bab iii metodologi penelitian a. 1. - abstrak.uns.ac.id · jadi pengertian pengukuran adalah bagian...
TRANSCRIPT
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan di Stadion
Manahan dan Stadion Kampus UNS.
2. Waktu Penelitian
Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah di lakukan, maka dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
NO Jadwal Kegiatan April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Proposal Penelitian
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Seminar proposal tesis
Revisi dan penyusunan Instrumen
2 Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan Data
Pelaksanaan Tes
Analisis Data
3 Penyusunan Laporan Hasil
Penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto, Suharsimi (1996:115) “populasi merupakan
keseluruhan subyek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel,
53
sedangkan sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi”. Sedangkan
Sugiyono (2008:117) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw UNS Surakarta
yang berjumlah 48 orang, adapun daftar testi terdapat pada lampiran 1.
2. Sampel
Menurut Arikunto, Suharsimi (1996:117) “Sampel adalah sebagian
atau wakil yang diteliti. Sebagai sampel sebaiknya memiliki ciri-ciri yang
sama dengan populasi sehingga dapat menggambar keadaan populasi”.
“Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili)”, (Sugiyono, 2008:118). Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dari mahasiswa pembinaan prestasi sepaktakraw UNS Surakarta.
Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional sampling
yaitu cara pengambilan sampel dari populasi dengan acak, sehingga tiap-tiap
anggota populasi berhak menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dari mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw UNS
Surakarta dengan jumlah 48 orang.
C. Metode Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, menggunakan deskriptif korelasi. Kemudian rancangan yang di
gunakan adalah paradigma ganda dengan tujuh variabel independen. (Sugiyono,
2007:11) mengungkapkan “Analisis korelasi adalah suatu teknik analisis yang di
gunakan untuk memberikan pemahaman yang mendasari dimensi-dimensi atau
regulasi suatu gejala”.
Metode satistik untuk mengukur variabel dominan anthropometri dan fisik
penentu keterampilan bermain sepaktakraw dimana variabelnya yaitu (tujuh
variabel bebas dan satu variabel terikat) yang telah dikumpulkan akan diolah dan
54
dianalisa menggunakan Program Statistik Komputerisasi dengan sistem SPSS
(Statistical Product and Service Solutions) Versi 16. Statistik regresi
membutuhkan banyak perhitungan matematis yang tidak memungkinkan
dilakukan secara manual. Dengan metode seperti analisis korelasi dengan regresi
berganda maka dilakukan penghitungan menggunakan SPSS (Santoso, 2012:58).
Menurut Arikunto (2002: 239) analisis korelasi dan regresi berganda adalah
analisis tentang hubungan antara satu dependentvariable dengan dua atau lebih
independent variable. Dalam analisis regresi, baik regresi atau regresi berganda
ada 3 rukun dasar yang harus di cari yaitu:
1. Garis regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan antar variable.
2. Standar error of estimasi (Sy X1 X2....Xn), yaitu harga yang mengukur
pemencaran tiap-tiap titik (data) terhadap garis regresinya. Yang merupakan
penyimpangan standar dari harga-harga dependent (Y) terhadap garis
regresinya.
3. Koefisien korelasi (r) yaitu angka yang menyatakan eratnya hubungan atar
variable.
Sedangkan model struktural mengidentifikasi hubungan antar semua
variabel yang tidak diobservasi. Itulah sebabnya model struktural
mengidentifikasi variabel-variabel mana saja yang secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi perubahan nilai variabel lainnya. Dalam diagram jalur
yang dimodifikasi dapat diterangkan sebagai berikut: (1) Ada 1 variabel
dependent, yaitu keterampilan sepaktakraw (Y). (2) Variabel independent
mempunyai indicator/variabel yang dapat diobservasi secara langsung. (3)
Diasumsi variabel-variabel X tersebut mempengaruhi variabel Y.
55
Gambar 15. Rancangan Penelitian
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 7 (tujuh) variabel bebas
(independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu:
1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah sebagai variabel
atributif, yang terdiri dari:
a. Tinggi Badan
b. Berat Badan
c. Panjang tungkai
d. Kekuatan otot tungkai
e. Koordinasi mata-kaki
f. Kelincahan
g. Fleksibilitas
Keterampilan teknik dasar
sepak takraw
Tinggi Badan (X1)
Berat Badan (X2)
Panjang Tungkai
X3
Kekuatan otot
tungkai
X4
Koordinasi mata-
kaki (X5)
Kelincahan (X6)
Fleksibilitas (X7)
56
2. Variabel terikat (dependent), yaitu keterampilan teknik dasar bermain
sepaktakraw.
E. Definisi Operasional
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel
dalam penelitian ini terdapat pada lampiran 2, maka perlu dijelaskan definisi dari
variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Tinggi badan
Tinggi badan adalah tinggi badan mahasiswa yang diukur dari ujung kaki
(telapak kaki) sampai dengan kepala bagian atas (ubun-ubun) apabila berdiri
dengan sikap tegak. Angka atau nilai yang di peroleh dari hasil pengukuran
dengan menggunakan alat stadiumeter yang dengan satuan centimeter (cm).
2. Berat badan
Berat badan yang diukur dengan timbangan dengan satuan kilogram (kg)
yang diukur dengan kedua kaki naik pada timbangan tanpa membawa alas
kaki dan hanya menggunakan pakaian biasa. Setelah diketahui berat badan
maka ditentukan kategori ke-idealan berat badan dengan rumus dari WHO.
3. Panjang Tungkai
Menurut Johnson dan Nelson (1986:191) “pengukuran panjang tungkai
dilakukan dengan mengukur panjang tungkai dari pangkal paha atau tulang
ekor terakhir sampai menyentuh lantai”.
4. Kekuatan otot tungkai
Kekuatan otot tungkai yaitu daya/tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot
tungkai pada mahasiswa dengan menggunakan leg dynamometer. Angka
yang di peroleh dari hasil pengkurun, dengan satuan kilogram (kg).
5. Koordinasi mata-kaki
Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dan hubungan
saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama melakukan
kerja, yang ditujukan dengan berbagai tingkat keterampilan. Pengukuran
koordinasi mata-kaki dengan soccer wall volley.
57
6. Kelincahan
Kelincahan menurut Harsono (1988) “kemampuan untuk mengubah arah dan
posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa
kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”. Kelincahan
dalam penelitian ini adalah kelincahan dalam merubah posisi atau
arah,kemampuan bergerak keberbagai arah dalam upayanya menempatkan
posisi ke arah datangnya bola dalam permainan tenis meja. Pengukuran
kelincahan dengan lari 4x5m, dengan cara mengukur fleksibilitas perubahan
posisi atau arah, atau dengan lari bolak- balik satuannya detik
7. Fleksibilitas
Menrut Ismaryati (2009:101) “Terdapat dua macam fleksibilitas, yaitu
fleksibilitas dinamis (aktif) dan fleksibilitas statis (pasif)”. Dalam fleksibilitas
terdapat 2 macam tes fleksibilitas yaitu fleksibilitas relative dan tes
fleksibilitas mutlak. Tes kelentuka yang sesuai dengan karakteristik
sepaktakraw dengan menggunakan alat sit and reach, dengan hasil yang
satuannya cm.
8. Keterampilan Bermain Sepaktakraw
Keterampilan bermain sepaktakraw adalah hasil tes dan unsur-unsur dasar
bermain sepaktakraw. Indikator penguasaan keterampilan bermain
sepaktakraw, apabila masing-masing mahasiswa menguasai dan mampu
melakukan berbagai teknik dasar bermain sepaktakraw tersebut. Banyak
sekali model tes keterampilan bermain sepaktakraw yang telah dibakukan
dan hasilnya dapat dijadikan prediksi keterampilan masing-masing anak.
Dalam penelitian ini peneliti untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain
sepaktakraw yang terdiri atas: (a) kemampuan servis atau sepak mula (b)
kemampuan menimang bola/ sepaksila, dan (c) kemampuan smash.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan
dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan
data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan
58
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang
diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat,
sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable. data yang dikumpulkan
dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan
yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam
mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar
data yang dikumpulkan baik dan benar, instrument pengumpulan datanya pun
harus baik.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan tes dan pengukuran. Menurut Johnson & Nelson (1974), tes adalah suatu
bentuk pertanyaan atau pengukuran yang digunakan untuk menilai pengetahuan
dan kemampuan usaha fisik. Menurut Cronbach (1960), menyatakan tes adalah
suatu proses yang sistematis untuk mengobservasi tingkah laku seseorang yang
dideskripsikan dengan menggunakan skala berupa angka atau sistem dengan
kategori tertentu. tes merupakan suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan
untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau obyek tertentu. Data
yang diperoleh merupakan atribut atau sifat-sifat yang melekat pada individu atau
obyek yang bersangkutan. Data yang terhimpun meliputi ranah kognitif, afektif,
dan motorik.
1. Data yang bersifat kognitif dijaring melalui tes tulis (essay, obyektif) dan
lisan.
2. Data bersifat afektif dapat dihimpun melalui tes bentuk skala sikap,
angket, dan obeservasi secara langsung terhadap obyek yang akan diukur.
3. Data yang bersifat motorik dapat dihimpun misalnya melalui tes
kemampuan dan gerak dasar, fungsional, dan tes keterampilan cabang
olahraga.
Tes merupakan intrumen yang berfungsi untuk mengumpulkan data berupa
pengetahuan maupun keterampilan seseorang dengan menggunakan skala tertentu.
59
Pengukuran merupakan proses pengumpulan data/informasi tentang
individu maupun obyek tertentu, yaitu mulai dari mempersiapkan alat ukur yang
digunakan sampai diperolehnya hasil (misalnya; frekuensi, jarak, waktu, dan
satuan ukuran suhu). Menurut Verducci (1980), “pengukuran merupakan aspek
kuantitatif untuk menentukan informasi tentang sifat atau perlengkapan secara
tepat”. Menurut Kirkendall (1980), “pengukuran merupakan proses pengumpulan
informasi”. Jadi pengertian pengukuran adalah bagian dari evaluasi yang
menggunakan alat atau teknik tertentu untuk mengumpulkan informasi, dengan
satu ukuran tertentu yang bersifat kuantitatif.
Tes dan pengukuran merupakan kesatuan yang dapat dijadikan suatu
bahasan yang lebih lengkap. Kata pengukuran memiliki banyak arti dan berbeda-
beda penerapannya dalam pendidikan jasmani atau olahraga. Petunjuk
pelaksanaan tes dan pengukuran masing-masing instrumen dalam penelitian ini
terdapat dalam lampiran 1. Jenis tes dan pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran Faktor Anthropometri
Pengukuran anthropometri dalam hal ini adalah berkaitan tentang postur
tubuh yang berhubungan dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw yang
terdiri atas:
a. Pengukuran Tinggi Badan
b. Pengukuran Berat Badan
c. Pengukuran Panjang Tungkai
2. Tes dan Pengukuran Kondisi Fisik
Pengukuran faktor kondisi fisik dalam hal ini adalah berkaitan tentang
kemampuan fisik yang berhubungan dengan dengan keterampilan teknik dasar
sepaktakraw yang terdiri atas:
a. Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai (Leg Dynamometer)
b. Tes Koordinasi Mata-Kaki
c. Tes Kelincahan
60
3. Tes Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepaktakraw
Data keterampilan bermain sepaktakraw dikumpulkan dengan Skill test.
Ratinus Darwis (1992:120-121) “untuk mengetahui tingkat keterampilan
bermain sepaktakraw melalui skill test permainan sepaktakraw yang terdiri
atas:
a. kemampuan servis atau sepak mula
b. kemampuan menimang bola/ sepak sila
c. kemampuan smash
G. Teknik Analisis Data
Data yang di perlukan dalam penelitian ini dengan melalui tes dan
pengukuran. Hasil test merupakan korelasi faktor anthropometri dan kondisi fisik
yang akan memprediksi kemampuan keterampilan teknik dasar sepaktakraw.
Adapun langkah-langkah dari analisis data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penghitungan Mean dan Standar Deviasi Untuk Deskripsi Data.
Rumus untuk mencari Standar Deviasi (SD) dengan menggunakan rumus
mean sebagai berikut:
∑
Dimana,
∑
2. Uji Prasarat Analisis
Uji prasarat dalam penelitian ini meliputi dua uji prasyarat yaitu: uji
normalitas dan uji linearitas. Langkah-langkah uji prasyarat dalam penelitian
ini diantaranya:
61
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode Liliefors (Sudjana 1994:466). Adapun prosedur pengujian
normalitas tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan X1,X2,………..,Xn. di jadikan bilangan baku
Z1,Z2,………..,Zn dengan menggunakan rumus
Keterangan: X = Rata-rata
S = Simpangan baku
X1= Nilai vairabel
2) Untuk setiap bilangan bakuini menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian di hitung peluan F( ) = P(z ≤ zi)
3) Selanjutnya hitung proporsi yang lebih kecil atau
sama dengan zi. jika proporsi dinyatakan oleh S(zi), maka
4) Hitung selisih F( ) - , kemudian di tentukan harga mutlaknya
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga yang paling
mutlak selisih tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung
b. Uji linieritas
Uji Linieritas bertujuan untuk menguji apakah data yang di dapat
linier atau tidak. Apabila data linier maka dapat dilanjutkan pada uji
parametik dengan teknik regresi. Uji linieritas dalam penelitian ini
menggunakan metode anova yang akan di hitung meggunakan system
SPSS 16 data dikatakan linier jika memenuhi beberapa kriteria berikut:
1) Jika , maka dapat dikatakan hubungan variabel X
dan variabel Y linier. Sebaliknya jika maka dapat
dikatakan hubungan variabel X dan variabel Y tidak linier.
2) Jika nilai probabilitas α=0.05, maka dapat dikatakan hubungan
antara variabel X dan variabel Y adalah linier. Sebaliknya nilai
62
probabilitas α=0.05, maka dapat dikatakan hubungan antara variabel
X dan variabel Y adalah tidal linier.
3) Jika F hasil analisis (Fa) lebih besar dari Ftabel (Ft) maka hubungan
kriterium dengan prediktor adalah hubungan non linier.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Ganda
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis regresi ganda ini
adalah:
1) Menghitung koefisien korelasi antara X1, X2.... , Xn dengan
kriterium Y, dengan menggunakan rumus (Sutrisno Hadi, 2004:22)
sebagai berikut:
√ ∑ ∑ ∑ ∑
∑
Keterangan:
= korelasi antara variable X1,X2,X3,….,Xn secara
bersama-sama dengan variable Y
korelasi product moment X1 dengan Y
korelasi product moment X2 dengan Y
korelasi product moment X3 dengan Y
korelasi product moment Xn dengan Y
koefisien prediktor X1
koefisien prediktor X2
koefisien prediktor X3
koefisien prediktor Xn
∑ jumlah perkalian antara X1 dan Y
∑ jumlah perkalian antara X2 dan Y
∑ jumlah perkalian antara X3 dan Y
∑ jumlah perkalian antara Xn dan Y
∑ jumlah kriterium Y
63
2) Menghitung koefisien determinasi (R2) antara X1 dan X2 dengan
kriterium Y, dengan menggunakan rumus dari (Sutrisno Hadi,
2004:22) sebagai berikut:
∑ ∑ ∑ ∑
∑
Keterangan:
= koefisien determinasi antara X1 dan X2 dengan Y
koefisien prediktor X1
koefisien prediktor X2
koefisien prediktor X3
koefisien prediktor Xn
∑ jumlah perkalian antara X1 dan Y
∑ jumlah perkalian antara X2 dan Y
∑ jumlah perkalian antara X3 dan Y
∑ jumlah perkalian antara Xn dan Y
∑ jumlah kriterium Y
3) Membuat persamaan garis regresi dengan dua predictor, dengan
menggunakan rumus (Sutrisno Hadi, 2004: 2) sebagai berikut:
Keterangan:
Y = kriterium
K = angka konstan
64
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara parsial atau
sendiri-sendiri sehingga dapat diketahui apakah dugaan sementara itu
dapat diterima atau tidak. Budiyono (2000: 286) menyebutkan bahwa
supaya regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk melakukan prediksi
secara cermat, koefisien-koefisien regresinya (yaitu , , ... , ) perlu
diuji keberartiannya. Untuk menguji keberartian koefisien regresi
digunakan statistik uji t =
yaitu variabel random berdistribusi t
dengan derajat kebebasan n – k – 1. Untuk uji keberartian koefisien
regresi ini yang diuji menggunakan bantuan aplikasi software SPSS versi
16. Selanjutnya nilai t hitung akan dibandingkan dengan tingkat
kesalahan (α=5%) derajat kebebasan (df) = (n-k). kriteria pengambilan
keputusan :
H0 diterima jika t hitung< t tabel
Ha di terima jika t hitung> t tabel
c. Menguji keberartian regresi ganda dengan uji F, dengan menggunakan
rumus (Sutrisno Hadi, 2004: 26) sebagai berikut:
Keterangan :
= harga F garis regresi
N = Cacah Kakus/ jumlah semple
M = jumlah Prediktor
R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor.
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika F hitung> F tabel
H1 diterima jika F hitung> F tabel