candi borobudur

12
Candi Borobudur 1. Sejarah Candi Borobudur Candi Borobudur, merupakan candi Budha yang terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Candi Borobudur pertama kali ditemukan tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, gurbernur jenderal Inggris, yang saat itu sedang mengadakan kunjungan ke Semarang dan mendengar informasi bahwa di daerah Kedu ditemukan susunan batu yang bergambar. Untuk memastikannya, kemudian Raffles mengutus Cornelius (orang Belanda) untuk menyelidiki dan membersihkan area dimana susunan batu tersebut ditemukan. Waktu dan pendiri bangunan Candi Borobudur masih belum diketahui pastinya. Namun menurut Prof. Dr. Soekmono, Candi Borbudur didirikan sekitar abaad VIII-IX M. Hal tersebut didasarkan dengan adanya inkripsi singkat yang terdapat pada bagian kaki candi. Inkripsi tersebut berisi tulisan yang mempunyai gaya huruf yang sama dengan prasasti Karang Tengah (874 M) dan prasasti Sri Kahulunan (842 M). Dari prasasti tersebut pula Casparis berpendapat bahwa pendiri Candi Borobudur yaitu Samaratungga yang memerintah pada tahun 782- 812 pada masa dinasti Syailendra. Candi Borobudur dibangun untuk memuliakan agama Budha Mahayana yang banyak dianut oleh masyarakat pada masa tersebut. Fungsi dari bangunan candi yaitu sebagai tempat pemujaan dan tempat beribadah para pemeluk agama Budha. Nama Borobudur masih menjadi misteri, banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi tersebut. Salah satunya menyatakan bahwa nama Borobudur berasal dari kata

Upload: risya-agus

Post on 25-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

vvv

TRANSCRIPT

Page 1: Candi Borobudur

Candi Borobudur

1. Sejarah Candi Borobudur

Candi Borobudur, merupakan candi Budha yang terletak di Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang. Candi Borobudur pertama kali ditemukan tahun 1814 oleh Sir

Thomas Stamford Raffles, gurbernur jenderal Inggris, yang saat itu sedang mengadakan

kunjungan ke Semarang dan mendengar informasi bahwa di daerah Kedu ditemukan

susunan batu yang bergambar. Untuk memastikannya, kemudian Raffles mengutus

Cornelius (orang Belanda) untuk menyelidiki dan membersihkan area dimana susunan

batu tersebut ditemukan.

Waktu dan pendiri bangunan Candi Borobudur masih belum diketahui pastinya.

Namun menurut Prof. Dr. Soekmono, Candi Borbudur didirikan sekitar abaad VIII-IX M.

Hal tersebut didasarkan dengan adanya inkripsi singkat yang terdapat pada bagian kaki

candi. Inkripsi tersebut berisi tulisan yang mempunyai gaya huruf yang sama dengan

prasasti Karang Tengah (874 M) dan prasasti Sri Kahulunan (842 M). Dari prasasti

tersebut pula Casparis berpendapat bahwa pendiri Candi Borobudur yaitu Samaratungga

yang memerintah pada tahun 782-812 pada masa dinasti Syailendra.

Candi Borobudur dibangun untuk memuliakan agama Budha Mahayana yang

banyak dianut oleh masyarakat pada masa tersebut. Fungsi dari bangunan candi yaitu

sebagai tempat pemujaan dan tempat beribadah para pemeluk agama Budha.

Nama Borobudur masih menjadi misteri, banyak teori yang berusaha menjelaskan

nama candi tersebut. Salah satunya menyatakan bahwa nama Borobudur berasal dari kata

Shambharabhudhara, yang berarti gunung (bhudhara), di mana di lereng-lerengnya

terletak teras-teras. Selain itu terdapat etimologi rakyat lainnya, seperti kata Borobudur

berasal dari ucapan para Budha yang kemudian mengalami pergeseran bunyi menjadi

Borobudur. Penjelasan lain yaitu bahwa nama Borobudur, berasal dari dua kata, yaitu

bhara yang berasal dari kata vihara, dan bedhuhur. Sementara terdapat penjelasan lain

dimana bara merupakan bahasa Sansekerta yang berarti kompleks candi atau biara dan

beduhur yang berarti tinggi. Yang apabila digabungkan maknanya menjadi sebuah biara

atau asrama yang berada di tanah tinggi.

2. Denah, dan Transformasi Bentuk pada Candi Borobudur

Candi Borobudur mempunyai bentuk punden berundak dengan denah persegi yang

berukukuran panjang 121,66 m dan lebar 121,38 m, sedangkan tingginya yaitu 35,40 m,

dengan tangga di pertengahan ke-empat sisinya. Borobudur berbentuk kisi-kisi dengan

Page 2: Candi Borobudur

ukuran yang semakin atas semakin mengecil. Tingkatan yang ada pada Candi Borobudur

berjumlah 10 tingkat yang menggambarkan ajaran dasabhumi dalam Budhisme

Mahayana, yaitu sepuluh tingkat perkembangan Bodhisatwa berupa sepuluh tindakan

penyempurnaan yang harus dilakukan oleh Bodhisatwa untuk mencapai ke-Budha-an.

Gambar. Denah Candi BorobudurSumber. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

Denah pada Candi Borobudur memiliki dua bentuk dasar, yaitu lingkaran dan

persegi. Bentuk-bentuk tersebut dipilih karena bentuk tersebut melambangkan gambaran

pergulatan hidup untuk melepas diri dari yang maya menuju yang lebih sejati. Bentuk

denah persegi terdapat pada tingkat 1-7, sedangkan bentuk denah lingkaran terdapat pada

tingkat 8-10, kemudian terdapat stupa induk pada pada tingkat ke-sepuluh.

Gambar. Pembagian Tingkatan BorobudurSumber. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit, yang kemudian ditutupi oleh

susunan tumpukan batu bertingkat. Tingkatan pada Candi Borobudur dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu kaki, badan dan kepala, sedangkan menurut kosmologi Budha, tingkatan

tersebut yaitu Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu. Tingkat Kamadhatu merupakan

tingkatan paling bawah, tingkat Rupadhatu tingkatan yang terletak di tengah, sedangkan

Arupadhatu merupakan tingkatan paling atas.

Page 3: Candi Borobudur

Gambar. Tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, Arupadhatu pada BorobudurSumber. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

a. Kamadhatu

Kamadhatu merupakan bagian kaki candi, dan merupakan bagian terendah dari

kosmologi Budha. Bagian Kamadhatu pada Candi Borobudur bukanlah merupakan

kaki aslinya, melainkan sebuah selasar tambahan yang dibangun ketika struktur

Candi Borobudur diperkirakan akan melesak sebelum selesai pembangunannya.

Pada bagian kaki ini terdapat 160 panel reliaf Karmawibhangga yang

menceritakan tetang sebab-akibat dari perbuatan baik ataupun buruk. Bagian

Kamadhatu menggambarkan alam bawah sadar manusia yang masih dikuasai nafsu

(Mangunwijaya). Kamadhatu mempunyai bagian-bagian berupa selasar, undag,

dan tangga.

Gambar. Penampang Tingkat KamadhatuSumber. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

b. Rupadhatu

Tingkatan Rupadhatu menggambarkan dunia antara, yang menggamarkan dunia

manusia sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi namun masih terikat oleh

dunia nyata. Rupadhatu terdiri dari susunan pagar langkan sebanyak lima buah

yang membentuk 4 buah lorong. Pada bagian Rupadhatu terdapat 4 relief cerita

Page 4: Candi Borobudur

yang digambarkan pada dinding-dindingnya, yaitu relief Jataka Avadana,

Lalitavistara, Gandavyuha, dan Bhadrasari.

Gambar. Penampang Tingkat RupadhatuSumber. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

Bagian Rupadhatu terdiri dari relief, langkan (lorong), pagar langkan (balustrade),

relung dan tangga. Langkan merupakan lorong yang terletak di antara pagar

langkan dan tubuh candi, terdapat 4 langkan pada Candi Borobudur. Pagar

langkan, yaitu pembatas lorong candi, yang terdapat pahatan relief simbolis

maupun cerita pada kedua sisinya. Pada bagian atas pagar langkan terdapat relung

arca yang berisi arca Dhyani Buddha, sedangkan pada kemuncak pagar langkan 1

berbentuk keben dan kemuncak berbentuk stupa pada pagar lngkan 2-5, dengan

hiasan berupa antefik (pola dasar segitiga, dengan ornamen tumbuhan).

c. Arupadhatu

Merupakan bagian teratas dari tingkatan Borobudur. Bentuk denah pada tingkat

Arupdhatu berbentuk lingkaran, yang berjumlahh 3 tingkatan. Tingkatan

Arupadhatu merupakan simbol dari unsur tidak berwujud, yang berarti manusia

sudah meniggalkan keinginan duniawi. Terdapat 3 tingkatan stupa yang

mengelilingi stupa induk pada bagian atas. Bagian Arupadhatu terdiri dari plateu,

yaitu daratan yang batas luarnya berbentuk bujur sangkar, tetapi sisi dalamnya

berupa lingkaran, terletak pada daerah peralihan tingkat Rupadhatu dan

Arupadhatu.Selain plateu, terdapat pula teras/batur yang merupakan lantai teras

stupa, berjumlah 3 tingkatan. Pada tingkatan pertama terdapat stupa dengan bentuk

lubang belah ketupat, dan pada tingkat ketiga terdapat stupa dengan bentuk lubang

kotak.

Page 5: Candi Borobudur

Gambar. Tingkat ArupadhatuSumber. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

Transformasi desain pada Candi Borobudur berkaitan dengan ajaran dasabhumi, yaitu

sepuluh tingkatan yang dilakukan Boddhisatwa untuk mencapai ke-Budha-an.Hal tersebut

diwujudkan dalam tingkatan Candi Borobudur yang berjumlah sepuluh tingkatan.

Tingkatan pada Candi Borobudur semakin ke atas semakin kecil dan semakin polos, yang

melambangkan perjalanan manusia dari lahir hingga menuju nirwana.

Menurut Daigoro Chihara, Soekmono, dan Bernert Kempers, Candi Borobudur

melambangkan sebuah mandala. Mandala yaitu suatu obyek yang luas yang berfungsi

sebagai alat meditasi yang diwujudkan dalam sebuah konfigurasi kosmis, dimana di

pusatnya terdapat tokoh dewa atau simbol dewa tertinggi yang dikelilingi oleh sejumlah

tokoh dewa yang secara hierarki kedudukan lebih rendah. Hal tersebut terlihat pada pola

massa borobudur yang terpusat pada satu titik tengah.

Gambar. Proses Perencanaan Sebuah MandalaSumber. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

Pada gambar ketiga di atas, lapis pertama berjumlah 32 kotak, lapis kedua 24 kotak,

dan lapis ketiga berjumlah 16 kotak. Bilangan-bilangan tersebut sama dengan jumlah stupa

berlubang pada tiap-tiap teras Candi Borobudur. Pada Candi Borobudur diperkirakan

menggunakan gabungan prosedur Garbhadatu (mandala prinsip) dan Vajradhatu (mandala

pengetahuan). Garbhadatu dan Vajradhatu merupakan salah satu konsep yang dianut dalam

agama Budha. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa para pendiri Candi Borobudur

secara sengaja mentransformasikan desain konfigurasi mandala dan angka-angka yang

diperolehh dari kisi-kisi mandala untuk membuat semua simbolisme tetap terpadu harmonis,

simetris dan saling menjalin satu sama lain.

Page 6: Candi Borobudur

Gambar. Transformasi Desain Mandala BorobudurSumber. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

3. Elemen-elemen Candi

Elemen-elemen yang ada Candi Borobudur yaitu :

a. Stupa

Stupa pada Candi Borobudur terdiri dari stupa induk, stupa teras, dan stupa kecil

sebagai ornamen tubuh candi atau pagar langkan. Stua induk merupakan stupa

utama yang terletak di tengah-tengah bangunan candi, dan tidak mempunyai

lubang.

b. Arca

Arca merupakan patung yang terdapat pada Candi Borobudur yang terbuat dari

batu andesit. Arca pada Candi Borobudur menggambarkan Dhyani-Buddha, yang

masing-masing menduduki arah tertentu.

c. Singa

Page 7: Candi Borobudur

Menurut ajaran Buddha, singa merupakan kendaraan Sang Budha ketika nak ke

surga. Singa juga merupakan simbol kekuatan pengusir pengaruh jahat untuk

menjaga kesucian candi.

d. Kala

Kala merupakan hiasan berbentuk kepala raksasa yang digambarkan dengan mata

melotot dengan hiasan stilir (disamarkan). Kala pada Candi Borobudur digunakan

pada pintu masuk atau ambang atas tangga candi, selain itu kala juga digunakan

sebagai jaladwara (saluran air)

e. Makara

Makara adalah binatang laut mitologi yang terdapat pada kesenian India. Di

Indonesia penggambaran makara berupa gajah yang mempunyai belalai dihias

dengan ornamen sulur-suluran. Makara pada Candi Borobudur terletak pada sisi

kanan dan kiri tangga pintu masuk candi. Makna makara tersebut yaitu sebagai

lambang keselamatan bangunan candi. Makara juga digunakan sebagai jaladwara.

f. Doorpel

Merupakan ambang pintu yang berupa gabungan dari kala dan makara pada tubuh

candi yang menjadi pintu masuk tangga menuju bagian atas candi.

g. Jaladwara/Gorgoile

Merupakan saluran air pada bangunan candi yang terletak pada sisi-sisi tubuh

candi dan di sudut-sudut tubuh candi.

h. Antefik

Merupakan salah satu unsur bangunan yang terdapat pada bangunan candi dengan

bentuk segitiga. Antefik merupakan hiasan yang tidak dapat berdiri sendiri karena

harus menyatu dengan bangunan induknya. Hiasan antefik digunakan pada bagian

tubuh, pagar langkan, hingga atap candi.Pada Candi Borobudur antefik terletak

pada bagian tepi selasar dan saluran air. Bentuk dan penempatan antefik dapat

memberikan kesan tinggi atau ramping pada sebuah bangunan candi.

i. Ojief

Ojief mempunyai bentuk genta/lonceng yang terbelas secara vertikal. Biasa

digunakan pada bagian kaki candi.

j. Keben

Keben merupakan kemuncak pada bagian pagar lagkan tingkat satu. Disebut keben

arena bentuknya menyerupai bentuk buah keben.

Page 8: Candi Borobudur

4. Candi Borobudur sebagai Tempat Ibadah Agama Budha

Candi Borobudur merupakan tempat yang di anggap suci bagi penganut agama

Budha. Menurut Stuterheim, Borobudur pada masa lalu bukan tempat yang dapat

dikunjungi oleh semua orang untuk berziarah dan belajar agama Budha di bawah

bimbingan paderi. Ia yakin bahwa Candi Borobudur lebih diperuntukkan bagi paderi dari

seluruh penjuru dunia yang ingin bermeditasi. Karena itu, Candi Borobudur mestinya

adalah alat bantu bermeditasi, seperti fungsi mandala.

Pada masa kini Borobudur digunakan sebagai tempat perayaan hari raya Tri Suci

Waisak. Perayaan Waisak dimulai beberapa hari sebelumnya, dilakukan di Candi Mendut,

yang meliputi ritual pengambilan air suci dan api abadi, dan ritual pindapata (pemberian

makan dari umat Budha kepada Biksu). Pada pagi harinya, umat Budha berkumpul di

Candi Mendut dan melakukan perjalanan menuju Candi Pawon, yang kemudian diakhiri di

Candi Borobudur. Dalam prosesi tersebut, air suci, api dan simbol-simbol Budha lainnya

akan dibawa menuju ke altar utama yang terletak di halaman sebelah barat Candi

Borobudur. Ritual selanjutnya yaitu pembacaan doa, dan meditasi pada tenda-tenda yang

telah disediakan. Menjelang tengah malam, dilakukan prosesi pradaksina, yaitu prosesi

memutari candi searah jarum jam sebanyak 3 kali.

5. Candi Borobudur sebagai Objek Wisata

Candi Borobudur dibuka untuk umum setelah mengalami delapan tahun restorasi.

Pembukaan Candi Borobudur untuk umum lebih difokuskan menjadi sebuah obyek wisata

budaya dan sejarah. Pada tahun 1991 Borobudur termasuk sebagai salah satu bangunan

yang terdapat di dalam daftar World Heritage.

Walaupun fungsi Borobudur pada saat ini menjadi obyek wisata, namun Borobudur

masih dianggap sebagai tempat agung bagi umat Budha, sebagai buktinya sampai saat ini

Borobudur masih digunakan sebagai tempat perayaan Hari Raya Waisak Nasional.

Candi Borobudur merupakan wisatawan umum yang ingin menikmati seni ataupun

kebudayaan yang ada pada Borobudur. Wisatawan beragama Budha tidak bisa melakukan

puja bhakti ataupun ritual lain selain pada Hari Raya Waisak.

Page 9: Candi Borobudur

Bagi para wisatawan Candi Borobudur merupakan sebuah destinasi wisata yang

berupa cagar budaya dan monumen mati. Semua orang boleh masuk dan berkunjung

hanya dengan membeli tiket dan kemudian dapat menikmati suasana di Candi Borobudur.