efek antioksidan sirup kombinasi dari ekstrak bunga …

54
EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DAN EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI MINYAK JELANTAH THE ANTIOXIDANT EFFECT OF SYRUP OF COMBINATION OF ROSELLE (Hibiscus sabdariffa L.) FLOWER EXTRACT AND BASIL (Ocimum sanctum L.) LEAF EXTRACT ON WHITE RATS INDUCED BY USED COOKING OIL MUHAMMAD IQBAL P2501213003 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK

BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DAN EKSTRAK

DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) PADA TIKUS PUTIH

YANG DIINDUKSI MINYAK JELANTAH

THE ANTIOXIDANT EFFECT OF SYRUP OF COMBINATION

OF ROSELLE (Hibiscus sabdariffa L.) FLOWER EXTRACT

AND BASIL (Ocimum sanctum L.) LEAF EXTRACT ON WHITE

RATS INDUCED BY USED COOKING OIL

MUHAMMAD IQBAL

P2501213003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK

BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DAN EKSTRAK

DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) PADA TIKUS PUTIH

YANG DIINDUKSI MINYAK JELANTAH

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar magister

Program Studi

Megister Ilmu Farmasi

Disusun dan diajukan oleh

MUHAMMAD IQBAL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …
Page 4: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Iqbal

Nomor Mahasiswa : P2501213003

Program Studi : Megister Ilmu Farmasi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain, apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar,10 Agustus 2017

Yang menyatakan,

Muhammad Iqbal

Page 5: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

PRAKATA

Bismillahi Arrahmani Arrahim

Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kepada Allah subhanahu

wata’ala atas segala rahmat, hidayah, nikmat kesehatan dan kesempatan

yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat merampungkan

penyusunan tesis ini.

Penyusunan tesis ini mengalami banyak kendala dan hambatan,

namun berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis

ini dapat dirampungkan. Penulis tulus menghaturkan terima kasih atas

arahan, bimbingan, saran dan motivasi dari Ibu Dr. Aliyah, M.S., Apt. dan

Bapak Prof. Dr. Gemini Alam, M.Si., Apt. selaku komisi penasehat dalam

penelitian dan penyusunan tesis ini, semoga diberi keberkahan atas

segala ilmu yang telah dianugerahkan.

Pada kesempatan ini pula penulis ucapkan terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS, Apt., Ibu Yulia Yusrini Djabir, M.Si.,

MBM.Sc., Ph.D., Apt., Ibu Dr. Herlina Rante, S.Si., M.Si., Apt selaku

komisi penguji atas segala masukan serta ilmu yang diberikan selama

proses penyelesaian hingga ujian akhir tesis ini.

2. Dekan Fakultas Farmasi, Ketua Program Pascasarjana Famasi,

beserta seluruh dosen dan staf Fakultas Farmasi UNHAS; atas segala

ilmu, nasehat, saran dan motivasi yang telah diberikan selama penulis

menjalani perkuliahan.

Page 6: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

3. Orang tua tercinta, H. Hamjang dg. Taba dan Hj. Hismiati dg. Sunggu,

yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis.

4. Istri tersayang, Suraedah, S.Pd yang tidak bosan-bosannya memberi

semangat dan cinta untuk menyelesaikan tesis ini.

5. Keluarga penulis, H. M. Hasbullah Passrah, Mardiyah Tanjengan

Passrah, Annisa Khusnul Khatimah Passrah, Anta Mu’min Passrah,

Siti Naat Passrah, Tasmawati Tahir, Fahruddin Achmad, dan Masyita

Hista yang tidak ragu memberikan pendapat dan pendapatannya.

6. Laboran dan tim asisten Laboratorium Biofarmaka, Farmasetika,

Biofarmasi dan Kimia Farmasi, atas bantuan dan sumbangsinya

selama melakukan penelitian ini.

7. Keluarga besar farmasi UNHAS khususnya Pascasarjana angkatan

2013 dan 2014, keluarga besar MAPALA UIM yang siap membantu

penulis kapan saja, dan keluarga besar F-MIPA UIM yang selalu

mengingatkan penulis akan penyelesaian tesis ini.

Besar harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak demi pengembangan ilmu dan kesehatan di masa

mendatang.

Makassar, Agustus 2017

Muhammad Iqbal

Page 7: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

ABSTRAK

MUHAMMAD IQBAL. Efek Antioksidan Sirup Kombinasi dari Ekstrak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) pada Tikus Putih yang Diinduksi Minyak Jelantah (dibimbing oleh Aliyah dan Gemini Alam)

Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak bunga rosella, ekstrak daun kemangi dan kombinasinya.

Tahapan metode penelitian ini, yaitu: (1) bunga rosela dan daun

kemangi masing-masing diekstraksi dengan etanol 70% menggunakan metode maserasi; (2) ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi diuji aktivitas antioksidannya secara in vitro menggunakan pereaksi DPPH; dan (3) ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi diformulasi dalam enam formula sediaan sirup, yaitu: F1 mengandung 1 g ekstrak bunga rosella; F2 mengandung 1 g ekstrak bunga rosela dan 0,4 g ekstrak daun kemangi; F3 mengandung 0,8 g ekstrak bunga rosela dan 0,6 g ekstrak daun kemangi; F4 mengandung 1,2 g ekstrak bunga rosela dan 0,2 g ekstrak daun kemangi; F5 mengandung 0,4 g ekstrak daun kemangi; dan F6 sebagai kontrol negatif tidak mengandung ekstrak. Kemudian, diuji efektivitasnya terhadap tikus putih yang diinduksi minyak jelantah selama 14 hari dan ditandai kenaikan kadar malondialdehid (MDA) plasma darah.

Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa ekstrak bunga

rosela memiliki aktivitas antioksidan lemah dengan nilai IC50 212,1 µg/ml; ekstrak daun kemangi memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50 31,63 µg/ml; dan ekstrak kombinasi bunga rosela dan daun kemangi dengan perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1 memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 70,33 µg/ml, 56,92 µg/ml, dan 57,90 µg/ml. Adapun, hasil uji secara in vivo menunjukkan sirup ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi dan memiliki efektivitas menurunkan kadar MDA tikus pada F1, F2, F3, F4 dan F5 yang berbeda nyata dengan F6 (p<0,05).

Kata kunci: bunga rosela, daun kemangi, sediaan sirup, antioksidan, DPPH, malondialdehid.

Page 8: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

ABSTRACT

MUHAMMAD IQBAL. The Antioxidant Effect of Syrup of Combination of Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) Flower Extract and Basil (Ocimum sanctum L.) Leaf Extract on White Rats Induced by Used Cooking Oil (supervised by Aliyah and Gemini Alam).

The research aimed at investigating the antioxidant activity of roselle flower extract, basil leaf extract and their combination.

The research stages were: (1) each of the roselle flowers and basil

leaves was extracted with the ethanol 70% using the maceration method, (2) the roselle flower extract and basil leaf extract were tested their antioxidant activity by in vitro method using DPPH reagent, and (3) the roselle flower extract and basil leaf extract were formulated in six syrup preparation formulas, such as: F1 containing 1 g of the roselle flower extract; F2 containing 1 g of the roselle flower extract and 0.4 g of the basil leaf extract; F3 containing 0.8 g of the roselle flower extract and 0.6 g of the basil leaf extract; F4 containing 1.2 g of the roselle flower extract and 0.2 g of the basil leaf extract; F5 containing 0.4 g of the basil leaf extract; and F6 as the negative control not containing any extract. They were then tested their effectiveness on to white rats induced with used cooking oil for 14 days and marked the increase of malondialdehyde (MDA) content in blood plasma.

The research results indicates that the in vitro method the roselle

flower extract has the weak antioxidant activity with the value IC50 212.1 μg/ml; the basil leaf extract has the very strong antioxidant activity with the value IC50 31.63 μg/ml; and the combination of the of the roselle flower and basil leaf exstracts with the comparison of 1:1, 1:2 and 2:1 have the strong antioxidant activity with the value of IC50 70.33 μg/ml, 56.92 μg/ml and 57.90 μg/ml. Whereas the in vivo test indicates that the syrup of the roselle flower extract and basil leaf extract have the effectiveness to decrease the rats MDA content on F1, F2, F3, F4 and F5 which are significantly different from F6 (p <0.05).

Keywords: Roselle flower, basil leaf, syrup preparation, antioxidant, DPPH, malondialdehyde.

Page 9: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA iv

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

D. Kegunaan Penilitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

A. Uraian Tanaman 8

1. Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) 8

2. Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) 12

B. Tinjauan Tentang Ekstraksi 16

1. Pengertian ekstrak 16

2. Ekstraksi 17

3. Metode ekstraksi maserasi 18

Page 10: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

C. Tinjauan Tentang Sirup 19

1. Pengertian sirup 19

2. Bahan tambahan dalam sediaan sirup obat 20

3. Pembuatan sirup 21

4. Stabilitas sediaan sirup 21

D. Uraian Tentang Bahan Tambahan 22

1. Natrium benzoat 22

2. Gliserin 23

E. Tinjauan Tentang Antioksidan 24

1. Radikal bebas 24

2. Antioksidan 25

3. Sumber-sumber antioksidan 26

4. Uji aktivitas antioksidan dengan pereaksi DPPH 27

5. Stres oksidatif 30

6. Malondialdehid (MDA) 31

F. Uraian Tentang Minyak Jelantah 32

1. Minyak goreng jelantah 32

2. Dampak minyak jelantah terhadap kesehatan 33

G. Uraian Tentang Tikus Putih (Rattus novergicus L.) 35

H. Kerangka Teori 37

I. Kerangka Konsep 38

J. Hipotesis 38

Page 11: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

BAB III METODE PENELITIAN 39

A. Desain Penelitian 39

B. Waktu dan Tempat Penelitian 39

C. Alat dan Bahan Penelitian 39

1. Alat-alat yang digunakan 39

2. Bahan-bahan yang digunakan 40

D. Prosedur Penelitian 40

1. Penyiapan sampel penelitian 40

2. Pengujian in vitro: metode uji dengan pereaksi DPPH 41

3. Rancangan formula 44

4. Pengujian in vivo: uji efektivitas sirup ekstrak 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 51

A. Ekstraksi 51

B. Pengujian Secara In Vitro 51

1. Penentuan panjang gelombang maksimum larutan DPPH 0,4 mM 51

2. Uji aktivitas antioksidan sampel dengan pereaksi DPPH 52

C. Formulasi Sediaan Sirup Ekstrak 54

D. Pengujian Secara In Vivo 55

1. Penentuan panjang gelombang maksimum kurva baku 55

2. Penetapan kadar MDA plasma darah hewan coba 55

3. Uji normalitas dan uji homogenitas data kadar MDA darah hewan coba 57

Page 12: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

4. Uji komparabilitas data kadar MDA darah hewan coba sebelum dan setelah diinduksi minyak jelantah serta setelah pemberian sirup ekstrak 59

5. Uji lanjutan aktivitas antioksidan setelah pemberian sirup ekstrak pada kadar MDA darah hewan coba 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A. Kesimpulan 66

B. Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 67

LAMPIRAN 73

Page 13: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Data biologis tikus 36

2. Rancangan formulasi sirup antioksidan ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi 44

3. Hasil uji aktivitas antioksidan sampel dengan pereaksi DPPH 52

4. Data kadar MDA plasma darah hewan coba 56

5. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas data kadar MDA darah hewan coba 58

6. Hasil uji komparabilitas data kadar MDA darah hewan coba sebelum dan setelah diinduksi minyak jelantah serta setelah pemberian sirup ekstrak 60

7. Hasil uji lanjutan dengan Tukey test 62

Page 14: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) 9

2. Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) 13

3. Struktur kimia natrium benzoat 22

4. Struktur kimia gliserin 23

5. Reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas 29

6. Bagan kerangka teori 37

7. Bagan kerangka konsep 38

8. Diagram penurunan kadar MDA darah pada setiap kelompok hewan coba 63

9. Pengambilan simplisia segar 97

10. Sediaan sirup antioksidan ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi serta berbagai kombinasinya 97

11. Adaptasi dan pemeliharaan hewan coba tikus putih di Laboratorium Biofarmasi Farmasi UNHAS 98

12. Perlakuan hewan coba: pemberian minyak jelantah dan sirup antioksidan ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi serta kombinasinya 98

13. Pengambilan darah melalui ekor tikus menggunakan Spoit 99

14. Penyimpanan darah dalam tabung vacumtainer dan proses sentrifuge untuk mendapatkan plasma darah 99

Page 15: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Skema kerja penelitian 73

2. Perhitungan dosis ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi dalam sediaan sirup yang akan dibuat pada larutan uji 74

3. Perhitungan bahan pembuatan sediaan sirup ekstrak 75

4. Penetapan penghambatan DPPH terhadap asam askorbat (vitamin C) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 515,5 nm 76

5. Penetapan penghambatan DPPH terhadap ekstrak bunga rosela menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 515,5 nm 78

6. Penetapan penghambatan DPPH terhadap ekstrak daun kemangi menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 515,5 nm 80

7. Penetapan penghambatan DPPH terhadap kombinasi ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi (1:1) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 515,5 nm 82

8. Penetapan penghambatan DPPH terhadap kombinasi ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi (1:2) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 515,5 nm 84

9. Penetapan penghambatan DPPH terhadap kombinasi ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi (2:1) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 515,5 nm 86

10. Hasil serapan dan pengukuran larutan MDA baku 88

11. Hasil serapan plasma darah dan kadar MDA darah hewan coba sebelum diinduksi minyak jelantah 89

Page 16: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

12. Hasil serapan plasma darah dan kadar MDA darah hewan coba sebelum diinduksi minyak jelantah 90

13. Hasil serapan plasma darah dan kadar MDA darah hewan coba sebelum diinduksi minyak jelantah 91

14. Hasil analisis data secara deskriptif menggunakan program SPSS versi 20.0 92

15. Daftar volume maksimal larutan sediaan uji yang dapat diberikan pada berbagai hewan 96

16. Dokumentasi penelitian 97

17. Rekomendasi persetujuan etik (Exempted) 100

Page 17: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia secara terus-menerus terpapar radikal bebas

melalui polusi lingkungan, sinar ultraviolet, asap rokok, kesalahan pola

makan dan gaya hidup, sehingga mengganggu metabolisme sel normal

dan dapat merusak tubuh manusia. Radikal bebas adalah molekul yang

kehilangan elektron, sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan

selalu berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain

(Amelia, 2011).

Radikal bebas dapat berasal dari dalam maupun dari luar tubuh.

Radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh, misalnya akibat proses

respirasi sel, proses metabolisme, proses inflamasi; sedangkan yang

berasal dari luar tubuh dapat disebabkan oleh paparan asap rokok, asap

kendaraan bermotor, radiasi sinar matahari, makanan berlemak, kopi,

alkohol, obat, minyak jelantah, bahan racun pestisida dan masih banyak

lagi yang lainnya. Selain itu radikal bebas juga dapat dipicu oleh stres atau

olah raga yang berlebihan (Pham-Huy et al., 2008).

Penggunaaan minyak jelantah, khususnya yang digunakan

dengan cara deep frying dapat terbentuk radikal bebas. Minyak jelantah

adalah minyak goreng yang berasal dari berbagai jenis minyak goreng

Page 18: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

dan minyak goreng bekas yang sudah dipakai untuk menggoreng

makanan pada temperatur 150 – 200C atau ditambahkan dengan minyak

goreng yang sudah digunakan untuk menggoreng sebanyak 3 kali atau

lebih (Lestari, 2010).

Deep frying adalah cara menggoreng yang menggunakan minyak

goreng dalam jumlah banyak, dengan pemanasan berulang dan pada

suhu yang tinggi (Sartika, 2009). Pemanasan yang lama atau berulang

akan mempercepat terjadinya destruksi minyak akibat meningkatnya

kadar peroksida. Hal tersebut terjadi karena pada saat pemanasan akan

terjadi proses destruksi berupa degradasi, oksidasi dan dehidrasi dari

minyak goreng. Proses ini dapat meningkatkan kadar peroksida dan

pembentukan radikal bebas yang bersifat toksik, sehingga

membahayakan bagi tubuh (Oktaviani, 2009).

Tubuh manusia memerlukan suatu substansi penting yakni

antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal

bebas dengan meredam dampak negatif senyawa tersebut, namun hal itu

tergantung terhadap pola hidup dan pola makan yang harus benar

(Mega, 2010).

Antioksidan dalam pengertian kimia adalah senyawa-senyawa

pemberi elektron, sedangkan dalam pengertian biologis antioksidan

merupakan molekul atau senyawa yang dapat meredam aktivitas radikal

bebas dengan mencegah oksidasi sel. Sumber antioksidan alami

umumnya merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian

Page 19: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

tumbuhan. Senyawa fenolik antara lain dapat berupa golongan flavonoid.

Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan telah banyak diteliti, dimana

flavonoid memiliki kemampuan untuk meredam atau mereduksi radikal

bebas dan juga sebagai anti radikal bebas (Zuhra et al, 2008).

Rosela merupakan salah satu tanaman yang dapat dijadikan

sebagai sumber antioksidan. Di beberapa daerah, masyarakat

memanfaatkan bunga rosela sebagai teh, disebut dengan teh merah.

Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) adalah tanaman dari keluarga kembang

sepatu. Bunga dan bijinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

minuman kesehatan. Bunga rosela mengandung senyawa kimia

gossypetin, antosianin, dan glukosida hibiscin. Antioksidan yang

terkandung dalam bunga rosela dapat dimanfaatkan dengan cara

mengolahnya menjadi suatu produk. (Hartiati et al, 2009). Flavonoid

dalam bunga rosela bermanfaat untuk mencegah kanker, terutama yang

dikarenakan radikal bebas, seperti kanker lambung dan leukemia. Hasil

penelitian Formagio et al (2013), menunjukkan bahwa ekstrak metanol

kelopak bunga rosela memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal

DPPH dengan nilai IC50 sebesar 37,15 µg/mL. Selanjutnya penelitian

Suwandi (2012) yang menggunakan ekstrak etanol air bunga rosela pada

dosis 250 dan 500 mg/kg BB untuk menurunkan malondialdehid pada

tikus yang telah diinduksi minyak jelantah menunjukkan hasil signifikan

sampai 28,1 % dan 50,2 %.

Page 20: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

Daun kemangi berpotensi sebagai anti mikroba, anti inflamasi,

antioksidan dan analgetik (Joseph, 2013). Kemangi (Ocimum sanctum L),

ditemukan di seluruh daerah semi tropis dan tropis. Kemangi merupakan

salah satu tumbuhan alam yang mudah diperoleh di Indonesia. Kemangi

mengandung tanin, flavonoid, terpenoid, minyak atsiri, asam heksauronat,

pentosa, xilosa, asam metil homoanisat, molludistin dan asam ursolat

(Sudarsono et al, 2002). Flavonoid dari daun kemangi mempunyai efek

antioksidan, membersihkan radikal bebas dan mencegah pertumbuhan

dan penyebaran kanker dengan cara memblok suplai oksigen dan nutrien

(Siddique et al, 2007). Hasil penelitian Venuprasad et al, (2013)

menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun kemangi memiliki aktivitas

antioksidan yang kuat terhadap DPPH, dengan nilai IC50 16,2 µg/ml.

Selanjutnya penelitian Ramesh dan Satakopan (2009), dengan pemberian

ekstrak etanol 50% daun kemangi dengan dosis 100 dan 200 mg/kg BB

secara oral pada tikus sebelum dan setelah diinduksi kadmium

menunjukkan efek antioksidan dengan penurunan yang signifikan pada

tingkat Lipid Peroxidation (LPO) dan peningkatan yang signifikan pada

tingkat Superoxide dismutases (SOD), Katalase (CAT), Glutathione (GSH)

dan askorbat.

Pengembangan formulasi minuman kesehatan menjadi penting

untuk menghasilkan pangan fungsional bagi masyarakat. Pencampuran

rempah-rempah dalam formulasi minuman kesehatan dapat dilakukan

Page 21: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

untuk memperoleh aktivitas yang lebih baik dibandingkan jika hanya

menggunakan secara terpisah/tunggal (Sun et al, 2002).

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan suatu zat, dapat dilakukan

beberapa uji, baik secara in vivo maupun in vitro. Pengujian secara in vitro

dapat dilakukan dengan salah satu metode uji yang menggunakan

pereaksi DPPH (1,1-diphenil-2-pikrilhidrazil). Metode uji dengan pereaksi

DPPH ini dipilih karena pelaksanaannya mudah, sederhana, cepat, peka,

serta hanya membutuhkan sedikit pereaksi DPPH dan sampel (Moluneux,

2004). Pengujian secara in vivo dilakukan dengan mengukur kadar

malondialdehid (MDA) darah. Tingginya kadar radikal bebas dalam tubuh

dapat ditunjukkan oleh rendahnya akitivitas antioksidan dan tingginya

kadar MDA (Dagli et al, 2003). Pemberian minyak jelantah pada tikus

menyebabkan kenaikan kadar MDA mencapai konsentrasi 0,285 mg/ml.

Sedangkan pada keadaan normal konsentrasi MDA tikus adalah

0,1 mg/ml, sehingga antioksidan dalam tubuh tikus tidak mencukupi untuk

menangkal radikal bebas yang disebabkan pemberian minyak jelantah

(Suwandi, 2012).

Dari uraian di atas dapat dilihat adanya kesamaan antara bunga

rosela dan daun kemangi yakni memiliki efek antioksidan, akan tetapi

selama ini pengujian bunga rosela maupun daun kemangi masih

merupakan pengujian dalam sediaan tunggal. Oleh karena itu timbul

pemikiran untuk memformulasikan dalam bentuk sirup yang mengandung

ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi. Dengan mengkombinasi

Page 22: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

keduanya, diharapkan memiliki efek antioksidan yang lebih baik dari

sediaan yang dibuat secara tunggal.

Selanjutnya dilakukan pengujian in vitro terhadap ekstrak bunga

rosela dan ekstrak daun kemangi menggunakan pereaksi DPPH, dan

pengujian in vivo terhadap sediaan sirup dari ekstrak bunga rosela dan

ekstrak daun kemangi menggunakan tikus putih (Rattus novergicus L.)

yang diinduksi minyak jelantah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah ekstrak tunggal maupun kombinasi dari bunga rosela dan

daun kemangi memiliki aktivitas antioksidan.

2. Apakah sirup ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun kemangi serta

ekstrak kombinasi keduanya memiliki efektivitas antioksidan pada

tikus putih yang diinduksi minyak jelantah.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Aktivitas antioksidan dari ekstrak tunggal maupun kombinasi dari

bunga rosela dan daun kemangi melalui metode uji dengan pereaksi

DPPH.

Page 23: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

2. Efektivitas antioksidan sirup ekstrak bunga rosela dan ekstrak daun

kemangi serta kombinasi keduanya pada tikus putih yang diinduksi

minyak jelantah yang ditandai dengan kadar malondialdehid (MDA)

pada plasma darah.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan tentang efek antioksidan sirup dari ekstrak bunga rosela dan

ekstrak daun kemangi serta ekstrak kombinasi keduanya, serta

diharapkan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

Page 24: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)

Tumbuhan rosela (Hibiscus sabdariffa variates sabdariffa Linn.)

merupakan tanaman asli Afrika tropis. Habitat aslinya berasal dari Nigeria,

tetapi tumbuh berkembang di seluruh dunia, terutama daerah tropis.

Tanaman ini banyak dibudidayakan di Eropa. Rosela di Indonesia

dikenal dengan nama gamet walanda di Sunda dan kasturi roriha di

Ternate (Badan POM RI, 2010)

Serat batang rosela secara tradisional digunakan sebagai bahan

pembuatan karung goni, daun digunakan untuk kosmetik dan

makanan, sedangkan bijinya untuk peluruh air seni, gangguan

pencernaan dan makanan. Kelopak bunga rosela berkhasiat sebagai

obat mual. Bagian tanaman yang berkhasiat adalah bunga. Seduhan

bunga rosela memiliki efek memperlancar buang air besar. Bunga

rosela banyak digunakan untuk mengurangi nafsu makan, gangguan

pernafasan yang disebabkan flu, dan rasa tidak enak di perut

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 2000)

Page 25: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

Gambar 1. Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)

Sumber: Koleksi pribadi

a. Klasifikasi tanaman (Badan POM RI, 2008).

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Subclass : Dialypetalae

Ordo : Malvales

Familia : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Species : Hibiscus sabdariffa L.

Page 26: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

b. Morfologi tanaman.

Rosela merupakan tumbuhan semak umur satu tahun, tinggi

tumbuhan mencapai 2,4 m. Batang berwarna merah, berbentuk bulat

dan berbulu; daun berseling 3 – 5 helai dengan panjang 7,5 – 12,5 cm

berwarna hijau, ibu tulang daun kemerahan, tangkai daun pendek. Bentuk

helaian daun bersifat anisofilik, helaian daun yang terletak di bagian

pangkal batang tidak berbagi, bentuk daun bulat telur, tangkai daun

pendek. Daun-daun di bagian cabang dan ujung batang berbagi,

menjadi 3 toreh, lebar toreh daun 2,5 cm, tepi daun beringgit, daun

penumpu bentuk benang; panjang tangkai daun 0,3 – 12 cm, hijau

hingga merah; pangkal daun meruncing, tepi daun beringgit, pangkal

daun tumpul hingga meruncing, sedikit berambut. Bunga tunggal,

kuncup bunga tumbuh dari bagian ketiak daun, tangkai bunga

berukuran 5 – 20 mm; kelopak bunga berlekatan, tetap mendukung

buah, berbentuk lonceng, mahkota bunga berlepasan berjumlah 5,

mahkota bunga berbentuk bulat telur terbalik berwarna kuning

kemerahan; benang sari terletak pada suatu kolom pendukung benang

sari, panjang kolom sampai 20 mm, kepala sari berwarna merah,

panjang tangkai sari 1 mm, tangkai putik berada di dalam kolom

pendukung benang sari, jumlah kepala putik 5 buah. Buah kapsul,

berbentuk bulat telur, ukuran buah 13 – 22 mm x 11-20 mm, tiap

buah berisi 30 – 40 biji. Ukuran biji 3 – 5 mm x 2 – 4 mm, warna

coklat kemerahan (Backer et al, 1963)

Page 27: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

c. Kandungan kimia tanaman.

Kandungan kimia bunga rosela adalah alohidroksi asam sitrat,

lakton, asam malat dan asam tartrat. Antosianin yang menyebabkan

warna merah pada tanaman ini mengandung delfinidin-3-

sambubiosida, sianidin-3-sambubiosida sedangkan flavonoidnya

mengandung gosipitrin dan mucilago (rhamnogalakturonan,

arabinogalaktan, arabinan) (Badan POM RI, 2010).

Sterol minyak biji rosela terdiri atas 61,3% β-sitosterol, 16,5%

kampasterol, 5,1% kolesterol, dan 3,2% ergosterol. Karkade (bunga

kering tanpa ovari) mengandung 13% campuran asam sitrat dan

asam malat, 2 antosianin; gosipitr in (hidroksiflavon) dan hibiskin,

asam askorbat 0,004-0,005%. Mahkota bunga mengandung glikosida-

flavon hibiskritin, yang mengandung aglikon hibisketin. Bunga rosela

juga mengandung fitosterol. Bunga kering mengandung 15,3% asam

hibiskat (Essa et al, 2007).

d. Kegunaan Tanaman

Di berbagai Negara telah memanfaatkan bunga rosela untuk

mengatasi berbagai penyakit dan masalah kesehatan. Pemanfaatan

tanaman Rosela ini diantaranya sebagai antiseptik, aprodisiaka, astrigen,

demulsent, digesif, diuretik, purgatif, enthelmentik, refrigerant, resolvent,

sedative, stomahik, tonik, serta mengobati kanker, batuk, dyspepsia,

dysuria, demam, hangover, heart ailmen, hipertensi, neurosis, sariawan,

dan mencegah penyakit hati (Mardiah et al, 2009).

Page 28: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

Kandungan theaflavins dan cathecins dalam kelopak bunga rosela

membantu mengontrol kadar kolesterol dalam darah, dengan cara

membatasi penyerapan kolesterol dan meningkatkan pembuangan

kolesterol LDL dari hati. (Arellano et al, 2004).

Flavonoid dalam kelopak bunga rosela bermanfaat untuk

mencegah kanker, terutama yang dikarenakan radikal bebas, seperti

kanker lambung dan leukemia. Selain itu flavonoid juga mempunyai efek

protektif terhadap penyakit-penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi

(Suwandi, 2012). Senyawa flavonoid pada bunga rosela dapat

menghambat pertumbuhan mikroorganisme, karena mampu membentuk

senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen. Polifenol atau

fenol bekerja sebagai antibakteri dengan cara mendenaturasi protein sel

dan merusak membran plasma (Suwandi, 2012).

Berdasarkan penelitian Formagio et al (2013), bahwa ekstrak

metanol kelopak bunga rosela menunjukkan aktivitas yang signifikan

terhadap sel leukemia (K-562), dengan nilai IC50 0,12 mg/L dan 1,16 mg/L.

Pada penelitian Dahiru et al. (2003) yang menggunakan ekstrak etanol air

(1:1) bunga rosela pada dosis 250 dan 500 mg/kg BB untuk penyembuhan

kerusakan hati pada tikus yang telah diinduksi CCl4 menunjukkan hasil

signifikan sampai 67,6 % dan 83,1 %.

2. Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)

Tumbuhan kemangi (Ocimum sanctum L.) telah dikenal sebagai

ramuan kuliner India dan memiliki manfaat terapeutik yang baik. Dalam

Page 29: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

buku Ayurveda, telah digunakan sebagai obat preventif dan kuratif yang

dihasilkan dari interaksi sinergis berbagai sifat fitokimia. Beberapa

penelitian in vitro menggunakan cara kimia untuk membuktikan bahwa

ekstrak daun kemangi sangat kuat menangani efek negatif radikal bebas

pada konsentrasi yang sangat rendah. Studi telah melaporkan efek

perlindungan yang kuat dari ekstrak daun kemangi pada berbagai model

hepatotoxin (etanol, karbon tetraklorida, parasetamol) yang menyebabkan

kerusakan. Ekstrak daun kemangi terpilih untuk melawan keracunan hati

oleh butilparaben (Komal et al, 2012).

Gambar 2. Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)

Sumber: Koleksi pribadi

Page 30: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

a. Klasifikasi tanaman (Badan POM RI, 2008).

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Lamiales

Familia : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Species : Ocimum sanctum L.

b. Morfologi tanaman.

Habitus berupa semak semusim, tinggi 30 – 150 cm. Batang

berkayu, segi empat, beralur, bercabang, berbulu, hijau. Helaian daun

berbentuk jorong memanjang, bundar telur atau bundar telur memanjang,

ujung runcing, pangkal daun runcing atau tumpul sampai membundar,

tulang-tulang daun menyirip, tepi bergerigi dangkal atau rata dan

bergelombang, daging daun tipis, permukaan berambut halus, panjang

daun 2,5 cm sampai 7,5 cm, lebar 1 cm sampai 2,5 cm, tangkai daun

berpenampang bundar, panjang 1 cm sampai 2 cm, berambut halus.

Bunga: susunan majemuk berkarang atau tandan, terminal, 2,5 – 14 cm,

di ketiak daun ujung, daun pelindung elip, panjang 0,5-1 cm. Kelopak:

berlekatan berbentuk bibir, 1 membentuk bibir atas, bentuk bulat telur 2-

3,5 mm, 1 bibir bawah membentuk 4 gigi, sisi luar berambut kelenjar, ungu

atau hijau. Mahkota: berbibir; 3 bibir atas, 2 bibir bawah, panjang tabung

Page 31: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

1,5-2 mm, cuping mahkota 3-5 mm, putih. Benang sari: 4, tersisip di dasar

mahkota, 2 panjang. Putik: kepala putik bercabang dua, tidak sama. Buah:

kelopak ikut menyusun buah, buah tegak dan tertekan, ujung bentuk kait

melingkar, panjang kelopak buah 6-9 mm. Buah kotak, coklat tua. Biji

kecil, tiap buah terdiri 4 biji, hitam. Akar tunggang, putih kotor (Badan

POM RI, 2008 dan DepKes RI, 1995).

c. Kandungan kimia tanaman.

Daun kemangi mengandung tanin (4,6%), flavonoid, steroid/

triterpenoid, minyak atsiri (2%), asam heksauronat, pentosa, xilosa, asam

metil homoanisat, molludistin serta asam ursolat. Flavonoidnya terdiri dari

flavon epigenin, luteolin, flavon-o-glikosida apigenin 7-o-glukoronida,

luteolin 7-o-glukoronida, flavon C-glukosida orientin, vicenin, cirsilineol,

cirsimaritin, isothymusin, isothymonin (Sudarsono et al, 2002 dan

DepKes RI, 1995).

d. Kegunaan tanaman.

Daun kemangi mempunyai beragam khasiat antara lain: analgetik,

antiamnestik dan nootropik, anthelmintik, antibakterial, antikatarak,

antifertilitas, antihiperlipidemi, antiinflamasi, antioksidan, antistress,

antithyroid, antitusif, antiulkus, kemoprotektif, imunomodulator,

radioprotektif, aktivitas hipoglikemik, aktivitas hipotensif, dan anti kanker.

(Geeta et al, 2011).

Mengkonsumsi ekstrak daun kemangi sejumlah 200 mg/kg BB

selama 30 hari secara oral dapat menurunkan kadar glukosa plasma

Page 32: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

dalam darah tikus. Aksi antioksidan daun kemangi terjadi pada 5 level

yaitu: supresi formasi radikal, membersihkan radikal primer,

membersihkan radikal sekunder, meyusun kembali membran, dan

memperbaiki kerusakan. Eugenol dan flavonoid dari daun kemangi yang

larut dalam air mempunyai efek antioksidan, membersihkan radikal bebas

dan mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker dengan cara

memblok suplai oksigen dan nutrient (Ashok et al, 2007).

Berdasarkan penelitian Venuprasad et al, (2013) menyatakan

bahwa ekstrak etanol 70% daun kemangi memiliki aktivitas antioksidan

yang kuat terhadap DPPH, dengan nilai IC50 16,2 µg/ml. Pada penelitian

Ramesh dan Satakopan (2009), dengan pemberian ekstrak etanol 50%

daun kemangi dengan dosis 100 dan 200 mg/kg BB secara oral pada tikus

Wistar albino sebelum dan setelah diinduksi kadmium menunjukkan

penurunan yang signifikan (p<0,01) pada tingkat Lipid Peroxidation (LPO)

dan peningkatan yang signifikan pada tingkat Superoxide dismutases

(SOD), Katalase (CAT), Glutathione (GSH) dan askorbat.

B. Tinjauan Tentang Ekstraksi

1. Pengertian ekstrak

Ekstrak adalah sediaan galenik yang diperoleh dengan

mengektraksi zat aktif dari simplisia hewani atau nabati menggunakan

pelarut yang sesuai, kemudian pelarut di uapkan sehingga mencapai

konsistensi encer, kental sampai kering dan diperlakukan sedemikian

hingga memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan (DepKes RI, 1995).

Page 33: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat

larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut

cair yang sesuai. Simplisia nabati atau hewani yang diekstraksi

mengandung senyawa aktif yang larut dan senyawa yang tidak larut

seperti serat, karbohidrat dan protein. Proses ekstraksi ini akan

menghasilkan produk berupa ekstrak (DepKes RI, 2000).

Proses terekstraksinya zat aktif dalam tanaman adalah pelarut

organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang

mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut sehingga akan terjadi

perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut

organik di luar sel. Perbedaan konsentrasi ini akan menyebabkan larutan

pekat di dalam sel akan berdifusi ke luar sel, dan proses ini akan berulang

terus menerus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi zat aktif di

dalam dan di luar sel (DepKes RI, 2000).

Ekstraksi dengan menggunakan pelarut heksan, eter dan

kloroform ditujukan untuk mengambil senyawa dengan kepolaran rendah.

Pelarut alkohol dan etil asetat digunakan untuk mengambil senyawa yang

lebih polar. Pemilihan pelarut berdasarkan like dissolved like yang berarti

suatu senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non

polar akan larut dalam pelarut non polar (DepKes RI, 1986).

Kriteria cairan penyari yang baik adalah mudah didapat dan

murah, stabil secara kimia dan fisika, bereaksi netral, tidak mudah

Page 34: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

menguap, selektif, yaitu hanya menarik zat berkhasiat. Pelarut organik

yang paling sering digunakan dalam mengekstraksi zat aktif dari sel

tanaman adalah metanol, etanol, klorofrom, n-butanol, hexan, dietil eter,

aseton, benzen, dan etil asetat. (DepKes RI,1986).

Ekstraksi dengan menggunakan pelarut terdapat dua cara, yaitu

dengan cara dingin pada metode maserasi dan perkolasi; dan dengan

cara panas, yaitu pada metode refluks, soxhlet, digesti, infus atau dekokta

(DepKes RI, 2000).

3. Metode ekstraksi maserasi

Maserasi (maceration) berasal dari bahasa Latin macerare, yang

artinya “merendam” (Ansel, 1989). Maserasi dilakukan dengan cara

memasukkan 10 bagian simplisia dengan derajat yang cocok ke dalam

bejana, kemudian dituangi dengan penyari 75 bagian, ditutup dan

dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, diaduk sekali-sekali setiap

hari, lalu diperas dan ampasnya dimaserasi kembali dengan cairan

penyari. Penyarian diakhiri setelah pelarut tidak berwarna lagi. Gunakan

pelarut yang dapat menyari sebagian besar metabolit sekunder yang

terkandung dalam simplisia. Jika tidak dinyatakan lain gunakan etanol

70%. Kumpulkan semua hasil maserasi kemudian uapkan dengan

penguap vakum atau penguap tekanan rendah hingga diperoleh ekstrak

kental (DepKes RI, 2000).

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung

zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari dan tidak mengandung

Page 35: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

bahan mudah mengembang dalam cairan penyari. Keuntungan maserasi

adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan

mudah diusahakan, kerugiannya adalah proses pengerjaannya lama dan

penyariannya kurang sempurna. Pengadukan diperlukan untuk meratakan

konsentrasi larutan di luar butir simplisia, dengan pengadukan tersebut

tetap terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi yang sekecil-kecilnya

antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel (DepKes RI, 2000).

C. Tinjauan Tentang Sirup

1. Pengertian Sirup

Sirup (Sirupi) adalah sediaan cair berupa larutan yang

mengandung sukrosa. Kadar sukrosa tidak kurang dari 64,0% dan tidak

lebih dari 66,9%, kecuali dinyatakan lain (Anief, 1997). Sirup merupakan

sediaan pekat dalam air gula atau pengganti gula dengan atau tanpa

penambahan bahan pewangi atau zat obat (Ansel, 1989).

Ada tiga macam sirup yaitu :

1) Sirup simpleks mengandung 65% b/b gula dalam larutan metil paraben

0,25%.

2) Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa

zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan.

3) Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi

atau penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk

menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak.

Page 36: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

2. Bahan tambahan dalam sediaan sirup obat

a. Zat pemanis.

Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Pemanis

dibagi menjadi dua, yaitu berkalori tinggi dan berkalori rendah. Pemanis

berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin, sukrosa. Pemanis berkalori

rendah misalnya laktosa. Sukrosa larut dalam media air, sukrosa tersedia

dalam bentuk murni dengan harga memadai, dan stabil secara kimia dan

fisika pada kisaran pH 4,0 sampai 8,0 (Lachman et al, 1994). Sakarin

digunakan untuk pengganti gula sebagai pemanis. Sakarin 250 atau 500

kali lebih manis dari gula, tetapi mempunyai rasa pahit jika tidak

digunakan dengan tepat dalam formulasi (Lachman et al, 1994).

Sukrosa adalah gula yang diperoleh dari Saccharum officinarum L.

Pemerian sukrosa yaitu hablur putih tidak berwarna, massa hablur atau

berbentuk halus, atau serbuk hablur putih, tidak berbau. Kelarutan mudah

larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut

dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter. (DepKes RI, 1995)

b. Bahan pengawet.

Diantara pengawet-pengawet yang umum digunakan sebagai

pengawet sirup dengan konsentrasi yang efektif adalah asam benzoat

(0,1 – 0,2%), natrium benzoat (0,1 – 0,2%) dan berbagai campuran metil-,

propil-, dan butil paraben (total kurang lebih 0,1%) (Ansel, 1989).

Page 37: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

c. Pengaroma.

Hampir semua sirup menggunakan pengaroma buatan atau bahan

yang berasal dari alam seperti minyak menguap, vanili, dan lainnya untuk

membuat sirup terasa sedap. Sirup adalah sediaan air, pengaroma harus

mempunyai kelarutan dalam air yang cukup, tetapi terkadang sejumlah

kecil alkohol ditambahkan ke sirup untuk menjamin kelangsungan

kelarutan pengaroma yang kelarutannya dalam air buruk (Ansel, 1989).

3. Pembuatan sirup

Sirup sering dibuat dengan empat cara berdasarkan sifat kimia

fisika bahan-bahannya, yaitu: (1) larutan dari bahan-bahan dengan

bantuan panas, (2) larutan dari bahan-bahan dengan pengadukan tanpa

penggunaan panas, (3) penambahan sukrosa dengan cairan obat yang

dibuat atau yang diberi rasa, dan (4) dengan perkolasi dari sumber-

sumber bahan obat atau sukrosa (Ansel, 1989).

4. Stabilitas sediaan sirup

Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang

sangat penting untuk suatu hasil produksi yang baik. Ketidakstabilan

sediaan farmasi dapat mengakibatkan terjadinya penurunan sampai

dengan hilangnya khasiat sediaan (Martin, 1993).

Page 38: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

D. Uraian Tentang Bahan Tambahan

1. Natrium benzoat

Jumlah pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga sirup terhadap

pertumbuhan mikroba berbeda-beda sesuai dengan banyaknya air yang

tersedia, sifat dan aktivitas serta kemampuan pengawet. Pengawet yang

banyak dipasaran dan digunakan untuk mengawetkan barbagai bahan

makanan adalah benzoat. Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam

bentuk garamnya karena kelarutannya lebih baik daripada bentuk

asamnya. Bentuk garam dari asam benzoat yang banyak digunakan

adalah natrium benzoat yang lebih mudah larut. Benzoat dan turunannya

dapat menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang. Natrium benzoat

mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah

larut dalam etanol 90% (DepKes RI, 1979 dan Ansel, 1989).

Natrium benzoat memiliki sifat bakteriostatik dan antijamur yang

berkaitan dengan asam benzoat, khasiat pengawet yang terbaik

didapatkan jika larutan bersifat asam (pH 2-5). Dalam kondisi basa hampir

tanpa efek. Konsentrasi yang digunakan untuk sediaan oral 0,02-0,5%

(Wade dan Raul, 1994).

Gambar 3. Struktur kimia natrium benzoat (Wade dan Raul, 1994)

Page 39: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

2. Gliserin

Gliserin adalah cairan jernih dengan rasa manis. Sebagai suatu

pelarut dapat disamakan dengan alkohol, tapi karena kekentalannya, zat

terlarut dapat larut perlahan-lahan didalamnya kecuali dibuat kurang

kental dengan pemanasan. Digunakan dalam banyak preparat untuk obat

oral. Gliserin merupakan pelarut yang baik untuk banyak bahan tanaman

karena kemampuannya mengekstraksi dan mencegah zat-zat inert dari

pengendapan bila didiamkan. Gliserin dapat membantu kemantapan dari

ekstrak obat (Ansel, 1989).

Gliserin digunakan dalam berbagai formulasi farmasi seperti

sediaan oral, telinga, mata, topikal, dan parenteral. Dalam larutan oral,

gliserin digunakan sebagai pelarut, bahan pemanis, pengawet antibakteri

dan bahan peningkat viskositas ( Rowe et al, 2009).

Pencampuran langsung dari bahan-bahan tidak selalu dapat

dilaksanakan, penggabungan agen lain diperlukan untuk memastikan

partikel berukuran halus. Levigating agent berfungsi untuk mengurangi

ukuran partikel, contohnya minyak mineral dan gliserin (Madinah, 2008).

Gambar 4. Struktur kimia gliserin (Rowe et al, 2009)

E. Tinjauan Tentang Antioksidan

Page 40: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

1. Radikal bebas

Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga

molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil

elektron dari molekul atau sel lain. Radikal bebas dapat dihasilkan dari

hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil

penyinaran ultra violet, zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain.

Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu

dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata.

Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas

diperlukan antioksidan (Amelia, 2011).

Radikal bebas dalam tubuh pada dasarnya berperan dalam

pemeliharaan kesehatan karena sifatnya yang reaktif untuk mengikat atau

bereaksi dengan molekul asing yang masuk ke dalam tubuh.

Ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh

dapat menyebabkan terganggunya sistem metabolisme, hal ini

diakibatkan karena sifat radikal bebas yang dapat menyerang lipid, DNA,

dan protein komponen sel dan jaringan. Radikal bebas merupakan

Reactive Oxygen Species (ROS) yang menyerang molekul disekitarnya

sehingga menyebabkan reaksi berantai terjadi dan menghasilkan radikal

bebas yang beragam, seperti anion superoksida dan hydrogen peroksida,

hidroksi bebas, asam hipoklorous dan peroksinitrat (Vimala et al, 2003).

Page 41: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

2. Antioksidan

Dalam pengertian kimia, antioksidan adalah senyawa-senyawa

pemberi elektron, sedangkan dalam pengertian biologis antioksidan

merupakan molekul atau senyawa yang dapat meredam aktivitas radikal

bebas dengan mencegah oksidasi sel (Dagli et al, 2003).

Antioksidan memiliki peran penting sebagai suatu substansi yang

berkhasiat untuk berbagai penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup

seperti kanker, diabetes, kardiovaskular dan penyakit degeneratif lainnya.

Hal ini berkaitan dengan gaya hidup dan tingkat stres yang terjadi secara

terus-menerus, efek negatif dari polusi dan paparan senyawa kimia

berbahaya. Semua hal tersebut dapat menyebabkan akumulasi radikal

bebas yang berbahaya (Amelia, 2011).

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi

tiga kelompok (Suwandi, 2012), yaitu:

a. Antioksidan primer.

Antioksidan primer merupakan antioksidan yang bekerja dengan

cara mencegah terbentuknya radikal bebas yang baru dan mengubah

radikal bebas menjadi molekul yang tidak merugikan. Contohnya adalah

Butil Hidroksi Toluen, Tersier Butyl Hidro Quinon, tokoferol dan alkil galat.

b. Antioksidan sekunder.

Antioksidan sekunder adalah suatu senyawa yang dapat

mencegah kerja pro-oksidan yaitu faktor-faktor yang mempercepat

Page 42: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

terjadinya reaksi oksidasi terutama logam-logam. Antioksidan sekunder

berfungsi menangkap radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi

berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar.

c. Antioksidan tersier.

Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki sel-sel

dan jaringan yang rusak karena serangan radikal bebas. Biasanya yang

termasuk kelompok ini adalah jenis enzim misalnya metionin sulfoksidan

reduktase yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel. Enzim tersebut

bermanfaat untuk perbaikan DNA pada penderita kanker.

3. Sumber-sumber antioksidan

a. Antioksidan alami.

Antioksidan alami merupakan jenis antioksidan yang berasal dari

tumbuhan dan hewan. Adapun contoh dari antioksidan alami adalah

tokoferol, asam askorbat, komponen fenolik, turunan senyawa hidroksinat,

kuramin (Purwaningsih, 2012).

Ada banyak bahan pangan yang dapat menjadi sumber

antioksidan alami, misalnya rempah-rempah, teh, coklat, dedaunan, biji-

biji serelia, dan sayur-sayuran. Sumber antioksidan alami umumnya

merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian tumbuhan.

Senyawa fenolik antara lain dapat berupa golongan flavonoid.

Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan telah banyak diteliti, dimana

flavonoid memiliki kemampuan untuk meredam atau mereduksi radikal

Page 43: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

bebas dan juga sebagai anti radikal bebas. Senyawa kimia bahan alam

yang tergolong antioksidan adalah asam ellagik, proantosianidin, polifenol,

karotenoid, astaxantin, tokoferol, dan glutation (Zuhra et al, 2008).

b. Antioksidan sintetik.

Antioksidan sintetik sangat efektif dalam menghambat reaksi

oksidasi lemak, akan tetapi penggunaan antioksidan sintetik banyak

menimbulkan kekhawatiran akan efek sampingnya karena telah banyak

penelitian tentang efek patologis yang ditimbulkannya (Purwaningsih,

2012). Antioksidan sintetik yang diijinkan dan umum digunakan untuk

makanan yaitu BHA (Butylated Hydroxyanisole), BHT (Butylated

Hydroxytoluene), profil galat dan tokoferol (Purwaningsih, 2012).

Penggunaan antioksidan sintetik mulai dibatasi karena dari hasil

penelitian menyatakan bahwa antioksidan sintetik seperti BHT (Butylated

Hydroxy Toluena) dapat meracuni binatang percobaan dan bersifat

karsinogenik (Zuhra, 2008). Telah dilaporkan bahwa penggunaan

antioksidan sintetik seperti Butylated Hydroxyanisol (BHA) dapat

menimbulkan akibat buruk terhadap kesehatan manusia yaitu gangguan

fungsi hati, paru, mukosa usus dan keracunan. (Panagan, 2011).

4. Uji aktivitas antioksidan dengan pereaksi DPPH

Aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat diukur dari

kemampuannya menangkap radikal bebas. Radikal bebas yang biasa

digunakan sebagai model dalam mengukur daya penangkapan radikal

Page 44: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

bebas adalah 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). DPPH merupakan

senyawa radikal bebas yang stabil sehingga apabila digunakan sebagai

pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas cukup dilarutkan,

penyimpanan dalam wadah kering dan kondisi yang baik (Amelia, 2011).

DPPH adalah radikal bebas berbentuk kristal berwarna ungu yang

stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi

aktivitas antioksidan dari beberapa senyawa alami. DPPH menerima

radikal elektron atau radikal hidrogen sehingga akan membentuk molekul

diamagnetik stabil. Kemampuan pengurangan radikal DPPH ditentukan

oleh penurunan jumlah cahaya yang terserap pada panjang gelombang

yang disebabkan oleh antioksidan. Perubahan warna ungu DPPH menjadi

warna kemerahan dapat diukur secara stoikiometri sesuai dengan jumlah

elektron atau atom hydrogen yang ditangkap untuk mendapatkan

pasangan elektron, menjadi troloks, dan mengubahnya menjadi 1-difenil-

2-pikrilhidrazin oleh molekul DPPH akibat adanya zat antioksidan (Gurav

et al, 2007 dan Simanjuntak et al, 2004).

DPPH untuk skrining antioksidan merupakan molekul radikal

bebas yang stabil ditandai oleh delokalisasi dengan elektron disekeliling

molekulnya secara keseluruhan dengan baik sehingga tidak akan

membentuk dimer seperti yang terjadi pada kebanyakan radikal bebas

lainnya (Blois, 1958).

Adapun reaksi perubahan pereaksi DPPH dengan senyawa

antiradikal bebas dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 45: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

Difenilpikrihidrazil (ungu) Difenilpikrihidrazin (kuning)

Gambar 5. Reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas

(Simanjuntak et al, 2004)

Parameter daya antioksidan yang digunakan dalam uji DPPH

adalah nilai IC50. IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi

sampel yang mampu menghambat proses oksidasi sebesar 50%.

Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin tinggi aktvitas antioksidan.

Senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang

dari 50 bpj, kuat jika IC50 bernilai 50–100 bpj, sedang jika bernilai 100–150

bpj, dan lemah jika nilai IC50 bernilai 151–200 bpj (Blois, 1958).

Perhitungan kapasitas antiradikal bebas sebagai persen peredaman

DPPH menggunakan persamaan berikut ini:

% aktivitas penghambatan

x 100%

Keterangan : Ao merupakan absorban DPPH dan A1 merupakan

absorban sampel

Konsentrasi sampel dan persen inhibisi (aktivitas penghambatan)

yang diperoleh diplot masing-masing pada sumbu x dan y pada

persamaan regresi linear. Persamaan tersebut digunakan untuk

menentukan nilai IC50 dari masing-masing sampel yang dinyatakan

Page 46: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

dengan nilai y sebesar 50 dan nilai x yang akan diperoleh sebagai IC50.

AAI (Antioxidant activity index) adalah nilai yang menunjukkan besarnya

aktivitas antioksidan yang dimiliki suatu ekstrak atau bahan uji. Nilai AAI

ditentukan dengan cara konsentrasi DPPH yang digunakan dalam uji

dibagi dengan nilai IC50 yang diperoleh. Penggolongan nilai AAI ini

dilakukan oleh Scherer dan Godoy. Nilai AAI kurang dari 0,5 menandakan

antioksidan lemah, nilai lebih dari 0,5 sampai 1 menandakan antioksidan

sedang. Nilai AAI lebih dari 1 sampai 2 menandakan antioksidan kuat, dan

nilai lebih dari 2 menandakan antioksidan sangat kuat (Vasic et al, 2012).

5. Stres oksidatif

Stres oksidatif secara terminology menunjukkan adanya produksi

radikal bebas yang berlebihan melebihi kapasitas perlindungan

antioksidan. Radikal bebas yang berasal dari oksigen diklasifikasikan

sebagai Reactive Oxigen Species (ROS). Di dalam tubuh, ROS secara

konstan diproduksi dan dieliminasi, selama sel masih memiliki pertahanan

endogen melawan zat oksidan tersebut. ROS dengan kadar yang rendah

berperanan dalam fisiologi signaling antar sel secara normal, atau penting

untuk memelihara homeostasis. Sedangkan produksi ROS yang

berlebihan atau terjadinya kerusakan perlindungan terhadap ROS

menimbulkan stress oksidasi, sehingga mengakibatkan terjadinya

beberapa kelainan patologis (Rush et al., 2005).

ROS dapat memicu proses peroksidasi terhadap lipid. Peroksida

lipid tidak saja bertanggung jawab atas perusakan makanan, tetapi lebih

Page 47: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

penting adalah perusakan jaringan tubuh, sehingga dapat menimbulkan

berbagai macam penyakit, seperti penyakit kanker, inflamasi,

aterosklerosis, dan proses penuaan. Peroksidasi terhadap lipid dalam

membran sel akan sangat mengganggu fungsi membran, menimbulkan

kerusakan yang ireversibel terhadap fluiditas dan elastisitas membran,

yang dapat menyebabkan ruptur membran sel (Szocs, 2004). Untuk

mengetahui terjadinya peroksida lipid salah satunya adalah dengan

mengukur kadar malondialdehid (MDA) (Suryohudoyo, 2000).

6. Malondialdehid (MDA)

Malondialdehid (MDA) terbentuk dari peroksidasi lipid pada

membran sel yaitu reaksi radikal bebas (radikal hidroksi) dengan Poly

Unsaturated Fatty Acid (PUFA). Reaksi tersebut terjadi secara berantai,

yang mengakibatkan terbentuk hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida

tersebut menyebabkan dekomposisi beberapa produk aldehid yang

bersifat toksik terhadap sel dan berbeda panjang rantainya. Salah satu

aldehid utama yang terbentuk. antara lain MDA yang digunakan sebagai

biomarker biologis untuk menilai stres oksidatif (Suryohudoyo, 2000).

Tingginya kadar radikal bebas dalam tubuh ditunjukkan oleh rendahnya

akitivitas antioksidan dan tingginya kadar MDA. Pada penelitian Dagli et al

(2003), mengemukakan bahwa makin tinggi kadar radikal bebas, maka

makin tinggi kadar MDA dalam tubuh.

Pada proses peroksidasi lipid, selain MDA terbentuk juga radikal

bebas yang lain, tetapi radikal bebas tersebut mempunyai waktu paro

Page 48: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

yang pendek sehingga sulit diperiksa dalam laboratorium. Pengukuran

MDA pada plasma darah karena sebagian besar MDA pada darah

terdapat di dalam plasma, selain pada serum dan jaringan. Pengukuran

dapat dilakukan dengan metode thiobarbituric acid reactive subtance

(TBARS) yang berdasar pemeriksaan reaksi spektrofotometrik (Konig dan

Berg, 2002).

Metode TBARS mempunyai nilai kepekaan yang tinggi terhadap

radikal bebas dan mudah diaplikasikan untuk sampel dalam berbagai

tahap oksidasi. TBARS akan bereaksi dengan gugus karboksilat dari MDA

melalui penambahan nukleofilik membentuk kompleks MDA-TBA dalam

suasana asam dan menghasilkan produk yang berwarna sehingga dapat

dikuantifikasi dengan spektrofotometri. Panjang gelombang MDA teoritis

adalah 532 nm. Toleransi panjang gelombang yang diperbolehkan untuk

jangkauan 400 nm hingga 600 nm yaitu lebih kurang 3 nm, sehingga

panjang gelombang yang diperoleh dapat digunakan untuk mengukur

kadar MDA sampel (Adyttia et al, 2014).

F. Uraian Tentang Minyak Jelantah

1. Minyak goreng jelantah

Minyak goreng jelantah adalah minyak limbah yang berasal dari

berbagi jenis minyak goreng, minyak jelantah ini merupakan minyak bekas

yang sudah dipakai untuk menggoreng berbagai jenis makanan dan

sudah mengalami perubahan pada komposisi kimianya (Lestari, 2010).

Page 49: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

Sedangkan deep frying adalah cara menggoreng yang menggunakan

minyak goreng dalam jumlah banyak, dengan pemanasan berulang dan

pada suhu yang tinggi. Pemanasan yang lama atau berulang-ulang akan

mempercepat terjadinya destruksi minyak akibat meningkatnya kadar

peroksida. Hal tersebut terjadi karena pada saat pemanasan akan terjadi

proses destruksi berupa degradasi, oksidasi dan dehidrasi dari minyak

goreng. Proses ini dapat meningkatkan kadar peroksida dan pembentukan

radikal bebas yang bersifat toksik, sehingga membahayakan tubuh

(Sartika, 2009).

Temperatur pada proses penggorengan sekitar 150 – 200C.

Pada temperatur tersebut, setiap bahan pangan rata-rata memerlukan

waktu 8 menit untuk matang. Minyak goreng akan diganti atau

ditambahkan dengan minyak baru bila sudah digunakan untuk

menggoreng 3 kali atau lebih. Proses penggorengan di atas dapat

menyebabkan minyak goreng menjadi rusak karena proses oksidasi

(Lestari, 2010).

2. Dampak minyak jelantah terhadap kesehatan

Pada umumnya makanan hasil penggorengan mengandung 4 –

14% lemak dari total beratnya. Kualitas minyak goreng yang digunakan

mempengaruhi penyerapan minyak ke dalam makanan. Penggunaan

minyak jelantah akan meningkat polaritas minyak dan menurunkan

tegangan permukaan antara bahan pangan dan minyak sehingga

penyerapan lemak akan semakin meningkat (Ghidurus et al, 2010).

Page 50: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

Makanan yang digoreng menggunakan minyak jelantah menyerap

produk degradasi seperti radikal bebas, keton, aldehid, polimer yang

menyebabkan perubahan pada organ misalnya bertambahnya berat organ

ginjal dan hati serta timbulnya berbagai penyakit seperti kanker, disfungsi

endotelial, hipertensi dan obesitas (Castillo’n et al, 2011).

Proses deep frying yang kedua akan terbentuk asam lemak trans

dan kadarnya akan semakin meningkat sejalan dengan penggunaan

minyak. Akibat dari kenaikan asam lemak trans adalah peningkatan kadar

low density lipoprotein (LDL), trigliserol dan lipoprotein, penurunan high

density lipoprotein (HDL), dan mempengaruhi metabolisme asam lemak

bebas yang akan menyebabkan dislipidemia dan arterosklerosis

(Sartika,2009). Beberapa studi pada tikus menunjukkan bahwa pemberian

diet tinggi asam lemak trans menyebabkan terjadinya resistensi insulin,

peningkatan berat badan, akumulasi massa lemak terutama trigliserida

pada organ hati karena terjadi penurunan oksidasi lipid dan peningkatan

sintesis asam lemak. Hal ini dapat memicu terjadinya obesitas, sindrom

metabolik dan hepatik steatosis dan lipotoksisitas (Dorfman et al, 2009).

Dampak berbahaya dari penggunaan minyak jelantah adalah

meningkatnya radikal bebas, substansi yang mempunyai satu atau lebih

elektron tidak berpasangan. Radikal bebas yang berlebihan akan

menimbulkan stress oksidasi yang memicu proses peroksidasi terhadap

lipid, sehingga dapat menimbulkan penyakit kanker, inflamasi,

Page 51: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

aterosklerosis, dan mempercepat terjadinya proses penuaan (Ghidurus

et al, 2010).

Pemberian minyak jelantah pada tikus menyebabkan kenaikan

kadar MDA, dimana kadar MDA dapat mencapai konsentrasi 0,285 mg/ml.

Sedangkan pada keadaan normal konsentrasi MDA tikus adalah

0,1 mg/ml. Ini menunjukkan bahwa antioksidan yang ada di dalam hewan

coba tidak mencukupi untuk menangkal radikal bebas yang disebabkan

pemberian minyak jelantah (Suwandi, 2012).

G. Uraian Tentang Tikus Putih (Rattus novergicus L.)

Penggunaan tikus sebagai hewan coba sudah sering dilakukan,

dikarenakan tikus telah diketahui sifat-sifatnya dengan baik, mudah

dipelihara, merupakan hewan yang relatif sehat dan cocok untuk berbagai

macam penelitian. Terdapat beberapa galur tikus antara lain galur

Sprague-dawley yang berwarna albino berkepala kecil dengan ekor lebih

panjang daripada badannya dan galur Wistar yang ditandai dengan kepala

yang besar dan dengan ekor yang lebih pendek. Tikus galur Wistar lebih

besar daripada family tikus umumnya, dimana tikus galur Wistar ini dapat

mencapai ukuran 40 cm, yang diukur dari hidung sampai ujung ekor dan

berat berkisar antara 140–500 gram. (Kusumawati, 2004).

Tikus laboratorium jantan jarang berkelahi seperti mencit jantan.

Tikus dapat tinggal sendirian dalam kandang, asal dapat melihat dan

mendengar tikus lain. Jika dipegang dengan cara yang benar, tikus-tikus

ini tenang dan mudah ditangani di laboratorium. Pemeliharaan dan

Page 52: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

makanan tikus lebih mahal daripada mencit tetapi tikus dapat berbiak

sebaik mencit. Karena hewan ini lebih besar daripada mencit, maka untuk

beberapa macam percobaan, tikus lebih menguntungkan (Smith dan

Mangkoewidjojo, 1988).

Tabel 1. Data biologis tikus (Kusumawati, 2004)

Karakteristik Ukuran

Bobot badan

Jantan

Betina

Bobot lahir

Lama hidup

Temperatur tubuh

Kebutuhan air

Kebutuhan makanan

Frekuensi respirasi

Frekuensi denyut jantung

Volume tidal

Pubertas

Lama siklus birahi

Jumlah anak perkelahiran

300-400 gram

250-300 gram

5-6 gram

2,5-3 tahun

35,9-37,5°C

8-11 ml/100 g BB

5 g/kg BB

330-480/ menit

66-114/ menit

0,6-1,25 ml

50-60 hari

4-5 hari

6-12 ekor

Page 53: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

H. Kerangka Teori

Gambar 6. Bagan kerangka teori

Bunga Rosela

(Hibiscus sabdariffa L.)

Daun Kemangi

(Ocimum Sanctum L.)

Senyawa dari ekstrak

masing-masing

dilaporkan memiliki efek

antioksidan

Senyawa flavonoid

Efek sinergis antioksidan

Pengukuran IC50 pada

ekstrak tunggal dan

kombinasi dengan

pereaksi DPPH

Pengukuran kadar

malondialdehid pada

plasma darah tikus putih

Page 54: EFEK ANTIOKSIDAN SIRUP KOMBINASI DARI EKSTRAK BUNGA …

I. Kerangka Konsep

Gambar 7. Bagan kerangka konsep

Keterangan gambar:

Variabel Bebas : Ekstrak bunga Rosela, ekstrak daun Kemangi

Variabel Terkendali : Radikal DPPH dan Hewan coba tikus

Variabel Tergantung : IC50 dan Malondialdehid serum

J. Hipotesis

Ekstrak kombinasi dari bunga rosela dan daun kemangi memiliki

aktivitas antioksidan dan mampu menurunkan kadar malondialdehid yang

lebih baik dibandingkan ekstrak tunggal bunga rosela atau daun kemangi.

Ekstrak

Bunga Rosela

(Hibiscus sabdariffa L.)

Ekstrak

Daun Kemangi

(Ocimum sanctum L.)

Hewan coba tikus

(Varian, Jenis

kelamin, usia, bobot

badan)

Nilai IC50

Ekstrak kombinasi,

Sediaan sirup

Radikal DPPH

MDA serum