3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ternak Ruminansia
Ruminansia berasal dari kata latin “Ruminate” yang berarti menunyah
berulang-ulang. Proses ini disebut proses ruminansia yaitu suatu proses
pencernaan pakan yang dimulai dari pakan dimasukkan kedalam rongga
mulut dan masuk kedalam rumen setelah menjadi bolus – bolus dimuntahkan
kembali (regurgitasi), dikunyah kembali (remastikasi), penelan kembali
(redeglutasi) dan dilanjutkan proses fermentasi di rumen dan ke saluran
berikutnya (Prawirokusumo, 1994).Ruminansia adalah hewan pemakan
hijauan atau herbivora yang memiliki lambung dengan beberapa ruangan
yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Ruminansia juga memamah
pakan yang telah dicerna atau disebut memamah biak (Hakim, 2009).
Jenis ternak ruminasia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba
memiliki sistem pencernaan yang khas dan sempurna. Alat pencernaan pada
lambung yang terbagi atas empat bagian, terdiri dari rumen, retikulum,
omasum dan abomasum. Lambung tenak ruminansia mampu mencerna bahan
pakan yang kandungan serat kasarnya tinggi. Kelompok ternak yang memiliki
alat pencernaan seperti ini pakan pokoknya adalah hijauan sedangkan
kebutuhan pakan penguat sebagai bahan tambahan saja (Kanisius, 1990).
Rumen mengandung populasi mikrobia terdiri atas bakteri, protozoa
dan jamur yang mampu memfermentasikan makanan yang ditelan. Keuntugan
fermentasi rumen ialah kemampuan mikrobia rumen mensintesis asam amino
dan pencernaan protein mikrobia. Lebih kurang 60 – 70 %, pakan ruminasia
terdiri atas serat kasar, karbohidrat, lignin, selulosa dan hemi selulosa (Tillma
et al., 1991).
Kegiatan mikroorganisme di dalam rumen menyebabkan ternak
ruminansia mampu mencerna sejumlah besar hijuan dan pakan lainnya.
Bahkan, hijauan merupakan ransum pokok ternak ruminansia. Kandungan
protein ransum ternak ruminansia tidak perlu selengkap dan setinggi protein
ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-
4
senyawa non-protein nitrogen didalam rumen yang dapat diubah menjadi
protein mikrobia (Siregar, 1994).
B. Pakan Ternak Ruminansia
Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan
digunakan oleh hewan. Bahan pakan ternak terdiri dari tanaman, hasil
tanaman dan terkadang dari ternakserta hewan yang hidup di laut (Tillman et
al., 1991). Menurut Abubakar (2007) pakan mempunyai peranan yang sangat
penting didalam kehidupan ternak. Pakan adalah bahan yang dimakan dan
dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrisi
yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, pengemukan, reproduksi
serta lataksi. Bahan pakan harus mengandung zat–zatmakanan seperti protein,
lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin – vitamin serta air yangdibutuhkan
ternak.
Blakely dan Bade (1994) mengatakan bahwa bahan pakan dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu konsentrat dan bahan berserat. Konsentrat
berupa bijian dan butiran serta bahan berserat yaitu jerami dan rumput yang
merupakan komponen penyusun ransum. Pakanmerupakan faktor terbesar
yang mempengaruhi produktifitas ternak. Kondis pakan baik kualitas maupun
kuantitasnya yang tidak mencukupi kebutuhan akan menyebabkan
produktivitas ternak menjadi rendah yag ditujukan oleh laju pertumbuhan
yang lambat serta bobot badan yag rendah (Martawidjaya et al., 1999).
Pakan ternak merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam
suatu usaha peternakan. Oleh karena itu pengetahuan tentang pakan dan
pemberiaanya perlu mendapat perhatian yang serius. Ransum yang diberikan
kepada ternak harus diformulasikan dengan baik dan semua bahan pakan
yang dipergunakan dalam menyusun ransum harus mendukung produksi yang
optimal dan efisien sehingga usaha yang dilakukan dapat menjadi lebih
ekonomis. Hal – hal yang berkaitan dengan pemberian pakan ternak adalah
kebutuhan nutisi ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyusun ransum dan
bagaimana beberapa bahan dapat dikombinasikan untuk mencukupi
kebutuhan ternak (Tiana, 2002).
5
Ternak ruminansia mempunyai keterbatasan dalam mengkonsumsi
pakan hijaan yang tumbuh di daerah tropis karena kandungan gizinya relatif
rendah, sehinggga sapi yang digemukkan dengan hanya memberikan pakan
hijauna saja tidak mungkin mencapai pertambahan bobot badan maksimal
(Siregar, 2003).Limbah tanaman pangan memiliki potensi yang cukup besar
untuk dapat digunakan sebagai makanan ternak. Karakteristik limbah
tanaman pangan secara umum dengan kualitas nutrisi yang rendah sehingga
memiliki keterbatasan dalam penggunannya sebagai pakan ternak (Shanahan
et al., 2004).
Kebutuhan nutrien pakan sapi potong untuk tujuan pembibitan,
penggemukan dapat dilihat tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Sapi Potong
Nama
Tujuan produksi
Pembibitan Penggemukan
Kadar air 12 12
Bahan kering 88 88
protein kasar 10,4 12,7
Lemak kasar 2,6 3
Serat kasar 19,61 18,4
Kadar abu 6,8 8,7
Sumber: Wahyono dan Hardiyanto (2004)
Pada dasarnya sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk
hijauan dan konsentrat yang terpenting adalah pakan memenuhi kebuthan
protein, karbohidrat, lemak dan vitamin serta mineral. (Sarwono, 2002).
Secara alamiah pakan utama ternak sapi adalah hijauan yang dapat berupa
rumput alam atau lapangan, rumput unggul, leguminosa, limbah pertanian
serta tanaman hijau lainnya.
6
B.1 Sumber Energi
Pakan sumber energi adalah bahan pakan yang memiliki
kandungan protein kasar < 20% dan serat kasar < 18%. Petter
(2002) menyatakan bahwa dedak mempunyai produk yang
beraneka, karena dapat berbentuk bekatul, dedak halus, kurang
halus, sedang, kasar dan kasar sekali. Dari hasil pemeriksaan
labolatorium terhadap dedak halus yang berasal dari bahan kering
udara diketahui bahwa komposisinya 11,7% air, 8,9% protein,
13,1% abu mineral, 5,65 lemak, 16,1% serat kasar dan 44,6%
bahan tepung.
Karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi utama.
Zat karbohidrat ini bisa berupa gula, pati atau serat kasar. Makanan
berbutir dan ubi – ubian banyak mengandung gula dan pati.
Hijauan merupakan sumber karbohidrat, apalagi makanan penguat
seperti jagung dan sorghum (Sugeng, 2000).
Bahan pakan sumber energi mengandung karbohidrat relatif
lebih tinggi dibandingkan zat – zat makanan lainnya. Kandungan
protein sekitar 10% (Suprijatna, 2005). Bahan pakan sumber energi
bukan dihasilkan dari proses metabolis zat makanan organik yang
terdiri karbohidrat, lemak dan protein (Wahyu, 1997).
Bahan pakan yang termasuk sumber energi diantarannya
limbah roti, dedak kasar, dedak halus dan onggok. Dedak
merupakan hasil penyosohan pertama, proses penyosohan
merupakanproses penghilangan dedak dan bekatul dari bagian
endoseperma beras. Dedak lebih cocok dijadikan bahan pakan
ternak (Widowati, 2001).
Onggok merupakan limbah dari pabrik tapioka (singkong)
yang kering padat dan keras, biasanya berukuran satu jepal atau
pecahan lebih kecil tergantung hasil pemeresan saat menyadap
tapioka dari singkong. Onggok mengandung serat kasar dan
karohidrat. Pengolahan ubi kayu menjadi tapioka menghasilkan
7
limbah cair dan limbah padat dalam bentuk onggok (Sumanti et al.,
2003).
B.2 Sumber Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik, biasanya tidak disintesis
oleh jaringan ubuh dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin
ini digunakan sebagai koenzim atau regulatormetabolisme. Vitamin
digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak
dan vtamin larut dalam air. VitaminA, D, E, K adalah vitamin yang
larut dalam air adalah tiamin, ibofialin, asam nukletat, folasin,
biotin dan asam pentotenat. Sedangkan vitamin C tidak dapat
disintesis oleh tubuh jadi sagat diperlukan dalam ransum (Novikah,
2010).
Menurut pendapat Murtidjo (1991) Bahan pakan yang
termasuk dalam sumber protein adalah semua makanan yang
mengandung cukup banyak vitamin. Bahan pakan yang
mengandung sumber vitamin adalah jagung kuning, jagun kuning
memiliki kualitas yang cukup baik dibandingkan jagung putih
karena jagung kuning mengndung karoen, provitamin A yang
tinggi. Rasyaf (1994) menambahkan bahwa vitamin
dibutuhkantubuh dalam jumlahyagkecil tetapi merupakan regulator
metabolisme.
B.3 Sumber Mineral
Bahan pakan sumber mineral umumnya terdapat pada pakan
berbutir dan hasil ikutanya serta hijauan. Pakan berbutir kaya akan
unsur P, sedangkan hijaun kaya Ca, tetapi unsur P nya kurang,
kecuali hijauan jenis leguminosa. Tepung tulang kaya akan Ca dan
P, sedangkan kapur merupakan sumber Ca yang paling bagus selain
itu hargannya murah dan mudah didapatkan ( Parrakasi, 1999).
Salah satu batu kapur yang disebut batu bintang (watu
lintang) adalah salah satu sumber mineral Ca yang baik yang sering
8
digunakan di dalam ransum ternak. Batu kapur yang baik hampir
murni tersusun dari kalsium karbonat (CaLO3) yang mengandung
36% vsampai 38% Ca (Kamal, 1998).
Bentonit terdiri atas mineral tanah liat yang disebut
montmorillonite (alumunium silikat yang dihidrasi). Bentonit
biasanya digunakan sebagai pengikat yang meningkatkan daya
tahan paan berbentuk pelet. Pemberian bentonit dicampur pada
pellet 20-25 kg per 1000 kg. Bentonit memiliki kadar Ca 0,19%.
(Ali, 2012).
B.4 Sumber Protein
Bahan pakan yang termasuk dalam bahan pakan sumber
protein diantarannya bungkil klenteng, bungkil kopra dan bungkil
sawit. Bungkil klenteng atau bungkil biji kapuk merupakan salah
satu hasil ikut yang penting karena dua pertiga bagian berat buah
kapuk terletak pada biji kapuk, dari biji kapuk akan dihasilkan
minyak sebanyak 22 – 25% yang berwarna kekuning – kuningan.
Sisa dari pengambilan minyak berupa bungkil biji kapuk yang
dapat digunakan sebagai bahan pakan.
Tepung bulu adalah tepung bulu ayam yang telah mengalami
proses hidrolis dengan jalan pengukusan pada suhu dan tekanan
yang tinggi. Tepung bulu mengandung protein yang cukup tinggi
yaitu sebesar 75 – 80% dengan nilai lecernaan protein diatas 75%
bila proses pembuatannya baik (Kamal, 1998).
Bungkil kedelai merupakan bahan makanan yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak, meskipun bungkil
kedelai tersebut sudah diambil minyaknya tetapi masih menyimpan
protein nabati sebesar kurang lebih 40%.Bungkil Kedelai cukup
tinggi terutama untuk protein kasarnya, sehingga kurang baik jika
diberikan terlalu banyak (Rasyaf, 1991). Kedelai mentah
mengandung beberapa penghambat tripsin, penghambat tripsin ini
(anti tripsin) tidak tahan panas sehingga bungkil kedelai yang
9
mengalami proses pemanasan terlebih dahulu tidak menjadi
masalah dalam penyusunan ransum. Kualitas bungkil kedelai
ditentukan oleh pengolahan. Pemanasan yang terlalu lama dapat
merusak kadar lisin (Wahyu, 1997).
Bungkil kelapa merupakan sumber lemak baik untuk unggas
serta mengandung protein. Bungkil kelapa selain mudah di dapat
harganya juga murah. Pemberian bungkil kelapa untuk kompossi
ransum maksimal sebesar 10 – 15%. Bungkil kelapa selain sebagai
sumber asam lemak juga sebagai sumber Ca dan P meskipun
kandungannya sedikit (Hardjosworo, 2000).
B.5 Additive
Bahan pakan yang termasuk dalam golongan additive
misalnya adalah tetes tebu. Mollases merupakan hasil sampingan
pengolahan tebu menjadi gula. Bentuk fisiknya berupa cairan agak
kental dan berwarna hitam. Kandungan karbohidrat, protein dan
mineral yng cukup tiggi,sehingga bisa dijadikan pakan ternak
walaupun sifatnya sebagai pakan pendukung. Kelebihan molases
terletak pada aroma dan rasanya, sehingga bila dicampur pada
pakan ternak bisa memperbaiki aroma dan rasa ransum
(Widayatidan Widalestari, 1996).
Additive adalah susunan bahan atau kombinasi bahan tertentu
yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak yang sengaja
ditambahkan ke dalam ransum pakan ternak untuk menaikkan nilai
gizi pakan guna memenuhi kebutuhan khusus pada ternak.
Penambahan bahan biasanya hanya dalam jumlah yang sedikit.
Maksu dari pertambahan adalah untuk meransang pertumbuhan
atau merangsang produksi. (Murtidjo, 1993).
Menurut Lesson (2001) feed aditive dapat berupa flavoring
agent, antibiotik, enzim, antioksidan, hormon, probiotik dan anti
oksidan. Fungsi feed aditive adalah untuk menambah vitamin –
vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan
10
mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan
pengaruh stress, merangsang pertumbuhan badan (pertumbuhan
daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan, meningkatkan
produksi daging maupun telur. Selain itu feed aditive juga memiliki
tujuan untuk meningkatkan kualitas simpan produk dan penerimaan
konsumen.
C. Konsentrat
Konsentrat merupakan campuran bahan pakan ternak yang mutu dan
gizinya baik serta mudah dicerna oleh ternak dengan kandungan protein yang
tinggi dan kandungan serat kasar yang rendah. Konsentrat ditambah dalam
pakan ternak untuk meningkatkan gizi (Astuti dan Hardjosubroto, 1993).
Konsentrat adalah bahan pakan yang mengandung nutrisi yang sangat
tinggi, dengan kandungan serat rendah. Konsentrat adalah bahan makanan
yang konsentrasi gizinya tinggi tetapi kandungan serat kasarnya relatif lebih
rendah dan mudah dicerna. Konsentrat atau makanan penguat adalah bahan
pakan yang tinggi kadar zat – zat makanan seperti protein atau karbonhidrat
dan rendah kadar serat kasar (Priyono, 2008).
Konsentrat berfungsi untuk memberi tambahan energi dan protein yang
diperlukan untuk pertumbuhan produksi, yang tidak dapat dipenuhi oleh
hijauan (Blakleydan Bade, 1994). Pakan konsentrat adalah bahan – bahan
makanan yang dicampur sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bahan
makanan yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan gizi dari bahan
lainnya (hijauan). Pakan konsentrat mempunyai kandungan serat kasar rendah
dan mudah dicerna. Pemberian pakan konsentrat per ekor per hari kurang
lebih 1% dari bobot badan. Contoh bahan pakan konsentrat adalah dedak,
bekatul, bungkil kelapa, tetes, jagug dan berbagai ubi (Hillman, 2010).
Darmono (1999) menyatakan konsentrat adalah bahan pakan yang
mengandung serat kasar kurang dari 18% berasal dari biji – bijian, hasil
produk ikutan pertanian atau umbi –umbian. Kualitas konsentrat yang akan
diberikan kepada ternak yang bersangkutan sangat tergantung pada kualitas
hijauan yang diberikan.Pakan konsentrat merupakan bahan pakan yang terdiri
11
dari biji – bijian, umbi – umbian dan limbah industri pertanian yang
mempunyai kandungan nutrien yang relatif tinggi dan kandungan serat kasar
yang lebih rendah dibandingkan hijauan, sehingga lebih mudah dicerna oleh
ternak (Sudono, 1983).
Fungsi utama konsentrat adalah memberi tambahan energi dan protein
yang diperlukan untuk pertumbuhan produksi, yangtidak dapat dipenuhi oleh
hijauan (Blakley dan Bade, 1994). Formulasi pakan harus disesuaikan dengan
kebutuhan nutrien ternak, jika tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrien
ternak akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas, jika formulasi
pakan tidak diperhitungkan baik akan menambah biaya (cost) produksi pakan,
sehingga perlu memperhatikan kebutuhan nutrien yang dibutuhkan ternak
tersebut untuk pertumbuhan dan produktifitas ternak itu sendiri (Dwiyanto,
2005).
D. Industri Pengolahan Pakan Konsentrat
Pakan ternak diproduksi oleh pabrik pakan ternak yang merupakan
suatu unit usaha pengolahan bahan baku menjadi pakan, misalnya pabrik
pakan untuk ternak unggas, sedangkan kumpulan beberapa pabrik pakan yang
dikelola oleh satu manajemen yang sama merupakan industri pakan ternak
(Retnani, 2011).
Wiliamson dan Payne (1993) menyatakan bahwa salah satu tujuan yang
penting dari industri peternakan adalah pengubahan pakan ternak dengan
memanfaatkan bahan pangan yang sudah tidak dapat dimakan atau melebihi
kebutuhan. Bahan pakan yang digunakan tidak bersaing dengan kebutuhan
konsumsi manusia.
Produksi pakan konsentratdi Indonesia meningkat menjadi 8,8 juta ton
pada tahun 2009 dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 8, 2 juta ton
(Indonesian Commercial Newsletter, 2009 dalamdestiana, 2010). 89% dari
jumlah tersebut didominasi oleh pakan ayam, terutama ayam pedaging dan
petelur. Urutan keduaadalah pakan ikan dan udang sekitar 6%, sedangkan
pakan ternak ruminansia kurang dari 1%. Menurut Kartasudjana, salah satu
faktor produksi yang dapat dilakukan dalam ukuran waktu yang relatif lebih
12
cepat adalah pemberian ransum yang tepat. Hal penting yang harus kita
ketahui antara lain kebutuhan gizi ternak, kandungan nutrisi dan anti nutrisi,
sifat dan peran bahan pakan, sampling bahan untuk analisi dan analisi yang
digunakan, toleransi pemakaian, kontinuitas, harga bahan baku, dasar dan
teknik perhitungan formula, cara penimbangan, teknik pembuatan ransum dan
konsentrat, alat – alat yang digunakan dalam pencampuran, operasional alat,
prossesing, kontrol kualitas pergudangan, dan pendistribusian.
Bahan baku pakan ternak yang akan diterima oleh pabrik pakan di pintu
masuk pabrik harus melalui beberapa tahap pemeriksaan sebelum sampai
kedalam gudang pabrik untuk disimpan dalam gudang atausilo, maupun
diproses langsung sebagai pakan ternak. Bagian receiving (penerimaan)
bersama quality control mempertanggung jawabkan dan mengatur barang-
barang yang masuk serta memeriksa barang – barang yang diterima,
dibandingkan dengan surat – surat pengantar dari penjual yang disesuaikan
dengan purcesing order (Retnani, 2011).
E. Evaluasi Bahan Pakan
Kontrol kualitas dalam produksi pakan sangat penting dalam
keberhasilan dan keuntungan suatu usaha peternakan. Tidak ada faktot lain,
baik lagsung maupun tidak langsung dalam kaitannya dengan performa
ternak, bahwa pengujian kualitas pakan memerlukan perhatian dan
pelaksanaan yang serius. Setiap bahan bakupakan mempunyai kandungan
nutrien dan deskrepsi tertentu. Sifat – sifat tersebut akan berubah karena
adanya pengaruh tertentu, misalnya perlakuan dan penambahan bahan lain,
bahkan karena penyimpanan. Secara umum, bahan baku pakan dinyatakan
baik secara fisik apabila memenuhi beberapa kriteria, antara lain (kadar air
<12% sampai14%), bebas kutu atau insekta lain, tidak pecah atau rusak, bau
atau rasa sesuai, penampilan luartetap tidak berubah, dan tidak terdapat atau
sedikit dijumpai bahan pemalsu. Beberapa bahan pemalsu yang paling sering
dijumpai adalah dedak padi halus, ekskreta ayam dan urea (bahan pemalsu
yang mengandung nutrien) dan serbuk gergaji, tepung arang, pasir halus, dan
13
batu batagiling (bahan pemalsu yang tidak mengandung nutrien) (Agus,
2007).
Qualitiy control merupakan ujung tombak dari keberhasilan selama
proses produksi berlangsung, mulai dari pengadaan bahan baku sampai pakan
yang dihasilkan. Program pengawasan terhadap empat aspek yaitu
pengawasan kualitas bahan baku (ingredient quality), kualitas produk akhir
(finished feedquality), kandungan zat anti nutrisi atau racun, kontrol terhadap
proses produksi (process control)(Khalil dan Suryahadi, 1997).
Kontrol kualitas bahan baku bertujuan untuk memeberikan informasi
yang tepat tentang kandungan zat makanan dan antikualitas yang terkandung
didalamnya atauracun dari bahan baku, sehingga nilai nutrisi yang diinginkan
dari ransum sebagai produk akhir akan didapat dengan baik dan tepat (Agus,
1999).
Bahan pakan tertentu mengandung zat antikualitas dalam jumlah cukup
tinggi sehingga dapat menghambat metabolisme ternak. Oleh sebab itu,
dilakukannya kontrol kualitas bahan baku merupakan suatu cara untuk
mencegah digunakan bahan baku yang memiliki kandungan nutrienyang
rendah dan zat anti kualitas yang tinggi dalam suatu proses produksi
(Kurniawati, 2005).
Sifat fisik merupakan hal penting dalam industri pakan atau usaha
ternak. Efisiensi proses penanganan, pengolahan dan penyimpanan dalam
usaha industri pakan tidak hanya membutuhkan informasi tentang komposisi
kimia bahan dan nutrisi saja. Tetapi juga meliputi sifat fisik sehingga
kerugian selama pengolahan pakan dapat dihindari, contohnya seperti efisien
dalam penggudangan, pengemasan dalam suatu badan usaha, khususnya
usaha dalam bidang pakan (Yuliastanti, 2001).
Sifat fisik pakan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk
diketahui. Keefisienan suatu proses penanganan, pengolahan dan
penyimpanan dalam industri pakan tidak hanya membutuhkan informasi
tentang koposisi kimia dan nilai nutrisi saja, tetapi juga menyangkut sifat
14
fisik, sehingga ketinggian akibat kesalahan penanganan bahan pakan (Jaelani,
2007).
Analisis proksimat merupakan dasar analisis kimia dari pakan, jaringan
tubuh, feses atupun ekskretel yang diantaranya berguna untuk menentukan
estimasi nilai kecernaan dan manfaat pakan, juga untuk menentukan kadar
standar. Analisis proksimat yaitu metode analisis yang menggolongkan
komponen yang ada pada makanan. Analisis ini didasarkan atas komposisi
susunan kimia dan keguaanya (Tillman et al., 1993).
Sistem analisis proksimat dapat untuk mengetahui enam macam fraksi
yaitu air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan ekstrak tanpa
nitrogen. Khusus ntuk ekstrak tanpa nitrogen nilainnya dapat dicari hanya
berdasarkan hitungan 100% - jumlah dari kelima fraksi yang lain. Analisa
proksimat merupakan dasar analisis kimia yang dikerjakan setiap hari dari
pakan, jaringan tubuh atau ekskreta yang diantarannya berguna untuk
menentukan estimasi nilai kecernaan dan manfaat pakan, guna untuk
menentukan pakan untuk semua jenis ternak (Kamal, 1998).
F. Saluran pemasaran pakan konsentrat
Fungsi pemasaran tidak perlu diselenggarakan dalam suatu urutan yang
tetap dan kaku, tetapi harus dilaksanakan semuanya. Fungsi pemasaran
berlangsung secara singkat dengan hanya melibatkan produsen dan konsumen
akhir, ada pula yang begitu rumit, melibatkan banyak pelaku yang berbeda
antara beratus – ratus manusia dan perlu beberpa bulan untuk
menyelesaikannya. Fugsi pemasaran merupakan proses yang teratur dan
berubah sepanjang waktu manakala situasi berubah (Hanafie, 2010).
Keputasan – keputusan saluran pemasaran merupakan keputusan yang
sangat kompleks dan penuh tantangan dan harus dihadapi oleh perusahaan.
Setiap sistem saluran menciptakan tingkatan penjualan dan biaya yang
berbeda. Setelah saluran pemasaran tertentu dipilih, perusahaan biasannya
harus setia menganutnya selama peride terentu. Saluran yang telah dipilih
dengan jelas akan mengambil dan dipengaruhi oleh unsur – unsur lain dalam
bauran pemasaran (Suyanto, 2004).
15
Fungi saluran pemasaran meneliti informasi, promosi, negosiasi,
pemesanan, pembiayaan, pengambilan resiko,dan pemilik fisik. Informasi
terdiri dari pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran memalui
pelanggan, pesaing dan pelaku lain serta kekuatan dalam lingkungan
pemasaran yang potensial dan yang ada saat ini. Promosi yaitu meliputi
pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif mengenai penawaran
yang dirancang untuk menarik pelanggan. Negosiasi merupakan usaha untuk
mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer
kepemilikan dapat dilakukan. Pemasaran merupakan komunikasi dari anggota
saluran pemasaran dengan produsen mengenai niat untuk membeli.
Pembiayaan merupakan perolehan dan alokasi dana yang dibutuhkan untuk
membiayai persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda.
Pengambilan resiko merupakan asumsi resio yang berhubungan dengan
pelaksanaan fungsi saluan pemasaran tersebut. Pemikiran fisik merupakan
kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan mentah
sampai ke pelanggar akhir (Suyanto, 2001).
Pasar adalah sekelompok orang atau situasi yang telah ada dan yang
potensial tempat suatu produk dapat memenuhi satu atau beberapa kebutuhan.
Pemasaran adalah suatu proses berangkai. Proses ini mulai dengan
mengidentifikasi kebutuhan dalam rangka menentukan orang/situasi yang
akan menjadi pasar potensial. Pasar yang diidentifikasi dengan cara yang
bersifat tetap dan stabil. Penggunaan pasar tetap memungkinkan penentuan
pasar persaingan dan pengamatan atas indikator – indikator kerja dari suatu
pasar adalah ukuran, variasi, pangsa pasar. Pendefisian pasar merupakan basis
dari strategis segmentasi, targeting dan positioning dan selanjutnya menjadi
basis pendefisian pembaruan pemasaran. Bahkan, segementasi hanya
dimungkinkan apabila sebuahkonteks yang bernama pasar telah didefinisikan.
Segmentasi terus menerus menciptakan pasar yang hyper-fragmented yang
mengurangi peluang kesuksesan produk – produk baru (Kotler dan Amstrong,
2002).
16
Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,
memberiharga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide, barang dan jasa
untuk menciptaan pertukaran yang memenuhi kebutuhan individu dan
organisasi. Manajemen suatu pemasaran membutuhkan suatu riset pemasaran.
Riset pemasaran aalah suatu fungsi yang menghubungkan konsumen,
pelanggan publk dengan pemasaran melalui informasi – informasi dengan
luar untuk mengidentifikasi peluang dan masalah pemasaran, menghasilkan
dan mengevaluasi upaya pemasaran, memantau kinerja pemasaran sebagai
suatu poses. Riset pemasaran menspesifikasi informasi yang dibutuhkan
untuk menghadapi isu - isu ini dan mendesainmetode pengumpulan data,
menganalisiss hasilnya dan mengomunikasikan hasil temuan dan
implikasinya (Mc. Daniel, 2001).
G. Analisis kelayakan usaha
Analisis ekonomi adalah analisis yang dilakukan dengan melihat suatu
poyek dari sudut perekonomian secara keseluruhan dengan memperhatikan
keuntungan yang diperoleh dari semua sumber yang diakai dalam proyek
untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan. Analisis finansial
melihat dari sudu badan atau orang yangmenanamkan modal dalam proyek
atau yang berkepentingan langsung dalam proyek (Kadariah, 1976).
Suatu usaha dapat dinilai layak apabila memberikan keuntungan
finansial, sedangkan dikatakan tidak layak apabila usaha tersebut tidak
memberikan keuntungan finansial. Metodecash flow analysis merupakan
salah sau cara untuk melihat kelayakan finansialyang dilakukan setelah
menemukan komponen – komponennya dan memperoleh nilainya.
Komponen – komponen tersebut dikelomokkan dalam dua bagian yaitu
penerimaan atau manfaat (benefit) dan pengeluaranatau biaya. Nilai – nilai
manfaat dan biaya tersebut dijadikan nilai sekarang ( present Value) yatu
dengan mengalikan dengan faktor diskonto (discount factor) atau faktor
majemuk (componend factor) yang beraku (Gittinger, 1986).
Break Even Point (BEP) adalah titik (dalam kurva) yang mewakili
keadaan yang tidak menghasilkan laba dan juga tidak rugi. Suatu perusahaan
17
disebut berada pada titik impas jika total penerimaan perusahaan sama denga
total pengeluarannya. Likuiditas adalah kesanggupan potensi atau
kesanggupan efektif seseorang atau suatu perusahaan untuk memenuhi
(membereskan kewajiban-kewajibannya). Kesanggupan ini diukur dari
perbandingan antara jumlah kekayaan yang tersedia untuk membayar hutang-
hutang dan jumlah hutang yang harus dibayar (Wirasasmita, 2002).
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan selama periode tertentu. Rentabilitas adalah perbandingan antara
keuntungan yang diperoleh dengan modal atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan tersebut. Ada 2 macam rentabilitas, yaitu
rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri (Firdaus, 2009).
Payback period adalah ukuran kelayakan investasi berdasarkan waktu
(berapa lama) modal yang sudah ditanamkan dalam suatu proyek dapat
kembali. Kriteria payback period adalah makin cepat modal kembali maka
makin baik/makin layak proyek tersebut dilaksanakan. Pendeknya waktu
yang diperlukan untuk pengembalian biaya investasi, rencana investasi
tersebut semakin menguntungkan atau dengan kata lain semakin kecil waktu
payback period, proyek tersebut semakin baik. Perhitungan kelayakan
pengembalian investasi ini didasarkan pada present value atau discounted dari
perkiraan dana yang masuk (cashflows), selama umur proyek. Returnon
investment (ROI) atau tingkat pengembalian investasi rata-rata adalah ukuran
kelayakan investasi berdasarkan rata-rata rasio laba bersih (EAT) dengan
investasi neto selama umur proyek investasi (Noor, 2008).