LAPORAN PRAKTIKUM
SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS, DAN UJI VIGOR BENIH
Oleh:
Golongan B/Kelompok 1B
1. Erta Aprilia Widyaning Arum (161510501002)
2. Olivia Patricia BR. Sembiring (161510501006)
3. Richard Martogi (161510501009)
LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Benih merupakan awal dari kehudupan dari suatu tanaman. Benih dapat
diartikan sebagai segala sesuatu bagian dari tanaman yang dapat digunakan
sebagai perkembangbiakan suatu tanaman baik batang maupun yang lainnya.
Pembudidayaan suatu tanaman membutuhkan kualitas dari benih yang baik untuk
perkembangbiakannya dengan tujuan agar dapat menghasilkan output yang
seragam dan menghasilkan kualitas yang baik. Benih yang baik memiliki ciri atau
kriteria yang harus dipenuhi seperti diantaranya memiliki secara fisik benih yang
bernas, tidak menunjukkan kenampakan yang kusam dan benih yang harus
digunakan adalah benih yang murni tidak tercampur oleh benih lainnya. Secara
kemampuan dari benih itu sendiri, benih yang baik harus memiliki daya kecambah
yang tinggi, dengan daya perkecambahan yang tinggi akan menghasilkan tanaman
yang sehat.
Langkah awal dalam proses pengembangan benih yang berkualitas, hal
pertama yang dilakukan adalah sortasi. Kegiatan sortasi merupakan upaya dalam
menyeleksi benih yang tidak masuk dalam kriteria. Tujuan dari sortasi benih ini
tidak lain adalah untuk menjaga kemurnian benih dan juga mengelompokkan
benih berdasarkan komoditas tertentu dan memiliki mutu yang sejenis. Benih
yang lulus tahap sortasi selanjutnya akan dikelompokkan lagi berdasarkan kualitas
benih. Benih yang telah lulus seleksi secara fisik dalam proses sortasi selanjutnya
ada tahap pengujian benih.
Pengujian benih sangat penting untuk mengetahui kemampuan fisiologis
dari benih. Pengujian benih melalui pemilihan sampel. Indikator dari kemampuan
benih itu sendiri adalah vigor dan juga viabilitas. Viabilitas merupakan daya
kemampuan suatu benih untuk berkecambah, sedangkan vigor merupakan
kemampuan benih tanaman untuk berkecambah dalam keadaan normal dengan
keadaan yang kurang mendukung.
2
Pelaksanaan untuk pengujian viabilitas dan vigor dapat dilakukan dengan
beberapa metode yaitu dilakukan secara langsung dengan kertas merang, diuji
diatas kertas, diuji di kertas yang digulung, dan dengan metode uji daya kecambah
secara langsung dengan media pasir atau tanah. Pengujian kekuatan tumbuh juga
dapat dilakukan dengan metode kertas gulung yang didirikan, uji kertas digulung
didirikan dalam plastik, dan sebagainya. Pentingnya mengetahui secara langsung
bagaimana ciri-ciri benih yang berkualitas baik dan benih yang kurang baik
perlakuan sortasi dan juga pengujian benih tepat untuk dilakukan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui uji kemurnian benih secara fisik.
2. Untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan uji viabilitas dan vigor benih.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Benih adalah awal dari kehidupan suatu tanaman. Benih seringkali
menjadi penentu keberhasilan suatu kehidupan tanaman. Benih tanaman bukan
hanya yang berasal dari biji tanaman saja melainkan juga dari bagian tanaman lain
yang dapat digunakan sebagai alat untuk perkembangbiakan suatu tanaman.
Menurut Ilyas.,(2011) Benih merupakan bagian tanaman yang dapa
dikembangbiakkan baik secara vegetatif maupun generatif. Bagian tanaman yanga
dapat digunakan sebagai perkembangbiakan secara vegetatif dapat melalui batang,
akar maupun umbi-umbian. Secara generatif dapat menggunakan biji.
Pengembangan tanaman yang berkualitas membutuhkan benih yang juga
unggul. Benih yang unggul merupakan benih yang sehat dan dapat
dikecambahkan dengan baik sehingga menghasilkan tanaman yang baik pula.
Upaya dalam mendapatkan benih yang baik dan berkualitas salah satunya dengan
melakukan sortasi. Menurut Suita., (2013) Sortasi akan memengaruhi secara nyata
proses perkecambahan dan juga ukuran benih menjadi indikator lain untuk
pertumbuhan bibit. Benih yang disortasi juga bertujuan untuk menjaga kualitas
benih murni yang akan dibudidayakan.
Benih yang diharapkan untuk dapat digunakan adalah benih yang telah
terseleksi dan berkualitas. Melalui proses sortasi dapat diketahui bagaimana benih
yang layak secara fisik untuk dikembangbiakkan. Proses dalam pemilihan suatu
benih yang layak tidak berhenti pada proses sortasi, perlu diadakan yang namanya
pengujian benih, dalam suatu percobaan benih yang diuji merupakan sampel dari
1000 gram benih yang merupakan perwakilan untuk selanjutnya diuji. Proses
pengujian. Semakin bagus metabolisme yang terjadi di dalam benih makan akan
memengaruhi kemampuan berkecambah suatu tanaman. Menurut Suita dkk.,
(2014) benih yang mengalami perlakuan uji akan berpengaruh nyata terhadap
kemampuan dan daya perkecambahan suatu tanaman.
Vigor merupakan kemampuan benih untuk berkecambah dengan kondisi
normal pada keadaan yang kurang mendukung. Menurut Pereira Iet al., (2013)
Kemampuan tanaman dalam berkecambah bergantung pada ukuran benih, karena
4
kemampuan untuk menyerap air serta cadangan makanan yang banyak. Vigor dan
viabilitas yang ada pada tanaman juga dipengaruhi oleh kadar air yang
dikandungnya. Benih merupakan alat perkembangbiakan tanaman yang memiliki
tempat menyimpan cadangan makanan. Menurut Filho (2015) Benih yang diuji
melalui uji vigor merupakan salah satu bentuk dari seleksi alam, sehingga yang
layak dan bisa hidup merupakan benih yang terbaik untuk dikembangbiakkan.
Viabilitas merupakan kemampuan benih dalam melakukan
perkecambahan. Menurut Olesen et al., (2015) kualitas dari viabilitas benih dapat
diketahui melalui ukuran dan kemampuan fisiologis dari benih serta kesehatan
benih. Terkadang perlakuan saat menguji vigor dan viabilitas benih mengalami
kegagalan, salah satu faktornya Menurut Gunarta dkk., (2014) Saat benih yang
akan diuji kelebihan air saat perlakuan maka akan menyebabkan imbibisi pada
benih yang berlebihan dan dapat menyebabkan kerusakan pada embrio benih.
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi dan Produksi Benih acara 2 yang berjudul “Sortasi
benih, uji viabilitas dan uji vigor benih” dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober-
25 Oktober 2017 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan di Gedung Hama dan
Penyakit Tumbuhan serta di Laboratorium Teknologi Benih di Gedung Agronomi,
Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kertas Label
2. Timbangan analitik
3. Kertas buram
4. Bak pengecambah
5. Karet gelang
6. Sekop kecil
7. Botol air mineral
3.2.2 Bahan
1. Benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau
2. Air
3. Substrat pasir
3.3 Pelaksanaan Praktikum
A. Sortasi Benih
1. Menyiapkan benih yang akan dilakukan uji kemurnian benihnya.
2. Menimbang benih tersebut, kemudian hamparkan (A garam).
3. Memisahkan antara benih murni (BM), Benih tanaman lain (BTL) dan kotoran
benih (KB).
6
4. Menimbang masing-masing benih murni (B gram), benih tanaman lain (C
gram) dan kotoran benih (D gram) yang ditemukan kemudian hitung
presentasenya
5. Deskripsikan ciri fisik dari masing-masing benih murni (BM), benih tanaman
lain (BTL) dan kotoran benih (KB).
B. Uji Vigor Benih
1. Menyiapkan media tanam berupa pasir kemudian dibersihkan dan diayak halus
2. Memasukkan media tanam kedalam bak pengecambah sampai setengah tinggi
bak pengecambah
3. Menanam benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau (sesuai perlakuan)
4. Melakukan pengamatan pada hari ke 3,5, dan 7
5. Mengukur tinggi kecambah/bibit pada hari ke 7
C. Uji Viabilitas Benih
1. Menyiapkan benih Padi, jagung, kedelai, kacang hijau
2. Menanam Benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau pada substrat dengan
menggunakan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung didirikan dalam Plastik)
dengan cara:
a. Menghamparkan selembar plastik transparan tipis berukuran 20x30 cm
b. Menyiapkan 3-4 lembar kertas buram lembab ukuran 20x30 cm dan letakkan di
atas lembar plastik
c. Menanam 15 butir benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau diatas substrat
dengan cara menyusun secara baris dalam bentuk berselang seling (gigi walang)
d. Menutup substrat yang telah ditanami dengan 2-3 lembar kertas lembab lainnya
e. Menggulung substrat kertas yang telah ditutupi (memberi label keterangan) dan
tempatkan hasil gulungan dengan posisi vertikal dalam alat pengecambah
3. Menjaga kelembaban substrat setiap saat
4. Melakukan pengamatan pada hari ke 3,5,7,10, dan 14
5. Mengukur tinggi kecambah/ bibit pada hari ke 14
7
3.4 Variabel Pengamatan
1. Presentase hasil sortasi benih
2. Vigor Benih
3. Viabilitas benih
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari praktikum dianalisis menggunakan analisis
statistik kualitatif dan juga analisis deskriptif.
8
BAB 4. HASIL DAN PEBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1 Hasil Sortasi Benih
Kelompok Jenis Tanaman Presentase Deskripsi
1 Padi
BM :73,4 % Presentase Benih
Murni padi pada
kelompok 1 adalah
73,4% presentase
benih lain yaitu 7,09%
berupa benih timun
dan kacang merah,
kotoran benih yang
terdapat saat sortasi
yaitu kerikil dan
seresah daun dengan
berat 18,9%
BTL :7,09 %
KB :18,9%
2 Padi
BM :77,2% Hasil pengamatan
sortasi kelompok 2,
adalah:
Benih Murni: 77,2%
Benih tanaman lain:
14,84%
Kotoran benih:
23,02%
Benih tanaman
lain:Timun, kedelai
Kotoran benih:
Kerikil, daun kering
BTL :14,18%
KB :23,02%
3 Padi
BM :31,85% Hasil pengamatan
sortasi kelompok 3,
adalah:
Benih Murni: 48,83%
Benih tanaman lain:
31,85%
Kotoran benih:
20,35%
Benih tanaman
lain:kedelai
Kotoran benih: Kerikil
BTL :31,85%
KB :20,35%
9
4 Padi
BM :54,5% Hasil pengamatan
sortasi kelompok 4,
adalah:
Benih Murni: 54,5%
Benih tanaman lain:
11,8%
Kotoran benih: 32,9%
Benih tanaman
lain:Timun, kedelai
Kotoran benih:
Kerikil, daun kering
BTL :11,8%
KB :32,9%
5 Jagung
BM :81,69% Hasil pengamatan
sortasi kelompok 5,
adalah:
Benih Murni: 81,69%
Benih tanaman lain:
8,02%
Kotoran benih:
10,38%
Benih tanaman
lain:Timun, kedelai
Kotoran benih:
Kerikil, daun kering
BTL :8,02%
KB :10,38%
6 Jagung
BM :78,0% Hasil pengamatan
sortasi kelompok 6,
adalah:
Benih Murni: 78,00%
Benih tanaman lain:
8,43%
Kotoran benih:
13,61%
Benih tanaman
lain:Timun, kedelai
Kotoran benih:
Kerikil, daun kering
BTL :8,43%
KB :13,61%
7 Jagung BM :67,47% Hasil pengamatan
sortasi kelompok 7,
adalah:
Benih Murni: 67,47%
Benih tanaman lain:
12,3%
Kotoran benih:
18,63%
Benih tanaman
BTL :20,23%
KB :18,63%
10
lain:Timun, kedelai,
padi
Kotoran benih: Kertas,
kerikil
4.1.2 Hasil Vigor Benih
Grafik 1. Prosentase benih padi H+ 3
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Padi 1 Padi 2 Padi 3 Padi 4
Normal
Abnormal
Grafik 2. Prosentase benih padi H + 5
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Padi 1 Padi 2 Padi 3 Padi 4
Normal
Abnormal
Grafik 3. Prosentase benih padi H+7
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Padi 1 Padi 2 Padi 3 Padi 4
Normal
Abnormal
Mati
11
Grafik 4. Prosentase benih jagung H+ 3
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jagung
5
Jagung
6
Jagung
7
Normal
Abnormal
Grafik 5. Prosentase benih jagung H+ 5
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Jagung
5
Jagung
6
Jagung
7
Normal
Abnormal
Grafik 6. Prosentase benih jagung H + 7
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Jagung
5
Jagung
6
Jagung
7
Normal
Abnormal
Mati
12
4.1.3 Hasil Viabilitas benih
Grafik 7. Prosentase Viabilitas benih padi H + 3
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Padi 1 Padi 2 Padi 3 Padi 4
Normal
Abnormal
Grafik 8. Prosentase Viabilitas benih padi H + 5
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Padi 1 Padi 2 Padi 3 Padi 4
Normal
Abnormal
Grafik 9. Prosentase viabilitas benih padi H+7
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Padi 1 Padi 2 Padi 3 Padi 4
Normal
Abnormal
13
Grafik 10. Prosentase viabilitas benih padi H+ 10
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Padi 1 Padi 2 Padi 3 Padi 4
Normal
Abnormal
Grafik 11. Prosentase viabilitas benih padi H+14
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Padi 1 Padi 2 Padi 3 Padi 4
Normal
Abnormal
Mati
Grafik 12. Prosentase viabilitas benih jagung H+ 3
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Jagung
5
Jagung
6
Jagung
7
Normal
Abnormal
14
Grafik 13. Prosentase viabilitas benih jagung H+5
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Jagu
ng 5
Jagu
ng 6
Jagu
ng 7
Normal
Abnormal
Grafik 14. Prosentase viabilitas benih jagung H +7
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Jagung
5
Jagung
7
Normal
Abnormal
Grafik 15. Prosentase viabilitas jagung H +10
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jagung
5
Jagung
7
Normal
Abnormal
Grafik 16. Prosentase viabilitas jagung H + 14
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jagung 5 Jagung 6 Jagung 7
Normal
Abnormal
Mati
15
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sortasi Benih
Sortasi yang dilakukan saat praktikum dilakukan pemisahan secara manual
antara benih murni, benih tanaman lain maupun kotoran benih. Benih murni yang
didapatkan dari keseluruhan kelompok memiliki presentase yang bermacam-
macam tetapi tetap yang mendominasi adalah benih murni. Benih sebelum
dipisahkan, akan ditimbang terlebih dahulu berat benih keseluruhannya sebagai
patokan berat kotor benih sebelum diseleksi. Benih yang didapatkan oleh
kelompok 1 merupakan benih padi, dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Berat Kotor Benih = 19,3 gram
BM: 14,19 gr X 100%
19,31gr
BTL: 1,37 gr X 100%
19,31gr
KB: 3,66 gr X 100%
19,31 gr
Benih murni yang didapatkan mendominasi dari berat utuh benih secara
keseluruhan, hal ini membuktikan bahwa kemurnian benih masih cukup terjaga.
Benih tanaman lain yang ditemukan bersama benih murni adalah benih mentimun
dan kacang merah. Berat benih tanaman lain secara keseluruhan yang ditemukan
hanya seberat 1,37 gram dari 19,31 gram. Berdasarkan hal tersebut biji tanaman
lain tidak banyak memengaruhi kemurnian benih yang ada. Selain benih tanaman
lain, kotoran benih yang ditemukan juga tidak banyak, meskipun lebih berat dari
benih tanaman lain, tetapi kotoran benih yang ditemukan berupa kerikil dan
seresah daun. Biji murni yng diseleksi saat praktikum merupakan seleksi secara
kasar bukan berdasarkan ukuran melainkan berdasarkan komoditas biji tanaman
utamanya. Seharusnya seleksi benih yang baik adalah seleksi benih yang
dilakukan berdasarkan kesamaan komoditas, ukuran dan juga berdasarkan
kemasakan secara fisiologis serta kesehatan benih (bebas dari patogen atau
jamur).
73,4%
7,09%
18,9%
16
4.2.2 Pembahasan Vigor Benih
Vigor benih merupakan daya tahan perkecambahan suatu benih yang
dilihat dari kemampuannya untuk berkecambah saat diletakkan dalam kondisi
lapang. Pada praktikum vigor, media yang digunakan adalah tanah dan dengan
menggunakan 15 biji padi dalam 5 ulangan berbeda. Biji padi diamati selama
kurang lebih 7 hari dengan idikator pengamatannya adalah biji yang tumbuh sehat
dan biji yang kurang sehat atau mati. Sehingga dapat diamati dengan hasil sebagai
berikut:
No Benih
Perkecambahan Hari Ke-
3 5 7
Normal Abnormal Normal Abnormal Normal Abnormal Mati
1. Padi - 15 biji 9 biji 6 biji 7 biji 3 biji 3 biji
Dari tabel yang didapatkan biji padi yang tumbuh abnormal di hari 3 dan
juga 5 adalah benih yang tumbuh dengan tidak sehat maupun benih yang masih
belum berkecambah. Padi dengan karakteristiknya yang membutuhkan banyak air
atau harus tergenang menjadi salah satu faktor benih padi kurang sukses untuk
dikecambahkan pada media seperti tanah mendekati pasir. Biji padi pada
pengamatan hari ke 3 belum menunjukkan adanya perkecambahan, sedangkan
kemajuan terlihat saat h+5 dan h+7. Faktor-faktor eksternal juga dapat
memengaruhi perkecambahan yang terjadi bada suatu benih seperti kedalaman
tanamannya, suhu, kecukupan cahaya dan juga pengairan yang dilakukan sebagai
perlakuan dalam perawatan suatu benih. Berdasarkan hasil yang telah diamati
pada hari ke 7 benih padi yang telah ditanam mengalami beberapa kesalahan. Biji
yang mati dan tumbuh tidak normal ternyata karena ketidaksesuaian kedalaman
tanam yang ada. Maka dari itu vigor benih padi yang dapat dibuktikan pada
praktikum ini adalah kurang baik ketahanannya dalam menghadapi kondisi yang
sulit.
Berbeda dengan hasil yang didapatkan pada perkecmbahan vigor pada
benih jagung, Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan hampir keseluruhan
benih jagung yang ditanam oleh kelompok 5-7 mengalami perkecambahan yang
cukup baik sejak h +3 pengamatan, hal ini dikarenakan biji jagung lebih mudah
17
untuk dikembangkan karena sifatnya yang cukup tahan atas cekaman yang
diberikan, hal ini dibuktikan dengan prosentase benih jagung pada hari ketiga
mengalami perkecambahan yang jika dirata-rata hampir 95 persen tumbuh dengan
baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa vigor benih jagung lebih baik daripada
benih padi.
4.2.3 Pembahasan Viabilitas Benih
Metode untuk menguji viabilitas benih yang dilakukan adalah dengan
metode kertas digulung dan didirikan di dalam plastik. Benih yang digunakan
untuk pengujian viabilitas sama seperti benih pada vigor, yaitu 15 biji padi yang
diletakkan secara berselang seling dengan posisi cekungan menghadap keatas.
Pengujian viabilitas dilakukan di lemari perkecambahan yang ada di laboratorium
teknologi benih. Berbeda dengan pengujian vigor benih, untuk pengujian
viabilitas ini tertutup dan benih yang telah digulung dalam plastik diletakkan
dengan posisi berdiri. Biji padi yang telah diamati selama 14 hari mengalami
perkecambahan yang cukup bagus. Hasil yang didapatkan, viabilitas padi masih
belum sebagus viabilitas dari benih tanaman jagung. Hal ini juga dapat
dipengaruhi oleh kemampuan penyerapan air dari benih jagung lebih baik dari
padi, sehingga dapat disimpulkan jika perkecambahan tanaman padi lebih lambat.
18
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Melalui sortasi dapat didapatkan biji benih murni yaitu biji padi dengan
presentase 73,4% metode sortasi yang dilakukan adalah pemisaha secara manual
dan penimbangan.
2. Uji viabilitas dilakukan dengan cara metode kertas digulung dan didirikan
dalam plastik serta uji vigor dilakukan dengan penanaman melalui media botol
bekas dan tanah dengan biji padi. Selama pengamatan dapat disimpulkan jika
vigor dan viabilitas padi tidak sebaik jagung.
5.2 Saran
Praktikum acara sortasi benih dan uji viabilitas serta uji vigor benih secara
keseluruhan berjalan dengan lancar hanya saja seharusnya untuk jadwal
pengamatan harus lebih terorganisir sebelumnya agar tidak mendadak dalam
pemberitahuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Filho, J. M. 2015. Seed Vigor Testing: an Overview of the Past, Present and
Future Perspective. Scientia Agricola 72(4): 363-374.
Gunarta, I. W., I. G. N. Raka dan A. A. M. Astiningsih. 2014. Uji Efektivitas
Beberapa Teknik Ekstraksi dan Dry Heat Treatment terhadap Viabilitas
Benih Tomat (Lycopersicum escylentum Mill.). Agroteknologi Tropika
3(3): 129-136.
Ilyas, S. 2011. Ilmu dan Teknologi Benih Teori dan Hasil-hasil Penelitian.Bogor:
IPB Press.
Olesen, M. H., P. Nikneshan., S. Shrestha., A. Taddayon, L. C. Deleuran., B.
Boelt and R. Gislum. 2015. Viability Prediction of Ricinus cummunis L.
Seeds Using Multispectral Imaging. Sensors 1(15): 4592-4604.
Pereira, W. A., S. M. A. Pereira and D. C. F. D. SantoDias. 2013. Influence of
seed size and water restriction on germination of soybean seeds and on
early developement of seedlings. Seed Science 35(3): 316-322.
Suita, E dan S. Bustomi. 2014. Teknik Peningkatan Daya dan Kecepatan
Berkecambah Benih Pilang. Penelitian Hutan Tanaman 11(1): 45-52.
Suita, E. 2013. Pengaruh Sortasi Benih Terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan
Bibit Akor (Acacia auriculiformis). Perbenihan Tanaman Hutan 1(2): 83
91.
LAMPIRAN
ACC milik Erta Aprilia W.A (16-1002)
ACC milik Olicia Patricia S (16-1006)
ACC milik Richard Martogi (16-1009)
DOKUMENTASI VIABILITAS BENIH
DOKUMENTASI VIGOR BENIH
DOKUMENTASI SORTASI BENIH
LITERATUR
Suita, E. 2013. Pengaruh Sortasi Benih Terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan
Bibit Akor (Acacia auriculiformis). Perbenihan Tanaman Hutan 1(2): 83
91.
Suita, E dan S. Bustomi. 2014. Teknik Peningkatan Daya dan Kecepatan
Berkecambah Benih Pilang. Penelitian Hutan Tanaman 11(1): 45-52
Gunarta, I. W., I. G. N. Raka dan A. A. M. Astiningsih. 2014. Uji Efektivitas
Beberapa Teknik Ekstraksi dan Dry Heat Treatment terhadap Viabilitas
Benih Tomat (Lycopersicum escylentum Mill.). Agroteknologi Tropika
3(3): 129-136.
Pereira, W. A., S. M. A. Pereira and D. C. F. D. SantoDias. 2013. Influence of
seed size and water restriction on germination of soybean seeds and on
early developement of seedlings. Seed Science 35(3): 316-322.
Olesen, M. H., P. Nikneshan., S. Shrestha., A. Taddayon, L. C. Deleuran., B.
Boelt and R. Gislum. 2015. Viability Prediction of Ricinus cummunis L.
Seeds Using Multispectral Imaging. Sensors 1(15): 4592-4604.
Filho, J. M. 2015. Seed Vigor Testing: an Overview of the Past, Present and
Future Perspective. Scientia Agricola 72(4): 363-374.
Ilyas, S. 2011. Ilmu dan Teknologi Benih Teori dan Hasil-hasil Penelitian.Bogor:
IPB Press.