community development pada wilayah pasca tambang: kasus …

21
1 Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus PT Antam di Cikotok Ulva Miftakhul Jannah, Dody Prayogo 1. Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia 2. Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Email: [email protected] Abstrak Isu keberlanjutan menjadi kian penting dalam penerapan CSR khususnya bagi industri pertambangan. PT Aneka Tambang sebagai perusahaan pertambangan melakukan tanggung jawab sosial perusahaan semenjak tahap eksplorasi, tahap konstruksi dan operasi, hingga tahap pasca dan penutupan tambang. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui implementasi community development di wilayah pasca tambang Cikotok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan tehnik wawancara mendalam terhadap beberapa informan yaitu pihak PT Antam, penerima manfaat, pelaksana program community development, dan pemerintah daerah setempat. Hasil penelitian ini menemukan bahwa implementasi community development telah memenuhi prinsip-prinsip yang ada. Pendekatan bottom up diterapkan dalam perencanaanya sehingga dapat memetakan kebutuhan, potensi, masalah, dan strategi yang sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Selain itu, PT Antam telah melakukan beberapa tingkat dan metode dalam pembinaan hubungan kepada beberapa pemangku kepentingan dalam melakukan community development. Strategi pembinaan hubungan ini juga akan menciptakan partisipasi penerima manfaat terhadap program. Abstract Sustainability issues are becoming increasingly important for the implementation of CSR; especially in the mining industry. PT Aneka Tambang as mining company undertakes corporate social responsibility since the exploration stage, construction and operation stage, mine closure Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

1  

 

Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus PT Antam di Cikotok

Ulva Miftakhul Jannah, Dody Prayogo

1. Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia 2. Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Isu keberlanjutan menjadi kian penting dalam penerapan CSR khususnya bagi industri

pertambangan. PT Aneka Tambang sebagai perusahaan pertambangan melakukan tanggung

jawab sosial perusahaan semenjak tahap eksplorasi, tahap konstruksi dan operasi, hingga tahap

pasca dan penutupan tambang. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui implementasi

community development di wilayah pasca tambang Cikotok. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode kualitatif dengan tehnik wawancara mendalam terhadap beberapa informan yaitu

pihak PT Antam, penerima manfaat, pelaksana program community development, dan pemerintah

daerah setempat. Hasil penelitian ini menemukan bahwa implementasi community development

telah memenuhi prinsip-prinsip yang ada. Pendekatan bottom up diterapkan dalam perencanaanya

sehingga dapat memetakan kebutuhan, potensi, masalah, dan strategi yang sesuai dengan kondisi

sosial budaya masyarakat setempat. Selain itu, PT Antam telah melakukan beberapa tingkat dan

metode dalam pembinaan hubungan kepada beberapa pemangku kepentingan dalam melakukan

community development. Strategi pembinaan hubungan ini juga akan menciptakan partisipasi

penerima manfaat terhadap program.

Abstract

Sustainability issues are becoming increasingly important for the implementation of CSR;

especially in the mining industry. PT Aneka Tambang as mining company undertakes corporate

social responsibility since the exploration stage, construction and operation stage, mine closure

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 2: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

2  

 

and post mining stage. This research aims to determine the implementation of community

development in the Cikotok post-mining areas. The method used in this research is qualitative

with in-depth interview techniques against multiple informants. The informants are PT Antam,

beneficiaries, practitioner of community development programs, and local government. In this

study, the implementation of community development is in compliance with the existing

principles. Bottom-up approach is applied in order to map out the corporate plans, potential,

problems, and strategies that compatible to the social and cultural conditions. In addition, PT

Antam does some extension and methods to build an engagement of stakeholder; intending for

community development. This stakeholder engagement strategy will also create the participation

of the beneficiaries to the program.

Key Words:

Community development; Post Mining; Local Community; Stakehoder Engagement

Pendahuluan

Kedinamisan pelaksanaan serta dampak dari bisnis terjadi pada berbagai korporasi salah

satunya dalam sektor industri pertambangan (Yakovleva, 2005). Dengan hubungan yang saling

mempengaruhi (reciprocal) antara korporasi dengan masyarakat dan komunitas lokal, maka

penting bagi korporasi dalam menjaga relasi yang positif atau saling mendukung dengan

komunitas lokal, seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Dave Packard “…that a group of

people get together and exist as an institution that we called a company so that they are able to

accomplish something collectively that they could not achieve separately – they make

contribution to the society, a phrase which sounds trite but is fundamental.” (dalam Charles

Handy, 2002:54). Relasi yang positif dapat dilakukan dengan cara meminimalisir dampak negatif

yang terjadi melalui tanggung jawab sosial korporasi (Prayogo, 2011). Secara global,

pelaksanaan CSR diatur melalui ISO 26000 pada tahun 2010 yang disetujui oleh 93% negara

anggota termasuk Indonesia. ISO 26000 ini adalah guideline sehingga dibuat untuk menjadi

standar manajemen. Selain itu juga terdapat organisasi World Business Council for Sustainable

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 3: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

3  

 

Development (WBCSD) yang juga memaparkan tentang pelaksanaan CSR. Keduanya

memaparkan tentang definisi CSR. Dari kedua definisi yang dipaparkan, penekanan terhadap

sustainability menjadi penting untuk dilakukan terus menerus dalam jangka panjang.

Permasalahan yang muncul adalah isu kinerja keberlanjutan dalam sektor pertambangan

sendiri masih dilihat rendah di mata para pakar (Sustainability and Globescan, 2011 dalam

www.csrindonesia.com). Berdasarkan data, secara global perusahaan tambang masih dilihat

sangat rendah (7%) dalam kapasitasnya menjalankan kinerja keberlanjutan dengan nilai baik.

Industri pertambangan menempati posisi terendah dibandingkan dengan industri otomotif,

industri elektronik, perbankan, barang kebutuhan konsumen dan sebagainya. Isu keberlanjutan

dalam CSR kini meningkat secara luas. Keberlanjutan yang dimaksudkan adalah keberlanjutan

yang mencakup seluruh siklus kehidupan pertambangan, sehingga penting bagi perusahaan

menyiapkan perencanaan dari tahap eksplorasi hingga tahap penutupan tambang. Pada fase

pasca/penutupan tambang, keberlanjutan seringnya difokuskan kepada aspek lingkungan

mengenai pemulihan lahan bekas eksplorasi tambang. Namun, dampak yang dirasakan tidak

hanya aspek lingkungan melainkan juga juga mencakup aspek sosial dan ekonomi. Seperti yang

dikemukakan oleh James Bond bahwa penutupan tambang secara meningkat dilihat sebagai

proses yang kompleks dan fokusnya terhadap seluruh stakeholder mengenai dampak lingkungan,

sosial, dan ekonomi (World Bank dan IFC, 2002). Dampak yang besar tidak hanya dirasakan

oleh para pekerja tambang melainkan seluruh keluarga dan komunitas lokal disekitarnya. Salah

satu cara untuk memulihkan kondisi pasca tambang secara social ekonomi adalah dengan

implementasi community development terhadap beberapa sektor non-tambang.

Secara umum, program community development membutuhkan kesinergisan peran dari tiga

pihak utama, yaitu perusahaan tambang, komunitas lokal, dan pemerintah lokal. Namun aspek

partisipasi dan modal sosial komunitas dalam community development dapat turut

dipertimbangkan dalam mendukung berjalannya program. Dalam mendukung partisipasi

masyarakat yang memadai, perlu ada pendekatan khusus yang dapat mendorong kerja sama

antara komunitas dengan perusahaan mulai dari tahap perencanaan hingga implementasi.

Pendekatan khusus dengan membangun komunikasi rutin dan terbuka secara dua arah dapat

diadaptasi untuk menciptakan community development yang sesuai dengan community needs dan

menjadi alternatif baru dalam pembangunan ekonomi. Berdasarkan pemaparan permasalahan di

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 4: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

4  

 

atas, tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi community development

PT Aneka Tambang di wilayah pasca tambang Cikotok, dan strategi perusahaan dalam

membangun relasi dengan komunitas lokal melalui stakeholder engagement. Sebelum dipaparkan

hasil penelitian penulis, uraian dibawah ini akan memaparkan perkembangan pelaksanaan

CSR/community development sejak operasi tambang hingga penutupan tambang dari studi-studi

terdahulu.

Tinjauan Teoritis

Community development (CD) adalah a process of social action in which the people of a

community organize themselves for planning and action; define their common and individual

needs and problems; make group and individual plans to meet their needs and solve their

problems; execute this plan with a maximum of reliance upon community resources; and

supplement these resources when necessary with service and material from government and non

government agencies outside the community” (International Cooperation Administration (ICA),

1956 dalam Prayogo, 2011). Praktik program CD bagi pebisnis adalah membangun relasi

korporasi dan komunitas, menghindari resiko terganggunya operasi korporasi serta menghindari

atau bahkan untuk menyelesaikan konflik (prayogo, 2011: 93). Dalam konteks relasi korporasi

dan komunitas, CD dapat dikatakan sebagai strategi bisnis, upaya membangun relasi, legitimasi

sosial korporasi, dan legal obligation.

Terdapat tiga model pendekatan program CD industri tambang dan migas (Prayogo, 2011:

100-103) yakni (1) pendekatan responsif adalah hanya sebagai bentuk tanggung jawab atas

dampak merugikan yang ditimbukan korporasi dan sebagai bentuk dari legal obligation atas

pengaruh negatif stakeholdernya dan dapat berupa charity atau philantrophy, (2) pendekatan

intervensif adalah intervensi karena kepedulian guna memenuhi kebutuhan komunitas lokal,

sebagai obligasi sosial dari bisnis terhadap masyarakat serta dilakukan korporasi demi

mendapatkan legitimasi sosial yakni penerimaan atau pengakuan sosial atas keberadaan korporasi

ditengah-tengah komunitas, (3) pendekatan integratif melihat keberadaan korporasi dan

komunitas sebagai sebuah kesatuan sosial dimana korporasi adalah warga setempat yang sejajar

dan integratif dengan masyarakat dimana ia beroperasi.

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 5: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

5  

 

Selanjutnya dalam pelaksanaan CD, penting bagi korporasi untuk membangun relasi yang

positif kepada stakeholdernya, khususnya komunitas lokal. Salah satu cara yang dapat ditempuh

adalah dengan melakukan pembinaan hubungan kepada beberapa pemangku kepentingan atau

stakeholder engagement. Stakeholder dalam hal ini adalah individu, kelompok, atau organisasi

yang berdampak dan terkena dampak oleh aktivitas, produk, atau layanan sebuah organisasi dan

kinerjanya dipengaruhi dengan isu-isu yang harus difokuskan dalam keterlibatan tertentu

(Accountability, 2008: 6). Stakeholder engagement berarti proses membangun relasi terus

menerus diantara korporasi dan para stakeholdernya (Lee Preston dan James E. Post 2005).

Beberapa ahli telah meneliti bagaimana hubungan para korporasi dengan stakholdernya

dilakukan dengan cara-cara yang penting. Berikut ini adalah tipologi stakeholder engagement

oleh Lee Preston dan James E. Post (2005:15-16)

1. Inactive adalah korporasi secara sederhana menolak untuk fokus terhadap stakeholder,

karena korporasi menganggap mereka dapat membuat keputusan secara unilateral,

tanpa memperimbangkan dampaknya terhadap yang lain.

2. Reactive dimana korporasi secara umum bertindak ketika terdapat tekanan dari

masyarakat dan kemudian melakukan cara-cara yang defensif.

3. Proactive dimana perusahaan berusaha untuk mengantisipasi stakeholder concerns.

Stakeholder dan fokusnya dipertimbangkan sebagai sebuah masalah yang harus diatur

daripada dianggap sebagai sebuah sumber keuntungan yang kompetitif.

4. Interactive dimana perusahaan secara aktif terlibat dengan stakeholder dalam sebuah

hubungan yang saling menghargai, terbuka, dan percaya satu sama lain secara terus

menerus. Korporasi dalam pendekatan ini mengakui bahwa relasi yang positif dengan

stakeholder adalah sumber nilai dan keuntungan yang kompetitif bagi korporasi.

Mereka mengetahui bahwa relasi tersebut harus dipelihara sepanjang waktu.

Proses dari keterlibatan itu sendiri dapat melalui berbagai bentuk, namun sering digunakan

adalah stakeholder dialogue. Dalam teori managemen dialog didefinisikan sebagai “the art of

thinking together” (Isaacs, 1999 dalam Anne T. Lawrence, James Weber, and James E. Post,

2005:16). Dalam dialog para korporasi dan stakeholdernya datang bersama untuk melakukan

pembicaraan tatap muka tentang isu-isu yang menjadi fokus utama. Mereka berupaya

mendeskripsikan kepentingannya, menemukan definisi masalah yang dihadapi, menyusun solusi

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 6: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

6  

 

yang inovatif untuk keuntungan bersama dan menyusun prosedur untuk mengimplementasikan

solusi tersebut. Proses tersebut membutuhkan partisipan yang menunjukkan sudut pandangnya

masing-masing secara penuh, mendengarkan dengan hati-hati, dan saling menghargai satu sama

lain, serta terbuka terhadap diri sendiri untuk berfikir kreatif dan melihat cara-cara baru dalam

menyelesaikan masalah.

Selanjutnya Arnstein menjelaskan dengan adanya partisipasi memungkinkan terciptanya

perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat, khususnya bagi orang-orang miskin. Hal

tersebut juga dapat diterapkan dalam engagement relationship ketika tidak ada ketimpangan

kekuasaan. Arnstein (1969) menunjukkan bahwa keterlibatan nyata dimulai dalam kekuasaan

masyarakat. Hal ini dijelaskan bahwa manfaat kekuasaan masyarakat antara lain, keterlibatan

berkelanjutan dan tujuan perkembangan (CSR) yang efektif dan efisien (Arnstein, 1969 dalam

Ihugba, 2012). Berikut adalah tingkat stakeholder engagement oleh Arnstein (1969), yakni

manipulation, therapy, informing, consultation, placation, partnership, delegated power, citizen

control.

Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif karena tujuan penelitian

ini ingin mendeskripsikan dan mengeksplorasi tentang implementasi CSR melalui pengembangan

masyarakat (community development) di wilayah pasca tambang. Penelitian ini dilakukan pada

salah satu situs yang telah mengalami unit pasca tambang oleh PT Antam yaitu unit pasca

tambang Cikotok. Penelitian kualtitatif menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi

dan wawancara mendalam (depth-interview). Dalam hal ini peneliti melakukan observasi

terhadap kegiatan program community development yang sedang berjalan dan face-to-face

interview terhadap informan terkait dengan program community development. Dalam menggali

data, penulis menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terstruktur dan terbuka yang

jumlahnya sedikit namun dimaksudkan untuk memperoleh pandangan dan pendapat informan

secara mendalam (Creswell, 2003). Informan yang diwawancarai meliputi berbagai pihak yaitu

komunitas lokal, pihak Chain UGM (sebagai pelaksana program community development), PT

Antam pusat dan unit pasca tambang Cikotok, dan pemerintah daerah setempat (kepala

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 7: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

7  

 

desa/kelurahan). Setelah pengumpulan data di lapangan, penulis melakukan kegiatan olah dan

analisa data yang mencakup sortir dan klasifikasi data, dan coding terhadap semua hasil

wawancara yang dilakukan menurut analisa penelitian kualitatif.

Hasil Penelitian dan Analisa

PT Antam telah melaksanakan kegiatan community development pada komunitas lokal

wilayah Cikotok. Dalam melakukan community development ini PT Antam tidak sendiri,

melainkan bekerja sama dengan lembaga independen yang memiliki kompetensi lebih baik dalam

melaksanakan program community development. PT Antam bekerja sama dengan lembaga

ChAIN Center UGM untuk melakukan community development di Eks Pertambangan Emas

Cikotok. Tim ChAIN Center UGM ini adalah lembaga yang dianggap memiliki kapasitas lebih

baik dalam pelaksanaan teknis program community development dilapangan. Akan tetapi dalam

pelaksanaannya mereka tetap berkoordinasi dengan pihak Antam di Unit Pasca Tambang Cikotok

dan Antam Pusat karena pihak Antam memiliki pengetahuan dan pengalaman bekerja di

lingkungan masyarakat Cikotok. Program community development yang diimplementasikan oleh

tim ChAIN Center cukup beragam, mulai dari pertanian, peternakan, home industry, lingkungan

dan penguatan kelembagaan. Saat ini program community development telah menyelesaikan

pemberdayaan tahap II dan akan memasuki pemberdayaan tahap III. Berikut akan dipaparkan

perencanaan, implementasi dan evaluasi community development dengan fokus dibidang

pengembangan industri pengolahan pangan skala kecil atau disebut juga home industry

ChAIN Center UGM menyusun perencanaan dasar untuk mengimplementasikan program

tersebut pada masyarakat. Pelaksanaan program dimulai dengan penelusuran kebutuhan terutama

untuk melihat (1) kondisi geografis, demografis, psikografis wilayah sasaran, (2) masalah dan

potensi lokal yang ada guna mengembangkan industri atau usaha kecil berbasis pertanian,

perkebunan, peternakan, perikanan, dan jasa otensial, (3) mengidentifikasi guna kepentingan

kebutuhan pelatihan dan pengembangan (training and development needs assessment).

Penulusuran kebutuhan dilakukan pada tahap awal menggunakan metode Rural Rapid Appraisal

(RRA) sehingga setiap informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat dan digunakan

sebagai dasar penyususan program, kegiatan dan alokasi sumber daya (Proposal Pemberdayaan

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 8: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

8  

 

Cikotok tahap I, 2010). perencanaan ini dilakukan dengan dua metode yaitu perencanaan

ditingkat internal tim dan perencanaan partisipatif dengan masyarakat. Perencanaan ditingkat

internal tim ChAIN Center UGM seperti contohnya menganalisa program-program yang akan

direalisasikan tanpa melibatkan penerima manfaat ataupun pemda setempat secara langsung.

Selanjutnya perencanaan partisipatif dengan melibatkan masyarakat juga dilakukan oleh tim

ChAIN Center UGM. Perencanaan partisipatif ini penting dilakukan untuk mengetahui potensi

dan kebutuhan apa saja yang ada di masyarakat supaya sesuai dan tepat sasaran. Metode yang

digunakan adalah Participatory Rural Appraisal (PRA) dan Focus Group Dicussion (FGD)

dengan relawan-relawan dari pihak komunitas lokal.

Dalam hal ini penulis melihat bahwa perencanaan program yang dilakukan telah

melibatkan komunitas lokal dan ditempatkan sebagai stakeholder utama dalam program

community development ini. Penggunaan metode Participatory Rural Appraisal (PRA), Rural

Rapid Appraisal (RRA), dan Focus Group Dicussion (FGD) telah tepat dilakukan dalam

mengetahui dan menganalisa apa yang menjadi kebutuhan, masalah dan potensi yang ada di

komunitas lokal. Dalam ketiga metode tersebut, komunitas lokal disini dapat menunjukkan

bagaimana kehidupan dan kondisi yang mereka alami, dan memberikan masukan dalam

perencanaan program community development kedepannya. Dapat dikatakan proses ini memang

tepat digunakan untuk memberdayakan komunitas lokal dimana RRA dan PRA dapat digunakan

sebagai metode/cara bagi orang luar (outsiders) untuk mengumpulkan informasi pada suatu

daerah tertentu (Chambers, 1996).

Perencanaan yang dilakukan oleh ChAIN Center UGM menggunakan pendekatan

bottom-up dimana masyarakat diajak untuk duduk bersama-sama untuk mendiskusikan hal-hal

yang menjadi kebutuhan dan potensi di komunitas lokal. Penggunaan pendekatan perencanaan

bottom-up tersebut dapat membuat efektivitas dan kesesuaian program community development

dalam lingkup komunitas lokal itu sendiri. Komunitas lokal sudah dilibatkan semenjak tahap

perencanaan program dilakukan yang mengartikan bahwa mereka ditempatkan sebagai subyek

atau pelaku utama yang diberdayakan. Pendekatan ini dilakukan dengan upaya mewujudkan

keberlanjutan di masyarakat dalam jangka panjang. Pendekatan perencanaan bottom-up ini

berkaitan dengan prinsip-prinsip community development bahwa perencanaan program

community development yang dilakukan sudah memenuhi prinsip-prinsip yang ada yaitu pertana,

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 9: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

9  

 

partisipasi dalam proses pembuatan keputusan dilakukan secara bebas dan terbuka. Kedua,

metode yang digunakan berupa PRA. RRA, dan FGD dapat menghasilkan informasi akurat

mengenai kebutuhan, masalah, dan potensi di komunitas telah digunakan untuk menilai

komunitas, dan untuk mengidentifikasi isu-isu kritis yang berkembang. Ketiga, kegiatan

transcheck partisipatif juga telah memenuhi prinsip community development tentang perselisihan

penting untuk difokuskan pada isu-isu dan solusi, bukan pada pribadi, kepribadian, dan

kekuasaan politik.

Namun menurut penulis, kekurangan dari perencanaan partisipatif ini adalah tidak semua

komunitas lokal dalam hal ini yang menjadi penerima manfaat dilibatkan dalam perencanaan.

Kemungkinan hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan tenaga dari

pihak ChAIN Center UGM. Menurut YW pihak yang dilibatkan dalam PRA dan FGD adalah

warga yang dibentuk dalam kelompok. Jadi memang beberapa relawan saja yang ikut terlibat

dalam penyusunan perencanaan.

Setelah perencanaan dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah tahap implementasi. Awal

implementasi program community development, ChAIN Center UGM tidak memilih-milih siapa

yang akan menjadi penerima manfaat program dan siapa yang tidak. Ada beberapa serangkaian

kegiatan acara. Kegiatan pelatihan itu sangat beragam, salah duanya adalah pelatihan

kewirausahaan dan koperasi yang sifatnya masih umum. Namun, sejalan dengan berlangsungnya

pelatihan, ChAIN Center UGM menyeleksi para penerima manfaat yang memiliki usaha atau

ingin melakukan usaha. Selanjutnya akan ada tindak lanjut secara intensif bagi masyarakat yang

dinilai tingkat partisipasinya tinggi dalam pertemuan/pelatihan sebelumnya. Begitupun

sebaliknya, jika ada masyarakat yang partisipasinya rendah, maka mereka tidak akan

ditindaklanjuti lebih jauh.

Setelah ada penindakan lebih lanjut terhadap para penerima manfaat, kemudian tim ChAIN

Center UGM melihat perkembangannnya siapa saja masyarakat yang sungguh-sungguh terlibat.

Bagi penerima manfaat yang rutin terlibat, mereka akan mendapatkan pembinaan. Pembinaan

tersebut mencakup pelatihan dan pendampingan khusus terhadap masing-masing penerima

manfaat. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan pada tahap awal adalah pelatihan yang sifatnya

umum. Dalam pelatihan home industry sendiri, misalnya ada pelatihan tentang penambahan

produksi yang sehat, penyuluhan keamanan pangan, dan pelatihan diversifikasi usaha. Dari

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 10: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

10  

 

pelatihan diversifikasi usaha, tim ChAIN Center UGM melakukan pelatihan yang tidak berbasis

pada produk yang mereka hasilkan. Pelatihan olahan pisang adalah contohnya. Dalam pelatihan

tersebut, para penerima manfaat yang hadir adalah pelaku usaha yang memproduksi pangsit, ada

yang produksi tempe, dan ada yang produksi lanting. Semua penerima manfaat diundang dalam

kegiatan itu. Begitu juga dalam pelatihan abon dan pelatihan lainnya. Hal ini bertujuan untuk

penguatan kapasitas home industry secara massal. Selain itu, hal ini juga berguna bagi pelaku

usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas mereka dalam diversifikasi produk.

Intensitas pelatihan yang diadakan oleh tim ChAIN Center UGM sifatnya tidak tetap

waktunya, atau dapat dikatakan lebih fleksibel. Hal itu dikarenakan berkaitan dengan kebutuhan

dan juga memperhitungkan kesiapan masyarakat dan kesiapan pembicara. Selain itu juga terkait

hubungannnya dengan tingkat apakah kegiatan mendesak untuk segera dilaksanakan atau tidak.

Kalau kegiatan dianggap tidak terlalu mendesak maka kegiatan tersebut bisa lebih fleksibel lebih

cepat dari perencanaan atau lebih lambat.

Program community development dilakukan dengan beberapa strategi, salah satunya

pemberian bantuan peralatan. Bantuan peralatan dan sarana usaha secara bersamaan diikuti oleh

kegiatan penyadaran, sosialisasi, demo penggunaanya, pelatihan SDM, serta penguatan-

penguatan kelompok kelembagaan. Bantuan-bantuan ini hanya bersifat inisiator dimana setelah

masyarakat mendapatkan manfaat dari program tersebut diharapkan mereka dapat

mengembangkannya secara mandiri. Begitu juga ketika salah seorang penerima manfaat yang

diberikan pelatihan home industry tidak memiliki semangat dan motivasi untuk mengembangkan

pasarnya. Maka ChAIN Center UGM melakukan dorongan-dorongan motivasi dan semangat

serta pembentukan mental yang terus menerus dibangun seiring dengan dorongan pendukung

seperti bantuan alat pengolahan. Selain itu, program community development tidak hanya

diberikan pelatihan dan bantuan fisik saja, namun juga dalam dengan membentuk mindset para

penerima manfaat untuk terus berusaha dengan sumber daya yang ada. Pembentukan mindset

para penerima manfaat juga dilakukan seiring dengan berjalannya pelatihan-pelatihan yang

dilakukan. Hal ini sangat berpengaruh besar karena jika hanya bantuan fisik tanpa perubahan

mindsetnya maka hal itu percuma saja.

Penulis melihat masih terdapat kekurangan yang dilakukan dalam implememntasi program

community development yakni dalam melihat/mengukur keaktifan masyarakat dalam program

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 11: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

11  

 

pelatihan ataupun pertemuan rutin yakni dilakukan. Pengukuran tersebut dilakukan dengan cara

tidak diberikannya uang transportasi dalam setiap pertemuan dan pelatihan yang diadakan bagi

penerima manfaat yang hadir. Dampak negatif yang diperhitungkan juga dalam pengadaan dana

transportasi bagi masyarakat yang hadir yakni motivasi mereka ketika hadir bukan terhadap

pelatihan tetapi pada dana transportnya. Terdapat dua argumentasi dimana penulis setuju dan

tidak setuju terhadap strategi tersebut. Di satu sisi memang hal tersebut dapat dijadikan acuan

dalam melihat minat mereka terhadap kegiatan, namun disisi lain peniadaan dana transportasi

juga menghilangkan akses mereka untuk mengikuti pelatihan. Maksud penulis disini bukan untuk

memberikan dana transport pada pelatihan tetapi bagaimana tim ChAIN Center UGM ini juga

memperhatikan aspek aksesibilitas penerima manfaat dalam mengikuti program pelatihan. Hal ini

dikarenakan juga kondisi geografis beberapa desa penerima manfaat yang letaknya berjauhan

antara satu desa dengan yang lainnya. Kemudahan akses tersebut dapat dilakukan dengan adanya

sistem antar jemput di beberapa lokasi titik desa sehingga mereka yang tidak mempunyai dana

transportasi pribadi tetap dapat megikuti pelatihan meskipun rumahnya berada jauh dari tempat

pelatihan berlangsung.

Ketika pelatihan dan pendampingan terdapat komunikasi atau dialog rutin yang dilakukan

antara penerima manfaat dan pendamping lapangan ChAIN Center UGM. Dalam memberikan

bantuan fisik berupa peralatan kepada penerima manfaat, tim ChAIN Center UGM melakukan

komunikasi dengan para penerima manfaat apakah mereka penerima manfaat yang benar-benar

butuh atau tidak. Dialog juga dilakukan untuk menyelesaikan masalah dan memetakan kebutuhan

apa yang dibutuhkan oleh penerima manfaat dalam produksinya. tim ChAIN Center UGM sering

melakukan komunikasi. Biasanya tim akan turun kerumah-rumah penerima manfaat untuk

mengetahui perkembangannya masing-masing. Kegiatan tersebut dilakukan sebulan sekali ke

setiap kampung bertujuan untuk evaluasi. Dengan bantuan pendamping lapangan yang

mengunjungi rumah-rumah penerima manfaat, ChAIN Center UGM dapat mengidentifikasi apa

dan bagaimana saja pengolahan makanan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan, apa alat-alat

yang dapat mempermudah kegiatan produksi, dan sebagainya sehingga sesuai dengan

kemampuan/kapasitas mereka untuk mengembangkan usahanya.

Kegiatan komunikasi dua arah antara penerima manfaat dan ChAIN Center UGM dan

dialog secara kontinu yang telah dilakukan dalam implementasi program secara garis besar telah

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 12: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

12  

 

memenuhi prinsip-prinsip community development. Pertama, individu dalam hal ini penerima

manfaat memiliki hak untuk didengarkan dalam diskusi terbuka baik itu disetujui atau tidak

disetujui. Hal ini tergambar dari diskusi yang dilakukan dalam mengelola kendala dan masalah

yang terjadi ditingkat individu penerima manfaat seperti kekurangan modal atau bantuan

peralatan fisik. Kedua, dampak positif yang ditimbulkan dalam dari kegiatan komunikasi dua

arah dan dialog tersebut berupa pemahaman akan kebutuhan komunitas lokal dan munculya

persetujuan umum sebagai dasar yang dilakukan untuk komunitas perubahan komunitas. Ketiga,

prinsip community development bahwa dengan hak partisipasi maka muncul tanggung jawab

untuk menghormati satu sama lain dan sudut pandang mereka. Hal tersebut dilakukan dengan

bekerja memfasilitasi proses yang ada sehingga individu merasakan hal positif dari partisipasi

mereka. Keempat, upaya perencanaan partisipatif dengan sebagian komunitas lokal dan

serangkaian kegiatan dalam tahap implementasi juga telah memenuhi prinsip kepercayaan

merupakan esensi dalam efektivitas hubungan kerja dan harus dibangun dalam komunitas.

Ditinjau dari pendekatan community development menurut Prayogo, penulis

mengklasifikasikan implementasi community development menggunakan pendekatan intervensif.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa PT Antam sebagai perusahaan tambang melakukan upaya

intervensi program kepada komunitas lokal di Cikotok karena kepedulian dan komitmennya

untuk membantu permasalahan kemiskinan yang ada disekitar mereka. PT Antam melihat adanya

permasalahan dalam komunitas tersebut yang memerlukan intervensi eksternal untuk membantu

pembangunan setempat. Dalam hal ini Antam telah memiliki komitmen lebih lanjut supaya

membangun legitimasi sosial dari masyarakat dan pemerintah daerah bahwa perusahaan akan dan

diizinkan meninggalkan daerah tersebut dengan turut melakukan pembangunan komunitas lokal.

Tahap selanjutnya adalah tahap monitoring dan evaluasi. Dalam melihat hasil

perkembangan dari program community development, tim ChAIN Center UGM melakukan

monitoring dan evaluasi terhadap para penerima manfaat. Monitoring kegiatan dilakukan secara

periodik dengan meliputi tiga aspek yaitu (1) penelusuran kegiatan baik dari sisi input, proses,

maupun output; (2) pelaporan tentang kemajuan kegiatan; (3) identifikasi terkait masalah dalam

pengelolaan maupun pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dijalankan dilihat dari 2 (dua) aspek, yaitu

evaluasi terhadap proses dan dampak. Evaluasi proses difokuskan pada apa yang telah dilakukan,

bagaimana melakukannya, siapa yang menjadi penerima manfaat, serta respon mereka terhadap

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 13: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

13  

 

kegiatan program sedangkan evaluasi dampak berusaha mengungkapkan siapa sebenarnya yang

memperoleh manfaat dari program dan berapa besar manfaatnya; dengan kata lain, sejauh mana

hasil/manfaat (dan dampak) yang diharapkan telah tercapai.

Keseluruhan tahap tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan di

dalam komunitas lokal. Akan tetapi secara khusus tujuan program community development ini

adalah untuk meningkatkan wawasan dan skill, menciptakan inovasi usaha, dan mengembangkan

usaha dalam jangka pendek. Tujuan lainnya adalah untuk menciptakan keberlanjutan dan

kemandirian secara jangka panjang. Dalam perjalanan mencapai tujuan tersebut, terdapat

beberapa kendala yang menghambat seperti kendala pemasaran, mindset masyarakat, PETI,

kefokusan usaha pada home industry, minimnya pengetahuan dan program yang tertunda.

Capaian community development bidang home industry sendiri terfragmentasi hanya mencakup

beberapa penerima manfaat yang terlibat dan berpartisipasi aktif saja dikarenakan kendala dan

faktor-faktor tersebut. Secara umum, penulis melihat bahwa program community development

pasca tambang oleh PT Antam dapat berkelanjutan, sejauh perusahaan dapat meminimalisir

kendala yang ada, penerima manfaat dapat berpartisipasi aktif, memiliki sense of belonging, dan

kesadaran terhadap keberlanjutan bagi mereka sendiri.

Selain menjalankan program community development yang efektif bagi komunitas lokal,

dalam ranah sosiologi penting untuk melihat relasi sosial yang terjalin dalam perusahaan dan

komunitas lokal. Karena dari relasi sosial yang positif antara keduanya, kepentingan masing-

masing pihak dapat terpenuhi. Usaha membangun relasi sosial yang positif dengan komunitas

lokal bukanlah sesuatu yang mudah. Dalam hal ini PT Antam berusaha membangun relasi yang

positif dengan beberapa langkah dan metode, yaitu konsultasi, negosiasi, terlibat, kolaborasi,

pemberdayaan.

Konsultasi adalah tindakan untuk meminta masukan dari pihak yang memiliki kapasitas

dalam isu tertentu serta yang tugas dan fungsinya. Konsultasi dilakukan PT Antam dengan

komunitas lokal, pihak pemerintah daerah setempat, dan kasepuhan sebagai tokoh adat. Pemetaan

sosial mengenai kebutuhan, potensi, dan masalah yang ada di komunitas lokal dikonsultasikan

dengan ketiga pihak tersebut. Selain itu konsultasi dengan pemerintah dilaksanakan melalui

diskusi tentang saran dan masukan program dan rencana kegiatan perusahaan kedepan dengan

melakukan pertemuan dengan fungsi terkait terkait dipemerintah daerah secara berkala.

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 14: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

14  

 

Konsultasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tepat dalam memahami komunitas dan

menentukan langkah-langkah dalam strategi implementasi community development kedepannya.

Negosiasi adalah tindakan tawar menawar secara kolektif dengan individu ataupun

kelompok. PT Antam dan ChAIN Center UGM juga melakukan negosiasi dengan komunitas

lokal. Keduanya memiliki perbedaan dalam melakukan negosiasi tersebut dimana PT Antam

lebih melakukan negosiasi untuk menyelesaikan konflik atau gejolak yang terjadi di komunitas

lokal sedangkan ChAIN Center UGM lebih menggunakan negosiasi ini untuk strategi dalam

diskusi pemberian bantuan fisik.Negosiasi yang dilakukan oleh PT Antam dilakukan ketika

terjadi perusakan areal tambang di Cikidang dan tuntutan pembangunan infrastruktur jalan yang

rusak. Lain halnya negosiasi dilakukan antara penerima manfaat dan pendamping lapangan

ChAIN Center UGM. Negosiasi dilakukan untuk memberikan bantuan fisik berupa peralatan

kepada penerima manfaat, tim ChAIN Center UGM melakukan diskusi dengan para penerima

manfaat apakah mereka penerima manfaat yang benar-benar butuh atau tidak.

Terlibat adalah dua cara atau multi cara keterlibatan dengan mempelajari segala bidang,

namun stakeholder dan organisasi bertindak secara independen. stakeholder utama dalam

program ini adalah komunitas lokal. Secara umum komunitas lokal telah terlibat semenjak

perencanaan hingga evaluasi meskipun pelibatan itu belum dilakukan secara masif dan luas.

Keterlibatan pemda dalam program community development juga dilakukan semenjak

perencanaan dilakukan. Awal strategi pelibatan komunitas lokal dalam hal ini peneriman

dilakukan dengan meminta data-data sekunder mengenai pelaku usaha kepada kelurahan.

pelibatan pihak desa pada program pemberdayaan dari ChAIN Center UGM. Pihak desa saat itu

selalu memberikan informasi kepada masyarakat ketika ada pemberitahuan dari ChAIN Center

UGM. Ketika itu kepala desa dan masyarakat diundang untuk mengikuti pertemuan dengan pihak

ChAIN Center UGM. Pertemuan tersebut dalam rangka merekrut siapa saja masyarakat yang

ingin bergabung dalam kegiatan perusahaan yang nantinya akan mendapatkan pelatihan rutin.

Kolaborasi adalah tindakan untuk bermitra dengan semua stakeholder terkait berupa joint

learning, pembuatan keputusan, dan tindakan. ketika memasuki pasca tambang, PT Antam

bersama-sama melakukan perencanaan penyelesaian pasca tambang dengan pemerintah

kabupaten setempat yaitu Asda II sebagai ketua dari kegiatan pasca tambang. Dalam melakukan

implementasi community development secara khusus, PT Antam telah melakukan kolaborasi

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 15: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

15  

 

dengan ChAIN Center UGM selaku pihak yang melakukan program community development

secara langsung di lapangan. Selain itu, kolaborasi juga dilakukan dengan komunitas lokal

khususnya mereka yang menjadi tenaga pendamping lokal. Tenaga pendamping lokal direkrut

untuk melancarkan implementasi program yang sedang berlangsung. Pendamping lokal ini

sifatnya tidak tetap dan terus berganti orang setiap tahunnya.

Pemberdayaan adalah integrasi stakeholder ke dalam tata kelola, startegi, dan manajemen

operasi. Pemberdayaan ini adalah tingkat tertinggi dari stakeholder engagement yang mana

ditujukan kepada masyarakat atau komunitas lokal yang paling terpengaruh oleh kegiatan

perusahaan. Secara umum, PT Antam telah melakukan pemberdayaan melalui empat topik

utama, yakni (1) penyaluran dan sosialisasi dana Program Kemitraan, (2) penyaluran dan

sosialisasi dana serta program Bina Lingukungan, (3) melakukan diskusi dan masukan untuk

manajemen perusahaan dari para pemangku kepentingan, dan (4) pendampingan sesuai dengan

bidang kerja mitra binaan.

Berdasarkan tingkat stakeholder engagement Arnstein, penulis melihat bahwa implementasi

community development ini termasuk dalam tingkat partnership dimana stakeholder dalam hal ini

komunitas lokal benar-benar memiliki kekuasaan atas tuntutan dan kepentingan mereka.

Komunitas lokal dalam hal ini dapat mempengaruhi langkah implementasi community

development yaitu ketika mereka memiliki kekuasaan dan tanggung jawab dalam perencanaan

dan membuat keputusan, maka program community development akan benar-benar sesuai dengan

kebutuhan dan potensi komunitas lokal. Selain itu, dalam implementasi mereka juga memiliki

kekuasaan atas tuntutan penyelesaian masalah dan kendala yang mereka hadapi. Dalam hal ini

sudah terlihat bahwa stakeholder engagement yang diterapkan sudah mencapai degrees of citizen

power dimana komunitas lokal sebagai stakeholder utama dalam hal ini sudah dapat

menggunakan kekuasaannya dalam pelaksanaan community development yang dijalankan oleh

perusahaan. Ketika hal tersebut sudah tercapai maka dapat dikatakan pula bahwa informing,

consultation, placation sudah dilakukan.

Relasi yang positif, sedikit banyak akan mempengaruhi terhadap partisipasi penerima

manfaat terhadap program. Akan tetapi partisipasi penerima manfaat juga dipengaruhi berbagai

factor dan kendala. Jika dibandingkan, tingkat partisipasi penerima manfaat dengan komunitas

lokal secara luas terhadap program community development ini sangat berbeda yaitu lebih rendah.

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 16: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

16  

 

partisipasi komunitas lokal secara umum terhadap program-program pemberdayaan yang

ditawarkan dapat dikatakan relatif rendah. Hal ini terkait dengan sebagian besar sekitar 60%-80%

mata pencaharian masyarakat di sana adalah menambang liar, baik yang dijadikan pekerjaan

utama ataupun pekerjaan sampingan. Hasil pendapatan dari menambang liar jelas lebih tinggi

ketimbang hasil pendapatan dari pertanian, peternakan, dan home industry. Sebaliknya, ada

beberapa penerima manfaat yang berpartisipasi aktif terhadap program. Mereka memiliki

dorongan dan motivasi yang sama untuk terus berpartisipasi aktif dalam mengikuti pelatihan-

pelatihan yang ada, yaitu menambah wawasan pengetahuan, dan keterampilan serta membantu

pengembangan usaha mereka dengan ilmu-ilmu yang baru.

Partisipasi yang dilakukan dalam community development oleh PT Antam ini lebih

menggunakan partisipasi sebagai instrumen atau alat dimana partisipasi dianggap sebagai alat

dalam memajukan atau mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Hal ini tergambar dari

pelaksanaan community development bahwa partisipasi dijadikan sebagai alat ukur untuk mencari

calon penerima manfaat atau dengan kata lain menyortir siapa saja komunitas lokal yang

berpartisipasi aktif dibidang pertanian, koperasi, ataupun home industry yang selanjutnya akan

ditindaklanjuti lebih jauh melalui pendampingan dan pengembangan usaha ditingkat individu.

Partisipasi masih terkait dengan pemberdayaan dimana partisipasi masyarakat adalah komponen

penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan. Poin kemandirian ini juga

tertera menjadi isu yang disusun dalam kebijakan community development jangka panjang.

Kesimpulan

PT Antam berkomitmen untuk membuat masyarakat sekitar tambang menjadi lebih mandiri

tanpa keberadaan perusahaan nantinya. Komitmen tersebut diwujudkan dengan dilakukannya

beberapa program CSR yaitu meliputi program kemitraan, program bina lingkungan, program

community development. Community development ini dilakukan dengan melalui beberapa

tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi, dan tahap monitoring dan evaluasi. Tujuan

utama pelaksanaan community development adalah untuk mencapai kemandirian dan

keberlanjutan dalam jangka panjang, sedangkan tujuan khususnya adalah adalah peningkatan dan

perkembangan usaha mereka; peningkatan pasar; dan peningkatan wawasan dan keterampilan.

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 17: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

17  

 

Pendekatan bottom up telah dilakukan dalam tahap perencanaan program commmunity

development. Hal ini tergambar dari dilakukannya perencanaan partisipatif yang mencakup

pemetaan pemangku kepentingan (stakeholder mapping), pengumpulan data-data sekunder,

transcheck partisipatif, dan pemetaan sosial (social mapping). Perencanaan partisipatif tersebut

dilakukan dengan metode studi meja, Rural Rapid Appraisal (RRA), Participatory Rural

Appraisal (PRA) dan Focus Group Dicussion (FGD), dan indepth interview yang dilakukan pada

awal program dengan relawan-relawan dari pihak komunitas lokal.

Dalam tahap implementasi program community development terdapat beberapa serangkaian

kegiatan yang dilakukan diantaranya sosialisasi awal program, pelatihan umum, pendampingan,

fasilitasi pengembangan, mediasi jaringan, bantuan teknis, dukungan sarana dn prasarana,

peningkatan kapasitas, dan motivasional enterpreneurship. Dalam tahap implementasi ini, sudah

terdapat dialog dua arah dan komunikasi rutin antara penerima manfaat baik dengan PT Antam

maupun dengan ChAIN Center UGM. Tahap selanjutnya adalah monitoring dan evaluasi yang

dilakukan secara berkala. Tahap ini juga dilakukan seiring dengan tahap implementasi dan

perencanaan. Tahap monitoring mencakup pada penelusuran kegiatan dan pelaporan kemajuan,

sedangkan tahap evaluasi mencakup penilaian dampak kolektif dan deskripsi keluaran dan hasil.

Selanjutnya PT Antam melakukan strategi dalam membangun relasi dengan komunitas

melalui stakeholder engagement. Dalam pelaksanaannya, PT Antam telah melakukan berbagai

tingkat dan metode stakeholder engagement yang berbeda-beda kepada stakeholder terkait dalam

program community development. Tingkat stakeholder engagement tersebut mencakup kegiatan

konsultasi, negosiasi, terlibat, kolaborasi, dan pemberdayaan. Data temuan penulis

memperlihatkan bahwa PT Antam telah menerapkan lima tingkat stakeholder engagement

tersebut kepada komunitas lokal yang digunakan semenjak tahap awal perencanaan,

implementasi, dan evaluasi berlangsung. Beberapa tingkat dan metode stakeholder engagement

ini juga digunakan untuk mengatasi hambatan dan kendala yang terjadi. Semua tingkat dan

metode stakeholder engagement ini dilakukan bukan lain hanya untuk mencapai keberhasilan

community development dengan membangun relasi yang positif diantara perusahaan dengan para

stakeholder terkait. Dapat dikatakan bahwa relasi positif itu sudah terbangun, digambarkan

dengan dialog yang dilakukan secara kekeluargaan antara penerima manfaat dengan perusahaan

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 18: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

18  

 

dan tindakan PT Antam dalam menampung kritik dan saran dari para penerima manfaat yang

kemudian ditindak lanjuti dengan hal yang telah disepakati bersama.

Berdasarkan stakeholder engagement Arnstein, penulis melihat bahwa implementasi

community development ini termasuk dalam tingkat partnership dimana stakeholder dalam hal ini

komunitas lokal memiliki kekuasaan atas tuntutan dan kepentingan mereka. Menurut penulis

design program community development yang lebih tepat digunakan oleh perusahaan untuk

program community development pada tahap pasca tambang adalah program yang sesuai dengan

potensi sumber daya sosial dan ekonomi yang ada dalam komunitas lokal serta membangun

stakeholder engagement di tingkat delegated power. Tingkat delegated power imi menempatkan

perusahaan, pelaksana community development, dan komunitas lokal sebagai kelompok yang

terpisah akan tetapi sejajar dalam memutuskan dan mempertahankan kekuasaan masing-masing.

Dari strategi stakeholder engagement ini maka komunitas lokal dapat memiliki kekuasaan yang

jelas dan juga diajarkan untuk memiliki tanggung jawab atas keberhasilan program.

Terakhir, aspek partisipasi aktif dari komunitas juga menjadi tolak ukur penting dalam

program community development. Karena dengan partisipasi aktif dari berbagai pihak, suatu

program dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dalam program community development yang

dilakukan oleh PT Antam, partisipasi digunakan sebagai alat ukur untuk mencari calon penerima

manfaat yang benar-benar memiliki minat tinggi terhadap pelaksanaan program community

development. Dampak positif bagi mereka yang berpartisipasi aktif adalah pengembangan usaha,

peningkatan wawasan dan pengalaman, dan kemandirian dalam jangka panjang. Penjelasan di

atas selaras dengan premis semakin baik kemampuan berpartisipasi seseorang maka akan

semakin banyaknya pengetahuan/keterampilan yang dimilikinya.

Saran

Saran bagi perusahaan adalah kontrak kerjasama dapat dilakukan multi-stage atau dalam

kata lain dilakukan secara langsung tiga atau lima tahap sehingga tujuan jangka panjang dapat

dicapai lebih maksimal dan tidak ada lagi kendala proses kontrak kerja sama yang lama dan

bahkan menghambat kelancaran program itu sendiri. Selain itu perusahaan juga harus lebih

mengetahui dan memahami komunitas lokal dari segi struktur dan kultur sosialnya untuk

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 19: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

19  

 

menyusun strategi pasca tambang yang lebih berkelanjutan. Lalu saran bagi ChAIN Center UGM

harus lebih meningkatkan keterlibatan penerima manfaat dalam perencanaan program secara

lebih luas. Perencanaan program yang dimaksud ini bisa dilakukan dengan focus group

discussion (FGD) terhadap penerima manfaat atau adanya sosialisasi program awal yang

mencakup perencanaan menetukan visi misi, tujuan, target waktu dan capaian-capaian sehingga

dari kedua hal tersebut penerima manfaat bisa menyampaikan secara langsung kebutuhan atau

keinginannya serta memperhitungkan aspek aksesibilitas penerima manfaat saat mengikuti

program. Mengingat beberapa penerima manfaat yang terlibat, tinggal dalam suatu desa yang

jaraknya cukup jauh dengan tempat pelatihan berlangsung. Terakhir, saran bagi pemerintah

daerah mulai dari tingkat provinsi, tingkat kabupaten, dan tingkat kecamatan dan tingkat

kelurahan harus bisa bersikap dan bertindak lebih kooperatif dalam mendukung, melancarkan,

dan mensukseskan program community development ini.

Daftar Pustaka

AccountAbility. (2011). AA1000 Stakeholder Engagement Standard 2011: Final Exposure Draft,

from www.accountability.org

Adi, Isbandi Rukminto. (2003). Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas. Jakarta: LP FEUI

Alfitri, (2011). Community Development: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bethel, U. I. (2012). CSR Stakeholder Engagement and Nigerian Tobacco Manufacturing Sub-

sector. African Journal of Economic and Management Studies, 3(1), 42-63.

doi:http://dx.doi.org/10.1108/20400701211197276

Chambers, Blackburn (1996). The power of participation: PRA and policy. IDS Policy Briefings,

Institute of Development Studies , University of Sussex, Brighton.

Charles Handy, (2002, December). “What’s a Business For?”, Harvard Business Review

Creswell, John W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method

Approach, Second Ed., California: Sage Publications.

Digby, C. (2012). Mine Closure Through the 21st Century Looking Glass. Perth: Australian

Center for Geomechanics, p 33-38. from pdf

http://www.acg.uwa.edu.au/__data/page/2139/04_Digby_v3.pdf

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 20: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

20  

 

Haridjaja, Oteng., Wiwik Dwi Haryanti, Rina Oktaviani. (2011). Perencanaan Pengelolaan

Sumberdaya Lahan Yang Terkena Dampak Penggunaan Lahan Untuk Penambangan

Kapur. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 16 No. 1, hal. 35-42

Jenkins, Heledd and Louise Obara. (2008). Corporate Social Responsibility (CSR) In The Mining

Industry – Risk of Community Depedency. Submitted Paper on CRRC 2008 in Queen’s

University Belfast

Kalangit, Holy. (2009 Februari). “Konsep Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan

Pelaksanaannya di Indonesia”.

Lawrence, Anne T., James Weber, and James E. Post, (2005) Business and Society: Stakeholders,

Ethics, Public Policy. New York: McGraw-Hill.

Mària, J. F., SJ, & Devuyst, E. (2011). CSR and Development: A Mining Company in Africa.

The Journal of Management Development, 30(10), 955-967.

doi:http://dx.doi.org/10.1108/02621711111182475

Mehrdost, H. (2012). Strategies to Promote Social Responsibility in Cultural Organizations (case

study: Social and Cultural Department of Tehran Municipality, district 8). International

Journal of Business and Social Science, 3(6) from

http://search.proquest.com/docview/924460610?accountid=17242

Mikkelsen, Britha. (1999). Metode Penelitian Partisipatoris Dan Upaya-Upaya Pemberdayaan:

Sebuah Buku Pegangan Bagi Praktisi Lapangan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Neumann, Lawrence W. (2006).“Social Research Method”, sixth ed., US of America: Pearson

Education.

Phillips, Rhonda and Robert H. Pittman. (2009). An Introduction to Community Development.

New York: Routledge.

Prayogo, Dody. (2011). Socially Responsible Corporation : Peta Masalah Tanggung Jawab

Sosial dan Pembangunan Komunitas Pada Industri Tambang dan Migas. Jakarta: UI

Press.

Prayogo, Dody. (2008). Konflik Antara Korporasi Dengan Komunitas Lokal : Sebuah Kasus

Empirik Pada Industri Geotermal di Jawa Barat. Depok: Fisip UI Press

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014

Page 21: Community Development Pada Wilayah Pasca Tambang: Kasus …

21  

 

Prayogo, Dody dan Yosef Hilarius. (2012). Efektivitas Program CSR/CD dalam Pengentasan

Kemiskinan; Studi Peran Perusahaan Geotermal di Jawa Barat. Jurnal Sosiologi

Masyarakat Vol. 17 No. 1, hal 1-22

Prijono, Onnys dan A.M.W. Pranarka. (1996). Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan, Dan

Implementasi. Jakarta: CSIS

Rosyida, Isma dan Fredian Tonny Nasdian. (2011) Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder

Dalam Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility dan Dampaknya

Terhadap Komunitas Pedesaan. Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi

Manusia Vol 05 No. 1, hal 51-70

Soetomo. (1990). Pembangunan Masyarakat: Beberapa Tinjauan Kasus. Yogyakarta: Liberty

United Nation. (n.d) Report of the World Commission on Environment and Development: Our

Common Future. July, 03 2014 From http://www.un-documents.net/wced-ocf.htm

World Bank and International Finance Corporation. (2002) It’s Not Over When It’s Over: Mine

Closure Around the World, Washington DC: Author

Yakovleva, Natalia. (2005). Corporate Social Responsibility in the Mining Industries”. England:

Ashgate Publishing Limited

Implementasi corporate social ..., Ulva Miftakhul Jannah, FISIP UI, 2014