bab i,ii,iii kanker prostat

58
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit sel yang di tandai dengan hilangnya fungsi kontrol sel terhadap regulasi daur sel pada organisme multiseluler. Penyebab penyakit ini diduga karena peningkatan industri, perubahan pola makan maupun gaya hidup. Kanker juga merupakan penyakit yang paling ditakuti karena disamping biaya pengobatan yang sangat mahal, penyakit ini selalu mengakibatkan penderitaan bahkan kematian bagi orang yang menderitanya. Penyakit kanker dapat menyerang semua tingkatan sosial dalam masyarakat dan semua umur. Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Insidennya semakin meningkat. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005(WHO,2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 15 tahun ke depan. Kanker merupakan penyebab

Upload: fachruddin-razy

Post on 14-Jul-2016

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

vvvhbhbhbhbhbhbhbh

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I,II,III Kanker Prostat

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan suatu penyakit sel yang di tandai dengan hilangnya

fungsi kontrol sel terhadap regulasi daur sel pada organisme multiseluler.

Penyebab penyakit ini diduga karena peningkatan industri, perubahan pola

makan maupun gaya hidup. Kanker juga merupakan penyakit yang paling

ditakuti karena disamping biaya pengobatan yang sangat mahal, penyakit ini

selalu mengakibatkan penderitaan bahkan kematian bagi orang yang

menderitanya.

Penyakit kanker dapat menyerang semua tingkatan sosial dalam

masyarakat dan semua umur. Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius di

Indonesia. Insidennya semakin meningkat. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta

orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005(WHO,2005) dan 84 juta orang

akan meninggal hingga 15 tahun ke depan. Kanker merupakan penyebab

kematian no. 6 di Indonesia(depkes, 2003) dan diperkirakan terdapat 100

penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya. Berbagai

faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian kanker antara lain faktor

geografis(misal kanker serviks lebih banyak di negara asia), suku bangsa,

variasi genetik, jenis kelamin(misal kanker payudara pada wanita) dan

pengaruh lingkungan(makanan, pola hidup). Padahal sebenarnya kematian

akibat kanker dapat dihindari.

Page 2: BAB I,II,III Kanker Prostat

2

Kanker prostat merupakan keganasan yang terjadi pada organ prostat

yang hanya ditemui pada pria. Di Jepang, dilaporkan sebanyak 39 penderita per

100.000 orang dan di China hanya 28 penderita per 100.000 orang mengalami

penyakit ini (Pienta,1998 dalam Umar dan Agoes, 2002). Pada akhir tahun

2006, di Inggris kanker prostat menyumbang 36% dari prevalensi kanker yang

sama. Pada tahun 2008 menurut GLOBOCAN (International Agency for

Research on Cancer World Health Organization) Prostat menduduki peringkat

ke -3 kanker yang paling sering terjadi pada laki – laki setelah kanker paru dan

kolorektal. Ini menunjukkan bahwa kanker prostat merupakan jenis kanker

yang memerlukan penanganan khusus. Di Indonesia, pada tahun 1992 saja

sudah disimpulkan bahwa kanker prostat menduduki urutan ke 9 dengan 310

kasus baru (4,07%) dari 10 kasus kanker yang diperoleh dari laporan berbagai

rumah sakit. Disimpulkan pula bahwa pada laki – laki di atas usia 65 tahun,

kanker prostat menempati urutan ke 2 dengan 202 kasus (12,31%)

(Sarjadi,1999 dalam Boedi-Darmojo,R.Martono, 1999). Pada tahun 2010 di

Amerika, organ prostat menduduki peringkat pertama dalam perkiraan

ditemukannya kasus baru kanker yaitu sebanyak 217.730 (28%) dan perkiraan

kematian sebanyak 32.050 (11%), Diperkirakan 1 dari 4 jenis kanker yang

baru didiagnosa pada pria ditemukan di Amerika. Kanker prostat umumnya

tidak menunjukkan gejala khas. Karena itu, sering terjadi keterlambatan

diagnosa.

Gejala yang ada umumnya sama dengan gejala pembesaran prostat

jinak atau Benign Prostate Hyperplasia (BPH), yaitu buang air kecil

Page 3: BAB I,II,III Kanker Prostat

3

tersendat/tidak lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang dan gangguan

saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah terjadi penyebaran hingga tulang

belakang. Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun

beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak

dengan peningkatan kadar hormon testosteron. Pada bagian lain, Rindiastuti

(2007) misalnya menyimpulkan bahwa usia lanjut mengalami penurunan

beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium (Ca) dan vitamin D. Tetapi pola

makan dengan Ca tinggi secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker

prostat pada usia lanjut.

Resiko terjadinya kanker prostat ditentukan oleh dua hal yaitu faktor

genetik dan faktor lingkungan. Faktor risiko lain yang tidak kalah penting

adalah usia di atas 50 tahun, pembesaran prostat jinak, infeksi virus, riwayat

kanker prostat dalam keluarga, pola hidup, dan pola makan (Widjojo, 2007).

Salah satu faktor risiko tersebut yaitu pola makan, menurut Umbas Rainy

(2002) diet tinggi lemak dan pola makan berkalsium tinggi (Notrou P, 2007)

merupakan faktor yang mempunyai kaitan erat dengan meningkatnya risiko

kanker prostat.

Diagnosa kanker prostat dapat dilakukan atas kecurigaan pada saat

pemeriksaan colok dubur yang abnormal atau peningkatan Prostate Specific

Antigen (PSA). Kecurigaan ini kemudian dikonfirmasi dengan biopsi, dibantu

dengan Trans Rectal Ultrasound Scanning (TRUSS). Ada 50% lebih lesi yang

dicurigai pada saat colok dubur terbukti sebagai kanker prostat. Nilai prediksi

colok dubur untuk mendeteksi kanker prostat 21,53%. Sensitifitas colok dubur

Page 4: BAB I,II,III Kanker Prostat

4

tidak memadai untuk mendeteksi kanker prostat, tapi spesifisitasnya tinggi.

Bila didapatkan tanda ganas pada colok dubur, maka hampir semua kasus

memang terbukti kanker prostat karena nilai prediktifnya 80% (Umar dan

Agoes, 2002).

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Memperoleh gambaran tentang sintesis proses keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan penguasaan keterampilan teknik,

intelektual maupun interpersonal pada klien dengan kanker prostat.

2. Tujuan khusus

Untuk mendapatkan gambaran tentang :

a. Pengertian kanker prostat

b. Penyebab kanker prostat

c. Patofisiologi kanker prostat

d. Manifestasi klinis kanker prostat

e. Klasifikasi kanker prostat

f. Pemeriksaan diagnostik kanker prostat

g. Penatalaksanaan kanker prostat

h. Komplikasi kanker prostat

Page 5: BAB I,II,III Kanker Prostat

5

BAB IILANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Medis

1. Pengertian

Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan

pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat  yang tidak

normal/abnormal yang merupakan kelainan  atau suatu keganasan pada

saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga

timbul nodul-nodul yang dapat diraba.

Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat,

sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel

prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini

dapat menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya,

terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapa menimbulkan rasa

sakit, kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya. Kanker

Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat.

Kanker prostat merupakan keganasan tersering pada laki-laki di

negara-negara barat, sedangkan pada 10 tahun terakhir negara Asia

menunjukkan peningkatan insiden, sebagai petanda tumor pada laki-laki

dengan keluhan sumbatan saluran kencing bawah(Rainy Umbas, 2009)

Page 6: BAB I,II,III Kanker Prostat

6

2. Etiologi

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya

kanker prostat, tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bahwa hiperplasia

prostat erat kaitannya dengan hipotesis yang diduga sebagai penyebab

timbulnya kanker Mammae. Beberapa hipotesis yang diduga sebagai

penyebab timbulnya kanker prostat adalah:

a. Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan

estrogen pada usia lanjut.

b. Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan ) sebagai pemacu

pertumbuhan stroma kelenjar prostat.

c. Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang

mati

d. Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel

stem sehingga menyebabkan  produksi sel stroma dan se epitel kelenjar

prostat menjadi berlebihan.

Adapun faktor resiko dari kanker prostat adalah :

a. Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita

kanker prostat

b. Makanan terbiasa mengandung asam lemak jenuh.

c. Kontak dengan logam berat seperti cadmium.

d. Ras Afrika yang tinggal di Amerika.

e. Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga

f. Kebiasan merokok

Page 7: BAB I,II,III Kanker Prostat

7

3. Patofisiologi

Penyebab kanker Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti,

tetapi beberapa hipotesa menyatakan bahwa kanker Prostat erat

hubungannya dengan hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya

kanker Mammae adalah adanya perubahan keseimbangan antara hormon

testosteron dan estrogen pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses

diferensiasidan proliferasi sel. Difsreniasi sel yang terganggu ini

menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor pertumbuhan

yang stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat

karena berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya

perubahan materi genetik. Perubahan prolife sehingga menyebabkan

produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan

sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)

Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika

dan akan menghambat aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan

intraavesikal, untuk dapat mengeluarkan urinbuli-buli harus dapat

berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus

menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor,

trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase

penebalan ototdetrusor ini disebut fase kompensasi (Purnomo,2000)

Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai

keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track

symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejal-gejal prostatismus,

Page 8: BAB I,II,III Kanker Prostat

8

dengan semakin meningkatnya retensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam

fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk

berkontraksisehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang semakin

tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi

refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan

mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh

kedalam gagal ginjal (Price, 1995).

Berkemgangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan

langsung ke uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca

Prostat dapat juga menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang –tulang

pelvis vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada

hati dan paru (Purnomo,2000)

Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan

elastin diantara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot.

Selain tu terdapat degenerasi sel syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal

ini dapat mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional,

ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik,

sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal,

maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan

disfungsi saluran kemih atas. (Purnomo,2000)

Page 9: BAB I,II,III Kanker Prostat

9

4. Manifestasi Klinis

a. Sulit berkemih

Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar,

berhenti saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau

harus sering ke toilet untuk berkemih karena keluarnya sedikit–sedikit.

Gejala ini akibat  membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar

saluran kemih karena ada tumor di dalamnya sehingga mengganggu

proses berkemih.

b. Nyeri saat berkemih

Problem ini juga disebabkan adanya tumor prostat yang menekan

saluran kemih. Namun, nyeri ini juga bisa merupakan gejala infeksi

prostat yang disebut prostatitis. Bisa juga tanda hiperplasia prostat yang

bukan merupakan kanker.

c. Keluar darah saat berkemih

Gejala ini jarang terjadi, namun jangan diabaikan. Segeralah periksa ke

dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, samar–samar atau

hanya berwarna merah muda. Kadangkala infeksi saluran kemih juga

bisa menyebabkan gejala ini.

d. Sulit ereksi atau menahan ereksi

Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke penis yang

seharusnya meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga

susah ereksi. Bisa juga menyebabkan tidak bisa ejakulasi setelah ereksi.

Tapi, pembesaran prostat bisa saja menyebabkan munculnya gejala ini.

Page 10: BAB I,II,III Kanker Prostat

10

e. Sulit Buang Air Besar

Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan rektum.

Akibatnya, bila ada tumor, pencernaan akan terganggu. Namun perlu

diingat, sulit BAB yang terus menerus terjadi juga bisa menyebabkan

pembesaran prostat karena terjadi tekanan pada kelenjar secara terus

menerus. Sulitnya BAB dan gangguan saluran pencernaan bisa juga

mengindikasikan kanker usus besar.

f. Nyeri terus menerus

Di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas.

Sering kali, kanker prostat menyebar di wilayah-wilayah ini, yaitu pada

punggung bawah,  panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit

dijelaskan di bagian ini bisa menjadi tanda adanya gangguan.

g. Sering berkemih di malam hari

Jika Anda sering terbangun di malam hari lebih dari sekali hanya untuk

berkemih, periksalah segera ke dokter.

h. Urin yang menetes atau tidak cukup kuat

Gejala ini mirip inkontinensia urin (ngompol). Urin tidak dapat ditahan

hingga perlahan keluar dan menetes. Atau kalau pun keluar aliran tidak

cukup kuat.

Page 11: BAB I,II,III Kanker Prostat

11

5. Klasifikasi

Kanker prostat dikelompokkan menjadi :

a. Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik,

biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat

karena penyakit lain.

b. Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada

pemeriksaan fisik atau tes PSA.

c. Stadium C : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi

belum sampai menyebar ke kelenjar getah bening.

d. Stadium D : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah

bening regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan

paru-paru).

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Inspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik

( buli-buli penuh / kosong )

b. Palpasi  buli-buli: Tekanan didaerah supra pubik menimbulkan

rangsangan ingin kencing bila buli-buli berisi atau penuh.

Terasamassa yang kontraktil dan “Ballottement”.

c. Perkusi: Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara redup

d. Colok dubur.

Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter

anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum

Page 12: BAB I,II,III Kanker Prostat

12

dan prostat. Pada perabaan melalui colok dubur harus di perhatikan

konsistensi prostat (pada pembesaran prostat jinak konsistensinya

kenyal), adakah asimetris  adakah nodul pada prostat , apa batas atas

dapat diraba.

e. Laboratorium.

1) Darah lengkap sebagai data dasar keadaan umum  penderita.

2) Gula darah dimak sudkan untuk mencari kemungkinan adanya

penyakit diabetus militus yang dapat menimbulkan kelainan

persarafan pada buli-buli (buli-buli nerogen).

3) Faal ginjal (BUN, kreatinin serum) diperiksa untuk mengetahui

kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian

atas.

4) Analisis urine diperiksa untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri,

dan infeksi atau inflamasi pada saluran kemih.

5) Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang

menyebadkan infeksi dan sekligus menentukan sensitifitas kuman

terhadap beberapa anti mikroba yang diujikan.

f. Flowmetri :

Flowmetri adalah alat kusus untuk mengukur pancaran urin dengan

satuan ml/detik. Penderita dengan sindroma protalisme perlu di periksa

dengan flowmetri sebelum dan sesudah terapi.

g. Radiologi.

1) Foto polos abdomen

Page 13: BAB I,II,III Kanker Prostat

13

Dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius, pembesaran ginjal

atau buli-buli, adanya batu atau kalkulosa prostat dan kadang

kadang dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi

urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.

2) Pielografi intra vena

Dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal, hidronefrosis, dan

hidroureter, fish hook appearance ( gambaran ureter berkelok kelok

di vesikula ) inclentasi pada dasar buli-buli, divertikel, residu urine

atau filling defect divesikula.

3) Ultrasonografi (USG)

Dapat dilakukan secara transabdominal atau trasrektal (trasrektal

ultrasonografi = TRUS) Selain untuk mengetahui pembesaran

prostat < pemeriksaan USG dapatpula menentukan volume buli-

buli, meng ukur sisa urine dan keadaan patologi lain seperti

divertikel, tumor dan batu .Dengan TRUS dapat diukur besar

prostat untuk menentukan jenis terapi yang tepat. Perkiraan besar

prostat dapat pula dilakukan dengan USG suprapubik.

4) Cystoscopy (sistoskopi)

Pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan cystoscop.

Pemeriksaan ini untuk memberi gambaran kemungkinan tumor

dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila darah

datang dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam vesika.

Selain itu dapat juga memberi keterangan mengenahi besarprostat

Page 14: BAB I,II,III Kanker Prostat

14

dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat

penonjalan prostat kedalam uretra.

h. Kateterisasi

Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur jumlah sisa urine setelah miksi

sepontan dengan cara kateterisasi . Sisa urine lebih dari 100 cc biasanya

dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi pada hiper

tropi prostat.

7. Penatalaksanaan

Sebelum dilakukan penanganan terhadap kanker prostat, perlu diperhatikan

faktor – faktor yang berhubungan dengan prognosis kanker prostat yang

dibagi kedalam dua kelompok yaitu faktor – faktor prognostik klinis dan

patologis kanker prostat. Faktor prognostik klinis adalah faktor – faktor

yang dapat dinilai melalui pemeriksaan fisik, tes darah, pemeriksaan

radiologi dan biopsi prostat. Faktor klinis ini sangat penting karena akan

menjadi acuan untuk mengidentifikasi karakteristik kanker sebelum

dilakukan pengobatan yang sesuai. Sedangkan faktor patologis adalah

faktor – faktor yang yang memerlukan pemeriksaan, pengangkatan dan

evaluasi kesuruhan prostat. (Buhmeida, A ., et al, 2006).

Faktor – prognostik antara lain :

a. Usia pasien

b.Volume tumor

c. Grading atau Gleason score

d. Ekstrakapsular ekstensi

Page 15: BAB I,II,III Kanker Prostat

15

e. Invasi ke kelenjar vesikula seminalis

f. Zona asal kanker prostat

g.Faktor biologis seperti serum PSA, IGF, p53 gen penekan tumor dan

lain-lain.

Penangangan kanker prostat di tentukan berdasarkan penyakitnya apakah

kanker prostat tersebut terlokalisasi, penyakit kekambuhan atau sudah

mengalami metastase. Selain itu juga perlu diperhatikan faktor – faktor

prognostik diatas yang sangat penting untuk melakukan terapi kanker

prostat. Untuk penyakit yang masih terlokalisasi langkah pertama yang

dilakukan adalah melakukan watchfull waiting atau memantau

perkembangan penyakit. Watchfull waiting merupakan pilihan yang tepat

untuk pria yang memiliki harapan hidup kurang dari 10 tahun atau

memiliki skor Gleason 3 + 3 dengan volume tumor yang kecil yang

memiliki kemungkinan metastase dalam kurun waktu 10 tahun apabila

tidak diobati (Choen, J. J. dan Douglas M. D., 2008).

Sumber lain menuliskan bahwa watchfull waiting dilakukan bila pasien

memiliki skor Gleason 2 – 6 dengan tidak adanya nilai 4 dan 5 pada nilai

primer dan sekunder karena memiliki resiko yang rendah untuk

berkembang (Presti, J. C, 2008).

Penatalaksanaan kanker prostat dilakukan dengan prostatektomi yang

merupakan reseksi bedah bagian prostat yang memotong uretra untuk

memperbaiki aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut, ada

beberapa alternatif pembedahan meliputi :

Page 16: BAB I,II,III Kanker Prostat

16

a. Transsurethral resection of prostate (TURP)

Dimanan jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra

diangkat dengan sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra

b. Suprapubic /open prostatektomi

Dengan diindikasikan untuk massa lebih dari 60 g/60 cc. penghambat

jaringan prostat diangkat melalui insisi garis tengah bawah dibuat

melalui kandung kemih,pendekatan ini lebih ditujukan bila ada batu

kandung kemih. Pedekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung

kemih.

c. Retropubic prostatektomi

Massa jairingan prostat hipertropi (lokasi tinggi dibagian pelvis)

diangkat melalui insisi abdomen bawah tanpa pembukaan kandung

kemih

d. Perineal prosteatektomi

Massa prostat besar dibawah area pelvis diangkat melalui insisi diantara

skrotum dan rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan

dapat mengakibatkan impotensi.

8. Komplikasi

a. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter,

b. hidroureter,

c. hidronefrosis,

d. gagal ginjal

Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksi

Page 17: BAB I,II,III Kanker Prostat

17

e. Hernia / hemoroidd

Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya

batu

f. Hematuriaf

g. Sistitis

h. Pielonefritis

i. Metastase ke paru - paru, otak, dan tulang

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian  merupakan tahap awal dan landasan  proses keperawatan.

pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan

status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan

kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosis keperawatan.

Pengkajian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu pengkajian pre operasi prostektomi

dan penkajian post operasi prostatektomi

a. Pengkajian pre operasi prostatektomi

Pengkajian ini dilakukan sejak klien ini MRS sampai saat operasinya,

yang meliputi :

1) Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no.

rigester dan diagnosa medis.

2) Riwayat penyakit sekarang

Page 18: BAB I,II,III Kanker Prostat

18

Pada klien ca prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi ,

nokturia, urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/

puas sehabis miksi, hesistensi, intermitency, dan waktu miksi

memenjang dan akirnya menjadi retensio urine.

3) Riwayat penyakit dahulu

Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, 

misalnya ISK (Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang. Penyakit

kronis yang pernah di derita.  Operasi yang pernah di jalani

kecelakaan  yang pernah dialami  adanya riwayat penyakit DM  dan

hipertensi.

4) Riwayat penyakit keluarga.

Adanya riwayat keturunan  dari salah satu anggota keluarga yang

menderita penyakit ca prostat Anggota keluargayang menderita DM,

asma, atau hipertensi.

5) Riwayat psikososial

a) Intra personal

Kebanyakan klien yang akan menjalani operasi akan muncul

kecemasan. Kecemasan ini muncul karena ketidaktahuan tentang

prosedur pembedahan. Tingkat kecemasan dapat dilihat dari

perilaku klien, tanggapan klien tentang sakitnya.

b) Inter personal

Meliputi peran klien dalam keluarga dan peran klien dalam

masyarakat.

Page 19: BAB I,II,III Kanker Prostat

19

6) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Klien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan tembakau,

penggunaan obat-obatan, penggunaan alkhohol dan upaya yang

biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan diri (pemeriksaan

kesehatan berkala, gizi makanan yang adekuat

7) Pola nutrisi dan metabolisme

Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan,

jumlah minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau 

keadaan yang mengganggu nutrisi seperti  nause, stomatitis,

anoreksia dan vomiting. Pada pola ini umumnya tidak mengalami

gangguan  atau masalah.

8) Pola eliminasi

Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya,  ragu

ragu, menetes – netes, jumlah klien harus bangun pada malam hari

untuk berkemih, kekuatan system perkemihan. Klien juga ditanya

apakah  mengedan untuk mulai atau mempertahankan aliran kemih.

Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti

konstipasi akibat dari prostrusi prostat kedalam rectum.

9) Pola tidur dan istirahat

Klien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang

karena frekuensi miksi yang sering pada malam hari ( nokturia ).

Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur

juga perlu ditanyakan. Upaya mengatasi kesulitan tidur

Page 20: BAB I,II,III Kanker Prostat

20

10) Pola aktifitas.

Klien ditanya aktifitasnya sehari – hari, aktifitas penggunaan waktu

senggang, kebiasaan berolah raga. Apakah ada perubahan sebelum

sakit dan selama sakit. Pada umumnya aktifitas sebelum operasi

tidak mengalami  gangguan, dimana klien masih mampu memenuhi

kebutuhan sehari – hari sendiri.

11) Pola hubungan dan peran

Klien ditanya bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga,

pasien lain, perawat atau dokter. Bagai mana peran klien dalam

keluarga. Apakah klien dapat berperan sebagai mana seharusnya

12) Pola persepsi dan konsep diri

Meliputi informasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau

dirasakan klien sebelum pembedahan . Biasanya muncul kecemasan

dalam menunggu acara operasinya. Tanggapan klien tentang

sakitnya dan dampaknya pada dirinya. Koping klien dalam

menghadapi sakitnya, apakah ada perasaan malu dan merasa tidak

berdaya.

13) Pola sensori dan kognitif

Pola sensori meliputi daya penciuman, rasa, raba, lihat dan

pendengaran dari klien. Pola kognitif berisi tentang proses berpikir,

isi pikiran, daya ingat dan waham. Pada klien biasanya tidak terdapat

gangguan atau masalah pada pola ini.

14) Pola reproduksi seksual

Page 21: BAB I,II,III Kanker Prostat

21

Klien ditanya jumlah anak, hubungannya dengan pasangannya,

pengetahuannya tantangsek sualitas. Perlu dikaji pula keadaan

seksual yang terjadi sekarang, masalah seksual yang dialami

sekarang ( masalah kepuasan, ejakulasi dan ereksi ) dan pola

perilaku seksual.

15) Pola penanggulangan stress

Menanyakan apa klien merasakan stress, apa penyebab stress,

mekanisme penanggulangan terhadap stress yang dialami.

Pemecahan masalah biasanya dilakukan klien bersama siapa.

Apakah mekanisme penanggulangan stressor positif atau negatif.

16) Pola tata nilai dan kepercayaan

Klien menganut agama apa, bagaimana dengan aktifitas

keagamaannya. Kebiasaan klien dalam menjalankan ibadah.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Status kesehatan umum

Keadaan penyakit, kesadaran, suara bicara, status/ habitus,

pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, nadi.

2) Kulit

Apakah tampak pucat, bagaimana permukaannya, adakah kelainan

pigmentasi, bagaimana keadaan rambut dan kuku klien.

3) Kepala

Bentuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah penonjolan, nyeri

kepala atau trauma pada kepala.

Page 22: BAB I,II,III Kanker Prostat

22

4) Muka

Bentuk simetris atau tidak adakah odema, otot rahang bagaimana

keadaannya, begitu pula bagaimana otot mukanya.

5) Mata

Bagainama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau tidak.  Pada

konjungtiva terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Slera

tampak ikterus atau tidak.

6) Telinga

Ada atau tidak keluar secret, serumen atau benda asing. Bagaimana

bentuknya, apa ada gangguan pendengaran.

7) Hidung

Bentuknya bagaimana, adakah pengeluaran secret, apa ada obstruksi

atau polip, apakah hidung berbau dan adakah pernafasan cuping

hidung.

8) Mulut dan faring

Adakah caries gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan

atau ulkus. Lidah tremor ,parese atau tidak.  Adakah pembesaran

tonsil.

9) Leher

Bentuknya bagaimana, adakah kaku kuduk, pembesaran kelenjar

limphe.

10) Thoraks

Betuknya bagaimana, adakah gynecomasti.

Page 23: BAB I,II,III Kanker Prostat

23

11) Paru

Bentuk bagaimana, apakah ada pencembungan atau penarikan.

Pergerakan bagaimana, suara nafasnya. Apakah ada suara nafas

tambahan seperti ronchi , wheezing atau egofoni.

12) Jantung

Bagaimana pulsasi jantung (tampak atau tidak).Bagaimana dengan

iktus atau getarannya.

13) Abdomen

Bagaimana bentuk  abdomen. Pada klien dengan keluhan retensi 

umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik. Apakah

ada nyeri tekan, turgornya bagaimana. Pada klien biasanya terdapat

hernia atau hemoroid. Hepar, lien, ginjal teraba atau tidak. Peristaklit

usus menurun atau meningkat.

14) Genitalia dan anus

Pada klien biasanya terdapat hernia. Pembesaran prostat dapat teraba

pada saat rectal touché. Pada klien yang terjadi retensi urine, apakah

trpasang kateter, Bagaimana bentuk scrotum dan testisnya. Pada

anus biasanya ada haemorhoid.

15) Ekstrimitas dan tulang belakang

Apakah ada pembengkakan pada sendi. Jari – jari tremor apa tidak.

Apakah ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada

tanda – tanda infeksi seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan.

Bentuk tulang belakang bagaimana.

Page 24: BAB I,II,III Kanker Prostat

24

c. Pengkajian Post Operasi Prostatektomi

Pengkajian ini dilakukan setelah klien  menjalani operasi, yang meliputi:

1) Keluhan utama

Keluhan pada klien berbeda – beda antara klien yang satu dengan

yang lain. Kemungkinan keluhan yang bisa timbul pada klien post

operasi prostektomi adalah keluhan rasa tidak nyaman, nyeri karena

spasme kandung kemih atau karena adanya bekas insisi pada waktu

pembedahan. Hal ini ditunjukkan dari ekspresi klien dan ungkapan

dari klien sendiri.

2) Keadaan umum

Kesadaran, GCS, ekspresi wajah klien, suara bicara.

3) Sistem respirasi

Bagaimana pernafasan klien, apa ada sumbatan pada jalan nafas atau

tidak. Apakah perlu dipasang O2. Frekuensi nafas , irama nafas,

suara nafas. Ada wheezing dan ronchi atau tidak. Gerakan otot

Bantu nafas seperti gerakan cuping hidung, gerakan dada dan perut.

Tanda – tanda cyanosis ada atau tidak.

4) Sistem sirkulasi

Yang dikaji: nadi ( takikardi/bradikardi, irama ), tekanan darah, suhu

tubuh, monitor jantung ( EKG ).

5) Sistem gastrointestinal

Page 25: BAB I,II,III Kanker Prostat

25

Hal yang dikaji: Frekuensi defekasi, inkontinensia alvi, konstipasi /

obstipasi, bagaimana dengan bising usus, sudah flatus apa belum,

apakah ada mual dan muntah.

6) Sistem neurology

Hal yang dikaji: keadaan atau kesan umum, GCS, adanya nyeri

kepala.

7) Sistem muskuloskleletal

Bagaimana aktifitas klien sehari – hari setelah operasi. Bagaimana

memenuhi kebutuhannya. Apakah terpasang infus  dan dibagian

mana dipasang serta keadaan disekitar daerah yang terpasang infus.

Keadaan ekstrimitas.

8) Sistem eliminasi

Apa ada ketidaknyamanan pada supra pubik,  kandung kemih

penuh . Masih ada gangguan miksi seperti retensi. Kaji apakah ada

tanda – tanda perdarahan, infeksi. Memakai kateter jenis apa. Irigasi

kandung kemih. Warna urine dan jumlah produksi urine tiap hari.

Bagaimana keadaan sekitar daerah pemasangan kateter.

9) Terapi yang diberikan setelah operasi

Infus yang terpasang, obat – obatan seperti antibiotika, analgetika,

cairan irigasi kandung kemih.

2. Diagnosa Keperawatan

Tahap akhir dari pengkajian adalah merumuskan diagnosa keperawatan

yang merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian

Page 26: BAB I,II,III Kanker Prostat

26

keoerawatan. Dari analisa data diatas  dapat dirumuskan  suatu diagnosis

keperawatan yang dibagi  menjadi 2, yaitu diagnosa sebelum operasi dan

diagnosa setelah operasi.

a. Diagnosa sebelum operasi

1) Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, hesistancy,

inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah

miksi berhubungan dengan obstruksi mekanik : pembesaran

prostat.

2) Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing sekunder

terhadap pelebaran prostat.

3) Cemas berhubungan dengan hospitalisasi, prosedur pembedahan,

kurang pengetahuan tantang aktifitas rutin dan aktifitas post

operasi.

4) Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan sering terbangun

sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi  disuria, frekuensi,

nokturia.

b. Diagnosa setelah operasi

1) Nyeri berhubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi

sekunder pada prostatektomi

2) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif : alat selama

pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering

3) Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi berhubungan dengan

kurang informasi

Page 27: BAB I,II,III Kanker Prostat

27

4) Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan nyeri

3. Perencanaan keperawatan

a. Diagnosa sebelum operasi

1) Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, hesistancy,

inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi

berhubungan dengan obstruksi mekanik : pembesaran prostat.

NOC : Pola eliminasi urine dapat normal kembali

NIC : Manajement eliminasi urine

a) Jelaskan pada klien tentang perubahan dari pola eliminasi

b) Ukur dan catat urine setiap kali berkemih

c) Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam

d) Anjurkan klien minum sampai 3000 ml sehari, dalam toleransi

jantung bila diindikasikan

e) Palpasi kandung kemih tiap 4 jam

f) Observasi aliran dan kekuatan urine, ukur residu urine pasca

berkemih. Jika volume residu urine lebih besar dari 100 cc maka

jadwalkan program kateterisasi intermiten.

g) Monitor laboratorium: urinalisa dan kultur, BUN,  kreatinin.

h) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat: antagonis    Alfa

-  adrenergik (prazosin)

2) Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing sekunder

terhadap pelebaran prostat.

NOC : Pain level, pain control

Page 28: BAB I,II,III Kanker Prostat

28

NIC :

a) Pain management

(1) Lakukan pengkajian nyeri yang komprehesif meliputi lokasi,

karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi , kualitas,

intensitas, keparahan nyeri dan factor presipitasinya.

(2) Ajarkan teknik penggunaan non farkologis seperti umpan-

balik, distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing.

(3) Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri,

berapa lama akan berlangsung dan antisipasi

ketidaknyamanan akibat prosedur.

(4) Kendalikan factor lingkungan yang dapat memengaruhi

respon pasien terhadap ketidaknyamanan.

(5) Pastikan pemberian analgesik terapi

b) Vital Sign Monitoring

(1) Monitor tanda-tanda vital

3) Cemas berhubungan dengan hospitalisasi, prosedur pembedahan,

kurang pengetahuan tantang aktifitas rutin dan aktifitas post operasi.

NOC : Anxiety level

NIC : Anxiety reduction

a) Gunakan pendekatan yang menenangkan klien

b) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

c) Temani pasien dan libatkan keluarga untuk memberikan

keamanan dan rasa takut

Page 29: BAB I,II,III Kanker Prostat

29

d) Berikan informasi tentang penyakit dan perawatannya pada

keluarga / klien

e) Dengarkan keluhan klien

f) Identifikasi tingkat kecemasan klien

g) Bantu Klien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

h) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,

persepsi

i) Ajarkan dan anjurkan klien untuk relaksasi

j) Kolaborasi pemberian obat ubtuk mengurangi kecemasan

4) Gangguan tidur dan istirahat sehubungan dengan sering terbangun

sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi  disuria, frekuensi,

nokturia.

NOC :

a) Anxiety Control

b) Comfort Level

c) Pain Level

d) Rest : Extent and Pattern

e) Sleep : Extent ang Pattern

NIC : Sleep Enhancement

a) Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur

b) Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat

c) Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur

(membaca)

Page 30: BAB I,II,III Kanker Prostat

30

d) Ciptakan lingkungan yang nyaman

e) Kolaburasi pemberian obat tidur

b. Diagnosa setelah operasi

1) Nyeri berhubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi

sekunder pada prostatektomi

NOC :

a) Pain Level,

b) pain control,

c) comfort level

NIC : Pain Management

a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

c) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan

dukungan

d) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan dan kebisingan

e) Kurangi faktor presipitasi nyeri

f) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

g) Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi,

distraksi, kompres hangat/ dingin

h) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...

Page 31: BAB I,II,III Kanker Prostat

31

i) Tingkatkan istirahat\

j) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa

lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari

prosedur

k) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

2) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif : alat selama

pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering

NOC :

a) Knowledge : Infection control

b) Risk control

c) Imune status

d) Nutritional status

NIC :

a) Kontrol infeksi ( infection control)

(1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

(2) Pertahankan tehnik isolasi

(3) Batasi pengunjung bila perlu

(4) Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat

berkungjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

(5) Gunakan sabun antimikroba untuk mencuci tangan

(6) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan

keperawatan

Page 32: BAB I,II,III Kanker Prostat

32

(7) Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung

(8) Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

(9) Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai

petunjuk umum

(10)Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi

kandung kemih

(11)Tingkatkan intake nutrisi

(12)Berikan terapi antibiotik bila perlu

b) Perlindungan infeksi ( infection protection)

(1) Monitor tanda dang gejala infeksi sistemik dan lokal

(2) Monitor dan hitung granulosit, WBC.

(3) Monitor kerentanan terhadap infeksi

(4) Batasi pengunjung

(5) Batasi pengunjung terhadap penyakit menular

(6) Pertahankan tehnik asepsis pada pasien yang beresiko

(7) Pertahankan tehnik isolasi k/p

(8) Berikan perawatan kulit pada area epidermis

(9) Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,

panas, drainase

(10)Inspeksi kondisi luka/insisi bedah

(11)Dorong masukan nutrisi yang cukup

(12)Dorong masukan cairan

(13)Dorong istirahat

Page 33: BAB I,II,III Kanker Prostat

33

(14)Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep

(15)Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

(16)Ajarkan cara menghindari infeksi

(17)Laporkan kecurigaan infeksi

(18)Laporkan kultur positif

3) Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi berhubungan dengan

kurang informasi

NOC :

a) Kowlwdge : disease process

b) Kowledge : health Behavior

NIC : Teaching : disease proces

a) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang

proses penyakit yang spesifik.

b) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini

berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang

tepat

c) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,

dengan cara yang tepat

d) Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat

e) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat

f) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara

yang tepat.

g) Hindari harapan yang kosong

Page 34: BAB I,II,III Kanker Prostat

34

h) Sediakan bagi keluraga informasi tentang kemajuan pasien

dengan carar yang tepat

i) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin di perlukan untk

mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan atau proses

pengontrolan penyakit

j) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

k) Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second

opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

l) Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara

yang tepat

m)Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan

cara yang tepat

n) Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan

pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat.

4) Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan nyeri

NOC :

a) Anxiety Control

b) Comfort Level

c) Pain Level

d) Rest : Extent and Pattern

e) Sleep : Extent ang Pattern

NIC :

a) Sleep enhancement

Page 35: BAB I,II,III Kanker Prostat

35

(1) Kaji pola tidur dan aktifitas harian

(2) Jelaskan pentingnya tidur selama perode sakit dan stres

psikososial

(3) Tentukan medikasi yang mempengaruhi pola tidur

(4) Eksplorasi penyebab gangguan atau kesulitan tidur

(5) Fasilitasi klien untuk membuat catatan tidur disesuaikan

dengan kebutuhan tidur/istirahat.

(6) Ciptakan lingkungan yang nyaman

(7) Kolaburasi pemberian obat tidur

b) Pain management

(1) Kaji skala nyeri

(2) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

(3) Ajarkan teknik relaksasi guided imagery

c) Environment management

(1) Fasilitasi lingkungan yang tenang

(2) Eksplorasi faktor lingkungan yang berpengaruh  terhadap

pola tidur klien.

Page 36: BAB I,II,III Kanker Prostat

36

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker prostat adalah keganasan yang terjadi di dalam kelenjar

prostat. Beberapa dokter mempercayai bahwa kanker prostat dimulai

dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar

prostat. Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no 3

pada pria dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria

diatas 74 tahun. Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang

dari 40 tahun.

Resiko terjadinya kanker prostat ditentukan oleh dua hal yaitu faktor

genetik dan faktor lingkungan. Faktor risiko lain yang tidak kalah penting

adalah usia di atas 50 tahun, pembesaran prostat jinak, infeksi virus,

riwayat kanker prostat dalam keluarga, pola hidup, dan pola makan

(Widjojo, 2007). Salah satu faktor risiko tersebut yaitu pola makan,

menurut Umbas Rainy (2002) diet tinggi lemak dan pola makan

berkalsium tinggi (Notrou P, 2007) merupakan faktor yang mempunyai

kaitan erat dengan meningkatnya risiko kanker prostat.

Page 37: BAB I,II,III Kanker Prostat

37

B. Saran

1. Untuk Sarana Pelayanan Kesehatan

Semua sarana pelayanan kesehatan hendaknya mempertahankan atau

bahkan meningkatkan kinerja yang telah bagus, dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2. Untuk Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan, hendaknya

menambah literature yang ada di perpustakaan dengan literature yang

tergolong terbitan terbaru, sehingga peserta didik tidak kesulitan saat

mencari literature.

3. Untuk Perawat\

Hendaknya mencantumkan atau mencatat apa saja tindakan yang

dilakukan tentunya yang berkaitan dengan teori, sehingga akan

mempermudah perawat lain yang ingin menerapkan sesuai teori

tersebut, dan hendaknya penyuluhan kesehatan dijadikan suatu program

guna meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakitnya dan dapat

mencegah komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi.

4. Untuk Mahasiswa

Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan dan dapat

melakukan pengkajian dengan benar sesuai dengan konsep dasar

Kanker Prostat. Selalu berdiskusi dengan teman-teman sejawat dan

pembimbing bila mengalami kesulitan.

Page 38: BAB I,II,III Kanker Prostat

38

DAFTAR PUSTAKA

Buhmeida, A., et al. 2006. Prognostic Factor in Prostate Cancer. In : DiagnosticPathology. Finlandia

Choen, J. J. and Douglas M. D. 2008. Localized Prostate Cancers. In : Chabner, B.A., et al . ed. Harrison’s Manual of Oncology. USA : The McGraw – HillCompanies, Inc

Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Holick M, 2004, Vitamin D: Importance in the Prevention of Cancer: Am J Clin Nutr

Notrou P, 2007, Tingkat Kalsium Tinggi dapat Naikkan Risiko Kanker Prostat.

Presti, J. C., et al. 2008. Neoplasm of The Prostate Gland. In : Tanagho, Emil A.,Jack W. McAnich, ed. Smith’s General Urology 17 Ed. USA : The McGraw Hill Companies Inc

Purnomo, Basuki B. 2000. Dasar – dasar urologi. Malang: CV    Infomedika.

Rindiastuti,Y .2007. Mekanisme Kalsium Dalam Meningkatkan Resiko KankerProstat pada Usia Lanjut. Solo : Fakultas Kedokteran Universitas NegeriSebelas Maret : 24