Transcript
Page 1: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

615.13 Ind p

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BEKERJASAMA DENGAN

JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY 2010

Page 2: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

PENGANTAR

CETAKAN KE II

Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta informasinya yang

harus ditprapkan di Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit harus di susun oleh PanitiaFarmasi dan Terapi / Komite Farmasi dan Terapi

Oleh karena itu kami menyambut baik atas terbitnya buku 'Pedoman Penyusunan Formularium

Rumah Sakit' Cetakan ke II karena sangat membantu tenaga farmasi di rumah sakit dalam

rangka peningkatan mutu pelayanan kefarmasian.

Pada Cetakan ke II ini mengalami sedikit revisi berkaitan dengan terbitnya Undang - Undang

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Undang - Undang Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Japan International

Cooperat ion Agency (JICA) yang telah menfasilitasi dan membiayai terbitnya buku 'Pedoman

Penyusunan Formularium Rumah Sakit' yang nantinya akan dibagikan ke seluruh Instalasi

Farmasi Rumah Sakit se Indonesia.

Jakarta, Februari2010

Farmasi Komunltas dan Klinik

ra. Engko Sosialine Magdalene, Apt

NIP. 19610119 198803 2 001

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 3: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

<MkATA PENGANTAR

Keberadaan formularium di rumah sakit merupakan salah satu pendukung berlangsungnya

pengobatan secara rasional. Tersedianya formularium di rumah sakit juga dapat meningkatkan

efisisensi dan efektifitas anggaran obat yang tersedla. Selaln itu formularium di rumah sakit

akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengelolaan obat. Tenaga apoteker

yang bekerja di IFRS tentunya sangat membutuhkan pedoman untuk penyusunan formularium,

hanya saja sampai saat ini keberadaan pedoman tersebut belum ada.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik yang bertanggung jawab terhadap peningkatan

pelayanan kefarmasian di rumah sakit berinisiatif menyusun buku pedoman Penyusunan

Formularium Rumah Sakit. Diharapkan keberadaan buku ini akan dapat membantu apoteker

yang bekerja di IFRS dalam menyusun formularium.

Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada :

1. JICA yang memfasilitasi kegiatan

2. Sejawat dari Instalasi Farmasi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Fatmawati

Jakarta , RS Cibabat Cimahi, RS Hasan Sadikin Bandung , RS Margono Purwokerto,

RS Soetomo Surabaya dan Direktorat Bina POR yang telah ikut aktif berdikusi

menyempurnakan draft yang telah disiapkan oleh Direktorat Bina farmasi Komunitas

dan Klinik.

Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf Direktorat Bina Farmasi

Komunitas dan Klinik yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan buku ini.

KEFARMASIAN

DAN ALAT KESEHATAN

Jakarta, Maret 2008

lunitas dan Kli|;^ik

Drs. Abdul Muchid, Apt

11 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

a

a

o

o

n

n

n

n

n

n

n

n

n

n

n

n

n

o

n

n

n

o

n

n

n

Page 4: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

(^AM BUTANDIREKTUR JENDERAL

BINA KEFARAAASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Assalamualaikum Wr.Wb.

Pertama•tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, bahwa atas rahman

rahim dan hidayah-Nya, kita dapat menyelesaikan penyusunan buku Pedoman Penyusunan

Formularium di Rumah Sakit.

Salah satu penyebab mahalnya blaya pengobatan adalah penggunaan obat yang tidak rasional.

Ketidakrasionalan dalam pengobatan dapat disebabkan antara lain karena kesalahan pemilihan

obat.

Banyaknya jenis obat di pasaran membuat proses memilih sangat sulit. Unsur ketepatan

memilih obat dalam kelas terapi memerlukan penguasaan farmakologi, farmakokinetik,

farmakodinamik, farmakoekonomi sedangkan mengobati secara rasional memerlukan standar

profesi yang tinggi dalam bidang terapetik maupun diagnostik.

Keraganrian obat yang tersedia mengharuskan dikembangkan suatu program penggunaan

obat yang rasional di rumah sakit, guna memastikan bahwa penderita menerima perawatan

yang terbaik untuk itu rumah sakit harus mempunyai sistem formularium.

Dengan 1:elah disusunnya Pedoman Penyusunan Formularium di Rumah Sakit ini, diharapkan

rumah sakit dapat menggunakannya sebagai pedoman umum dalam menyusun formularium

di RS, khususnya dalam pedoman pemilihan obat di rumah sakit, memperbaiki pengelolaan

obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

obat secara rasional, dan meningkatkan komunikasi antar profesi kesehatan.

Proses penyempurnaan pedoman formularium ini melibatkan RS Cipto Mangunkusumo, RS

Fatmawati, RS Hasan Sadikin, RS Soetomo, RS Margono Soekarjo, RS Cibabat Cimahi, dan

Direktorat Bina POR.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit m

Page 5: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak atasbantuan dan perhatian yang telah diberikan dalam penyempurnaan Pedoman Penyusunan

Formularium di Rumah Sakit ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, Maret 2008

Direktur Jenderal

m dan Alat Kesehatan

OOtEKTORAT JENOERAL

PELAYANAN KEFARMASIAN

DAN ALAT KESEHATAN

Apt, M.App, Sc

in9^^ nip. 140 100 965

IV Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 6: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

AFTAR KONTRIBUTOR:

1. Nara Sumber :

Drs. Abdul Muchid, Apt.

Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klim'k Ditjen Binfar dan Alkes

2. Rumah Sakit:

1. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta : Dra. YuUa Trisna, Apt, MPhram

2. Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta : Dra. Setyanti, Apt

3. Rumah Sakit Cibabat, Cimahi: Dra. Nine Ucu Rubiah, Apt

4. Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung : Dra. Pujiastuti K, Apt, MSi

5. Rumah Sakit Margono, Purwokerto : Drs. Deni Henandar, Apt

6. Rumah Sakit Soetomo, Surabaya : Dra. Worokarti, Apt, SpFRS

3. Ditjerj Binfar dan Alkes :A. Dij'ektorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik1. Drs.Zaenal Komar, Apt, AAA

2. Dra. Chusun, Apt, MKes

3. Dra. Siti Nurui Istiqomah, Apt

4. Dra. Rostilawati Rahim, Apt

5. Fiira Budi Astuti Ssi, Apt

B. Diirektorat Bina POR

1. Dil:a Novianti, Ssi, Apt,MM.

Sektertariat: Vitri Sariati, AMD

Pedomanl Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 7: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

AFTAR ISI

PEDOAAAN PENYUSUNAN FORMULARIUM

RUAAAH SAKIT

Kata Pengantar Cetakan II

Kata Pengantar i

Sambutan Direktorat Jenderal ii

Daftar Kontributor iv

DAFTARISI V

DEFINISI OPERASIONAL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang 1

B Tujuan 2

C Sasaran 2

BAB II TINJAUAN UMUM 3

A Komite Farmasi dan Terapi 3

B Definisi Formularium 6

C Format dan Penampilan Formularium 7

D Manfaat Formularium 7

BAB III SISTEM FORMULARIUM 10

A Evaluasi Penggunaan Obat 10

B Penilaian 10

C Pemilihan Obat 11

D Penggunaan Obat Non Formularium 12

BAB IV PENYUSUNAN FORMULARIUM 14

A Proses Penyusunan Formularium 14

B Isi Formularium 14

BAB V PEMBERLAKUAN DAN DISTRIBUSI FORMULARIUM 17

A Pemberlakuan Formularium 17

B Distribusi Formularium 17

C Biaya Penerbitan 17

vi Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 8: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB VI

BAB VII

BAB VIII

BAB IX

EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM 19

PEMUTAKHIRAN FORMULARIUM 22

A Pengkajian Penggunaan Obat 22

B Penambahan dan Penghapusan Obat dari Formularium 23

PERAN APOTEKER 24

PENUTUP 25

Daftar Pustaka 26

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit Vll

Page 9: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

FINISI OPERASIONAL

Bioavailabilitas

Cost effective

Dispensing

DOEN

ESO

FDA

IFRS

KFT

MESO

Obat non formularium

SMF/UPF/Departemen

Reserved antibiotics

Uji Klinik

WHO

Adalah kecepatan dan derajat keberadaan zat aktif yang

terserap dari suatu sediaan obat dan ada di tempat kerja obat

(site of action)

adalah biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang

diperoleh

proses penyiapan obat sampai dengan penyerahan dan pemberian

informasi obat kepada pasien

Daftar Obat Esensial Nasional yang berisi daftar Obat yang

sangat dibutuhkan oleh sebagian besar populasi. DOEN disusun

oleh para ahli di bidangnya masing-masing dan diterbitkan oleh

Depkes. Revisi DOEN dilakukan secara periodik antara 2-3 tahun

Sekali

Efek Samping Obat

Food and Drug Administration

Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Komite Farmasi dan Terapi

Monitoring Efek Sampig Obat

Obat yang tidak tercantum di dalam daftar obat formularium.

Yang termasuk obat non formularium adalah obat yang

penggunaannya dibatasi dan penggunaannya harus seijin KFT.

Staf Medik Fungsional/Unit Pelaksana Fungsional/Bagian yang

melakukan pelayanan di rumah sakit

Adalah antibiotic yang dicadangkan umumnya antibiotic generasi

yang paling mutakhir, dimana tidak setiap dokter di rumah sakit

dapat meresepkannya

Merupakan penelitian eksperimental terencana yang dilakukan

pada manusia

World Health Organisation

Vlll Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 10: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

AFTAR LAMPIRAN

CONTOH FORMULIR PERMINTAAN KHUSUS

OBAT NON FORMULARIUM

CONTOH FORMULIR USULAN PENCANTUAAAN

NAAAA OBAT DALAM FORMUURIUM

CONTOH FORMULIR PEUPORAN EFEK SAMPING

OBAT PADA KOMITE FARAAASI DAN TERAPI RUAAAH SAKIT

LAMPIRAN 4 CONTOH SURAT KEPUTUSAN PEMBERLAKUAN

FORMULARIUM

Halaman

28

29

30

31

LAMPIRAN 5 CONTOH PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

I FORMULARIUM33

LAMPIRAN 6 CONTOH KEBIJAKAN UMUM DALAM PENULISAN RESEP

UPIRAN

LAMPIRAN

LAMPIRAN

LAMPIRAN

KEBIJAKAN OBAT GENERIK Dl RUAAAH SAKIT

LAMPIRAljl 8 CONTOH PRINSIP PENGUNAAN OBAT SECARA RASIONAL

LAMPIRAfsj 9 CONTOH PEUYANAN INSTALASI FARAAASI RUAAAH SAKIT

LAMPIRAfj 10 PERHITUNGAN DOSIS OBAT PEDIATRIKLAMPIRAhj 11 PERHITUNGAN PENYESUAIAN DOSIS BAGI PENDERITA

i GANGGUAN FUNGSI GINJAL

12 CONTOH DAFTAR INDEKS KELAS TERAPI

13 DAFTAR INTERAKSI OBAT

14 DAFTAR OBAT YANG DIMETABOLISME Dl HATI

35

36

38

41

44

45

47

50

55

Pedoman penyusunan Formulahum Rumah Sakit IX

Page 11: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN 15 DAFTAR OBAT PADA WANITA HAMIL DAN KATAGORINYA

LAMPIRAN 16 DAFTAR OBAT YANG DIEKSKRESI MELALUI ASI

LAMPIRAN 17 DAFTAR OBAT-OBAT YANG HARUS DIHINDARI ATAU

DIGUNAKAN DENGAN HATI-HATI PADA PASIEN

GAGAL GINJAL

56

63

72

L^PIRAN 18 DAFTAR SINGKATAN Di DALAM FORMULARIUM 79

Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 12: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini, biaya pengobatan di sarana pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit semakin

mahal. Salah satu penyebab mahalnya biaya pengobatan adalah penggunaan obat yang

tidak rasional. Dalam konteks pengobatan, rasional berarti tepat diagnosa, tepat Indikasi,

tepat dosis, tepat waktu pemberian dan juga tepat harga obatnya. PlUhan ini mencakup

jenis obat dan ketepatan kondisi pasien, dosis, waktu pemberian, rute pemberian,

kombinasi obat, dan lamanya pengobatan. Pada kenyataannya, pasien seringkali menerima

obat ̂ang kurang sesuai dengan keadaan pasien itu sendiri sehingga pengobatan menjaditidak efektif dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk penyembuhannya. Semakin

lama pasien dirawat di rumah sakit maka semakin besar pulalah biaya yang harus

dikeluarkan. Banyak juga kasus pasien yang mendapat pengobatan yang tidak perlu atau

penderita mendapat obat nama dagang yang sangat mahal padahal ada obat generik

yang ijiempunyai komposisi dan khasiat yang sama dengan nama obat dagang tersebut.Ketidak rasionalan dalam pengobatan dapat disebabkan antara lain karena kesalahan

i

pemilihan obat.

Banyaknya jenis obat di pasaran membuat proses memilih sangat sulit, karena untuk

profesional kesehatan pengetahuan tentang sifat-sifat semua obat ini sangat sulit

dipahami. Unsur ketepatan memilih obat dalam kelas terapi memerlukan penguasaan

farma^ologi, farmakokinetik, farmakodinamik, farmakoekonomi sedangkan mengobati

secara rasional memerlukan standar profesi yang tinggi dalam bidang terapetik maupun

diagnostik.

Keragaman obat yang tersedia mengharuskan dikembangkan suatu program penggunaan

obat yang rasional di rumah sakit, guna memastikan bahwa penderita menerima perawatan

yang tprbaik. Rumah sakit harus mempunyai sistem formularium yang meliputi kegiatanI

evaluasi, penilaian dan pemilihan obat.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 13: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Penggunaan formularium mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Memudahkan pemilihan obat yang rasional

2. Meminimalkan jenis obat

3. Mengurangi biaya pengobatan

4. Mengoptimalkan pelayanan kepada pasien

5. Memudahkan perencanaan dan penyediaan

6. Meningkatkan efisiensi dana obat di rumah sakit

Sistem formularium agar berhasll harus mendapat dukungan dari pimpinan rumah

sakit, komite medik, staf medik fungsional (SMF) beserta anggotanya, dan berfurigsinya

KFT (Komite Farmasi Terapi). Sistem formularium harus tertera dalam kebijakan

internal rumah sakit.

B. TUJUAN

Umum

Sebagai pedoman dalam menyusun formularium di RS

Khusus

Pedoman pemilihan obat di rumah sakit

Memperbaiki pengelolaan obat di rumah sakit

Meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat

Meningkatkan penggunaan obat secara rasional

Meningkatkan komunikasi antar profesi kesehatan

C. SASARAN

Sasaran pedoman ini adalah pimpinan rumah sakit, staf medik, instalasi farmasi

rumah sakit, dan KFT.

Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 14: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Komite Farmasi dan Terapi

Departemen Kesehatan Rl pada tahun 1998 telah menerbitkan buku Pedoman Kerja

ur|tuk Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit yang dimaksudkan agar terdapatkeseragaman dan kelancaran kerja Komite Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit.

1.

2.

3.

Tujuan KFT

Tujuan utama dari Komite Farmasi dan Terapi ialah:

a) Memberi nasehat

Komite tersebut memberikan usulan penggunaan atau membantu di dalam

merumuskan kebijakan, metoda untuk evaluasi, pemilihan dan pemakaian

obat-obatan di rumah sakit.

b) Di bidang pendidikan

Komite tersebut memberikan usulan atau membantu di dalam merumuskan

program yang dibuat guna memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan profesional

(dokter, perawat, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya) akan pengetahuan

yang terbaru dan lengkap berkenaan dengan obat-obatan dan penggunaannya.

Fungsi Komite Farmasi dan Terapi

Fungsi utama dari KFT adalah sebagai penasehat dan di bidang pendidikan.

a. Sebagai penasehat, KFT memberikan rekomendasi kepada pimpinan RS

mengenai rumusan kebijakan dan prosedur untuk evaluasi, pemilihan dan

penggunaan obat di rumah sakit.

b. Di bidang pendidikan, KFT merumuskan program yang berkaitan dengan

edukasi tentang obat dan penggunaannya kepada tenaga kesehatan di

rumah sakit.

Struktur Organisasi

Susunan dan tata kerja KFT mungkin berbeda-beda antara satu rumah sakit

dengan rumah sakit lain, tergantung situasi dan kesepakatan. Namun demikian

ada pola umum yang dapat dijadikan pedoman:

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 15: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

- Komite terdiri dari profesi dokter, apoteker, perawat. Jumlah anggota

disesuaikan dengan ruang lingkup kegiatan.

- Jika diperlukan, Komite dapat membentuk subkomite agar pelaksanaan

program berjalan lancar.

- Sebaiknya anggota dipilih dari bagian spesialis medis yang menggunakan

obat dalam jenis dan jumlah obat yang banyak.

- Tlap anggota mempunyai satu hak suara dalam proses pengambilan

keputusan KFT.

- Ketua sebaiknya dipilih seseorang yang benar-benar menguasai terapi

dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap terlaksananya fungsi

KFT.

- Sekretaris sebaiknya seorang apoteker yang mempunyai kemampuan

sebagai penggerak utama kegiatan KFT

- Jika diperlukan, KFT dapat mengundang ahli di luar anggota Komite

untuk memberikan sumbangan pengetahuan, ketrampilan dan pendapat

dalam rapat KFT.

- Masa bakti KFT 2 atau 3 tahun. Anggota dapat dipilih kembali untuk

masa bakti periode berikutnya.

4. Tata Kerja

- KFT melakukan rapat rutin, agenda rapat harus disiapkan jauh hari

sebelumnya agar memungkinkan anggota untuk mempelajari masalah-

masalah yang akan dibahas dalam rapat.

- Anggota yang berhalangan hadir dapat menunjuk wakilnya.

- Notulen rapat harus selalu didokumentasikan dengan baik oleh Sekretaris KFT.

- Usulan-usulan KFT harus disampaikan kepada pimpinan rumah sakit dan

Komite Medik.

Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 16: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

si Ruang lingkup kegiatan KFT

Menyusun formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat di

rumah sakit dan melakukan revisi formularium secara berkala

Bersama-sama staf medis menyusun standar terapl dan protokol

penggunaan obat.

Melaksanakan evaluasi penulisan resep dan penggunaan obat geneiikI

bersama-sama dengan instalasi farmasi

Menyusun dan melaksanakan program evaluasi penggunaan obat dan

menyebarluaskan hasil evaluasi kepada seluruh staf medis dan pimpinan

rumah sakit.

Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit dalam pemilihan

penggunaan obat

Memberikan rekomendasi tentang kebijakan dan prosedur pengelolaan

obat di rumah sakit

Mengkoordinasikan pelaporan dan pemantauan efek samping obat

Menyusun program edukasi yang berkaitan dengan penggunaan obat

untuk tenaga profesional kesehatan di rumah sakit.

Mensosialisasikan semua kebijakan yang melibatkan KFT kepada

profesional kesehatan di rumah sakit.

Keberadaan KFT yang efektif dan efisien akan memberi kemudahan dalam penyiapan

sikem formularium yang membawa perhatian staf medik pada obat yang terbaik danmjembantu mereka dalam menyeleksi obat untuk terapi yang tepat bagi pengobatanpasien tertentu.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 17: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

KFT bertanggung jawab dalam penyusunan/revisi

formularium yang dibantu secara aktif oleh IFRS.

B. Definisi Form u Ian urn

Formularium dapat didefinisikan seperti di bawah ihi:

Formularium merupakan suatu dokumen yang secara terus menerus direvisi,

memuat sediaan obat dan informasi penting lainnya yang merefleksikan keputusan

klinik mutakhir dari staf medik rumah sakit.

Dalam mendiskusikan penyusunan obat di rumah sakit ada beberapa terminologi yang

umum dikenal yaitu :

Daftar obat adalah daftar produk yang telah disetujui digunakan di rumah sakit.

Daftar obat ini adalah daftar sederhana tanpa informasi tentang tiap produk obat

hanya terdiri atas nama generik, kekuatan dan bentuk.

Formularium memuat ringkasan informasi obat yang mudah dipahami oleh profesional

kesehatan di rumah sakit. Pada umumnya, informasi itu mencakup nama generik,

indikasi penggunaan, kekuatan, bentuk sediaan, posologi, toksikologi, jadwal

pemberian, kontraindikasi, efek samping, dosis regimen yang direkomendasikan di

dispensing dan informasi penting yang harus diberikan pada pasien.

Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik dari suatu

rumah sakit yang bekerja melalui KFT, mengevaluasi, menilai dan memilih dari

berbagai zat aktif obat dan bentuk sediaan yang dianggap terbaik dalam perawatan

pasien.

Keberadaan formularium yang baik, sangat bermanfaat bagi rumah sakit, karena

rumah sakit hanya akan menyediakan jenis dan jumlah obat sesuai kebutuhan pasien.

Kebutuhan staf medik terhadap obat dapat terakomodasi, karena perencanaan dan

pengadaan kebutuhan obat di rumah sakit mengacu pada formularium tersebut.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 18: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Format dan Penampilan Formularium

Format formularium sangat penting karena dapat menentukan kepraktisan

penggunaan sehari-hari dan efisiensi biaya penerbitan. Formularium dengan

ukuran buku saku mudah dibawa oleh profesional kesehatan dan hal itu dapat

meningkatkan penggunaan obat formularium.

Formularium rumah sakit mempunyai komposisi sebagai berikut :

1. Sampul luar dengan judul formularium obat, nama rumah sakit, tahun

berlaku, dan nomor edisi

2. Daftar isi

3. Sambutan

4. Kata Pengantar

5. SK KFT, SK Pemberlakuan Formularium

6. Petunjuk penggunaan formularium

7. Informasi tentang kebijakan dan prosedur rumah sakit tentang obat

8. Monografi obat

9. Informasi khusus

10. Lampiran (formulir, indeks kelas terapi obat, indeks nama obat)

Penampilan dan bentuk fisik suatu formularium yang dicetak mempunyai

pengaruh penting dalam penggunaannya. Formularium secara visual harus

menarik dan mudah dibaca.

Cara meningkatkan penampilan dan kemudahan menggunakan formularium:

1. Menggunakan warna kertas berbeda untuk tiap bagian/seksi formularium

2. Menggunakan indeks pinggir

3. Membuat formularium seukuran saku baju praktik

4. Mencetak tebal atau menggunakan bentuk huruf yang berbeda untuk nama

generik obat.

Manfaat Formularium

Formularium yang dikelola dengan baik mempunyai manfaat untuk rumah

sakit. Adapun manfaat dimaksud mencakup antara lain :

1. Meningkatkan mutu dan ketepatan penggunaan obat di rumah sakit.

2. Merupakan bahan edukasi bagi profesional kesehatan tentang terapi obat

yang rasional.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 19: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

3. Memberikan rasio manfaat-biaya yang tertinggi, bukan hanya sc^kedar

mencari harga obat yang termurah.

4. Memudahkan profesional kesehatan dalam memilih obat yang akan

digunakan untuk perawatan pasien.

5. Memuat sejumlah pilihan terapi obat yang jenisnya dibatasi sehingga

profesional kesehatan dapat mengetahul dan mengingat obat yang mereka

gunakan secara rutin.

6. IFRS dapat melakukan pengelolaan obat secara efektif dan efislen.

Penghematan terjadi karena IFRS tidak melakukan pembelian obat yang

tidak perlu. Oleh karena itu, rumah sakit mampu membeli dalam kuantltas

yang lebih besar dari jenis obat yang lebih sedikit. Apabila ada dua jenis

obat yang indikasi terapinya sama, maka dipllih obat yang paling cost

effective.

Penyusunan pedoman terapi

Obat yang tertera dalam formularium harus sesual dengan pola penyakit yang

ada di rumah sakit, oleh karena Itu pembuatan formularium harus didasarkan

pada pengkajlan pola penyakit, populasi pasien, gejala dan penyebabnya untuk

menentukan kelas terapi dengan tahapan pengkajlan sebagal berlkut

1. Tahap pertama, pengkajlan pola penyakit dan populasi pasien dalam

empat tahun terakhir berturut-turut dari data morbldltas yang berasal

dari rekam medlk rumah sakit, lalu dibuat tabel berisi kelompok penyakit,

sub kelompok penyakit, jumlah dan presentase pasien tlap tahun.

Pengelompokkan penyakit berdasarkan "International Statistical

Classification of Diseases and Related Health Problem (ICD-10)

2. Tahap kedua, penetapan perlngkat penyakit terbanyak tlap kelompok

penyakit, dengan membuat tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah

rata-rata serta persentase pasien.

3. Tahap ketiga, penetapan penyakit, gejala, penyebab dan golongan

farmakologi obat serta bahan pendukung yang diperlukan. Dibuat Tabel

berisi sub kelompok penyakit dan jumlah serta persentase pasien dalam

tlap sub kelompok penyakit

4. Tahap keempat,. Dibuat tabel berisi sub kelompok penyakit dan golongan

farmakologi obat dan bahan pendukung yang diperlukan untuk tlap penyakit.

5. Tahap kelima, penetapan nama obat yang diperlukan dalam tlap golongan

farmakologi. Dibuat tabel mengandung golongan farmakologi, sub golongan

8 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 20: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

farmakologi, nama obat, dan bahan pendukung yang diperlukan untuk tiap

penyakit.

|Tahapan pengkajian ini dilakukan apabila di rumah sakit belum ada standarpengobatan.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 21: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB III

SISTEM FORMULARIUM

Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik rumah sakit

yang terhimpun dalam KFT, untuk mengevaluasi, menilai dan memilih dari berbagai

zat aktif obat dan bentuk sediaan yang dianggap terbaik dalam perawatan penderita.

A. Evaiuasl Penggunaan Obat

Evraluasi penggunaan obat bertujuan untuk menjamin penggunaan obat yang aman

dan cost effective serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Evaluasi penggunaan obat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Pengkajian dengan mengambil data dari pustaka

Kegiatannya meliputi:

• mengumpulkan naskah ilmiah berkaitan dengan aspek keamanan, efektivitas

dan biaya dari jurnal ilmiah yang terpercaya, contohnya British Medical

Journal, New England Journal of Medicine, Cochrane Review

• Melakukan telaah ilmiah terhadap naskah yang didapat

2. Pengkajian dengan mengambil data sendiri, yaitu suatu proses terus menerus,

sah secara organisasi, terstruktur, ditujukan untuk memastikan bahwa obat

digunakan secara tepat, aman dan bermanfaat.

B. P^nilaianSetiap obat baru yang diusulkan untuk masuk dalam formularium harus dilengkapi

de ngan informasi tentang kelas terapi, indikasi terapi, bentuk sediaan dan kekuatan,

bioavailabilitas dan farmakokinetik, kisaran dosis, efek samping dan efek toksik,

perhatian khusus, kelebihan obat baru ini dibandingkan dengan obat lama yang sudah

tercantum di dalam formularium, uji klinik, atau kajian epidemiologi yang mendukung

keunggulannya, perbandingan harga dan biaya pengobatan dengan obat atau cara

pengobatan terdahulu. kecuali yang memiliki data bioekuivalensi (BE) dan/ atau

rekomendasi tingkat I evidence-based medicine (EBM).j

obat yang terpilih masuk dalam formularium adalah obat yang memperlihatkan

tingkatan bukti ilmiah yang tertinggi untuk indikasi dan keamanannya. Bila dari

segolongan obat yang sama indikasinya memperlihatkan tingkatan bukti ilmiah khasiat

dan keamanan yang sama tinggi, maka pertimbangan selanjutnya adalah dalam hal.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 10

Page 22: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

ketersediaannya di pasaran, harga dan biaya pengobatan yang paling murah.

C. Pemilihan Obat

Tahap pemilihan obat merupakan tahap yang paling suUt dalam proses penyusunan

formularium karena keputusan yang diambll memerlukan pertlmbangan daii berbagal

faktor:

1. Faktor Instituslonal (Kelembagaan)

Obat yang tercantum dalam formularium adalah obat yang sesual dengan pola

penyakit, populasi penderlta dan kebljakan lain rumah saklt.

2. Faktor Obat

Obat yang tercantum dalam formularium harus mempertlmbangkan efektlvltas,

keamanan, profll farmakoklnetik dan farmakodlnamlk, ketersedlaan obat dan

faslUtas untuk penylmpanan atau pembuatan, kualltas produk obat, reaksl obat

yang meruglkan serta kemudahan dalam penggunaan. Produk obat telah memlUkl

Izin edar dari Departemen Kesehatan.

Sistem formularium terdiri dari evaluasi, penilaian

dan pemilihan obat

Sebelum memlUh obat diperlukan adanya suatu kriteria, contoh dibawah 1n1 adalah

kriteria yang digunakan oleh Tim Revlsl DOEN

a. MemlUkl raslo manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan

penderlta.

b. Mutu terjamin, termasuk stablUtas dan bloavalblUty.

c. Praktis dalam penylmpanan dan pengangkutan.

d. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesualkan dengan tenaga,

sarana dan faslUtas kesehatan.

e. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh penderlta.

f. MemlUkl raslo manfaat-blaya (benefit-cost ratio) yang tertlnggi berdasarkan

biaya langsung dan tidak langsung.

11 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 23: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

3.

g. Jika terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa,

pUihan dijatuhkan pada :

Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan data ilmiah ;

Obat dengan sifat farmakokinetik yang diketahui paling menguntungkan;

Obat yang stabilitasnya lebih baik;

Mudah diperoleh;

Obat yang telah dikenal.

h. Obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi kriteria berikut:

Obat hanya bermanfaat bagi penderita dalam bentuk kombinasi tetap;

Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih

tinggi daripada masing-masing komponen;

• Perbandingan dosis komponen kombinasi tetap merupakan perbandingan

yang tepat untuk sebagian besar penderita yang memerlukan kombinasi

tersebut;

• Kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost

ratio);

' Untuk antibiotika kombinasi tetap harus dapat mencegah atau mengurangi

terjadinya resisten dan efek merugikan lainnya.

Faktor Biaya

Setelah pertimbangan ilmiah dibuat, KPT harus mempertimbangkan biaya terapi

obat secara keseluruhan. Hal ini termasuk biaya sediaan obat, biaya penyiapan

obat, biaya pemberian obat dan biaya monitoring selama penggunaan obat.

Obat terpilih adalah obat dengan biaya terapi keseluruhan yang paling rendah.

D. Penggunaan Obat Non Formularium

Secara umum, hanya obat formularium yang disetujui untuk digunakan secara rutindc^lam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Prinsip yang mendasari adanya prosesuntuk menyetujui pemberian obat non formularium adalah pada keadaan dimana

pJnderita sangat memerlukan terapi obat yang tidak tercantum di formularium,sebagai contoh:

I • Kasus tertentu yang jarang terjadi, misalnya: kelainan hormon pada anak,

penyakit kulit langka

Pedoman\Penyusunan Formularium Rumah Sakit 12

Page 24: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

• Perkembangan terapi yang sangat memerlukan adanya obat baru yang belum

terakomodir dalam formularium.

• Obat-obat yang sangat mahal dan penggunaannya dikendalikan secara ketat,

misalnya: obat sitostatika baru, antibiotik yang dicadangkan (reserved

antibiotics)

Penggunaan obat non formularium harus ditetapkan dalam kebijakan dan melalui

prosedur dengan mengajukan permlntaan menggunakan formulir khusus (Lamplran 1)

Mekanisme proses pengajuan obat non formularium:

1. Dokter pengusul mengisi formulir dan disetujui oleh kepala SMF.

2. Formulir diajukan ke KPT

3. Penilaian oleh KPT terhadap usulan yang disampaikan

4. Usulan yang disetujui disampaikan ke IPRS untuk diadakan

5. Usulan yang tidak disetujui dikembalikan ke SMP

Penilaian terhadap usulan obat non formularium cukup dilakukan oleh pelaksana harian

KPT (ketua, sekretaris dan salah satu anggota) agar tidak menghambat proses penyediaan

obat non formularium.

Kebijakan dan prosedur sistem formularium harus ditetapkan dengan

surat keputusan pimpinan rumah sakit

13 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 25: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB IV

PENYUSUNAN FORMULARIUM

A.

B.

Proses Penyusunan Formularium

Proses penyusunan formularium di rumah sakit dapat dilakukan dengan mengikuti

taha pan di bawah ini:

1. Flekapitulasi usulan obat dari masing-masing SMF berdasarkan standar terapi atau

standar pelayanan medik

2. Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi

3. Ajlembahas usulan tersebut dalam rapat KPT, jika diperlukan dapat meminta masukancjari pakar

4. Rancangan hasil pembahasan KFT dikembalikan ke masing-masing SMF untuk

npendapatkan umpan balik5. A^embahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF6. A^enetapkan daftar obat yang masuk ke dalam formularium7. Susun kebijakan dan pedoman untuk implementasi

8. Lakukan edukasi mengenai formularium kepada staf dan lakukan monitoring KFT

bjertanggung jawab dalam penyusunan/revisi formularium yang dibantu secara aktifo'leh IFRS.

Isi FjormulariumForn[|ularium berisi tiga bagian utama yaitu :1. Ihformasi kebijakan dan prosedur rumah sakit tentang obat

(Lihat Lampiran)

- Kebijakan mencakup antara lain: tentang pembeiiakuan formularium, tatalaksana

obat (kebijakan umum dalam penulfsan resep, prosedur pelayanan obat,

kebijakan penulisan obat generik)

- Prosedur pengusulan obat untuk ditambahkan atau dihapus dari formularium

- SK tentang KFT

- Kebijakan dan prosedur mengenai substitusi generik dan terapetik, penghentian

permintaan secara otomatis, permintaan obat secara lisan, obat yang dibawa

penderita ke rumah sakit, konsumsi obat sendiri oleh penderita, penggunaan

sampel obat, kebijakan terhadap permintaan obat cito, standar waktu

penggunaan obat, MESO.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 14

Page 26: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

- Informasi tentang penggunaan formularium meliputi cara penggunaan

formularium, prosedur untuk melihat setiap produk obat, dll.

- Kebijakan penulisan resep untuk penderita rawat jalan

2. Daftar Obat

Bagian ini merupakan inti dan* formularium yang berisi informasi dari setiap obat

disertai satu atau lebih indeks untuk memudahkan penggunaan formularium.

Nama obat disusun dengan cara :

• Pembagian kelas terapi merujuk kepada DOEN yang berlaku

• Nama obat perkelas terapi dituliskan dalam nama generik berdasarkan abjad.

Contoh format daftar obat dalam formularium

KLS TRP

&

KAT

FDA

NO

URUT

OBATNAAAA GENERIK

BENTUK SEDIAAN DAN

KEKUAATAN DOSIS kETR.

1 2 3 4 5 6

Dewasa dan anak

Protokol khusus

Untuk hal-hal tambahan sepertiefek samping, pembatasanantibiotic, perhatian khusus

1 ANALGESIK,ANTIPIRETIK,ANTI-REAAATIK

ANTIPIRAI

1.1ANALGESIK

NARKOTIK

C 1

Fentanll

0.05 mg/ml; TTS25 mcg/iam, 50

mcg/jaminj.; patch

Fentanyl (inj.);Durogesic

+

Keterangan kolom :

Kolom 1. Diisi dengan Kelas terapi obat dan Kategori FDA

tentang resiko obat terhadap ibu hamil dan ibu

menyusui. Kolom

Kolom 2. Diisi dengan nomor urut obat

Kolom 3. Diisi dengan nama generik obat

Kolom 4. Diisi dengan nama sediaan dan bentuk sediaan obat

Kolom 5. Diisi dengan dosis lazim untuk dewasa dan anak, atau

ditulis "protokol khusus" untuk indikasi yang memerlukan dosis

15 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 27: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

khusus" untuk indikasi yang memerlukan dosis khusus, contoh: dosis

untuk kemoterapi, dosis kortikosteroid untuk berbagal indikasi

Kolom 6. Diisi untuk informasi tambahan sesuai kebutuhan contohnya efek

samping, pembatasan antibiotika, perhatian khusus , penandaan obat

yang masuk Jaminan Kesehatan Masyarakat.

3. Informasi khusus

Informasi khusus tergantung pada kebutuhan masing-masing rumah sakit.

Gontoh:

• label ekivalensi dosis dari obat yang sama golongan farmakologinya (seperti

kortikosteroid),

• Cara perhitungan dosis untuk anak,

• Daftar racun yang dapat didialisis,

• Cara perhitungan penyesuaian dosis

• Interaksi obat

• Daftar obat dengan indeks terapi sempit

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 16

Page 28: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB V

PEMBERLAKUAN DAN DISTRIBUSI FORMULARIUM

A. Pemberlakuan Formularium

Kepatuhan penggunaan formularium memerlukan dukungan dari pimpinan rumah sakit

berupa surat keputusan tentang pemberlakuan formularium. Sosialisasi harus dilakukan

kepada seluruh profesional kesehatan, dengan cara : pertemuan/safari, bulletin, surat

edaran. Intranet, penyerahan buku formularium ke masing-masing SMF.

Tahapan yang cukup penting dalam pemberlakuan formularium adalah menjamin

bahjva semua profesional kesehatan mengenal dan mengetahui cara menggunakanformularium tersebut.

B. Distiibusi Formularium

Formularium didistribusikan kepada :

Unit pelayanan untuk penderita rawat inap, rawat jalan, rawat darurat.

Instalasi farmasi dan seluruh satelit/depo farmasi

Pimpinan rumah sakit

Pusat pelayanan informasi obat

Bagian / SMF / U PF/ Departemen

Anggota staf medik dan apoteker

Perpustakaan

Bagian pengadaan

Bagian lain yang dianggap perlu

Jumlah formularium harus cukup memadai untuk semua yang tersebut di atas

dan buku pengganti harus selalu tersedia jika ada permintaan akibat buku yang

sudah diterima rusak atau hilang.

Biaya Penerbitan

KetJrsediaan jumlah formularium yang memadai sangat tergantung kepada dukunganfinaijicial. Dukungan financial ini dapat diperoleh melalui beberapa sumber antaralain :

Anggaran rumah sakit

Bekerjasama dengan pihak donatur

Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 17

Page 29: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Penanggung jawab utama peyediaan buku formulahum adalah pimpinan

rumah sakit, dana dapt diperoleh dari berbagai sumber

18 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 30: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB VI

EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM

Evaluasi ̂ apat dilakukan secara menyeluruh atau sebagian tergantung pada sumber dayayang tersjedia.Indikator untuk menilai kepatuhan penggunaan formularium terdiri dari :

1. Kepatuhan Penulisan Resep Sesuai Formularium

Nama Indikator Kepatuhan Penulisan Resep Sesuai Formularium

Dasar Peiilikiran Formularium merupakan acuan dalam penulisan resepoleh tenaga medis di rumah sakit

Definisi Merupakan Indlkasi komltment tenaga medis untukmematuhl kesepakatan menuUskan resep sesuai denganformularium yang telah ditetapkan d1 rumah sakit

Pengumpijlan Data Data dikumpulkan dari rekam medlk d1 unit pelayananatau resep yang terkumpul d1 IFRS untuk perlodetertentu misal bulanan, triwulan, tengah tahun atautahunan

Kriteria :

li

E

iklusi

ksklusi

Obat-obat yang sudah ada d1 dalam formularium danobat-obat non formularium yang telah disetujul

Rumus Pel

contoh

tiitungan dan

Jumlah Item obat yang diresepkan sesuai formularium X 100 %jumian seiurun item coat oaiam rormuianum

Jumlah Item obat yang diresepkan sesuai formularium d1IFRS' pada bulan Juni =150Jumlah seluruh Item obat dalam formularium = 300

% Kepatuhan Penulisan sesuai formularium pada bulan Juni= 150/300X 100% = 50

Penyampaian Hasil Tingkat kepatuhan penulisan resep pada bulan Juni dariresep yang terpantau d1 IFRS adalah sebesar 50%.Standar yang ditetapkan untuk tingkat kepatuhanmisalkan 55%. Artlnya ada kesenjangan antara standaryang ditetapkan dengan kenyataan.

Catatan Diperlukan d1 anallsis penyebab ketldak patuhan danselanjutnya dilakukan upaya untuk menlngkatkan tingkatkepatuhan penulisan resep melalul soslallsasiformularium maupun supervlsl d1 maslng-masing baglan.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 19

Page 31: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Standar Kepatuhan Ditetapkan oleh masing-masing rumah sakit dalambentuk %

2. Kepatuhan Pengadaan Sesuai Formularium

Nama Indikator Kepatuhan Penulisan Resep Sesuai Formularium

Dasar Pemikiran Formularium merupakan acuan dalam pengadaan Obat

Definisi Merupakan bukti komitmen stake holder yang terlibatdalam proses pengadaan produk obat untuk mematuhipengadaan obat sesuai dengan formularium yang telahdi tetapkan

Pengumpulan Data Data berasal dari dokumen pengadaan pada periodetertentu. Dokumen dapat diperoleh dari tim pengadaanperbekalan farmasi rumah sakit

Kriteria:

Inklusi

Eksklusi

Obat-obat yang sudah ada di dalam formularium dan obat-obat non formularium yang telah disetujui

Rumus Perhitungan dan

contoh

Jumlah item produk obat yans diadakan sesuai formularium X10O %Jumlah seluruh item produk obat yang ada di formularium

Jumlah item obat sesuai formularium yang diadakan olehtim pada tahun 2008 = 200

Jumlah seluruh item produk obat yang ada di formularium= 300

% Kepatuhan Pengadaan pada formularium= 200/300 X 100% = 66,66%

Penyampaian Hasil Tingkat kepatuhan pengadaan terhadap formularium padatahun 2008 adalah 66,66% Standar yang ditetapkan untuktingkat kepatuhan misalkan 90%. Artinya standar telahditetapkan masih belum tercapai.

Catatan Diperlukan analisis penyebab ketidak patuhan danselanjutnya dilakukan upaya untuk meningkatkan tingkatkepatuhan pengadaan. Arahan dari direksi sangat pen tingkarena pengadaan merupakan kunci keberhasilanpenulisan resep.

Standar Kepatuhan Ditetapkan oleh masing-masing rumah sakit dalambentuk %

20 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 32: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Penyebab ketidakpatuhan penuUsan resep obat formularium maupun pengadaan

ahtara lain :

1.

2.

3.

4.

5.

elI

7.1si9.

Sistem formularium tidak berjalan dengan baik di rumah sakit

Tidak adanya surat keputusan pimpinan rumah sakit untuk menggunakan

formularium, sehingga staf medik tidak merasa berkewajiban menggunakan

formularium.

Tidak ada sosialisasi formularium oleh KFT kepada staf medik, sehingga staf

medik tidak mengenal formularium

Tidak adanya supervisi secara reguler guna mengingatkan staf medik untuk

menggunakan obat yang ada dalam formularium.

KFT tidak berfungsi dengan baik

Formularium tidak pernah direvisi sesuai dengan kebutuhan penderita dan staf

medik

Apoteker di IFRS tidak berperan sebagaimana seharusnya.

Tidak adanya mekanisme penghargaan dan hukuman (rewards and punishment)

Adanya konflik kepentingan dari pihak yang terlibat dalam pengadaan.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 21

Page 33: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB VII

PEMUTAKHIRAN FORMULARIUM

Pemutakhiran formulahum merupakan salah satu faktor pentihg untuk menjamin

penggunaan formularium. Proses pemutakhiran formularium akan dapat berjalan bilasistem f(|rmulaiium sudah dllaksanakan dengan balk di rumah sakit. Teknik pemutakhiranformularium meliputi:

A. Pengkajian Penggunaan Obat

KFT rrielakukan pengkajian penggunaan dan efek terapi dari beberapa kelas terapi obatsetiap tahun

Obat-obat yang diprioritaskan untuk dikaji meliputi:

• Ollat yang berpotensi tinggi menimbulkan efek samping yang serius, contoh, obatyang data efek sampingnya belum banyak dilaporkan

• Oliat yang diduga banyak digunakan secara tidak rasional, contoh antibiotik• Oliat mahal, contoh obat sitostatika• Oliat yang sedang dievaluasi apakah akan dimasukkan, dikeluarkan atau dipertahankan

sebagai obat formularium

Tujuan pengkajian untuk menjamin penggunaan obat yang aman dan cost effective serta

meniijigkatkan mutu pelayanan kesehatan. Program ini mengevaluasi, menganalisis danmenginterpretasikan pola penggunaan obat baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Tahapan proses pengkajian obat adalah sebagai berikut:

• Penetapan obat atau kelas terapi obat yang akan dikaji

• Pengumpulan data

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data, yaitu:

retrospektif, konkuren dan prospektif. Pemilihan metode berdasarkan tersedianya

waktu dan sumberdaya. Metode prospektif lebih sulit dan makan waktu. Formulir

pengumpulan data perlu dirancang agar ringkas dan mudah digunakan oleh petugas

di lapangan. Pelaksana harus benar-benar memahami metode pengumpulan data.

Data yang akan dikumpulkan harus tersedia dan valid. Jumlah sampel harus

memungkinkan untuk analisis statistik.

Contoh data yang dikumpulkan:

• Demografi pasien, karakteristik pasien, sejarah pengobatan

• Indikasi penggunaan obat

22Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 34: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

• Sejarah penggunaan obat

• Obat-obat yang digunakan sekarang

• Adanya efek samping obat, interaksi obat

• Data laboratorium (biokimia, darah, mikrobiologis)

B. Penambahan dan Penghapusan Obat dan Formularium

Penambahan obat ke dalam formularium dilakukan melalul pengusulan

❖ Permohonan harus diajukan secara resmi melalul SMF kepada KFT.

❖ Permohonan yang diajukan setidaknya memuat informasi:

• Mekanisme farmakologi obat dan indikasi yang diajukan

• Alasan mengapa obat yang diajukan lebih baik dari pada yang sudah

ada di dalam formulanum

• Bukti ilmiah dari pustaka yang mendukung perlunya obat di masukkan

ke dalam formularium

Kriteria Penghapusan obat dari formularium ;

Obat tidak beredar lagi di pasaran

Obat tidak ada yang menggunakan lagi

Sudah ada obat baru yang lebih cost effective

Obat yang setelah dievaluasi memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan manfaatnya

23 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 35: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB VIII

RERAN APOTEKER

Reran apoteker dalam penyusunan formularium rumah sakit sangat besar. Apoteker selaku

sekretaris KFT bertindak sebagai motor penggerak dalam penyusunan formularium. Apoteker

IFRS harus berperan aktif dalam kegiatan yang menunjang sistem formularium.

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh apoteker dalam menjalankan peran tersebut antara

lain:

® Merekapitulasi usulan obat yang akan dibahas dalam rapat penyusunan formularium

® Mengkaji Informasi dari pustaka ilmiah yang terkait dengan obat yang di usulkan

® Menyajikan data ketersedlaan dan harga obat

o Melakukan evaluasi terhadap usulan yang masuk

® Menyiapkan informasi yang akan dimuat dalam formularium

o Berpartisipasi aktif dalam rapat pembahasan penyusunan formularium

o Berpartisipasi aktif dalam sosialisasi formularium

o Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi formularium secara

berkesinambungan

o Melakukan pengkajian penggunaan obat

Pedomah Penyusunan Formularium Rumah Sakit 24

Page 36: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

BAB IX

PENUTUP

Buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit dalam

menyusun formularium yang baik.

Formularium yang disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi merupakan pedoman pernilihan

dan penggunaan obat yang paling bermanfaat bagi pasien dan akan mendorong penggunaan

obat yang rasional d1 rumah sakit. Adanya formularium di rumah sakit diharapkan dapat

menyederhanakan penyediaan obat, membatasi penggunaan obat yang tidak perlu dan

meningkatkan efisiensi biaya pengobatan.

Diharapkan dengan tersusunnya formularium di rumah sakit, akan memberikan sumbangan

terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.

25 Pedoman Penyusunan Formulanum Rumah Sakit

Page 37: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN - LAMPIRAN

m,

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 38: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRANl

CONTOH

RUMAH SAKIT

Alamat rumah sakit

Kotak Pos

Telp,Fax.

FORMULIR PERMINTAAN KHUSUSOBATNONFORMULARIUM

1. Namagenerik2. Naina Dagang dan Pabrik3. Bentuk sediaan dan kekuatan

4. Indikasi5. Alasan pemintaan

6. Jumlah yang diminta

Mengetahui:Dokter yang meminta,

Jakarta,Kepala Departemen

CNIP.:

Catalan

NIP.

Formulir ini hams diisi dengan lengkap, dicap stempel Bagian/Departemen dan dikirimkankepada : Ketua Komite Farmasi dan Terapi R.S

Kenutusan Komite Farmasi dan Terapi (Diisi oleh KFT) :

□ Disetujui

D Tidak disetujui:

Alasan:

Jakarta,

Ketua Komite Farmasi & Terapi

Rumah Sakit

NIP.

Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit 26

Page 39: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN2

CONTOH

FORMULIR USULANPENCANTUMAN

NAMA OBATDALAMFORMULARIUM

1. Nama generik :2. Namadagang :3. Bentuk sediaan dan kekuatan :4. Nama obat yang sudah tercantum dalam formularium sekarang yang dapat dibandingkan dengan

obat usulan:

n tidakada

I I ada, yaitu

5. Alasan pengusulan (berdasarkan efektifitas dan keamanan) :

6. Referensi yang mendukung (fotokopi naskah terlampir):a.

b.c.

7. Apakah dengan penambahan obat yang diusulkan maka obat sebanding yang sudah tercantumperlu dihapuskan? ya tidakAlasan:

Jakarta,Mengetahui: Yang mengusulkan,Kepala Bagian/Departemen

CNIP.: NIP.:

Catatan: Formulir ini hams diisi dengan lengkap, dicap stempel Bagian/Departemen dan dikirimkankepada : Ketua Komite Farmasi dan Terapi R.S

NIP.

27 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 40: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN3

CONTOH

FORMULIR PELAPORANEFEKSAMPING OBAT

KOMITE FARMASI DAN TERAPI R,S,

PASIEN

tahun

Nama

No. reg

Umur

L / P (halmil / tidak hamil / tidak tahu)

Suku :

Berat baldan

Pekeijaan; _

kg

Penyakit utama: Kesudahan (beri tanda X):

□ sembuh□ meninggal□ sembuh dengan gejala sisa□ belum sembuhD tidak tahu

Penyakit/ kondisi lain yang menyertai:[2 gangguan ginjal kondisi medis lainnya□ gangguan hati □ faktor industri, pertanian,D alergi D kimia. dan Iain-lain

REAKSIEFEK SAMPING OBAT

Saat/ tgl mula terjadiBentuk/ manifestasi E.S.O. yang terjadi

Kesudahan E.S.O (beri tanda X)Tanggal:□ sembuhn meninggal□ sembuh dengan gejala sisa□ belum sembuh

Tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi reaksi E.S.O. :

OBAT

Nama(Nama dagang/

Pabiik)

Bentuksediaan

Beri tanda Xuntuk obat yangdicuiigai

Pemberian

rute dosis/ waktu tglmula

tglakhir

Indikasipenggunaan

Apakah reaksi E.S.O. hilang setelah obat dihentikan ?

□ Ya □ Tidak □ Tidak tahu

Apakah reaksi E.S.O yang sama timbulsetelah obat yang dicurigai digunakankembali:□ Ya □ Tidak □ Tidak tahu

PELAPOR

Nama□ doktier □ perawat □ farmasisAsal ruangan/ Poliklinik:

tanda tangan pelapor

KirimkanlFormulir yang sudah diisi kepada : Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi d/a Instalasi Farmasi RS

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 28

Page 41: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN4

CONTOH SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAAAA RUMAH SAKITNomor:

TENTANG PEMBERLAKUANFORMULARIUM RUAAAH SAKIT

TAHUN

Direktur Utama Rumah Sakit

Menimbang: a. Bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan diRS adalah dengan melakukan pemakaian obat secara rasional.

b. Bahwa untuk mencapai penggunaan obat secara rasional diperlukan suatu standarpengobatan yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidangkedokteran dan farmasi

c. Bahwa sehubungan dengan butir a dan b tersebut perlu diiakukan revisi FormulariumRS tahun dan selanjutnya diterbitkan buku FormulariumRS tahun

d. Bahwa sehubungan dengan butir c tersebut, maka untuk pemberlakuan FormulariumRS tahun perlu ditetapkan dengan surat keputusanDirektur Utama RS

Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan2. Peraturan Pemerintah Nomor tahun tentang

Pendirian Perusahaan Jawatan RS

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 085/Menkes/Per/l/1989 tanggal28 Januari 1989 tentang Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau MenggunakanObat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 47/Menkes/SK/ll/1983 tanggal21 Februari 1983 tentang Kebijakan Obat Nasional.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 122A/Menkes/SK/ll/1999tanggal 15 Februari 1999 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 1998.

6. Surat Ketua Komite Farmasi dan Terapi RS Nomor: tanggalperihal pemberlakuan buku Formularium

RS tahun

Memperhatikan; Pertimbangan Direksi Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAAAA RUAAAH SAKITNO TENTANG

PEMBERLAKUAN FORMULARIUM RS TAHUN

Pertama : Penggunaan Formularium RS tahunsebagai pedoman untuk memilih obat-obat yang akan diberikan kepada penderita yangdirawat di RS

29 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 42: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Menetapkan

Pertama

Kedua

Ketiga

MEMUTUSKAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAAAA RUAAAH SAKITNO TENTANG

PEMBERUKUAN FORMULARIUM RS TAHUN

Penggunaan Formularium RS tahunsebaeai pedoman untuk memilih obat-obat yang akan diberikankepada penderita yang dirawat di RS

Formularium RS tahun akan ditinjau dandinilai kemball secara terus-menerus oleh Panitia Farmasi danTerapi RS untuk disesualkan denganperkembangan ilmu pemgetahuan dan teknologi di bidangkedokteran dan farmasi.

Surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan,dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruandalam penetapannya akan diubah dan diperbaiki sebagaimanamestinya.

DITETAPKAN DI

PADA TANGGAL

Direktur UtamaRumah Sakit

NIP.

Tembusan disampaikan kepada Yth :1. Dekan FK2. Para Direktur RS3. Ketua Komite Medik RS4. Para Kebala SMF di lingkungan RS

Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit 30

Page 43: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN 5

CONTOH

PETUNJUK PENGGUNMN BUKU FORMULARIUM

Buku Formularium RS Dibagi menjadi:A. Warna biru : berisi informasi umum

8. Warna putih : berisi daftar obat formularium yang disusun berdasarkan kelasterapi mengikuti ketentuan pada buku Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)

dengan modifikasi.C. Warna merah jambu : berisi lampiran - iampiran :

1. Kebijakan dan Peraturan Obat RS2. Kebijakan penggunaan obat generik secara rasional di3. Contoh formulir pengusulan obat baru. Formulir ini digunakan oleh staf

medis untuk mengajukan usulan obat yang akan dimasukkan dalam formularium.4. Contoh formulir permintaan obat non formularium. Formulir ini digunakan

oleh staf medis untuk mengajukan permintaan khusus obat tidak tercantumdi formularium.

5. Contoh formulir laporan efek samping obat. Formulir ini dapat digunakanoleh dokter untuk melaporkan adanya efek sampaing obat.

6. Tabel interaksi obat Formulir yang tersebut pada nomor 3,4 dan 5 dapat dimintake Sekretaris Komite Farmasi dan terapi ( Telp. )

D. Warna kuning : berisi indeks kelas terapi dan indeks obat berdasarkan abjad.Kolom KLS TRP dan KAT FDA, berisi:Kode kelas terapi yang mengacu pada kode DOEN ( Daftar Obat Esensial

Nasional) dengan modifikasi.

Katagori FDA, yaitu katagori obat berdasarkan tingkat keamanan penggunaannya pada wanita hamilyang dikeluarkan oleh FDA:

Katagori A : Penelitian terkontrol menunjukan tidak ada rasio. Penelitian terkontroldan memadai pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya resiko pada janinKatagori 8 : Tidak ada bukti resiko pada manusia. Penelitian pada hewan menunjukanadanya resiko tetapi penelitian pada manusia tidak, ATAU, penelitian pada hewanmenunjukan tidak ada resiko tetapi penelitian pada manusia belum memadai.Katagori C : Resiko tidak dapat dikesampingkan. Penelitian pada manusia tidakmemadai, penelitian pada hewan menunjukan resiko atau tidak memadai.Katagori D : Resiko pada janin terbukti positif, baik melalui penelitian atau post-marketing study.Katagori X : Kontraindikasi pada kehamilan . Penelitian pada hewan atau manusia,atau data post marketing study menunjukkan adanya resiko pada janin yang secarajelas lebih merugikan dibandingkan manfaatnya.

Kolom No. Urut, dimaksudkan adalah nomor urut obat dari subkelas terapi.Nama dagang produk obat yang disetujui masuk dalam formularium adalah ; 1 (satu) orisinal product(nama dagang yang memegang hak paten obat) dan 2 (dua) copy dru^s

31 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 44: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

1^

l^\

/*N

/•s

/«s

/«\

/»\

Pada kolom keterangan tercantum :- Tandai (+) dimaksudkan bahwa obat tersebut masuk dalam Formularium Askeskin

yang dikeluarkan Depkes Rl pada bulan- Penggolongan antibiotika (kelas terapi 6.2) bersasarkan pembatasan peresepannya,

yaitu :

Kelompok A

Kelompok B

Kelompok C

iPembatasan

Antibiotika lini pertama, yaitu antibiotika yang boleh diresepkanoleh semua dokter yang bertugas di RSAntibiotika lini kedua, yaitu antibiotika yang boleh diresepkanbila pemeriksaan mikrobiologik memperlihatkan adanya resitensidengan antibiotika lini pertama, pengunaannya merupakanprosedur, standar di departemen / divisi, atau penggunaannyatelah disetujui oleh Panitia Antibiotika RS

: Antibiotika lini ketiga , yaitu antibiotika yang diresepkan setelahmendapat persetujuan oleh konsultasi spesialis penyakit infeksidi masing - masing Departemen atau Panitia AntibiotikaRS

penggunaan hanya untuk indikasi tertentu atau tempatpelayanan tertentu.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 32

Page 45: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN 6

CONTOH

KEBIJAKAN UMUM DALAM PENULISAN RESEP

2. Resep ditulis oleh dokter berdasarkan yang tertulis dalam buku rekam medik

(T'

1. Semua instruksi pengobatan pasien ditulis oleh dokter pada lembar "Instruksi ^Dokter" dalam buku rekam medik

(y\

3. Penulisan resepPenulisan resep harus spesifik, dapat dimengerti, lengkap dan mudah dibaca untukmenghindari kesalahan interpretasi.i. Resep hanya boleh ditulis oleh dokterii. Format resep: ^

a. Pasien Umum dan Kontraktor menggunakan formulir resep RSrangkap 2 ^

b. Pasien Askes menggunakan formulir resep Askes dengan mengikuti aturanpenulisan resep Askes rangkap 3 untuk pasien rawat inap dan rangkap 2untuk resep rawat jalan

iii. Nama obat tidak boleh disingkat 'Tiv. Penulisan resep harus jelas dan berisi informasi berikut:

a. Tanggal resep, nama obat, dosis, bentuk sediaan, jumlah obat, aturanpakai dan rute pemberian

b. Nama pasien, nomor rekam medik, umur/ berat badan pasien, ruang/ polidan diagnosa serta tindakan _

c. Nama dan NIP dokter serta tanda tangan/ paraf dokter.

4. Jumlah/kadar obat yang ditulis dalam bentuk sistem metrik mengikuti satuanberikut:

i. Volume < 1 liter Va ®m[ (mililiter)ii. Berat < 1 gram Va ® mg (miligram)iii. Berat < 1 mg % ® meg (mikrogram)iv. Sediaan TPN/ elektrolit Ya ® mEq (miliequivalen)V. Obat-obat tertentu dengan satuan International Unit Ya ® Satuan Unit

Internasional ^vi. Untuk dosis-dosis yang lebih kecil lagi dalam sediaan cairan Ya ® drops.vii. Untuk takaran sediaan cair:

a. Sendok teh ® 5 ml

b. Sendok bubur 3/4 ® 10 ml

c. Sendok makan 3/4 ® 15 ml ^

-r

33 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit ^

Page 46: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

(*N

/*N

LAMPIRAN 7\

KEBIJAKAN OBAT GENERIK Dl RS.

Batasan:^ 1Obat genprik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia

untuk zat berkhaslat yang dikandungnya.

^ Ketentuan:^ I

1. Semua dokter di RS harus menulis resep dengan nama generik.

2. Dokter yang kurang disiplin dalam penulisan resep obat generik akan dikenakan

^ sanksi:

a. Bag! dokter ahll (staf): dicantumkan dalam DP3, berpengaruh pada kenaikan

pangkat.

b. Dokter peserta Program Pendidikan Dokter Speslalls : mempengaruhi konduiteI pendidikan.

^ 3. l|enggunaan obat paten secara terbatas masih diizinkan, apabila obat tersebutbenar-benar diperlukan oleh pasien dan obat generiknya belum ada, dengan

persetujuan Direktur RS

4. Direktur RS membentuk Komite Farmasi dan Terapi.

Organisasi Pelaksanaan Penggunaan obat generik di RS :

Direktur RS bertanggung jawab dalam :

1. pelaksanaan penggunaan obat generik di RS kepada Direktur Jenderal

pelayanan Medik Departemen Kesehatan R.I.2. Membuat kebijakan pokok pelaksanaan penggunaan obat generik secara rasional

di RS

3. Memantau, mengadakan evaluasi pelaksanaan penggunaan obat generik secara

rjasional di RS4. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komite Farmasi dan Terapi.

5. ̂ engadakan rapat pimpinan RS untuk menyajikan hasil monitoring(jlan evaluasi Komite Farmasi dan Terapi RS kepada para Kepala SMFdan Kepala Instalasi.

6. Mengadakan perubahan dan pengembangan kebijakan pelaksanaan penggunaan

obat generik di RS bila dianggap perlu.

^ Wakil Direktur Pelayanan Medik RS bertanggung jawab dalam :

1. pelaksanaan penulisan resep obat generik oleh para dokter di RS.

Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit 34

Page 47: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

2. Mengadakan koordinasi dengan Kepala KSMF/ Koordinator Pendidikan S-2 untuk

melaksanakan sanksi bagi para dokter ahli/ staf dan peserta PPDS yang kurang

disiplin dalam menulis resep dengan nama generik. /T

3. Memimpin dan mengkoordinasikan kerja Komite Farmasi dan Terapi.

Panitia Farmasi dan Terapi RS bertanggung jawab dalam : ^1. Memberlkan saran kepada Direktur tentang kebijakan farmasi dan terapi di ^

RS

2. Menyusun Formularium RS yang setiap tahun diadakan evaluasi ^dan bila dianggap perlu mengusulkan perubahan dan penyempurnaan.

3. Mengadakan pemantauan penggunaan obat generik di RS

4. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada Direktur RS sebagai

bahan monitoring, evaluasi dan umpan balik kepada Kepala KSMF dan Kepala I

Instalasi. ^

Kelompok Staf Medis Fungsional (KSMF):

1. Kepala KSMF, bertanggung jawab : ^

a. Agar para dokter ahli dan peserta PPDS menulis resep obat dengan nama generik.

b. Untuk memberikan sanksi kepada para dokter yang kurang disiplin dalam

penulisan resep obat generik.

2. Koordinator Pendidikan Dokter Spesialis, bertanggung jawab : ^a. Agar para dokter peserta PPDS menulis resep obat generik sesuai

Permenkes 85/ 1989.

b. Untuk mengusulkan sanksi kepada Kepala KSMF terhadap peserta PPDS yang

kurang melaksanakan penulisan resep obat generik.

3. Koordinator Pengabdian Masyarakat, bertanggung jawab :

a. Atas penyebarluasan kebijakan penggunaan obat generik di RS

kepada seluruh dokter ahli dan peserta PPDS tentang kebijakan. ^

Instalasi Farmasi RS , bertugas :

1. Untuk mengadakan obat generik di RS z-fs

2. Melayani resep obat generik.

3. Melaporkan kepada Komite Farmasi dan Terapi tentang banyaknya resep yang

dilayani dan banyaknya resep yang tidak ditulis dengan nama generik.

Lain-lain:

Tatalaksana pelayanan obat generik tidak berlaku untuk pasien peserta ASKES, yang sudah

diatur tersendiri.

35 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit ^

Page 48: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

-«s

/«v

(<^

f^\

LAMPIRAN 8

PRINSIP PENGUNAAN OBAT SECARA RASIONAL

Pada dasarnya obat akan diresepkan bila memang diperlukan dan dalam setiap kasus,pemberian obat hams dipertimbangkan berdasarkan manfaat dan risikonya (cost-bebefitratio). Kebiasaan peresepan obat yang tidak rasional akan berdampak buruk bagi pasienseperti kurangnya efektivitas obat, kurang aman, biaya pengobatan tinggi dan sebagainya.

Dalam bul^u suide to 3003 prescribins yang diterbitkan oleh WHO tahun 1994 telah dibuatpedoman penggunaan obat secara rasional. Langkah-langkah pengobatan rasional tersebutdisusun sebagai berikut:

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3 :

Langkah 4

Tetapkan masalah pasien.Sedapat mungkin diupayakan menegakkan diagnosis secara akurat berdasarkanAnamnesis, peneriksaan fisis yang seksama, pemerlksaan penunjang yangtepat. Diagnosis yang akurat serta Identlflkasi masalah yang jelas akanmempermudah rencana penanganan.

Tentukan tujuan terapl.Tujuan terapl disesuaikan untuk setiap masalah atau diagnosis yang telahdibangun berdasarkan patoflsologi penyakit yang mendasarlnya.

Strategl pemlUhan obatSetiap pemlUhan jenis penanganan ataupun pemlUhan obat hams sepengetahuandan kesepakatan dengan pasien. PlUhan penanganan dapat berupa penanganannon farmakologlk maupun farmakologlk. Pertlmbangan biaya pengobatan punharus diblcarakan bersama - sama dengan pasien ataupun keluarga pasien.

a. Penanganan non farmakologlkPerlu dihayati bahwa tidak semua pasien membutuhkan penanganan berupaobat. Sering pasien hanya membutuhkan nasehat berupa perubahan gayahidup , diet tertentu , sekedar fisloterapl atau psikoterapl. Semua Instrufel

tersebut perlu dijelaskan secara rind dan dengan dokumen tertuUs.

b. Penanganan famakologlkBerdasarkan pemahaman patofisllologi penyakit serta famakodlnamlk obatdllakukan pemlUhan jenis obat dengan mempertlmbangkan efektlfltas,keamanan, kenyamanan dan harga obat.

PenuUsan resep obatSebuah resep obat berlsl perlntah darl penulisnya kepada apoteker sebagaiplhak yang menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus dItuUs dengan jelas,mudah dibaca dan memuat Informasi nama dan alamat penuUs resep, tanggalperesepan, nama dan kekuatan obat, dengan singkatan dan satuan yang baku,bentuk sedlaan dan jumlahnya, cara pemakalan dan peringatan . Nama, umurpasien serta alamat juga dicantumkan, kemudlan dibubuhl paraf atau tandatangan dokter.

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 36

Page 49: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Langkah 5 : Penjelasan tentang aturan pakai dan kewaspadaan.Pasien memerlukan informasi, instruksi dan peringatan yatig akan memberinyapemahaman sehingga ia mau menerima dan mematuhi pengobatan danmempelajari cara minum obat yang benar. Informasi yang jelas akanmeningkatkan kepatuhan pasien.

Langkah 6 : Pemantauan pengobatanPemantauan bertujuan untuk menilai hasll pengobatan dan selakigus menilaiapakah diperlukan tambahan upaya lain. Pemantauan dapat dilakukan secarapasif maupun aktif. Pemantauan pasif artinya dokter menjelaskan kepadapasien tentang apa yang harus dilakukan bila pengobatan tidak manjur.Pemantauan aktif berarti pasien diminta datang kembali pada waktu yangditentukan untuk dinilai hasil pengobatan terhadap penyakitnya.

37 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 50: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN 9

CONTOH

PELAYANAN INSTALASI FARA^SI RUAAAH SAKIT

Instalasi Farmasi RS mengembangkan sistem pelayanan farmasi dalambentuk Depo Farmasi yang berada di ruang perawatan, sehlngga memungkinkan adanyaInteraksi antara staf farmasi dengan dokter, perawat dan penderita. Depo Farmasi sebagaisalah satu upaya pelayanan farmasi yang mengarah pada sistem farmasi satu pintU; sesuaidengan Undang - Undang Republik.Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 yang menetapkan bahwarumah sakit hanya memiliki satu kebijakan kefarmasian termasuk pembuatan formulariumpengadaan, dan pendistribusian alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakaiyang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan pasien.

Sistem distribusi BMHP (Barang Medis Habis Pakai) yang diterapkan disesuaikan dengankondisi da^ kebutuhan pelayanan, meliputi:1. Sisteip Floor Stock (FS), yaitu penyimpanan persediaan BHMP rumah sakit di ruangan

dalanji jumlah dan jenis terbatas untuk kebutuhan satu periode waktu digunakan untukkeadaan diperlukan segera (cito) dan diutamakan untuk pasien tidak mampu.

2. Sisterji Individual Prescription (IP), yaitu penyiapan BMHP pasien sesuai resep ataupermintaan dokter

3. Sisterp Unit Dose Dispensing (UDD), yaitu penyiapan obat pasien per satuan dosis untukselania 24 jam

Contoh Jangkauan pelayanan farmasi dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini :

1

NoDepo

Farmasi

JangkauanPelayanan

Jml.TTSistem

Distribusi

Lokasi DepoFarmasi

Teipon

1. R. B

R. A

R. B

R. C

R. D

R. E

R. F

R.K.Nuklir

53

55

20

22

22

39

IP&FS R. B 4410

2. R. F R. F 43UDD, IP &

FSR. F 5510

3. R. Cempaka R. Cempaka 24 IP&FS R. Cempaka

4. R. G

R. G

R. PerinatologiR. H

R. 1

75

42

3

16

IP&FSRuang TungguPasien R. 17

6610

5. ICU

GICU

NICU

PICU

GICU

14

7

4

9

IP&FS iCU 7710

6. Rawat Jalan

Poliklinik

R. Hemodlalisa

Instalasi

Penunjang

7 poll

4

Instalasi

IP&FS

Askes Pusat,OPD 1,OPD II,DFP

8810

8820

8830

8840

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 38

Page 51: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan Farmasi Klinik yang harus dilaksanakan oleh farmasi rumah sakit, diantaranyapelayanan informasi obat, penggalian sejarah obat penderita, pembuatan profil pengobatanpenderita, pemantauan terapi obat, pendidikan dan konseling penderita, pemeliharaanpengobatan penderita penyakit kronik; partisipasi dalam pelayanan gawat darurat, partisipasidalam program evaluasi penggunaan obat, dan Iain-lain.

Beberapa pelayanan farmasi klinik yang sudah dilaksanakan oleh Instalasi FarmasiRS diantaranya :

1. Pelayanan Informasi ObatPelayanan informasi obat oleh Instalasi Farmasi RS diberikan kepadapenderita rawat jalan dan penderita rawat inap pada saat menyerahkan obat. Informasiyang diberikan diantaranya cara penggunaan obat, waktu konsumsi obat, dosis, efeksamping, upaya yang dilakukan jika terjadi efek samping, dan cara penyimpanan obat.Disamping itu, Instalasi Farmasi RS juga melaksanakan pelayananinformasi obat kepada dokter, perawat, dan profesional kesehatan lain. Informasi yangdiberikan berdasarkan pertanyaan yang diminta, diantaranya cara pemberian obat; caraperhitungan dosis; rekonstitusi sediaan parenteral; pemilihan obat alternatif; rutepemberian; ketersediaan obat; harga; dan Iain-lain.

2. Pelayanan KonselingPelayanan konseling dilakukan oleh Instalasi Farmasi RS diberikan terutamakepada pasien rawat jalan yang menderita penyakit kronik dan pasien rawat inap yangakan pulang untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat. Materiyang diberikan dalam konseling, diantaranya tentang nama obat (nama dagang dan namagenerik); tujuan penggunaan; rute penggunaan; sediaan; dosis; jadual penggunaan obat;petunjuk penyiapan obat; petunjuk penggunaan obat; hal-hal yang harus diperhatikanselama menggunakan obat; efek samping umum yang sering terjadi; teknik untukmemantau sendiri terapi obat; cara penyimpanan yang baik; interaksi obat (obat denganobat, obat dengan makanan); kontraindikasi; informasi tindakan yang harus dilakukanjika terjadi satu dosis terlupa; informasi tentang pengulangan resep; dan informasikhusus bagi pasien tertentu.

3. Pemeliharaan Pengobatan Penderita KronikPartisipasi Instalasi Farmasi RS dalam pemeliharaan pengobatan penderitapenyakit kronik adalah turut sertanya apoteker Instalasi Farmasi RSdalam tim DOTS (Direct Observe Treatment Short Corse) RS Setiapseminggu sekali (hari Senin) apoteker bekerja sama dengan dokter dan perawatmemberikan konseling sekalian menyerahkan obatnya kepada pasien penderita TBC dipoliklinik paru.

4. Partisipasi dalam Pelayanan Gawat DaruratPartisipasi Instalasi Farmasi RS dalam pelayanan gawat darurat adalahdengan adanya Depo Farmasi di ruang gawat darurat selama 24 jam. Disamping itu, untukmempercepat pelayanan di setiap ruang tindakan disediakan trolley yang berisi BMHPpenyelamat hidup.

39 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 52: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN 10

PERHITUNGAN DOSIS OBAT PEDIATRIK

Ada beberapa cara perhitungan dosis obat pediatrik1. Perhitungan dosis berdasarkan umur

a. Cara Young :

Dosis = Umur anak tahun X Dosis dewasaUmur anak + 12

b. Cara Fried

Dosis = Umur bulan X Dosis dewasa150

2. Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan

a. Cara Clark:

Dosis = Bobot badan (kg) X Dosis dewasa70

3. Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh

Dosis = Luas permukaan anak X Dosis dewasa1,8

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 40

Page 53: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN 11

PERHITUNGAN PENYESUAIAN DOSIS

BAGI PENDERITAGANGGUAN FUNGSI GINJAL

Penyesuaian dosis untuk gangguan fungsi ginjal berdasarkan klirens kreatinin terdiri atas

beberapa cara:

1. Perbadingan kecepatan eksresi kreatinin dalam urin terhadap konsentrasikreatinin dalam serum .

CLcr = Kecepatan eksresi kreatinin dalam urin (ml/menit)Konsentrasi kreatinin dalam serum (mg %)

2. Jellife

CLcr = 98 - 0,8 (umur - 20 )

Ccr

CLcr = Bersihkan kretinin penderita

Ccr = Kadar serum kreatinin penderita

Untuk penderita wanita dikalikan 90 %

3. Cockroft and Gault

CLcr = (140 - umur) X bobot badan (kg)72Ccr

CLcr = Bersihkan kreatinin penderita

Ccr = Kadar serum kreatinin penderita

Untuk penderita wanita dikalikan 85 %

4. Giusti - Hayton

Ku 1 - f (1 - CLucr ) = G

Kn CL n cr

Ku = Tetapan lalu laju eliminasi penderita uremiaKn = Tetapan laju eliminasi normal

G (faktor G) = Suatu rasio yg diperoleh dari fraksi obat yg diekskresimelalui ginjal dan bersihan kreatinin penderita uremia

f = Fraksi obat yg dieksresi melalui ginjalCL u cr = Bersihkan kreatinin penderita uremiaCL N cr = Bersihkan kreatinin normal

Nilai f beberapa obat dapat dilihat pada tabel

41 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 54: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

5. Perhitungan untuk penderita usia lanjut

Perhitungan bersihan kreatinin bagi usia lanjut secara umum sesuai dengan

penjelasan seperti nomor 2 dab 3.

6. Perhitungan dosis pada penderita uremia

Penderita uremia terjadi penurunan kecepatan eksresi obat melalul glnjal.

Maka penyesualan dosis dengan cara :

a. Penurunan dosis pemellharaan.

Dosis uremia = Dosis normal X 1 /faktor G

b. Menlngkatkan Interval dosis.

Interval uremia + Interval normal X 1/faktor G

c. Merubah dosis pemellharaan dan Interval dosis.

42 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 55: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN 12

CONTOH DAFTAR INDEKS KELAS TERAPI

NO KELAS KELAS TERAPI HAL

TERAPI

1 ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIREMATIK, ANTIPIRAI 1

1.1 ANALGESIK NARKOTIK 1

1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK 2

1.3 ANTIREMATIK, ANTIPIRAI 4

2 ANESTETEK 5

2.1 ANEATETIK LOKAL 5

2.2 ANESTETIKUMUM 6 fT'

3 ANTIALERGI DAN OBAT UNTUK ANAFILAKSIS 8

4 ANTIDOT DAN OBAT LAIN UNTUK KERACUNAN 9

4.1 KHUSUS 9

4.2 UMUM 11

5 ANTIEPILEPSI 11

6 ANTIMIKROBA 12

6.1 ANTELMINTIK 12

6.1.1 Antelmintik Intestinal 12

6.1.2 Antifilaria 12

6.2 ANTIBAKTERI 13

6.2.1 Golongan Penisilin 13

6.2.2 Golongan Aminoglikosida 14

6.2.3 Golongan Kloramfenikol 15

6.2.4 Golongan Kuinolon 15

6.2.5 Golongan Makrolid 16

6.2.6 Golongan Sefalosporin 17(fp

6.2.7 Golongan Tetrasiklin 18

6.2.8 Golongan Lain-lain 19/T

6.3 ANTITUBERKULOSIS 20

6.4 ANTILEPROTIK 21

6.5 ANTIFUNGI 21

6.6 ANTIMALARIA 22

6.7 ANTIVIRUS 23

6.8 ANTIRETROVIRAL 24 r7 ANTIMIGRAIN/ VERTIGO 25

7.1 ANTIMIGRAIN 25

7.2 ANTIVERTIGO 25

8 ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN DAN OBAT UNTUK 26

TERAPI PALIATIF

8.1 ANTIHORMON 26

8.2 IMUNOSUPRESAN 26T

8.3 ANTINEOPLASTIK 27

9 ANTIPARKINSON/ DEMENTIA 30r

9.1 ANTIPARKINSON 32

9.2 OBAT DEMENTIA 33 r10 OBAT YANG MEMPENGARUHIDARAH 33

10.1 ANTIANEMIA 33 r10.2 OBAT YANG MEMPENGARUHI DARAH 34

10.3 HEMOSTATIK 35

10.4 HEMATOPOETIK 36

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 43

Page 56: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lahjutan LAMPIRAN12

NO| KELASTERAPI

KELAS TERAPI HAL

11 PRODUK DARAH DAN PENGGANTI PLASMA 37

11.1 FRAKSI PLASMA UNTUK PEMAKAIAN KHUSUS 37

11.2 PENGGANTI PLASMA 38

12 DIAGNOSTIK 38

12.1 OBAT KONTRAS 38

13 i ANTISEPTIK DAN DESINFEKTAN 39

13.1 ANTISEPTIK 39

13.2 DESINFEKTAN 40

14 I OBAT UNTUK GIGI DAN MULUT 41

14.1 OBAT TOPIKAL UNTUK GIGI DAN MULUT 41

15 ! DIURETIK 41

16 i HORMON, ENDOKRIN LAIN DAN KONTRASEPSI 42

16.1 ANTIDIABETIK 42

16.1.1 Antidiabetik oral 42

16.1.2 Antidiabetik parenteral 44

16.2 HORMON KELAMIN DAN OBAT YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS 46

16.2.1 GnRHAnalog, FSH/LH 46

16.2.2 Estrogen 47

16.2.3 Progesteron 47

16.2.4 Kontraseptik 47

16.2.5 Induktor ovulasi 48

16.3 HORMON TIROID DAN ANTITIROID 48

16.4 KORTIKOSTEROID DAN KORTIKOTROPIN 49

16.5 HORMON LAIN 50

16.6 OBAT ANTI OBESITAS 51

16.7 OBAT METABOLISME TULANG DAN OTOT 51

17 1 OBAT KARDIOVASKULER 52

17.1 ANTIANGINA 52

17.2 ANTIDISRITMIA 53

17.3 ANTIHIPERTENSI 54

17.3.1 Golongan ACE inhibitor 54

17.3.2 Golongan beta blocker 55

17.3.3 Golongan calcium channel blocker 55

17.3.4 Golongan alpha blocker 56

17.3.5 Golongan angiotensin II antagonist 57

17.3.6 Golongan Iain-lain 58

17.5 GLIKOSIDA JANTUNG 58

17.6 OBAT UNTUK SYOK 58

17.^.1 Inotropik 58

17.6.2 Vasokonstriktor 59

17.7 PENURUN KOLESTEROL 59

17.8 VASODILATOR 60

17.9 LAIN-LAIN 61

18 1 OBAT TOPIKAL UNTUK KULIT 61

18.1 ANTIAKNE 61

18.2 ANTIBAKTERI 62

18.3 ANTIFUNGI 63

18.4 ANTIVIRUS 64

18.5 ANTIINFLAMASI DAN ANTIPRURITIK 64

18.6 ANTISKABIES 66

18.7 LAIN-LAIN 66

19 i LARUTAN DIALISIS 71

20 1 LARUTAN ELEKTROLITY, NUTRISI, DLL 71

20.1 ORAL 71

20.2 PARENTERAL 72

21 OBAT UNTUK MATA 77

21.1 SISTEMIK 77

21.2 TOPIKAL 77

44 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 57: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan LAMPIRAN12

21.2.1 Antimikroba 77

21.2.2 Antiinflamasi 79

21.2.3 Midriatik 79

21.2.4 Miotik dan antiglaukoma 80

21.2.5 Lain-lain 80

22 UTEROTONIK DAN RELAKSAN UTERUS 82

22.1 UTEROTONIK 82

22.2 RELAKSAN UTERUS 82

23 PSIKOFARMAKA 83

23.1 ANTIANSIETAS DAN ANTIINSOMNIA 83

23.2 ANTIDEPRESI DAN ANTIMANIA 84

23.3 ANTIOBSESI DAN ANTIKOMPULSI 84

23.4 ANTIPSIKOSIS 85

23.5 ANTI ADHD 86

24 RELAKSAN OTOT PERIFER DAN PENGH AMB AT KOLINESTERASE 86

24.1 PENGHAMBAT NEUROMUSKULAR 86

24.2 OBAT UNTUK MISTENIA GRAVIS 87

25 OBAT UNTUK SALURAN CERNA 88

25.1 ANTASIDA DAN ULKUS, ANTIBUSA 88

25.2 ANTIEMETIK 89

25.3 ANTIHEMORRHOID 90

25.4 ANTISPASMODIK 91

25.5 OBAT UNTUK DIARE 91

25.6 LAKSATIF 91

25.7 Lain-lain 92

26 OBAT UNTUK SALURAN NAFAS 93

26.1 ANTIASMA 93

26.2 ANTITUSIF 96

26.3 MUKOLITIK 96

26.4 EKSPEKTORAN 97

26.5 LAIN-LAIN 97

27 OBAT YANG MEMPENGARUHI SISTEMIMUN 97

27.1 SERUM DAN IMUNOGLOBULIN 97

27.2 VAKSIN 98

28 OBAT UNTUK TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROK 101

28.1 ANTIBAKTERITOPIKAL 101

28.2 LAIN-LAIN 102

29 VIATAMIN DAN MINERAL 103

30 OBAT YANG MEMPENGARUHI SALURAN KEMIH 108

30.1 ALPHA BLOCKER 108

30.2 5 ALPHA-REDUCTASE INHIBITOR 109

30.3 ANTISEPTIK 109

30.4 ANTI MUSKARINIK 109

30.5 PARASIMPATOMIMETIK 109

31 LAIN-LAIN 110

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 45

Page 58: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

J 3 J } I I I > I } I > I I I

a>

LAMPIRAN13

DAFTAR INTERAKSI OBAT

c

3Q3-

Lr»

Q

Obat yang mempengaruhi(obat1)

Obat yang dingaruhi(obat 2)

Efek Mekanisme

Alopunnol Azatiopn'n:Merkaptopurin

Toksisitas obat 2 dapatmeningkat

Penghambatan enzim metabolisme obat 2 di hepar

Amiodaron;Steroid anabolic;Simetidin;Flukonazol;Metronidazol

Antikoagulan oral (Warfarin) Meningkatkan efek obat 2 Penghambatan enzim metabolisme obat 2

Amiodaron;Diltiazem

Digoksin Toksisitas obat 2 dapat terjadi Penghambatan ekskresi obat 2

Amiodaron;Kloramfenikol;Mikonazol

Fenitoin Toksisitas obat 2 meningkat Penghambatan metabolisme obat 2

Antasida Besi (Fe);Hormon TiroidKuinolon;Tetrasiklin

Absorpsi obat 2 berkurang Pembentukan khelat yang sukar diabsorpsi

Antasida Intrakonazol;ketokonazol

Absorpsi obat 2 berkurang Peningkatan pH di saluran cerna oleh obat 2, sedangkanobat 1 membutuhkan suasana asam untuk dapatdiabsorpsi Peningkatam pH urin (hanya terjadi jikadosis salisilat tinggi)

Antasida Salisilat Klirens obat 2 meningkat Peningkatan pH urin (hanya terjadi jika dosis salisilat tinggi)

Asetazolamid Kuinidin Efek samping obat 2 meningkat Penghambatan ekskresi obat 2

Aspirin Antikoagulan oral (Warfarin) Menimbulkan efechipoprotombinemik

Penghambatan fungsi platelet

Page 59: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

563Q3

IC3Q3

?ic

c

350C

3Q3-

toQ>r

Lanjutan LAMPIRAN13

Obat yang mempengaruhi(obat 1)

Obat yang dingaruhi(obat 2)

Efek Mekanisme

Barblturat;Fenitoin;

Golongan beda blocker Efek obat 2 menurun Peningkatan metabolisme obat 2

Calcium channel blocker(cx): Verapanrril, Diltiazem, Nikardipin)

Karbamazepin;Siklosporin

Efek obat meningkat Penghambatan metabolisme obat 2

Diltiazem;Eritromisin;Fluvoksamin;Verapamtl

Peofilin Toksisitas obat 2 meningkat Penghambatan metabolisme obat 2

Duretik yang menyebabkanhipokalemla

Digoksin Toksisitas obat 2 dapat terjadi Peningkatan kepekaan resep terhadap obat 2

Eritromisin;Klaritromisin;Siklosporin

Golongan statin(co: Lovastatin, Simvastatin)

Efek samping miopati meningkat Penghambatan metabolisme obat 2

Estrogen Kortikosteroid Efek obat 2 meningkat Penghambatan metabolisme obat 2

Fenitoin Doksisiklin;Kortikosteroid;Kuinolon

Efek obat 2 menurun Peningkatan metabolisme obat 2

Flukonazol Fenitoin Kadar obat 2 dalam darah

meningkat, sehingga dapatmengikatkan toksisitasnya

Penghambatan metabolisme obat 2

Fluoksetin Golongan MonoamineOxidase Inhibitor

Sindrom Serotonin Belum jelas

Fluvoksamin Antidepresan trisiklik(co: Amitriptilin, Imipramin,Klomipramin, Maprotilin,Trimipramin

Toksisitas obat 2 dapat terjadi Penghambatan metabolisme obat 2

4^

^ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ̂ ̂ 3 ^ 3 d 3 ̂ 3 ̂ ̂ ^ ̂ ^ ^ ^

Page 60: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

3 > > > } } } } } } } } } } } } } } } } } } } } } } } )} } }

■b.00

Lanjutan LAMPIRAN13

5-8-3Q3

;?

1C:3Q3

?1C

Q2C*3

c3Q=rCoQ

Obat yang mempengaruhl(obat 1)

Obat yang dingaruhi(obat 2)

Efek Mekanisme

Golongan Azol (co: Intrakonazol,Ketokonazol, Vorikonazol,Flukonazol)

Calciumchannel blocker;Siklosporin

Meningkatkan kejadian efeksamping obat

Penghambatan metabolisme obat 2

Golongan beta blocker Prazosin Hipotensi postural pada dosispertama obat 2

Gangguan respons kardiovaskular oleh obat 1

Golongan beta blocker (terutamayang non selektif,(co: Propanolol)

Golongan Sulfonilurea Gejala hipoglikemia Tertutupi(kecuali berkeringat)

Penghambatan reseptor beta 2

Golongan beta blocker (terutamayang non selektif, co: Propanolol)

Insulin Reaksi recovery kadar glukosadarah terhambat jika terjadihipoglikemia

Penghambatan mobilisasi glukosa dari hepar

Golongan Fenotlazin(co: Klorpromazin)

Levodopa Efek obat 2 dihambat Antagonis efek obat 2

Golongan Kuinolon Digoksin Toksisitas obat 2 dapat terjadi Penghambatan ekskresi obat 2;Pergeseran dari ikatan protein plasma

Golongan Monoamine OxidaseInhibitor

Antidiabetes(insulin, antidiabetes oral)

Dapat terjadi hipoglikemia Aditif

Golongan Monoamine OxidaseInhibitor yang non-selektif(co: Tranilsipromin, Fenelzin)

Simpatomimetik Dapat terjadi hipertensi krisis Penghambatan konversi Fenilefrin

Golongan Tiazid Litium Toksisitas obat 2 meningkat Penurunan ekskresi obat 2

Hormon Tiroid Antikoagulan oral (Warfarin) Efek obat 2 meningkat Peningkatan katabolisme faktor pembekuan

Kaolin-pektin Digoksin Efek obat 2 menurun Penghambatan absorpsi obat 2

Page 61: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

&3Q3

?

•§C3C»3

?iC

5*

c

3:dc

3Q3-

1/1OX-

Lanjutan LAMPIRAN13

Obat yang mempengaruhi(obat 1)

Obat yang dingaruhi(obat 2)

Efek Mekanisme

Karbamazepin Antikoagulan oral (Warfarin) Efek obat 2 menurun Penghambatan metabolisme obat 2

Karbamazepin Calcium channel blacker;Doksisiklin;Estrogen;HaloperidolKortikosteroid;Siklosporin;Takrolimus

Efek obat 2 menurun Penghambatan metabolisme obat 2

Klaritromisin Siklosporin Efek obat 2 meningkat Penghambatan metabolisme obat 2

Kalritromisin;Danazol;Isoniazid

Karbamazepin Efek obat 2 meningkat Penghambatan metabolisme obat 2

Kloramfenikol Fenitoin;Sulfonilurea

Efek obat 2 meningkat Penghambatan metabolisme obat 2

Kolestiramin Furosemid;Mikofenolat;Golongan Tiazid;Hormon Tiroid;Warfarin

Efek obat 2 menurun Penurunan Absorpsi obat 2

Kothmoksazol Antikoagulan oral (Warfarin) Efek obat 2 meningkat Penghambatan enzim metabolisme;Penggeseran dari ikatan protein plasma

Kuinolon Kafein;Teofilin

Toksisitas obat 2 meningkat Penghambatan metabolisme obat 2

NSAID Antikoagulan oral (Warfarin) Efek obat 2 meningkat Penghambatan fungsi platelet

NSAID (Aspirin, Ibuprofen,Indometasin)

ACE Inhibitor Efek antihipertensi obat 2menurun

Penghambatan COX-1 oleh obat 1

nO

Page 62: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

} } } } } } } } } } )} } } } } } } } )} } } } } } } } } }

U1o

Lanjutan-LAMPIRAN 13

&3Q3

5-

Ito

C303

?1C

5"-t

c*3:oc

3o3-

On3

Obat yang mempengaruhi(obat 1)

Obat yang dingaruhi(obat 2)

Efek Mekanisme

NSAID (indometasin) Furosemid Efek diuretik dan antihipertensiobat 2 menurun

Penghambatan sintesis Prostagladin di renal

Penghambatan pompa proton(co: Omeprazol, Lansopralzol,Pantoprazol)

Intrakonazol;Ketokonazol

Efek obat 2 menurun Perubahan pH di saluran cerna yang menyebabkanobat 2 sulit diabsorpsi

Piridoksin LevodopaEfek obat 2 berkurang

Peningkatan metabolisme Levodopa di luar otak denganadanya Piridoksin yang berlebihan, sehingga jumlah yangakan masuk ke otak berkurang

Rifampisin Antidepresan tnslklik danheterosiklik (co: Amitriptilin);Golongan Calcium channelblocker;Golongan Azol (co:Intrakonazol, Ketokonazol,Vorikonazol);Golongan beta blocker;Fenltoln;Kortikosteroid;Kulnidin;Siklosponn;Sulfonllurea;Teofilin;Warfarin

Efek obat 2 menurun Peningkatan metabolisme obat 2

Salisilat Metotreksat Toksisitas obat 2 meningkat Penghambatan ekskresi obat 2

Spironolakton Suplemen Kalium Hiperkalemia (terutama padapasien dengan gangguanifungsi ginjal

Aditif

Sukralfat Golongan Kuinolon Efek obat 2 menurun Penghambatan absorpsi kuinolon

Teofilin Litium Efek obat 2 menurun Peningkatan ekskresi obat 2

Verapamil Digoksin Tosisitas obat 2 dapat terjadi Penghambatan ekskresi obat 2

Page 63: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN14

DAFTAR OBAT YANG DIMETABOLISME Dl HATI

NO MAMA OBAT

1. Alprazolam2. Amfetamin

3. Amiodaron

4. Amitriptilin

5 Asam mefenamat

6 Astemizol

7 Dehidrokodein

8 Deksametason

9 Dekstrometorfan

10 Desipramin11 Diazepam12 Dlfenhidramin

13 Diklofenak

14 Diltiazem

15 Eritromisin

16 Etinil Estradiol

17 Felodipin18 Fenasetin

19 Fenltoin

20 Flekainid

21 Fluoksetin

22 Fluvastatin

23 Haloperidol24 Hidrokodeon

25 HIdrokortison

26 Ibuprofen27 Imipramin28 Kafein

29 Kaptopril30 Karbamazepin31 Kinin

32 Klindamisin

33 Klomipramln34 Klonazepam35 Klozapin36 Kodein

37 Labetolol

38 Lovastatin

39 Maprotilin40 Meprobarbitai41 Metoprolol

42 Mexiletin

NO NAMA OBAT

43 Midazolam

44 Naproksen45 Nifedipin46 Nimodipin47 Norteiptilin48 Oksikodon

49 Omeprazol50 Ondansentron

51 Papaverin52 Paroksetin

53 Penbutolol

54 Perfenazin

55 Pirokslkam

56 Proguanil57 Propafenon58 Propanolol59 Ritanovir

60 Ropinirol61 Siklosporin62 Simvastatin

63 Sisaprid64 Tamoksifen

65 Teofilin

66 Terfenadin

67 Timolol

68 Tioridasin

69 Tobutamid

70 Triazolam

71 Trimipramin72 Venalfasin

73 Verapamil74 Warfarin

75 Yohimbin

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit 51

Page 64: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

lampiran 15

DAFTAR OBAT PADA WANITA HAMIL DAN KATEGORINYA

NO NAAAAOBAT KATEGORI

1 Adenosid C

2 Albuterol C

3 Alprazoran D

4 Amfoterisin B

5 Amilorid B

6 Aminofilin C

7 Amiodaro C

8 Amitripilin D

9 Amlodipin C

10 Amoksapin C

11 Amoksisilin B

12 Ampisilin B

13 Amrinon C

14 Antazolin C

15 Aprotinin C

16 Asam Nalidiksat B

17 Asam Valproat D

18 Asebutolol B

19 Asetaminofen B

20 Asetazolamid C

21 Asiklovir C

22 Asparaginase C

23 Aspirin C/D

24 Atenolol B/C

25 Atropin C

26 Azatadin B

27 Azatioprin D

28 Basltrasin C

29 Beklometason C

30 Beladonna C

31 Benazepril D

32 Benzatin penisilin B

33 Betaksolol B

34 Bisoprolol C

35 Bleomisin D

36 Bromokriptln C

37 Busulfan D

52 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 65: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan lampiran 15

38 Danazol X

39 Daunorubisin D

40 Deferoksamin C

41 Deksametason C

42 Deksbromfeniramin C

43 Deksklorfeniramin B

44 Diazepam D

45 Dietilpropion B

46 Dietilstibestrol X

47 Difenhidramin C

48 Digoksin C

49 Dikilomin B

50 Diltiazem C

51 Dimenhidrinat B

52 Dimetinden C

53 Dimetotiazin C

54 Dipiridamol C

55 Disopiramid C

56 Disulfiran C

57 Dobutamin C

58 Doksazosin B

59 DoksUamin B

60 Doksorubisin D

61 Dokusat Kalslum C

62 Dopamin C

63 Efedrin C

64 Efinefrin C

65 Enalapril D

66 Epoetin Alfa C

67 ERgokalsiferol A/D

68 Ergotamin D

69 Eritromisin B

70 Estradiol X

71 Estrogen terkonjugasi X

72 Etambutol B

73 Fomotidin B

74 Felodipin C

75 Fenfluramin C

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit53

Page 66: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan lampiran 15

76 Fenileprin C

77 Fenitoloksamin C

78 Feniramin C

79 Fenitoin D

80 Fenobarbital D

81 Fenoterol B

82 Flokonazol C

83 Fluorourasil D

84 Gliserin C

85 Furosemid C

86 Griseofulvin C

87 Guaifenesin C

88 Guanfasin B

89 Haloperidol C

90 Heksaklorofen C

91 Hidralazin C

92 Hidroksiprogesteron D

93 Hidroksiurea D

94 Hidroksizin C

95 Homatropin K

96 Idoksurin C

97 l-Hiossiamin C

98 Indapamid D

99 Indometasin B/D

100 Insulin B

101 Isoksuprin C

102 Isoniazid C

103 Isosopramid C

104 Isosorbid Dinitrat C

105 Kalsltonin B

106 Kalsitriol A/D

107 Kaolin/Pektin C

108 Kaptopril D

109 Karbamazepin C

110 Karbomazol D

111 Karbinoksamid C

112 Karteolol C

113 Katekonazol C

54 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 67: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan lampiran 15

114 Ketoprofen B/D

115 Klemastin C

116 Klidinium C

117 Klinazepam C

118 Klindamisin B

119 Klofazimin C

120 Klofibrat C

121 Klomipramin D

122 Klonidin C

123 Klorambusil D

124 Kloramfenikol C

125 Klorazepat D

126 Klordiazepoksid D

127 Klorfeniramin B

128 Klorokuin C

129 Kloropropamid D/C

130 Klorotiazid D

131 Klorpamazin C

132 Klotrimazol B

133 Kodein C/D

134 Kolestiramin C

135 KromoUn Sodium Bm

136 Labetalol C

137 Laktulose C

138 Leuprolid X

139 Lidokain C

140 Linestrenol D

141 Linkomisin B

142 Lisinopril D

143 Loperamid B

144 Lorazepam D

145 Lovastatin X

146 Masmeslum Sulfat B

147 Mazindol C

148 Mebendazol C

149 Medoksiprogesteron D

150 Meklofenamat B/D

151 Meksiletin C

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit55

Page 68: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan lampiran 15

152 Melfalan D

153 Mepenzolat C

154 Merkaptopurin D

155 Metaproterenol C

156 Metenamin C

157 MetUdopa C

158 Metoklopramid B

159 Metoprolol B

160 Metotreksat D

161 Metronidazol B

162 Midazolan D

163 Mikonazol C

164 Milrinon C

165 Minoksidil C

166 Minosiklin D

167 Misoprostol X

168 Nadolol C

169 Noproksen B/D

170 Neostigmin C

171 Niasin A/C

172 Nifedipin C

173 Nikardipin C

174 NiUdrin C

175 Ni modi pin C

176 Nistatin . B

177 Nitrofurantoin B

178 Nitrogliserin C

179 Noretrindon X

180 Oksifenbutazon D

181 Oksimetazolin C

182 Oksitetrasiklin D

183 Oksprenolol C

184 Omeprazol C

185 Ondansetron B

186 Penisilin G B

187 Penisilin V B

188 Pentoksifillin

189 Pentraertritol Tetranitrat C

56 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 69: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan lampiran 15

190 Peerfenazin C

191 Pilokarpin C

192 Pindolol B

193 PiperasUlin B

194 Piperazin B

195 Pirantel pamoat C

196 Pirazinamid C

197 Pirilamin C

198 Pirimetamin C

199 Piroksikam B/D

200 Polimiksin B

201 Povidon-lodin D

202 Prazosin C

203 Prednisolon B

204 Primidon D

205 Prokainamid C

206 Proklorperazin C

207 Prometazin C

208 Propafenon C

209 Propantelin C

210 Propranolol C

211 Pseudoefedrin C

212 Quinapril D

213 Ramipril D

214 Ranitidin B

215 Reserpin D

216 Rifampisin C

217 Ritrodin B/X

218 Sefadroksil B

219 Sefaklor B

220 Sefaleksin B

221 Sefalotin B

222 Sefamandol B

223 Sefazolin B

224 Sefoferazon B

225 Sefotaksim B

226 Sefradin B

227 Seftazidim B

Pedoman Penyusunan Formulahutn Rumah Sakit 57

Page 70: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan lampiran 15

228 Seftizoksim B

229 Seftriakson B

230 Sefuroksim B

231 Siklopiroks B

232 Siklosfosfamid D

233 Siklosporin Cm

234 Simetidin B

235 Simetikon C

236 Sinarizin C

237 Siprofloksasin C

238 Siproheptadin B

239 Sisplatin D

240 Sitarabin D

241 Skopolamin C

242 Satolol B

243 SDektinimisin B

244 Spiramisin C

245 Spironolakton D

246 Sukralfat B

im 247 Sulfasalazin B/D

248 Terazosin C

249 Terbutalin B

250 Terfenadin C

251 Tetrasiklin D

252 TikarsiUin B

253 Timolol C

254 Tioridazin C

255 Triazolan X

256 Trifluoperazin C

257 Trihaksifenidil C

258 Trimetoprim B

259 Tripenelamin B

260 Tripolidin B/*i 261 Urokinase B

262 Vankomisin C

263 Vasoprossin B

264 Verapamil C

265 Viblatin D

266 Vikristin D

267 Zidovudin C

58 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 71: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan lampiran 15

Keterangan:

Sudah diiakukan penelitian pada wanita hamil trisemester 1 (aman) serta pada trisemesterberikutnya tidak terdapat bukti timbulnya resiko yang merugikan

B. Penelitian pada binatang yang sedang hamil tidak terdapat bukti adanya resiko yangmerugikan, tetapi belum ada penelitian pada wanita hamil.

C. Penelitian pada binatang yang sedang hamil terdapat bukti adanya resiko yangmerugikan, tetapi belum ada penelitian pada wanita hamil. Pemakaiannya dapatdibenarkan apabila manfaatnya lebih besar dari pada kerugian yang timbul.

D. Ada bukti resiko yang merugikan pada wanita hamil, tetapi obat masih dapat diterimaapabila manfaatnya lebih besar dari pada resikonya (contoh; obat diperlukan padakondisi serius; penyelamatan jiwa atau adanya penyakit yang lebih aman oleh obattersebut; adanya penyakit yang tidak efektif kecuali oleh obat tersebut.

X Penelitian pada binatang dan wanita hamil menyebabkan ketidaknormalan bayi. Obatdikontraindikasikan untuk ibu hamil.

59 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 72: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

;?&3Q-3-

S"3

IC333

?1C

Q2C*3:3c

333-

Co3X-

LAMPIRAN16

DAFTAR OBAT YANG DIEKSKRESi MELALUIASI

Sub.Golongan Mama Generik Penggunaan Pada Masa Menyusu

KeteranganBoleh

Tdk

boleh Harus

DipantauStudi

Kurang

Lain-

Lain-

Asetaminofen V Jumlah yang diekskresi kecil

Narkotika

Kodein V Dosis tunggal 60 mg per oral

Fentanil V Dosis tunggal 50-100 ug iv atau 100 mg epidural

Meperidin V Dosis: 50-100 mg

Morfin V

Aman pada pemberian pertama selanjutnya sedasi, dosis 10-15 mg

Salisilat Aspirin V Hindari penyusuan 1-2 jam setelah pemberian untukmengurangi efek platelet

NSAID

Sulindak V

Metabolit

Glukuronida

V Salisilat, penoprofen, ketoprofen, diklofenak

Piroksikam

Difiusinai

Indometasin

V

V

V

Sediaan kerja lambat

Fenilnutazon v

Asam Mefenamat V

Ketorolak V

Fenoprofen V

ibuprofen V

Flurbiroten V

oo

Page 73: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan LAMPIRAN16

Anti kolinergik Belum ada studi, kondisi bayi harus dipantau

Indandion V

Antikoagulan Heparin V

Warfarin V

Kumarin V

Anti konvuisan

Karbamazepin V V

Klonazepam V Tidak ada efek

Etosuksimida V Ada efek

Luminal V V Dosis rendah - sedanq

Fenitoin V

Primidon V V Dosis rendah - sedanq

Asam valproat V Tidak ada efek

Anti Histamin

Tripolidin V

Loratadin V

Klemastin V

Siproheptadin V

Kromolin V

Beklometason V

Flinisolid V

Sediaan SR V

Kombinasi dgn

Simpatomimetik

V

Anti infeksi

Aminoglikosida

Anti malaria

Amikasin V

Diserap kecil melalui ASI, harus dilakukan pemantauan florausus

Gentamisin V

Netilmisin V

Streptomisin V

Tobramisin V

Klorokuin Ada akumulasi

Hidrokslklorokuin

Kinin Serinq teriadi reaksi alerqi

Pirimetamin

c

3Q:3-

LO

QX-

^ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ 3 3 ̂ ̂ ̂ ̂ 3 9 ^ i ̂ ̂ ̂ ̂ ^ ̂ ̂ 3 J a 3 J 3

Page 74: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

I I > > > I

f?&3-3-

Lanjutan LAMPIRAN16

Anti TBC

Sikloserin Diekskresi dalam iumlah kecil, tidak ada efek samping

Etambunol

INH Diekskresi ke ASI

PZA Dosis iebih kecil dari dosis terapi

Rifamfisin

Anti infeksi

Sefalosporin

Terdapat daiam ASI dan menimbulkan gangguan flora ususatau

flora usus atau alergi sensitivitas.Penyusuan aman untukqenerasi

pertama dan kedua

Anti infeksi

penisilin

Terdapat dalam ASI, menimbulkan alergi dan gangguan florausus

Sufonamida Menyebabkan definisi enzim G-6-PD pada bayi ikterus

Anti infeksi

golongan sulfa

Sulfametoksazol

Kotrimoksazol

Sulfisoksazol

Anti infeksi

sulfon

DDS V Untuk bayi baru lahir menyebabkan defisiensi enzim G-6-PD

Anti infeksi

Tetrasiklin

Tetrasiklin V Hanya untuk 7-10 hari

Anti infeksi

Gol.kuinolon

Siprofloksasin V Sedikit terkonsentrasi

Ofloksasin V

Pefloksasin V

Norfloksasin V Tidak terdeteksi di ASI

Page 75: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan LAMPIRAN16

Asam nalidiksat V

Fluoroquinolon V

Metanamin hipurat V

Anti infeksi Metenamin V

Urinary germi Mendelat

cide Nitrofurantoin V Menimbulkan defisiensi G-6-PD

Azatiotropin •V

Busulfan V

Anti neoplastik Sisplatin V

dan imunosu Siklofosfamid V Menimbulkan depresi sumsum tulanq belakanq

presan Siklosporin V

Doksorubisin V

Hidroksiurea V

Metrotreksat V

Asiklovir V

Kloramfenikoi V Menimbulkan anemia aflasik

Antibiotik lain Kindamisin V Meruoakan Dilihan terbaik

Klofazimin V

Diskolorasi pd kulit dan hipermelanoik, kembali normal stelah 5bl

Eritromisin V

Mebendazoi V

Amiodaron V Diekskresikan dalam iumlah yq cukup dan dapat menimbulkan

resiko pada bayi

Disopiramid V

Anti aritmia Bretilium V

Belum ada data yang cukup. Dosis 400 mg/8jam per oral tidakber - efek.

Untuk keperluan iv/iokal qunakan dosis rendah.

Lidokain V

Meksiietin v

:oc

3

tn

Qi

1 ̂ ̂ ̂ ̂ ^ ̂ ̂ ̂ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 '3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Page 76: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

I > > I >

&3Q=3

Lanjutan LAMPIRAN16

Anti Aritmia

Prokainamida V V

Kuinidin V V

Digoksin V

Bloking Agent

Mepindolol V

Propanolol V

Metoprolol v

Labetolol V

Ca Chanel

Blocking

Agent

Diltiazem V

Nifedipin

Verapamil V

Anti hipertensi

Klonidin

Reserpin Menimbulkan sesak nasal dan meningkatkan sekresi tracheo

bronchial

Kaptopril

Enalapril

Hidralazin

Metildopa

MinodiksikI

Diuretik

Tiazid V Dosis tinggi atau sediaan ketja lambat

Klortalidon V

Bendroflumetiazid V

Asetazolamid V

Spironolakton V

Ergot alkaloid Bromokriptin V Berpotensi menimbulkan toksisitas serius

Ergotamin V

Antasida V

Anti diare

Kaolin V

Pektin V

Page 77: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan LAMPIRAN16

Psilium V

Bismut subsalisilat V

Loperamid V

Turmesalamin Sulfasalazin V Ditemukan dalam ASI

Sulfafiridin V

Katartik dan

laksan

Antrakuinon V

Psilium V

Sena V Sebagai pilihan terakhir

Bisakodil V

Gastrokinetik

Metklopramid V Setelah 3-4 hari setelah memakai obat

Domperidon V

Sisaprid V

Sukraifat V

H2 Reseptor

antagonis

Simetidin V Terkonsentrasi di ASI

Ranitidin V Terkonsentrasi di ASI, tetapi lebih kecil dari ranitidin

Diberikan dosis tunggal saat akan tidur

Famotidin V

Nizatidin V

Roksatidin V

Hormon dan

pengganti

sintetik

Busereiin V

Hormon dan

esterogen

Estrogen V Pemakaian lama menimbulkan efek negatif

Levonorgestrel V

Kortikosteroid

1

Prednison V Hindari penyusuan 3-4 hari setelah memakai obat

Prednisolon V

Metil Prednisolon V

Deksametason i .1*

:oc

3

on

QX-

^ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ^ ^ ^ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ^ ̂ ̂ ̂ ^ 3 3

Page 78: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

> ) > > } ) >! > >

§■3

3

1C3Q3

?iC

C3:3c333-Lrt3X-

Lanjutan LAMPIRAN16

Beklometason V Pemakaian topikal

Desmopresin VDiekskresi sejumlah kecil ke dalam ASI dan tidak diabsorbsisecara oral oleh bayi.

Insulin V Dosis diturunkan sampai 75 %

Oksitosin V Harus dibatasi

Progesteron V Seiumlah kecil ditransder saat penyusuan

Prostaglandin V

Tiroid dan

anti tiroid

Levotiroksin V Melalui ASI dalam iumlah kecil

Liotironin V Melalui ASI dalam iumlah cukup

Metimazol V Merupakan altematif. tetapi penqqunaannya harus hati-hati

Propiltiourasil V Dosis sampai 300 mq/hari

Psikoterapetik Litium V Litium tdk dieliminasi lenqkap oleh bayi

Trankuiiizer

Holoperidol V

Fenotiazin V Memasuki dalam iumlah kecil

Oksanten V

Klorpromazin V Menimbulkan sedasi

Doksepin V Dosis 25 mg tidak menimbulkan depresi pernapasan. Untuk ibu150 mq

Amtriptilin V Dosis 150 mq/hari

Desipramin V Dosis 300 mq/hari

Imipramin V Dosis 200 mq/hari

Nortriptilin V Dosis 125 mq/hari

Trazol V Dosis tunqqal 50 mq

Amoksapin V Dosis 250 mq/hari

Maprolen V Dosis 100-150 mq/hari

Fluoksetin V

MAO Inhibitor V

Page 79: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan LAMPIRAN16

Sedatif

dan Hipnotik

Barbiturat V

Tiopental V Untuk induksi anestesi

Benzodiazepin

Diazepam V Terakumulasi pada bay!

Alprazolam V Pernah dilaporkan adanya adanya symptom ' withdrawal'

Lorazepam V Short Acting

Oksazepam V

Psikotropik lain

Bromida V

Kloralhidrat V

Glutetimida V Terdeteksi 8-12 jam setelah pemberian

Meprobamat V Konsentrasi puncak pada 4 jam

Profol V Ada sejumlali kedl dalam AS!

Simpatomi

Norefineprin V Menquranqj peiepasan proiaktin

Oksimetazolin V

Pseudoefedrin V Dikeskresj dalam jumlah cukup

Terbulaiin V Ada dalam jumlah kedl di ASI

Laln-lain

Baklofen v Ada dalam jumlah kedl dl ASI

Fluorid V

Povidin lodin V

Levodopa V Mengurangj serum proiaktin pada ibu tidak menyusui, dapat

mempenqaruhi laktasi pada ibu menyusui

Maqnesium V

Neostiqmin V

Noskapin V

Pentoksipilln V

Pravastatin V

Piridoksin V

Retlnold v

Teofilin V 11

I:oc

3ozr

LOQX-

T ̂ ̂ ̂ ̂ ^ ̂ 3 ̂ ^ ̂ ̂ ^ ̂ ̂ ̂ ^ ̂ ̂ ̂ J J J 3 J ) >

Page 80: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

I I > I > ) ) ) > )

;?&303

"XTfO3

1c3Q3

?is*

c*33DC

3Q3-

OX-

Lanjutan LAMPIRAN16

Tolbutamid V

Vaksin V

Obat non

medikal

Alkohol V

Amfetamin V

Kafein V

Kokain V

Marijuana V

Rokok V

Radio

farmasetikal

Penyusuan dihentikan sementara

o00

Page 81: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

LAMPIRAN17

DAFTAR OBAT-OBAT YANG HARUS DiHINDARI ATAU DIGUNAKAN

DENGAN HATI-HATI PADA PASIEN GAGAL GINJAL

NAMA OBAT TINGKAT

KEPARAHAN

KETERANGAN

Anti Infiamasi

Steroid (AIMS)Ringan Hindari jika mungkin;memperburuk fungsi

ginjal(penting);retensi natrium dan air;dilaporkanjuga memperburuk fungsi ginjal seteiahpemakaian topikal.

Akarbosa Sedang sampairingan

Disarankan agar dihindari.

Alopurinol Sedang 100 mg/hari;meningkatkan toksisitas;ruam kukuBerat 100 mg per 2 hari sekali

Aiprazoiam Lihat ansiolitik dan hipnotik

Amfoterisin Ringan Gunakan hanya jika todak adaaitematif;nefrotoksisitas dapat diturunkan denganpenggunaan senyawa kompleks

Amikasin Lihat Aminoglikosida

Amiiorid HCL Lihat Diuretik hemat kaiium

Aminoglikosida Ringan Kurangi dosis pantau kadar plasma;ototoksisk,nefrotoksik

Amoksisilin Berat Kurangi dosis; ruam kuku lebih sering terjadiAmpisilin Berat Kurangi dosis; ruam kuku lebih sering terjadiAnalgesik Opioid Sedang sampai

berat

Kurangi dosis atau hindari;efek meningkatdandiperiama;meningkatkankepekaan iaringan otak

Anastrosol Sedang sampaiberat

Hindari;belum tersedia informal

Ansiolitik dan

hipnotikBerat Mulai dengan dosis rendah;meningkatkan

kepekaan otakAntipsikotik Berat Muiai dengan dosis rendah;meningkatkan

kepekaan iaringan otakiiuga lihat sulpirid1 Asam Klavulanat(kandungan)

Lihat Co-amoksiklav

Asam Mefenamat Lihat AIMS

Asam Nalidiksat Sedang Hindari;meningkatkan resiko mula,muntah,ruamkuiit,fotosensitivitas;tidak efektifkarena kadarurintidak memadai.

1 Asetazolamida Ringan Hindari;asidosismetabolik|Asetosal Berat Hindari;retensi natrium dan air;fungsi ginjalmemburukjmeningkatkan resiko pendarahansaiuran cema.

|Asiklovir1

Sedang sampaiberat

Kurangi dosisjkemungkinan peningkatansementara urea plasma

Atenolol Lihat Beta - bloker

Azatioprin Berat Kurangi dosis

Azitromlsin Sedang sampaiberat

Informasi tidak tersedia

Aztreonam Sedang Kurangi dosis

Benzlipenisiiin Berat Maksimum 6 g perhari;neorotoksisitas;dosistinggi dapat menyebabkan keiang

Beta-bloker Sedang Mulai dengan dosis rendah;asebutolol (metabolitaktif terakumulasijkurangi dosisatenolol,nadoloi.pindoiolsotatoi) semuadiekskresikan utuh

Berat Mulai dengan dosis rendahjkadar plasma lebihtinggi seteiah pemberian oral, dapat menurunkanaliran darah renal dan sebaliknya mempengaruhifungsi ginjaipada gagaiginjal berat;disarankanuntuk menghindariseliproloi dan sotalol.

69 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 82: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan LAMPIRAN17

Bezafibrat Ringan sampaiberat

Kurangi dosis;fungsi renal semakin memburuk

Berat Hindari

Bisoprolol Lihat Beta-bloker

Bleomtsin Sedanq Kurangi dosis

Bromazepam Lihat Ansiolitik dan HipnotikCoamoksiklav Sedang Kurangi dosis

Dekstrometorfan Lihat Analqesik Opioid

Desfluran Sedang Kurangi dosis

Diazepam Lihat Ansiolitik dan HipnotikDigoksin Ringan Kurangi dosis;toksisitas ditingkatkan oleh

gangguan elektrolit

Diklofenak Lihat AIMS

Diltiazem Mulai dengan dosis yang lebih kecilDimenhidrinat Berat Diinformasikan adanya klemungkinan

terakumulasi

Disopiramid Ringan 100 mg setiap 8 jam atau 150 mg setiap 12 jamSedang 100 mg setiap 12 jamBerat 150 mg setiap 24 jam

Diuretik hemat

kalium

Ringan Pantau kadar plasma K; beresiko tinggi terhadaphiperkalemia pada pasien gagal ginjal;amiloriddiekskresikan lewat ginjal tanpa diubah

Sedang Hindari

Doksisilin Lihat tetrasiklin

Droperidol Lihat Antipsikotik

Efedrin Berat Hindari:meningktkan toksisitas SSPEnfluran Berat Hindari

Enoksaparin Lihar heparin

Ergotamin Sedang Hindari;mual dan muntah;resiko vasokonstiiksiginjal

Eritromisin Berat Maksimum 1.5 g/hari

Etambunol Ringan Kurangi dosis;kerusakan saraf optikEtoposid Ringan Kurangi dosisFamotidin Berat Kurangi dosisFenilbutason Lihat AIMS

Fenobarbital Berat Hindari dosis tinggi

Fenofibrat Ringan 200 mg/hari

Sedanq 100 mg/hari

Berat Hindari

Fentanil Lihat Analqesik Opioid

Flukonazol Ringan Kurangi dosis untuk pengobatan dgn dosisberulang

Furosemida Sedang Mungkin diperlukan dosis tinggi;injeksi IV cepatdapat menyebabkan tuli

Gansiklovir Ringan Kurangi dosis;rujuk keliteratur produkGaram kalium Sedang Hindari pemakaian rutin; beresiko tinggi terkena

hiperkalemiaGaram Magnesium Sedang Hindari atau kurangi dosis; meningkatkan resiko

toksisitas, campuran mg karbonat dan campuranmg trisilikat juga mempunyai kandungan natriumyang tinggi

Garam Natrium Berat Hindari

Garam-garamAluminium

Berat Aluminium diabsorpsi dan dapat terakumulasi.Absorpsi aluminium ditingkatkan oleh sitrat yangterkandung dalam kebanyakan sediaanEffervescent

Gemfibrozil Berat Mulai dengan 900 mg/hariGentamisin Lihat Aminoglikosida

Glibenklamid Berat Hindari; meningkatkan resiko hipoglikemia

Gliklazid Berat Mulai dengan dosis rendah; meningkatkan resiko

Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit 70

Page 83: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

^^anjutanLAMPIRAN17\ hipogllkemla, Goiongan' Sutfonilurea

LIhat pada maslng-masing obat

Haloperidol LIhat Antlpslkotiki Heksamin RIngan HIndarl; tidak efektifHeparin Berat Resiko pendarahan menlngkatHidralazin Sedang Mulal dengan dosis rendah; menlngkatkan efek

hipotensifHidroklorotiazid LIhat TIazld

ilbuprofen LIhat AIMS

Ifosfamid Sedang KurangI dosIs

Indapamid LIhat TIazld

Indobufen LIhat AIMS

Indometasin LIhat AIMS

Insulin Sedang Mungkin memerlukan pengurangan dosIs;kebutuhan insulin menurun; respons kompensasiterhadap hipogllkemla terganggu

Interferon RIngan sampaisedang

DIperlukan pemantauan seksama

1 Berat HIndarl

Isonlazld Berat Makslmum 200 mg/hari;neuropatl perlferItrakonazol Ketersedlaan hayati mungkin berkurang

idlanlurkan untuk memantau kadar plasma

Kanamisin LIhat Aminogllkoslda

<aptopril RIngan KurangI dosIs dan pantau respon; hindari jlkamungkin, diekskreslkan oleh ginjal, hiperkalemladan efek samping lain leblh sering tetjadi (perankhususnya dalam beberapa bentuk penyakitginjal)

Karbamazepin DIsarankan untuk berhatl-hati

Karboplatin LIhat SIsplatIn

Ketoprofen LIhat AIMS

Ketorolak LIhat AIMS

Ketotifen LIhat AIMS

Klasitromlsin LIhat Aminogllkoslda

Kloral Hidrat LIhat Anslolltik dan HIpnotIk

l^loramfenlkol Berat Hindari kecuali tIdak ada altematif, depresihematopoesis vang berkaltan dengan dosis

Klordlazepoksida LIhat Anslolltik dan HIpnotIk

Ijlorokuln RIngan sampaisedang

KurangI dosIs, hanya pada penggunaan yanglama

Klorpromazin LIhat AntlspikotikKlortalldon LIhat TIazld

Klozapin LIhat Antlspikotik

Kodein LIhat Analgeslk OpioldKolhisin Berat Hindari atau kurangi dosIs jlka tIdak ada altematifKotrimoksazol Sedang KurangI dosIs, ruam kullt dan gangguan darah,

bisa memperburuk fungsl renal

Kuinapril RIngan Awall dengan 2,5 mg/hari, llhat juga kaptoprilLisinopril RIngan KurangI dosIs dan pantau respon, llhat juga

kaptopril

Lltium

iRIngan HIndarl jlka mungkin atau kurangi dosIs dan

pantau kadar plasma dengan hatl-hati

1 Sedang Hindari

Lbrazepam Llhat Anslolltik dan hipnotikLbsartan

1Sedang sampaiberat

Mulal dengan 25 mg sekall sehari

Merkaptopurin Sedang KurangI dosIs

Metformin RIngan HIndarl, menlngkatkan resiko asldosis laktat

71 Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit

Page 84: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan LAMPIRAN17

Metildopa Sedang Mulai dengan dosis kecil, meningkatkansensitifitas terhadap efek hipotensidan efeksedatif

Metoklopramid Berat Hindari atau gunakan dosis rendah,meningkatkan resiko reaksi ekstrapiramidal

Metoprolol Lihat Beta - bloker

Metotreksat Ringan Kurangi dosis, terakumulasi, nefrotoksikSedang Hindari

Midazolam Lihat Ansiolitik dan hipnotikMinoksiklin Lihat tetrasiklin

Mivakurium Berat Kurangi dosis. paralisis diperiama

Morfin Lihat Analgesik OpioidNatrium Bikarbonat Berat Hindari, sangat berperan dalam beberapa bentuk

penyakit ginjalNatrium Nitroprusit Sedang Hindari pemakaian dalam waktu yang lamaNeomisin Ringan Hindari, ototoksik, nefrotoksikNeostigmin Sedang Mungkin memerlukan pengurangan dosisNetilmisin Lihat Aminoglikosida

Nifedipin Sedang Mungkin memerlukan pengurangan dosisNitrofurantoln Ringan Hindari, neuropati perifer, tidak efektif karena

kadar urin tidak mencukupiOfloksasin Ringan Dosis awal lazim, kemudian gunakan setengah

dosis

Sedang Dosis awal lazim, kemudian 100 mg setiap 24jam

Oksitetrasiklin Lihat tetrasiklin

Pankuronium Berat Memperpanjang masa penghambatanPengganti garam Sedang Hindari penggunaan secara rutin, resiko tinggi

terhadap hiperkalemiaPenghambat NeuronAdrenergik

Sedang sampaiberat

Hindari; meningkatkan hipotensi postural,penurunan aliran darah renal

Perfenazln Lihat AntipsikotikPerindopril Ringan Kurangi dosis dan frekuensi pemberian serta

pantau respon, lihat juga kaptoprilPetidin Lihat Anagesik OpioidPiperazin Berat Kurangi dosis, neurotoksikPirasetam Ringan Gunakan setengah dosis

Sedans Gunakan seperempat dosisBerat Hindari

Piridostigmin Sedang Kurangi dosis, diekskresikan oleh ginjalPiroksikam Lihat AINS

Povldon lodin Berat Hindari pemakaian regular pada mukosa yangradang atau luka

Pravastatin Sedang sampaiberat

Mulai dengan batas terendah dari rentang dosis

Prazosin Berat Mulai dengan dosis rendah , meningkatkansensitivitas terhadap efek hipotensi dan mungkintoksisitas SSP

Probenesid Sedang Hindari, tidak efektif dan toksisitas meningkatProkainamid Ringan Hindari atau kurangi dosisProkarbabazin Sedang Kurangi dosisPropiltiourasil Ringan Kurangi dosisPropranolol Lihat Beta - bloker

Pseudoefedrin Berat Hindari, meningkatkan toksisitas SSPRamipril Ringan Mulai dengan 1,25 mg/hari, lihat Juga KaptoprilRanitidin Berat Gunakan setengah dosis normal, kadang ada

resiko bingungRisperidon Lihat AntipsikotikRokuronium Sedang Kurangi dosis, memperiama paralisisRoksitromisin Lihat Aminoglikosida

Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit 72

Page 85: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan LAMPIRAN17

Sefadroksil Sedang Kurangi dosisSefaleksin Berat Maksimum 500 mg/hari

Sefamandol Ringan Kurangi dosisSefazolin Ringan Kurangi dosisSefiksim Sedana Kurangi dosis

Sefotaksim Berat Gunakan setenaah dosis

Sefpirom Ringan Dosis awal seperti biasa , kemudian gunakansetengah dosis

11

Sedang sampaiberat

Dosis awal seperti biasa, kemudian gunakanseperempat dosis

Sefradin Ringan Kurangi dosisSeftasidim Ringan Kurangi dosis

Seftibuten Ringan Kurangi dosis

Seftriakson Berat Kurangi dosis, juga pantau kadar plasma jlkapasien menderita gagal ginjal dan gangguan hatisekaligus

Sjefuroksim Sedang sampaiberat

Kurangi dosis perenteral

Sertralin Disarankan agar dihindari

Sptirizin Sedang Gunakan setengah dosisSiklofosfamid Sedang Gunakan setengah dosisSjklosporin Monitor fungsi ginjal , jika kreatinin dan ureum

darah meningkat dosis harus diturunkan.Sjmetidin Ringan sampai 600-800 mg/hari, kadang adas resiko bingung

1 sedangj Berat 400 mg/hari

Simvastatin1

Sedang sampaiberat

Dosis diatas 10 mg/hari harus diberikan denganhati-hati

Siprofloksasin Sedang Gunakan setengah dosis

Sisaprid Sedang Muiai dengan setengah dosis

Sijsplatin Ringan Hindari jika mungkin , nefrotoksik danneurotoksik

Sitrat

11

Absorpsi aluminium dari garam aluminiumditingkatkan oleh sitrat yang terkandung dalamsediaan effervescent pada umumnya.

Satatol Lihat Beta - bloker

Spironolakton Lihat Diuretik rendah kalium

Streptomisin Lihat Aminoglikosida

Sufentanil Lihat Analgesik Opioid

Si^kralfat1

1

Berat Hindari; aluminium diabsorpsi dan dapatterakumuiasi

Sulfadiazin Berat Hindari; beeresiko tinggi terhadap kristaluria

Sulfadimidin Lihat sulfonamid

Siilfalasazin Berat Pastikan banyak minum ; mam kulit dangangguan darah ; risiko kristaluria

Siilfonamid Sedang Pastikan banyak minum; mam kulit dangangguan darah; risiko kristaluria

Siilpirid Sedang Hindari jika mungkin; atau kurangi dosis

Te|trasiklin(kecualidoksisilin dan

minosiklin)

Ringan Hindari; gunakan Doksisilin atau Minisiklin jikaperlu; efek anti - anabolik, meningkatkan ureaplasma, semakin memperbumk kemsakan fungsiginjal.

73 Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 86: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Lanjutan LAMPIRAN17

Tiazid dan Diuretik

sejenisSedang Hindari; tidak efektif (metalazon tetap efektif

tetapi ada risiko diuresis berlebihan)

Tobramisin Lihat Aminoglikosida

Tramadol Lihat Analgesik Opioid

Triamteren Lihat Diuretik rendah"kalium

Trimetoprim Sedang Kurangi dosis

Valasiklovir Seperti pada Asiklovir

Valsartan Sedang sampai Mulai dengan 40 mg sekali sehari

berat

Vankomisin Ringan Hindari penggunaan perenteral jika mungkin;ototoksik, nefrotoksik

Vekuronium Berat Kurangi dosis; masa penghambatan mungkindiperpanjang

Pedoman Penyusunan Formulahum Rumah Sakit 74

Page 87: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

> > > > ) » > > > ) > > ) > > > >

■-JCJ1 LAMPIRAN 18

DAFTAR SINGKATAN Dl DALAM FORMULARIUM

&3Q13

"0

3

IC3Q:3

?1C

5"2c*3:*3c3Q3-LOQ

A dosis umum untuk penderita anak mg : miligramac antecibum + sebelum makan min : minimum

amp ampul pc : post cibum + setelah makanbl bulan pm : pro re nata = jika perlu

dosis umum untuk penderitaD dewasa Pv ; para vertebralIK intra kutan Serb : serbuk

IM intra muskular sir ; sirupInfiltr Infiltrasi SK ; sub kutan

Inj injeksi susp ; suspensiiU International Unit tab : tablet

iV intravena tanda< ; lebih kecil, kurang, dibawahkaps kapsul tanda >' : lebih besar, atau sama dengan

kg kilogram tanda > : lebih besar, atau diatasktk kotak th : tahun

lar larutan tts : tetes

maks maksimal ^g : mikrogram

Page 88: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Anthony Savelli, dkk., "Manual For The Development And Maintenance

Of Hospital Drug Formularies", MSH, 1996 Russia

2. Aslam, Mohamad., Chik KawTan., Prayitno, Adji., "Farmasi Klinik", Gramedia,

2006, Jakarta

3. Direktorat Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan Rl.,

"Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit", 2004, Jakarta

4. Komite Nasional Farmasi dan Terapi, Direktorat Jenderal Pelayanan Medlk,

Departemen Kesehatan Rl., "Pedoman Kerja untuk Komite Farmasi dan

Terapi Rumah Sakit", Ed I, 1998, Jakarta.

5. Perjan RS Dr Hasan Sadlkin, Bandung, Formularium, 2002.

6. RSCM, 2007, Formularium Rumah Sakit Umum Pusat Nasional

DR. Cipto Mangunkusumo

7. Siregar, Charles., "Farmasi Rumah Sakit", EGG, 2003, Jakarta

8. Stokley's, Ivan H., "Drug Interactions", Ed 6th, Pharmaceutical Press, London.

9. William E. Hassan, Jr., "Hospital Pharmacy", Ed 5'^ Lea a Febiger, 1986,

Philadelphia

10. World Health Organization, Management Science for Health,

Drug And Therapeutics Committees, A Practical Guide", 2003, Geneva

Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Page 89: DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ...perpustakaan.farmalkes.kemkes.go.id/uploaded_files/...obat di rumah sakit, meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat, meningkatkan penggunaan

Top Related