diplomasi indonesia melalui rumah budaya indonesia di

94
1 DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI SINGAPURA PERIODE 2013-2015 Skripsi Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) Oleh: AUGUSTY VINGALIANTI 1112113000025 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

1

DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA

INDONESIA DI SINGAPURA PERIODE 2013-2015

Skripsi

Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)

Oleh:

AUGUSTY VINGALIANTI

1112113000025

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

ii

Page 3: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

iii

Page 4: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

iv

Page 5: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

v

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis “Diplomasi Indonesia Melalui Rumah Budaya Indonesia

Di Singapura Periode 2013-2015” tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini

adalah untuk mengtahui bagaimana implementasi diplomasi budaya yang

dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui program Rumah Budaya Indonesia

di Singapura dan untuk mengetahui tingkat efektivitas program Rumah Budaya

Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Indonesia di Singapura. Tujuan dari

pendirian Rumah Budaya Indonesia di Singapura adalah untuk mengembangkan

jalur diplomasi kebudayaan internasional melalui pengembangan Rumah Budaya

Indonesia di negara–negara strategis.,meningkatkan posisi Indonesia sebagai

budaya super power melalui program strategis dalam diplomasi budaya.,

meningkatkan citra budaya Indonesia oleh masyarakat Internasional yang luas dan

mendorong lebih banyak minat Internasional dan kunjungan ke ikon budaya

Indonesia (warisan budaya nyata dan tidak nyata).mengembangkan pemahaman

dan pengakuan dari komunitas global terhadap keberadaan sumber daya Indonesia

yang kaya budaya dan perannya sebagai kekuatan super budaya dan kontribusinya

mengembangkan peradaban dunia, meningkatkan kerjasama di bidang

kebudayaan antara Indonesia dan negara-negara strategis di daerah utama di

seluruh dunia dalam melestarikan dan merevitalisasi aset budaya. Program

Rumah Budaya Indonesia sangat bermanfaat bagi lingkungan internasional dan

warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri. Adapun program-program

yang ada di Rumah Budaya Indonesia meliputi Indonesian Culture

Expression,.Indonesian Culture Learning, Indonesian Culture Advocacy and

Promotion, dampak dan keuntungan kerjasama Indonesia dan Singapura dalam

pendirian Rumah Budaya ini. Dari segi ekonomi, kerjasama iniakan membawa

keuntungan bagi kedua negara dilihat dari meningkatnya aktivitas pariwisata dari

kedua negara dari tahun ke tahun Di samping itu, dengan didirikannya rumah

budaya ini maka aka nada pertukaran pelajar atau mahasiswa Sedangkan Jika

ditinjau dari segi budaya, pendirian Rumah Budaya Ini secara langsung

telahmeningkatkan aktivitas sosial budaya dikedua negara.Para pelajar dari

keduanegara lebih menghargai perbedaan sosial dan budaya diantara kedua negara

danberusaha meningkatkan hubungan yang baik diantara siswa diantara dua

negara. Pada skripsi ini akan menggunakan metode kualitatif dengan fokus kajian

pada suatu studi kasus. Menurut Creswell pada metode kualitatif yang fokus pada

beberapa studi kasus dengan melihat dari satu atau lebih studi kasus yang di ambil

atas batasan yang ada serta menjelaskan suatu permasalahan dengan mengambil

salah satu studi kasus tersebut.

Kata Kunci: Rumah Budaya Indonesia, Hubungan Bilateral Indonesia

Singapura, Diplomasi Kebudayaan

Page 6: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamiin, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah

SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi. Tentunya dalam penulisan skripsi ini tidak dapat

terealisasikan dan selesai tanpaa danya dukungan dari berbagai pihak. Baik itu

dukungan secara moril maupun materil, Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

1. Allah SWT. Atas ridho dan izinnya skripsi ini dapat selesai

2. Keluarga terutama papa (alm) R. Bowo Warsito yang sudah member dorongan

kekuatan hingga menemani dalam mengurus skripsi sampai akhir hayatnya

semoga dengan selesainya skripsi ini papa bisa tenang disana amin, untuk mama

Yulianti Hamzah yang selalu mendoakan dan member dorongan terbaik pada

semua hal sehat terus yah mah, dan adik Gieta Dwi Putriari yang tak henti

hentinya member semangat dan tempat cerita selama menyelesaikan skrips iini,

dan keluarga besar yang selalu mensupport skripsi ini sampai selesai

3. Bapak M. Adian Firnas, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu dan membantu menyalurkan pemikirannya dalam

membimbing sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik

4. Ibu Rahmi Fitriyanti M.Si selaku dosen penguji I yang telah memberi Saran dan

kritik terhadap skripsi ini sehingga skripsi menjadi lebih baik

5. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan MM selaku dosen penguji II yang telah

memberi motivasi serta kritik yang membangun sehingga skripsi ini menjadi

semakin baik

6. Bapak Ahmad Alfajri, M.A selaku ketua Program Studi Hubungan

Internasional yang telah memotivasi penulis hingga selesai penulisan

7. Jajaran dosen dan staf Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, atas segala upaya dalam membantu penulis dari

awal perkuliahan

Page 7: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

vii

8. Teman-Teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

yang telah memberikan bantuan dan semangat yang luar biasa selama proses

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat

menulis lebih baik lagi dikemudian hari. Sekali lagi penulis mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara

moril dan materil yang mungkin tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu semoga

Allah SWT.Membalas kebaikan kalian dan Selalu memberkati dan memberikan

kesehatan dan kelancaran rezeki untuk semua amin amin yarobal alamin.

Penulis

Augusty Vingalianti

Page 8: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ...….. ii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... ...…. iii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................... …… iv

ABSTRAK .............................................................................................. ……. v

KATA PENGANTAR .............................................................................. ...…. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................ ….. viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ……. x

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... …….xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ………………………………….................... 1

B. Pertanyaan Penelitian………………………………………...…… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ ....…. 6

D. Tinjauan Pustaka ................................................................. ....…. 7

E. Kerangka Konseptual.................................................................… 12

F. Metode Penelitian................................................................ ……16

G. Sistematika Penulisan..................................................................... 18

BAB II HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN SINGAPURA

A. Sejarah Hubungan Bilateral Indonesia Dan Singapura Pada Zaman

Kerajaan…………………………………... ........................ ……21

B. Sejarah Hubungan Bilateral Indonesia Dan SingapuraSecara

Diplomatik…………………………………... ..................... ……25

BABIII TINJAUAN MENGENAI DIPLOMASI BUDAYA DAN RUMAH

BUDAYA INDONESIA

A. Diplomasi Budaya Indonesia………………………………..……31

B. Rumah Budaya Indonesia ………………………………… . ……39

Page 9: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

ix

BAB IV RUMAH BUDAYA SEBAGAI SARANA DIPLOMASI

KEBUDAYAAN INDONESIA DI SINGAPURA

A. Kegiatan dan Program Rumah Budaya Indonesia Di

Singapura………………………………....................................... 47

B. Dampak Pendirian Rumah Budaya Indonesia Di

Singapura………………………… ..................................... ……69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………..…….. 78

B. Saran ................................................................................... ........80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ........81

LAMPIRAN

Page 10: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Logo Rumah Budaya Indonesia Di Singapura ............................... 43

Gambar IV.1 Logo Indonesian Cultural Night .................................................... 50

Gambar IV.2 Tiket dan Suasana Cultural Centre Hall Menjelang Pertujukan Seni

Neutraregni: the Musical ............................................................... 52

Gambar IV.3 Salah Satu Pertujukan Seni Neutraregni: the Musical Yang Digagas

Oleh ICN ...................................................................................... 52

Gambar IV.4 Salah Satu Momen Antusiame Penonton Yang Dibagikan Ke

Media Sosial Saat Menonton Pertunjukan Seni ICN ...................... 52

Gambar IV.5 Salah Satu Pertujukan Seni Angkara: a Musical Yang Digagas

Oleh ICN ...................................................................................... 53

Gambar IV.6 Salah Satu Media Massa Singapura Yang Menulis Artikel

Mengenai Salah Satu Pertujukan Seni Yang Diselenggarakan Oleh

ICN............................................................................................... 54

Gambar IV.7 Salah Satu Pementasan Seni Yang Digagas Oleh NUANSA The

Priyayi .......................................................................................... 56

Gambar IV.8 Salah Satu Momen Keseruan Penonton Pementasan Seni The

Priyayi Yang Dibagikan Dalam Media Sosial................................ 56

Gambar IV.9 Poster Pertunjukan Seni Kronologi yang di gagas oleh

Perkumpulan GAYA ..................................................................... 58

Gambar IV.10 Poster Pertunjukan Seni 2 Seconds yang di gagas oleh

Perkumpulan GAYA ..................................................................... 59

Gambar IV.11 Salah Satu Adegan pertunjukan Seni Undo Yang DIgagas Oleh

Perkumpulan Seni inSIGHT.......................................................... 61

Gambar IV.12 Salah Satu Adegan pertunjukan Seni The Storybook Yang DIgagas

Oleh Perkumpulan Seni inSIGHT ................................................. 62

Gambar IV.13 Sesi kelas Membatik Yang diselenggrakan Oleh Rumah

Budaya Indonesia Di Singapura .................................................... 64

Gambar IV.14 Negara Dengan Jumlah Kunjungan Turis Terbanyak Ke Indonesia 70

Page 11: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

xi

DAFTAR SINGKATAN

ASEAN Assosiation of Southeast Asian Nations

BLBI Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

GAYA Gelar Budaya

ICN Indonesian Cultural Night

ICW Indonesia Corruption Watch

inSIGHT InSIM Gathering Night

KBRI Kedutaan Besar Republik Indonesia

KEK Kawasan Ekonomi Khusus

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

MOU Memorandum Of Understanding

NTU Nanyang Technological University

PBB Persatuan Bangsa Bangsa

PERURI Percetakan Uang Republik Indonesia

SEZs Special Economic Zones

SIM Singapore Institute of Management

SMU Singapore Management University

UKBI Ujian Kemahiran Berbahasa Indonesia

UNESCO United Nations Educational Scientific and Cultural

Organization

Page 12: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah’.

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berada di Asia Tenggara

dengan sistem pemerintahan presidensial. Terletak pada koordinat 95 derajat

Bujur Timur sampai 141 derajat Bujur Timur, serta antara 6 derajat Lintang Utara

sampai dengan 11 derajat Lintang Selatan. Sebagai negara yang memilki lebih

dari 17.000 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke tentu saja

Indonesia memiliki beragam budaya dan bahasa. Keberagaman budaya yang

dimiliki oleh Indonesia tentunya menjadi daya tarik dan ciri khas tersendiri

sebagai potensi yang dimiliki oleh Indonesia yang dapat dimanfatkan dengan

sebaik-baiknya. Pemerintah Indonesia dalam hal ini telah dan terus memanfaatkan

keragaman budaya yang dimiliki dengan memperkenalkannya ke dunia

Internasional.

Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman budaya juga

menggunakan diplomasi budaya sebagai media untuk mencapai kepentingan

nasionalnya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang gencar

memperkenalkan budaya–budaya Indonesia ke dunia internasional. Melalui

program rumah budaya Indonesia, pemilihan konsep diplomasi budaya dalam

bentuk sebuah rumah inidipilih karena pemerintah Indonnesia ingin membuat

orang-orang yang datang dan berkunjung ke rumah budaya

Page 13: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

2

Indonesia merasa nyaman, karena melihatkonsep bangunannya bukanlah

berbentuk formal seperti kantor ataupun kedutaan.

Setiap negara pastilah membina hubungan bilateral dalam upaya mencapai

kepentingan nasionalnya. Komunikasi antara negara satu derngan negara lainnya

dapat menghasilkan kesepakatan atau kerjasama yang menguntungkan bagi kedua

belah pihak dan dapat menghindari konflik bagi keduanya. Dalam mengelola

hubungan bilateral ini diperlukan sebuah instrumen yang dinamakan diplomasi,

konsep diplomasi yang berkembang saat ini tidak hanya mencakup hal

yangberhubungan dengan aspek politik saja, namun juga terdapat aspek ekonomi,

sosial budaya, pariwisata dan lain sebagainya.

Diplomasi yang beragam ini digunakan untuk menciptakan perdamaian serta

guna mencapai kepentingan nasional suatu negara. Munculnya soft power sebagai

salah satu bentuk power selain hard power, membawa implikasi pada pelaksaan

diplomasi. Saat ini kebanyakan negara di dunia lebih banyak mengaplikasikan soft

power dalam mencapai kepentingan nasionalnya, karena soft power dianggap

tidak terlalu beresiko dibandingkan menggunakan hard power untuk mencapai

suatu tujuan. Salah satu bentuk implementasi dari pengaplikasiansoft power ini

yaitu melalui diplomasi kebudayaan (Margono, 2015:108).

Maraknya isu pengklaiman budaya Indonesia oleh negara lain termasuk oleh

negara tetangga kita Malaysia menjadi keprihatinan bagi negara kita. Oleh karena

itu Pemerintah Indonesia dalam hal ini mengambil sikap untuk menyelamatkan

warisan budaya yang kita miliki. Hal ini dilakukan agar ke depannya tidak ada

lagi isu mengenai pengklaiman budaya oleh negara lain. Pemerintah Indonesia

Page 14: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

3

mencari cara untuk dapat menjaga, melestarikan, sekaligus memperkenalkan

warisan budaya yang kita miliki kepada generasi penerus juga kepada masyarakat

internasional.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan

masalah tersebut adalah dengan melakukan diplomasi kebudayaan. Peran

diplomasi kebudayaan bukan sebagai pengganti jalur pertama yakni diplomasi

biasa, melainkan sebagai pembuka jalan dalam menghadapi suatu permasalahan

antarnegara. Pengelolaan hubungan bilateral tidak hanya terbatas pada upaya antar

pemerintah saja akan tetapi juga dibantu oleh peningkatan peran faktor-faktor

nonpemerintah lainnya, baik itu Non Goverment Organization (LSM), Kelompok

masyarakat, hingga individu (Sukawarsini Djelantik, 2008:190).

Diplomasi publik pada umumnya memanfaatkan instrumen budaya,karena

budaya dinilai sebagai penentu karakter individu maupun bangsanya. Salah satu

bentuk upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah

dengan mendirikan rumah budaya Indonesia di sejumlah negara.Dengan adanya

program Rumah Budaya Indonesia ini diharapkan warisan budaya yang dimiliki

oleh Indonesia dapat dijaga kelestariannya serta dikenal dan dipelajari oleh

masyarakat luar (Kishan S. Rana, 2002:98).

Program rumah budaya Indonesia yang dimaksud di sini ialah program yang

dimiliki oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan yang bertujuan untuk

memberikan informasi mengenai kebudayaan Indonesia, dan juga sebagai sarana

untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan

citra dan apresiasi budaya bangsa Indonesia di kancah internasional, dan juga

Page 15: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

4

sebagai bentuk upaya konkrit pemerintah Indonesia dalam mempromosikan

budaya Indonesia..

Selain itu budaya yang dimiliki oleh Indonesia juga telah banyak yang diakui

oleh organisasi pendidikan dan kebudayaan PBB, yakni UNESCO dan juga oleh

para wisatawan yang datang dan berkunjung ke Indonesia. Dalam rangka untuk

menentukan negara mana yang akan dipilih untuk program pendirian rumah

budaya Indonesia ini, pemerintah Indonesia melalui kementerian pendidikan dan

kebudayaan menetapkan berbagai macam kriteria. Kriteria yang pertama adalah

intensitas hubungan strategis antara Indonesia dengan negara tersebut.

Adapun kriteria yang kedua ialah banyaknya warga Indonesia di negara

tersebut yang mengembangkan kebudayaan Indonesia terutama di negara yang

kebudayanya dianggap sangat maju serta terdapat institusi-institusi kebudayaan

dunia. Negara yang terpilih untuk menjadi titik pembangunan Rumah Budaya

Indonesia ini diantaranya adalah Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang,

Jerman, Myanmar, Perancis, Timor Leste, Turki, dan Singapura (www.

kebudayaan.kemdikbud.go.id).

Dipilihnya negara Singapura sebagai salah satu negara yang mendapat

kepercayaan dari pemerintah Indonesia dalam mendirikan rumah budaya

Indonesia ini karena Singapura adalah sebuah negara yang terletak sangat strategis

yakni, terletak di semenanjung Malaya. Negara ini dipisahkan secara geografis

dari negara Malaysia oleh Selat Johor di utara dan dari Kepulauan Riau, Indonesia

oleh Selat Singapura di bagian selatan. Singapura memiliki luas 719.2 km2.

Page 16: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

5

Singapura juga sebagai salah satu negara anggota ASEAN yang paling

terglobalilasi (.https://singsat.gov.sg)

Singapura memilki latar belakang sejarah yang beragam,sentuhan modern

pada negara ini tercipta berkat campur tangan seorang yang bernama Sir Thomas

Stamford Raffles yang pada saat itu menjabat sebagai Letnan Gubernur

Bencoolen (saat ini Bengkulu). Ia tiba di Singapura pada 28 Januari 1819 dan ia

melihat potensi yang dimiliki oleh Singapura pada saat itu. Kemudian ia

melakukan perundingan dengan penguasa setempat dan menjadikan Singapura

sebagai pos perdagangan. Tidak lama kemudian Singapura berkembang menjadi

pusat perdagangan dan tempat penyaluran barang yang menarik imigran dari

Tiongkok, India, Kepulauan Malaysia dan lainnya. Namun kejayaan yang dialami

Singapura mengalami kemunduran pada masa Perang Dunia II. Singapura

diserang oleh Jepang pada 8 Desember 1941. kemudian Singapura menjadi negara

demokratis yang merdeka secara penuh pada tanggal 9 Agustus 1965

(https://eresources.nib.gov.sg).

Hubungan bilatreral Indonesia-Singapura telah berlangsung sejak tahun 1967

hubungan bilateral tersebut ditandai dengan pembukaan kedutaan besar di kedua

negara. Untuk lebih mempererat hubungan bilateral antara kedua negara maka

pada tanggal 30 November 2013 pemerintah Indonesia secara resmi telah

mendirikanrumah budaya Indonesia di Singapura yang beralamat di Sekolah

Indonesia Singapura 20A Siglap Road, Singapore 455859. Pendirian rumah

budaya Indonesia di Singapura berfungsi sebagai pusat informasi mengenai

berbagai hal tentang kebudayaan Indonesia (https://rumahbudayaindonesia.sg)..

Page 17: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

6

Pemilihan Singapura telah melalui pengkajian strategis, selain itu Singapura

dianggap sebagai negara tetangga dengan gerbang bisnis yang luas dan juga

negara yang telah terglobalisasi. Keseriusan pemerintah Indonesia dengan

mendirikan Rumah Budaya Indonesia di Singapura ini menunjukkan bahwa

aktivitas diplomasi publik yang dilakukan berdampak pada kepentingan nasional

Indonesia.

B. Pertanyaan Penelitian

Fenomena kehadiran diplomasi budaya merupakan salah satu bagian dari soft

diplomacy yang sangat menarik perhatian.Melalui program dari Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Indonesia mendirikan Rumah Budaya

Indonesia di Singapura yang hadir sebagai implementasi diplomasi kebudayaan

Indonesia di Singapura. Hal ini menjadi menarik karena melalui pendirian rumah

budaya Indonesia yang sejak resmi dibuka pada tahun 2013 hingga pada tahun

2015 telah berhasil meningkatkan kunjungan wisatawan asing yang berasal dari

Singapura melalui program tersebut, pemerintah Indonesia semakin gencar dalam

melakukan promosi budaya ataupun melakukan kegiatan- kegiatan yang berkaitan

dengan budaya Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di awal penelitian ini, maka

dapat ditarik sebuah pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana

Implementasi Diplomasi Budaya melalui Rumah Budaya Indonesia di Singapura

dalam Periode 2013-2015?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 18: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

7

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

a. Untuk menganalisa bagaimana implementasi diplomasi budaya yang

dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui program rumah budaya

Indonesia di Singapura dalam periode 2013-2015.

b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas program rumah budaya

Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Indonesia di Singapura

c. Untuk menunjukan bahwa budaya memiliki peran penting dalam

hubungan antar negara.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari diadakannya penelitian ini adalah:

a. Manfaat dari segi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi akademik yaitu

memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan terkait diplomasi

budaya Indonesia di Singapura.

b. Manfaat dari segi praktis

1) Bagi Masyarakat

Memberikan wawasan mengenai hubungan internasional yang

berkaitan dengan diplomasi antar negara

2) Bagi Perpustakaan

Untuk menambah koleksi bahan bacaan di bidangilmu hubungan

internasional

D. Tinjauan Pustaka

Page 19: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

8

Dalam pembuatan penelitian ini terdapat beberapa acuan yang digunakan.

Referensi yang pertama berasal dari jurnal yang di tulis oleh Fitri Dyah Ruslina

Novika Sari yang berjudul “Strategi Diplomasi Publik Dalam Meningkatkan Citra

Seni dan Budaya Indonesia di Mata Dunia Internasional (Studi Kasus: Seni Tarian

Dayak Kalimantan Timur)”.

Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa dengan masuknya kebudayaan asing

ke Indonesia hal tersebut menimbulkan adanya dilema pada masyarakat sehingga

masyarakat pun dapat dengan mudah terpengaruh serta menerima begitu saja

kebudayaan asing.

Karenanya untuk menyikapi fenomena tersebut perlu adanya kemampuan

untuk merespon perubahan–perubahan serta tantangan global terkait dengan

masuknya kebudayaan asing tersebut. Penyebab seni dan budaya Kalimantan

Timur kurang populer di kalangan masyarakat dikarenakan kurang optimalnya

upaya pemerintah daerah dalam mempromosikan serta memasarkan kebuadayaan

Kalimantan Timur, selain itu rendahnya partisipasi masyarakat untuk turut

berperat aktif dalam memsosialisasikan dan mempromosikan kebudayaan

Kalimantan Timur juga menjadi faktor utama kebuadayaan Kalimantan Timur

kurang begitu populer dikalangan masyarakat.

Salah satu faktor yang juga turut menjadi penyebab kegagalan diplomasi

publik dalam mempopulerkan seni dan budaya Kalimantan Timur adalah karena

peranan media massa yang kurang begitu optimal hanya cakupan area

publisitasnya hanta menjangkau daerah lokal saja selain itu minimnya penggunaan

teknologi dalam mempromosikan dan mensosialisasikan kebudayaan Kalimantan

Page 20: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

9

Timur kepada masyarakat memberikan dampak secara langsung maupun tidak

langsung terhadap kegagalan ketidakpopuleran kebudayaan Kalimantan Timur.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemerintah dinilai perlu melakukan

strategi yang lebih baik dalam melaksanakan diplomasi publik.

Literatur ini berbeda dengan penelitian ini, karena dalam literatur ini yang

dibahas adalah persoalan kegagalan pemerintah Indonesia dalam melakukan

diplomasi publik. Jurnal Diplomasi Indonesia yang berjudul “Memperkuat

Diplomasi Pencitraan Indonesia” yang di tulis oleh Vivi Feriany mengatakan

bahwa selama satu dekade ini Indonesia sedang menghadapi persoalan mengenai

citra (image) yang cukup serius.

Dalam meningkatkan citra Indonesia di masyarakat Internasional, pemerintah

melakukan berbagai macam strategi, salah satunya adalah pemantapan politik luar

negeri dan optimalisasi Indonesia dalam penyelanggaraan hubungan luar negeri

dan pelaksanaan politik luar negeri. Pelaksanaan diplomasi Indonesia dalam

upaya meningkatkan citra Indonesia dilakukan dengan memanfaatkan aset-aset

yang dimiliki Indonesia. Berbagai bentuk diplomasi yang ada digunakan untuk

melaksanakan kebijakan luar negeri Indonesia, mulai dari diplomasi bilateral,

diplomasi multilateral, diplomasi tingkat tinggi, diplomasi publik dan kebudayaan

hingga multitrack diplomacy. Hal ini jelas berbeda dengan penelitian ini, karena

jurnal ini menjelaskan mengenai sepak terjang Indonesia dalam melakukan

diplomasi guna meningkatkan citra positif Indonesia di masyarakat Internasional.

Ketiga, buku berjudul “Diplomasi Kebudayaan” yang ditulis oleh Tulus

Warsito dan Wahyuni Kartikasari, buku ini menjelaskan tentang diplomasi budaya

Page 21: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

10

sebagai salah satu usaha suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya

melalui dimensi kebudayaan.

Tujuan utama dari diplomasi budaya adalah sebagai alat untuk mempengaruhi

pendapat umum masyarakat dari negara lain agar mendukung kebijakan suatu

negara. Para pelaku diplomasi kebudayaan tentu berbeda dengan para pelaku

bentuk diplomasi lainnya, hal ini karena pelaku diplomasi budaya tidak hanya

berasal dari pihak pemerintah atau resmi saja namun juga ada aktor non

pemerintah yang berperan seperti organisasi atau individu.

Buku ini memiliki perbedaan dengan penelitian ini, karena dalam buku ini

lebih menjelaskan mengenai diplomasi budaya beserta para aktor yang berperan di

belakangnya.

Keempat adalah buku yang berjudul Indonesia dan Dunia: Refleksi Pemikiran

Diplomat Muda Indonesia dalam salah satu sub bab yang berjudul Diplomasi

Kebudayaan: Konsep dan Relevansinya bagi Pelaksanaan Politik Luar Negeri

yang di tulis oleh Gracia I. Caroline Sidabutar mengatakan bahwa diplomasi

budaya merupakan sebuah konsep dalam ilmu politik yang mendeskripisikan

mengenai transfer dari cultural ideas antara kelompok- kelompok yang berbeda

dalam mencapai pemahaman yang sama dan tercipta hubungan yang baik.

Diplomasi budaya juga dapat diartikan sebagai praktek resmi suatu

pemerintahan dalam melaksanakan hubungan luar negeri dengan menggunakan

soft power.Pasca Perang Dunia Kedua, Amerika Serikat menganggap diplomasi

budaya bagian utama dari strateginya dalam mempertahankan global leadership.

Pada masa Perang Dingin, pertunjukan-pertunjukan musik, kesenian Amerika

Page 22: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

11

Serikat, distribusi jurnal dan buku, kegiatatan pertukaran pelajar dalam bentuk

apapun terbukti merupakan alat penting dalam pelaksaan diplomasi guna

pencapaian tujuan politik luar negeri.

Diplomasi budaya juga secara konsisten dilakukan oleh Jepang disaat Jepang

sedang mengalami kemunduran diplomasinya yang berganntung pada keunggulan

ekonomi.

Pada tahun 1976, pemerintah Jepang di bawah Perdana Menteri Fukuda

melaksanakan politik luar negerinya melalui kerjasama kebudayaan dan kemudian

dikenal dengan istilah “Doktrin Fukuda”.

Di Indonesia, pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan diplomasi

budaya karena didominasi oleh kebutuhan mendesak akibat situasi perekonomian

dalam negeri pada tahun 1980an. materi yang dibahas dalam buku ini berbeda

dengan penelitian ini karena dalam buku ini menjelaskan perbandingan antara

diplomasi budaya yang dilakukan oleh negara Amerika dan negara Jepang.

Kelima adalah buku yang berjudul Kebudayaan yang ditulis oleh Selo

Soemardjan dan Soelaeman Soemardi yang mengatakan bahwa kebudayaan

adalah semua hasil karya cipta, rasa, dan karsa manusia. Karya menghasilkan

teknologi kebendaan atau material culture yang diperlukan manusia untuk

menguasai sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk

kehidupan masyarakat.

Maka dapat dikatakan bahwa diplomasi budaya adalah suatu bentuk

diplomasi yang memanfaatkan aspek kebudayaan untuk memperjuangkan

kepentingan nasional suatu negara dalam percaturan kepentingan internasional.

Page 23: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

12

Hal yang membedakan dengan penelitian ini ialah dalam buku ini materi yang

dibahas lebih berfokus tentang kebudayaan dan diplomasi budaya.

E. Kerangka konseptual

Untuk memahami dan menjawab pertanyaan dlam suatu penelitian maka

diperlukan adanya sebuah kerangka konseptual. Kerangka konseptual ini terdiri

dari konsep dan teori yang berguna sebagai acuan dan panduan dalam melakukan

penelitian.

1. Definisi Konseptual

Konsep adalah suatu hal yang dapat digunakan sebagai representasi untuk

menjelaskan serta menggambarkan suatu gagasan atau peristiwa dan serta

memiliki tujuan untuk membatasi pembahasan.

a. Kepentingan Nasional

Istilah kepentingan nasional pertama kali dicetuskan melalui bahasa

Prancis yakni raison d’etat yang secara sederhana diartikan sebagai alasan-

alasan utama yang menyangkut eksistensi suatu negara, pengertian

mengenai kepentingan nasional sebenarnya sangat luas tidak hanya terbatas

kepada itu saja melainkan didalamnya terkandung mengenai tujuan yang

hendak dicapai dari suatu negara tersebut, jadi konsep mengenai

kepentingan nasional mensyaratkan adanya suatu negara terlebih dahulu lalu

barulah ada kepentingan nasional didalam negara tersebut (Boulder 1978).

Selanjutnya Daniel. S. Papp menjelaskan bahwa kepentingan nasional

terdiri dari beberapa jenis yaitu kepentingan ekonomi, kepentingan ideologi,

Page 24: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

13

kepentingan keamanan serta kepentingan moralitas dan legalitas (Daniel. S.

Papp, 1988:29).

b. Nation branding

Nation branding adalah strategi mempresentasikan sebuah negara dengan

sasaran menciptakan nilai-nilai reputasi lewat turisme, keadaan sosial ekonomi,

kemasyarakatan dan investasi. Dalam perencanaan nation branding terkait

faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah negara diperlukan studi dan riset-riset

untuk menemukan identitas negara tersebut sebagai dasar perencanaan nation

branding. Gudjonson (2005) menyatakan nation branding tercipta ketika

pemerintah atau sebuah private company menggunakan kekuatan untuk

membujuk siapapun yang memiliki kemampuan untuk merubah image negara.

c. Diplomasi Budaya

Diplomasi budaya merupakan salah satu bagian dari soft power.

Menurut Jan Melissen dalam tulisannya yang berjudul The New Public

Diplomacy: Between Theory and Practice, ia menjelaskan bahwa diplomasi

budaya merupakan konsep yang terkait dengan diplomasi publik. Diplomasi

budaya sangat mencerminkan paham diplomasi publik dan berbeda dengan

propaganda ataupun nation branding. Diplomasi budaya secara tidak

langsung mengikat penduduk dari negara lain dengan membangun

kepercayaan yang bersifat sementara dengan menenangkan hati dan pikiran

mereka. Budaya tidak hanya sebatas seni semata, namun juga berkaitan

dengan pola pikir. Hal tersebut secara bertahap menumbuhkan diplomasi

publik menjadi reaksi untuk kedekatan koneksi budaya antar bangsa, media

Page 25: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

14

dan aktivitas informasi, yang memperngaruhi sosial, ekonomi, serta politik

suatu negara (Melissen, 2005).

Menurut J. Michael Waller dalam bukunya yang berjudul The Public

Diplomacy Reader, diplomasi budaya didefinisikan sebagai pertukaran ide,

informasi, seni dan berbagai aspek kebudayaan antar bangsa dan masyarakat

dalam rangka menciptakan kepentingan bersama. Peran dari diplomasi

budaya itu sendiri juga dapat dianalogikan seperti menanam bibit-bibit ide

dan cita-cita; strategi estetik dan perangkat; argumen, filosofi politik dan

persepsi spiritual.sertacara untuk melihat dunia yang mungkin berkembang

di tanah asing (Waller, 2007).Sementara itu Devestak, George dan Burke

mendefinikan kepentingan nasional sebagai sesuatu hal yang nyata yang

harus dimiliki oleh negara sebagai tujuan yang harus dicapai dalam memulai

hubungan dengan negara lain (Richard Devetak, Jim George, dan Anthony

Burke, 2001:391).

Suatu negara dikatakan menggunakan diplomasi budaya sebagai media

sekaligus pemberi identitas dalam mencapai kepentingan nasionalnya yang

merupakan tujuan dari pelaksanaan politik luar negerinya. Diplomasi

budaya memiliki cakupan tujuan yang sangat luas, hal tersebut mencakup

mengirimkan perwakilan yang telah dipilih dan diseleksi dengan tujuan

untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan kebudayaan suatu negara

ke negara lain serta untuk membangun pemahaman dan kepekaan negara

lain untuk mewujudkan hubungan yang lebih baik di segala bidang.

Diplomasi budaya jika dilihat dari bentuknya dapat dilakukan melalui:

Page 26: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

15

1) Eksibisi

Eksibisi atau pameran dilakukan untuk menampilkan konsep–konsep

atau karya yang berhubungan dengan seni, ilmu pengetahuan, teknologi

maupun nilai–nilai sosial atau ideologi dari suatu bangsa kepada bangsa

lainnya, salah satu contoh dari eksibisi ini adalah pameran seni

kontemporer yang diadakan setiap bulan Januari di Singapura yakni Art

Stage Singapore.

2) Kompetisi

Kompetisi ini bentuknya lebih cenderung ke arah pertandingan atau

persaingan, salah satu contoh dari kompetisi ini adalah bridge design

competition 2017 Singapore yang merupakan sebuah ajang kompetisi

tahunan yang mengadu kreativitas mahasiswa dari universitas dan

politeknik dari seluruh negara asia tenggara untuk merancang sebuah

jembatan kayu balsa yang kokoh dan ringan dengan durasi pengerjaan

5.5 jam

3) Negosiasi

Negosiasi lebih mencerminkan keinginan dari suatu negara dengan

maksud untuk saling memperkenalkan, mengakui, menghormati, dan

menghargai kebudayaan dari masing-masing negara tersebut, salah satu

contoh dari bentuk negosiasi ini adalah negosiasi antara pemerintah

Indonesia dan pemerintah Australia soal perjanjian kemitraan ekonomi

komperhensip yang bertujuan meningkatkan kontibusi negara terhadap

kesejahteraan waraga kedua negara. (Nye J. 1990:177).

Page 27: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

16

d. Kerjasama Bilateral

Kerjasama bilateral adalah hubungan yang dibangun suatu negara

dikarenakan saling terhubungnya suatu negara dengan negara lain melalui

dialog mengenai suatu masalah yang sama-sama dihadapi dengan

menghasilkan solusi teknis dalam penyelesaian masalah yang berupa

perjanjian yang mengutungkan negara yang berkerjasama tersebut. KJ

Hoisti juga menjeleskan bahwa kerjasama antar negara pada kebanyakan

kasus dilakukan dengan cara pemerintah dari kedua negara saling

berkoordinasi dengan mengusulkan ide dalam penyelesaian suatu kasus

(sengketa) dan membahas serta menemukan solusi bersama atas kasus

(sengketa) yang dihadapi (KJ Hoisti, 1988:652).

Sementara itu Koesnadi Kartasasmita mengatakan bahwa kerjasama

bilateral merupakan suatu keharusan yang harus dilaksanakan oleh negara

sebagai konsekuensi adanya hubungan interdependensi dan bertambahnya

kompleksitas kehidupan manusia di berbagai negara (Koesnadi

Kartasasmita,1977:19).

F. Metode Penelitian

Metode Penelitian menjelaskan tentang cara memperoleh serta memahami

data dan fakta yang diambil dengan menggunakan tahapan-tahapan seperti

pengamatan, wawancara, penggunaan data kualitatif dandata-data dokumen yang

mendukung atas penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini akan menggunakan

metode kualitatif dengan fokus kajian pada suatu studi kasus (Muchtar Mas’oed,

1990:180).

Page 28: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

17

Menurut Creswell pada metode kualitatif yang menjadi fokusnya terletak

pada beberapa studi kasus dengan melihat dari satu atau lebih studi kasus yang

akan di ambil atas batasan yang ada serta menjelaskan suatu permasalahan dengan

mengambil salah satu studi kasus tersebut. Dengan melihat data-data yang di cari

atas waktu data tersebut di buat dengan kasus yang diteliti, mengumpulkan data-

data secara mendalam seperti observasi, wawancara, dokumentasi, laporan-

laporan dan berupa audio visual (John W. Creswell, 2009:73)

Lalu fokus kajian dalam studi kasus juga terbagi menjadi tiga bentuk,

instrumen tunggal, multi instrumen dan instrumen pendalamann (Intrinsic Case

Study). Instrumen tunggal adalah ketika melakukan penelitian atas suatu persoalan

kemudian menentukan batas dari kasus tersebut sehingga dapat memberikan

penjelasan pada persoalan tersebut. Multi instrumen masih sama dengan

intsrumen tunggal yaitu fokus pada satu persoalan yang di ambil lagi, tetapi

peneliti ini akan mengambil dua aktor individu, negara, atau kelompok yang akan

diteliti serta mengambil beberapa studi kasus dalam menjelaskan persoalan yang

dipilih.

Lalu yang terakhir instrumen pendalaman atau Intrinsic Case Study dimana

penelitian yang dilakukan fokus kepada kasus itu sendiri karena menyerupai

kedalam penelitian naratif namun perbedaanya terletak pada analisis prosedur

studi kasus tersebut yang berfokus kepada kedalaman penjelasan dari kasus

tersebut (John W. Creswell, 2009:74).

Lalu, ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam menggunakan

metode penelitian kualitatif menggunakan studi kasus.Pertama, peneliti harus

Page 29: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

18

menentukan apakah pendekatan studi kasus tersebut sesuai dengan permasalahan

yang akan di teliti. Dengan pendekatan yang baik, serta penjelasan yang jelas

dengan batasan penjelasan sehingga dapat memahami kasus secara mendalam.

Kedua, melihat fokus pada individu, program, acara atau suatu aktivitas, serta

melihat kegunaan studi kasus dan kegunaanya nanti tetapi juga melihat keaslian

kasus, kasus yang mudah di akses atau kasus yang tidak biasa.Pengumpulan data

dalam tipe penelitian studi kasus ini sangat luas, dengan melihat dari berbagai

sumber informasi seperti observasi, interview, dokumen dan arsip rekaman.

Bentuk analisis dari data yang dipakai bisa menggunakan Holistic Analysis

untuk keseluruhan kasus atau Embedded Analysis untuk dapat melihat secra

spesifik aspek dari kasus yang dipilih. Kemudian pada penjelasan akhir peneliti

menjelaskan maksud dari kasus yang akan di teliti tersebut, serta penjelasan atas

penelitian yang dilakukan atas isu dari kasus yang di ambilatau meneliti tentang

situasi yang tidak biasa atau janggal dari kasus yang diambil tersebut (John W.

Creswell, 2009:74). Sumber-sumber tersebut diperoleh dari Perpustakaan

Nasional, Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Universitas Indonesia, serta dari berbagai situs internet yang

sumbernya dapat dipertanggungjawabkan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang ingin dibahas oleh penulis dalam skripsi ini

terbagi atas lima bab, dengan perincian setiap bab adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Page 30: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

19

Bab ini merupakan bab pendahuluan yang isinya meliputi, Pernyataan

Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Kerangka Konseptual, Metode Penelitian, Sistimatika

Penulisan

BAB II HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN SINGAPURA

Bab ini merupakan bab yang membahasa hubungan bilateral Indonesia

dan Singapura yang isinya meliputi, Hubungan Bilateral Indonesia Dan

Singapura Pada Zaman Kerajaan dan Hubungan Bilateral indonesia Dan

Singapura Secara Diplomatik

BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI RUMAH BUDAYA INDONESIA

Bab ini merupakan bab tinjaun umum mengenai rumah budaya

Indonesia yang isinya meliputi, Diplomasi Budaya Indonesia dan

Rumah Budaya Indonesia

BAB IV RUMAH BUDAYA SEBAGAI SARANA DIPLOMASI

KEBUDAYAAN INDONESIA DI SINGAPURA

Bab ini merupakan bab pembahasan yang isinya meliputi, Kegiatan dan

Program Rumah Budaya Indonesia Di Singapura dan Dampak

Pendirian Rumah Budaya Indonesia Di Singapura

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang isinya meliputi, Kesimpulan dan

Saran

Page 31: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

20

BAB II

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN SINGAPURA

A. Hubungan Bilateral Indonesia dan Singapura Pada Zaman Kerajaan

Sejarah awal terbentuknya hubungan bilateral antara negara Singapura

dengan negara Indonesia sebenarnya sudah terjadi sangat lama bahkan sejak

kedua negara tersebut masih berbentuk kerajaan, bersumber dari Sejarah Melayu

(The Malay Annals), Dalam Sejarah Melayu tersebut dijelaskan bahwa Singapura

pada masa itu dulunya bernama Temasik, pada saat itu Temasik merupakan

sebuah kota perdagangan pertama yang cukup besar yang berada di kawasan

semenanjung Malaya.

Kota ini juga disebutkan selalu berpindah-pindah penguasaan dari satu

kerajaan ke kerajaan lain. Kerajaan-kerajaan yang tercatat pernah menguasai kota

Temasik adalah kerajaan Sriwijaya, kerajaan Majapahit dan kerajaan Melaka.

Pada masa kekuasaan Malaka, sultan yang berkuasa pada saat itu adalah Sultan

Iskandar Syah, hal ini juga dijelaskan dalam sejarah Dinasti Ming atau the Ming

Annals. Berdasarkan kalkulasi masa waktu antara Sejarah Melayu dan Sejarah

dinasti Ming, diperkirakan bahwa Sultan Iskandar Syah menguasai kota Temasik

pada tahun 1395 M, sedangkan masa pendirian Kerajaan Temasik itu sendiri

adalah pada tahun 1299 M (http://www.britannica.com).

Nama lain untuk kota Temasik ini juga disebutkan pula dalam beberapa

sumber lain dari abad ke-14 masehi. Daerah yang terletak di ujung

Page 32: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

21

semenanjung Malaya ini pernah disebut sebagai Pulau Ujung (Pu-Lo-Chung), lalu

disebut Salahit (Selat), dan juga Tumasik (Jawa), serta Tammasik (China). daerah

ini pun juga pernah disebut Lion City (Kota Singa). Sumber lain menyebutkan

bahwa daerah ini jutga pernah menjadi tempat persinggahan para pedagang dari

kerajaan Majapahit pada abad ke 14 sehingga ia dinamakan Singapura yang

bararti kota (Pura) singgah (Singgah) (The Nalanda-Sriwijaya Centre, Institute of

Southeast Asian Studies, 2009).

Menurut Rose Liang, sumber lain menyebutkan bahwa Wang Dayuan,seorang

pengembara dar negerii Cina, yang berkunjung ke Singapura pada tahun 1330,

menjuluki daerah terssebut dengan sebutan Pancur (berarti “Spring”), yang disana

terdapat sebuah perkampungan Melayu dengan beberapa orang Cina. Sementara

Nagara kretagama, sebuah puisi epik Jawa menyebut Singapura sebagai Temasek

(Sea Town/Kota Laut).

Jejak-jejak arkeologis menunjukkan bahwa pada abad ke 14kota Temasek

pernah digunakan sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan serta pusat

kegiatan komersial lainnya untuk berbagai kepentingan. Lalu sebuah kronik

Melayu abad 17 mecatat bahwa pada tahun 1299 seorang pangeran dari Sriwijaya

yakni pamgeran Sri Tri Buana ketika melihat sebuah pulau yang tidak lain adalah

Singapura berpikir untuk memberikan nama pulau yang dikunjunginya tersebut, ia

terinspirasi dari melihat seekor hewan yakni singa, maka ia pun memberikan

nama pulau tersebut dengan sebutan Singapura dan selanjutnya menjadikan pulau

tersebut sebagai pos perdagangan untuk kerajaan Sriwijaya (Rose Liang,

2007:66),

Page 33: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

22

Sejarah Melayu (The Malay Annals) menyebutkan bahwa menjelang akhir

abad 14, Parameswara yakni seorang pangeran dari Palembang yang pada tahun

1388 melarikan diri dari serangan Kerajaan Jawa, yakni kerajaan Majapahit, ia

mencari perlindungan di Singapura, kemudian ia membunuh dan mengganti

penguasanya yang bisa jadi menjadi awal mula terjadinya serangan yang

dilakukan oleh Kerajaan Siam (Thailand), mengetahui penguasa singapura di

bunuh kerajaan Siam pun melancarkan serangan balasan dan menghancurkan

Singapura sehingga daerah ini tidak dihuni selama lebih dari 400 tahun.

Parameswara kemudian melarikan diri ke Malaka, kemudian memeluk Islam dan

berusaha mengembangkan kesultanan Malaka yang cakupan wilayah serta

pengaruh kekuasaannya meliputi Singapura yang pada saat itu merupakan bagian

dari kesultanan Johor (Rose Liang, 2007:67).

Sebelum adanya pengaruh Islam di kawasan selat Malaka, hegemoni

perdagangan di sekitar selat Malaka, termasuk Tumasik (Singapura) dipegang

oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini tercantum dalam dalam buku “An Early Age of

Commerce in Southeast Asia” karangan Geoff Wade. Hegemoni kerajaan

Sriwijaya atas pelabuhan-pelabuhan penting serta hubungan dagang di

semenanjung Malaya.tidak terbatas dengan para pedagang dari Timur Tengah

saja, tetapi melainkan juga sampai ke negeri Cina. hal ini dibuktikan dengan hasil

penggalian arkeologis oleh para peneliti di pusat kekuasaan kerajaan Sriwijaya di

Palembang,di sana para peneliti arkeologimemukan keramik-keramik dari negeri

Cina yang berasal dari abad ke 9 Masehi tepatnya dari daerah Guangdong.

Page 34: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

23

Temuan arkeologis oleh para peneliti tersebut memperlihatkan bahwa

jaringan perdagangan kerajaan Sriwijaya pada saat itu sangat luas.Pada saat itu,

kontrol kerajaan Sriwijaya atas wilayah-wilayah yang dikuasainya cukup ketat

sehingga membuat kerajaan ini semakin berjaya.Tumasik (Singapura) sendiri

menjadi salah satu pelabuhan penting yang dilalui para pedagang yang menyusuri

Selat Malaka menuju negeri Cina, dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa

daerah ini telah disinggahi oleh para pedagang Muslim, terutama dari negara Arab

dan Persia yang menjalin hubungan dagang dengan kerajaan Sriwijaya (Geoff

Wade, 2009:253).

Lalu pada masa kesultanan Malaka sampai awal abad ke 16 (1511 M), konsep

perdagangan di kawasan tidak hanya mencangkup kepentingan komersial saja,

tetapi juga mencangkup kepentingan politik dan diplomasi.perubahan konsep

perdagangan yang awalnya hanya mencangkup mengenai aspek komersial saja

menjadi mencangkup kepentingan politik dan diplomasi. Hal ini mengindikasikan

bahwa pengaruh penyebaran Islam pada saat itu yang berkembang dengan sangat

pesat dan kuat,hal ini terlihat dari kemunculan kerajaan-kerajaan Islam di berbagai

wilayah pesisir, seperti kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Malaka, kerajaan

Aceh,kerajaan Demak, kerajaan Johor, kerajaan Ternate, kerajaan Gowa, dan

kerajaan lainnya.

Kemunculan kerajaan-kerajaan bercorak islam ini jelas didukung faktor rapid

commercializarion atau apa yang disebut Geoff Wade dalam bukunya An Early

Age of Commerce in Southeast Asia sebagai the burgeoning of Islamic trade

(Geoff Wade, 2009:231).

Page 35: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

24

Konsep perdagangan internasional yang semakin berkembang di bawah

kekuasaan kerajaan Malaka, membuat sebagian dari para pedagang dan orang-

orang yang singgah memutuskan untuk menetap dan bahkan menikahi wanita-

wanita pribumi setempat.Kota Temasik (Singapura) semakin lama semakin ramai

oleh penduduk baru yang merupakan generasi selanjutnya yang lahir dari

pernikahan campuran tersebut. Dari waktu ke waktu, penduduk setempat terus

berkembang. apalagi semenjak ada sebagian dari para pedagang asing tersebut,

baik dari Arab, Persia, India, maupun Eropa, dan juga Cina, yang membawa istri

dan anak-anaknya tinggal bermukim.

Lalu dalam perkembangan selanjutnya, bangsa Arab muslim atau para

pedagang muslim lainnya, baik pendatang maupun generasi yang lahir dari hasil

perkawinan campuran tersebut semakin menyemarakan kegiatan keislaman di

sana. Aktivitas bisnis yang mereka lakukan tidak hanya berupa perdagangan

barang saja, akan tetapi juga mencangkup sektor jasa, misalnya jasa

pemberangkatan haji.

Ketika bangsa Indonesia mengalami pembatasan haji oeh pemerintah kolonial

banyak di antara masyarakat Indonesia yang pergi haji melalui Singapura.

Kehadiran orang-orang dari negara Arab ini tentu saja sangat membantu proses

pelaksanaan perjalanan ibadah haji tersebut sehingga meningkatkan reputasi

Singapura sebagai salah satu pelabuhan (embarkasi) pemberangkatan haji

masyarakat Indonesia sebelum menuju Mekkah. Demikian juga dengan para

penuntut ilmu dan bahkan ulama yang akan pergi ke Timur Tengah, sebagian dari

mereka transit terlebih dahulu di Singapura (http://m-haritsyah.blogspot.com).

Page 36: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

25

Dari kutipan sejarah tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia dan

Singapura yang pada zaman itu masih berbentuk kerajaan secara tidak langsung

bisa dikatakan memiliki hubungan bilateral walau bentuk hubungan bilateralnya

berbeda seperti yang ada pada zaman sekarang, Hubungan bilateral itu bersifat

tidak langsung karena terbentuk melalui peristiwa penguasaan kerajaan Temasik

(Singapura) oleh kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara (Indonesia).

Akibat penguasaan oleh kerajaan-kerajaan nusantara tersebut maka kedua

masyarakatnya secara tidak langsung saling bersosilaisasi satu sama lain selain itu

adanya kutipan sejarah yang emnceritakan adanya penerimaan orang-orang

Indonesia yang ingin menetap untuk bekerja serta transit untuk menunaikan

ibadah haji menandakan bahwa adanya suatu hubungan tidak langsung antara

Nusantara (Indonesia) dan Temasik (Singapura) pada zaman itu dari segi

kehidupan sosial anatar warga negaranya walauperistiwa tersebut dibantu oleh

para pedagang arab dan Persia dan tidak secara langsung melibatkan

pemerintahan Temasik (Singapura) yang pada saat itu kekuasaannya berada

dibawah kendalikerajaan Malaka.

B. Sejarah Hubungan Bilateral Indonesia Dan Singapura Secara

Diplomatik

Sejarah hubungan bilateral Indonesia dan Singapura secara resmi dimulai

pada tanggal 7 September 1967, yang dilanjutkan dengan pembukaan kedutaan

besar di masing-masing negara. Hubungan bilateral kedua negara ini telah

berkembang dengan sangat baik. Hal initerlihat dari intensitas kunjungan antara

pemimpin dan pejabat tinggi kedua negara yang meningkat sejak tahun 2004. Di

Page 37: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

26

samping itu, Indonesia dan Singapura memiliki mekanisme hubungan bilateral

yang solid dalam bentuk pertemuan tahunan tingkat kepala negara untuk

membahas dan mengarahkan hubungan bilateral, pertemuan tingkat menteri dan

mekanisme working groups untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua

negara (www.kemlu.go.id).

Negara Singapura adalah negara sahabat dan salah satu negara tetangga

terdekat yang memiliki peranan penting bagi kepentingan nasional Indonesia

maupun kepentingan kawasan di ASEAN. Secara fisik kondisi geografis, kedua

negara mempunyai perbatasan langsung, sehingga mendorong terwujudnya

hubungan dan kerjasama di berbagai bidang. Di sisi lain, kedekatan posisi

geografis tersebut juga menimbulkan berbagai tantangan yang secara langsung

dapat mempengaruhi kepentingan nasional Indonesia.

Hubungan bilateral Indonesia dan Singapura telah menunjukkan peningkatan

di berbagai bidang kerjasama terutama hubungan kerjasama politik, hubungan

kerjasama ekonomi dan hubungan kerjasama sosial budaya. Dalam kerjasama di

bidang politik hubungan bilateral antara kedua negara terealisasi salah satunya

melalui paralelisasi antara tiga perundingan perjanjian yakni perjanjian

pertahanan, perjanjian ekstradisi, dan counter terrorism. Pada perjanjian di bidang

politik dan perjanjian di bidang pertahanan, langkah simbolis dalam pertemuan

Langkawi pada tanggal 14-15 Mei 2007 mengejutkan berbagai pihak. Dua minggu

sebelum KTT ini orang dikagetkan akan lompatan hubungan bilateral Indonesia

dan Singapura, yaitu dengan diselesaikannya perjanjian ekstradisi dan perjanjian

kerjasama pertahanan (http://fiktorpobatu.blogspot.co.id).

Page 38: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

27

Upaya perjanjian ekstradisi yang dilakukan antara pemerintah Indonesia

dengan pemerintah Singapura pada tanggal 27 April 2007, lalu juga merupakan

terobosan baru bagi upaya pemberantasan korupsi dan pemulihan ekonomi di

Indonesia. Perjanjian ini akan menjadi malapetaka bagi tersangka kasus korupsi

contohnya pada kasus BLBI yang sebelum dilakukannya perjanjian tersebut para

pelakunya berlindung atas ketiadaan kesepakatan politik kedua negara mengenai

ekstradisi (ICW, 2003).

Ditambah lagi dengan rencana akan diterapkannya prinsip berlaku surut

dalam perjanjian ini, tentunya akan semakin menambah daya untuk memaksa

pulang para pelaku kasus BLBI ke Indonesia. Selain itu, juga adanya perjanjian

ini akan berpotensi untuk mengembalikan uang rakyat yang mereka bawa lari

yang jumlahnya sangat besar, yaitu Rp 180 triliun dan dapat dialihkan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Karena itu, perjanjian ekstradisi ini akan

membawa dampak yang jauh lebih besar daripada hanya sebagai langkah

pemberantasan korupsi semata (Kompas, 23 Januari 2003).

Selanjutnya dalam konteks hubungan kerjasama ekonomi, Indonesia dan

Singapura yang saling melengkapi satu sama lain dan juga mempunyai tingkat

komplementaritas tinggi di kawasan ASEAN dimana Indonesia mempunyai

sumber daya manusia dan sumber daya alam yang besar dibandingkan dengan

Singapura yang mempunyai knowledge, networking, financial resources dan juga

technological advance.

Dengan demikian kondisi tersebut membuat Indonesia dan Singapura saling

membutuhkan dan juga saling melengkapi satu sama lain, salah satu kerjasama

Page 39: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

28

ekonomi kedua negara dalam bidang ekonomi yang terealisasi yakni pada tanggal

25 Juni 2006 di pulau Batam, kedua kepala negara menyaksikan penandatanganan

persetujuan kerangka tentang kerjasama ekonomi di pulau Batam, Bintan dan

Karimun. Persetujuan ini bertujuan mengembangkan kerjasama ekonomi dalam

Kawasan Ekonomi Khusus/Special Economic Zones (KEK/SEZs) di Pulau Batam,

Bintan dan Karimun.

Selanjutnya dalam kerjasama di bidang sosial budaya dan pendidikan,

Indonesia dan Singapura juga telah mendorong berbagai usaha untuk

meningkatkan dan mengembangkan hubungan kerjasama di bidang pendidikan,

kebudayaan, dan pariwisata. Dalam bidang pendidikan pada tahun 2005,

pemerintah Indonesia dan pemerintah Singapura mengadakan pertemuan yang

bertujuan untuk membahas kerjasama pendidikan.

Dalam pertemuan tersebut menteri pendidikan Indonesia dan menteri

pendidikan Singapura sepakat untuk mengadakan kerjasama antara satu institusi

pendidikan di Indonesia dengan institusi yang ada di Singapura. Beberapa sekolah

di Indonesia yang memiliki keunggulan lokal telah dipasangkan dengan sekolah-

sekolah yang ada di Singapura dalam program yang disebut Sister School. Dan

sesuai dengan kesepakatan pemerintah Indonesia dan pemerintah Singapura,

sekolah yang akan mewakili kedua negara dalam kerjasama Sister School adalah

SMA Labschool Jakarta dan CHIJ St. Joseph’s Convent Singapura. Kedua negara

pun menyambut baik program ini.

Secara umum, program ini merupakan program kemitraan antar sekolah

dimana sekolah-sekolah di Indonesia dapat menjalin hubungan kerjasama dengan

Page 40: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

29

sekolah-sekolah dinegara lain melalui berbagai kegiatan yang saling

menguntungkan. Ada berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan antara

kedua pihak antara lain pertukaran siswa, pertukaran guru, berbagi kurikulum,

pelajaran, tugas dan lain sebagainya (http://www.europe.education.com).

Lalu dalam bidang pariwisata Indonesia dan Singapura pertama kali

melakukan kerjasama pada era kepemimpinan presiden Soeharto pada tahun 1994

sebelum kedua negara tersebut kembali melakukan perjanjian di sektor yang sama

pada tahun 2016. Dengan adanya perjanjian di sektor pariwisata tersebut, baik

Indonesia dan Singapura mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan dalam

pemasukan dari para wisatawan mancanegara.

Perjanjian ini dibuat untuk menambah, meningkatkan, dan mengembangkan

potensi pariwisata yang dimiliki oleh kedua negara. Berdasarkan perjanjian

kerjasama dibidang pariwisata yang telah dibuat tersebut, kedua negara sepakat

untuk menyetujui tentang kerjasama dl bidang promosi dan pengembangan

potensi pariwlsata kedua negara.Salah satu bentuk promosi terkait dengan

kerjasama dibidang pariwisata itu adalah menyelenggarakan promosi Wonderful

Indonesia di Singapura.

Melalui event ini Indonesia mempromosikan dan melakukan pelayanan

informasi destinasi wisata Indonesia untuk menciptakan public awareness,

menjadikan kesenian dan kebudayaan Indonesia sebagai alat diplomasi dalam

rangka mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wisata, dan semakin

mempromosikan destinasi wisata Indonesia dan produk-produknya sepertihotel,

paket perjalanan wisata, rumah makan, dan spa (http://kemenpar.go.id).

Page 41: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

30

Dalam kerjasama dalam bidang pariwisata ini juga Pemerintah Singapura

sendiri melaksanakan strategi budaya dan pariwisatanya melalui Singapore

Tourism Board yang adalah lembaga pembangunan ekonomi terkemuka di bidang

pariwisata, yang merupakan salah satu sektor jasa utama di Singapura. Singapore

Tourism Board sendiri dibentuk dengan tujuan untuk membentuk lanskap

pariwisata yang dinamis serta menunjukan Singapura sebagai tujuan wisata yang

beragam dan menginspirasi melalui brand “Your Singapore”.

Dalam bidang kebudayaan kedua negara juga melakukan kerjasama, bentuk

kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara dalam bidang kebudayaan salah

satunya yakni pendirian rumah budaya Indoneisa di Singapura pada tanggal 30

November 2013. Rumah budaya Indonesia ini merupakan ruang publik diplomasi

yang menggunakan instrument kebudayaan selain itu program rumah budaya

Indonesia di Singapura ini juga berperan sebagai pusat diplomasi budaya

Indonesia di Singapura melalui berbagai program serta kegiatan yang menarik dan

berperan efektif sebagai alat soft diplomacy Indonesia.

Page 42: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

31

BAB III

TINJAUAN MENGENAI DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA

DAN RUMAH BUDAYA INDONESIA

A. Diplomasi Budaya Indonesia

Diplomasi budaya merupakan suatu fenomena lama, dalam beberapa

literatur, diplomasi budaya disebutkan sebagai Cultural Techniques in Foreign

Policy. Sehingga saat ini diplomasi kebudayaan banyak dipakai dalam

menyampaikan kebijakan luar negeri suatu negara (Warsito & Kartikasari,

2007:1). Menurut Andreas Eppink kebudayaan mengandung pengertian

mengenai keseluruhan nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta

keseluruhan struktur-struktur sosial, religius dan lain-lain yang menjadi ciri khas

suatu masyarakat. Kemudian menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan

merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan

kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota

masyarakat (Simanjuntak, 2006:136).

Dalam buku Diplomasi: Konsep dan Relevansi bagi Negara Berkembang,

Studi Kasus Indonesia Kebudayaan, Tulus Warsito & Wahyuni Kartikasari

mendefinisikan Diplomasi Kebudayaan sebagai berikut:

"Definisi dari diplomasi kebudayaan adalah usaha suatu negara untuk

memperjuangkan kepentingan nasional negaranya melalui dimensi

Page 43: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

32

kebudayaan, baik secara mikro seperti pendidikan, ilmu pengetahuan,

olahraga, dan kesenian, ataupun secara makro sesuai dengan ciri-ciri khas

yang utama, misalnya propaganda, dll, yang dalam pengertian konvensional

dapat dianggap sebagai bukan politik, ekonomi, ataupun militer. Beberapa

literatur menyebutnya dengan propaganda" (Warsito & Kartikasari, 2007:4).

Diplomasi kebudayaan menunjuk pada kegiatan-kegiatan di bidang budaya

yang diintegrasikan ke dalam kebijakan politik luar negeri suatu negara dan

pelaksanaannya dikoordinasikan sepenuhnya oleh departemen luar negeri.Pada

dasarnya ada dua hal penting dalam diplomasi kebudayaan. Pertama diplomasi

mikro yang berarti bahwa diplomasi kebudayaan hanya menyangkut

pemanfaatan kebudayaan untuk mendukung pelaksanaan politik luar

negeri.sedangkan yang kedua adalah diplomasi makro yang berarti bahwa

diplomasi kebudayaan harus melibatkan kekuatan dan kewibawaan politik,

ekonomi, dan militer, Dalam diplomasi kebudayaan terdapat tujuan yang hendak

di capai oleh suatu negara, tujuan dari diplomasi kebudayaan yaitu sebagai

berikut:

1. Membangun pengetahuan baru dan kepekaan terhadap negara lain untuk

mewujudkan hubungan yang lebih baik antara masyarakat dengan bangsanya.

2. Mengirim utusan keluar negeri untuk meperkenalkan kebudayaan suatu

negara ke negara lain.

3. Mempengaruhi pendapat masyarakat negara lain guna mendukung suatu

kebijakan luar negeri tertentu (Soedjatmiko dan Thompson, 1976:406).

Kemudian Warsito menjelaskan konsep-konsep diplomasi kebudayaan,

dilihat dari bentuk, tujuan dan sarananya yakni sebagai berikut:

Page 44: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

33

1. Penetrasi yaitu salah satu bentuk diplomasi yang dilakukan melalui bidang-

bidang perdagangan, ideologi, dan militer.

2. Propaganda yaitu penyebaran informasi mengenai kesenian, ilmu

pengetahuan, teknologi, maupun nilai-nilai sosial ideologis suatu bangsa.

3. Kompetisi yaitu persaingan dalam suatu bidang berupa olahraga, kontes

kecantikan, ataupun kompetisi ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.

4. Eksibisi yaitu pameran yang menunjukan suatu hal kepada public

5. Negosiasi yaitu perundingan untuk mencapai tujuan tertentu.

6. Pertukaran Ahli, merupakan salah satu hasil dari tahap negosiasi, pertukaran

ahli ini mencakup masalah kerjasama pertukaran budaya secara luas, yakni

dari kerjasama beasiswa antar negara, sampai dengan pertukaran ahli dalam

bidang tertentu. (Warsito & Kartikasari, 2007).

Indonesia sebagai negara yang memiliki kebragaman kebudayaan

memnfaatkan keberagaman kebudayaan tersebut untuk melakukan suatu

diplomasi dengan negara lain agar kepentingan nasionalnya bisa tercapai,

kebudayaan negara Indonesia yang dipakai untuk melakukan diplomasi

kebudayaan dengan negara lain meliputi:

1. Tarian

Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 jenis tarian. Untuk keperluan

penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan kedalam berbagai

kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi kedalam tiga

era, yaitu era kesukuan prasejarah, era Hindu-Budha dan era Islam.Berdasarkan

kategori pelindung dan pendukungnya, dapat dibagi menjadi dua kelompok,

Page 45: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

34

yaitu tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat

yang tumbuh dari rakyat kebanyakan.Lalu yang terakhir berdasarkan kategori

tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok, yaitu tari tradisional

dan tari kontemporer.Salah satu contoh nyata pengaplikasian tarian sebagai

sarana diplomasi kebudayaan Indonesia ini adalah pada saat Rumah Budaya

Indonesia di Singapura mengadakan kegiatan rutin pelatihan seni budaya

Indonesia yang didalamnya memasukan tarian sebagai bagian dari program

tersebut.

2. Lagu

Lagu sebagai bagian dari seni dan juga sebagai instrument kebudayaan

juga tak luput dari perhatian poemerintah Indonesia untuk di ikut sertakan

dalam diplomasi budaya Indonesia, lagu yang di bawa oleh pemerintah

Indonesia adalam rangka diplomasi kebudayaan di luar negeri terdiri dari dua

jenis yang pertama lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan yang

adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu di Indonesia

dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun

rakyat lainnya. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan

bahasa daerahnya masing-masing dan yang kedua merupakan lagu modern

yang dibawakan oleh musisi-musisi lokal tanah air.

3. Seni Patung dan Ukir

Selanjutnya instrumen diplomasi kebudayaan yang juga sering digunkan

oleh Pemerintah Indonesia adalah seni patung dan ukir. Berdasarkan sejarah,

bangsa Indonesia mengenal seni ukir sekitar tahun 1500 sebelum masehi,

Page 46: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

35

yaitu pada zaman batu muda (Neolitik). Perkembangan seni ukir di Indonesia

mulai berkembang pesat setelah masuknya agama Hindu, Budha, dan

Islam.Pada masa itu, sebagai penghormatan terhadap Raja, maka dibuatlah

ukiran pada candi-candi dan prasasti.

Bahkan, ukiran juga ditemukan pada keris dan tombak, batu nisan, dan

alat-alat kesenian (gamelan dan wayang). Seni patung yang keunikannya

berbeda dari negara lain ini pun tak luput dari Pemerintah Indonesia untuk

digunkan sebagai alat dalam diplomasi budaya salah satunya adalah ada di

pulau Bali, pemerintah Indonesia mengetahui Potensi Bali sebagai destinasi

wisata yang sering dikunjungi wisatawan asing maka pemertintah Indonesia

terus meningkatkan kapasitas para pematung dan pengukir lokal untuk terus

nerkarya dan hasilnya seni ukiran patung dan ukiran Bali terkenal

keindahannya sampai dunia internasional berkat dokumentasi dari wisatawan

asing yang berkunjuntg ke Bali.

4. Alat Musik

Awal mula musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya zaman

perunggu bermigrasi ke nusantara pada abad ketiga dan kedua sebelum

masehi.musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan

instrument perkusi, terutama gendang dan gong..Indonesia memiliki ribuan

jenis musik, mulai dari jenis musik tradisional yangmenggunakan instrumen

gamelan, angklung dal lainnya, hinggamusik modern seperti pop dan

dangdut.beragamnya jenis alat musik ini juga dimanfaatkan oleh pemerintah

Indonesia sebagai sarana diplomasi kebudayaannya salah satunya di KBRI

Page 47: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

36

Singapura yang rutin setiap tahun memperkenalkan dan mengadakan

pelatihan alat musik daerah seperti Gamelan, Angklung, Kolintsang dan alat

musik lainnya.

5. Pakaian Adat

Sebelum muncul pakaian modern, pakaian adat muncul dengan desain

dan kekhasan tersendiri, dengan ornamen-ornamen etnis yang yang berasal

dari tiap daerah di seluruh Indonesia. Sarana pakaian adat ini juga di gunakan

oleh pemerintah Indonesia sebagai alat diplomasi kebudayaan Indonesia di

luar negeri, salah satu contohnya ialah kegiatan coffe morning dan workshop

batik bagi diplomatic spounses yang berlangsung pada tanggal 19 maret 2015

di wisma duta KBRI Singapura.

Kegiatan ini bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan KBRI

Singapura dan Batik House Indonesia dan diikuti oleh para istri duta besar

dari 26 perwakilan negara-negara asing yang ada di Singapura. Para peserta

lokakarya tersebut berkesempatan langsung membatik di kain sutera dan hasil

karya tersebut mereka bawa sebagai souvenir (www.kemdikbud.go.id).

6. Seni Sastra

Seni sastra Indonesia dipengaruhi oleh berbagai corak dari berbagai

kerajaan dan budaya yang ada di kawasan Asia Tenggara. hal ini secara tidak

langsung turut mempengaruhi seni sastra modernnya, maka hal ini tentulah

menarik minat warga asing untuk mempelajarinya tak jarang dalam pameran

sastra di luar negeri pemerintah Indonesia melibatkan para content creatori ni

untuk turut serta mengikuti pameran atau festival tersebut seperti contohnya

Page 48: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

37

pada pameran buku di Jerman yang melibatkan salah satu novelis Andrea

Hirata dengan novel best sellernya Laskar Pelangi.

7. Makanan

Makanan Indonesia sangatlah beragam jenisnya secara umum hampir

seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah

seperti kemiri, cabai, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, dan lainnya. Dengan

teknik memasak menurut bahan dan tradisi adat pada daerah masing-masing

yang memiliki kekhasan tersendiri.

Bentuk penyajiannya umumnya disajikan berupa makanan pokok dengan

lauk pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.karena begitu banyak

jenis makanan yang tersebar di seluruh Indonesia membuat pemerintah

Indonesia tertarik untuk membawanya ke kancah internasional sebagai salah

satu alat diplomasi kebudayaan. strategi pemerintah ini pun secara bertahap

membuahkan hasil karena di tingkat internasional salah satu makanan

Indonesia yakni Rendang dinobatkan menjadi makanan nomor 1 terlezat di

dunia versi CNN Travel.

8. Film

Film sendiri mempunyai arti media komunikasi yang bersifat audio visual

untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul

di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:134), Era awal perfilman Indonesia

ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Oktober

1990 di Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan berbagai

film bisu. Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film

Page 49: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

38

bisu yang dibuat pada tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan

dibuat oleh sutradara Belanda G. Kriger dan L. Heuveldrop.

Saat ini film bukan lagi alat propaganda untuk berperang secara militer

antar bangsa secara fisik, akan tetapi sudah bergesr menjadi alat berperang

dengan ideologi yang dikemas menarik dalam tatanan audio dan visual. Nilai-

nilai yang tumbuh di dalam masyarakat menjadi tema untuk semakin

medekatkan tujuan pesan dalam film tersebut diterima dengan nyaman oleh

masyarakat yang bersangkutan.

Media menjadi ajang perang dalam membombardirkan nilai melalui

kemasan program televisi, tayangan film dalam bioskop atau apresiasi dan

diskusi yang dengan mudah dapat diidentifikasikan oleh masyarakat melalui

dunia hiburan dan akademisi. Maka, saat ini film memiliki peran penting

untuk berdiplomasi menyampaikan pesan dan nilai kepada masyarakat yang

lebih luas. kemajuan industri film yang pesat pada saat ini berkat adanya

dukungan teknologi membuat orang-orang sangat mudah untuk membuat dan

mengakses berbagai film.

Hal ini pun tak luput dari perhatian pemerintah Indonesia nntuki

memanfaatkan film ini sebagai salah satu instrumen diplomasi

kebudayaannya di luar negeri,contoh upaya pemerintah Indonesia dalam

memanfaatkan film sebagai salah satu instrument diplomasi kebudayaannya

yakni pada tanggal 22 Maret 2015 di ruang Riptaloka KBRI Singapura di

selengarakan kegiatan Movie Screening yang menayangkan film berjudul 12

menit kemenangan untuk selamanya, kegiatan Movie Screening ini

Page 50: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

39

diselengarakan dengan bekerjasama dengan Forum Komunikasi Masyarakat

Indonesia Di Singapura

Lalu pada tanggal 28 Oktober 2014 Kementerian Luar Negeri

menayangkan beberapa film Indonesia di Slowakia dengan penyelenggaraan

dialog lintas agama antara Indonesia dan Slowakia. Beberapa film yang

ditayangkan, salah satunya adalah berjudul Tanda Tanya karya Hanung

Bramantyo. Film ini juga diputar pada tanggal 1-5 Nopember 2014 pada acara

Dialog Lintas Agama Indonesia-Polandia yang ke-3.Film dengan judul Tanda

Tanya menggambarkan dengan jelas sikap bertoleransi masyarakat beragama

dalam kehidupan yang pluralisme dan multietnik. Problematika kerukunan

antarumat, sosial kehidupan dan kebudayaan terpapar di film tersebut dengan

sebuah pesan perdamaian dan kemanusiaan.(Tabloid Diplomasi Kemlu No.

83).

B. Rumah Budaya Indonesia

1. Tinjauan Umum Mengenai Rumah Budaya Indonesia

Maraknya kebudayaan asing yang masuk ke dalam kehidupan sosial

membawa pengaruh yang signifikan baik itu pengaruh positif maupun

pengaruh negatif, Indoenesia sebagai salah satu negara yang kaya akan

kebudayaan maka pemerintah ingin membangun rumah budaya sebagai

sarana atau wadah untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan budaya

Indonesia, Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya yang ada dari

Sabang hingga Merauke.

Page 51: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

40

Kekayaan budaya Indonesia pun telah diakui dalam dunia

internasional baik secara formal oleh badan PBB UNESCO maupun oleh para

wisatawan yang berkunjung Indonesia. Berbagai bentuk kebudayaan yang

diakui badan PBB UNESCO antara lain wayang, batik, keris, berbagai candi

dan situs sejarah, dan lain-lain yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia.

Berbagai warisan budaya ini perlu terus dijaga, dilestarikan dan

dikembangkan agar nilai-nilai dan warisan budaya yang ada tidak punah

Selain perlu diperkenalkan kepada generasi mendatang di tanah air

sebagai generasi penerus bangsa yang bertanggung jawab melestarikan

kekayaan budaya Indonesia, warisan budaya ini juga perlu diperkenalkan

kepada dunia internasional sebagai bagian dari upaya meningkatkan citra

dan apresiasi budaya bangsa Indonesia di mata masyarakat internasional.

Untuk itu, kementerian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia

menggagas sebuah konsep diplomasi budaya yang diberi nama Rumah

Budaya Indonesia.

Rumah budaya Indonesia adalah ruang publik diplomasi budaya yang

ada di 19 Negara, diantaranya 17 negara yang terdapat Atdikbud; Amerika

Serikat, Australia, Belanda, Inggris, German, Prancis, Saudi Arabia, Mesir,

Tiongkok, India, Jepang, Malaysia, Papua Nugini, Singapura, Thailand,

Timor leste, Filipina, dan 2 Negara lainnya adalah Myanmar dan Turki.

Pengembangan Rumah Budaya Indonesia (RBI) di 19 Negara ini merupakan

program lanjutan 10 RBI yang sudah terbentuk sebelumnya (www.

kemdikbud.go.id).

Page 52: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

41

Peran kementerian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia

dalam rumah budaya Indonesia adalah memperkenalkan ragam budaya

Indonesia ke mancanegara, atase pendidikan dan kebudayaan di masing-

masing negara dari kementerian pendidikan dan kebudayaan ini bertugas untuk

membuat kegiatan budaya dalam rumah budaya indoneia tersebut hal ini turut

pula yang akan di dukung oleh Direktorat Warisan Diplomasi dan Budaya,

Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDB), dan Pusat

Pengembangan Film (PUSBANGFILM).

Adanya peran kementerian pendidikan dan kebudayaan republik

Indonesia dalam rumah budaya Indonesia ini merupakan cerminan

dukungan kementrterian dalam mendukung, memajukan serta melestarikan

budaya Indonesia agar dikenal luas oleh masyarakat internasional, hal ini

tentunya sejalan dengan peraturan menteri pendidikan republik Indonesia

nomor 99 tahun 2014 tentang rumah budaya/pusat kebudayaan Indonesia di

luar negeri.

Selain melalui dukungan dari kementerian pendidikan dan

kebudayaan, pendirian rumah budaya Indonesia di luar negeri juga

mendapat dukungan dari kementerian luar negeri republik Indonesia ini

secara tidak langsung tercantum dalam pasal 436 huruf f, Peraturan Menteri

Luar Negeri Republik Indonesia Nomor. 2 tahun 2016 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri yang menjelaskan bahwa

kementerian luar negeri mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan

kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar

negeri pada lingkup kerja sama multilateral yang meliputi organisasi

Page 53: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

42

internasional sektoral, sosial budaya, organisasi internasional negara

berkembang, serta organisasi kemasyarakatan asing dan Kemitraan

Dalam peraturan tersebut secara jelas menyebutkan salah satu

lingkup kerja kementerian luar negeri yakniu mencangkup agenda kerja

yang berhubungan dengan sosial budaya, maka rumah budaya Indonesia pun

secara teknis masuk dalam agenda kerja tersebut. Sementara itu tugas

kementerian luar negeri dalam mendukung agenda kerja yang telah

diamanatkan dalam peraturan menteri sebagaimana yang tercantum dalam

pasal 508, yaitu:

a. Penyiapan perumusan penyelenggaraan kebijakan hubungan di luar

bidang negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup kerja

sama multilateral yang meliputi organisasi internasional sektoral, sosial

budaya, organisasi internasional negara berkembang, serta organisasi

kemasyarakatan asing dan Kemitraan

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri

dan politik luar negeri pada lingkup kerja sama multilateral yang meliputi

organisasi internasional sektoral, internasional negara sosial budaya,

berkembang, serta organisasi-organisasi kemasyarakatan asing dan

Kemitraan

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar

negeri pada lingkup kerja sama multilateral internasional sektoral,

Page 54: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

43

internasional negara yang sosial meliputi organisasi budaya, organisasi

berkembang, serta organisasi kemasyarakatan asing dan Kemitraan

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di

bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik

luar negeri pada lingkup kerja sama multilateral internasional sektoral,

internasional negara yang sosial meliputi organisasi budaya, organisasi

berkembang, serta organisasi kemasyarakatan asing dan Kemitraan

e. Penyiapan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang

penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar

negeri pada lingkup kerja sama internasional internasional multilateral

sektoral, negara yang sosial meliputi organisasi budaya, organisasi

berkembang, serta organisasi kemasyarakatan asing dan Kemitraan

Gambar III. 1 Logo Rumah Budaya Indonesia Di Singapura

Sumber: https://rumah\budayaindonesia.sg

2. Fungsi Rumah Budaya Indoneisa

Fungsi dari pendirian rumah budaya Indonesia di sejumlah negara

adalah sebagai berikut:

Page 55: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

44

a. Sebagai wadah untuk mengekspresikan dan menyajikan seni dan budaya

Indonesia kepada masyarakat internasional, serta warga negara Indonesia

yang tinggal di luar negeri.

b. Sebagai wadah untuk mengajarkan budaya Indonesia kepada masyarakat

Internasional, serta bagi warga negara Indonesia yang tinggal di luar

negeri.

c. Sebagai wadah untuk membahas dan mengembangkan citra budaya

Indonesia untuk diakui secara luas oleh masyarakat Internasional serta

oleh warga Indonesia yang tinggal diluar negeri.

3. Tujuan Rumah Budaya Indoneisa

Tujuan dari pendirian rumah budaya Indonesia di sejumlah negara

adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengembangkan jalur diplomasi kebudayaan internasional melalui

pengembangan rumah budaya Indonesia di negara–negara strategis.

b. Untuk meningkatkan posisi Indonesia sebagai budaya super power

melalui program strategis dalam diplomasi budaya.

c. Untuk meningkatkan citra budaya Indonesia oleh masyarakat

Internasional yang luas dan mendorong lebih banyak minat Internasional

dan kunjungan ke ikon budaya Indonesia (warisan budaya nyata dan tidak

nyata).

d. Untuk mengembangkan pemahaman dan pengakuan dari komunitas

global terhadap keberadaan sumber daya Indonesia yang kaya budaya dan

Page 56: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

45

perannya sebagai kekuatan super budaya dan kontribusinya dalam

mengembangkan peradaban dunia serta

e. Untuk meningkatkan kerjasama di bidang kebudayaan antara Indonesia

dan negara-negara yang dianggap strategis dan mempunyai potensi serta

di daerah/kota utama di seluruh dunia dalam melestarikan dan

merevitalisasi berbagai aset kebudayaan yang dimiliki oleh negara

Indonesia (https://rumahbudaya indonesia.sg)

4. Program-Program Rumah Budaya Indoneisa

Program rumah budaya Indonesia sangat bermanfaat bagi lingkungan

internasional dan warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri. Adapun

program-program yang ada di rumah budaya Indonesia meliputi

a. Indonesian Culture Expression,

Adalah wadah untuk memperkenalkan warisan budaya Indonesia, seperti

pameran batik, pertunjukan musik tradisional, penampilan wayang,

kuliner, bazaar Indonesia, pameran keris, pertunjukan tari tradisional,

pertunjukan seni bela diri tradisional, film Indonesia, pertunjukan sastra

Indonesia dan lainnya sebagainya.

b. Indonesian Culture Learning,

Adalah sebuah lingkungan untuk melestarikan warisan seni dan

budayaIndonesia, seperti workshop batik,kuliner Indonesia, musik

tradisional, tarian tradisional, dan kursus bahasa Indonesia.

c. Indonesian Culture Advocacy and Promotion,

Page 57: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

46

Adalah wadah untuk membahas dan mengembangkan citra budaya

Indonesia secara luas yang diakui oleh masyarakat internasional dan

warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri, terutama untuk

memperkuat pengakuan internasional dan penghargaan ikon budaya

Indonesia (warisan budaya benda dan tak benda), seperti diskusi antara

pemerintah atau diaspora Indonesia dengan pemerintah atau masyarakat

negara lain tentang budaya Indonesia (www.nusba.com).

Page 58: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

47

BAB IV

IMPLEMENTASI DIPLOMASI BUDAYA MELALUI RUMAH

BUDAYA INDONESIA DI SINGAPURA PERIODE 2013-2015

Seperti yang diketahui sarana yang dapat digunakan untuk menerapkan soft

power adalah diplomasi, diseminasi informasi, analisis, propaganda, dan

program–program budaya untuk tujuan-tujuan politik. Dari beberapa sarana

tersebut diplomasi merupakan sarana yang paling efektif dan mempunyai resiko

yang minim dibanding sarana yang lainnya (Bakry, 2017).

Diplomasi budaya digunakan sebagai salah satu sarana untuk

mempromosikan negara, meningkatkan eksistensi, atau menyebarkan pengaruh ke

negara lain untuk meraih kepentingan nasional suatu negara. Diplomasi budaya

juga merupakan salah satu alat utama yang digunakan negara dalam pelaksanaan

politik luar negerinya agar bisa digunakan oleh sebuah negara untuk dapat

mendapat posisi tawar yang menguntungkan dengan negara lain. Diplomasi

budaya ini termasuk ke dalam ruang lingkup soft power. (KM Panikkar, 1995:3).

Dari sekian beragam bentuk diplomasi, diplomasi kebudayaan ini dianggap

sebagai cara yang efektif mencapai tujuan nasional suatu negara karena

pelaksanaannya dapat berlangsung dalam situasi apapun, baik dalam keadaan

damai, krisis, konflik, ataupun perang. Salah satu instrumen yang dipakai dalam

diplomasi ini adalah kebudayaan, kebudayaan sendiri berarti adalah sesuatu yang

bersifat komunikatif dan dapat dipahami dengan mudah oleh semua kalangan

yang berasal latar belakang sosial yang berbeda-beda.(http://www.tembi.org).

Page 59: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

48

Kebudayaan bukan hanya sekedar suatu kesenian sajaakan tetapi juga

merupakan segala bentuk hasil dan upaya budidaya manusia terhadap lingkungan.

Hubungan terhadap kebudayaan ini bisa melibatkan dua atau lebih negara menjadi

dekat. Itulah sebabnya sekarang banyak negara berusaha untuk lebih

meningkatkan hubungan kebudayaan ini agar dapat menjadi alat diplomasi yang

efektif (Yang Seung Yoon, 2005:163).

Indonesia juga melakukan praktik diplomasi dalam usaha mencapai

kepentingan nasionalnya. Namun tujuan diplomasi yang di lakukan oleh Indonesia

tidak hanya untuk memenuhi kepentingan nasionalnya saja akan tetapi juga untuk

mempererat hubungan kerjasama dengan negara lain. Salah satu cara alternatif

yang dipakai Indonesia untuk mewujudkan diplomasi kebudayaan adalah melalui

pendirian rumah budaya Indonesia.Salah satu negara dari sekian banyak negara

yang dipilih Indonesia untuk dijadikan lokasi pendirian rumah budaya Indonesia

ini adalah negara Singapura.

Dipilihnya negara Singapura karena Singapura merupakan negara di kawasan

ASEAN yang telah menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam berbagai bidang.

Salah satunya adalah bidang sosial budaya.dan juga negara Singapura merupakan

negara yang banyak sekali dikunjungi oleh wisatawan asing dari berbagai penjuru

dunia, hal ini dlihat sebagai peluang besar untuk mempromsikan berbagai

kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia kepada dunia disamping

mempromosikan budaya kepada negara Singapura itu sendiri.

A. Kegiatan dan Program Rumah Budaya Indonesia di Singapura

Page 60: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

49

Melalui program rumah budaya Indonesia, pelaksanaan diplomasi budaya di

Singapura terdiri dari berbagai macam kegiatan yaitu sebagai berikut :

1. Indonesia Culture Expresion

Salah satu elemen penting dari kebudayaan ialah kesenian.

Keanekaragaman kesenian yang dimiliki oleh bangsa Indonesia menjadi aset

yang potensial bagi pelaksanaan diplomasi budaya, baik yang bersifat eksternal

antar bangsa ataupun yang internal untuk bangsa sendiri. Agar kesenian yang

berasal dari Indonesia dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam

pelaksanaan diplomasi budaya, maka perlu dijaga kelestariannya serta

ditingkatkan kualitasnya. Pemerintah Indonesia pun disini menjalankan

peranannya dalam diplomasi budaya di Singapura melalui perwakilannya di

kedutaan besar Republik Indonesia dan juga rumah budaya Indonesia di

Singapura serta para diaspora yang tinggal di negara Singapura.yang

mencirikan Indonesia Culture Expresion

Berbagai macam pertunjukan kesenian tradisional maupun modern sering

diadakan oleh kedutaan besar republik Indonesia dan rumah budaya Indonesia

dan juga bekerja sama dengan pihak lain seperti para diaspora yang ada di

negara Singapura. Selain itu pemerintah Indonesia juga sering mengikuti event

berskala internasional yang bertemakan kebudayaan, berbagai kegiatan

diplomasi kebudayaan yang dilakukan oleh seluruh elemen baik itu rumah

budaya Indonesia, KBRI Indonesia di Singapura maupun para diaspora yang

ada di Singapura yang yang mencirikan Indonesia Culture Expresion adalah

sebagai berikut:

Page 61: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

50

a. Indonesian Cultural Night

a.1 Tentang ICN

Indonesian Cultural Night atau ICN adalah sebuah acara tahunan

yang bertujuan untuk menunjukkan kesenian dan kebudayaan Indonesia

dalam bentuk musikal. Acara ini diselenggarakan oleh pelajar-pelajar

Indonesia di Nanyang Technological University (NTU). Kegiatan ICN

bermula pada tahun 2007, dimana berawal dari sebuah pertunjukan

pendek pada malam perayaan kemerdekaan Indonesia yang

menginspirasi para pelajar NTU untuk membawa penampilan

kebudayaan ini ke jenjang yang lebih tinggi.

Dari tahun ke tahun ICN selalu memberikan portret tentang sejarah

dan kebudayaan Indonesia dari mulai sejarah yangdiadaptasi hingga

cerita distopia (Cerita fiksi yang menakutkan), Event ICN sendiri

memiliki visi untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan

Indonesia kepada masyarakat luas di Singapura melalui pertunjukan

musikal. Misi yang diemban oleh ICN adalah melestarikan kekayaan

dan keberagaman budaya Indonesia melalui pagelaran musikal dan juga

menjadi wadah untuk mengembangkan bakat dan keterampilan setiap

anggota ICN. (Ismunandar, 2014:21)

Gambar IV.1 Logo Indonesian Cultural Night

Sumber: Ismunandar, Seni Di Tengah Studi, Bandung Penerbit Nuansa Cendekia, 2014.

Page 62: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

51

a.2 Kegiatan ICN

Pada tanggal 2 Maret 2013, ICN Cultural Production

menampilkan karya mereka yang bertemakan Neutraregni the

Musical di University Cultural Centre Hall, National University of

Singapore. tujuan dari pertunjukan drama ini adalah untuk memberi

gambaran pemikiran kepada para penonton mengenai arti kebebasan

yang sesungguhnya dan apakah sudah menggunakan kebebasan itu

dengan penuh tanggung jawab.

Pertunjukan drama ini pun menyasar kepada segmentasi muda

khususnya mahasiswa dan pelajar yang berpikiran modern dan

dinamis, karena tempat penyelengaraan pertunjukan seni ini digelar di

lingkungan kampus yang merupakan lingkungan pembelajaran yang

sifatnya modern, penuh kreativitas dan inovasi serta penuh semangat.

Drama ini juga mengajak para penonton untuk selau berpikir

kembali mengenai perbuatan apa yang baik untuk dilakukan dan apa

yang tidak baik untuk dilakukan dan tidak semstinya dilakukan dalam

kehidupan. Acara ini pun dinilai sangat sukses karena disaksikan oleh

sekitar 800 orang dengan beragam tanggapan positif dari para

penontonnya serta dianggap berhasil membawa serta mewakili

kebudayaan tradisional Indonesia melalui pentas drama di kancah

internasional sekaigus menarik minat warga internasional yang tinggal

di Indonesia untuk memahami kebudayaan tradisional Indonesia

(Ismunandar, 2014:29).

Page 63: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

52

Gambar IV.2 Tiket dan Suasana Cultural Centre Hall Menjelang Pertujukan Seni

Neutraregni: the Musical

Sumber: www.instragam.com

Gambar IV.3 Salah Satu Pertujukan Seni

Neutraregni: the Musical Yang Digagas Oleh ICN

Sumber: Ismunandar, Seni Di Tengah Studi, Bandung:

Penerbit Nuansa Cendekia, 2014.

Gambar IV.4 Salah Satu Momen Antusiame Penonton Yang Bagikan Ke Media

Sosial Saat menonton Pertunjukan Seni ICN

Sumber: www.facebook.com

Page 64: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

53

Lalu Pada tanggal 1 Maret 2014, ICN Cultural Production

mengadakan drama musikal yang bertema Angkara a Musical yang

diadakan di SOTA Drama Theatre, School of Arts. Pertunjukan drama

ini diselenggakan dengan tujuan mengajak para penonton untuk selalu

mengingat akan pentingnya mengendalikan diri agar tidak dibutakan

oleh ambisi dan akhirnya mengorbankan diri sendiri dan orang-orang

yang kita sayangi. Acara ini pun kembali menyasar segmentasi kaum

millennial yang berpikiran kreatif dan modern karena acara ini digelar

di lingkungan kampus yang tentu saja banyak kaum millennial yang

sangat antusiasme melihat sesuatu yang baru serta kreatif.

Dengan jumlah pengunjung mencapai 600 orang. acara ini pun

sukses merepresentasikan seni budaya Indonesia yang indah dan

menawan seta memberi warna baru akan sejarah dan cerita Indonesia

yang biasa dianggap membosankan dan kuno hal ini terbukti dengan

banyaknya respon positif dari para penontonnya terhadap kebudayaan

Indonesia yang dibawakan dengan sentuhan modern (Ismunandar,

2014:31).

Gambar IV.5 Salah Satu Pertujukan Seni Angkara: a Musical Digagas Oleh ICN

Sumber: Ismunandar, Seni Di Tengah Studi, Bandung:

Penerbit Nuansa Cendekia, 2014.

Page 65: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

54

Gambar IV.6 Salah Satu Media Massa Singapura Yang Menulis Artikel

Mengenai Salah Satu Pertujukan Seni Yang Diselenggarakan Oleh ICN

Sumber: www.facebook.com

b. NUANSA

b.1 Tentang NUANSA

NUANSA adalah sebuah acara tahunan yang bertemakan seni dan

budaya dan diproduksi oleh NUANSA Cultural Productions. Organisasi

ini bertumbuh dari tujuan mimpi besarnya pelajar Indonesia yang

sedang menimba ilmu di National University of Singapore, Singapura.

Oleh karena itu, nama “NUANSA” dipilih karena kata itu menyatukan

kata NUS yang merupakan kepanjangan dari National University of

Singapore dan Indonesia. Tujuan utama dari dibentuknya NUANSA

adalah untuk menjaga serta mempertunjukkan kepada publik

internasional kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam

(Ismunandar, 2014:12).

b.2 Kegiatan NUANSA

Pada tanggal 6 Oktober 2014, NUANSA Cultural Production yang

diprakarsai oleh para pelajar Indonesia di National University of

Singapore menampilkan hasil karya pertama mereka ke publik setelah

Page 66: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

55

berjalan selama tujuh tahun. Acara yang berlangsung selama kurang

lebih dua jam di beri judul The Priyayi.

The Priyayi mengisahkan seorang yang bernama Lantip yang

meninggalkan ibunya ketika ia diadopsi oleh Noegroho, seorang dari

keluarga priyayi. Bertumbuh menjadi seorang muda, Lantip semakin

ingin mengikuti impiannya di bidang seni dan hal ini sangat

bertentangan dengan ayahnya yang menginginkan dia meneruskan jejak

priyayi. tujuan dari diadakannya pertunjukan ini adalah untuk membuka

pikiran para penonton mengenai prinsip serta masa depan yang harus

dipilih oleh seseorang dalam kehidupannya pada saat dewasa.

Pertunjukan seni ini menargetkan segmentasi kaum pemuda

khususnya mahasiwa serta pelajar yang ada di Singapura yang

berpikiran modern serta terbuka dengan kebudayaan dari negara luar

agar mengenal serta memahami kebudayaan tradisonal Indonesia yang

penuh dengan makna kehidupan yang luhur.

Acara ini pun sukses digelar dan dihadiri oleh sekitar 1280 orang,

penampilan pertama mereka di depan publik ini sangat mendapat

tanggapan serta respon yang positif dari berbagai kalangan, baik dari

masyarakat Indonesia sendiri yang hadir dalam pertunjukan itu ataupun

dari orang Singapura maupun orang asing yang ada di Singapura yang

menyaksikan pertunjukan seni itu,

Antusiasme serta respon yang besar dan positif publik dari

berbagai kalangan tersebut dianggap sebagai sebuah kesuksesan yang

Page 67: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

56

besar dalam mempromosikan sekaigus mempertontonkan suatu

pertunjukan seni yang menampilkan keunikan corak tradisonal

kebudayaan Indonesia yang penuh dengan nilai-nilai luhur kemanusian

kepada masyarakat Singapura maupun masyarakat dari negara lain yang

tinggal di Singapura yang menonton pertunjukan seni kebudayaan

tersebut (Ismunandar, 2014:19).

Gambar IV.7 Salah Satu Pementasan Seni Yang Digagas Oleh NUANSA The Priyayi

Sumber: Ismunandar, Seni Di Tengah Studi, Bandung:

Penerbit Nuansa Cendekia, 2014.

Gambar IV.8 Salah Satu Momen Keseruan Penonton Pementasan Seni The Priyayi

Yang Dibagikan Dalam Media Sosial

Sumber: www.facebook.com

c. GAYA

c.1 Tentang GAYA

Page 68: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

57

GAYA adalah sebuah perkumpulan pentas seni dan budaya

Indonesia yang digagas oleh Singapore Management University (SMU)

Komunitas Indonesia. SMU Komunitas Indonesia sendiri adalah sebuah

organisasi siswa yang dibentuk pada tahun 2004 sebagai wadah bagi

mahasiswa-mahasiswi Indonesia di menempuh pendidikan di Singapore

Management University (SMU) tujuan dibentuknya perkumpulan ini

adalah untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada

masyarakat Singapura, khususnya mahasiswa-mahasiswi yang

menempuh pendidikan di Singapore Management University

(Ismunandar, 2014:33).

c.2 Kegiatan GAYA

Salah satu kegiatan pertunjukan seni yang GAYA selenggarakan di

Singapura yaitu berjudul Kronologi yang diselengarakan pada tanggal 3

Februari 2013. Kronologi menyajikan sebuah pertunjukan seni yang

menceritakan aspek kehidupan, kebudayaan, dan masalah yang

dihadapi oleh masyarakat Indonesia di berbagai masa yang berbeda.

Pertunjukan seni tersebut bertujuan untuk mengajak para penonton

untuk berimajinasi dengan berjalan mengarungi waktu serta menghargai

berbagai keindahan dan kesusahan dalam perjalanan yang mereka sebut

sebagai kehidupan. Pertunjukan seni ini pun menargetkan seluruh

segmentasi publik mulai dari pelajar, mahasiswa hingga kalangan

professional, karena pertunjukan seni ini mempertontonkan suatu aspek

nilai kehidupan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan tersebut.

Page 69: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

58

Pertunjukan seni kronologi ini pun dinilai sukses karena disaksikan

oleh hampir 1000 penonton, serta mendapat tanggapan serta respon

yang baik dari publik yang menyaksikannya termasuk pula dari duta

besar republik Indonesia untuk republik Singapura dan juga Presiden

Singapore Management University (Ismunandar, 2014:39).

Gambar IV.9 Poster Pertunjukan Seni Kronologi

Sumber: Ismunandar, Seni Di Tengah Studi, Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia, 2014.

Setelah sukses dengan pertunjukan seni Kronologi selanjutnya pada

tanggal 16 Februari 2014 GAYA lalu kembali menggelar pertunjukan

seni yang bertemakan kehidupan dengan judul 2 Seconds yang

mengangkat cerita tentang pilihan hidup yang harus dibuat oleh

seseorang yang harus mengikuti suara hati atau tunduk terhadap norma-

norma yang hidup masyarakat. pertunjukan ini di gelar dengan tujuan

untuk mengajak penonton untuk saling mengingatkan untuk tidak

tunduk dan tertindas oleh norma, dan seharusnya kembali mengikuti

suara hati serta memilih jalan kehidupan yang susuai dengan suara dari

hati yang terdalam.

Page 70: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

59

Dan kembali target segmentasi pada pertunjukan seni kali ini

menargetkan segmentasi pada semua kalangan karena pertunujukan

yang ditampilkan menggabungkan unsur kebudayaan dengan unsur

kehidupan yang penuh dengan makan dan nilai-nilai kemanusian

sehingga semua kalangan bisa menikmati pertunjukan tersebut.

Pertunjukan ini pun lagi-lagi mendulang sukses dan mendapat

respon yang sangat positif karena disaksikan oleh hampir 1000

penonton termasuk diantaranya yang menyaksikan adalah duta besar

republik Indonesia untuk republik Singapura (Ismunandar, 2014:40).

Gambar IV.10 Poster Pertunjukan Seni 2 Seconds

Sumber: Ismunandar, Seni Di Tengah Studi, Bandung:

Penerbit Nuansa Cendekia, 2014.

d. inSIGHT

d.1 Tentang inSIGHT

inSIGHT yang merupakan kepanjangan dari InSIM Gathering

Night adalah suatu perkumpulan seni yang bergerak dalam pertunjukan

drama musikal. Sejarah terciptanya perkumpulan seni ini terjadi pada

tahun 2009. Pada awalnya perkumpulan InSIGHT dilaksanakan dengan

Page 71: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

60

mengadakan acara makan malam bersama untuk mempererat hubungan

persaudaraan dan rasa kebersamaan para pelajar Indonesia yang

menempuh pendidikan di Singapore Institute of Management (SIM).

Lalu pada tahun 2011 konsep makan malam tersebut diubah menjadi

sebuah pertunjukan seni drama musikal. Acara pertunjukan seni drama

musikal tersebut terbilang sukses dan bahkan menarik perhatian dari

orang-orang selain warga Indonesia di Singapura. Karena kesuksesan

itulah mereka memutuskan untuk terus menerapkan dan

mengembangkan konsep pertunjukan seni yang megkhusukan pada

pertunjukan seni drama musikal (Ismunandar, 2014:41).

d.2 Kegiatan inSIGHT

Salah satu pertunjukan seni drama musikal yang dipentaskan oleh

perkumpulan inSIGHT terjadi pada tanggal 30 Januari 2013,

pertunjukan drama musikan tersebut diberi judul Undo. Undo

menceritakan peliknya kehidupan keluarga seorang perempuan bernama

Luna. dikisahkan bahwa orang tuanya yang tidak pernah berhenti

bertengkar, pamannya yang pengangguran dan kecanduan judi, dan

seorang adik perempuan yang ia benci.

Alkisah diceritakan bahwa adiknya Luna yakni Sunny menyatukan

keluarganya yang penuh dengan masalah, hal yang dilakukan adiknya

tresebut membuat marah Luna karena Sunny tidak pernah memikirkan

dirinya sendiri melainkan lebih memilih untuk memikirkan dan

mnyebarkan kebaikan kepada orang lain. Rasa benci Luna terhadap

Page 72: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

61

adiknya semakin besar hingga akhirnya pada suatu hari, neneknya pun

mengucapkan sebuah mantra yang membawa Luna kembali ke masa

lalu untuk melihat apa yang telah hilang dari dirinya keluarganya dan

adiknya.

Pertunjukan seni ini digelar dengan menargetkan pada semua

lapisan public mulai dari kalangan biasa, pelajar/mahasiwa hingga

profesioanl dengan tujuan untuk mengajak para penontonnya berpikir

bahwa jangan terlau egois dalam memaknai arti dari sebuah kehidupan

dengan hanya memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan orang lain

yang ada disekitar. Pertunjukan seni ini terbilang sukses

diselenggarakan karena dihadiri oleh 650 penonton dengan perkiraan

sekitar 100 penonton asing yang menyaksikan serta mendapat berbagai

tanggapan serta respon yang positif dari para penontonnya (Ismunandar,

2014:45).

Gambar IV.11 Salah Satu Adegan pertunjukan Seni Undo

Sumber: Ismunandar, Seni Di Tengah Studi, Bandung:

Penerbit Nuansa Cendekia, 2014.

Selanjutnya pada tanggal 23 Februari 2014 inSIGHT kembali

menggelar pertunjukan drama musikal di Lee Foundation Theater

Page 73: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

62

pertunjukan seni tersebut di beri judul The Storybook yang

menceritakan kisah cinta seorang ibu kepada anak satu-satunya yang

bernama Maharani, pertunjukan tersebut di gelar dengan tujuan agar

para penonton mrngrtahui bahwa pentingnya menjaga perasaan deorang

ibu dan juga memberitahukan pesan moral bahwa kasih saying seorang

ibu kepada anaknya tidak akan bisa dipengaruhi oleh apapun.

Pertunjukan drama musikal ini menargetkan pada kaum muda yang

berpikiran terbuka dan kreatif maupun kaum professional yang

berpikiran realistis dan dinamis, pertunjukan inipun sukses digelar dan

mendapatkan apresiasi yang baik dengan menghadirkan 350 orang

penonton dengan perkiraan sekitar 50 penonton asing yang hadir untuk

menyaksikan pertunjukan drama musikal ini (Ismunandar, 2014:46).

Gambar IV.12 Salah Satu Adegan pertunjukan Seni The Storybook

Sumber: Ismunandar, Seni Di Tengah Studi, Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia, 2014.

Peranan rumah budaya Indonesia di Singapura dalam mendukung

diplomasi kebudayaan dalam bentuk Indonesia Culture Expresion walaupun

ttidak secara langsung karena sifat dari rumah budaya tersebut bersifat statis,

namun hal ini tidak mengurangi pengaruh pentingnya rumah budaya Indonesia

Page 74: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

63

dalam membuka akses terciptanya para penggagas serta penyebar pengaruh

diplomasi publik Indonesia melalui kebudayaan di Singapura.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya festival serta pertunjukan seni dan

budaya yang ada di Singapura serta bermunculannya perkumpulan-

perkumpulan seni baru seperti yang penulis paparkan diatas tadi, hal ini jelas

menandakan keberhasilan rumah budaya Indonesia dalam menjalankan

tugasnya dalam rangka melakukan diplomasi kebudayaan di Singapura,

kemudian keberhasilan rumah budaya Indonesia dalam melakukan diplomasi

kebudayaan di Singapura dapat dilihat dari indikator banyaknya para penonton

yang hadir dalam menyaksikan pertunjukan seni dan budaya yang dibawakan

oleh para perkumpulan seni yang digagas oleh para diaspora Indonesia di

Singapura yang tak jarang pertunjukan mereka disaksikan hingga ratusan orang

penonton dan juga hingga menarik perhatian tamu penting setingkat duta besar

hingga rektor dari universitas ternama di negara Singapura untuk menyaksikan

pertunjukan seni dan kebuidayaan tersebut.

2. Indonesia Culture Learning

Selain melalui festival dan pertunjukan seni, pemerintah Indonesia juga

melakukan diplomasi budaya Indonesia melalui jalur pembelajaran mengenai

kebudayaan dengan membuka kelas-kelas pembelajaran mengenai berbagai

macam budaya Indonesia, salah satunya adalah sesi kelas membatik yang

diadakan oleh Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura bekerjasama dengan

Rumah Budaya Indonesia dan Atase Pendidikan Kebudayaan dan Fungsi

Pensosbud KBRI Singapura yang mengadakan kegiatan bertemakan diplomatic

Page 75: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

64

coffee morning dan workshop batik bagi istri para Duta Besar Negara-Negara

Sahabat di KBRI Singapura.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan salah satu kebudayaan

Indonesia yakni batik. Para peserta yang mengikuti kegiatan ini pun sangat

antusias ketika mereka mendapat pelatihan serta dapat belajar secara langsung

cara membatik yang baik dan benar dengan menggunakan alat membatik yakni

canting dan lilin dan melakukan pembatikan pada sebuah scarf dan melakukan

pewarnaan dengan menggunakan teknik dyeing terhadap scarf yang telah

digambar sebelumnya tersebut. Selain itu, para peserta juga mendapat

kesempatan untuk menghadiri bazar cindera mata khas dari berbagai penjuru

daerah yag ada di Indonesia serta mencicipi aneka kuliner khas dari daerah

Nusantara yang telah disediakan oleh Dharma Wanita Persatuan KBRI

Singapura (www.global Indonesianvoices.com).

Gambar IV.13 Sesi kelas Membatik Yang diselenggrakan Oleh Rumah

Budaya Indonesia Di Singapura

Sumber: www.globalIndonesianvoices.com

Selain menyelengarakan sesi kelas membatik, pemerintah Indonesia juga

menyelengarakan sesi kelas belajar bahasa Indonesia di Singapura, Dalam hal

ini, pemerintah Indonesia melalui Rumah Budaya Indonesia bekerjasama

Page 76: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

65

dengan KBRI dan juga Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

mengadakan Ujian Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).

Materi untuk tes UKBI sendiri terdiri dari lima bagian, yaitu empat bagian

menguji keterampilan berbahasa serta satu bagian menguji kaidah dan

pemahaman tata bahasa Indonesia. Peserta yang telah menyelesaikan tes UKBI

akan mendapatkan sertifikat yang didalamnya tertera hasil dari mengikuti tes

UKBI yang telah dicapainya, baik tiap bagian ataupun secara keseluruhan.

Hasil dari tes UKBI secara keseluruhan dibagi menjadi tujuh tingkat. Peringkat

I adalah peringkat tertinggi yaitu istimewa sedangkan peringkat paling rendah

adalah peringkat VII yaitu terbatas.

Selain itu, dalam rangka memeriahkan bulan Bahasa yang jatuh pada bulan

Oktober, Rumah Budaya Indonesia dan KBRI Singapura bekerja sama dengan

Centre for Language Studies dari National University of Singapore

mengadakan lomba pidato di College Auditorium lantai 8 dengan tema

Kesetaraan Gender.

Lomba ini diperuntukan bagi penutur bahasa asing di Singapura. Lomba

ini adalah yang pertama kali diadakan dan diharapkan lomba semacam ini

dapat menjadi agenda tahunan. Kemudian pada tanggal 28 Juli 2015 Presiden

Tony Tan Keng Yam dan Presiden Joko Widodo menyaksikan upacara

presentasi sertifikasi untuk program teknik dan pelatihan keterampilan yang

diselenggarakan oleh Temasek Foundation dan Pendidikan ITE bekerjasama

dengan Poltikenik Batam (MFA Press Statement).

Page 77: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

66

Selain sesi kelas pembelajaran ada juga program mengenai budaya lainnya

yang bertajuk Global Community Day yang merupakan acara yang

diselenggarakan oleh Temasek Polytechnic, dimana para mahasiswa,

masyarakat serta beberapa kedutaan yang ada di Singapura diundang untuk ikut

berpartisipasi dalam acara tersebut. Kedutaan yang diundang akan mengadakan

workshop dan pameran budaya negara masing–masing. Rumah budaya

Indonesia yang juga termasuk dalam peserta acara memilih untuk mengadakan

workshop tentang angklung dan kerajinan daun kelapa. Selain itu juga terdapat

stand pariwisata yang berisi informasi mengenai lokasi wisata di Indonesia,

stand photo booth, pakaian tradisional dan tidak ketinggalan stand jajanan

pasar yang menjadi favorit para peserta lainnya.

Bisa dikatakan bahwa peran rumah budaya Indonesia dalam menjalankan

tugasnya melakukan diplomasi publik dalam bentuk Indonesia Culture

Learning berhasil dilakukan, indikatornya adalah antusiame yang sangat tinggi

dari para warga yang ada di Singapura untuk belajar mengenai budaya

Indonesia, hal inipun disambut oleh rumah budaya Indonesia dalam mewadahi

antusiame tinggi warga tersebut dengan menyiapkan berbagai fasilitas dan

prasarananya.

Dalam menjalankan agenda ini rumah budaya Indonesia tidak sendirian

terlibat, pihak kedutaan Indonesia di Singapura dan juga perkumpulan diaspora

Indonesia juga turut andil dalam mensukseskan agenda Indonesia Culture

Learning tersebut. Dengan bersama-ama maka tugas rumah budaya Indonesia

dalam melakukan diplomasi publik melalui kebudayaan menjadi semakin

Page 78: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

67

ringan dan juga efektif karena cakupan penyebaran pengaruhnya akan semakin

cepat serta berkembang luas di kalangan masyarakat Singapura.

1. Indonesian Advocacy and Promotion

Instrumen diplomasi budaya Indonesia selanjutnya adalah melaui

kepustakaan atau bahan informasi melalui bacaan. Adanya media informasi

melalui literatur atau bahan bacaan akan memudahkan warga asing yang

tinggal di Singapura dan warga Singapura itu sendiri untuk mengetahui

berbagai hal tentang Indonesia.

Untuk mendukung kegiatan diplomasi budayanya Pemerintah Indonesia

melalui rumah budaya Indonesia serta KBRI Singapura bekerjasama dengan

para diaspora Indonesia menyediakan brosur-brosur tentang kesenian serta

kebdayaan Indonesia dan juga informasi mengenai destinasi pariwisata di

Indonesia dalam setiap penyelenggaraan event kebudayaan di Singapura untuk

dibagikan kepada masyarakat Singapura. Instrumen penyebaran informasi yang

juga tidak kalah penting dalam melakukan diplomasi budaya ini selalin melalui

media cetak seperti brosur juga melalui media penyiaran (broadcasting) baik

itu melalui siran radio dan tv lokal maupun melalui situs internet. media

penyiaran ini sangat dibutuhkan pada era modern ini karena dapat

mempermudah aksesmasyarakat Singapura terhadap pengenalan kebudayaan

Indonesia.

Dengan terselenggaranya berbagai macam pertunjukan kebudayaan dan

kesenian tradisional di berbagai tempat, pemerintah harus bisa memaksimalkan

penyebaran informasi melalui media baik melalui media cetak maupun media

Page 79: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

68

elektronik. sebagai contoh dalam pertunjukan drama musikal yang diadakan

oleh Indonesian Cukture and Nasionalism dan NUANSA, acara yang mereka

selenggrakan tersebut diliput oleh media GIVnews. Dalam liputannya, media

GIVnews memberitakan keberhasilan dari terselenggaranya pertunjukan

tersebut, hal ini bisa terjadi karena pihak penyelenggara sebelumnya telah

melakukan promosi dengan mendatangi media-media setempat sekaigus

mengundang mereka ntuk meliput pertunjukan kesenian yang mereka

pentaskan

Program serta kebijakan dalam rangka mempromosikan kebudayaan

Indonesia ini juga merupakan bagian dari upaya diplomasi kebudayaan yang

juga dapat memberi pandangan publik Singapura terhadap citra negara

Indonesia. Kebijakan publik pemerintah Indonesia terkait instrumen-instrumen

kebudayaan yang disosialisasikan di negara Singapura bertujuan untuk

memperkenalkan kepada masyarakat Singapura mengenai identitas dan

karakter bangsa Indonesia. Dengan pemahaman masyarakat Singapura terkait

dengan kebijakan-kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia dalam

konteks kebudayaan tadi maka akan memberi pemahaman positif terhadap citra

bangsa Indonesia itu sendiri.

Sejauh ini upaya yang dilakukan rumah budaya Indonesia dalam

menyebarkan informasi serta mempromosikan kebudayaan Indonesia melalui

berbagai macam media baik media offline maupun media online terbilang

sukses, sebab dalam setiap kesempatan event festival kebudayaan yang di

selengarakan di Singapura stand Indonesia tidak pernah sepi pengunjung dan

Page 80: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

69

juga antusiame warga Singapura untuk mengenal kebudayaan Indonesia

dengan berkunjung ke rumah budaya Indonesia terbilang baik, hal ini

membuktikan bahwa kinerja rumah budaya Indonesia dalam menyebarkan

informasi mengenai kebudqyaan Indonesia di Singapura terbilang baik dan

berjalan efektif

B. Dampak Pendirian Rumah Budaya Indonesaa Di Singapura

Kepentingan kedua negara baik negara Indonesia maupun negara Singapura

dalam konteks pendirian rumah budaya Indonesia di Singapura adalah untuk

sama-sama mengenal kebudayaan dan karakteristik dari masing-masing negara,

dengan pendirian rumah budaya tersebut maka secara langsung maupun tidak

langsung publik Singapura dapat mengetahui serta bisa mempelajari lebih jauh

mengenai jenis-jenis kebudayaan yang ada di Indonesia, begitupun sebaliknya

Indonesia juga dapat belajar kepada Singapura mengenai budaya serta kultur

masyarakat Singapura dalam segi bidang apapun, karena secara tidak langsung

kunjungan dan antusiasme dari warga negara Singapura terhadap rumah budaya

Indonesia sudah mewakili kebudayaan negara Singapura yang terkenal dengan

budaya kehidupan yang modern dan dinamis.

Keuntungan kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dan Singapura dalam

konteks kerjasama dibidang sosial dan budaya yang dalam hal ini sebagai dampak

pendirian rumah budaya Indonesia di Singapura dapat dilihat dari berbagai aspek

mulai dari segi aspek ekonomi, aspek politik, aspek pendidikan maupun dari segi

aspek sosial budaya yang menyentuh banyak sektor.

Page 81: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

70

Dampak dari segi ekonomi, pendirian rumah budaya Indonesia ini akan

membawa keuntungan bagi kedua negara, hal ini terlihat dari meningkatnya

aktivitas sektor pariwisata dari kedua negara, peningkatan ini bisa terjadi karena

rumah budaya Indonesia juga menyediakan pemberitahuan mengenai pariwisata

di Indonesia melalui brosur-brosur yang berisi tempat atau destinasi wisata yang

ada di Indonesia beserta keanekaragaman budaya di tempat wisata tersebut seperti

makanan, tarian dan lain sebagainya,

Tercatat pada tahun 2013 saja kedatangan wisatawan asal Singapura yang

berkunjung ke berbagai tempat di Indonesia sebanyak 1.634.149 orang, hal ini

menjadikan wisatawan asal Singapura menjadi yang terbesar khususnya dalam

ruang lingkup kawasan asia diantara wisatawan dari negara lain yang berkunjung

ke Indonesia, bahkan untuk tahun 2018 wisatawan asal Singapura berhasil masuk

dalam urutan peringkat ke empat terbesar dalam jumlah wisatawan asing yang

mengunjungi berbagai tempat di Indonesia, hal ini bisa dilihat dalam gambar

dibawah ini:

Gambar IV.14 Negara Dengan Jumlah Kunjungan Turis Terbanyak Ke Indonesia

Sumber: \www.cnbcindonesia.com

Page 82: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

71

Banyaknya wisatawan asal Singapura yang berkunjung ke Indonesia ini tidak

terlepas dari gencarnya pemerintah Indonesia untuk selalu mempromosikan

keanekaragaman kebudayaannya salah satunya melalui program rumah budaya

Indonesia di Singapura yang juga sekaligus menjadi cerminan diplomasi

kebudayaan Indonesia di luar negeri.

Selain itu karena kedua negara menjalin hubungan bilateral satu sama lain

maka pendirian rumah budaya Indonesia di Singapura juga memberikan dampak

yang positif bagi negara Singapura itu sendiri karena secara tidak langsung

pemerintah Singapura juga bisa mempromosikan sektor pariwisatanya secara

langsung maupun tidak langsung dalam festival-festival budaya yang

diselenggarakan oleh rumah budaya Indonesia maupun oleh komunitas budaya

dan diaspora Indonesia di Singapura, hal ini bisa dilihat dari data yang dihimpun

oleh Singapore Tourism Board yang mencatat bahwa wisatawan asal Indonesia

menduduki peringkat kedua dari daftar wisatawan mancanegara yang berkunjung

ke Singapura.

Data Singapore Tourism Board menunjukan sepanjang tahun 2018 total

jumlah wisatawan asal Indonesia yang berkunjung ke Singapura mencapai 3.02

juta orang atau meningkat dua persen dari tahun sebelumnya dengan jumlah

kunjungan wisatawan asal Indonesia yang sebanyak itu, Singapura berhasil

mendapatkan pemasukan sebesar 2,13 miliar dollar Singapura, jumlah inipun naik

delapan persen dari jumlah pemasukan pada tahun sebelumnya

(www.kontan.co.id).

Page 83: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

72

Selain dari sektor pariwisata pendirian rumah buday Indonesia ini juga

menimbulkan dampak secra tidak langsung terhadap ekonomi, data badan

koordinasi penanaman modal (BKPM) soal realisasi investasi penanaman modal

asing pada tahun 2015. Dari total Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 29,2

miliar dolar AS, uang yang bersumber dari investor Singapura mencapai 5,8

miliar dolar AS atau hampir 20 persen dari total seluruh negara investor yang

menanamkan modalnya di Indonesia sedangkan pada tahun 2016 nilai investasi

dari Singapura mencapai USD 9,2 miliar dengan memiliki 5.874 proyek. Bahkan,

Singapura tengah mengeksplorasi kesempatan investasi pada sektor industri di

wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera

Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Riau dengan semua itu

menjadikan Singapura tercatat sebagai mitra strategis dan investor terbesar di

Indonesia (www.tirto.id).

Selain itu juga dalam sektor perbankan pun Singapura juga punya pengaruh

besar di Indonesia. BI mencatat Singapura memiliki saham mayoritas di bank-

bank di Indonesia yaitu Danamon, DBS, OCBC NISP, dan UOB Buana. Total

kantor cabang bank yang dikuasai Singapura sekitar 2.400 kantor dengan mesin

transaksi elektronik sekitar 4.800 buah. Ini belum termasuk kepemilikan kunci di

sejumlah perusahaan telekomunikasi utama Indonesia seperti Telkomsel. Semua

sektor dalam hal ekonomi yang penulis jabarkan tadi menunjukan bahwa negara

Singapura membawa pengaruh yang signifikan terhadap sektor ekonomi bagi

Indonesia, adanya rumah budaya Indonesia di Singapura secara tidak langsung

membawa pengaruh yang baik antara pemerintah Singapura dan pemerintah

Page 84: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

73

Indonesia untuk terus meningkatkan hubungan bilateralnya menjadi lebih baik dan

lebih erat lagi kedepannya (www.tirto.id).

Di samping manfaat dari segi ekonomi, didirikannya rumah budaya Indonesia

di Singapura ini juga berdampak pula pada sektor lain seperti sektor pendidikan.

Singapura merupakan salah satu negara yang telah menjalin kerja sama dengan

Indonesia di hampir semua bidang dan salah satunya adalah bidang pendidikan.

Indonesia dan Singapura selalu melakukan kerja sama dalam bidang pendidikan

seperti pertukaran pelajar, program belajar tentang budaya kedua budaya dan lain-

sebagainya.

Salah satu contohnya yakni adanya kerjasama serta program di bidang

pendidikan seperti contohnya program sisiter school atau pertukaran pelajar yang

dilakukan oleh SMA Labschool Jakarta dengan Chij ST. Joseph’S Convent

Singapura dan juga pemberian beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kedua

negara.

Di samping itu, pada acara Leader’s Retreat di Singapura, Presiden RI Jokowi

dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyaksikan penandatanganan MoU tentang

Kerja Sama Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri. Pada

penandatanganan tersebut, Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Perindustrian

Airlangga Hartarto dan Pemerintah Singapura oleh Menteri Pendidikan

(Pendidikan Tinggi dan Keterampilan) Ong Ye Kung (www.kemeperin.go.id).

Dalam MoU tersebut, disepakati bentuk kerjasama kedua negara yang

meliputi pelatihan untuk tenaga pengajar dan pengelola unit pendidikan dan

pelatihan vokasi industri, pengembangan kualitas sistem pendidikan vokasi,

Page 85: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

74

penyediaan akses dan kesempatan bagi peserta pemagangan industri untuk tenaga

pengajar dan siswa, kerjasama pengembangan kurikulum, pengembangan

teknologi dan bantuan tenaga ahli serta pengembangan standar kualifikasi

(www.kemeperin.go.id)

Dampak positif di bidang pendidikan dari program diplomasi budaya melalui

pendirian rumah budaya Indonesia di Singapura ini juga bisa terlihat dari

banyaknya jumlah pelajar atau mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan

di Singapura, hal ini seperti yang diungkapkan oleh sekretaris I bidang informasi,

sosial dan budaya kedutaan beasr republik Indonesia untuk Singapura GH

Mulyana, beliau mengatakan dari total pelajar dan mahasiswa Indonesia di

Singapura yang berjumlah 18.341 orang sekitar 5.448 orang di antaranya sedang

mengambil pendidikan S-1. S-2 dan S-3 di berbagai program studi

(www.kompas.com).

Hal tersebut bisa terjadi karena secara tidak langsung dalam suatu festival

budaya baik yang diselengarakan oleh diaspora Indonesia, KBRI Singapura

mauapun yang diselenggarakan oleh rumah budaya Indonesia terjadi penyebaran

informasi dalam festivak kebudayaan tersebut salah satunya mengenai pendidikan

sehingga warga Indonesia yang kebetulan sedang mengnjungi festival kebudayaan

tersebut akan sangat mudah menemui stand, brosur atau pemflet mengenai

informasi pendidikan yang ada di Singapura dan menyebarkan informasi tersebut

kepada kerabat mereka begitu kembali pulang ke Indonesia.

Lalu jika ditinjau dari segi sosial budaya, pendirian rumah budaya Indonesia

di Singapura ini secara langsung telah meningkatkan aktivitas sosial budaya di

Page 86: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

75

kedua negara.hal ini bisa terlihat dari para pelajar dan mahasiswa dari kedua

negara yang saing menghargai, menghormati serta saing toleransi terhadap

perbedaan sosial dan budaya, serta senantiasa berusaha meningkatkan hubungan

yang baik diantara para pelajar atau mahasiswa meskipun berbeda

kewarganegaraan.

Selain itu masih dalam aspek sosial budaya, secara simbolis untuk

mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura kedua negara

sepakat untuk melakukan penerbitan prangko bersama Indonesia dan Singapura

(Joint Issue of Stamp) ini dimaksudkan untuk menandai dan mencatat sejarah

hubungan diplomatik antara Indonesia dan Singapura yang telah berjalan selama

50 tahun,” kata Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Infomatika

Noor Iza (www.jawapos.com).

Noor Iza menilai prangko merupakan benda pos yang tidak saja berfungsi

sebagai bukti pembayaran di muka atas biaya kiriman pos tetapi juga memiliki

fungsi sebagai media informasi publik. Prangko merupakan benda unik yang

banyak dikoleksi oleh para kolektor atau filatelis. Singapura adalah negara sahabat

dan salah satu negara tetangga terdekat Indonesia yang mempunyai arti penting.

Kedekatan secara geografis telah mendorong kedua negara untuk mewujudkan

kerja sama di berbagai bidang (www.jawapos.com).

Tema yang ditampilkan pada penerbitan prangko bersama ini adalah

kehidupan bawah laut dengan terumbu karangnya. Terumbu karang merupakan

habitat penting bagi berbagai tumbuhan laut, hewan laut dan berbagai

Page 87: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

76

mikroorganisme laut lainnya. Sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis

dengan sejenis tumbuhan alga (www.jawapos.com).

Prangko diterbitkan dalam dua desain dengan nominal masing-masing Rp 5

ribu. Prangko ditampilkan dalam format full sheet dengan komposisi 12 keping

perlembar (6 set prangko), dicetak sebanyak 360 ribu set. Selain itu prangko juga

ditampilkan dalam format Carik Kenangan (Mini Sheet) dengan nominal Rp 20

ribu dicetak sebanyak 8 ribuan set. Menyertai penerbitan prangko ini diterbitkan

pula Sampul Hari Pertama sebanyak 2 ribu set dengan harga Rp 15 ribu. Perangko

dicetak oleh PERURI desain oleh Pos Kreatif (www.jawapos.com).

Selanjutnya dalam bidang politik DPR RI dan Parlemen Singapura telah

menjalin kerjasama yang cukup erat dalam berbagai forum. Salah satunya adalah

ASEAN Inter Parliamentary Assembly. Kerjasama dan saling dukung antara

kedua parlemen juga diwujudkan dalam forum ASEAN Pacific Parliamentary

Forum dan Inter Parliamentary Union . Kami berharap kerjasama antar kedua

parlemen dapat lebih erat lagi," ujar Bamsoet saat mengadakan pertemuan

bilateral dengan Ketua Parlemen Singapura Tan Chuan Jin, di Singapura

(www.jpnn.com).

Turut menemani Ketua DPR RI dalam pertemuan tersebut, Muslim Ayub

(Fraksi PAN), Adies Kadir (Fraksi Partai Golkar), Mukhammad Misbakhun

(Fraksi Partai Golkar) Masinton Pasaribu (Fraksi PDI Perjuangan) dan Nasir

Djamil (Fraksi PKS). Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menuturkan,

hubungan bilateral Indonesia-Singapura selama ini sudah berlangsung baik dan

stabil. Indonesia dan Singapura memiliki mekanisme hubungan bilateral yang

Page 88: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

77

solid dalam bentuk pertemuan tahunan tingkat kepala negara, pertemuan tingkat

menteri dan mekanisme working groups untuk meningkatkan hubungan kerja

sama kedua negara (www.jpnn.com).

Maka berdasarkan pemaparan penulis mengenai dampak pendirian rumah

budaya Indonesia tadi bisa dikatakan bahawa baik secara langsung maupun tidak

langsung menunjukan bahwa pendirian rumah budaya Indonesia di Singapura ini

mempunyai pengaruh terhadap hubungan bilateral kedua negara khususnya bagi

Indonesia dalam melaksanakan diplomasi kebudayaan demi mencapai

kepentingan nasionalnya, hal ini bisa terlihat dari berbagai indikator mulai dari

indikator ekonomi, indikator pendidikan indikator politik hingga indikator

kehidupan sosial budaya warga kedua negara semua indikator-indikator tersebut

saling mempengaruhi satu sama lain sehingga menciptakan pengaruh yang

dinamis terhadap hubungan bilateral kedua negara dari waktu ke waktu.

Page 89: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan bilateral Indonesia dan Singapura yang terjalin dengan baik,

menjadikan Singapura menjadi salah satu sasaran diplomasi kebudayaan

Indonesia dalam rangka mengelola hubungan baik antara kedua negara.

Indonesia menyadari bahwa kebudayaan merupakan aspek penting dalam

menjalin hubungan dengan Singapura. Sejak saat itu, kerjasama pendidikan,

pemuda dan olah raga, pariwisata, serta kesenian mulai gencar dilakukan.

Dengan keberadaan rumah budaya Indonesia di Singapura, Indonesia dapat

memaksimalkan aktivitas diplomasi kebudayaannya melalui kegiatan-

kegiatan promosi budaya yang menimbulkan kesan dan apresiasi positif

publik di Singapura.

Mengacu pada pertanyaan penelitian “Bagaimana Diplomasi Indonesia

melalui Rumah Budaya Indonesia di Singapura periode 2013-2015?”dapat

dipaparkan bahwa diplomasi budaya Indonesia melalui rumah budaya

Indonesia dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang

dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu, tahap pertama, rumah budaya

Indonesia berhasil mengakrabkan publik Singapura terhadap Indonesia

melalui penyebaran informasi menggunakan media sosial dan pengenalan

budaya dengan mendukung pagelaran seni gelar budaya oleh perhimpunan

mahasiswa Indonesia di Singapore Management University. Tahap kedua,

Page 90: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

79

rumah budaya Indonesia juga berhasil meningkatkan apresiasi publik

Singapura dengan aktif dalam mempromosikan budaya pada festival-festival

kesenian internasonal, seperti Chingay Parade dan Singapore International

Friendship Day yang bekerjasama dengan institusi pendidikan melalui

penampilan atraksi-atraksi kesenian.

Tahap ketiga, Rumah Budaya Indonesia berhasil meningkatkan

keterikatan publik Singapura terhadap Indonesia melalui promosi bahasa

Indonesia yang dilakukan melalui pelatihan bahasa dan lomba pidato

bekerjasama dengan Center of Language Studies, National University of

Singapore, pusat pengembangan strategi dan diplomasi kebahasaan dan badan

pengembangan pembinaan bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia..

Penulis juga dapat menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh rumah budaya Indonesia dapat dikatakan sebagai upaya-upaya

diplomasi kebudayaan dalam rangka meningkatkan citra positif untuk

membentuk opini atau pandangan publik Singapura terhadap Indonesia.

Kekayaan budaya menjadi kekuatan utama bagi diplomasi kebudayaan

Indonesia. Rumah budaya Indonesia menitikberatkan pada penggunaan dan

atraksi budaya sebagai soft power yang menarik perhatian dan apresiasi

publik di Singapura. Kebudayaan berhasil digunakan oleh Indonesia sebagai

instrumen yang berguna dalam meningkatkan eksistensi Indonesia melalui

berbagai macam kegiatan promosi budaya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh rumah budaya Indonesia mendapatkan apresiasi yang baik terhadap citra

Page 91: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

80

positif Indonesia, hal tersebut menunjukkan bahwa upaya-upaya diplomasi

kebudayaan berhasil dilakukan. Berdasarkan upaya-upaya yang dilakukan,

menunjukkan bahwa rumah budaya Indonesia memiliki peranan penting

dalam meningkatkan citra positif Indonesia di Singapura karena tidak hanya

melibatkan jalur pertama atau lewat pemerintahan saja, melainkan juga

beberapa jalur diplomasi kebudayaan non-pemerintah seperti masyarakat,

kelompok masyarakat seperti perhimpunan mahasiswa Indonesia di

Singapura, dan kemudian institusi pendidikan, dan juga media penyiaran

berupa laman resmi dan media sosial juga dilibatkan sehingga pelaksanannya

dapat menyentuh publik secara luas dan menyeluruh.

B. Saran

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Budaya Indonesia

sebaiknya harus lebih banyak melibatkan keikutsertaan publik Singapura agar

secara langsung dapat merasakan dan lebih mengenal Indonesia melalui

budaya. Ketertarikan dan keterikatan publik Singapura yang semakin tinggi

dapat menentukan bentuk dan sikap pemerintahannya terhadap Indonesia.

Ketika hubungan baik berhasil dijalankan maka hubungan bilateral Indonesia

dan Singapura menjadi semakin erat yang secara otomatis mendorong

terciptanya kerjasama-kerjasama lainnya baik itu kerjasama di bidang politik,

hukum dan keamanan kawasan,ekonomi, pendidikan,sosial budaya serta

bidang-bidang lain guna untuk memenuhi kepentingan nasional Indonesia.

Page 92: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

81

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alo Liliweri, Gatra Gatra Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset, 2001.

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi Tentang

Pelbagai ProblemPendidikan Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Bakry., U., S. Dasar-Dasar Hubungan Internasional. Depok: Kencana, 2017

Daniel S. Papp, Contemprary International Relation, “A Framework For

Understanding, 2nd Edition, New York: Macmillan Publihing Company, 1988.,

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat.Komunikasi Antar Budaya:Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Edisi

ke-3Jakarta: Balai Pustaka, 2000.

G. Moedjanto, Indonesia Abad Ke-20 I Dari Kebangkitan Nasional sampai

Linggarjati, Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Ismunandar, Seni Di Tengah Studi, Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia, 2014.

John W. Creswell, Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches California : SAGE, 2009.

Ki Hajar, Dewantara, Kebudayaan Yogyakarta: Penerbit Majelis Luhur

Persatuan Tamansiswa, 1994.

Kishan S. Rana, Bilateral Diplomacy, New Delhi: ManasPublication, 2002.

KJ Hoisti, Politik Internasional Kerangka Untuk Analisa Jilid II Terjemahan M.

Tahrir Azhari, Jakarta: Erlangga, 1988.

Koesnadi Kartasasmita, Administrasi Internasional, Bandung: Lembaga

Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung, 1977.

M.Munandar Soelaeman,Ilmu Budaya Dasar Suatu pengantar, Bandung:

PT.Refika Aditama,2005.

Muchtar Mas’oed. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin Ilmu dan Metodologi

Jakarta: LP3ES, 1990.

Sartono Kartodirdjo, dkk, Sejarah Nasional Indonesia II, Jakarta: BalaiPustaka,

1977.

Page 93: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

82

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi Jakarta:

YayasanBadan Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1964.

Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, Jakrata: PT.Raja Grafindo Persada

1990

Sukawarsini Djelantik, Diplomasi Antara Teori Dan Paktik, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2008.

1KM Panikkar, “The Principle and Practice Diplomacy” dalam, “Diplomasi”

diterjemahkanoleh Harwanto dan Misrawati Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1995.

Warsito, Tulus dan Wahyuni Kartikasari.Diplomasi Kebudayaan, Konsepdan

Relevansi Bagi Negara Berkembang: Studi Kasus Indonesia,Yogyakarta:

Ombak 2007.

Yang Seung Yoon, “40 Tahun Hubungan Indonesia-Korea Selatan” Yogyakarta:

Gajah Madauniversity press, 2005.

Jurnal

Donald E. Nuechterlain, National Interest and Presidential Leadership: The

Setting Of Priorities, Bouder, 1978

Liang, Rose, “Change and Continuity in the Culture of Singapore’s Primary

School Teachers from 1959 to 2006”, A Thesis Submitted for the Degree of

Doctor of Philosophy, Department of Sociology, National University of

Singapore, 2007.

Margono, Aktor Non-Negara Dalam Hubungan Internasional, jurnal Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan, Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila &

Kewarganegaraan (AP3KnI), Vol 28 No. 2, Malang, 2015.

The Nalanda-Sriwijaya Centre, Institute of Southeast Asian Studies, Provenance

Research on 14th-Century, Greenwares Found in Singapore,, 2009.

Wade, Geoff, “An Early Age of Commerce in Southeast Asia, 900–1300 CE”,

dalam Journal of Southeast Asian Studies, 40(2), Edisi Juni 2009

Website

http://id.marinabaysands.com

http://daerah.sindonews.com

http://www.visitsingapore.com

http://www.ctbto.org

http://www.theonlinecitizen.com

Page 94: DIPLOMASI INDONESIA MELALUI RUMAH BUDAYA INDONESIA DI

83

http://www.foreignaffairs.com

http://eresources.nlb.gov.sg

http://www.kemlu.go.id

http://fiktorpobatu.blogspot.co.id

http://www. europe.education.com

http://kemenpar.go.id

http://m-haritsyah.blogspot.com

http://www.nusba.com

http://rumahbudayaindonesia.sg

http://www.kemdikbud.go.id

http://www.cnbcindonesia.com

http://www.globalIndonesianvoices.com

http://www.instragam.com

http://www.facebook.com

http://www.tirto.id

http://www.jpnn.com

http://www.jawapos.com

http://www.kemeperin.go.id