bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah
SD Negeri Genuk 01 terletak di Jl. Letjen S.
Parman No. 108 Kelurahan Genuk Kecamatan Ungaran
Barat, Kabupaten Semarang. Sekolah ini dibangun di
atas tanah seluas 1.705 m2 yang letaknya sangat
strategis, karena selain berada di perbatasan antara
Kelurahan Gedanganak dan Kelurahan Genuk juga
terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk. Untuk
mencapai sekolah ini juga sangat mudah, dapat ditem-
puh dengan berjalan kaki atau menggunakan kenda-
raan.
Sebagian besar wali murid SDN Genuk 01 ber-
mata pencaharian sebagai karyawan atau buruh
pabrik. Hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai PNS
ataupun petani. Jam kerja sebagai karyawan pabrik
yang sangat ketat, sehingga masalah pendidikan dise-
rahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah.
Visi SDN Genuk 01 adalah “Maju dalam prestasi
berdasarkan iman dan taqwa serta peduli terhadap
lingkungan”, Untuk mencapai visi tersebut SDN Genuk
01 menyusun misi sebagai berikut: (a) Melaksanakan
pembelajaran secara ”RILEK” (Rekreatif, Interaktif
Lugas, Efektif dan Kondusif) sehingga setiap siswa
dapat berkembang secara optimal dalam situasi aman
dan nyaman; (b) Menumbuhkan semangat untuk maju
36
secara intensif dan kompetitif kepada warga sekolah
melalui pembelajaran terpadu; (c) Menumbuhkan peng-
hayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang
dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber
kearifan dalam bertindak.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, sekolah me-
rumuskan tujuan seperti berikut: (1) Siswa beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia; (2) Memiliki kecakapan hidup; (3)
Mengenali dan mencintai bangsa, masyarakat dan
kebudayaan; (4) Meraih prestasi akademik maupun non
akademik minimal tingkat Kecamatan; (5) Menguasai
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
bekal untuk me-lanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi;
(6) Menjadi sekolah yang diminati di masyarakat; (7)
Menjalankan pola hidup bersih, sehat serta peduli
terhadap lingkungan sekitar dan dapat memanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari; (8) Berpartisipasi dalam
kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga
terhadap bangsa dan tanah air.
SD Negeri Genuk 01 memiliki guru sejumlah 10
orang, yang terdiri dari guru kelas dan guru mata
pelajaran. Rincian jumlah guru dan kualifikasi pendi-
dikan SD Negeri Genuk 01 dapat dilihat di Tabel di
bawah ini
Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Genuk 01
Jenis Guru Jumlah Guru
Laki-laki Perempuan Jumlah
Guru PNS 3 7 10
Guru Non PNS 1 - 1
Jumlah 4 7 11
37
Lanjutan Tabel 4.1. Jumlah Guru SD Negeri Genuk 01
Kualifikasi Pendidikan Guru SD Negeri Genuk 01
Tingkat Pendidikan Jumlah
SPG 1
D2 1
S1 9
Jumlah 11
Sumber: Data primer SD Negeri Genuk 01 Tahun pelajaran
2014/2015
Dengan melihat tabel di atas, hampir seluruh
guru SDN Genuk 01 sudah berpendidikn Strata satu
(S1) dan hanya dua orang guru yang masih berijazah
SPG dan D2.
Jumlah siswa SD Negeri Genuk 01 pada tahun
pelajaran 2014/2015 adalah 236, terdiri dari:
Kelas I : laki-laki 24, perempuan 15, jumlah 39
Kelas II : laki-laki 18, perempuan 17, jumlah 35
Kelas III : laki-laki 19, perempuan 20, jumlah 39
Kelas IV : laki-laki 26, perempuan 18, jumlah 44
Kelas V : laki-laki 14, perempuan 25, jumlah 39
Kelas VI : laki-laki 27, perempuan 13, jumlah 40
Dari 236 siswa tersebut terbagi menjadi 6 rom-
bongan belajar (rombel).
1.1.2 Sumber Daya Sekolah
Sumber daya sekolah bermacam-macam, dalam
penelitian ini, akan dijelaskan tentang sumber daya
sekolah yang terdapat di SD Negeri Genuk 01 yang
terbagi menjadi empat sumber daya, yaitu:
38
a. Sumber Daya bukan Manusia.
Terkait dengan sumber daya bukan manusia
kepala sekolah menyatakan:
“Sumber daya bukan manusia yang terdapat di SDN
Genuk 01 adalah program-program sekolah, dianta-
ranya: program jangka panjang berupa Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS), program jangka mene-
ngah berupa Rencana Kerja Sekolah (RKS), program tahunan, dan RKAS. Sedangkan salah satu per-
wujudan dari pelaksanaan program, adalah adanya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pem-
belajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”.
b. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan bukti dokumen administrasi yang
ada di sekolah, dapat diperoleh data, bahwa yang men-
dukung terlaksananya program-program sekolah ada-
lah: seorang kepala sekolah, 6 guru kelas, 4 guru mata
pelajaran, satu tenaga Tata Usaha, seorang penjaga
sekolah, seorang satpam, 236 siswa, orang tua siswa,
dan masyarakat yang memiliki kepedulian kepada se-
kolah.
c. Sumber Daya Fisik.
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi,
bahwa sumber daya fisik yang terdapat di SDN Genuk
01 berupa bangunan, yaitu: ruang kepala sekolah,
ruang guru, 6 ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang
UKS, ruang ibadah, aula, gudang, 6 kamar kecil, pos
satpam, dapur, rumah dinas penjaga, laboratorium
IPA, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang perpus-
takaan, kantin sekolah, peralatan kantor, dan alat
peraga pendidikan.
39
Data tersebut diperjelas oleh kepala sekolah,
dengan mengatakan:
“Bangunan di sekolah ini lengkap seperti yang bisa
dilihat, namun ada beberapa ruang yang masih dalam
proses perbaikan, seperti: ruang perpustakaan dan
ruang Kepala sekolah. Kondisi bangunan rata-rata
masih dalam kondisi yang baik”.
d. Sumber Daya Keuangan.
Sumber daya keuangan merupakan keseluruh-
an dana pengelolaan sekolah baik yang diterima dari
pemerintah maupun masyarakat.
Terkait dengan sumber dana yang digunakan
untuk memenuhi seluruh kebutuhan pengelolaan
pendidikan di SD Negeri Genuk 01, kepala sekolah
menjelaskan:
“Sumber keuangan yang diterima sekolah hanya-
lah bersumber dari pemerintah yaitu dana BOS.”
Keseluruhan dana tersebut dikelola untuk men-
dukung kelancaran program. Pernyataan dari kepala
sekolah didukung oleh salah seorang guru yang me-
rangkap tugas sebagai bendahara BOS. Guru tersebut
mengatakan:
“Sumber dana sekolah hanya dari BOS, namun
dulu kadang kala wali murid juga peduli dan dengan
sukarela memberikan sumbangan pada sekolah,
apabila ada kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi dari
dana BOS.”
4.1.3 MBS di SDN Genuk 01 Kecamatan Ungaran
Barat
Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indone-
sia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan
40
demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Penge-
lolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik
berubah menjadi desentralistik. Bentuk nyata dari
desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah di-
berikannya kewenangan kepada sekolah untuk meng-
ambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pen-
didikan. Kewenangan sekolah dalam pengelolaan pendi-
dikan diwujudkan dalam bentuk Manajemen Berbasis
sekolah (MBS), yang memberikan otonomi lebih besar
kepada sekolah untuk mengelola sekolahnya, sehingga
sekolah lebih mandiri dan mampu mengembangkan
program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan
potensinya.
Kepala sekolah menjelaskan bahwa MBS di SD
Negeri Genuk 01 dilaksanakan sesuai dengan visi dan
misi yang telah disusun dengan tujuan agar mutu pen-
didikan dapat ditingkatkan. Adapun manajemen model
MBS di sekolah ini tersirat di dalam program jangka
panjang dan program jangka menengah. Inilah pernya-
taan kepala sekolah terkait dengan hal tersebut di atas:
“Kami menerapkan manajemen pola MBS dalam
mewujudkan program-program sekolah yang tertuang
dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan
Rencana Kerja Sekolah (RKS) dengan mengembangkan
delapan standar pendidikan”.
4.1.3.1 Konteks MBS
Konteks merupakan unsur eksternal sekolah
yang berupa tuntutan dan dukungan yang berpengaruh
terhadap input sekolah. Faktor penting dalam proses
pendidikan adalah manajemen atau pengelolaan yang
tepat. Dalam hal ini implementasi manajemen berbasis
41
sekolah diharapkan dapat meningkatkan mutu pendi-
dikan di SD Negeri Genuk 01. Hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh kepala sekolah:
“Tujuan utama diterapkannya manajemen berbasis
sekolah di SD Negeri Genuk 01 ini adalah agar
sekolah diberi wewenang untuk mengelola segala
sumberdaya sesuai dengan kebutuhan sekolah”.
Hal yang sama juga disampaikan oleh guru kelas
6, dengan mengatakan:
“…dengan adanya model pengelolaan seperti mana-
jemen berbasis sekolah, maka sekolah bisa lebih
kreatif dalam mengembangkan kemampuannya.
Guru juga bisa berinovasi dalam kegiatan belajar
mengajar”.
Latar belakang yang mendasari penerapan Mana-
jemen Berbasis Sekolah di SD negeri Genuk 01 Keca-
matan Ungaran Barat diantaranya adalah dengan ada-
nya kebijakan di tingkat UPTD, yaitu dengan member-
kan kewenangan kepada sekolah untuk mengelola
sekolahnya dengan memanfaatkan sumberdaya yang
dimiliki guna mencapai tujuan pendidikan. Selain itu
sekolah juga diberikan kewenangan untuk menyeleng-
garakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kreati-
vitas masing-masing sekolah. Sebagaimana dijelaskan
oleh Pengawas Sekolah dengan mengatakan:
“Apabila sekolah tidak diberikan keleluasaan dalam
mengelola sumberdaya yang ada, yang terjadi adalah
sikap ketergantungan dari pihak sekolah dalam
pengelolaan pendidikan, sehingga warga sekolah
menjadi pasif dan kemampuannya tidak berkem-bang”.
Hal lain yang mendasari perlunya manajemen
berbasis sekolah adalah terbatasnya ruang gerak pihak
42
sekolah dalam mengelola keuangan yang ada dalam
upaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan sekolah.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh guru kelas 2 yang
merangkap sebagai bendahara sekolah:
“Sebenarnya banyak sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh sekolah tapi belum bisa terpenuhi,
seperti: mushola, kantin sekolah, perabot sekolah ataupun segala sesuatu yang diperlukan untuk mem-
perindah dan menghijaukan lingkungan. Namun kebu-
tuhan tersebut tidak boleh didanai dari dana BOS,
karena penggunaannya dibatasi oleh peraturan yang
dituangkan dalam Juknis pengelolaan dana BOS.”
Penjelasan guru tersebut dipertegas oleh kepala
sekolah dengan mengatakan:
“Untuk memenuhi semua itu kami harus menunggu
bantuan pemerintah yang kadang tidak bisa dipastikan
kapan akan terealisasi. Sedangkan mengharap adanya peran serta masyarakat atau wali murid juga tidak
mungkin, karena sekolah tidak diperbolehkan memu-
ngut apapun dari wali murid. Pada dasarnya sekolah
boleh menerima bantuan dari wali murid tetapi tidak
boleh meminta sumbangan dengan jumlah dan waktu yang ditentukan. Namun sangat sulit untuk membang-
kitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya duku-
ngan masyarakat dalam mencapai tujuan pendidikan.”
Kondisi atau kesesuaian daerah sekitar ditinjau
dari sosial budaya kehidupan masyarakat sangat berpe-
ran terhadap pelaksanaan program di sekolah. Dari
hasil wawancara dengan penjaga sekolah yang tinggal
di rumah dinas, menyatakan:
“Di sekolah ini aman, walaupun sekolah berada di
tengah-tengah pemukiman penduduk tetapi tidak
pernah ada yang mengganggu atau merusak ling-
kungan. Halaman sekolah sering dijadikan arena ber-main bagi masyarakat sekitar, tetapi tanaman atau-
pun barang-barang yang ada di luar tidak ada yang
menjamah”
43
Selain itu, dari hasil observasi di lingkungan
masyarakat, dapat dikatakan bahwa kerukunan antara
umat beragama dan adat istiadat masyarakat di sekitar
sekolah tergolong kondusif. Masyarakat yakin dan per-
caya terhadap penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri
Genuk 01. Hal itu terbukti sebagian besar peserta didik
berasal dari daerah sekitar sekolah.
Jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa yang
tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau, dapat mendu-
kung sukses dan berkembangnya program sekolah.
Keterjangkauan siswa menuju ke sekolah akan mem-
perlancar kegiatan belajar. Kondisi tersebut dapat men-
dukung implementasi manajemen berbasis sekolah di
SD negeri Genuk 01.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar SDN
Genuk 01, berdasarkan wawancara dengan beberapa
warga sekitar sekolah, diperoleh keterangan bahwa
kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar sekolah
dilihat dari tingkat pendidikan masyarakatnya bera-
gam, dari yang berpendidikan SD sampai dengan Sar-
jana. Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh
dari masing-masing wali kelas, bahwa wali murid dari
siswa-siswi SDN Genuk 01 rata-rata berpendidikan
SMA.
Apabila dilihat dari pekerjaan, sebagian besar dari
wali murid bermata pencaharian sebagai buruh pabrik,
sebagian buruh serabutan, sebagian kecil menjadi pe-
dagang, dan hanya beberapa orang yang berprofesi
sebagai PNS. Terkait dengan kondisi tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi rata-
rata tingkat perekonomian dari mereka tergolong kelas
44
menengah ke bawah. Seperti dikatakan oleh kepala
sekolah.
“Wali murid di sekolah ini rata-rata bekerja di pabrik,
hanya 5 peserta didik yang orang tuanya PNS, selain
itu ada sebagian kecil adalah buruh serabutan”.
Dengan melihat kondisi rata-rata sosial ekonomi
masyarakat atau wali murid yang sebagian besar dari
waktunya dihabiskan untuk bekerja di pabrik yang
terpancang jam kerja sangat berpengaruh terhadap ha-
sil belajar peserta didik. Dalam kondisi yang seperti ini
diperlukan suatu pogram yang tepat untuk dapat
membantu peserta didik secara maksimal dalam men-
capai tujuan pendidikan.
Selain itu dituntut adanya kreativitas guru de-
ngan menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan seperti yang dipersyaratkan
dalam MBS, agar prestasi peserta didik bisa meningkat.
Hal itu sejalan dengan harapan masyarakat yang begitu
besar, agar putra-putrinya memeroleh pendidikan yang
terbaik. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh kepala
sekolah, dengan mengatakan:
“Masyarakat atau orang tua menganggap bahwa SD
Negeri Genuk 01 ini merupakan salah satu sekolah
yang menjadi pilihan masyarakat karena dinilai
sebagai sekolah yang mempunyai kredibilitas untuk meraih prestasi”.
Selanjutnya masyarakat mengharapkan anak-
anaknya mendapatkan nilai hasil ujian yang maksimal,
sehingga bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh
salah satu pengurus komite sekolah:
45
“Sebagian orang tua sangat berambisi agar anaknya berhasil dengan nilai yang memuaskan, selain minta
pihak sekolah untuk memberikan les tambahan juga
memasukkan putra putrinya ke lembaga bimbingan
belajar”.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di
SD Negeri Genuk 01, diperlukan adanya dukungan
atau partisipasi masyarakat pada pendidikan/sekolah.
Adapun bentuk dukungan yang diharapkan sekolah
bisa berupa pemikiran, fisik, dana, dukungan moral,
ataupun bidang tek-nis edukatif. Tetapi sangat di-
sayangkan bahwa dukungan masyarakat dan orang tua
di SD Negeri Genuk 01 belum maksimal. Sebagaimana
dikatakan oleh kepala sekolah:
“Masyarakat atau wali murid kurang merespon
program-program yang disusun oleh pihak sekolah.
Wali murid hanya menggantungkan kemajuan pendi-dikan dan prestasi siswa kepada pihak sekolah. Pe-
mikiran mereka hanya sederhana, bahwa sekolah itu
gratis, semuanya sudah ditanggung pemerintah”. Dengan melihat kondisi yang seperti ini diper-
lukan manajemen model MBS yang melibatkan masya-
rakat secara langsung untuk mendukung pendidikan.
Simpulan dari hasil penelitian di atas me-
nunjukkan bahwa, kebijakan pemerintah belum terwu-
jud secara menyeluruh. Sementara itu kondisi geografis
mendukung terlaksananya program sekolah, namun
kondisi sosial ekonomi orang tua kurang mendukung
sehingga berdampak pada prestasi peserta didik.
Di sisi lain, dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa orang tua menuntut prestasi maksimal dari
peserta didik tanpa diimbangi dengan dukungan ter-
hadap pendidikan. Dengan demikian diperlukan adanya
46
bentuk pengelolaan pendidikan yang tepat untuk me-
ningkatkan mutu pendidikan.
4.1.3.2 Input MBS
Input atau masukan adalah unsur yang harus
tersedia sebelum program MBS di SD Negeri Genuk 01
dilaksanakan guna mendukung terselenggaranya pro-
gram. Unsur tersebut adalah: sumber daya manusia,
kurikulum, sarana dan peralatan yang mendukung,
dana dan anggaran sekolah.
1. Sumber daya manusia.
Keberhasilan MBS tidak terlepas dari kemam-
puan dari sumber daya manusia di sekolah tersebut.
Berdasarkan data yang ada, bahwa sumber daya manu-
sia yang mendukung terlaksananya MBS di SDN Genuk
01 terdiri dari: seorang kepala sekolah dan 9 guru yang
rata-rata berpendidikan S1 termasuk guru mata pe-
lajaran, peserta didik, penjaga sekolah, dan masyarakat
atau wali murid.
Seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidik-
an selalu bekerja sama berusaha semaksimal mungkin
untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri
Genuk 01.
Setiap guru selain tugas utamanya mengajar,
juga mendapat tugas tambahan sesuai dengan kemam-
puan masing-masing. Tugas tersebut diberikan dengan
tujuan untuk memperlancar pelaksanaan program-pro-
gram sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah men-
jelaskan:
47
“Walaupun guru-guru harus mengajar, tapi mereka
masih bisa melaksanakan tugas-tugas lain yang dibe-
bankan, sehingga program sekolah bisa terlaksana
dengan lancar.”
Keberadaan peserta didik, diawali dengan kegiatan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang dilakukan
pada akhir tahun pelajaran. Penerimaan peserta didik
baru melalui proses seleksi berdasarkan persyaratan-
persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah. Sebagai-
mana dijelaskan oleh kepala sekolah:
“Dalam penerimaan peserta didik baru, kami mengacu pada peraturan dari dinas pendidikan yaitu berdasar-
kan usia dan jarak tempat tinggal calon peserta didik
dengan sekolah.”
Berdasarkan keterangan dari guru-guru, bahwa
tingkat kemampuan peserta didik di SD Negeri Genuk
01, rata-rata di setiap kelas yang termasuk katagori
baik sekitar 30%, tingkat kemampuan dengan katagori
sedang sekitar 30%, sedangkan yang termasuk katagori
kurang sekitar 40%. Perbedaan karakteristik dari peser-
ta didik salah satunya dipengaruhi oleh faktor keluarga.
Hal tersebut dipertegas oleh guru kelas 4, dengan
mengatakan:
“Rata-rata orang tua peserta didik bekerja di pabrik
dengan jam kerja dari pagi hingga sore atau malam
hari. Waktu mereka terbatas untuk bisa mengawasi
atau membantu anak-anak belajar, sehingga peserta
didik memperoleh pendidikan hanya sebatas dari guru
di sekolah.”
Peran serta orang tua dalam membantu anak
belajar di rumah sangat berpengaruh terhadap prestasi
peserta didik.
48
2. Kurikulum
Kurikulum berisi rencana dan pengaturan me-
ngenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembela-
jaran. SD Negeri Genuk 01, pada setiap awal tahun
pelajaran menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pen-
didikan (KTSP). Dalam hal ini Kepala sekolah me-
ngatakan:
“KTSP kami susun setiap awal tahun pelajaran, untuk
tahun 2014 ini KTSP yang kami susun merupakan
perpaduan antara kurikulum 2006 untuk kelas 3 dan 6, dan kurikulum 2013 untuk kelas 1,2,4, dan 5”.
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Genuk 01,
UPTD Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat, Kabupa-
ten Semarang dikembangkan sebagai perwujudan dari
kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum
ini merupakan sebuah dokumen yang akan diimple-
mentasikan sebagai panduan proses pembelajaran pada
tahun pelajaran 2014/2015 dalam masa transisi dari
kurikulum 2006 ke kurikulum 2013. Dalam kurikulum
tersebut tertuang visi dan misi sekolah, dengan ha-
rapan dapat dicapai dengan MBS.
Berdasarkan dokumen KTSP yang dimiliki SD
Negeri Genuk 01, bahwa dalam KTSP tersebut termuat
kurikulum muatan lokal provinsi, yaitu Bahasa Jawa,
muatan lokal kabupaten yaitu Tembang Jawa dan
BTQ/PAI, dan muatan lokal sekolah yaitu Bahasa
Inggris. Selain itu di dalam KTSP juga tertulis tentang
adanya kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
49
Dokumen KTSP tidak terlepas dari keseluruhan
aspek yang harus dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran, yaitu: menyusun silabus, program ta-
hunan, program semester, program evaluasi, menyu-
sun analisis KKM, membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, membuat jurnal, daftar nilai, melakukan
analisis penilaian, menyusun program tindak lanjut,
dan melaksanakan bimbingan konseling.
Para guru mengatakan bahwa kegiatan rutin me-
reka pada setiap pelajaran awal tahun adalah mela-
kukan review silabus untuk disesuaikan dengan kebu-
tuhan pembelajaran. Selanjutnya mereka menghitung
jumlah hari efektif dalam satu tahun ajaran sebagai
dasar penyusunan program tahunan. Program semester
dan program evaluasi disusun dengan mengacu pada
program tahunan yang sudah dibuat. Analisis KKM
setiap mata pelajaran dibuat dengan diawali analisis per
kompetensi dasar, kemudian dirata-rata, dan hasil rata-
rata tersebut ditetapkan sebagai KKM per mata pela-
jaran.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu guru di
SD Negeri Genuk 01:
”Silabus sudah ada, kami hanya mereview untuk
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran, bisa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
strategi yang dianggap lebih baik.”
Selain itu para guru juga menjelaskan bahwa
sebelum melaksanakan KBM mereka membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu seba-
gai acuan dalam mengajar agar bisa terarah dan
mencapai tujuan. Kegiatan administrasi lainnya yaitu,
50
membuat jurnal, daftar nilai, melakukan analisis peni-
laian, menyusun program tindak lanjut, dan melaksa-
nakan bimbingan konseling. Dari keseluruhan kegiatan
dibuat dokumen administrasi kegiatan. Dokumen admi-
nistrasi merupakan bukti tertulis tentang apa yang
telah dikerjakan guru terkait dengan kegiatan pembe-
lajaran dan pengembangan kurikulum.
3. Sarana dan peralatan yang mendukung.
Berdasarkan observasi di lapangan, terlihat sara-
na dan prasarana yang ada saat ini dapat mendukung
terlaksanakannya MBS di SDN Genuk 01. Sarana pen-
didikan yang berupa peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan atau proses belajar mengajar, yaitu: 6 ruang
kelas yang memenuhi standar dilengkapi dengan kursi
dan bangku siswa yang cukup, ruang UKS, ruang per-
pustakaan yang berisi buku-buku pelajaran, buku re-
ferensi, buku fiksi dan non fiksi yang dapat diman-
faatkan siswa sebagai sarana belajar, ruang labora-
torium, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan terdapat
juga kantin sekolah.
Kemudian untuk sarana pendukung kegi-atan
belajar mengajar menurut guru-guru sudah tercukupi,
seperti: whiteboard, LCD, tape recorder dan alat peraga
yang cukup lengkap, alat-alat olah raga, alat-alat kese-
nian juga ada walaupun belum lengkap. Sarana lain
berupa komputer untuk melatih siswa dalam pengua-
saan IT walaupun jumlahnya belum memadai.
Terkait dengan sarana prasarana yang tersedia,
kepala sekolah mengatakan:
51
”Secara bertahap kami akan melengkapi ataupun memperbaharui alat-alat pendidikan yang ada di se-
kolah ini.”
Adapun prasarana pendidikan atau fasilitas yang
tidak secara langsung menunjang proses pendidikan di
SD Negeri Genuk 01, yaitu halaman sekolah, kebun,
taman sekolah, ataupun akses menuju sekolah cukup
memadai.
4. Dana dan anggaran sekolah.
Pendidikan yang berkualitas membutuhkan biaya
yang tidak sedikit, bahkan bisa dikatakan mahal. Se-
mentara itu dana dan anggaran yang diperlukan untuk
memperlancar terlaksananya program pendidikan di SD
Negeri Genuk 01 hanya bersumber dari pemerintah
berupa dana BOS, yang besarnya di tahun 2014 Rp
580.000/peserta didik/tahun. Jumlah total dana yang
diterima adalah Rp 136.880.000,00 dan di tahun 2015
sebesar Rp 800.000,00/peserta didik/tahun. Seperti
yang disampaikan oleh guru kelas 2 yang merangkap
sebagai bendahara BOS:
”Untuk memenuhi seluruh kebutuhan sekolah, baik untuk belanja pegawai, pembelian barang habis pakai,
untuk biaya PPDB, kegiatan ekstrakurikuler, pera-
watan sekolah, dll. Kami hanya mengandalkan uang
dari dana BOS. Sementara pengelolaan dana tersebut
dibatasi oleh peraturan yang tertuang dalam buku Ju-
knis pengelolaan dana BOS”. Sejalan dengan hal tersebut dalam wawancara
kepala sekolah membenarkan bahwa dana BOS yang
diterima sekolah tersebut digunakan untuk memenuhi
seluruh kebutuhan dari delapan kegiatan pendidikan.
Namun tidak semua yang diperlukan sekolah bisa
52
didanai dari dana BOS, karena terikat oleh batasan
penggunaannya yang tertuang dalam Juknis penge-
lolaan dana BOS.
Oleh karena itu diperlukan sumber dana lain
guna memenuhi seluruh kebutuhan sekolah, dan dana
tersebut didapat dari sumbangan wali murid yang
sifatnya sukarela tidak mengikat baik jumlah maupun
waktunya. Namun dalam dua tahun terakhir ini belum
ada sumber dana dari masyarakat ataupun dunia
usaha.
Upaya penggalian sumber dana dari masyarakat
atau orang tua belum dilakukan oleh sekolah. Hal itu
disebabkan adanya kekhawatiran dari kepala sekolah
terhadap peraturan yang melarang adanya pungutan
dalam jumlah berapapun. Hal ini sebagaimana dikata-
kan oleh kepala sekolah:
”Sangat sulit untuk membangkitkan kesadaran orang
tua terutama mereka yang tingkat ekonominya cukup mapan agar secara ikhlas turut membantu pihak se-
kolah dalam hal pendanaan.”
Dari uraian hasil penelitian tersebut dapat diam-
bil suatu kesimpulan, bahwa sumber daya manusia
yang mendukung terlaksananya MBS di SDN Genuk 01
sudah memadai sesuai dengan yang disyaratkan, yaitu
dari faktor jumlah personil sudah lengkap dan rata-rata
berpendidikan S1 termasuk guru mata pelajaran.
Latar belakang kecerdasan peserta didik di SD
Negeri Genuk 01 pada tingkat rata-rata, untuk itu pe-
ran guru sangat menentukan prestasi peserta didik.
Dari hasil penelitian tergambar jelas bahwa di SD
Negeri Genuk 01, Kecamatan Ungaran Barat, Kabu-
53
paten Semarang telah mengembangkan KTSP dan
menerapkan kurikulum muatan lokal Propinsi, muatan
lokal Kabupaten, dan muatan lokal sekolah.
Secara umum sarana dan segala peralatan yang
mendukung terselenggaranya MBS di SD Negeri Genuk
01 sudah tersedia cukup lengkap dan dalam kondisi
yang masih baik.
4.1.3.3 Proses MBS
Proses merupakan rangkaian kegiatan untuk
merubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Proses
penyelenggaraan MBS meliputi: proses pengambilan
keputusan, proses pengelolaan MBS, proses belajar
mengajar, dan proses evaluasi sekolah. Unsur-unsur
tersebut dijabarkan berdasarkan hasil wawancara de-
ngan kepala sekolah, guru, dan siswa.
1. Proses Pengambilan Keputusan.
Pengambilan keputusan memegang peranan pen-
ting dalam kegiatan manajemen. Demikian pula dalam
MBS diperlukan adanya penetapan tujuan, penyusunan
rencana, pengorganisasian, dan juga dalam memilih
serta menempatkan orang-orang yang sesuai dengan
kemampuannya. Hal tersebut diperlukan pemikiran
yang tepat dan semuanya dilakukan dengan cara mem-
buat suatu keputusan
Dalam pengambilan keputusan, SD Negeri Genuk
01 dalam hal ini kepala sekolah selalu melibatkan
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk diajak
musyawarah sebelum keputusan diambil. Sebagaimana
dikatakan oleh kepala sekolah:
54
“Segala sesuatu yang menyangkut kebutuhan dan kemajuan sekolah, ataupun segala permasalahan
yang ada di sekolah ini selalu saya bicarakan lebih
dulu dengan guru dan karyawan untuk menentukan
alternatif yang terbaik.”
Sementara itu dari wawancara dengan salah satu
pengurus komite didapat keterangan, bahwa wali murid
diajak bermusyawarah hanya terbatas pada program-
program pembangunan sekolah. Tentang penyusunan
program-program yang lain mereka belum dilibatkan.
Hal itu masih menurut komite, mereka percaya bahwa
sekolah sudah membuat program sesuai dengan harap-
an masyarakat, yaitu meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah tersebut.
2. Proses Pengelolaan MBS
Pengelolaan merupakan rangkaian kegiatan dari
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan/evaluasi.
Menurut kepala sekolah, sebelum program dilak-
sanakan, sekolah menyusun visi, misi, dan tujuan. Ke-
mudian dilanjutkan dengan menyusun rencana jangka
panjang, rencana kerja sekolah, dan menyusun pro-
gram tahunan. Dalam Rencana Pengembangan Seko-
lah menyiratkan adanya program MBS yang menjadi
sasaran penelitian dari penulis.
Dalam penjelasannya, kepala sekolah mengata-
kan:
“Setelah program tersusun, sekolah akan melaksa-
nakan program sesuai dengan pedoman yang ada dan
melaksanakan seluruh kegiatan sekolah, baik bidang kesiswaan, bidang pendidik dan kependidikan, sampai
dengan peran serta masyarakat. Selain itu sekolah
juga menyusun struktur organisasi sekolah.”
55
Pada tahap akhir dari proses pengelolaan MBS
adalah tahap pengawasan dan evaluasi. Tujuannya un-
tuk mengukur keberhasilan suatu program. Demikian
juga SD Negeri Genuk 01 yang melakukan evaluasi
setiap akhir tahun pelajaran. Sebagaimana dijelaskan
oleh kepala sekolah:
“Setiap akhir tahun pelajaran kami melakukan eva-
luasi terhadap pelaksanaan program dalam setahun yang menyangkut delapan standar pendidikan seba-
gai dasar untuk penyusunan program di tahun beri-
kutnya.”
Kepala sekolah melakukan evaluasi secara ber-
sama-sama, dengan melibatkan seluruh guru dan te-
naga lainnya seperti penjaga, satpam, dan tenaga ke-
pendidikan, agar mereka dapat memahami setiap peni-
laian yang dilakukan, untuk selanjutnya bisa mem-
berikan masukan sebagai alternatif pemecahan.
Selanjutnya dari masukan-masukan tersebut bisa
dijadikan dasar untuk penyusunan program tahun be-
rikutnya. Dari hasil evaluasi tersebut dibuat laporan
yang berupa Evaluasi Diri sekolah (EDS).
3. Proses belajar mengajar di SDN Genuk 01
Pembelajaran merupakan salah satu unsur pe-
nentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu
sistem pendidikan. Untuk mewujudkan lulusan yang
berkualitas, maka SDN Genuk 01 merumuskan misi
“melaksanakan pembelajaran secara ”RILEK” (Rekreatif,
Interaktif Lugas, Efektif dan Kondusif) sehingga setiap
siswa dapat berkembang secara optimal dalam situasi
aman dan nyaman.” Misi tersebut sejalan dengan pem-
56
belajaran PAKEM yang merupakan bagian dari tiga pilar
Manajemen Berbasis Sekolah.
Pada saat penelitian ini berlangsung, seko-lah
menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas 1, 2, 4, dan 5
sedangkan kelas 3 dan 6 masih menggunakan kuri-
kulum 2006.
Penelitian terhadap Proses Belajar Mengajar, dia-
wali dengan wawancara terhadap guru-guru yang me-
nerapkan kurikulum 2013, guru kelas 4 mengatakan:
“Pembelajaran dengan penerapan Kurikulum 2013
sebenarnya tidak sulit, tapi cukup melelahkan. Kare-
na setiap hari kita dituntut untuk menyiapkan alat
pembelajaran yang cocok dengan materi pelajaran.”
Dalam keterangannya, guru kelas 1, 2, dan 5 me-
ngatakan bahwa hal yang sangat merepotkan adalah
dengan buku pegangan peserta didik dan guru yang
belum ada. Kesulitan terbesar dalam penerapan K 13
adalah dalam melakukan penilaian yang cukup rumit.
Selain itu juga kesulitan dalam membangkitkan kebe-
ranian peserta didik untuk menyampaikan pendapat-
nya.
Pada saat pengamatan langsung terhadap proses
pembelajaran di kelas 5, terlihat guru sebelum mengajar
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), RPP yang disusun guru, baik strategi maupun
tujuan pembelajaran sudah dikaitkan dengan tujuan
pembelajaran sebelumnya. Aktivitas pembelajaran yang
direncanakan sesuai dengan tingkat usia, kesiapan be-
lajar, tingkat pembelajaran, dan cara belajar peserta
didik.
57
Selama PBM berlangsung, guru berusaha meman-
cing peserta didik untuk bertanya dan menyampaikan
pendapatnya. Guru menggunakan alat peraga yang
relevan dengan materi yang disampaikan. Selain itu
guru mengatur posisi tempat duduk peserta didik
sesuai dengan skenario dan membantu peserta didik
dalam belajar dengan cara berkeliling membantu anak
yang mengalami kesulitan. Dalam keterangannya, guru
tersebut mengatakan:
“Tempat duduk anak, saya atur sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka, dengan tujuan agar saya lebih
mudah untuk membantu kesulitan yang dialami seca-
ra kelompok, agar lebih efektif.”
Pembelajaran dengan menerapkan kurikulum
2013, peserta didik tampak aktif. Mereka belajar de-
ngan senang dan suasana tidak menegangkan, walau-
pun kelas sedikit gaduh.
Kemudian selanjutnya pengamatan dilakukan di
kelas 6 yang belum menerapkan kurikulum 2013,
suasana kelas sangat berbeda dengan kelas 2 dan
kelas 5. Suasana kelas sangat tenang tidak ada
keributan. Model pembelajaran yang digunakan guru
adalah konvensional, di mana siswa lebih banyak men-
dengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melak-
sanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal
kepada peserta didik. Metode yang digunakan guru
antara lain metode ceramah, metode tanya jawab,
metode diskusi, metode penugasan.
Selain model pembelajaran yang kurang mem-
bangkitkan kreativitas siswa tersebut, alat peraga yang
58
tersedia di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal,
sehingga tidak terlihat adanya keaktifan siswa.
Kepala sekolah mengatakan:
“Kreativitas guru sangat tampak, ketika pembela-
jaran menggunakan kurikulum 2013, di mana guru
sangat bersemangat memanfaatkan sumber belajar dan alat pembelajaran yang relevan dengan materi
yang diajarkan.”
Guru kelas 6 memberikan keterangan seperti be-rikut:
“Menghadapi Ujian Sekolah, target materi harus se-
lesai pada akhir semester 1, karena pada bulan Februari biasanya sudah dilaksanakan try out,
sehingga mau tidak mau guru kelas 6 akan me-ngejar target materi semaksimal mungkin. Sehingga
kegiatan pembelajaran di akhir bulan Nopember
hingga pelaksanaan ujian, penyampaian materi le-
bih banyak menggunakan model konvensional.”
Pada akhir pembelajaran, guru melakukan peni-
laian, kemudian menjelaskan tingkat keberhasilan da-
lam pembelajaran dan mengidentifikasi bagian yang
perlu diperbaiki.
4. Proses evaluasi sekolah.
Dalam proses evaluasi sekolah, penelitian me-
liputi dua hal yaitu evaluasi terhadap proses pembe-
lajaran dan evaluasi terhadap program kerja tahunan
sekolah.
Dari hasil studi dokumen terhadap hasil evaluasi
proses pembelajaran menunjukkan bahwa pada kelas
dengan kurikulum 2013 yaitu kelas 1, 2, 4, dan 5,
penilaian dilakukan secara komprehensif untuk meni-
lai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari
masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pem-
belajaran. Penilaian dilakukan pada setiap akhir pem-
belajaran.
59
Menurut guru kelas 4, penilaian cukup rumit,
terutama pada penilaian sikap, karena ada beberapa
teknik, yaitu: melalui observasi, penilaian diri, penilaian
antar teman, dan jurnal. Sebagaimana disampaikan
oleh guru kelas 5:
“Kami baru semester ini melaksanakan kurikulum
2013, ternyata penilaiannya sangat rumit dan mele-
lahkan. Kami harus bisa mengelola waktu dengan
sebaik-baiknya agar semua unsur yang dinilai bisa terlaksana.”
Sementara itu, untuk kelas 3 dan 6 yang masih
menggunakan kurikulum 2006, dari hasil studi doku-
mentasi menunjukkan bahwa aspek penilaiannya juga
sama dengan kelas lain meliputi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor. Penilaian dilakukan pada setiap akhir
pembahasan per kompetensi dasar. Terkait dengan
penilaian guru kelas 5 mengatakan:
“Setiap selesai penilaian per tema/topik/kompetensi
dasar, guru akan menganalisa nilai hasil belajar pe-
serta didik. Dari hasil analisa akan diketahui taraf
serap terhadap materi yang diajarkan. Kemudian dari hasil analisa tersebut digunakan guru untuk mem-
perbaiki proses pembelajaran dan juga hasil belajar
peserta didik.
Semua kelas pada setiap pertengahan semester,
baik semester satu ataupun dua dilakukan evaluasi.
Kemudian pada akhir semester satu dan dua juga
dilakukan evaluasi. Hasil penilaian secara keseluruhan
akan dijadikan sebagai bahan laporan kepada orang tua
tentang kemajuan belajar peserta didik.
Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh data
bahwa program kerja tahunan SD negeri Genuk 01
disusun pada setiap awal tahun pelajaran. Isi dari pro-
60
gram tahunan meliputi sasaran, program, kegiatan
strategis, dan penanggungjawab. Program yang disasar
meliputi bidang kesiswaan, pendidik dan tenaga kepen-
didikan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, sarana
dan prasarana, serta peran serta masyarakat.
Para guru menjelaskan bahwa pada setiap akhir
tahun pelajaran, kepala sekolah bersama-sama guru
dan karyawan mengumpulkan hasil-hasil evaluasi ter-
hadap kinerja siswa, seperti hasil US, hasil ulangan
umum, hasil lomba, dan kinerja siswa yang lain yang
dapat teramati secara jelas. Bagian tata usaha juga
memberikan keterangan apabila tiap akhir pelajaran
diadakan pendataan terhadap pelaksanaan kurikulum,
keadaan pendidik dan tenaga kependidikan, keadaan
sarpras, pengelolaan keuangan, berikut administrasi
pelaksanaannya. Penjelasan dari guru dan tata usaha
dipertegas oleh kepala sekolah dengan mengatakan:
“Kami melakukan evaluasi terhadap program kerja
setelah satu tahun pelaksanaan, untuk mengetahui
sampai sejauh mana program kerja tersebut dapat
dicapai. Program yang belum dapat tercapai akan di-
masukkan kembali pada program tahun berikutnya.”
Lebih lanjut kepala sekolah menjelaskan, bahwa
hasil dari evaluasi tersebut, akan dijadikan sebagai
bahan laporan tentang kinerja sekolah selama satu
tahan yang disebut Evaluasi Diri sekolah (EDS).
Berdasarkan paparan di atas dapat diambil ke-
simpulan bahwa pada aspek proses belum sepenuhnya
sesuai dengan yang diharapkan dari pelaksanaan MBS,
terutama pada pengambilan keputusan dan pada pro-
ses pembelajan. Di mana proses pengambilan keputus-
61
an belum melibatkan masyarakat atau orang tua secara
maksimal. Sedangkan dalam proses belajar mengajar
belum semua guru menciptakan pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan seperti yang
diharapkan dari pelaksanaan MBS.
4.1.3.4 Produk MBS
Hasil dari pendidikan merupakan hasil nyata
pelaksanaan MBS, yaitu berupa prestasi siswa baik
akademik ataupun non akademik.
a. Prestasi siswa di SD Negeri Genuk 01.
Prestasi yang diraih sekolah meliputi prestasi
akademik dan non akademik. Prestasi akademik adalah
suatu keberhasilan yang dicapai setelah belajar secara
optimal. Adapun prestasi akademik yang diraih SD
Negeri Genuk 01 yang berupa hasil nilai Ujian Sekolah
dan prestasi sekolah dalam 3 tahun terakhir dapat
dilihat di Tabel 4.2
Tabel 4.2 Prestasi SD Negeri Genuk 01
No Mata
Pelajaran
2011/2012 2012/2013 2013/2014
N
TDH
N
TTG RATA2
N
TDH
N
TTG RATA2 N TDH
N
TTG RATA2
1. B. Indonesia 6,85 8,92 7,92 6,80 9,60 8,16 7,20 9,60 8,63
2. Matematika 6,72 9,24 7,63 4,50 9,50 7,26 3,00 10,00 8,01
3. IPA 6,80 8,74 7,70 5,40 9,50 7,70 5,50 9,75 7,77
Prestasi yang Dicapai Sekolah 3 Tahun Terakhir
No. Kejuaraan Tingkat Tahun Keterangan
1. Lomba sholat putra Kecamatan 2012 Juara III
2. Lomba K-3 Kabupaten 2012 Juara I
3. Lomba Pentas seni Jawa Kecamatan 2012 Juara II
4, Pesta siaga Pramuka Kabupaten 2012 Juara IV
62
Lanjutan Tabel 4.2 Prestasi SD Negeri Genuk 01
5. Lomba Bahasa Jawa Kecamatan 2012 Juara I
6. Lomba Geguritan Kecamatan 2012 Juara II
7. Lomba Seni tari Kecamatan 2012 Juara III
8. Lomba sekolah adi wiyata Kabupaten 2013 Juara II
9. Pesta siaga putra Pramuka Kecamatan 2013 Juara II
10. Pesta Siaga putri Pramuka Kabupaten 2013 Juara II
11 Lomba Adzan Kabupaten 2014 Juara II
12. Lomba Baca tulis hitung kelas 3 Kecamatan 2014 Juara III
14. Siswa berprestasi Kecamatan 2014 Juara II
15 OSN Kecamatan 2014 Juara V
Berdasarkan data prestasi yang diraih SD Negeri
Genuk 01 di atas, menunjukkan bahwa prestasi aka-
demik peserta didik mengalami kenaikan, sementara
pretasi non akademik dari tahun ke tahun mengalami
penurunan. Penyebab turunnya prestasi non akademik
diakui kepala sekolah pada saat FGD, bahwa guru
memberikan bimbingan pada peserta didik pada saat
akan diadakannya lomba. Waktu yang singkat me-
nyebabkan pembimbingan dari guru kepada peserta
didik tidak dapat dilakukan secara optimal.
Merujuk uraian di atas, dapat diambil kesim-
pulan, bahwa prestasi akademik di SD Negeri Genuk 01
terkait dengan hasil ujian sekolah sudah sesuai dengan
harapan masyarakat, namun prestasi non akademik
belum optimal. Hal itu disebabkan kegiatan pembim-
bingan yang belum terprogram. Dengan demikian sa-
saran yang ingin dicapai oleh sekolah belum maksimal.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Evaluasi Konteks MBS
Pengelolaan pendidikan dalam era otonomi dae-
rah, menyiratkan bahwa peran dan tanggung jawab
63
pelaksanaan pendidikan telah diserahkan kepada dae-
rah, termasuk tanggungjawab dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
Selanjutnya pengelolaan pendidikan diserahkan
kepada sekolah di mana sekolah diberikan kewenangan
untuk mengelola sekolahnya. Demikian halnya dengan
SD Negeri Genuk 01, dengan adanya otonomi sekolah
tersebut menjadikan sekolah lebih mandiri dan mampu
mengembangkan program-program yang sesuai dengan
kebutuhan dan potensinya.
Kewenangan sekolah dalam pengelolaan pendi-
dikan diwujudkan dalam bentuk Manajemen Berbasis
sekolah. Hal tersebut sesuai dengan PP 19/2005:SNP
Ps 49:1 yang menjelaskan bahwa: Pengelolaan satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan mene-
ngah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisi-
pasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Dengan adanya otonomi sekolah, SD Negeri
Genuk 01 lebih leluasa untuk mengelola sumberdaya
yang tersedia di sekolah tersebut. Namun dalam
pengelolaan keuangan, sekolah belum diberikan kele-
luasaan secara penuh seperti yang tersirat pada kebi-
jakan MBS. Sehingga hal itu cukup menyulitkan seko-
lah untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
Permasalahan yang muncul di sekolah tersebut,
yaitu ketika sekolah membutuhkan sarana dan pra-
sarana yang mendukung pembelajaran, namun tidak
da-pat didanai dari dana yang diberikan pemerintah
pada pihak sekolah yang berupa dana BOS. Terutama
kebutuhan yang terkait dengan belanja modal. Maka
64
salah satu cara yang bisa ditempuh oleh sekolah yaitu
dengan melibatkan masyarakat atau wali murid untuk
ikut berperan secara aktif membantu sekolah dalam
memenuhi kebutuhan tersebut, seperti yang tersirat
dalam manajemen berbasis sekolah.
Aspek lain yang melatarbelakangi terselengga-
rakannya MBS adalah kondisi geografis dan kondisi
sosial ekonomi masyarakat. Kondisi dan kesesuaian
daerah sekitar SD Negeri Genuk 01 ditinjau dari sosial
budaya kehidupan masyarakat dapat dikatakan bahwa
masyarakat sekitar mendukung pelaksanaan MBS.
Masyarakat berpartisipasi dalam hal keamanan dan
kenyamanan sekitar sekolah.
Dengan kondisi yang demikian akan membuat
kegiatan pembelajaran menjadi nyaman dan dapat
berjalan dengan lancar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Raharjo (2004:9), bahwa lingkungan sekolah yang aman
dan tertib, dapat menciptakan suasana proses belajar
mengajar yang nyaman dan efektif.
Kondisi Alam sekitar SD Negeri Genuk 01 yang
jauh dari gangguan bencana alam dan jarak yang ter-
jangkau peserta didik dapat mendukung penye-
lenggaraan pendidikan di sekolah dan memiliki potensi
besar untuk sukses dan berkembangnya MBS. Keter-
jangkauan peserta didik menuju ke sekolah akan mem-
perlancar kegiatan pembelajaran yang sudah ter-jadwal
secara tertib.
Seperti yang dijelaskan dalam ketentuan dari
standar pelayanan minimal bidang pendidikan, yang
intinya bahwa harus tersedia satuan pendidikan dalam
65
jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu mak-
simal tiga kilometer untuk SD/MI.
Sementara itu kerukunan antara umat beragama
dan adat istiadat masyarakat di sekitar SD Negeri
Genuk 01 tergolong kondusif. Masyarakat juga memiliki
keyakinan terhadap penyelenggaraan pendidikan di SD
Negeri Genuk 01. Hal itu terbukti sebagian besar ma-
syarakat di sekitar sekolah memercayakan anak-
anaknya untuk belajar di sekolah tersebut.
Keberlangsungan proses pendidikan tidak terle-
pas dari latar belakang orang tua peserta didik, terkait
dengan kondisi sosial ekonominya. Dilihat dari tingkat
pendidikan orang tua yang rata-rata masih tergolong
rendah dan sumber mata pencaharian sebagai karya-
wan pabrik, berpengaruh terhadap prestasi peserta
didik. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk
memberikan perhatian pada anak selama di rumah.
Tetapi kenyataan yang ada, waktu orang tua banyak
tersita di tempat bekerja, sehingga nyaris tidak ada
kesempatan untuk mendampingi anak belajar.
Kondisi tersebut tentu saja memengaruhi tingkat
keberhasilan anak di sekolah. Dengan kondisi seperti
diperlukan upaya maksimal dari guru untuk mencip-
takan pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk
meningkatkan prestasi peserta didik. Dalam hal ini
model PAKEM digunakan sebagai salah satu model
pembelajaran yang diterapkan di SD Negeri Genuk 01.
Animo masyarakat terhadap dunia pendidikan
sangat tinggi. Terbukti setiap tahun ajaran baru, ratus-
an siswa menyerbu sekolah-sekolah yang ada baik se-
kolah negeri ataupun swasta. Keinginan masyarakat
66
untuk melanjutkan pendidikan anaknya yang lebih
tinggi, tidak terpengaruh oleh kondisi sosial ekonomi
mereka.
Persaingan yang ketat untuk memasuki sekolah
ke jenjang yang lebih tinggi, membuat masyarakat
menuntut hasil ujian sekolah juga tinggi. Hal itu
terungkap dalam FGD, bahwa wali murid SD Negeri
Genuk 01 sangat berharap hasil ujian sekolah bisa
maksimal, sehingga peserta didik bisa dengan mudah
memasuki sekolah yang diinginkan.
Hal ini menunjukkan, bahwa perlu adanya stra-
tegi yang tepat untuk dapat memenuhi harapan orang
tua/masyarakat tersebut. Terselenggaranya MBS tidak
terlepas dengan adanya dukungan dari masyarakat dan
wali murid atau peran serta masyarakat dalam me-
ningkatkan mutu pendidikan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memang
telah menyediakan serangkaian materi, sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Walau sebenarnya tanggung-
jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tang-
gungjawab sekolah, namun juga menjadi tanggung
jawab masyarakat atau orang tua untuk ikut serta
berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Pentingnya partisipasi masyarakat diamanatkan
dalam UU Sisdiknas Pasal 9 bahwa: “Masyarakat ber-
kewajiban untuk memberikan dukungan sumber daya
dalam penyelenggaraan pendidikan”; dan Pasal 54 Ayat
(1) dan (2) “Peran serta masyarakat dalam pendidikan
meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga,
organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kema-
67
syarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu pelayanan pendidikan”, serta masyarakat dapat
berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan peng-
guna hasil pendidikan”.
Kenyataan yang ada masih terdapat jurang pe-
misah yang terjadi dalam konsep pendidikan kita saat
ini. Banyak orang tua yang menyerahkan sepe-nuhnya
tanggungjawab pendidikan ke sekolah, tanpa mempe-
dulikan kemajuan pendidikan.
Demikian halnya dengan wali murid SDN Genuk
01 sebagian besar merasa sudah melaksanakan kewa-
jiban mendidik anak, dengan hanya menyerahkannya
kepada sekolah. Tidak ada seorangpun yang datang ke
sekolah menemui wali kelas untuk menanyakan kema-
juan pendidikan anak-anaknya, apalagi menanyakan
tentang program-program sekolah. Pemikiran mereka
sangat sederhana, bahwa pemerintah sudah menang-
gung semua biaya pendidikan. Sehingga orang tua tidak
lagi berpikir bagaimana sekolah tempat anaknya belajar
bisa memenuhi kebutuhan guna menunjang kemajuan
pendidikan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa di
SD Negeri Genuk 01 dukungan atau partisipasi masya-
rakat pada pendidikan/sekolah dalam bentuk pemikir-
an, fisik, dana, ataupun bidang teknis edukatif belum
banyak dilakukan, sebagaimana yang diharapkan dari
pelaksanaan MBS dan UU Sisdiknas.
Untuk mendapatkan dukungan dari orang tua
dan masyararakat adalah dengan meningkatkan hu-
bungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat.
Apabila hubungan antara sekolah dan masyarakat ter-
68
jalin dengan baik, maka rasa tanggung jawab dan par-
tisipasi masyarakat untuk ikut serta memajukan pen-
didikan di sekolah tersebut akan baik dan meningkat.
Dengan hubungan yang harmonis tersebut dapat men-
jembatani pemenuhan kebutuhan yang diperlukan oleh
sekolah dan masyarakat itu sendiri.
Selain itu perlu dilakukan komunikasi interaktif
mengenai program-program sekolah dan menginforma-
sikan mengenai gambaran dan kondisi sekolah kepada
masyarakat atau wali murid. Informasi dapat dilakukan
melalui laporan tahunan kepada orang tua, pameran
sekolah, bulletin bulanan, kunjungan ke rumah peserta
didik, atau penjelasan oleh kepala sekolah, guru, dan
staf sekolah. Di samping itu paguyuban wali murid
yang sudah terbentuk di SD Negeri Genuk 01 dapat di-
optimalkan fungsinya yaitu dengan cara mendorong
paguyuban untuk membuat program kegiatan yang
berorientasi pada program-program sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disim-
pulkan bahwa program manajemen berbasis sekolah
dibutuhkan oleh warga sekolah untuk mengelola pendi-
dikan secara maksimal sehinggan dapat meningkatkan
mutu pendidikan di SD Negeri Genuk 01 Kecamatan
Ungaran Barat, Kabu-paten Semarang.
4.2.2 Evaluasi Input MBS
Evaluasi Input dilakukan pada aspek: sumber
daya manusia, kurikulum, sarana dan prasarana, dana
dan anggaran.
69
1. Sumber daya manusia.
MBS bukan hanya sekadar memiliki kewenangan
dalam pengelolaan pendidikan saja, melainkan men-
syaratkan kemampuan dan kemandirian dari sumber
daya manusia yang terlibat di dalam pengelolaan satu-
an pendidikan tersebut, seperti: kepala sekolah, guru,
staf, serta komite sekolah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa efektivitas dan
efisiensi belajar dan pembelajaran siswa di sekolah
sangat bergantung kepada peran guru. Guru yang
profesional sangat menentukan keberhasilan dari
pendidikan. Selain itu keberhasilan suatu program di-
pengaruhi juga oleh jumlah maupun tingkat pendidikan
dari personil pendukung proses pendidikan itu sendiri.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya terkait
dengan sumber daya manusia yang mendukung ter-
selenggaranya MBS yaitu kemampuan dari setiap
personil untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab
sesuai dengan pekerjaan yang dibebankannya.
Berdasarkan latar belakang pendidikan yang
dimiliki, bahwa sumber daya manusia yang mendukung
terlaksananya MBS di SDN Genuk 01 sudah sesuai
dengan yang disyaratkan, yaitu dari faktor jumlah per-
sonil sudah lengkap dan rata-rata berpendidikan S1
termasuk guru mata pelajaran. Hal itu sesuai dengan
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi akademik dan Kom-
petensi Guru, yang berbunyi :
“Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sede-
rajat, harus memiliki kualifikasi akademik pen-
didikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-
70
IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.”
Dengan demikian secara umum sumber daya
manusia yang ada di SD Negeri Genuk 01 memiliki
kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang dibebankannya. Selain
itu terdapat seorang tenaga administrasi berpendidikan
S1 yang mengerjakan kegiatan administrasi dan me-
rangkap tugas mengajar komputer bagi seluruh siswa.
Untuk merawat lingkungan sekolah dibebankan kepada
seorang penjaga sekolah.
Jumlah guru yang lengkap, proses pembelajaran
menjadi lancar dan peserta didik bisa belajar dengan
maksimal karena selalu ada guru yang mengajar di
kelas. Selain itu dengan tingkat pendidikan dari guru
yang sudah memadai sangat menunjang kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran.
Kepala sekolah berusaha memaksimalkan pem-
berdayaan semua personil di SD Negeri Genuk 01
dengan memberikan tugas tambahan selain tugas uta-
manya mengajar sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Tugas tersebut diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar pelaksanaan program-program sekolah.
Demikian pula tenaga kependidikan yang ada di SD
Negeri Genuk 01 dapat melaksanakan tugas dan tang-
gungjawab dengan baik, sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing-masing. Kepala sekolah selalu me-
motivasi semua guru dan karyawan untuk melaksa-
nakan tugas secara optimal. Kepala sekolah juga
menghimbau kepada mereka agar menyumbangkan
71
segenap kemampuannya untuk kepentingan sekolah
dan bekerja lebih baik dari hari ke hari.
Semua kegiatan yang ada di sekolah, baik yang
berkenaan dengan manajemen pembelajaran, tenaga
pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, keu-
angan, hubungan sekolah dengan masyarakat, kese-
muanya diarahkan pada peserta didik agar mendapat
layanan pendidikan yang bermutu.
Keberhasilan pendidikan juga dipengaruhi oleh
bakat, minat, dan tingkat kecerdasan peserta didik.
Mencermati latar belakang kecerdasan peserta didik di
SD Negeri Genuk 01 pada tingkat rata-rata, maka guru
dituntut untuk menyusun strategi pembelajaran yang
tepat dengan memerhatikan karakteristik peserta didik.
2. Kurikulum.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyeleng-
garaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (Depdiknas, 2008). Terkait dengan
hal itu, maka setiap sekolah harus mengembangkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam Permendiknas nomor 19 tahun 2007 ten-
tang Standar Pengelolaan, dijelaskan bahwa: KTSP
dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, potensi
atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan peserta didik.
Demikian halnya dengan SD Negeri Genuk 01,
setiap awal tahun pelajaran kepala sekolah bersama tim
pengembang menyusun KTSP sebagai perwujudan dari
72
kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum
yang tersusun merupakan sebuah dokumen yang akan
diimplementasikan sebagai panduan proses pembelajar-
an pada tahun pelajaran 2014/2015 dalam masa
transisi dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013.
Dalam kurikulum tersebut tertuang visi dan misi se-
kolah, dengan harapan dapat dicapai dengan MBS.
Dalam dokumen KTSP SD Negeri Genuk 01,
tertulis dengan jelas visi dan misi yang dirumuskan
berdasarkan kondisi sekolah, diantaranya memasuk-
kan wawasan lingkungan sebagai langkah ke depan
dalam upaya mengurangi polusi udara. Dalam KTSP
tersebut juga termuat tentang muatan lokal Bahasa
Jawa, Tembang Jawa, dan Bahasa Inggris, serta me-
muat kegiatan pengembangan diri yang dilakukan
dalam bentuk ekstrakurikuler.
Selain itu dalam Permendiknas nomor 19 tahun
2007 juga dijelaskan bahwa setiap guru bertang-
gungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran
yang diampunya sesuai dengan standar isi, standar
kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP.
Para guru di SD Negeri Genuk 01 pada awal
tahun pelajaran melakukan review silabus untuk
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Selanjut-
nya mereka menghitung jumlah hari efektif dalam satu
tahun ajaran sebagai dasar penyusunan program
tahunan. Program semester dan program evaluasi di-
susun dengan mengacu pada program tahunan yang
sudah dibuat. Analisis KKM setiap mata pelajaran
dibuat dengan diawali analisis per kompetensi dasar,
73
kemudian dirata-rata, dan hasil rata-rata tersebut
ditetapkan sebagai KKM per mata pelajaran.
Berdasarkan paparan di atas, tergambar jelas
bahwa di SD Negeri Genuk 01, Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang telah mengembangkan
KTSP dan menerapkan kurikulum muatan lokal Pro-
vinsi, muatan lokal Kabupaten, dan muatan lokal seko-
lah. Para guru juga telah mengembangkan kurikulum
dalam bentuk silabus, prota, promes, program evaluasi,
dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kurikulum yang disusun oleh sekolah siap
digunakan untuk penyelenggaraan MBS di SD Negeri
Genuk 01.
3. Sarana dan peralatan yang mendukung.
Secara umum sarana dan segala peralatan yang
mendukung terselenggaranya MBS di SD Negeri Genuk
01 sudah tersedia cukup lengkap dan dalam kondisi
yang masih baik. Sarana dan prasarana yang ada
mencakup: (a) Alat pelajaran, seperti: papan tulis, alat-
alat olah raga dan kesenian, alat-alat untuk praktikum
IPA, dan sebagainya; (b) alat peraga, seperti: torso,
rangka manusia, globe, peta, dan sebagainya; (c) media
pengajaran/pendidikan, seperti: chart, tape recorder,
televisi, komputer, dan LCD.
Selain sarana prasarana pendidikan yang meli-
puti segala macam alat, perlengkapan, atau benda-ben-
da yang dapat digunakan untuk memudahkan penye-
lenggaraan pendidikan di SDN Genuk 01 yaitu: ruang
kelas, ruang perpustakaan, bangku siswa, kursi, dan
sebagainya.
74
MBS akan efektif apabila didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai. Demikian halnya dengan
SD Negari Genuk 0, menyediakan sarana dan peralatan
yang cukup lengkap untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar agar dapat mencapai tujuan secara maksimal.
Hal ini sejalan dengan ketentuan yang tertulis dalam
UU No 20 taun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat 1
yang menyatakan bahwa: ”Setiap satuan pendidikan
formal dan non formal menyediakan sarana dan pra-
sarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan
peserta didik."
4. Dana dan anggaran.
Dana dan anggaran merupakan sumber daya
yang sangat diperlukan untuk menunjang efektivitas
dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hampir semua
kegiatan yang ada di sekolah membutuhkan biaya.
Saat ini sumber dana yang diterima SD Negeri
Genuk 01 hanya berasal dari pemerintah berupa dana
BOS dan dana pendamping berupa dana BOSDA.
Penggunaan dana untuk kegiatan di sekolah tidak bo-
leh menyimpang dari juknis pengelolaan dana BOS.
Kondisi demikian cukup mempersulit pihak sekolah
untuk menggunakan dana sesuai dengan kebutuhan
sekolah secara luas. Namun secara umum dana yang
ada cukup untuk menyuplai terselenggaranya MBS.
Sebenarnya dalam rangka MBS, sekolah diberi
kewenangan untuk mencari dan memanfaatkan sumber
dana lain sesuai dengan keperluan sekolah, sepanjang
75
tidak melanggar peraturan yang ada. Sumber dana
yang dimaksud bersumber dari pemerintah, orang tua
peserta didik, ataupun masyarakat. Namun demikian,
SD Negeri Genuk 01 belum melakukan upaya-upaya
penggalian dana dari sumber lain, selain dana BOS.
Dari paparan hasil penelitian dapat diambil suatu
kesimpulan, bahwa sumber daya manusia, kurikulum,
sarana prasarana, serta dana yang tersedia di SD
Negeri Genuk 01 sudah dapat mendukung imple-
mentasi MBS di SD Negeri Genuk 01 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
4.2.3 Evaluasi Proses MBS
Evaluasi proses dilakukan pada aspek: proses
pengambilan keputusan, pengelolaan MBS, proses bela-
jar mengajar, proses evaluasi.
1. Proses Pengambilan Keputusan.
Faktor penting dalam kegiatan MBS adalah
proses pengambilan keputusan. Sekolah merupakan
suatu organisasi, tentu diperlukan adanya penetapan
tujuan, penyusunan rencana, pengorganisasian, pe-
nempatan personil, sampai dengan tahap pelaksanaan.
Semua kegiatan tersebut tidak terlepas dari proses
pengambilan keputusan yang dianggap paling tepat.
Dalam penyelenggaraan MBS di SD Negeri Genuk
01, pengambilan keputusan dilakukan oleh kepala
sekolah dengan melibatkan seluruh tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan. Keputusan diambil secara
demokratis dan melalui musyawarah untuk mufakat.
76
Semua peserta musyawarah diberikan kesempatan
yang sama untuk menyampaikan saran dan pendapat.
Semua saran, masukan, dan pendapat disimpul-
kan oleh kepala sekolah selaku pimpinan untuk menen-
tukan langkah-langkah yang hendak diambil dalam
suatu kegiatan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Farland (1976 dalam Rohiat 2012:20), bahwa keputus-
an adalah suatu tindakan pemilihan di mana pimpinan
menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus
atau tidak harus dilakukan dalam situasi tertentu.
Tidak semua bentuk pengambilan keputusan
dilakukan oleh sekolah dengan melibatkan masyarakat,
tetapi hanya pada saat membahas program-program
pembangunan. Pembahasan dilakukan dengan cara
musyawarah pada saat ke-giatan pertemuan antara
warga sekolah dan wali murid bersama komite. Dalam
aktiitas pertemuan, usulan, saran, dan pendapat ha-
nya didominasi orang-orang tertentu saja, namun
peserta yang lain menyepakati hasil musyawarah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa proses pengambilan keputusan dilakukan oleh
kepala sekolah bersama-sama warga sekolah dan ko-
mite didasarkan atas asas musyawarah, mufakat, dan
demokratis.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rahardjo
(2004:3), bahwa salah satu tujuan dari MBS adalah me-
ningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambil-
an keputusan bersama/partisipatif.
77
2. Proses Pengelolaan MBS
Proses pengelolaan MBS di SD Negeri Genuk 01,
Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dilak-
sanakan secara berurutan, dari tahap perencanaan,
pelaksanaaa, dan pengawasan/evaluasi.
Perencanaan merupakan kegiatan awal untuk
menyiapkan secara sistematis bentuk-bentuk kegiatan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari
program sekolah. Pada tahap ini yang dilakukan SD
Negeri Genuk 01 adalah merumuskan visi, misi, tujuan.
Selain itu juga menyusun rencana kerja sekolah, baik
jangka panjang, menengah, ataupun tahunan.
Pada tahap pelaksanaan, sekolah melaksanakan
program sesuai dengan pedoman yang ada. Selain itu
sekolah juga menyusun struktur organisasi sekolah,
menyusun dan melaksanakan kegiatan sekolah dalam
keseluruhan bidang, dari bidang kesiswaan, bidang
pendidik dan kependidikan, sampai dengan peran serta
masyarakat.
Pada tahap akhir dari proses pengelolaan MBS
adalah tahap pengawasan dan evaluasi. Dalam hal ini
kepala sekolah melaksanakan pengawasan dan evaluasi
terhadap kegiatan pembelajaran dan evaluasi terhadap
program kerja tahunan sekolah.
3. Proses Belajar Mengajar.
Proses pembelajaran menentukan baik tidaknya
lulusan yang dihasilkan oleh sekolah. Pembelajaran
yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan
hasil belajar yang baik pula. Dalam hal ini peran guru
sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
78
Para guru di SD Negeri Genuk 01, kegiatan
pembelajaran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pembelajaran. Dalam perencanaan
proses pembelajaran, guru menyusun Rencana Pelaksa-
naan Pembelajaran (RPP) yang dijabarkan dari silabus.
Guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran yang
interaktif, menyenangkan, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dan kreatif.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan imple-
mentasi dari RPP. Kegiatan pembelajaran yang dilaku-
kan guru-guru SD Negeri Genuk 01 meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pada tahap pendahuluan guru melaksanakan apersepsi
untuk merangsang kesiapan peserta didik mengikuti
pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak semua
guru di SD Negeri Genuk 01 memanfaatkan media atau
alat peraga. Dari paparan hasil penelitian hanya kelas
1, 2, 4, dan 5 yang menggunakan media pembelajaran
dengan lengkap, karena tuntutan kurikulum 2013.
Peserta didik terlihat lebih aktif bertanya dan menyam-
paikan pendapat, selain itu peserta didik juga tampak
senang. Hal itu sesuai dengan pembelajaran PAKEM
yang dikehendaki dalam MBS.
Pembelajaran PAKEM menuntut adanya krea-
tivitas guru untuk menciptakan kegiatan belajar dan
menyediakan sarana yang dapat merangsang keingin-
tahuan siswa dan dapat merangsang siswa untuk
berpikir secara produktif.
Pada akhir kegiatan belajar mengajar, guru me-
laksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran
79
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi pe-
serta didik, serta digunakan untuk menyusun laporan
kemajuan hasil belajar, juga digunakan untuk mem-
perbaiki proses pembelajaran.
4. Proses evaluasi sekolah.
Evaluasi adalah tahapan dalam MBS, merupakan
kegiatan penting untuk memperoleh informasi sejauh
mana tingkat keefektifan dan kesuksesan pelaksanaan
program sekolah. Hasil evaluasi akan dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengadakan perbaikan terhadap
program-program tersebut.
Evaluasi dilakukan oleh SD Negeri Genuk 01
secara menyeluruh, menyangkut pengelolaan semua bi-
dang, yaitu bidang teknis edukatif atau pelaksanaan
kurikulum/proses pembelajaran, bidang keuangan, bi-
dang ketenagaan, sarana prasarana.
Evaluasi pelaksanaan kurikulum/proses pembe-
lajaran dilakukan oleh para guru secara periodik, yaitu
empat kali dalam setahun, pada pertengahan semester
satu dan dua serta akhir semester satu dan dua, yang
disebut tes sumatif. Selain itu evaluasi juga dilakukan
pada akhir pembahasan pada setiap kompetensi dasar
atau per topik bahasan.
Evaluasi belajar dilakukan oleh para guru di SD
Negeri Genuk 01, dengan tujuan untuk mengetahui
apakah proses belajar mengajar telah mencapai sasaran
ataukah belum. Hasil evaluasi tersebut digunakan oleh
guru untuk melakukan perbaikan terhadap proses
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
80
Hal tersebut sesuai dengan tujuan evaluasi yang
tertulis dalam UU Sisdiknas tahun 2003, pasal 58 ayat
1, yang berbunyi: “Evaluasi hasil belajar peserta didik
dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
SD negeri Genuk 01, selain melakukan evaluasi
terhadap proses pembelajaran juga melakukan evaluasi
terhadap program kerja tahunan. Evaluasi dilakukan
pada akhir tahun pelajaran, untuk mengetahui sejauh
mana program kerja tahunan sekolah telah dicapai.
Program kerja tahunan meliputi bidang kesiswaan,
bidang tenaga pendidik dan kependidikan, bidang keu-
angan, dan bidang sarana prasarana sekolah.
Dari hasil evaluasi tersebut, sekolah menentukan
langkah–langkah dan strategi yang tepat untuk mem-
perbaiki atau meningkatkan ketercapaian program.
SD Negeri Genuk 01 pada setiap akhir tahun
pelajaran juga melakukan evaluasi secara menyeluruh
menyangkut pengelolaan semua bidang dalam satuan
pendidikan berdasarkan delapan Standar Nasional Pen-
didikan (SNP). Rumusan hasil evaluasi secara menye-
luruh digunakan oleh sekolah untuk mengetahui kele-
bihan dan kekurangannya untuk perbaikan program
tahun berikutnya dan digunakan sebagai dasar untuk
menyusun rencana pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan.
Selain itu SD Negeri Genuk 01 juga menyusun
laporan hasil evaluasi dengan cara mengisi instrumen
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sesuai dengan hasil eva-
luasi menyeluruh yang dilakukan sekolah. EDS me-
81
rupakan evaluasi terhadap kinerja sekolah selama satu
tahun.
Hal itu sejalan dengan penjelasan Umaedi (2012:
6.24), bahwa hasil evaluasi sekolah secara menyeluruh
salah satunya digunakan sebagai masukan bagi tin-
dakan koreksi dan perbaikan atau penyempurnaan bagi
program kerja tahun berikutnya (baik dalam peren-
canaan maupun pelaksanaan), serta penyempurnaan
kebijakan pengelolaan satuan pendidikan yang bersang-
kutan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
pengambilan keputusan dilakukan oleh kepala sekolah
bersama-sama guru dan tenaga kependidikan, namun
belum melibatkan orang tua dan komite secara mak-
simal. Proses pengelolaan MBS sudah dilakukan secara
berurutan. Proses belajar mengajar di SD Negeri Genuk
01 belum seluruhnya menerapkan PAKEM dalam ke-
giatan pembelajaran. Proses Evaluasi dilakukan terha-
dap kegiatan pembelajaran dan program sekolah.
4.2.4 Evaluasi Produk MBS
Produk atau hasil MBS di SD Negeri Genuk 01,
Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang meru-
pakan tahap akhir yang hendak dicapai oleh sekolah.
Produk merupakan bukti nyata dari keberhasilan MBS
di SD Negeri Genuk 01.
Keberhasilan dari MBS di SD Negeri Genuk 01
dapat dilihat pada setiap akhir tahun pelajaran, pada
saat sekolah melakukan evaluasi terhadap program
tahunan sekolah. Keberhasilan dari MBS berorientasi
82
pada prestasi yang diraih oleh sekolah yang berupa
prestasi akademik dan non akademik.
Berdasarkan uraian hasil penelitian menun-
jukkan, bahwa pada prestasi akademik ataupun non
akademik di SD Negeri Genuk 01 belum maksimal.
Proses pembimbingan dalam menghadapi lomba sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
aspek produk, implementasi manajemen berbasis seko-
lah di SD Negeri Genuk 01, produk (output) yang
dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan.