bag.inti proposal evie 2a

69
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa.masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak –anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis kognitif dan sosial.dalam kebanyakan budaya,remaja dimulai pada kira – kira usia 10 – 13 tahun dan berahir kira – kira pada usia 18 sampai 22 tahun.(.Santrock J.W,2003 hal 31) Salah satu tanda seseorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi.menstruasi adalah pengeluaran cairan secara berkala dari vagina selama usia reproduksi.menstruasi normal terdiri dari darah,sekresi dan lapisan uterus / rahim yang terlepas (Ramaiah,2006)

Upload: munah-asrini

Post on 24-Jul-2015

2.122 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ririn

TRANSCRIPT

Page 1: Bag.inti Proposal Evie 2A

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak – kanak

ke masa dewasa.masa remaja adalah masa perkembangan transisi

antara masa anak –anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan

biologis kognitif dan sosial.dalam kebanyakan budaya,remaja dimulai

pada kira –kira usia 10 – 13 tahun dan berahir kira – kira pada usia 18

sampai 22 tahun.(.Santrock J.W,2003 hal 31)

Salah satu tanda seseorang perempuan memasuki masa pubertas

adalah terjadinya menstruasi.menstruasi adalah pengeluaran cairan

secara berkala dari vagina selama usia reproduksi.menstruasi normal

terdiri dari darah,sekresi dan lapisan uterus / rahim yang terlepas

(Ramaiah,2006)

Bagi sebagian orang perempuan,menstruasi merupakan siksaan

trsendiri yang harus dialami setiap bulan,menurut penelitian lebih dari

50% wanita pernah mengalami gangguan pada proses menstruasi.salah

satu gangguan pada proses menstruasi adalah dismenore.pengertian

dismenore adalah gangguan fisik yang sangat menonjol pada wanita

yng sedang mengalami pendarahan haid.manifestasi utama pada

disminore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada

24 jam sebelum terjadinya pendarahan haid dan dapat bertahan selama

24 – 26 jam meskipun beratnya hanya berlangsung 24 jam pertama

Page 2: Bag.inti Proposal Evie 2A

2

saat terjadinya pendarahan haid.kram tersebut terutama dirasakan di

daerah perut bagian bawah ,tetapi dapat menjalar ke punggung /

permukaan dalam paha.pada suatu kasus berat disertai

mual,muntah,diare,pusing,atau bahkan pingsan (Hendrik,2006)

Bobak (2004) hal 981,menyebutkan bahwa,disminore bukanlah

suatu penyakit,melainkan gejla yang timbul akibat adanya kelainan

dalam rongga panggul dan sangat mengganggu aktifitas

perempuan,bahkan sering kali mengharuskan penderita beristirahat dan

meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam akibat

dismenore.dismenore primer dimulai saat seorang wanita berumur 2-3

tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada usia 15 – 25

tahun.berdasarkan data menunjukkan bahwa dismenore primer tersebut

di alami oleh 60 – 75% perempuan muda.dari tiga perempat jumlah

tersebut mengalami dismenore dengan intensitas ringan /

sedang.sedangkan seperampat lainya mengalami,dismenore dengan

tingkat berat dan terkadag menyebabkan si penderita tidak berdaya

dalam menahan nyerinya tersebut.(hendrik,2006).

Meskipun dismenore merupakan masalah fisik bukan masalah

psikis,namun dismenore dengan tingkatan nyerinya sering

menimbulkan bahaya.kondisi seperti ini membawa remaja pada situasi

yang tidak menyenangkan.melihat dampak dari dismenore tersebut

dapat dikatakan bahwa disminore merupakan salah satu problema

dalam kehidupan remaja putri yang memaksa mereka untuk

Page 3: Bag.inti Proposal Evie 2A

3

menggunakan bernagai macam cara untuk mencegah terjadinya nyeri

disminore.(Ramaiah.2006)

Dari studi pendahuluan remaja putri pembelajaran yang diperoleh

di sekolah tidak menunjang pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

khususnya menstruasi dan cara penanggulangan nyeri dismenore.hasil

studi pendahuluan di Ponpes Putri Mojosari ada 53 Santriwati

mengalami nyeri haid (dismenore)dengan skala ringan,sedang

danberat.dari 53 orang santriwati tersebut 9 orang mengatakan saat

nyeri menstruasi tidak dapat mengikuti aktivitas sekolah.dan 11 orang

mengatakan mengatasinya dengan minum obat.

maka dari itulah peneliti tertarik untuk mengidentifikasi pengaruh

teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri Dismenore

sebagai solusi bagi remaja putri yang acap kali merasakan nyeri saat

Haid (Menstruasi) dan teknik ini belum diketahui efektifitasnya secara

pasti.

Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi ketegangan dan

mempermudah pernafasan sehingga meningkatkan oksigen dalam

darah dan memberikan perasaan tenang menurunkan nyeri.sehinga

teknik ini bisa digunakan sebagai solusi menurunkan nyeri haid.

Page 4: Bag.inti Proposal Evie 2A

4

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada pengaruh teknik relaksasi Nafas dalam

terhadap penurunan Dismenore pada remaja putri?

2. Bagaimanakah efektifitas teknik relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan dismenore pada remaja putri?

3. Bagaimanakah penurunan nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan teknik relaksasi nafas dalam?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Menjelaskan pengaruh teknik relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan dismenore pada remaja putri

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi perubahan intensitas nyeri pada remaja

putri sebelum dan setelah melakukan teknik relaksasi nafas

dalam

b. Mengetahui efektifitas teknik relaksasi nafas dalam

terhadap nyeri.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi

profesi dalam mengembangkan perencanaan keperawatan

yang akan dilakukan tentang pengaruh teknik relaksasi

Nafas Dalam terhadap penurunan dismenore.

Page 5: Bag.inti Proposal Evie 2A

5

2. Bagi peneliti yang akan datang

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan kesehatan, khususnya bagi ilmu keperawatan.

3. Bagi responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan

penatalaksanaan dalam teknik menurunkan intensitas

Dismenore.

Page 6: Bag.inti Proposal Evie 2A

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

1. Pengertian

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan

keperawatan,yang dalam hal ini perawat mengajarkan pada pasien

bagaimana cara melakukan nafas dalam,nafas lambat (menahan

Inspirasi secara maksimal )dan bagaimana menghembuskan nafas

secara perlahan,selain dapat menurunkan intensitas nyeri,teknik

relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan

meningkatkan oksigenasi darah ( Smeltzer & Bare,2002)

Teknik relaksasi yaitu menganjurkan pasien untuk menarik

nafas dalam dan mengisi paru – paru dengan

udara,menghembuskanya secara perlahan,melemaskan otot- otot

tangan,kaki,perut,dan punggung,serta mengulani hal yang sama

sambil terus berkonsentrasi hingga di dapat rasa

nyaman,tenang,dan rileks.(Aziz A.,2006.hal.221)

Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien

yang mengalami nyeri kronis.latihan pernafasan dan teknik

relaksasi menurunkan konsumsi oksigen,frekuensi

pernafasan,frekuensi jantung, dan ketegangan otot,yang

Page 7: Bag.inti Proposal Evie 2A

7

menghentikan siklus nyeri-Ansietas-ketegangan otot

(McCaffery,1998)

Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa

nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis.relaksasi sempurna

dapat mengurangi Ketegangan otot,rasa jenuh dan kecemasan

sehinga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. (Kusyati

E.2006.hal.198)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi

merupakan metode efektif untuk menurunkan nyeri yang

merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan dengan meknismenya yang menghentukan siklus

nyeri.

2. Jenis – jenis Teknik Relaksasi

Relaksasi ada beberapa macam.Miltenberger(2004)

mengemukakan 4 macam relaksasi,yaitu relaksasi otot(progressive

muscle relaxation),pernafasan (diaphragmatic breathing),Meditasi

(Attention – focussing exercises),dan relaksasi perilaku

(behavioural relaxation training).

a. Autogenic relaxation

Autogenic relaxation merupakan jenis relaksasi yang

diciptakan sendiri oleh individu bersangkutan.cara seperti

ini dilakukan dengan mengabungkan imajinasi visual dan

Page 8: Bag.inti Proposal Evie 2A

8

kewaspaddan tubuh dalam menghadapi stress.teknik ini

dapat dilakukan dengan cara:

1. Memberikan sugesti sendiri dengan kata – kata tertentu

yang dapat memberikan ketenangan

2. Mengatur pernafasan dan rileks (memberikan rasa

nyaman) pada tubuh.

3. Membayangkan sesuatu atau tempat –tempat yang

indah dan tenang secara focus dan terkontrol sambil

mersakan sensasi berbeda yang muncul dalam fikiran.

4. Tangan saling melipat pada masing lengan yang

berlawanan.

b. Muscle relaxation

Teknik ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman

pada otot – otot.ketika terjadi stress otot –otot pada

beberapa bagian tubuh menjadi menegang seperti otot

leher,pungung,lengan.teknik dilakukan dengan cara

merasakan perubahan dan sensasi pada otot bagian tubuh

tersebut.teknik dapat dilakukan dengan:meletakkan kepala

diantara kedua lutut(kira –kira selama 5 detik.dan

merebahkan badan ke belakang secara berlahan selama 30

detik,sikap ini dilakukan terus secara beulang smabil

merasakan perubahan pada otot – otot tubuh.

c. Visualisasi

Page 9: Bag.inti Proposal Evie 2A

9

Teknik ini merupakan bentuk kemampuan mental utuk

berimajinasi seperti melakukan perjalanan ke suatu tempat

yang damai,atau situasi yang tenang.teknik visualisasi

seolah olah menggunkan beberapa indra secara bersamaan.

Beberapa teknik relaksasi lainya yang familiar dapat

dilkukan seperti:yoga,taichi,meditasi,mendengar musik,

hyponsis,pijat(spa),dll

3. Tujuan

Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik

relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi

alveoli,memelihara pertukaran gas,mencegah atelektasis

paru,meningkatkan efisiensi batuk,mengurangi stress baik stress

fisik maupun emosional yaitu,menurunkan intensitas nyeri dan

menurunkan kecemasan.

4. Prosedur teknik relaksasi nafas dalam

a. Menurut Priharjo(2003)

Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini

adalah diagfragma yang mengacu pada pendataran kubah

diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran

abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk

selama inspirasi.

Adapun langkah –langkah teknik relaksasi nafas dalam adalah

sebagai berikut:

Page 10: Bag.inti Proposal Evie 2A

10

1. Ciptakan lingkungan yang tenang

2. Usahakan tetap rileks dan tenang

3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru –paru

dengan udara melalui hitungan.

4. Perlahan –lahan udara di hembuskan melaluai mulut sambil

merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks.

5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali.

6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan

memalui mulut secara pelahan – lahan.

7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.

8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam

9. Ada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri.

10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hinga nyeri terasa

berkurang

11. Ulangi sampai 15 kali,dengan selingi istirahat singkat setiap

5 kali.

12. Bila nyeri menjadi hebat,seseorang dapat bernafas secara

dangkal dan cepat.

b. Teknik relaksasi secara umum

1. Duduk dengan tenang dalam posisi yang nyaman

2. Tutup mata

3. Ciptakan rasa relaks pada semua otot otot anda

4. Kosongkan pikiran anda

Page 11: Bag.inti Proposal Evie 2A

11

5. Atur pernafasan dengan cara bernafas dengan hidung dan

mengeluarkanya dengan mulut lalu hitunglah dengan

mulut,lakukan secara berulang –ulang

6. Saat menarik dan melepaskan nafas lewat mulut rasakan

perubahan dan sensasi pada dada dan anggota tubuh yang

lain.

7. Lakukan secara berulang – ulang selama 10 menit.

5. Faktor –faktor yang mempengaruhi teknik relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan nyeri

Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan

intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu

a. dengan merelaksasikan otot -otot skelet yang mengalami

spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostagladin

sehingga menjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan

meningkatkan aliran darah kedaerah yang mengalami spasme

dan iskemik.

b. Teknik relaksasi nafas dalam dipercayai mampu merangsang

tubuh untuk melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan

enkefalin(Smeltzer& Bare,2002)

c. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat.

Relaksasi melibatkan sistem otot dan respirasi dan tidak

membutuhkan alat lain sehingga mudah dilkukan akapan saja atau

sewaktu waktu.

Page 12: Bag.inti Proposal Evie 2A

12

Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi

terletak pada fisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan

bagian dari sistem syaraf perifer yang mempertahankan

homeostasis lingkunagan internal individu.pada saat terjadi

pelepasan mediator kimia seperti bradikinin,prostaklandin,dan

substansi,akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan

vasokonstriksi yang ahirnya meningkatkan tonus otot yang

menimbulkan berbagai efek seperti,spasme otot yang ahirnya

menekan pembuluh darah,mengurangi aliran darah dan

meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan

pengiriman implus nyeri dari medula spinalis ke otak dan

dipresepsikan sebagai nyeri.

B. KONSEP DASAR NYERI

1. pengertian Nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap

orang dalam hal skala atau tingkatanya,dan hanya orang tersebutlah

yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang

dialaminya.(Aziz.A,2006 hal.214)

Nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang

yang keberadaanya diketahui jika orang tersebut pernah

mengalaminya.(Mc.Coffery dalam buku Aziz A.2006 hal 214)

Page 13: Bag.inti Proposal Evie 2A

13

Nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh,timbul

ketika jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut

bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.(Arthur

C.Curton,1983 dalam Aziz A.2006 hal 214)

Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Nyeri merupkan suatu hal yang tidak menyenangakan bagi

individu yang bersifat subyektif yang timbul karena respon

emosional terhadap stimulus yang berlebihan atau dikarenakan

adanya jaringan yang rusak.

2. fisiologi nyeri

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk

menerima rangsang nyeri.Organ tubuh yang berperan sebagai

reseptor Nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang

berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial

merusak.reseptor nyeri disebut juga Nocireceptor,secara anatomis

reseptor nyeri(Nociceptor)ada yang bermielien dan ada juga yang

tidak bermielien dari syaraf perifer.

Berdasarkan letaknya,nocireseptor dapat dikelompokkan dalam

beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit(kutaneus),somatik

dalam(deepsomatik)dan pada daerah viseral,karena letaknya yang

berbeda – beda inilah,nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang

berbeda.

Page 14: Bag.inti Proposal Evie 2A

14

Nocireceptor kutanius berasal dari kulit dan sub kutan,nyeri

yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan

didefinisikan.reseptor jaringan kulit(kutaneus)terbagi dalam dua

komponen yaitu:

a. Reseptor A delta

Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan transmisi 6 –

30 m /det)yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang

akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan.

b. Serabut C merupakan serabut komponen lambat(kecepatan

transmisi 0,5 m/det)yang terdapat pada daerah yang lebih

dalam,nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit

dilokalisasi.Struktur reseptor nyari somatik dalam meliputi

reseptor nyeri yang terdapat pada tulang,pembuluh

darah,syaraf,otot,dan jarinagan penyangga lainya.karena

struktur reseptornya kompleks,nyeri yang timbul merupakan

nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.

Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral,reseptor ini

meliputi organ –organ viseral seperti jantung,hati,usus,ginjal

dan sebagainya.nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya

tidak sensitif terhadap pemotongan organ,tetapi sangat sensitif

terhadap penekanan,iskemia dan inflamasi.

Page 15: Bag.inti Proposal Evie 2A

15

3. klasifikasi Nyeri

a. Nyeri akut nyeri yang berlangsung tidak melebihi 6

bulan,serangan mendadak dari sebab yang sudah diketahui dan

daerah nyeri biasanya sudah diketahui,nyeri akut ditandai

dengan ketegangan otot,cemas yang keduanya akan

meningkatkan persepasi nyeri.

b. Nyeri kronis,nyeri yang berlangsung 6 bulan atau lebih,sumber

nyeri tidak diketahui dan tidak bisa ditentukan lokasinya.sifat

nyeri hilang dan timbul pada periode tertentu nyeri menetap.

2.1 Perbedaan nyeri akut dan kronis,Aziz A.2006: Sumber :

barbara C.Long 1998.

Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronisPengalamanSumber

Serangan

Waktu

Pernyataan nyeri

Gejala –gejala klinis

Pola

Perjalanan

Satu kejadianSebab eksternal atau penyebab dari dalammendadak

sampai 6 bulan

daerah nyeri tidak diketahui secara pasti

pola respon yang khas dengan gejala yang lebih jelasterbatas

biasanya berkurang setelah beberapa saat

Satu situasi,status eksistensiTidak diketahui atau pengobatan terlalu lama

Bisa mendadak,berkembang dan terselubungLebih dari 6 bulan sampai bertahun –tahunDaerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya,sehingga sulit dievaluasi

Pola respons yang bervariasi dengan sedikit gejala(adaptasi)

Berlangsung terus dapat bervariasiPenderitaan meningkat setelah beberapa saat

Page 16: Bag.inti Proposal Evie 2A

16

Selain klasifikasi nyeri diatas,terdapat jenis nyeri yang

spesifik,diantaranya nyeri somatik,nyeri viseral,nyeri menjalar

(referenpain) ,nyeri psikogenik,nyeri phantom dari

ekstremitas ,nyeri neurologis dan lain –lain.

Nyeri somatis dan viseral ini umumnnya bersumber dari

kulit dan jaringan dibawah kilit(superfisial)pada otot dan tulang.

2.2 Perbedaan nyeri somatik dan viseral,Aziz A.2006

karakteristik Nyeri somatik Nyeri viseral

Menjalar

StimulasiReaksi otonom

Reaksikontraksi otot

SuperfisialTajam,menusuk,MembakarTidak

Torehan,abrasi terlalu,panas dan dinginTidakTidak

DalamTajam,tumpul,nyeri terusTidak

Torehan,panas,Iskemia,pergeseran tempatYaYa

Tajam,tumpul,nyeri terus,kejangYa

Distensi,iskemia,spasmus,iritsi kimiawiya ya

4. Teori pengontrolan nyeri

Terdapat berbagai teori yang berusaha mengambarkan bagaimna

nocireceptor dapat menghasilkan rangsang nyeri.sampai saat ini di

kenal sebagai teory yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat

timbul,namun teori gerbang kendali nyeri di anggap paling

relevan(Tamsuri,2007)

Teory gate control dari melzack dan Wall (1965),implus nyeri

dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di

Page 17: Bag.inti Proposal Evie 2A

17

sepanjangsistem syaraf pusat.teori ini mengatakan bahwa implus nyeri

dihantarkan saat sebuah pertahanan tertutup.upaya menutup pertahanan

tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.

Suatu keseimbangan aktifitas dari neuron sensori dan serabut

control desenden dari otak mengatur proses pertahanan.neuron delta

penghubung A dan C melepaskan substansi P untuk mentransmisi

implus melalui mekanisme pertahanan.selain ini,terdapat

mekanoreseptor neuron beta pengubung A yang lebih tebal,yang lebih

cepat yang melepaskan neurotransmiter menghambat.apabila masukan

yang dominan yang berasal dari serabut beta penghubung A maka akan

menutup mekanisme pertahanan.

Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang

perawat menggosok punggung klien dengan lembut.pesan yang

dihasilkan akan mentimulasi mekanoreseptor apabila masukan yang

dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C maka akan

membuka pertahanan tersebut dan klien mempresepsikan sensasi

nyeri.bahkan jika implus nyeri dihantarkan ke otak,terdapat pusat

kortek yang lebih tinggi diotak yang memodifikasi nyeri.alur saraf

desenden melepaskan opiat endogen,seperti endorphin dan

dinorfin,suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.neuro

medulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat

pelepasan substansi P.teknik distraksi,konseling,dan pemberian

plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorfin (potter,2005)

Page 18: Bag.inti Proposal Evie 2A

18

5. Respon Nyeri

a. Respon fisiologis

Respon fisiologs sangat berkaitan dengan pemahman klien

terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien.arti nyeri bagi

individu berbeda-beda:

1. Bahaya atau merusak

2. Komplikasi seperti infeksi

3. Penyakit yang berulang

4. Penyakit baru

5. Penyakit yang fatal

6. Peningkatan ketidakmampuan

7. Kehilangan mobilitas

b. Respon fisiologis tehadap nyeri

1. Stimulasi simpatik (nyeri ringan,moderat,dan superfisial)

2. Stimulasi parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

a. Muka pucat

b. Nafas cepat dan irregular

c. Penurunan denyut jantung

d. Nafas cepat dan ireguler

e. Nausea dan vomitus

Page 19: Bag.inti Proposal Evie 2A

19

f. Kelelahan dan keletihan

c. Respon tingkah laku terhadap nyeri

1. Pernyataan verbal (mengaduh,menangis,sesak

nafas,mendengkur)

2. Ekspresi wajah (meringis,menggeletukkan gigi,mengigit bibir)

3. Gerakan tubuh ( gelisah,imobilisasi,ketegangan

otot,peningkatan gerakan jari dan tangan.

4. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (menghindari

percakapan dan kontak sosial,penurunan rentang perhatian)

Mainhehart&Mc.Caffery mendiskripsikan 3 fase pengalaman nyeri:

1. Fase antisipsi (terjadi sebelum nyeri diterima)

Pada fase ni memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri

dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut.

2. Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa)

Karena nyeri bersifat subyektif maka tipa orang dalam

menyikapi nyeri juga berbeda –beda.orang yang mempunyai

tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh

nyeri dalam stimulus kecil,sebaliknya orang yang toleransi

terhadap nyeri rendah akan mudah merasa nyeri dengan

stimulus nyeri kecil.klien dengan tingkat toleransi tinggi

terhadap neyeri mampu menahan nyeri tanpa

bantuan,sebalikanya orang yang toleransi nyerinya rendah

sudah mencari upaya mencegah nyeri,sebelum nyeri

Page 20: Bag.inti Proposal Evie 2A

20

datang.keberadaan enkefalin dan endorfin membentu

menjelaskan bagaimana seseorang yang berbeda merasakan

tingakt nyeri dari stimulus yang sama.kadar endorfin tidak

sama tiap individu,individ dengan endofin tinggi sedikit

merasakan nyeri dan individu dengan sedikit endorfin

merasakan nyeri lebih besar.

3. Fase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti)

Pada fase ini klien masih membutuhkan kontrol,karena nyeri

bersifat krisis,sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala

sisa pasca nyeri.

6. Faktor – faktor yang mempengaruhi nyeri

1. Arti nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir

sebagian arti dari nyeri merupakan arti yang negatif,keadaan ini

dipengaruhi olh beberapa faktor seperti: Usia,jenis kelamin,latar

belakang sosial budaya,lingkungan dan pengalaman.

2. Persepsi nyeri

Merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada

korteks (pada fungsi evaluatif kognitif ).persepsi ini dipengaruhi

oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.

3. Toleransi nyeri

Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat

mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri .faktor yang

Page 21: Bag.inti Proposal Evie 2A

21

dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara

lain,alkohol,obat –obatan,hipnotis,gesekan dan garukan.dan

sebagainya.sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara

lain,kelelahan,rasa marah,bosan.cemas,nyeri yang tak kunjung

hilang,sakit,dan lain-lain

4. Reaksi terhadap nyeri

Reaksi terhadap nyeri merupakan respon sesorang terhadap

nyeri,seperti ketakutan,gelisah,cemas dan lain-lain,semua ini

merupakan bentuk respon nyeri yang dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti:arti nyeri,tingkat persepsi nyeri,pengalaman

masa lalu,nilai budaya,harapan sosial,kesehatan fisik dan

mental,rasa takut,cemas,usia,dan lain-lain.

7. Intensitas nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri

dirasakan oleh individu,pengukuran intensitas nyeri sangat

subyektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas

yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang

berbeda.pengukuran nyeri dengan pendekatan obyektif yaitu paling

mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap

nyeri iu sendiri namun,pengukuran dengan teknik ini juga tidak

dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri.

(Tamsuri,2007)

Menurut Smeltzer,S.C Bare B.G (2002)adalah sebagai berikut:

Page 22: Bag.inti Proposal Evie 2A

22

a. Skala intensitas nyeri deskritif

b. Skala identitas nyeri Numerik

c. Skala analog visual

Keterangan :

0 :Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi

dengan baik.

4-6 :Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat

mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan

baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan,

Page 23: Bag.inti Proposal Evie 2A

23

dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi

nafas panjang dan distraksi

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul.

C. KONSEP DISMENORE

1. Pengertian

Disminore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi

pada 24 jam sebelum terjadinya pendarahan haid dan dapat bertahan

selama 24 – 36 jam meskipun beratnya berlansung 24 jam

pertama.kram tersebut terutama didaerah perut bagian bawah tetapi

dapat menjalar ke pungung atau permukaan dalam paha yang

terkadang menyebabkan penderita tidak berdaya dalam menahan

nyerinya tersebut.( Hendrik,2006)

Dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid,sampai

membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur.nyeri

kadang bersamaan dengan rasa mual,sakit kepala,perasaan mau

pingsan,lekas marah.(Kapita selekta Ked.vol.2 hal 372)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya disminore

atau nyeri saat haid adalah nyeri yang dirasakan sebelum atau selama

haid,terutama diaerah bawah perut dan menjalar ke daerah punggung

yang mengakibatkan seorang individu yang mengalami dismenore

berat harus meningalkan aktivitasnya.

Page 24: Bag.inti Proposal Evie 2A

24

2. Jenis –jenis disminore

Smeltzer (2002),menyebutkan bahwasanya dismenore ada 2

yaitu,dismenore primer dan sekunder.

1. Dismnore Primer

Dismenore primer adalah menstruasi yang sangat

nyeri,tanpa patologi pelvis yang dapat di identifikasikan,dapat

terjadi pada waku menarchi atau segera setelahnya.dismenore

ditandai oleh nyeri kram yang dimulai sebelum atu segera awitan

aliran menstrual dan berlanjut selama 48 jam hinga 72

jam.pemeriksaan pelvis menunjukkan temuan yang

normal.dismenore diduga sebagai penyebab dari pembentukan

prostagladin yang berlebihan yang menyebabkan uterus untuk

berkonstraksi secara berlebihan dan juga menyebbkan vasospasme

arteolar.dengan bertambahnya usia wanita,nyeri cenderung untuk

menurun dan ahinya hilang sama sekali setelah melahirkan anak.

(smeltzer,2002)

Bisa juga terjadi nyeri pada pantat,rasa nyeri pada paha

bagian dalam,mual,muntah,diare,pusing atau bahkan pingsan.jadi

anda menderita dismenore biasanya keluhan –keluhan yang paling

hebat muncul pada hari pertama haid.keluahan akan muali

berkurang pada hari – hari berikutnya.umumya berlangsung tidak

Page 25: Bag.inti Proposal Evie 2A

25

lebih dari 12 -16 jam.namun ada juga wanita yang mengalami dari

awal hingga hari terahir haid,yaitu sekitar 5 -6 hari(Ramaiah,2006)

2. Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan yang

jalas ,kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai

infeksi,endometriosis,mioma uteri,polip endometrial,stenosis

servik,IUD juga dapat menyebabkan dismenore (Bobak,2004.hal

990)

3. Derajat nyeri haid (disminore)

Riyanto (2002) menyebutkan bahwa derajad dismenore ada 4 yaitu

derajad 0-3

1. Derajat 0

Tanpa rasa nyeri dan aktifitas sehari –hari tak terpenuhi.

2. Derajat I

Nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri namun aktifitas

jarang terpengaruh.

3. Derajat 2

Nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri namun

aktifitas sehari –hari tergangu

4. Derajat 3

Nyeri sangat hebat dan tak berkurang walaupun telah

menggunakan obat dan tidak dapat bekerja.

Page 26: Bag.inti Proposal Evie 2A

26

Sementara itu menurut potter(2005),karakteristik paling subyektif

pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri

tersebut.klien sering kali diminta ntuk mendeskripsikan nyeri

sebagai nyeri ringan,nyeri sedang,nyeri hebat.skala deskriptif

merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih

obyaktif.skala pendeskripsi verbal (verbal discriptor

scale,VDS)merupakan sebuah garis yang terdiri 3 – 5

kata.pendiskripsi ini dirangking dari “tidak terasa

nyeri”sampai”nyeri yang tidak tertahan”.alat VDS ini

memungkinkan klien untuk mendiskripsi nyeri.skala peniaian

numerik (numerical rating scale,NRS)lebih digunakan sebagai

pengganti alat pendeskripsi kata,klien menilai nyeri dengan

menggunakan skala 0-10

4. Etiologi (penyebab )

Banyak teori dikemukakan untuk menerangkan penyebab

dismenore primer,tetapi tetap belum jelas penyebabnya hingga saat

ini.dahulu disebutkan faktor keturunan,psikis,dan lingkungan dapat

mempengaruhi penyebab hal itu,namun penelitian dalam tahun- tahun

ini menunjukkan adanya pengaruh zat kimia dalam tubuh yang disebut

prostaglandin.

Diantara sekian banyak hormon yang beredar dalam darah,terdapat

senyawa kimia yang disebut prostaglandin,telah dibuktikan

prostaglandin berperan dalam mengatur berbagai proses dalam tubuh

Page 27: Bag.inti Proposal Evie 2A

27

termasuk aktifitas usus,perubahan diameter pembuluh darah dan

konstraksi uterus.para ahli berpendapat ,bila pada keadaan tertentu

dimana kadar prostaglandin berlebihan,maka konstraksi

uterus(rahim)akan bertambah.hal ini menyebabkan terjadi nyeri yang

hebat yang disebut disminore.

5. Patofisiologi

Selama fase lutel dan menstruasi,prostaglandin F2 alfa

(PGF2α),disekresi.pelepasan PGF2α yang berlebuhan meningkatkan

amplitudo dan prekuensi konstraksi uterus dan menyebabkan

vasospasme arteriol uterus,sehingga mengakibatkan iskemia dan

kram abnomen bawah yang bersifat siklik.respon sistemik terhadap

PGF2α meliputi nyeri punggung,kelemahan,pengeluaran

keringat,gejala saluran cerna (anoreksia,mual,muntah,dan diare) dan

gejala sistem syaraf pusat meliputi:pusing,sinkop,nyeri kepala dan

konsentrasi buruk(bobak,2004 hal 989).

D. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara

kansep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti

melalui penelitian penelitian yang akan dilakukan.(Notoatmodjo,2002).

Page 28: Bag.inti Proposal Evie 2A

28

Keterangan :

= diteliti

Nyeri

Syaraf Otonom

Teknik relaksasi nafas dalam

Dismenore

Prostagladin F2 alfa (PGF2a)

Hipotalamus

HPA axis

TenangRelaks

Batang otak

AxisPituitary

Blok nyeri

Enkefalin EndorphinCortisol

Page 29: Bag.inti Proposal Evie 2A

29

E. HIPOTESIS

1. Ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas

Dismenore remaja putri.

= tidak diteliti

Page 30: Bag.inti Proposal Evie 2A

30

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Desaign penelitian

Desaign penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian ,yang

memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi validiti suatu hasil.desaign reet sebagai petunjuk peneliti

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan

atau menjawab suatu pertanyaan.(Nursalam,2003)

Pada penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan rancangan

“Non Randomized Control Group pretest – posttest design”dimana rancangan

ini mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan

kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental.tetapi pemilihan kedua

kelompok ini tidak menggunakan teknik acak.

Subyek Pra Perlakuan PostK-A. O I O1-A.K-B. O - O1-B.

Time 1. Time 2. Time 3.Keterangan :

K-A. : Subyek perlakuan

K-B. : Subyek kontrol

Page 31: Bag.inti Proposal Evie 2A

31

O : Observasi sebelum teknik relaksasi nafas dalam

I : Intervensi ( teknik relaksasi nafas dalam)

O1( A + B ) : Observasi kemampuan dan intensitas Dismenore pada Remaja

putri

B. Kerangka kerja

Kerangka kerja merupakan salah satu tahap dalam penelitian. Pada

kerangka kerja disajikan alur penelitian, terutama variabel yang akan digunakan

dalam penelitian (Nursalam,2003). Kerangka kerja yang digunakan pada

penelitian disajikan pada bagan berikutKerangka kerja merupakan salah satu tahap

dalam penelitian. Pada kerangka kerja disajikan alur penelitian, terutama variabel

yang akan digunakan dalam penelitian (Nursalam,2003). Kerangka kerja yang

digunakan pada penelitian disajikan pada bagan berikut:

Page 32: Bag.inti Proposal Evie 2A

Sampel sesuai dengan kriteria inklusi (n=22 remaja putri)

Pengumpulan data

Pre test (11 remaja)Skala pengukuran VAS untuk perubahan

intensitas dismenore

32

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitien Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap Perubahan Kemampuan dan penurunan dismenore

Populasi:Remaja putri yang mengalami dismenore (N = 50)

Hasil

Post test

Skala pengukuran VAS perubahan intensitas dismenore

Intervensi

Teknik relaksasi nafas dalam

Tidak mendapat intervensi (kelompok kontrol)

Post test

Skala Pengukuran VAS untuk perubahan intensitas dismenore

Analisis data

Wilcoxon Signed Rank test

Desiminasi hasil

Pre test (11 remaja)

Skala pengukuran VAS untuk perubahan intensitas dismenore

Sampling (purposive sampling)

Page 33: Bag.inti Proposal Evie 2A

33

2.1 Tabel kerangka kerja penelitian

No.

BulanApril Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Usulan X2 Proposal3 Latar

BelakangX

4 Rumusan masalah

X

5 Tujuan X6 Manfaat X7 Judul X8 Tinjauan

teoriX X

9 Kerangka konsep

X

10 Hipotesis X11 Menentukan

DesaignX

12 Kerangka kerja

X

13 Sampling desaign

X

14 Menentukan variabel

X

15 Definisi operasional

X

16 Teknik pengumpulan data

X

17 Analisa data X18 Ujian X19 Penelitian X X X X20 Pembahasan X21 Hasil X22 Simpulan

saranX

Page 34: Bag.inti Proposal Evie 2A

34

C. Sampling desaign

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (manusia,klien)yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.(Nursalam,2008)

Keseluruhan objek penelitian atau obyek yang diteliti

(Notoatmojo,2002)

Objek (populasi)dalam penelitian ini adalah santriwati Ponpes

Putri Mojosari yang mengalami nyeri haid (dismenore)berjumlah 50

Santriwati.

2. Sampel

Sampel menurut Notoatmojo,2002 adalah sebagian yang diamil

dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling.

(Nursalam,2008). Dari data tentang populasi di atas akan diseleksi

kriteria sampel yang terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria inklusi

yaitu karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target

yang terjangkau oleh peneliti (Nursalam, 2003).

1) Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Remaja putri

2. Remaja putri yang mengalami nyeri haid Ringandan sedang.

Page 35: Bag.inti Proposal Evie 2A

35

3. Remaja putri bersedia menjadi responden

4. Belum pernah mendapat pembelajaran teknik relaksasi nafas

dalam

2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini ditetapkan dengan

mengeluarkan atau menghilangkan subyek dari penelitian karena

berbagai sebab dengan kata lain tidak layak untuk diteliti atau tidak

memenuhi kriteria inklusi pada saat penelitian berlangsung

(Nursalam & Pariani, 2000). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini

adalah :

1. Remaja putri yang menolak menjadi subyek penelitian

2. Remaja yang memiliki kelainan atau penyakit organ

reprouksi

Pada penelitian ini diambil sampel dari siswi yang mengalami nyer

atau dismenore pada saat menstruasi baik 24 jam sebelum atau saat

menstruasi. Besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :

n =

N . Zα2 . p .qd2( N−1)+z2 . p .q

n =

50 .(1 ,96 )2 . 0,5 . 0,5

0 ,052(50−1)+(1 , 96 )2 0,5 .0,5

n = 21,9

n = 22

Jadi perkiraan besar sampel adalah 22 remaja putri

Page 36: Bag.inti Proposal Evie 2A

36

Keterangan :

n : Perkiraan besar sampel

N : Perkiraan besar populasi

z : Nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)

p : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50 %

q : 1 – p (100% - p)

d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)

(Nursalam, 2003).

3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi.(Nursalam,2008)

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

nonprobability sampling yaitu “teknik Purposive sampling”atau

disebut juga “Judgement Sampling”yaitu cara memilih sampel dari

populasi sesuai dengan yang di kehendaki peneliti(tujuan/masalah

dalam penelitian).

D. Identifikasi variabel

1. Variabel Independen

Page 37: Bag.inti Proposal Evie 2A

37

Variabel yang nialinya menentukan variabel lain.suatu kegiatan

stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada

variabel dependen.variabel bebas biasanya dimanipulasi,diamati, dan

diukur untuk diketahui hubungan dan pengaruhnya. (Nursalam,2008)

Variabel independen yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teknik

relaksasi Nafas Dalam

2. Variabel Dependen

Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain.variabel

respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel – variabel

lain. (Nursalam,2008)

Variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini adalah

penurunan Dismenore

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan kerakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut.(Nursalam,2008)

Variabel Definisi

operasional

Indikator Alat ukur Skala

data

Skor

Variabel

Independ

en

Teknik

Relaksasi

Nafas

Dalam

suatu metode

relaksasi

mengurangi

intensitas nyeri

dengan

meningkatkan

ventilasi alveoli,

Kemampuan

Menarik nafas

melalui hidung

setelah

hitungan ke 7

SAP - -

Page 38: Bag.inti Proposal Evie 2A

38

Variabel

dependen

penuruna

n Nyeri

dismenor

e

memelihara

pertukaran

gas,mencegah

atelektasis

paru,meningkatk

an efisiensi

batuk,menguran

gi stress baik

stress fisik

maupun

emosional

yaitu,menurunka

n intensitas nyeri

dan menurunkan

kecemasan.

nyeri yang

terjadi akibat

konstraksi uterus

dan kejang otot

sebelum atau

saat haid

(menstruasi)

terutama di

daerah bawah

perut.

kemudian

menghembusk

an memalui

mulut secara

pelahan –

lahan.

Selama 3 X

Nyeri

Dismenore

-Derajat 0

Tanpa rasa

nyeri dan

aktifitas sehari

–hari tak

terpenuhi.

Skala

pengukur

an

VAS(visu

al analaog

Scale)

Ordin

al

0=

Tidak

nyeri

1-3=

Nyeri

ringan

4-6=

Nyeri

Sedang

7-9=

Nyeri

Berat

Page 39: Bag.inti Proposal Evie 2A

39

-Derajat I

Nyeri ringan

dan

memerlukan

obat rasa nyeri

namun

aktifitas jarang

terpengaruh.

-Derajat 2

Nyeri sedang

dan tertolong

dengan obat

penghilang

nyeri namun

aktifitas sehari

–hari tergangu

-Derajat 3

Nyeri sangat

hebat dan tak

berkurang

walaupun

telah

menggunakan

terkontr

ol

10=

Nyeri

Berat

tidak

terkontr

ol

Page 40: Bag.inti Proposal Evie 2A

40

obat dan tidak

dapat bekerja.

F. Teknik Pengumpulan data

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data untuk pengaruh

teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan dismenore pada remaja puti

adalah dengan menggunakan skala pengukuran VAS (visual analog

scale)menurut Nursalam 2003 dalam Konsep & Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan. Data yang telah dikumpulkan kemudian

ditabulasi. Data yang dianggap memenuhi syarat untuk selanjutnya diberi

tanda khusus (coding) untuk menghindari pencantuman identitas atau

menghindari adanya kesalahan dan duplikasi entri data.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian adanya pengaruh teknik relaksasi nafas dalam ini

dilaksanakan di pondok pesantren putri mambaul ulum,Jl.raya Mojosari –

Pacet,Ds.Awang-Awang,Kec.Mojosari,Kab.Mojokerto.

penelitian ini diperkirakan membutuhkan waktu 4 minggu mulai bulan Juni –

Agustus.

G. Prosedur pengambilan data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin dari bagian

akademik Program Studi Ilmu Keperawatan Dian Husada yang kemudian juga

Page 41: Bag.inti Proposal Evie 2A

41

mendapat izin dari kepala Pondok pesantren putri Mambaul Ulum. Peneliti

kemudian mendatangi Santri Putri(remaja putri sebagai Responden).

Pengumpulan data dilakukan dengan mengacu pada kriteria inklusi. Untuk

menentukan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.Proses menyamakan

variabel perancu diantara dua kelompok (kontrol dan intervensi) ini disebut

proses matching. Inform consent diberikan terlebih dahulu sebelum dilakukan

teknik relaksasi nafas dalam pada responden. Inform consent disetujui dan

ditandatangani oleh responden.

pada kedua kelompok dilakukan pre test untuk mengetahui intensitas nyeri

skor awal dengan mengunakan skala pengukuran VAS.setelah dilakukan pre

test, responden (kelompok intervensi) dilakukan perlakuan berupa teknik

relaksasi nafas dalam selama 3 kali dan ketika responden mulai

relaks.peneliti melakukan post test pada perubahan intensitas nyeri

H. Analisa data

Analisa data merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis

terhadap data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dengan tujuan supaya

trends dan relationship bisa dideteksi (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini

setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi data, dan analisis data

dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test (uji komparasi

2 sampel berpasangan) dengan derajat kemaknaan p ≤ 0,05, dengan rumus :

Z =

T−n(n+1 )

4

√ n(n+1)(2n+1)4

Page 42: Bag.inti Proposal Evie 2A

42

Keterangan :

T = Jumlah jenjang atau rangking yang kecil

N = Jumlah sampel

(Sugiyono, 2005)

Jika hasil analisis penelitian didapatkan nilai p ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan

H1 diterima artinya ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap

penurunan Dismenore pada remaja putri. Dalam pengolahan data ini peneliti

akan menggunakan perangkat lunak komputer dengan sistem SPSS (Software

Product and Service Solution) Versi 15.0 agar uji statistik yang diperoleh

lebih akurat.

I. Etika penelitian

Peneliti memohon ijin kepada pihak terkait sebelum penelitian dilakukan.

Penelitian akan dimulai dengan melakukan beberapa prosedur yang

berhubungan dengan etika penelitian meliputi :

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan kepada

responden yang akan diteliti yaitu yang akan mendapatkan intervensi

teknik relaksasi nafas dalam. Peneliti memberikan penjelasan maksud

dan tujuan penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama

Page 43: Bag.inti Proposal Evie 2A

43

pengumpulan data. Jika responden bersedia, maka mereka harus

menandatangani surat persetujuan penelitian. Peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormati hak responden untuk menolak.

2. Anonimity

Kerahasiaan identitas responden harus dijaga. Peneliti menjaga

kerahasiaan identitas responden dengan tidak memplubikasikan nama

responden.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti

karena hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai

hasil penelitian.

J. Keterbatasan

1. Desain penelitian untuk penelitian ini masih perlu dikembangkan untuk

mencari desain yang tepat

2. Besar sampel yang tersedia terbatas sehingga hasilnya tidak dapat

digeneralisasikan

3. Kemampuan peneliti yang masih terbatas dalam bidang riset karena pada

penelitian ini merupakan penelitian yang pertama

Page 44: Bag.inti Proposal Evie 2A

44

DAFTAR PUSTAKA

Santrock.JW.2003.Adolenscence.Jakarta.Erlangga.Hal.31

Ramaiah.2006.Mengatasi Gangguan menstruasi.Yogyakarta.Diglogsia media.

Bobak.2004.Buku ajar keperawatan Maternitas.Jakarta.EGC.Hal.981

Bobak.2004.Buku ajar keperawatan Maternitas.Jakarta.EGC.Hal.990

Aziz A.2006. Kebutuhan dasar manusia konsep dan proses keparawatan. Jakarta.

Salemba Medika. Hal 221

Kushayati.E.2006.Keterampilan dan prosedur Laboratorium.Jakarta.EGC.

Hal.198

Aziz A.2006. Kebutuhan dasar manusia konsep dan proses keparawatan. Jakarta.

Salemba Medika. Hal 214

McCofery dalam Aziz A.2006. Kebutuhan dasar manusia konsep dan proses

keparawatan. Jakarta. Salemba Medika. Hal 214

Aziz A.2006. Kebutuhan dasar manusia konsep dan proses keparawatan. Jakarta.

Salemba Medika. Tabel hal 215

Page 45: Bag.inti Proposal Evie 2A

45

Aziz A.2006. Kebutuhan dasar manusia konsep dan proses keparawatan. Jakarta.

Salemba Medika. Tabel hal 216

Potter p.2006.Fundamental keperawatan.Vol:2.Jakarta.EGC.

Kapita Selekta.2006.Kapita selekta kedokteran edisi ke III Vol.2.Jakarta.Media

aesculapius.hal.372

Bobak.2004.Buku ajar keperawatan Maternitas.Jakarta.EGC.Hal.989

Tamsuri.2007.konsep dan penatalaksanaan nyeri.Jakarta.EGC

Barbara C.L.1996.perawatan medikal bedah.Jakarta.EGC

Notoatmojo.S.2002.Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta.PT Rineka Cipta.

Nursalam,2003.konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan.Jakarta.Salemba medika.

Mc cofery dalam Handerson.Cristine.2006.buku ajar konsep kebidanan.

Jakarta.EGC

Nursalam,2003.konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan.Jakarta.Salemba medika. Hal.55

Nursalam,2003.konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan.Jakarta.Salemba medika.Hal 76

Nursalam,2003.konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan.Jakarta.Salemba medika. Hal 89 -95

Page 46: Bag.inti Proposal Evie 2A

46

Nursalam,2003.konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan.Jakarta.Salemba medika. Hal 97,100.

Nursalam,2003.konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan.Jakarta.Salemba medika. Hal 110.

Notoatmojo.S.2002.Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta.PT Rineka Cipta.

Hal 83.