blok 10
DESCRIPTION
untuk umum bolehTRANSCRIPT
Mekanisme Kerja Pada Ginjal
Tria Puspa Ningrum
102013110
triapusspa@gmailcom
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Ginjal merupakan orang penting dalam tubuh yang berperan besar dalam mempertahankan
homeostatis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, khususnya elektrolit
dan air, dan dengan membuang semua bahan sisa metabolik. Jika air dan zat elektrolit lain
dalam tubuh jumlahnya kurang tidak sesuai ukuran normal, maka banyak penyakit yang bisa
ditimbulkannya. Di dalam literature ini akan membhasa bagai mana makroskopik dan
mikroskopik dari ginjal dan saluran kemih, kemudian juga membahsa mekanisme kerja ginjal
pada manusi normal serta hormon apa saja yang berperan .sehingga kita tau bagaimana bisa
terbentuknya batu ginjal seperti yang tertulis di skenario . penyumbatan saluran yang di
lewati oleh urin , itu terjadi karena adanya suatu zat yang mengapur dalam saluran kemih
tersebut dan biasa di sebut Batu ginjal yang merupakan salah satu gangguan eliminasi urin. 1
Skenario
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke IGD RS di bawa oleh istrinya degan keluhan
nyeri hebat pada perut. Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap dokter mendiagnosis pasien
menderita batu ginjal dan menyarankan operasi.
Rumusan masalah
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke IGD RS di bawa oleh istrinya degan keluhan
nyeri hebat pada perut
Pembahasan
Makroskopik Ginjal
Sistem urinaria terdiri dari organ-organ yang memproduksi urin dan mengeluarkannya dari
tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama unutuk memperthanakan homeostatis
(kekonstanan lingkungan internal). Komponen sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang
memproduksi urin yang membawa urin ke dalam sebuah kandung kemih untuk penampungan
sementara dan uretra yang mengalirkan urin keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna.
Ren atau ginjal terletak retroperitoneal, yaitu diantara peritoneum parietale dan fascia
transversa abdominis, pada sebelah kanan dan kiri columna vertebralis. Ren sinistra terletak
setinggi costa XI atau vertebra lumbal 2-3 sedangkan ren dextra terletak setinggi costa XII
atau setinggi vertebral lumbal 3-4, ini di karenakan ren dextra tertejan oleh lobus hepar
kanan. Jarak antara extremitas superior atau kutub atas ren dextra dan sinistra adalah 7 cm,
sedangkan jarak antara extremitas inferior atau kutub bawah ren dextra dan sinistra adalah 11
cm. Sedangkan jarak dari extremitas inferior ke crista iliaca adalah 3-5 cm.. 1-3
gambar 1. Ren dextra dan ren sinistra.
Ren berbentuk seperti kacang, panjangnya sekitar 11 cm dan lebarnya sekitar 6 cm, jika
diibaratkan kurang lebih sebesar kepalan tangan. Setiap ren memiliki berat antara 125 sampai
175 gr pada laki-laki dan 155 sampai 155 gr pada perempuan. Setiap ren juga memiliki dua
polus atau extremitas yaitu extremitas superior dan extremitas inferior. Kedua extremitas
superior ditempati oleh glandula suprarenalis yang dipisahkan dari ren oleh lemak perirenalis.
Ada dua margo pada ren yaitu margo medialis yang berbentuk konkaf dan margo lateralis
yang berbentuk konveks. Pada margo medialis terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis
dan merupakan tempat masuknya pembuluh-pembuluh darah, limfe, saraf, dan ureter.1
Umumnya susunan pembuluh pada hilus renalis dari ventral ke dorsal. Arteri renalis keluar
dari aorta dan hampir dua pertiga dari ginjal hanya mempunyai sistem pendarahan yang
tunggal. Arteri renalis terbagi menjadi lima cabang besar, yang merupakan end arteri yang
mensuplai segmen ginjal.3 Ren juga memiliki dua fascies yaitu fascies anterior yang
berbentuk cembung dan fascies posterior yang agak datar.1,2
Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat yaitu fasia renalis, capsula adiposa dan
capusula fibrosa. Fasia renalis adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan
ginjal pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ ginjal. Capsula adiposa
adalah jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan
membantu organ tetap pada posisinya. Pada kejadian capsula adiposa yang sangat tipis terjadi
kekendoran capsula fibrosa dan capsula renalis kendor dan turun dikenal dengan
nephroptosis. Kejadian ini juga banyak terjadi pada ibu yang sering melahirkan (grande
multipara). Capsula fibrosa adalah membran halus transparan yang langsung membungkus
ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.1,2
Facies Anterior Ren Dextra
Facies anterior ren dextra berhubungan dengan pars affixa hepatis (dipisahkan oleh fascia
renalis). Pada margo medialis hepatis (dipisahkan oleh fascia renalis). Pada margo medialis
berhubungan dengan pars descendens duodeni (dipisahkan oleh fascia renalis). Mendekati
extremitas superior berhubungan dengan colon ascendens/flexura coli dextra (dipisahkan oleh
fascia renalis). Sebagian besar facies anterior dan margo lateralis berhubungan dengan facies
inferior hepar (dipisahkan oleh peritoneum). Mendekati extremitas inferior berhubungan
dengan lengkung-lengkung ileum (dipisahkan oleh peritoneum).4
Facies Anterior Ren Sinistra
Berhubungan dengan organ disekitarnya sebegai berikut. Bagian craniolateral menghadap
facies posteroinferior gaster (dipisahkan oleh peritoneum). Margo lateralis berhubungan
dengan impressio renalis lienis dan cauda pancreatic (dipisahkan oleh peritoneum). Margo
medialis, cauda hilus renalis berhubungan dengan lig. Lienorenale. Margo medialis dan
cranial facies jejunalis berhubungan dengan corpus pancreatic dan v.lienalis (dipisahkan oleh
fascia renalis). Mendekati extremitas inferior renalis diantara margo lateralis dan margo
medialis berhubungan dengan flexura coli sinistra/colon descendens (dipisahkan oleh fascia
renalis).4
Facies Posterior Ren Sinistra
Berhadapan dengan diaphragma dan costa XII dan sedikit costa XI. Di sebelah medial facies
diaphragmatica berhadapan dengan crus diaphragmatica dan processus transversus vertebra
L1, sedangkan sebelah lateral berhadapan dengan arcus lumbocostalis medialis dan lateralis.
Daerah yang terletak cranial arcus lumbocostalis berhadapan dengan daerah segitiga yang
disebut trigonum lumbocostale. Daerah segitiga ini sering tidak lengkap pertumbuhannya
sehingga facies posterior ginjal hanya dipisahkan oleh jaringan lemak oleh pleura. Cauda
facies diaphragmatica berhubungan berturut-turut dari medial ke lateral dengan: m.psoas
major, m.quadratus lumborum, dan aponeurosis m.transversus abdominis (kadang-kadang
disebut lamina anterior fascia lumbodorsalis). juga berhubungan dengan a.subcostalis,
a.lumbalis 1,2, dan n.iliohypogastricus, serta n.ilioinguinalis.4
Facies Posterior Ren Dextra
Menyerupai facies posterior ren sinister, tapi hanya berhubungan dengan costa XII saja
karena letak ginjal kanan lebih rendah.4
Bagian-bagian ginjal dibagi menjadi dua, yakni korteks dan medula. Bagian korteks tersusun
terdiri dari glomerulus dan pembuluh darah. Di dalam glomerulus, darah disaring ke dalam
medulla. Pada medulla, saluran-saluran tersebut akan bermuara pada papilla renalis sehingga
tampak garis-garis pada medulla yang disebut processus medullaris (Ferheini).4 Pada medula,
saluran-saluran tersebut akan bermuara pada papilla renalis sehingga tampak garis-garis pada
medula yang disebut processus medullaris (Ferheini). Pada medula terdapat Papilla renalis
sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga, yang disebut pyramid renalis (Malpighi).
Saluran-saluran yang menembus papilla disebut papillares (Bellini), tempat tembusnya
berupa ayakan yang disebut area cribiformis. Papilla renalis menonjol ke dalam calyx minor.
Diantara pyramid-pyramid terdapat columna renalis (Bertini). Beberapa calyx minor (2-4)
membentuk calyx major. Beberapa calyx major bergabung menjadi pyelum atau pelvis renis,
kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calyx tersebut disebut sinus renalis.4
Pendarahan Ginjal
Ginjal diperdarahi oleh A. renalis. dimana A. renalis dipercabangkan dari aorta abdominalis
setinggi vertebra lumbal 1-2. A. renalis kanan lebih panjang dari A. renalis kiri karena harus
menyilang v. Cava inferior dibelakangnya. A. renalis masuk kedalam ginjal melalui hillus
renalis dan mempercabangkan 2 cabang besar. Cabang pertama berjalan ke depan ginjal dan
memperdarahi ginjal bagian depan. Sedangkan cabang yang kedua berjalan ke belakang
ginjal dan mendarahi ginjal bagian belakang. Cabang yang menuju ke depan ginjal lebih
panjang daripada cabang yang menuju ke bagian belakang ginjal. Kedua cabang A. renalis
bagian depan dan bagian belakang akan bertemu di lateral, pada garis tengah ginjal atau
disebut dengan garis broedel. Kemudian yang kedua adalah A. interlobaris pada perbatasan
cortex dan medula akan bercabang menjadi arteri arcuata yang akan mengelilingi cortex dan
medulla, sehingga disebut A. Arciformis. Dan yang ketiga adalah A. arcuata
mempercabangkan A. Interlobularis dan berjalan sampai tepi ginjal (cortex), kemudian
mempercabangkan vasa afferens( glomerulus). Pembuluh balik pada ginjal mengikuti
nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler dan kemudian berkumpul ke dalam V.
Interlobaris. Dari vena interlobularis menuju ke V. arcuata, menuju ke V. interlobaris,
menuju ke V. renalis, dan berakhir di V. cava inferiorginjal di persarafi oleh n.subcostalis Th.
XII, n.iliohypogastricus L 1, dan n.ilioinguinalis L 1.1,4
Glandula suprarenalis
Merupakan kelenjar endokrin yang terletak superomedial terhadap ginjal. Glandula
suprarenalis dextra berbentuk pyramid dan terletak antara diaphragma dan lobus dexter
hepatis. Glandula suprarenalis sinistra lebih pipih dan berbentuk bulan sabit. Dan di perdarahi
oleh a.suprarenalis superior (cabang dari a.phrenica inferior), a.suprarenalis media (cabang
aorta abdominis), dan a.suprarenalis inferior (cabang a.renalis). Aliran getah bening pada
glandula supra renalis lebih sedikit daripada medulla dan mengikuti aliran limfe ke
nnll.lumbales (aortica). Dan kelenjar ini di persarafi oleh plexus coeliacus dan cabang-
cabang nn.splanchnici.4
Gambar 2. Glandula suprarenalis
Ureter
Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, panjangnya 25-30 cm berjalan kea rah distal untuk
bermuara di vesica urinaria. Menurut letaknya, ureter dibedakan menjadi pars abdominalis
ureteris (dalam cavum abdomen, pada laki-laki dan perempuan tidak berbeda), dan pars
pelvina. Mula-mula pars pelvina ureteris pada laki-laki dan perempuan menyilang aperture
pelvis superior di ventral a.iliaca communis, kemudian berjalan ke arah dorsocaudal di
ventral a.iliaca interna menuju ke daerah spina ischiadica. Dari spina ischiadica, pars pelvis
ureteris pada laki-laki membelok ke ventral dan medial untuk bermuara ke dalam vesica
urinaria, pars lateral atasnya. Pada saat hendak memasuki vesica urinaria, menyilang ductus
deferens di sebelah lateral.Sedangkan pada perempuan, setelah mencapai spina ischiadica
maka pars pelvina ureteris akan berjalan ventromedial di bawah lig. Latum uteri dan
menyialang a. uterina di sisi medial. Kemudian pars pelvina ureteris akan berjalan ke arah
ventral, di sebelah lateral fornix lateralis vagina, dan kemudian masuk ke dalam vesica
urinaria.4
tempat penyempitan pada ureter, pertama uretero-pelvic junction, tempat penyilangan ureter
dengan vasa iliaca (flexura marginalis), dan muara ureter ke dalam vesica urinaria. Ureter di
persarafi oleh plexus hypogastricus inferior T11-L2 melalui neuron-neuron simpatis.
Pendarahan ureter berasal dari cabang-cabang dari a.renalis, aa.vesicales superior dan
inferior, dan cabang-cabang dari aorta, a. spermatica/ovarica, dan iliaca communis dan venae
sesuia nadinya. Kemudian Getah bening pada ureter adalah nnll.lumbales dan iliaca interna.
Ureter di persarafi oleh serabut-serabut simpatik dan didampingi oleh serabut-serabut viseral
sebelah atas, plexus renalis dan plexsus intermesenterikus sebelah bawah dan plexus
hypogastrikus inferior/plexus pelvicus, plexus testicularis, dan plexus hypogastrikus
superior.4
Vesica Urinaria
Disebut juga bladder atau kandung kemih dan berfungsi reservoir urin dengan kapasitas 200-
400 cc. Pada anak-anak, vesica urinaria terletak di atas apertura pelvis superior. Setelah
dewasa, turun ke dalam rongga panggul. Vesica urinaria dibedakan menjadi 3 bagian. Yang
pertama adalah Apex vesica urinaria yang ihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong
allantois) sampai ke umbilicus membentuk lig. Umbilicale mediale. Tertutup oleh peritoneum
serta berbatasan dengan ileum. Kedua adalah Fundus vesica urinaria,Pada laki-laki
dipisahkan dari rectum oleh spatium rectovesicale. Sedangkan pada perempuan secara
langsung berhubungan dengan vagina dan cervix uteri.dan yang terakhrir Dinding vesica
urinaria yang terdiri dari satu dinding superior dan dua dinding lateroinferior. Dinding
lateroinferior berhubungan dengan m. obturator internus di sebelah cranial dan m.levator ani
di sebelah distal. Pertemuan kedua dinding lateroinferior di cauda disebut dengan cervix
vesicae.4
Gambar 3. Vesika urinaria
Collum Vesica Urinaria
Pada laki-laki berbatasan dengan permukaan atas glandula prostate. Collum vesica urinaria
difiksasi oleh lig. Puboprostatica pada laki-laki atau lig.pubovesicale pada wanita. Di
perdarahi oleh a.vesicalis superior (anterosuperior vesica urinaria), a.vesicalis inferior
(memperdarahi bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria),
a.vesiculodeferentialis (cabang a.iliaca interna).Pembuluh darah balik dari vesica urinaria
bermuara ke plexus venosus vesicale yang berhubungan dengan plexus venosus prostaticus,
dan kemudian darah dialirkan ke v.iliaca interna, getah bening pada ureter bermuara ke nnll.
Iliaca interna dan nnll. Iliaca externa, dan di persarafi oleh post ganglioner simpatis,
preganglioner parasimpatis, dan sensoris visceral afferent.4
Urethra
Urethra pada laki-laki (maskulina) berbeda dengan wanita (femina). Pada urethra masculine
merupakan pipa fibromuskular dengan panjang 18-22 cm dan mempunyai fungsi
menyalurkan urine dari vesica urinaria sampai ke dunia luar dan sebagai tempat lewatnya
semen/sperma.Urethra masculine terdiri dari 4 bagian, yaitu: pars intramuralis (prepostatica),
pars prostatica, pars membranacea, dan pars spongiosa.4
Gambar 4. Uretra
Mikroskopik
Di sebelah dalam pada kapsula ginjal, terdapat bagian korteks dan di sebelah dalam korteks
terdapat medulla. Korteks berisi korpus renalis atau korpus malphigi yang merupakan
kesatuan dari glomerulus dan kapsula Bowman. Selain itu juga terdapat tubulus kontortus dan
arteri atau vena yang memperdarahinya. Di medulla, dapat ditemukan struktur duktus namun
tidak terdapat jaringan glomerulus. Dengan adanya perbedaan khas tersebut, secara
mikroskopis, ginjal dapat dibedakan dengan jelas mana bagian korteks dan mana bagian
medullanya.
Korpuskulum Ginjal
Korpuskulum berada di bagian korteks ginjal. Korpuskuum terdiri atas suatu kumpulan
kapiler yang disebut glomerulus, dikelilingi oleh dua lapis sel epitel, yaitu kapsul glomerulus.
Korpuskulum ginjal adalah segmen awal setiap nefron.darah disaring di korpuskulum ginjal
melalui kapiler-kapiler di glomerulus, dan filtrate masuk ke spatium capsulare (uranium)
yang terletak diantara stratum kapsulare dan visceral kapsul glomerulus. Filtrasi darah di
korpuskulum ginjal difasilitasi oleh endotel glomerulus.5
Tubulus Ginjal
Filtrate glomerulus keluar dari korpuskulum ginjal di polus urinarius dan mengalir melalui
berbagai bagian nefron sebelum sampai di tubulus ginjal yaitu tubulus koligens dan duktus
koligens. Filtrate glomerulus kemudian mengalir dari tubulus kontortus distal ke tubulus
koligens. Tubulus koligens bukan merupakan bagian nefron. Dalam potongan sagital, ginjal
dibagi menjadi korteks dan medulla. Korteks mengandung tubulus kontortus proksimal,
tubulus kontortus distal, glomeruli, radius medullari, arteri intelobularis, dan vena
interlobularis. Sedangkan medulla terdiri dari piramid-piramid yang berisi duktus rectus
proximal, tubulus rektus distal dan duktus koligens serta duktus papilaris.5
Sel Mesangial
Sel mesangial ditemukan di glomerulus yang melekat pada kapiler glomerulus. Berfungsi
sebagai makrofag, dan mengatur tekanan darah akibat adanya reseptor vasoaktif dan
kontraktilitas. Sel ekstraglomerular membentuk bagian apparatus jukstaglomerular.5
Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus kontortus proksimal dilapisi oleh limbus microvillosus dan mengabsorpsi sebagian
besar hasil filtrat. Lapisan basal pada membran sel mengandung banyak mitokondria dan
pompa natrium. Mitokondria menyalurkan energy untuk transport ion menembus membrane
sel ke dalam interstisium. Semua glukosa, protein, dan asam amino, hampir semua
karbohidrat, dan 75 sampai 85% air direabsorpsi di sini. Sekresi produk sisa metabolic,
hydrogen, ammonia, pewarna, dan obat ke dalam filtrate untuk dikeluarkan melalui urin.5
Ansa Henle
Di nefron jukstamedullaris menghasilkan urin hipertonikkarena countercurrent multiplier
system. Osmolaritas interstitial yang tinggi menarik air dan filtrate. Kapiler vasa recta
menyerap air dari interstitium dan mengembalikannya ke sirkulasi sistemik.5
Tubulus kontortus distal
Jarang ditemukan di korteks, dan tidak memiliki limbus mikrovillosus. Membrane basolateral
memperlihatkan lipatan ke dalam dan mengandung banyak mitokondria. Di abwah pengaruh
aldosteron, ion natrium diabsorpsi secara aktif dari filtrate. Kapiler peritubular
mengembalikan ion ke sirkulasi sistemik untuk mempertahankan keseimbangan asam basa
yang vital.5
Apparatus jukstaglomerular
Di polus vascularis, sel otot polos di tunika media arteriol glomerulus aferen diganti oleh sel
epiteloid modifikasi dengan granula sitoplasma, sel ini adalah sel jukstamedular. Sel
juksamedular di arteriol glomerular aferen dan sel macula densa di tubulus kontortus distal
membentuk apparatus jukstamedular.5
Medulla ginjal: daerah papilaris
Duktus papilaris memiliki diameter yang besar dan lumen yang lebar dan dilapisi oleh sel
kolumnar tinggi terpulas-pucat. Jaringan ikat yang mengelilingi tubulus lebih banyak di
daerah papilaris ginjal, dan duktus papilaris terpisah satu sama lain.5
Gambar 5. Histologi ginjal
Ureter
Lumen ureter yang tidak melebar memprlihatkan banyak lipatan longitudinal mukosa akibat
kontraksi otot. Dinding uterus terdiri atas mukosa, muskularis, dan adventisia. Mukosa ureter
terdiri atas epitel transisional dan lamina propia yang lebar. Lamina propia mengandung
banyak jaringan ikat fibroelastik, yang lebih padat dengan lebih banyak fibroblas di bawah
epitel dan lebih longgar di dekat muskularis. Di ureter bagian atas, muskularis terdiri atas dua
lapisan otot, lapisan otot polos longitudinal di sebelah dalam dan lapisan otot polos sirkular di
tengah, lapisan-lapisan ini tidak selalu jelas. Lapisan tambahan yaitu lapisan otot polos
longitudinal di sebelah luar terdapat di sepertiga ureter bagian bawah dekat kandung kemih.
Adventisia menyatu dengan jaringan ikat fibroelastik dan jaringan adipose yang mengandung
banyak arteriol, venula, dan saraf kecil.5
Gambar 6. Histologi ureter
Vesica urinaria
Vesica urinaria (kandung kemih) memiliki dinding berotot tebal. Dinding ini mirip dengan
yang terdapat di sepertiga bawah ureter, kecuali ketebalannya. Di dinding ditemukan tiga
lapisan otot polos yang tersusun longgar, yaitu lapisan longitudinal dalam, sirkulasi tengah,
dan longitudinal luar. Ketika vesica urinaria terisi cairan, epitel transisional berubah
bentuknya. Peningkatan volume kandung kemih tampaknya mengurangi jumlah lapisan sel,
sel superficial tampak datar, dan ketebalan epitel transisional berkurang menjadi kira-kira tiga
lapisan. Hal ini disebabkan oleh sel superficial yang mendatar untuk menyesuaikan luas
permukaan yang bertambah. Pada keadaan teregang, epitel trasnsisional menyerupai epitel
berlapis gepeng yang ditemukan di bagian tubuh lain.5
Gambar 7. Histologi vesica
urinaria.
Meknisme Kerja Ginjal
Filtrasi
Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein tersaring melalui kapiler
glomerulus ke dalam kapsul bowman. Dalam keadaan normal, 20% plasma yang masuk ke
glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai filtrasi glomerulus adalah langkah pertama
dalam pembentukan urin. Secara rerata, 125 ml filtrate glomerulus terbentuk secara kolektif
dari seluruh glomerulus setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter setiap hari. Dengan
mempertimbangkan bahwa volume rerata plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter, maka
hal ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume plasma sekitar 65 kali sehari. Jika
semua yang difiltrasi keluar sebagai urin, semua plasma akan menjadi urin dalam waktu
kurang dari setengah jam. Namun hal ini tidak terjadi karena tubuus ginjal dan peritubulus
berhubungan erat di seluruh panjangny, sehingga bahan-bahan dapat di pertukarkan antara
cairan di dalam tubulusdan darah di dalam kapiler peritubulus.6
Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat suatu gaya yang mendorong sebagian
plasma menembus lubang-lubang membran glomerulus. Filtrasi glomerulus disebabkan oleh
adanya gaya-gaya fisik pasif yang serupa dengan gaya-gaya yang terdapat di kapiler bagian
kutub lainnya. kapiler glomerulus jauh lebih permeable dibandingkan dengan kapiler di
tempat lain, sehingga untuk tekanan filtrasi yang sama lebih banyak cairan yang difiltrasi,
dan keseimbangan gaya-gaya di kedua sisi membran glomerulus adalah sedemikian rupa,
sehingga filtrasi berlangsung di keseluruhan panjang kapiler. Sebaliknya, keseimbangan
gaya-gaya di kapiler lain bergeser , sehingga filtrasi berlangsung di bagian awal pembuluh
tetapi menjelang akhir terjadi reabsorpsi.7
Terdapat tiga gaya fisik yang terlibat dalam filtrasi glomerulus yaitu tekanan darah kapiler
glomerulus, tekanan osmotic koloid plasma, dan tekanan hidrostatik kapsul Bowman. Cairan
di kapsul Bowman, menimbulkan tekanan hidrostatik (cairan) yang diperkirakan besarnya
sekitar 15 mmHg. Tekanan ini, yang cenderung mendorong cairan keluar dari kapsul
Bowman, melawan filtrasi cairan dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman.7
Gaya total yang mendorong filtrasi adalah sebesar 55 mmHg dan disebabkan oleh tekanan
darah kapiler glomerulus. Jumlah total kedua gaya yang melawan filtrasi adalah 45 mmHg.
Perbedaan nettonya 10 mmHg. Tekanan ringan ini merupakan penyebab berpindahnya
sejumlah besar cairan dari darah menembus membran glomerulus yang sangat permeable.
Laju filtrasi sebenarnya, yaitu laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate, GFR),
bergantung tidak saja pada tekanan filtrasi dan seberapa permeabelnya membran glomerulus
yang diperantarai oleh masukan sistem sistem saraf simpatis ke arteriol aferen, ditujukan
untuk mengatur tekanan darah arteri. Sistem saraf parasimpatis tidak menimbulkan pengaruh
apapun pada ginjal.6,7
Reabsorpsi Aktif Na+ Menyebabkan Reabsorpsi Pasif Cl-, H2O, dan Urea.
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60 mEq
perkilogram berat badan dan sebagian kecil berada dalam cairan intrasel. Natrium difiltrasi
bebas diglomerulus, direabsorpsi secraa aktif 60-65% di tubulus proksimal bersama dengan
H2O dan klorida yang direabsorpsi secara pasif, sisanya direabsorpsi di lengkung henle (25-
30%), tubulus distal (5%), dan duktus koligentes (4%).6
Otoregulasi GFR, karena tekanan darah arteri adalah gaya yang mendorong darah ke dalam
glomerulus. Perubahan GFR spontan dicegah oleh mekanisme pengaturan intrinsik yang
dicetuskan oleh ginjal itu sendiri, yang disebut otoregulasi. Sebagai contoh, jika GFR
meningkat akibat adanya peingkatan tekanan arteri, GFR dapat dikurangi melalui vasodilatasi
arteriol aferen, yang memungkinkan darah masuk. Diperkirakan terdapat dua mekanisme
intrarenal yang berepran dalam otoregulasi yaitu mekanisme miogenik, yang berespons pada
perubahan tekanan di dalam komponen vascular nefron, dan mekanisme umpan balik tubulo-
glomerular, yang mendeteksi perubahan aliran memalui komponen tubulus
nefron.6Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos vascular, yang berkontraksi
secara inheren sebagai respons terhadap peregangan yang menyertai peningkatan tekanan di
dalam pembuluh. Dengan demikian, arteriol, aferen secara otomatis berkontriksi sendiri jika
teregang karena tekanan arteri meningkat. Mekanisme umpan balik tubulo-glomerulus
melibatkan apparatus jukstaglomerular, yaitu kombinasi khusus sel-sel tubulus dan vascular
di daerah nefron temapt tubulus, setelah melengkung terhadap dirinya, berjalan melewati
sudut yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen sewaktu keduanya menyatu di
glomerulus.6
Kontrol simpatis ekstrinsik GFR, yang diperantarai oleh masukan sistem sistem saraf
simpatis ke arteriol aferen, ditujukan untuk mengatur tekanan darah arteri. Sistem saraf
parasimpatis tidak menimbulkan pengaruh apapun pada ginjal. 6
Reabsorbsi Klorida
Ion klorida yang bermuatan negatif direabsorpsi secara pasif menuruni gradient listrik yang
tercipta oleh reabsorpsi aktif ion natrium yang bermuatan positif. Umumnya ion klorida
mengalir di antara, bukan menembus, sel tubulus. Jumlah Cl- yang direabsorpsi ditentukan
oleh laju reabsorpsi aktif Na+, dan tidak dterkontrol langsung oleh ginjal.6
Reabsorbpsi Air
Air direabsorpsi secara pasif di seluruh panjang tubulus karena H2O secara osmosis
mengikuti Na+ yang direabsorpsi secara aktif. Dari H2O yang difiltrasi, 65% - 117 liter sehari
direabsorpsi secara pasif pada akhir tubulus proksimal. Sebanyak 15% dari H2O yang
difiltrasi direabsorpsi di ansa Henle. Total 80% dari H2O yang difiltrasi ini direabsorpsi di
tubulus proksimal dan anasa Henle berapapun jumlah H2O di tubuh dan tidak berada di
bawah kontrol. Sisa 20%nya direabsorpsi dalam jumlah bervariasi di tubulus, jumlah yang
direabsorpsi di tubulus distal dan koligentes berada di bawah kontrol langsung hormon,
bergantung pada status hidrasi tubuh. Tidak ada bagian tubulus yang secraa langsung
memerlukan energy untuk reabsorpsi H2O dalam jumlah besar ini.6
Reabsorpsi Urea
Reabsorpsi pasir urea, selain Cl- da H2O juga secara tidak langsung berkaitan dengan
reabsorpsi aktif Na+. urea adalah suatu produk sisa daripemecahan protein. Reabsorpsi
besar-besaran H2O di tubulus proksimal secara bertahap mengurangi filtrate dari semula 125
ml/menit menjadi hanya 44 ml/menit cairan yang tertinggal di lumen di akhir tubulus
proksimal (65% dari H2O di filtrate semula, atau 81 ml/menit, telah direabsorpsi).
Konsentrasi urea sewaktu difiltrasi di glomerulus identik dengan konsentrasinya di plasma
yang masuk ke kapiler peritubulus. Namun, jumlah urea yang ada dalam 125 ml cairan yang
difiltrasi di awal tubulus proksimal terkonsentrasi hingga tiga kali lipat dalam 44 ml carian
yang tersisa di akhir tubulus proksimal. Akibatnya, konsentrasi urea di dalam cairan tubulus
menjado jauh lebih besar daripada konsentrasi urea di kapiler sekitar. Karena itu, terbentuk
gradient konsentrasi konsentrasi untuk urea yang secara pasif menyebabkan urea berdifusi
dari lumen tubulus ke dalam plasma kapiler peitubulus. Karena dinding tubulus proksimal
hanya agak permeable terhadap urea maka hanya sekitar 50% dari urea yang terfiltrasi
direabsorpsi secara pasif melalui cara ini.6
Sekresi Tubulus
Mengacu pada perpindahan selektif zat dari darah kapiler peritubular ke dalam lumen
tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk ke dalam tubulus ginjal. Cara
pertama zat berpindah dari plasma ke dalam lumen tubulus adalah memalui filtrasi
glomerulus. Namun, hanya sekitar 20% dari plasma yang mengalir memalui kapiler
glomerulus disaring ke dalam kapsul bowman, 80% sisanya terus mengalir melalui arteriol
eferen ke dalam kapiler peritubulus.6
Sekresi Ion Hydrogen Penting Dalam Keseimbangan Asam-Basa
Sekresi H+ ginjal sangat penting dalam mengatur keseimbangan asam-basa di tubuh. Ion
hydrogen yang disekresikan ke dalam cairan tubulus dieliminasi dari tubuh melalui urin. Ion
hydrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal, distal, dan koligentes, dengan tingkat
sekresi H+ meningkat. Sebaliknya, sekresi H+ berkurang jika konsentrasi H+ di cairan tubuh
terlalu rendah.6
Mekanisme sekresi K+
Sekresi ion kalium di tubulus distal dan koligentes digabungkan dengan reabsorpsi Na+ oleh
pompa Na+ - K+ basolateral dependen energy. Pompa ini tidak hanya memindahkan Na+
keluar sel menuju ruang lateral tetapi juga memindahkan K+ dari ruang lateral ke dalam
lumen tubulus. Dengan menjaga konsentrasi K+ cairan interstitium rendah, pompa basolateral
mendorong perpindahan pasif K+ keluar plasma kapiler peritubulus menuju cairan
interstitium.4
Karena sekresi K+ dikaitkan dengan reabsorpsi Na+ oleh pompa Na+ - K+, K+ tidak
disekresikan di sepanjang segmen tubulus yang melakukan reabsorpsi Na+ dan tidak hanya
terjadi di bagian distal nefron. Alasnanya adalah karean terletak di lokasi saluran K+ pasif.4
Komposisi Urin
Urin normal mempunyai susunan yang sangat berbeda-beda dipengaruhi oleh makanan dan
factor-faktor lain. Urin normal mengandung sejumlah zat, beberapa diantarnya antara lain
Urea
Urea merupakan hasil akhir metabolisme protein yang utama. Jumlahnya kira-kira setengah
jumlah zat padat total dalam urin. Yaitu antara 25-30 gram/ 24 jam atau 80-90% dari nitrogen
total. Pembentukan urea terjadi dihati.Oleh karena itu pada penyakit hati sekresinya dapat
menurun.Ekskresi urase meningkat pada diet tinggi protein dan pada keadaan-keadaan
dimana katabolisme protein meningkat, misalnya pada demam.Enzym urase mempercepat
pemecahan urea menjadi ammonium karbonat. Ini merupakan dasar pemeriksaan urea secara
kwantitatif. 2,3
Asam Urat
Asam urat merupakan hasil akhir metabolism purin pada manusia.Zat ini berasal dari
pemecahan inti sel atau lain-lain senyawa yang mengandung purin, baik yang berasal dari
makanan maupun pemecahan sel dari tubuh sendiri. Jumlah yang dikeluarkan dari urin antara
0,5-1 gram/ 24 jam. Makanan yang banyak mengandung nucleoprotein seperti daging dan
kelenjar-kelenjar juga dapat meningkatkan sekresi asam urat. Ekskresi asam urat juga dapat
meningkat pada beberapa penyakit misalnya leukemia, disebabkan penghancuran leukosit
yang sangat meningkat. Penyakit gout kadar asam urat urin dan darah tinggi, disertai
penimbunan asam urat didalam persendian. Pada urin asam, asam urat lebih mengendap,
sehingga pembentukan batu asam urat mudah terjadi.Pemberian zat-zat yang menaikan PH
urin dapat memperbesar daya larut asam urat, sehingga pembentukan batu berkurang.
Pemeriksaan asam urat biasanya didasarkan atas daya asam urat biasanya didasarkan atas
daya asam urat mereduksi garam-garam perak, lembaga, fosfomolibdat dan fosfotungstat
dalam lingkungan alkais. 2,3
Kreatinin
Jumlah kreatinin yang diekskresi melalui urin kira-kira 1-1,8 g/ 24 jam. Hampir seluruhnya
berasal dari keratin dalam tubuh. Karena sebagian besar keratin terdapat didalam jaringan
otot, terdapat hubungan antara jumlah kreatinin yang dikeluarkan dengan jumlah jaringan
otot dalam tubuh. Ekskresi kreatinin menurun pada penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan atrofi dan kelemahan otot. Sedangkan bila katabolisme kreatinin juga meningkat
didalam otot maka ekskresinya juga meningkat. 2,3
Kreatin
Dalam urin orang dewasa keratin terdapat dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi pada anak-
anak dan wanita hamil jumlahnya lebih besar.Kreatin terdapat dalam semua jaringan,
terbanyak dalam jaringan otot dalam bentuk fosfokreatin. Untuk pemeriksaan kadar keratin
urin, keratin diubah menjadi kreatinin dengan pemanasan didalam larutan asam, kemudian
diperiksa sebagai kreatinin. Perbedaan jumlah kreatininsebelum dan sesudah pemanasan
urindengan asam, merupakan jumlah keratin dalam urin. 2,3
Indikan
Jumlah indikan ( kalium indoksil sulfat ) yang diekskresi dalam urin kira-kira 10-20 mg/ 24
jam. Indikan merupakan bagian terpenting dari sulfat eterial dalam urin. Zat ini berasal dari
pembusukan triptofan dalam usus atau ditempat lain. Jumlahnya didalam urinmerupakan
petunjuk kasar untuk banyaknya pembusukan didalam usus. Ekskresi indikan meninggi pada
beberapa keadaan, misalnya pada stagnasi diusus, bila proses pembusukan diusus meningkat,
pada pemecahan protein jaringan atau protein cairan tubuh. 2,3
Amonia
Amonia merupakan hasil akhir metabolisme protein yang mengandung N. Ini yang
merupakan yang kedua terpenting setelah urea. Dalam urin ammonia terdapat dalam bentuk
garam ammonium dan jumlahnya kira-kira 0,7 g / 24 jam atau 2,5-4,5 % dari nitrogen total /
24 jam. Amonia urin untuk sebagian berasal dari sintesis sel-sel tubuli ginjal. Pemeriksaan
ammonia harus dilakukan pada urin yang segar atau yang diawetkan dengan baik, karena
ammonia dapat dibentuk dari zat-zat lain yang mengandung N.2,3
Hormon ginjal
Sekresi adalah pengeluaran oleh sel dan kelenjar yang berupa getah dan masih digunakan
oleh tubuh untuk proses lainnya seperti enzim dan hormon.
Renin
Renin penting untuk pengaturan tekanan darah.Renin disekresi sel-sel ginjal (arteriol
aferen),diaktifkan melalui sinyal (pelepasan prostaglandin) dari makula densa, yang
menanggapi laju aliran fluida melalui tubulus distal, dengan penurunan tekanan perfusi ginjal
(melalui peregangan reseptor di dinding pembuluh darah), dan oleh stimulasi saraf, terutama
melalui beta-1 aktivasi reseptor.7
V 7
Eritropoietin dan Eritrogenin
Eritropoietin adalah hormon glikoprotein yang mengontrol proses eritropoiesis atau produksi
sel darah merah. Hormon ini dihasilkan oleh fibroblat peritubular korteks ginjal.peranan
eritroproietin mengubah flobulin yang dihasilkan menjadi eritropoetin, dimana eritropoetin
akan merangsang eritropoetin sensitive sten cells pada sumsum tulang untuk membentuk
proeritroblas yang merupakan cikal bakal sel eritrosit.sekresinya dirangsang oleh hipoksia,
garam kobalt, katekolamin, hormone androgen. Selain eritropoietin, ginjal juga juga
membentuk eritrogenin yang efek kerjanya juga merangsang sumsum tulang belakang untuk
menghasilkan sel darah merah seperti eritropoietin. Pada payah ginjal kekurangn kedua zai
ini dapat mengakibatkan anemia berat.7
1,25 Dihidroksi Vit D3
Hormon ini penting untuk mengatur kalsium. Vitamin D dikulit atau pro vitamin D oleh sinar
ultraviolet akan diubah menjadi hormone kalsitonin atau vitamin D3. Hormon kalsitonin atau
25-OH-D3 ini akan diubah menjadi 24,25 di-OH-D3. Karena pengaruh hormone paratiroid di
mitokondria ginjal dirubah menjadi 1,25 di-OH D3. Zat ini mempunyai organ sasaran usus,
tulang, dan ginjal. Zat ini merupakan Vitamin D yang paing aktif.8
Lipid Antihipertensi Dan Kinonigen
Lipid antihipertensi berasal dari medulla ginjal.Merupakan lipin netral yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah. Kininogen juga mempunyai fungsi yang sama yaitu anti
hipertensi.9
Prostaglandin
Prostaglandin mempunyai efek langsung terhadap pembuluh darah.Prostaglandin berasal dari
asam pentanoat yaitu asam lemak dengan 20 atom karbon.Derivat prostaglandin dihasilkan
oleh jaringan diseluruh tubuh seperti vesica seminalis, otak, kelenjar timus dan ginjal.Dalam
ginjal terutama bagian medulla ginjal dibentuk PGA2, PGE2, PGE2 alfa. Ketiga
prostaglandin ini menyebabkan relaksasi otot polos, sehingga terjadi dilatasi pada arteri dan
tekanan darah menjadi turun. Prostaglandin menyebabkan peningkatan aliran darah ginjal,
natriuresis dan mengganggu fungsi ADH.9
Vasovaserin (ADH)
Hormon vasovaserin yang ada pada mulanya di beri nama demikian mengingat
kemampuannya meningkatkan tekanan darah kalu di beri dalam dosis farmakologik, lebih
epat di namakan ADH (hormon anti diuretik) karena fungsi fisiologiknya yang penting adalah
untuk meningkatkan penyerapan kembali air.dari tubulus kontortus dital dengan
meningkatkanpermeabilitas terhadap air dari membran luminal pada sel epitel tubulus.
Hormon ini adalah satu peptida yang memiliki 9 asam amino dengan sebuah jembatan
disulfida, di produksi di hipotalamus dan di angkut melalui aliran aksoplasmik ke ujung-
ujung saraf dalam hipofise posterior dan di dalam bagian ini jika terdapat rangsangan yang
tepat seperti peningkatan osmolaritas dalam plasma, hormon ini akan di lepas ke dalam
sirkulasi darah. peningkatan hormon ini pada reseptor spedifiknya akan mengaktifa kaskade
adenilat siklase yang bekerja merangsang pembentukan cAMP yang mempertarai efek
hormon ini selanjutnya. 12
ADH bekerja melauli dua reseptor, yang di sebut V1 dan v2 yang memiliki kerja berbeda.
ADH di luar sel ginjal mempertarai kontraksi otot polos vaskuler dan sintesis prostaglandin.
Efek utama reseptor v1 adalh vasokontriksi dan meningkatkan resistensi vaskuler yang
menyebabkan timbulnya nama vasopresin. Reseptor v2 hanya di temukan pada permukaan
sel epitel renal. Pengikatan hormon ADH dengan reseptor tipe v2 ini mengaktifkan enzym
adrenal siklase melalui protein G yang akan menyebabkan pembentukan cAMP yang
kemudian mengaktifkan PKA. Kejadian seluler berikutnya merupakan serangkaian reaksi
fosforilasi protein oleh enzym ini yang merangsang eksripsi gen untuk meningkatkan
pembentukan aquaporins 2 yang akan bermigrasi ke membran luminal sel tubuus, menembus
celah membran dan membentuk pori untuk air secra bebas berdifusi sehingga meningkatkan
[ermeabiitas membran luminal terhadap caian. Penyerapan kembali airpun meningkat melalui
proses difusi bebas. Air kenudian mengalir melaui saluran di membran plasma menuju ke
ruang interstisium. Proses ini memnyebabkan berbagai efek yang di timbuulkan ADH dalam
tubullus ginjal.10,11
Batu Urinari (batu saluran kemih)
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan masa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran
kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang dapat menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal)
maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Batu ini terbentuk dari pengendapan
garam kalsium, magnesium, asam urat, atau sistein.12
BSK dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Batu yang berukuran
kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar bersama dengan urine
ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas (ginjal dan ureter) menimbulkan
kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra) dapat
menghambat buang air kecil. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus
renalis dapat menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat di
daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang yang menjalar ke perut juga daerah kemaluan
dan paha sebelah dalam). Hal ini disebabkan karena adanya respon ureter terhadap batu
tersebut, dimana ureter akan berkontraksi yang dapat menimbulkan rasa nyeri kram yang
hebat.12
Klasifikasi Batu Saluran Kemih
Komposisi kimia yang terkandung dalam batu ginjal dan saluran kemih dapat diketahui
dengan menggunakan analisis kimia khusus untuk mengetahui adanya kalsium, magnesium,
amonium, karbonat, fosfat, asam urat oksalat, dan sistin.
Batu kalsium
Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan BSK yaitu sekitar 70%-80%
dari seluruh kasus BSK. Batu ini kadang-kadang di jumpai dalam bentuk murni atau juga bisa
dalam bentuk campuran, misalnya dengan batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau
campuran dari kedua unsur tersebut. Terbentuknya batu tersebut diperkirakan terkait dengan
kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan akibat dari dehidrasi. Batu kalsium
terdiri dari dua tipe yang berbeda, yaitu Whewellite (monohidrat) yaitu , batu berbentuk
padat, warna cokat/ hitam dengan konsentrasi asam oksalat yang tinggi pada air kemih.dan
Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (dehidrat) yaitu batu berwarna kuning,
mudah hancur daripada whewellite. 12
Batu asam urat
Lebih kurang 5-10% penderita BSK dengan komposisi asam urat. Pasien biasanya berusia >
60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Kegemukan, peminum alkohol, dan
diet tinggi protein mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit BSK, karena keadaan
tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah.
Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga
membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah tipe batu yang dapat dipecah
dengan obat-obatan. Sebanyak 90% akan berhasil dengan terapi kemolisis.12
Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)
Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya
infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea
atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi
bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk pemecah
urea di antaranya adalah Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan
Staphiloccocus. Ditemukan sekitar 15-20% pada penderita BSKBatu struvit lebih sering
terjadi pada wanita daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya
konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. Pada batu struvit volume air kemih yang
banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan menurunkan supersaturasi dari fosfat.12
Batu Sistin
Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena gangguan ginjal. Merupakan batu
yang paling jarang dijumpai dengan frekuensi kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin,
arginin, lysin dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Disebabkan faktor
keturunan dan pH urine yang asam. Selain karena urine yang sangat jenuh, pembentukan batu
dapat juga terjadi pada individu yang memiliki riwayat batu sebelumnya atau pada individu
yang statis karena imobilitas. Memerlukan pengobatan seumur hidup, diet mungkin
menyebabkan pembentukan batu, pengenceran air kemih yang rendah dan asupan protein
hewani yang tinggi menaikkan ekskresi sistin dalam air kemih.12
Daftar pustaka
1. Sloane, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2004. H 318-29.
2. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2006.
3. Schwartz, Shires, Spencer. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. Edisi ke-6. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. H 577-91.
4. Kasim YI. Buku ajar anatomi: system urogenitalia. Edisi ke-3. Jakarta: Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana; 2013.h.20-35.
5. Erochenko VP. Atlas histology diFiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-11.
Jakarta: EGC; 2012.h.367-90.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.h.558-9, 576-9.
7. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Klien gangguan Ginjal. Jakarta: EGC;
2008.h.10-1.
8. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC;
2000.h.704.
9. Neal MJ. At a glance farmakologi medis. Jakarta: Erlangga; 2006.h.71.
10. Murray R K, et all. Harper’s biochemistry 25thed. Appleton & lange. America. 2000.
P 534.
11. Delvin T M, PhD. Text book of biochemistry with clinical correlation. 5thed. Wiley-
liss. New York. 2000. P 906.
12. Rahayu H. Batu saluran kemih. 2012. Di unduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30750/4/chapter%20011.pdf. 28
September 2014.