Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
74 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
BAB IV
HASIL ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK
4.1 Bidang Kesehatan
Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang
berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas kesehatan, Berdasarkan data
situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali Mandar baik itu data hasil survei,
sensus dan data sektoral MDGs.
A. Penilaian situasi
Penilaian situasi dilakukan sebagai dasar analisis dan pengembangan
program selanjutnya. Penilaian situasi mencakup tiga kegiatan utama, yaitu:
1. Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut:
a) Jumlah kematian maternal masih tinggi 22 (tahun 2006), 15 (tahun
2007) dan 17 (tahun 2008)
b) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) masih tinggi sebesar 8,94%
c) Masih banyak ibu melahirkan dalam persalinan ditolong oleh dukun
beranak sebesar 64,97%
d) Kematian bayi masih tinggi sebesar 17 pada tahun 2007
e) Case Fatality Rate daire pada saat Kejadian Luar Biasa tahun 2008
sebanyak 23 kematian dari 2.032 penderita.
2. Penggambaran Besarnya Permasalahan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka
dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan
dengan matrix sebagai berikut:
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
75 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Tabel 4.1.A.1.a Prioritas Masalah Situasi Ibu Dan Anak
NO. KRITERIA KEMATIAN IBU KEMATIAN BAYI
GIZI BURUK & KURANG
1 Masalah strategis 5 5 5
2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5 5 5
3 Merupakan masalah bersama 5 5 5
4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak
5 5 5
Keterangan: Masalah strategis
1 = Kurang strategis 3= Strategis 5 = Sangat strategis
Melibatkan lintas sektor yang tinggi 1 = Tidak melibatkan 3 = Melibatkan 5 = Sangat melibatkan
Merupakan masalah bersama 3 = Bukan masalah bersama 5 = Masalah bersama
Menunjukkan urgensi 1 = Tidak urgen 3 = Urgen 5 = Sangat Urgen
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
76 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
3. Pemilihan Indikator
Angka Kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
memberikan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah.
AKI diperoleh dari jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian ibu di Kab. Polewali Mandar dinyatakan dalam bentuk
jumlah karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.000.
Tingginya angka kematian ibu menunjukkan bahwa keadaan ibu (ibu
hamil, ibu bersalinan dan nifas) memiliki banyak masalah di Polewali
Mandar, bukan saja masalah kesehatan tetapi juga masalah
kemiskinan, masalah pengetahuan, perilaku, sosial budaya, peranan
dukun dan masalah-masalah ibu lainnya. Oleh karenanya sangat
diperlukan identifikasi yang mendasar untuk upaya-upaya
penanggulangan yang komprehensif.
Angka Kematian Bayi adalah Angka Kematian bayi per 1.000
kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu
indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah, dipengaruhi
oleh status kesehatan anak dan didukung oleh adanya status
pelayanan kesehatan anak yang optimal.Angka Kematian Bayi di Kab.
Polewali Mandar per 6.839 kelahiran hidup di tahun 2008 .
Indikator Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Berat Bayi Lahir
Rendah adalah bayi yang lahir mempunyai berat badan kurang dari
2,5 Kg. Hal ini disebabkan karena kekurangan gizi pada masa
kehamilan dan akan mempunyai resiko tinggi terhadap kematian pada
umur yang sangat dini atau lebih lanjut cenderung mengalami
pertumbuhan dan perkembangan di bawah normal.
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
77 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.3.a
Matrix Penilaian Situasi Tingginya Angka Kematian Ibu
No. Masalah kunci
Kelompok sasaran
Besarnya masalah (Luasnya/Parahnya/penduduk yang
terkena dampak
Hak yang tidak terpenuhi Indikator
1 Kematian Ibu yang masih tinggi
1. Ibu hamil 2. Ibu bersalin 3. Ibu nifas 4. Ibu
menyusui 5. Pasangan
usia subur
Jumlah kematian ibu
Tahun 2006 =22
Tahun 2007 =15
Tahun 2008 =17
Dengan presentase penyebab kematian terbesar adalah pendarahan baik sebelum melahirkan (7 bln- partus =5 ibu) maupun setelah melahirkan (0-7hari= 7 ibu) yaitu sebesar 64%
Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2007 tertinggi di Kec. Allu, sedangkan pada tahun 2008 tertinggi terjadi di Kec. Tapango, Matakali, Polewali dan Anreapi
Hak akan kesehatan dan kesejahteraan
1. Angka kematian ibu
Matrix 4.1.3.b Matrix Penilaian Situasi Tingginya Angka Kematian Bayi
No. Masalah kunci Kelompok sasaran
Besarnya masalah (Luasnya/Parahnya/penduduk
yang terkena dampak
Hak yang tidak terpenuhi Indikator
1 Kematian bayi
1. ibu hamil dan janin
2. ibu melahirkan bayi baru lahir
3. ibu menyusui dan bayi diberi ASI
1. di tahun 2008
Jml kematian janin = 53
Jml kematian bayi = 61
2. Penyebab kematian bayi tertinggi pada tahun 2008 adalah BBLR sebesar 53,2 %, Asfiksia sebesar 19,1%, dan penyakit bayi berbasis lingkungan (misalnya diare, ISPA yaitu sebesar 27,7 %)
1. Hak akan kesehatan dan kesejateraan
2. Hak untuk perlindungan anak
3. Hak untukmendapatkan lingkungan keluarga pengasuhan alternatif
Angka kematian bayi
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
78 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix dibawah ini menggambarkan besarnya masalah dan hak yang
tidak terpenuhi akibat dari gizi buruk dan kekurangan gizi.
Matrix 4.1.3.c
Matrix Penilaian masalah dan hak yang tidak terpenuhi akibat dari gizi buruk dan kekurangan gizi
No. Masalah kunci Kelompok sasaran
Besarnya masalah (Luasnya/Parahnya/penduduk
yang terkena dampak
Hak yang tidak terpenuhi Indikator
1. Gizi buruk dan kurang (kekurangan Gizi)
Balita Luasnya : 17,74 % Penduduk yang terkena : Sebagian besar masyarakat miskin
Hak kesejahteraan dan kesehatan Hak untuk mendapatkan perlindungan anak Hak mendapatkan pendidikan, rekreasi dan budaya seni
Presentase BBLR
2
Masih tingginya angka kekurangan Gizi pada balita
Ibu dan balita
BBLR : 8,94 %Gizi Buruk BBLR : 2,21 % (2008) Jumlah anak yang terkena gizi buruk tertinggi pada tahun 2007 terjadi di Kec. Binuang, sedangkan pada tahun 2008 tertinggi di Kec. Tubbi Taramanu dan Kec. Wonomulyo
Presentase BBLR
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
79 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
B. Telaahan atau Analisis
Berdasarkan penentuan prioritas masalah kesehatan yaitu masalah masih
tinggi kematian ibu, presentase gizi buruk dan kurang yang masih tinggi dan
masih tingginya kemtaian bayi. Maka berikut ini hasil analisis kausalitas (sebab-
akibat).
1. Analisis Kausalitas (sebab – akibat)
Gambar 4.1.B.1.a Analisis Kausalitas Kematian Ibu karena pendarahan,
hasil diskusi Tim Kesehatan ASIA disebabkan oleh 4 faktor yang
berkontribusi langsung (penyebab Langsung) terhadap terjadinya
pendarahan yang dapat mengakibatkan kematian. Keempat faktor itu
adalah:
Kematian Ibu karena Pendarahan
Terlambat Mengambil Keputusan
Terlambat sampai ke Fas.Pelay.Kes.
Terlambat Mendpt Pelayanan
Geografis
Transportasi
Pengetahuan danKetrampilan
Petugas kurang
Donor Darah
Kurang
Kantong
Darah Kurang
Gol Darah
Tdk Sesuai
Alat Kurang
Pusk.PONED
Belum Ada
Tenaga Kurang
DukunMasyarakat
PengetahuanFAKTOR RESTI
Biaya
Keluarga
4TerlaluStok Darah Kurang
RetensioPlasenta/Atonia Uteri
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
80 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
1) Retensio placenta dan atau atonia uteri
Plasenta yang sulit atau terlambat dikeluarkan pada rahim seorang
ibu yang baru saja melahirkan (karena lengket dan tak berkontraksi)
yang kebanyakan terjadi pada mereka yang 4 T ( terlalu muda,
terlalu sering melahirkan, terlalu banyak melahirkan dan terlalu tua)
Apabila dipaksakan keluar atau dibiarkan, pengeluaran darah atau
pendarahan akan terus terjadi, bila tidak segera ditangani maka
nyawa ibu sulit untuk dipertahankan karena kehabisan darah.
2) Stok darah kurang.
Kematian ibu karena pendarahan, ini artinya pendarahan pada ibu
maternal ( ibu hamil, ibu bersalin dan ibu masa nifas) sering terjadi,
dan diantara mereka sangat membutuhkan darah ketika terjadi
obortus, saat persalinan maupun masa nifas. Ketiadaan donor,
kantong darah dan stok darah dengan golongan darah yang sesuai
pada unit pelayanan kesehatan ataupun pada unit tranfusi darah
(bank darah) akhirnya nyawa merekapun melayang.
3) Terlambat mengambil keputusan
Biaya yang kurang, ketidak tahuan tentang faktor resiko
pendarahan, keluarga maupun kerabat dan adaanya pengaruh
dukun maka ibu maupun suaminya ataupun orang yang
berpengaruh tidak dapat berbuat apa-apa ketika seorang ibu yang
akan melahirkan sudah mulai menunjukan tanda-tanda kedaruratan
(pendarahan) persalinan. Dan ketika terjadi pendarahan semua
panik mencari tranportasi, belum sempat didapat tranportasinya,
nyawapun melayang.
4) Terlambat sampai kefasilitas pelayanan kesehatan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
81 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Ketiadaan tranportasi, jarak kepelayanan kesehatan yang
seharusnya dapat ditempu dengan 25-20 menit akhirnya dapat
ditempu dengan 2-3 jam , keluarga ataupun kerabat yang tidak
menyiapkan kendaraan ketika seorang ibu akan melahirkan akan
lambat tiba di sarana pelayanan kesehatan, ketika tiba seorang ibu
sudah kepayahan/kelelahan kehabisan energi, tidak serta merta
persalinan dilakukan, kondisi seorang ibu harus diperbaiki terlebih
dahulu, namun sebelum pulih ibupun meninggal dunia, dan
walaupun kondisi ibu segera pulih, janin sudah tidak bisa
diselamatkan, kematian janin dalam rahim dalam kasus seperti ini
sering terjadi.
5) Terlambat mendapat pelayanan.
Ketiadaan paket pelayanan obstetrik neonatus emergensi dasar di
puskesmas, alat dan bahan pelayanan kesehatan habis pakai yang
kurang, kualitas terutama pengetahuan dan keterampilan petugas
yang rendah serta jumlah petugas (bidan) yang kurang. Merupakan
penyebab-penyebab tidak langsung dari terlambatnya pelayanan
yang diberikan unit pelayanan kesehatan (puskesmas) kepada ibu-
ibu maternal yang mengalami kegawatdaruratan obstetrik dan
neonatus dasar.
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
82 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Analisis kausalitas Kematian kematian Bayi
Kematian Bayi yang masih tinggi
BBLR Asfiksia Penyakit infeksi berbasis lingkungan
(Diare, Ispa)
Status Gizi Ibu Hamil kurang
Status Kesakitan Ibu
Air yang tidak memenuhi syarat
Cakupan Jamban Keluarga masih
rendah Ketersediaan pangan di tingkat RT kurang
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan yang kurang
Dampak
Penyebab Langsung Langsung
Penyebab tdk Langsung Langsung
Penyebab Utama
Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dan keluarga bidang
kesehatan masih kurang
Pememerintah masih kurang mengfungsikan dan memotivasi masyarakat dan keluarga dalam
bidang kesehatan
Status Kesehatan BBL
Keadaan rumah yang tidak sehat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
83 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Pada Gambar 4.1.B.1.b Analisis Kausalitas Kematian Bayi yang masih
ditemukan tinggi di Kabupaten Polewali Mandar, akar masalah atau penyebab
utamanya, ada dua faktor yang saling mempengaruhi, pertama; masih
kurangnya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dan keluarga bidang
kesehatan dan faktor kedua; pemerintah masih dianggap kurang dalam
mengfungsikan dan memotivasi masyarakat dan keluarga dan upaya
peningkatan kesehatan. Hasill diskusi Tim Kesehatan ASIA yang didasarkan
laporan penyebab kematian bayi ada 3 faktor penyebab langsung kematian bayi
yang selalu ditemukan tiap tahunnya, ketiga factor penyebab langsung itu
adalah :
1. BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah)
Keadaan status gizi ibu yang kurang sebelum hamil maupun selama hamil,
akibat dari ketersediaan pangan di rumah tangga (RT) yang kurang untuk
dikonsumsi dan akibat pengetahuan gizi dan kesehatan yang masih sangat
kurang dari seorang ibu merupakan factor-faktor utama yang mempengaruhi
terjadi Bayi lahir dengan berat badan rendah.
1. ASFIKSIA
Bayi baru Lahir (BBL) tidak bernapas secara spontan dan teratur (Asfiksia)
digategorikan sebagai bayi dengan Asfiksia, sering dapat menyebabkan
kematian bayi, terjadi karena beberapa keadaan pada ibu selama hamil atau
ketika hendak melahirkan. Keadaan ibu selama hamil diantaranya ibu
menderita hipertensi, mengalami post matur sesudah 42 minggu kehamilan,
menderita penyakit infeksi misalnya malaria, sifilis, ISPA dan lain -lain.
Keadaan ketika hendak melahirkan diantaranya partus lama atau partus
macet, demam selama persalinan, pendarahan abnormal dan lain-lain.
Keadaan bayi baru lahir juga sangat mempengaruhi terjadinya Asfiksia
misalnya baru lahir dengan premature (sebelum 37 minggu kehamilan),
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
84 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
persalinan yang sulit, kelainan konginital, termasuk kedaan tali pusat yang
tidak normal.
2. Penyakit infeksi berbasis lingkungan.
Diare, Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) merupakan beberapa penyakit
infeksi berbasis lingkungan yang prevalensi kesakitannya masih sangat
tinggi, apabila menginfeksi bayi dan bayi uang terinfeksi tidak ditangani
dengan baik maka dapat mengakibatkan kematian. Penyebab penyakit
infeksi pada bayi ini adalah keadaan sarana air bersih yang masih sangat
kurang, membuat hajat disembarnag tempat dan keadaan rumah yang tidak
memenuhi syarat.
Kekurangan Gizi Balita (Sawangan)
Kekurangan Gizi Balita (SAWANGANG)
Dampak
Penyebab Langsung
Penyebab Tidak Langsung
Akar Masalah
Pertumbuhan fisik menurun dan sakit-sakitan. (Penyakit Ispa, Diare, Cacingan dst).
Anak kurang nafsu makan
Kekurangan makan (ASUPAN)
Org tua tdk pandai mengasuh anaknya
kurangnya kesadaran ibu hamil & ibu menyusui mengkomsumsi mknan bergizi
Pola mkan tdk jls dan tdk teratur Kondisi tmp tinggl yg tdk sehat ASI dianggap bkn hal yg utama (di No. 2 kan)
Dana/keuangan rumah tangga menipis
Kurangnya daya dukung kebijakan2 dari Instansi2 terkait atau
Pemerintah
Sosial budaya masyarakat tidak mendukung
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
85 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Gambaran 4.1.B.1.c Masalah kekurangan gizi balita (SAWANGAN) yang
merupakan dampak dari keadaan kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar
mempunyai dua faktor penyebab langsungnya yaitu:
1) Pertumbuhan fisik menurun dan sakit-sakitan (penyakit Ispa, Diare,
Cacingan dan lain-lain).
Anak balita telah menderita penyakit infeksi, berarti pada tubuh anak
ada mikroorganisme yang mengganggu pertumbuhan fizik. Hal ini
disebabkan (penyebab tidak langsung) karena kondisi tempat tinggal yang
tidak sehat ditambah dengan kurangnya kesadaran ibu hamil dan menyusui
mengkonsumsi makanan yang bergizi, pola makan tidak jelas dan tidak
terartur, dan ASI dinggap bukan hal yang utama (ASI tidak
dieklusifkan/dinomor duakan), sehingga daya tahan tubuh anak menjadi
lemah terhadap serangan mikroorganisme penyebab penyakit infeksi.
Penyebab tidak langsung ini semua berakar pada kurangnya daya dukung
kebijakan dari Instansi terkait atau pemerintah setempat dan sosial budaya
masyarakat yang belum mendukung upaya-upaya pencehagan dan
penanggulangan masalah kurang gizi, bahkan maslah gizi ini oleh
masyarakat Polewali Mandar mengistilahkan dengan SAWANGANG yaitu
sesuatu hal yang biasa terjadi pada anak-anak ditemukan kasus gizi buruk
dan kurang.
2) Anak kurang nafsu makan atau anak kekurangan makan
Anak kurang nafsu makan disamping disebabkan karena anak sering
sakit-sakitan juga karena pola asuh anak yang belum baik guna
merangsang selerah makan anak atau dengan kata lain “orang tua belum
pandai mengasuh anak”, Penyebab lainnya adalah Dana atau keungan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
86 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
rumah tangga balita tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan (gizi)
ibu (jika bayi Masih ASI Eksklusif) atau memenuhi kebutuahn makan (gizi)
anak. Akar masalahnya adalah sosial budaya masyarakat yang belum
mendukung, disamping itu juga karena kurangnya daya dukung kebijakan
dari instansi terkait atau pemerintah.
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
87 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
2. Analisis Pola peran Matrix 4.1.B.2.a
Matrix Telaah Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Untuk Masalah Belum
Terpenuhinya Hak ibu dan Bayi Atas Kesehatan dan Kesejahteraan. PEMEGANG KLAIM
PENGEMBANG TUGAS
IBU dan Bayi KELUARGA dan masyarakat POSYANDU POSKESDES/POLINDES/BIDAN DESA PUSKESMAS RSUD
Ibu Memperhatikan bayi dari dalam kandungan sampai lahir
Melibatkan keluarga dan masyarakat Aktif Selalu control kehamilan Selalu control
kehamilan Siap dirujuk
ORTU (BAPAK) Suami Siaga Menjamin kebutuhan gizi dan kesehatan keluarga
Berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu
Berpartisipasi dalam pelayanan kebidanan dan SIAGA
SIAGA ke Puskesmas SIAGA ke RSUD
LSM/STAKEHOLDERS Mengfasilitasi kegiatan ibu-ibu
Memotivasi dan mengfungsikan keluarga daan masyarakat
Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi
Bermitra dengan bidan desa Bermitra dengan Puskesmas
Mempermudah akses terhadap pelayanan RSUD
PETUGAS KESEHATAN Memberikan pelayanan Pembinaan dan pemberdayaan Memberikan pelayanan di Posyandu
Melakukan pembinaan ke Bidan desa
Memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Mendampingi Ibu dalam pelayanan rujukan
PEM. DES Mengfasilitasi ibu-ibu dalam kegiatan PKK desa
Menetapkan ibu sebagai prioritas pembangunan
Bertanggung jawab terhadap fungsi Posyandu
Integrasi dalam pembangunan kesehatan desa
Membantu puskesmas dalam pembangunan kesehatan desa
mempermudah system rujukan
PEM. KECAMATAN Mengfasilitasi ibu-ibu dalam kegiatan PKK kec. Bidang kesehatan
Menetapkan ibu sebagai prioritas pembangunan
Menetapkan dan meningkatkan fungsi Posyandu
Menetapkan dan meningkatkan fungsi poskesdes
Coordinator dalam melaksanakan tupoksi puskesmas
Mempermudak akses terhadap pelayanan RSUD
PEMKAB (BAPPEDA/DINKES) Menetapkan ibu sebagai prioritas
Mengfungsikan dan memotifasi keluarga dan masyarakat
Menetapkan dan meningkatkan fungsi Posyandu
Menetapkan dan meningkatkan fungsi poskesdes Alokasi anggaran Mengembangkan RSU
sebagai pusat rujukan
DPRD Menetapkan ibu sebagai prioritas pembangunan
Mengfungsikan dan memotifasi keluarga dan masyarakat Alokasi anggaran
Catatan:
Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Untuk Masalah Kemaatian ibu dan bayi
dijadikan satu, dibuat satu maktris. Satu Alasan yang penting adalah jika perhatian telah dilakukan terhadap ibu
dalam hal ini ibu hamil secara otomatis perhaatian telah ditujukan pula pada bayi dalam kandungan sampai bayi
tersebut dilahirkan dan hidup sampai batasan usia 1 tahun.
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
88 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.B.2.b
Matrix Telaah Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Untuk Masalah Belum Terpenuhinya
Hak Anak Atas Perbaikan Gizi
PEMEGANG KLAIM
PENGEMBANG TUGAS
BALITA
KELUARGA
POSYANDU
PUSKESMAS
DINKES
ORTU (IBU) Merawat (memberi susu, makan, dll) anak Membawa anaknya ke
posyandu secara rutin Pemeriksaan kesehatan Bantuan tenaga kesehatan dan PMT
ORTU (BAPAK) Suami siaga, perhatian dan kasih saying Memenuhi kebutuhan Suami siaga Mengantar (kordinasi dan
komunikasi)
LSM/STAKEHOLDERS Bantuan PMT Pendampingan Advokasi Advokasi Intervensi dan monev
PETUGAS KESEHATAN Memberi layanan gizi Konseling Memberi layanan Merujuk Member I laporan 24 jam
PEM. DES Bantua PMT Pemberian raskin Menfasilitasi dan Mengembangkan posyandu
Adminitrasi dan kordinasi tiap bulan Memberi laporan 24 jam
PEM. KECAMATAN Menjamin terlaksananya status gizi balita Menfasilitasi Penyedia data Penyedia data
PEMKAB (BAPPEDA/DINKES) Alokasi anggaran Alokasi anggaran Kebijakan / keputusan aturan
DPRD Anggaran
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
89 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
3. Analisis Kesenjangan Kapasitas
Analisis Kesenjangan Kapasitas Keluarga dan Masyarakat Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka
Menuntut Hak-Haknya Kepada Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Ibu dan bayi Atas Kesehatan
dan Kesejahteraan.
Matrix 4.1.B.3.a Keluarga dan Masyarakat
PEMEGANG TUGAS
KAPASITAS Ibu ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS
(LSM / ORMAS) KESEHATAN PEMDES PEM. KEC PEMKAB
(BAPPEDA/ DINKES)
DPRD
TANGGUNG JAWAB
Kurang Bertanggung Jawab secara non klinis terhadap pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Kurang Mendukung Orang tua
Mendaptkan bimbingan/konseling keluarga dan masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak.
Mendukung dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi.
Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan Kesehatan ibu dan bayi
Kurang mendapatkan prioritas
Kurang Mendapatkan motivasi dan fungsi dalam pengambilan keputusan
Bertanggung jawab untuk menyampaikaaspirasi.
WEWENANG Kurang berwewenang dalam Memberikan pelayanan non klinis
Mengajak keterlibatan pria dalam menjamin Kehamilan dan persalinan yang aman
Advokasi dan penyuluhan.
Kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan
Kurang Mendapatkan informasi yang akurat.
Mendapatkan informasi yang akurat.
Mendapatkan informasi yang akurat.
Mendapatkan informasi yang akurat.
SUMBERDAYA
Kurang dimotivasi dan difungsikan dalam pelayanan KIA
Rendahnya penghasilan. Minimnya ketrampilan dan kreatifitas untuk menangkap peluang usaha.
Masih sempitnya ruang gerak LSM. Keterbatasan dana.
Kurangnya tenaga ahli kesehatan. Kurang meratanya persebaran tenaga kesehatan.
Masih minimnya kepekaan aparat desa terhadap apa yang terjadi. Kurang pengetahuan. Dana anggaran yang tersedia minim.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Mendukung keputusan yang salah
Dominasi suami dalam pengambilan keputusan
- - -
KOMUNIKASI Ibu tidak mampu atau berani menyampaikan pendapatnya
Suami tidak mampu berkomunikasi dengan baik
- Tidak mampu memberikan informasi yang akurat
Tidak mampu memberikan informasi yang akurat
Tidak mampu memberikan informasi yang akurat
- -
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
90 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.B.3.b
Analisis kesenjangan kapasitas posyandu sebagai pemegang klaim terhadap pemegang tugas dalam masalah
terpenuhinya hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan kesejahteraan.
POSYANDU
PEMEGANG TUGAS
KAPASITAS
Ibu dan Bayi ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS (LSM / ORMAS) PET. KESEHATAN PEMDES PEM. KEC
PEMKAB (BAPPEDA/ DINKES)
DPRD
TANGGUNG JAWAB
Masih kurang bertanggung jawab pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Tidak bertanggung jawab terhadap Kberadaan suami
Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak
Masih kurangnya koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi
Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak
WEWENANG
Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan
Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan
Tidak bermitra
Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.
- - - -
SUMBERDAYA - - - Kurangnya ketersediaan tenaga ahli kesehatan
- - - -
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- - - - - - - -
KOMUNIKASI Tidak terjalin komunikasi
Tidak terjalin komunikasi
Tidak terjalinnya komunikasi yang baik dalam hal pemberian penyuluhan
Masih ditemukan belum sejalan tugas dan fungsi
Ruang gerak masih sangat dibatasi
Ruang gerak masih sangat dibatasi
Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi
Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
91 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.B.3.c
Analisis kesenjangan kapasitas Puskesmas sebagai pemegang klaim terhadap pemegang tugas dalam masalah
terpenuhinya hak Ibu dan Bayi atas Kesehatan dan kesejahteraan.
PUSKESMAS
PEMEGANG TUGAS
KAPASITAS
Ibu dan Bayi ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS (LSM / ORMAS) PET. KESEHATAN PEMDES PEM. KEC
PEMKAB (BAPPEDA/ DINKES)
DPRD
TANGGUNG JAWAB
Masih kurang bertanggung jawab pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Tidak bertanggung jawab terhadap Keberadaan suami
Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak
Masih kurangnya koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi
Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak
WEWENANG
Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan
Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan
Tidak bermitra
Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.
Wilayah kerja Kewenangan sama dengan Kecamatan
Melaksanakan kebijakan
Melaksanakan aturan perda
SUMBERDAYA Tidak sebanding dengan jumlah sasaran
Kurang tenaga disbanding dengan jumlah sasaran
tidak diberdayakan Kurangnya tenaga kesehatan (bidan Perdesa)
Tidak cukup per desa (Bidan Desa)
Bagian integral dari kecamatan - -
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Membuat rekomendasi rujukan
Membuat persetujuan
Tidak melibatkan LSM Membuat Surat Tugas Melibatkan
Pemerintah Desa Membuat Bahan untuk koordinasi - -
KOMUNIKASI
Kurang terjalin komunikasi
Kurang terjalin komunikasi
Kurang terjalinnya komunikasi yang baik dalam hal pemberian penyuluhan
Masih ditemukan belum sejalan tugas dan fungsi
Ruang gerak masih sangat dibatasi
Ruang gerak masih sangat dibatasi
Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi
Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
92 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.B.3.d
Analisis kesenjangan kapasitas LSM/Stakeholders sebagai pemegang tugas terhadap pemegang klaim dalam
masalah terpenuhinya hak Ibu dan bayi atas Kesehatan dan Kesejahteraan.
PEM. KLAIM
KAPASITAS
Ibu dan Bayi KELUARGA dan Masyarakat POSYANDU
POSKESDES/POLINDES/B
IDAN DESA
PUSKESMAS RSUD
TANGGUNG JAWAB Intervensi Pendampingan bermitra Bermitra Advokasi
WEWENANG Memberikan bantuan Mendampingin Penguatan kapasitas pendamping Kurang Integrasi dan
koordinasi Advokasi
SUMBERDAYA Survey Pendampingan Pendampingan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - Tidak dilakukan secara
bersama Tidak koordinasi Advokasi kebijakan
KOMUNIKASI - Kon seling dan penyuluhan Pendampingan Kontak person Kordinasi dan
komunikasi
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
93 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.B.3.e
Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemdes Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah
Terpenuhinya Hak Ibu dan Bayi Atas Kesehatan dan kesejahteraan
PEM. KLAIM
KAPASITAS
Ibu dan Bayi KELUARGA dan Masyarakat POSYANDU
POSKESDES/POLINDES/B
IDAN DESA
PUSKESMAS RSUD
TANGGUNG JAWAB Intervensi Pendampingan Advokasi Advokasi
WEWENANG Memberikan bantuan Mendampingin Penguatan kapasitas Advokasi Advokasi
SUMBERDAYA Survey Pendampingan Pendampingan Advokasi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - - Advokasi kebijakan
KOMUNIKASI - Kon seling dan penyuluhan Pendampingan Penguatan informasi Kordinasi dan komunikasi
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
94 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.B.3.f
Analisis Kesenjangan Kapasitas Balita Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada
Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Perbaikan Gizi
KELUARGA
PEMEGANG TUGAS
KAPASITAS ORTU (IBU) ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS
(LSM / ORMAS) KESEHATAN PEMDES PEM. KEC PEMKAB
(BAPPEDA/ DINKES)
DPRD
TANGGUNG JAWAB
Tidak membantu dan memberikan waktu yang lebih banyak dalam mengurus rumah tangga.
Tidak memimpin , memperhatikan dan menjamin pemenuhan kebutuhan hidup keluarga
Tidak memberikan bimbingan/konseling keluarga mengenai kesehatan ibu dan anak.
Tidak memberikan pelayanan kesehatan yang cepat,tepat dan memadai tanpa pilih2 status pasien.
Tidak memberikan bantuan secara adil. Melakukan pendampingan.
Tidak memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi kepemerintaha.
Tidak memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi kepemerintahan
Tidak membuat peraturan atau UU yang pro rakyat.
WEWENANG
Tidak menyajikan asupan makanan yang bergizi. Memperhatikan kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Tidak memberikan nafkah yang mencukupi kebutuhan hidup minimal.
Tidak adanya advokasi dan penyuluhan.
Tidak memberikan pengobatan. Mendapatkan imbalan jasa dari apa yang telah dilakukan.
Tidak mendapatkan informasi yang akurat.
Tidak mendapatkan informasi yang akurat.
Tidak mendapatkan informasi yang akurat.
Tidak mendapatkan informasi yang akurat.
SUMBERDAYA
Pengetahuan yang terbatas. Waktu untuk memperhatikan keluarga tidak cukup karena harus bekerja
Rendahnya penghasilan. Minimnya ketrampilan dan kreatifitas untuk menangkap peluang usaha.
Masih sempitnya ruang gerak LSM. Keterbatasan dana.
Kurangnya tenaga ahli kesehatan. Kurang meratanya persebaran tenaga kesehatan.
Masih minimnya kepekaan aparat desa terhadap apa yang terjadi. Kurang pengetahuan. Dana anggaran yang tersedia minim.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Istri diabaikan dalam mengambil keputusan keluarga
Dominasi suami dalam pengambilan keputusan
- - -
KOMUNIKASI
Istri tidak mampu atau berani menyampaikan pendapatnya
Suami tidak mampu berkomunikasi dengan baik
- Tidak mampu memberikan informasi yang akurat
Tidak mampu memberikan informasi yang akurat
Tidak mampu memberikan informasi yang akurat
- -
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
95 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.B.3.g Analisis kesenjangan kapasitas posyandu sebagai pemegang klaim terhadap pemegang tugas dalam masalah
terpenuhinya hak anak atas perbaikan gizi. POSYANDU
PEMEGANG TUGAS
KAPASITAS
ORTU (IBU) ORTU (BAPAK) STAKEHOLDERS (LSM / ORMAS) PET. KESEHATAN PEMDES PEM. KEC
PEMKAB (BAPPEDA/ DINKES)
DPRD
TANGGUNG JAWAB
Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi
Tidak memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi
Tidak adanya koordinasi diantara kedua belah pihak
Masih kurangnya koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi
Tidak adanya koordinasi antara kedua pihak
WEWENANG - - -
Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.
- - - -
SUMBERDAYA - - - Kurangnya ketersediaan tenaga ahli kesehatan
- - - -
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- - - - - - - -
KOMUNIKASI Tidak terjalin komunikasi
Tidak terjalin komunikasi
Tidak terjalinnya komunikasi yang baik dalam hal pemberian penyuluhan
Masih ditemukan belum sejalan tugas dan fungsi
Ruang gerak masih sangat dibatasi
Ruang gerak masih sangat dibatasi
Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi
Tidak adanya kesempatan untuk ikut berkontribusi
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
96 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.B.3.h Analisis kesenjangan kapasitas LSM/Stakeholders sebagai pemegang tugas terhadap pemegang klaim dalam
masalah terpenuhinya hak anak atas perbaikan gizi.
PEM. KLAIM
KAPASITAS BALITA KELUARGA POSYANDU PUSKESMAS DINKES
TANGGUNG JAWAB Tidak adanya intervensi Tidak adanya pendampingan Tidak adanya
advokasi Tidak adanya advokasi
WEWENANG Tidak memberikan bantuan Tidak adanya pendampingan
Tidak adanya penguatan kapasitas
Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi
SUMBERDAYA Tidak adanya survey lapangan
Tidak adanya pendampingan
Tidak adanya pendampingan
Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - - Tidak adanya advokasi
KOMUNIKASI - Tidak adanya kon seling dan penyuluhan
Tidak adanya pendampingan
Tidak adanya penguatan informasi
Tidak adanya kordinasi dan komunikasi
Matrix 4.1.B.3.i
Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemdes Sebagai Pemegang Tugas Terhadap Pemegang Klaim Dalam Masalah Terpenuhinya Hak Anak Atas Perbaikan Gizi
PEM. KLAIM
KAPASITAS BALITA KELUARGA POSYANDU
PUSKESMAS DINKES
TANGGUNG JAWAB Tidak adanya intervensi Tidak adanya pendampingan Tidak adanya
advokasi Tidak adanya advokasi
WEWENANG Tidak memberikan bantuan Tidak adanya pendampingan
Tidak adanya penguatan kapasitas
Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi
SUMBERDAYA Tidak adanya survey lapangan
Tidak adanya pendampingan
Tidak adanya pendampingan
Tidak adanya advokasi Tidak adanya advokasi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - - Tidak adanya advokasi
KOMUNIKASI - Tidak adanya kon seling dan penyuluhan
Tidak adanya pendampingan
Tidak adanya penguatan informasi
Tidak adanya kordinasi dan komunikasi
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
97 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
C. Tindakan atau Aksi Kunci
1 Identifikasi Aksi-Aksi Utama
Identifikasi aksi-aksi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemegang hak untuk menuntuk haknya dan
usulan aksi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengembang tugas dalam rangka menjalankan tugasnya
memenuhi hak tersebut.
Matrix 4.1.C.1.a Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Dinas Kesehatan (pemegang hak) dalam
menuntut hak Hak Atas Kesehatan dan Kesejateraan ibu dan Bayi
PEMEGANG HAK KAPASITAS ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB
Memperhatikan dan menjamin setiap orang tua untuk menjamin kehamilan dan persalinan aman serta bayilahir dengan selamat dansehat
Memberikan bimbingan/konseling keluarga mengenai kesehatan ibu dan anak.
Memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi kepemerintahan
Membuat peraturan atau UU yang pro rakyat.
WEWENANG Memperhatikan kesehatan menjamin kehamilan dan persalinan aman serta bayilahir dengan selamat dansehat
Advokasi dan penyuluhan.
Memberikan informasi yang akurat mengenai jumlah sasaran rill ibu hamil dan bayi yang dapat ditangani dan yang tidak dapat ditangani
Memantau kebijakan pemerintah kabupaten
SUMBERDAYA Meningkatkan pengetahuan mengenai Kesehatan dan gizi ibu hamil dan bayi baru lahir.
Meningkatkan kepekaan unsur masyarakat mengenai perbaikan gizi dan Persalinan serta bayi baru lahir
Memberikan informasi yang akurat mengenai jumlah sasaran rill ibu hamil dan bayi yang dapat ditangani dan yang tidak dapat ditangani
Advokasi kebijakan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Adanya keseimbangan dalam keluarga dalam pengabilan keputusan
Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan gizi dan pelayanan ANC dan Neonatus
Melaksanakan Peraturan Bupati mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin
Advokasi kebijakan
KOMUNIKASI
Ibu mampu atau berani menyampaikan pendapatnya mengenai perbaikan gizi dan Kebtuhan Pelayanan KIA
Menjalin komunikasi Pelayanan KIA
Menjalin komunikasi dengan semua unsur pemerintah mengenai perbaikan gizi dan Pelayanan KIA
Advokasi kebijakan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
98 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.C.1.b Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemdes (pemegang hak)
dalam Menuntut Hak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan bayi
PEMEGANG HAK
KAPASITAS ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB
memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya Gizi dan Kesehatan Kehamilan dan BBL
memberikan informasi akurat mengenai pentingnya gizi dan Kesehatan Kehamilan dan BBL
Berkoordinasi dengan semua pihak mengenai perbaikan gizi dan Kesehatan Ibu Hamil dan BBL
WEWENANG Memperhatikan kesehatan Ibu dan Bayi
Mensurvei jumlah Ibu Hamil yang bermasalah
Meningkatkan koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi .
SUMBERDAYA
Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi dan Penting ANC dan Pelayanan BBL
Meningkatkan kepekaan unsur masyarakat mengenai perbaikan gizi
Meningkatkan tenaga ahli kesehatan (Bidan Desa)
Meningkatkan tenaga ahli kesehatan (Bidan Desa)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Adanya keseimbangan dalam keluarga dalam pengabilan keputusan
Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan gizi
Melaksanakan Peraturan Bupati mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin
Advokasi kebijakan
KOMUNIKASI
Istri mampu atau berani menyampaikan pendapatnya mengenai perbaikan gizi dan ANC dan PN
Menjalin komunikasi
Menjalin komunikasi dengan semua unsur pemerintah mengenai perbaikan gizi dan ANC serta PN
Advokasi kebijakan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
99 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.C.1.c Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Dinas Kesehatan (pemegang hak)
dalam menuntut hak Hak Atas Perbaikan Gizi
PEMEGANG HAK
KAPASITAS ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB
Memperhatikan dan menjamin kebutuhan hidup keluarga
Memberikan bimbingan/konseling keluarga mengenai kesehatan ibu dan anak.
Memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi kepemerintahan
Membuat peraturan atau UU yang pro rakyat.
WEWENANG Memperhatikan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Advokasi dan penyuluhan. Memberikan informasi yang akurat
mengenai jumlah anak yang kurang gizi Memantau kebijakan pemerintah kabupaten
SUMBERDAYA
Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi
Meningkatkan kepekaan unsur masyarakat mengenai perbaikan gizi
Memberikan informasi yang akurat mengenai jumlah anak yang kurang gizi
Advokasi kebijakan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Adanya keseimbangan dalam keluarga dalam pengabilan keputusan
Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan gizi
Melaksanakan Peraturan Bupati mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin
Advokasi kebijakan
KOMUNIKASI Istri mampu atau berani menyampaikan pendapatnya mengenai perbaikan gizi
Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi dengan semua unsur pemerintah mengenai perbaikan gizi
Advokasi kebijakan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
100 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.C.1.d Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemdes (pemegang hak)
dalam Menuntut Hak Atas Perbaikan Gizi
PEMEGANG HAK KAPASITAS ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi
memberikan informasi akurat mengenai pentingnya gizi
Berkoordinasi dengan semua pihak mengenai perbaikan gizi
WEWENANG Memperhatikan kesehatan anak Mensurvei jumlah anak yang kurang gizi
Meningkatkan koordinasi dalam pengaturan tugas dan fungsi .
SUMBERDAYA Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi
Meningkatkan kepekaan unsur masyarakat mengenai perbaikan gizi
Meningkatkan tenaga ahli kesehatan
Meningkatkan tenaga ahli kesehatan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Adanya keseimbangan dalam keluarga dalam pengabilan keputusan
Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan gizi
Melaksanakan Peraturan Bupati mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin
Advokasi kebijakan
KOMUNIKASI Istri mampu atau berani menyampaikan pendapatnya mengenai perbaikan gizi
Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi dengan semua unsur pemerintah mengenai perbaikan gizi
Advokasi kebijakan
2 Identifikasi dan Analisis Potensi kemitraan
Matrix 4.1.C.2.a Pemangku pemetaan kepentingan Hak Atas Kesehatan dan Kesejateraan (Ibu dan bayi)
Berdasarkan arti penting Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting
Berdasarkan Pengaruh
Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Keluarga dan masyarakat sekitar
- Kader Posyandu
Besar atau bahkan sangat besar DPRD
- Bupati, - Kadis Kesehatan, - Camat,Kades, dan Ka.lingkungan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
101 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.C.2.b Pemangku pemetaan kepentingan Hak Atas Perbaikan Gizi
Berdasarkan arti penting
Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting
Berdasarkan Pengaruh Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Kader Posyandu
Besar atau bahkan sangat besar DPRD Bupati, Kadis Kesehatan, Camat, Kades, dan Ka.lingkungan
3. Strategi Pengemban Kemitraan
Untuk mengeimplementasikan aksi-aksi kunci perlu dilakukan analisis pengembangan kemitraan yang
bertujuan untuk mengembangkan kapasitas dan sumberdaya diluar pemerintah. Untuk menganalisis
pengembangan kemitraan perlu dilakukan identifikasi mitra potensial dan starategi pengembangan untuk dapat
mengetahui apa yang mereka dapat lakukan dan apa saja yang mereka butuhkan dalam mengatasi masalah
ibu dan anak.
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
102 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.C.3.a Pengembangan Kemitraan Atas Hak Kesehatan dan Kesejahteraan Ibu dan Bayi
Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan
(1) (2) (3) (4)
Keluarga Dan Kelompok Masyarakat
Aktif dalam Kegiatan Kesehatan Perhatian dan Perlindungan akan Kesehatan Ibu dan Bayi
Dimotifasi dan difungsikan dalam berbagai kegiatan KIA
Kader Posyandu memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi dan KIA
Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.
Mensosialisasikan mengenai menu makanan yang sehat dan bergizi dan Pelayanan KIA
Provider Kesehatan Memberikan Pelayanan Kesehatan Maksimal Pengembangan Skill dan Pengetahuan Kerja sama Triparti LSM Lokal, Kelompok Masyakarakt dan Provider Kesehatan
DPRD
Memantau kebijakan mengenai Perbub pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan menganggarkan dana sosialisasi menu makanan bergizi dan pola hidup sehat
Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten
Kadis Kehetan Camat, Kades, dan Ka.lingk
Mensosialisasikan mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan mensurvei jumlah anak kurang gizi
Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi
Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
103 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.1.C.3.b
Pengembangan Kemitraan Atas Hak Perbaikan Gizi
Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan
(1) (2) (3) (4)
RT/RW Mensosialisasikan pola hidup sehat Dana untuk sosialisasi Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat
Kader Posyandu Memberikan informasi secara akurat mengenai pentingnya gizi
Melibatkan posyandu dalam pengumpulan informasi dan data yang akurat.
Mensosialisasikan mengenai menu makanan yang sehat dan bergizi
DPRD
Memantau kebijakan mengenai Perbub pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan menganggarkan dana sosialisasi menu makanan bergizi dan pola hidup sehat
Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten
Kadis Kehetan Camat, Kades, dan Ka.lingk
Mensosialisasikan mengenai pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan mensurvei jumlah anak kurang gizi
Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi
Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
104 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4. Rancangan Program (Pohon Tujuan)
Gambar 4.1.B.3.a Pohon Tujuan Masalah Kematian Ibu
Cegah Kematian Ibu karena Pendarahan
Rancangan Program Kesehatan Untuk Kematian Ibu Karena Pendarahan
Cepat dan Tepat Mengambil Keputusan
Cepat sampai ke Fas.Pelay.Kes.
Cepat Mendpt Pelayanan
Geografis
Transportasi
t ersedia
Pengetahuan danKetrampilan
Petugas Baik
Donor Darah
tersedia
Kantong
Darah tersedia
Gol Darah
Sesuai
Alat Tersedia
Pusk.PONED
tersedia
Tenaga Tersedia
Dukun sgi pendamping
Masyarakat difungsikan dan dimotivasi
Pengetahuan baik FAKTOR RESTI
Biaya tersedia
Keluarga
Cegah 4Terlalu Stok Darah cukup
Cegah RetensioPlasenta/Atonia Uteri
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
105 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Gambar 4.1.B.3.b PohonTujuan Masalah Kematian Bayi
Menurunnya angka Kematian Bayi
BBLR menjadi BBLN
Asfiksia Menjadi Non ASFIKSIA
Penurunan Penyakit infeksi berbasis
lingkungan
Status Gizi Ibu Hamil Normal
Status Kesakitan Ibu Baik
Air bersih memenuhi syarat
Semua Keluarga mempunyai Jamban
Keluarga Ketersediaan pangan di tingkat RT Cukup
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan yang baik
Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dan keluarga bidang
kesehatan masih Baik
Pememerintah dapat mengfungsikan dan memotivasi masyarakat dan keluarga dalam
bidang kesehatan
Status Kesehatan BBL Baik
Keadaan rumah yang sehat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
106 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Pohon Tujuan Masalah Kurang Gizi
Berkurangnya jumlah anak kurang gizi (SAWANGANG)
Mengkomsumsi makanan bergizi dan sehat
Menyediakan menu yang bervariasi untuk merangsang nafsu makan anak
Kekurangan makan (ASUPAN)
Pola pengasuhan yang baik dan
memperhatikan kesehatan anak
meningkatkan kesadaran ibu hamil & ibu menyusui mengkomsumsi mknan bergizi
Pola makan jelas dan teratur Kondisi tempat tinggal yang sehat ASI merupakan hal yang sangat penting
Dana yang cukup untuk membeli makanan
yang sehat dan bergizi
Adanya dukungan, kebijakan dari Instansi2 terkait atau Pemerintah
mengenai perbaikan gizi
Adanya dukungan sosial budaya masyarakat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
107 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
5. Matrix Logframe
Matrix 4.1.B.4.a
Matrix Logframe Hak Atas Kesehatan dan Kesejahateraan Ibu dan Bayi
Hirarki hasil Indikator Waktu (dalam tahun) Cara verifikasi SKPD yang
bertanggung jawab Perkiraan anggaran Risiko dan asumsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatkan perbaikan gizi anak Persentase BGM 1 tahun Pelaporan rutin jumlah
anak yang kekurangan gizi Dinas Kesehatan Rp. 107.155.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup
Mengurangi jumlah anak yang kurang gizi Persentase BBLR 1 tahun Pelaporan rutin jumlah
anak yang kekurangan gizi Dinas Kesehatan Rp. 107.155.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup
Terpenuhinya asupan gizi anak Persentase BGM
1 tahun Memantauan status gizi Dinas Kesehatan Rp. 107.155.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup
Terpenuhinya kesejahteraan dan kesehatan anak
Persentase BBLR
1 tahun
Memantauan konsumsi gizi
Dinas Kesehatan Rp. 107.155.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
108 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4.2 Bidang Pendidikan
Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang
berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas pendidikan, Berdasarkan
data situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali Mandar baik itu data hasil
survei, sensus dan data sektoral MDGs.
A. Penilaian situasi
1. Perumusan masalah pada bidang pendidikan sebagai berikut:
- Rendahnya angka partisipasi pendidikan pra sekolah (5-6 tahun)
sebesar 19,23%,
- Rendahnya angka partisipasi murni (APM) sekolah menengah
pertama 13-15 tahun sebesar 51,11%,
- Angka putus sekolah dasar sebesar 3,17 % dan
- Angka putus sekolah menengah pertama sebesar 5,79%.
2. Penggambaran besarnya permasalahan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka dapat
ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan dengan
matrix sebagai berikut
Tabel 4.2.A.1.a
NO. KRITERIA PUTUS SEKOLAH PAUD
1 Masalah strategis 5 5
2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5 5
3 Merupakan masalah bersama 5 5
4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak 5 5
3 Pemilihan Indikator
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan anak sebelum
memasuki bangku sekolah dasar (SD), dimana anak tersebut
terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di taman kanak-kanak (TK),
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
109 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Bustanul Athfal (BA), Raudatul Athfal (RA), kelompok bermain,
taman penitipan anak, PAUD, dan Lembaga lainnya.
Angka anak putus sekolah memberikan gambaran mengenai
efisiensi proses belajar-mengajar dan merupakan indikator proses
dalam pendidikan. Dengan mengetahui angka putus sekolah, dapat
dilakukan upaya pencegahan bagi siswa yang memiliki potensi untuk
putus sekolah, dan mengembalikan ke sekolah bagi anak yang putus
sekolah. Sedangkan cakupan PAUD yang masih rendah merupakan
tolak ukur bahwa masih rendahnya partisipasi Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD).
Untuk lebih jelasnya, matrix dibawah ini menggambarkan
bahwa di Kabupaten Polewali Mandar jumlah anak putus sekolah
masih tinggi dan cakupan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih
rendah
Matrix 4.2.A.1.a Anak Putus Sekolah masih tinggi dan
cakupan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih rendah
NO. MASALAH KUNCI KELOMPOK SASARAN BESARNYA MASALAH HAK YANG TAK
TERPENUHI INDIKATOR
1 Anak putus sekolah 7 - 15 tahun
APS SD : 3,17
Hak atas pendidikan APM SD/SMP APS SMP : 5,79
Jumlah anak putus sekolah pada tahun 2007 tertinggi terjadi di Kec. Campalagian
2 Cakupan PAUD masih rendah 0 - 6 tahun
77,65 % tak terlayani PAUD Jumlah partisipasi PAUD terendah pada tahun 2007 terjadi di Kec. Wonomulyo dan 2008 di Kec. Tinambung
Hak atas pendidikan, Kesehatan, Rekreasi
APM PAUD
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
110 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
B. Telaahan atau Analisis
1 Analisis Kausalitas (sebab – akibat)
Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan diatas untuk
melihat hubungan sebab akibat permasalahan itu maka masing-masing
prioritas masalah dibuatkan pohon masalah sebagai berikut.
Gambar 4.2.B.1.a Analisis Kausalitas (sebab-akibat)
TINGGINYA VOLUME DALAM KELUARGA
ANAK PUTUS SEKOLAH
PenyebabLangsung
Penyebab Tidak
Langsung
AKAR
MENCARI NAFKAH
KURANGNYA PENDAPATAN RT/KELUARGA
TINGGINYA ANGKA
KEMISKINAN
KURANGNYA MOTIFASI
PERNIKAHAN DINI
JAUHNYA SEKOLAH ANGGARAN TERBATAS
BUDAYA
BIAYA SEKOLAH TINGGI
PENGARUH LINGKUNGAN
KURANG DIPAHAMI PENTINGNYA PENDIDIKAN
MINIMNYA SOSIALISASI
WAJIB BELAJAR
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
111 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Terdapat 3 faktor penyebab langsung anak putus sekolah yaitu:
1. Mencari nafkah
Anak yang hidup di lingkungan keluarga tidak mampu, dituntut agar
dapat membantu keluarga untuk mencari nafkah sehingga mereka
terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tidak memiliki cukup
waktu untuk bekerja dan bersekolah;
2 Kurangnya motivasi
Karena berasal dari keluarga yang tidak mampu dan tinggal di
lingkungan yang kebanyakan tidak bersekolah, Terlebih lagi kurangnya
sosialisasi mengenai wajib belajar 12 tahun, sehingga motivasi anak
untuk ke sekolah sangat kurang;
3 Pernikahan dini
Kebanyakan orang tua yang tidak mampu menikahkan dini anak mereka
untuk mengurangi beban keluarga
Gambar 4.2.B.1.b Analisis kausalitas PAUD masih rendah
MASALAH PAUD MASIH RENDAH
Sarana & Prasarana tdk Menunjang.(Sarana bermain kurang, tenaga tdk professional, jumlah TK/KEL. Bermain Sedikit)
Kesadaran Masyarakat (Ortu) tentang PAUD masih kurang
Ortu tdk mampu membiayai anak2 untuk mengikuti PAUD
Alokasi Anggaran PAUD berkurang Penget. Manag pengel kurang Pengel Dana PAUD tdk Max Tingkat pendidikan tutor rendah Honor tenaga pengajar msh kurang Kurangnya pelatihan pengajar
1. Rendahnya TK pendidikan ortu 2. Kurangnya sosialisasi ttg
pentingnya PAUD
Faktor Ekonomi tdk mendukung
Struktur Politik dan Budaya
1. Pengawasan pengel. Dana tdk max 2. Keberadaan Pemerintah tdk berpihak ke PAUD 3. Pend. Masyarakat masih rendah
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
112 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Analisis kausalitas PAUD masih rendah disebabkan oleh:
1. Sarana & prasarana tidak menunjang
kurangnya sarana& prasarana yang menunjang merupakan salah satu
masalah PAUD, seperti kurangnya sarana bemain, kurangnya tenaga
professional. Masalah-masalah tersebut disebabkan karena alokasi dana
PAUD kurang dan tingkat pendidikan tenaga pengajar rendah;
2. Kesadaran masyarakat mengenai PAUD masih rendah
Rendahnya tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi pola pikir
mereka mengenai pentingnya pendidikan usia dini juga rendah,
sehingga tidak memasukkan anak mereka ke Taman Bermain;
3. Kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya PAUD
Kurangnya sosialisasi ke masyarakat apalagi kepelosok pedesaan
mengenai pentingnya PAUD menyebabkan masyarakat kurang
mengetahui manfaat PAUD. Kebanyakan masyarakat menganggap
bahwa memasukkan anak-anak ke Taman Bermain hanya membuang
waktu dan dapat membuat anak bosan belajar karena terlalu cepat
dimasukkan sekolah.
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
113 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
2 Analisis Pola peran
Matrix 4.2.B.2.a Matriks Telaah Pola Peran Pengemban Tugas Terhadap pemegang klaim untuk masalah belum terpenuhinya Hak Anak
Atas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pemegang Klaim
Anak Orang Tua Sekolah Masyarakat Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Pusat Pengemban Tugas
Orang Tua Orang tua Perlu bersikap positif
Orang tua harus membayar biaya
sekolah
Orang perlu berperan serta dalam membantu masyarakat membangun sekolah
Mendukung program PAUD di desa
Membayar pajak
Mengikuti program pendidikan yang di terapkan pemerintah
Tidak ada diskriminasi ortu terhadap anak perempuan
Orang tua perlu mengikuti pertemuan penghimpunan orang tua dan guru ( komite)
Ortu menyediakan waktu kepada anak agar dapat belajar dan membantu anak dalam belajar
Tenaga pendidik Tenaga pendidik harus hadir mengajar di kelas
Tenaga pendidik perlu membentuk perhimpunan Orang tua dan Tenaga pendidik
Tenaga pendidik harus hadir mengajar di
sekolah
Tenaga pendidik perlu berpartisipasi dalam kontrol masyarakat
Berpartisifasi pada musrembang desa dalam penyusunan program kerja desa
Laporan ke UPTD Kecamatan
Tenaga pendidik harus memberikan kualitas pengajaran terbaik
Tenaga pendidik perlu mendorong para ortu untuk menyekolahkan anak
Tenaga pendidik harus menjadi teladan
Komite PAUD Menyiapkan sarana dan Prasarana PAUD
Mengajar dan memotifasi arang tua
Memfasilitasi pengadaan sarana dan
prasarana
Mengalokasikan program PAUD ke Masyarakat
Berpartisifasi dalam musrembang
Laporan ke UPTD Kecamatan
Memotifasi anak
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
114 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Pemegang
Klaim Pengemban Tugas
Anak Orang Tua Sekolah Masyarakat Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Pusat
ORMAS Memotifasi anak Memotifasi Orang tua
Advokasi dan pengawasan
Memotifasi , Fasilitasi dan Bekerja sama mengadvokasi
Mendorong pemdes U/ mendukung program PAUD
Mendorong pemerintah kecamatan untuk mendukung program PSUD
Membayar pajak
Masyrakat Memotifasi anak -anak di lingkungannya untuk masuk PAUD
Memberi Dorongan, dukungan terhadap ortu agar mau menyekolahkan anaknya
Berpartisifasi dalam pengembangan PAUD
Pemilik PAUD Mengawasi, membina dan memfasilitasi pengelolaan PAUD
Kerjasama dalam pengawasan
Koordinasi, Fasilitasi, Sosialisasi
Laporan ke UPTD Kecamatan
Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program PAUD
Pemerintah Desa Mensosialisasikan Program PAUD
ADD dialokasikan ke Program PAUD
Mensosialisasikan PAUD
Koordinasi program
Mengusulkan yang terkait dengan program PAUD
Camat Pengawasan, Pembinaan dan Fasilitasi
Sosialisasi Program PAUD
Koordinasi Laporan dan Usulan program desa
Diknas Menyiapkan kebutuhan anak di PAUD
Pembangunan sarana prasarana
Sosialisasi Program PAUD
Koordinasi program PAUD
koordinasi lintas sektor
Laporan pelaksanaan program
Pengalokasian anggaran untuk PAUD
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
115 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.2.B.2.b
Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim Untuk Masalah Belum Terpenuhinya Hak Anak atas Pendidikan Dasar
PEMEGANG KLAIM PENGEMBAN TGS
ANAK-ANAK ORANG TUA SEKOLAH MASYARAKAT KABUPATEN Pemerintah Nasional/Pusat
ORANG TUA
Orang tua mengedepankan Pend. anaknya, bersikap adil terhadap anaknya, memotifasi anak untuk sekolah
Orang tua mentaati tata tertib sekolah
Orang tua berpartisipasi bersama masy dlm pemenuhan kebutuhan sekolah
Orang tua membayar pajak/membayar Zakat
Tuntas Wa-Jar
GURU Guru disiplin & aktif mengajar, guru sebagai teladan
Guru memotifasi ortu untuk mendukung pendidikan anak
Guru mentaati tata tertib sekolah
Guru berkomunikasi aktif dgn masy
Guru bersedia ditempatkan dimana saja
Mematuhi Sis Dik Nas
Masyarakat/LSM Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan anak
Membantu meringankan beban ortu (Gakin)
Membantu tersedianya fasilitas sekolah +pemeliharaan
Membantu menyiapkan lokasi pendidikan (Tanah Hibah)
Membantu Pemerintah dalam mensukseskan Diknas
KABUPATEN/DISDIKPORA Kebijakan yg berpihak kpd kepentingan anak (Sekolah Gratis, Beasiswa dll)
Sosialisasi Wa-Jar Menyiapkan anggaran Sarana Prasarana & Kebutuhan lainya
Sosialisai Wa-Jar/Penyediaan pendidikan Alternatif/Paket
Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
116 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
3 Analisis Kesenjangan Kapasitas
Matrix 4.2.B.3.a Analisis Kesenjangan Kapasitas anak Sebagai Pemegang Klaim Dalam Rangka Menuntut Hak-Haknya Kepada
Pengemban Tugas Dalam Kaitannya Dengan Hak Anak Atas Pendidikan Dasar Untuk Semua PEMEGANG
TUGAS
KAPASITAS
ORTU STAKEHOLDERS (LSM / ORMAS) PEMDES PEM. KEC PEMKAB
TANGGUNG JAWAB
Tidak Memberi Dorongan, dukungan terhadap ortu agar mau menyekolahkan anaknya
Tidak berpartisipasi bersama masy dlm pemenuhan kebutuhan sekolah
Tidak Menciptakan linkungan pendidikan yang kondusif bagi anak
Tidak menciptakan linkungan pendidikan yang kondusif bagi anak
Tidak membayar pajak
WEWENANG Tidak Membantu meringankan beban
Tidak berkoordinasi dengan masyarakat untuk mensukseskan pendidikan dasar untuk semua
Tidak mendorong pemdes untuk mendukung program Pendidikan dasar untuk semua
Tidak mendorong pemdes untuk mendukung program Pendidikan dasar untuk semua
tidak membayar pajak
SUMBERDAYA . .
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tidak menyekolahkan anaknya Tidak mendorong orang tua agar
menyekolahkan anaknya
Tidak membantu dan memotivasi para orang tua agar dapat menyekolahkan anaknya
Tidak membantu dan memotivasi para orang tua agar dapat menyekolahkan anaknya
KOMUNIKASI Tidak menjalin komunikasi yang baik
Tidak menjalin komunikasi yang baik Tidak menjalin komunikasi yang baik
Tidak menjalin komunikasi yang baik
Tidak menjalin komunikasi yang baik
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
117 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.2.B.3.b Analisis kesenjangan kapasitas Pemkab sebagai pengembang tugas terhadap
pemegang klaim dalam masalah PAUD Pemegang
Klaim Pengemban Tugas
Anak Orang Tua Sekolah Masyarakat Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Pusat
ORMAS Tidak memotifasi anak Tidak memotifasi anak Tidak advokasi dan
pengawasan
Tidak memotifasi , Fasilitasi dan Bekerja sama mengadvokasi
Tidak mendorong pemdes U/ mendukung program PAUD
Tidak mendorong pemerintah kecamatan untuk mendukung program PSUD
TTidak membayar pajak
Masyrakat
Tidak memotifasi anak -anak di lingkungannya untuk masuk PAUD
Tidak memberi Dorongan, dukungan terhadap ortu agar mau menyekolahkan anaknya
Tidak berpartisifasi dalam pengembangan PAUD
Pemilik PAUD
Tidak mengawasi, membina dan memfasilitasi pengelolaan PAUD
Tidak kerjasama dalam pengawasan
Tidak koordinasi, Fasilitasi, Sosialisasi
Tidak laporan ke UPTD Kecamatan
Tidak laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program PAUD
Pemerintah Desa Tidak mensosialisasikan Program PAUD
Tidak adanya ADD dialokasikan ke Program PAUD
Tidak mensosialisasikan PAUD
Tidak koordinasi program
Mengusulkan yang terkait dengan program PAUD
Camat
Tidak pengawasan, Pembinaan dan Fasilitasi
TidaksSosialisasi Program PAUD
KTidak adanya oordinasi
Tidak adanya laporan dan Usulan program desa
Diknas Tidak menyiapkan kebutuhan anak di PAUD
Tidak adanya pembangunan sarana prasarana
Tidak adanya sosialisasi Program PAUD
Tidak adanya koordinasi program PAUD
Tidak adanya koordinasi lintas sektor
Tidak adanya laporan pelaksanaan program
Pengalokasian anggaran untuk PAUD
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
118 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
C. Tindakan atau Aksi KunciTindakan atau Aksi Kunci
1. Identifikasi Aksi-Aksi Utama
Usulan Aksi Kunci Mengurangi Kesenjangan Pengembang Tugas
Matrix 4.2.C.1.a Matrix Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kabupaten (Dinas Pendidikan,
Pemuda & Olahraga) dalam Kaitannya Dengan Hak Atas Pendidikan dasar
PEM. HAK
KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT
KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB
Kebijakan yg berpihak kpd kepentingan anak (Sekolah Gratis, Beasiswa dll)
Sosialisasi Wa-Jar Sosialisai Wa-Jar/Penyediaan pendidikan Alternatif/Paket
Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran
WEWENANG Memperhatikan anak usia sekolah yang belum bersekolah
Sosialisasi tentang pendidikan gratis
Sosialisasi tentang pendidikan gratis
Mensukseskan program Pendidikan Dasar untuk semua
Memantau kebijakan kabupaten
SUMBERDAYA Tenaga pendidik harus hadir mengajar di kelas
Tenaga pendidik perlu membentuk perhimpunan Orang tua dan Tenaga pendidik
Tenaga pendidik perlu berpartisipasi dalam kontrol masyarakat
Menyusun anggaran pendidikan dasar
Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- - -
KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
119 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.2.C.1.b Matrix Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kecamatan dalam Kaitannya
Dengan Hak Atas Pendidikan Dasar
PEM. HAK
KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB - - - - -
WEWENANG - - - - -
SUMBERDAYA - - - -
PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - - - -
KOMUNIKASI - - - Menjalin komunikasi antara kecamatan dan kabupaten mengenai pendidikan gratis
-
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
120 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.2.C.1.c Matrix usulan aksi untuk mengurangi kesenjangan kapasitas Diknas (pemegang hak) dalam menuntut hak atas
belum terpenuhinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pengemban Tugas
KAPASITAS
ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB Sosialisasi Wa-Jar Sosialisai Wa-Jar/Penyediaan
pendidikan Alternatif/Paket Mensukseskan program Pendidikan Dasar untuk semua
Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran
WEWENANG Sosialisasi tentang pendidikan gratis Sosialisasi tentang pendidikan gratis Menyusun anggaran pendidikan
dasar Memantau kebijakan kabupaten
SUMBERDAYA Tenaga pendidik perlu membentuk perhimpunan Orang tua dan Tenaga pendidik
Tenaga pendidik perlu berpartisipasi dalam kontrol masyarakat
Menindak Lanjuti regulasi tentang Diknas 20% Anggaran
PENGAMBILAN KEPUTUSAN - - -
KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
121 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.2.C.1.d Matrix usulan aksi untuk mengurangi kesenjangan kapasitas kacamatan (pemegang hak) dalam menuntut hak
atas belum terpenuhinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pengemban Tugas
KAPASITAS
ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB
Memberitahukan orang tua untuk mendaftarkan anaknya untuk berpartisipasi pada PAUD
Mensosialisasikan mengenai PAUD
WEWENANG Mensurvei anak yang belum berpartisipasi pada PAUD
Mensosialisasikan mengenai PAUD
Berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan Advokasi kebijakan
SUMBERDAYA Memberikan pemahaman mengenai pentingnya PAUD
Memberikan pemahaman mengenai PAUD
Mebentuk kader Taman Posyandu
Advokasi kebijakan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Mebentuk kader Taman
Posyandu Advokasi kebijakan
KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin Komunikasi
Menjalin komunikasi antara kecamatan dan kabupaten mengenai akte kelahiran gratis
Advokasi kebijakan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
122 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
2 Identifikasi dan Analisis Potensi kemitraan
Matrix 4.2.C.2.a Pemetaan Pemangku kepentingan Hak Pendidikan Dasar
Berdasarkan arti penting
Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting
Berdasarkan Pengaruh
Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Guru
Besar atau bahkan sangat besar
DPRD
Bupati, Kadis Diknas, Camat,Kades, dan Ka.lingkungan
Matrix 4.2.C.2.b Pemetaan Pemangku kepentingan Partisipasi PAUD
Berdasarkan arti penting
Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting
Berdasarkan Pengaruh
Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Guru
Besar atau bahkan sangat besar
DPRD
Bupati, Kadis Diknas, Camat,Kades, dan Ka.lingkungan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
123 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
3. Strategi Pengemban Kemitraan
Untuk mengeimplementasikan aksi-aksi kunci perlu dilakukan analisis pengembangan kemitraan yang
bertujuan untuk mengembangkan kapasitas dan sumberdaya diluar pemerintah. Untuk menganalisis
pengembangan kemitraan perlu dilakukan identifikasi mitra potensial dan starategi pengembangan untuk
dapat mengetahui apa yang mereka dapat lakukan dan apa saja yang mereka butuhkan dalam mengatasi
masalah ibu dan anak
Matrix 4.2.C.3.a Pengembangan Kemitraan Hak Mendapatkan pendidikan Dasar
Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan
yang perlu dilakukan (1) (2) (3) (4)
Diknas Mensosialisasikan mengenai pendidikan gratis Dana untuk sosialisasi Menjalin kerjasama dan komunikasi
yang baik dengan semua pihak
Guru Memberitahukan kepada orang tua untuk memotivasi anaknya agar sekolah
Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan sekolah dan lurah
DPRD Memantau kebijakan mengenai pendidikan gratis Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah
kabupaten
KadisPendidikan, Pemuda & Olahraga , Camat, Kades, dan Ka.lingk
Mensosialisasikan mengenai pendidikan gratis dan memantau penyelenggaraannya
Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi
Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
124 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.2.C.3.b Pengembangan Kemitraan Partisipasi PAUD
Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan
(1) (2) (3) (4)
Diknas Pembangunan sarana prasarana Pengalokasian anggaran untuk PAUD Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan semua pihak
Guru Memotivasi orang tua agar anaknya dapat berpartisipasi dalam PAUD Dana sosialisasi Berkoordinasi dengan sekolah dan
lurah
DPRD Memantau kebijakan mengenai pendidikan gratis dan mendukung penganggaran PAUD
Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten
KadisPendidikan, Pemuda & Olahraga , Camat, Kades, dan Ka.lingk
Mensosialisasikan mengenai pendidikan gratis dan memantau penyelenggaraannya
Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi
Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
125 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4.2.C.4. Rancangan Program (Pohon Tujuan)
Gambar 4.2.C.3.a Pohon Tujuan mengurangi jumlah anak putus sekolah
men
Menguragi volumedalam
keluarga
RENDAHNYA JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH
Memotivasi anak bersekolah
Memberikan pemahaman
keuntungan bersekolah
Tidak membebani mencari nafkah
Tidak melakukan pernikahan dini
Menyusun anggaran pendidikan gratis
Lingkungan yang kondusif
Guru mengontor semua siswanya
SOSIALISASI WAJIB BELAJAR
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
126 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Gambar 4.2.C.3.b
TINGGINYA PARTISIPASI PAUD
Sarana & Prasarana Menunjang. Tingginya kesadaran Masyarakat tentang PAUD
Mengawasi, membina, dan memfasilitasi pengelolaan PAUD
Adanya alokasi Anggaran PAUD Tingginya jumlah pengajar
Tingkat pendidikan pengajar sudah tinggi
Rendahnya biaya PAUD
Pemerintah dan semua lapisan masyarakat mendukung keberadaan PAUD
Lingkungan yang kondusif untuk berpartisipas dalam PAUD
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
127 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4.2.C.5. Matrix Logframe Matrix 4.2.C.3.c
Matrix Logframe Hak Atas Pendidikan Dasar Untuk Semua
Hirarki hasil Indikator Waktu (dalam tahun) Cara verifikasi SKPD yang
bertanggung jawab Perkiraan anggaran Risiko dan asumsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatkan jumlah anak bersekolah
Persentase anak putus sekolah 1 tahun Pelaporan rutin jumlah
anak yang putus sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Mengurangi jumlah anak yang putus sekolah
Persentase anak putus sekolah 1 tahun Pelaporan rutin jumlah
anak yang putus sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Tingginya pemahaman masyarakat tentang pendidikan
Persentase anak putus sekolah
1 tahun
Memantauan anak yang putus sekolah
Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Terpenuhinya kesejahteraan dan pendidikan anak
Persentase anak putus sekolah
1 tahun
Memantauan kehidupan anak di rumah
Dinas Pendidikan, Pemuda & O Rp. 107.155.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
128 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.2.C.3.d Matrix Logframe Partsipasi PAUD
Hirarki hasil Indikator Waktu (dalam tahun) Cara verifikasi SKPD yang
bertanggung jawab Perkiraan anggaran Risiko dan asumsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatkan partisipasi PAUD
Partisipasi pendidikan pra sekolah 4-6 tahun 1 tahun Pelaporan rutin jumlah
anak yang putus sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Tingginya keinginan orang tua untuk berpartisipasi dalam PAUD
Partisipasi pendidikan pra sekolah 4-6 tahun 1 tahun Pelaporan rutin jumlah
anak yang putus sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Tingginya pemahaman masyarakat tentang pendidikan
Partisipasi pendidikan pra sekolah 4-6 tahun
1 tahun
Memantauan anak yang putus sekolah
Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Rp. 107.155.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Terpenuhinya kesejahteraan dan pendidikan anak
Partisipasi pendidikan pra sekolah 4-6 tahun
1 tahun
Memantauan kehidupan anak di rumah
Dinas Pendidikan, Pemuda & O Rp. 107.155.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
129 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4.3 Bidang Perlindungan Anak
Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak
yang berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas mendapatkan
perlindungan dalam pengadaan akte kelahiran untuk mendapatlan legalitas
diri dalam masyarakat, Berdasarkan data situasi ibu dan anak di Kabupaten
Polewali Mandar baik itu data hasil survei, sensus dan data sektoral MDGs.
A. Penilaian situasi
1. Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut:
- Rendahnya kepemilikan akte kelahiran anak sebesar 53,97% dari
Hasil Data Sektoral MDGs Kecamatan Tahun 2007,
- Lemahnya mekanisme pengawasan dan pendataan,
- Rendahnya perlindungan terhadap anak dari berbagai tindak
kekerasan ; eksploitasi; dan diskriminasi,
2. Penggambaran besarnya permasalahan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka
dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan
dengan matrix sebagai berikut;
Tabel 4.3.A.2.a
Prioritas Masalah Situasi Ibu dan Anak
NO. KRITERIA AKTE KELAHIRAN
1 Masalah strategis 5 2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5
3 Merupakan masalah bersama 5
4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak 5
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
130 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
3 Pemilihan Indikator
Perlindungan anak mencakup
hidup, tumbuh, berkembang, dan
keterlibatan anak dalam proses
pembangunan, serta perlindungan
khusus. Perlindungan khusus bagi
anak memerlukan porsi perhatian
yang lebih besar terutama isu-isu lintas sektor.Salah satu
perlindungan khusus bagi anak yang kurang diperhatikan adalah
kepemilikan akte kelahiran. Di Kabupaten Polewali Mandar masih
banyak anak yang berusia 0-18 tahun belum memiliki akte
kelahiran. Untuk lebih jelasnya lihat matrix dibawah ini.
Matrix 4.3.C.3.a Matrix Penilaian Situasi Tidak Terpenuhinya Hak Anak
Dalam Memiliki Akte Kelahiran
No. Masalah kunci
Kelompok sasaran
Besarnya Masalah (Luasnya/Parahnya/Penduduk
yang kena dampak)
Hak yang tidak
terpenuhi Indikator
1 Akte kelahiran
Anak (0 - 18 tahun
1 53,97 % anak tidak mempunyai akte kelahiran
Hak sipil Presentase kepemilikan akte kelahiran anak usia 0 - 18 tahun
2 Dampak yang ditimbulkan terhadap :
Legalitas diri
1. Pendidikan
2. Peluang kerja
3. Warisan
4. Kesehatan
5. Status social
3 Hampir terjadi diseluruh kecamatan Jumlah anak yang belum memiliki akte kelahiran pada tahun 2007 tertinggi terjadi di Kec. Luyo Sedangkan pada tahun2008 terjadi di Kec. Campalagian dan Bulo
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
131 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
B. Telaahan atau Analisis
1. Analisis Kausalitas (sebab-akibat)
Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan diatas untuk
melihat hubungan sebab akibat permasalahan itu maka masing-
masing prioritas masalah dibuatkan pohon masalah sebagai berikut.
Gambar 4.3.B.1.a :
Pohon Masalah Akte Kelahiran
Akte kelahiran merupakan salah satu kebutuhan dasar anak yang
harus terpenuhi. Dengan adanya akte kelahiran maka hak anak
mendapatkan warisan, pendidikan dan pengakuan di masyarakat juga
Masih banyakanak belum memiliki akte kelahiran
Orang tua tidak melakukan pendaftaran
Faktor geografis penduduk berjauhan
Akses transportasi krng / tidak ada
Kelahiran melalui dukun biasanya tidak terdata
Sistem pelayanan akte kelahiran tidak tertib dan tidak efektif, masih rumit
Pemahaman dukun tentang akte kelahiran masih kurang
Adanya pungli di tingkat desa atau kelurahan
Tidak adanya data yg ril
Dukun tidak bermitra dengan bidan
Kurangnya pengawasan Aparat, Pemerintah, dan LSM, kurang kebijakan, Kurangnya Anggaran sosialisasi dan tidak adanya
insentif petugas ditingkat kelurahan / desa
Penegakan hukum tidak/krng kuat
Aparat capil kurang bersosialisasi ke masyarakat
Iklan-iklan akte kelahiran belum terlaksana
Sosialisasi lewat media masih kurang / Kurang sosialisasi
Pola pikir orang tua yang meremehkan akte kelahiran
Kurang memahami pentingnya akte kelahiran
Akar penyebab
Penyebab langsung
Penyebab tidak
langsung
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
132 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
terpenuhi. Tapi kenyataannya, masih banyak anak yang belum
memiliki akte kelahiran yang disebabkan kurangnya sosialisasi
mengenai pentingnya akte kelahiran sehingga pola pikir orang tua
yang menyepelekan akte kelahiran tidak berubah yang mengakibatkan
orang tua tidak mendaftarkan anaknya untuk mendapatkan akte
kelahiran. Selain itu, faktor geografis juga merupakan salah satu
penyebab mengapa masih banyak anak yang belum memiliki akte
kelahiran. Jauhnya pengurusan akte kelahiran dari tempat tinggal
menyebabkan banyak orang tua malas untuk mengurus akte kelahiran
anaknya.
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
133 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
2 Analisis Pola peran Matrix 4.3.B.2.a
Pola Peran Antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim belum Terpenuhinya Hak Anak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran
PEMEGANG KLAIM PENGEMBAN TGS
ANAK-ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN
ORANG TUA Mendaftarkan anak untuk mendapatkan akte kelahiran,tdk diskriminasi terhadap anak
Orang tua perlu berperan serta dalam masy dalam mensosialisasikan A.K Orang tua harus membayar pajak
BIDAN/DUKUN Bidan/dukun hrs hadir pd saat persalinan, memberikan persalinan yang berkualitas
Bidan/dukun menyampaikan kpd ortu supaya anaknya didaftarkan pengambilan akte kelahiran,
Bidan/dukun turut berpartisipasi bersama masy dalam mensosialisasikan akte kelahiran, Hadir dlm setiap keluarga, Berperan serta dengan masy dlm mensosialisasikan A.K
Kemitraan bidan dan dukun, Pemberian penghargaan
LINGKUNGAN/DUSUN Memberikan surat pengantar ke Desa/Kel
PEMDES/LURAH Memberikan surat pengantar ke Kec Pemdes perlu berpartisipasi dalam pengadaan akte kelahiran
PETUGAS KEC. (UPTD) Memberikan akte kelahiran Petugas Kec. hrs hadir di dlm masy untuk memberikan akte kelahiran
Melaporkan akte kelahiran yang ada di Kec.
CAPIL Memberikan akte kelahiran Memberikan akte kelahiran Hadir dlm masy untuk memberikan sosialisasi akte kelahiran
Capil menerbitkan pemuktahiran akte kelahiran, Capil mensukseskan program akte kelahiran gratis
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
134 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
3. Analisis Kesenjangan Kapasitas
Matrix 4.3.B.3.a Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemdes Sebagai Pengemban Tugas dalam kaitannya
hak atas kepemilikan akte kelahiran PEMEGANG KLAIM
KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT
TANGGUNG JAWAB
Tidak menyampaikan kpd ortu tentang pentingnya AK karena kurangnya koordinasi dari Kecamatan dan CAPIL
Tdk melakukan pendataan wilayahnya terhadap semua bayi yang lahir krn tidak ada koord. Kecamatan dan CAPIL
WEWENANG Tidak melakukan pendaftaran AK krn tidak menganggap penting dan belum tersosialisasi dari CAPIL
Tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan
SUMBERDAYA Tidak melakukan sosialaisasi karena tidak ada Dana
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL
KOMUNIKASI Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL
Tidak terjadi komunikasi dari Desa/Lurah ke Kabupaten karena belum pernah di Programkan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
135 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.3.B.3.b Analisis Kesenjangan Kapasitas Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya
Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran
PEMEGANG KLAIM
KAPASITAS
ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT
TANGGUNG JAWAB
Tdk mensosialisasi ke masyarakat ttg perda AK gratis karena tdk ada koordinasi dengan instansi terkait
Tidak melakukan monitoring terhadap pelaksanaan Perda AK gratis
WEWENANG
SUMBERDAYA Tdk ada koordinasi dgn CAPIL ttg AK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KOMUNIKASI
Tidak terjalin komunikasi antara capil dan DPRD ttg Program AK gratis karena belum pernah di agendakan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
136 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.3.B.3.c Analisis Kesenjangan Kapasitas Capil Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya
Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran
PEMEGANG KLAIM
KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT
TANGGUNG JAWAB
Belum memberikan secara keseluruhan AK kepada anak karena tdk ada koordinasi antara CAPIL sampai ke tingkat Lingkungan
Belum memberikan secara keseluruhan AK kepada Ortu karena tdk ada koordinasi antara CAPIL sampai ke tingkat Lingkungan
Tdk Memberikan sosialisasi ke masyarakat karena kurangnya anggaran sosialisasi
Belum sepenuhnya menerbitkan pemutkhiran AK karena kurangnya data dari lingkup keluarga paling kecil
Blanko masih kurang karena anggaran kurang
WEWENANG
Tidak hadir di Masyarakat untuk memberikan sosialisasi AK gratis karena tidak di agendakan
Belum sepenuhnya mensukseskan program AK gratis karena kurangnya dana sosialisasi
SUMBERDAYA Tidak melakukan sosialaisasi karena kurang Dana
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KOMUNIKASI
Tidak terjalin komunikasi antara capil dan masyarakat tentang Program AK gratis Lingkungan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
137 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.3.B.3.d Analisis Kesenjangan Kapasitas Kecamatan Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya
Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran
PEMEGANG
KLAIM KAPASITAS ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT
TANGGUNG JAWAB Tidak hadir di Masyarakat untuk memberikan AK karena tidak diberikan tanggungjawab
WEWENANG Tidak hadir di Masyarakat untuk memberikan AK karena tidak diberikan Wewenang
SUMBERDAYA Tidak melakukan sosialaisasi karena tidak ada Dana
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tidak ada pelimpahan wewenang dari
CAPIL
KOMUNIKASI Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL
Tidak terjadi komunikasi dari Kecamatan dgn Kabupaten karena belum pernah di undang untuk membicarakan AK
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
138 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.3.B.3.e Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemdes Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya
Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran
PEMEGANG KLAIM KAPASITAS
ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT
TANGGUNG JAWAB
tidak menyampaikan kpd ortu tentang pentingnya AK karena kurangnya koordinasi dari Kecamatan dan CAPIL
tdk melakukan pendataan wilayahnya terhadap semua bayi yang lahir krn tidak ada koord. Kecamatan dan CAPIL
WEWENANG
tidak melakukan pendaftaran AK krn tidak menganggap penting dan belum tersosialisasi dari CAPIL
tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan
SUMBERDAYA Tidak melakukan sosialaisasi karena tidak ada Dana
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL
KOMUNIKASI Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kecamatan dan CAPIL
Tidak terjadi komunikasi dari Desa/Lurah ke Kabupaten karena belum pernah di Programkan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
139 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.3.B.3.f Analisis Kesenjangan Kapasitas Lingkungan / Dusun Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya
Hak atas Kepemilikan akte Kelahiran
PEMEGANG KLAIM
KAPASITAS
ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT
TANGGUNG JAWAB
tidak menyampaikan kpd ortu tentang pentingnya AK karena kurangnya koordinasi Pemdes, Kecamatan samapai ke CAPIL
Kadus tdk melakukan pendataan didalam masy/Lingkungannya terhadap semua bayi yang lahir krn tidak ada koord. Dari Pemdes. Kecamatan dan CAPIL
WEWENANG
tidak melakukan pendaftaran AK krn tidak menganggap penting dan belum tersosialisasi dari CAPIL
tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan
SUMBERDAYA
Tidak melakukan sosialaisasi karena tidak ada Dana
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tidak ada pelimpahan wewenang dari Kades /Lurah, Kecamatan hinggah ke CAPIL
KOMUNIKASI
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
140 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.3.B.3.g Analisis Kesenjangan Kapasitas Bidan / Dukun Sebagai Pengemban Tugas Dalam Kaitannya
Hak atas Kepemilikan akte Kelahiran Analisis Kesenjangan
Bidan/Dukun KAPASITAS
ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI PUSAT
TANGGUNG JAWAB
Bidan tidak hadir dalam proses persalinan
Dukun tdk menyampaikan kepada orang tua supaya anaknya terdaftar krn dukun belum mengetahui pentingnya AK yang sdh gratis
tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan
tdk terbetuknya kemitraan Bikun karena kurangnya perhatian pemerintah
Dukun tidak memberikan persalinan yang berkualitas
Bidan tidak hadir dalam setiap persalinan
WEWENANG Dukun tidak melakukan pendaftaran AK krn tidak menganggap penting
tidak berpartisipasi dalam masyarakat dlm mensosialisakan AK, ia tdk di libatkan
SUMBERDAYA
Dukun tidak terlatih dalam sosialisasi AK karena pemerintah tdk memberikan Training ttg pentingnya AK
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
141 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
C. Tindakan atau Aksi Kunci
1. Identifikasi Aksi-Aksi Utama
Usulan Aksi Kunci Mengurangi Kesenjangan Pengembang TugasPerlindungan Anak
Matrix 4.3.C.1.a Matrix Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kabupaten (Capil)
dalam Kaitannya Dengan Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran PEM. HAK
KAPASITAS
ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB Memberikan Akte Kelahiran kepada seluruh anak
Memberikan Akte Kelahiran kepada seluruh orang tua
Mensosialisasikan pentingnya akte kelahiran ke seluruh lapisan masyarakat
Memutakhirkan akte kelahiran sampai ke lingkup keluarga paling kecil
Menyediakan balangko akte kelahiran
WEWENANG Mensosialisasikan mengenai akte kelahiran gratis ke masyarakat
Mensukseskan program akte kelahiran gratis
SUMBERDAYA Melakukan sosialisasi mengenai akte kelahiran gratis
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- - -
KOMUNIKASI -
Menjalin komunikasi antar Capil dengan masyarakat tentang program akte kelahiran gratis
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
142 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.3.C.1.b Matrix Usulan Aksi Kunci Untuk Mengurangi Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kecamatan
dalam Kaitannya Dengan Hak Atas Kepemilikan Akte Kelahiran
PEM. HAK KAPASITAS
ANAK ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB
Memberikan tanggung jawab (perpanjangan tangan Capil) untuk memberikan akte kelahiran kepada masyarakat
WEWENANG Memberikan wewenang (perpanjangan tangan Capil) untuk memberikan akte kelahiran kepada masyarakat
SUMBERDAYA Tersedianya dana untuk melakukan sosialisasi mengenai akte kelahiran gratis
PENGAMBILAN KEPUTUSAN - -
Capil memberikan wewenang ke kecamatan untuk memberikan akte kelahiran ke masyarakat
-
KOMUNIKASI -
Menjalin komunikasi antara kecamatan dan kabupaten mengenai akte kelahiran gratis
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
143 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.3.C.1.c Usulan aksi untuk mengurangi kesenjangan kapasitas Capil (pemegang hak)
dalam menuntut hak atas Akte Kelahiran Anak
Pengemban Tugas
KAPASITAS
ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB
Memberitahukan untuk segera mendaftarkan anaknya agar mendapatkan akte kelahiran
Mensosialisasikan mengenai pentingnya akte kelahiran
Mensosialisasikan dan memberikan pelayanan prima pengurusan akte kelahiran
Memantau kebijakan Perda akte kelahiran
WEWENANG Mensurvei anak yang belum memiliki akte kelahiran
Mensosialisasikan mengenai Perda akte kelahiran gratis
Bekerjasama dengan pemerintah kecamatan dalam pengurusan akte kelahiran
Memantau kebijakan Perda akte kelahiran
SUMBERDAYA Memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai pentingnya akte kelahiran
Memberikan pemahaman mengenai Perda akte kelahiran
Meningkatkan kerjasama antara pemerintah kecamatan, pemdes, dan Ka.lingkungan mengenai Perda akte kelahiran gratis
Advokasi kebijakan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Istri dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga
mensurvei jumlah anak yang belum memiliki akte kelahiran
Mobilisasi pemerintah kecamatan, Pemdes, Lingkungan dalam pengurusan akte kelahiran
Advokasi kebijakan
KOMUNIKASI Menjalin komunikasi dengan orang tua mengenai pentingnya akte kelahiran
Menjalin komunikasi dengan semua unsur masyarakat mengenai akte kelahiran
Menjalin komunikasi dengan pemerintah kecamatan, Pemdes, dan lingkungan mengenai akte kelahiran
Advokasi kebijakan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
144 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.3.C.1.d Usulan aksi untuk mengurangi kesenjangan kapasitas kacamatan (pemegang hak)
dalam menuntut hak atas akte kelahiran anak
Pengemban Tugas
KAPASITAS
ORANG TUA MASYARAKAT KABUPATEN PROVINSI
TANGGUNG JAWAB
Memberitahukan orang tua untuk mendaftarkan anaknya agar mendapatkan akte kelahiran
Mensosialisasikan mengenai akte kelahiran
memberikan pelayanan prima dalam pengurusan akte kelahiran
Memantau kebijakan Perda akte kelahiran
WEWENANG Mensurvei anak yang belum memiliki akte kelahiran
Mensosialisasikan mengenai Perda akte kelahiran gratis
Berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dalam pengurusan akte kelahiran
Advokasi kebijakan
SUMBERDAYA Memberikan pemahaman mengenai pentingnya akte kelahiran
Memberikan pemahaman mengenai akte kelahiran
Menyediakan dana untuk melakukan sosialisasi akte kelahiran gratis
Advokasi kebijakan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Melibatkan istri dalam pengambilan keputusan keluarga
Melibatkan masyarakat dalam pengurusan akte kelahiran
Mobilisasi pemerintah desa, , Lingkungan dalam pengurusan akte kelahiran
Advokasi kebijakan
KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi antara kecamatan dan kabupaten mengenai akte kelahiran gratis
Advokasi kebijakan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
145 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
2. Identifikasi dan Analisis Potensi kemitraan
Matrix 4.3.C.1.e Pemetaan Pemangku Kepentingan Perlindungan Anak Pemangku pemetaan kepentingan
Hak Atas Akte Kelahiran
Berdasarkan arti penting
Kurang Pengaruh Penting atau bahkan sangat penting
Berdasarkan Pengaruh
Kurang/tidak ada/tidak diketahui - Bidan
Besar atau bahkan sangat besar DPRD
Bupati, Kadis Pendudukan & Catatan Sipil, Camat,Kades, dan Ka.lingkungan
3. Stategi Pengembangan Kemitraan Perlindungan Anak
Tabel 4.3.C.2.a
Pengembangan Kemitraan Hak Mendapatkan Akte Kelahiran
Mitra Potensial Apa Yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan
(1) (2) (3) (4)
- Mensosialisasikan mengenai akte kelahiran Dana untuk sosialisasi Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan semua pihak
Bidan Memberitahukan kepada orang tua untuk segera mendaftarkan anaknya segera setelah melahirkan
Surat keterangan kelahiran Berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan
DPRD Memantau kebijakan mengenai akte kelahiran gratis dan menganggarkan dana sosialisasi akte kelahiran
Dukungan semua pihak Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten
Kadis Kependudukan & Catatan Sipil, Camat, Kades, dan Ka.lingk
Mensosialisasikan mengenai akte kelahiran dan memonitoring semua proses pengurusan akte kelahiran
Dukungan semua pihak dan dana untuk sosialisasi
Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua unsur masyarakat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
146 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4. Rancangan Program (Pohon Tujuan)
Gambar 4.3.C.3.a Perlindungan Anak
Masih banyakanak belum memiliki akte kelahiran
Orang tua tidak melakukan pendaftaran
Faktor geografis penduduk berjauhan
Akses transportasi krng / tidak ada
Kelahiran melalui dukun biasanya tidak terdata
Sistem pelayanan akte kelahiran tidak tertib dan tidak efektif, masih rumit
Pemahaman dukun tentang akte kelahiran masih kurang
Adanya pungli di tingkat desa atau kelurahan
Tidak adanya data yg ril
Dukun tidak bermitra dengan bidan
Kurangnya pengawasan Aparat, Pemerintah, dan LSM, kurang kebijakan, Kurangnya Anggaran sosialisasi dan tidak adanya
insentif petugas ditingkat kelurahan / desa
Penegakan hukum tidak/krng kuat
Aparat capil kurang bersosialisasi ke masyarakat
Iklan-iklan akte kelahiran belum terlaksana
Sosialisasi lewat media masih kurang / Kurang sosialisasi
Pola pikir orang tua yang meremehkan akte kelahiran
Kurang memahami pentingnya akte kelahiran
Akar penyebab
Penyebab langsung
Penyebab tidak
langsung
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
147 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4.3.C.5 Matrix LogframePerlindungan Anak
Matrix 4.3.C.3.a
Matrix Logframe Hak Atas Kepemilikan akte Kelahiran
Hirarki hasil indikator Waktu (dalam tahun)
Cara verifikasi SKPD yang bertanggung jawab
Perkiraan anggaran Risiko dan asumsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Terpenuhinya kebutuhan anak atas akte kelahiran
Persentase Kepemilikan akte kelahiran 0-18 tahun 1 tahun
Pelaporan rutin jumlah anak yang memiliki akte kelahiran
Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Rp. 210.000.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Semua anak memiliki akte kelahiran
Persentase Kepemilikan akte kelahiran 0-18 tahun
1 tahun
Pelaporan rutin jumlah anak yang memiliki akte kelahiran
Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Rp. 210.000.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Anak mendapatkan hak waris dari orang tuanya
Persentase Kepemilikan akte kelahiran 0-18 tahun
1 tahun
Pelaporan rutin jumlah anak yang memiliki akte kelahiran
Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Rp. 210.000.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Anak mendapat pengakuan social
Persentase Kepemilikan akte kelahiran 0-18 tahun
1 tahun
Pelaporan rutin jumlah anak yang memiliki akte kelahiran
Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Rp. 210.000.000 Dana melakukan
verifikasi tidak cukup
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
148 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4.4 Bidang Keluarga Berencana
Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang
berkaitan dengan belum terpenuhinya hak ibu mendapatkan keseteraan gender
dalam ber KB, Berdasarkan data situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali
Mandar baik itu data hasil survei, sensus dan data sektoral MDGs.
A. Penilaian situasi
1. Perumusan masalah pada bidang kesehatan sebagai berikut:
a) Angka pemakaian alat kontrasepsi pada pasangan usia subur (PUS)
usia 15-49 tahun sebesar 54,32%
b) Kurangnya angka penggunaan kondom dibandingkan dengan alat
kontrasepsi lainnya
c) Kurangnya pemahaman tentang pentingnya alat kontrasepsi
d) Banyaknya alat kontrasepsi yang ditujukan kepada perempuan
1) Banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) tidak paham dengan
manfaat alat kontrasepsi
2) Remaja dan pasangan usia subur kurang mendapat informasi
tentang kespro
2 Penggambaran besarnya permasalahan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka
dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan
dengan matrix sebagai berikut;
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
149 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Tabel 4.4.A.2.a
Angka Penggunaan Alat Kontrasepsi Perempuan Dibandingkan dengan Laki-Laki
NO. KRITERIA TINGGINYA ANGKA PENGGUNAAN ALAT
KONTRASEPSI PEREMPUAN DIBANDINGKAN DENGAN LAKI-LAKI
1 Masalah strategis 5
2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5
3 Merupakan masalah bersama 5
4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak
5
3 Pemilihan Indikator
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat
kesehatan ibu di suatu wilayah adalah dengan mengukur tingkat angka
pemakaian kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) Usia 15 – 49
tahun. Yang berarti bahwa dengan pemakaian kontrasepsi secara tidak
langsung dapat mencegah terjadinya faktor resiko kematian sehingga
pada akhirnya kesehatan dan keselamatan ibu tetap terjaga dari sebab
kematian akibat persalinan.
Matrix 4.4.A.3.a Penilaian Situasi Keluarga Berencana
No. Masalah Kunci Kelompok sasaran
Besarnya masalah (Luasnya /Parahnya/penduduk/ yang terkena dampak)
Hak yang tidak terpenuhi Indikator
1 2 3 4 5 1 Tingginya angka penggunaan
alat kontrasepesi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki
Pasangan Usia Subur 25-49 tahun
33.090 orang atau 97,73 persen akseptor KB perempuan
Tidaknya adanya keadilan gender antara perempuan dan laki-laki
Presentase penggunaan alat kontrasepsi pada PUS
dampak yang ditimbulkan terhadap masalah ini adalah :
Hak untuk mendapatkan keseteraan gender
Menimbulkan ketimpangan gender dalam ber- KB Jumlah pengguna KB perempuan pada tahun 2007-2008 tertinggi terjadi di Kec. Matakali
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
150 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
B. Telaahan atau Analisis
1 Analisis Kausalitas (sebab – akibat)
Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan diatas untuk
melihat hubungan sebab akibat permasalahan itu maka masing-masing
prioritas masalah di buatkan pohon masalah sebagai berikut. Perlunya
dibuat pohon masalah, agar permasalahan yang terdapat dalam sektor
KB dapat diketahui penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan
akar penyebabnya
Gambar 4.4.B.1.a Pohon MasalahTingginya pemakaian Alat Kontrasepsi pada perempuan
Tingginya pemakaian Alat Kontrasepsi pada
perempuan
Alkon
Laki-laki risih menggunakan alat
kontrasepsi
Anggapan bahwa yang hamil adalah perempuan
jadi yang KB adalah perempuan
Susahnya pemasangan alat kontrasepsi untuk
laki-laki
Kurangnya pemahaman mengenai alat kontrasepesi
Kurangnya alat kontrasepsi yang
ditujukan pada laki-laki
Faktor budaya
Banyaknya alat kontrasepsi yang ditujukan
kepada perempuan Akar Penyebab
Penyebab tidak langsung
Penyebab langsung
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
151 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Dari penggambaran masalah diatas, dapat diketahui bahwa
banyaknya alat kontrasepsi yang ditujukan kepada perempuan
disebabkan faktor budaya yang menganggap bahwa yang seharusnya
memakai alat kontrasepsi adalah pertempuan karena yang hamil adalah
perempuan pula. Selain itu, kebanyakan laki-laki risih atau malu
menggunakan alat kontrasepsi karena adanya anggapan bahwa apabila
laki-laki yang memakai alat kontrasepsi (kondom) dapat mengurangi
kenikmatan dalam berhubungan.
Selain alasan diatas, tingginya penggunaan alat kontrasepsi
yang ditujukan kepada perempuan disebabkan kurangnya ketersedian
alat kontrasepsi yang ditujukan kepada laki-laki.Dibandingkan dengan
perempuan, alat kontrasepsi yang ditujukan kepada laki-laki hanya dua
yakni kondom dan vasektomi. Sedangkan alat kontrasepsi yang
ditujukan kepada perempuan ada lima yakni: pil, suntik, implant, IUD,
dan tabektomi.Melihat kenyataan tersebut, sangat jelas adanya
ketimpangan gender dalam ber KB antara perempuan dan laki-laki.
Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah seharusnya
menyediakan lebih banyak lagi alat kontrasepsi untuk laki-laki untuk
mengurangi ketimpangan gender dalam ber KB. Karena untuk
mengurangi banyaknya jumlah anak yang lahir dan mensukseskan
tujuan KB bukan hanya tugas perempuan (istri) tapi juga tugas laki -laki
(suami).
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
152 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
2. Analisis Pola peran
Matrix 4.4.B.2.a Matriks Telaah Pola Peran antara Pengemban Tugas Terhadap pemegang klaim untuk
Masalah tingginya pemakaian alat kontrasepsi pada perempuan
Pemegang Klaim
Pengemban Tugas
Keluarga Masyarakat Kecamatan Kabupaten Pusat
Orang Tua Memberikan pemahaman bahwa laki-laki (suami) juga dapat ber KB
Ikut berpartisipasi dan Berperan aktif dalam memberikan pemahaman bahwa laki-laki juga dapat KB
Membantu kecamatan memberikan data mengenai jumlah laki-laki dan perempuan yang ber KB
Berkoordinasi dengan kecamatan
Keluarga Ikut berpartisipasi dan Berperan aktif dalam memberikan pemahaman bahwa laki-laki juga dapat KB
Membantu kecamatan memberikan data mengenai jumlah laki-laki dan perempuan yang ber KB
Berkoordinasi dengan kecamatan
RT/RW/Lurah Memberikan sosialisasi mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki
Ikut bersosialisasi dalam menberikan gambaran mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki
- Mengusulkan program dalam menkampanyekan jenis alat kontrasepsi
Berkoordinasi dengan kecamatan
Badan Koordinasi Pemberdayaan Perempuan & KB
Memberikan sosialisasi mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki
- Menberikan pemahaman bahwa KB bukan hanya tugas istri tapi juga tugas suami
Memberikan data jumlah PUS yang ikut KB
Mengganggarkan penyedian alat kontrasepsi u
Mensukseskan program pemerintah dalam mensosialisasikan alat kontrasepsi
Dinas Kesehatan Memberikan sosialisasi mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki
Mengsosialisasikan pentingnya KB dlm masyarakat
Mengsosialisasikan pentingnya program KB ditingkat kecamatan
Bekerjasama dengan Badan Koordinasi Pemberdayaan Perempuan & KB mensukseskan program pemerintah kabupaten
Mensukseskan program pemerintah dalam mensosialisasikan alat kontrasepsi
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
153 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
3. Analisis Kesenjangan Kapasitas
Matrix 4.4.B.3.a Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemda sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim dalam
Masalah tingginya pemakaian alat kontrasepsi pada perempuan
PEMEGANG KLAIM
KAPASITAS KELUARGA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN
TANGGUNG JAWAB Memberikan pemahaman bahwa laki-laki (suami) juga dapat ber KB
Memberikan pemahaman nkepada masyarakat bahwa laki-laki juga dapat ikut KB
Memberikan data mengenai jumlah laki-laki yang ikut KB
Survey lapangan
WEWENANG Memberikan pemahaman bahwa laki-laki (suami) juga dapat ber KB
Melibatkan laki-laki dalam mensosialisasikan alat kontrasepsi
Memberikan data mengenai jumlah laki-laki yang ikut KB
Survey lapangan
SUMBERDAYA Memberikan pelatihan kepada laki-laki (suami) tentang alat kontrasepsi
Melibatkan laki-laki dalam mensosialisasikan alat kontrasepsi
Memberikan data mengenai jumlah laki-laki yang ikut KB
Survey lapangan
KOMUNIKASI Menjalin komunikasi dengan keluarga tentang alat kontrasepsi untuk laki-laki
Menjalin komunikasi dengan masyarakat mengenai pentingnya KB terutama kepada suami
Menjalin komunikasi dengan masyarakat mengenai pentingnya KB terutama kepada suami
Menjalin komunikasi dengan lurah dan camat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
154 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.4.B.3.b Analisis Kesenjangan Kapasitas Orang Tua sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim dalam
masalah tingginya pemakaian alat kontrasepsi pada perempuan
PEMEGANG KLAIM
KAPASITAS
KELUARGA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN
TANGGUNG JAWAB Menghilangkan anggapan bahwa yang pantas KB hanya perempuan
Terlibat dalam kelompok masyarakat dalam mensosialisasikan jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki
Memberikan data jumlah PUS yang ikut KB
WEWENANG Orang tua memberikan pemahaman mengenai bahwa suami juga dapat ber KB
Melibatkan laki-laki dalam mensosialisasikan jenis alat kontrasepsi
Mensurvei jumlah laki-laki yang ber KB
Membantu kecamatan dalam mensurvei jumlah laki-laki yang ber KB
SUMBERDAYA Orang tua memberikan pemahaman mengenai bahwa suami juga dapat ber KB
Membentuk kelompok masyarakat yang peduli KB Mensukseskan program KB Mensukseskan
program KB
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Orang tua memberikan pemahaman mengenai bahwa suami juga dapat ber KB
Membentuk kelompok masyarakat yang peduli KB Mensukseskan program KB Mensukseskan
program KB
KOMUNIKASI Menjalin komunikasi dengan para suami agar tidak risih menggunakan alat kontrasepsi
Menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat keluarga lainnya mengenai jenis alat kontrasepsi untuk laki-laki
Mensukseskan program KB Mensukseskan program KB
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
155 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
C. Tindakan / Aksi Kunci
1. Identifikasi Aksi-Aksi Kunci
Usulan Aksi Kunci Mengurangi Kesenjangan Pengemban Tugas
Matrix 4.4.B.1.a Matriks Usulan Aksi untuk mempersempit kesenjangan kapasitas Badan Koordinasi Pemberdayaan
Perempuan & KB Sebagai pengembang tugas dalam kaitannya dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi untuk perempuan
PEMEGANG
KLAIM KAPASITAS
ORANG TUA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN
TANGGUNG JAWAB Membantu orang tua dalam memberikan pemahan mengenai jenis alat kontrasepsi
Melibatkan masyarakat dalam mensosialisasikan jenis-jenis alat kontrasepsi
Melibatakan pihak kecamatan dalam mensosialisasikan jenis-jenis alat kontraasepsi
Memantau penggunaan dana dan aparat
WEWENANG Membantu orang tua dalam memberikan pemahan mengenai jenis alat kontrasepsi
Melibatkan masyarakat dalam mensosialisasikan jenis-jenis alat kontrasepsi
Melibatakan pihak kecamatan dalam mensosialisasikan jenis-jenis alat kontraasepsi
Memantau penggunaan dana dan aparat
SUMBERDAYA Memberikan pelatihan kepada orang tua tentang penggunaan alat kontrasepsi
Memberikan pelatihan kepada anggota masyarakat tentang penggunaan alat kontrasepsi
Menyalurkan dana untuk menbiayai pelatihan
Memantau dana pelatihan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Memberikan pelatihan kepada orang tua tentang penggunaan alat kontrasepsi
Memberikan pelatihan kepada anggota masyarakat tentang penggunaan alat kontrasepsi
Menyalurkan dana untuk menbiayai pelatihan
Melatih aparat dlm perencanaan penganggaran
KOMUNIKASI Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi Menjalin komunikasi
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
156 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
2. Identifikasi & Analisis Pengembangan kemitraan
Matrix 4.4.B.1.b Pemetaan Pemangku kepentingan
BERDASARKAN ARTI PENTING
Tidak diketahui/tidakada/kurang
Paling atau bahkan sangat penting
BERDASARKAN PENGARUH
Kurang/Tidak ada/tidak diketahui Keluarga Orang tua
Besar atau bahkan sangat besar Masyarakat Pemerintah
3. Strategi Pengemban Kemitraan
Matrix 4.4.B.2.b Strategi Pengemban Kemitraan
Mitra Potensial Apa yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan
(1) (2) (3) (4) Keluarga Memberikan pemahaman bahwa
tidak hanya istri yang dapat KB, suami pun dapat ber KB
Sosialisasi mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi
Memberikan sosialisasi dan melibatkan laki-laki mengenai jenis alat kontrasepsi
Orang Tua Menghilangkan keengganan laki-laki dalam ber KB
Sosialisasi mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi
Memberikan sosialisasi dan melibatkan laki-laki mengenai jenis alat kontrasepsi
Masyarakat Terlibat dalam mensukseskan program KB
Sosialisasi mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi
Menyediakan data jumlah PUS yang ber KB
Pemerintah Memantau program KB Aparat dan Anggaran Melatih petugas dan terjun langsung mematau keadaan dilapangan serta menggunakan anggaran yang tepat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
157 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4. Rancangan Program
Gambar 4.4.B.3.a Pohon tujuan Kesetaraan pemakaian alat kontrasepsi
antara perempuan dan laki-laki
Kesetaraan pemakaian alat kontrasepsi antara perempuan dan
laki-laki
Orang tua membantu dalam memberikan pemahaman
mengenai jenis alat kontrasepsi
tidaknya anggapan bahwa hanya perempuan yang harus
ber KB
Suami tidak risih memakai alat kontrasepsi
Menyediakan data jumlah laki-laki yang ikut ber KB
Melibatkan laki-laki dalam mensosialisasikan KB
Mensosialisasikan mengenai jenis alat kontrasepsi untuk
laki-laki
- Tersedianya anggaran untuk melakukan
sosialisasi
Mensukseskan program KB
Menyediakan jen is-jenis alat kontrasepsi untuk
laki-laki
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
158 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
5. Matriks Logframe
Matrix 4.4.B.3.a Matrik Logframe
Hirarki hasil Indikator Waktu
(dalam tahun) Cara Verifikasi SKPD yang bertanggungjawab
Perkiraan Anggaran Risiko dan Asumsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Hilangnya anggapan bahwa yang harus KB adalah perempuan
PUS 15-49 tahun
1 Tahun
Menyediakan data jumlah PUS yang ber KB
Badan Koordinasi Pemberdayaan Perempuan & KB dan Dinas Kesehatan
Rp. 300.000.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup
Meningkatnya pemahaman laki-laki tentang KB
PUS 15-49 tahun
1 Tahun Pelaporan rutin jumlah PUS yang ikut KB
Badan Koordinasi Pemberdayaan Perempuan & KB dan Dinas Kesehatan
Rp. 350.000.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
159 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4.5 Bidang Sosial
Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang
berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak atas mendapatkan
perlindungan, Berdasarkan data situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali
Mandar baik itu data hasil survei, sensus dan data sektoral MDGs.
A. Penilaian situasi
1. Perumusan masalah pada bidang sosial sebagai berikut:
a) Masih tinggi angka Anak terlantar per Maret 2009 sebanyak 1247
Jiwa
b) Masih ada Anak yang hidup dijalanan
c) Masih ada Anak cacat yang butuh perhatian
2. Penggambaran besarnya permasalahan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka
dapat ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan
dengan matrix sebagai berikut;
Tabel 4.5.A.2.a Prioritas Masalah Situasi Ibu Dan Anak
NO. KRITERIA Anak Terlantar
1 Masalah strategis 5
2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5
3 Merupakan masalah bersama 5
4 Menunjukkan Urgensi (tingkat pentingnya), Frekuensi, Luasan dampak 5
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
160 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
3. Pemilihan Indikator
Matrix 4.5.A.3.a Penilaian situasi Kesejahteraan Anak
No. Masalah Kunci Kelompok sasaran
Besarnya masalah (Luasnya/Parahnya/
penduduk yang terkena dampak)
Hal yang tidak terpenuhi Indikator
1 2 3 4 5 1 Jumlah Anak
Terlantar Tinggi Anak usia 0 - 18 th 1247 Jiwa Anak Terlantar Usia 0
– 18 Tahun Hak untuk pendidikan Jumlah Anak Terlantar
Usia 0 – 18 Tahun dampak yang ditimbulkan
terhadap masalah ini adalah : Hak untuk rekreasi
1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Status Sosial 4. Kesejahteraan 5. Masa Depan
Hak untuk Sejahtera
Hampir terjadi diseluruh kecamatan
Hak Asuh
Hak Tumbuh Kembang Anak
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
161 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
B. Telaahan atau Analisis
1. Analisis Kausalitas (sebab – akibat)
Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan diatas untuk melihat hubungan sebab akibat permaslahan itu maka masing-masing prioritas masalah di buatkan pohon masalah sebagai berikut :
Gambar 4.5.B.1.a Pohon Masalah Anak Terlantar
Dari diagram diatas menggambarkan kondisi anak terlantar yang sangat
membutuhkan perhatian kita semua. Banyak anak terlantar disebabkan karena orang
tua tidak mau merawat mereka karena keterbatasan ekonomi, jumlah kelahiran
tinggi dalam keluarga itu (banyak anak), ibu mereka trauma pasca melahirkan dan
Anak Terlantar
Tidak Ada Perhatian Pemerintah
Orang Tua Tidak Mau Merawat Anak
Ketidak Pedulian Keluarga
- Tidak Ada Anggaran untuk Anak Terlantar
- Tidak Ada Lembaga yang menangani Anak Terlantar
- Keterbatasan Ekonomi
- Banyak Anak
- Trauma Melahirkan
- Anak diluar Nikah
Adanya Konflik dalam Keluarga
Ketidak Pedulian Pemerintah terhadap Anak
Terlantar dan Kurangnya Kesadaran Orang Tua
terhadap Masa Depan Anak-Anak Akar Penyebab
Penyebab tidak langsung
Penyebab langsung
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
162 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
banyak orang tua tidak mau merawat anak yang lahir diluar nikah dan pada saat
seperti ini banyak keluarga yang tidak peduli karena keadaan ekonomi sama sulitnya
dengan orang tua anak selain itu disebabkan karena adanya konflik dalam keluarga.
Dari penyebab yang terjadi disini kurang sekali bahkan tidak ada perhatian
pemerintah terhadap anak terlantar baik dari segi anggaran maupun lembaga
ditingkat masyarakat atau kecamatan yang menangani langsung anak terlantar. Akar
penyebab dari semuanya ini karena kurangnya kesadaran orang tua terhadap masa
depan anak-anaknya dan ketidak pedulian pemerintah terhadap anak terlantar.
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
163 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
2. Analisis Pola peran
Matrix 4.5.B.2.a Matriks Telaah Pola Peran antara Pengemban Tugas Terhadap pemegang klaim untuk
Masalah belum terpenuhinya Hak Anak Atas Anak Terlantar
Pemegang Klaim
Pengemban Tugas
Anak – Anak Orang Tua Keluarga Masyarakat Kecamatan Kabupaten Pusat
Orang Tua - Harus memberikan hak asuh - Tidak menelantarkan anak-
anak - Memberikan Perhatian dan
kenyaman
Turut membantu bila ada keluarga yang tidak mampu merawat anak-anaknya
Ikut berpartisipasi dan Berperan aktif dalam membantu anak terlantar dalam masyarakat
Membantu kecamatan memberikan data yang reel anak terlantar dan melaporkan bila ada anak yang terlantar
Membayar pajak
Keluarga Memberikan perhatian kepada anak-anak dan membantu anak-anak agar tidak terlantar
Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya
Ikut berpartisipasi dan Berperan aktif dalam masyarakat untuk membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya dan anak terlantar
Membantu kecamatan memberikan data yang reel anak terlantar dan melaporkan bila ada anak yang terlantar
Membayar pajak
RT/RW/Lurah Membantu anak-anak agar tidak terlantar
Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya
Membantu keluarga yang tidak mampu merawat anak-anaknya
- Membuat program untuk membantu anak-anak terlantar
- Memberikan Motivasi dan berperan aktif dlm masyarakat u/ membantu anak terlantar
- Mengusulkan program untuk membantu anak terlantar
- Memberikan data anak terlantar
Dinas Sosial Membantu dan memfasilitasi anak-anak terlantar
Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya
Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya
- membuat wadah untuk anak terlantar dlm masyarakat
- bekerjasama dgn masyarakat untuk membantu anak terlantar
- ada data yg reel di tingkat kecamatan
- membentuk wadah ditingkat kecamatan
Memprogramkan dan menganggarkan bantuan u/ anak terlantar
Memsukseskan program pemerintah u/ mengentaskan anak terlantar
DPRD Membantu anak terlantar Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya
Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya
Bekerjasama dgn masyarakat membantu anak terlantar
Bekerjasama dgn kcamatan untuk membantu anak terlantar
Membantu mengsukseskan program pemerintah kabupaten
Memsukseskan program pemerintah u/ mengentaskan anak terlantar
LSM Membantu anak terlantar Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya
Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya
Bekerjasama dgn masyarakat membantu anak terlantar
Bekerjasama dgn kcamatan untuk membantu anak terlantar
Membantu mengsukseskan program pemerintah kabupaten
Memsukseskan program pemerintah u/ mengentaskan anak terlantar
Dinas Kesehatan
Membantu anak terlantar Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya dan mengikut sertakan orang tua u/ ber KB
Membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya dan mengikutsertakan kelurga KB
Mengsosialisasikan pentingnya KB dlm masyarakat agar anak tidak terlantar
Mengsosialisasikan pentingnya program KB ditingkat kecamatan u/ mengurangi anak terlantar
Bekerjasama dgn Dinas Sosial u/ mengsukseskan program pemerintah kabupaten
Memsukseskan program pemerintah u/ mengentaskan anak terlantar
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
164 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
3. Analisis Kesenjangan Kapasitas
Matrix 4.5.B.3.a Analisis Kesenjangan Kapasitas Orang Tua sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
Dalam masalah hak anak atas anak terlantar
PEMEGANG KLAIM KAPASITAS
ANAK KELUARGA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN
OTORITAS KABUPATEN
TANGGUNG JAWAB - Orang tua tdk menyadari mamfaat hak asuh anak
- Orang tua tdk mau merawat anak-anaknya
- Orang tua tdak menyadari pentingnya perhatian dan kenyamanan anak
Orang tua tidak menyadari mamfaat membantu keluarga yg tidak mampu merawat anaknya
Orang tua tidak peduli dengan anak terlantar dan tidak ada keinginan untuk membantu anak terlantar
WEWENANG Beberapa ibu ingin merawat anaknya tapi tdk di ijinkan suaminya
Banyak keluarga tidak mau mendengar keluhan para ortu anak
Para ibu tidak dilibatkan dalam dewan desa
Para orang tua memiliki pengaruh dlm permasalahan kecamatan
Para ortu tidak memiliki pengaruh dlm permasalahan dikabupaten
SUMBERDAYA - kemiskinan membuat anak terlatar
- para ibu dengan tingkat melahirkan yang tinggi membuat anak terlantar
- para orang tua mampu merawat anaknya sendiri
Para orang tua tidak mampu membantu keluarga yang tidak mampu merawat anaknya
Para orang tua tidak dapat meluangkan waktu untuk membantu dlm pembentukan wadah untuk anak terlantar
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Para orang tua tidakmemandang hak asuh anak sebagai investasi untuk masa depan anak
Para orang tua tidak melakukan pertolongan terhadap keluarga
KOMUNIKASI Para orang tua tidak mendengarkan keluhan anak
Para orang tua tidak mampu meminta bantuan kepada keluarga
Para orang tua malu dalam mengungkapkan keluhanya kepada masyarakat
Banyak orang tua tidak mampu menulis keluhannya karena malu& takut yg membatasi komunikasi dn kecamatan
Orang tua tidak mampu menulis keluhannya karena malu & takut yg membatasi komunikasi dn kecamatan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
165 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.5.B.3.b Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kabupaten sebagai pengemban Tugas terhadpa Pemegang Klaim
masalah hak anak atas anak terlantar
PEMEGANG KLAIM
KAPASITAS ANAK-ANAK ORANG TUA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN
TANGGUNG JAWAB Pemkab tdk menyadari hak anak u/ hidup layak
Pemkab belum setuju kalau para ortu diberikan modal usaha
Pemkab memandang keberadaan wadah Anak Terlantar dlm masyarakat tdk penting
Pemkab memandang keberadaan wadah Anak Terlantar di kecamatan tdk penting
WEWENANG Pemkab salah dalam menerapkan kewenangannya dan byk ortu tdk dapt menaruh kepercayaan pd pejabat Dinas Sosial Kabupaten
Pemimpin masyarakat tdk dpt menaruh kepercayaan pd pejabat kabupaten
Otoritas kecamatan tdk dpt menaruh kepercayaan pd pejabat kabupaten
SUMBERDAYA Pemkab tidak menganggarkan Pemkab tdk menyediakan dana u/ melakukan penanganan anak terlantar
Pemkab tdk menyediakan dana u/ melakukan penanganan anak terlantar
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Hanya melibatkan para pemimpin dlm membuat keputusan
- lemahnya keterkaitan antara fasilitator dan staf kabupaten
- Pemkab tdk melakukan pemantauan terhadap situasi anak terlantar
- lemahnya keterkaitan antara fasilitator dan staf kabupaten
KOMUNIKASI Pejabat Dinas Sosial tdk pernah berkomunikasi dgn anak terlantar
Pejabat Dinas Sosial tdk pernah berkomunikasi dgn ortu
Pemkab kurang mengkomunikasikan anak terlantar
Pemkab kurang mengkomunikasikan anak terlantar
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
166 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
Matrix 4.5.B.3.c Analisis Kesenjangan Orang tua untuk menuntut Hak-hak kepada pengemban Tugas dlm kaitannya dengan
Hak Asuh anak memperoleh hak asuh
PEMEGANG KLAIM
KAPASITAS KELUARGA BESAR PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN OTORITAS NASIONAL
TANGGUNG JAWAB Byk isteri menerima dominasi para suaminya
Para Ortu miskin tidak peduli terhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya
Para Ortu miskin tidak peduli terhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya
Para Ortu miskin tidak peduli terhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya
Para Ortu miskin tidak peduli terhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya
WEWENANG Byk isteri dikendalikan oleh para suami didlm keluarga
Para ortu miskin tdk pernah dilibatkan dlm pemilihan pemimpin masyarakat
Para ortu yg miskin tdk menuntut hak-haknya
Para ortu yg miskin tdk menuntut hak-haknya
SUMBERDAYA Umumnya para isteri tdk mampu mengontrol sumber daya rumah tangga
Tidak ada lahan Untuk orang tua miskin
Rendahnya penghasilan menyebabkan kemiskinan
Rendahnya penghasilan & tdk ada keterapilan menyebabkan pengangguran dan kemiskinan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tdk dihargainya pendapt para perempuan miskin
Para orang tua miskin tidak pernah dikutkan dalam musyawarah
Kurangnya pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan yang berakibat meningkatnya kemiskinan
KOMUNIKASI Kemiskinan dan kurangnya pendidikan ortu menimbulkan ketidakpercayaan diri untuk menuntut hak-haknya
Kemiskinan dan kurangnya pendidikan ortu menimbulkan ketidakpercayaan diri untuk menuntut hak-haknya
Kemiskinan dan kurangnya pendidikan ortu menimbulkan ketidakpercayaan diri untuk menuntut hak-haknya
Kemiskinan dan kurangnya pendidikan ortu menimbulkan ketidakpercayaan diri untuk menuntut hak-haknya
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
167 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
C. Tindakan / Aksi Kunci
1. Identifikasi Aksi-Aksi Kunci
Usulan Aksi Kunci Mengurangi Kesenjangan Pengemban Tugas
Matrix 4.5.C.1.a Matriks Usulan Aksi untuk mempersempit kesenjangan kapasitas Dinas Sosial sebagai pengembang tugas
Dalam kaitannya dengan Hak Anak terlantara memperoleh Hidup Layak
PEMEGANG KLAIM
KAPASITAS ANAK-ANAK ORANG TUA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN
TANGGUNG JAWAB Meningkatkan aparat & kedisiplinan aparat
Mengadakan pelatihan bagi ortu dan memberikan bantuan
Melatih pengurus wadah anak terlantar
Mematau penggunaan dana
Memantau penggunaan dana dan aparat
WEWENANG Menunjuk aparat untuk menangani anak terlantar
Melatih aparat untuk membentuk wadah anak terlantar
Memberikan dana bagi pengurus wadah anak terlantar
Membentuk wadah anak terlantar kecamatan
Membentuk wadah anak terlantar kabupaten yg melibatkan stakeholders
SUMBERDAYA Melakukan pelatihan aparat u/ penanganan anak terlantar
Memberikan dana u/ wadah anak terlantar
Memberikan dana u/ wadah anak terlantar
Menyalurkan dana u/ wadah anak terlantar
Memberikan uang perjalanan, bulanan dan uang pengelolaan wadah anak terlantar
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Melatih aparat yg menangani anak terlantar tentang konsep pelatihan bagi anak terlantar
Membuat wadah anak terlantar sebagi wadah pembuat keputusan
Mobilisassi aparat untuk terlibat dlm pembangunan masyarakat
Melatih aparat u/ terlibat dalam pembangunan masyarakat
Melatih aparat dlm perencanaan penganggaran
KOMUNIKASI Melatih kembali aparat u/ memfasilitasi anak terlantar
Wadah anak terlantar mengkomunikasikan keluhan-keluhannya kepada aparat
Melatih aparat dgn bahasa setempat agar mudah berkomunikasi dgn masyarakat
Para aparat terlibat langsung dalam penanganan anak terlantar
Memantau para aparat u/ terlibat dlm pembangunan masyarakat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
168 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
2. Identifikasi & Analisis Pengembangan kemitraan
Matrix 4.5.C.1.b Pemetaan Pemangku Kepentingan Sosial
BERDASARKAN ARTI PENTING Tidak
diketahui/tidakada/kurang Paling atau bahkan
sangat penting
BERDASARKAN PENGARUH
Kurang/Tidak ada/tidak diketahui Keluarga Orang tua
Besar atau bahkan sangat besar Masyarakat Pemerintah
3. Strategi Pengemban Kemitraan
Matrix 4.5.C.3.a Strategi Pengemban Kemitraan
Mitra Potensial Apa yang dapat mereka
lakukan Apa yang mereka
butuhkan Strategi pengembangan
kemitraan yang perlu dilakukan (1) (2) (3) (4)
Keluarga Membantu dan meningkatkan keterampilan
Pelatihan dan bantuan dana
Memberikan pelatihan agar bantuan yg akan diberikan dpt diolah hingga dpt meningkatkan penghasilan keluarga dan mampu membantu ortu yg kurang mampu
Orang Tua Merawat anak dan meningkatkan penghasilan
Pelatihan dan bantuan dana atau lahan
Memberikan pelatihan agar bantuan yg akan diberikan dpt diolah hingga dpt meningkatkan penghasilan ortu dan ortu mampu merawat anaknya sendiri
Masyarakat Membantu orang tua dan anak terlantar
Sosialisasi dan bantuan dana
Membantu ortu dan anak terlantar dan mendata serta melaporkan kpd pemerintah
Pemerintah Memfasilitasi orang tua yang tidak mampu dan anak terlantar
Aparat dan Anggaran Melatih aparat dan terjun langsung mematau keadaan dilapangan serta menggunakan anggaran yang tepat
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
169 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar - UNICEF
4. Rancangan Program
Gambar 4.5.C.3.a Pohon Tujuan Berkurangnya Jumlah Anak Terlantar
Berkurangnya jumlah Anak Terlantar
Adanya Perhatian Pemerintah
Orang Tua Merawat Anak sendiri
Adanya kepedulian Keluarga
- Terbentuknya wadah anak terlantar
- Meningkatnya penghasilan
- Meningkatnya kesadaran ortu
Terampil
- Sosialisasi
- Tersedianya anggaran untuk anak terlantar
-
- menerima bantuan dana maupun lahan
- ikut program KB
Pelatihan
Analisis Situasi Ibu & Anak Tahun 2009
170
5.Matriks Logframe
Matrix 4.5.C.3.a Matriks Logframe
Hirarki hasil Indikator Waktu
(dalam tahun) Cara Verifikasi SKPD yang bertanggungjawab
Perkiraan Anggaran Risiko dan Asumsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Terpenuhinya kebutuhan anak terlantar
Jumlah anak terlantar 0 – 18 tahun
1 Tahun
Pelaporan rutin jumlah anak yang terlantar
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Rp. 300.000.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup
Mengurangi jumlah anak terlantar
Jumlah anak terlantar 0 – 18 tahun
1 Tahun Pelaporan rutin jumlah anak yang terlantar
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Rp. 350.000.000 Dana melakukan verifikasi tidak cukup