau sesuatu untuk membujuk publik agar

bersedia menggunakan produknya.

2. Sosial.

Melakukan kegiatan yang bertujuan untuk khalayak publik atau masyarakat. Contohnya

seperti bakti sosial yang bertujuan untuk kesejahteraan publik.

3. Edukasi.

Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat atau publik agar lebih mengetahui

dan memahami mengenai sesuatu hal dalam bidang kesehatan. Contoh seperti kegiatan

promosi atau penyuluhan kesehatan.

Dalam komunikasi publik terdapat beberapa hal yang menjadi tuntutan dari publik,

antara lain:

1.Pesan harus relevan terhadap kondisi mayoritas publik

2.Bahasa yang digunakan harus yang sudah umum

3.Umpan balik yang terbatas

4.Khalayak yang dihadapi banyak dan beraneka ragam

5.Banyaknya jumlah khalayak pendengar memperbesar kemungkinan kesalahan dalam

menafsirkan umpan balik

6.Pembicara harus membuat persiapan yang lebih matang

7. Adaptasi yang harus dilakukan oleh pembicara

8.Analisis khalayak pendengar lebiih sulit dan tidak akurat karena pembicara

berinteraksidengan banyak orang

9. Sulit memusatkan perhatian terhadap pesan karena banyak yang menarik perhatian

publik

10. Perubahan pesan bisa lebih banyak karena pesan sampai kepada lebih banyak orang

15

Page 16: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

2.3.4 Prinsip Komunikasi Publik

Terdapat beberapa prinsip komunikasi publik:

1. Menghargai orang lain (respect)

Prinsip pertama yang sangat penting untuk dimiliki adalah sikap menghargai orang

lain yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Prinsipnya adalah ingin dihargai dan

dianggap penting. Bahkan jika memarahi dan mengkritik seseorang harus dengan respek.

Dengan adanya sikap saling menghargai, maka akan terbentuk kerjasama yang efektif.

Mwilliam James berpendapat bahwa kebutuhan untuk dihargai adalah prinsip paling dasar

pada sifat dasar manusia.

2. Empati (empathy)

Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri pada kondisi atau situasi

yang dihadapi. Hal utama yang paling penting dalam empati adalah kemampuan untuk

mendengarkan dan mengerti masalah yang terjadi sebelum didengar atau dimengerti oleh

orang lain. Dengan adanya rasa empati, maka akan memudahkan dalam menyampaikan pesan

dengan cara dan sikap yang mudah diterima oleh penerima pesan.

3. Dapat dimengerti (Audible)

Audible berarti pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimmengerti oleh si

penerima pesan. Pesan yang disampaikan dapat melalui berbagai cara baik seperti media atau

perlengkapan atau alat bantu lainnya agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh

penerima pesan.

4. Kejelasan (clarity)

Pesan yang disampaikan dalam komunikasi harus mudah dimengerti dan tidak

menimbulkan multitafsir dari penerima pesan. Clarity dapat pula diartikan sebagai

keterbukaan dan transparasi sehingga tidak terjadi sikap saling curiga.

5. Rendah hati (humble)

Dalam komunikasi diperlukan sikap rendah hati agar tidak terjadi sikap canggung

ataupun sikap tidak senang satu sama lain.

16

Page 17: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

2.4 Komunikasi Massa dalam Rangka Edukasi dan Promosi Kesehatan

2.4.1 Tujuan Komunikasi Massa dalam Rangka Edukasi dan Promosi Kesehatan

Secara umum, komunikasi massa atau media massa memiliki beberapa tujuan, yaitu :

A. Mengubah sikap (to change the attitude)

B. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)

C. Mengubah perilaku (to change the behavior)

D. Mengubah masyarakat (to change the society)

2.4.2 Peran Komunikasi Massa

Komunikasi massa berperan penting dalam kegiatan kesehatan, khususnya preventif atau

pencegahan penyakit. Kegiatan tersebut meliputi edukasi kesehatan dan promosi kesehatan.

Edukasi Kesehatan

Edukasi kesehatan merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan secara sengaja melalui

sebuah rancangan untuk memberikan pemahaman atau pembelajaran tentang kesehatan atau

beberapa penyakit yang berhubungan. Secara umum, tujuan pendidikan kesehatan adalah

mengubah perilaku individu dan masyarakat di bidang kesehatan, serta tercapainya

perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam memelihara perilaku sehat serta

berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat mencapai edukasi yang

efektif, yaitu :

a) Sumber yang menyampaikan informasi, sikap, pengetahuan, kemampuan

berkomunikasi, serta kesesuaian sistem dan budaya harus diperhatikan.

b) Pesan yang disampaikan harus jelas, sederhana, spesifik, tepat, relevan, dan sesuai

17

Page 18: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

konteks waktunya.

c) Saluran atau alat yang digunakan dapat diakses dengan baik dan harga terjangkau.

d) Memperhatikan kesiapan penerima pesan.

Edukasi kesehatan dapat dibentuk atau dibangun menjadi sebuah pembelajaran kesehatan

yang efektif serta memiliki banyak hal positif yang dapat menimbulkan efek yang signifikan.

Hal tersebut dapat menghasilkan perubahan, pemahaman, serta cara berfikir yang

mempengaruhi nilai-nilai. Selain itu, hal tersebut juga dapat memfasilitasi pembelajaran

keterampilan baru dan pada akhirnya mereka dapat menyebabkan perubahan yang diinginkan

dalam perilaku ataupun gaya hidup.

Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan bentuk kegiatan atau aktivitas bertujuan meningkatkan

kualitas hidup sehat dalam jangka waktu panjang berdasarkan pada kebiasaan hidup. Promosi

kesehatan juga menjadi salah satuupaya untuk mempengaruhi masyarakat agar menghentikan

perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau pelaing tidak

beresiko rendah.

Untuk mencapai promosi kesehatan yang efektif, terdapat beberapa straregi yang perlu

diperhatikan. Strategi promosi kesehatan, yaitu :

1. Behavioral Approach

Behavioral approach merupakan kebiasaan yang mengubah pola pikir.

2. Self-empowerment Approach

Self-empowerment approach yaitu mengarahkan audiens untuk memilih yang sehat.

3. Collective Action Approach

Collective action approach yaitu meningkatkan kesehatan dengan sosial ekonomi.

Kemudian, promosi kesehatan dapat dibagi berdasarkan tempat diselenggarakannya

promosi kesehatan tersebut, yaitu di sekolah dan tempat kerja.

1. Promosi Kesehatan di Sekolah

Pada promosi kesehatan di sekolah, terdapat tiga elemen penting yaitu :

18

Page 19: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

a) Meningkatkan pendidikan kesehatan melalui kurikulum formal

b) Peningkatan lingkungan fisik dan sosial

c) Perluasan jaringan di sekolah

2. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Pada promosi kesehatan di tempat kerja, dapat dilakukan dengan cara :

a) Meningkatkan kepedulian kesehatan di lingkungan kerja

b) Memberikan model yang baik dalam promosi kesehatan

c) Membuat panduan yang efektif untuk bekerja secara sehat

d) Memasukan perundangan mengenai kesehatan kedalamaturan resmi dari

tempat kerja

19

Page 20: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelompok yang dijembatani oleh komunikasi merupakan komponen penting dalam

kehidupan sosial manusia. Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi verbal maupun

non verbal yang terjadi diantara sekelompok individu yang mempunyai hubungan saling

bergantung (interdependen). Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human

Communication, A Revisian of Approaching Speech/Communication, menyatakan

komunikasi kelompok merupakan interaksi tatap muka antara tiga atau lebih individu yang

berfungsi untuk memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki, misalkan tujuan untuk

saling berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota

dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Komunikasi

kelompok mempunyai karakteristik yang sangat berpengaruh terhadap efektivitas dalam

pelaksanaan komunikasi. Terdapat dua karakteristik utama dalam kelompok yaitu Norma dan

Peran. Komunikasi kelompok mencakup beberapa fungsi diantaranya Fungsi hubungan

sosial, Fungsi pendidikan, Fungsi persuasi, Fungsi pemecahan masalah dan pembuatan

keputusan dan Fungsi terapi.

Komunikasi juga digunakan dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi yang terjadi

diantaranya adalah komunikasi interprofesional, komunikasi publik dan komunikasi massa.

Komunikasi interprofesional meliputi komunikasi antara seluruh profesi yang terlibat dalam

pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien agar pasien tersebut mendapatkan pelayanan

kesehatan yang optimal dan merasa puas terhadap pelayanan yang telah diberikan.

Komunikasi publik merupakan suatu komunikasi yang dilakukan di depan banyak orang.

Contoh komunikasi public yang digunakan dalam pelayanan kesehatan adalah seminar

20

Page 21: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

tentang penyakit, penyuluhan, dan lain lain. Komunikasi massa berperan penting dalam

kegiatan kesehatan, khususnya preventif atau pencegahan penyakit. Kegiatan tersebut

meliputi edukasi kesehatan dan promosi kesehatan. Edukasi kesehatan merupakan sebuah

kegiatan yang dilakukan secara sengaja melalui sebuah rancangan untuk memberikan

pemahaman atau pembelajaran tentang kesehatan atau beberapa penyakit yang berhubungan.

Promosi kesehatan merupakan bentuk kegiatan atau aktivitas bertujuan meningkatkan

kualitas hidup sehat dalam jangka waktu panjang berdasarkan pada kebiasaan hidup.

3.2 Saran

Menyadari masih jauhnya dari kata sempurna karena dirasa banyak kesalahan dan

kekurangan penulis dalam menyusun makalah ini baik dari segi isi, tampilan maupun penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran sehingga nantinya makalah ini dapat menjadi lebih

baik lagi kedepannya.

21

Page 22: Bab i,Bab II Dan Bab III Makalah 2

Daftar Pustaka

Adler, R.B. dan Rodman,G. (2006). Understanding Human Communication. 9th ed. New

York: Oxford University Press

Basuki, E. (2008). Komunikasi antar Petugas Kesehatan. Jakarta: Departemen Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Berry, D. (2006). Health Communication: Theory and Practice. [Place unknown]: Open

University Press.

Berry, D. (2007). Health Communication: Theory and Practice. New York: McGraw-Hill

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi

Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA, Jakarta 2008

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi

Kesehatan, Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2008

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi

Kesehatan, Jakarta 2004

http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2013/01/pentingnya-komunikasi-massa-dan-

media_27.html

https://dummiesboy.wordpress.com/2012/01/13/tujuan-dan-manfaat-edukasi-dalam-

pelayanan-kesehatan/

International Labour Organization. (2013). Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep dan

Prinsip Utama. Jakarta: International Labour Organization.

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia. (2004). Kode Etik Kedokteran Indonesia

dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia.

Northouse, L.L dan Peter G. N. (1998). Health Communication.USA: Appleton & Lange

O’Daniel, Michelle & Rosenstein, A.H. (2008). Patient Safety and Quality: An Evidence

Based Handbook for Nurses. United States of America: AHRQ.

Putri, T.H. dan Fanani, A. (2013). Komunikasi kesehatan. Yogyakarta: Mitra Setia

Sendjaja, SD. (2004). Teori Komunikasi. Depok: Pusat Penerbitan Universitas Indonesia

Tubbs SL, Moss S. Human communication. 2nd ed. New York: McGraw-Hill

22