dr.drg.menik priaminiarti,sprkg(k) departmen radiologi
TRANSCRIPT
Dr.Drg.Menik Priaminiarti,SpRKG(K)
Departmen Radiologi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi - Universitas Indonesia
Teknik radiografi intra oral Dental Periapikal
• Radiografi Intra Oral adalah teknik pemeriksaan radiografis yang menggunakan film/reseptor radiografis yang langsung dimasukan dalam rongga mulut pasien
• Teridri dari :• Periapikal Biseksi/Bisektris/Garis Bagi Sudut• Periapikal Paralel• Bitewing • Oklusal
Sarana Radiografi Intra Oral Dental Periapikal
• Pesawat Dental X Ray Intra Oral• Film radiografis konvensional • Reseptor/Sensor radiografis CCD, PSP, CMOS
• Prosesing • Kamar Gelap konvensional • Komputer / PC digital
Pesawat Dental X Ray Intra Oral
Mobile base Fixed-dilengkapi kursiWall mounted/terpasang
di dinding
Pesawat Dental X Ray Intra Oral• Bagian Pesawat Dental X Ray Intra Oral :
1. Main Power Switch
2. X-Ray Head
3. Cone
4. Yoke
5. Arm Collar
6. Balance Arm
7. Pole Bush
8. Pole
9. Pole Base
10.Leg Bar (long)
11.Leg Bar (Short)
12.Lock Caster
13.Standard Caster
14.Main Controller
15.Sub Controller
16.Hand Exposure Switch
Pesawat Dental X Ray Intra Oral
• X Ray Head/kepala tabung X Ray
• Cone
Pengaturan posisi dan arah sinar-X dengan menggerakkan kepala tabung dan cone
Pesawat Dental X Ray Intra Oral
• Controller/setting box
1. Sub controller front panel2. Ready Light3. Exposure Time Adjusting Switch
(Down) 4. Exposure Time Adjusting Switch
(Up) 5. Tooth Selection Switch (T1)6. Tooth Selection Switch (T2)7. Tooth Selection Switch (T3)8. Tooth Selection Switch (T4)9. Tooth Selection Switch (T5)
10.Cone Type Selection Switch11.Film Speed Selection Switch12.Digital Imaging Switch 13.kV Selection Switch 14.mA Selection Switch15.Patient Size Selection Switch16.Exposure Time Display Window17.Exposure Warning Light18.Exposure Switch
Pesawat Dental X Ray Intra Oral
• Controller/setting box Kondisi sinar X :KiloVolt : 70 kV (film konvensional)60 kV (bila dipilih mode digital)mA : 6 mA (film konvensional) 3 mA (bila dipilih mode digital)Second konvensional : anak- anak : 0.1 – 0.5 detik dewasa : 0.2 – 0.7 detik Second digital : anak- anak : 0.06 – 0.14 detik dewasa : 0.09 – 0.18 detik
Film radiografis/reseptor
• Ukuran film/reseptor yg biasa digunakan adalah :• No.2 :
Ukuran Film:No. 0 : 22 x 35 mm anak kecilNo. 1 : 24 x 40 mm gigi anteriorNo. 2 : 31 x 41 mm dewasaNo. 3 : 27 x 54 mm bitewing khususNo. 4 : 57 x 76 mm oklusal
Film radiografis konvensional Imaging plate / sensor digital
Film radiografis/reseptor
• Ukuran film/reseptor yg biasa digunakan adalah :• No.2 :
Film radiografis tube side Film radiografis back side
Indikasi Teknik radiografi Dental Periapikal
• Indikasi :• Infeksi periapikal : abses, granuloma, kista periapikal
• Kelainan periodontal
• Fraktur gigi : mahkota dan akar
• Posisi gigi impaksi
• Morfologi akar sebelum pencabutan
• Perawatan saluran akar (endodontic)
• Radiks / sisa akar
• Evaluasi paska pemasangan implant gigi
Teknik Radiografi Dental Periapikal
Biseksi
• Definisi dan Prinsip :• Teknik radiografi dengan menempatkan film/reseptor
sedekat mungkin/menempel pada gigi
• Sudut yang terbentuk antara sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film/reseptor dibagi dua sama besar membentuk garis bagi sudut
• Arah sinar-x tegak lurus garis bagi
• Prinsip segitiga sama sisi : panjang gigi sama dengan panjang gambaran gigi yang terproyeksi
Central Ray diarahkan pada apeks akar gigi dan tegak
lurus garis bagi sudutSumbu panjang gigi
Sumbu panjang film/reseptor
garis bagi sudut
Sudut vertical
Kelebihan dan Kekurangan
• Kelebihan teknik biseksi :• Film/reseptor lebih mudah ditempatkan dalam rongga mulut
karena lentur dan dapat menyesuaikan dengan bentuk rongga mulut
• Sinar-X (tube) dapat langsung diarahkan pada regio gigi yg diperiksa (lebih cepat dan praktis terutama untuk operator yang sudah berpengalaman dan trampil)
• Bila sudut vertikal dan horizontal tepat, gigi akan terproyeksi dengan tepat sesuai panjang dan bentuk gigi sebenarnya
Kelebihan dan Kekurangan
• Kekurangan teknik biseksi :• Bila salah menentukan angulasi sinar-X dalam bidang vertical
(sudut vertikal), dapat menyebablan pemanjangan atau pemendekan
• Penentuan sudut horizontal dan vertikal dapat berbeda pada setiap pasien dan sangat ditentukan oleh ketrampilan operator
• Tidak bisa mendapatkan gambaran radiografis yang reproducible (gamabaran radiografis sama yang dibuat pada waktu berbeda)
Kelebihan dan Kekurangan
• Kekurangan teknik biseksi :• Sering terjadi cone cutting bila sinar-X tidak tepat di pertengahan
film (karena tidak menggunakan cone indicator)
• Kesalahan sudut horizontal dapat menyebabkan overlapping / tumpang tindih pada proksimal mahkota dan akar gigi
• Bila terjadi kesalahan sudut vertikal berupa pemanjangan atau pemendekan akan menyulitkan deteksi kelainan / penyakit (mis : karies, kelainan periodontal)
Persiapan pesawat Dental X-Ray
• Periksa dan atur kondisi paparan sesuai proyeksi (kV, mA second) o Otomatis
o Manual :
• Posisi tube head diarahkan sesuai regio sehingga siap digunakan segera setelah penempatan film
Persiapan pasien
• Sapa pasien dengan baik.
• Identifikasi identitas pasien dengan meminta pasien menyebut nama dan tanggal lahir
• Periksa pada surat rujukan/status order pasien, gigi yang akan dilakukan pemeriksaan radiografis
• Jelaskan pada pasien prosedur radiografik yang akan dilakukan secara singkat dan jelas.
• Semua benda-benda yang dapat mengganggu regio yang akan diperiksa seperti kaca mata, gigi palsu lepasan, alat ortho lepasan harus dilepaskan.
• Kenakan apron pada pasien
Persiapan pasien
• Cuci tangan dengan seksama, di tempat yang tampak oleh pasien, keringkan dan pakai sarung tangan baru.
• Periksa rongga mulut pasien, lihat secara keseluruhan, amati inklinasi gigi dan perhatikan apakah ada hambatan yang dapat mempersulit penempatan film
Persiapan pasien
• Atur posisi kepala pasien sesuai tujuan dan proyeksi
• Sesuaikan posisi kursi sehingga posisi pasien tegak. Ketinggian kursi disesuaikan agar posisi operator nyaman saat bekerja
• Sesuaikan posisi headrest, sehingga midsagittal plane pasien tegak lurus lantai
• Occlusal plane harus sejajar lantai. Untuk proyeksi di regio rahang bawah posisi kepala pasien sedikit mendongak.
• Posisi operator diatur sesuai ketentuan keselamatan operator terhadap bahaya radiasi (berada di luar ruangan/di balik tabir Pb)
Pengaturan Bidang Oklusal
“Garis hidung-telinga” sejajar lantai,Garis acuan bidang oklusal untuk gigi-gigi rahang atas
dari ala nasi ke tragus sejajar lantai
“Garis ujung bibir-telinga “ sejajar lantaiGaris acuan bidang oklusal untuk regio gigi-gigi rahang bawah
dari sudut mulut ke ke tragus sejajar lantai
Gigi anterior (Insisiv dan Kaninus), film diletakkan vertikal
Gigi Premolar dan Molar , film diletakkan horizontal
Peletakan Film/Sensor
Tepi film 2-3 mm di atas insisal edge Tepi film 2-3 mm di atas bidang oklusal
Sudut Vertikal
Sudut Horizontal
Tahap pembuatan radiograf Teknik Dental Periapikal
• Masukkan film ke dalam mulut pasien sesuai regio yang akan diperiksa
• Bagian depan film menghadap obyek, hati-hati jangan terbalik
• Pengaturan posisi film, secara umum posisi film diletakkan sesuai regio /tujuan pemeriksaan
• Instruksikan pasien agar menahan (jangan menekan) film dengan ibu jari atau telunjuk disesuaikan untuk regio posterior/anterior Rahang Atas atau Rahang Bawah, di daerah servikal gigi.
• Arahkan tabung sinar X dan atur besarnya sudut sesuai kasus dan regio yang diperiksa.
• Arahkan sinar X pusat tegak lurus garis bagi antara sumbu gigi dan film, dan secara horisontal sinar x sejajar interdental gigi.
Insisif RA Biseksi
Caninus RA Biseksi
Premolar RA Biseksi
Molar RA Biseksi
Insisif RB Biseksi
Caninus RB Biseksi
Premolar RB Biseksi
Molar RB Biseksi
Sudut vertikal teknik Biseksi
Regio Gigi Rahang Atas Rahang Bawah
Insisif + 45 derajat - 25 derajat
Kaninus + 45-50 derajat - 20 derajat
Premolar + 30-40 derajat - 10-15 derajat
Molar + 20-30 derajat - 5 derajat
Angulasi positif (+) bila tube mengarah ke bawah Agulasi negatif(−) bila tube mengarah ke bawah
Exposure sinar-X
• Periksa kembali posisi pasien, instruksikan diam dan jangan bergerak selama penyinaran dan operator kembali ke ruangan
• Periksa kembali kondisi penyinaran sesuai regio dan kasus
• Tekan tombol peyinaran, pastikan sampai tanda penyinaran selesai
Tahap exposure sinar-X selesai
• Keluarkan film/sensor dari mulut pasien
• Perhatikan prosedur kontrol infeksi
• Persilakan pasien menunggu di ruang tunggu
• Persiapan film/sensor yang sudah disinari untuk prosesing