bab iii metode penelitian dan pengembangan a. model ... · b. prosedur penelitian dan pengembangan...

15
36 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Penelitian pendidikan dan pengembangan, yang lebih di kenal dengan istilah Research & Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. (Sugiyono, 2009:407). Menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya berfungsi di dunia pendidikan, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Peneliti mengembangkan sebuah media Dadu Bangun Ruang yang akan digunakan dalam pembelajaran tematik tema Hidup Bersih dan Sehat kelas II SD, dimana media Dadu Bangun Ruang tersebut belum pernah dikembangkan dan digunakan di SDN Mojolangu 1 Malang. B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat media dadu bangun ruang. Prosedur pengembangan media ini adalah mengacu pada model Research and Development (R&D) yang terdapat 10 langkah. Akan tetapi, dalam penelitian pengembangan media ini berhenti pada langkah ke 9 yaitu revisi produk dikarenakan keterbatasan bahan, peralatan, waktu, dana dan tenaga. Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Upload: dinhhanh

Post on 29-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

36

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. MODEL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Penelitian pendidikan dan pengembangan, yang lebih di kenal dengan istilah

Research & Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. (Sugiyono,

2009:407). Menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis

kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya berfungsi di dunia

pendidikan, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Peneliti mengembangkan sebuah media Dadu Bangun Ruang yang akan digunakan

dalam pembelajaran tematik tema Hidup Bersih dan Sehat kelas II SD, dimana media

Dadu Bangun Ruang tersebut belum pernah dikembangkan dan digunakan di SDN

Mojolangu 1 Malang.

B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang

ditempuh dalam membuat media dadu bangun ruang. Prosedur pengembangan media

ini adalah mengacu pada model Research and Development (R&D) yang terdapat 10

langkah. Akan tetapi, dalam penelitian pengembangan media ini berhenti pada

langkah ke 9 yaitu revisi produk dikarenakan keterbatasan bahan, peralatan, waktu,

dana dan tenaga. Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran dapat dilihat

pada gambar berikut ini:

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

37

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) dari Borg and

Gall (Sugiyono, 2003:409)

Penjelasan langkah-langkah mengenai gambar di atas:

1. Potensi dan Masalah

Potensi yang terdapat di SDN Mojolangu 1 Malang dapat dijadikan sasaran

penerapan media Dadu Bangun Ruang. Dalam penelitian ini peneliti berangkat dari

masalah kurangnya media pembelajaran dan guru masih jarang menggunakan media

dalam pembelajaran tematik Hidup Bersih dan Sehat kelas II di SDN Mojolangu 1

Malang.

2. Mengumpulkan Informasi

Berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan

produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada di SDN

Mojolangu 1 Malang. Di sini peneliti melakukan observasi awal dan memperoleh

informasi bahwa sekolah masih membutuhkan banyak sumber belajar dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

Data Desain Produk Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba

Produk Revisi Produk

Uji Coba

Pemakaian

Revisi Produk Produksi Masal

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

38

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development

bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan

melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan.

Media Dadu Bangun Ruang diwujudkan dalam bentuk sebuah kotak dengan gambar

dan dapat digunakan untuk permainan.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah media Dadu

Bangun Ruang secara rasional akan lebif efektif. Validasi produk dilakukan dengan

cara menghadirkan para pakar atau tenaga ahli untuk menilai apakah produk yang

dikembangkan secara rasional akan lebih efektif atau tidak. Validasi desain media

dadu bangun ruang terdiri dari ahli media pembelajaran, ahli materi dan ahli

pembelajaran tematik. Berikut tabel validasi desain media dadu bangun ruang,

sebagai beriku:

Tabel 3.1 Validasi Desain Media Pembelajaran

No Bidang Keahlian Kriteria Nama

1 Ahli media Tingkat Akademik S2 Arina Restian., M.Pd

2 Ahli materi Tingkat Akademik S2 Dyah Worowirastri Ekowati, M.Pd

2 Ahli pembelajaran Tingkat Akademik S1 Ike Rodyana, S.Pd

Keterangan:

Ahli media adalah dosen media pembelajaran yang telah memiliki

pengalaman mengajar di bidang kegiatan media pembelajaran

Ahli materi adalah dosen belajar dan pembelajaran yang memiliki pengalaman

mengajar di bidang kegiatan belajar di kelas khususnya sekolah dasar.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

39

Untuk ahli pembelajaan tematik yaitu guru kelas 2 SDN Mojolangu 1 Malang,

dikarenakan guru kelas lebih mengetahui karakter peserta didiknya.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain media Dadu Bangun Ruang divalidasi melalui diskusi dengan

para ahli, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya

dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Peneliti memperbaiki

desain produk supaya dapat menghasilkan produk yang efektif dalam pembelajaran.

6. Uji Coba Produk

Media Dadu Bangun Ruang yang telah dibuat tidak dapat langsung di uji coba

tetapi harus melakukan pebaikan atau revisi yang sudah di validasi oleh ahli media,

baru setelah itu media bisa di uji coba. Peneliti menyiapkan media yang sudah jadi

supaya dapat direvisi oleh para ahli media. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi apakah media tersebut sudah efisien dan layak digunakan

dalam penelitian yang dilakukan di SDN Mojolangu 1 Malang.

7. Revisi Produk

Tahap ini melakukan revisi dari ahli media karena pengujian efektivitas media

Dadu Bangun Ruang akan lebih efektif dari pada menggunakan metode mengajar

yang lama dikarenakan hasil dari revisi produk media lebih dapat memberikan

inovasi baru dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan minat siswa kelas II

dalam belajar khususnya dalam pembelajaran tematik dengan tema Hidup Bersih dan

Sehat di Rumah.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

40

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya media Dadu

Bangun Ruang tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran siswa SD

kelas II. Dalam operasinya, media tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau

hambatan yang ada guna untuk perbaikan lanjutan yang akan dilakukan di SDN

Mojolangu 1 Malang.

9. Revisi Produk

Revisi media Dadu Bangun Ruang dilakukan apabila dalam penerapannya di

SDN Mojolangu 1 Malang terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian

sebaiknya media selalu dievaluasi dengan adanya instrumen penelitian yang telah

dibuat, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan media yang

lebih menarik lagi.

C. JENIS DATA

Jenis data yang akan digunakan dalam pengembangan media Dadu Bangun

Ruang dengan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif, berikut

penjelasannya:

a. Data kuantitatif diperoleh dari observasi, wawancara, dan kuesioner serta

penilaian kelayakan penggunaan media Dadu Bangun Ruang.

b. Data kualitatif digunakan untuk memperkuat dan mengecek validitas data hasil

kuesioner tersebut, maka dapat dilengkapi dengan observasi dan wawancara

kepada responden (guru kelas II, siswa kelas II, para ahli media, para ahli materi

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

41

dan pihak-pihak yang terkait) yang telah memberikan masukan terhadap media

Dadu Bangun Ruang.

D. UJI COBA PRODUK MEDIA DADU BANGUN RUANG

Pada desain uji coba produk media Dadu Bangun Ruang ini dibagi menjadi

tiga tahap, yaitu evaluasi ahli, uji coba tahap pertama (kelompok kecil), dan uji coba

kedua (kelompok besar). Berikut penjelasannya :

1. Evaluasi ahli

Tahap evaluasi ahli yang dilakukan peneliti dengan mengambil data kuesioner

dari para pakar atau ahli dalam pembelajaran media yang terdiri dari ahli media,

ahli materi dan ahli pembelajaran ematik. Selanjutnya hasil akan dianalisis untuk

dijadikan dasar dan pertimbangan dalam melakukan revisi media Dadu Bangun

Ruang

2. Uji coba kelompok kecil

Uji coba kelompok kecil akan dilakukan pada siswa kelas II yang berjumlah

26 siswa, tetapi peneliti mengambil sampel hanya 8 siswa saja yang digunakan

dalam uji coba kelompok kecil. Pada tahap ini bisa saja uji coba berubah,

tergantung dari kesiapan dari wali kelas dan siswa.

3. Uji coba kelompok besar

Uji coba kelompok besar akan dilakukan pada siswa kelas II berjumlah 18 diambil

dari jumlah sisa siswa yang belum mengikuti uji coba pada kelompok kecil

sebelumnya, sehinga siswa yang telah mengikuti uji coba sebelumnya tidak diberikan

kesempatan untuk mengikuti uji coba selanjutnya yaitu sebanyak 8 siswa.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

42

E. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematis, yakni observasi yang

dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen

pengamatan. Observasi dilakukan di SDN Mojolangu 1 Malang khususnya di kelas

II. Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran di kelas

serta keefektifitasan dengan menggunakan media Dadu Bangun Ruang serta angket

data dari kepala sekolah atau guru wali.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan tatap muka langsung dengan guru

kelas II SDN Mojolangu 1 Malang. Dalam penelitian ini peneliti melakukan

wawancara untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran di dalam kelas.

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada

guru kelas II yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal

yang dipandang perlu dalam media Dadu Bangun Ruang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini, merupakan sesuatu yang sangat penting

sebagai pelengkap dari metode observasi dan wawancara berupa catatan lapang.

Adapun studi dokumenter yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini adalah

berbagai referensi buku-buku, tulisan-tulisan, gambar-gambar, cerita-cerita tentang

berbagai hal yang berkaitan materi “Hidup Bersih dan Sehat di Rumah”. Selain itu

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

43

peneliti juga menggunakan alat dokumentasi berupa kamera guna mengambil foto-

foto kegiatan ketika proses pengujian media Dadu Bangun Ruang kelas II di SDN

Mojolangu 1 Malang.

4. Kuesioner (Angket)

Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan

respon siswa terhadap media Dadu Bangun Ruang di kelas II SDN Mojolangu 1

Malang.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang telah terkumpul perlu diolah dan dianalisis, maka peneliti perlu

menyeleksi tingkat reliabilitas dan validitas. Data yang memiliki reliabilitas dan

validitas rendah digugurkan. Peneliti harus cermat dalam menentukan pola analisis

bagi data penelitiannya. Berikut ada dua metode analisis yang dipakai dalam

menganalisis data.

1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Data yang diperoleh dari berbagai sumber dalam penelitian kualitatif dapat

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan

dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh (dapat disimpulkan).

Pengamatan yang terus-menerus menghasilkan variasi data yang tinggi. Oleh karena

itu sering mengalami kesulitan dalam proses menganalisanya. Analisis data kualitatif

adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh

selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis

(Sugiyono,2010:335). Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan maka selanjutnya

mencari data lagi secara terus-menerus agar dapat digeneralisasikan apakah hipotesis

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

44

diterima atau ditolak berdasarkan data valid yang telah terkumpul. Ketika hipotesis

diterima berdasarkan data yang terkumpul maka hipotesis dapat berkembang menjadi

teori.

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif pada teorinya dilakukan sejak

sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Analisis data kualitatif seringkali berlangsung selama proses pengumpulan data dari

pada setelah selesai pengumpulan data. Peneliti menggunakan 4 langkah dalam

proses penelitian pengembangan media Dadu Bangun Ruang yaitu:

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian dilakukan di SDN Mojolangu 1 Malang khususnya

kelas II dan lingkungan sekolah apabila diperlukan. Pengumpulan data digunakan

untuk menentukan fokus penelitian yang akan dilakukan nanti.

2) Reduksi data

Data yang diperoleh di SDN Mojolangu 1 Malang khususnya kelas II perlu

dicatat secara teliti dan rinci, supaya data yang tadinya banyak akan dijadikan

semakin kompleks. Untuk itu diperlukan analisis data melalui reduksi data.

3) Penyajian data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam

penelitian media Dadu Bangun Ruang di SDN Mojolangu 1 Malang ini peneliti

menyajikan data dalam bentuk tabel. Penyajian data akan tersusun dan semakin

dipahami, jika sudah dalam bentuk tabel.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

45

4) Kesimpulan

Dalam pengembangan media Dadu Bangun Ruang di SDN Mojolangu 1 Malang

peneliti akan menarik kesimpulan di lapangan dan didukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang baik.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif yaitu analisis data dengan mengadakan perhitungan-

perhitungan yang relevan dengan masalah yang dianalisis. Analisis kuantitatif

digunakan untuk menganlisis data yang terkumpul dari angket, maka akan digunakan

analisis kuantitatif. Data dari angket dianalisis untuk mendapatkan gambaran tentang

media pembelajaran.

a. Validitas angket ahli

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

keahlian instrumen. Data yang dihasilkan dari sebuah instrumen yang valid maka

dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran

tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya

(Arikunto, 2013:73). Menurut pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa jika

data yang dihasilkan oleh instrumen benar atau valid. Sesuai kenyataan maka

instrumen yang digunakan tersebut juga valid.

Dalam pengembangan media Dadu Bangun Ruang ini maka validitas

dimaksudkan untuk menguji kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan

dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), apabila media

pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

46

layak atau tidak, sehingga dapat diketahui tingkat kebenaran dan ketepatan

penggunaan media tersebut. Jawaban angket validasi ahli menggunakan skala Likert,

variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala Likert yang

digunakan terdiri dari lima kategori yang dijadikan pada tabel 3.2 (Sugiyono,

2013:135), yaitu:

Tabel 3.2 Kategori Penilaian Skala Likert

No Skor Keterangan

1. 5 Sangat setuju/selalu/sangat positif/sangat layak/sangat baik/sangat

bermanfaat/sangat memotivasi

2. 4 Setuju/baik/sering/positif/sesuai/mudah/layak/bermanfaat/memotivasi

3. 3 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/cukup setuju/cukup baik/cukup sesuai/cukup

mudah/cukup menarik/cukup layak/cukup bermanfaat/cukup memotivasi

4. 2 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif/kurang setuju/kurang baik/kurang

sesuai/kurang menarik/kurang paham/kurang layak/kurang bermanfaat/kurang

memotivasi

5. 1 Sangat tidak setuju/sangat kurang baik/sangat kurang sesuai/sangat kurang

menarik/sangat kurang paham/sangat kurang layak/sangat kurang bermanfaat

Dari tabel kategori penilaian skala likert diatas maka akan dihitung persentase

rata-rata tiap komponen dengan menggunakan rumus menurut (Arikunto, 2008:35)

sebagai berikut:

Ρ =∑𝑥

∑𝑥𝑖× 100%

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

47

Keterangan:

P = Presentase skor (dibulatkan)

∑ χ = Jumlah nilai jawaban responden dalam satu item

∑ χ i = Jumlah skor ideal dalam satu item

Pemberian makna dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk media

Dadu Bangun Ruang akan menggunakan konversi tingkat pencapaian dengan skala 5

seperti tabel 3.3, yaitu:

Tabel 3.3 Kriteria kevalidan data angket penilaian validator media dan materi

No Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

1 81 – 100 % Sangat baik Sangat layak/sangat valid/tidak perlu

direvisi

2 61 – 80 % Baik Layak/valid/tidak perlu revisi

3 41 – 60 % Cukup baik Kurang layak/kurang valid/perlu

direvisi

4 21 – 40 % Kurang baik Tidak layak/tidak valid/perlu revisi

5 < 20 % Sangat kurang baik Sangat tidak layak/sangat tidak

valid/perlu revisi

Kriteria Kevalidan:

1) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81-100%) maka media tersebut

kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

2) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61-80%) maka media tersebut

kualifikasinya baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

3) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41-600%) maka media tersebut

kualifikasinya cukup baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

48

4) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21-40%) maka media tersebut

kualifikasinya kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

5) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (<20%) maka media tersebut

kualifikasinya sangat kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

Sebuah media pembelajaran yang dikembangkan peneliti akan dikatakan

layak untuk digunakan jika konversi tingkat pencapaiannya lebih dari 61%. Jika

media Dadu Bangun Ruang pencapaiannya lebih dari 61 %, maka media layak atau

dapat digunakan untuk siswa kelas II SDN Mojolangu 1 Malang.

b. Analisis angket respon peserta didik.

Data yang diperoleh dari hasil angket respon peserta didik kemudian di

analisis menggunakan data kuantitatif untuk menguji keefektifan produk berdasarkan

respon peserta didik dan kelayakan tentang bahan media pembelajaran yang sedang

dikembangkan. Jawaban angket respon peserta didik diukur menggunakan skala

Guttman. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala Guttman

yang digunakan terdiri dari dua kategori yang mana masing-masing kategori tersebut

memiliki nilai atau skor berbeda yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda atau bentuk

checklist (√) yang disajikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4 Skala Guttman

No Skor Keterangan

1 Skor 1 Ya

2 Skor 2 Tidak

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

49

Dari tabel kategori penilaian skala Guttman di atas maka akan dihitung

persentase rata-rata tiap komponen dengan menggunakan rumus menurut

(Arikunto, 2008:35) sebagai berikut:

Keterangan :

P = Presentase skor (dibulatkan)

∑ χ = Jumlah nilai jawaban responden dalam satu item

∑ χ i = Jumlah skor ideal dalam satu item

Pemberian makna dan pengambilan keputusan tentang respons siswa terhadap

media Dadu Bangun Ruang akan menggunakan konversi tingkat pencapaian dengan

skala 5 seperti tabel 3.5, yaitu:

Tabel 3.5 Kriteria kevalidan data angket respons guru dan siswa

No Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

1 81 – 100 % Sangat baik Sangat layak/sangat valid/tidak perlu

direvisi

2 61 – 80 % Baik Layak/valid/tidak perlu revisi

3 41 – 60 % Cukup baik Kurang layak/kurang valid/perlu

direvisi

4 21 – 40 % Kurang baik Tidak layak/tidak valid/perlu revisi

5 < 20 % Sangat kurang baik Sangat tidak layak/sangat tidak

valid/perlu revisi

Ρ =∑𝑥

∑𝑥𝑖× 100%

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. MODEL ... · B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN . Prosedur penelitian pengembangan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam

50

Kriteria Kevalidan:

1) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81-100%) maka media tersebut

kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

2) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61-80%) maka media tersebut

kualifikasinya baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

3) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41-60%) maka media tersebut

kualifikasinya cukup baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

4) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21-40%) maka media tersebut

kualifikasinya kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

5) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (<20%) maka media tersebut

kualifikasinya sangat kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.

Media pembelajaran yang sedang dikembangkan mendapat respons positif

dari siswa apabila persentase yang diperoleh kriteria A (81-100%) maka media Dadu

Bangun Ruang kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.