contoh bab 4, 5
DESCRIPTION
Laporan Esterifikasi Proses Industri KimiaTRANSCRIPT
![Page 1: CONTOH BAB 4, 5](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071709/55cf92b0550346f57b98bab5/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah dilakukan percobaan di laboratorium, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Percobaan
Densitas
(gr/ml)Viskositas (cP) Volume Distilat Etil Ester (ml)
0,948 2,915 4,25
Tabel 4.2 Kadar Ester
Waktu (menit) Volume Titrasi (ml) E (%)
5 2,1 46,9
10 10,1 25,3
15 3,25 43,8
20 4,3 40,9
25 6,7 34,5
Tabel 4.3 Hasil Distilasi
t (menit) V disitlat (ml)
5 13,5
10 7,25
15 5
20 4,5
25 3,25
![Page 2: CONTOH BAB 4, 5](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071709/55cf92b0550346f57b98bab5/html5/thumbnails/2.jpg)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa Kadar Ester
Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu dengan kadar
ester yang diperoleh.
Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Waktu dengan Kadar Ester
Pada gambar di atas, terlihat kurva mengalami peningkatan pada kadar ester
terhadap waktu, dimana pada menit ke 5, 10, 15, 20, dan 25 diperoleh kadar ester
masing-masing sebesar 46,9; 25,3; 43,8; 40,9; dan 34,5 %.
Dari persamaan diatas ditunjukan bahwa M (molaritas) berbading lurus
dengan kadar (%).
Dari persamaan diatas ditunjukan bahwa M (molaritas sebanding dengan n
(mol). Sehingga, jika kedua persamaan diatas dihubungkan bahwa n (mol)
berbanding lurus dengan kadar (%).
![Page 3: CONTOH BAB 4, 5](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071709/55cf92b0550346f57b98bab5/html5/thumbnails/3.jpg)
Secara teori, kecepatan reaksi suatu komponen anggap saja A didefinisikan
sebagai
(Levenspiel, 1999).
Dapat dilihat bahwa, mol (NA/n) berbanding lurus dengan laju reaksi dan
waktu. Mol berbanding lurus dengan kadar, sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar
(%) berbanding lurus dengan waktu. Semakin besar waktu dari reaksi, maka kadar
dari suatu larutan akan semakin besar.
Oleh karena itu, semakin lama waktu akan diperoleh kadar ester yang semakin
menurun. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
teori. Hal tersebut disebabkan karena pemanasan pada proses destilasi dilakukan
pada suhu yang terlalu tinggi sehingga adanya asam asetat ikut keluar yang
menyebabkan titrasi menggunakan asam lebih banyak sehingga kadar ester menjadi
sedikit.
4.2.2 Hubungan log (-rA) dengan log (CA)
Gambar 4.2 Hubungan log (-rA) dengan log (CA)
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa hasil yang didapatkan dari grafik membentuk
suatu garis lurus. Grafik di atas mempunyai determinasi (R2) yang bernilai 1. Dari
grafik diperoleh slope (n) = -1,1005 dan intercept (log k) = 0,56.
y = -1,1005x + 0,56R2 = 1
![Page 4: CONTOH BAB 4, 5](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071709/55cf92b0550346f57b98bab5/html5/thumbnails/4.jpg)
Untuk mencari persamaan kecepatan reaksi dari suatu reaksi yang ordenya
tidak diketahui atau orde n, didapat suatu hubungan antara log (–rA) dengan log CA.
Secara teori, plot hubungan log (-rA) dengan log CA akan membentuk garis lurus,
dalam bentuk persamaan sebagai berikut
log (-rA) = log k + n log CA (Gilmour, 2012)
dengan slope adalah orde reaksi (n) dan intercept adalah log konstanta reaksi (log k).
Pada suatu garis lurus tentunya diperoleh determinasi (R)2 = 1.
Sehingga diperoleh laju reaksinya dengan persamaan : -rA = 3,5891.CA1,1315
4.2.3 Analisa Densitas
Densitas ester (etil asetat) ditentukan dengan menggunakan piknometer. Dari
hasil percobaan diperoleh densitas ester sebesar 1,039 gr/ml.
Berdasarkan teori, diketahui bahwa densitas etil asetat pada 40 C adalah
0,7507 gr/ml (Perry, 2008).
Dengan demikian, bila dibandingkan antara teori dengan hasil percobaan, maka
diperoleh persen ralat sebesar 38,51 %. Itu disebabkan karena adanya kontaminan
pada larutan seperti etanol, asam asetat, dan air yang memiliki densitas lebih besar
dari ester yang dapat mempengaruhi densitas ester tersebut.
Berdasarkan teori, densitas kontaminan seperti etanol, asam asetat, dan air
masing-masing adalah:
Tabel 4.3 Densitas Larutan pada 40 oC
Larutan Densitas (gr/ml)
Etanol 1,59
Asam Asetat 2,07
Air 0,99225
(Sciencelab, 2013)
Dari tabel diatas bahwa etanol dan asam asetat yang dapat mempengaruhi
densitas ester yang didapat, karena memiliki densitas yang lebih besar. Densitas yang
diperoleh mendekati densitas etanol dan asam asetat.
4.2.4 Analisa Viskositas
![Page 5: CONTOH BAB 4, 5](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071709/55cf92b0550346f57b98bab5/html5/thumbnails/5.jpg)
Viskositas etil asetat diukur dengan menggunakan Viskosimeter Ostwald, yang
terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan air untuk menentukan harga k.
Viskositas ester yang diperoleh dari percobaan adalah 0,5337 cP.
Berdasarkan teori, diketahui bahwa viskositas etil asetat pada 40 C adalah 0,39
cP (Geankoplis, 2003).
Viskositas fluida merupakan indeks kelembaman cairan terhadap perubahan
kecepatan. Viskositas larutan dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperature.
Viskositas semua cairan dan larutan akan turun seiring dengan kenaikan temperatur.
Dengan :
α,β = konstanta Thrope dan Roger
η = viskositas cairan pada temperatur T
ηo = viskositas air pada temperatur 0 oC
(Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II ITB, 2013)
Dengan demikian, bila dibandingkan antara teori dengan hasil percobaan, maka
diperoleh persen ralat sebesar 36,86 %. Hal ini disebabkan karena, sudah
menurunnya suhu ester selama perlakuan pengukuran viskositas ester tersebut.
Berdasarkan teori, viskositas kontaminan seperti etanol, asam asetat, dan air
masing-masing adalah:
Tabel 4.3 Viskositas Larutan pada 40 oC
Larutan Viskosita (cP) pada 40 oC
Etanol 1,03
Asam Asetat 0,99
Air 0,6560
(Geankoplis, 2003)
Dari tabel diatas bahwa etanol dan asam asetat yang dpat mempengaruhi
viskositas ester yang didapat, karena memiliki viskositas yang lebih besar. viskositas
yang diperoleh mendekati viskositas etanol dan asam asetat.
![Page 6: CONTOH BAB 4, 5](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071709/55cf92b0550346f57b98bab5/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan percobaan esterifikasi
ini adalah sebagai berikut :
1. Kadar ester mengalami penurunan seiiring dengan lamanya waktu reaksi.
2. Densitas ester (etil asetat) yang diperoleh pada percobaan adalah 1,039 gr/ml
dengan persen ralat sebesar 38,51 %.
3. Viskositas ester (etil asetat) yang diperoleh pada percobaan adalah 0,5337 cP
dengan persen ralat sebesar 36,86 %.
4. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil konversi sebesar 30,03 %.
5. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh laju reaksi dengan persamaan -rA =
3,5891.CA1,1315
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah :
1. Divariasikan perbandingan ratio antara asam asetat dan etanol yang berbeda.
2. Divariasikan menggunakan senyawa asam karboksilat lainnya untuk membentuk
jenis ester lain.
3. Usahakan agar menggunakan alat pemanas yang dapat diatur suhunya, seperti hot
plate