bab iii metode penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13306/3/t2... · 2017-12-13 · 6....

16
181 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan menggunakan model evaluasi Three Dimensional Cube pengembangan Hammond. Evaluasi Three Dimensional Cube digunakan dengan pertimbangan bahwa evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi ketercapaian tujuan program dan menganalisis faktor keberhasilan ataupun kegagalan program. Hammond berpendapat bahwa keberhasilan atau kegagalan program tidak terlepas dari interaksi antar komponen program. Hammond membagi komponen program ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi instruksional, Institutional, dan behavior. Dimensi instruksional mendeskripsikan program dari variabel organisasi, konten, metodologi, fasilitas dan biaya. Dimensi Institutional menggambarkan variabel siswa, guru, administrator, spesialis pendidikan, keluarga, dan komunitas. Dimensi behavior digambarkan dari variabel kognitif, afektif dan psikomotor. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga yang mana lembaga tersebut merupakan penyelenggara program pelatihan In House Training

Upload: dinhcong

Post on 03-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

181

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif

dengan menggunakan model evaluasi Three Dimensional

Cube pengembangan Hammond. Evaluasi Three

Dimensional Cube digunakan dengan pertimbangan

bahwa evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi

ketercapaian tujuan program dan menganalisis faktor

keberhasilan ataupun kegagalan program. Hammond

berpendapat bahwa keberhasilan atau kegagalan

program tidak terlepas dari interaksi antar komponen

program. Hammond membagi komponen program ke

dalam tiga dimensi, yaitu dimensi instruksional,

Institutional, dan behavior. Dimensi instruksional

mendeskripsikan program dari variabel organisasi,

konten, metodologi, fasilitas dan biaya. Dimensi

Institutional menggambarkan variabel siswa, guru,

administrator, spesialis pendidikan, keluarga, dan

komunitas. Dimensi behavior digambarkan dari variabel

kognitif, afektif dan psikomotor.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah

(Plus) Salatiga yang mana lembaga tersebut merupakan

penyelenggara program pelatihan In House Training

182

(IHT) untuk meningkatkan kompetensi para guru di

sekolah tersebut. Penelitian mengenai evaluasi Program

Pelatihan In House Training (IHT) SD Muhammadiyah

(Plus) Salatiga tahun pelajaran 2013/2014 akan

dilakukan dari bulan Juli 2016 – Desember 2016.

3.3. Definisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat sebuah variabel

bebas, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi program

pelatihan IHT, dan sebuah variabel terikat, yaitu

keberhasilan program IHT. Untuk menghindari salah

penafsiran, maka definisi operasional pada penelitian

yang berjudul “Evaluasi Program Pelatihan In House

Training (IHT) SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga” ini

antara lain:

1. Keberhasilan Program IHT (In House Training)

Keberhasilan program IHT dapat diukur melalui

ketercapaian tujuan dari pelaksanaan IHT. Adapun

salah satu tujuan khusus dari pelaksanaan IHT SD

Muhammadiyah (Plus) Salatiga tahun pelajaran

2013/2014 adalah meningkatkan kompetensi guru

yang meliputi perubahan pengetahuan, keterampilan

dan sikap peserta sesuai dengan tujuan pelatihan

IHT yang diukur setelah 3 tahun sejak pelatihan IHT

dilaksanakan. Sejalan dengan model evaluasi yang

dikembangkan oleh Hammond, maka kompetensi

guru diukur melalui dimensi behavior, yang meliputi

183

kognitif, psikomotor, dan afektif. Adapun kisi-kisi dari

keberhasilan program IHT dapat dilihat pada tabel

3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Keberhasilan Program IHT

Variabel Sub Variabel Indikator

Keberhasilan program IHT

1. Kognitif 1. Menambah pengetahuan dan wawasan

2. Mengaplikasikan pengetahuan

2. afektif 3. Mendukung misi sekolah 4. Peningkatan minat mengajar

pada peserta pelatihan 5. Peningkatan ketertiban dalam

melaksanakan ibadah 6. Penyesuaian diri dalam

organisasi

3. psikomotor 7. Kemampuan memberi penilaian hasil belajar siswa sesuai K-13

8. Kemampuan melakukan diversifikasi model dan metode pembelajaran

9. Kemampuan membuat inovasi teknologi dalam pembelajaran

10. Penggunaan bahan ajar yang bervariasi

11. Merencanakan pengembangan karir akademik berbasis prestasi

12. Penggunaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris

13. Meningkatkan praktek religiusitas

14. peningkatan prestasi guru

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Program IHT

Penelitian ini juga berfokus pada faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan pelatihan IHT yang

diselenggarakan oleh SD Muhammadiyah (Plus)

Salatiga pada tahun 2013/2014. Sehubungan dengan

penggunaan model evaluasi yang dikembangkan oleh

Hammond, maka faktor-faktor tersebut

dikelompokkan dan diukur melalui dimensi

184

instructional, dan institutional. Dimensi instructional

meliputi organisasi, konten, metodologi, fasilitas, dan

biaya. Dimensi institutional meliputi pemateri, peserta

pelatihan, administrator atau panitia, spesialis

pendidikan, keluarga, dan komunitas. Adapun kisi-

kisi dari faktor-faktor yang mempengaruhi program

pelatihan IHT dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Program IHT

Variabel Sub Variabel Indikator

Faktor-faktor yang Mempengaruhi program IHT

1. Organisasi 1. kesesuaian materi pelatihan terhadap level peserta

2. pengurutan materi dari mudah ke sulit

3. pembagian durasi waktu dalam satu materi

2. Materi/ konten

4. pemilihan topik yang diberikan dalam pelatihan

5. Kesesuaian topik dengan kebutuhan guru

3. Metode

6. Pemilihan metode penyampaian materi

7. Kesesuaian metode penyampaian materi

8. Penggunaan tipe interaksi 9. Penggunaan teori belajar mengajar

dalam pelatihan

4. Fasilitas 10. Pelayanan dan fasilitas pelatihan IHT (ruangan, media, dll)

5. Biaya 11. penggunaan biaya

6. Instruktur/ pemateri

12. kualifikiasi pemateri 13. Penguasaan materi pelatihan 14. Kejelasan penyampaian materi

pelatihan 15. Memberi kesempatan peserta

untuk bertanya dan kejelasan

jawabannya

7. Peserta 16. Data peserta (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama masa kerja, kelas yang diampu)

17. Motivasi peserta mengikuti pelatihan

8. administrator/ panitia

18. pemilihan panitia pelatihan 19. kualifikasi panitia

9. spesialis 20. keterlibatan spesialis pendidikan

185

Variabel Sub Variabel Indikator

pendidikan dalam pelatihan

10. Keluarga

dan komunitas

21. Bentuk dukungan dari keluarga

dan komunitas

3.4. Sumber Informasi

Data dalam penelitian ini didapat dari beberapa

sumber. Adapun sumber informasi dalam evaluasi

Program Pelatihan In House Training (IHT) SD

Muhammadiyah (Plus) Salatiga tahun pelajaran

2013/2014 ini adalah Wakil Kepala Sekolah, panitia

penyelenggara pelatihan, dan guru sebagai peserta

pelatihan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

dengan wawancara, angket, dan studi dokumen. Sesuai

dengan penggunaan model evaluasi Three Dimensional

Cube Hammond, maka kisi-kisi teknik pengumpulan

data dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pengumpulan Data

Kategori Indikator instrumen Sumber

data W A D

Dimensi

Instructional

Organisasi

- kesesuaian materi pelatihan

terhadap level peserta Panitia

- pengurutan materi dari mudah ke

sulit

Panitia

- pembagian durasi waktu dalam satu

materi

Panitia

Konten/ materi

- pemilihan topik yang diberikan

dalam pelatihan

Panitia

186

Kategori Indikator instrumen Sumber

data W A D

- kesesuaian topik dengan kebutuhan

guru

Panitia,

peserta

Metodologi

- pemilihan metode penyampaian

materi

Panitia,

peserta

- kesesuaian metode penyampaian

materi

Panitia,

peserta

- penggunaan tipe interaksi peserta

- penggunaan teori belajar dalam

pelatihan

peserta

Fasilitas

- Pelayanan dan fasilitas pelatihan IHT

(ruangan, media, dll)

Panitia,

peserta

Biaya

- penggunaan biaya Panitia

Dimensi

Institutional

Pemateri

- kualifikiasi pemateri Panitia

- penguasaan materi pelatihan Peserta

- kejelasan penyampaian materi

pelatihan

Peserta

- memberi kesempatan peserta untuk

bertanya dan kejelasan jawaban

Peserta

peserta pelatihan

- data peserta (usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, lama masa

kerja, kelas yang diampu)

Peserta

- motivasi peserta mengikuti pelatihan Peserta

administrator/ panitia

- pemilihan panitia pelatihan Panitia

waka

spesialis pendidikan

- keterlibatan spesialis pendidikan

dalam pelatihan

Panitia

Keluarga

- bentuk dukungan keluarga terhadap

program pelatihan

Peserta

Komunitas

- bentuk dukungan komunitas

terhadap program pelatihan

Peserta

Dimensi

behavior

Kognitif

- menambah pengetahuan dan

wawasan

Peserta

- mengaplikasikan pengetahuan Peserta

187

Kategori Indikator instrumen Sumber

data W A D

Afektif

- mendukung misi sekolah peserta

- peningkatan minat mengajar pada

peserta pelatihan

Waka,

Panitia,

peserta

- peningkatan ketertiban dalam

melaksanakan ritual ibadah

Waka,

Panitia,

peserta

- penyesuaian diri dalam organisasi

sekolah

Waka,

Panitia,

peserta

Psikomotor

- kemampuan memberi penilaian hasil

belajar siswa sesuai K13

Peserta

- kemampuan melakukan diversifikasi

model dan metode pembelajaran

Peserta

- kemampuan melakukan inovasi

teknologi dalam pembelajaran

Waka,

Panitia,

peserta

- penggunaan bahan ajar yang

bervariasi

Waka,

Panitia,

peserta

- merencanakan pengembangan karir

akademik berbasis prestasi

peserta

- penggunaan Bahasa Arab dan

Bahasa Inggris

Waka,

Panitia,

peserta

- meningkatkan praktek religiusitas Peserta

- peningkatan prestasi guru Waka,

Panitia

Berdasarkan Tabel 3.3, tampak bahwa terdapat

lima variabel dalam dimensi instructional, yaitu variabel

organisasi, konten, metodologi, fasilitas, dan biaya.

Sumber data dari variabel dalam dimensi instructional

ini adalah panitia, wakil kepala sekolah dan peserta

pelatihan. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi

dokumen dan angket. Data yang berasal dari panitia

188

meliputi variabel organisasi, konten, metodologi,

fasilitas, dan biaya melalui teknik data berupa

wawancara dan studi dokumen. Data yang berasal dari

peserta pelatihan meliputi variabel organisasi, konten,

metodologi, dan fasilitas melalui angket.

Dimensi Institutional terdiri dari variabel

pemateri, peserta, administrator/panitia, spesialis

pendidikan, keluarga dan komunitas. Data dari dimensi

ini diperoleh dari panitia dan peserta pelatihan. Teknik

pengumpulan data yang digunakan untuk mengambil

data pada variabel ini adalah wawancara dan angket.

Data yang diperoleh dari wakil kepala sekolah adalah

data mengenai variabel administrator/panitia melalui

wawancara. Data dari panitia merupakan data dari

Variabel siswa, guru, administrator, dan spesialis

pendidikan melalui wawancara dan studi dokumen.

Sedangkan data yang berasal dari peserta adalah data

dari variabel pemateri, keluarga dan komunitas melalui

angket.

Dimensi behavior meliputi variabel kognitif,

afektif, dan psikomotor. Dimensi ini merupakan tujuan

dari pelatihan yang dikelompokkan dalam variabel

kognitif, afektif dan psikomotor. Data mengenai ketiga

variabel tersebut diperoleh dari wakil kepala sekolah,

panitia, dan peserta pelatihan. Data dikumpulkan

menggunakan teknik wawancara, studi dokumen dan

angket. Data yang diperoleh dari wakil kepala sekolah

189

didapatkan melalui wawancara, data yang diperoleh

dari panitia dikumpulkan melalui studi dokumen, dan

data yang diperoleh dari peserta didapatkan melalui

angket.

3.4.1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara

bertahap yang artinya pewawancara datang

berdasarkan jadwal yang ditetapkan sendiri dan

dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan data yang

diperlukan. Dalam rangka menggali informasi sesuai

dengan tujuan penelitian, maka jenis wawancara yang

digunakan adalah wawancara tidak terstandar

(unstandardized interview). Oleh karena itu pedoman

wawancara yang digunakan merupakan garis-garis

besar permasalahan yang diperoleh dari penelitian

pendahuluan. Selain dari penelitian pendahuluan,

pedoman wawancara juga diperoleh dari variabel-

variabel dalam model evaluasi Three Dimensional Cube.

3.4.2. Angket

Angket diberikan kepada guru selaku peserta

pelatihan. Angket yang digunakan merupakan

kombinasi antara angket terbuka dan tertutup. Dengan

angket tertutup, diharapkan dapat memudahkan

peserta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

karena jawaban sudah tersedia. Pada angket tertutup

190

tersebut digunakan skala yang menyatakan tingkat

kepuasan peserta terhadap beberapa faktor

keberhasilan pelatihan (rating scale). Tingkat kepuasan

tersebut dinyatakan dalam skala atau skor 1 sampai

dengan 5. Skor 5 menunjukkan tingkat kepuasan

“sangat baik”, skor 4 menunjukkan tingkat kepuasan

“baik”, skor 3 menunjukkan tingkat kepuasan “cukup”,

skor 2 menunjukkan tingkat kepuasan “kurang baik”,

dan skor 1 menunjukkan tingkat kepuasan “tidak baik”.

Adapun pada angket terbuka, diharapkan peserta

mengisi jawaban dengan menuliskan jawaban masing-

masing di tempat yang disediakan agar didapat

informasi yang mendalam.

Sebelum digunakan untuk mengambil data

terlebih dahulu angket diujikan untuk mengetahui

validitasnya. Validitas digunakan untuk mengetahui

tingkat keandalan angket dalam menjaring data. Uji

validitas ini menggunakan korelasi Product Moment atau

korelasi Pearson. Validitas suatu angket dapat

ditentukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan

rtabel. Jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir soal

tersebut valid, sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel

maka butir soal tersebut tidak valid. Nilai rtabel didapat

dari tabel r Product Moment. Pada penelitian ini nilai

rtabel yang digunakan adalah pada taraf signifikansi 5%

dan N=13 (N adalah jumlah responden) sehingga

191

didapat nilai rtabel adalah 0,553. Sedangkan nilai rhitung

dihitung dengan bantuan program komputer SPSS.

Langkah pertama yang dilakukan untuk

menghitung validitas dengan SPSS adalah dengan

memasukkan data pada SPSS. Selanjutnya data

dianalisis dengan mengeklik Analize Correlate

Bivariate. Setelah muncul kotak dialog Bivariate

Correlation seluruh data butir angket dan skor total

dimasukkan ke kolom Variabels. Pada Correlation

Coefficients dipilih model Pearson, pada Test of

Significance dipilih Two-tailed, dan dicentang bagian

Flag significant correlation untuk memberi tanda pada

item-item yang memiliki korelasi dengan taraf

signifikansi 5% atau 1%, kemudian klik OK.

Berdasarkan penghitungan dengan bantuan SPSS

tersebut maka didapat keputusan validitas item angket

yang dirangkum pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket

No,

Item r tabel

Try Out 1 Try Out 2

rhitung Keputusan rhitung Keputusan

2 0,553 0,686 Valid 0,669 Valid

3 0,553 0,745 Valid 0,816 Valid

4 0,553 0,752 Valid 0,643 Valid

5 0,553 0,688 Valid 0,657 Valid

6 0,553 0,682 Valid 0,701 Valid

7a 0,553 0,772 Valid 0,760 Valid

7b 0,553 0,717 Valid 0,715 Valid

7c 0,553 0,679 Valid 0,576 Valid

7d 0,553 0,616 Valid 0,608 Valid

192

No,

Item r tabel

Try Out 1 Try Out 2

rhitung Keputusan rhitung Keputusan

7e 0,553 0,536 Tidak Valid 0,561 Valid

7f 0,553 -0,249 Tidak Valid 0,558 Valid

7g 0,553 0,596 Valid 0,613 Valid

7h 0,553 0,579 Valid 0,579 Valid

7i 0,553 0,567 Valid 0,602 Valid

7j 0,553 0,562 Valid 0,697 Valid

8a 0,553 0,759 Valid 0,754 Valid

8b 0,553 0,661 Valid 0,680 Valid

8c 0,553 0,827 Valid 0,838 Valid

8d 0,553 0,579 Valid 0,579 Valid

9 0,553 0,827 Valid 0,816 Valid

10 0,553 0,698 Valid 0,706 Valid

11 0,553 0,734 Valid 0,743 Valid

12 0,553 0,741 Valid 0,736 Valid

13 0,553 0,808 Valid 0,795 Valid

14 0,553 0,622 Valid 0,626 Valid

15 0,553 0,827 Valid 0,816 Valid

16 0,553 0,698 Valid 0,706 Valid

17 0,553 0,844 Valid 0,833 Valid

18 0,553 0,717 Valid 0,724 Valid

19 0,553 0,808 Valid 0,795 Valid

20 0,553 0,622 Valid 0,626 Valid

21 0,553 0,827 Valid 0,816 Valid

22 0,553 0,638 Valid 0,657 Valid

23 0,553 0,753 Valid 0,750 Valid

24 0,553 0,636 Valid 0,660 Valid

25 0,553 0,808 Valid 0,795 Valid

26 0,553 0,558 Valid 0,586 Valid

27 0,553 0,667 Valid 0,670 Valid

28 0,553 0,606 Valid 0,623 Valid

29 0,553 0,844 Valid 0,704 Valid

30 0,553 0,677 Valid 0,657 Valid

31 0,553 0,674 Valid 0,587 Valid

32 0,553 0,640 Valid 0,641 Valid

193

Berdasarkan Tabel 3.4, diketahui bahwa angket

yang diujikan pada try out 1 terdapat dua item yang

tidak valid. Oleh karena itu dua item tersebut direvisi

kemudian angket diujikan kembali. Pada try out 2

terlihat bahwa seluruh item dinyatakan valid sehingga

angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

Selain validitas, angket juga perlu diuji nilai

reliabilitasnya. Uji reliabilitas diperlukan untuk

mengetahui konsistensi angket jika dilakukan berulang-

ulang. Suatu angket dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach’s Alpha lebih besar atau sama dengan 0,6 ( ≥

0,6). Sebaliknya angket dikatakan tidak reliabel jika

nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,6 ( < 0,6).

Pengujian reliabilitas angket pada penelitian ini

dibantu dengan program SPSS. Langkah pertama yang

dilakukan adalah dengan memasukkan data pada

SPSS. Kemudian dianalisis dengan mengeklik Analize

Scale Reliability Analysis. Pada kotak dialog

Reliability Analysis masukkan butir angket yang valid

dan total skor ke dalam kolom Items, lalu klik tombol

Statistics dan centang bagian Scale if item deleted, lalu

klik Continue, kemudian OK.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket

Cronbach's Alpha N of Items

0,755 44

194

Berdasarkan penghitungan dengan bantuan SPSS

yang ditunjukkan tabel 3.5, diketahui bahwa jumlah

item angket sebanyak 44 butir dengan nilai Cronbach’s

Alpha sebesar 0,755. Sesuai dengan teori yang ada

bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 maka dapat

disimpulkan bahwa angket reliabel.

3.4.3. Studi dokumen

Studi dokumen digunakan untuk mengetahui

berbagai data yang berhubungan dengan Program

Pelatihan In House Training (IHT) SD Muhammadiyah

(Plus) Salatiga. Data yang perlu dikumpulkan melalui

teknik studi dokumen antara lain: jadwal pelaksanaan,

materi pelatihan, daftar peserta, daftar panitia, dan hal-

hal lain yang menunjang.

3.6. Keabsahan Data

Selanjutnya untuk mengetahui keabsahan data

digunakan trianggulasi data. Trianggulasi data yang

digunakan adalah trianggulasi “teknik”. Trianggulasi

teknik merupakan cara untuk mencocokkan data dari

teknik pengumpulan data yang berbeda. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain wawancara, angket dan studi dokumen.

Akan tetapi apabila pada trianggulasi teknik tersebut

tidak dapat dilakukan dengan baik, maka digunakan

pula trianggulasi sumber. Trianggulasi sumber

195

digunakan untuk mengetahui keabsahan data dari

sumber yang berbeda. Sumber data dalam penelitian ini

meliputi, wakil kepala sekolah, guru, dan panitia IHT.

3.7. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul baik kualitatif

maupun kuantitatif selanjutnya dianalisis secara

deskriptif. Data angket yang bersifat ordinal dianalisis

menggunakan three box method, yaitu data angket

ditabulasi untuk dihitung nilai indeksnya, kemudian

dikelompokkan ke dalam kategori yang sesuai dengan

nilai indeksnya. Kategori yang digunakan menggunakan

tiga kriteria, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Nilai

indeks diperoleh melalui rumus berikut:

Nilai indeks = ((%F1x1)+(%F2x2)+(%F3x3)+

(%F4x4)+ (%F5x5)) / 5

Dimana:

F1 = frekuensi responden yang menjawab 1

F2 = frekuensi responden yang menjawab 2

F3 = frekuensi responden yang menjawab 3

F4 = frekuensi responden yang menjawab 4

F5 = frekuensi responden yang menjawab 5

Teknik skoring pada angket dalam penelitian ini

tidak dimulai dari 0, melainkan dimulai dari angka 1

sampai dengan 5. Nilai indeks terendah jika seluruh

196

responden menjawab angka 1, maka diperoleh nilai

sebesar 3,2. Sedangkan nilai indeks tertinggi jika

seluruh responden menjawab angka 5, maka diperoleh

nilai sebesar 16. Oleh karena itu, angka indeks yang

dihasilkan akan dimulai dari angka 3,2 sampai 16,0

dengan rentang 12,8. Kriteria 3 kotak (three box method)

digunakan untuk menentukan rentang indeks pada

kategori rendah, sedang, atau tinggi. Penentuan ketiga

kategori tersebut diperoleh dari rentang 12,8 dibagi 3

sehingga menghasilkan rentang 4,3. Berdasarkan

perhitungan tersebut maka rentang untuk kategori

rendah, sedang, dan tinggi adalah sebagai berikut:

3,2 – 7,4 = rendah

7,5 – 11,7 = sedang

11,8 – 16,0 = tinggi