contoh laporan penelitian sekolah matematika

106
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Manusia adalah makhluk hidup individual, berbeda satu sama lain. Karena sifatnya yang individual, maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling

Upload: kang-andre-riyanto

Post on 05-Jul-2015

1.457 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis,

serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya

perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan).

Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi

yang silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan

hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Manusia adalah makhluk hidup individual, berbeda satu

sama lain. Karena sifatnya yang individual, maka manusia yang

satu membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai

konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial,

makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Karena satu

sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang

silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai).

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara

sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi

antar sesama siswa.

Page 2: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada

penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih

mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan

pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu

ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika

dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada

orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif

dari siswa. Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang

melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun

metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk

menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar

siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan

sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan

siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena

“siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya

dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta

Page 3: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam

Wahyuni 2001: 2).

Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa

yang rendah hasil belajarnya. (Nur, 1996: 2).

Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock

memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran

komputer selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja secara

individu, dan dua kali secara kelompok. Dalam kelas pertama

hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan

dalam kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65%

siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder, 1994:14).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin

mencoba melakukan penelitian dengan judul “Penerapan

Metode Kooperatif Model Think-Pair-Share Untuk

Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar Matematika Pada

Siswa …………………………………………………Tahun Pelajaran

2002/2003.”

B. Rumusan Masalah

Page 4: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat

dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan

diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think

Pair Share pada siswa Kelas

……………………………………………… tahun pelajaran

2002/2003?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif

model Think Pair Share terhadap motivasi belajar siswa

Kelas ………………………………. tahun pelajaran 2002/2003?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think

Pair Share pada siswa Kelas …………………………………………..

tahun pelajaran 2002/2003.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah

diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair

Page 5: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Share pada siswa Kelas …………………………………………

tahun pelajaran 2002/2003.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran matematika.

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi

siswa.

3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih

sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa

lain dalam mencapai tujuan belajar.

E. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian

ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif :

Page 6: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja

dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan

bersama.

2. Motivasi belajar adalah:

Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi

perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan

mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri

individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat

sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

3. Prestasi belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam

bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan

masalah meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas

……………………………………….tahun pelajaran 2002/2003.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember semester

ganjil tahun pelajaran 2002/2003.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan ……………….

Page 7: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993:

68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses

pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja

dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan

Page 8: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan

belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan

tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan

yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan,

kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-

lain. (Soetomo, 1993:120).

Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2000 tentang

pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang

menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar

untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang

melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok

untuk menetapkan tujuan bersama. (Felder, 1994:2).

Wahyuni (2001:8) menyebutkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan cara

Page 9: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang

memiliki kemampuan berbeda.

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih

(2001:8) mengemukakan bahwa metode pembelajaran

kooperatif memusatkan aktivitas di kelas pada siswa dengan

cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama dalam proses

pembelajaran.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran

dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-

kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan

masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah

hiterogen.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai

objek belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat

berkreasi secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini

terjadi karena pembelajaran kooperatif merupakan metode

alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu mengerjakan

tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial,

serta perolehan kepercayaan diri.

Page 10: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk

belajar, saling memperkuat upaya-upaya akademik dan

menerapkan norma yang menunjang pencapaian hasil belajar

yang tinggi. (Nur, 1996:4). Dalam pembelajaran kooperatif lebih

mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan

pembelajaran yaitu dengan cara kerjasama.

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang

perlu diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka

“tenggelam atau berenang bersama”.

2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain

dalam kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap

dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya

memiliki tujuan yang sama.

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai

tanggungjawab sama besarnya diantara para anggota

kelompok.

5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan

yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh

anggota kelompok.

Page 11: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka

memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2)

menambahkan unsur-unsur dalam pembelajaran koopratif

sebagai berikut:

1. Ketergantungan Positif

Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai

tujuan. Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya

maka setiap anggota harus menerima konsekuensinya.

2. Kemampuan Individual

Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab

melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan

untuk dipelajari.

3. Promosi tatap muka interaktif

Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan

dilakukan tiap individu, beberapa diantarannya harus

dilakukan secara interaktif, anggota kelompok saling

memberikan timbal balik.

4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat

Page 12: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan

mempraktekkan pembangunan kepercayaan, kepemimpinan,

pembuatan keputusan, komunikasi dan konflik manajemen

keahlian.

5. Kelompok Proses

Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik

menilai apa yang mereka lakukan dengan baik sebagai

sebuah kelompok dan mengidentifikasi perubahan yang akan

mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di waktu

selanjutnya.

Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif,

Johnson, Johnson dalam Wahyuni (2001:10) menyebutkan

peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Menentukan objek pembelajaran

2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-

kelompok belajar sebelum pembelajaran dimulai.

3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.

4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan

tugas.

5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan

cara mendiskusikan cara kerjasama.

Page 13: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif

Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika

siswa memiliki keterampilan-keterampilan kooperatif.

Keterampilan-keterampilan kooperatif yang perlu dimiliki siswa

seperti diungkapkan Nur (1996:25) adalah keterampilan

kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.

1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal

sebagai berikut:

- Menggunakan kesepakatan

Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota

kelompok memiliki kesamaan pendapat. Menggunakan

kesepakatan bertujuan untuk mengetahui siapa yang

memiliki pendapat yang sama.

- Menghargai kontribusi

Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan

atau mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh

anggota kelompok yang dibuat lain. Tidak selalu harus

menyetujui, dapat saja tidak menyetujui yang berupa

Page 14: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide dan

tidak terhadap pelaku.

- Menggunakan suara pelan

Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah

agar anggota kelompok dapat mendengar percakapan

dengan jelas dan tidak frustasi oleh suara keras dalam

ruangan.

- Mengambil giliran dan berbagi tugas

Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan

seseorang yang mengemban tugas tertetentu dan

mengambil tanggungjawab tertentu dalam kelompok.

- Berada dalam kelompok

Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien

setiap anggota kelompok harus tetap duduk atau berada

dalam tempat kerja kelompok.

- Berada dalam tugas

Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang

menjadi tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat

waktunya.

- Mendorong partisipasi

Page 15: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota

kelompok untuk memberikan sumbangan terhadap

penyelesaian tugas kelompok. Karena jika satu atu dua

orang anggota kelompok tidak berpartisipasi atau hanya

memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok

tersebut tidak akan terselesaikan pada waktunya atau

hasilnya kurang orisinil atau kurang imajinatif.

- Mengundang orang lain untuk berbicara

Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara

yaitu meminta orang lain untuk berbicara agar hasil

kelompok bisa maksimal.

- Menyelesaikan tugas tepat waktunya

Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan

waktu yang direncanakan agar memperoleh nilai yang

tinggi.

- Menyebutkan nama dan memandang bicara

Memangil satu sama lain menggunakan nama dan

menggunakan kontak mata akan memberikan rasa bahwa

mereka telah memberikan kontribusi penting kelompok.

- Mengatasi gangguan

Page 16: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang

diakibatkan karena tidak atau kurangnya perhatian

terhadap tugas yang diberikan. Gangguan dapat membuat

suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan tugas belajar

yang diberikan.

- Menolong tanpa memberi jawaban

Agar siswa tidak merasa telah memahami atau

menemukan konsep, dalam memberikan bantuan tidak

dengan menunjukkan cara pemecahannya.

- Menghormati perbedaan individu.

Bersikap menghormati perbedaaan terhadap budaya unik,

pengalaman hidup serta suku bangsa/ras dari semua

siswa dapat menghindari permusuhan dalam kelompok.

Ketegangan dapat dikurangi, rasa memiliki dan

persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing

individu anggota kelompok dapat meningkatkan rasa

kebaikan, sensitivitas dan toleransi.

2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:

- Menunjukkan penghargaan dan simpati

Page 17: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa

sensitivitas terhadap usulan-usulan yang berbeda dari

usulan orang lain.

- Menggunakan pesan “saya”

Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar

orang lain tidak merasa terancam atau merasa bersalah

sehingga permusuhan dapat dihindari.

- Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat

diterima

Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab

pertanyaan harus dengan cara yang sopan dan sikap yang

baik karena jika mengkritik seseorang dan memadamkan

ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir yang negatif

dalam kelompok.

- Mendengarkan dengan aktif

Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan

pesan fisik dan lisan dalam meperhatikan pembicara.

Pembicara akan mengetahui bahwa pendengar secara giat

sedang menyerap informasi. Pengertian terhadap konsep

akan meningkat dan hasil kelompok akan menunjukkan

tingkat pemikiran dan komunikasi yang tinggi.

Page 18: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

- Bertanya

Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu

informasi atau penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya

dapat menjelaskan konsep, seseorang yang sedang tidak

aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan anggota

kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan

serta.

- Membuat ringkasan

Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali

informasi. Ini dapat digunakan untuk membantu mengatur

apa yang sudah dikerjakan dan apa yang perlu dikerjakan.

- Menafsirkan

Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi

dengan kalimat yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan

dan hal-hal yang penting dapat diberi penekanan.

- Mengatur dan mengorganisir

Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat

diselesaikan secara efektif dan efisien. Dengan mengatur

dan mengorganisir, tugas-tugas yang diberikan akan dapt

diselesaikan dengan efesien dan efektif.

Page 19: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

- Memeriksa ketepatan

Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa

jawaban itu benar. Manfaatnya yaitu pekerjaan akan

bebas dari kesalahan dan kekurang tepatan. Pemahaman

terhadap bidang studi juga akan berkembang.

- Menerima tanggungjawab

Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul

tangungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri

sendiri dan kelompok, untuk meyelesaikan tugas yang

diberikan.

- Menggunakan kesabaran

Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan

bukan pada kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat

keputusan yang tergesa-gesa.

- Tetap tenang/mengurangi ketegangan

Maksud dari tatap tenang/mengurangi ketegangan adalah

menimbulkan atmosfir yang damai dalam kelompok.

Suasana yang hening dalam kelompok dapat menimbulkan

tingkat pembelajaran yang lebih tinggi.

Page 20: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Mengelaborasi

Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan

dan pendapat-pendapat yang berhubungan dengan topik

tertentu. Mengelaborasi dapat menghasilkan pemahaman

yang lebih dalam dan prestasi yang lebih tinggi.

- Memeriksa secara cermat

Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih

mendalam unuk mendapatkan jawaban yang benar.

Memeriksa secara cermat dapat menjamin bahwa

jawabannya benar.

- Menanyakan kebenaran

Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa

jawaban yang dikemukakan adalah benar atau

memberikan alasan untuk jawaban tersebut. Menanyakan

kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir tentang

jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan

terhadap ketepatan jawaban tersebut.

Page 21: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

- Menganjurkan suatu posisi

Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan

posisi kelompok terhadap suatu masalah tertentu.

- Menetapkan tujuan

Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-

prioritas. Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efeisien jika

tujuannya jelas.

- Berkompromi

Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan

dengan persetujuan bersama. Kompromi dapat

membangun rasa hormat kepada orang lain dan

mengurangi konflik antar pribadi.

- Mengahadapi masalah khusus

Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan

masalah dengan memakai pesan “saya”, tidak menuduh,

tidak menggunakan sindiran, atau memanggil nama. Hal

tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat

berubah bukan ciri atau ketidak mampuan seseorang

semuanya itu bertujuan untuk memecahkan masalah dan

bukan untuk memenangkan masalah. Dengan hal ini

Page 22: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan,

sensitivitas dan toleran akan meningkat.

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share

Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-

kawannya dari Universitas Maryland dan mampu mengubah

asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu

diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara

keseluruhan. Metode Think-Pair-Share memberikan kepada

para siswa untuk berpikir dan merespons serta saling bantu

satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja

menyelesaikan suatu sajian pendek atau para siswa telah

selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta

kepada para siswa untuk menyadari secara lebih serius

mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang

telah dibaca. Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share

daripada metode Tanya jawab untuk kelompok secara

keseluruhan (whole-group question and answer). Lyman dan

kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

Page 23: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

1. Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan

atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi

waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban

atau isu tersebut.

2. Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru

meminta kepada siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi

selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika

suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide

bersama jika suatu soal khusus telah diidentifikasi. Biasanya

guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan.

3. Langkah 3 – Berbagi (Sharing): Pada akhir ini guru meminta

pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja

sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang

telah mereka bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi

efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke

pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separo dari

pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk

melapor.

Page 24: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif

motivasional dari penghargaan kelompok dengan program

pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang

dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang

secara heterogen. Setiap siswa mengerjakan unit-unit program

matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing. Artinya,

dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B

mengerjakan unit 5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan

yang teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran,

mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah

menguasai keterampilan dan mengikuti tes.

Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar

lembar jawaban dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika

seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui skor 80, dia

mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab

meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes.

Baik tanggungjawab individual dan penghargaan kelompok ada

di dalam Think Pair Share ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang

telah diselesaikan oleh semua anggota tim dan memberikan

Page 25: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi

kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action

research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan

masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk

penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

Page 26: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997:8)

mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu,

(a) guru sebagai penelitia; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c)

simultan terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru

sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah

guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk

meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara

penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan

siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai

pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak

tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data

yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

Page 27: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam

melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.

Penelitian ini bertempat di …………………………………………tahun

pelajaran 2002/2003.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya

penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan November semester ganjil

2002/2003.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas

………………………………………….. tahun pelajaran 2002/2003

pada pokok bahasan …………….

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu

bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

Page 28: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran

tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000:5) PTK adalah suatu

bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku

tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk

memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara

berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah

menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis,

2000:5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu

penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model

penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti,

1997:6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus

yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),

action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan

yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan

Page 29: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap

penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Refleksi

Tindakan/Observasi

Refleksi

Tindakan/Observasi

Refleksi

Tindakan/Observasi

Rencana awal/rancangan

Rencana awal/rancangan

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Putaran 1

Putaran 2

Putaran 3

Page 30: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model thinks pair

share.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana

masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki

sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Page 31: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang

kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian

hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang

digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan

disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi

kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk

membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan

pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan

Page 32: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

…………. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.

Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).

Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah

diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal

tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal.

Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan

memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data.

Langkah-langkah analisi butir soal adalah sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan

untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir

soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan

yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung

dengan korelasi Product Moment:

(Suharsimi Arikunto,

2001:72)

Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah peserta tes

Page 33: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

ΣY : Jumlah skor total

ΣX : Jumlah skor butir soal

ΣX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal

ΣXY : Jumlah hasil kali skor butir soal

b. Reliabilitas

Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini

menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2001:93)

Dengan:r11 : Koefisien reliabilatas yang sudah

disesuaikan

r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan

tes

Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari

perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel product

moment maka tes tersebut reliabel.

c. Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

suatu soal adalah indeks kesukaran. Rumus yang

digunakan untuk menentukan taraf kesukaran adalah:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 208)

Page 34: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Dengan: P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan

benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah

sebagai berikut:

- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang

- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal

untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan

tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka

yang menunjukkan besarnya daya pembeda desebut

indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk

menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 211)

Dimana:

D : Indeks diskriminasi

Page 35: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab

dengan benar

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab

dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab

benar.

Proporsi peserta kelompok bawah yang

menjawab benar

Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya

pembeda butir soal sebagai berikut:

- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek

- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

- Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik

- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat

baik

D. Metode Pengumpulan Data

Page 36: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh

melalui observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif

model Think Pair Share, observasi aktivitas siswa dan guru, dan

tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam

kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada

penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,

yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan

tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa

juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase

keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap

putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa

soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana

yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Page 37: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh

siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada

di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif

dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N= Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara

perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunju

pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud,

1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah

mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas

belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah

mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan

rumus sebagai berikut:

3. Untuk lembar observasi

Page 38: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model Think

Pair Share.

Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran

kooperatif model Think Pair Share digunakan rumus sebagai berikut :

X =

Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2

b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan

rumus sebagai berikut :

% = x 100 % dengan

X = =

Dimana : % = Presentase pengamatan

X = Rata-rata

∑ x = Jumlah rata-rata

P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 39: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item

butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dan pengamatan

aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes

formatif siswa pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk

mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan.

Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf

kesukaran, dan daya pembeda.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu

data pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif

model Think Pair Share yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model Think

Pair Share dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data

pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif

model Think Pair Share.

A. Analisis Item Butir Soal

Page 40: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui

instrument penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang

baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba

dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes

yang dilakukan meliputi:

1. Validitas

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui

kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument

dalam penelitian ini. Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16

soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validitas soal-

soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

Soal Valid Soal Tidak Valid1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30 ,36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45

5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 31, 32, 33, 34, 35, 40, 46

2. Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji

reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien

reliabilitas r11 sebesar 0, 654. Harga ini lebih besar dari

harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 27)

Page 41: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

dengan r (95%) = 0,381. Dengan demikian soal-soal tes yang

digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.

3. Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang

diuji terdapat:

- 21 soal mudah

- 15 soal sedang

- 10 soal sukar

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui

kemampuan soal dalam membedakan siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang

berkriteria jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 21 soal,

berkriteria baik 9 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang

digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas,

taraf kesukaran, dan daya pembeda.

B. Analisis Data Penelitian Persiklus

Page 42: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS

1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif

model Think Pair Share, dan lembar observasi aktivitas

guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus

I dilaksanakan pada tanggal 4 November 2002 di Kelas

…………..dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini

peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses

belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

Page 43: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun

data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-

rataP1 P2

I

Pengamatan KBMA. Pendahuluan

1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok

belajar

22

22

22

B. Kegiatan inti1.Mempresentasikan langkah-langkah metode

pembelajaran kooperatif 2.Membimbing siswa melakukan kegiatan 3.Melatih keterampilan kooperatif 4.Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 5.Memberikan bantuan kepada kelompok yang

mengalami kesulitan

3

33

3

3

33

3

3

33

3

C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi

33

33

33

II Pengelolaan Waktu 2 2 2

IIIAntusiasme Kelas

1. Siswa antusias2. Guru antisias

23

23

23

Jumlah 32 32 32

Keterangan : Nilai : Kriteria 1) : Tidak Baik 2) : Kurang Baik 3) : Cukup Baik 4) : Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria

kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan

pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek

Page 44: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan

yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi

dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti

pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase123456789

Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran

5,08,38,36,713,321,710,018,38,3

No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 123456789

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi

22,511,518,714,42,95,28,96,98,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang

paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa

dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang

presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya

jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar

13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah

Page 45: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain

yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota

kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca

buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %.

Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar

dengan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share sudah

dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup

dominanuntuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut

masih dirasakan baru oleh siswa.

Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus I

No. Urut

NilaiKeterangan No.

UrutNilai

KeteranganT TT T TT

1 70 √ 15 80 √2 50 √ 16 70 √3 90 √ 17 60 √4 70 √ 18 80 √5 80 √ 19 30 √6 80 √ 20 70 √7 70 √ 21 80 √8 30 √ 22 70 √9 80 √ 23 40 √

10 60 √ 24 80 √11 80 √ 25 40 √12 50 √ 26 80 √13 80 √ 27 60 √14 80 √ Jumlah 840 8 5

Jumlah 970 10 4Jumlah Skor 1810Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700 Skor Rata-Rata Tercapai 67,04

Page 46: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 18

Jumlah siswa yang belum tuntas : 9

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I123

Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

67,0418

66,67

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model

Think Pair Share diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar

siswa adalah 67,04 dan ketuntasan belajar mencapai

66,67% atau ada 18 siswa dari 27 siswa sudah tuntas

belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus

pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar,

karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar

66,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang

dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan

karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa

Page 47: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model

Think Pair Share.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai

berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran

berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I

ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya

revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan

lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam

setiap kegiatan yang akan dilakukan.

Page 48: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu

dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam

memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS,

2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif

model Think Pair Share dan lembar observasi guru dan

siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus

II dilaksanakan pada tanggal 11 November 2002 di Kelas

…………. dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini

peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

Page 49: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan

atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada

siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses

belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun

data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%).

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-

rataP1 P2I Pengamatan KBM

D. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok

belajar

33

34

33,5

E. Kegiatan inti1.Mempresentasikan langkah-langkah metode

pembelajaran kooperatif 2.Membimbing siswa melakukan kegiatan 2. Melatih keterampilan kooperatif 3. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang

mengalami kesulitan

344

4

3

444

4

3

3,544

4

3

A. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5

Page 50: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

2. Memberikan evaluasi 4 4 4II Pengelolaan Waktu 3 3 2

IIIAntusiasme Kelas

1. Siswa antusias2. Guru antisias

44

34

3,54

Jumlah 41 43 42Keterangan : Nilai : Kriteria

1) : Tidak Baik 2) : Kurang Baik 3) : Cukup Baik 4) : Baik

Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru dengan

menerapkan metode pembelajarn kooperatif model Think Pair Share

mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari

seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian

tesebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa

aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan

pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa,

membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan

pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan

metode pembelajarn kooperatif model Think Pair Share diharapkan siswa

dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan

pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag

telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :

Page 51: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase123456789

Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran

6,76,76,711,711,725,08,216,66,7

No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 123456789

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi

17,912,121,013,84,65,47,76,710,8

Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang

paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa

dalam menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I,

aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami

penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%),

mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan

menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum

pelajaran (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus

II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika

dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan.

Page 52: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Aktifitas siswa yang mengalami penurunan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar

siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan

KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas

siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%),

menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan

Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus II

No. Urut

NilaiKeterangan No.

UrutNilai

KeteranganT TT T TT

1 80 √ 15 80 √2 60 √ 16 80 √3 70 √ 17 70 √4 80 √ 18 70 √5 80 √ 19 40 √6 60 √ 20 80 √7 70 √ 21 80 √8 40 √ 22 90 √9 80 √ 23 90 √

10 70 √ 24 30 √11 80 √ 25 50 √12 80 √ 26 90 √13 80 √ 27 80 √14 80 √ Jumlah 930 10 3

Jumlah 1010 11 3Jumlah Skor 1940Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700 Skor Rata-Rata Tercapai 71,85

Page 53: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 21

Jumlah siswa yang belum tuntas : 6

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

No

Uraian Hasil Siklus II

123

Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

71,8521

77,78

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi

belajar siswa adalah 71,85 dan ketuntasan belajar

mencapai 77,78% atau ada 21 siswa dari 27 siswa sudah

tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus

II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya

peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru

menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan

selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya

siswa lebih termotivasi utnuk belajar. Selain itu siswa

Page 54: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan

dinginkan guru dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh

informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belelajar pada siklus II ini

masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu

adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara

lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat

membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar

mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak

ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk

mengemukakan pendapat atau bertanya.

Page 55: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa

merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik

sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal

dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk

dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS

3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif model

Thing Pair Share dan lembar observasi aktivitas guru dan

siswa.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus

III dilaksanakan pada tanggal 19 November 2002 di Kelas

……………. dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini

Page 56: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan

atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada

siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses

belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun

data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III

No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-

rataP1 P2I Pengamatan KBM

A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok

belajar

34

34

34

B. Kegiatan inti1. Mempresentasikan langkah-

langkah metode pembelajaran kooperatif 2. Membimbing siswa melakukan

kegiatan 3. Melatih keterampilan kooperatif 4. Mengawasi setiap kelompok secara

bergiliran 5. Memberikan bantuan kepada

444

4

3

444

3

3

444

3,5

3

Page 57: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

kelompok yang mengalami kesulitan C. Penutup

1. Membimbing siswa membuat rangkuman2. Memberikan evaluasi

44

44

44

II Pengelolaan Waktu 3 3 3

IIIAntusiasme Kelas

1. Siswa antusia2. Guru antisias

44

44

44

Jumlah 45 44 44,5Keterangan : Nilai : Kriteria

1 : Tidak Baik2. : Kurang Baik3. : Cukup Baik 4. : Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada

kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share

mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi

siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep,

dan pengelolaan waktu.

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share diharapkan dapat

berhasil semaksimal mungkin.

Tabel 4.2. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase123456789

Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran

6,76,710,713,310,022,610,011,710,0

Page 58: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 123456789

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi

20,813,122,115,02,94,26,17,38,5

Berdasarkan tabel diatas tampak bahaw aktivitas guru yang

paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa

dalam menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan

materi yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab

menurun masing-masing sebesar (10%), dan (11,7%). Aktivitas lain yang

mengalami peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya

(10%), menyampiakan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%),

meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan

membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas ynag

tidak menglami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan

memotivasi siswa (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus

III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang

mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi

Page 59: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang

lainnya mengalami penurunan.

Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus III

No. Urut

NilaiKeterangan No.

UrutNilai

KeteranganT TT T TT

1 90 √ 15 90 √2 80 √ 16 80 √3 80 √ 17 80 √4 90 √ 18 70 √5 80 √ 19 50 √6 80 √ 20 90 √7 90 √ 21 90 √8 50 √ 22 100 √9 80 √ 23 90 √

10 80 √ 24 80 √11 90 √ 25 60 √12 80 √ 26 100 √13 90 √ 27 80 √14 80 √ Jumlah 1060 11 2

Jumlah 1140 13 1Jumlah Skor 2200Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700 Skor Rata-Rata Tercapai 81,48

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 24

Jumlah siswa yang belum tuntas : 3

Page 60: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Klasikal : Tuntas

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

No

Uraian Hasil Siklus III

123

Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

81,4824

88,89

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata

tes formatif sebesar 81,48 dan dari 27 siswa yang telah

tuntas sebanyak 24 siswa dan 3 siswa belum mencapai

ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan

belajar yang telah tercapai sebesar 88,89% (termasuk

kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan

hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya

peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share sehingga

siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti

ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi

yang telah diberikan.

c. Refleksi

Page 61: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana

dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam

proses belajar mengajar dengan penerapan metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share. Dari

data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai

berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah

melaksanakan semua pembelajaran dengan baik.

Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna,

tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa

siswa aktif selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah

mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga

menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai

ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dengan

Page 62: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar

siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah

berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu

banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah

selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan

apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dapat

meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share memiliki

dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru

(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu

masing-masing 66,67%, 77,78%, dan 88,89%. Pada siklus III

ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

Page 63: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa

dalam proses metode pembelajaran kooperatif model Think

Pair Share dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal

ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa

pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan

……………. dengan metode pembelajaran kooperatif model

Think Pair Share yang paling dominan adalah bekerja dengan

menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa

dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiswa

dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran

telah melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran

kooperatif model Think Pair Share dengan baik. Hal ini

terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya

aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam

Page 64: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan

materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab

dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta

analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model Think Pair Share

memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan

belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%,

siklus II (77,78%, siklus III (88,89%).

Page 65: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair

Share mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan

rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa

tertarik dan berminat dengn metode pembelajaran kooperatif

model Think Pair Share sehingga mereka menjadi termotivasi

untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian

sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih

efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,

maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model

Think Pair Share memerlukan persiapan yang cukup matang,

sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik

yang benar-benar bisa diterapkan dengan model kooperatif

model Think Pair Share dalam proses belajar mengajar

sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru

hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai

Page 66: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa

nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh

konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil

penelitian ini hanya dilakukan di

…………………………………….. tahun pelajaran 2002/2003.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan

perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Page 67: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse, (online), (Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Page 68: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Suharta, I.G.P. 2002. Pemecahan Masalah, Penalaran. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang, 12 Oktober.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika. Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang.

Page 69: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS …………………………………………….

TAHUN 2002/2003

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH

………………………..

Page 70: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

NIP: …………………………..

DINAS PENDIDIKAN ……………………

………………………………….

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk

melengkapi perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan

dapat diajukan sebagai salah satu Karya Ilmiah untuk Penetapan

Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IV a ke IV b.

Kepala Sekolah …………………………

………………………. Penulis

……………………………….. ………………………….. NIP: ……………… NIP:

…………….

Mengetahui Mengetahui

Page 71: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Pustakawan ………………. Kepala Cab. Din. Pendidikan

……………….. …………………….

………………………….. ……………………………

NIP: …………………..

Mengetahui Mengetahui

Kepala Dinas Pendidikan Ketua PD II PGRI

Kota ……….. Kota ………….

……………………………… ………………………………

Pembina Utama Muda NPA: …………………

NIP: ……………………

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah

SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah dengan judul

“Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair

Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar

Page 72: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Matematika Siswa Kelas …………………… …………………. ………..

Tahun Pelajaran 2002/2003”, penulisan karya ilmiah ini kami susun

untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat

dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi

teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam

rangka pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan

dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:

1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan ……………………

2. Yth. Ketua PD II PGRI ………………….

3. Yth. Rekan-rekan Guru ………………………………

4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga

penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari

sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

Penulis

ABSTRAK

Page 73: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

……………………, 2002. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas ……………………Tahun Pelajaran 2002/2003

Kata Kunci: matematika, metode kooperatif think pair share

Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share terhadap motivasi belajar siswa?

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share pada siswa Kelas ……………………………………. tahun pelajaran 2002/2003. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa …………………………….. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (77,78%), siklus III (88,89%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model Thing Pair Share dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa …………………………, serta model

Page 74: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika.

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .....................................................................

Lembar Pengesahan ...............................................................

Kata Pengantar ......................................................................

Abstrak ...................................................................................

Daftar Isi ................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................

B. Rumusan Masalah ..........................................

C. Tujuan Penelitian ............................................

D. Manfaat Penelitian ........................................

E. Definisi Operasional Variabel .........................

F. Batasan Masalah ............................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran ....................................

B. Pembelajaran Kooperatif ...............................

Page 75: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

C. Keterampilan-keterampilan Kooperatif .........

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair

Share...............................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian .........

B. Rancangan Penelitian ....................................

C. Instrumen Penelitian ....................................

D. Metode Pengumpulan Data ...........................

E. Teknik Analisis Data .......................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Item Butir Soal .................................

B. Analisis Data Penelitian Persiklus ..................

C. Pembahasan ...................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................

B. Saran ..............................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................

Page 76: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Lampiran 4

LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARANKOOPERATIF MODEL THINK PAIR SHARE

Nama Sekolah : ………………… Nama Guru : …………………Mata pelajaran : ………………… Hari/Tanggal : …………………Sub konsep : ………………… Pukul : …………………

Petunjuk Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.

No Aspek yang diamatiPenilaian

Ya Tidak 1 2 3 41 Pelaksanaan

A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa.2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah kegiatan

bersama siswa. 2 Membimbing siswa melakukan

kegiatan. 2. Membimbing siswa mendiskusikan

hasil kegiatan dalam kelompok. 3. Memberikan kesempatan pada siswa

untuk mempresentasikan hasil penyelidikan.

4. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan /menemukan konsep.

C. Pentup1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi.

II Pengelolaan waktu

III1. Antusiasme kelas2. Guru Antusias

Page 77: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Keterangan :1. Kurang baik …………, ……….20052. Cukup baik Pengamat3. Baik 4. Sangat baik

( ………………………… )

Lampiran 5

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM

Nama Sekolah : ………………… Tanggal : …………………Kelas/ Semester : ………………… Waktu : …………………Bahan Kajian : ………………… Nama Guru : …………………Petunjuk Pengisian Amatilah aktivitas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar berlangsung, kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas

siswa yang diamati.2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1 menit

pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan.3. pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian setiap periode waktu tiga

menit .4. kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa serempak.

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa1. Menyampaikan tujuan 2. Memotivasi siswa/ merumuskan masalah3. mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya.4. menyampaikan langkah-langkah/ strategi.5. Menjelaskan materi yang sulit.6. membimbing menemukan konsep.7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan

hasil kegiatan.8. Memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab.9. Membimbing siswa merangkum pelajaran.

1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru.

2. Membaca buku.3. Bekerja dengan sesamaa anggota kelompok.4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru.5. Menyediakan hasil pembelajaran.6. Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ ide.7. Menulis yang relevan dengan kbm.8. Merangkum pembelajaran.9. Mengerjakan tes evaluasi.

Nama Guru :

Nama Murid Nama Murid

Page 78: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Page 79: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

……………., ………..2003 Pengamat,

( ……………………… )

Lampiran 6

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I

No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah

……………….1 2 3 4 5 6 7 8 9

P1 2 2 2 1 6 4 2 6 5 30

P2 2 1 2 1 4 5 4 7 4 30

Rata-rata X 2 1,5 2 1 5 4,5 3 6,5 4,5 30

Prosentase % 6,67 5 6,67 3,3 16,67 15 10 21,67 15 100

1……………… P1 2 2 5 6 2 4 3 2 4 30

……………… P2 2 2 5 5 0 8 2 2 4 30

2……………… P1 4 5 6 3 1 3 2 3 3 30

……………… P2 5 5 7 3 1 2 3 2 2 30

3……………… P1 6 2 5 5 1 4 3 2 2 30

……………… P2 7 2 6 4 1 3 3 2 2 30

4……………… P1 3 5 4 5 1 4 3 3 2 30

……………… P2 4 4 6 4 1 3 4 2 2 30

5……………… P1 6 3 6 4 1 1 4 3 2 30

……………… P2 7 4 3 5 2 3 2 2 2 30

6……………… P1 6 4 6 4 0 2 2 2 4 30

……………… P2 8 4 3 5 0 2 4 2 2 30

7……………… P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30

……………… P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30

8……………… P1 4 4 5 4 2 4 2 2 3 30

……………… P2 6 4 6 4 2 3 3 1 1 30

JumlahP1 36 29 43 34 10 25 21 19 23 240

P2 44 29 40 35 10 26 24 15 17 240

Rata-rata X 40 29 41,5 34,5 10 25,5 22,5 17 20 240

Prosentase rata-rata % 16,67 12,08 17,29 14,38 4,16 10,63 9,38 7,08 8,33 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

Prosentase rata-rata (%) = x 100%

Page 80: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Lampiran 7

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II

No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah

……………….1 2 3 4 5 6 7 8 9

P1 1 3 2 1 6 5 3 7 2 30

P2 3 3 1 2 4 4 3 8 2 30

Rata-rata X 2 3 1,5 5 4,5 3 7,5 2 2 30

Prosentase % 6,67 10 5 5 16,67 15 10 25 6,67 100

1……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30

……………… P2 6 3 5 5 1 3 2 2 3 30

2……………… P1 4 4 7 5 1 2 2 2 3 30

……………… P2 7 3 5 4 2 2 2 2 3 30

3……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 3 30

……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30

4……………… P1 6 6 6 2 2 2 2 2 2 30

……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30

5……………… P1 5 4 6 4 2 2 2 2 3 30

……………… P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30

6……………… P1 5 2 7 6 0 1 3 2 1 30

……………… P2 6 3 7 6 0 1 2 2 3 30

7……………… P1 6 4 6 2 2 2 2 2 1 30

……………… P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30

8……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30

……………… P2 7 4 5 4 2 1 2 2 3 30

JumlahP1 38 32 50 31 13 15 17 16 28 240

P2 48 26 51 35 9 11 20 16 24 240

Rata-rata X 43 29 50,5 33 11 13 18,5 16 26 240

Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

prosentase rata-rata (%) = x 100%

Page 81: Contoh Laporan Penelitian Sekolah MATEMATIKA

Lampiran 8

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III

No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah

……………….1 2 3 4 5 6 7 8 9

P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30

P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30

Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30

Prosentase % 6,7 6,7 10 13,3 10 22,6 10 11,7 10 100

1……………… P1 5 2 7 5 2 2 2 2 3 30

……………… P2 6 3 6 5 1 1 3 2 3 30

2……………… P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30

……………… P2 6 5 4 7 1 0 2 3 2 30

3……………… P1 5 4 10 2 0 3 1 2 3 30

……………… P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30

4……………… P1 6 4 6 5 1 2 1 2 2 30

……………… P2 8 5 4 6 0 2 1 2 2 30

5……………… P1 7 4 7 4 1 0 2 2 3 30

……………… P2 9 5 7 4 0 1 0 2 2 30

6……………… P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30

……………… P2 8 3 7 4 0 0 3 2 3 30

7……………… P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30

……………… P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30

8……………… P1 5 5 7 2 1 2 2 2 4 30

……………… P2 7 4 8 4 1 0 2 2 2 30

JumlahP1 44 33 58 29 10 13 14 16 23 240

P2 56 30 48 43 4 7 15 19 18 240

Rata-rata X 50 31,5 53 36 7 10 14,5 17,5 20,5 240

Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100

Keterangan:

Rata-rata (x) x 100%

prosentase rata-rata (%) = x 100%