bioorganik kelompok 8 (isolasi flavonoid)

Upload: eliistia-rahayu

Post on 05-Mar-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cici eliestia

TRANSCRIPT

Kelompok 8 Apriza Marfina Cici Eliestia Rahayu Erlangga F Wardana

Isolasi dan Karakterisasi Flavonoid Pada Fraksi Aktif Antioksidan dari Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

Kelompok 8

Apriza MarfinaCici Eliestia RahayuErlangga F WardanaIsolasi dan Karakterisasi Flavonoid Pada Fraksi Aktif Antioksidan dari Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

Tumbuhan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) di Indonesia ditemukan sebagai tanaman hias dan telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian yang dimanfaatkan adalah bagian daging buahnya sedangkan bijinya bersifat racun sehingga tidak dapat digunakan sebagai obat. Tumbuhan ini dalam pengobatan digunakan sebagai obat disentri, asam urat, diabetes, antihistamin, anti alergi dan penyakit kulit.

Buah mahkota dewa diketahui mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder seperti : alkaloid, terpenoid, saponin, polifenol, tannin, sterol, dan kumarin.Metabolit sekunder berkhasiat dalam penyembuhan berbagai penyakit degenerative seperti penyakit kanker rahim dan diabetes, dan bersifat antioksidan.

Metodologi PenelitianAlat dan BahanAlat : seperangkat alat distilasirotary evaporator Heidolph WB 2000spektrofotometer UV dan IRspektrofotometer UV-Visovenlampu UVmelting pointkolom kromatografikertas saring alat gelas lainnya.10. pereaksi sianidin test11. sitroboratpereaksi geserdiklorometanaakuades2,2-DPPHsilica gelBahan : daging buah mahkotadewa (Phaleria macrocarpa)pelarut organic methanoletilasetatn-heksanaanhidrida asetatasam sulfatkloroformasam kloridaammonia

Isolasi dan fraksinasiSebanyak 3,4 kg buah mahkota dewa dimaserasi dengan methanol sebanyak 1,5 L selama tiga hari Lalu disaring dan dilakukan berulang-ulang sampai terekstrak sempurnaHasil ekstrak digabung dan selanjutnya dipekatkan dengan alat rotary evaporator pada suhu 40oC sehingga diperoleh ekstrak kental methanol.Ekstrak methanol ini difraksinasi dengan mengunakan pelarut n-heksanaDipekatkan sehingga diperoleh ekstrak n-heksana sebanyak 3,78 gr.sisa fraksi methanol difraksinasi lagi dengan pelarut etilasetat dengan rotary evaporator, diperoleh ekstrak etilasetat sebanyak 25,71 g.

Pemurnian senyawa hasil isolasiPemisahan komponen senyawa yang terdapat dalam fraksi dilakukan dengan metode kromatografi kolom vacum cair. Sebelum dilakukan fraksinasi dengan kromatografi kolom terlebih dahulu dilakukan KLT (Kromatografi Lapisan Tipis) baik untuk ekstrak pekat fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat. Pemisahan pada ekstrak etilasetat dilakukan dengan kromatografi kolom vacum cair dan fasa diamnya dipakai silika gel, dengan cara mencampurkan sampel sebanyak 6 gram dengan silica gel 6 gram (1:1) hingga homogen.

Kolom silica gel dibuat dengan mensuspensikan 60 gram silika gel dengan pelarut n-heksana. Proses elusi dilakukan dengan sisitem SGP (Step Gradient Polarity) dimulai dari pelarut n-heksana, n-heksana : etilasetat (9:1) dan seterusnya sampai eluen methanol. Hasil fraksi diuji memakai uji sianidin untuk mengetahui fraksi yang positif mengandung flavonoid dan didapatkan enam fraksi yang lebih besar.Fraksi yang positif mengandung flavoinoid dimurnikan dengan rekristalisasi berulang-ulang dengan memakai dua pelarut yaitu etilasetat dan n-heksana sehingga didapatkan kristal yang bebas dari pengotor .

Karekterisasi senyawa hasil isolasiKarakterisasi senyawa hasil isolasi meliputi pemeriksaan kimia dan fisika yaitu pengujian uji sianidin, titik leleh, kromatografi dua arah, pemeriksaan UV dengan menggunakan pereaksi geser dan pemeriksaan spektrofotometer inframerah.

Metode Pengujian Aktivitas Antioksidan

Ekstrak sampel sebanyak 25 mg dilarutkan dengan 25 mL methanol dalam labu ukur 25 mL dan didapatkan konsentrasi larutan sampel 1 mg/mLPenentuan aktivitas antioksidan, dipipet sebanyak 0,2 mL larutan sampel dengan pipet mikro dan dimasukkan ke dalam vial dan ditambahkan 3,8 mL larutan 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil 50 M.Campuran dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit dan selanjutnya diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 515 nm.

Pengolahan Data

Hasil dan pembahasanPada pemeriksaan pendahuluan profil fitokimia pada buah tumbuhan mahkotadewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) didapatkan hasil bahwa buah mahkotadewa mengandung banyak senyawa metabolit sekunder yaitu : flavonoid, fenolik, alkaloid, triterpenoid, saponin dan kumarin sementara steroid memberikan hasil uji yang negative. Hasil ekstrak dengan menggunakan pelarut methanol didapatkan sebanyak 966 gram yang berwarna coklat. Selanjutnya ekstrak pekat ini difraksinasi dengan pelarut n-heksana didapatkan ekstrak pekatnya 3,78 gram berwarna hijau dan dengan pelarut etilasetat didapatkan pula ektrak pekatnya sebanyak 25,71 gram yang berwarna coklat.

Tabel 1 : Hasil Uji antioksidan pada fraksi methanol, n-heksana, dan etilasetat denganmetode penangkapan radikal DPPHDari tabel dapat dilihat bahwa fraksi methanol dan etilasetat memberikan respon positif terhadap antioksidan dan memiliki inhibisi yang besar. Selanjutnya fraksi etilasetat dilanjutkan karena mengandung flavonoid dan memiliki jumlah ekstrak yang cukup banyak.

Selanjutnya dari fraksi etrilaetat ini dilakukan pemisahan dengan kromatografi Kolom secara SGP dan didapatkan enam (6) fraksi. Fraksi III, IV, V, dan VI mengandung senyawa flavonoid. Untuk fraksi IV diteruskan pengerjaannya karena pada fraksi ini ditemukan terbentuk endapan dan filtrate. Pada pemisahan endapan dengan filtrate hasilnya dimonitor dengan KLT untuk mengetahui adanya flavonoid. Ternyata untuk endapan jumlahnya banyak dan mengandung flavonoid dan dipisahkan dengan kromatografi kolom. Karakterisasi senyawa flavonoid yang didapat dilakukan penentuan titik lelehnya dan didapatkan titik lelehnya : 207,8 -208,2oC. Pengukuran dengan spektrofotometer UV didapatkan puncak pada panjang gelombang 307 nm. Selanjutkan untuk menentukan posisi gugus hidroksil pada cincin aromatis dilakukan dengan memakai pereaksi geser dan dilihat pergeseran spektrum yang terjadi.

Untuk interpretasi data spectrum inframerah memberikan beberapa informasi serapan penting tentang gugus fungsi yang terdapat pada senyawa murni. Spektrum inframerah menunjukkan adanya serapan pada daerah 3369 cm-1 mengindikasikan vibrasi OH dan didukung dengan adanya serapan C-O muncul pada angka gelombang 1244-1039 cm-1. Gugus fungsi C=O muincul pada serapan 1660 cm-1 yang diperkuat dengan adanya sedrapan pada angka gelombang 923 cm-1. Serapan C-H alifatis ditunjukkan pada angka gelombang 2926 cm-1.

Pada angka gelombang 1449 cm-1 menunjukkan adanya serapan C=C aromatis dan mengindikasikan adanya kromofor yang khas dari senyawa flavonoid untuk system ikatan rangkap berkonyugasi. Selain itu serapan pada angka gelombang 1085 cm-1 dan 1139 cm-1 menandakan adanya peregangan C-O-C molekul eter. Dari data di atas dapat disimpulkan atau gambaran bahwa senyawa hasil permurnian merupakan senyawa golongan flavon glikosida.

TERIMA KASIH

SINTAPereaksi geser? Dan kromatografi dua arah?2.