efektivitas media film pendek dalam pembelajaran …

30
EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELASXI SMA NEGERI 1 WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Oleh : Putri Veronica Yulistia NPM 216.01.07.1.087 UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2020

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS CERPEN PADA SISWA KELASXI SMA NEGERI 1

WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN

2019/2020

SKRIPSI

Oleh :

Putri Veronica Yulistia

NPM 216.01.07.1.087

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2020

Page 2: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN

2019/2020

SKRIPSI

Diajukan kepada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Islam Malang

untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

Putri Veronica Yulistia

NPM 216.01.07.1.087

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2020

Page 3: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

ABSTRAK

Yulistia, Putri Veronica. 2020. Efektivitas Media Film Pendek dalam

Pembelajaran Menulis Cerpen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Wongsorejo

Kabupaten Banyuwangi Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi, Bidang Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Islam Malang. Pembimbing I: Dr. Moh. Badrih, M. Pd; Pembimbing

II: Frida Siswiyanti, M. Pd.

Kata Kunci : efektivitas, media, film pendek, menulis cerpen

Menulis merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mengungkapan pikiran atau ide yang dimiliki dalam bentuk tulisan.Menulis

merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki

kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur

bahasa.Keterampilan menulis juga dapat mengomunikasikan hasil pemikiran yang

menghasilkan suatu tulisan yang akurat, singkat, dan jelas sehingga orang lain

yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik.Cerita pendek

adalah fiksi pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Cerpen termasuk bentuk

prosa naratif fiktif yang cenderung lebih padat dibandingkan dengan fiksi lain

yang lebih panjang seperti novel.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kemampuan menulis

cerpen antara kelompok siswa yang diajar menggunakan media film pendek dan

kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan media film pendek. Penelitian ini

juga bertujuan untuk menguji efektivitas media film pendek dalam pembelajaran

menulis cerpen pada siswa kelas XI SMANegeri 1 Wongsorejo, Kabupaten

Banyuwangi. Film pendek merupakan film dengan durasi pendek antara 1 menit –

30 menit, menurut standar festival internasional. Film pendek yang digunakan

dalam penelitian ini adalah film pendek yang berjudul “Jangan Menyerah” dan

“Berubah”.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan

sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode yang

digunakan adalah metode eksperimen kuasi atau quasi experimental. Penelitian

Page 4: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

eksperimen kuasi adalah penelitian yang dengan mengadakan manipulasi terhadap

objek penelitian dan adanya kontrol. Tujuan dari eksperimen kuasi adalah untuk

mengkaji ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab

akibat tersebut.

Hasil peningkatan tulisan siswa kelas eksperimen skor terendah 27 dan

tertinggi 37 dengan mean 31.53, setelah diberikan perlakuan dengan

menggunakan media film pendek skor terendah menjadi 37 dan tertinggi 49

dengan mean 43.03. Perbedaan perolehan skor pada kedua kelompok, yaitu

kelompok kontrol skor terendah 31 dan skor tertinggi 40 dengan mean 35.71,

sedangkan skor postest kelompok eksperimen, skor terendah 37 dan skor tertinggi

49 dengan mean 43.03. Hal tersebut membuktikan bahwa media film pendek

efektif dalam pembelajaran menulis cerpen.

Hasil Penelitian ini menunjukkan besar t hitung (th) adalah 7.812 dengan db

66 diperoleh nilai p 0.000. Nilai p lebih kecil dari 0.05 (p: 0.000 < 0.05). Dengan

demikian, hasil uji-t tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan

antara kelompok kontrol yang diajar menulis cerpen tanpa menggunakan media

film pendek dengan kelompok eksperimen yang diajar menulis cerpen

menggunakan media film pendek.

Page 5: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan di bawah ini akan diuraikan beberapa hal sebagai

pengantar terhadap penelitian ini, yaitu tentang latar belakang masalah penelitian,

rumusan masalah yang diangkat, tujuan dari adanya penelitian, hipotesis dari

penelitian, asumsi yang ditemukan tentang penelitian ini, ruang lingkup dan

keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, kegunuan penelitian, sekaligus

penegasan istilah untuk setiap kunci dari judul penelitian ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Istilah bahasa dalam bahasa Latin adalah lingua. Dalam Bahasa Italia

linguaggio dan lingue. Dalam bahasa Prancis langage dan langue. Dalam bahasa

Spanyol language dan lengua. Dalam bahasa Inggris hanya language. Istilah-

istilah tersebut merujuk pada satu pengertian, yaitu bahasa. Bahasa adalah bunyi,

bahasa adalah sistematis, bahasa adalah kreatif, bahasa mengandung makna,

bahasa adalah murni manusiawi, bahasa adalah lambang-lambang, bahasa bersifat

arbiter, dan bahasa adalah tidak instingtif (Busri & Badrih, 2015:42-43).

Dalam kurikulum sekolah menengah atas terdapat empat keterampilan

berbahasa, yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Keempat aspek ini saling terintegrasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang

diselenggarakan di sekolah. Seperti pendapat yang dijelaskan oleh Tarigan

Page 6: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

(2015:1) bahwa keterampilan berbahasa itu (language skill) dalam kurikulum

sekolah mencakup empat segi keterampilan yaitu mendengarkan (listening),

berbicara (speaking), membaca (reading), menulis (writing).

Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan yang cukup penting

dalam proses pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh Tarigan (2015:3) bahwa

keterampilan menulis berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung,

tidak secara bertatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis ini, penulis

harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Selain itu,

keterampilan menulis ini tidak akan muncul secara otomatis, tetapi melalui latihan

dan praktik yang banyak dan teratur.

Keterampilan menulis juga merupakan salah satu keterampilan yang harus

diajarkan pada siswa. Menulis merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang

untuk mengungkapan pikiran atau ide yang dimiliki dalam bentuk tulisan. Jika

dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis

lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun.

Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur

kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik

unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga meng-

hasilkan tulisan yang runtut dan padu (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:248).

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam proses

belajar yang dialami siswa menuntut ilmu. Oleh karena itu, pengajaran

keterampilan di sekolah merupakan sarana untuk melatih dan menjadikan siswa

kreatif dalam menulis. Melalui keterampilan menulis ini siswa diharapkan dapat

Page 7: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

menceritakan suatu kisah, menerangkan suatu kegiatan, dan berbagi rasa yang

dialaminya. Kegiatan keterampilan menulis salah satunya keterampilan menulis

sastra. Dalam penulisan kreatif sastra banyak hal yang bisa dilakukan untuk

menuangkan ide atau gagasan dalam suatu karya sastra itu sendiri tanpa

mengurangi makna dari suatu ide yang akan disampaikan kepada pembaca.

Menulis kreatif sastra berbeda dengan menulis karya ilmiah. Dalam menulis

sastra sendiri terdapat suatu kebebasan yang tidak memiliki aturan secara terikat

seperti pada saat seseorang menulis karya ilmiah. Akan tetapi, keterampilan

menulis dalam pembelajaran sastra merupkan keterampilan yang tidak mudah.

Keterampilan menulis sastra ini menuntut kemampuan seseorang untuk

menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan untuk menjadikan suatu karya

tersebut dipahami oleh orang lain. Keterampilan menulis kreatif karya sastra

dalam pelajaran Bahasa Indonesia dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu puisi, prosa

(fiksi), dan apresiasi drama (Suryaman, 2010:6). Lahirnya sebuah karya sastra

tidak jarang melibatkan emosi seorang penulis. Hal tersebut juga dapat diterapkan

dalam salah satu keterampilan menulis kreatif karya sastra, yaitu menulis cerita

pendek. Menulis cerita pendek memiliki tujuan agar siswa dapat mengekspresikan

gagasan, pendapat, dan pengalamannya dalam bentuk sastra tertulis yang kreatif.

Menulis cerpen dapat dimulai melalui fakta yang terkumpul dalam

pengalaman batin seorang penulis, kemudian dikreasikankan kembali dengan

imajinasinya sehingga karya tersebut menjadi sesuatu yang hidup, suatu kisah

nyata yang disebut fiksi. Dengan kata lain, menulis cerpen berarti menuliskan

antara fakta dan imajinasi penulis. Sesuai dengan namanya cerpen adalah cerita

Page 8: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

yang pendek. Akan tetapi, berapa ukuran panjang pendek itu memang tidak ada

aturannya, tidak ada satu kesepakatan di antara para pengarang dan para ahli.

Panjang pendeknya cerpen itu sendiri bervariasi. Ada cerpen yang pendek (short

short story), bahkan mungkin pendek sekali: berkisar 500-an kata; ada cerpen

yang panjangnya cukupan (midle short story), serta ada cerpen yang panjang (long

short story), yang terdiri dari puluhan (atau bahkan beberapa puluh) ribu kata

(Nurgiyantoro, 2015:10).

Aksan (2015:23) mengemukakan bahwa cerita pendek adalah karya fiksi

yang sering dijumpai diberbagai media massa, terutama di surat-surat kabar

harian, tabloid, dan majalah-majalah. panjangnya sekitar 5-10 halaman kertas

kuarto spasi ganda atau sekitar 1.000 sampai 2.000 kata, jika diketik dengan

komputer, sekitar 8-12 ribu karakter. Dalam cerita pendek hanya dijumpai satu

insiden utama yang menguasai jalan cerita, hanya ada seorang pelaku utama, dan

jalan ceritanya padat. Tidak jauh berbeda dengan pendapat sebelumnya,

Luxemburg (dalam Wiyatmi, 2009:28) mengemukakan bahwa cerita pendek

termasuk teks naratif yang tidak bersifat dialog dan yang isinya merupakan suatu

kisah sejarah, sebuah deretan peristiwa.

Sementara itu, keterampilan menulis cerita pendek tidak dapat muncul

begitu saja, tetapi membutuhkan proses latihan dan praktik yang terus menerus.

Dalam menulis cerita pendek yang menarik, siswa juga membutuhkan

pengetahuan dan imajinasi yang cukup. Akan tetapi, kegiatan menulis cerita

pendek belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, sebab siswa masih

menganggap jika menulis merupakan kegiatan yang sulit dan membosankan.

Page 9: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

Berdasarkan dari beberapa rujukan jurnal penelitian yang saya temukan

banyak siswa yang masih menganggap menulis adalah sesuatu yang sulit. Seperti

yang diungkapkan Kusumawardhani (2016) dalam penelitiannya bahwa

pembelajaran menulis cerpen masih belum diminati oleh siswa, guru masih belum

menemukan cara agar siswa belajar secara aktif dan kreatif, atau guru hanya

memberikan teori tentang menulis cerpen serta macam-macam narasi, lalu guru

menugaskan siswa untuk membuat cerpen sesuai dengan pengalaman masing-

masing untuk mengembangkan imajinasi siswa apa yang dialaminya.

Selain itu, Widyastuti (2012) mengungkapkan hambatan lain yang dijumpai

dalam pembelajaran menulis cerpen berasal dari siswa. Siswa kurang menyenangi

pelajaran menulis cerpen. Siswa beranggapan bahwa kegiatan menulis cerpen

merupakan materi pembelajaran yang kurang menarik bahkan beberapa siswa

mengalami kesulitan untuk memulai menulis cerpen. Penyebab tersebut adalah

faktor teknis yang timbul karena siswa merasa tidak mempunyai kecakapan teknis

dalam menulis cerpen. Siswa tidak memahami kriteria menulis cerpen yang baik,

tidak menguasai alur, konflik, klimaks bahkan penokohan yang ada dalam sebuah

cerpen.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru Bahasa

Indonesia kelas XI SMA Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi, diperoleh

informasi bahwa siswa sudah mulai merasa tertarik menulis cerpen pada saat

duduk di bangku kelas X walaupun hasilnya bisa dikatakan belum cukup layak,

tetapi ada beberapa yang sudah cukup baik. Sedangkan, untuk menulis cerpen

pada kelas XI siswa sudah mulai antusias dalam pembelajaran menulis cerpen.

Page 10: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

Hanya saja dalam materi menulis cerpen masih belum seluruh siswa yang

penulisannya terstruktrur. Hal tersebut bisa disebabkan siswa yang kesulitan

menentukan ide atau gagasan dalam menulis cerpen.

Faktor lain penyebab rendahnya keterampilan menulis seseorang, yaitu: (a)

sikap sebagian masyarakat terhadap bahasa Indonesia kurang membahagiakan,

siswa tidak merasa malu memakai bahasa yang salah; (b) kesibukan guru Bahasa

Indonesia di luar jam kerjanya menyebabkan siswa tidak sempat lagi memikirkan

bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengarang yang aktif dan efektif; (c)

metode dan teknik pengajaran yang kurang bervariasi; (d) bagi siswa sendiri,

pelajaran mengarang dianggap sebagai beban belaka dan kurang menarik; dan (e)

latihan mengarang sangat jarang dilakukan oleh siswa (Tarigan, 2015:3).

Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pemebalajaran menulis

cerpen. Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan.

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk belajar.

Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat

dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) media hasil teknologi cetak;

(2) media hasil teknologi audio-visual; (3) media hasil yang berdasarkan

komputer; dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer (Arsyad,

2016:29). Selain itu, pendapat lain dari Suryaman (2010:116), jika

disederhanakan terdapat klasifikasi media pembelajaran. Dari segi sifatnya, media

Page 11: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

dapat digolongkan ke dalam media auditif, visual dan audiovisual. Dari segi

jangkauannya, ada media radio dan televisi serta film slide, film, dan video. Dari

segi pemakaiannya, media dapat dikelompokkan ke dalam media proyeksi dan

bukan proyeksi.

Guru perlu menggunakan media pembelajaran yang efektif dalam proses

pembelajaran. Adanya media pembelajaran tersebut diharapkan lebih memotivasi

siswa untuk berkembang, lebih aktif dalam KBM, baik secara individual maupun

kelompok, dan mampu mengorganisasikan berbagai konsep serta pengalaman

belajar yang diperolehnya. Dalam pembelajaran perlu adanya inovasi yang

mampu merangsang siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh

motivasi dan tingkat partisipasi yang tinggi, disamping pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki siswa. Peran guru dalam pembelajaran bahasa

khususnya dalam keterampilan menulis sangat penting. Dalam proses

pembelajaran, pengajar mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan

memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai

tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas dalam

rangka membantu proses perkembangan pembelajar (Iskandarwassid dan

Sunendar, 2011:158). Akan tetapi, sebagian besar guru masih menggunakan

metode pembelajaran yang konvensioanal dalam proses pembelajaran menulis

cerpen, seperti menggunakan metode ceramah yang lebih dominal pada saat

pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa merasa jenuh dan bosan dalam

mengikuti pembelajaran.

Page 12: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

Guru seharusnya mampu memanfaatkan media belajar yang sangat

kompleks seperti video, televisi dan film. Hal tersebut dilakukan agar siswa pada

proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan, maka masalah perencanaan,

pemilihan dan pemanfaatan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru

(Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:158). Dengan penggunaan media dalam

pembelajaran, siswa akan lebih mudah dalam mengaplikasikan dan lebih

memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, seorang guru harus kreatif dan

inovatif dalam membuat media pembelajaran yang tepat sasaran, untuk

mempermudah siswa dalam menyerap materi pelajaran.

Media memegang peranan penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Dengan media yang sesuai, siswa dapat menangkap penjelasan dari guru dengan

mudah. Begitu juga dalam pembelajaran menulis cerpen, yaitu dengan

menggunakan film pendek sebagai medianya. Dengan media film pendek

diharapkan pembelajaran menulis cerpen lebih efektif dan siswa dapat dengan

mudah menuangkan ide-ide atau imajinasinya ke dalam sebuah karya sastra yaitu

cerpen dan dapat menghasilkan tulisan cerpen yang baik.

Penggunaan media film pendek belum pernah diterapkan dalam

pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Wongsorejo.

Film Pendek yang memiliki durasi waktu relatif singkat diharapkan dapat

dijadikan sebagai media yang efektif dan sesuai dengan pembelajaran menulis

cerpen di kelas. Dengan melihat film, siswa diharapkan akan lebih antusias dalam

mengikuti pembelajaran. Selain itu, film pendek tidak memerlukan waktu yang

Page 13: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

lama, sehingga waktu pembelajaran dapat disesuaikan dengan alokasi waktu

dalam pembelajaran.

Penggunaan media film pendek diharapkan dapat membantu siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Wongsorejo dalam kegiatan menulis cerpen. Hal tersebut dapat

dilihat dari kemampuan siswa memahami tentang film pendek dengan tema

Pantang Menyerah dan Perubahan yang sudah diberikan kepada siswa. Dalam hal

ini siswa juga dapat menganalisis unsur-unsur yang ada dalam film pendek

tersebut. Siswa juga berantusias ketika pembelajaran yang tidak hanya monoton

tentang penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Dalam penelitian ini, film pendek akan digunakan sebagai media

pembelajaran dalam menulis cerpen. Kemampuan menulis cerpen sendiri pada

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Wongsorejo sebenarnya sudah cukup baik, karena

sebelumnya pada saat kelas X siswa sudah mempelajari tentang menulis cerpen,

walaupun tidak sedalam pada saat kelas XI. Berdasarkan informasi dan data-data

sebelumnya yang didapatkan dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI

SMA Negeri 1 Wongsorejo, kemampuan menulis siswa kelas XI SMA Negeri 1

Wongsorejo sudah cukup layak, walaupun tidak mencakup semua siswa yang ada.

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa saat akan memulai menulis

biasanya sulit menentukan ide gagasan dari tulisan tersebut. Sama halnya dengan

siswa yang akan menulis cerpen, apabila siswa merasa kesulitan pada saat

menentukan ide gagasan atau bahkan tema dari cerpen tersebut, siswa akan

merasa malas atau tidak tertarik untuk menulis cerpen. Pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Wongsorejo ditemukan siswa yang masih merasa kesulitan dalam

Page 14: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

menentukan ide gagasan dalam menulis cerpen, walaupun siswa tersebut tetap

melanjutkan menulis cerpen, tetapi hasilnya tidak maksimal dan tulisannya tidak

terstruktur.

Kemampuan siswa menulis cerpen dan permasalahan yang dihadapi saat

menulis cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Wongsorejo sejalan dengan

penelitian terdahulu yang ditemukan oleh peneliti. Penelitian tersebut ditulis oleh

Seta (2016) mengungkapkan bahwa siswa masih bingung dalam menentukan ide

cerita sehingga menghabiskan banyak waktu pembelajaran, padahal penentuan ide

cerita merupakan tahap awal untuk memulai kegiatan menulis cerita pendek. Hal

ini mengakibatkan kurangnya minat dan motivasi siswa dalam menulis cerpen.

Dalam penelitiannya, Seta (2016) juga mengungkapkan media film pendek yang

memiliki unsur edukatif sebagai salah satu cara mengatasi permasalahan yang

dihadapi siswa, karena media ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa

dan memotivasi siswa melalui pesan-pesan yang terkandung dalam media film

pendek tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukuan penelitian untuk

menguji keefektifan film pendek sebagai media dalam pembelajaran menulis

cerpen, dengan judul penelitian Efektivitas Media film pendek Dalam

Pembelajaran Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Wongsorejo.

Page 15: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1) Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Wongsorejo tanpa menggunakan media film pendek?

2) Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Wongsorejo dengan menggunakan media film pendek?

3) Bagaimanakah efektivitas menulis cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri

1 Wongsorejo dengan menggunakan media film pendek?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini memiliki dua tujuan,

yaitu :

1) Menjelaskan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri

1 Wongsorejo tanpa menggunakan media film pendek.

2) Menjelaskan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri

1 Wongsorejo dengan menggunakan media film pendek.

3) Menjelaskan efektivitas menulis cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 1

Wongsorejo dengan menggunakan media film pendek.

1.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

Page 16: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Adapun ada dua jenis hipotesis yakni

hipotesi nol (Ho) dan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha).

Hipotesis nol juga sering disebut sebagai hipotesis nihil yaitu hipotesis yang

mengandung pernyataan negatif yakni mengatakan tidak adanya hubungan, tidak

adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Hipotesis

nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya keterkaitan antara satu

variabel dengan variabel yang lain, biasanya ditulis dengan Ho.

Ho: media film pendek tidak efektif digunakan dalam pembelajaran menulis

cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 1 Wongsorejo.

1.5 Asumsi

Asumsi adalah suatu pernyataan yang tidak diragukan lagi kebenarannya.

Dengan adanya pernyataan tersebut dapat dirumuskan asumsi dalam penelitian ini

sebagai berikut.

1) Menulis merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa lainnya

yakni berbicara, menyimak, dan membaca, keterampilan menulis termasuk

keterampilan berbahasa yang bersifat produktif.

2) Menulis cerpen salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia, menulis merupakan salah satu upaya untuk

melahirkan dan mengungkapkan perasaan, ide serta gagasan.

3) Media pembelajaran dapat dikatakan sangat penting dalam proses

pembelajaran, karena media pembelajaran dapat menjembatani antar guru

dengan siswa pada saat penyampaian materi pembelajaran tersebut.

Page 17: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

4) Media film pada umumnya digunakan digunakan untuk tujuan-tujuan

hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Dalam konteks pendidikan film

pendek dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan

1.6.1 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi

pembahasan yang meluas atau menyimpang,maka perlu kiranya dibuat suatu

batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1) Pada materi menulis cerpen, empat kompetensi dasar yang harus dicapai

oleh siswa, tetapi peneliti hanya akan mengambil kompetensi dasar yang

terakhir dalam materi tersebut, yakni mengontruksi sebuah cerita pendek

dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerpen.

2) Kemampuan menulis cerpen siswa yang akan diukur yakni dengan

memperhatikan unsur pembangun cerpen yang digunakan pada materi

tersebut dan juga pemilihan kata dalam penulisannya.

3) Kerelevanan antara media film pendek yang digunakan dengan hasil

menulis cerpen siswa sesuai dengan tema film pendek yang digunakan

dalam peelitian ini.

1.6.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak menggunakan jenis desain penelitian eksperimen murni,

tetapi menggunakan desain kuasi eksperimen. Penetapan jenis penelitian kuasi

Page 18: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

eksperimen dengan alasan bahwa penelitian ini menggunakan manusia sebagai

subjek penelitian, manusia tidak ada yang sama dan bersifat labil. Manusia setiap

saat dapat berubah dalam hal pikir, tingkah laku, dan kemauannya, sehingga

peneliti tidak bisa mengontrol variabel asing yang mempengaruhi perlakuan

sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian eksperimen murni. Selain alasan

tersebut, penelitian ini memilih menggunakan desain kuasi eksperimen dengan

alasan keterbatasan waktu penelitian yang cukup singkat dan juga kerjasama yang

cukup rumit dengan sekolah apabila menggunakan eksperimen murni, karena

sekolah tidak mau adanya pengacakan kelas kembali sesuai dengan desain

penelitian eksperimen murni.

Dalam penilitian ini media film pendek digunakan sebagai media

pembelajaran. Film pendek yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas

pada dua film pendek yang dipilih oleh peneliti. Alasan yang sangat kuat mengapa

hanya dua film pendek yang digunakan, karena mengefisienkan waktu

pembelajaran yang akan dibagi dengan adanya penugasan untuk menulis cerpen.

1.7 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

maupun praktis. Manfaat teoritis maupun praktis akan dijelaskan sebagai berikut.

1.7.1 Kegunaan Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

menentukan media pembelajaran menulis cerpen yang tepat dan efektif,

khususnya bagi guru Bahasa Indonesia.

Page 19: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

1.7.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara praktis yang dapat

digunakan misalnya, sebagai berikut.

1) Penggunaan media film pendek dalam menulis cerpen diharapkan dapat

digunakan sebagai pengembangan proses pembelajaran bahasa Indonesia.

2) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai pertimbangan

dalam menemukan media pembelajaran yang cocok untuk menulis cerpen.

3) Penggunaan media film pendek diharapakan dapat membantu siswa

menentukan ide/gagasan dalam penulisan cerpen.

4) Penggunaan media film pendek dapat membantu siswa dalam meng-

ekspresikan dan menuangkan ide kreatif dalam proses pembelajaran menulis

cerpen.

5) Media film pendek diharapakan dapat lebih meningkatakan penulisan

kreatif siswa dalam menulis cerpen.

1.8 Penegasan Istilah

Agar diperoleh pemahaman yang sama antara penguasaan dan pemilihan

tentng istilah pada judul skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan istilah sebagai

berikut.

1) Efektivitas adalah suatu tindakan atau usaha yang membawa hasil,

ketepatan hasil tersebut adalah tujuan yang ditetapkan.

2) Keterampilan menulis adalah suatu kecakapan seseorang dalam

mengekspresikan pikiran dan perasaan yang dituangkan dalam bahasa tulis

sehingga hasilnya dapat dinikmati dan dipahami orang lain.

Page 20: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

3) Cerpen adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa fiktif yang

menceritakan satu peristiwa atau satu persoalan yang dialami oleh tokoh

utama, biasanya cerpen bisa dibaca sekali duduk.

4) Menulis cerpen adalah suatu kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan,

menemukan masalah, menemukan konflik, memberikan informasi dan

menghidupkan kejadian kembali secara utuh dalam bentuk kisah pendek

(kurang dari 10.000 kata), yang memberikan kesan tunggal yang dominan

dan memusatkan dari satu tokoh dalam satu situasi.

5) Media pembelajaran adalah salah satu alat/bahan/benda yang digunakan

untuk mempermudah menyampaikan suatu informasi atau materi.

6) Film pendek adalah suatu karya seni yang bersifat audio-visual yang

durasinya tidak lebih dari 60 menit.

Page 21: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

BAB V

PENUTUP

Dalam penutup dibawah ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari

penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, sekaligus saran bagi pembaca

tentang penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, dalam

mendeskripsikan Efektivitas Media Film Pendek dalam Pembelajaran Menulis

Cerpen pada Siswa SMA Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten banyuwangi, dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1) Kemampuan Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Wongsorejo Tanpa Menggunakan Media Film Pendek

Kondisi awal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam

penulisan cerpen, siswa cukup kesulitan mengembangkan suatu cerita dan

kesulitan memahami tentang unsur-unsur pembangun dalam sebuah karangan

cerpen. Dari hasil pretest yang dilakukan siswa, diperoleh skor awal kemampuan

menulis cerpen kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil penulisan cerpen awal yang bertemakan bebas, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen masih tergolong rendah. Dari

hasil menulis cerpen tersebut diperoleh skor tertinggi pada kelompok kontrol

Page 22: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

adalah 37, skor terendah adalah 28, dan skor rata-rata (mean) adalah 31,76.

Sedangkan pada kelompok eksperimen skor tertinggi adalah 37, skor terendah

adalah 27, dan skor rata-rata (mean) adalah 31,53.

Rendahnya kemampuan menulis cerpen tersebut dipengaruhi oleh beberapa

hal, diantaranya ada beberapa karangan siswa pada kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen yang masih menceritakan tentang kegiatan sehari-hari atau

pengalaman pribadi siswa. Siswa juga belum bisa menciptakan konflik dalam

cerita. Selain itu, siswa dalam menulis cerpen belum memperhatikan tentang

unsur-unsur pembangun cerita yang ada dalam suatu cerpen, terutama dalam hal

pengembangan cerita.

Rendahnya kemampuan menulis cerpen siswa juga disebabkan karena siswa

masih kurang paham tentang materi menulis cerpen. Hal-hal tentang apa saja yang

harus dperhatikan dalam menulis cerpen dan unsur pembangun cerita dalam

cerpen belum dipahami dan diterapkan dalam penulisan cerpen siswa. Aspek

mekanik juga sering diabaikan oleh siswa. Walaupun cerpen adalah karya sastra,

tetapi cara penulisan harus diperhatikan sesuai dengan pedoman yang ada. Selain

itu, siswa kesulitan dalam menemukan ide atau gambaran cerita untuk dijadikan

sebuah karya cerpen yang menarik.

2) Kemampuan Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Wongsorejo dengan Menggunakan Media Film Pendek

Media film pendek membantu siswa dalam berpikir kreatif untuk

menghasilkan cerpen yang menarik. Pada cerpen siswa yang menggunakan media

pembelajaran film pendek, isi cerita dalam cerpen tersebut sesuai dengan tema

pada film pendek yang telah diputar, yaitu bertemakan pantang menyerah dan

Page 23: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

perubahan. Hal ini menandakan bahwa media film pendek membantu siswa untuk

menulis cerpen sesuai dengan tema yang ada, yang dapat dikembangkan menjadi

cerita yang menarik. Sebagian besar siswa dapat menulis cerpen sesuai dengan

tema yang ditentukan.

Kemampuan menulis cerpen kelompok eksperimen mengalami peningkatan

yang cukup tinggi setelah siswa mendapat pembelajaran menulis cerpen dengan

menggunakan media film pendek. Dari skor yang diperoleh oleh kelompok

eksperimen yang mengalami peningkatan cukup tinggi, yaitu diketahui skor

pretest sebesar 31,53 dan skor rata-rata posttest sebesar 43.03. Dari hasil tersebut,

kelas eksperimen mengalami kenaikan sebesar 8,48. Hal ini menandakan bahwa

keterampilan menulis cerpen siswa kelompok eksperimen mengalami kenaikan

yang lebih besar daripada kelompok kontrol.

Media film pendek di sini berperan sebagai stimulus untuk memancing

siswa dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam menuliscerpen. Namun,

siswa tidak begitu saja meniru seluruh isi dalam media film pendek untuk

dijadikan cerpen. Siswa harus mampu mengembangkan isi cerita dalam media

film pendek yang ditayangkan menjadi bentuk lain. Siswa diharuskan untuk

berkreasi sebanyak mungkin, dengan mengubah alur, tokoh, konflik atau sudut

pandang, tetapi idenya tetap mengacu pada tema media film pendek yang sudah

digunakan sebagai media pembelajaran. Cerpen yang ditulis oleh siswa tidak serta

merta meniru cerita yang ada dalam film pendek dengan tema yang ada yang telah

dijadikan sebagai media pembelajaran. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

media film pendek dapat membantu siswa menulis cerpen dengan baik.

Page 24: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

3) Efektivitas Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Wongsorejo

dengan Menggunakan Media Film Pendek

Media film pendek merupakan media yang efektif digunakan dalam

pembelajaran menulis cerpen. Dengan menonton film, akan merangsang daya

imajinasi siswa dan memberikan gambaran atau ide cerita dalam menulis cerpen.

Siswa akan terbawa suasana dari film tersebut. Media film pendek ini

dimaksudkan agar siswa dapat mengembangkan dan mengekspresikan daya

imajinasinya ke dalam bentuk tulisan cerpen. Dengan durasi yang pendek, akan

memudahkan siswa dalam menangkap isi cerita dari sebuah film pendek yang

ditayangkan. Selain itu, pembelajaran dapat disesuaikan dengan alokasi waktu

yang disediakan dalam pembelajaran.

Efektivitas media film pendek dalam pembelajaran menulis cerpen pada

kelompok eksperimen dalam penelitian ini diketahui dengan uji-t. Hasil

perhitungan diperoleh t hitung (th) adalah 7.812 dengan db 66 diperoleh nilai p

0,000. Nilai p lebih kecil dari 0,05 ( p: 0,000 < 0,05 ). Dengan demikian, hasil uji-

t tersebut menunjukkan terdapat perbedaan keterampilan menulis cerpen yang

signifikan antara kelompok eksperimen yang diajar menggunakan media film

pendek dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan media film pendek. Jadi

dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan media film

pendek lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran menulis cerpen tanpa

menggunakan media film pendek.

Efektivitas media film pendek juga dapat dilihat dalam proses pembelajaran.

Siswa pada kelompok eksperimen lebih antusias dan tidak merasa jenuh dan

Page 25: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

bosan dalam mengikuti pembelajaran. Siswa menjadi lebih paham dalam

memahami materi tentang unsur-unsur pembagun cerita. Media film pendek juga

membantu siswa dalam menemukan ide cerita untuk dikembangkan dalam bentuk

tulisan cerpen.

5.2 Saran

Melalui hasil penelitian tentang Efektivitas Media Film Pendek dalam

Pembelajaran Menulis Cerpen pada Siswa SMA Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten

Banyuwangi, diharapkan dapat berguna bagi pihak yang terkait. Saran penilitian

ini ditujukan bagi para pembaca, peneliti selanjutnya, dan pihak terkait lainnya.

1) Bagi Guru Bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan penulisan cerpen menggunakan

media film pendek dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI, guru

sebaiknya memerhatikan media yang digunakan dalam pembelajaran. Media

pembelajaran yang digunakan sangat penting bagi siswa, terutama dalam proses

kreatif menulis cerpen yang dimana siswa membutuhkan stimulus agar dalam

proses penulisan tersebut hasilnya memuaskan. Pembelajaran menulis khususnya

menulis cerpen sebaiknya dilaksanakan dengan berbagai variasi, salah satunya

dengan menggunakan media film pendek.

2) Bagi Kepala Sekolah dan Pihak Sekolah

Dalam penelitian ini, hubungan sinergis antara peneliti, guru, dan siswa

serta pihak sekolah perlu dilakukan demi tercapainya keefektifan penelitian

pembelajaran. Kerja sama dari seluruh pihak sekolah sangat membantu dalam

pelaksanaan penelitian ini. Kepala sekolah dalam hal ini juga cukup menjadi

Page 26: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

peran penting dalam memantau kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakukan

oleh siswa.

3) Bagi Pembaca

Dalam penelitian yang terkait dengan pembaca atau peniliti lanjutan,

diharapkan dapat mengembangkan yang berkaitan dengan media pembelajaran

yang digunakan, terutama dalam proses kreatif menulis cerpen. Hal tersebut

dibutuhkan agar pelaksanaan pembelajaran di kelas lebih efektif dan berkreasi.

Dalam hal ini diharapkan untuk pembaca memiliki pengetahuan tentang media

pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM).

Page 27: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

99

DAFTAR RUJUKAN

Buku

Aksan, Hermawan. 2015. Proses Kreatif Menulis Cerpen. Bandung: Nuansa

Cendekia.

Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

A. Sayuti. S. 2009. Teks Sastra. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Busri, Hasan & Badrih, Moh. 2015. Linguistik Indonesia. Malang: Penerbit

Universitas Negeri Malang.

Handayani, Sri. 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta:

Tiara Wacana.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Sastra.

Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT.

Remaja Rosdakarya (Rosda).

Jabrohim, Chairul Anwar & Suminto A. Sayuti. 2009. Cara Menulis Kreatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kinoysan, Ari.2007. Jadi Penulis Fiksi? Gampang kok!. Yogyakarta: Andi.

Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Pranoto, Naning. 2015. CREATIVE WRITING: Seni Menulis Cerita Pendek.

Jakarta: Oppus.

Page 28: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

Rampan, Korrie Layun. 2009. Apresiasi Cerpen Indonesia Mutakhir. Jakarta:

bukupop.

Semi, M. Atar.2009. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Sudjana, Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru.

Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan ,Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo, Jakob. 2007. Catatan Kecil Tentang: Menulis Cerpen. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Suryaman, Maman. 2012. Metodelogi Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY

Press.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.

Wahyuni, Sri & Syukur, Abdul. 2014. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung.

Refika Aditama.

Page 29: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

Jurnal

Cahyono, Edi. 2009. Sekilas Tentang Film Pendek.

http://filmpelajar.com/tutorial/sekilas-tentang-film-pendek (diunduh pada

jam 16.05 hari Senin, tanggal 04 November 2019).

Kusumawardhani, Ririn B. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa Kelas

X SMAN 1 Pakusari dengan Metode Kontekstual. Jember:

Jurnal.unmuhjember.ac.id.

Natalia, D. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi berdasarkan

Pengalman Pribadi melalui Metode Pembelajaran Mind Mapping pada

Siswa Kelas VII SMP Negeri I Grogol, Kediri. Skripsi tidak diterbitkan.

Malang: Universitas Negeri Malang Fakultas Sastra Jurusan Sastra

Indonesia

Nugroho, Hamdan. 2009. Pembelajaran Menulis

Cerpen.(online).http://Hamsmars.blodspot.c om/2009/06/pembelajaran-

menulis-cerpendengan-html Diakses: 04 November 2019.

Pramana Putra, Dedy. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X 1 SMA Negeri

1 Melaya Ditinjau dari Unsur Intrinsik.

(online).https://ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/JJPBS/article/view/1181,

diakses 04 November 2019.

Suhendra, R. 2010. Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Cerpen

yang Diperdengarkan dengan Metode Peta Pikiran Siswa Kelas X SMA

Negeri 8 Malang Tahun 2010/2011 . Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

Universitas Negeri Malang Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia.

Page 30: EFEKTIVITAS MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN …

Widyastuti, R.T. 2012. Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model dari Cerpen

ke Cerpen dan Model Bersafari pada Siswa SMA. Seloka. Jurnal Bahasa

dan Sastra Indonesia.